Pedoman Pengawas - sfiles.biru.or.idsfiles.biru.or.id/content/files/1299204937.pdf · sehingga...

12
BIRU: Jl. Kemang Selatan XII No.1 Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. +62-21 7892489 | 78837577 | Fax. +62-21 7807115 E-mail: [email protected] www.biru.or.id Pengelolaan dan Pemanfaatan Ampas Biogas Pedoman Pengawas Kerjasama Indonesia - Belanda Pelaksana

Transcript of Pedoman Pengawas - sfiles.biru.or.idsfiles.biru.or.id/content/files/1299204937.pdf · sehingga...

BIRU:Jl. Kemang Selatan XII No.1Jakarta Selatan 12560, IndonesiaTelp. +62-21 7892489 | 78837577 | Fax. +62-21 7807115E-mail: [email protected]

Pengelolaan dan Pemanfaatan Ampas Biogas

PedomanPengawas

Kerjasama Indonesia - Belanda Pelaksana

Pengelolaan dan Pemanfaatan Ampas Biogas

PedomanPengawas

Salam api BIRU!

Pada dasarnya teknologi biogas adalah proses fermentasi (pembusukan) secara alami dari sampahorganik secara anaerobik (tanpa udara) oleh bakteri metan sehingga dihasilkan gas metan (Nandiyanto,2007). Menurut Haryati (2006), proses pencernaan anaerobik merupakan dasar dari reaktor biogasyaitu proses pemecahan bahan organik oleh aktivitas bakteri metanogenik dan bakteri asidogenikpada kondisi hampa udara.

Pengolahan limbah kotoran hewan/peternakan sapi menjadi biogas memberikan manfaat yang sangatbanyak. Disamping gas itu sendiri sebagai sumber energi, juga ada produk lain yang tidak kalahmanfaatnya untuk kehidupan manusia, khususnya dalam dunia pertanian, yaitu ampas biogas. Ampasbiogas adalah ampas yang keluar dari akhir proses biogas di dalam instalasi itu sendiri.

Ampas biogas sangat bermanfaat sebagai sumber nutrisi untuk tanaman. Menurut hasil penelitian,disamping kandungan nutrisi yang bagus, juga pupuk ini mengandung lebih sedikit bakteri patogensehingga sangat aman untuk pemupukan sayuran/buah.

Ampas biogas juga dapat digunakan dalam beberapa cara terutama dalam hal pemupukan ataupenambahan nutrisi makanan pada tanaman atau tanah seperti: pemanfaatan secara langsungsebagai pupuk cair, pupuk padat atau bahkan dapat diproses dalam beberapa metode dalampembuatan kompos.

Dalam buku Pedoman Pengawas ini, disampaikan beberapa informasi mengenai jenis dan carapemanfaatan ampas biogas. Oleh karena itu dengan adanya pedoman ini diharapkan bagi parapengawas dan pengguna biogas akan lebih termotivasi lagi dalam memanfaatkan ampas biogaspada lahan pertanian ataupun manfaat lain.

Semoga dengan partisipasi kita semua, pemanfaatan ampas biogas akan meningkatkan mutu pertanianmasyarakat khususnya maupun meningkatkan pendapatan secara umum.

Tim BIRUSeptember 2010

Tujuan Pedoman Pengawas

A. Pengenalan Ampas Biogas1. Apakah Ampas Biogas Itu?2. Komposisi Ampas Biogas3. Jumlah Ampas Biogas Setelah Fermentasi

B. Sifat-sifat Ampas Biogas1. Ampas Biogas Kering2. Ampas Biogas Cair

C. Ciri-ciri dan Kelebihan Ampas Biogas

D. Pengaruh Kompos Ampas Biogas TerhadapProduksi Tanaman

E. Pemanfaatan Ampas Biogas

1. Pemanfaatan Ampas Biogas Sebagai Pupuk Organik1.1. Ampas Biogas Cair Sebagai Pupuk Siap Pakai1.2. Ampas Biogas Cair Dengan Air Irigasi1.3. Pemanfaatan Ampas Biogas Kering1.4. Pemanfaatan Dengan Pengomposan

