PEDOMAN PENYUSUNAN -...

91
PEDOM PEDOM PEDOM PEDOM LAPORAN KEUAN LAPORAN KEUAN LAPORAN KEUAN LAPORAN KEUAN (BLU) DI LIN (BLU) DI LIN (BLU) DI LIN (BLU) DI LIN BER BER BER BER BIRO KEUAN KEMENTERIAN JL. JENDERAL htpp://simkeu.kemdikbud.go.id Help desk SIMKeu : 021-500 005 ext.4 MAN PENYUSUNAN MAN PENYUSUNAN MAN PENYUSUNAN MAN PENYUSUNAN NGAN BADAN LAY NGAN BADAN LAY NGAN BADAN LAY NGAN BADAN LAY ANAN ANAN ANAN ANAN NGKUNGAN KEMDIKBU NGKUNGAN KEMDIKBU NGKUNGAN KEMDIKBU NGKUNGAN KEMDIKBU RDASARKAN SAP RDASARKAN SAP RDASARKAN SAP RDASARKAN SAP NGAN - SEKRETARIAT JENDERAL N PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN L SUDIRMAN, SENAYAN-JAKARTA 2012 UMUM UMUM UMUM UMUM UD UD UD UD

Transcript of PEDOMAN PENYUSUNAN -...

Page 1: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

PEDOMAN PENYUSUNAN PEDOMAN PENYUSUNAN PEDOMAN PENYUSUNAN PEDOMAN PENYUSUNAN

LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYLAPORAN KEUANGAN BADAN LAYLAPORAN KEUANGAN BADAN LAYLAPORAN KEUANGAN BADAN LAY

(BLU) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD (BLU) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD (BLU) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD (BLU) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD

BERDASARKAN SAPBERDASARKAN SAPBERDASARKAN SAPBERDASARKAN SAP

BIRO KEUANGAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

JL. JENDERAL SUDIRMAN, SENAYAN

htpp://simkeu.kemdikbud.go.id

Help desk SIMKeu : 021-500 005 ext.4

PEDOMAN PENYUSUNAN PEDOMAN PENYUSUNAN PEDOMAN PENYUSUNAN PEDOMAN PENYUSUNAN

LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYLAPORAN KEUANGAN BADAN LAYLAPORAN KEUANGAN BADAN LAYLAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM ANAN UMUM ANAN UMUM ANAN UMUM

(BLU) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD (BLU) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD (BLU) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD (BLU) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD

BERDASARKAN SAPBERDASARKAN SAPBERDASARKAN SAPBERDASARKAN SAP

BIRO KEUANGAN - SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

JL. JENDERAL SUDIRMAN, SENAYAN-JAKARTA

2012

ANAN UMUM ANAN UMUM ANAN UMUM ANAN UMUM

(BLU) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD (BLU) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD (BLU) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD (BLU) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD

Lenovo ThinkPad
Text Box
kai.ugm.ac.id
Page 2: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal
Page 3: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….... i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………...... ii

Bab I : Pendahuluan................................................................................. ..... 1

1.1. Latar Belakang………………………………………………………... 1

1.2. Tujuan ……………………………………………………………….... 2

1.3. Ruang Lingkup ……………………………………………………..... 3

1.4. Dasar Hukum ……………………………………………………….... 3

Bab II : Penyusunan Laporan KeuanganBadan Layanan Umum (BLU)... 5

2.1. Prinsip Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.... 5

2.2. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ……………………….. 5

2.3. Penyusunan Laporan Keuangan BLU …………………………….. 7

2.4. Komponen Laporan Keuangan …………………………………….. 9

2.4.1. Laporan Realisasi Anggaran ……………………………….. 9

2.4.2. Neraca ……………………………………………………….... 9

2.4.3. Catatan Atas Laporan Keuangan …………………………... 10

Bab III : Kebijakan Akuntansi Laporan keuangan Berdasarkan Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP)....................................................... 11

3.1. Pendapatan ………………………………………………………….. 11

3.2. Aset …………………………………………………………………... 20

3.3. Kewajiban …………………………………………………………..... 44

3.4. Ekuitas Dana ……………………………………………………….... 48

BAB IV : Penyusunan Laporan Keuangan Sistem Akuntansi Instansi

(SAI) untuk Satker BLU................................................................... 50

4.1. Mekanisme dan Tata Cara Konsolidasi ………………………….. 50

4.2. Konversi Akun SAK ke Akun SAP ………………………………... 50

4.3. Penyajian dan Penyampaian Laporan Keuangan ………………. 55

4.4. Audit dan reviu ………………………………………………………. 57

BAB V : Penutup ....................................................................................... 58

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN CONTOH LAPORAN KEUANGAN BLU BERDASARKAN SAP ... 59

Page 4: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

1 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sesuai dengan Pasal 68 dan Pasal 69 Undang-Undang Nomor 1 Tahun

2004 tentang Perbendaharaan Negara, yang pada prinsipnya mengatur

bahwa instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberi

pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan pola pengelolaan

keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi dan

efektivitas sebagai Badan Layanan Umum (BLU).

Dengan pola pengelolaan keuangan BLU, fleksibilitas diberikan dalam

rangka pelaksanaan anggaran, termasuk pola pengelolaan pendapatan

dan belanja, pengelolaan kas dan pengadaan barang/jasa. Kepada BLU

juga diberikan kesempatan untuk memperkerjakan tenaga profesional

Non-PNS serta kesempatan pemberian imbalan jasa kepada pegawai

sesuai dengan kontribusinya. Tetapi sebagai pengimbang, BLU

dikendalikan secara ketat dalam perencanaan dan penganggarannya,

serta pertanggungjawabannya.

Dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban, BLU dapat menerapkan

standar akuntansi industri yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan atau

standar akuntansi yang ditetapkan oleh Asosiasi Profesi Akuntan

Indonesia, apabila belum ada standar akuntansi yang mengaturnya.

Kekayaan BLU merupakan kekayaan yang tidak terpisahkan dari

kekayaan pemerintah pusat sehingga laporan keuangan yang disajikan

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

Kementerian Negara/Lembaga. Laporan Keuangan BLU yang disusun

berdasarkan SAK menjadi lampiran bagi Laporan Keuangan Kementerian

Negara/Lembaga, sedangkan untuk tujuan konsolidasian (pengintegrasian)

Laporan Keuangan BLU ke dalam Laporan Keuangan Kementerian

Negara/Lembaga perlu dilakukan mapping ke dalam perkiraan

berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Page 5: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

2 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

Dalam rangka pelaksanaan pengintegrasian Laporan Keuangan BLU

yang disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) ke dalam Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga, BLU

menggunakan sistem akuntansi yang dapat menghasilkan laporan

keuangan untuk tujuan konsolidasi.

Laporan Keuangan BLU merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Laporan Keuangan kementerian negara/lembaga. Dalam rangka konsolidasi

Laporan Keuangan satker BLU dengan Laporan Keuangan Kemdikbud. BLU

menyampaikan Laporan Keuangan sesuai dengan SAP setiap semester dan

tahunan yang terdiri dari LRA, Neraca (laporan posisi keuangan), dan Catatan

atas Laporan Keuangan yang dilampiri dengan Laporan Keuangan SAK.

Permasalahan yang terjadi selama ini dan selalu menjadi temuan oleh BPK

adalah terkait dengan konsolidasi laporan keuangan BLU berdasarkan SAK ke

dalam Laporan Keuangan Kemdikbud berdasarkan SAP, sehingga dipandang

perlu untuk menyusun dan menetapkan pedoman yang mengatur mengenai

Mekanisme dan Tata Cara konsolidasi Laporan Keuangan BLU dengan

Laporan Keuangan Kemdikbud.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dan dalam rangka meningkatkan

kualitas laporan Keuangan Kemdikbud dipandang perlu menetapkan

Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU di Lingkungan Kemdikbud

Berdasarkan SAP.

1.2. Tujuan

Tujuan Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU Berdasarkan SAP ini

adalah sebagai berikut :

a. Sebagai pedoman bagi BLU di lingkungan Kemdikbud dalam melakukan

penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAP;

b. Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan

ke dalam laporan keuangan kemdikbud.

Page 6: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

3 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

c. Adanya keseragaman perlakuan akuntansi terhadap akun-akun pada

satker BLU khususnya dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan

berdasarkan SAK ke laporan keuangan berdasarkan SAP.

d. Meningkatnya kualitas Laporan Keuangan Kemdikbud.

1.3. Ruang Lingkup

Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU Berdasarkan SAP ini

menguraikan mengenai:

a. Penyusunan laporan keuangan BLU berdasarkan standar akuntansi

pemerintahan (SAP).

b. Kebijakan akuntansi laporan keuangan BLU berdasarkan SAP.

c. Mekanisme dan tata cara pengkonsolidasian antara LK berdasarkan SAK

dengan SAP.

1.4. Dasar Hukum

a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara;

b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara;

c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan,

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

d. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

e. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi

Pemerintah;

f. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Badan

Layanan Umum;

g. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 171/PMK.05/2007 Tentang Sistem

Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 76/PMK.05/2008 Tentang Pedoman

Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum;

i. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16/2008 tentang Sistem

Akuntansi dan Pelaporan Keuangan di lingkungan Depdiknas;

j. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2011 tentang

Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan di Lingkungan Kemdiknas;

Page 7: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

4 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012

Tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan;

l. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 086 Tahun 2012

tentang Unit Akuntansi Keuangan dan Unit Akuntansi Barang Milik Negara

di Lingkungan Kemdikbud;

m. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-67/PB/2007

tentang Tata Cara Pengintegrasian Laporan Keuangan Badan Layanan

Umum ke Dalam Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;

Page 8: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

5 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

BAB II PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BLU

2.1. Prinsip Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun sedemikian rupa sehingga menyajikan dengan

wajar posisi keuangan. Penyajian wajar mensyaratkan penyajian jujur atas

pengaruh transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan kriteria standar

akuntansi pemerintahan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di

Indonesia.

2.2. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang

perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi

tujuannya. Berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar

laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:

2.2.1. Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang

termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan

membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini,

dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil

evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan

keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud

penggunaannya. Informasi yang relevan:

a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau

mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.

b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang

akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

c. Tepat waktu

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan

berguna dalam pengambilan keputusan.

Page 9: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

6 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

d. Lengkap

Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap

mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan

kendala yang ada. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir

informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan

dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut

dapat dicegah.

2.2.2. Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang

menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara

jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika

hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan

informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang

andal memenuhi karakteristik:

a. Penyajian Jujur

Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa

lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat

diharapkan untuk disajikan.

b. Dapat Diverifikasi (verifiability)

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan

apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang

berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda

jauh.

c. Netralitas

Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada

kebutuhan pihak tertentu.

2.2.3. Dapat Dibandingkan

Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar

periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja

keuangan serta membandingkan laporan keuangan antar entitas untuk

Page 10: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

7 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

mengevaluasi posisi keuangan, kinerja dan perubahannya secara relatif.

Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari

transaksi dan peristiwa lain yang serupa dilakukan secara konsisten.

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika

dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau

laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan

dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara

internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan

akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara

eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan

kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan

kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang

sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode

terjadinya perubahan.

2.2.4. Dapat Dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh

pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan

dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna

diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan

lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna

untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

2.2.5. Substansi Mengungguli Bentuk (Substance Over Form)

Transaksi dan peristiwa lain yang disajikan sesuai dengan substansi dan

realita ekonomi, bukan berdasarkan aspek formalitasnya.

2.3. Penyusunan Laporan Keuangan BLU

Satuan kerja yang ditetapkan sebagai BLU mempunyai kewajiban untuk

menyusun 2 (dua) laporan keuangan yaitu laporan keuangan berdasarkan SAK

dan laporan keuangan berdasarkan SAP.

2.3.1. Penyusunan Laporan Keuangan Sesuai SAK

2.3.1.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BLU diselenggarakan

dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan

oleh Asosiasi Profesi Akuntansi Indonesia.

Page 11: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

8 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

2.3.1.2. Dalam hal tidak terdapat standar akuntansi sebagaimana

dimaksud pada angka 2.3.1.1, BLU dapat menerapkan

Standar Akuntansi Industri yang spesifik setelah mendapat

persetujuan Menteri Keuangan.

2.3.1.3. Laporan Keuangan BLU yang disusun berdasarkan SAK

menjadi Lampiran Laporan Keuangan Kemdikbud.

2.3.1.4. Laporan Keuangan BLU yang disusun berdasarkan SAK,

terdiri dari:

a. Laporan Aktivitas;

b. Neraca;

c. Laporan Arus Kas;

d. Catatan atas Laporan Keuangan.

2.3.2. Penyusunan Laporan Keuangan BLU untuk Konsolidasi

2.3.2.1. BLU selaku pengelola kekayaan negara yang tidak

dipisahkan adalah entitas akuntansi dan wajib menyusun

laporan keuangan.

2.3.2.2. Laporan Keuangan BLU sebagaimana dimaksud pada

angka 2.3.2.1. disusun berdasarkan Standar Akuntansi

Pemerintahan, dimaksudkan untuk penyusunan Laporan

Keuangan Kemdikbud yang terdiri dari :

a. Neraca;

b. Laporan Realisasi Anggaran; dan

c. Catatan atas Laporan Keuangan.

2.3.2.3. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada angka

2.3.2.2. disampaikan oleh entitas akuntansi kepada entitas

pelaporan secara periodik dan berjenjang.

2.3.2.4. Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan SAP memuat

pendapatan BLU, belanja yang bersumber dari APBN, dan

belanja-belanja yang bersumber dari pendapatan BLU.

2.3.2.5. Dalam rangka menyusun Laporan Realisasi Anggaran

sebagaimana dimaksud pada angka 2.3.2.4., BLU melakukan

konversi terhadap pendapatan BLU dan belanja yang

bersumber dari pendapatan BLU.

Page 12: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

9 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

2.3.2.6. Neraca berdasarkan SAP dihasilkan berdasarkan konversi

akun Neraca BLU sesuai SAK ke dalam Bagan Akun

Standar yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

2.3.2.7. Dokumen sumber yang digunakan untuk membukukan

pendapatan dan belanja BLU yang bersumber dari

pendapatan BLU dalam rangka menghasilkan laporan

keuangan berdasarkan SAP adalah SP3B dan SP2B.

2.3.2.8. Satker BLU menyampaikan SP3B dan SP2B kepada Kantor

Pelayanan perbendaharaan Negara (KPPN ) setiap triwulan.

2.3.2.9. Dokumen sumber yang digunakan untuk melakukan

konversi Neraca sebagaimana dimaksud pada angka 2.3.2.7.,

dan membukukan saldo Dana Lancar BLU adalah MP yang

dilakukan pada saat penyusunan Laporan Keuangan

semesteran dan Tahunan.

2.4. Komponen Laporan Keuangan

Komponen Laporan keuangan BLU berdasarkan SAP terdiri dari :

a. Laporan Realisasi Anggaran

b. Neraca; dan

c. Catatan atas Laporan Keuangan.

2.4.1. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran disusun berdasarkan penggabungan

Laporan Realisasi Anggaran seluruh entitas akuntansi yang berada di

bawah satker BLU. Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari Pendapatan

Negara , Hibah dan Belanja.

2.4.2. Neraca

Neraca (laporan posisi keuangan) adalah laporan yang menyajikan

informasi tentang posisi keuangan BLU pada suatu tanggal tertentu,

meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas.

a. Aset adalah sumber daya yang dikuasai BLU yang timbul dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan

akan diperoleh. Manfaat ekonomi masa depan yang terkandung

dalam aset adalah potensi dari aset tersebut untuk menghasilkan

Page 13: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

10 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

arus kas masuk kepada BLU melalui penggunaan atau pelepasan

aset tersebut.

b. Kewajiban merupakan kewajiban masa kini yang timbul dari

peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya dimasa depan akan

mengakibatkan arus keluar dari sumber daya BLU yang

mengandung manfaat ekonomi.

c. Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih

antara aset dan utang pemerintah. Di dalam laporan posisi

keuangan, ekuitas disubkelompokkan menjadi ekuitas dana lancar,

dan ekuitas dana investasi.

2.4.3. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan memuat pengungkapan dan penjelasan

informasi yang disajikan dalam LRA, Neraca, dan Catatan atas Laporan

Keuangan sehingga pengguna laporan keuangan dapat memperoleh

pemahaman secara lebih lengkap atas laporan keuangan BLU

berdasarkan SAP. Informasi dalam catatan atas laporan keuangan

terutama mencakup informasi singkat tentang BLU, kebijakan akuntansi

penting yang mendasari penyajian laporan keuangan, serta

pengungkapan informasi penting dan penjelasan atau rincian atas pos-

pos laporan keuangan.

Contoh Laporan Keuangan BLU berdasarkan SAP, sebagaimana

terlampir dalam pedoman ini.

Page 14: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

11 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN KEUANGAN

BERDASARKAN SAP

3.1. Pendapatan

Pendapatan adalah semua penerimaan Kas Umum Negara (KUN) yang

menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan

menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

Pendapatan timbul dari aktivitas BLU, seperti pendapatan usaha dari jasa

layanan pendidikan, perolehan sumbangan/hibah, pendapatan bunga dan

pendapatan dari penyewaan aset.

Pendapatan BLU diklasifikasikan menurut sumber penggunaannya, yaitu

sebagai berikut :

a. Pendapatan Usaha dari Jasa Layanan

b. Pendapatan Hibah

c. Pendapatan Lainnya

3.1.1. Pendapatan Usaha Dari Jasa Layanan

Merupakan pendapatan BLU yang diperoleh sebagai imbalan atas jasa

yang diserahkan kepada masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsi

BLU, yaitu jasa pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian

pada masyarakat (Tridharma Perguruan Tinggi).

