Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

67

Transcript of Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Page 1: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa
Page 2: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

INSTRUKSI GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

NOMOR 03 TAHUN 2015

TENTANG

PEDOMAN INTEGRASI PERENCANAAN PUSKESMAS DENGAN MUSRENBANGDES

Page 3: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa
Page 4: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

INSTRUKSI GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

NOMOR 03 TAHUN 2015

TENTANG

PEDOMAN INTEGRASI PERENCANAAN PUSKESMAS DENGAN

MUSRENBANGDES

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR,

Dalam rangka menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan pembangunan kesehatan,

maka Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur perlu mengembangkan perencanaan

pembangunan Puskesmas melalui Integrasi Perencanaan Puskesmas dengan

Musrenbangdes, maka dengan ini menginstruksikan:

KEPADA : Para Bupati/Walikota se-Provinsi Nusa Tenggara Timur

UNTUK :

KESATU : Agar melakukan langkah-langkah optimalisasi peran Puskesmas

melalui integrasi Perencanaan Puskesmas dengan Musrenbangdes

sesuai dengan Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas yang

ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi sebagaimana tercantum dalam

Lampiran Instruksi ini.

KEDUA : Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas sebagaimana

dimaksud dalam Diktum KESATU diwajibkan bagi:

a. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota;

b. Kepala BPMD Kabupaten/Kota;

c. Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Berencana Kabupaten/Kota;

d. Camat;

e. Kepala Desa/Lurah; dan

f. Kepala Puskesmas.

KETIGA : Melakukan pengendalian, evaluasi dan pembinaan pelaksanaan

Integrasi Perencanaan Puskesmas dengan Musrenbangdes.

Page 5: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa
Page 6: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

KEEMPAT : Hasil pengendalian, evaluasi dan pembinaan pelaksanaan instruksi

Gubernur ini dilaporkan kepada Gubernur setiap tahun.

KELIMA : Instruksi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Kupang

pada tanggal , 22 Meil 2015

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR,

FRANS LEBU RAYA

Page 7: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa
Page 8: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

LAMPIRAN

INSTRUKSI GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

NOMOR 03 TAHUN 2015

TENTANG

PEDOMAN INTEGRASI PERENCANAAN

PUSKESMAS DENGAN MUSRENBANGDES

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

2015

Page 9: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa
Page 10: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

@Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur

Diterbitkan Tahun 2015

Didukung oleh

Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health (AIPMNH)

Page 11: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

ii

Page 12: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

iii

Tim Penyusun

Ir.Wayan Darmawa,MT Djoese S.M.Nai Buti, S.Pt, M.Si Y.M.Ronaldus Amapiran, S.Si Bona Vantura Taco, S.Pd

Efri R. Ballo,SH Melchiades Serang

Tarsianus Tani Widia W.Sipayung,S.KM Vince B.Panggula,S.KM

Florence K.De Beribe,S.KM

Page 13: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

iv

Ilustrasi

Ilustrasi pada buku pedoman ini bersumber dari dua buah buku terbitan

Hesperian Health Guide yaitu: Helping Health Workers Learn dan A Community

Guide to Environmental Health. Digunakan berdasarkan disclaimer yang tercantum

pada kedua buah buku yaitu:

Hesperian Health Guides encourages others to copy, reproduce, or adapt to meet

local needs any or all parts of this book, including the illustrations, provided that the

parts reproduced are distributed free or at cost-not for profit.

Disain Cover Arif Manu

Page 14: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

v

Kata Pengantar

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,

yang merupakan ujung tombak penyelenggara pelayanan kesehatan dasar bagi

masyarakat desa yang berada pada wilayah kerjanya. Untuk lebih mengoptimalkan

peran dan fungsi Puskesmas dalam pemenuhan pelayanan kesehatan masyarakat

desa, maka perencanaan Puskesmas perlu diintegrasikan ke dalam perencanaan

reguler desa (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa/musrenbang desa).

Dalam rangka membantu Puskesmas untuk melakukan Integrasi perencanaan

Puskesmas ke dalam perencanaan reguler desa, Bappeda Provinsi NTT

bekerjasama dengan Australia Indonesia Partnership For Maternal Neonatal Health

(AIPMNH) telah menyusun pedoman integrasi dimaksud.

