Pedoman Proses Perencanaan Dtps Kibbla
description
Transcript of Pedoman Proses Perencanaan Dtps Kibbla
DTPS-KIBBLAPedoman Proses Perencanaan
Perencanaan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak dengan Pemecahan Masalah melalui Pendekatan Tim Kabupaten/Kota
ii – DTPS-KIBBLA
Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI306.874 3Ind Indonesia. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal d Bina Kesehatan Masyarakat. DTPS-KIBBLA: Perencanaan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak dengan Pemecahan Masalah melalui Pendekatan Tim Kabupaten/Kota.– Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2008. Buku 1 - Pedoman Proses Perencanaan Buku 2 - Panduan Fasilitator Orientasi Multipihak Buku 3 - Panduan Fasilitator Proses Perencanaan Buku 4 - Referensi Advokasi Anggaran dan Kebijakan Buku 5 - Panduan Fasilitator Advokasi Anggaran dan Kebijakan
I. Judul I. MOTHER AND CHILD RELATIONS II. PROBLEM SOLVING
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – iii
DTPS-KIBBLAPEDOMAN PROSES PERENCANAAN
Perencanaan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak dengan Pemecahan Masalah melalui Pendekatan Tim Kabupaten/Kota
ISBN 978-979-9254-19-4
Editor Dr. Sri Hermiyanti, M. Sc Dr. Lukman H.L., MBA Dr. Muh. Ilhamy, Sp.OG
Kontributor Dr. Reginald Gipson, MPH Dr. Anhari Achadi, MPH SCD Dr. Broto Wasisto, MPH Dr. Budi Utomo, MPH Dr. Astrid Sulistomo Dr. Setyawati Budiningsih Dr. Lukas C. Hermawan, M.Kes Dr. Imran Pambudi Dr. J. Prastowo N., MHA Dr. Christina Manurung Adriati Adnan, SKM Drg. Wara Pertiwi, MA Dr. Kirana Pritasari MQIH Dr. Erna Mulati, M.Sc Dr. Bagus Satria Budi, M.Kes Dr. Nida Rohmawati Dra. Fatimah Umar, Apt Dra. Sri Kusminarti Susri Rahayu, SKM Bambang Wahyudianto, SSos Khairul Abidin, SKM, M.Kes Rusdin Pinem, SKM, MSi Ridesman, SH, M.Kes Dr. Naomi Yosiati Yusuf R. Romli, SKM, M.Epid Dr. Andah S Dr. Reniati Dr. M. Syah Sinar Rambey, M.Kes, DAN, AAK Drg. Titien Irawati, M.Kes Bambang Harianto, SKM, MSc Dr. Frankie Hartanto Dr. Witasari Dr. Lies Zakaria Dr. Wihardi Triman
iv – DTPS-KIBBLA
Funding and technical support for the development and printing of this material was provided by the United States Agency for International Development (USAID) through its Health Services Program, Cooperative Agreement No.497-A-00-05-00031-00.
This publication is made possible in part by the generous support of the American people through USAID. The contents are the responsibility of the Republic of Indonesia Ministry of Health and do not necessarily reflect the views of USAID of the United States Government.
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – i
Kata Sambutan
Sesuai dengan Strategi utama dan salah satu program prioritas Departemen Kesehatan dalam mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi, dan Balita di Indonesia perlu dilakukan upaya terfokus berdasarkan perencanaan yang berbasis data melalui proses yang sistematis dan partisipatif.
Berbagai kajian menunjukkan bahwa Indonesia perlu memberikan prioritas utama pada upaya peningkatan Kesehatan untuk Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak balita (KIBBLA), karena angka kesakitan dan angka kematian kelompok umur penduduk tersebut masih tinggi. Kematian dan kesakitan pada ibu, bayi baru lahir dan anak balita sebenarnya dapat dicegah dan ditangani sedini mungkin.
Sesuai dengan nuansa desentralisasi di mana kewenangan untuk melaksanakan program kesehatan telah diserahkan kepada daerah, maka pengelola program diharapkan dapat menjawab tantangan dan mampu menerima tanggung jawab dalam penyelenggaraan program KIBBLA dengan memanfaatkan potensi lokal yang tersedia. Oleh karena itu, perlu diselenggarakan suatu perencanaan program KIBBLA oleh para pemangku kepentingan di daerah berupa Lokakarya Perencanaan oleh Tim Kabupaten/Kota (District Team Problem Solving/DTPS) yang dapat menjangkau seluruh kelompok sasaran, melalui suatu proses perencanaan tahunan yang partisipatif, sistematis dan berkesinambungan sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Saya menyambut baik diterbitkannya buku serial DTPS-KIBBLA, yang diharapkan dapat digunakan sebagai panduan bagi tim kabupaten/kota dalam menyusun perencanaan program KIBBLA.
Saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku serial DTPS-KIBBLA melalui proses yang sistematis dan partisipatif.
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
ii – DTPS-KIBBLA
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rakhmat dan hidayah-Nya serta memberikan petunjuk dan kekuatan bagi kita sekalian dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di Indonesia.
Jakarta, 27 Agustus 2008
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
DR.Dr. Siti Fadilah Supari, SpJP(K)
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – iii
Kata PengantarDirektur Jenderal
Bina Kesehatan Masyarakat
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan ridho-Nya buku serial DTPS-KIBBLA (District Team Problem Solving–Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak balita) ini berhasil disusun dengan baik.
Buku serial DTPS-KIBBLA terdiri dari 5 buku yaitu: 1) Pedoman Proses Perencanaan, 2) Panduan Fasilitator Orientasi Multipihak 3) Panduan Fasilitator Proses Perencanaan, 4)Referensi Advokasi Anggaran dan Kebijakan, 5) Panduan Fasilitator Advokasi Anggaran dan Kebijakan.
Saya menyambut baik diterbitkannya buku Pedoman Proses Perencanaan ini, yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas perencanaan program KIBBLA di kabupaten/kota dalam menghasilkan rencana kerja dan anggaran tahunan bagi pengelolaan program KIBBLA di propinsi dan kabupaten/kota.
Buku ini menguraikan secara sistematis proses penyelenggaraan lokakarya DTPS-KIBBLA dari analisis situasi, prioritas masalah, solusi dan kegiatan yang secara ilmiah terbukti berdampak ungkit besar dalam penurunan kesakitan/kematian Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita.
Buku Pedoman Proses Perencanaan ini disusun bersama, dengan melibatkan Direktorat terkait di Departemen Kesehatan, bekerjasama dengan Health Service Program (HSP/USAID) dengan bantuan dari IKK FKUI. Proses uji coba dan revisi draft buku dilakukan dengan melibatkan staf dinas kesehatan dari 6 propinsi dan 31 kabupaten/kota.
iv – DTPS-KIBBLA
Kami menyampaikan penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelenggaraan dalam penyusunan buku serial ini.
Untuk penyempurnaan pedoman ini diharapkan kritik dan saran semua pihak guna perbaikannya.
Jakarta, 8 Agustus 2008
Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Departemen Kesehatan RI
Dr. Budihardja DTM&H, MPH
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – v
Daftar Isi
Hal
Kata Sambutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia iKata Pengantar Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat iiiDaftar Isi vDaftar Tabel dan Skema viDaftar Singkatan dan Istilah vii
BAB IPENDAHULUAN 1 I.1. Latar Belakang 1 I.2. Tujuan 2
BAB IIKEBIJAKAN DAN STRATEGI KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, DAN ANAK BALITA (KIBBLA) 3 II.1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir 4 II.2. Kesehatan Bayi dan Anak Balita 4 II.3. Perbaikan Gizi Masyarakat 5 II.4. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 5
BAB IIIPERENCANAAN KESEHATAN MELALUI PENDEKATAN DTPS-KIBBLA 7 III.1. Pengertian dan Tujuan 7 III.2. Tahapan dan Proses 8
BAB IVPROSES LOKAKARYA PERENCANAAN 13 Sesi 1: Analisis Situasi dan Masalah 13 Sesi 2: Analisis dan Prioritas Penyebab Masalah 25 Sesi 3: Solusi dan Kegiatan 35 Sesi 4: Prioritas Kegiatan dan Target 39 Sesi 5: Rencana Usulan Kegiatan 43 Sesi 6: Rencana Usulan Anggaran 45 Sesi 7: Pemantauan dan Penilaian 51 Sesi 8: Pembuatan Dokumen Perencanaan dan Anggaran 53 Sesi 9: Rencana Tindak Lanjut 57
BAB V PENUTUP 61
LAMPIRAN 62
vi – DTPS-KIBBLA
Daftar Tabel
Tabel 1A : Data Sasaran, Kematian dan Kesakitan KIBBLATabel 1B : Cakupan Pelayanan Kesehatan KIBBLATabel 1C : Faktor Penyulit/Pendukung Pelayanan KIBBLATabel 1D : Ketersediaan “obat indikator” Program KIBBLATabel 2C : Contoh Penetapan Prioritas Masalah Anak BalitaTabel 3C : Contoh Prioritas Penyebab Masalah, Solusi, dan Kegiatan Anak Balita Tabel 4A : Contoh Prioritas KegiatanTabel 4B : Contoh Kegiatan dan TargetTabel 5 : Contoh Rencana Usulan Kegiatan (RUK)Tabel 6A : Contoh Uraian perhitungan APBD, APBN, dan sumber lain (sebelum ada pagu sementara)Tabel 6B : Contoh Uraian Perhitungan APBDTabel 6C : Contoh Uraian Perhitungan APBNTabel 7A : Contoh Rencana Pemantauan KegiatanTabel 7B : Contoh Rencana Penilaian ProgramTabel 8 : Rekapitulasi Tabel dan Skema untuk Proses DTPS-KIBBLATabel 9 : Contoh Rencana Tindak Lanjut
Daftar Skema
Skema 1 : Kerangka Proses PerencanaanSkema 2 : Analisis penyebab masalah dan prioritas masalahSkema 2C : Analisis Penyebab MasalahSkema 2C : Contoh Skema Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Anak Balita akibat DiareSkema 2CC : Prioritas Penyebab MasalahSkema 2CC : Contoh Skema Prioritas Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Anak Balita akibat DiareSkema 3 : Skema Solusi dan KegiatanSkema 3C : Contoh Skema Solusi dan Kegiatan Masalah Kematian/Kesakitan Anak Balita akibat Diare
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – vii
Daftar Singkatan dan Istilah
AKI : Angka Kematian IbuAKB : Angka Kematian BayiAKABA : Angka Kematian BalitaAPBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahAPBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraAPN : Asuhan Persalinan NormalANC : Antenatal CareAskeskin : Asuransi Kesehatan Masyarakat MiskinATK : Alat Tulis KantorBaduta : Bawah Dua TahunBalita : Bawah Lima TahunBCG : Bacillus Calmette GuerinBBLR : Berat Bayi Lahir RendahBKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana NasionalBPS : Biro Pusat StatistikCPR : Cardio Pulmonary Resucitation (Resusitasi Jantung Paru)CBR : Crude Birth RightCU : Current UserCTU : Contraceptive Technology UpdatesDBD : Demam Berdarah DengueDekon : DekonsentrasiDepdagri : Departemen Dalam NegeriDepkes : Departemen KesehatanDinkes : Dinas KesehatanDOEN : Daftar Obat Essensial NasionalDTPS : District Team Problem SolvingHDK : Hipertensi Dalam KehamilanHIV-AIDS : Human Immuno Deficiency Viruses – Aquired Immune Deficiency Syndrome HSP : Health Services Program IBI : Ikatan Bidan IndonesiaIDAI : Ikatan Dokter Anak IndonesiaIDI : Ikatan Dokter IndonesiaIMD : Inisiasi Menyusu DiniISPA : Infeksi Saluran Pernafasan AkutIUD : Infra Uterine DeviceJamkesmas : Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (Miskin)JKO : Jaminan Komoditas dan ObatK1 : Kunjungan Antenatal Pertama K4 : Kunjungan Antenatal Ke-4(empat) KB : Keluarga BerencanaKEK : Kurang Energi KronikKIA : Kesehatan Ibu dan Anak balitaKIBBLA : Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan AnakKIE : Komunikasi, Informasi, dan EdukasiKIP/K : Komunikasi Interpersonal/Konseling
viii – DTPS-KIBBLA
KMS : Kartu Menuju SehatKn1 : Kunjungan Neonatal PertamaKn2 : Kunjungan Neonatal KeduaKONAS : Kebijakan Obat NasionalKUA : Kebijakan Umum Anggaran/APBDKW : Kewenangan WajibLB : Laporan BulananLPLPO : Laporan Penerimaan dan Laporan Pemakaian ObatLSM : Lembaga Swadaya MasyarakatMAK : Mata Anggaran KegiatanMDG : Millenium Development GoalsMenkes : Menteri KesehatanMP-ASI : Makanan Pendamping Air Susu IbuMPS : Making Pregnancy SaferMTBS : Manajemen Terpadu Balita SakitP2PL : Pengendalian Penyakit dan Penyehatan LingkunganP1 : PerencanaanP2 : Penggerakan dan PelaksanaanP3 : Pemantauan, Pengawasan dan PenilaianPMPT : Perencanaan Melalui Pendekatan TimPMTCT : Prevention of Mother to Child HIV TransmissionP4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan KomplikasiPN : Persalinan Nakes (Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan)POLINDES : Pos Bersalin DesaPONED : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi DasarPONEK : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi KomprehensifPoskesdes : Pos Kesehatan DesaPosyandu : Pos Pelayanan TerpaduPP AKI/AKB : Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi PPAS : Prioritas dan Plafon Anggaran SementaraPuskesmas : Pusat Kesehatan MasyarakatPustu : Puskesmas PembantuRKA : Rencena Kerja dan Anggaran RKPD : Rencana Kerja Perangkat DaerahRS : Rumah Sakit SKPD : Satuan Kerja Perangkat DaerahSPM : Standar Pelayanan MinimalUPOPPK : Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan USAID : United States Agency for International DevelopmentWHO : World Health Organization
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 1
BAB IPENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pada era desentralisasi, kabupaten/kota telah mendapat pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dari pemerintah pusat untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah termasuk bidang kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab untuk menyelenggarakan manajemen program dan pelayanan kesehatan yang dimulai dari penyusunan rencana pembangunan sektor kesehatan yang berbasis bukti (evidence based) termasuk penyediaan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Agar proses perencanaan berjalan baik, diperlukan suatu pedoman perencanaan yang sederhana, praktis, sistematis, komprehensif, dan terintegrasi sesuai dengan kebutuhan, termasuk perencanaan dan penganggaran untuk memelihara dan memperbaiki status Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak Balita (KIBBLA)
Buku Pedoman Proses Perencanaan ini merujuk pada PEDOMAN PERENCANAAN “Making Pregnancy Safer” tahun 2004, yang dikembangkan untuk menjangkau bukan saja kesehatan ibu dan bayi baru lahir tetapi juga meliputi bayi dan Anak Balita, sekaligus kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan pelayanan KIBBLA yang bermutu.
Buku ini memberikan arahan tentang perlunya merumuskan perencanaan multipihak melalui proses Pemecahan Masalah dengan Pendekatan Tim (PMPT) atau District Team Problem Solving (DTPS), sehingga disebut Pedoman Proses Perencanaan DTPS-KIBBLA.
Buku pedoman ini berisi: Kebijakan dan Strategi Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita, alur proses lokakarya DTPS-KIBBLA, serta petunjuk untuk membuat perencanaan dan penganggaran secara sederhana menurut tahapan-tahapan yang jelas. Anggota tim perencana diminta untuk menyiapkan data yang spesifik bagi daerahnya masing-masing untuk digunakan pada proses perencanaan.
Dalam membuat perencanaan dan penganggaran, tim harus juga mengaitkan proses perencanaan dengan rangkaian buku pedoman lain seperti: Pedoman Pelaksanaan Strategi MPS dan pedoman Kebijakan dan Strategi dalam Akselerasi Upaya Penurunan Angka Kematian dan Peningkatan Kualitas Hidup Bayi dan Balita di Indonesia, Referensi Advokasi Anggaran dan Kebijakan, Supervisi Fasilitatif, dan buku-buku
2 – DTPS-KIBBLA
terkait lainnya. Hal Ini sangat penting agar terdapat konsistensi antara kebijakan dengan rencana kegiatan dan pelaksanaan program yang disusun.
Proses perencanaan ini memberikan kesempatan pada tim perencana kabupaten/kota untuk meningkatkan kemampuannya dalam menentukan prioritas pembangunan kesehatan di daerah dengan memanfaatkan data yang tersedia, melakukan analisis untuk menentukan solusi masalah, menetapkan target kegiatan yang akan dilakukan berikut anggaran yang dibutuhkan, sehingga dihasilkan suatu dokumen perencanaan dan anggaran program KIBBLA yang komprehensif berbasis data.
Pendekatan multi-pihak akan menghasilkan sebuah perencanaan yang komprehensif yang menjabarkan kegiatan pelaksanaan program secara integratif.
I.2. Tujuan
Tujuan pedoman ini adalah meningkatnya kualitas perencanaan program KIBBLA di Kabupaten/kota, melalui proses PMPT atau DTPS untuk menghasilkan suatu dokumen rencana kerja dan anggaran tahunan. Di dalamnya termasuk intervensi dan kegiatan yang diprioritaskan yang mempunyai dampak terbesar terhadap penurunan angka kematian ibu, bayi baru lahir dan anak balita. Kesemuanya searah dengan Strategi Pembangunan Jangka Menengah dari Departemen Kesehatan menuju pencapaian target Millenium Development Goal 2015 (MDG 2015).
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 3
BAB IIKEBIJAKAN DAN STRATEGI
KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA (KIBBLA)
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan UUD 1945 dan UU nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Walaupun berbagai upaya kesehatan telah membawa kemajuan penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan penduduk tetapi masih terjadi disparitas status kesehatan masyarakat antar penduduk jika dikaitkan dengan kondisi sosio-ekonomi dan wilayah geografis tempat tinggal mereka.
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 Angka Kematian Bayi (AKB) masih 35 per 1.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Balita (AKABA) 46 per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Ibu (AKI) 307 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga dan saat ini masih terjadi kesenjangan yang lebar antara wilayah Indonesia Timur dengan wilayah Indonesia Barat.
Untuk memperbaiki status kesehatan masyarakat telah ditetapkan kebijakan pembangunan kesehatan dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Tujuan tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam Grand Strategy Departemen Kesehatan yakni:
Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas.2. Meningkatkan sistem surveilans, 3. monitoring, dan informasi kesehatan.Meningkatkan pembiayaan kesehatan.4.
Untuk program pembangunan kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita telah ditetapkan kebijakan khusus yang juga mencakup upaya perbaikan gizi masyarakat serta jaminan obat dan perbekalan kesehatan.
4 – DTPS-KIBBLA
Kebijakan-kebijakan khusus tersebut adalah:
II.1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
Kebijakan program kesehatan ibu dan bayi baru lahir adalah mendekatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat, yang terfokus pada 3 pesan kunci “Making Pregnancy Safer” (MPS):
1. Setiap persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih.2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat.3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang
tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.
Ketiga pesan kunci MPS diatas harus diselenggarakan dengan saling terintegrasi melalui 4 (empat) strategi:
Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu untuk ketiga fokus 1. pelayanan di atas, baik pelayanan dasar maupun pelayanan rujukan. Membangun kemitraan yang efektif antara program dan sektor serta mitra 2. swasta.Mendorong pemberdayaan perempuan dan keluarga.3. Mendorong pemberdayaan masyarakat.4.
II.2. Kesehatan Bayi dan Anak Balita Dalam mengatasi kesakitan dan kematian bayi dan anak balita telah ditetapkan strategi:
1. Mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan kematian melalui pemberdayaan masyarakat termasuk kemitraan dengan multipihak di berbagai tingkatan program kesehatan Bayi baru lahir, Bayi dan Balita.
2. Mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan kematian melalui peningkatan akses dan kualitas termasuk sistem rujukan perawatan kesehatan Bayi baru lahir, Bayi dan Balita.
3. Mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan kematian melalui pendataan, pemanfaatan PWS dan AMP, supervisi, monitoring, dan evaluasi masalah kesehatan Bayi baru lahir, Bayi, dan Balita.
4. Mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan kematian melalui penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna dalam pelayanan dan perawatan kesehatan Bayi baru lahir, Bayi, dan Balita.
5. Mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan kematian melalui advokasi untuk menjamin peningkatan rencana dan anggaran Kesehatan Bayi baru lahir, Bayi, dan Balita.
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 5
II.3. Perbaikan Gizi Masyarakat
Untuk menurunkan prevalensi gizi kurang dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang didasarkan kepada kebijakan:
1. Mengembalikan fungsi Posyandu dan meningkatkan kembali partisipasi masyarakat dan keluarga dalam memantau, mengenali dan menanggulangi secara dini gangguan pertumbuhan balita, terutama Bawah Dua Tahun (baduta).
2. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan Sumber Daya Manusia (SDM) Puskesmas beserta jaringannya dalam Tatalaksana Gizi Buruk dan masalah gizi lainnya, manajemen laktasi dan konseling gizi.
3. Menanggulangi secara langsung masalah gizi yang terjadi pada kelompok rawan termasuk keadaan darurat melalui suplementasi gizi mikro, Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), makanan tambahan dan diet khusus.
4. Mewujudkan keluarga sadar gizi melalui advokasi, sosialisasi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) gizi seimbang.
5. Mengoptimalkan surveilans berbasis masyarakat melalui SKDN, Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB), Sistim Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) untuk meningkatkan manajemen program perbaikan gizi,
6. Mengembangkan model intervensi gizi tepat guna yang “evidence based”.7. Menggalang kerjasama lintas sektor, kemitraan dengan masyarakat, dunia usaha
dan swasta.
II.4. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
1. Peningkatan ketersediaan dan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan.2. Peningkatan keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan.3. Menjamin obat dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat mutu, keamanan
dan kemanfaatan.
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 7
BAB IIIPERENCANAAN KESEHATAN
MELALUI PENDEKATAN DTPS-KIBBLA
Menurut UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan adalah suatu proses untuk mengembangkan dan menentukan upaya yang tepat untuk dilaksanakan di masa depan yang telah ditetapkan melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan merupakan langkah awal dalam siklus manajemen yang akan dilanjutkan dengan unsur-unsur lain seperti: pelaksanaan program dan kegiatan, pengorganisasian, penganggaran dan pengawasan. Keberhasilan suatu program ditentukan melalui perencanaan yang baik dan efektif.
Dinas Kesehatan kabupaten/kota mempunyai kewajiban untuk menyusun rencana kerja tahunan pembangunan kesehatan yang diatur melalui peraturan perundang-undangan dan ketentuan dari Departemen Dalam Negeri
(DEPDAGRI). Penyusunan rencana kerja tahunan mengacu kepada Renstra Kesehatan Kabupaten/Kota, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, dan atau berbagai pedoman teknis lainnya.
III.1. Pengertian dan Tujuan a. Pengertian
Perencanaan Melalui Pendekatan Tim kabupaten/kota merupakan suatu metode perencanaan kesehatan yang dikembangkan oleh Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) dan dikenal sebagai DTPS. Pendekatan ini dapat digunakan untuk menyusun perencanaan berbagai program kesehatan. Di Indonesia metoda ini telah digunakan sejak tahun 2003 sebagai metode perencanaan program kesehatan yang mengacu pada konsep ”MPS” atau lebih dikenal sebagai ”DTPS-MPS”.
Sesuai dengan perkembangan, maka perencanaan DTPS-MPS diperluas sehingga menjadi lebih lengkap dengan terintegrasinya program lain dengan sasaran yang
8 – DTPS-KIBBLA
sama sehingga manajemen pelayanan KIBBLA di kabupaten/kota menjadi lebih efektif, komprehensif, dan realistis.
Untuk itu, Departemen Kesehatan mengembangkan Pedoman Perencanaan DTPS-MPS menjadi Pedoman Proses Perencanaan DTPS-KIBBLA yang mencakup:
1. Komponen Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir.2. Komponen Kesehatan Bayi dan Anak Balita.3. Komponen terkait lainnya, misalnya: KB, ketersediaan obat dan perbekalan,
gizi, imunisasi, dan promosi kesehatan.
b. Tujuan DTPS-KIBBLA
Menghasilkan rencana kegiatan dan anggaran KIBBLA kabupaten/kota yang berbasis bukti, dan yang didukung oleh multipihak.
III.2. Tahapan dan Proses(lihat skema 1: Alur Proses Lokakarya DTPS-KIBBLA)
DTPS-KIBBLA dilaksanakan oleh Tim Perencana kabupaten/kota didampingi oleh fasilitator yang kompeten. Proses perencanaan dapat diselenggarakan dengan menggabungkan beberapa kabupaten/kota (2-4 kabupaten/kota).
DTPS-KIBBLA terdiri dari 3 tahapan, yaitu:1. Orientasi Multipihak.2. Lokakarya Perencanaan3. Advokasi.
Proses perencanaan DTPS-KIBBLA dimulai dengan pengumpulan data rutin pada akhir tahun dan berlanjut sampai tersusunnya rancangan awal Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD). Selanjutnya bersama tim advokasi akan dilakukan “pengawalan“ dokumen sampai terbitnya Perda APBD.
Tahap 1: Orientasi MultipihakTahap orientasi multipihak secara khusus akan dijelaskan pada “Panduan Fasilitator Orientasi Multipihak” Seri Buku DTPS-KIBBLA. Tahap 2: Lokakarya Proses Perencanaan DTPS-KIBBLALokakarya ini dilaksanakan paling lama 2 minggu setelah pertemuan orientasi multipihak (tahap I). Pada saat itu proses pengumpulan data harus sudah selesai. TujuanPada akhir lokakarya tim perencana kabupaten/kota dapat:1. Menghasilkan analisis situasi KIBBLA berdasarkan data kabupaten/kota.2. Menghasilkan analisis penyebab masalah KIBBLA di kabupaten/kota.
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 9
3. Memilih prioritas penyebab masalah, solusi dan kegiatan.4. Menghasilkan perhitungan rencana kebutuhan anggaran sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.5. Menghasilkan draft dokumen perencanaan dan penganggaran pelayanan KIBBLA.
ProsesLokakarya ini dipersiapkan oleh fasilitator beserta tim perencana DTPS–KIBBLA yang sudah dibentuk pada tahap orientasi.
Waktu dan TempatWaktu pelaksanaan: 5 hari (jadwal acara lihat lampiran 2)Tempat: Dapat dilaksanakan di propinsi atau kabupaten/kota
PesertaTim perencana kabupaten/kota berjumlah 12–14 orang terdiri dari:1. Dinas Kesehatan: penanggung jawab unsur perencanaan, Kesejahteraan Ibu
dan Anak balita (KIA), pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan farmasi/gudang dan perbekalan, Pencegahan Pemberantasan Penyakit, gizi, Promosi Kesehatan serta Perwakilan Puskesmas (1 orang).
2. Rumah Sakit Umum kabupaten/kota : dokter spesialis kebidanan dan dokter spesialis Anak Balita.
3. Badan Pengelola KB Daerah.4. Organisasi profesi yang terkait dan LSM yang berpotensi dalam bidang
kesehatan.5. Bappeda.
LuaranDraft dokumen perencanaan kegiatan dan anggaran KIBBLA kabupaten/kota.
Catatan:• Bila di RS kabupaten/kota TIDAK ADA DOKTER SPESIALIS yang bisa memberikan
masukan teknis, maka dapat diganti dengan dokter umum penanggung-jawab rujukan sebagai tim DTPS atau
• Bila di RS kabupaten/kota TIDAK ADA DOKTER SPESIALIS DAN DOKTERUMUM PENANGGUNG JAWAB, maka dapat diganti dengan dokter spesialis dari kabupaten/kota lain yang memahami permasalahan rujukan KIBBLA di daerah tersebut sebagai narasumber DTPS.
• Bila di kabupaten/kota tersebut TIDAK ADA RUMAH SAKIT maka dapatmengundang dokter spesialis atau dokter penanggungjawab rujukan dari kabupaten/kota lain yang memahami permasalahan rujukan KIBBLA di daerah tersebut sebagai narasumber.
• Apabila kabupaten/kota sudah pernah menyelenggarakan proses DTPS-KIBBLA,maka bila perlu tahapan dapat disederhanakan, misalnya tidak melakukan Tahap Orientasi dan atau Analisis Masalah.
10 – DTPS-KIBBLA
Tahap 3: Advokasi Tahap ini dilaksanakan segera setelah lokakarya perencanaan DTPS-KIBBLA sampai disetujuinya Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) dengan pendampingan fasilitator propinsi, tim advokasi dan sektor terkait.