Pendapatan usaha dari jasa layanan BLU meliputi:

a. Pendapatan Jasa Pendidikan dan Pengajaran, yaitu pendapatan

yang diperoleh dari dan berhubungan langsung dengan pemberian

jasa layanan pendidikan dan pengajaran secara reguler, antara lain:

1) Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dan Uang Praktikum;

2) Dana Pengembangan

Dana pengembangan atau uang pangkal adalah uang yang harus

dibayarkan oleh seseorang ketika yang bersangkutan diterima

secara resmi sebagai mahasiswa baru.

3) Pendapatan dari jasa pendidikan dan pengajaran lainnya seperti

biaya kegiatan mahasiswa baru, hasil penjualan formulir

Page 15: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

12 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

pendaftaran seleksi mahasiswa baru, biaya wisuda atau yang

sejenisnya.

b. Pendapatan dari Kerjasama Pendidikan, Penelitian, dan

Pengabdian Pada Masyarakat, terdiri dari:

1) Pendapatan Kerjasama Pendidikan, yaitu pendapatan yang

diperoleh dari pemberian jasa layanan pendidikan dan

pengajaran yang penyelenggaraannya dilaksanakan atas

dasar perikatan kerjasama dengan pihak lain seperti

kerjasama penyelenggaraan pelatihan baik degree maupun

non-degree.

2) Pendapatan Kerjasama Penelitian, yaitu pendapatan yang

diperoleh dari pelaksanaan perikatan kerjasama dengan

pihak lain untuk layanan penelitian atau pengkajian aspek

tertentu yang bukan bersifat hibah.

3) Pendapatan Kerjasama Pengabdian Pada Masyarakat

(PPM), yaitu pendapatan yang diperoleh dari pelaksanaan

perikatan kerjasama PPM dengan pihak lain seperti jasa

perektrutan pegawai, konsultasi dan sebagainya.

c. Pendapatan Dari Penyelenggaraan Jasa Layanan Masyarakat

Lainnya.

Meliputi pendapatan yang diperoleh dari penyelenggaraan jasa

layanan masyarakat selain yang termasuk kategori a dan b di

atas, seperti pendapatan dari penyelenggaraan balai/klinik

kesehatan, jasa konsultasi manajemen, hukum, psikologi, teknik

dan sebagainya.

d. Pendapatan hasil penjualan produk dari penyelenggaraan

pendidikan dan pengajaran meliputi hasil penjualan produk dari

kegiatan praktikum, penelitian dan sebagainya seperti hasil

praktikum dan hasil penelitian di bidang perkebunan, peternakan,

pertanian, kedokteran dan teknologi.

Page 16: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

13 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

3.1.1.1. Pengakuan

a. Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dan Uang

Praktikum.

1) Pendapatan yang diperoleh dari pungutan

biaya/sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), biaya

praktikum dan sejenisnya yang diterima di setiap awal

semester untuk masa satu semester kedepan (uang

semester) diakui pada saat pengesahan pendapatan

melalui SP3B /SP2B.

2) Pada setiap tanggal pelaporan, bagian dari uang semester

yang jasanya belum diserahkan harus disajikan di laporan

keuangan sebagai pendapatan diterima dimuka.

3) Dalam hal terjadi penangguhan pembayaran uang SPP

dan Praktikum oleh mahasiswa sedangkan jasa layanan

telah diserahkan, maka BLU mengakui penyerahan jasa

layanan tersebut sebagai piutang.

b. Dana Pengembangan

Dana pengembangan atau uang pangkal adalah uang yang

harus dibayarkan oleh seseorang ketika yang bersangkutan

diterima secara resmi sebagai mahasiswa baru. Pendapatan

ini diakui pada saat pengesahan pendapatan melalui SP3B /

SP2B.

Hak tagih timbul jika :

1) calon mahasiswa telah terdaftar secara resmi sebagai

mahasiswa baru, dan

2) BLU tidak lagi mempunyai kewajiban untuk

mengembalikan seluruh atau sebagian dana

pengembangan tersebut.

c. Pendapatan dari jasa pendidikan dan pengajaran lainnya

seperti biaya kegiatan mahasiswa baru, hasil penjualan

formulir pendaftaran seleksi mahasiswa baru, biaya wisuda

atau yang sejenisnya diakui pada saat pengesahan

pendapatan melalui SP3B /SP2B.

Page 17: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

14 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

d. Pendapatan dari kerjasama pendidikan, penelitian, dan

pengabdian pada masyarakat diakui pada saat pengesahan

pendapatan melalui SP3B /SP2B atas pendapatan tersebut.

Hak tagih timbul jika:

1) telah memenuhi persyaratan penagihan (termin) sesuai

perikatan kerjasama, atau.

2) pekerjaan telah diselesaikan dan diserahkan sesuai

dengan persyaratan perikatan kerjasama.

e. Pendapatan dari penyelenggaraan jasa layanan masyarakat

lainnya diakui pada saat pengesahan pendapatan melalui

SP3B /SP2B dari pendapatan tersebut.

f. Pendapatan hasil penjualan produk dari penyelenggaraan

pendidikan dan pengajaran diakui pada saat pengesahan

pendapatan melalui SP3B/SP2B dari hasil penjualan produk

tersebut.

3.1.1.2. Pengukuran

a. Pendapatan dari jasa pendidikan dan pengajaran dicatat

sebesar nilai imbalan jasa layanan yang ditetapkan oleh

Pimpinan BLU.

b. Pendapatan dari kerjasama pendidikan, penelitian dan

pengabdian pada masyarakat dicatat sebesar nilai wajar jasa

yang diserahkan, yaitu nilai yang ditentukan berdasarkan

kesepakatan yang tertuang dalam perikatan kerjasama.

c. Pendapatan dari penyelenggaraan jasa masyarakat lainnya

dicatat sebesar nilai imbalan jasa yang ditetapkan Pimpinan

BLU.

d. Pendapatan hasil penjualan produk dari penyelenggaraan

pendidikan dan pengajaran dicatat sebesar kas yang

diterima.

3.1.1.3. Pengungkapan

a. Pendapatan dari jasa pendidikan dan pengajaran harus

diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan tentang:

Page 18: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

15 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

1) Kebijakan akuntansi pengakuan dan pengukuran

pendapatan

2) Rincian jenis dan jumlah pendapatan dari jasa pendidikan

dan pengajaran yang diakui dalam periode laporan.

b. Pendapatan dari kerjasama pendidikan, penelitian, dan

pengabdian pada masyarakat yang harus diungkapkan

dalam catatan atas laporan keuangan adalah:

1) Kebijakan akuntansi pengakuan dan pengukuran

pendapatan

2) Daftar rincian kerjasama pendidikan, penelitian dan

pengabdian pada masyarakat yang telah mengikat

(kontrak) baik untuk kontrak yang belum, sedang, atau

telah dilaksanakan dalam periode laporan, meliputi mitra

kerjasama, jenis pekerjaan, nilai kontrak, dan jangka

waktu penyelesaian pekerjaan.

c. Pendapatan dari penyelenggaraan jasa layanan masyarakat

lainnya harus diungkapkan dalam catatan atas laporan

keuangan adalah :

1) Kebijakan akuntansi pengakuan dan pengukuran

pendapatan

2) Rincian jenis jasa dan jumlah pendapatan jasanya selama

periode pelaporan.

3.1.2. Pendapatan Hibah

Pendapatan Hibah adalah setiap penerimaan BLU dalam bentuk uang,

barang, jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah

yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri atau

luar negeri, yang atas pendapatan hibah tersebut, BLU mendapat

manfaat secara langsung yang digunakan untuk mendukung tugas dan

fungsi BLU.

Pendapatan hibah yang diterima oleh BLU harus dipastikan jenis dan

sumbernya, dengan ketentuan sebagai berikut:

Page 19: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

16 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

a. Apabila sumbernya dari APBN (DIPA satker lain), baik dari satker

Kemdikbud maupun satker dari Kementerian/Lembaga lain tidak

boleh diakui/disahkan sebagai pendapatan dan belanja BLU;

b. Apabila sumbernya dari Pemda, lembaga swasta, individu, dan yang

lainnya diakui dan disahkan sebagai pendapatan dan belanja BLU.

c. Penerimaan uang beasiswa yang diterima oleh BLU dari

Pemda/korporasi/individu dapat diakui sebagai pendapatan hibah

jika :

1) pemberi beasiswa tidak menentukan individu penerima

beasiswanya, dan

2) BLU harus mengeluarkan sumber daya atau manfaat ekonomi

yang dimiliki untuk memperoleh dan mengelola beasiswa tersebut.

(Contoh : Suatu korporasi memberikan sumbangan uang kepada BLU

untuk beasiswa bagi mahasiswa dan menyerahkan sepenuhnya kepada

BLU untuk menyeleksi dan menentukan penerima beasiswa

berdasarkan kriteria dan pertimbangan BLU. Atas penerimaan

sumbangan tersebut BLU melaksanakan kegiatan penyeleksian untuk

menentukan individu penerima beasiswanya).

d. Apabila penerimaan uang beasiswa yang diterima oleh BLU dari

Pemda/korporasi/individu tidak sesuai dengan ketentuan pada huruf

c di atas, satker BLU mengakui sebagai uang titipan (kewajiban), dan

yang dicatat sebagai pendapatan hanya yang terkait dengan biaya

pendidikan (SPP, Dana Penunjang, Biaya Praktikum, dll.,) yang

diterima oleh BLU.

3.1.2.1. Pengakuan

a. Hibah dalam bentuk uang diakui pada saat pengesahan

pendapatan melalui SP3B /SP2B atas hibah tersebut.

b. Hibah berbentuk barang atau aset, diakui pada saat hak

kepemilikan berpindah kepada BLU.

c. Hibah dalam bentuk jasa diakui pada saat jasa telah selesai

dilaksanakan.

d. Hibah dalam bentuk barang/jasa sebagaimana dimaksud

pada huruf b dan c di atas, harus diikuti dengan melakukan

Page 20: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

17 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

pengesahan pendapatan dan belanja dengan menerbitkan

SP3B/SP2B sebagai dasar pengakuan pendapatan dan

belanja.

3.1.2.2. Pengukuran

a. Hibah dalam bentuk uang dicatat sebesar kas yang

diterima oleh BLU.

b. Hibah dalam bentuk aset atau jasa dicatat sebesar nilai

wajar aset atau jasa yang diterima, yaitu nilai yang tertuang

dalam dokumen hibah.

c. Jika tidak terdapat bukti andal yang mendukung penetapan

nilai wajar aset atau jasa hibah, maka aset hibah dicatat

sebesar nilai yang ditentukan berdasarkan penetapan

Menteri Keuangan.

d. Apabila nilai wajar aset dari hibah sebagaimana dimaksud

pada huruf c di atas, belum diperoleh pada tanggal

pelaporan, dicatat sebesar taksiran harga pasar dengan

penetapan Pimpinan BLU.

e. Jasa hibah dicatat sebesar taksiran harga pasar dengan

penetapan Pimpinan BLU.

3.1.2.3. Penyajian dan Pengungkapan

a. Hibah dalam bentuk uang disajikan dalam laporan realisasi

anggaran pendapatan dan hibah.

b. Hal-hal berikut mengenai pendapatan yang berasal dari

hibah harus diungkapkan dalam catatan atas laporan

keuangan :

1) Kebijakan akuntansi pengakuan dan pengukuran

pendapatan hibah

2) Rincian perolehan hibah yang meliputi pemberi hibah,

jenis dan klasifikasi hibah, nilai wajar.

Page 21: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

18 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

3.1.3. Pendapatan Lainnya

Merupakan pendapatan yang berasal dari sumber yang tidak termasuk

ke dalam jenis pendapatan di atas, yaitu pendapatan yang diperoleh

dari aktivitas yang tidak berhubungan langsung dengan tugas dan

fungsi BLU, seperti penyewaan aset BLU, kerjasama operasi, hasil

investasi dan hasil penjualan produk dari penyelenggaraan pendidikan

dan pengajaran dan sebagainya.

Pendapatan Lainnya meliputi:

a. Pendapatan dari usaha penyewaan aset BLU yaitu pendapatan

yang berasal dari penyewaan aset yang dimiliki oleh BLU.

b. Pendapatan Kerjasama operasi (KSO) yaitu pendapatan

berkenaan dengan pengelolaan aset BLU oleh pihak ketiga (investor)

berdasarkan perikatan/perjanjian hukum dimana pihak ketiga diberi

hak untuk membangun dan mengelola aset BLU selama jangka

waktu tertentu (masa konsesi), dan pada akhir masa konsesi seluruh

aset KSO diserahkan kepada BLU (build-operate-transfer).

Pendapatan yang diperoleh BLU dari perikatan KSO dapat berupa

bagi hasil atau bagi pendapatan dengan cara tertentu, bergantung

perikatannya.

c. Pendapatan hasil investasi meliputi antara lain bunga deposito,

bunga tabungan, bunga obligasi, dividen dari pemilikan saham atau

pendapatan dari penyertaan langsung.

d. Pendapatan Jasa Giro Rekening BLU/PNBP yaitu pendapatan

yang diterima oleh BLU berupa bunga yang dihasilkan dari rekening

giro yang dimiliki oleh BLU.

3.1.3.1. Pengakuan

a. Pendapatan dari usaha penyewaan aset BLU:

1) diakui pada saat pengesahan pendapatan melalui SP3B/

SP2B dari penyerahan jasa sewa tersebut.

2) Jika aset BLU disewakan untuk suatu jangka waktu

tertentu yang melebihi satu periode pelaporan dengan

basis kontrak pembayaran dimuka, maka pada akhir

Page 22: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

19 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

periode penerimaan uang sewa tersebut diperlakukan

sebagai pendapatan diterima dimuka.

b. Pendapatan kerjasama operasi diakui pada saat

pengesahan pendapatan melalui SP3B/SP2B dari

pendapatan tersebut. Sedangkan aset KSO diakui sebagai

aset BLU pada akhir masa konsesi.

c. Pendapatan hasil investasi diakui pada saat adanya

pengesahan pendapatan melalui SP3B /SP2B dari hasil

investasi tersebut.

d. Pendapatan jasa giro diakui pada saat pengesahan

pendapatan melalui SP3B /SP2B dari jasa giro tersebut.

3.1.3.2. Pengukuran

a. Pendapatan dari usaha penyewaan aset BLU dicatat

sebesar nilai imbalan jasa sewa yang diterima.

b. Pendapatan KSO dicatat sebesar kas yang diterima sesuai

kesepakatan yang tertuang dalam perikatannya.

c. Pendapatan hasil investasi dicatat sebesar nilai kas yang

diterima.

d. Pendapatan jasa giro dicatat sebesar jumlah yang

dikreditkan kepada rekening giro BLU.

3.1.3.3. Pengungkapan

a. Hal-hal berikut mengenai pendapatan penyewaan aset

harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan :

1) Kebijakan akuntansi pengakuan dan pengukuran

pendapatan penyewaan aset.

2) Rincian jenis dan nilai tercatat aset yang disewakan,

harga sewa, jangka waktu dan persyaratan-persyaratan

mengikat penting lainnya dalam perikatan sewa.

b. Hal-hal berikut mengenai pendapatan kerjasama operasi

yang harus diungkapkan dalam catatan atas laporan

keuangan :

Page 23: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

20 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

1) Kebijakan akuntansi pengakuan dan pengukuran

pendapatan kerjasama operasi

2) Sifat, jenis, jangka waktu kerjasama operasi dan

persyaratan-persyaratan mengikat penting lainnya dalam

perikatan kerjasama operasi.

3.2. Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki dan/atau dikuasai BLU yang

timbul akibat transaksi atau peristiwa dimasa lalu dan dari mana manfaat

ekonomi dimasa depan diharapkan dapat diperoleh dan dapat diukur dalam

satuan uang. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah

potensi aset tersebut untuk memberikan kontribusi, baik langsung maupun

tidak langsung, bagi operasional BLU berupa arus kas dan setara kas kepada

BLU. Aset BLU disajikan di laporan posisi keuangan dengan

mengklasifikasikannya ke dalam aset lancar dan aset tidak lancar, dan

disajikan berdasarkan urutan tingkat likuiditasnya.

3.2.1. Aset Lancar

Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika memenuhi kriteria

sebagai berikut :

a. dalam bentuk kas atau setara kas yang penggunaannya tidak

dibatasi,

b. diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk digunakan atau dijual

dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan. dimiliki untuk

diperdagangkan atau untuk tujuan lainnya dalam jangka pendek dan

diperkirakan akan direalisasi dalam jangka waktu tidak lebih dari 12

bulan sejak tanggal pelaporan.

Aset lancar disajikan berdasarkan urutan likuiditas, meliputi antara lain :

3.2.1.1. Kas Bendahara Pengeluaran

Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan saldo uang

persediaan yang belum disetorkan ke kas negara yang

sumber dananya berasal dari APBN.

Page 24: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

21 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

3.2.1.2. Kas pada BLU

Kas pada BLU merupakan saldo kas dan setara kas yang

merupakan selisih antara pendapatan dan belanja yang telah

dilakukan pengesahan. Kas pada BLU terdiri dari :

a. Kas - BLU adalah saldo kas yang merupakan selisih antara

pendapatan dan belanja yang telah dilakukan pengesahan

dan Memo Penyesuaian yang terkait dengan kas blu.

b. Setara Kas - BLU adalah bagian dari aset lancar yang

sangat liquid, yang dapat dikonversi menjadi kas dalam

jangka waktu sampai dengan 3 (tiga) bulan tanpa

mengalami perubahan nilai yang signifikan, antara lain:

1) Deposito berjangka kurang dari 3 (tiga) bulan;

2) Cek yang baru dapat diuangkan dalam jangka waktu

kurang dari 3 (tiga) bulan.