1.4.1. Metode Kompos Lubang1.4.2. Metode Penggundukan1.4.3. Metode Cacing Tanah1.4.4. Hal–Hal Lain Dalam Pengomposan

2. Pemanfaatan Ampas Biogas Untuk Kepentingan Lain2.1. Pengaturan Kondisi Fisik Tanah2.2. Aplikasi Pestisida2.3. Pembenihan2.4. Pakan Ternak2.5. Peternakan Ikan2.6. Budidaya Jamur2.7. Budidaya Cacing Tanah

F. Penyimpanan Ampas BiogasG. Masalah dan Solusi Dalam Menangani Proses

Pembuatan KomposH. Kesimpulan

03

04040404

050505

06

07

08

080809091011131415

1515151516161616

1718

19

Daftar Isi Tujuan Pedoman PengawasPedoman Pengawas Pedoman Pengawas02 03

1. Apakah Ampas Biogas Itu?

Kotoran hewan (kohe) dan air yang dimasukan ke dalam reaktor biogas dalam bentuk setengah cairdisebut “campuran mentah”. Campuran mentah ini akan menjalani proses pengolahan anaerobikatau fermentasi dalam reaktor biogas, dan berubah menjadi gas yang dapat dibakar bernama “biogas”.Ampas dari proses fermentasi akan keluar sebagai lumpur yang disebut ampas biogas. Ini adalahsumber pupuk organik yang baik untuk pertanian.

2. Komposisi Ampas Biogas

Komposisi ampas biogas umumnya ditentukan dengan dasar pengeringan oven (oven dry basis).Jika kohe dan air dicampurkan dalam jumlah yang sama, komposisi ampas biogas setelah fermentasiadalah: air 70-80% dan zat kering 20-30%. Dari zat kering tersebut, zat organik mencakup 18-27%dan zat anorganik 2-3%. Kandungan NPK (nitrogen-fosfor-kalium, nutrisi yang sangat dibutuhkanoleh tanaman) pada ampas biogas cair adalah 0,25% (N), 0,13% (P), dan 0,12% (K). Pada ampasbiogas kering, kandungan NPK adalah 3,6% (N), 1,8% (P), dan 3,6% (K). Selama proses fermentasi,30-40% dari zat organik diubah menjadi biogas (yaitu metana dan karbon dioksida).

3. Jumlah Ampas Biogas Setelah Fermentasi

Jumlah ampas biogas yang dikeluarkan oleh reaktor biogas melalui outlet hampir sama dengan jumlahslurry mentah yang dimasukkan ke reaktor. Analisa laboratorium menunjukkan bahwa fermentasisatu kg kohe segar yang dicampur dengan satu liter air menghasilkan ampas biogas sejumlah 1.840gram.

Jumlah campuran kohe segar dan air yang masuk ke inlet ~ jumlah ampas biogas yang keluar dari outlet

2.1. Ampas Biogas Kering

Tampilan : Lengket, liat, dan tidak mengkilatWarna : KehitamanUkuran : Tidak seragamKapasitas mengikat air : BaikKualitas : Lebih baik dari pupuk kandang

Agar mudah tercampur dengan tanah, maka ukuran partikel ampas biogas harus lebih kecil dari1 cm. Oleh karena itu, sebelum digunakan ampas biogas kering harus dihaluskan terlebih dahulu.

2.2. Ampas Biogas Cair

Angka pH ampas biogas berada di sekitar 8,12 dan karenanya bersifat basa. Efektivitas nitrogenampas biogas terhadap tanaman beragam tergantung pada metode penggunaannya. Misalnya,ampas biogas yang langsung disebar dan dibajak akan memberikan efektivitas nitrogen 100%. Jikaampas biogas yang sudah setengah kering diaplikasikan di tanah, efektivitas nitrogennya 85%,sedangkan efektivitas nitrogen untuk ampas biogas kering yang sudah dijemur hanyalah 65%.