Tujuan1. Tersedianya dokumen perencanaan dan anggaran sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.2. Tersedianya bahan untuk materi advokasi.3. Disetujuinya program KIBBLA sebagai program prioritas pada RKPD,
Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan RKA-SKPD.
Proses1. Pertemuan penyempurnaan dokumen perencanaan dan anggaran KIBBLA.2. Pertemuan untuk mengemas materi guna melaksanakan langkah-langkah
advokasi.3. Advokasi/sosialisasi lintas program, lintas sektor terkait,4. Pengusulan kegiatan dan anggaran KIBBLA kedalam RKPD melalui Musrenbang/
Bagian Perencanaan/Bina Program.5. Pertemuan pengusulan perencanaan dan anggaran KIBBLA mengikuti ”Alur
Proses Perencanaan APBD” (lampiran 9) melalui Bagian Perencanaan/Bina Program.
Waktu dan Tempat1. Waktu: Penyempurnaan draft dokumen dilakukan satu minggu setelah lokakarya
melalui beberapa kali pertemuan.2. Tempat: Dilaksanakan di kabupaten/kota.3. Peserta: Tim perencana dan tim Advokasi DTPS-KIBBLA kabupaten/kota.
Luaran1. Dokumen Perencanaan dan Anggaran KIBBLA yang telah disempurnakan.2. Bahan materi Advokasi.3. Program KIBBLA menjadi program prioritas pada RKPD, Kebijakan Umum
Anggaran (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan RKA-SKPD.
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 13
BAB IVPROSES LOKAKARYA PERENCANAAN
Pengantar DTPS
Lokakarya perencanaan DTPS diawali dengan agenda sebagai berikut:
1. Pembukaan.2. Dinamika kelompok untuk perkenalan dan pencairan.3. Penjelasan Alur proses DTPS.4. Kebijakan KIBBLA (Standarisasi Input): kebijakan dan strategi program KIBBLA
terkini.
Sesi 1:Analisis Situasi dan Masalah
Analisis situasi dan masalah merupakan proses untuk mengidentifikasi adanya masalah kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak balita serta cakupan program apakah sudah mencapai target yang telah ditetapkan, dan faktor faktor yang mempengaruhi antara lain sumber daya yang tersedia, lingkungan, peraturan dan kebijakan yang ada. Data yang dianalisis adalah data program KIBBLA termasuk ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan.
Untuk melakukan Analisis Situasi dan masalah, tim perencana agar membawa form pengumpulan data dan tabel Analisis Situasi dan Masalah (tabel 1A, 1B,1C dan 1D) yang sudah terisi lengkap.
14 – DTPS-KIBBLA
Tabel 1A:Data Sasaran Kematian dan KesakitanKabupaten/Kota: ____________________
Cara Pengisian Tabel 1A:1. Kolom 1: Isi dengan nama kelompok sasaran, bila data tersedia, jumlah sasaran
dibagi lagi atas karakteristik tertentu, misalnya: Jumlah penduduk, Jumlah penduduk miskin, jumlah ibu hamil dari Keluarga Miskin, jumlah PUS dan sebagainya.
2. Kolom 2–4: Isi untuk 3 tahun terakhir yaitu (x-2),(x-3), dan (x–4), kecuali bila ada perubahan yang besar, misalnya akibat ada pemekaran wilayah dan sebagainya, sesuai dengan data yang tersedia. Tahun x adalah tahun anggaran yang akan direncanakan.
3. Kolom 5: Isi dengan sumber data atau keterangan bila diidentifikasi adanya masalah atau hal yang perlu perhatian khusus. Contoh: bila hanya dapat mengisi untuk tahun (x–2) tulis dalam kolom keterangan bahwa data yang tersedia hanya untuk tahun (x-2). Bila memang ada data yang dapat dipercaya dapat pula dituliskan dalam kolom keterangan, misalnya: sekitar 50% dari ibu hamil termasuk Gakin.
Catatan:• Kelompok sasaran/indikator dapat ditambahkan sesuai dengan data kabupaten.• JumlahpendudukdiambildariBPSatausumberyangpalingdipercaya.• DataCBR(CrudeBirthRate)=AngkaKelahiranKasardiambildariBPSterakhir
(lihat lampiran 2, CBR menurut Provinsi).• x=Tahunanggaranyangdirencanakan.
*) Sumber data: Lap. Jamkesmas, Form Kab 1-A.1, Jamkesmas.
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 15
KELOMPOK SASARAN Tahun(x-4)
Tahun(x-3)
Tahun(x-2)
Sumber data/Ket.
1 2 3 4 5
Jumlah penduduk
Jumlah penduduk miskin
Data sasaran KIBBLA
Jumlah bayi (CBRx jml pddk) *
Jumlah balita
Jumlah ibu hamil (CBRx1.1 x jml pddk)
Jumlah bumil gakin (CBRx1.1xjml pddk miskin)
Jumlah ibu bersalin (1.05 x jml bayi)
Jumlah Ibu nifas (CBR x jml pddk)
Jumlah pasangan usia subur
Data Kematian dan Kesakitan Ibu
Jumlah kematian
Penyebab:
Perdarahan
Infeksi
Hipertensi dalam kehamilan (HDK)
Komplikasi Abortus
Lain-lain (sebutkan):
Jumlah kesakitan
Jumlah Bumil Anemi
Perdarahan
Infeksi
Hipertensi dalam kehamilan (HDK)
Komplikasi abortus
Bumil Kurang Enerji Kronis (KEK)
Lain-lain (sebutkan) :
Data Kematian dan Kesakitan Neonatal
Lahir Mati
Jumlah Kematian
Penyebab :
16 – DTPS-KIBBLA
KELOMPOK SASARAN Tahun(x-4)
Tahun(x-3)
Tahun (x-2)
Sumber data/Ket.
1 2 3 4 5
Asfiksia
Tetanus neonatorum
Infeksi
Lain-lain (sebutkan)
Jumlah kesakitan
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Asfiksia
Tetanus neonatorum (TN)
Infeksi
Ikterus neonatorum
Data Kematian dan Kesakitan Bayi dan Anak Balita
Jumlah Kematian
Penyebab:
Pneumonia/Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Diare
Campak
Gizi buruk
Lain-lain (sebutkan):
Jumlah kesakitan
Pneumonia/ISPA
Diare
Campak
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Tuberkulosis (TBC)
Malaria
Gizi kurang
Gizi buruk
Lain-lain (sebutkan):
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 17
Tabel 1B: Cakupan Pelayanan KIBBLA Kabupaten/Kota: ________________
Cara Pengisian tabel 1B:1. Kolom 1: Isi dengan indikator pelayanan.2. Kolom 2, 3, dan 4: Isi dengan pencapaian pada tahun yang sesuai (x-4), (x-3) atau
(x-2) dalam bentuk %. Pastikan agar nominator dan denominator tersedia.3. Kolom 5: Isi dengan target cakupan pelayanan untuk tahun 2010 yang
direncanakan.4. Kolom 6: Kesenjangan antara pencapaian tahun terakhir dengan target 2010
(kolom 5–kolom 4).
INDIKATOR Pencapaian Tahun (x-4)
Pencapaian Tahun (x-3)
Pencapaian Tahun (x-2)
Target Tahun 2010
Masalah/ Kesenjangan
1 2 3 4 5 6
Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu:
1. K1
2. K4
3. TT2
4. Fe3
5. Persalinan Nakes
6. Persalinan Nakes Askeskin*
7. Kunjungan nifas
8. Vit A Nifas
9. Ibu hamil yang punya buku KIA
Cakupan Pelayanan Keluarga Berencana:
- CU/PUS
- Pil
- Suntik
- IUD
- Implant
- MOP/MOW
Dst
Deteksi Bumil dengan Risti/Komplikasi
- Hb < 8 g/dl
- Hipertensi dalam kehamilan
- Penyakit resiko kehamilan (Jantung, TBC, Asma, dll)
18 – DTPS-KIBBLA
INDIKATOR Pencapaian Tahun (x-4)
Pencapaian Tahun (x-3)
Pencapaian Tahun (x-2)
Target Tahun 2010
Masalah/ Kesenjangan
1 2 3 4 5 6
- Bumil KEK
10.Penanganan komplikasi
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir:
1. Imunisasi HB 0-7 hari
2. Imunisasi polio
3. KN 1
4. Vit K1 injeksi
5. Penanganan komplikasi neonatal risti
6. Inisiasi Menyusu Dini
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita:
1.Kunjungan Neonatal (KN2)
2.Kunjungan Neonatal (KN2) Gakin
3. ASI Eksklusif bulan
4.Kunjungan Bayi
5.Imunisasi :
- BCG
- DPT3
- HB3
- Polio 4
- Campak
6. Vit A (6-11 bulan)
7. Vit A (12-59 bulan)
8. Gizi:
- N/D
- N/S
- Penanganan Gizi Buruk:
•MP-ASI
•PemberianKapsulIodium (daerah endemik)
9. Kelambu ber insektisida (daerah endemik)
10. SDIDDTK (2x/th)
*) Sumber data: Lap. Jamkesmas formulir Kab 1-A.1 atau Jamkesmas.
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 19
Tabel 1C: Faktor Pendukung/Penyulit Pelayanan KIBBLA Kabupaten/ Kota:________________________
Cara pengisian tabel 1C: Isilah tabel 1C dengan faktor-faktor penyulit atau pendukung yang mempengaruhi program kesehatan ibu dan anak, cukup diisi untuk tahun terakhir.1. Kolom 1: Isi dengan kelompok data (SDM, fasilitas dan sarana) dengan
mengunakan angka mutlak.2. Kolom 2: isi dengan data pada keadaan tahun terakhir (x-2).3. Kolom 3: isi dengan jumlah yang diharapkan pada tahun anggaran (x); untuk
mengisi kolom ini gunakan standar kepegawaian yang ada (nasional, propinsi, kabupaten/kota).
4. Kolom 4 : isi dengan sumber data atau penjelasan untuk kolom 2 dan 3 seperlunya.5. Catat dan lengkapi data yang diragukan keakuratannya atau belum ada.
Faktor pendukung/penyulit Keadaan Tahun ( X-2)
Kebutuhan Tahun (X)
Sumber data/keterangan
1 2 3 4
Ketenagaan Dinas Kesehatan Kab/Kota dan jajarannya
1. Dokter umum: 24/100.000 pddk
- Dokter dilatih MTBS
- Dokter dilatih PONED
- Dokter dilatih PPGDON
2. Perawat: 158/100.000 pddk
- Perawat dilatih MTBS
- Perawat dilatih PONED
3. Bidan: 40/100.000 pddk
- Bidan dilatih APN
- Bidan dilatih PONED
- Bidan dilatih PPGDON
- Bidan dilatih KIP/K
- Bidan dilatih CTU
- Bidan dilatih ABPK
- Bidan dilatih Pencegahan Infeksi
- Bidan dilatih manajemen BBLR
- Bidan dilatih MTBS
- Bidan dilatih manajemen asfiksia
- Bidan dilatih SDIDTK
20 – DTPS-KIBBLA
Faktor pendukung/penyulit Keadaan Tahun ( X-2)
Kebutuhan Tahun (X)
Sumber data/keterangan
4. Petugas Gizi
5. Asisten apoteker
Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit
- Dokter Spesialis Obsgin
- Dokter Spesialis Anak
- Dokter Umum
- Bidan
- Perawat kebidanan
- Perawat anak
- SKM 35/100.000 pddk
- Apoteker/Asisten Apoteker 9/100.000 pddk
- Petugas gizi
Fasilitas dan Sarana
- Rumah Sakit PONEK
- Puskesmas Perawatan
- Puskesmas PONED 4 PONED / Kab,Kota
- Puskesmas 80% mempunyai dokter
- Puskesmas Pembantu
- Polindes
- Posyandu
- Desa Siaga 1 bidan/ desa siaga
- Bidan Kit
- Alat resusitasi/sungkup
- Implant kit
Ketersediaan Pedoman, Rujukan, Panduan
Buku KIA/KMS
Asuhan Persalinan Normal
MTBS/MTBM
Pedoman Praktis Pelayanan Kontrasepsi
Penanganan risti
Pengelolaan imunisasi
Penanganan diare
Lain-lain
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 21
Faktor pendukung/penyulit Keadaan Tahun ( X-2)
Kebutuhan Tahun (X)
Sumber data/keterangan
Sumber Dana Tahun (x–2) Tahun (x-1)
APBN (Dekon dan TP)
APBD Total
DAK
DAU
APBD II untuk KIBBLA
APBD Propinsi
Jamkesmas / Askeskin
Jamkesmas / Askeskin (K4, KN2, Linakes)
Lain-lain
Kelembagaan/organisasi:
Peraturan daerah/walikota tentang kesehatan
Tim/forum/wadah untuk KIBBLA
Jumlah LSM bidang kesehatan
Jumlah TOMA/TOGA aktif
Organisasi donor
Penyulit lain: geografis, sosial budaya, kebiasaan
Desa sulit geografis
Desa tanpa bidan desa
Kebiasaan yang berhubungan dengan kesehatan
22 – DTPS-KIBBLA
Tabel 1D: Ketersediaan ’Obat Indikator’ Program KIBBLA Kabupaten/Kota:________________________
Cara pengisian tabel 1D: Kolom 1: Jenis ’obat indikator’: Untuk menetapkan jenis obat indikator, dipilih 1. 1-2 jenis obat yang utama dari masing masing program, contoh: lihat 6 jenis obat untuk program KIBBLA dengan ”italic”. Kolom 2: Tingkat ketersediaan obat (untuk jenis obat indikator yang dipilih): 2. = Jumlah obat tersedia = ..... bulan Rata rata pemakaian obat/bulan Kolom 3 : Rata rata kekosongan obat (untuk jenis obat indikator yang dipilih): 3. = Jumlah hari obat kosong dalam 1 tahun x 100% 365
*) obat indikator: Jenis obat yang dianggap mewakili ketersediaan obat program.
Jenis obat indikator Tingkat ketersediaan Tahun (X-2) (dalam bulan)
Rata rata waktu kekosongan Tahun (x-2)
Keterangan/ Sumber data
1 2 3 4
Oxytocin ........ bulan ....... %
Magnesium Sulfat
Ca gluconas
Vit K1 injeksi
Salep mata Antibiotik
Vitamin A 100 IU bayi
(0-12bln)
Vit A- 200 IU
Oralit
Alat dan Obat Kontrasepsi
Pil KB
IUD
Suntik KB per 1 bulan
Suntik KB per 3 bulan
Antibiotika/antibakterial, dll
Kotrimoxazole syrup
Kotrimoxazol tabl
Vaksin
Polio
BCG
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 23
Tujuan Sesi Analisis Situasi dan Masalah:1. Teridentifikasinya masalah kematian, kesakitan, cakupan pelayanan, dan
faktor pendukung serta penyulit KIBBLA.2. Tersusunnya narasi singkat analisis situasi dan masalah KIBBLA.
Langkah:1. Melengkapi dan menelaah kualitas data dari Tabel 1A, 1B, 1C, dan 1D.2. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan KIBBLA.3. Buat narasi analisis situasi dan masalah dari: a. Kesehatan ibu b. Kesehatan bayi baru lahir c. Kesehatan anak balita
Bahan:1. Tabel 1A, 1B, 1C, dan 1D yang sudah terisi dan sudah diverifikasi.2. Formulir pengumpulan data F1–F7 yang telah terisi, (lihat CD).3. Rekapitulasi laporan bulanan program terkait: LB 1 (data penyakit), LB 2
(LPLPO), LB 3 (KIA, Gizi, Imunisasi), LB 4 (Promkes, Kesling, dan lain-lain), LT 1, LT 2, LT 3, Pemantauan Wilayah Setempat (PWS- KIA), Laporan KB.
4. Laporan tahunan KIA tahun terakhir, Profil kesehatan.5. Hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) yang pernah dilakukan dan hasil
penelitian/ survei khusus di kabupaten/kota berkaitan dengan KIBBLA (bila ada).
6. Hasil verifikasi daftar tilik supervisi fasilitatif ke fasilitas kesehatan.7. Kebijakan dan peraturan yang berlaku.8. Data pendukung lain yang diperlukan.
Hasil Akhir Sesi 1 adalah: Gambaran situasi analisa KIBBLA kabupaten/kota sebagai hasil analisa:1. Tabel 1A: Data sasaran kesehatan KIBBLA.2. Tabel 1B: Cakupan Pelayanan Kesehatan KIBBLA.3. Tabel 1C: Penyulit/Pendukung Pelayanan KIBBLA.4. Tabel 1D: Ketersediaan Obat dan Perbekalan KIBBLA.5. Narasi Analisa Situasi
Jenis obat indikator Tingkat ketersediaan Tahun (X-2) (dalam bulan)
Rata rata waktu kekosongan Tahun (x-2)
Keterangan/ Sumber data
DPT
Morbilli
Hepatitis B
dan seterusnya .....
24 – DTPS-KIBBLA
Tips Melakukan Analisis Data1. Tentukan Hal-hal penting dari data dengan melihat kecenderungan (trend),
kesenjangan (gap) dan bandingkan data antar wilayah Puskemas (diferensiasi), berikan penjelasan seperlunya.
2. Kaji hasil capaian pelayanan kesehatan dan bandingkan dengan target propinsi dan target nasional.
3. Ajukan pertanyaan: Apa, Siapa, Di mana, Mengapa, Kapan dan Bagaimana, secara berulang untuk setiap data yang ingin digali lebih lanjut.
Keterangan lebih lanjut tentang analisis data, lihat lampiran 1: Penjelasan Analisis Data
Contoh Narasi Analisis Situasi: Di kabupaten B terjadi 15 kematian ibu pada tahun 2004 dan 10 kematian ibu pada tahun 2006. Persalinan oleh tenaga kesehatan hanya 58% pada tahun 2004 dan meningkat menjadi 65% pada tahun 2006. Mengacu pada grafik hubungan antara linakes dengan AKI (WHO) akan diperoleh AKI sebesar 400/100.000 kelahiran hidup. Lihat lampiran 4: Grafik Hubungan antara Pertolongan oleh Tenaga Kesehatan dan AKI
Angka ini jauh di atas angka nasional yaitu 307/100.000 kelahiran hidup. Meskipun terjadi penurunan, namun kematian ibu masih merupakan permasalahan karena AKI masih lebih tinggi dari angka rata-rata nasional.
Angka kematian bayi pada tahun 2004 adalah 45/1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2006 sebesar 40/1000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan angka nasional 35/1000 kelahiran hidup maka angka ini masih di atas angka nasional.
Kondisi kesehatan balita juga bermasalah. Kasus kurang gizi Balita (KEP atau Kekurangan Energi Protein) adalah 35% pada tahun 2004 dan 33% pada tahun 2006, deng an konsentrasi terbesar di wilayah kecamatan X,Y, dan Z. Angka propinsi adalah 28%. Jadi kabupaten ini masih di atas angka propinsi. Dan seterusnya untuk permasalahan yang lain.
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 25
Sesi 2: Analisis dan Prioritas Penyebab Masalah
Analisis penyebab masalah adalah suatu proses sistematik untuk menilai faktor-faktor yang merupakan penyebab langsung maupun tidak langsung dari suatu masalah, termasuk faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya masalah. Seringkali penyebab masalah yang terjadi jumlahnya banyak dan tidak semua dapat diatasi, oleh karena itu perlu dilakukan prioritas penyebab masalah yang perlu ditangani.
Tujuan Sesi:1. Merumuskan skema penyebab masalah kematian/kesakitan ibu, bayi baru lahir,
dan anak balita.2. Menetapkan prioritas penyebab masalah kematian/kesakitan ibu, bayi baru
lahir, dan anak balita yang akan diintervensi.3. Menyusun hasil analisis secara naratif tentang penyebab masalah kesehatan
ibu, bayi baru lahir dan anak balita serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Bahan:1. Tabel 1A-1D yang sudah terisi lengkap dan diverifikasi beserta narasi hasil
analisis.2. Contoh skema penyebab masalah kematian/kesakitan dan faktor yang
mempengaruhi.
Langkah analisis penyebab masalah/skema penyebab masalah:1. Tim dibagi menjadi 3 subtim yaitu: subtim ibu, subtim bayi baru lahir, dan sub-
tim bayi dan anak balita.2. Subtim ibu membuat skema penyebab masalah ibu, subtim bayi baru lahir
membuat skema penyebab masalah bayi baru lahir dan subtim bayi dan anak balita membuat skema penyebab masalah bayi dan anak balita.
3. Tentukan penyebab langsung kematian/kesakitan KIBBLA (contoh: Kematian Anak Balita karena diare), tuliskan pada kartu indeks warna putih dan letakkan di tengah (skema sasaran) atau letakkan di atas (skema pohon) pada kertas flipchart.
4. Tentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyebab langsung tersebut, dari aspek promotif/preventif dan kuratif pada kartu indeks warna putih melalui curah pendapat (brainstorming).
5. Penentuan faktor-faktor penyebab masalah diatas harus berdasarkan data hasil Analisis situasi pada sesi I atau informasi lain yang dapat dipercaya.
6. Tentukan faktor-faktor penyebab masalah yang mempengaruhinya ditinjau dari faktor pelayanan (kartu indeks warna merah), masyarakat/lingkungan (kartu indeks warna biru) dan manajemen/kebijakan (kartu indeks warna kuning). Khususnya pada faktor pelayanan, kaji dari aspek tenaga, dana, peralatan, sarana, obat/perbekalan, dan metode (5 M).
26 – DTPS-KIBBLA
7. Beri tanda panah sesuai dengan hal yang dipengaruhi (penyebab ke arah akibat) sehingga dapat memberikan gambaran mengenai penyebab permasalahan kematian/kesakitan KIBBLA secara utuh.
8. Selanjutnya buat Penentuan Prioritas penyebab masalah kematian ibu, bayi baru lahir, dan anak balita.
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 27
Skema 2C
Analisis Penyebab Masalah
Keterangan:• adalahpenyebablangsungkematian/kesakitanKIBBLA
• Penyebab masalah kurang berhasilnya pelayanan KIBBLA, digali/dilacak dari 3 faktor:
- Faktor Manajemen, - Faktor Pelayanan Kesehatan, dan - Faktor Masyarakat.• Kotak 1 pada lapisan pertama adalah semua penyebabmasalah kematian/
kesakitan dari ketiga faktor.• Usahakanuntukmenggalipenyebabmasalahsampailapiske-5(tidakperlu
dipaksakan) lihat kotak: 2 , 3 , 4 dan 5• Memungkinkanadanyasalingpengaruh: - Satu faktor ke beberapa faktor lain, atau - Beberapa faktor ke satu faktor lain, atau - Hubungan antar faktor di sisi yang berbeda.
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 29
Langkah Penentuan Prioritas:1. Buat daftar penyebab masalah kematian dan kesakitan dari setiap skema masalah
yang telah dibuat (2A, 2B, 2C), tentukan 5-7 penyebab masalah dari masing-masing faktor pelayanan, masyarakat, manajemen yang paling berpengaruh melalui professional judgement.
2. Masukkan penyebab masalah terpilih tersebut kedalam tabel 2 kolom 1.3. Sepakati nilai yang akan diberikan untuk masing-masing Kriteria pada kolom 2-6
(misalnya: 1: tidak penting, 2: kurang penting, 3: penting, 4: sangat penting).4. Berikan nilai dari semua penyebab masalah pada kolom 1 untuk masing-masing
kriteria dengan membandingkan secara vertikal seluruh penyebab masalah (diisi ke bawah menurut kriteria/kolom), lanjutkan penilaian untuk masing-masing kriteria dengan cara yang sama.
5. Untuk mendapatkan nilai akhir, kalikan semua nilai dari kriteria secara horizontal untuk masing-masing penyebab masalah.
6. Tentukan peringkat sesuai dengan urutan nilai tertinggi. Apabila didapatkan nilai akhir yang sama, maka lakukan skoring ulang untuk penyebab masalah yang bernilai akhir sama.
7. Tentukan 1 sampai 3 penyebab masalah prioritas dari masing-masing sub tim (ibu, bayi baru lahir, anak balita) yang mendapat skor tertinggi.
8. Buatlah garis tebal pada tepi kartu indeks masalah yang terpilih pada skema penyebab masalah, skema ini akan disebut sebagai Skema Prioritas Penyebab Masalah.
9. Buat narasi singkat dari hasil prioritas penyebab masalah dari kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita.
Penentuan prioritas penyebab masalah menggunakan professional judgement perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:1. Penyebab masalah yang apabila diselesaikan mempunyai daya ungkit
terbesar.2. Penyebab masalah yang mengacu pada penyebab ‘tiga terlambat’.3. Penyebab masalah yang sesuai dengan tiga pesan kunci MPS.4. Penyebab masalah menjadi prioritas daerah.5. Dan pertimbangan lainnya
Pemberian nilai untuk masing-masing kriteria harus melibatkan semua peserta dengan cara:1. Setiap peserta memberikan penilaian masing-masing terhadap masalah yang
diprioritaskan.2. Setiap peserta memberikan alasan terhadap besarnya penilaian masing-
masing.3. Tim mencari kesepakatan besarnya nilai.4. Bila ada perbedaan dalam menetapkan nilai maka diambil nilai rata-rata.
30 – DTPS-KIBBLA
Penjelasan Metode Skoring:Skoring digunakan untuk memberikan nilai terhadap penyebab masalah yang telah diidentifikasia. Metode skoring adalah satu teknik yang digunakan untuk membantu pengambilan
keputusan dari berbagai pilihan untuk menentukan prioritas penyebab masalah, dan kegiatan dengan menggunakan beberapa kriteria yang telah disepakati.
b. Kriteria adalah suatu batasan yang dipergunakan untuk menilai berbagai alternatif/pilihan penyebab masalah pelayanan sesuai dengan standar yang dibutuhkan.
Batasan Kriteria:a. Besarnya penyebab masalah adalah kesenjangan antara target tahun 2010
dengan cakupan pencapaian tahun terakhir x-2 (untuk hal yang merupakan indikator program), makin besar kesenjangan, maka makin buruk kinerjanya dan semakin tinggi skor yang diberikan.
b. Kepentingan (importance) adalah gambaran seberapa jauh pelayanan dianggap penting untuk ditanggulangi. Kepentingan dapat dinilai dari beberapa hal, misalnya: ada hubungan langsung/tidak langsung dengan kematian ibu, bayi baru lahir dan anak balita. Semakin penting penyebab masalah semakin tinggi prioritas atau angka (skor yang diberikan). Apabila satu penyebab masalah diselesaikan, maka akan sekaligus bisa menyelesaikan beberapa masalah lainnya. Makin banyak penyebab masalah yang dapat diselesaikan, maka penyebab masalah tersebut tergolong penting dan mendapat skor lebih tinggi.
c. Kemudahan/kelayakan (feasibility) adalah seberapa jauh masalah pelayanan dapat ditanggulangi. Kemudahan dapat dinilai dari tersedianya sarana, prasarana, SDM, metoda, teknologi, dana, dan lain-lain. Makin sedikit sumberdaya yang dibutuhkan, maka makin tinggi nilai yang diberikan.
d. Dukungan untuk perubahan (support of change) adalah besarnya dukungan dari stakeholders (Pemda, LSM, institusi terkait, masyarakat, tokoh masyarakat, dan lain-lain). Dukungan dapat berupa kebijakan, dana dan keterlibatan. Makin banyak dukungan yang didapat untuk suatu masalah, maka makin tinggi skor yang diberikan.
e. Risiko (risks if nothing is done) adalah besarnya risiko apabila masalah suatu penyebab masalah tidak segera ditangani. Semakin besar risikonya, maka semakin tinggi angkanya.
Pada konteks ini, semakin besar penyebab masalahnya, maka semakin tinggi tingkat keparahannya. Semakin mungkin masalah tersebut terkelola, maka semakin tinggi prioritas masalah tersebut.
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 31
Tab
el 2
: Con
toh
Pene
tapa
n Pr
iori
tas
Peny
ebab
Mas
alah
Kri
teri
a Pe
nyeb
ab
Mas
alah
Bes
aran
Pe
nyeb
ab
mas
alah
Kep
entin
-ga
nK
emud
ah-
an/
Kel
aya-
kan
Duk
unga
n un
tuk
Pe-
rub
ahan
Ris
iko
bila
ta
k di
tan
-ga
ni
Nila
i akh
ir /
pe
ring
kat
12
34
56
7
1. P
etu
gas
tid
ak
tera
mpi
l4
44
43
76
8 (
II)
2.
Cak
upan
imun
isas
i ca
mpak
ren
dah
33
43
44
32
(IV
)
3.P
en
ge
tah
ua
n M
asya
raka
t ku
rang
4
44
44
10
24
(I
)
4.