3) Termasuk yang dicatat sebagai Setara Kas – BLU

adalah realisasi belanja yang bersumber dari PNBP yang

belum disahkan pada tanggal pelaporan.

3.2.1.3. Kas Lainnya dan Setara Kas

a. Pengertian

Kas Lainnya adalah kas yang ada pada BLU selain Kas

Bendahara Pengeluaran dan Kas pada BLU. Termasuk

dalam setara kas adalah akun Kas Lainnya di Bendahara

Pengeluaran yang meliputi antara lain:

1) Saldo uang LS yang dibayarkan ke bendahara

pengeluaran yang belum dibayarkan kepada pihak ketiga

yang berhak/akan disetor ke kas umum Negara.

2) Dana titipan (bansos/blockgrant) dari APBN atau DIPA

satker lain;

3) Pendapatan yang belum disahkan;

4) Saldo lainnya di rekening yang sumber dananya dari

APBN.

Page 25: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

22 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

b. Pengakuan

Kas Lainnya dan Setara Kas diakui pada saat terjadinya

aliran kas masuk ke BLU

c. Pengukuran

1) Kas Lainnya dan setara kas diukur sebesar nilai nominal

pada saat diterima;

2) Kas yang diterima dalam mata uang asing dicatat dalam

Rupiah sebesar nilai kurs tengah Bank Indonesia pada

saat diterima;

3) Saldo kas lainnya dan setara kas dalam mata uang asing

pada tanggal pelaporan dinyatakan dalam Rupiah

dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia.

d. Penyajian dan Pengungkapan

1) Kas Lainnya dan setara kas yang penggunaannya

dibatasi disajikan secara terpisah di dalam kelompok kas

dan setara kas dan diungkapkan alasan pembatasannya

dalam catatan atas laporan keuangan.

2) Hal-hal berikut harus diungkapkan dalam catatan atas

laporan keuangan:

a) Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam

menentukan dan menyajikan kas lainnya & setara kas

b) Rincian kas lainnya dan setara kas

3.2.1.4. Investasi Jangka Pendek BLU

a. Pengertian

Investasi Jangka Pendek BLU adalah investasi yang dapat

segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki untuk

jangka waktu dari 3 (tiga) sampai 12 bulan.

b. Pengakuan

Investasi jangka pendek BLU diakui pada saat terjadinya

transaksi perolehan investasi tersebut, dengan melakukan

Memo Penyesuaian (MP) oleh Pimpinan BLU. MP

dilakukan dengan mereklasifikasi dari Kas pada BLU ke

Page 26: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

23 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

Investasi Jangka Pendek dan tidak perlu melakukan

pengesahan ke KPPN.

c. Pengukuran

1) Investasi dalam bentuk deposito berjangka dicatat

sebesar nilai nominal deposito tersebut.

2) Investasi dalam bentuk efek diperdagangkan :

a) Pada saat perolehan investasi efek diperdagangkan

dicatat sebesar biaya perolehannya.

b) Pada tanggal pelaporan, investasi efek

diperdagangkan disajikan di laporan posisi keuangan

sebesar nilai wajarnya, yaitu harga efek yang

bersangkutan pada tanggal laporan.

d. Penyajian dan Pengungkapan

1) Investasi jangka pendek BLU disajikan di laporan posisi

keuangan pada kelompok aset lancar.

2) Hal-hal berikut mengenai investasi jangka pendek BLU

harus diungkapkan dalam catatan atas laporan

keuangan :

a) Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam

menyajikan investasi jangka pendek.

b) Jenis dan jumlah investasi jangka pendek

berdasarkan nilai perolehan dan nilai wajarnya.

c) Jumlah penempatan/investasi pada pihak yang

memiliki hubungan istmewa.

3.2.1.5. Piutang Dari Kegiatan Operasional BLU dan Piutang Dari

Kegiatan Non Operasional BLU

a. Pengertian

1) Piutang Dari Kegiatan Operasional BLU adalah hak tagih

kepada pihak lain yang timbul karena adanya

penyerahan barang atau jasa dalam rangka kegiatan

operasional BLU misalnya piutang SPP Mahasiswa,

Page 27: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

24 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

piutang kerjasama pendidikan dan pengajaran, penelitian

dan pengabdian pada masyarakat.

2) Piutang Dari Kegiatan Non Operasional BLU adalah hak

tagih kepada pihak lain yang timbul karena adanya

penyerahan barang atau jasa di luar kegiatan

operasional BLU, misalnya piutang bunga, piutang sewa.

3) Penyisihan piutang tidak tertagih adalah bagian dari

piutang yang kemungkinan tidak akan dapat ditagih.

Besarnya nilai Penyisihan piutang tidak tertagih dihitung

berdasarkan analisis kualitas piutang seperti yang

tercantum dalam POS Pengelolaan Piutang di

Lingkungan Kemdikbud.

b. Pengakuan

1) Piutang dari kegiatan operasional BLU dan dari kegiatan

non operasional BLU diakui pada saat barang, jasa atau

uang diserahkan tetapi belum menerima pembayaran

atau pengembalian dari penyerahan tersebut.

2) Penyisihan kerugian piutang tak tertagih diakui pada saat

akhir periode pelaporan.

c. Pengukuran

1) Piutang disajikan di laporan posisi keuangan sebesar

nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu jumlah

piutang setelah dikurangi penyisihan kerugian piutang.

2) Penyisihan kerugian piutang dibentuk sebesar jumlah

piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih.

d. Penyajian dan Pengungkapan

1) Piutang dari kegiatan operasional BLU dan dari kegiatan

non operasional BLU yang dapat diselesaikan dalam

jangka waktu tidak lebih dari 1 tahun disajikan di laporan

posisi keuangan dalam kelompok aset lancar,

sedangkan piutang dari kegiatan operasional BLU dan

dari kegiatan non operasional BLU yang jangka waktu

Page 28: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

25 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

penyelesaiannya lebih dari 1 tahun disajikan di laporan

posisi keuangan pada kelompok aset lainnya.

2) Hal-hal berikut mengenai piutang harus diungkapkan

dalam catatan atas laporan keuangan :

a) Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam

menyajikan piutang termasuk kebijakan penyisihan

dan penghapusan piutang.

b) Rincian jenis dan jumlah piutang dari kegiatan

operasional BLU dan dari kegiatan non operasional

BLU yang memiliki hubungan istimewa.

c) Rincian jumlah penyisihan kerugian piutang

berdasarkan penilaian kualitas piutang.

3.2.1.6. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

a. Pengertian

Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran merupakan

reklasifikasi tagihan penjualan angsuran jangka panjang ke

dalam piutang jangka pendek, karena Tagihan Penjualan

Angsuran (TPA) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas)

bulan setelah tanggal neraca.

b. Pengakuan

Seluruh tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo

dalam kurun waktu satu tahun atau kurang diakui sebagai

Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran.

c. Pengukuran

Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran dicatat

sebesar nilai nominal yaitu sejumlah tagihan penjualan

angsuran yang harus diterima dalam waktu satu tahun.

d. Penyajian dan Pengungkapan

1) Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran disajikan di

laporan posisi keuangan dalam kelompok aset lancar.

Page 29: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

26 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

2) Hal-hal berikut mengenai Bagian Lancar Tagihan

Penjualan Angsuran harus diungkapkan dalam catatan

atas laporan keuangan:

a) Dasar dan metode penilaian Bagian Lancar Tagihan

Penjualan Angsuran termasuk kebijakan penyisihan

dan penghapusan Bagian lancar TPA.

b) Rincian jenis dan jumlah Bagian Lancar Tagihan

Penjualan Angsuran.

3.2.1.7. Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti

Rugi (Bagian Lancar TP/TGR)

a. Pengertian

Bagian Lancar TP/TGR merupakan reklasifikasi lain-lain

aset yang berupa TP/TGR ke dalam aset lancar disebabkan

adanya TP/TGR jangka panjang yang akan jatuh tempo 12

(dua belas) bulan setelah tanggal neraca.

b. Pengakuan

TP/TGR yang harus diterima dalam waktu satu tahun diakui

sebagai Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan

Ganti Rugi.

c. Pengukuran

Bagian Lancar TP/TGR dicatat sebesar nilai nominal yaitu

sejumlah rupiah Tuntutan Ganti Rugi yang akan diterima

dalam waktu satu tahun.

d. Penyajian dan Pengungkapan

1) Bagian Lancar TP/TGR disajikan di laporan posisi

keuangan dalam kelompok aset lancar.

2) Hal-hal berikut mengenai Bagian Lancar TP/TGR harus

diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:

a) Dasar dan metode penilaian Bagian Lancar TP/TGR

termasuk kebijakan penyisihan dan penghapusan

bagian lancar TP/TGR .

b) Rincian jenis dan jumlah Bagian Lancar TP/TGR.

Page 30: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

27 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

3.2.1.8. Persediaan

a. Pengertian

Persediaan adalah aktiva yang berupa:

1) bahan dan atau perlengkapan untuk digunakan dalam

penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian

pada masyarakat, seperti bahan yang digunakan di

laboratorium, bengkel, studio atau rumah sakit

pendidikan untuk kegiatan praktikum dan penelitian,

2) bahan dan perlengkapan untuk digunakan dalam proses

penyelenggaraan administrasi, seperti kertas, barang

cetakan dan alat tulis kantor lainnya.

3) barang atau produk yang tersedia untuk dijual dan dalam

proses produksi untuk penjualan seperti persediaan hasil

tanaman atau peternakan (hasil dari aset biolojik)

tersedia untuk dijual dan persediaan robot pesanan

dalam proses pengerjaan.

b. Pengakuan

1) Persediaan diakui pada saat diterima berdasarkan berita

acara penerimaan yang sah.

2) Pengakuan persediaan sebagai beban ditentukan

berdasarkan inventarisasi fisik (stock opname) secara

periodik pada setiap tanggal pelaporan keuangan.

c. Pengukuran

1) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;

2) Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan

memproduksi sendiri;

3) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti

donasi/rampasan.

4) BLU harus menentukan nilai persediaan akhir

berdasarkan hasil inventarisasi fisik dikalikan dengan

harga terakhir.

Page 31: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

28 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

d. Penyajian dan Pengungkapan

1) Persediaan disajikan di laporan posisi keuangan dalam

kelompok aset lancar.

2) Hal-hal berikut mengenai persediaan harus diungkapkan

dalam catatan atas laporan keuangan:

a) Dasar dan metode penilaian persediaan

b) Jenis persediaan dan harga perolehannya jika di

laporan posisi keuangan disajikan secara tergabung.

c) Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau

perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan

masyarakat, barang atau perlengkapan yang

digunakan dalam proses produksi, barang yang

disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada

masyarakat, dan barang yang masih dalam proses

produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau

diserahkan kepada masyarakat

d) Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi

rusak atau usang.

3.2.1.9. Belanja Dibayar Dimuka

a. Pengertian

Belanja dibayar dimuka adalah hak yang masih harus

diterima dari pihak ketiga setelah tanggal neraca, yang

telah dibayarkan secara penuh dari Rekening Kas Umum

Negara dan membebani DIPA tahun berjalan tapi

barang/jasa belum diterima.

b. Pengakuan

1) Belanja dibayar dimuka bertambah pada saat

pembayaran atau kas diserahkan;

2) Belanja dibayar dimuka berkurang pada saat barang/jasa

diterima atau berlalunya waktu.

Page 32: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

29 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

c. Pengukuran

1) Belanja dibayar dimuka dicatat sebesar kas yang

dikeluarkan pada saat pembayaran;

2) Belanja dibayar dimuka yang berkurang dicatat sebesar

jumlah barang/jasa yang diterima atau jumlah alokasi

uang muka belanja berdasarkan periode berlalunya

waktu.

d. Penyajian dan Pengungkapan

1) Belanja dibayar dimuka disajikan dalam neraca pada

kelompok aset lancar apabila manfaat yang akan

diterima kurang dari 1 (satu) tahun, atau aset lainnya

apabila manfaat yang akan diterima lebih dari satu

tahun.

2) Hal-hal berikut mengenai Belanja dibayar dimuka yang

harus diungkapkan dalam catatan atas laporan

keuangan:

a) Jenis Belanja dibayar dimuka

b) Jumlah dari masing-masing uang muka belanja

3.2.1.10. Uang Muka Belanja

a. Pengertian

Uang Muka Belanja adalah hak yang masih harus diterima

dari pihak ketiga setelah tanggal neraca, yang telah

dibayarkan dari Rekening Kas Umum Negara dan

membebani DIPA tahun berjalan berupa uang muka/panjar.

b. Pengakuan

1) Uang muka belanja bertambah pada saat pembayaran

atau kas diserahkan;

2) Uang muka belanja berkurang pada saat barang/jasa

diterima atau berlalunya waktu.

Page 33: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

30 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

c. Pengukuran

1) Uang muka belanja dicatat sebesar kas yang dikeluarkan

pada saat pembayaran;

2) Uang muka belanja yang berkurang dicatat sebesar jumlah

barang/jasa yang diterima atau jumlah alokasi uang muka

belanja berdasarkan periode berlalunya waktu;

d. Penyajian dan Pengungkapan

1) Uang muka belanja disajikan dalam neraca pada

kelompok aset lancar apabila manfaat yang akan

diterima kurang dari 1 (satu) tahun, atau aset lainnya

apabila manfaat yang akan diterima lebih dari satu

tahun.

2) Hal-hal berikut mengenai uang muka belanja yang harus

diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:

a) Jenis uang muka belanja

b) Jumlah dari masing-masing uang muka belanja

3.2.2. Aset Tidak Lancar

Aset tidak lancar adalah aset yang dikuasai dan digunakan secara

langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan BLU dan tidak

memenuhi kriteria sebagai aset lancar.

Aset tidak lancar disajikan berdasarkan urutan likuiditas, meliputi antara

lain :

3.2.2.1. Investasi Jangka Panjang,

Investasi Jangka Panjang Tidak dicatat di neraca satker BLU

SAP, tapi dicatat di Bendahara Umum Negara (BUN). Oleh

sebab itu, satker BLU menyampaikan data investasi jangka

panjang ke BUN dan diungkapkan dalam CaLK satker BLU.

3.2.2.2. .............

Page 34: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

31 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

3.2.2.2. Aset Tetap

a. Pengertian

1) Aset Tetap adalah aset berwujud yang dimiliki dan atau

dikuasai oleh BLU yang mempunyai masa manfaat lebih

dari 12 bulan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam

kegiatan BLU.

2) Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang

dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang

diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat

perolehan atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan,

jumlah yang diatribusikan ke aset pada saat pertama kali

diakui.

3) Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk

mempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak yang

berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam

suatu transaksi dengan wajar (arm's length transaction).

b. Pengelompokan Aset Tetap

Aset tetap BLU dikelompokkan sebagai berikut:

1) Tanah BLU

2) Peralatan dan mesin BLU

3) Gedung dan bangunan BLU

4) Jalan, irigasi, dan jaringan BLU

5) Aset Tetap Lainnya BLU

6) Konstruksi dalam pengerjaan BLU

c. Pengakuan

1) Suatu perolehan aset tetap diakui dan dikelompokkan

sebagai aset tetap jika memenuhi semua kriteria sebagai

berikut :

a) memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun

b) memiliki nilai atau biaya yang dapat diukur dengan

andal.

Page 35: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

32 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

c) nilainya memenuhi jumlah batasan biaya yang dapat

dikapitalisasi sesuai peraturan tentang barang milik

Negara (BMN).

d) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal.

2) Aset tetap yang dibangun sendiri

a) Aset tetap yang dibangun sendiri diakui sebagai aset

tetap pada saat aset tersebut telah dalam kondisi siap

digunakan.

b) Selama proses pembangunan, biaya yang timbul

sehubungan dengan pembangunan aset tetap dicatat

pada pos sementara “Konstruksi Dalam Pengerjaan”.

Pada saat pembangunan secara fisik telah selesai

dan siap untuk digunakan maka seluruh jumlah biaya

konstruksi dalam pengerjaan direklasifikasi ke aset

tetap.

3) Aset tetap yang diperoleh melalui sewa.

Suatu aset tetap yang diperoleh melalui sewa diakui

sebagai aset tetap jika memenuhi salah satu dari kriteria

sewa pembiayaan sebagai berikut :

a) Pada akhir masa sewa, kepemilikan aset beralih

kepada penyewa (lesse)

b) Penyewa mempunyai opsi untuk membeli aset pada

harga yang cukup rendah dibanding nilai wajarnya

pada saat opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga

pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi akan

dilaksanakan.

c) Masa sewa mencakup sebagian besar (75% atau

lebih) masa manfaat ekonomi aset tersebut meskipun

hak milik tidak dialihkan.

d) Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran

sewa minimum mendekati nilai wajar aset, yaitu

mencapai 90% atau lebih nilai wajar aset tersebut.

Page 36: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

33 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

e) Aset sewa memiliki karakteristik khusus dimana hanya

penyewa yang dapat menggunakanya tanpa

memerlukan modifikasi material.

4) Aset hibah

Aset tetap yang diperoleh dari hibah diakui pada saat

hak kepemilikan berpindah kepada BLU, yang dibuktikan

dengan adanya BAST. Pengakuan aset tetap yang

diperoleh dari hibah, harus diikuti dengan melakukan

pengesahan pendapatan dan belanja dengan

menerbitkan SP3B/SP2B sebagai dasar pengakuan

pendapatan dan belanja.