A. Pengenalan Ampas Biogas B. Sifat-sifat Ampas BiogasPedoman Pengawas Pedoman Pengawas04 05

Ampas biogas cair dapat digunakan langsung untuk pemupukan, setelah diangin – anginkan beberapa hari ataudiencerkan dengan air

C. Ciri-ciri dan Kelebihan Ampas Biogas D. Pengaruh Kompos Ampas BiogasTerhadap Produksi Tanaman

Pedoman Pengawas Pedoman Pengawas06 07

1. Ampas biogas yang terfermentasi secara penuh tidak berbau dan tidak menarik lalat atauserangga di udara terbuka.

2. Ampas biogas mengusir rayap, tetapi kohe mentah (pupuk kandang) justru menarik rayapyang bisa merusak tanaman. Oleh karena itu, para petani lebih memilih ampas biogasuntuk melapisi lantai lumbung (threshing yard).

3. Ampas biogas menekan pertumbuhan gulma.

4. Sebagai pupuk, ampas biogas lebih baik daripada pupuk kandang kompos atau pupukkandang segar, karena nitrogen dalam ampas biogas lebih mudah diserap. Untuk beberapajenis tanaman, ampas biogas lebih baik daripada pupuk buatan.

5. Ampas biogas menetralkan tanah dengan baik. Ampas biogas menambahkan humus danmendukung aktivitas mikrobiologi tanah, sehingga meningkatkan daya ikat air tanah.

6. Ampas biogas bebas patogen. Proses fermentasi kohe di reaktor biogas dapat membunuhorganisme yang menyebabkan penyakit pada tanaman.

Pengaruh kompos ampas biogas terhadap produksi tanaman beragam tergantung kepada jenis dankondisi tanah, kualitas benih, iklim, dan faktor-faktor lain. Namun, pada dasarnya pemakaian komposakan memberi manfaat sebagai berikut :

• Memperbaiki struktur fisik tanah• Meningkatkan kapasitas penampungan air• Meningkatkan kesuburan tanah• Meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah

Kompos ampas biogas yang disimpan dan digunakan dengan tepat akan memperbaiki kesuburantanah dan meningkatkan produksi tanaman sampai sebesar 10-20% lebih tinggi dibanding pupukkandang biasa. Penelitian menunjukkan bahwa pemakaian ampas biogas pada padi, gandum, danjagung telah meningkatkan produksi masing-masing sebesar 10%, 17%, dan 19%. Sementara ituproduksi kembang kol meningkat 21%, tomat 19%, dan buncis 70% dengan pemakaian ampas biogas.Dari data tersebut jelas bahwa tanaman-tanaman yang menunjukkan respon paling baik terhadapampas biogas dan kompos ampas biogas adalah sayur-sayuran umbi (seperti wortel, lobak, dankentang), pohon buah-buahan, dan jagung.

Beberapa tanaman yang menggunakan pupuk dari bahan ampas biogas. (Dari kiri ke kanan: pepaya, sayur-sayuran dan tanaman hias)

Reaktor biogas dengan dua lubang pengomposan yang diberi naungan dan tanaman merambat, serta lahanpertanian,peternakan dan perikanan disekitarnya.

E. Pemanfaatan Ampas BiogasPedoman Pengawas Pedoman Pengawas08 09

Ampas biogas dapat dimanfaatkan sebagai berikut:

1. Pemanfaatan Ampas Biogas Sebagai Pupuk Organik

1.1. Ampas Biogas Cair Sebagai Pupuk Siap Pakai

Semua nutrisi yang penting bagi tanaman seperti nitrogen, fosfor, dan kalium akan dipertahankanselama proses fermentasi. Sebagian dari total nitrogen akan berada dalam bentuk yang mudahdiserap tanaman. Ini berarti tanaman dapat langsung mengambil nitrogen seperti pada penggunaanpupuk urea.

Ampas biogas dapat dipakai langsung untuk tanaman buah atau sayuran dengan bantuan emberatau alat angkut lainnya. Karena bentuknya yang cair, pengangkutan ampas biogas ke lahan yangterletak jauh dari rumah tidak mudah.

1.2. Pemanfaatan Ampas Biogas Dengan Air Irigasi

Metode penggunaan ampas biogas ini sangat sesuai untuk lahan pertanian yang dekat dengan reaktorbiogas. Ampas biogas dikumpulkan dalam tangki penampung, dicampurkan dengan air irigasi, dandialirkan ke lahan pertanian. Namun, metode ini hanya disarankan jika saluran irigasi benar-benarterpisah dari reaktor biogas.