Tran
sport
asi s
uli
t (b
an
yak
de
sa t
er-
pen
cil)
44
32
32
88
(V
I)
5. T
idak
ter
sedi
a or
alit
dan
cair
an
infu
s
44
34
35
76
(II
I)
6.
Ask
eski
n b
elum
optim
al4
44
32
38
4 (
V)
7.
buru
k3
43
43
43
2 (
IV)
32 – DTPS-KIBBLA
Catatan:• Tebalkangariskotakpadapenyebabmasalahyangtelahterpilihmelaluisistem
skoring dan tebalkan arah panah hubungannya dengan Masalah Utama.• Tebalkanjugakotakfaktorpenyebabmasalahterpilihpadalapisberikutnya.
Skema 2CC
Prioritas Penyebab Masalah
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 33
Skema 2CC
Contoh Skema Prioritas Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Anak Balita Akibat Diare
34 – DTPS-KIBBLA
Hasil Akhir Sesi 2 adalah:1. Skema 2A: Penyebab Masalah kematian/kesakitan ibu.2. Skema 2B: Penyebab Masalah kematian/kesakitan bayi baru lahir.3. Skema 2C: Penyebab Masalah kematian/kesakitan bayi dan anak balita.4. Tabel 2A: Penetapan Prioritas Penyebab Masalah Penyebab Kematian Ibu.5. Tabel 2B: Penetapan Prioritas Penyebab Masalah Penyebab Kematian Bayi Baru
Lahir.6. Tabel 2C: Penetapan Prioritas Penyebab Masalah Penyebab Kematian Bayi dan anak
Balita.7. Skema 2AA: Prioritas Penyebab Masalah Kematian Ibu.8. Skema 2BB: Prioritas Penyebab Masalah Kematian Bayi Baru Lahir.9. Skema 2CC: Prioritas Penyebab Masalah Kematian Bayi dan anak Balita.10. Narasi kompilasi prioritas penyebab masalah terpilih termasuk obat dan
perbekalan KIBBLA dari masing masing skema penyebab masalah.
Catatan:Hasil sesi ini sangat penting karena akan digunakan sebagai bahan untuk dibahas dalam tahap III (advokasi ), lihat Sesi 9 – Rencana Tindak Lanjut.
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 35
Sesi 3:Solusi dan Kegiatan
Pada sesi ini tim kabupaten/kota menelaah penyebab masalah yang telah ditetapkan sebagai prioritas penyebab masalah kesakitan dan kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita untuk mencari solusi dan kegiatan yang berdasarkan bukti dan mempunyai daya ungkit yang paling besar.
Tujuan: Menetapkan solusi dan kegiatan untuk masing-masing prioritas penyebab masalah kesakitan dan kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita.
Bahan:1. Tabel 2A, 2B, 2C: Penetapan Prioritas Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan
Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita yang dihasilkan di Sesi 2.2. Skema 2AA, 2BB, 2CC: Skema Prioritas Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan
ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita yang dihasilkan disesi 2.3. Lampiran 5: Evidence Based Intervention (EBI) dan Periode Kritis Risiko
Kematian.4. Lampiran 6: Tabel Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/kota.5. Lampiran 7: Tabel Strategi, Kegiatan dan Indikator Program Ibu dan Bayi Baru
Lahir.6. Lampiran 8: Tabel Strategi, Kegiatan dan Indikator Program Bayi dan Anak
Balita
Langkah-langkah:1. Pelajari Lampiran Pelaksanaan Strategi Nasional MPS (lampiran 7 dan 8) dan
kebijakan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, kebijakan kesehatan bayi dan anak balita, perbaikan gizi masyarakat, jaminan obat, dan perbekalan.
2. Tentukan solusi dari masing-masing penyebab masalah yang di prioritaskan dan masukan kedalam tabel 3 kolom 3.
3. Kemudian solusi dibahas lebih lanjut di dalam tim lengkap (sub-tim ibu, bayi baru lahir dan anak balita). Apabila didapat solusi yang sama pada masalah ibu, bayi baru lahir, anak balita, maka solusi tersebut dapat digabung.
4. Tentukan kegiatan yang inovatif, mempunyai daya ungkit besar, dan realistis, dari masing-masing solusi dan masukan pada kolom 4 tabel 3.
5. Cocokkan daftar kegiatan dengan tabel strategi, kegiatan dan indikator untuk program KIBBLA (lampiran 7 dan 8) untuk membandingkan apakah kegiatan yang diusulkan sudah sesuai dengan strategi nasional, bila perlu sesuaikan kembali kegiatan terpilih pada kolom 4 tabel 3.
6. Buatlah narasi dari solusi dan kegiatan untuk mengatasi penyebab masalah kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita.
36 – DTPS-KIBBLA
Tabel 3
Contoh Prioritas Penyebab Masalah, Solusi, dan Kegiatan
No Prioritas penyebab masalah Solusi Kegiatan
1 2 3 4
1 Pengetahuan masyarakat mengenai penyebab diare kurang
Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan dan penanggulangan diare.
Membuat media1. Penyuluhan diare yang partisipatif2. Pelatihan penyuluhan diare partisipatif 3. bagi bidan di desa/nakes.Kampanye cuci tangan dengan sabun4. Mencetak poster,5. leaflet mengenai diarePenyebarluasan informasi diare 6. melalui radio dan media tradisional.
2 Nakes kurang terampil dalam penatalaksanaan diare
Meningkatkan ketrampilan nakes dalam penetalaksanaan diare
Melakukan pemetaan kemampuan 1. petugasPelatihan MTBS 2. Pemantauan pasca pelatihan (kualifikasi) 3. Supervisi fasilitatif ke fasilitas pelayanan 4. Melakukan 5. peer reviewSeminar 6. review pemanfaatan MTBS
3 Kekurangan oralit dan cairan infus Memperbaiki manajemen pengadaan obat dan alat
Melakukan pemetaan mengenai 1. kondisi fasilitas programRefreshing2. petugas Puskesmas tentang manajemen obat dan alatPengadaan sarana dan prasarana (? 3. Sebutkan)Supervisi fasilitatif ketersediaan 4. obat/alat (oralit, infus) di Puskesmas
Hasil Akhir Sesi 3 adalah:1. Tabel 3: Prioritas Penyebab Masalah, Solusi dan Kegiatan Kesehatan Ibu, Bayi
Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita.2. Skema 3A: Skema Solusi dan Kegiatan Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan
Ibu.3. Skema 3B: Skema Solusi dan Kegiatan Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan
Bayi Baru Lahir.4. Skema 3C: Skema Solusi dan Kegiatan Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan
Anak Balita.5. Narasi Solusi dan Kegiatan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak
Balita.
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 37
Skema 3C
Skema Solusi dan Kegiatan
Catatan:Buat Solusi dan Kegiatan pada Penyebab Masalah yang menjadi prioritas.
38 – DTPS-KIBBLA
Skema 3C
Contoh Skema Solusi dan Kegiatan Masalah Kematian/Kesakitan Anak Balita akibat Diare
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 39
Sesi 4: Prioritas Kegiatan dan Target
Pada sesi ini tim menentukan prioritas dari berbagai kegiatan yang telah ditetapkan pada sesi 3 sehingga kegiatan dapat dikurangi sesuai prioritasnya apabila anggaran untuk program terbatas. Tim juga menentukan target kegiatan beserta indikatornya dengan mempertimbangkan kemampuan pencapaian.
Tujuan:1. Menetapkan Prioritas kegiatan.2. Menetapkan Target beserta indikatornya untuk masing-masing kegiatan.
Bahan:1. Tabel 3: Prioritas Penyebab Masalah, Solusi dan kegiatan (yang dihasilkan sesi 3).2. Tabel 4A: Prioritas Kegiatan.3. Tabel 4B: Kegiatan dan Target.
Langkah-langkah:1. Pindahkan solusi dan kegiatan dari tabel 3 (kolom 3 dan 4) ke tabel 4A (kolom
1 dan 2).2. Tentukan prioritas kegiatan dari masing-masing solusi.3. Sepakati arti nilai dari masing masing kriteria skala 1-4, skala 4 paling positif
(misalnya 1: tidak penting, 2: kurang penting, 3: penting, 4: sangat penting).4. Berikan nilai untuk masing masing kegiatan sesuai dengan kriteria (konsistensi,
evidence based, penerimaan, dan mampu laksana) seperti pada penentuan prioritas penyebab masalah.
5. Berikan nilai bagi setiap kegiatan dengan membandingkan secara vertikal bagi seluruh kegiatan (diisi ke bawah menurut kolom), lanjutkan penilaian untuk masing-masing kriteria dengan cara yang sama.
6. Kalikan masing-masing nilai pada tiap kriteria untuk setiap kegiatan secara horizontal, tuliskan hasilnya pada kolom 7, kemudian tulis peringkatnya sesuai dengan total nilai pada kolom 8.
7. Buat tabel 4B: kegiatan dan target dengan memindahkan solusi dan kegiatan yang diprioritaskan dari tabel 4A (kolom 2) ke tabel 4B (kolom 1). Tentukan indikator tiap kegiatan dan tetapkan target kegiatan tahun X di kolom 5 dengan memperhatikan data tahun x-2 dari tabel 1C: Faktor Pendukung /Penyulit.
8. Buat narasi prioritas kegiatan, indikator dan target yang direncanakan untuk masing-masing kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi, dan anak balita.
40 – DTPS-KIBBLA
Kriteria untuk Memilih Prioritas Kegiatan:
Konsistensi: Bila kegiatan terpilih sesuai dengan strategi nasional dan rencana kerja kabupaten/kota yang sudah ada. Makin sesuai dengan strategi/rencana kerja yang ada, maka makin tinggi skornya.
Evidence Based: Bila kegiatan dipilih termasuk dalam rangkaian kegiatan atau intervensi yg telah terbukti efektif (evidence based) nilainya makin tinggi dibandingkan dengan kegiatan yang belum ada bukti.
Penerimaan: Kegiatan dapat diterima oleh semua institusi terkait termasuk masyarakat setempat. Makin mudah diterima, maka makin tinggi skor/nilainya.
Mampu Laksana: Kegiatan yang dapat dilaksanakan berdasarkan kondisi setempat, fasilitas, sumber daya manusia dan infrastruktur yang dibutuhkan tersedia atau bisa didapat, termasuk pembiayaan. Makin mudah disediakan, makin tinggi nilainya.
Hasil Akhir Sesi 4 adalah:1. Tabel 4A – Penentuan Prioritas Kegiatan.2. Tabel 4B – Kegiatan dan Target.3. Narasi Prioritas Kegiatan dan Target.
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 41
Tabel 4A
Contoh Prioritas Kegiatan
Solusi Kegiatan Konsis tensi
Evidence based
Peneri maan Mampu laksana
Total nilai
Pering-kat
1 2 3 4 5 6 7 8
Meningkatkan pengetahuan masyarakat
1.Membuat media penyuluhan diare yang partisipatif
3 3 4 2 72 4
2.Pelatihan penyuluhan diare partisipatif bagi bidan desa.
4 4 4 4 256 1
3.Penyuluhan men cuci tangan dengan sabun
4 4 3 3 144 2
4.Mencetak poster, leaflet. cara mencuci tangan
2 3 2 3 36 6
5.Penyebarluasan informasi melalui radio dan media tradisional.
3 2 3 3 54 5
6.Melakukan monitoring berkala.
4 3 3 3 108 3
Meningkatkan ketrampilan nakes
1.Melakukan pemetaan kemampuan petugas
4 4 3 4 192 1
2.Pelatihan MTBS 4 4 3 3 144 2
3.Pemantauan pasca pelatihan (kualifikasi) MTBS
4 3 3 3 108 4
4.Melakukan supervisi fasilitatif
4 3 3 4 144 3
5.Melakukan peer review
3 3 4 2 72 5
6.Seminar pemanfaatan MTBS
2 2 3 2 24 6
42 – DTPS-KIBBLA
Catatan: Kegiatan kumulatif adalah pencapaian kegiatan sampai tahun dimaksud yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan dan jaringannya, Rumah Sakit termasuk fasilitas kesehatan swasta. Target tahun X kolom 6 adalah target kegiatan yang diusulkan melalui proses perencanaan DTPS.
Hal ini perlu karena wilayah perkotaan yang mempunyai banyak fasilitas kesehatan swasta yang juga mempunyai kontribusi besar dalam pelayanan kesehatan dan percepatan penurunan AKI dan AKB.
Tabel 4B
Contoh Kegiatan dan Target
Kegiatan Indikator Thn (x-1) Thn (x)
Kumulatif Target Kumulatif Target
1 2 3 4 5 6
Melakukan pemetaan Petugas Puskesmas yang melakukan MTBS
Jumlah Petugas Puskesmas yang melaksanakan MTBS
30 15 45 20
Pelatihan MTBS Jumlah petugas yang terlatih MTBS
20 20 40 20
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 43
Sesi 5:Rencana Usulan Kegiatan
Pada sesi ini tim menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang mencakup antara lain lokasi, sasaran, volume untuk menghitung anggaran yang dibutuhkan dan sumber dananya.
Tujuan:1. Menghasilkan tabel usulan kegiatan beserta lokasi, sasaran, volume, sumber
dana, jadwal, dan penanggung jawab kegiatan.2. Membuat narasi singkat mengenai rencana kegiatan.
Bahan:1. Tabel 4B: Kegiatan dan Target (yang dihasilkan sesi 4).2. Tabel 5-kosong: Rencana Usulan Kegiatan.
Langkah-langkah:1. Pindahkan daftar kegiatan dari masing-masing solusi sesuai dengan prioritas ke
dalam tabel 5 (kolom 2).2. Tentukan lokasi (kolom 3) sasaran (kolom 4), volume (kolom 5), sumber dana
(kolom 8), jadwal (kolom 9) serta penanggung jawab kegiatan (kolom 10).3. Kolom unit cost (kolom 6) dan Jumlah Biaya (kolom 7) diisi setelah perhitungan
anggaran.4. Buat narasi mengenai rencana kegiatan yang dilakukan.
Hasil Akhir Sesi 5 adalah:1. Tabel 5. Rencana Usulan Kegiatan (tanpa perkiraan biaya).2. Narasi Rencana Usulan Kegiatan
Catatan: Setiap kegiatan harus didukung oleh obat dan perbekalan yang dibutuhkan, perhitungan kebutuhan ini mengacu pada standar pelayanan yang berlaku.
44 – DTPS-KIBBLA
Tabel 5
Contoh Rencana Usulan Kegiatan
Keterangan:• Lokasi: Tempat kegiatan dilaksanakan• Sasaran:Obyekkegiatan• Volume:Besarandarijumlahkegiatanselama1tahunanggaran• Unitcost:Hargasatuankegiatan• JumlahBiaya:Totalbiayayangdiperlukan• Sumberdana:APBN,APBDpropinsi,APBDkab/kota,BLD/PHLN,ADD/Swadana• Jadwal:Waktupelaksanaankegiatan• Penanggungjawab:Penanggungjawabkegiatan
No KegiatanU r a i a n K e g i a t a n
Lokasi Sasaran Vol Unit cost
Jumlah Biaya
Sumber dana
Jadwal Pen-Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1Pemetaaan Kemampuan petugas
Puskesmas, Pustu
Dokter, bidan perawat
20 APBD II
2 Pelatihan MTBS
Kabupaten Dokter, perawat
20 APBN
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 45
Sesi 6:Rencana Usulan Anggaran
Pada sesi ini tim menghitung rencana anggaran kegiatan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan sumber lain. Dalam ”Perencanaan Pembangunan Daerah” ada dua (2) tahap penting yaitu: 1) Tahap Proses Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) sebagai bahan untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan 2) Tahap Proses Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran–SKPD
Tujuan: Menyusun kebutuhan anggaran kegiatan KIBBLA yang bersumber dari APBD, APBN, dan sumber lain.
Bahan:1. Tabel 4B: Kegiatan dan Target (yang dihasilkan sesi 4).2. Tabel 5: Rencana Usulan Kegiatan (yang dihasilkan sesi 5).3. Tabel 6A: Uraian Perhitungan APBD, APBN, dan Sumber Lain (sebelum pagu
sementara).4. Tabel 6B: Uraian Perhitungan APBD.5. Tabel 6C: Uraian Perhitungan APBN.6. Peraturan perundang-undangan yang berlaku (Permendagri) tentang Jadwal
Penyusunan Anggaran sesuai dengan Permendagri No. 13 tahun 2006 dan Permendagri 59 tahun 2007.
7. PP No. 21 tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
8. Harga satuan/unit cost setempat (SK Bupati/Walikota).9. Kepmenkes tentang Harga Obat Generik Berlogo yang terakhir.10. Standar Biaya Umum, Harga Patokan Setempat.
Langkah-langkah:1. Pindahkan rencana kegiatan dari tabel 4B ke tabel 6 kolom 2.2. Tentukan dalam tabel 6A kode rekening-kode kelompok MAK, uraian komponen
belanja serta rincian perhitungan dengan menggunakan harga satuan setempat yang berlaku.
3. Tentukan sumber biaya dari masing masing kegiatan di dalam kolom tabel 6A (kolom 10). Sumber dana dapat berasal dari APBD Kabupaten/Kota, APBD provinsi, APBN, dan sumber lain.
4. Pilih dan pindahkan kegiatan yang dananya bersumber dari APBD pada tabel 6A.
5. Pilih dan pindahkan kegiatan yang dananya bersumber dari APBN ke tabel 6B.6. Proses pengisian formulir tabel 6A, 6B, 6C diselesaikan pada tahap Advokasi
46 – DTPS-KIBBLA
Hasil Akhir Sesi 6 adalah:1. Tabel 6A: Rencana Usulan Anggaran Menurut Perhitungan Anggaran Sebelum
Pagu Anggaran (PPAS) Sementara.2. Tabel 6B: Rencana Usulan Anggaran Menurut Uraian Perhitungan APBD.3. Tabel 6C: Rencana Usulan Anggaran Menurut Uraian Perhitungan APBN.
Catatan: Alur proses perencanaan APBD dapat dilihat pada lampiran 9.
Jadwal penyerahan rencana kegiatan dan anggaran yang bersumber APBN pada bulan Mei–Juni.
Tim perlu menyesuaikan
Selain menghitung anggaran untuk percepatan penurunan angka kematian dan kesakitan KIBBLA, tim harus menghitung kebutuhan anggaran untuk pelayanan rutin (pelayanan ANC, PNC, pertolongan persalinan, kunjungan rumah, imunisasi, kebutuhan obat, dan seterusnya) dan manajemen/operasional (perencanaan, pemantauan dan penilaian).
RUK beserta anggaran (tabel 5) yang telah disusun harus dibandingkan dengan realisasi kegiatan dan anggaran KIBBLA tahun berjalan dan realisasi tahun sebelumnya.
Contoh kegiatan/menu/kode untuk setiap kegiatan berbasis bukti dapat dilihat secara lengkap pada CD.
Rencana kegiatan dan anggaran dengan pagu sementara sesuai dengan skala prioritas atau mengurang volume kegiatan untuk kemudian dipindahkan pada RKA –SKPD (form 2.2.1) (lihat lampiran 12)
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 47
Tab
el 6
AC
onto
h U
raia
n Pe
rhitu
ngan
APB
D d
an A
PBN
Pro
gram
KIB
BLA
Se
bel
um A
da P
agu
Sem
enta
raK
abup
aten
/Kot
a : _
____
____
____
____
____
____
____
____
____
_
No
Keg
iata
nK
ode
rek-
kode
kel
om-
pok
MA
KU
raia
n K
ompo
nen
Bel
anja
Rin
cian
per
hitu
ngan
Tota
lSu
mb
er
Vol
Satu
anH
arga
sat
uan
Jum
lah
12
34
56
78
91
0
1Pe
met
aan K
emam
puan
pet
uga
s 5
22
11
02
Konsu
msi
20
OH
35
,00
0
70
0,0
00
6,0
00
,00
0A
PBD
II
52
20
10
1A
TK2
0pak
et
15
,00
0
30
0,0
00
52
10
10
1honor
surv
eyor
20
OH
50
,00
0
1,0
00
,00
0
52
21
50
1b
iaya
tra
nsp
ort
surv
eyor
20
OT
20
0,0
00
4
,00
0,0
00
2Pe
latihan
MTB
S
untu
k 1
0
ora
ng
bid
an d
i des
a d
an
per
awat
sel
ama
10
har
i
52
21
16
sew
a ru
ang
kela
s4
har
i 5
00
,00
0
2,0
00
,00
0
48
,50
0,0
00
40
,00
0,0
00
APB
N
52
11
19
Konsu
msi
10
pak
et
35
0,0
00
3
,50
0,0
00
52
12
11
ATK
10
pak
et
50
,00
0
5,0
00
,00
0
52
41
19
tran
sport
pes
erta
10
OT
7
5,0
00
7
,50
0,0
00
52
41
19
uan
g har
ian p
eser
ta1
0O
H1
50
,00
0
15
,00
0,0
00
51
21
12
bia
ya p
rakt
ek k
eter
ampi-
lan 4
org
6har
i1
00
,00
0
2,4
00
,00
0
52
41
19
bia
ya t
ransp
ort
sek
re-
tari
at2
OT
75
,00
0
1
,50
0,0
00
51
21
12
honor
pel
aksa
na
adm
in-
istr
asi
2O
H1
,00
0,0
00
2
,00
0,0
00
51
21
12
bia
ya 4
ora
ng
inst
rukt
ur
6 h
r4
OH
25
0,0
00
6
,00
0,0
00
51
21
12
bia
ya 3
ora
ng
pel
atih
kl
inik
4
hr
3O
H3
00
,00
0
3,6
00
,00
0
48 – DTPS-KIBBLA
No
Keg
iata
nK
ode
rek-
kode
kel
om-
pok
MA
KU
raia
n K
ompo
nen
Bel
anja
Rin
cian
per
hitu
ngan
Tota
lSu
mb
er
Vol
Satu
anH
arga
sat
uan
Jum
lah
3Pe
latihan
MTB
S b
agi 1
0
tenag
a Pu
skes
mas
Penye
lengg
araa
n p
elat
i-han
MTB
S1
pak
et4
0,0
00
,00
04
0,0
00
,00
0B
LN d
enga
n
atau
tan
pa
APB
D/A
PBN
apab
ila a
da
kontr
ibusi
dar
i APB
D a
tau A
PBN
se-
bag
ai p
endam
pin
g, m
aka
dap
at d
iisi s
esuai
den
gan
kom
ponen
bel
anja
APB
D
atau
APB
N
TOTA
L D
AN
A Y
AN
G D
IBU
TUH
KA
N9
4,5
00
,00
0
Ket
eran
gan:
OH=Orang/Hari
OT=Orang/Transpor
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 49
Tab
el 6
BC
onto
h U
raia
n Pe
rhitu
ngan
APB
DK
abup
aten
/Kot
a : _
____
____
____
____
____
____
____
____
____
_
Perh
itunga
n u
ntu
k B
ahan
RK
PD
No
Kode
Progr
amK
egia
tan
Kode
reke
nin
gU
raia
n K
om
ponen
B
elan
jaR
inci
an P
erhitunga
n S
ebel
um
Ada
Pagu
Sem
enta
ra
Vol
Sat
uan
Sat
uan
H
arga
Jum
lah
Tota
l
12
34
56
78
11
02
01
29
01
Pem
etaa
n
Kem
ampuan
pet
uga
s.
52
21
10
2ko
nsu
msi
20
OH
35
,00
0
70
0,0
00
6,0
00
,00
0
52
20
10
1A
TK2
0pak
et
15
,00
0
30
0,0
00
52
10
10
1honor
surv
eyor
2O
H 5
0,0
00
1
,00
0,0
00
52
21
50
1b
iaya
tra
nsp
ort
su
rvey
or
20
OT
20
0,0
00
4
,00
0,0
00
2 3
Tota
l dan
a ya
ng d
ibut
uhka
n
50 – DTPS-KIBBLA
Tab
el 6
CC
onto
h U
raia
n Pe
rhitu
ngan
APB
NK
abup
aten
/Kot
a : _
____
____
____
____
____
____
____
____
____
_
No
Kod
e pr
o-gr
amK
od
e K
eg
iata
nK
egia
tan
Kod
e M
AK
Urai
an K
ompo
nen
Bela
nja
Vol
ume
Satu
anH
arga
sa
tuan
Jum
lah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10
)
10
7.0
3.0
32
84
6Pe
latihan
M
TBS
untu
k 1
0
bid
an d
i des
a dan
per
awat
se
lam
a 1
0
har
i
52
21
16
Sew
a ru
ang
kela
s4
har
i5
00
,00
02
,00
0,0
00
52
11
19
konsu
msi
10
pak
et3
50
,00
03
,50
0,0
00
52
12
11
ATK
10
pak
et5
0,0
00
5,0
00
,00
0
52
41
19
Tran
spor
t pes
erta
10
OT
75
,00
07
,50
0,0
00
52
41
19
Uan
g har
ian
pes
erta
10
OH
15
0,0
00
15
,00
0,0
00
51
21
12
Bia
ya p
rakt
ek
kete
ram
pila
n 4
ora
ng
6har
i1
00
,00
02
,40
0,0
00
52
41
19
Bia
ya t
ransp
ort
se
kret
aria
t2
OT
75
,00
01
,50
0,0
00
51
21
12
Honor
pel
aksa
-na
adm
inis
tras
i2
0H
1,0
00
,00
02
,00
0,0
00
51
21
12
Bia
ya 4
ora
ng
inst
rukt
ur
se-
lam
a 6
har
i
4O
H2
50
,00
06
,00
0,0
00
51
21
12
Bia
ya 3
ora
ng
pel
atih
klin
ik
sela
ma
4 h
ari
3O
H3
00
,00
03
,60
0,0
00
2D
ST
TOTA
L D
AN
A Y
AN
G D
IBU
TUH
KA
N
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 51
Sesi 7:Pemantauan dan Penilaian
Pemantauan kegiatan dan penilaian program merupakan bagian integral dari manajemen program. Dalam pelaksanaannya pemantauan dan penilaian dilakukan secara berjenjang dan terus menerus.
Tujuan:1. Menentukan indikator pemantauan kegiatan dan cara melakukannya.2. Menentukan indikator penilaian cakupan program, cara pemantauannya dan
rencana untuk memperbaiki manajemen program
Bahan:1. Tabel 4B: Kegiatan dan target (yang dihasilkan sesi 4).2. Tabel 5: Rencana Usulan Kegiatan (yang dihasilkan sesi 5).3. Tabel 7A (kosong): Rencana Pemantauan Kegiatan.4. Tabel 7B (kosong): Rencana Penilaian Program
Langkah-langkah:1. Buat rencana pemantauan dengan cara memindahkan kegiatan, indikator, dari
tabel 4B , kolom 1,2,3, dan 6 ke tabel 7A.2. Tuliskan cara pemantauan kegiatan bagi setiap indikator (frekuensi/periode
pelaksanaan, sumber data, dan metode).3. Tentukan petugas yang bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan.4. Buat rencana penilaian dengan cara mengisi indikator pelayanan yang akan
dinilai pada tabel 7B Hasil Akhir Sesi 7 adalah:1. Tabel 7A Rencana Pemantauan Kegiatan.2. Tabel 7B. Rencana Penilaian Program.3. Narasi Pemantauan dan Penilaian
Monitoring merupakan kegiatan analisis dalam upaya perbaikan kinerja, untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan tersebut berpengaruh terhadap kelompok sasaran.
Evaluasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menilai dampak dan keberlangsungan program dengan memanfaatkan data dari berbagai sumber.
52 – DTPS-KIBBLA
Catatan: Hasil (Kolom 4) diisi sesuai dengan hasil penilaian tahun x.Target adalah target cakupan program tahun x dengan mengacu pada SPM dan Rencana strategis kabupaten/kota.
Tabel 7A
Contoh Rencana Pemantauan KegiatanKabupaten/Kota : ______________________________________
Tabel 7B
Contoh Rencana Penilaian ProgramKabupaten/Kota : ______________________________________
Indikator Data awal Target Hasil Frekuensi /waktu
Sumber data
Penanggung jawab
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah Balita Diare yang dilayani
MTBS
30% 70% 2 x/tahun Laporan MTBS
Ka.Sub.Din Kesga
Kegiatan Indikator Data Kumulatif (x-1) Thn
TargetThn (x)
Frekuensi / Waktu
Sumber data
Petugas Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8
Pelatihan MTBS
Jumlah petugas
yang dilatih
30 20 2x/tahun Laporan pelatihan
Kasie KIA
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 53
Sesi 8:Pembuatan Dokumen Perencanaan dan Anggaran
Untuk mendapatkan persetujuan atau dukungan dari para pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan, pada sesi ini tim membuat dokumen perencanaan dan anggaran yang memuat hasil-hasil sesi 1 sampai 7 sebagai bahan usulan anggaaran kegiatan yang mudah dimengerti oleh pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan, untuk mendapatkan persetujuan dan atau dukungan.