5) Pengeluaran setelah perolehan awal

a) Pengeluaran setelah perolehan suatu aset tetap yang

memperpanjang masa manfaat atau kemungkinan

besar memberi manfaat keekonomian di masa yang

akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas,

mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja,

diakui dan ditambahkan pada jumlah tercatat aset

yang bersangkutan (dikapitalisasi).

b) Pengeluaran setelah perolehan yang tidak

menimbulkan pertambahan masa manfaat, kapasitas,

mutu atau standar kinerja harus diakui sebagai

belanja pemeliharaan. Misalnya BLU melakukan

pengecatan seluruh gedungnya dengan biaya Rp.100

juta. Pengeluaran tersebut harus dicatat sebagai

belanja pemeliharaan gedung karena pengecatan

hanya untuk mempertahankan kondisi aset.

d. Pengukuran

a) Biaya perolehan.

Pada saat pengakuan awal, aset tetap dicatat sebesar

biaya perolehannya. Biaya perolehan aset tetap meliputi

harga beli atau konstruksinya, termasuk biaya hukum,

biaya broker dan bea impor, setelah dikurangi diskon

Page 37: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

34 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

dan potongan lainnya, dan setiap biaya yang dapat

diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke

lokasi dan kondisi yang membuat aset tersebut dapat

digunakan sesuai dengan yang dikehendaki.

Biaya yang dapat diatribusikan meliputi biaya penyiapan

lahan/tempat, biaya pengiriman, penyimpanan dan

bongkar-muat, biaya pemasangan, biaya pengujian dan

biaya profesional.

b) Perolehan dengan sewa pembiayaan, pembayaran

cicilan atau penangguhan pembayaran.

Jika aset tetap diperoleh dengan cara sewa pembiayaan

(finance lease), pembayaran cicilan, atau penangguhan

pembayaran untuk jangka waktu lebih dari satu tahun,

maka biaya perolehan aset tersebut harus diukur

sebesar nilai kini dari seluruh pembayaran dimasa

depan. Sedangkan bunga yang diperhitungkan harus

diakui sebagai belanja operasional lainnya selama

jangka waktu sewa pembiayaan, cicilan atau

penangguhan pembayaran.

c) Perolehan dengan pertukaran.

Jika aset tetap diperoleh melalui pertukaran dengan aset

non moneter atau kombinasi aset moneter dan aset non

moneter, maka biaya perolehan aset tersebut diukur

pada nilai wajar aset yang diterima atau aset yang

diserahkan, mana yang lebih andal.

Jika transaksi pertukaran tidak memiliki substansi

komersial, atau nilai wajar aset yang diterima atau aset

yang diserahkan tidak dapat diukur secara andal, maka

biaya perolehan aset diukur pada jumlah tercatat aset

yang diserahkan.

d) Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi)

dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.

Page 38: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

35 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

e. Penyajian dan Pengungkapan

1) Aset tetap disajikan di laporan posisi keuangan dalam

kelompok aset tetap dan dirinci berdasarkan jenisnya.

2) Hal-hal berikut mengenai aset tetap harus diungkapkan

dalam catatan atas laporan keuangan :

a) Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam

menyajikan aset tetap.

b) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan

dengan aset tetap.

c) Rincian aset tetap yang dikelompokkan kedalam aset

yang dimiliki dan aset sewa.

d) Mutasi aset tetap lainnya.

e) Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penurunan nilai

pada awal dan akhir periode baik untuk aset tetap

yang dimiliki maupun aset yang diperoleh dari sewa

pembiayaan (aset sewa).

f. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode

yang menunjukkan penambahan, pelepasan, kerugian

penurunan nilai, penyusutan, dan perubahan lainnya

seperti revaluasi dan reklasifikasi, baik untuk aset tetap

yang dimiliki maupun aset yang diperoleh dari sewa

pembiayaan (aset sewa).

g. Keberadaan dan jumlah pembatasan hak milik dan aset

tetap yang dijaminkan atas utang.

3.2.2.3. Piutang Jangka Panjang

Piutang Jangka Panjang adalah hak tagih kepada pihak lain

yang timbul karena adanya penyerahan barang atau jasa

dalam rangka kegiatan operasional BLU, atau karena adanya

penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara

yang akan dilunasi dalam jangka waktu lebih dari 1 (satu)

tahun.

Page 39: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

36 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

Piutang jangka panjang terdiri dari Tagihan Penjualan

Angsuran (TPA) BLU, dan Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) BLU.

3.2.2.4. Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) BLU

a. Pengertian

TPA BLU menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari

penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada

pegawai pemerintah.

b. Pengakuan

TPA BLU diakui pada saat penandatanganan kontrak/berita

acara penjualan aset.

c. Pengukuran

Pengukuran TPA BLU setiap akhir periode akuntansi harus

dilakukan reklasifikasi, dilakukan sebagai berikut:

1) Dicatat sebagai aset lancar akun Bagian Lancar TPA

sebesar nilai yang jatuh tempo dalam tahun berjalan dan

yang akan ditagih dalam 12 (dua belas) bulan setelah

tanggal neraca;

2) Dicatat sebagai Piutang Jangka Panjang akun TPA

terhadap nilai yang akan dilunasi lebih dari 12 (dua

belas) bulan setelah tanggal neraca.

d. Penyajian dan Pengungkapan

1) TPA BLU disajikan di laporan posisi keuangan dalam

kelompok Piutang Jangka Panjang.

2) Hal-hal berikut mengenai TPA BLU harus diungkapkan

dalam catatan atas laporan keuangan:

a) Dasar dan metode penilaian TPA BLU.

b) Rincian jenis dan jumlah TPA BLU.

Page 40: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

37 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

3.2.2.5. Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

(TP/TGR) BLU

a. Pengertian

TP/TGR merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap

bendahara/ pegawai negeri bukan bendahara dengan

tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian

yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun

tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar

hukum yang dilakukan oleh bendahara/pegawai tersebut

atas kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.

b. Pengakuan

TP/TGR diakui setelah :

1) Adanya Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak

(SKTJM), yang menunjukkan bahwa penyelesaian atas

TGR dilakukan dengan cara damai (diluar pengadilan);

2) Ada putusan final dari pengadilan untuk TP/TGR yang

diselesaikan melalui jalur pengadilan.

c. Pengukuran

Pengukuran TP/TGR setiap akhir periode akuntansi harus

dilakukan reklasifikasi berdasarkan Surat Keterangan

Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM), dilakukan sebagai

berikut:

1) Dicatat sebagai aset lancar akun Bagian Lancar TP/TGR

sebesar nilai yang jatuh tempo dalam tahun berjalan dan

yang akan ditagih dalam 12 (dua belas) bulan setelah

tanggal neraca berdasarkan surat ketentuan

penyelesaian yang telah ditetapkan;

2) Dicatat sebagai Piutang Jangka Panjang akun Tagihan

TP/TGR terhadap nilai yang akan dilunasi lebih dari 12

(dua belas) bulan setelah tanggal neraca.

Page 41: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

38 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

d. Penyajian dan Pengungkapan

1) TP/TGR disajikan di laporan posisi keuangan dalam

kelompok Piutang Jangka Panjang.

2) Hal-hal berikut mengenai TP/TGR harus diungkapkan

dalam catatan atas laporan keuangan:

a) Dasar dan metode penilaian TP/TGR .

b) Rincian jenis dan jumlah TP/TGR.

3.2.2.6. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-TPA dan Penyisihan

Piutang Tidak Tertagih-TP/TGR.

Penyisihan piutang tidak tertagih untuk TPA dan TP/TGR

dialokasikan berdasarkan bagian dari piutang yang

kemungkinan tidak akan tertagih. Besarnya nilai Penyisihan

piutang tidak tertagih dihitung berdasarkan analisis kualitas

piutang seperti yang tercantum dalam POS Pengelolaan

Piutang di Lingkungan Kemdikbud.

3.2.3. Aset Lainnya

Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi

jangka panjang, aset tetap, dan piutang jangka panjang.

3.2.3.1. Kemitraan dengan pihak Ketiga (Kerjasama Operasi/KSO)

Kemitraan dengan pihak ketiga dibagi menjadi 2 (dua), yaitu

Bangun, Kelola, Serah (BKS) dan Bangun, Serah, Kelola

(BSK).

a. Pengertian

1) Kerjasama Operasi (KSO) adalah perjanjian antara BLU

dengan satu pihak lain atau lebih, dimana masing-

masing sepakat untuk melakukan suatu usaha bersama

dengan menggunakan aset dan atau hak usaha yang

dimiliki dan secara bersama menanggung risiko usaha

tersebut.

Page 42: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

39 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

BLU hanya dapat melaksanakan perjanjian KSO jika

telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan.

2) KSO dengan pola Bangun, Kelola, Serah – BKS (Build,

Operate, Transfer – BOT) adalah KSO yang dikelola oleh

investor yang mendanai pembangunan sampai akhir

masa konsesi. Pada akhir masa konsesi investor

menyerahkan aset KSO dan pengelolaannya kepada

pemilik aset.

3) KSO dengan pola Bangun, Serah, Kelola – BSK (Build,

Transfer, Operate – BTO) adalah KSO yang dikelola oleh

pemilik aset. Pemilik aset menerima aset KSO yang

dibangun oleh investor saat aset KSO tersebut telah siap

dioperasikan.

4) Aset KSO adalah aset tetap BLU yang digunakan untuk

menyelenggarakan kegiatan KSO.

5) Pengelola KSO adalah pihak, yang mengoperasikan aset

KSO. Pengelola KSO mungkin pemilik aset, mungkin

juga pihak lain yang ditunjuk.

6) Masa konsesi adalah jangka waktu dimana investor dan

pemilik aset terikat dengan perjanjian bagi hasil atau

bagi pendapatan atau bentuk pembayaran lain yang

tercantum di dalam perjanjian KSO.

b. Pengakuan

1) Aset tetap BLU yang digunakan untuk diusahakan dalam

perjanjian KSO diakui sebagai aset KSO pada saat

perjanjian KSO ditandatangani. Pengakuan sebagai aset

KSO berakhir pada saat berakhirnya perjanjian KSO.

2) Pada saat perjanjian KSO dalam pola BKS berakhir, BLU

mengakui aset yang dibangun oleh investor sebagai aset

tetap. Perolehan aset tersebut merupakan penghasilan

BLU.

3) Dalam perjanjian KSO pola BSK, BLU mengakui aset

yang dibangun oleh investor sebagai aset KSO pada

Page 43: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

40 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

saat aset tersebut siap untuk dioperasikan oleh BLU.

Disisi lain, BLU juga mengakui kewajiban KSO jangka

panjang. Pembayaran periodik kepada investor selama

masa konsesi diakui sebagai pelunasan utang beserta

bunganya.

c. Pengukuran

1) Aset tetap BLU yang diserahkan untuk diusahakan

dalam perjanjian KSO diukur sebesar nilai tercatatnya.

2) Pada saat perjanjian KSO dalam pola BKS berakhir, aset

yang diterima oleh BLU dicatat sebesar nilai wajarnya

berdasarkan penetapan Menteri Keuangan.

3) Aset yang dibangun dan diserahkan oleh investor

kepada BLU untuk dioperasikan dalam KSO pola BSK

dicatat oleh BLU sebagai aset KSO sebesar nilai

perolehnnya.

d. Penyajian dan Pengungkapan

1) Aset KSO disajikan di laporan posisi keuangan sebagai

kelompok aset lainnya.

2) Hal-hal berikut harus diungkapkan dalam catatan atas

laporan keuangan:

a) Mengenai perjanjian KSO

(1) pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian KSO,

(2) hak dan kewajiban dari masing-masing partisipan

KSO berkenaan dengan perjanjian KSO,

(3) ketentuan tentang perubahan perjanjian KSO, bila

ada.

(4) penghitungan atau penentuan hak bagi

pendapatan/hasil KSO,

(5) penentuan amortisasi hak bagi pendapatan /hasil

KSO,

(6) penghitungan (tambahan) beban atau penghasilan

KSO yang timbul dari pembayaran bagi

pendapatan/hasil KSO.

Page 44: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

41 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

b) Mengenai aset KSO

(1) jenis aset yang membentuk aset KSO,

(2) penentuan biaya perolehan aset KSO,

3.2.3.2. Aset Tak Berwujud BLU.

a. Pengertian

1) Aset Tak Berwujud adalah Aset non moneter yang dapat

diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta

dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau

menyerahkan barang/jasa, atau disewakan kepada pihak

lainnya, antara lain lisensi, peranti lunak computer

(software), hak cipta, film, desain, dll.

2) Suatu aset tidak berwujud dinyatakan dapat

diidentifikasikan jika:

a) dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan dari BLU

dengan cara dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan

atau ditukarkan melalui suatu kontrak terkait aset atau

kewajiban secara individual atau secara bersama;

atau

b) muncul dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya,

terlepas apakah hak tersebut dapat dialihkan atau

dapat dipisahkan dari BLU atau dari hak dan

kewajiban lainnya.

b. Pengakuan

Aset tidak berwujud diakui jika:

1) BLU akan memperoleh manfaat ekonomi dimasa depan

dari aset tersebut; dan

2) biaya perolehan aset atau nilai aset tersebut dapat

diukur dengan andal.

c. Pengukuran

1) BLU mencatat aset tidak berwujud pada awalnya

sebesar biaya perolehan.

Page 45: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

42 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

2) Pengeluaran setelah perolehan suatu aset tidak

berwujud yang menambah manfaat atau kemungkinan

besar memberi manfaat keekonomian di masa yang

akan datang, diakui dan ditambahkan pada jumlah

tercatat aset yang bersangkutan (dikapitalisasi).

d. Penyajian dan Pengungkapan

1) Aset tidak berwujud disajikan dalam laporan posisi

keuangan dalam kelompok aset Lainnya.

2) BLU harus mengungkapan hal-hal berikut untuk setiap

kelompok aset tidak berwujud:

a) Umur manfaat yang digunakan;

b) Jumlah tercatat bruto ;

c) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir

periode yang menunjukkan penambahan, pelepasan,

amortisasi, dan perubahan lainnya secara terpisah.

d) Penjelasan, jumlah tercatat dan sisa periode

amortisasi dari setiap aset tidak berwujud yang

material bagi laporan keuangan BLU.

e) Keberadaan dan jumlah tercatat aset tidak berwujud

yang hak penggunaannya dibatasi

f) Jumlah komitmen untuk memperoleh aset tidak

berwujud.

3.2.3.3. Dana Yang Dibatasi Penggunaannya

a. Pengertian

Dana yang Dibatasi Penggunaannya merupakan kas atau

dana yang alokasinya hanya akan dimanfaatkan untuk

membiayai kegiatan tertentu, antara lain : bank garansi,

dana yang diperuntukan untuk membayar imbalan kerja,

termasuk dana abadi (endowment fund).

b. Pengakuan

Dana yang Dibatasi Penggunaannya diakui pada saat

pembentukan kas atau dana tersebut;

Page 46: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

43 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

c. Pengukuran

Dana yang Dibatasi Penggunaannya dicatat sebesar

jumlah kas atau dana yang dicadangkan;

d. Penyajian dan Pengungkapan

1) Dana yang Dibatasi Penggunaannya disajikan di laporan

posisi keuangan dalam kelompok aset lainnya.

2) Hal-hal yang perlu diungkapkan mengenai Dana yang

Dibatasi Penggunaannya dalam catatan atas laporan

keuangan adalah:

a) rincian jenis dan jumlah Dana yang Dibatasi

Penggunaannya.

b) Alasan pembatasan dana.

3.2.3.4. Aset Lain-lain BLU

a. Pengertian

Aset Lain-lain merupakan aset lainnya yang tidak dapat

dikategorikan ke dalam dan Aset lainnya di atas. Aset lain-

lain dapat berupa aset tetap BLU yang dihentikan dari

penggunaan aktif. Di samping itu, piutang macet BLU yang

dialihkan penagihannya kepada Kementerian Keuangan

cq. Ditjen Kekayaan Negara juga termasuk dalam kelompok

Aset Lain-lain.

b. Pengakuan

Aset Lain-lain BLU diakui pada saat aset tetap yang

dihentikan dari penggunaan aktif maupun piutang yang

macet di reklasifikasi ke aset lain-lain.

c. Pengukuran

Aset Lain-lain BLU dicatat sebesar nilai aset tetap yang

dihentikan dari penggunaannya maupun sebesar nilai

piutang yang macet.

d. Penyajian dan Pengungkapan

1) Aset Lain-lain BLU disajikan di laporan posisi keuangan

dalam kelompok aset lainnya.

Page 47: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

44 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

2) Hal-hal yang perlu diungkapkan mengenai Aset Lain-lain

BLU dalam catatan atas laporan keuangan adalah:

a) rincian jenis dan jumlah aset lain-lain.

b) proses penghapusan aset lain-lain ke DJKN.

3.3. KEWAJIBAN

3.3.1. Definisi

Kewajiban merupakan kewajiban (obligation) masa kini yang timbul dari

peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya di masa depan akan

mengakibatkan arus keluar dari sumber daya BLU yang mengandung

manfaat ekonomi.

Kewajiban masa kini berbeda dengan komitmen. Keputusan untuk

membeli aset dimasa depan tidak dengan sendirinya menimbulkan

kewajiban kini. Kewajiban biasanya timbul saat aset telah diterima atau

BLU telah membuat perjanjian (pembelian aset) yang tidak dapat

dibatalkan

Kewajiban dapat berupa kewajiban hukum dan kewajiban konstruktif.

Kewajiban hukum adalah kewajiban yang dipaksakan menurut hukum

sebagai konsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan perundang-

undangan. Kewajiban konstruktif timbul dari tindakan BLU ketika:

a. oleh praktik baku masa lalu, kebijakan yang telah dipublikasikan atau

pernyataan kini yang cukup spesifik BLU telah memberikan indikasi

kepada pihak lain bahwa BLU akan menerima tanggung jawab

tertentu, dan

b. akibatnya, BLU telah menimbulkan ekspektasi kuat dan sah kepada

pihak lain bahwa BLU akan melaksanakan tanggung jawab tersebut.