1.3. Pemanfaatan Ampas Biogas Kering

Pada umumnya, tempat tinggal petani dan lahan yang digarapnya terpisah cukup jauh. Untukmemudahkan pengangkutan ampas biogas ke lahan pertanian, petani dapat mengeluarkan ampasbiogas dari penampungan untuk mengeringkannya dengan cara menjemur. Pengeringan ini akanmemudahkan pengangkutan, tetapi kualitas pupuk berkurang karena sebagian nitrogen hilang akibatpenguapan. Pengeringan sebaiknya dilakukan dengan metode air-dry (tidak di bawah sinar mataharilangsung).

Pengeringan ini akan memudahkan pengangkutan, tetapi kualitas pupukberkurang karena sebagian nitrogen hilang akibat penguapan. Pengeringansebaiknya dilakukan ditempat terbuka (dianginkan – anginkan) atau tidakdi bawah sinar matahari langsung.

Cara pengeringan :Keluarkan ampas biogas ke atas permukaan tanah, dan angin – anginkan.Tanah tempat pengeringan tersebut sebaiknya diberi atap agar tidak terkena sinar matahari langsung. Bentuk dan luas bangunan sesuai dengan yang dianjurkan pada saat kontruksi.Ampas biogas yang sudah kering/ mengeras, selanjutnya dapatdihaluskan atau diayak dan dipupukkan terhadap tanamanCara pemupukan adalah benamkan ke dalam tanah secukupnya melingkari tanaman antara pangkal batang dan tajuk tanaman terluar, lalu tutupi kembali dengan tanah.

Kandungan amonia dalam ampas biogas segar dapat merusak buah atausayuran muda jika ampas biogas langsung dipakai. Untuk menghindarinya,biarkan ampas biogas selama beberapa minggu di penampung; atau campurampas biogas dengan air dengan perbandingan 1:1 sebelum digunakan.

Cara penggunaan: benamkan ampas biogas ke dalam tanah secukupnya,melingkari tanaman, lalu segera tutupi dengan tanah.

Cara pemupukan dengan ampas biogasSalah satu pemanfaatan ampas biogas kering adalah sebagai media pembibitan tanaman

Pedoman Pengawas Pedoman Pengawas10 11

1.4. Pemanfaatan Dengan Pengomposan

Ampas biogas adalah bahan kompos yang terbaik, karena mengandung mikroorganisme dalamjumlah yang cukup untuk membantu penguraian limbah organik. Ampas biogas sendiri tidak perludiuraikan, karena sudah mengalami fermentasi dalam proses pembentukan gas. Tetapi untuk dapatmenggunakan ampas biogas pada saat dibutuhkan dan untuk meningkatkan kualitas pupuk, ampasbiogas harus dibuat menjadi kompos dan disimpan dengan baik. Dengan mengolah menjadi kompos,ada beberapa manfaat tambahan sebagai berikut :

• Gulma, sampah rumah tangga dan dapur, serta limbah pertanian yang tidak diinginkan dapat dimanfaatkan.

• Kandungan air dalam ampas biogas dapat dikurangi dengan cara penyerapan oleh tanaman kering atau pakan hewan.

• Nutrisi tanaman yang terdapat dalam ampas biogas dapat dipertahankan dan kualitas pupuk dapat ditingkatkan.

• Jumlah pupuk organik dapat ditingkatkan.• Kandungan zat organik di dalam tanah dapat ditingkatkan dengan penggunaan kompos

ampas biogas; selain itu, erosi tanah juga dapat diredam.• Produksi tanaman dapat ditingkatkan dengan menekan jumlah pupuk buatan.

Tiga metode pembuatan kompos dari ampas biogas yang dapat dilakukan adalah :

1.4.1. Metode Kompos Lubang

Pembuatan kompos dengan metode ini harus dapat dilakukan di setiap rumah pengguna BIRU jikaampas biogasnya tidak dimanfaatkan secara langsung. Prosedur pembuatan kompos dengan metodelubang kompos dijelaskan sebagai berikut:

1. Buat dua lubang kompos di dekat reaktor biogas dengan jarak sekurangnya 1 meter dari reaktor(bagi instalasi yang sudah dilengkapi dengan 2 lubang kompos tidak perlu membuat lubang lagi).Kedalaman lubang tidak boleh melebihi 1,25 meter karena lubang yang dalam berbahaya bagi anak-anak maupun hewan. Ukuran lubang harus disesuaikan dengan volume reaktor biogas. Lubang itu harus ditinggikan 10 cm dari permukaan tanah untuk mencegah air hujan mengalir masuk ke dalam lubang.