Tujuan: Menghasilkan suatu draft dokumen perencanaan dan anggaran program KIBBLA yang akan digunakan sebagai bahan pembahasan perencanaan dan penganggaran, dan sebagai bahan pembuatan media untuk pesan advokasi.
Bahan:1. Seluruh skema dan tabel hasil lokakarya perencanaan.2. Seluruh uraian dan narasi yang telah disusun.3. Data-data lain yang diperlukan (data wilayah, peta wilayah dan lain-lain).4. Modul Penguatan Kapasitas Advokasi untuk isu strategis (KIBBLA).5. Pedoman pedoman tentang kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan.
Langkah-langkah:1. Tentukan isu utama yang akan diajukan sebagai pembuka wawasan pengambil
kebijakan di kabupaten/kota.2. Gunakan isu utama tersebut sebagai latar belakang dan permasalahan dalam
proposal yang akan dikembangkan.3. Buatlah proposal singkat, padat dan jelas sesuai sistematika penulisan dokumen
dengan memasukkan hasil-hasil dari lokakarya secara maksimal.4. Lengkapi proposal dengan gambaran wilayah atau gambar-gambar yang sesuai
(pemetaan).
Sistematika Penulisan Dokumen (Ringkasan)
I. PENDAHULUAN:1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten/Kota2. Permasalahan KIBBLA sesuai dengan isu utama 3. Kebijakan dan strategi Kabupaten/Kota berkaitan KIBBLA4. Tujuan: Umum dan Khusus
II. SITUASI DAN MASALAH KIA DI KABUPATEN:1. Hasil Analisis Situasi:
Tabel 1 A, B,C, D: Analisis Situasia. Narasi hasil analisis situasib.
54 – DTPS-KIBBLA
2. Hasil Analisis Penyebab Masalah dan Penetapan Prioritas Penyebab Masalah:
a. Skema 2A. Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Ibub. Skema 2B.Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Bayi Baru Lahirc. Skema 2C. Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Bayi, Anak Balitad. Tabel 2A. Penentuan Prioritas Penyebab Masalah Penyebab Kematian/
Kesakitan Ibue. Tabel 2B. Penentuan Prioritas Penyebab Masalah Penyebab Kematian/
Kesakitan Bayi Baru Lahir.f. Tabel 2C. Penentuan Prioritas Penyebab Masalah Penyebab Kematian/
Kesakitan Bayi, Anak Balita.g. Skema 2AA. Prioritas Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Ibu.h. Skema 2BB. Prioritas Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Bayi Baru
Lahir.i. Skema 2CC. Prioritas Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Bayi, Anak
Balita.j. Narasi masalah KIBBLA termasuk Masalah Ketersediaan Obat dan
komoditas di kabupaten/kota dan prioritas penyebab masalah.
III. PROGRAM DAN KEGIATAN KIA:1. Rumusan Solusi dan kegiatan masalah KIBBLA
a. Tabel 3: Prioritas Masalah, Solusi dan Kegiatanb. Skema 3A: Solusi dan Kegiatan Masalah Kematian/Kesakitan Ibuc. Skema 3B: Solusi dan Kegiatan Masalah Kematian/Kesakitan Bayi baru
lahird. Skema 3C: Solusi dan Kegiatan Masalah Kematian/Kesakitan Balitae. Narasi Rumusan Solusi dan penyebab masalah KIBBLA
2. Rencana Kerjaa. Tabel 4A : Prioritas Kegiatanb. Tabel 4B: Kegiatan dan Targetc. Tabel 5: Rencana Usulan Kegiatand. Narasi rumusan solusi, kegiatan dan rencana kerja
IV. RENCANA ANGGARAN: a. Tabel 6A: Uraian Perhitungan Anggaran APBD, APBN dan sumber lain b. Tabel 6B: Uraian Perhitungan Anggaran APBD c. Tabel 6C: Uraian Perhitungan APBN d Narasi rencana anggaran
V. PEMANTAUAN DAN PENILAIAN a. Tabel 7A: Rencana Pemantauan b. Tabel 7B: Rencana Penilaian c. Narasi rencana pemantauan dan Penilaian
PENUTUP
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 55
Tabel 8
Rekapitulasi Tabel dan Skema untuk Proses DTPS-KIBBLA
Sesi Judul sesi Masukan ProsesLuaran
Tabel Skema
Pengantar DTPS
Alur Proses 1. DTPSSkema Proses 2. DTPSJadual DTPS3.
1A1. 1B2.
1 Analisis Situasi
Laporan (LB1-1. 2-3-4, LT1-2-3, PWS KIA, KB)Formulir 2. Pengumpulan data (F1-7)AMP, Supervisi 3. FasilitatifKebijakan 4. Nasional/LokalData 5. pendukung lainnya
Tabel 1A-B-C-D1. Isi data, 2. lengkapiTelaah kualitas 3. dataIdentifikasi 4. Masalah
1A (Sasaran)1. 1B (Cakupan/2. kesenjangan)1C (penyulit/ 3. pendukung)1D (obat 4. indikator)
2
Analisis dan Prioritas Penyebab Masalah
Tabel 1A-B-C-D1. Skema 1. Penyebab Masalah 2A-B-CTentukan 2. Prioritas Tabel 2A-B-CSkema 3. Prioritas Penyebab Masalah 2AA-BB-CCNarasi4.
2A (Ibu)1. 2B (BBL)2. 2C (Bayi-Balita)3.
2A –> 2AA1. 2B –> 2BB2. 2C –> 2CC3.
3 Solusi dan Kegiatan
Tabel 2A-B-C1. Skema 2AA-BB-2. CCStrategi 3. Nasional MPS dan Kesehatan Bayi/Anak BalitaIntervensi 4. Berdasarkan Fakta
Tentukan 1. SolusiTentukan 2. Kegiatan masing-masing solusiCocokkan 3. dengan Pedoman Strategi MPS dan Kesehatan Bayi/Anak BalitaNarasi4.
3A (Ibu)1. 3B (BBL)2. 3C (Bayi-Balita)3.
3A1. 3B2. 3C3.
56 – DTPS-KIBBLA
Sesi Judul sesi Masukan ProsesLuaran
Tabel Skema
4Prioritas Kegiatan dan Target
Tabel 3A-B-C• Tentukan •Prioritas KegiatanTentukan •Kegiatan dan TargetNarasi•
4A•4B•
5 Rencana Usulan Kegiatan
Tabel 4A• Tabel 4B•Narasi•
5•
6 Rencana Usulan Anggaran
Tabel 4B & 5• Tabel 6A-B-C•Narasi•
6A•6B•6C•
7Rencana Pemantauan dan Penilaian
Tabel 4B & 5• Tabel 4B–>7A •dan 7BNarasi•
7A•7B•
8Penyusunan Dokumen Perencanaan
Seluruh •Dokumen (Tabel 1-7)
Narasi• 8•
9 Rencana Tindak Lanjut
Tabel 9•Narasi•
9•
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 57
Sesi 9:Rencana Tindak Lanjut
Pada sesi ini tim menyusun rencana tindak lanjut pasca lokakarya untuk menyempurnakan draft dokumen perencanaan. Draft ini akan digunakan sebagai bahan untuk menyusun pesan advokasi bersama tim advokasi agar dibahas dalam Musrenbang kabupaten pada bulan Maret. ”Pengawalan” dokumen dilakukan bersama sama dengan tim advokasi untuk mendapatkan dukungan dari tim anggaran sampai disetujuinya
RKA-SKPD oleh DPRD. Proses tindak lanjut sampai persetujuan anggaran menjadi tanggung jawab Dinas kesehatan sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing dengan dukungan tim advokasi.
Tujuan: Menghasilkan rencana tindak lanjut lokakarya perencanaan DTPS-KIBBLA, mulai dari penyempurnaan draft dokumen, Rencana Sosialisasi dengan Lintas Program dan Lintas Sektor tekait dan rencana koordinasi dengan tim advokasi.
Bahan:1. Dokumen perencanaan dan penganggaran KIBBLA yang telah dirumuskan
secara baik dan sistematis.2. Jadwal dan alur penyusunan APBD dan checklist monitoring Penganggaran
(lampiran 9 dan 10),3. Referensi Advokasi Anggaran dan Kebijakan.4. Tabel 9 kosong: Rencana Tindak Lanjut
Langkah-langkah:1. Buatlah daftar kegiatan dan rencana tindak lanjut yang diperlukan sesuai
dengan jadwal penyusunan anggaran sampai penyelesaian RKA-SKPD.2. Tentukan para penanggung jawab dari setiap program atau kegiatan yang akan
dilakukan.3. Rencanakan kegiatan koordinasi dengan Tim Advokasi dalam proses pengawalan
anggaran.
58 – DTPS-KIBBLA
Hasil Akhir Sesi 9 adalah: Tabel 9: Rencana Tindak Lanjut DTPS- KIBBLA.
Catatan:• RencanaTindakLanjutDTPS-KIBBLAakanmenjadiacuanbagiTimAdvokasi
yang “embrio” nya sudah diidentifikasi pada tahap I (orientasi).• Tim Advokasi akan selalu bekerja sama dengan Tim perencanaan sejak
menyiapkan bahan bahasan untuk lokakarya advokasi sampai proses pengawalan anggaran di bawah koordinasi Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/ kota ( Perencanaan, Kesga atau KIA)
• SebagianTimperencanaDTPS-KIBBLAakanterlibatdalamlokakaryaAdvokasidan RTL advokasi.
• Bahanbahasanuntuklokakaryaadvokasidikutipdarihasilskoringpenyebabmasalah pada sesi 2 perencanaan DTPS- KIBBLA.
• Setelah ditetapkan plafon anggaran sementara (PPAS),umumnya terjadi perubahan nilai anggaran dari usulan tim perencanaan sehingga perlu dipertimbangkan kembali prioritas kegiatan yang telah disusun, untuk menghindari kegiatan yang tidak menjadi prioritas atau tidak relevan.
• RTLadvokasiakandisempurnakandenganmengacupadahasilkesepakatandengan DPRD sebagai hasil Real Setting Audiensi kepada DPRD (lihat seri DTPS-KIIBLA: Referensi Advokasi Anggaran dan Kebijakan).
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 59
Tabel 9
Contoh Rencana Tindak LanjutKabupaten/Kota : ______________________________________
Kegiatan Data dan sumber daya yang diperlukan Luaran Jadwal Penanggung
jawab
1 2 3 4 5Menyempurnakan dokumen perencanaan dan penganggaran
Draft dokumen perencanaan dan penganggaran DTPS-KIBBLA
Dokumen perencanaan dan penganggaran DTPS-KIBBLA
1 - 2 minggu setelah lokakarya perencanaan
Dinkes–Subdin Perencanaan dan Kesga
Melakukan sosialisasi di lingkungan Dinas Kesehatan
Melakukan sosialisasi di sektor terkait.
Melakukan koordinasi dengan tim advokasi.
Menyusun bahan untuk pembahasan materi advokasi .
Menghadiri Musrenbang
Menyesuaikan kegiatan sesuai dengan pagu sementara
Mengawal anggaran KIBBLA untuk disetujui panitia anggaran
Mendapat persetujuan berupa PERDA dari DPRD
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 61
BAB 5PENUTUP
Dengan disusunnya pedoman proses perencanaan DTPS-KIBBLA diharapkan dapat membantu tim perencana kabupaten/kota dalam menyusun perencanaan kegiatan dan anggaran tahunan program KIA sesuai dengan alur proses perencanaan daerah.
Tahapan-tahapan pelaksanaan DTPS-KIBBLA ini dapat dimodifikasi, sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan pengalaman masing-masing daerah dalam menyelenggarakan rangkaian kegiatan DTPS ini. Hasil dari DTPS ini yang berupa usulan kegiatan dan Anggaran daerah untuk Program KIBBLA merupakan bahan infor-masi bagi Tim advokasi kabupaten untuk melakukan kegiatan advokasi kepada para pemutus kebijakan di daerahnya masing-masing.
Dalam penerapan pedoman DTPS-KIBBLA diperlukan dukungan multipihak, baik dukungan politis, peraturan perundang-undangan maupun sumber daya termasuk pembiayaannya.Di samping itu perlu adanya kerja sama dengan berbagai sektor terkait dalam menggali potensi masyarakat. Keberhasilan penerapan pedoman proses perencanaan DTPS-KIBBLA ini sangat ditentukan oleh semangat, ketekunan, kerja sama dan komitmen dari semua sektor terkait.
Harapan bersama, pedoman perencanan DTPS-KIBBLA dapat diterapkan di seluruh Indonesia sehingga dapat mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi Bayi Baru Lahir dan Anak Balita, dalam rangka mempercepat pencapaian Indeks Pembangunan Manusia dan pencapaian target Millenium Development Goal.
62 – DTPS-KIBBLA
LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Penjelasan Analisis Situasi 63Lampiran 2 Jadwal Lokakarya Perencanaan DTPS 75Lampiran 3 Daftar CBR (Crude Birth Rate) - Angka Kelahiran Kasar per Provinsi 76Lampiran 4 Grafik hubungan Cakupan Persalinan oleh Tenaga kesehatan dan AKI 77Lampiran 5 Intervensi Berdasarkan Fakta atau EBI (Evidence Based
Intervention) 78Lampiran 6 Tabel Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota 80Lampiran 7 Tabel Strategi, Luaran dan Kegiatan Program Ibu dan Bayi Baru Lahir 82Lampiran 8 Tabel Strategi, Luaran, Kegiatan, Indikator untuk Pogram Kesehatan Bayi dan Anak Balita 89Lampiran 9 Alur Proses Perencanaan APBD 93Lampiran 10 Daftar Tilik Monitoring Penganggaran DTPS 94Lampiran 11 Kode dan Daftar Program dan Kegiatan APBD 96Lampiran 12 Daftar Kode Klasifikasi Fungsi-Subfungsi APBN 104Lampiran 13 Contoh uraian perhitungan APBD sesudah ditetapkan pagu sementara 108Lampiran 14 Rencana Kegiatan dan Anggaran SKPD (Formulir RKA-SKPD 2.2.1) 109
Hanya dalam CD, dilampirkan:Diagram Analisis Data Masalah KIBBLA, ppt, untuk beberapa kegiatan terpilih.Contoh Pengisian Formulir RKA-SKPD untuk beberapa kegiatan terpilih.
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 63
Lampiran 1: Penjelasan Analisis Situasi
Analisis data merupakan bagian yang penting pada perencanaan program KIBBLA Kabupaten/Kota yang berdasarkan bukti atau fakta yang ada. Di bawah ini diberikan suatu panduan cepat analisis data dalam proses DTPS 2007.
Panduan ini merupakan ringkasan dari dokumen “Pedoman Analisis Data“ yang disusun oleh proyek HSP. Bila ingin mengetahui lebih lanjut, dianjurkan untuk membaca dokumen tersebut secara utuh. Tujuan panduan adalah untuk membantu staf kesehatan kabupaten/kota mengembangkan keterampilan dasar dalam menganalisa data untuk tujuan perencanaan kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak (balita), sesuai pedoman DTPS-KIBBLA.
Syarat-syarat dalam melakukan analisa data KIBBLA yang efektif:Ketersediaan data yang sesuai dengan kualitas data yang baik,1. Proses yang rasional dalam menelaah, menerjemahkan dan menarik 2. kesimpulan mengenai data yang tersedia.
Menelaah Kualitas Data
Beberapa kriteria untuk pertimbangan dalam menelaah data:Data yang 1. relevan berarti bahwa data tersebut sesuai dengan masalah dan kebutuhan data yang diperlukan.Pengukuran data membutuhkan 2. definisi yang jelas, mudah dipahami.Tepat waktu3. berarti bahwa data tersebut menggambarkan situasi yang terbaruData yang akurat berarti bahwa data tersebut valid dan dapat dipercaya; Disebut 4. valid apabila data tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur, dan disebut ‘dipercaya’ apabila data tersebut berasal dari sumber yang dapat diandalkan.Konsisten5. , tidak mengandung kontradiksi dalam mengukur suatu konsep di sepanjang waktu dan tempat yang ditetapkan. Data yang 6. lengkap berarti terdapat pada seluruh fasilitas, untuk suatu variabel yang dicari.
Para perencana di tingkat kabupaten/kota harus mampu menggunakan daftar tilik berikut ini secara kritis ketika menelaah kualitas data KIBBLA, dan hasilnya dijadikan bahan pertimbangan dalam menelaah seluruh indikator yang dibutuhkan dalam proses DTPS.
64 – DTPS-KIBBLA
Daftar Tilik Penelaahan Kualitas Data Ya Tidak
Apakah data yang tersedia berhubungan dengan tujuan dan strategi dari program KIBBLA di tingkat kabupaten/kota?
Apakah data yang tersedia mencerminkan pengukuran terbaru?
Apakah data yang dipilih mengukur indikator kunci KIBBLA?
Apakah ada indikator kunci yang belum diukur?
Apakah data diukur secara konsisten di seluruh fasilitas kesehatan ?
Apakah digunakan definisi yang sama di seluruh sumber data?
Apakah data yang ada sesuai dengan konsep yang dapat dimengerti?
Apakah ada kebingungan mengenai definisi data atau indikator?
Apakah tersedia data untuk seluruh lokasi dan periode waktu yang diinginkan?
Secara umum, apakah dapat dikatakan bahwa data ini memiliki kualitas yang baik?
Dalam mempertimbangkan kualitas data, penting untuk mengetahui metode pengumpulan data dan sumbernya karena berbagai masalah dalam kualitas data seringkali berasal dari metodologi yang digunakan.
Ada dua tipe metode pengumpulan data:Pengumpulan data non-rutin (1. ad-hoc), misalnya data mengenai pengetahuan dan perilaku kesehatan yang dikumpulkan secara teratur, biasanya melalui survei ke rumah-tangga, secara periodik setahun sekali atau beberapa tahun sekali, sesuai kebutuhan dan dinamika program.Pengumpulan data rutin2. , yang dikumpulkan secara terus-menerus pada unit-unit pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit dan puskesmas, biasanya terdapat dan diperoleh dari rekam medis pengguna jasa kesehatan.
Sumber data kesehatan di Indonesia dikelompokkan sebagai berikut: Sistem Informasi Pelayanan1. , mencakup sistem informasi rumah sakit SP2RS (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Rumah Sakit) dan sistem informasi Puskesmas, atau SIMPUS. Untuk mengumpulkan data mengenai kesehatan ibu dan anak di tingkat masyarakat, puskesmas menerapkan sistem MCH-LAM (Pemantauan Wilayah Setempat–Kesehatan Ibu dan Anak atau PWS-KIA. Seharusnya sistem ini tidak hanya mencakup pelayanan di puskesmas tetapi juga pelayanan dari Bidan Praktek Swasta/Rumah Bersalin di wilayah cakupan puskesmas/Kabupaten.Sistem Surveilans2. , merupakan suatu survei secara teratur yang dapat mendeteksi
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 65
dan mengawasi secara khusus dalam mendapatkan prevalensi, insidens atau faktor terkait lainnya dengan penyakit tertentu baik secara aktif atau pasif. Contoh: surveilans gizi, polio, HIV/AIDS, DHF atau ssurveilans flu burung.
Sumber-sumber data mengenai kesehatan melalui survei, antara lain Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), yang diperbaharui setiap lima tahun sejak tahun 1987, dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang diperbaharui setiap tahun (kecuali ketika SDKI berlangsung) oleh Biro Pusat Statistik. Departemen Kesehatan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan juga melakukan beberapa Survei, misalnya Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan mengumpulkan berbagai data mengenai pelayanan kesehatan, untuk meneliti tingkat morbiditas dan mortalitas.
Setelah dikumpulkan, data harus diproses dengan cara penghitungan atau transformasi data untuk menghasilkan suatu informasi, yang diperlukan untuk perencanaan, monitoring, dan evaluasi. Tabel berikut ini menunjukkan indikator yang dihasilkan dari proses data mentah.
Tipe Indikator
Suatu indikator membutuhkan definisi yang jelas dari numerator dan denominator yang digunakan, dalam periode waktu tertentu pada wilayah yang telah ditetapkan, agar menjadi bermakna dan dapat dibandingkan dengan indikator yang sama pada kelompok lainnya. Indikator menunjukkan besaran dan arah suatu perubahan pada periode tertentu, tetapi tidak menjelaskan “mengapa” perubahan tersebut terjadi. Untuk ini diperlukan metode pengumpulan data lainnya, seperti studi kualitatif. Suatu indikator menunjukkan bagian dari suatu fenomena, sehingga diperlukan pula beberapa indikator lain untuk dapat memahami sepenuhnya kejadian atau fenomena tersebut.
Tipe Deskripsi Contoh
Jumlah Angka absolut (bentuk pengukuran paling sederhana)
Jumlah kabupaten yang melaporkan kenaikan anggaran KIBBLA antara 2005-2007
Rate Mengukur frekuensi suatu kejadian pada suatu populasi pada periode tertentu.
IMR (Angka Kematian Bayi)tahun 2006
Rasio Membandingkan antara dua jumlah
Rasio kematian bayi baru lahir berdasarkan jenis kelamin (rasio kematian lelaki–perempuan pada bayi baru lahir)
Proporsi Membandingkan suatu bagian terhadap keseluruhan.
Proporsi populasi balita terhadap penduduk.
Persentase Proporsi dikalikan dengan 100 % Dukun bayi terlatih
66 – DTPS-KIBBLA
Pentingnya Analisis data Analisis data merupakan suatu proses sistematik dengan penggunaan teknik statistik dan logika sistematis dalam meringkas, membandingkan, menjelaskan dan memaknai serangkaian data dan menarik kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang ada.
Analisis data bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif. Analisis data kuantitatif didasarkan pada parameter numerik yang diproses dengan analisis statistik, sedangkan analisis data kualitatif tidak memerlukan teknik analisis statistik, tetapi tetap diperlukan dalam melengkapi rangkuman hasil analisis data. Kedua pendekatan tersebut saling melengkapi untuk dapat memahami secara utuh suatu kejadian-penyebab dan solusi potensial di bidang kesehatan.
Ada beberapa tingkatan analisis data yang dibutuhkan dalam proses DTPS 2007: Analisa Situasi1. Analisis Masalah2. Penyusunan Prioritas Masalah dan Solusi3. Menentukan Kegiatan dan Target4. Penghitungan Anggaran5. Monitoring6. dan Evaluasi
Tabel 1A, 1B, 1C dan 1D Berisi Data untuk Digunakan Dalam Analisis Situasi.
Analisis situasi memetakan situasi masalah yang mencakup besaran, trend, dan perbedaan (wilayah/kelompok/sosial ekonomi) dalam status kesehatan, prilaku kesehatan, akses dan kualitas pelayanan serta faktor terkait yang melatar belakangi masalah kesehatan yang ada.
Proses analisis dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut: Menggunakan konsep analisis masing masing program KIBBLA.1. Memanfaatkan data yang relevan dari berbagai sumber sistem informasi yang 2. ada.
Perlu dipertimbangan Standar Pelayanan Minimun (SPM) yang telah disusun oleh Depkes untuk menelaah kesenjangan cakupan pelayanan dari data yang dikumpulkan pada Tabel 1B. SPM merupakan target pelayanan minimum yang harus dicapai dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di kabupaten/kota yang dijadikan acuan dalam perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan setiap jenis pelayanan. SPM mengacu pada, Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten/kota 2006-2010 dan target minimun Indonesia Sehat 2010, lihat lampiran 5: Daftar Standar Pelayanan Minimal (Draft).
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 67
Analisis masalah dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan di bawah ini:
Analisis Panduan Pertanyaan
Besarnya masalah dan kecenderungan
Masalah kesehatan apa yang sedang kita hadapi?Seberapa besarnya masalah ini pada wilayah kabupaten/kota?Apa saja perilaku yang relevan dan bagaimana kualitas aspek pelayanan di kabupaten tersebut? Seberapa jauh perbedaannya dibandingkan dengan standar nasional/propinsi dan standar kabupaten/kota lain?Apakah kecenderungan dari masalah tersebut naik, tetap atau turun? Mengapa ?, Apa saja faktor latar belakangnya?
Distribusi diferensial/ kesenjangan sebuah masalah
Bagaimana distribusi masalah tersebut berdasarkan aspek gender, kota – pedesaan, tingkat pendidikan? Apakah ada data terpilah dalam status’ miskin-tidak miskin’ di kabupaten tersebut? Masalah KIBBLA yang mana yang memiliki kesenjangan terbesar? Mengapa?Apa makna kesenjangan tersebut terhadap program?Apa saja faktor yang mempengaruhi dan latar belakangnya?
Pengertian masalah prioritas adalah kondisi spesifik yang mengancam atau membahayakan kesehatan seperti penyakit, komplikasi, kecelakaan, polusi dan lain-lain, yang perlu ditanggulangi (dihilangkan/dikurangi). Masalah prioritas dipilh dari masalah yang perlu dihilangkan, dikurangi besarannya dan atau dikurangi fatalitasnya.
Contoh Masalah Prioritas Pada Program KIBBLA
Ibu Bayi Baru Lahir Bayi dan Anak Keluarga Berencana
Perdarahan Berat lahir rendah ISPA/Pneumonia Kehamilan yang tidak diinginkan
Infeksi Asfiksia Diare
Eksklampsia Hipoterma Gizi
Aborsi yang tidak aman
Setelah masalah prioritas berhasil diidentifikasi, langkah berikutnya dalam proses perencanaan adalah mengembangkan solusi. (lihat juga sesi 3).
Untuk mengembangkan solusi yang tepat terhadap masalah yang telah diidentifikasi digunakan praktek terbaik (best practices) yang disarankan, sebagai hasil dari
68 – DTPS-KIBBLA
berbagai review, laporan ilmiah yang telah dipublikasi dan direkomendasi oleh organisasi internasional dan lokal Apabila ada data yang tidak lengkap atau hilang dalam mendokumentasikan masalah tersebut, maka besaran masalah yang ada pada daftar intervensi berdasarkan bukti (Evidence Based Intervention) pada lampiran 2, dapat digunakan.
Diagram berikut adalah contoh urutan seluruh proses DTPS 2007 yang menunjukan kaitan antara masalah prioritas, intervensi efektif, dan kegiatan terpilih untuk masalah KIBBLA: ‘Diare’.
Tujuan dari diagram ini untuk (1) memberikan ilustrasi dari proses perencanaan secara sistematik, (2) memberikan informasi pentingnya data yang berkualitas dalam proses pengambilan keputusan, dan (3) menunjukan hubungan berbagai komponen yang saling terkait secara bermakna di tingkat kabupaten/kota.
Penyelesaian Masalah Diare Berdasarkan Bukti
Untuk melakukan operasionalisasi dari solusi yang dipilih perlu ditetapkan target kegiatan yang akan dijadikan tolok ukur dalam pelaksanaan kegiatan. Tahap kritis dalam perencanaan adalah melakukan identifikasi sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan, yang diterjemahkan ke dalam usulan anggaran. Para perencana harus mampu menghitung dan memperkirakan potensi biaya yang ditimbulkan untuk melaksanakan kegiatan yang direncanakan. Untuk ini perlu diketahui data dan informasi tentang harga satuan setempat, dan perhitungan anggaran masing program per unit kegiatan. Contoh
Kematian Anak Balita
•Airbersihtidak tersedia
•TidakASI(Menyusu dini dan eksklusif)
•Kurangnyakesadaran masyarakat tentang kebersihan
•Tidakmengenal tanda bahaya
Promosi cuci tangan di tingkat masyarakat
Mengembangkan PHBS
Pelatihan MTBS:- Perawatan diare untuk
anak sakit (oralit)- Pemberian makanan
yang tepat
Kampanye IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
Pelatihan konseling untuk IMD dan ASI Eksklusif
Advokasi untuk kenaikan anggaran kesehatan
•MencuciTangandenganSabun
•MTBS
•ASI(IMD/ASIEksklusif)
Kasus Diare/dehidrasi berat
IlustrasiKegiatanAnalisaSituasi AnalisaMasalah MasalahPrioritas
SolusiBerdasarkanBukti
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 69
rencana kegiatan dan anggaran kabupaten dengan kode program dan kegiatan dapat dilihat pada lampiran 14.
