pedoman penyusunan RTRW

download pedoman penyusunan RTRW

of 37

description

panduan bagi penyusunan RTRW

Transcript of pedoman penyusunan RTRW

  • DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M

  • *PENGERTIAN RUANGPP No. 26 tahun 2008

  • PENGERTIAN DASARPP No. 26 tahun 2008

  • PENTINGNYA PERENCANAAN TATA RUANGSebagai dasar kebijakan pokok pemanfaatan ruangMatra keruangan dari pembangunan daerahAlat untuk mewujudkan keseimbangan perkembangan antar wilayah dan antar kawasan serta kesersian antar sektorBentuk rumusan kesepakatan antar pemangku kepentingan tentang struktur dan pola ruang wilayahRencana tata ruang juga berfungsi sebagai pengendali pemanfaatan ruang

  • Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan:ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan;keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota;keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia;keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang;pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat;keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah;keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor; danpertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional. TUJUAN RTRWNPasal 3PP No. 26 tahun 2008

  • PERENCANAAN TATA RUANGWILAYAHPERKOTAANRENCANA UMUM TATA RUANGRENCANA RINCI TATA RUANGRTR KWS METROPOLITAN RTR PULAU / KEPULAUANRTR KWS STRA. NASIONALRTR KWS STRA KABUPATENRTR KWS PERKOTAAN DLM WIL KABUPATENRTRW KOTARTR BAGIAN WIL KOTARTR KWS STRA KOTARDTR WIL KABUPATENRTR KWS STRA. PROVINSIRDTR WIL KOTARTRW NASIONALRTRW PROVINSIRTRW KABUPATENMenghasilkan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruangsebagai perangkat operasional rencana umum tata ruangSebagai dasar penyusunan peraturan zonasia.rencana umum tata ruang belum dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang; dan/ataurencana umum tata ruang mencakup wilayah perencanaan yang luas dan skala peta dalam rencana umum tata ruang tersebut memerlukan perincian sebelum dioperasionalkan

    disusun apabila:Ps. 14 ayat (1)Ps. 14 ayat (2)Ps. 14 ayat (3)Ps. 14 ayat (4)Ps. 14 ayat (5)Ps. 14 ayat (6)UU No. 26 tahun 2007

  • Pasal 20UU No. 26 tahun 2007

  • Pasal 23UU No. 26 tahun 2007

  • Pasal 26UU No. 26 tahun 2007

  • Pasal 26UU No. 26 tahun 2007

  • RENCANA STRUKTUR RUANGRencana Sistem Pusat Permukiman Rencana Sistem Jaringan PrasaranaSistem Wilayah(sistem kota)Sistem internal Perkotaan(sistem pusat kegiatan)Rencana Struktur RuangSistem Jaringan TransportasiSistem Jaringan EnergiSistem Jaringan TelekomunikasiSistem Persampahan & SanitasiSistem Jaringan SDA, dll.Ps. 17 ayat (2)BHK-DJPR/Presentasi/DRUU No. 26 tahun 2007

  • PKNPKWPKSN/KOTA PERBATASANPP No. 26 tahun 2008

    PulauPKNPKWPKSN Sumatera 9564 Jawa-Bali11380 Nusa Tenggara2103 Kalimantan52810 Sulawesi5242 Maluku2114 Papua3113 Total3717826

  • PUSAT PENYEBARAN SEKUNDERSentani (Provinsi Papua) Mopah (Provinsi Papua) PUSAT PENYEBARAN TERSIERWaisai (Provinsi Papua Barat) Domine Eduard Osok (Provinsi Papua Barat) Rendani (Provinsi Papua Barat) Frank Kaisepo (Provinsi Papua) Wamena (Provinsi Papua) Nabire (Provinsi Papua)Timika (Provinsi Papua) PP No. 26 tahun 2008

  • Keterangan :Pel. InternasionalPel. NasionalPP No. 26 tahun 2008

    PULAUPELABUHAN INTERNASIONALPELABUHAN NASIONALSumatera819Jawa-Bali62Kep Nusa Tenggara15Kalimantan410Sulawesi35Maluku14Papua25Total2550