2. Tebarkan bahan kering setebal 15-20 cm di dasar lubang. Bahan yang dapat dipakai di antaranyasampah dedaunan kering, limbah rumput dan jerami, sisa pakan hewan, gulma yang diambil darilahan pertanian, sampah rumah tangga dan sebagainya. Bahan kering ini akan menyerap kelembapan ampas biogas dan mencegah terjadinya pelindian nutrisi ke air tanah.

3. Alirkan ampas biogas di atas bahan kering, sehingga lapisan bahan kering menjadi basah oleh kandungan air yang ada di ampas. Jika memungkinkan, ampas dapat disebar secara merata di atas lapisan bahan kering, dan lalu ditimbun dengan bahan kering yang sama.

4. Bahan–bahan campuran bahan baku kompos, sebaiknya dicacah terlebih dahulu sebelum dicampur dengan bahan lain.

Kompos, selain bisa dimanfaatkan sendiri juga dapat dijual untuk menambah pendapatan sehari–hari.

Hasil kompos dari bahan ampas biogas juga dapat dikemas dan di jual

Pedoman Pengawas Pedoman Pengawas12 13

1.4.2. Metode penggundukan

Metode ini dapat dilakukan di tempat yang tidak mempunyai cukup lahan untuk membuat lubangkompos.

Tahapan pembuatannya sebagai berikut:

1. Campur ampas biogas dengan bahan kering pada perbandingan 1:1. Tumpukkan hasil campurannya di atas tanah sehingga membentuk gundukan dengan lebar kira-kira 2-3 meter danpanjang kira-kira 3-4 meter.

2. Tutup gundukan dengan lapisan tipis tanah (kira-kira setebal 3 cm) atau terpal.

3. Gundukan itu dapat dibalik setelah 15 hari sejak penumpukan pertama atau jika diperlukan,dan dibalik untuk kedua kalinya setelah beberapa hari berikutnya. Selama proses ini,jika bahan terlalu kering, tambahkan sedikit air. Dengan metode ini, kompos siap dipakaisetelah 1,5 sampai 2 bulan.

Pembuatan kompos dengan mencampurkan ampas biogas dengan bahan-bahan kering lain jugalazim dilakukan. Jika pencampuran tak dapat dilakukan karena ampas biogas dan bahan kering taktersedia pada saat yang sama, pembuatan kompos dapat dilakukan dengan menimbun/ menggundukkanampas biogas dan bahan kering secara bergantian, lapis demi lapis.

5. Ulangi proses no.3 setiap hari sampai lubang kompos nyaris penuh, lalu tutupi dengan bahan kering/jerami atau lapisan tipis tanah, dan biarkan selama sebulan.

6. Buat naungan di atas lubang kompos. Naungan bisa dibuat dari bambu, untuk kemudian menjaditempat tumbuh tanaman sayuran merambat. Alternatifnya adalah menanam pohon buah sepertipisang, tanaman pakan, tanaman hijau, atau palawija seperti kekara/kacang-kacangan. Naungan ini akan mencegah kehilangan nutrisi dari lubang kompos akibat penguapan.

7. Setelah satu bulan, balikkan kompos di lubang lalu tutup lagi dengan bahan kering yang sama atau lapisan tipis tanah. Balikkan lagi kompos di dalam lubang setelah 15 hari, lalu tutupi lagi dengan bahan kering seperti sebelumnya. Proses pembalikan ini akan membantu mempercepatdekomposisi bahan-bahan kompos.

8. Setelah lubang pertama penuh, mulailah mengisi lubang kedua. Ikuti prosedur yang sama dalammengisi lubang kedua. Setelah tiga bulan, kompos siap dipakai di lahan pertanian atau disimpandi tempat yang teduh.