Penyelesaian kewajiban masa kini biasanya melibatkan pembayaran

kas dan/atau penyerahan aset lainnya, pemberian jasa, penggantian

dengan kewajiban lain atau konversi kewajiban menjadi ekuitas.

3.3.2. Klasifikasi

Laporan posisi keuangan menyajikan kewajiban dengan

mengklasifikasikannya ke dalam kewajiban jangka pendek dan

Page 48: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

45 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

kewajiban jangka panjang. Kriteria untuk mengklasifikasikan kewajiban

sebagai kewajiban jangka pendek adalah jika kewajiban tersebut

diharapkan akan diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari satu tahun.

Semua kewajiban lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai

kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban jangka panjang.

Kewajiban jangka pendek antara lain meliputi:

a. Utang kepada Pihak Ketiga, yaitu utang berasal dari kontrak atau

perolehan barang/jasa yang sampai dengan tanggal pelaporan

belum dibayar.

b. Utang Perhitungan Pihak Ketiga, yaitu kewajiban BLU kepada pihak

lain yang disebabkan kedudukan BLU sebagai pemotong pajak atau

pungutan lainnya, seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak

Pertambahan Nilai (PPN), iuran Askes, Taspen, dan Taperum, dan

sebagai penerima titipan dana beasiswa.

c. Biaya yang masih harus dibayar, yaitu biaya-biaya yang telah terjadi

tetapi belum dibayar sampai tanggal laporan, misalnya utang gaji

dan utang langganan daya dan jasa.

d. Pendapatan diterima di muka, yaitu penerimaan kas atau aset

lainnya dari pihak lain sebagai pembayaran jasa tertentu tetapi BLU

belum memberikan jasa tersebut kepada pihak lain. Contoh

pendapatan diterima dimuka adalah pungutan uang SPP dan

praktikum yang diterima BLU pada setiap awal semester dan belum

memberikan jasa pengajaran/praktek.

e. Uang Muka dari KPPN, yaitu Uang Muka dari Kas Umum Negara

merupakan utang yang timbul akibat bendahara pengeluaran

Kementerian/Lembaga/SKPD belum menyetor sisa Uang Persediaan

(UP) sampai dengan tanggal neraca.

f. Bagian lancar utang jangka panjang, yaitu bagian dari utang jangka

panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah

tanggal laporan.

g. Utang jangka pendek lainnya, yaitu utang yang akan jatuh tempo

dalam 12 bulan setelah tanggal laporan yang tidak dapat

dikelompokkan dalam huruf a sampai f diatas.

Page 49: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

46 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

3.3.3. Prinsip Pengakuan Kewajiban

Kewajiban diakui di laporan posisi keuangan jika besar

kemungkinan BLU harus mengeluarkan sumber daya yang

mengandung manfaat ekonomi yang dikuasainya dimasa depan untuk

menyelesaikan kewajiban masa kini, dan jumlah yang harus

diselesaikan dapat diukur secara andal.

3.3.3.1. Kewajiban Jangka Pendek

a. Pengakuan

Kewajiban jangka pendek diakui sebagai berikut :

1) Utang kepada pihak ketiga diakui pada saat BLU

menerima barang atau jasa atau memperoleh hak atas

barang atau jasa.

2) Utang perhitungan pihak ketiga diakui pada saat BLU

melakukan pemotongan, pemungutan atau menerima

dana untuk disetorkan/ dibayarkan kepada pihak lain.

3) Belanja yang masih harus dibayar diakui pada saat BLU

menerima manfaat ekonomi dari pihak lain tetapi BLU

belum melakukan pembayaran atas manfaat yang

diterima.

4) Pendapatan diterima dimuka diakui pada saat BLU

menerima pembayaran dari pihak lain untuk memperoleh

jasa layanan tetapi BLU belum menyerahkan jasanya

kepada pihak lain tersebut.

5) Uang Muka dari KPPN, diakui pada saat bendahara

pengeluaran menerima UP/TUP dari Kas Umum

Negara.

6) Bagian lancar utang jangka panjang, diakui pada saat

melakukan reklasifikasi pinjaman jangka panjang yang

akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan

setelah tanggal neraca pada setiap akhir periode

akuntansi.

Page 50: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

47 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

b. Pengukuran

Kewajiban jangka pendek diukur sebesar nilai jatuh

temponya.

1) Utang kepada pihak ketiga dan belanja yang harus

dibayar diukur sebesar jumlah kas atau nilai tunai aset

lain yang harus diserahkan untuk menyelesaikan utang

tersebut.

2) Utang perhitungan pihak pihak ketiga diukur sebesar

jumlah kas yang diterima BLU untuk diserahkan atau

disetorkan kepada pihak lain.

3) Pendapatan diterima dimuka diukur sebesar kas yang

diterima dari pihak lain

4) Uang Muka dari KPPN, sebesar saldo uang muka yang

belum disetorkan/dipertanggungjawabkan ke kas negara

sampai dengan tanggal neraca.

5) Bagian lancar utang jangka panjang, diukur sebesar

jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua

belas) bulan setelah tanggal neraca.

c. Penyajian Dan Pengungkapan

Semua kewajiban yang diharapkan akan diselesaikan

dalam waktu satu tahun atau kurang disajikan di laporan

posisi keuangan dalam kelompok kewajiban jangka

pendek, termasuk bagian kewajiban jangka panjang yang

akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang.

Hal-hal berikut mengenai kewajiban jangka pendek harus

diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan :

1) Rincian saldo kewajiban jangka pendek berdasarkan

jenisnya;

2) Jumlah tunggakan yang disajikan berdasarkan umur

tunggakan.

Page 51: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

48 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

3.3.3.2. Kewajiban Jangka Panjang

a. Pengakuan

Kewajiban jangka panjang diakui pada saat BLU menerima

hak dari pihak lain tetapi BLU belum memenuhi kewajiban

yang timbul kepada pihak lain tersebut,

b. Pengukuran

Kewajiban jangka panjang diukur sebesar nilai tunai dari

seluruh pembayaran dimasa depan.

c. Penyajian dan Pengungkapan

Kewajiban jangka panjang disajikan di laporan posisi

keuangan dalam kelompok kewajiban jangka panjang.

Hal-hal berikut mengenai kewajiban jangka panjang harus

diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan :

1) Rincian saldo kewajiban jangka panjang berdasarkan

jenisnya,

2) Karakteristik umum dari setiap kewajiban jangka panjang

termasuk informasi jangka waktu pinjaman, tingkat

bunga, jumlah bunga terutang, agunan yang diberikan.

d. Ketentuan pencatatan kewajiban jangka panjang akan

ditetapkan lebih lanjut setelah ada keputusan dari

kementerian keuangan.

3.4. EKUITAS DANA

3.3.4. Definisi

Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara

aset dan utang BLU. Ekuitas dana diklasifikasikan Ekuitas Dana Lancar

dan Ekuitas Dana Investasi.

3.3.5. Ekuitas Dana Lancar

Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan utang

jangka pendek.

Ekuitas Dana Lancar terdiri dari:

Page 52: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

49 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

a. Cadangan piutang merupakan akun kontra dari total piutang, bagian

lancar TPA, bagian lancar TP/TGR;

b. Cadangan persediaan merupakan akun kontra dari total persediaan

BLU;

c. Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka

pendek merupakan akun kontra dari total utang jangka pendek yang

harus dibayarkan kepada pihak ketiga;

d. Dana Lancar BLU merupakan akun kontra dari total Kas yang ada

pada BLU;

e. Barang/Jasa yang masih harus diterima merupakan akun kontra dari

total dari uang muka belanja dan belanja yang yang dibayar dimuka;

3.3.6. Ekuitas Dana Investasi

Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar

dan kewajiban jangka panjang.

Ekuitas dana investasi dikelompokkan menjadi:

a. Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang Merupakan akun

kontra dari total Investasi Jangka Panjang;

b. Diinvestasikan Dalam Aset Tetap Merupakan akun kontra dari total

aset tetap;

c. Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya Merupakan akun kontra dari total

aset lainnya ditambah dengan total piutang jangka panjang.

d. Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka

panjang merupakan akun kontra dari total utang jangka panjang.

Page 53: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

50 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

BAB IV PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SAI

UNTUK SATKER BLU

4.1. Mekanisme dan Tata Cara Konsolidasi

4.1.1. Manual

Mekanisme dan tata cara konsolidasi laporan keuangan BLU secara

manual dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

a. Petugas SAK meyiapkan kertas kerja sebagaimana terlampir;

b. Memetakan akun-akun pada laporan keuangan BLU berdasarkan

SAK dan melakukan konversi ke akun-akun berdasarkan SAP;

c. Memastikan bahwa seluruh akun (aset, utang, dan ekuitas)

berdasarkan SAK telah terakomodasi/terkonsolidasi ke dalam

laporan keuangan berdasarkan SAP;

d. Akun SAK yang tidak dapat dikonsolidasikan/dikonversi ke SAP

dijelaskan dalam CaLK.

4.1.2. Sistem Aplikasi

Mekanisme dan tata cara konsolidasi laporan keuangan BLU dilakukan

oleh sistem aplikasi.

4.2. Konversi Akun SAK ke Akun SAP

Dalam rangka menjamin kesamaan perlakuan terhadap akun-akun untuk

pengkonsolidasian/penggabungan dengan Laporan Keuangan Kemdikbud

berdasarkan SAP, perlu ditetapkan konversi antara akun berdasarkan SAK

dan SAP, sebagai berikut:

Page 54: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

51 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

No BASIS AKUNTANSI

KETERANGAN SAK SAP

ASET LANCAR

1. Kas dan Setara Kas

1. Kas di Bendahara Pengeluaran

SAP:Kas Bendahara Pengeluaran adalah sisa UP dari APBN (Non PNBP) yang belum dipertanggungjawabkan sampai dengan tanggal pelaporan

2. Kas pada BLU

SAP: Kas pada BLU merupakan saldo kas yang merupakan selisih antara pendapatan dan belanja yang telah dilakukan pengesahan. Kas pada BLU terdiri dari : 1. Kas - BLU adalah saldo kas yang merupakan selisih

antara pendapatan dan belanja yang telah dilakukan pengesahan dan MP yang terkait dengan kas BLU.

2. Setara Kas - BLU adalah bagian dari aset lancar yang sangat liquid, yang dapat dikonversi menjadi kas dalam jangka waktu s.d. 3 bulan tanpa mengalami perubahan nilai yang signifikan, antara lain : a.deposito berjangka kurang dari 3 bulan; b.cek yang dapat diuangkan dalam waktu kurang 3

bulan; c. Termasuk realisasi belanja yang bersumber dari

PNBP yang belum disahkan pada tanggal pelaporan.

3. Kas lainnya dan Setara Kas

SAP: Kas Lainnya dan Setara Kas adalah kas yang ada pada rekening BLU selain Kas Bendahara Pengeluaran dan Kas pada BLU, antara lain: 1. Saldo kas di rekening bendahara pengeluaran

yang bersumber dari APBN yang mencakup : a. seluruh SALDO rekening pada entitas

termasuk yang tidak memiliki ijin b. Saldo uang LS yang dibayarkan ke

Bend.Pengeluaran yang belum dibayarkan kepada yang berhak/akan disetor ke KUN.

c. Dana Titipan (Bansos/Blokgrant) dari APBN atai DIPA satker lain

2. Saldo rekening operasional BLU di rekening-rekening Bank (Pusat).

3. Saldo uang tunai operasional Non APBN (uang muka kerja) di BPP Pusat, Fakultas dan Unit-Unit.

4. Saldo rekening dana kelolaan. 5. Setara Kas.

2. Piutang Usaha Piutang dari keg. operasional BLU

SAK dan SAP: Piutang yang terkait dengan pemberian jasa tri dharma perguruan tinggi BLU seperti jasa pendidikan, dll)

Piutang Lain-lain Piutang dari keg. non operasional BLU

SAK dan SAP: Piutang di luar pemberian jasa tri dharma perguruan tinggi BLU, seperti piutang bunga, piutang sewa, dll)

3. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih

SAK dan SAP: sama yaitu untuk mencatat adanya penyisihan piutang yang kemungkinan tidak dapat ditagih.

4. Persediaan Persediaan BLU SAK dan SAP: Metode pencatatan menggunakan harga perolehan terakhir

5. Investasi Jangka Pendek

Investasi Jangka Pendek

SAK dan SAP: Deposito 3 s.d. 12 bulan

Page 55: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

52 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

No BASIS AKUNTANSI

KETERANGAN SAK SAP

6. Biaya Dibayar Dimuka

Belanja Dibayar Dimuka

SAP: Belanja dibayar dimuka digunakan untuk pembayaran penuh (100%) tapi barang/jasa belum diterima

Uang Muka Belanja

SAP: Uang muka belanja digunakan untuk pembayaran uang muka/panjar

SAK: uang muka belanja barang dan belanja modal menggunakan akun Biaya dibayar dimuka

ASET TETAP

1. Tanah Tanah BLU SAK dan SAP, menyajikan aset tetap Tanah baik yang diperoleh dari APBN maupun hasil dari kegiatan BLU

2. Peralatan dan Mesin

Peralatan Dan Mesin BLU

SAK dan SAP, menyajikan aset tetap Peralatan dan Mesin baik yang diperoleh dari APBN maupun hasil dari kegiatan BLU

3. Gedung dan Bangunan

Gedung dan Bangunan BLU

SAK dan SAP, menyajikan aset tetap Gedung dan bangunan baik yang diperoleh dari APBN maupun hasil dari kegiatan BLU

4. Jalan, Irigasi dan Jaringan

Jalan, Irigasi Dan Jaringan BLU

SAK dan SAP, menyajikan aset tetap Jalan, Irigasi, dan Jaringan baik yang diperoleh dari APBN maupun hasil dari kegiatan BLU

5. Aset Tetap Lainnya

Aset Tetap Lainnya BLU

SAK dan SAP, menyajikan aset tetap lainnya baik yang diperoleh dari APBN maupun hasil dari kegiatan BLU . Termasuk Aset Tetap Lainnya adalah Aset tetap dalam renovasi.

6. Akumulasi Penyusutan

- SAP, belum mencatat dan/atau mengakui adanya penyusutan tapi didasarkan pada penghapusan aset sesuai dengan ketentuan per undang-undangan dan dijelaskan dalam CaLK.

SAK, mencatat dan/atau mengakui adanya penyusutan

7. Konstruksi Dalam Pengerjaan

Konstruksi Dalam Pengerjaan BLU

SAK dan SAP, mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan KDP baik yang diperoleh dari APBN maupun hasil dari kegiatan BLU .

PIUTANG JANGKA PANJANG

1. Tagihan Penjualan Angsuran

Tagihan Penjualan Angsuran

SAK dan SAP, merupakan tagihan atas penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah

2. Tagihan Tuntutan Ganti Rugi

Tagihan Tuntutan Ganti Rugi

SAK dan SAP, merupakan tagihan kepada bendahara/pegawai karena kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya harus membayar ganti rugi kepada negara.

3. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih

SAK dan SAP: sama yaitu untuk mencatat adanya penyisihan piutang jangka panjang yang kemungkinan tidak dapat ditagih.

Page 56: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

53 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

No BASIS AKUNTANSI

KETERANGAN SAK SAP

ASET LAINNYA

1. Aset Tak berwujud

Aset Tak berwujud

SAK dan SAP, menyajikan aset tak berwujud yang diperoleh APBN dan hasil dari kegiatan BLU

2. Akumulasi Amortisasi

- SAP, belum mencatat dan/atau mengakui adanya amortisasi tapi didasarkan pada penghapusan aset sesuai dengan ketentuan per undang-undangan dan dijelaskan dalam CaLK. SAK, mencatat dan/atau mengakui adanya amortisasi.

3.

Aset lain-lain Kemitraan dengan pihak ketiga

SAP: Kemitraan dengan Pihak Ketiga merupakan perjanjian antara BLU dengan satu pihak lain atau lebih dengan pola Bangun, Kelola, Serah (BKS) dan Bangun, Serah, Kelola (BSK)

Dana Kelolaan BLU

SAP: Dana kelolaan BLU merupakan dana untuk menampung dana antara lain: Dana bergulir, dan/ atau dana yang belum menjadi hak milik BLU

Dana yang dibatasi penggunaanya

SAP : Dana yang dibatasi penggunaanya merupakan kas atau dana yang alokasinya hanya akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan tertentu, contohnya antara lain : bank garansi, dana yang diperuntukan untuk membayar imbalan kerja, termasuk dana abadi (endowment fund)

Aset lain-lain SAP, Aset lain-lain merupakan aset yang tidak dapat dikategorikan sebagai aset yang disebutkan diatas. Termasuk aset lain-lain adalah: a. kumpulan dari aktiva tetap yang rusak dan

untuk dihapuskan dimasa yang akan datang. b. aset yang diperoleh dengan cara angsuran

dicatat sebagai aset lain-lain dan diakui utang jangka panjangnya.

c. aset yang diperoleh dengan cara leasing. d. piutang macet BLU yang dialihkan

penagihannya kepada Kementerian Keuangan cq. Ditjen Kekayaan Negara

SAK, Aset lain-lain : Keempat akun yang ada di SAP tersebut di atas semuanya masuk ke akun Aset lain-lain di SAK

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

1. Utang Usaha Utang kepada pihak ketiga BLU

SAK dan SAP, utang berasal dari kontrak.