  • Keterangan :Pusat Penyebaran Skala Pelayanan PrimerPusat Penyebaran Skala Pelayanan SekunderPusat Penyebaran Skala Pelayanan TersierPP No. 26 tahun 2008

    PULAUPRIMERSEKUNDERTERSIERSumatera239Jawa-Bali333Kep Nusa Tenggara-25Kalimantan1311Sulawesi233Maluku--3Papua-27Total (65)81641

  • RENCANA POLA RUANGPeruntukan Kawasan LindungPeruntukan Kawasan BudidayaRencana Pola RuangKegiatan Pelestarian Lingkungan HidupKegiatan SosialKegiatan BudayaKegiatan EkonomiKegiatan Pertahanan & KeamananPs. 17 ayat (3)Ps. 17 ayat (4)dalam RTRW ditetapkan kawasan hutan paling sedikit 30 %dari luas DASPs. 17 ayat (5)UU No. 26 tahun 2007

  • UU No. 26 tahun 2007KAWASAN LINDUNGKawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.Kawasan lindung adalah:Kawasan Yang Memberikan Pelindungan Kawasan Bawahannya, antara lain, kawasan hutan lindung, kawasan bergambut, dan kawasan resapan air;Kawasan Perlindungan Setempat, antara lain, sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk, dan kawasan sekitar mata air;

  • Kawasan Suaka Alam Dan Cagar Budaya, antara lain, kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional, taman hutan raya, taman wisata alam, cagar alam, suaka margasatwa, serta kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan; Kawasan Rawan Bencana Alam, antara lain, kawasan rawan letusan gunung berapi, kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan banjir; danKawasan Lindung Lainnya, misalnya taman buru, cagar biosfer, kawasan perlindungan plasma nutfah, kawasan pengungsian satwa, dan terumbu karang.

    UU No. 26 tahun 2007KAWASAN LINDUNG

  • Kawasan LindungKawasan Suaka Alam & Pelestarian Alam Keterangan:PP No. 26 tahun 2008

    PULAUKaw. LindungSumatera88Jawa-Bali43Kep. Nusa Tenggara49Kalimantan40Sulawesi60Maluku28Papua43Total351

  • Kawasan Budi Daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.UU No. 26 tahun 2007KAWASAN BUDI DAYA

  • UU No. 26 tahun 2007KAWASAN BUDI DAYA

    Kawasan peruntukan hutan produksi, Kawasan peruntukan hutan rakyat, Kawasan peruntukan pertanian, Kawasan peruntukan perikanan, Kawasan peruntukan pertambangan, Kawasan peruntukan permukiman, Kawasan peruntukan industri, Kawasan peruntukan pariwisata, Kawasan tempat beribadah, Kawasan pendidikan, dan Kawasan pertahanan keamanan.

  • PP No. 26 tahun 2008

    PULAUKws. Andalan DaratSumatera31Jawa-Bali26Kep. Nusa Tenggara8Kalimantan16Sulawesi16Maluku6Papua9Total112

  • PP No. 26 tahun 2008

    PULAUKws. Andalan LautSumatera12Jawa-Bali6Kep. Nusa Tenggara4Kalimantan5Sulawesi11Maluku3Papua3Total44

  • UU No. 26 tahun 2007KOMPLEMENTARISTAS RENCANA TATA RUANG

  • Perkiraan PendanaanUntuk merealisasikan program dan rencana tindak yang disusun maka perlu dibuatkan rencana pembiayaan kurun waktu 20 (duapuluh) tahun dan secara bertahap setiap 5 (lima) tahun. Pada bagian ini dijelaskan pula perkiraan rencana sumber dan besar pembiayaan untuk masing-masing program.Instansi PelaksanaPelaksanaan program disesuaikan dengan tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangannya, dan dapat melibatkan swasta dan masyarakat. Instansi pelaksana dapat dijabarkan dengan lebih rinci sesuai dengan bidang, tugasdan fungsinya yang pelaksanaannya harus terinteraksi antar sektor.Waktu dan Tahapan PelaksanaanUU No. 26 tahun 2007ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KABUPATENINDIKASI PROGRAM JANGKA MENENGAH LIMA TAHUNAN