Pedoman ini untuk melengkapi metode dan proses musrenbang desa sesuai

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007, dengan lebih mendalam

untuk menemukan dan menindaklanjuti permasalahan pelayanan kesehatan dasar

pada masyarakat desa.

Besar harapan kami semoga pedoman ini dijadikan acuan bagi Puskesmas dan

Dinas Kesehatan Kabupaten dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan bagi

masyarakat desa.

Akhirnya, tim penyusun sangat mengharapkan usul, kritik dan saran dari

berbagai pihak demi sempurnanya pedoman ini.

Kepala Bappeda Provinsi

Nusa Tenggara Timur,

Ir. Wayan Darmawa,MT

Page 15: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

vi

Page 16: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

vii

Kata Sambutan

Perencanaan kesehatan merupakan bagian dari penguatan sistim kesehatan.

Untuk memperbaiki kualitas kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu, bayi

baru lahir dan anak diperlukan perencanaan yang berkualitas baik dari sisi

pengguna layanan (demand side) maupun pemberi layanan (supply side).

Pengguna layanan (masyarakat desa) melakukan perencanaan melalui

mekanisme musrenbang desa. Mekanisme ini menggunakan pendekatan bottom-up.

Sedangkan perencanaan pemberi layanan (Puskesmas) dilakukan melalui

penyusunan RUK yang menggunakan pendekatanan teknokratis.

Supaya bisa memberikan dampak yang lebih besar bagi masyarakat, khususnya

di bidang kesehatan maka kedua perencanaan ini harus saling terintegrasi.

Untuk itu AIPMNH mendukung Pemerintah Provinsi Nusa Teggara Timur

melalui Bappeda Provinsi NTT dalam penyusunan Pedoman Integrasi Perencanaan

Puskesmas ke Dalam Musrenbang Desa. Pedoman ini melengkapi Pedoman

Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender yang

telah ada.

Kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang

telah terlibat dalam penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman ini dapat

dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas perencanaan kesehatan,

baik dari sisi masyarakat lewat musrenbang maupun dari sisi puskesmas sehingga

akan memberikan dampak positif bagi meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat.

Kupang, Juli 2015

Direktur Kemitraan AIPMNH

DR.Louise Simpson

.

Page 17: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

viii

Page 18: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

ix

Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................ v

Kata Sambutan .......................................................................................... vii

Daftar Isi ...................................................................................................... ix

Daftar Tabel ................................................................................................. x

Daftar Singkatan dan Istilah ...................................................................... xi

BAB I ............................................................................................................. 1

Pendahuluan ................................................................................................. 1

1. Latar Belakang ......................................................................................................................... 1

2. Tujuan ......................................................................................................................................... 4

3. Hasil Yang Diharapkan ......................................................................................................... 4

4. Sasaran....................................................................................................................................... 5

Bab II ............................................................................................................. 7

Hakekat Perencanaan Puskesmas.............................................................. 7

1. Tugas Pokok Dan Fungsi Puskesmas................................................................................. 7

2. Perencanaan Puskesmas...................................................................................................... 9

3. Mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas ................................................................ 9

4. Tahapan Perencanaan Puskesmas. ................................................................................. 10

5. Konsolidasi Perencanaan Puskesmas ke Dalam Perencanaan Reguler Desa ..... 13

BAB III ........................................................................................................ 15

Mekanisme Integrasi.................................................................................. 15

1. Tahap Persiapan .................................................................................................................... 15

2. Tahapan Pelaksanaan ......................................................................................................... 16

Bab IV ......................................................................................................... 43

Penutup....................................................................................................... 43

Daftar Pustaka ........................................................................................... 45

Page 19: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

x

Daftar Tabel Tabel 1 Hasil Indentifikasi Masalah dan Potensi dari Sketsa Desa/Kel. .......................... 22 Tabel. 2 Kalender Musim .................................................................................................. 24 Tabel. 3 Hasil identifikasi masalah dan Potensi. ............................................................... 29 Tabel 4 Penentuan Prioritas Masalah .............................................................................. 32 Tabel. 5 Identifikasi dan Penentuan Tindakan Layak ....................................................... 34 Tabel 6 Penentuan Peringkat Tindakan layak .................................................................. 35 Tabel. 7 Format : Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes) ...................................... 38 Tabel. 8 Format : Rencana Kerja Dan Anggaran Desa (RKA) ............................................ 40