2. Utang Pajak Utang kepada pihak ketiga lainnya

SAP, tidak mencatat adanya hutang yang timbul dari transaksi pajak karena yang mencatat BUN. SAK, mencatat transaksi yang timbul akibat belum dilunasinya pajak

3. Utang Jaminan Utang lainnya SAK dan SAP sama, termasuk utang titipan.

4. Biaya yang Masih Harus Dibayar

Belanja yang Masih Harus Dibayar

SAK dan SAP, mencatat adanya hutang kepada pihak lain karena telah menerima manfaat ekonomis, tapi belum melakukan pembayaran.

5. Pendapatan Diterima Dimuka

Pendapatan Diterima Dimuka

SAK dan SAP, mencatat adanya utang kepada pihak ketiga karena telah menerima uang kas, tetapi belum memberikan jasa.

Page 57: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

54 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

No BASIS AKUNTANSI

KETERANGAN SAK SAK

6. Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang

Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang

SAK dan SAP, merupakan pembayaran angsuran yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan mendatang.

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG (Dicatat pada BA.999. )

Hutang Jangka Panjang

1. Utang Jangka Panjang

Utang Jangka Panjang

SAK dan SAP, merupakan utang yang akan dibayar dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan.

2. Utang Bersyarat - SAP, tidak mencatat adanya transaksi dengan syarat-syarat tertentu karena tidak ada ketentuannya dalam peraturan perundang-undangan. SAK, mencatat jika tingkat keterjadiannya besar dan nilainya handal (dapat diyakini), maka dapat diakui sebagai utang bersyarat. Jika tidak dapat diyakini, maka cukup diungkapkan saja dalam CaLK.

EKUITAS DANA LANCAR

1. - Cadangan Piutang

SAP, Merupakan jumlah dari akun piutang, bagian lancar TPA, dan bagian lancar TGR. SAK, tidak ada transaksi dengan akun/rekening ini.

2. - Cadangan Persediaan

SAP, Merupakan akun kontra dari total persedian SAK, tidak ada transaksi dengan akun/rekening ini.

3. - Dana Lancar BLU

SAP, Merupakan akun kontra dari total kas pada BLU SAK, tidak ada transaksi dengan akun Dana Lancar BLU.

EKUITAS DANA INVESTASI

1. - Diinvestasikan Dalam Aset Tetap

SAP, Merupakan akun kontra dari total aset tetap. SAK, tidak ada transaksi dengan akun/rekening ini.

2. - Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya

SAP, Merupakan akun kontra dari total aset lainnya SAK, tidak ada transaksi dengan akun/rekening ini.

3. Ekuitas Tidak Terikat

- SAP, tidak ada akun untuk ekuitas tidak terikat SAK, sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali.

4. Ekuitas Terikat - SAP, tidak ada akun untuk ekuitas terikat SAK, sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali. Ekuitas terikat meliputi:

a. Tanah atau gedung/bangunan yang disumbangkan untuk tujuan tertentu dan tidak untuk dijual;

b. Aset yang digunakan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen.

c. Bantuan/sumbangan pemerintah atau pihak lain yang mengikat secara permanen.

Page 58: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

55 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

4.3. Penyajian Dan Penyampaian Laporan Keuangan

4.3.1. Laporan Keuangan BLU berdasarkan SAP disajikan dengan

mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor :

Per-67/PB/2007 tentang Tata Cara Pengintegrasian Laporan

Keuangan BLU ke Dalam Laporan Keuangan Kementerian

Negara/Lembaga.

4.3.2. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada angka 4.3.1.,

sebelum disampaikan kepada UAPPA-E1, terlebih dahulu dilakukan

rekonsiliasi dengan KPPN setiap triwulan.

4.3.3. BLU menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca

setiap triwulan kepada UAPPA-E-1.

4.3.4. BLU menyampaikan ADK bulanan kepada UAPPA-E1, selain itu

satker BLU mengirim ADK file kirim 2 (dua) kali setiap bulan melalui

Sistem Informasi Manajemen Keuangan (SIMKeu) Kemdikbud.

4.3.5. UAPPA-E1 menggabungkan seluruh ADK dari seluruh satker di

bawahnya termasuk ADK yang diterima dari BLU setiap bulan.

4.3.6. UAPPA-E1 menyusun laporan keuangan berdasarkan hasil

penggabungan ADK sebagaimana dimaksud pada angka 4.3.5.

4.3.7. UAPPA-E1 menyampaikan laporan keuangan beserta ADK kepada

UAPA.

4.3.8. Penyampaian Laporan Keuangan BLU semesteran dan Tahunan

disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan.

4.3.9. Laporan keuangan berdasarkan SAK disampaikan oleh Satker BLU

kepada Pejabat Eselon I atasannya dan Direktur Jenderal

Perbendaharaan c-q. Direktorat pembinaan Pengelolaan Keuangan

BLU setiap triwulan.

4.3.10. Pejabat Eselon I membuat Ringkasan Laporan Keuangan BLU

seluruh Satker BLU yang berada di bawahnya.

4.3.11. Ringkasan Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada

angka 4.3.10. dan lembar muka (face) Laporan Keuangan Satker

BLU disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Kemdikbud up. Kepala

Biro Keuangan setiap triwulan.

4.3.12. Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kemdikbud membuat Ringkasan

Laporan Keuangan BLU berdasarkan Ringkasan Laporan

Keuangan dan lembar muka (face) yang diterima dari UAPPA-E1.

4.3.13. Ringkasan Laporan Keuangan BLU dan lembar muka (face)

Laporan Keuangan satker BLU sebagaimana dimaksud angka

4.3.12., disampaikan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan

c.q. Direktur Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU setiap

semester dan tahunan.

4.3.14. Laporan keuangan berdasarkan SAK dan SAP disusun oleh unit

akuntansi pada BLU.

Page 59: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

56 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

4.3.15. Laporan Keuangan Kemdikbud Tahunan dilampiri Ringkasan

Laporan Keuangan BLU dan lembar muka (face) laporan

keuangan seluruh Satker BLU yang berada di lingkup Kemdikbud.

4.3.16. Penyampaian Laporan Keuangan ke jenjang unit akuntansi di

atasnya dan unit terkait dilaksanakan sesuai jadwal sebagai berikut:

a. Laporan Realisasi Anggaran Triwulan I

UNIT ORGNAISASI PENGIRIM

TANGGAL KIRIM UNIT ORGANISASI

PENERIMA TANGGAL TERIMA

BLU 15 April 20X0 UAPPA-E1

23 April 20X0 PPK BLU

UAPPA-E1 27 April 20X0 UAPA 30 April 20X0

UAPA 08 Mei 20X0 Menkeu c.q. Dirjen Pb. 30 April 20X0

b. Laporan Keuangan Semester I

UNIT ORGNAISASI PENGIRIM

TANGGAL KIRIM UNIT ORGANISASI

PENERIMA TANGGAL TERIMA

BLU 10 Juli 20X0 UAPPA-E1

17 Juli 20X0 PPK BLU

UAPPA-E1 20 Juli 20X0 UAPA 22 Juli 20X0

UAPA 25 Juli 20X0 PPK BLU

26 Juli 20X0

Menkeu c.q. Dirjen Pb.

c. Laporan Realisasi Anggaran Triwulan III

UNIT ORGNAISASI PENGIRIM

TANGGAL KIRIM UNIT ORGANISASI

PENERIMA TANGGAL TERIMA

BLU 15 Oktober 20X0 UAPPA-E1

23 Oktober 20X0 PPK BLU

UAPPA-E1 27 Oktober 20X0 UAPA 31 Oktober 20X0

UAPA 08 November

20X0 Menkeu c.q. Dirjen Pb.

09 November 20X0

d. Laporan Keuangan Tahunan

UNIT ORGNAISASI PENGIRIM

TANGGAL KIRIM UNIT ORGANISASI

PENERIMA TANGGAL TERIMA

BLU 20 Januari 20X1 UAPPA-E1

02 Februari 20X1 PPK BLU

UAPPA-E1 08 Februari 20X1 UAPA 10 Februari 20X1

UAPA 27 Februari 20X1

PPK BLU 28 Februari 20X1

Menkeu c.q. Dirjen Pb.

Keterangan :

1. Laporan Keuangan yang disampaikan ke Unit Akuntansi di atasnya adalah laporan keuangan

yang telah direkonsiliasi dengan KPPN dan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.

2. Tahun 20X0 adalah untuk tahun anggaran berjalan, Tahun 20X1 adalah 1 (satu) tahun setelah

tahun anggaran berakhir.

Page 60: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

57 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

4.3.17. Unit akuntansi yang dibentuk dalam rangka melaksanakan

pengintegrasian laporan keuangan BLU ini adalah:

a. UAPA yang berada pada tingkat kementerian negara/lembaga

b. UAPPA-E1 yang berada pada tingkat Eselon I

c. Unit Akuntansi BLU yang berada pada satuan kerja.

4.3.18. Mekanisme pelaporan BLU, lebih rinci dapat dilihat pada gambar di

bawah ini:

DIT. APK

UAPA

MEKANISME PELAPORAN BLU

UAPPA-E1

BLUDIT.

PPK-BLU41

1. BLU merekam dan memproses dokumen sumber.

2. BLU melakukan Rekonsiliasi dengan KPPN setiap Triwulan.

3. BLU kirim ADK ke UAPPA-E1 setiap bln dan LRA & Neraca setiap trwln.

4. BLU setiap triwulan mengirimkan LK berdasarkan SAK ke Ditjen Pb.Cq.

Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU.

5. BLU mengirimkan LRA dan Neraca beserta CaLK ke UAPPA-E1 dilampiri

Laporan Keuangan BLU berdasarkan SAK setiap semester.

6. UAPPA-E1 menggabungkan ADK seluruh UAKPA dibawahnya termasuk

UA-BLU dan membuat ringkasan Laporan Keuangan BLU.

7. UAPPA-E1 mengirimkan LRA dan Neraca setiap triwulan, dan file data

transaksi berupa ADK ke UAPA setiap bulan.8. UAPPA-E1 mengirimkan LRA dan Neraca beserta CaLK ke UAPA dilampiri

lembar muka LK-BLU berdasarkan SAK beserta ringkasannya setiap semester.

9. UAPA menggabungkan ADK seluruh UAPPA-E1 dalam lingkungannya dan

membuat ringkasan Laporan Keuangan BLU.

10.UAPA mengirimkan LRA dan Neraca beserta CaLK dilampiri lembar muka

(face) LK BLU berdasarkan SAK beserta ringkasannya ke Dirjen. Pb.c.q.

Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap semester.

11.UAPA mengirimkan lembar muka (face) LK BLU berdasarkan SAK beserta

ringkasannya ke Ditjen. Pb.c.q. Direktorat PPK-BLU setiap semester.

12.Direktorat Pembinaan PK-BLU setiap semester dan tahunan mengirimkan

Ringkasan LK-BLU kepada Direktorat APK.

3/5

7/8

10

KPPN

2

6

12

11

9

4.4. Audit dan Reviu

4.4.1. Laporan Keuangan BLU berdasarkan SAP sebelum disampaikan

kepada entitas pelaporan direviu oleh satuan pemeriksaan internal.

4.4.2. Dalam hal tidak terdapat satuan pemeriksaan internal, reviu

dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kemdikbud.

4.4.3. Reviu dilaksanakan secara paralel dengan pelaksanaan anggaran

dan penyusunan Laporan Keuangan BLU.

4.4.4. Laporan Keuangan BLU berdasarkan SAK diaudit oleh auditor

eksternal.

Page 61: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

58 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

BAB V

P E N U T U P

5.1. Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Badan Layanan Umum Di

Lingkungan Kemdikbud Berdasarkan SAP ini diharapkan dapat digunakan

sebagai pedoman bagi Satker BLU di lingkungan Kemdikbud dalam

menyusun laporan Keuangan berdasarkan SAP;

5.2. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan atau perubahan ketentuan

perundang-undangan yang menjadi dasar dalam Pedoman ini, akan diadakan

perbaikan dan penyesuaian sebagaimana mestinya;

5.3. Biro Keuangan Kemdikbud agar melakukan pembinaan dan koordinasi

kepada semua Satuan kerja BLU di lingkungan Kemdikbud dalam

pelaksanaan Pedoman ini.

Jakarta, November 2012 Sekretaris Jenderal Ainun Na’im NIP.196012041986011001

Page 62: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U

59 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n

LAMPIRAN CONTOH LAPORAN KEUANGAN BLU BERDASARKAN SAP

LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

<NAMA SATUAN KERJA BLU>

<KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNTUK PERIODE YANG BERAKKHIR <TANGGAL NERACA>

L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

LAMPIRAN CONTOH LAPORAN KEUANGAN BLU BERDASARKAN SAP

BAGIAN ANGGARAN 023

LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

<NAMA SATUAN KERJA BLU>

<NAMA ESELON I>

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL>

UNTUK PERIODE YANG BERAKKHIR <TANGGAL NERACA>

TAHUN ANGGARAN 200x

<alamat satuan kerja BLU>

LAMPIRAN CONTOH LAPORAN KEUANGAN BLU BERDASARKAN SAP

LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

UNTUK PERIODE YANG BERAKKHIR <TANGGAL NERACA>

Page 63: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

60 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

KATA PENGANTAR

Sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang

Keuangan Negara, Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna

Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan

laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. <Nama

Satuan Kerja> adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi

dan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dengan menyusun laporan

keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca disertai Catatan

atas Laporan Keuangan.

Penyusunan laporan keuangan <Nama Satuan Kerja> mengacu pada Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan

Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat serta Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaharaan Nomor Per-67/PB/2007 tentang Tata Cara Pengintegrasian

Laporan Keuangan BLU ke dalam Laporan Keuangan Kementerian

Negara/Lembaga. Informasi yang disajikan didalamnya telah disusun sesuai

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Penyusunan Laporan Keuangan ini diharapkan dapat meningkatkan

akuntabilitas publik.

<Nama Kota>, <tanggal dan tahun> <Pimpinan BLU>

<Nama penanda tangan>

NIP....................................

Page 64: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

61 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

DAFTAR ISI

Halaman Kata Pengantar i Daftar Isi iii Daftar Tabel iv Daftar Grafik vi Daftar Lampiran vii Daftar Singkatan viii Indeks Catatan atas Laporan Keuangan ix Pernyataan Tanggung Jawab xi Ringkasan Eksekutif ... A. Laporan Realisasi Anggaran ( LRAKT perbandingan 2011 dan 2010) ... B. Neraca (NSAIKPT perbandingan 2011 dan 2010) ... C. Catatan atas Laporan Keuangan ...

I. Pendahuluan ... 1. Dasar Hukum ... 2. Kebijakan Teknis ... 3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan ...

II. Kebijakan Akuntansi ... III. Ringkasan Laporan IV. Penjelasan atas Akun-akun Laporan Realisasi Anggaran

...

... 1. Penjelasan Umum Laporan Realisasi Anggaran ... 2. Penjelasan Per Akun Laporan Realisasi Anggaran ... 3. Catatan Penting Lainnya ...

V. Penjelasan atas Akun-akun Neraca 1. Posisi Neraca Secara Umum 2. Penjelasan Per Akun Neraca 3. Catatan Penting Lainnya

...

...

...

... VI. Informasi Tambahan dan Pengungkapan Penting Lainnya ...

1. Tindak Lanjut atas Temuan Pemeriksaan BPK-RI ... 2. Rekening Pemerintah ... 3. Pengungkapan Lain-lain ...

VII. Lampiran ... A. Laporan RalisasiAnggaran Pendukung

1. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan pengembalian pendapatan

2. Laporan RealisasiAnggaran Belanja dan pengembalian Belanja

3. Neraca Percobaan B. Lampiran-lampiran lainnya sebagai pendukung CaLK

Page 65: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

62 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

KEPALA SATUAN KERJA <NAMA SATUAN KERJA>

Laporan Keuangan <Nama Satuan Kerja> yang terdiri dari Laporan

Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun

Anggaran <angka tahun anggaran> sebagaimana terlampir, adalah merupakan

tanggung jawab kami.

Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem

pengendalian internal yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi

pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan

Standar Akuntansi Pemerintahan.

<Nama Kota>, <tanggal penandatangan pernyataan> <Nama jabatan pimpinan satker>

<Nama pejabat> NIP ........................

Page 66: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

63 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

RINGKASAN EKSEKUTIF

Berdasarkan Undang-undang.Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan

Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Badan Layanan

Umum, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang

Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Kepala Satuan

Kerja sebagai Kuasa Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain

menyusun dan menyampaikan laporan keuangan berupa Laporan Realisasi

Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dengan demikian

penyusunan dan penyajian laporan keuangan <Nama Satuan Kerja> ini

merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas penggunaan anggaran

dan/atau barang pada <Nama Satuan Kerja>.

Laporan Keuangan <Nama Satuan Kerja> Tahun 200x ini telah disusun

berdasarkan hasil konversi dari Sistem Akuntansi BLU berdasarkan Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) ke dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara

anggaran tahun 200x dengan realisasinya, mencakup unsur-unsur

pendapatan dan belanja.

Realisasi pendapatan dan hibah pada TA 200x adalah sebesar Rp. ... (nilai

realisasi pendapatan dan hibah selama periode pelaporan) atau mencapai

<persentase capaian> % dari anggarannya.

Realisasi belanja pada TA 200x adalah sebesar Rp <nilai realisasi belanja

selama periode pelaporan> atau mencapai <persentase capaian> ... % dari

pagunya.

Page 67: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

64 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

2. NERACA

Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan tahun 200x

mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal pelaporan.

Jumlah aset per <tanggal laporan> adalah sebesar Rp <nilai aset pada

tanggal laporan> yang terdiri dari aset lancar sebesar Rp <nilai aset lancar

pada tanggal laporan>; aset tetap sebesar Rp. (nilai aset tetap pada tanggal

laporan>; dan aset lainnya sebesar Rp. <nilai aset lainnya pada tanggal

Iaporan>.