9. Bahan – bahan campuran tambahan pada no 2, sebaiknya dicacah terlebih dahulu sebelum dilakukan pencampuran

Pengomposan dengan metode lubang Tanah atau terpal

Lapisan 2: Ampasbercampur dengan daun-daunan, sampah dapurLapisan 1: daun-daunan,sampah dapur

Lapisan 3: daun-daunan,sampah dapur

Pengomposan dengan cara penggundukkan

Lapisan 4: Ampasbercampur dengan daun-daunan, sampah dapur

Pedoman Pengawas Pedoman Pengawas14 15

1.4.3. Metode Cacing Tanah

Ampas biogas adalah salah satu pakan terbaik menimbulkan cacing tanah. Pembuatan komposdengan metode cacing tanah adalah teknik yang murah dan tidak memerlukan perawatan khusus,serta dapat dilakukan di dalam rumah. Metode ini tidak menimbulkan bau tak sedap. Pembuatankompos dengan cacing tanah adalah proses alami yang ramah lingkungan, serta dapat dimanfaatkanuntuk mengubah ampas biogas dan sampah organik dari reaktor biogas, dapur, dan kebun menjadikompos. Kompos cacing tanah kering memiliki kualitas tinggi dan dapat diangkut dengan mudah kemanapun.

Cacing tanah dewasa dapat memakan makanan seberat bobot tubuhnya sendiri, dan bisa mencapaibobot 1 gram. Populasi cacing tanah dalam pembuatan kompos dapat disesuaikan dengan jumlahampas biogas yang tersedia, sehingga ada lebih banyak kompos yang bisa dihasilkan oleh cacingtanah. Lingkungan tempat pembuatan kompos harus dikendalikan dengan teliti. Cacing tanah tumbuhdengan baik pada suhu antara 25-35 C.

Cacing tanah menyukai ampas biogas. Pakan lain seperti sampah dapur, sayuran, kulit buah, biji-bijian, dan sampah tak berminyak dapat juga ditambahkan. Peternakan cacing ini tidak boleh diberipakan terlalu banyak.

Proses Pengomposan:

1. Limbah organik seperti sampah daun atau sayuran ditumpuk dan dibiarkan agar gas yang dihasilkanhilang, untuk bahan ampas biogas dibiarkan terlebih dahulu sampai gasnya hilang. Tumpukan itu disiram air setiap hari dan dibalik minimal 3 hari sekali. Proses ini dilakukan sekitar 1 minggu.

2. Setelah sampah tidak panas (suhu normal), tempatkan di wadah yang telah disediakan. Akan lebihbaik bila dicampur dengan kotoran hewan yang tidak baru dan tidak kadaluwarsa. Pencampurankotoran hewan ini dimaksudkan untuk menambah unsur hara bagi pupuk yang dihasilkan. Masukkancacing yang akan dipelihara untuk menghasilkan casting (kompos dari cacing). Setiap hari tambahkan makanan tambahan berupa kotoran hewan yang telah diencerkan seberat cacing yang dipelihara, misalnya cacing 1 gram maka makanan tambahan yang ditambahkan juga 1 gram.

3. Proses pengomposan ini diakhiri setelah bahan menjadi remah dan terdapat butir-butir kecil lonjongyang sebenarnya merupakan kotoran cacing. Hasil kompos ini tidak berbau.

4. Setelah kompos jadi, cacing dipisahkan dari casting secaramanual yaitu dengan bantuan tangan. Hasil casting (hasil kompos cacing) dikering anginkan sebelum dikemas.

Casting (hasil kompos cacing) dari proses ini ternyatamengandung komponen biologis dan kimia. Komponen biologisyang terkandung yaitu bakteri, actinonmycetes, jamur, dan zatpengatur tumbuh (giberelin, sitokini dan auksin). Adapunkomponen kimianya yaitu pH 6,5 – 7,4, nitrogen 1,1 – 4%, fosfor0,3 – 3,5%, kalium 0,2 – 2,1%,belerang 0,24 – 0,63%,mangnesium 0,3 – 0,6%, dan besi 0,4 – 1,6%.

4.4. Hal – Hal Lain Mengenai Pengomposan

TipsSemakin halus bahan kompos (jerami,dedaunan,kotoran hewan) maka semakincepat proses pembentukan kompos.Semakin sering kompos diaduk – aduk, semakin cepat bahan – bahan hancurmenjadi kompos.