Page 20: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

xi

Daftar Singkatan dan Istilah

ADD : Alokasi Dana Desa

AIPMNH : Australia Indonesia Partnershif for Maternal Neonatal Health

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBDes : Anggaran Pendapatan Belanja Desa

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

BCG : Bacillus Calmette-Guerin

BPP : Badan Penyantun Puskesmas

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

GTZ-GLG : Gesellschaft fuer Technische Zusammenarbeit Good Local

Governance

KPM : Kader Pemberdayaan Masyarakat

LKMD : Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa

LPM : Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

MCK : Mandi Cuci Kakus

Musrenbang : Musyawarah Perencanaan Pembangunan

Permendagri : Peraturan Menteri Dalam Negeri

Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu

Pustu : Puskesmas Pembantu

RKADes : Rencana Kerja dan Anggaran Desa

RKPDes : Rencana Kerja Pembangunan Desa

RPJMDes : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

RPK : Rencana Pelaksanaan Kegiatan

RT : Rukun Tetangga

RUK : Rencana Usulan Kegiatan

RW : Rukun Wilayah

SOP : Standar Operasional Prosedur

UKM : Usaha Kesehatan Masyarakat

UKP : Usaha Kesehatan Perorangan

UKS : Usaha Kesehatan Sekolah

Page 21: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

xii

Suatu tujuan belum tentu menjadi tujuan apabila belum tertulis. Tujuan tertulis

terbaik adalah yang juga berisi rencana tindakan tertulis.

James Lee Valentine

Page 22: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

BAB I Pendahuluan

1. Latar Belakang Perencanaan yang berkualitas di tingkat daerah membutuhkan sebuah tahapan

proses perencanaan yang dimulai dari tingkat desa. Perencanaan yang berkualitas akan

memberikan dampak positif yang sangat besar terutama bagi masyarakat desa.

Musyawarah perencanaan pembangunan desa (musrenbangdes) merupakan ruang

dialogis untuk menyepakati dan memutuskan rencana pembangunan desa. Saat ini

rencana pembangunan pada tingkat desa, kecamatan, maupun pada tingkat

kabupaten/kota dan seterusnya telah mengedepankan prinsip perencanaan partisipatif

dengan pelibatan masyarakat yang dimulai dari desa.

Musrenbang merupakan mekanisme atau proses yang membutuhkan pelibatan

masyarakat secara langsung untuk memutuskan atau berkontribusi terhadap keputusan

yang dibuat mengenai semua atau sebagian sumber daya desa yang tersedia. Dalam

konteks ini, masyarakat terlibat secara langsung dalam memutuskan apa yang harus

dilakukan dan bagaimana melakukannya (termasuk memanfaatkan sumber daya yang

ada).

Perencanaan desa merupakan ruang, mekanisme dan strategi yang tepat bagi

fasilitator bersama pemerintah desa serta kelompok masyarakat untuk melakukan,

memperjuangkan dan membudayakan nilai dan prinsip partisipasi, transparansi,

akuntabilitas, keadilan sosial, gender, dan lain sebagainya pada lingkup komunitas dan

desa. Oleh karena itu dalam konteks perencanaan, masyarakat diberikan pemahaman

bahwa kebijakan perencanaan merupakan sarana penting yang dimiliki oleh pemerintah

dan dihasilkan oleh desa dalam upaya menjalankan kewajiban serta ranah strategis untuk

mengukur seberapa jauh pemenuhan dan penghargaan terhadap hak–hak asasi warga

negara tercapai.

Perencanaan lewat musrenbang merupakan bentuk legitimasi masyarakat untuk

menyampaikan kebutuhan-kebutuhannya yang wajib dipenuhi oleh negara. Hal ini dapat

Page 23: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 2

diwujudkan jika proses penyusunan perencanaan mengedepankan prinsip partisipasi

masyarakat di tingkat desa.