Jumlah kewajiban per <tanggal laporan> adalah sebesar Rp. <nilai kewajiban

pada tanggal laporan> yang terdiri dari kewajiban jangka pendek sebesar

Rp. <nilai kewajiban jangka pendek pada tanggal laporan>; dan kewajiban

jangka panjang sebesar Rp. .... (nilai kewajiban jangka panjang pada tanggal

laporan>.

Jumlah ekuitas dana per <tanggal lapcran> adalah sebesar Rp. (nilai ekuitas

dana pada tanggal laporan> yang terdiri dari ekuitas dana lancar sebesar

Rp. <nilai ekuitas dana lancar pada tanggal laporan>; ekuitas dana investasi

sebesar Rp <nilai ekuitas dana investasi pada tanggal laporan>.

3. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang penjelasan

pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai

antara lain mengenai dasar penyusunan laporan keuangan, kebijakan

akuntansi, kejadian penting lainnya, dan informasi tambahan yang

diperlukan.

Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran, pendapatan diakui

berdasarkan basis kas yaitu pada saat kas diterima oleh BLU. Untuk

belanja yang didanai dari APBN diakui berdasarkan basis kas, yaitu pada

saat kas dikeluarkan dari Kas Umum Negara (KUN), dan belanja yang

didanai dari pendapatan BLU diakui berdasarkan basis kas yaitu, pada

saat kas dikeluarkan dari Kas BLU.

Dalam penyajian neraca berupa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui

berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset

Page 68: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

65 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas

diterima atau dikeluarkan oleh dan dari KUN atau Kas BLU.

Page 69: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

66 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

<Nama Satuan Kerja> <Nama Kementerian Negara/Lembaga>

Laporan Keuangan Semester/Tahun (pilih salah satu sesuai cakupan laporan

keuangan yang disajikan) 201x ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah

satu wujud transparansi dan akuntabilitas, sebagaimana diamanatkan dalam

tata kelola yang baik (good governance). Sedangkan tujuan Catatan atas

Laporan Keuangan adalah menyajikan informasi penjelasan pos-pos Laporan

Keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai.

I. PENDAHULUAN

A. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan

Negara;

3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Badan Layanan

Umum;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan

Badan Layanan Umum;

9. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 Tentang Pedoman

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.06/2007 tentang Bagan

Akun Standar;

Page 70: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

67 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.06/2007 tentang Sistem

Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 76/PMK.05/2008 Tentang

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum;

13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16/2008 tentang Sistem

Akuntansi dan Pelaporan Keuangan di lingkungan Depdiknas;

14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2011 tentang

Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan di Lingkungan Kemdiknas;

15. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 086 Tahun 2012

tentang Unit Akuntansi Keuangan dan Unit Akuntansi Barang Milik

Negara di Lingkungan Kemdikbud;

16. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-67/PB/2007

tentang Tata Cara Pengintegrasian Laporan Keuangan Badan

Layanan Umum ke dalam Laporan Keuangan Kementerian Negara/

Lembaga.

17. Dan seterusnya ....................................

B. PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan ini mencakup seluruh transaksi keuangan yang

dikelola oleh <nama Satuan Kerja> yang berasal dari dana APBN

sebesar Rp. ...<jumlah rupiah pagu anggaran belanja> dan dana yang

berasal dari pendapatan BLU sebesar Rp. ... <jumlah rupiah estimasi

pendapatan>.

Laporan Keuangan <Nama Satuan Kerja> terdiri dari Laporan Realisasi

Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Penyusunan

Laporan Keuangan menggunakan <Nama Sistem yang digunakan>.

Dalam penyusunan Laporan Realisasi Anggaran <telah/belum> dilakukan

rekonsiliasi dengan KPPN setiap triwulan.

Penyusunan data neraca untuk aset tetap menggunakan data yang

berasal dari <Nama Sistem yang digunakan>.

Page 71: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

68 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

II. KEBIJAKAN AKUNTANSI

1. Penyajian secara lebih lengkap dalam menerapkan kebijakan akuntansi

untuk satker BLU dapat menggunakan kebijakan akuntansi seperti yang

tercantum dalam Bab III Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU di

Lingkungan Kemdikbud Berdasarkan SAP ini .

2. Berikut ini adalah contoh ringkas untuk penerapan kebijakan akuntansi pada

satker BLU.

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan <nama Satuan

Kerja> yaitu basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan basis

akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana.

A. PENDAPATAN

Pendapatan adalah semua penerimaan Kas Negara (KUN) yang

menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan

menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh

pemerintah.

Pendapatan yang diterima dari masyarakat oleh satker BLU dapat

dipergunakan langsung oleh satker BLU tanpa terlebih dahulu disetor

ke kas Negara. Sehingga pendapatan BLU disajikan sebesar pendapatan

Kas yang diterima BLU.

Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu

dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah

netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

B. BELANJA

Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana

lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh pemerintah. Untuk belanja yang bersumber

dari pendapatan operasional, pengakuan belanja diakui pada saat

pengesahan belanja melalui SP3B /SP2B BLU, sedangkan pengakuan

Page 72: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

69 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

belanja dari APBN pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran

tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

(KPPN).

C. ASET

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh

pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana

manfaat ekonomi/sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik

oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam

satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan

untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber

daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam

pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan,

kekayaan di dasar laut dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada

saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah.

Nilai Aset merupakan hasil konversi laporan keuangan BLU berdasarkan

Standar Akuntansi Keuangan ke dalam Standar Akuntansi

Pemerintahan. Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi Jangka

Panjang, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, dan Aset Lainnya.

Pengukuran/penilaian Aset:

<dijelaskan mengenai pengukuran/penilaian aset berdasarkan Standar yang

digunakan oleh satuan kerja BLU>

D. KEWAJIBAN

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu.

Kewajiban pada satker BLU dapat berupa kewajiban jangka pendek dan

kewajiban jangka panjang.

E. EKUITAS DANA

Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih

antara aset dan utang pemerintah. Ekuitas dana diklasifikasikan menjadi

Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana Diinvestasikan.

Page 73: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

70 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

III. RINGKASAN LAPORAN

A. ANGGARAN DAN ESTIMASI PENDAPATAN

Selama periode............/tahun anggaran... ...(sesuaikan dengan periode yang

dicakup oleh laporan keuangan) <Nama satuan Kerja> menerima anggaran

pengeluaran sebesar Rp <nilai rupiah total pagu belanja> yang terdiri dari

anggaran APBN sebesar Rp. ..<nilai rupiah total pagu belanja> dan

anggaran yang bersumber dari pendapatan operasional sebesar Rp. <nilai

rupiah total pagu belanja> dan digunakan untuk membiayai kegiatan

<Nama satuan Kerja>.

<Uraikan informasi mengenai anggaran serta perubahannya baik disebabkan

oleh DIPA Revisi, APBNP (ABT), atau hal-hal lain yang berhubungan dengan

anggaran>

Estimasi pendapatan yang dialokasikan pada <Nama satuan Kerja> untuk

tahun anggaran <tahun anggaran> sebesar Rp. <nilai rupiah> yang terdiri

dari estimasi penerimaan operasional sebesar Rp. <nilai rupiah>, estimasi

penerimaan non operasional sebesar Rp<nilai rupiah>, estimasi

penerimaan lainnya sebesar Rp.<nilai rupiah> dan estimasi penerimaan

hibah sebesar Rp. <nilai rupiah>

B. REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA

Dari anggaran <Nama satuan Kerja> sebesar Rp. <nilai rupiah>, terealisasi

sebesar Rp.<nilai rupiah total realisasi belania selama periode yang dilaporkan>

atau <jumlah realisasi belanja dibagi jumlah pagu belanja dikalikan 100> % dari

total anggaran.

Dari realisasi anggaran tersebut, untuk DIPA dari APBN telah terealisasi

sebesar Rp <total realisasi> atau <persentase realisasi> % yang digunakan

untuk kegiatan (ungkapkan kegiatan dan hasil pelaksanaannya), sedangkan

untuk DIPA dari Pendapatan operasional telah terealisasi sebesar Rp

<total realisasi> atau <persentase realisasi> % yang digunakan untuk

kegiatan (ungkapkan kegiatan dan hasil pelaksanaannya)

Page 74: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

71 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

Realisasi pendapatan pada tahun anggaran 200x sebesar Rp <nilai

rupiah>, yang berasal dari penerimaan operasional sebesar Rp. <nilai

rupiah>, penerimaan non operasional sebesar Rp. <nilai rupiah>,

penerimaan lainnya sebesar Rp.<nilai rupiah> dan penerimaan hibah

sebesar Rp.<nilai rupiah>.

C. NERACA

Posisi keuangan <Nama satuan Kerja> pada <tanggal neraca> adalah

sebagai berikut: Aset sebesar Rp <total nilai aset>; Kewajiban sebesar

Rp <total nilai kewajiban>; dan Ekuitas Dana sebesar Rp. <nilai ekuitas

dana>.

Jumlah Aset sebesar Rp <total nilai aset> terdiri dari Aset Lancar

sebesar Rp <total nilai aset lancar>; Investasi Jangka panjang sebesar Rp

<total nilaiinvestasi jangka panjang>; Aset Tetap sebesar Rp .(total nilai aset

tetap>; Piutang Jangka Panjang sebesar Rp <total nilai investasi jangka

panjang>; serta Aset Lainnya sebesar Rp.<total nilai aset Iainnya>.

Jumlah Kewajiban sebesar Rp <total nilai kewajiban> terdiri dari <jenis-jenis

kewajiban dan nilai rupiahnya>.

Jumlah ekuitas dana sebesar Rp <total nilai ekuitas dana> terdiri dari

ekuitas dana lancar sebesar Rp<jumlah nilai ekuitas dana lancar>, dan

ekuitas dana investasi sebesar Rp <jumlah nilai ekuitas dana investasi>.

IV. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN

A. PENDAPATAN

1. Realisasi Pendapatan

Pada bagian ini diuraikan jenis pendapatan yang masuk ke kas,

berikut penyebab terlampuinya target atau tidak tercapainya target,

jika ada.

Berikut adalah contoh pengungkapan pendapatan:

Page 75: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

72 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

Realisasi PNBP pada tahun anggaran <tahun anggaran laporan>

sebesar Rp. <total capaian PNBP> atau <persentase capaian> % dari

anggarannya.

Pendapatan yang berasal dari hibah, dengan realisasi sebesar Rp.

<total nilai capaian penerimaan hibah selama periode pelaporan> atau

<persentase capaian> % dari anggarannya yang berjumlah Rp <total

pagu penerimaan hibah untuk periode pelaporan>.

2. Hambatan dan Kendala

(Pada bagian ini diuraikan hambatan dan kendala atas pencapaian

pendapatan BLU).

B. BELANJA

1. Realisasi Belanja

Belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip

penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya

kegiatan-kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana

Kerja <Nama Satuan Kerja>. Belanja <Nama Satuan Kerja> meliputi

belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, dan belanja sosial

(disebutkan sesuai dengan jenis belanja yang ada di satuan kerja yang ada

dalam lingkup Kementerian Negara/Lembaga).

Perincian anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dari tabel-tabel

berikut ini:

Tabel 1 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja

Kode Jenis Bel.

Uraian Jenis Belanja Anggaran

(Rp.) Realisasi Belanja

(Rp.) Persentase

(%)

1 2 3 4 5 (4/3) x 100%

51 Belania Peqawai

52 Belania Barang

53 Belanja Modal

57 Belanja Bantuan Sosial

Dst. ....................

Jumlah

<Format seperli di atas disesuaikan dengan jenis belanja yang terdapat

pada Satuan Kerja>

Page 76: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

73 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

Dari realisasi anggaran tersebut, untuk realisasi DIPA yang bersumber

dari pendapatan operasional adalah sebagai berikut :

Tabel 2

Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja

Kode Jenis Bel.

Uraian Jenis Belanja Anggaran

(Rp.) Realisasi Belanja

(Rp.) Persentase

(%)

1 2 3 4 5 (4/3) x 100%

xxx Isi dengan uraian jenis belanja

xxx ....................................

xxx ....................................

xxx ....................................

Dst. ....................................

Jumlah

Pelaksanaan DIPA ini digunakan untuk pelaksanaan kegiatan (uraikan

kegiatannya) dengan realisasi fisik telah mencapai .... (ungkapkan

presentase kemajuan pelaksanaan kegiatan).

Tabel 3 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Modal

Kode Jenis Bel.

Uraian Belanja Modal Anggaran

(Rp.) Realisasi

Belanja (Rp.) Persentase

(%)

1 2 3 4 5 (4/3) x 100%

531111 Belanja Modal Tanah

532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin

533111 Belanja Modal Gedung dan Bangunan

534111 Belanja Modal Jalan dan Jembatan

534112 Belanja Modal Irigasi

534113 Belanja Modal Jaringan

535111 Belanja Modal Fisik Lainnya

Jumlah

2. Hambatan dan Kendala

(Jelaskan dan uraikan penyebab realisasi belanja melebihi/jauh dibawah

anggaran dan hambatan-hambatan yang terjadi datam pelaksanaan

realisasi belanja baik berupa hambatan dari internal maupun dari

eksternal. <misalnya terlambatnya pelaksanaan kegiatan pembangunan

gedung disebabkan proses lelang yang lama dan baru mulai dilaksanakan

pada akhir tahun anggaran. sehingga dana yang terserap baru Rp.

xxx.xxx.xxx atau xx% dari anggaran).

Page 77: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

74 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

V. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA

A. Kas Di Bendahara Pengeluaran

Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran yang bersumber dari APBN pada

<Nama Satuan Kerja> per <tanggal neraca> sebesar Rp.<nilai kas di

bendahara pengeluaran> merupakan saldo kas pada bendahara

pengeluaran. Jumlah di atas merupakan saldo kas/bank dari penerimaan

uang persediaan yang belum dipertanggungjawabkan secara Definitif

kepada Kas Negara pada tanggal neraca. <jika setelah tanggal neraca

periode tahunan Kas di bendahara pengeluaran telah disetorkan, ungkapkan

sbb:>

Pada tanggal <tanggal setelah tanggal neraca> telah disetor Rp <nilai total

uang persediaan yang telah disetor ke Kas Negara> yang merupakan sisa

saldo Kas di Bendahara Pengeluaran tahun anggaran <tahun anggaran

laporan>.

Tabel 4

Rincian penyetoran Kas di Bendahara Pengeluaran

NO. NOMOR DAN TANGGAL SSBP JUMLAH

(Rp.)

1 2 3

1. ...............................................................................

2. ...............................................................................

3. ...............................................................................

4. ...............................................................................

5. ...............................................................................

6. ...............................................................................

7. ...............................................................................

Dst. ...............................................................................

Jumlah

(sebutkan tanggal penyetoran dan jumlah setoran, serla bukti SSBP dilampirkan).

Page 78: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

75 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

B. Kas Pada BLU

Kas pada BLU merupakan saldo kas dan setara kas yang merupakan selisih

antara pendapatan dan belanja yang telah dilakukan pengesahan. Kas pada

BLU terdiri dari :

1. Kas - BLU adalah saldo kas yang merupakan selisih antara pendapatan

dan belanja yang telah dilakukan pengesahan dan Memo Penyesuaian

yang terkait dengan kas blu.

2. Setara Kas - BLU adalah bagian dari aset lancar yang sangat liquid, yang

dapat dikonversi menjadi kas dalam jangka waktu sampai dengan 3 (tiga)

bulan tanpa mengalami perubahan nilai yang signifikan, antara lain:

a. Deposito berjangka kurang dari 3 (tiga) bulan;

b. Cek yang baru dapat diuangkan dalam jangka waktu kurang dari 3

(tiga) bulan.

c. Termasuk yang dicatat sebagai Setara Kas – BLU adalah realisasi

belanja yang bersumber dari PNBP yang belum disahkan pada tanggal

pelaporan.

Saldo Kas Pada BLU pada <Nama Satker> per <tanggal neraca> sebesar

Rp.<nilai kas BLU>, yang terdiri dari :

1. Kas - BLU senilai Rp. .<jumlah nilai>.

2. Setara Kas - BLU senilai Rp. .<jumlah nilai >., dengan rincian:

a. Deposito berjangka kurang dari 3 (tiga) bulan, senilai Rp. .<jumlah

nilai>.;

b. Cek yang baru dapat diuangkan dalam jangka waktu kurang dari 3

(tiga) bulan, senilai Rp. .<jumlah nilai >.

c. Realisasi belanja yang bersumber dari PNBP yang belum disahkan

pada tanggal pelaporan, senilai Rp. .<jumlah nilai >.,.

(Dirinci sesuai dengan jumlah dan jenis Saldo Kas Pada BLU)

C. Kas Lainnya dan Setara Kas

Kas Lainnya adalah kas yang ada pada rekening BLU selain Kas Bendahara

Pengeluaran dan Kas pada BLU. Termasuk dalam setara kas adalah akun

Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran yang meliputi antara lain:

Page 79: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

76 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

1) Saldo uang LS yang dibayarkan ke bendahara pengeluaran yang belum

dibayarkan kepada pihak ketiga yang berhak/akan disetor ke kas umum

Negara.

2) Dana titipan (bansos/blockgrant) dari APBN atau DIPA satker lain;

3) Saldo di rekening yang dananya dari APBN.

Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas pada <Nama Satker> per <tanggal

neraca> sebesar Rp.<nilai kas BLU> merupakan ..................... <jelaskan

secara rinci sesuai dengan jenis kasnya>.

D. Piutang BLU

Piutang adalah semua hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang,

barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan pada

tanggal neraca, yang diharapkan dapat diterima dalam jangka waktu

tidak lebih dari 12 bulan setelah tanggal neraca.

Piutang BLU dapat berupa piutang dari jenis layanan BLU dan piutang

lainnya.