Siklus perencanaan diakhiri dengan melakukan identifikasi indikator pemantauan dan evaluasi yang akan dibicarakan pada sesi 7, Rencana Pemantauan dan Evaluasi. Pemantauan merupakan pengukuran benchmark selama pelaksanaan program dengan indikator proses atau output, sedangkan Evaluasi merupakan penelaahan luaran atau dampak, menggunakan indikator yang dapat menunjukkan pencapaian hasil kegiatan di akhir tahun.
Hal ini penting dalam melakukan analisis untuk menjawab pertanyaan apakah telah terjadi perubahan dalam program KIBBLA sesuai dengan target yang diharapkan? Karenanya, indikator pemantauan dan evaluasi harus merupakan bagian integral dari proses perencanaan baik terhadap anggaran maupun hasil kegiatan.
Tabel berikut ini merupakan contoh urutan proses analisa data, identifikasi masalah, penyebab masalah, solusi, kegiatan beserta kode program dan kegiatannya.
70 – DTPS-KIBBLA
Contoh Program Pelayanan Kesehatan Diare kepada Balita
Data kesehatan ibuHasil analisis situasi
Uraian data tahun 2005
tahun 2006 komentar
•jumlahbalita•jumlahbalitadengandiare•jumlahbalitadengan
dehidrasi berat•jumlahkematianbalita
karena diare dengan dehidrasi berat
•jumlahbalitadengangiziburuk
•jumlahbalitadengangizikurang
•jumlahbalitadenganpneumonia
•jumlahbalitadengancampak
•cakupanimunisasicampak
115621271
255
12
53
251
176
35047,5%
134451479
296
16
67
287
175
40050%
naiknaik
naik
naik
naik
naik
tetap
naiknaik
Jumlah kematian balita akibat diare dengan dehidrasi berat cukup tinggi.
Kematian tersebut tidak terlepas dengan keadaan gizi buruk/kurang disertai dengan kecenderungan kejadian pneumonia dan
campak yang meningkat.
Hasil analisis masalah dan solusiMasalah Penyebab masalah Faktor yang mempengaruhi Solusi
1. kasus diare sangat tinggi
1. gizi buruk atau kurang
•tidakdilakukanpenimbangandeteksi dini
•posyandutidakaktif•kaderkesehatantidakaktif•pemberianmakanandengan
nilai gizi kurang kepada balita
•mengaktifkanposyandudengan dukungan dengan lintas sektor terkait (kesehatan, aparat desa, dll)•meningkatkanperanankader desa kesehatan tentang masalah kesehatan•meningkatkanpolamakanan dengan gizi cukup kepada balita
2. keadaan lingkungan kotor
•banyaknyatempatsampahyang tidak dikelola dengan baik (banyak lalat)
•umumnyamasyarakattidakmencuci tangan dengan sabun, sebelum makan
•kesadaranmasyarakattentang kebersihan kurang
•meningkatkankualitaskesehatan lingkungan dan kesehatan individu•Penyuluhan/sosialisasikebersihan lingkungan dan kebersihan individu
3. balita belum diimunisasi
•vaksintidakadekuat•sistempenyimpananvaksin
(cold chain) kurang•petugasimunisasikurang
disiplin•datasasaranimunisasi
kurang tepat•seringkalidiaredisertai
dengan penyakit lainnya seperti campak, pneumonia, dll
•meningkatkankualitaspenyimpanan vaksin dengan pengawasan yang lebih ketat•meningkatkankualitastugas imunisasi melalui pengawasan yang lebih ketat
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 71
4. kesulitan mendapatkan air bersih
•sumbermataairkurang,hanya mendapatkan air sumur yang sering tercemar dan air sungai
•kebiasaanminumairyangbelum dimasak
•mewajibkanmemasakair sebelum diminum bagi setiap individu atau keluarga
2. penanganan diare kurang adekuat
1. ketrampilan petugas kurang
•kurangtenagakesehatandengan kompetensinya
•belumpernahdilatihmenangani kasus diare dengan dehidrasi
•meningkatkankuantitasdan kualitas tenaga kesehatan untuk pelayanan kesehatan
2. petugas tidak patuh terhadap tugas pokok
•bebangandadaripetugaspuskesmas
•supervisikurang•tidakadareward and
punishment•petugastidakpatuh
terhadap prosedur kerja tetap atau belum mempunyai prosedur kerja tetap
•memperbaikipengaturantugas pelayanan Puskesmas untuk menghindari beban ganda
•meningkatkanpengawasan dan bimbingan pelaksanaan tugas
•meningkatkanpelaksanaan prosedur kepegawaian berkaitan dengan penilaian prestasi kerja
3. sering tidak tersedia oralit dan cairan infus
•perencanaanketersediaanoralit dan cairan infus kurang mantap yang menyebabkan ketersediaan dana sangat terbatas
•meningkatkanperencanaan tahunan ketersediaan obat dan bahan habis pakai oleh Puskesmas kepada Dinas Kesehatan kab/kota, yang disampaikan juga pada Musrenbang desa dan Musrenbang kecamatan
3. sistem rujukan tidak efektif
1. pengetahuan masyarakat tentang bahaya diare kurang
•informasitentangbahayadiare kurang, karena penyuluhan/sosialisasi kurang
•meningkatkanpemahaman dan kesadaran masyarakat tentang bahaya diare
2. tidak ada akses untuk mendapat-kan pelayanan
•faktorgeografisyangsulit•tidakmampu(miskin)•fasilitastransportasi
kurang•fasilitaspelayanan
kesehatan kurang
•meningkatkankemudahan transportasi untuk kefasilitas kesehatan
•melengkapisaranadanprasarana di Puskesmas
•membantumasyarakatkurang mampu dengan bantuan Askeskin dari Pemerintah atau bantuan dari Pemerintah Daerah
72 – DTPS-KIBBLA
3. menolak dirujuk •sulitmembuatkeputusanuntuk dirujuk, karena pengetahuan masyarakat tentang bahaya diare kurang
•budayasetempatyangkurang mendukung, karena persepsi tentang sakit tidak sesuai dengan konsep sakit (masih tradisional)
•rasakuatirtidakdapatmembiayai pengobatan rumah sakit atau Puskesmas
•memberikanbantuankepada masyarakat didalam membuat keputusan untuk merujuk kasus diare dengan dehidrasi berat
•meningkatkanpemahaman dan kesadaran masyarakat tentang penyakit termasuk diare dengan menggunakan cara budaya masyarakat setempat
•memberikanpengertiankepada masyarakat tentang pembebasan biaya pengobatan bagi keluarga kurang mampu
4. perilaku masyarakat yang kurang men-dukung
1. partisipasi masyarakat tentang kejadian diare kurang
•jarangdilakukanpertemuan rembug desa untuk mendiskusikan masalah yang timbul didesa
•jarangdilakukanpenyuluhan tentang kesehatan oleh petugas kesehatan, atau
•penyuluhandilakukanolehpetugas kesehatan yang kurang kompeten
•meningkatkankesadaran dan pemahaman untuk membangun partisipasi masyarakat tentang penanggulangan bahaya diare melalui pertemuan formal dan inform
2. kebiasaan minum air belum dimasak
•pengetahuanmasyarakattentang air minum yang dimasak kurang
•mewajibkanmemasakair sebelum diminum bagi setiap keluarga
3. kurangnya sosialisasi tentang diare melalui pertemuan di desa
•belummengetahuitentangkonsep desa siaga sebagai cara untuk mengubah perilaku masyarakat
•meningkatkankomunikasi dengan masyarakat melalui pertemuan-2 termasuk sosialisasi desa siaga
4. persepsi masyarakat tentang pelayanan kesehatan oleh Puskesmas atau tenaga kesehatan kurang
•sikapdanperilakupelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan kurang sesuai dengan harapan masyarakat
•pelayanankesehatanyangtidak kontinu, karena sering tenaga kesehatan tidak berada ditempat
•meningkatkankinerjapelayanan tenaga kesehatan sesuai dengan etiket pelayanan
•meningkatkanpengawasan pelaksanaan tugas di Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota dan masyarakat
5. belum mengetahui tentang kebijakan pemerintah tentang pembebasan biaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
•kurangnyasosialisasitentang pembebasan biaya pengobatan bagi keluarga tidak/kurang mampu oleh aparat pemerintah
•meningkatkansosialisasi Askeskin kepada masyarakat
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 73
Usulan kegiatan dan kode program untuk penganggaran
Judul program Kode program/kegiatan
1. Pelatihan MTBS bagi tenaga kesehatan Program pening-katan pelayanan kesehatan anak balita
1.02.01.29.04
2. Penempatan tenaga kesehatan di Puskesmas ^^^ dilaksanakan oleh Pe-merintah Daerah
3. Pertemuan koordinasi Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kab/Kota
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1.02.01.29.07
4. Pertemuan koordinasi dengan lintas sektor tentang kesehatan
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1.02.01.29.07
5. Perencanaan tahunan dan penganggaran program KIBBLA
Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
1.02.01.32.04
6. Pembentukan “desa siaga Program Upaya Kesehatan Masyarakat
1.02.01.16.12
7. Pelatihan kader kesehatan tentang penyakit menular, gizi dan imunisasi
Program Pencegah-an dan Penanggu-langan Penyakit Menular
1.02.01.22.10
8. Pelayanan imunisasi pada balita Program pening-katan pelayanan kesehatan balita, atau Program Pencegah-an dan Penanggu-langan Penyakit Menular
1.02.01.29.02 atau
1.02.01.22.08
9. Pelayanan gizi buruk/kurang pada balita Program Perbaikan Gizi Masyarakat, atauProgram Upaya Kesehatan Masyarakat, atauProgram Pelayanan Penduduk Miskin
1.02.01.20.03 atau
1.02.01.16.05 atau
1.02.01.24.08
10. Pemberian makanan tambahan dan vitamin kepada balita
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
1.02.01.20.02
11. Penyuluhan tentang penyakit menular(diare,campak, pneumonia) dan kesehatan lingkungan pemukiman dan kebersihan individu (cuci tangan dengan sabun dan memasak air bersih untuk diminum) kepada masyarakat
Program pening-katan pelayanan kesehatan anak balita
1.02.01.29.01
12. Memperbaiki kualitas air bersih dengan memperbaiki sumber air sesuai dengan persyaratan yang ada
Program Upaya Kes-ehatan Masyarakat
1.02.01.16.14
13. Supervisi fasilitatif kepada Puskesmas dan jaringannya Monitoring, evalu-asi dan pelaporan
1.02.01.29.07
74 – DTPS-KIBBLA
14.Mengembangkan dan pengadaan leaflet - poster promosi dan informasi sadar hidup sehat (termasuk diare)
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
1.02.01.19.01
15. Pengadaan oralit dan bahan habis pakai Program Obat dan Perbekalan Kesehatan,atauProgram Upaya Kesehatan Masyarakat
1.02.01.15.01 atau
1.02.01.16.07
16. Sosialisasi Askeskin Program kemi-traan peningkatan pelayanan kesehatan
1.02.01.28.01
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 75
Lampiran 2
Jadwal Lokakarya Perencanaan DTPS-KIBBLA
WAKTU HARI 1 HARI 2 HARI 3 HARI 4 HARI 508.30 - 09.00 •PEMBUKAAN
•PembukaanFormal
Ulasan dan Prawacana
Ulasan dan Prawacana
Ulasan dan Prawacana
Ulasan dan Prawacana
09.00 - 10.00 •Perkenalan•TujuandanAlur Proses Pertemuan•Normapertemuan
•Lanjutan Sesi 2: Analisis dan Prioritas Penyebab Masalah
•Pengantar Sesi 4: Penentuan Prioritas Kegiatan dan Target•KerjaKelompok
•Presentasi Sesi 6•Pengantar Sesi 7: Pemantauan dan Penilaian•KerjaKelompok
•Pengantar Sesi 9: Rencana Tindak Lanjut•KerjaKelompok
10.00 - 10.30 Rehat Teh Rehat Teh Rehat Teh Rehat Teh Rehat Teh
10.30 - 12.00 Penguatan Visi DTPS
Presentasi Sesi 1 dan 2
•Lanjutan Sesi 4: Penentuan Prioritas Kegiatan dan Target Presentasi
•LanjutanSesi7:Pemantauan dan Penilaian Presentasi
Presentasi Sesi 8 dan 9, dan Simulasi Materi Advokasi
12.00 - 13.30 ISHOMA ISHOMA ISHOMA ISHOMA ISHOMA
13.30 - 15.00 •Pengantar Sesi 1: Analisis Situasi dan Masalah•KerjaKelompok
•Pengantar Sesi 3: Solusi dan Kegiatan •KerjaKelompok
•Pengantar Sesi 5: Rencana Usulan Kegiatan •KerjaKelompok
•Pengantar Sesi 8: Pembuatan Dokumen
Perencanaan dan Anggaran •KerjaKelompok
Evaluasi AkhirPenutupan
15.00 - 15.30 Rehat Teh Rehat Teh Rehat Teh Rehat Teh
15.30 -17.00 •Pengantar Sesi 2: Analisis dan Prioritas Penyebab Masalah •KerjaKelompok
•Lanjutan Sesi 3: Solusi dan Kegiatan
•Presentasi Sesi 5•Pengantar Sesi 6: Rencana Usulan Anggaran •Kerjakelompok
•Lanjutan Sesi 8: Pembuatan Dokumen
Perencanaan dan Anggaran
17.00 - 17.15 Umpan Balik Harian
Umpan Balik Harian
Umpan Balik Harian
Umpan Balik Harian
Catatan: Jadwal acara dapat disesuaikan dengan keadaan di daerah
76 – DTPS-KIBBLA
Lampiran 3
Proyeksi Penduduk dan Angka Kelahiran KasarIndonesia/Provinsi Tahun 2005 dan 2010
NO PROVINSIJUMLAH PENDUDUK* CBR**
2005 2010 2005 2010
1 N.A.D 4,031.70 4112.2 21.0 19.8
2 SUMATERA UTARA 12,452.80 13217.6 21.1 19.6
3 SUMATERA BARAT 4,402.10 4535.3 19.6 20.3
4 RIAU 6,108.40 7469.4 24.1 21.7
5 JAMBI 2,657.30 2911.7 20.8 19.2
6 SUMATERA SELATAN 6,755.90 7306.3 20.9 19.0
7 BENGKULU 1,617.40 1784.5 20.4 18.8
8 LAMPUNG 7,291.30 7843.0 19.7 18.2
9 KEP. BANGKA BELITUNG 971.50 1044.7 19.4 18.0
10 DKI JAKARTA 8,699.60 8981.2 20.6 19.2
11 JAWA BARAT 39,066.70 42555.3 19.4 18.0
12 JAWA TENGAH 31,887.20 32451.6 17.8 16.8
13 D.I. YOGYAKARTA 3,280.20 3439.0 12.0 11.9
14 JAWA TIMUR 35,550.40 36269.5 14.2 13.3
15 BANTEN 9,309.00 10661.1 22.1 20.5
16 BALI 3,378.50 3596.7 15.9 14.4
17 NTB 4,355.50 4701.1 22.0 20.1
18 NTT 4,127.30 4417.6 21.4 19.8
19 KALIMANTAN BARAT 4,394.30 4771.5 21.3 19.7
20 KALIMANTAN TENGAH 2,137.90 2439.9 18.7 16.8
21 KALIMANTAN SELATAN 3,240.10 3503.3 19.5 18.3
22 KALIMANTAN TIMUR 2,810.90 3191.0 19.9 18.3
23 SULAWESI UTARA 2,141.90 2277.2 15.8 14.8
24 SULAWESI TENGAH 2,404.00 2640.5 20.0 18.7
25 SULAWESI SELATAN 8,493.70 8926.6 19.2 18.2
26 SULAWESI TENGGARA 2,085.90 2363.9 19.6 17.5
27 GORONTALO 872.20 906.9 19.4 18.2
28 MALUKU 1,266.20 1369.5 22.3 21.5
29 MALUKU UTARA 890.20 969.5 23.3 22.2
30 PAPUA 2,518.40 28919.9 22.5 20.1
INDONESIA 219,204.70 233477.4 19.5 18.4
Sumber: (BPS, BAPPENAS, UNFPA Tahun 2005) * Dalam ribuan ** per 1000 penduduk
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 77
Contoh: Kab.A dengan penduduk 1.500.000, dan cakupan linakes trampil 70%. Tariklah garis vertikal dari titik 70 pada garis absis yang memotong kurva pada MMR 300, sehingga diperkirakan terjadi 300 kematian ibu per 100.000 lahir hidup.
Sesuai PWS KIA, menghitung jumlah persalinan dari CBR sebagai berikut:CBR di Kab A adalah 20,0 berarti terdapat 20 kelahiran per 1000 penduduk per tahun. Karena jumlah penduduk di Kab A 1.500.000 maka jumlah ibu bersalin adalah:20/1000x1.05x1.500.000=31.500.DenganperkiraanMMR300/100.000,maka jumlah kematian ibu maternal di Kab A per tahun, dapat diperkirakan sejumlah: 300/100.000 X31.500 = 94 kematian ibu per tahun atau 7-8 kematian ibu per bulan. Angka ini dapat digunakan sebagai proxi jumlah kematian ibu sebagai pembanding terhadap data-data yang terkumpul di fasilitas pelayanan. Perkiraan ini tentu telah termasuk kematian ibu di fasilitas pemerintah, swasta dan di masyarakat yang mungkin tidak teridentifikasi sebagai kematian ibu maternal.
Periode kritis risiko kematian ibu• Risikokematianmaternalè 100 kali pada hari 1 dan 30 kali pada hari 2 postpartum.• Sebagian besar kematian terjadi pada periode perinatal 14.8%, 43.5% dan 23.7% (1 minggu
sebelum, saat dan 1 minggu setelah persalinan).• Kematianmaternalpadatrimesterpertama12.1%dan7.9%dalammasanifas.• Negaratertentuè 50% disebabkan oleh komplikasi abortus (Bangladesh).• Risikokematianbayibarulahirè 3-5 kali lebih besar pada bayi tanpa ibu.
Lampiran 4
Hubungan Antara Cakupan Persalinan Tenaga Kesehatan Terampil dengan AKI
78 – DTPS-KIBBLA
INTE
RV
ENSI
BER
DA
SAR
KA
N F
AK
TA
PEN
YEB
AB
KEM
ATI
AN
(dan
cac
at)
% K
EMA
TIA
ND
I IN
DO
NES
IA%
PEN
UR
UN
AN
KEM
ATI
AN
INTE
RV
ENSI
BER
DA
SAR
KA
N F
AK
TA(h
uruf
teb
al m
enya
taka
n in
terv
ensi
seb
elum
Per
salin
an)
IBU
Di I
ndones
ia,
seki
tar
20
.65
0 ib
u d
an a
nak
per
empuan
men
ingg
al s
etia
p t
ahun k
aren
a ko
mplik
asi y
ang
ber
hub
unga
n d
enga
n
keham
ilan d
an 4
13
.00
0 h
ingg
a 6
19
.00
0 la
innya
men
der
ita
kar
ena
morb
iditas
yan
g b
erhub
unga
n d
enga
n k
eham
ilan (
BA
SIC
S).
Pe
rkir
aan m
ort
alitas
saa
t ke
ham
ilan a
dal
ah 1
0%
, se
lam
a per
salin
an 1
4%
dan
sel
ama
nifas
3,3
% d
enga
n v
aria
si c
uku
p b
esar
an
tara
pro
pin
si.
(SK
RT
19
95
). I
ndones
ia s
edan
g b
erupay
a m
enca
pai
sas
aran
MD
G u
ntu
k m
enuru
nka
n t
iga
per
empat
angk
a ke
mat
ian ib
u
anta
ra t
ahun 1
99
0-2
01
5.
Tahu
n 2
00
9 D
epke
s m
enta
rget
kan
penu
runa
n A
KI d
ari 3
07
/10
0.0
00
men
jadi
22
6/1
00
.00
0
Perd
arah
an2
8%
60
%A
MTS
L (p
engg
unaa
n z
at u
tero
tonik
a; p
ereg
anga
n t
ali p
usa
t te
rken
dal
i; m
asas
e fu
ndus)
(S
uple
men
tasi
Bes
i)
Ekla
mps
ia2
4%
7%
Penat
alak
sanaa
n k
ejan
g, m
agnes
ium
sulfat
; st
abili
sasi
; ru
-ju
kan u
ntu
k per
salin
an t
epat
wak
tu (
caca
t sa
at k
eham
ilan;
suple
men
tasi
bes
i)
Infe
ksi
11
%1
3%
Pers
alin
an b
ersi
h,
antib
iotika
jik
a te
rjad
i infe
ksi;
pen
atal
aksa
n-
aan s
yok
term
asuk
tran
sfusi
dar
ah,
pen
gelu
aran
pla
senta
yan
g te
rtah
an,
cair
an,
pen
atal
aksa
naa
n in
feks
i den
gan a
ntib
iotik/
TT2
Pers
alin
an m
acet
5%
10
%M
endet
eksi
pad
a w
aktu
yan
g te
pat
, m
eruju
k untu
k oper
asi
per
salin
an,
par
togr
am;
ekst
raks
i den
gan b
antu
an a
lat
BA
YI B
AR
U L
AH
IR D
i Indones
ia,
1 d
ari 3
per
salin
an m
engh
adap
i pen
ingk
atan
ris
iko k
emat
ian y
ang
seb
etuln
ya b
isa
dih
indar
i. K
ema-
tian
pad
a m
asa
neo
nat
us
mer
upak
an 5
7%
dar
i sem
ua
kem
atia
n s
elam
a ta
hun p
erta
ma
kehid
upan
bay
i. Fa
kta
glob
al m
enunju
kkan
b
ahw
a dua
per
tig
a ke
mat
ian b
ayi t
erja
di d
alam
wak
tu s
atu b
ula
n p
erta
ma
kehid
upan
nya
, dar
i angk
a te
rseb
ut,
dua
per
tiga
nya
men
-in
ggal
dal
am w
aktu
24
jam
per
tam
a se
tela
h la
hir
. 7
0%
kem
atia
n b
ayi b
aru la
hir
ter
jadi d
i rum
ah t
anpa
pen
olo
ng
per
salin
an t
eram
pil
(SD
KI,
BA
SIC
S)
Tahu
n 2
00
9 t
arge
t D
epke
s a
dala
h m
enur
unka
n A
KB
BL
dari
20
/10
00
men
jadi
15
/10
00
, AK
B d
ituru
nkan
dar
i 35
/10
00
m
enja
di 2
6/1
00
0
Kom
plik
asi p
rem
atur
itas/
BB
LR(f
akto
r pen
yert
a b
uka
n u
tam
a)3
5%
20
-40
%
Asu
han
konta
k ku
lit-k
e-ku
lit,
men
geri
ngk
an d
an m
engh
anga
t-ka
n,
pem
ber
ian A
SI
din
i dan
eks
klusi
f, a
ntib
iotik
(ib
u:
jara
k ke
lahir
an,
gizi
, pen
gendal
ian m
alar
ia).
Han
ya d
enga
n s
eger
a m
emb
erik
an A
SI
saja
bis
a m
enuru
nka
n k
emat
ian 1
7-2
2%
.
Asf
iksi
a da
n tr
aum
a la
hir
27
%5
-30
%Pe
rtolo
nga
n p
ersa
linan
ter
ampil,
stim
ula
si d
an r
esusi
tasi
Lam
pira
n 5
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 79
LIN
TAS
BA
TAS
PEM
BER
DA
YAA
N S
OSI
AL
dan
KO
MU
NIK
ASI
UN
TUK
PER
UB
AH
AN
PER
ILA
KU
•Praktik
Kes
ehat
an R
epro
duks
i (as
uhan
ante
nat
al,
pen
undaa
n k
eham
ilan p
erta
ma,
jar
ak k
eham
ilan,
jum
lah a
ngg
ota
ke
luar
ga),
•Praktik
Pem
ber
ian
Mak
an U
ntuk
Bay
i Dan
Ana
k (A
SI,
mak
anan
Pel
engk
ap).
•Praktik
Imun
isas
i (R
angk
aian
lengk
ap u
ntu
k b
ayi,
imunis
asi b
ayi s
akit,
TT2
untu
k ib
u).
•Praktikdanperaw
atanK
eseh
atan
Di R
umah
(ke
lam
bu y
ang
dib
eri i
nse
ktis
ida,
cuci
tan
gan,
air
min
um
, pem
buan
gan
mat
eri f
ekal
, vi
tam
in A
, ga
ram
ber
yodiu
m,
per
awat
an s
elam
a sa
kit,
ora
lit,
kete
pat
an p
emb
eria
n o
bat
).•
Praktik
Penc
aria
n Pe
laya
nan
Kes
ehat
an (
men
genal
i pen
yaki
t, m
enca
ri p
eraw
atan
yan
g te
pat
)
Sum
ber
: a.
UN
FPA
/Indones
ia;
b.
USA
ID/C
OR
E M
ater
nal
and N
ewb
orn
Sta
ndar
ds
and I
ndic
ators
Com
pen
diu
m;
c. S
use
-nas
19
98
; Surv
ei D
emogr
afi d
an K
eseh
atan
Indones
ia 2
00
2/2
00
3; d
. Surk
esnas
20
01
; e. C
AH
-WH
O 1
99
5, 1
99
9, 2
00
4;
f. L
ance
t 2
00
5. Sum
ber
lain
men
caku
p B
asic
s II
New
born
Hea
lth in
Indones
ia S
ituat
ion A
nal
ysis
20
04
, In
dones
ia S
ehat
2
01
0 d
an M
illen
niu
m D
evel
opm
ent
Goal
s.
Infe
ksi N
eona
tus
15
%1
0-3
0%
Pers
alin
an b
ersi
h d
an a
man
, im
unis
asi t
etan
us
saat
ham
il,
per
awat
an t
ali p
usa
t, p
eraw
atan
mat
a, p
emb
eria
n A
SI
din
i dan
ek
sklu
sif
Teta
nus
10
%1
0-2
0%
Asu
han
ante
nat
al,
pem
erik
saan
fis
ik,
TT2
AN
AK
di b
awah
5 t
ahun D
i Indones
ia,
kem
atia
n a
nak
ter
us
men
uru
n.