  • Berisi : Ketentuan umum peraturan zonasi, Ketentuan perizinan, Ketentuan insentif dan disinsentif, serta Arahan sanksi.KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KABUPATEN UU No. 26 tahun 2007

  • ketentuan perihal aktivitas keruangan yang diperbolehkan, tidak diperbolehkan, bersyarat dengan aturan tambahan dan pengecualian pemanfaatan ruang untuk kategori kegiatan khusus serta arahan ketinggian, kepadatan bangunan dan sempadan bangunan.UU No. 26 tahun 2007KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

  • izin pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang. Izin yang dimaksud adalah izin yang berlaku di kabupaten, umumnya adalah izin lokasi, izin pemanfaatan ruang dan izin mendirikan bangunan terkait dengan rencana tata ruang.UU No. 26 tahun 2007KETENTUAN PERIZINAN

  • Insentif adalah perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang, berupa :Keringanan pajak, pemberian kempensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun sahamPembangunan serta pengadaan infrastrukturKemudahan prosedur perizinanPemberian penghargaan kepada masyarakat swasta dan/atau pemerintah daerahDisinsentif adalah perangkat untuk mencegah membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang berupa :Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mngatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang dan/atauPembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi dan penalti

    UU No. 26 tahun 2007KETENTUAN INSENTIF DAN DISINSENTIF

  • UU No. 26 tahun 2007PENGENAAN SANKSI

  • Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61, dikenai sanksi administratif, berupa:peringatan tertulis;penghentian sementara kegiatan;penghentian sementara pelayanan umum;penutupan lokasi;pencabutan izin;pembatalan izin;pembongkaran bangunan;pemulihan fungsi ruang; dan/ataudenda administratif.Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan tata cara pengenaan sanksi administratif diatur dengan peraturan pemerintah.UU No. 26 tahun 2007PENGENAAN SANKSI

  • UU No. 26 tahun 2007PENGENAAN SANKSI

  • UU No. 26 tahun 2007PENGENAAN SANKSI

    PASALPERBUATAN PENJARADENDAPASAL 69perubahan fungsi ruang,3 (tiga) tahunlima ratus juta rupiahkerugian terhadap harta benda atau kerusakan barang8 (delapan) tahunsatu miliar lima ratus juta rupiahmengakibatkan kematian orang, pelaku15 (lima belas) tahun lima miliar rupiahPASAL 70memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan 3 (tiga) tahunlima ratus juta rupiahmengakibatkan perubahan fungsi ruang5 (lima) tahunsatu miliar rupiahmengakibatkan kerugian harta benda atau kerusakan barang5 (lima) tahunsatu miliar lima ratus juta rupiahmengakibatkan kematian orang, pelaku15 (lima belas) tahunlima miliar rupiah

  • KETENTUAN PENUTUPJenis Peraturan Pelaksanaan yang diamanatkanJangka Waktu Penyelesaian / PenyesuaianPeraturan PemerintahPeraturan PresidenPeraturan MenteriPeraturan Pemerintah ttg RTRWNPeraturan Daerah Provinsi ttg RTRWPPeraturan Daerah Kabupaten/Kota ttg RTRWKDiselesaikan paling lambat 2 thn terhitung sejak UU diberlakukanDiselesaikan paling lambat 5 thn terhitung sejak UU diberlakukanDiselesaikan paling lambat 3 thn terhitung sejak UU diberlakukanDisesuaikan paling lambat 1 thn 6 bulan terhitung sejak UU diberlakukanDisusun atau disesuaikan paling lambat 2 thn terhitung sejak UU diberlakukanDisusun atau disesuaikan paling lambat 3 thn terhitung sejak UU diberlakukanPs. 78 ayat (1)Ps. 78 ayat (2)Ps. 78 ayat (3)Ps. 78 ayat (4) aPs. 78 ayat (4) bPs. 78 ayat (4) cBHK-DJPR/Presentasi/DRUU No. 26 tahun 2007

  • *****************************