Dokumen Perencanaan Pembangunan Tahunan Desa yang selanjutnya disebut

Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes) secara administrasi diperuntukan bagi

pencapaian visi dan arah kebijakan pembangunan desa. Sedangkan dari aspek manajemen

atau tata kelola desa berkaitan dengan pola pengelolaan rencana program pembangunan

ke dalam kegiatan-kegiatan yang akan dibiayai dari berbagai sumber dana baik dari

swadaya, APBDes, APBD Kabupaten/Kota, APBD Propinsi dan sumber pendanaan lain

yang sah.

Keberadaan perencanaan pembangunan desa yang dirumuskan atau disepakati

melalui proses musrenbangdes menjadi ruang yang sangat penting untuk menemukan

dan merumuskan rencana pembangunan termasuk perencanaan pembangunan bidang

kesehatan. Perencanaan harus berbasis pada persoalan masyarakat, potensi yang dimiliki

masyarakat dan mekanisme yang akan dibangun untuk menyelesaikan permasalahan

pembangunan secara partisipatif melalui wadah musyawarah tingkat desa.

Hal ini penting untuk dilakukan karena masih banyaknya berbagai permasalahan

pembangunan kesehatan seperti: kematian ibu dan anak, kasus gizi buruk, penyakit

menular, kekurangan tenaga kesehatan dan persoalan lainnya yang berhubungan dengan

kesehatan.

Masalah-masalah di atas bisa dikurangi apabila konsep pembangunan dirumuskan

secara baik dan adanya upaya yang sinergis dari sisi penyedia layanan kesehatan

(pemerintah) dan dari sisi masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan, serta

dari stakeholder lainnya yang berkontribusi pada upaya pemecahan masalah kesehatan.

Dari sisi masyarakat, masalah kesehatan seperti kematian ibu dan bayi disebabkan

adanya berbagai faktor seperti: tingkat pendidikan yang rendah, tingkat sosial ekonomi

yang rendah, kondisi sosial budaya yang tidak mendukung khususnya terkait dengan pola

pengambilan keputusan untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang tidak berada di

tangan ibu, status gizi ibu hamil yang rendah, menderita anemia, kedudukan dan peranan

kaum perempuan di pedesaan yang dinomorduakan, serta sarana transportasi yang tidak

mendukung untuk cepat mengakses pelayanan kesehatan. Hal ini berakibat pada

ketidakmampuan para ibu hamil dan ibu nifas untuk mengakses pelayanan kesehatan yang

disediakan oleh pemerintah maupun swasta.

Upaya penyelesaian terhadap masalah kesehatan serta penyebabnya tidak cukup

hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berada di desa. Keberadaan bidan di

sebagian besar desa-desa di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur belum sepenuhnya

mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan permasalahan yang mereka hadapi

karena kompleksnya penyebab masalah kesehatan. Permasalahan kesehatan yang

terkait dengan faktor-faktor sosial budaya serta ekonomi memerlukan upaya

pemecahan yang sinergis dari sisi masyarakat.

Untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi masyarakat desa,

pemerintah telah membangun Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan terdepan.

Untuk melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan, setiap Puskesmas menyusun rencana

kerja Puskesmas. Agar rencana kerja yang disusun dapat menjawab kebutuhan

Page 24: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

3 Pendahuluan

masyarakat dan mendapatkan dukungan dari masyarakat, maka proses perencanaan di

tingkat Puskesmas harus dapat dilakukan secara partisipatif. Berkaitan dengan proses

perencanaan partisipatif dimaksud, maka pemerintah desa bersama masyarakat telah

memiliki forum yang dikenal dengan musrenbang desa. Musrenbang desa merupakan

forum musyawarah seluruh pemangku kepentingan yang akan melaksanakan

pembangunan di desa, termasuk pembangunan bidang kesehatan. Dengan demikian

proses perencanaan Puskesmas harus dapat diintegrasikan dengan proses musrenbang

desa.

Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5063)

3. Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa

4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah

5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007

Tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007

Tentang KPM

8. Peratuan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2006

Tentang Pedoman Administrasi Desa

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007

Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007

Tentang Perencanaan Pembangunan Desa.

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2007

Tentang Pedoman Umum Tata Cara Pelaporan dan

Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang

Puskesmas.

13. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 13 Tahun

2014 Tentang Integrasi Anggur Merah ke Dalam Musrenbang

Desa.

Page 25: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 4

Permasalahan kesehatan yang terkait dengan faktor-faktor sosial budaya serta ekonomi memerlukan upaya pemecahan yang sinergis dari sisi masyarakat.

2. Tujuan Integrasi perencanaan Puskesmas ke dalam musrenbang desa bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang kondisi dan potensi desa,

terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan untuk menemukan solusi-solusi

pemecahan masalah yang dapat dilakukan oleh masyarakat bersama tenaga kesehatan

dan mengintegrasikannya dalam perencanaan desa.

3. Hasil Yang Diharapkan A. Masyarakat di Desa

Mampu mengenali masalah-masalah kesehatan serta faktor-faktor sosial,

ekonomi, adat istiadat yang berpengaruh:

Menyadari pentingnya keterlibatan penuh seluruh komponen masyarakat

untuk memecahkan masalah kesehatan;

Menyadari pentingnya pendayagunaan sumber daya yang dimiliki masyarakat

untuk menyelesaikan masalah kesehatan;

Mengalami proses pembelajaran dan penyadaran yang mendalam tentang

aspek-aspek yang mempengaruhi kesehatan;

Menyepakati rencana pembentukan sistim siaga, sebagai wujud partisipasi

masyarakat dalam mengatasi kesehatan baik itu masalah kesehatan ibu dan

anak maupun masalah kesehatan lainnya.

B. Puskesmas

Puskesmas mampu menemukenali permasalahan yang ada di tingkat desa.;

Perencanaan tingkat Puskesmas mengakomodir usulan dari desa;

Ada integrasi perencanaan antara desa dan Puskesmas.

Page 26: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

5 Pendahuluan

C. Dinas Kesehatan

Tahapan perencanaan mulai dari tingkat yang paling bawah telah

mengakomodir permasalahan dan kebutuhan masyarakat, sehingga dalam

menentukan isu strategis benar–benar terjamin keakuratannya;

Intervensi pemerintah baik pusat maupun daerah tepat guna, efektif dan

efisien;

Agar Dinas Kesehatan lebih memperhatikan RUK Puskesmas karena telah

memuat usulan kebutuhan pembangunan kesehatan di desa.

4. Sasaran Pedoman integrasi perencanaan desa dan Puskesmas ditujukan bagi fasilitator atau

kader pemberdayaan masyarakat (KPM), pemerintah desa dan Puskesmas untuk

memudahkan dalam memfasilitasi. Pedoman ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber

pengetahuan yang implementatif dan efektif untuk dilakukan di tingkat desa dan

Puskesmas. Untuk memastikan bahwa perencanaan program kesehatan telah dibahas

secara optimal, penggunaan pedoman ini pada proses perumusan perencanaan

pembangunan desa sebaiknya dilakukan secara reguler.

Untuk memastikan supaya proses musrenbang terlaksana dengan baik, maka

diperlukan syarat-syarat fasilitator sebagai berikut:

A. Fasilitator memahami tentang substansi, regulasi, proses dan prinsip-prinsip tata

kelola pemerintahan lokal yang demokratis;

B. Fasilitator memahami tentang substansi, regulasi, tata kelola dan penyelenggaraan

Pusat Kesehatan Masyarakat;

C. Mengumpulkan dokumen pendukung ( RPJMDes, RKPDes, APBDes, Perencanaan

Tingkat Puskesmas);

D. Memahami dengan baik kondisi sosial masyarakat desa.

Page 27: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 6

Apa yang Puskesmas

lakukan untuk

meningkatkan

kesehatan warga?

Setiap tahun

kami

melakukan

upaya

kesehatan

masyarakat

Coba bisa

diintegrasikan

dengan

RKPDes.?

Page 28: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Fungsi Puskesmas 1. Penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)

tingkat pertama di wilayah kerjanya 2. Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan)

tingkat pertama di wilayah kerjanya

Dalam

melaksanakan

tugas.