Saldo Piutang BLU pada <Nama Satker> per <tanggal neraca> sebesar

Rp.<nilai Piutang BLU> merupakan ..................... <jelaskan secara rinci sesuai

dengan jenis piutangnya>, yang terdiri dari :

1. Piutang dari kegiatan Operasional BLU senilai Rp. <jumlah nilai>.

2. Piutang dari kegiatan Non Operasional BLU senilai Rp. <jumlah nilai>.

E. Persediaan

Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau

perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca, yang diperoleh dengan

maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-

barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam

rangka pelayanan kepada masyarakat.

Terdapat Persediaan pada tanggal <tanggal neraca> sebesar Rp <nilai

persediaan pada tanggal neraca> yang diperoleh dari hasil inventarisasi,

yang terdiri dari <uraian jenis persediaan sesui dengan klasifikasi pada bagan

perkiraan standar dan nilai rupiah masing-masing>.

Page 80: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

77 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

F. Aset Tetap

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih

dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan atau

dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Nilai aset tetap per <tanggal

neraca> sebesar Rp <nilai total aset tetap> dengan perincian sebagai

berikut:

Tabel.5 Daftar Aset Tetap

Nama Aset Tetap Mutasi

Saldo Awal Saldo Akhir Tambah Kurang

1 2 3 4 5

Tanah

Peralatan dan Mesin

Gedung dan Bangunan

Jalan, Jembatan, Irigasi dan Jaringan

Aset Tetap Lainnya

Jumlah

1. Tanah BLU

Nilai Tanah pada <Nama Satker> Per <tanggal neraca> sebesar Rp. <nilai

Tanah pada tanggal neraca>, jika dibandingkan dengan nilai Tanah BLU

Per <periode sebelumnya> sebesar Rp. <nilai Tanah pada periode

sebelumnya>, mengalami <kenaikan/penurunan> sebesar Rp. <nilai

kenaikan/penurunan>, atau .....%.

Mutasi kenaikan aset tanah terdiri dari:

a. Pembelian = Rp. ...........................

b. Penyelesaian Pembangunan = Rp. ...........................

c. Transfer dari unit lain = Rp. ...........................

d. Hibah (masuk) = Rp. ...........................

e. Dan seterusnya .... < ungkapkan penyebab mutasi tambah lainnya beserta jumlahnya>

Mutasi kurang aset tanah terdiri dari :

a. Penghapusan = Rp. ...........................

b. Transfer ke unit lain = Rp. ...........................

Page 81: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

78 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

c. Koreksi Pencatatan = Rp. ...........................

d. Hibah (keluar) = Rp. ...........................

e. dst <ungkapkan penyebab mutasi kurang lainnya beserta jumlahnya>

(Selanjutnya bandingkan antara Realisasi Belanja Modal Tanah dengan

penambahan aset tanah yang diperoleh dari pembelian, jika terjadi perbedaan

antara realisasi belanja modal tanah dengan penambahan aset tanah dari

pembelian agar dijelaskan penyebabnya).

2. Peralatan dan Mesin BLU

Nilai Peralatan dan Mesin BLU pada <Nama Satker> Per <tanggal neraca>

sebesar Rp. <nilai pada tanggal neraca>, jika dibandingkan dengan nilai

Peralatan dan Mesin Per <periode sebelumnya> sebesar Rp. <nilai pada

periode sebelumnya>, mengalami <kenaikan/penurunan> sebesar Rp. <nilai

kenaikan/penurunan>, atau .....%.

Mutasi kenaikan aset Peralatan dan Mesin BLU terdiri dari:

a. Pembelian = Rp. ...........................

b. Penyelesaian Pembangunan = Rp. ...........................

c. Transfer dari unit lain = Rp. ...........................

d. Hibah (masuk) = Rp. ...........................

e. Dan seterusnya .... < ungkapkan penyebab mutasi tambah lainnya beserta jumlahnya>

Mutasi kurang Peralatan dan Mesin BLU terdiri dari :

a. Penghapusan = Rp. ...........................

b. Transfer ke unit lain = Rp. ...........................

c. Koreksi Pencatatan = Rp. ...........................

d. Hibah (keluar) = Rp. ...........................

e. dst <ungkapkan penyebab mutasi kurang lainnya beserta jumlahnya>

(Selanjutnya bandingkan antara Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin

BLU dengan penambahan aset Peralatan dan Mesin BLU yang diperoleh dari

pembelian, jika terjadi perbedaan antara realisasi belanja modal Peralatan dan

Mesin dengan penambahan aset Peralatan dan Mesin dari pembelian agar

dijelaskan penyebabnya).

Page 82: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

79 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

3. Gedung dan Bangunan BLU

Nilai Gedung dan Bangunan BLU pada <Nama Satker> Per <tanggal

neraca> sebesar Rp. <nilai pada tanggal neraca>, jika dibandingkan dengan

nilai Gedung dan Bangunan Per <periode sebelumnya> sebesar Rp. <nilai

pada periode sebelumnya>, mengalami <kenaikan/penurunan> sebesar Rp.

<nilai kenaikan/penurunan>, atau .....%.

Mutasi kenaikan aset Gedung dan Bangunan BLU terdiri dari:

a. Pembelian = Rp. ...........................

b. Penyelesaian Pembangunan = Rp. ...........................

c. Transfer dari unit lain = Rp. ...........................

d. Hibah (masuk) = Rp. ...........................

e. Dan seterusnya .... < ungkapkan penyebab mutasi tambah lainnya beserta jumlahnya>

Mutasi kurang Gedung dan Bangunan BLU terdiri dari :

a. Penghapusan = Rp. ...........................

b. Transfer ke unit lain = Rp. ...........................

c. Koreksi Pencatatan = Rp. ...........................

d. Hibah (keluar) = Rp. ...........................

e. dst <ungkapkan penyebab mutasi kurang lainnya beserta jumlahnya>

(Selanjutnya bandingkan antara Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan

dengan penambahan aset Gedung dan Bangunan yang diperoleh dari

pembelian, jika terjadi perbedaan antara realisasi belanja modal Gedung dan

Bangunan dengan penambahan aset Gedung dan Bangunan dari pembelian

agar dijelaskan penyebabnya).

4. Jalan, Irigasi dan Jaringan BLU

Nilai Jalan, Irigasi dan Jaringan BLU pada <Nama Satker> Per <tanggal

neraca> sebesar Rp. <nilai pada tanggal neraca>, jika dibandingkan dengan

nilai Jalan, Irigasi dan Jaringan Per <periode sebelumnya> sebesar Rp.

<nilai pada periode sebelumnya>, mengalami <kenaikan/penurunan> sebesar

Rp. <nilai kenaikan/penurunan>, atau .....%.

Mutasi kenaikan aset Jalan, Irigasi dan Jaringan BLU terdiri dari:

a. Pembelian = Rp. ...........................

b. Penyelesaian Pembangunan = Rp. ...........................

c. Transfer dari unit lain = Rp. ...........................

Page 83: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

80 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

d. Hibah (masuk) = Rp. ...........................

e. Dan seterusnya .... < ungkapkan penyebab mutasi tambah lainnya beserta jumlahnya>

Mutasi kurang Jalan, Irigasi dan Jaringan BLU terdiri dari :

a. Penghapusan = Rp. ...........................

b. Transfer ke unit lain = Rp. ...........................

c. Koreksi Pencatatan = Rp. ...........................

d. Hibah (keluar) = Rp. ...........................

e. dst <ungkapkan penyebab mutasi kurang lainnya beserta jumlahnya>

(Selanjutnya bandingkan antara Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi dan

Jaringan dengan penambahan aset Jalan, Irigasi dan Jaringan yang diperoleh

dari pembelian, jika terjadi perbedaan antara realisasi belanja modal Jalan,

Irigasi dan Jaringan dengan penambahan aset Jalan, Irigasi dan Jaringan dari

pembelian agar dijelaskan penyebabnya).

5. Aset Tetap Lainnya BLU

Nilai Aset Tetap Lainnya BLU pada <Nama Satker> Per <tanggal neraca>

sebesar Rp. <nilai pada tanggal neraca>, jika dibandingkan dengan nilai

Aset Tetap Lainnya Per <periode sebelumnya> sebesar Rp. <nilai pada

periode sebelumnya>, mengalami <kenaikan/penurunan> sebesar Rp. <nilai

kenaikan/penurunan>, atau .....%.

Mutasi kenaikan Aset Tetap Lainnya BLU terdiri dari:

a. Pembelian = Rp. ...........................

b. Penyelesaian Pembangunan = Rp. ...........................

c. Transfer dari unit lain = Rp. ...........................

d. Hibah (masuk) = Rp. ...........................

e. Dan seterusnya .... < ungkapkan penyebab mutasi tambah lainnya beserta jumlahnya>

Mutasi kurang Aset Tetap Lainnya BLU terdiri dari :

a. Penghapusan = Rp. ...........................

b. Transfer ke unit lain = Rp. ...........................

c. Koreksi Pencatatan = Rp. ...........................

d. Hibah (keluar) = Rp. ...........................

e. dst <ungkapkan penyebab mutasi kurang lainnya beserta jumlahnya>

Page 84: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

81 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

6. Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP

Pada periode semester/tahunan 200x (pilih salah satu sesuai cakupan

laporan keuangan yang disajikan), realisasi belanja untuk pengadaan

aset tetap melalui pembangunan yang belum selesai pengerjaannya

pada <tanggal neraca> adalah sebesar Rp........... Konstruksi dalam

pengerjaan tersebut terdiri dari .

� Tanah Rp. ...........................

� Peralatan dan Mesin Rp. ...........................

� Gedung dan Bangunan Rp. ...........................

� Jalan Rp. ...........................

� lrigasi dan Jaringan Rp. ...........................

� Aset Tetap Lainnya Rp. ...........................

< ungkapkan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan KDP>

(Pada sesi ini diungkapkan pula aset-aset yang masih mengalami permasalahan sehingga belum bisa dimasukkan dalam Neraca. Contoh aset seperti ini adalah tanah-tanah yang dikuasai Kementerian Negara/Lembaga tetapi dalam status sengketa, aset-aset yang secara faktual diperoleh dari hibah namun belum dapat dibukukan karena belum ada berita acara serah terimanya, penambahan nilai gedung tempat kerja bukan milik sendiri yang nilainya memenuhi syarat kapitalisasi, dan sebagainya)

7. Piutang Jangka Panjang

Piutang Jangka Panjang terdiri dari :

a. Tagihan Penjualan Angsuran yang merupakan tagihan atas penjualan

aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah;

b. Tagihan Tuntutan Ganti Rugi yang merupakan tagihan kepada

bendahara/pegawai karena kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya

harus membayar ganti rugi kepada Negara;

c. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih untuk mencatat adanya penyisihan

piutang jangka panjang yang kemungkinan tidak dapat ditagih.

G. Aset Lainnya

Aset Lainnya adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam

aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap; dan piutang jangka panjang

pada tanggal neraca. Aset Lainnya antara lain:

a. Aset tetap yang tidak digunakan lagi;

Page 85: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

82 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

b. Aset Tak Berwujud;

c. Kemitraan dengan Pihak Ketiga merupakan perjanjian antara BLU

dengan satu pihak lain atau lebih dengan pola Bangun, Kelola, Serah

(BKS) dan Bangun, Serah, Kelola (BSK);

d. Dana Kelolaan BLU merupakan dana untuk menampung dana antara lain:

Dana bergulir, dan/ atau dana yang belum menjadi hak milik BLU;

e. Dana yang dibatasi penggunaannya merupakan kas atau dana yang

alokasinya hanya akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan tertentu,

contohnya antara lain : bank garansi, dana yang diperuntukan untuk

membayar imbalan kerja, termasuk dana abadi (endowment fund);

f. Aset Lain-Lain merupakan aset yang tidak dapat dikategorikan sebagai

aset yang disebutkan di atas. Termasuk aset lain-lain adalah:

1) kumpulan dari aktiva tetap yang rusak dan untuk dihapuskan dimasa

yang akan datang.

2) aset yang diperoleh dengan cara angsuran dicatat sebagai aset lain-

lain dan diakui utang jangka panjangnya.

3) aset yang diperoleh dengan cara leasing.

4) piutang macet BLU yang dialihkan penagihannya kepada Kementerian

Keuangan cq. Ditjen Kekayaan Negara

(Dalam CaLK uraikan saldo nilai masing-masing jenis Aset Lain-Lain sesuai

dengan yang ada pada satker BLU).

H. Uang Muka Dari KPPN

Uang muka dari KPPN merupakan akun penyeimbang dari akun Kas di

Bendahara Pengeluaran. Nilai rupiah pada akun ini merepresentasikan

uang persediaan yang belum dipergunakan dan/atau yang belum

dipertanggungjawabkan sebagai pengeluaran definitif.

I. Kewajiban Jangka Pendek Lainnya

Kewajiban jangka pendek Lainnya berupa kewajiban jangka pendek

lainnya yang jatuh tempo < 1 tahun setelah periode pelaporan.

Page 86: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

83 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

J. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban jangka panjang berupa kewajiban yang jatuh tempo lebih

dari 1 tahun setelah periode pelaporan.

K. Ekuitas Dana Lancar

Ekuitas Dana Lancar adalah kekayaan bersih pemerintah yang

merupakan selisih antara nilai aset lancar dengan kewajiban lancar/

jangka pendek, yang terdiri atas.

Uraian Akun Jumlah (Rp.)

1 2

- Cadangan Piutang Rp. (nilai rupiah akun Piutang)

- Cadangan Persediaan Rp. (nilai rupiah akun Persediaan)

- Dana Lancar BLU Rp. (nilai rupiah akun Dana Lancar BLU)

- Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek BLU

Rp. (nilai rupiah akun Dana Utang Jangka Pendek)

Jumlah

(Cadangan Piutang merupakan akun penyeimbang dari akun piutang,

cadangan Persediaan adalah akun penyeimbang dari akun persediaan,

Dana Lancar BLU merupakan penyeimbang dari akun Kas di BLU, dan

Akun Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka

pendek adalah akun penyeimbang dari akun kewajiban jangka pendek

lainnya).

L. Ekuitas Dana Investasi

Ekuitas dana investasi adalah dana yang diinvestasikan dalam aset

tetap dan aset lainnya. Ekuitas dana investasi pada tanggal <tanggal

neraca>, terdiri atas:

Page 87: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

84 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

Uraian Akun Jumlah (Rp.)

1 2

- Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp. (nilai rupiah akun Aset Tetap)

- Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Rp. (nilai rupiah akun Aset Lainnya)

- Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Panjang BLU

Rp. (nilai rupiah akun Dana Utang Jangka Panjang BLU)

Jumlah

(Diinvestasikan Dalam Aset tetap merupakan akun penyeimbang dari pos

Aset Tetap, akun Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya adalah akun

penyeimbang dari pos Aset Lainnya, dan Akun Dana yang harus

disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang adalah akun

penyeimbang dari akun kewajiban jangka panjang)

Page 88: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

85 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

VI. INFORMASI TAMBAHAN DAN PENGUNGKAPAN LAINNYA

(Bagian ini digunakan untuk mengungkapkan hal-hal lain yang terkait

dengan laporan keuangan tetapi belum diungkapkan pada bagian

sebelumnya, contoh.:)

1. Domisili tempat satuan kerja tersebut berada.

2. Penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya.

3. Ketentuan perundang-undangan yang menjadi landasan kegiatan

operasionalnya.

4. Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan kejadian-

kejadian penting selama periode pelaporan, seperti:

a. Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan;

b. Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh Manajemen

baru;

c. Piutang yang tidak dapat tertagih,

d. Peristiwa yang sedang terjadi yang akan dapat berpengaruhi

terhadap Neraca pada masa yang akan datang yang tidak dapat

disajikan pada Neraca, contohnya adanya proses pengadilan yang

akan dapat mempengaruhi nilai neraca;

e. Penggabungan/pemecahan entitas tahun berjalan.

5. Hambatan dan kendala lainnya dalam penyusunan dan pelaporan

laporan Keuangan Tahun Anggaran 200x termasuk dalam penyusunan

Laporan BMN baik yang disebabkan oleh masalah intern maupun

ekstern.

Page 89: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

86 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

LAMPIRAN I

1. LRA PENDAPATAN

2. LRA PENGEMBALIAN PENDAPATAN

3. LRA BELANJA

4. LRA PENGEMBALIAN BELANJA

5. NERACA PERCOBAAN

6. LAPORAN BMN

7. RINCIAN SALDO AWAL BMN

8. LAPORAN KONDISI BARANG

Page 90: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

87 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

LAMPIRAN II

1. LAMPIRAN-LAMPIRAN LAINNYA SEBAGAI PENDUKUNG CaLK

2. SSBP UNTUK PENYETORAN SETELAH TANGGAL NERACA TAHUNAN

BERAKHIR

3. BERITA ACARA REKONSILIASI DENGAN KPPN

4. Dan sebagainya

Page 91: PEDOMAN PENYUSUNAN - kai.ugm.ac.idkai.ugm.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2013/02/Pedoman-No... · Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ... internal

P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

88 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

BAGIAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BAGIAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BAGIAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BAGIAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

BIRO KEUANGAN BIRO KEUANGAN BIRO KEUANGAN BIRO KEUANGAN ---- SEKRETARIAT JENDERAL SEKRETARIAT JENDERAL SEKRETARIAT JENDERAL SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

JL. JENDERAL SUDIRMAN, SENAYANJL. JENDERAL SUDIRMAN, SENAYANJL. JENDERAL SUDIRMAN, SENAYANJL. JENDERAL SUDIRMAN, SENAYAN----JAKARTAJAKARTAJAKARTAJAKARTA

2012201220122012

htpp://simkeu.kemdikbud.go.id

Help desk SIMKeu : 021-500 005 ext.4