Cak
upan
imunis
asi a
nak
ter
had
ap e
nam
pen
yaki
t uta
ma
men
u-
run d
ari 5
5%
pad
a ta
hun 1
99
7 m
enja
di 5
2%
pad
a ta
hun 2
00
2-2
00
3 (
SD
KI)
. In
dones
ia b
erupay
a m
enca
pai
tar
get
MD
G d
enga
n m
enu-
runka
n d
ua
per
tiga
angk
a ke
mat
ian a
nak
di b
awah
usi
a 5
tah
un a
nta
ra t
ahun 1
99
0 s
ampai
20
15
. Ta
hun
20
09
tar
get
Dep
kes
adal
ah
men
urun
kan
AK
A d
ari
46
/10
00
men
jadi
33
/10
00
Mal
nutr
isi
(fak
tor
pen
yert
a b
uka
n u
tam
a)5
4%
30
-50
%
Inte
rven
si g
izi e
sensi
al (
yodiu
m,
pem
ber
ian A
SI
eksk
lusi
f dan
pel
engk
ap A
SI,
per
awat
an a
nak
sak
it
dan
mal
nutr
isi,
vita
min
A
, Fe
).H
anya
ASI
eksk
lusi
f sa
ja b
isa
men
uru
nka
n m
ort
alitas
1
0-1
3%
Infe
ksi P
erna
fasa
n A
kut
(AR
I)2
5%
30
-60
%A
ntib
iotik;
pem
ber
ian A
SI
(seg
era,
6 b
ula
n,
sam
pai
2 t
ahun);
pel
engk
ap A
SI
Dia
re1
2%
40
-50
%Pr
aktik
pem
ber
ian m
akan
an,
ora
lit,
zinc,
ASI
dan
men
ing-
katk
an a
supan
cai
ran u
ntu
k an
ak s
akit,
cuci
tan
gan d
enga
n
sab
un,
air
min
um
am
an
Cam
pak
7%
30
-86
%Im
unis
asi;
vita
min
A
Mal
aria
5%
40
%Pe
ngo
bat
an a
ntim
alar
ia;
MTB
S-K
80 – DTPS-KIBBLA
Lampiran 6SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/kota
NoJenis
Pelayanan Dasar
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
Batas Waktu Pencapaian
(Tahun)
Satuan Kerja/Lembaga
Penanggung JawabKeterangan
Indikator Nilai
1 2 3 4 5 6 7
I Pelayanan kesehatan dasar
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
95% 2015 Dinkes Kab/Kota
2. Ibu hamil, bersalin, nifas dengan komplikasi yang ditangani
80% 2015 Dinkes Kab/Kota
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
90 % 2015 Dinkes Kab/Kota
4. Cakupan pelayanan Ibu Nifas
90% 2015 Dinkes Kab/Kota
5. Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani
80% 2010 Dinkes Kab/Kota
6. Cakupan kunjungan bayi
90% 2010 Dinkes Kab/Kota
7. Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
100% 2010 Dinkes Kab/Kota
8. Cakupan pelayanan anak balita
90% 2010 Dinkes Kab/Kota
9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
100% 2010 Dinkes Kab/Kota
10.Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan
100% 2010 Dinkes Kab/Kota
11.Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
100% 2010 Dinkes Kab/Kota
12. Cakupan peserta KB Aktif
70% 2010 Dinkes Kab/Kota
13. Penemuan dan penanganan penderita penyakit
100% 2010 Dinkes Kab/Kota
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 81
NoJenis
Pelayanan Dasar
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
Batas Waktu Pencapaian
(Tahun)
Satuan Kerja/Lembaga
Penanggung JawabKeterangan
Indikator Nilai
1 2 3 4 5 6 7
14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
100% 2015 Dinkes Kab/Kota
II Pelayanan kesehatan rujukan
15. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
100% 2015 Dinkes Kab/Kota
16. Pelayanan gawat darurat level 1 yg harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota
90 % 2015 Dinkes Kab/Kota
III Penyelidikan epidemiologi dan Penang-gulangan KLB
17. Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam
100% 2015 Dinkes Kab/Kota
IV Promosi kesehatan dan pem-berdayaan masyarakat
18. Desa Siaga Aktif 80 % 2015 Dinkes Kab/Kota
82 – DTPS-KIBBLA
Lam
pira
n 7
Tab
el S
trat
egi,
Luar
an, d
an K
egia
tan
Prog
ram
Ibu
dan
Bay
i Bar
u La
hir
STR
ATE
GI &
LU
AR
AN
KE
GIA
TAN
IND
IKAT
OR
PED
OM
AN
/ M
OD
UL
PEN
’JA
WA
BSt
rate
gi 1
: M
enin
gkat
kan
akse
s, ca
kupa
n da
n ku
alita
s pel
ayan
an k
eseh
atan
ber
dasa
rkan
buk
ti ilm
iah
Lua
ran
1 a:
Pela
yana
n ke
seha
tan
ibu
dan
bayi
bar
u la
hir d
i Pol
inde
s m
aupu
n di
Pus
kesm
as
Perto
long
an p
erta
ma
obst
etri
pada
sem
ua P
olin
des d
an
Pusk
esm
as ta
npa
tem
pat t
idur
:
• Pen
empa
tan
tena
ga b
idan
tera
mpi
l APN
/PPG
DO
N
• Pen
yedi
aan
sara
na d
an p
eral
atan
pel
ayan
an k
ebid
anan
• Pen
yedi
aan
obat
dan
ala
t bah
an h
abis
pak
ai
• Pen
yedi
aan
pela
yana
n da
n bi
aya o
pera
siona
l APN
/PPG
DO
N
• Pen
yedi
aan
pela
yana
n da
n bi
aya
oper
asio
nal P
ON
ED
• Pel
atih
an A
PN (P
olin
des/
Pusk
esm
as)
• Pel
atih
an P
PGD
ON
(Pol
inde
s)
• Pel
atih
an T
im K
linik
PO
NED
(Pus
kesm
as)
• Kua
lifika
si P
etug
as d
an A
kred
itasi
Tek
nis F
asili
tas K
es-
ehat
an P
asca
pela
tihan
APN
/PPG
DO
N/P
ON
ED/P
ON
EK• O
rient
asi S
tand
ar P
elay
anan
Keb
idan
an• P
elat
ihan
pro
mos
i ASI
eks
klus
if
• Sup
ervi
si fa
silit
atif
pela
yana
n K
es Ib
u d
an K
B
• Sup
ervi
si m
anaj
emen
pro
gram
kes
ehat
an ib
u da
n K
B
• Sup
ervi
si fa
silit
atif
pasc
a pe
latih
an k
linis
pel
ayan
an
kese
hata
n ib
u da
n K
B• P
enga
daan
buk
u pe
dom
an :
BP3
K, K
ajia
n M
andi
ri,
supe
rvis
i fas
ilita
tif, a
nalis
is si
tuas
i, A
MP-
KB
• Pen
gada
an sa
rana
tran
spor
tasi
unt
uk o
pera
sion
al u
paya
pe
rcep
atan
pen
urun
an A
KI d
an A
KB
(rod
a 2
dan
roda
4)
• Lok
akar
ya ja
min
an k
eter
sedi
aan
kom
odita
s dan
oba
t K
IBB
LA• P
elay
anan
AN
C ya
ng t
erfo
kus d
i fas
ilita
s kes
dan
diru
mah
% p
emen
uhan
terh
adap
keb
utuh
an te
naga
te
ram
pil d
i Pol
inde
s/Pu
skes
mas
% k
eter
sedi
aan
terh
adap
keb
utuh
an sa
rana
da
n pe
rala
tan
% k
eter
sedi
aan
terh
adap
keb
utuh
an o
bat d
an
baha
n ha
bis p
akai
% p
enye
diaa
n je
nis p
elay
anan
dan
bia
ya
terh
adap
stan
dar
APN
/PPG
DO
N%
pen
yedi
aan
jeni
s pel
ayan
an d
an b
iaya
te
rhad
ap st
anda
r PO
NED
% p
etug
as m
ampu
laks
ana A
PN d
i Pol
inde
s/Pu
skes
mas
% p
etug
as m
ampu
laks
ana
PPG
DO
N d
i Po
linde
s/Pu
skes
mas
% re
alis
asi P
KM
PO
NED
dgn
targ
et k
abu-
pate
n/ko
ta
% p
etug
as k
ompe
ten
dan
fasi
litas
yan
g te
rakr
edita
si
% p
etug
as y
ang
mem
aham
i SPK
% p
etug
as m
ampu
laks
ana
prom
osi I
MD
% p
etug
as/fa
silit
as y
g m
enda
pat S
F%
jum
lah
dan
targ
et su
perv
isi p
erba
ikan
m
anaj
emen
% p
etug
as k
ompe
ten
dan
akre
dita
si fa
skes
da
ri to
tal y
g di
latih
% sa
rana
yg
ters
edia
thd
baku
keb
utuh
an
% sa
rana
yg
ters
edia
thd
baku
keb
utuh
an%
kom
odita
s yg
ada
thd
baku
keb
utuh
an
% ib
u ya
ng m
enda
pat A
NC
Pake
t Pel
atih
an A
PN
Pake
t Pel
atih
an P
PGD
ON
, PO
NED
Pake
t Kua
lifika
si d
an A
kred
itasi
SPK
Adv
okas
i Ini
sias
i Men
yusu
Din
i/ A
PNSu
perv
isi F
asili
tatif
Man
ajem
en P
rogr
am K
es Ib
u &
KB
Supe
rvis
i Fas
ilita
tif d
an Q
&A
Pera
tura
n Pe
ngad
aan
Sara
na
Pera
tura
n Pe
ngad
aan
Sara
naPe
ratu
ran
Peng
adaa
n Sa
rana
Pedo
man
AN
C
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 83
STR
ATE
GI &
LU
AR
AN
KE
GIA
TAN
IND
IKAT
OR
PED
OM
AN
/ M
OD
UL
PEN
’JA
WA
B
• Pel
ayan
an ru
juka
n ke
rum
ah sa
kit
• Pel
ayan
an ib
u ha
mil
KEP
dan
KEK
• Pel
ayan
an k
unju
ngan
ibu
nifa
s dan
neo
nata
l• P
emet
aan
sasa
ran
bum
il• P
enga
daan
sara
na k
ontra
seps
i kit
• Pel
atih
an k
onse
ling
AB
PK-K
B• P
elac
akan
unm
et n
eed
KB
• Sos
ialis
asi s
tand
ar p
elay
anan
KB
(BP3
K)
• Pel
aksa
naan
Aud
it M
edik
Pel
ayan
an K
B (A
MP
KB
) tin
gkat
kab
/kot
a• A
udit
Mat
erna
l dan
Per
inat
al (A
MP)
• Pen
jarin
gan
ibu
ham
il de
ngan
resi
ko ti
nggi
den
gan
5 T
• Per
tem
uan
PWS
KIA
• Pen
gada
an b
uku
koho
rt K
IA• P
enyu
luha
n PM
S an
d H
IV/A
IDS
di fa
skes
• Pel
aksa
naan
PM
TCT
• Pel
atih
an k
apas
itas d
an o
pera
sion
al k
emitr
aan
bida
n –
duku
n• S
osia
lisas
i kem
itraa
n bi
dan
dan
duku
n (p
enge
mba
ngan
ka
pasi
tas d
an o
pera
sion
al)
• Mon
itorin
g da
n ev
alua
si k
egia
tan
kem
itraa
n bid
an –
duku
n di
ber
baga
i jen
jang
.• M
agan
g du
kun
diru
mah
bid
an/p
olin
des
• Per
tem
uan
koor
dina
si b
agi a
kses
pel
ayan
an b
umil/
bulin
/ bu
fas d
an b
ayi b
aru
lahi
r mel
alui
GSI
/P4K
(Ped
oman
Pe
renc
anaa
n Pe
rsal
inan
dan
Pec
egah
an K
ompl
ikas
i)
% k
asus
ruju
kan
yg d
apat
diru
juk
% c
akup
an B
umil
KEP
/KEK
% p
elay
anan
KN
terh
adap
targ
et%
upa
ya p
emet
aan
Bum
il te
rhad
ap ta
rget
% sa
rana
kon
trase
psi t
hd b
aku
kebu
tuha
n %
pet
ugas
mam
pu K
IP/K
dan
AB
PK K
B%
Unm
et n
eed
KB
% p
etug
as y
g pa
ham
bak
u pe
laya
nan
KB
% k
egia
tan
Aud
it te
rhad
ap ta
rget
pro
gram
KB
% k
egia
tan
AM
P th
d ta
rget
AM
P K
ab/K
ota
% p
enja
ringa
n ib
u ha
mil
risti
dan
pend
ataa
n sa
sara
n %
pen
gada
an th
d ba
ku k
ebut
uhan
%
keg
iata
n pe
nyul
uhan
thd
targ
et%
upa
ya P
MTC
T th
d ta
rget
pro
gram
% k
emitr
aan
thd
targ
et p
rogr
am
% p
emah
aman
ttg
kem
itraa
n D
ukun
- B
idan
% m
onev
kem
itraa
n B
idan
-Duk
un%
Duk
un y
ang
mag
ang
di P
olin
des
% P
emen
uhan
aks
es y
anke
s mel
alui
GSI
/P4K
Pedo
man
Ruj
ukan
SPK
ibu
ham
il de
ngan
gan
ggua
n gi
ziPe
dom
an K
NJu
klak
Pem
etaa
n B
umil
Pera
tura
n Pe
ngad
aan
Sara
na
KIP
/K d
an A
BPK
KB
Man
ajem
en P
rogr
am K
B
Pedo
man
Aud
it M
edik
Pedo
man
AM
P
PWS
KIA
Pera
tura
n Pe
ngad
aan
Sara
naPe
dom
an P
enyu
luha
nPe
dom
an P
MTC
T Pe
dom
an K
emitr
aan
Duk
un-B
idan
Mon
ev K
emitr
aan
Bid
an-D
ukun
Pedo
man
Kem
itraa
nB
idan
-Duk
un
Prog
ram
GSI
/P4K
Lua
ran
1 b:
Pela
yana
n ob
stetri
dan
neo
nata
l em
erge
nsi d
asar
(PO
NED
)• P
erte
mua
n pe
ngka
jian,
sel
eksi
dan
pen
gem
bang
an
Pusk
esm
as P
ON
ED
• Pen
empa
tan
tena
ga P
ON
ED d
i Pus
kesm
as
• Pel
atih
an k
linik
PO
NED
• M
agan
g PO
NED
bag
i Tim
Med
ik P
uske
smas
• Pen
gada
an p
eral
atan
PO
NED
• Bim
bing
an te
knis
pel
ayan
an K
IBB
LA P
uske
smas
ole
h Sp
OG
dan
SpA
• S
uper
visi
fasi
litat
if pa
scap
elat
ihan
klin
is p
elay
anan
K
IBB
LA
% P
KM
yan
g te
rsel
eksi
utk
PO
NED
% P
enem
pata
n na
kes d
i PK
M P
ON
ED
% P
etug
as te
rlatih
PO
NED
% P
etug
as m
agan
g PO
NED
% P
emen
uhan
ala
t ter
hada
p sta
ndar
keb
utuh
an
% P
KM
PO
NED
yan
g m
enda
pat B
inte
k
% S
F pa
scap
elat
ihan
KIB
BLA
Pedo
man
Man
ajem
en P
KM
PO
NED
Pera
tura
n pe
ngan
gkat
an d
an p
enem
-pa
tan
pega
wai
Pake
t Pel
atih
an P
ON
EDPe
ratu
ran
Peng
adaa
n Sa
rana
Pedo
man
Bin
tek
Yan
KIB
BLA
Sp
OG
/SpA
Supe
rvis
i Fas
ilita
tif
84 – DTPS-KIBBLA
STR
ATE
GI &
LU
AR
AN
KE
GIA
TAN
IND
IKAT
OR
PED
OM
AN
/ M
OD
UL
PEN
’JA
WA
BL
uara
n 1
c:Pe
laya
nan
Obe
tetri
Neo
nata
l Em
erge
nsi K
ompr
ehen
sif
(PO
NEK
) di R
umah
Sak
it ka
bupa
ten/
kota
• Pen
empa
tan
tena
ga k
eseh
atan
pen
yele
ngga
ra P
ON
EK• P
enga
daan
per
alat
an P
ON
EK• P
enga
daan
oba
t dan
bah
an h
abis
pak
ai• P
elat
ihan
PO
NEK
bag
i ten
aga
RS
• Pen
cega
han
dan
pena
nggu
lang
an in
feks
i • J
amin
an fu
ngsi
uni
t ban
k da
rah
RS
• Pen
gada
an p
eral
atan
ban
k da
rah
• P
enye
diaa
n te
naga
labo
rato
rium
ban
k da
rah
• Pel
atih
an te
knis
bag
i pet
ugas
ban
k da
rah
% P
enem
pata
n na
kes P
ON
EK th
d ke
butu
han
% p
enga
daan
thd
kebu
tuha
n al
at/o
bat
% N
akes
mam
pu P
ON
EK th
d sta
ndar
keb
utuh
an%
Infe
ksi y
ang
dapa
t dic
egah
/tang
gula
ngi
% R
S K
ab/K
ota
dgn
Ban
k D
arah
yg
aktif
Pera
tura
n pe
ngan
gkat
an d
an p
enem
-pa
tan
pega
wai
Pera
tura
n Pe
ngad
aan
Sara
naPa
ket P
elat
ihan
PO
NEK
Pedo
man
Pen
cega
han
Infe
ksi
Man
lak
Ban
k D
arah
Lua
ran
2:Pe
laya
nan
keha
mila
n, p
er-
salin
an d
an n
ifas o
leh
petu
gas
kese
hata
n
• Per
tem
uan
eval
uasi
kine
rja b
idan
dal
am p
elay
anan
KIB
BLA
• Per
tem
uan
kajia
n ke
butu
han
pela
tihan
tena
ga k
eseh
atan
K
IBB
LA• P
erte
mua
n ka
jian
kebu
tuha
n te
naga
unt
uk p
elay
anan
K
IBB
LA• P
engu
mpu
lan
dan
anal
isis
dat
a K
IBB
LA
• Per
tem
uan
pem
baha
san
PWS
KIA
• Per
tem
uan
anal
isis
dat
a da
n m
anaj
emen
KIB
BLA
• Lok
akar
ya P
eren
cana
an b
erba
sis k
iner
ja D
TPS-
KIBB
LA• E
valu
asi p
elak
sana
an p
rogr
am K
IBB
LA (e
valu
asi p
aruh
ta
hun
dan
akhi
r tah
un)
% B
idan
dgn
kin
erja
stan
dar K
IBB
LA
% K
ajia
n &
renc
ana
pela
tihan
dan
keb
utuh
an
tena
ga K
IBB
LA
% P
engu
mpu
lan
& a
nalis
is d
ata
thd
targ
et%
per
tem
uan
yang
ber
dam
pak
pada
kua
litas
PW
S K
IA%
per
tem
uan
yg b
erda
mpa
k pa
da p
erba
ikan
m
anaj
emen
KIB
BLA
% p
enye
lesa
ian
RK D
TPS-
KIB
BLA
Kab
/Kot
a
% p
erba
ikan
dan
kel
angs
unga
n p
rogr
am
KIB
BLA
mel
alui
keg
iata
n ev
alua
si
Pem
anta
uan
Kin
erja
Bid
an
Pedo
man
Ana
lisis
Dat
a K
IBB
LA
Pedo
man
PW
S K
IAPe
dom
an A
nalis
is D
ata
KIB
BLA
Pedo
man
DTP
S-K
IBB
LA
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 85
STR
ATE
GI &
LU
AR
AN
KE
GIA
TAN
IND
IKAT
OR
PED
OM
AN
/ M
OD
UL
PEN
’JA
WA
BSt
rate
gi 2
: Mem
bang
un k
emitr
aan
dan
kerj
asam
a lin
tas p
rogr
am, l
inta
s sek
tor
dan
mitr
a te
rkai
t lai
nnya
unt
uk a
dvok
asi k
oord
inas
i per
enca
naan
dan
keg
iata
n pr
ogra
m M
PS
sert
a m
enin
gkat
kan
sum
berd
aya
yang
ters
edia
Lua
ran
1:K
emitr
aan
pere
ncan
aan
pela
ksan
aan
prog
ram
KIB
BLA
• Sos
ialis
asi p
rogr
am K
IBB
LA m
ultip
ihak
.
• Per
tem
uan
koor
dina
si M
PS d
i kab
upat
en
• Rev
iew
pel
aksa
naan
pro
gram
KIB
BLA
kab
upat
en/k
ota
• Mem
bent
uk P
2KP
• Pel
atih
an S
DM
kes
ehat
an te
ntan
g C
ontr
acep
tive
Tech
-no
logy
Upd
ate
(CTU
)
• Pel
atih
an ad
voka
si pr
ogra
m K
IBBL
A da
n pe
ngan
ggar
anny
a• A
dvok
asi k
epad
a st
akeh
olde
r ten
tang
pro
gram
kes
ehat
an
ibu
dan
bayi
bar
u la
hir u
ntuk
men
dapa
tkan
prio
ritas
di
kabu
pate
n/ko
ta
• Pen
anga
nan
Bum
il K
EK• P
elay
anan
AN
C d
enga
n m
ener
apka
n bu
ku p
edom
an
AN
C b
erku
alita
s (A
NC
+PM
TCT,
mal
aria
, TB
C)
• Pen
anga
nan
kasu
s mal
aria
• Pen
anga
nan
kasu
s TB
C• I
mun
isas
i TT
• Pen
yulu
han
PMS
and
HIV
/AID
S ol
eh te
naga
kes
ehat
an
% L
P/LS
/mitr
a ya
ng m
emah
ami p
rogr
am
KIB
BLA
% ti
ngka
t kor
dina
si LS
/LP/
mitr
a upa
ya K
IBBL
A
mel
alui
MPS
% k
eber
hasil
an p
elak
sana
an k
egia
tan
KIB
BLA
te
rhad
ap p
eren
cana
an.
% P
2KP
aktif
terh
adap
jum
lah
kabu
pate
n
% p
etug
as m
ampu
CTU
terh
adap
jum
lah
petu
gas u
nit K
B%
pet
ugas
mam
pu a
dova
ksi p
rog.
& a
ngga
ran
KIB
BLA
thd
jum
lah
staf
sung
ram
% st
rake
hold
er k
ab/ k
ota
yang
mem
prio
ritas
-ka
n K
IBB
LA%
per
baik
an B
umil
KEK
mel
alui
upa
ya p
en-
jarin
gan
risti
bum
il de
ngan
LIL
A.
% c
akup
an A
NC
terf
okus
mel
alui
upa
ya L
P
% p
ence
gaha
n da
n pe
nang
anan
Bum
il de
ngan
m
asal
ah m
elal
ui u
paya
LP/
LS
Stra
tegi
Nas
iona
l MPS
Pand
uan
Pem
bent
ukan
P2K
P/S
Pake
t Pel
atih
an K
B (C
TU U
pdat
e)
Pedo
man
Adv
okas
i KIB
BLA
Pedo
man
Per
baik
an G
izi I
bu H
amil
Pedo
man
AN
C T
erfo
kus
Pena
ngan
an te
rpad
u B
umil
(KEK
, M
alar
ia, T
BC
, PM
S &
HIV
/AID
S da
n im
unis
asi)
Lua
ran
2:K
erja
sam
a de
ngan
BK
KB
N• P
enye
diaa
n te
naga
kon
selo
r KB
• Ker
jasa
ma
linta
s se
ktor
dal
am p
enye
diaa
n te
naga
pe
laya
nan
KB
• Kaj
ian
man
diri
terh
adap
kua
litas
pel
ayan
an K
B
• Pel
atih
an p
enin
gkat
an m
anaj
emen
pel
ayan
an K
B d
i fa
silit
as p
elay
anan
kes
ehat
an k
abup
aten
/kot
a• P
embe
ntuk
an ti
m fa
silit
ator
kab
upat
en/k
ota
untu
k p
eng-
guna
an A
lat B
antu
Pen
gam
bila
n K
eput
usan
KB
(AB
PK)
• Pel
atih
an p
etug
as u
ntuk
pen
ggun
aan
AB
PK.
• Pem
bina
an to
koh
dan
kade
r mas
yara
kat t
enta
ng p
rogr
am K
B
% k
onse
lor K
B th
d ju
mla
h pe
tuga
s KB
% p
emen
uhan
keb
utuh
an te
naga
pel
aksa
na
KB
seca
ra L
P/LS
% p
erba
ikan
kua
litas
pel
ayan
an K
B m
elal
ui
upay
a ka
jian
man
diri
% p
etug
as m
ampu
laks
ana
man
ajem
en
pela
yana
n K
B%
fasi
litat
or A
BPK
KB
thd
std
kebu
tuha
n di
ka
bupa
ten/
Kot
a%
kon
delo
r mam
pu la
ksan
a AB
PK d
lm sa
tu
kelo
mpo
k ps
t plth
n%
Tom
a da
n K
ader
seba
gai a
dvok
ator
KB
KIP
/K K
BPe
ratu
ran
Peng
adaa
n te
naga
pe
laks
ana
KB
Pedo
man
Bak
u K
linik
KB
Stan
dar M
anaj
emen
Pel
ayan
an K
BPa
ket P
elat
ihan
Fas
ilita
tor A
BPK
Pake
t Pel
atih
an K
onse
lor u
tk A
BPK
M
ater
i Pro
gram
KB
bag
i Tom
a da
n K
ader
86 – DTPS-KIBBLA
STR
ATE
GI &
LU
AR
AN
KE
GIA
TAN
IND
IKAT
OR
PED
OM
AN
/ M
OD
UL
PEN
’JA
WA
BL
uara
n 3:
Ker
jasa
ma
deng
an d
ukun
ba
yi:
• Orie
ntas
i kem
itraa
n du
kun-
bida
n da
lam
KIB
BLA
• Sos
ialis
asi k
egia
tan
dasa
wis
ma
bagi
duk
un• P
enyu
luha
n pe
ran
duku
n ba
yi d
alam
KIB
BLA
teru
tam
a pe
ngen
alan
mas
alah
dan
alu
r ruj
ukan
% B
idan
& D
ukun
yg
mem
aham
i kon
sep
kem
itraa
n%
Duk
un y
g pa
ham
kon
sep
Das
a W
ism
a%
Duk
un y
g pa
ham
pro
gram
KIB
BLA
, te
rmas
uk m
asal
ah d
an a
lur r
ujuk
an
Pedo
man
Kem
itraa
n B
idan
-Duk
unPe
dom
an K
egia
tan
Das
a W
ism
aM
ater
i Pen
yulu
han
Prog
ram
KIB
-B
LA
Lua
ran
4:K
emitr
aan
deng
an se
ktor
sw
asta
dan
Lem
baga
Sw
a-da
ya M
asya
raka
t (LS
M)
• Pem
bent
ukan
am
bula
ns d
esa
mel
alui
per
tem
uan
desa
• Mem
buat
per
atur
an d
esa
tent
ang
KIB
BLA
(ter
mas
uk
kom
ite k
eseh
atan
des
a, ta
bulin
, das
olin
, dsb
)• P
enyu
luha
n ke
ham
ilan
risik
o tin
ggi (
term
asuk
PM
S da
n H
IV/A
IDS)
% d
esa
yg m
emili
ki a
mbu
lans
des
a%
des
a yg
mem
iliki
Per
des K
IBB
LA
% k
elua
rga/
ibu
yg m
enge
rti k
eham
ilan
Ris
ti
Pedo
man
Pem
bent
ukan
Am
bula
ns
Des
aPe
dom
an P
enyu
suna
n Pe
rdes
Mat
eri P
enyu
luha
n K
eham
ilan
Ris
ti
Lua
ran
5:K
emitr
aan
deng
an o
rgan
isas
i pr
ofes
i• P
embe
ntuk
an P
usat
Pel
atih
an K
linik
Sek
unde
r (Pr
ovin
si)
dan
Prim
er (K
abup
aten
)• K
emitr
aan
jarin
gan
pelay
anan
KIB
BLA
deng
an B
idan
Deli
ma
• Per
tem
uan
berk
ala
KIB
BLA
den
gan
orga
nisa
si p
rofe
si d
i tin
gkat
kab
upat
en/k
ota
% p
embe
ntuk
an P
2KS/
P se
baga
i has
il ke
r-ja
sam
a dg
n O
rg. P
rofe
si
% p
enin
gkat
an a
kses
dan
kua
litas
KIB
BLA
ha
sil k
emitr
aan
deng
an B
D
% p
eren
cana
an d
an p
elak
sana
an p
rog.