2. Pemanfaatan Ampas Biogas Untuk Keperluan Lain

Selain pemanfaatan sebagai pupuk, ampas biogas dapat dipakai untuk banyak keperluan lain, diantaranya:

2.1. Memperbaiki Kondisi Fisik Tanah Percobaan yang berlangsung selama sepuluh tahun di China menunjukkan bahwa aplikasi ampas

ampas biogas merubah sifat-sifat fisik tanah, memperbaiki porositas, serta meningkatkan kapasitaspenampungan air. Ampas biogas dianggap ideal untuk digunakan dalam semaian, dan untuk memperbaiki kondisi tanah akibat pemakaian pupuk kimia yang berlebihan.

2.2. Aplikasi PestisidaPenyemprotan ampas biogas, tanpa atau dengan sedikit pestisida, dapat mengendalikan hamalaba-laba merah dan wereng yang menyerang sayuran, gandum, atau kapas. Dampak yang ditimbulkan ampas biogas yang dicampur dengan 15-20% pestisida dalam pengendalian hamaternyata sama dengan pestisida murni. Selain dapat mengendalikan polusi, hal ini juga dapat menekan biaya.

2.3. Pembenihan Penelitian menunjukkan bahwa aplikasi ampas biogas terhadap benih jawawut/jelai dapat

mengendalikan barley yellow mosaic virus dengan sangat efektif. Virus ini menyebabkan salahsatu penyakit yang paling parah pada tanaman jawawut. Teknik ini dapat mengendalikan 90% virus dan meningkatkan produksi jawawut sebesar 20-25%. Berkat lapisan ampas biogas, patogendan telur-telur hama tidak dapat masuk dan menjangkiti benih.

Ciri-ciri pupuk kompos secara umum:

1. Pupuk berwarna kehitaman.2. Bahan-bahan (sisa tanaman, kotoran hewan dan limbah rumah tangga)

telah berubah bentuk menjadi seperti tanah.3. Berbau segar seperti tanah hutan atau humus.4. Panas kompos mulai berkurang.

o

Pengomposan dengan metode cacing tanah

2.4. Pakan Ternak Ampas biogas kering berpotensi digunakan sebagai suplemen pakan ternak sapi, babi,dan

unggas. Sebagian nitrogen amonia di dalam ampas dapat dimanfaatkan oleh biomassa bakteriyang sedang tumbuh, untuk diubah menjadi asam amino. Selain itu, proses fermentasi ini juga menghasilkan vitamin B12 dalam jumlah yang cukup banyak.

2.5. Peternakan ikan Ampas biogas sebagai produk samping fermentasi anaerobik di reaktor biogas telah digunakan

sebagai sumber pupuk kandang untuk kolam ikan dengan hasil yang baik. Dalam sebuah percobaan yang berjalan selama dua tahun, produksi ikan dalam berbagai jenis meningkat 7,1-26,6% dibanding ikan yang diberi pupuk kandang segar.

2.6. Budidaya jamurDi China, aplikasi ampas biogas untuk budi daya jamur telah menghasilkan produksi sebesar 7,43 kg/m3, atau 15,4% lebih tinggi daripada penggunaan media biasa. Dari hasil ini disimpulkanbahwa pemakaian ampas biogas memberikan hasil yang lebih baik dalam budi daya jamur.

2.7. Budidaya cacing tanahAmpas biogas dapat digunakan sebagai pakan cacing tanah setelah diangin-anginkan selama seminggu. Dengan pemakaian ampas biogas, produksi meningkat 5,92% dan koefisien reproduksimeningkat 10%.

Pedoman Pengawas Pedoman Pengawas16 17

F. Penyimpanan Ampas Biogas

Untuk mencegah kehilangan ini, langkah-langkah berikut dapat dilakukan:

1. Ampas biogas ditampung di tangki penampungan atau di lubang kompos.2. Ketika memakai ampas biogas segar, ampas tersebut harus langsung dicampur atau

ditutup dengan tanah segera setelah aplikasi.3. Kompos ampas biogas harus ditutup oleh bahan kering atau lapisan tanah tipis, baik

di dalam maupun di luar lubang kompos.4. Ketika membuat dan menyimpan kompos, usahakan jangan ada sinar matahari masuk.