KIB
-BL
A
Pedo
man
Pem
bent
ukan
P2K
S/P
Petu
njuk
Pen
yedi
aan
Pela
yana
n m
elal
ui M
ekan
ism
eKem
itraa
n M
AN
LAK
STR
ATEG
I PR
OG
RA
M
KIB
BLA
Prog
ram
KIB
BLA
Lua
ran
6:K
erja
sam
a de
ngan
Pal
ang
Mer
ah In
done
sia
• Mem
bent
uk/m
emfu
ngsi
kan
Uni
t Tra
nsfu
si D
arah
dan
B
ank
Dar
ah• M
embu
at P
rose
dur K
erja
Tet
ap (p
rota
p) p
enge
lola
an
dara
h da
n pr
oduk
dar
ah• P
enye
diaa
n pe
rala
tan
trans
fusi
dar
ah• I
dent
ifika
si g
olan
gan
dara
h ib
u ha
mil
• Ide
ntifi
kasi
cal
on d
onor
bag
i ibu
ham
il –
bers
alin
yan
g m
embu
tuhk
an
% U
TD d
an B
ank
Dar
ah y
ang
berf
ungs
i sbg
ha
sil k
erja
sam
a dg
n PM
I%
pen
yele
saia
n Pr
otap
pen
gelo
laan
dar
ah d
an
prod
ukny
a%
kel
engk
apan
per
alat
an tr
ansf
usi
% id
entifi
kasi
gol
. dar
ah B
umil
di d
esa
% id
entifi
kasi
gol
. dar
ah d
onor
di d
esa
Pedo
man
Ker
ja U
TD d
an B
ank
Dar
ahPe
dom
an P
edom
an P
4K
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 87
STR
ATE
GI &
LU
AR
AN
KE
GIA
TAN
IND
IKAT
OR
PED
OM
AN
/ M
OD
UL
PEN
’JA
WA
BSt
rate
gi 3
: Men
doro
ng p
embe
rday
aan
wani
ta d
an k
eluar
ga m
elalu
i pen
ingk
atan
pen
geta
huan
unt
uk m
enja
min
per
wuju
dan
peril
aku
seha
t dan
pem
anfa
aata
n pe
laya
nan
kese
hata
n ib
u da
n ba
yiL
uara
n 1:
Ket
erlib
atan
suam
i sia
ga• P
enyu
luha
n “S
uam
i Sia
ga”
dan
P4K
di d
alam
pes
an
MPS
kep
ada
mas
yara
kat
• Mem
buat
leafl
et p
oste
r ten
tang
pes
an M
PS
• Sos
ialis
asi M
PR-M
PS• P
enyu
luha
n pe
ngen
alan
tand
a ba
haya
obs
tetri
& n
eona
tal
• Sos
ialis
asi b
uku
KIA
(buk
u JI
CA
)
• Pel
atih
an K
IP/K
dan
Per
enca
naan
Per
salin
an u
ntuk
op
timal
isas
i pen
ggun
aan
buku
KIA
• Pen
yulu
hann
tent
ang
PMS
– H
IV/A
IDS
• Pen
yulu
han
tent
ang
pent
ingn
ya d
ukun
gan
(term
asuk
ke
ters
edia
an d
ana
dan
tang
gap
gaw
atda
rura
t) da
ri su
ami/
kelu
arga
sela
ma
keha
mila
n, p
ersa
linan
dan
nifa
s• P
enyu
luha
n pe
ran
suam
i di d
alam
pro
gram
KB
, ter
mas
uk
KB
pas
cape
rsal
inan
dan
pas
cake
gugu
ran
% su
ami y
g pa
ham
per
anny
a dl
m K
IBB
LA
% a
kura
si p
esan
MPS
dal
am le
aflet
%
mitr
a/m
asya
raka
t yg
mem
aham
i MPS
% m
itra/
mas
yara
kat y
g m
emah
ami G
DO
N%
Buk
u K
epem
ilika
n B
uku
KIA
pad
a B
umil
/B
ulin
/Buf
as%
pet
ugas
mam
pu la
ksan
a K
IP/K
dan
Per
en-
cana
an P
ersa
linan
% p
emah
aman
suam
i ttg
PM
S –
HIV
/AID
S%
kes
iapa
n da
na d
an ta
ngga
p ga
wat
-dar
urat
ba
gi ib
u da
ri su
ami/k
elua
rga
% d
ukun
gan
suam
i dal
am p
rogr
am K
B d
lm
sew
ilaya
h
Pedo
man
Ped
oman
P4K
Pedo
man
Pro
mke
s MPS
Pedo
man
MPR
-MPS
Pedo
man
Det
eksi
Tan
da B
ahay
a ba
gi M
asya
raka
t B
uku
KIA
Buk
u K
IP/K
& K
IAPe
dom
an P
enyu
luha
n PM
S –
HIV
/A
IDS
Pedo
man
P4K
dan
Sua
mi S
iaga
Lua
ran
2:Pe
ran
aktif
kel
uarg
a da
lam
m
enja
min
pel
ayan
an y
ang
adek
uat
• Pen
yulu
han
tent
ang
buda
ya h
idup
seha
t dan
pel
ayan
an
berk
ualit
as b
agi k
elua
rga
• Pen
yulu
han
kese
hata
n ib
u ha
mil
dari
kelu
arga
kur
ang
mam
pu
% k
elua
rga
paha
m k
ualit
as p
elay
anan
% a
kses
pel
ayan
an a
deku
at y
g di
duku
ng
Ask
eski
n
Pedo
man
Pem
berd
ayaa
n K
elua
rga
Pedo
man
Ask
eski
n
Lua
ran
3:Pe
man
taua
n ku
alita
s pe-
laya
nan
kese
hata
n ib
u da
n ba
yi b
aru
lahi
r ole
h ke
lom
pok
wan
ita
• Pen
yulu
han
hak
pere
mpu
an d
alam
repr
oduk
si• P
enyu
luha
n p
emah
aman
kes
ehat
an ib
u da
n ba
yi b
aru
lahi
r kep
ada
orga
nisa
si w
anita
• P
enyu
luha
n A
SI E
kskl
usif
dan
Nut
risi T
umbu
h K
em-
bang
mel
alui
pel
ayan
an b
erm
utu
bagi
per
empu
an d
an
kelu
arga
• Men
ingk
atka
n ku
alita
s pel
ayan
an K
IBB
LA b
erku
alita
s m
elal
ui si
stem
pel
ayan
an k
eseh
atan
% p
erem
puan
dlm
wila
yah
terte
ntu
yg m
ema-
ham
i hak
repr
oduk
si%
org
. wan
ita d
lm su
atu
wila
yah
yang
mem
a-ha
mi h
ak re
prod
uksi
%
kel
uarg
a di
dal
am su
atu
wila
yah
paha
m
nutri
si d
an tu
mbu
h ke
mba
ng m
elal
ui
pela
yana
n be
rmut
u%
pel
ayan
an K
IBB
LA b
erku
alita
s di f
aske
s dl
m su
atu
wila
yah
Mat
eri H
ak R
epro
duks
iM
ater
i Nut
risi d
an T
umbu
h K
em-
bang
Mat
eri P
rogr
am K
IBB
LA &
Kua
li-ta
s Pel
ayan
an
88 – DTPS-KIBBLA
STR
ATE
GI &
LU
AR
AN
KE
GIA
TAN
IND
IKAT
OR
PED
OM
AN
/ M
OD
UL
PEN
’JA
WA
BSt
rate
gi 4
: Men
doro
ng k
eter
libat
an m
asya
raka
t dan
men
jam
in p
enye
diaa
n da
n pe
man
faat
an p
elay
anan
kes
ehat
an ib
u da
n ba
yiL
uara
n 1:
Ger
akan
Say
ang
Ibu
• Per
tem
uan
eval
uasi
pen
yulu
han
MPS
mel
alui
GSI
ata
u Pe
dom
an P
4K• M
embu
at le
aflet
tent
ang
4 Te
rlalu
dan
3 T
erla
mba
t• P
enyu
luha
n te
ntan
g 4
Terla
lu d
an 3
Ter
lam
bat
• Mem
buat
/mem
bang
un R
umah
Tun
ggu
Saya
ng Ib
u un
tuk
daer
ah te
rpen
cil
• Pem
bent
ukan
kel
ompo
k pe
mer
hati
dan
pem
berd
ayaa
n pe
rem
puan
dan
kel
uarg
a• P
enyu
luha
n ke
seha
tan
ibu
dan
bayi
bar
u la
hir k
epad
a to
koh
dan
kade
r kes
ehat
an• P
enyu
luha
n te
ntan
g pe
ntin
gnya
tabu
lin d
alam
men
gata
si
biay
a pe
laya
nan
• Pel
atih
an fa
silit
ator
- bi
dan
dala
m p
elak
sana
an P
4K• P
erte
mua
n te
ntan
g op
eras
iona
l P4K
men
duku
ng d
alam
te
rben
tukn
ya T
abul
in, A
mbu
lans
Des
a, c
alon
don
or d
arah
(m
inim
al 4
kal
i set
ahun
)
% m
asya
raka
t yan
g m
emah
ami d
an b
erpe
ran
dala
m M
PS%
aku
rasi
pes
an 4
T da
n 3
T dl
m le
aflet
% m
asya
raka
t dlm
suat
u w
ilaya
h ya
ng p
aham
4T
dan
3T
% R
umah
Tun
ggu
SI d
i dae
rah
terp
enci
l
% k
elom
pok
pem
erha
ti da
n pe
mbe
rday
aan
pere
mpu
an d
i sua
tu w
ilaya
h%
Tom
a da
n K
ader
yg
paha
m K
IBB
LA
% d
esa
deng
an ta
bulin
/das
olin
% b
idan
fasi
litat
or P
4K d
i des
a/ka
b/ko
ta%
Tab
ulin
, Am
bula
ns D
esa,
Don
or D
arah
dsb
dr
hsl
per
tem
uan
ope
rasi
onal
P4K
Man
lak
Stra
tegi
Pro
gram
KIB
-B
LA(*
MPS
-SIG
)Pe
dom
an P
4KM
PR-M
PSPr
omke
s MPS
Pedo
man
Rum
ah T
ungg
uH
ak R
epro
duks
iM
anla
k St
rate
gi P
rogr
am K
IBB
LAPe
dom
an P
4K
Lua
ran
2:Ta
nggu
ng ja
wab
mas
yara
kat
tent
ang
KIB
BLA
• Pen
yulu
han
tent
ang
tang
gung
-jaw
ab m
asya
raka
t dal
am
penc
egah
an k
emat
ian
pada
ibu,
BB
L da
n A
nak
Bal
ita• M
embu
at le
aflet
tent
ang
peny
ebab
dan
upa
ya m
enan
g-gu
lang
i kem
atia
n ib
u, B
BL
dan
Ana
k B
alita
• Pem
bent
ukan
dan
pel
aksa
naan
Kel
ompo
k Pe
min
at K
IB-
BLA
dan
Kel
ompo
k K
erja
P4K
• Per
tem
uan
koor
dina
si d
an m
onito
ring
pela
ksan
aan
P4K
tin
gkat
kab
upat
en• P
erte
mua
n so
sial
isas
i P4K
ting
kat k
ecam
atan
• Per
tem
uan
koor
dina
si d
an m
onito
ring
pela
ksan
aan
P4K
tin
gkat
kec
amat
an• P
enyu
luha
n K
eseh
atan
Mas
yara
kat d
i Rum
ah S
akit
(PK
MR
S)• P
enda
ftara
n ca
lon
dono
r dar
ah• P
erte
mua
n K
omite
Kes
ehat
an K
abup
aten
/Kot
a te
ntan
g pe
rlind
unga
n ko
nsum
en d
an p
etug
as k
eseh
atan
• Per
tem
uan
mus
yaw
arah
des
a un
tuk
men
ingk
atka
n ak
ses
dan
kual
itas p
elay
anan
KIB
BLA
di t
ingk
at d
esa
• Per
tem
uan
linta
s sek
tor (
pers
yara
tan
pela
yana
n ba
gi
mas
yara
kat m
iski
n)
% p
eran
serta
mas
y. d
lm u
paya
pen
cega
han
kem
atia
n ib
u/B
BL/
Ana
k B
alita
% a
kura
si p
esan
upa
ya p
ence
gaha
n
kem
atia
n ib
u/B
BL/
Ana
k A
nak
Bal
ita
% k
elom
pok
pem
inat
KIB
BLA
dan
Pok
ja
P4K
% e
valu
asi d
an re
kom
enda
si p
elak
sana
an
P4K
di k
ab/k
ota
% p
eham
anan
Sta
f Kec
amat
an &
Kad
es tt
g P4
K%
eva
luas
i dan
reko
men
dasi
plk
sn P
4K d
i kec
% k
elua
rga/
pasi
en y
ang
men
dapa
t pen
yulu
-ha
n K
IBB
LA d
i Rum
ah S
akit
% a
nggo
ta m
asy.
yg
men
dafta
r sbg
don
or
% p
enan
ggul
anga
n ke
luha
n ko
nsum
en d
an
petu
gas t
erka
it K
IBB
LA
% p
enin
gkat
an a
kses
dan
kua
litas
yan
kes h
sl
mus
yaw
arah
des
a%
mas
y/ke
luar
ga y
g pa
ham
syar
at b
antu
an
pela
yana
n ba
gi m
asya
raka
t mis
kin
Pedo
man
P4K
Pedo
man
Pem
anta
uan
dan
Peny
e-lia
an P
rogr
am K
eseh
atan
Ibu
dan
Bay
i Bar
u La
hir
Pedo
man
PK
MR
SPe
dom
an P
4KPe
dom
an P
4KPe
dom
an P
elak
sana
an Ja
min
an
Kes
ehat
an M
asya
raka
t (M
anla
k Ja
mke
smas
)
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 89
Lua
ran
3:Pe
man
taua
n pe
laya
nan
KIB
-B
LA o
leh
mas
yara
kat
• Per
tem
uan
kerja
sam
a da
lam
pem
anta
uan
kual
itas p
e-la
yana
n ol
eh m
asya
raka
t• S
osia
lisas
i AM
P ke
pada
kel
ompo
k m
asya
raka
t
% k
erja
sam
a da
lam
pem
anta
uan
kual
itas
pela
yana
n%
mas
y/ke
luar
ga y
g pa
ham
man
faat
AM
P
Man
lak
Stra
tegi
Pro
gram
KIB
BLA
Pedo
man
AM
P
Lua
ran
4:A
sesm
en k
egia
tan
ter-
baik
dik
ab/k
ota
oleh
GSI
/M
asya
raka
t SiA
Ga
• Ren
cana
pen
gem
bang
an m
anfa
at G
SI/M
asya
raka
t SiA
Ga
ke k
abup
aten
/kot
a la
inny
a• M
eren
cana
kan
prog
ram
KIB
BLA
ting
kat k
ecam
atan
–
desa
prio
ritas
, ter
utam
a m
asya
raka
t mis
kin
% d
esa/
kab/
kota
bar
u dg
n G
SI/P
4K%
renc
ana
KIB
BLA
yg
men
yent
uh m
asy.
te
rpen
cil d
an m
iski
n tin
gkat
kec
amat
an
dan
desa
Pedo
man
GSI
/P4K
Man
lak
Stra
tegi
Pro
gram
KIB
BLA
90 – DTPS-KIBBLA
Lam
pira
n 8
Tab
el S
trat
egi,
Luar
an, K
egia
tan,
Indi
kato
r un
tuk
Pro
gram
Kes
ehat
an
Bay
i dan
Ana
k B
alita
Stra
tegi
1: M
enin
gkat
kan
akse
s pe
laya
nan
kese
hata
n b
ayi b
aru
lahi
r, b
ayi d
an a
nak
bal
ita
Luar
an :
Men
ingk
atny
a ak
ses
pela
yana
n ke
seha
tan
bag
i bay
i bar
u la
hir,
bay
i dan
ana
k b
alita
Keg
iata
nIn
dika
tor
Pedo
man
/M
odul
Pena
nggu
ng ja
wab
12
34
Pener
apan
– A
suhan
Per
salin
an N
orm
al –
Inis
iasi
1
. M
enyu
su D
ini (
IMD
), im
unis
asi,
man
ajem
en a
sfik
-si
a –
men
geri
ngk
an d
an m
engh
anga
tkan
, as
uhan
ko
nta
k ku
lit k
e ku
lit,d
an k
egia
tan b
erka
itan
den
gan
per
tolo
nga
n p
ersa
linan
ter
ampil
% L
inak
es%
Bay
i men
dap
at A
SI se
gera
(IM
D)
% B
ayi d
iimunis
asi H
BO
% B
ayi d
iber
i Vit K
inje
ksi.
% B
ayi a
sfik
sia
yang
dir
awat
ses
uai
st
andar
APN
Pedom
an T
eknis
pem
ber
ian
Vitam
in K
1M
anaj
emen
Asf
iksi
a B
BL
untu
k b
idan
des
a
Ka.
Pusk
esm
as /
Bid
an
Pusk
esm
as /
des
a
2. K
unju
nga
n N
eonat
al 1
(K
N1
) dan
2 (
KN
2)
ser
ta r
uju
-ka
n b
ayi s
akit
% K
N1
dan
% K
N2
% B
ayi d
iimunis
asi B
CG
%
Bay
i sak
it d
iruju
k
Pedom
an T
eknis
Neo
nat
al
Ese
nsi
alB
idan
Pusk
esm
asB
idan
di d
esa
Bid
an P
rakt
ek S
was
ta
Pela
yanan
den
gan m
ener
apka
n M
anaj
emen
Ter
pad
u
3.
Bal
ita
Sak
it (
MTB
S)
: B
BLR
, pel
ayan
an p
ence
gahan
dan
pen
anga
nan
pen
yaki
t in
feks
i(dia
re, IS
PA, de-
mam
ber
dar
ah, m
alar
ia, dll
.
% b
ayi B
BLR
yan
g dir
awat
ses
uai
st
andar
MTB
M –
MTB
SM
anaj
emen
BB
LR u
ntu
k b
idan
des
aPO
NED
PO
NEK
Dokt
er P
usk
esm
as
Kunju
nga
n (
pel
ayan
an)
bay
i dan
anak
bal
ita
den
gan
4.
resi
ko t
ingg
i, pen
yaki
t kr
onis
, pen
yaki
t ak
ut
ber
u-
lang
dan
kura
ng
atau
tid
ak m
endap
atka
n p
elay
anan
ke
sehat
an
% b
ayi d
an a
nak
Bal
ita
yang
men
da-
pat
kan k
unju
nga
n p
elay
anan
m
inim
al 4
kal
i /ta
hun
% b
ayi m
endap
at A
SI ek
sklu
sif
MTB
M-M
TBS
PWS K
IAFo
rm p
enja
ringa
n R
esti
Latihan
man
ajem
en la
ktas
i (4
0 jam
)
Dokt
er P
usk
esm
asPe
raw
at P
usk
esm
as
5. K
unju
nga
n (
pel
ayan
an)
pet
uga
s Pu
skes
mas
ke
la
pan
gan u
ntu
k m
elak
sanak
an S
tim
ula
si,D
etek
si d
an
Inte
rven
si D
ini T
um
buh K
emb
ang
(SD
IDTK
) b
alita
% a
nak
den
gan k
eter
lam
bat
an
per
kem
ban
gan
SD
IDTK
Pera
wat
Pusk
esm
asB
idan
Pusk
esm
as
6. Pe
ngo
bat
an r
utin k
ecac
inga
n%
bal
ita
yang
men
dap
atka
n p
engo
-b
atan
kec
acin
gan
Dokt
er P
usk
esm
as
7. Pe
laya
nan
imunis
asi l
engk
ap p
ada
bay
i dan
anak
b
alita
% d
esa
yang
men
capai
UC
I%
anak
< 1
tah
un s
udah
imunis
asi
cam
pak
MTB
SB
uku
reg
istr
asi d
esa
Petu
gas
imunis
asi
Bid
an d
ides
aB
idan
Pra
ktek
Sw
asta
8. Pe
laya
nan
kes
ehat
an a
kib
at lu
mpuh la
yu*
Penem
uan
kas
us
AFP
³ 2
/
10
0.0
00
pen
duduk
<15
thD
okt
er P
usk
esm
as
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 91
9. Pe
laca
kan b
alita
gizi
buru
k%
bal
ita
den
gan g
izi b
uru
kSD
IDTK
Man
ajem
en la
ktas
i (4
0 jam
)PO
NED
/K
Petu
gas
gisi
Pusk
esm
as
10
. Pe
nye
lengg
araa
n s
uple
men
tasi
zat
giz
i mik
ro d
i Pu
skes
mas
, P
osy
andu, Po
lindes
, Po
skes
des
dan
Po
skes
tren
Cak
upan
vit A
Pedom
an d
istr
ibusi
Vit A
Petu
gas
gizi
Pusk
esm
as
11
. Pe
laya
nan
per
awat
an g
izi b
uru
k di P
usk
esm
as R
awat
In
ap*
% b
ayi g
izi b
uru
k ya
ng
dir
awat
Dokt
er P
usk
esm
as
12
. Pe
mb
eria
n M
P A
SI 9
0 h
ari b
agi b
alita
Gak
in 6
– 2
4
bula
n y
ang
ber
at b
adan
nya
tid
ak n
aik
1 k
ali d
i des
a%
bal
ita
yang
nai
k b
erat
bad
annya
Petu
gas
gizi
Pusk
esm
as
13
. Pe
mb
eria
n t
amb
ahan
mak
an d
an v
itam
in u
ntu
k
kasu
s ku
rang
ener
gi p
rote
in (
KEP)
, an
emia
giz
i bes
i, ga
ngg
uan
aki
bat
kura
ng
yodiu
m (
GA
KY)
, ku
rang
vit.
A
dan
kek
ura
nga
n z
at g
izi m
ikro
lain
nya
% b
alita
men
dap
atka
n P
MT
Petu
gas
gizi
Pusk
esm
as
14
. R
uju
kan k
asus
gizi
buru
k ke
rum
ah s
akit*
% k
asus
gizi
buru
k ya
ng
dir
uju
kJa
mke
smas
/ A
skes
kin
Dokt
er P
usk
esm
asPe
tuga
s gi
zi P
usk
esm
as
15
. R
uju
kan n
eonat
us,
bay
i dan
anak
bal
ita
saki
t –
ban
-tu
an b
iaya
ke
rum
ah s
akit
% b
ayi y
ang
dir
uju
k y
ang
men
dap
at
ban
tuan
bia
yaJa
mke
smas
/ A
skes
kin
Sta
f ke
uan
gan P
usk
esm
as
16
. Pe
laks
anaa
n p
eman
tauan
sta
tus
gizi
(PS
G)
ber
das
ar-
kan B
B/U
dik
ab/k
ota
Te
rsed
ia d
ata
men
genai
sta
tus
gizi
b
alita.
Stra
tegi
2: M
enin
gkat
kan
Kua
litas
pel
ayan
an k
eseh
atan
bay
i bar
u la
hir,
bay
i dan
ana
k b
alita
Luar
an: M
enin
gkat
nya
kual
itas
pela
yana
n b
agi b
ayi b
aru
lahi
r, b
ayi d
an a
nak
bal
ita
Pela
tihan
dan
pem
anta
uan
pas
ca p
elat
ihan
bag
i 1
. par
a pet
uga
s ke
sehat
an :
APN
•M
anaj
emen
Asf
iksi
a•
Man
ajem
en B
BLR
•Sta
rdar
dis
asi M
anaj
emen
Ter
pad
u B
alita
Sak
it
•(M
TBS)
SD
IDTK
•Ta
ta la
ksan
a gi
zi b
uru
k•
Pela
tihan
man
ajem
en la
ktas
i•
% jum
lah t
enag
a ya
ng
tela
h d
ilatih
APN
M
TBM
M
TBS
Man
ajem
en A
sfik
sia
BB
L untu
k b
idan
des
aM
anaj
emen
BB
LR u
ntu
k b
idan
des
a
Kep
ala
Din
as K
eseh
atan
2. Pe
latihan
Pojo
k G
izi t
enag
a Pu
skes
mas
% jum
lah t
enag
a ya
ng
tela
h d
ilatih
Sub
din
kes
KIA
3. Pe
latihan
ten
aga
vaks
inat
or
% jum
lah t
enag
a ya
ng
tela
h d
ilatih
Sub
din
PP
PL
4. Pe
latihan
ten
aga
pen
gelo
la v
aksi
nSet
iap P
usk
esm
as m
empunya
i te
nag
a pen
gelo
la v
aksi
n m
inim
al
2 o
rang
Sub
din
PP
PL
92 – DTPS-KIBBLA
5. Pe
latihan
konse
lor
ASI ek
sklu
sif
dan
men
ysu d
ini
% B
idan
Pusk
esm
as d
an B
idan
did
esa
terl
atih
seb
agai
konse
lor
ASI ek
sklu
sif,
men
yusu
din
i
APN
Man
ajem
en la
ktas
i (4
0 jam
)Sub
din
KIA
6. Pe
latihan
ten
aga
pel
aksa
na
asuhan
giz
i Pusk
esm
as
dan
Posk
esdes
dal
am m
emb
erik
an p
elay
anan
giz
i ya
ng
mel
iputi t
ata
laks
ana
gizi
buru
k dan
konse
ling
men
yusu
i
% t
enag
a ya
ng
tela
h d
ilatih
Sub
din
kes
ber
kaitan
den
-ga
n g
izi
7. K
alak
arya
MTB
M- M
TBS b
agi b
idan
dan
per
awat
yan
g b
elum
dila
tih M
TBM
- MTB
S%
bid
an d
an p
eraw
at y
ang
tela
h
dila
tih
MTB
SK
epal
a D
inas
Kes
.
8. Pe
latihan
cal
on f
asili
tato
r/To
T M
TBS
Jum
lah f
asili
tato
r ya
ng
tela
h d
ilatih
pad
a se
tiap
kab
upat
en/k
ota
MTB
SSub
din
kes
Yanke
s
9. Pe
latihan
cal
on f
asili
tato
r SD
IDTT
K /
ToT
SD
IDTK
Jum
lah f
asili
tato
r ya
ng
tela
h d
ilatih
pad
a se
tiap
kab
upat
en/k
ota
Sub
din
Kes
ga
Stra
tegi
3:
men
ingk
atka
n pe
ngel
olaa
n pr
ogra
m k
eseh
atan
bay
i bar
u la
hir,
bay
i dan
ana
k b
alita
Luar
an: M
enin
gkat
nya
man
ajem
en p
rogr
am k
eseh
tan
bay
i bar
u la
hir,
bay
i dan
ana
k b
alita
1. Pe
latihan
Ped
om
an U
mum
Giz
i Sei
mb
ang
(PU
GS)
% t
enag
a Pu
skes
mas
yan
g te
lah
dila
tih P
UG
S p
ada
setiap
kab
u-
pat
en/k
ota
Sub
din
KIA
2. Pe
latihan
auto
psi
ver
bal
dan
audit k
emat
ian b
alita
% t
enag
a Pu
skes
mas
yan
g te
lah
dila
tih
Sub
din
KIA
3.
Pert
emuan
pen
yusu
nan
per
enca
naa
n d
an p
enga
ng-
gara
n p
rogr
am K
IBB
LA
Doku
men
per
enca
naa
n d
an p
en-
gangg
aran
pro
gram
KIB
BLA
(
has
il D
TPS 2
00
7)
DTP
S-2
00
7Pe
dom
an f
asili
tato
rK
epal
a D
inke
s
4.
Sosi
alis
asi d
an a
dvo
kasi
m
asal
ah /
pro
gram
KIB
BLA
.
Jum
lah p
erte
muan
den
gan s
take
-hold
erPe
ngu
atan
kap
asitaa
s A
d-
voka
si d
alam
issu
e K
IBB
LA.
Kep
ala
Din
kes
5.
Pert
emuan
dal
am k
erja
sam
a den
gan D
iknas
dan
B
KK
BN
dan
linta
s pro
gram
ter
kait d
alam
pen
erap
an
pen
gem
ban
gan d
an p
endid
ikan
anak
usi
a din
i
Jum
lah p
erte
muan
ker
ja s
ama
Kep
ala
Din
kes
6.
Audit k
emat
ian B
ayi /
Anak
Bal
ita
% k
emat
ian A
nak
Bal
ita
Kues
ioner
auto
psi
ver
bal
A
nak
Bal
ita
Sub
din
KIA
7.
Perb
aika
n s
iste
m p
enca
tata
n d
an p
elap
ora
n
yang
kom
pre
hen
sif
dan
ter
pad
u.
Ters
edia
nya
dat
a untu
k p
enen
tuan
ke
bija
kan /
per
enca
naa
n (
DTP
S
20
07
)
Form
at p
engu
mpula
n d
ata
untu
k D
TPS-2
00
7Sub
din
Per
enca
naa
n
8.
Men
ingk
atka
n s
iste
m p
elac
akan
, pen
cata
tan d
an
pel
apora
n k
esak
itan
dan
kem
atia
n p
ada
neo
nat
us,
b
ayi d
an a
nak
bal
ita
(oto
psi
ver
bal
dan
reg
istr
asi
kem
atia
n)
Ters
edia
nya
has
il pel
acak
an k
esak
i-ta
n d
an k
emat
ian b
alita
PWS K
IAPW
S G
izi
Sub
din
KIA
Pet
uga
s gi
zi
Pusk
esm
as.
Imunis
asi
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 93
9.
Super
visi
fas
ilita
tif
pel
ayan
an k
eseh
atan
bay
i dan
A
nak
Bal
ita
di P
usk
esm
asTe
rsed
ianya
rek
om
endas
i has
il su
-per
visi
min
imal
4 k
ali p
erta
hun
Super
visi
fas
ilita
tif
Sub
din
KIA
10
. M
onitori
ng
dan
eva
luas
i pro
gram
KIB
BLA
Te
rsed
ianya
has
il ev
aluas
i pel
aksa
n-
aan p
rogr
am K
IBB
LAK
epal
a D
inas
Sub
din
K
IA
11
. Pe
nga
daa
n o
bat
dan
per
bek
alan
kes
ehat
an b
ayi
bar
u la
hir
, b
ayi d
an A
nak
Bal
ita
*%
kuan
tita
s dan
kual
itas
ob
at y
ang
tela
h d
ised
iaka
nG
FK
12
. P
enga
daa
n a
lat
imunis
asi d
an v
aksi
n p
enya
kit
men
ula
rTe
rsed
ianya
va
ksin
/ p
erle
ngk
apan
im
unis
asi
di f
asili
tas
pel
ayan
anSub
din
PP
PL
Stra
tegi
4: M
enin
gkat
kan
pera
n se
rta
mas
yara
kat
dala
m p
emel
ihar
aan
kese
hata
n b
ayi b
aru
lahi
r, b
ayi d
an a
nak
bal
ita
Luar
an: M
enin
gkat
nya
kem
itraa
n de
ngan
sta
keho
lder
dan
pem
ber
daya
an k
elua
rga
dan
mas
yara
kat
dala
m p
eraw
atan
dan
pen
gena
lan
tand
a b
ahay
a pa
da
bay
i bar
u la
hir,
bay
i dan
ana
k b
alita
1.