Beri naungan dengan menanam tanaman sayuran merambat, pohon buah, atautanaman pakan.

5. Ketika sudah siap, simpan kompos dengan baik dengan membuat tumpukan yang dekat denganlubang kompos atau di lahan pertanian yang ternaungi.

Kandungan nutrisi dalam ampas biogas dapat hilang akibat penguapan,pelindian (larut dalam air tanah), atau larut dalam air limpahan/air buangan.

Manfaat lain dari ampas biogas adalah sebagai sumber unsur hara pada tanaman jamur dan mediapemeliharaan cacing tanah

Ampas biogas yang dikeringkan dapat diletakkan di sisi lubang pengomposan atau disimpan dalam karung

Masalah Penyebab Cara Mengatasi

Tumpukan bahankompos tidakmenghangat samasekali.

Biasanya disebabkan olehtak cukupnya oksigen,kelembaban kurang, ataubahkan nitrogen kurangatau terlalu banyakkandungan airnya.

Aduk kompos sesering mungkin,tambahkan bahan-bahan yangmengandung nitrogen seperti kotoranhewan, jerami atau potongan rumputdan sisa-sisa makanan. Campur semuabahan dengan baik. Pastikan tidak adaair menetes ketika campurandigenggam.

Komposnya berbautelur busuk.

Disebabkan oleh kurangnyaoksigen atau tumpukankompos terlalu padat atauterlalu lembab karenakebanyakan air atauatap/tutup lubang bocor.

Aduk kompos sesering mungkin atautambahkan jerami, ampas gergaji, ataudedaunan kering.

Dedaunan ataurerumputan tidakterurai.

Disebabkan oleh kurangnyakelembaban atau udarakurang, adanya tumpukansatu jenis bahan yangterlalu tebal atau padat.

Cincang dedaunan atau rerumputanlebih halus lagi, aduk hingga merataseluruh bahan.

Dirubungisemut api.

Kompos terlalu kering ataupadat.

Percikan air secukupnya ataudibalikkan.

Kompos hanyahangat di tengahtumpukan.

Tumpukan kompos terlalukecil atau kurang tinggi.

Tambahkan tumpukkan kompossedikitnya 1 m x 1 m x 1 m.

Komposdirubungi kecoaatau lalat.

Bahan yang mengandunglemak/daging sisa dapurletaknya terlalu di pinggirtumpukan.

Masukkan bahan yang mengandunglemak/daging ke tengah tumpukan.

G. Masalah dan Solusi DalamProses Pembuatan Kompos

Pedoman Pengawas Pedoman Pengawas18 19

H. Kesimpulan

Pengolahan ampas biogas, dari segi teknis pada perinsipnya tidak jauh berbeda dengan pengolahanpupuk organik secara umum. Para pengawas umumnya sudah berpengalaman dalam hal pengolahanpupuk organik.

Pengawas dapat memberi masukan dan saran kepada para pengguna biogas, untuk mengelola danmemanfaatkan ampas biogas sesuai dengan keadaan lingkungan dan lahan masing–masing. Padapengamatan lapangan sebelumnya, lebih dari 50% para pengguna biogas adalah petani disampingsebagai peternak. Oleh karena itu prioritas utama dalam pemanfaatan ampas biogas ini adalahdiharapkan dapat digunakan secara maksimal oleh para pengguna biogas pada lahan pertanian,perkebunan atau lahan rumput mereka sendiri. Hal ini dapat mengurangi biaya pupuk anorganikyang selama ini mereka gunakan, disamping menggunakan pupuk yang lebih ramah lingkungan.

Pengawas diharapkan juga dapat memfasilitasi para pengguna biogas untuk bisa memasarkan ampasbiogas atau pupuk ampas biogas yang dihasilkan, kepada perusahaan atau lembaga terkait.

Program Biogas Domestik Indonesia dikelola dan dilaksanakan oleh HIVOS (Institut Humanis untukKerjasama dengan Negara-negara Berkembang) dengan asistensi teknis dari SNV (OrganisasiPembangunan dari Belanda), dan bekerja sama dengan pemangku kepentingan lokal dan nasional.Program BIRU didukung penuh oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesiadan didanai oleh Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Jakarta.

Tim BIRU - 2010