Pela
tihan
buku
KIA
b
agi k
ader
kes
ehat
an%
kad
er k
eseh
atan
yan
g te
lah
dila
tih
Buku
KIA
Bid
an P
usk
esm
as
2.
2.
Pel
atih
an k
ader
dal
am p
eman
tauan
per
tum
buhan
dan
pen
dam
pin
gan k
asus
gizi
kura
ng/
buru
k dan
ka
dar
si d
ides
a si
aga
di P
usk
esm
as
% k
ader
kes
ehat
an y
ang
tela
h
dila
tih
Bah
an K
adar
ziPe
tuga
s gi
zi P
usk
esm
as
3.
Rev
ital
isas
i posy
andu
% p
osy
andu y
ang
tela
h d
ilaks
ana-
kan r
evital
isas
iPe
dom
an r
evital
isas
i Pos
Yandu
Sub
din
KIA
4.
Sosi
alis
asi b
uku
KIA
bag
i kel
uar
ga d
an m
asya
raka
t Ju
mla
h b
uku
KIA
yan
g dib
agka
n%
ibu h
amil
yang
men
erim
a b
uku
K
IA
Buku
KIA
Bid
an P
usk
esm
as
5.
Kem
itra
an b
idan
dan
duku
n d
alam
men
ingk
atka
n
akse
s per
awat
an b
ayi b
aru la
hir
% j
um
lah k
emitra
an p
eraw
atan
bay
i b
aru la
hir
Kep
ala
Pusk
esm
as
6.
Pela
ksan
aan S
MD
dan
MM
D K
adar
si d
i des
a si
aga
7.
Penyu
luhan
/K
IE P
rogr
am K
IBB
LAIn
isia
si
Men
yusu
Din
i /
ASI
eksk
lusi
f•
Buku
K
IA•
Man
faat
Im
unis
asi
•C
uci
tan
gan d
enga
n s
abun
•M
anfa
at o
ralit
•A
ir m
inum
am
an
•
Jum
lah p
enyu
luhan
ten
tang
: IM
D /
ASI
eksk
lusi
f, B
uku
KIA
, Im
unis
asi,
cuci
tan
gan d
enga
n s
abun,
man
faat
ora
lit
Buku
KIA
Buku
sak
u K
adar
ziPe
latihan
Kom
unik
asi P
erub
a-han
Per
ilaku
Modul c
uci
tan
gan u
ntu
k m
asya
raka
t.
Bid
an P
usk
esm
asPe
tuga
s gi
si P
usk
esm
asB
idan
di d
esa
8.
Penge
mb
anga
n d
esa
“ Sia
p A
nta
r Ja
ga”
(P4
K)
Jum
lah d
esa
“ Sia
p A
nta
r ja
ga”
ya
ng
terb
entu
kK
it D
esa
Sia
p A
nta
r Ja
gaK
epal
a D
inke
sK
epal
a Pu
skes
mas
Kep
ala
Des
a
Cat
atan
: K
egia
tan
den
gan t
anda
1.
* ad
alah
keg
iata
n y
ang
terc
antu
m p
ada
lam
pir
an P
erm
endag
ri N
o.
13
tah
un 2
00
6K
egia
tan d
enga
n h
uru
f te
bal
dan
mir
ing
adal
ah k
egia
tan y
ang
ber
kaitan
den
gan
2.
Evid
ence
Bas
ed I
nter
vent
ion
(EB
I)
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 95
Lam
pira
n 1
0
Che
cklis
t M
onito
ring
Pen
gang
gara
n D
TPS
Tahu
n A
ngga
ran:
___
____
____
__K
abup
aten
/Kot
a: _
____
____
____
No
Jadw
alK
egia
tan
Dok
umen
Has
il K
egia
tan
Tind
ak k
orek
si(b
ila d
iper
luka
n)Pe
nang
gung
Jaw
ab
12
34
56
7
1M
aret
– A
pril
(Musr
enb
ang
kab
upat
en/
kota
)
Seb
elum
Mus
renb
ang
1.
: m
engg
abungk
an h
asil
DTP
S k
e R
enja
SK
PDSa
at M
usre
nban
g2
. :
Sosi
alis
asik
an p
rogr
am k
eseh
atan
ag
ar m
enja
di
pri
ori
tas
Doku
men
DTP
S
2.
Mei
(Pe
net
apan
pro
gram
ke
sehat
an m
endap
atka
n
pri
ori
tas
pad
a R
KPD
)
Pasc
a M
usre
nban
g Pa
stik
an a
gar
pro
gram
kes
ehat
an
men
dap
atka
n p
riori
tas
di R
KPD
Doku
men
M
usr
enb
ang
sekt
or
kese
hat
an
dan
sek
tor
terk
ait
3Ju
niPe
nya
mpai
an R
anca
nga
n
KU
A /
PPA
S
Lob
by
Panitia
Angg
aran
dan
D
PRD
aga
r pro
gram
kes
ehat
an (
term
asuk
KIB
BLA
) m
endap
atka
n p
riori
tas
pen
gangg
aran
Ren
ja R
KPD
dan
R
KPD
4A
gust
usPe
ngi
sian
form
at a
ngg
aran
R
KA
SK
PD t
erm
asuk
2.2
.1
Din
kes
men
yele
saik
an f
orm
at R
KA
SK
PD t
eruta
ma
form
at 2
.2.1
seb
agai
b
ahan
untu
k R
anper
da
APB
D d
an
bah
an u
ntu
k Pe
tunju
k O
per
asio
nal
Form
at R
KA
-SK
PD
(2.2
.1)
Form
at
RK
A-S
KPD
(2
.2.1
)
5Se
ptem
ber
Kep
utu
san R
anper
da
Ka.
Dae
rah/
DPR
D
Lob
by
Panitia
Angg
aran
dan
D
PRD
Kom
pila
si R
KA
-SK
PD (
form
at
angg
aran
)
6D
esem
ber
Perd
a A
PBD
Din
kes
men
yusu
n d
raft
Pet
unju
k O
per
asio
nal
RK
A-S
KPD
96 – DTPS-KIBBLA
Ket
eran
gan:
•Seb
elum
Musr
enb
ang
tingk
at k
abupat
en,
tim
DTP
S s
udah
men
ghas
ilkan
doku
men
akh
ir u
ntu
k dig
abungk
an d
alam
R
enja
SK
PD b
ersa
ma
pro
gram
kes
ehat
an la
in.
•DinkesharusmengawalagarRenjaSKPD
mendapatkanprioritasprogram
padaRKPD
.•
PadabulanJuniditentukanpagusem
entaradim
anaumumnyanilaiberubah.Apab
ilaterjadipenurunannilai
angg
aran
dib
andin
g den
gan p
agu s
emen
tara
, m
aka
Din
kes
har
us
men
yesu
aika
n d
enga
n p
eman
gkas
an t
erhad
ap
volu
me
kegi
atan
mau
pun a
ngg
aran
nya
. H
asil
pem
angk
asan
ini se
bag
ai b
ahan
untu
k m
enye
lesa
ikan
pen
gisi
an R
KA
- SK
PD 2
.2.1
.•
Timadvokasiperlum
elakukanaudiensi,lobby,pertemuanform
al/inform
alpadaPanitiaAnggarandananggota
DPR
D –
kom
isi b
idan
g ke
sehat
an u
ntu
k m
engi
nfo
rmas
ikan
issu
e pro
gram
KIB
BLA
yan
g te
rakh
ir.
•Timadvokasim
emantauagarkegiatanuntukprogram
KIBBLA
tidakdihapusdariR
KA-SKPD
.•
Dinaskesehatan(pengelolaprogram
)mulaimenyiapkandraftpetunjuk
operasionalkegiatanagardanabisa
dila
ksan
akan
seg
era
dia
wal
tah
un a
ngg
aran
.•
P-APB
D(PerubahanAPB
D):Checkagartidakterjadid
uplikasikegiatandenganrencanakerjatahundatang.
No
Jadw
alK
egia
tan
Dok
umen
Has
il K
egia
tan
Tind
ak k
orek
si(b
ila d
iper
luka
n)Pe
nang
gung
Jaw
ab
12
34
56
7
7Ju
li-A
gust
usP-
APB
D t
ahun b
erja
lan
Mas
ukk
an
kegi
atan
:has
il per
enca
naa
n (
DTP
S )
ta
hun
−la
lu
yang
bel
um
ter
tam
pung
atau
has
il per
enca
naa
n (
DTP
S )
ta
hun
−la
lu
yang
bel
um
ter
tam
pung
atau
kegi
atan
yan
g dir
enca
nak
an
−D
TPS t
ahun in
i bila
per
siap
annya
m
emungk
inka
n
Doku
men
DTP
S
tahun la
lu
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 97
Lampiran 11
Kode dan Daftar Program dan Kegiatan Menurut Urusan Pemerintah Daerah yang Dapat Digunakan untuk Penyusunan Program KIA
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
1 URUSAN WAJIB
1 02 Kesehatan
1 02 xx 15 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
1 02 xx 15 01 Pengadaaan obat dan perbekalan kesehatan
1 02 xx 15 02 Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
1 02 xx 15 03Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk penduduk miskin
1 02 x x 1 5 0 4 Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit
1 02 xx 15 05 Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan
1 02 xx 15 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 15 07 dan seterusnya……………………
1 02 xx 16 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
1 02 xx 16 01Pelayanan kesehatan penduduk miskin dipuskesmas dan jaringan-nya
1 02 xx 16 02 Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan
1 02 xx 16 03Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya
1 02 xx 16 04Penyelenggaraan pencegahan dan pemberantasan penyakit menu-lar dan wabah
1 02 xx 16 05 Perbaikan gizi mayarakat
1 02 xx 16 06 Revitalisasi sitem kesehatan
1 02 xx 16 07 Pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan
1 02 xx 16 08Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik esensial
1 02 xx 16 09 Peningkatan kesehatan masyarakat
1 02 xx 16 12 Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan
1 02 xx 16 13 Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan
1 02 xx 16 14 Penyelenggaraan penyehatan lingkungan
1 02 xx 16 15 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 16 16 dan seterusnya……………………
1 02 xx 19 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat
1 02 xx 19 01 Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
1 02 xx 19 02 Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
1 02 xx 19 02 Peningkatan pemanfaatna sarana kesehatan
98 – DTPS-KIBBLA
1 02 xx 19 03 Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan
1 02 xx 19 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 19 05 dan seterusnya……………………
1 02 xx 20 Program Perbaikan Gizi Masyarakat
1 02 xx 20 01 Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi
1 02 xx 20 02 Pemberian tambahan makanan dan vitamin
1 02 xx 20 03Peanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gang-guan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan kekuran-gan zat gizi mikro lainnya
1 02 xx 20 04 Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
1 02 xx 20 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 20 07 dan seterusnya……………………
1 02 xx 21 Program Pengembangan Lingkungan Sehat
1 02 xx 21 01 Pengkajian pengembangan lingkungan sehat
1 02 xx 21 02 Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat
1 02 xx 21 03 Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat
1 02 xx 21 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 21 05 dan seterusnya……………………
1 02 xx 22 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
1 02 xx 22 08 Peningkatan Imunisasi
1 02 xx 22 09 Peningkatan surveillance epideminologi dan penaggulangan wabah
1 02 xx 22 10Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (kie) pencegahan dan pemberantasan penyakit
1 02 xx 22 11 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 22 12 dan seterusnya……………………
1 02 xx 23 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
1 02 xx 23 01 Penyusunan standar kesehatan
1 02 xx 23 02 Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesahatan
1 02 xx 23 03Pembangunan dan pemutakhiran data dasar standar pelayanan kesehatan
1 02 xx 23 04 Penyusunan naskah akademis standar pelayanan kesehatan
1 02 xx 23 05 Penyusunan standar analisis belanja pelayanan kesehatan
1 02 xx 23 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 23 07 dan seterusnya……………………
1 02 xx 24 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
1 02 xx 24 05 Penanggulangan ISPA
1 02 xx 24 06 Penanggulangan penyakit cacingan
1 02 xx 24 08 Pelayanan kesehatan akibat gizi buruk/busung lapar
1 02 xx 24 10 Pelayanan kesehatan akibat gizi buruk/busung lapar
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 99
1 02 xx 24 11 dan seterusnya……………………
1 02 xx 29 Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita
1 02 xx 29 01 Penyuluhan kesehatan anak balita
1 02 xx 29 02 Imunisasi bagi anak balita
1 02 xx 29 03 Rekrutmen tenaga pelayanan kesehatan anak balita
1 02 xx 29 04 Pelatihan dan pendidikan perawatan anak balita
1 02 xx 29 05Pembangunan sarana dan prasarana khusus pelayanan perawatan anak balita
1 02 xx 29 07 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 29 08 dan seterusnya……………………
1 02 xx 32 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
1 02 xx 32 01 Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu
1 02 xx 32 02 Perawatan berkala bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu
1 02 xx 32 03 Pertolongan persalinan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu
1 02 xx 32 04 dan seterusnya……………………
1 10 Kependudukan dan Catatan Sipil
1 12 keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
1 12 xx 15 Program Keluarga Berencana
1 12 xx 15 01Penyediaan Pelayanan KB dan Alat Kontrasepsi bagi Keluarga Miskin
1 12 xx 15 05 Pembinaan Keluarga Berencana
1 12 xx 15 07 dan seterusnya……………………
12 xx 17 Program pelayanan kontrasepsi
1 12 xx 17 01 Pelayanan konseling KB
1 12 xx 17 02 Pelayanan pemasangan kontrasepsi KB
12 xx 17 03 Pengadaan alat kontrasepsi
1 12 xx 17 04 Pelayanan KB medis operasi
1 12 xx 17 05 dan seterusnya……………………
1 12 xx 18Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang madiri
1 12 xx 18 01 Fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat peduli KB
1 12 xx 18 02 dan seterusnya……………………
1 12 xx 19Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat
1 12 xx 19 01Penyuluhan kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegia-tan di masyarakat
1 12 xx 19 02 dan seterusnya……………………
100 – DTPS-KIBBLA
Daftar program dan kegiatan dibagi menjadi 2 pengelompokkan kode sebagai berikut:
Program yang diberi kode 1–14 untuk menampung program-program yang 1. bersifat umum dan terdapat di setiap SKPD.Program yang diberi kode 15–dan seterusnya untuk menampung program-2. program yang bersifat spesifik untuk setiap urusan.
Contoh 1: Dinas Kesehatan merencanakan program Pelayanan Administrasi Perkantoran dan kegiatan Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik sebagai kegiatan pertama di program tersebut. Maka, penomoran kode rekening dilakukan sebagai berikut:
PROGRAM: 1 02 01 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
KEGIATAN: 1 02 01 01 01 Kegiatan Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
Contoh Pengembangan Program Dan Atau Kegiatan Sesuai Lampiran
A.VII.A Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 59 Tahun 2007 Tertanggal: 26 Oktober 2007
Pemerintah daerah dapat mengembangkan program dan kegiatan beserta kode rekeningnya sesuai kebutuhan obyektif, nyata dan sesuai karakteristik daerah. Urutan kode rekening tersebut mengikuti ketentuan sebagai berikut:
Kode UrusanWajib/Pilihan
Kode Urusan
Kode Organisasi
Kode Program
Kode Kegiatan
Kolom 1
Kolom 2
Kolom 3
Kolom 4
Kolom 5
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 101
Contoh 2: Dinas Kesehatan merencanakan program “Penanganan ibu hamil dengan komplikasi” sebagai program yang belum tercantum pada lampiran A.VII Permendagri No. 13 tahun 2006. Program tersebut dapat dibuat kode baru dan kegiatannya sesuai dengan lampiran A.VII Permendagri No. 13 tahun 2006. Maka, penomoran kode program dan kegiatannya dilakukan dengan contoh sebagai berikut:
PROGRAM: 1 02 01 33 Program rujukan KIBBLA yang mengalami komplikasi
KEGIATAN: 1 02 01 33 01 Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED)
Contoh program dan kegiatan lainnya masih dapat menggunakan Lampiran A.VII pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006, disesuaikan dengan kebutuhan obyektif, nyata dan karakteristik daerah.
Keterangan:Kode dan daftar program serta kegiatannya lampiran A.VII Permendagri no. 13 1. tahun 2006 masih dapat digunakan pada penyusunan APBD.Apabila ada pengembangan program dan atau kegiatannya, maka Pemerintah 2. Daerah dapat mengembangkannya sesuai dengan lampiran A.VIIa Permendagri No. 59 tahun 2007 seperti terlampir. Pengembangan program dan kegiatan berikut kodenya dapat dilaporkan ke Pemerintah Daerah Provinsi (cq Bappeda Provinsi) untuk proses selanjutnya.
102 – DTPS-KIBBLA
Kode Rekening Belanja Daerah
5 2 Belanja langsung
5 2 1 Belanja pegawai :
5 2 1 0 1 Honorarium PNS
5 2 1 0 1 0 1 Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan
5 2 1 0 1 0 2 Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa
5 2 1 0 1 0 6 Belanja bahan bakan minyak/gas
5 2 1 0 2 Honorarium non PNS
5 2 1 0 2 0 1 Honorarium tenaga ahli/instruktur/narasumber
5 2 1 0 2 0 2 Honorarium pegawai honorer/tidak tetap
5 2 2 Belanja barang dan jasa
5 2 2 0 1 Belanja bahan pakai habis
5 2 2 0 1 0 1 Belanja alat tulis kantor
5 2 2 0 1 0 6 Belanja bahan bakanr minyak/gas
5 2 2 0 2 0 4 Belanja bahan obat-obatan
5 2 2 0 1 0 6 Belanja pengisian tabung gas (oksigen)
5 2 2 0 6 Belanja cetak dan penggandaan
5 2 2 0 6 0 1 Belanja cetak
5 2 2 0 6 0 2 Belanja penggandaan
5 2 2 0 7 Belanja sewa rumah/gedung/gudang/parkir
5 2 2 0 7 0 2 Belanja sewa gedung/kantor/tempat
5 2 2 0 7 0 3 Belanja sewa ruang rapat/pertemuan
5 2 2 11 Belanja makan dan minuman
5 2 2 11 0 2 Belanja makanan dan minuman rapat
5 2 2 11 0 3 Belanja makanan dan minuman tamu
5 2 2 15 Belanja perjalanan dinas
5 2 2 15 0 1 Belanja perjalanan dinas dalam daerah
5 2 2 15 0 2 Belanja perjalanan dinas luar daerah
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 103
Lampiran 12
Daftar Kode Klasifikasi Fungsi - Subfungsi dan Klasifikasi Belanja Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21
Tahun 2004 yang Dapat Digunakan untuk Penyusunan Program KIBBLA
K O D E FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN KEGIATAN
07 Kesehatan
07 01 Obat dan perbekalan kesehatan
07 01 01 Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
07 02 Pelayanan Kesehatan Perorangan
07 03 Pelayanan Kesehatan Masyarakat
07 03 02 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
07 03 02 2816Pengembangan Promosi Kesehatan & Teknologi Komunikasi,Informasi dan Edukasi
07 03 02 2817 Pengembangan Upaya Kesehatan bersumber masyarakat
07 03 02 2818 Peningkatan Pendidikan Kesehatan kepada masyarakat
07 03 03 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
07 03 03 2819 Pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas dan jaringannya
07 03 03 2820Pemenuhan & peningkatan fasilitas sarana dan prasarana Puskesmas dan jaringannya
07 03 03 2821 Peningkatan Kesehatan Masyarakat
07 03 03 2822 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar
07 03 03 2846 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu
07 03 03 2847 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak
07 03 03 2850 Peningkatan Kesehatan Komunitas
07 03 04 Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
07 03 04 2823 Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko
07 03 04 2824 Peningkatan imunisasi
07 03 04 2826 Penemuan dan tatalaksana penderita
07 03 04 2827Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Pencegahan dan Pem-berantasan Penyakit Menular
07 03 04 2904 Penanggulangan penyakit menular
07 04 Keluarga Berencana
07 05 Litbang Kesehatan
07 90 Kesehatan lainnya
104 – DTPS-KIBBLA
K O D E S U B K E G I A T A N000200050012005000510065008400850088014301600232026002740275027704740578059006560657089009671029103710401175
Administrasi kesehatanPembuatan leaflet/posterPendidikan dan pelatihan teknisPenyusunan/pengumpulan/pengolahan/updating/analisa data dan statistikPenyusunan program dan rencana kerja/teknis/programPenyuluhan dan penyebaran informasiEavaluasi/laportan kegiatanPenyelenggaraan ceramah/diskusi/seminar/sarasehanRapat-rapat koordinasi/kerja/dinas/pimpinan kelompok kerja/konsultasiSurvei kesehatanPengadaan obat-obatan dan bahan habis pakaiPelayanan kesehatan/perbaikan gizi ibu/anak dan KBPemetaanPengadaan alat pendidikanPengadaan alat kedokteran, kesehatn dan KBPengadaan alat pengolah dataPencetakan/penerbitan/penggandaan/laminasiPeningkatan kemampuan SDMAdvokasiPengembangan sistem informasiPemantauan dan evaluasiPeningkatan kesehatan masyarakat dan reproduksi remajaMonitoring dann evaluasiPembuatan juknis/juklakSosialisasi dan koordinasi upaya kesehatanPengadaan bahan makanan tambahan pengganti ASI, bahan gizi dan sejenisnyaPenyusunan program dan rencana kerja RKA-AKL
Catatan: Setiap program mempunyai nomor kode kegiatan yang sama seperti pada tabel kegiatan ini.
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 105
51
51
51
2
2
1
12
Belanja pegawai
Honorarium, vakasi, lembur dan lain-lain
Belanja honor tidak tetap, dapat digunakan untuk :
^ honor panitian pelaksana kegiatan
^ honor nara sumber/instruktir/pengajar/pelatih/tenaga ahli
^ honor atasan langsung
^ honor PUMK
^ honor staf kegiatan
^ honor klinik
52
52
52
1
1
1
Belanja barang
Belanja barang
Belanja barang operasional
52
52
52
52
52
52
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
1
11
12
13
19
Belanja barang operasional
Belanja keperluan kantor sehari-hari perkantoran
Belanja barang inventaris kantor
Belanja pengadaan bahan makanan
Belanja barang operasional lainnya
Belanja barang non operasional
52 1 2 1 Belanja barang non operasional
52
52
1
1
2
2
11
19
Belanja bahan, dapat digunakan untuk :
^ ATK
^ pengadaan modul
^ pengadaan stiker
^ pengadaan format
Belanja barang non operasional lainnya, dapat digunakan untuk :
^ penyelnggaraan pertemuan
^ fotokopi
^ akomodasi dan konsumsi
^ penggandaan dan laporan
^ pembukaan dan penutupan pertemuan
^ dokumentasi
^ magang peserta
^ spanduk
52
52
52
2
2
2
1
1
1
Belanja jasa
Belanja jasa
Belanja jasa
Klasifikasi Belanja
106 – DTPS-KIBBLA
52
52
52
2
2
2
1
1
1
15
16
19
Belanja jasa konsultan
Belanja sewa, dapat digunakan untuk :
^ sewa ruang kelas
^ sewa komputer dan LCD
^ sewa mobil
Belanja jasa lainnya
52
52
52
4
4
4
1
1
1
Belanja perjalanan
Belanja perjalanan
Belanja perjalanan
52
52
52
4
4
4
1
1
1
11
12
19
Belanja perjalanan biasa
Belanja perjalanan tetap
Belanja perjalanan lainnya, dapat digunakan untuk :
^ biaya transport peserta
^ biaya transport petugas
^ biaya transport lokal panitia
^ biaya transport narasumber
^ lumpsum peserta (termasuk akomodasi)
^ uang harian narasumber
^ akomodasi narasumber
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 107
Lam
pira
n 1
3 C
onto
h U
raia
n Pe
rhitu
ngan
APB
D S
esud
ah D
iteta
pkan
Pag
u Se
men
tara
Kab
upat
en/K
ota:
___
____
____
____
____
____
__
Cat
atan
: •
Kolo
m B
adal
ah b
ahan
untu
k pen
gisi
an p
ada
form
. R
KA
SK
PD la
mpir
an P
erm
endag
ri N
o. 1
3 t
ahun 2
00
6.
•Contohdiataspenyesuaiansetelahadanyapagusem
entara(PPAS).
•AngkapadakolomBseb
agaibahanuntukmengisiform
atRKA-SKPD
.
A.
Perh
itunga
n u
ntu
k b
ahan
RK
PDB
. Pe
rhitunga
n u
ntu
k b
ahan
R
KA
SK
PD
Rin
cian
per
hitunga
n s
ebel
um
ada
pag
u s
emen
tara
Rin
cian
per
hitunga
n a
da
pag
u s
emen
tara
No
Keg
iata
nK
ode
reke
nin
g
Ura
ian
Kom
ponen
Bel
anja
Vol
Sat
uan
Har
ga
satu
anJu
mla
hTo
tal
Vol
Har
gasa
tuan
Jum
lah
Tota
l
12
34
56
78
91
01
11
21
3
1
Pela
tihan
pen
yulu
han
men
cu-
ci t
anga
n d
enga
n s
abun d
an
KIA
untu
k b
idan
des
a den
gan
met
oda
par
tisi
pat
if
52
29
70
3se
wa
gedung
5har
i1
,00
0,0
00
5,0
00
,00
0
39
,50
0,0
00
41
,00
0,0
00
4,0
00
,00
0
30
,02
0,0
00
52
21
10
2ko
nsu
msi
20
OH
35
,00
03
,50
0,0
00
18
35
,00
02
,52
0,0
00
52
20
10
1A
TK2
0pak
et5
0,0
00
1,0
00
,00
01
85
0,0
00
90
0,0
00
52
10
10
1honor
2
OH
50
0,0
00
1,0
00
,00
02
50
0,0
00
1,0
00
,00
0
52
21
50
1b
iaya
tra
nsp
ort
pes
erta
20
OT
20
0,0
00
4,0
00
,00
01
82
00
,00
03
,60
0,0
00
52
10
10
1per
die
m p
eser
ta2
0O
H2
50
,00
02
5,0
00
,00
01
82
50
,00
01
8,0
00
,00
0
TOTA
L D
AN
A Y
AN
G D
IBU
TUH
KA
NTO
TAL
DA
NA
YA
NG
D
IBU
TUH
KA
N
108 – DTPS-KIBBLA
Lampiran 14
Rencana Kegiatan dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
FormulirRKA - SKPD
2.2.1Provinsi/Kabupaten “ A “
Tahun Anggaran 2007
UrusanPemerintahan
Organisasi
Program
Kegiatan
Lokasi kegiatan
Jumlah Tahun n-1
Jumlah Tahun n
Jumlah Tahun n+1
Indikator dan Tolok Ukur Kinerja Belanja Langsung
Indikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja
Capaian Program
Masukan
Keluaran
Hasil
Kelompok Sasaran Kegiatan: Bidan atau Bidan Desa
: 1. 02.
: 1. 02 01.
: 1. 02 01. 32
: 1. 02. 01. 32. 04
: Malang
Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
Pelatihan penyuluhan mencuci tangan dengan sabun
Kesehatan
Dinas Kesehatan
Rp 27.000.000,- (dua puluh tujuh juta rupiah)
Rp 29.500.000,- (dua puluh sembilan juta lima ratus ribu rupiah)
Rp 30.020.000,- (tiga puluh juta dua puluh ribu rupiah)
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 109
Rincian Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kode Rekening Uraian
Rincian Penghitungan
Volume Satuan Harga satuan Jumlah
1 2 3 4 5 6
5 2 2 07 03Belanja sewa ruang per-temuanBelanja makanan dan minuman rapat
4
18
hari
OH
1.000.000
35.000
4.000.000
2.520.0005 2 2 11 02
5 2 2 01 01Belanja alat tulis kantor Honorarium panitia pelaksana kegiatan Belanja perjalanan dinas dalam daerahHonor peserta
18
2
18
18
paket
OH
OH
OH
50.000
500.000
200.000
250.000
900.000
1.000.000
3.600.000
18.000.000
5 2 1 01 01
5 2 2 15 01
5 2 1 01 01
Jumlah 30.020.000
Kab. ”A”,tanggal 19 Agustus 2007
Kepala SKPD
(tanda tangan)
(Dr. Abunawas) NIP. 140096811
Keterangan : Tanggal Pembahasan : Catatan Hasil Pembahasan : 1.
2.
Dan seterusnya ....
Tim Anggaran Pemerintah Daerah:
No Nama NIP Jabatan
1 Sumanto SH
2 Drs. Purnomo
dst