Puskesmas

menyelenggarakan

dua fungsi…

Bab II Hakekat Perencanaan Puskesmas

1. Tugas Pokok Dan Fungsi Puskesmas Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk

mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka

mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

Page 29: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 8

Dalam menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama

Puskesmas berwewenang untuk:

a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.

b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.

c. Melaksanakan komunikasi,informasi, edukasi,dan pemberdayaan masyarakat

dalam bidang kesehatan.

d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah

kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama

dengan sektor lain terkait.

e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya

kesehatan berbasis masyarakat.

f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas.

g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.

h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,

dan cakupan pelayanan kesehatan.

i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk

dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan

penyakit.

Untuk menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat pertama, Puskesmas

berwewenang untuk:

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,

berkesinambungan dan bermutu.

b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif

dan preventif.

c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat.

d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan

dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.

e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja

sama inter dan antar profesi.

f. Melaksanakan rekam medis.

g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses

pelayanan kesehatan.

h. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.

i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan

tingkat pertama di wilayah kerjanya.

j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem

rujukan.

Melihat fungsi Puskesmas yang sangat strategis sebagai penggerak pembangunan

kesehatan terdepan di tengah masyarakat, maka diperlukan dukungan dana,

Page 30: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

9 Hakekat Perencanaan Puskesmas

Perencanaan Puskesmas perlu mempertimbangkan masukan dari masyarakat dan disinkronkan dengan

usulan desa melalui Musrenbang Desa.

sarana dan tenaga yang berkompeten dari para penentu kebijakan sehingga dapat

memberdayakan pelayanan Puskesmas secara maksimal.

2. Perencanaan Puskesmas Perencanaan tingkat Puskesmas merupakan proses penyusunan rencana

kegiatan Puskesmas untuk tahun yang akan datang. Perencanaan dilakukan secara

sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat

di wilayah kerjanya. Masalah kesehatan yang ditangani pada tingkat Puskesmas

yaitu upaya kesehatan masyarakat esensial, upaya kesehatan masyarakat

pengembangan maupun upaya kesehatan perorangan. Perencanaan tingkat

Puskesmas disusun untuk kebutuhan satu tahun anggaran. Perencanaan perlu dibuat

agar Puskesmas mampu melaksanakannya secara efisien, efektif dan dapat

dipertanggungjawabkan.

3. Mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas Perencanaan tingkat Puskesmas dilaksanakan melalui penyusunan rencana

usulan kegiatan yang meliputi: usulan kegiatan upaya kesehatan masyarakat

esensial, upaya kesehatan masyarakat pengembangan maupun upaya kesehatan

perorangan. Penyusunan rencana usulan kegiatan Puskesmas perlu

memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku baik secara global, nasional

maupun daerah sesuai dengan hasil kajian data dan informasi yang tersedia di

Puskesmas. Puskesmas perlu mempertimbangkan masukan dari masyarakat

melalui Konsil Kesehatan Kecamatan/Badan Penyantun Puskesmas dan

disinkronkan dengan usulan desa melalui musrenbang Desa. Rencana usulan

kegiatan harus dilengkapi dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin,

sarana, prasarana dan operasional Puskesmas.

Rencana usulan kegiatan (RUK) yang disusun merupakan RUK tahun

mendatang (H+1). Penyusunan RUK dilakukan pada Bulan Januari tahun berjalan

(H) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya (H-1). Proses

penyusunan RUK diharapkan telah selesai dilaksanakan di Puskesmas pada akhir

Bulan Januari tahun berjalan (H).

Selanjutnya rencana usulan kegiatan yang telah disusun, dibahas di Dinas

Kesehatan Kabupaten untuk diajukan ke Pemerintah Daerah melalui Renja Dinas

Kesehatan. RUK Puskesmas yang terangkum dalam Renja Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota akan diajukan ke DPRD untuk sumber dana APBD

Kabupaten/Kota guna memperoleh persetujuan biaya dan dukungan politis.

Page 31: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 10

a. Tahapan Persiapan Dinkes Puskesmas

b. Tahapan Analisis Situasi Data Umum Data Khusus

c. Tahapan Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

Setelah mendapat persetujuan dari DPRD, selanjutnya diserahkan ke

Puskesmas melalui Dinas Kesehatan. Berdasarkan alokasi biaya yang telah

disetujui tersebut, Puskesmas menyusun rencana pelaksanaan kegiatan. Sumber

pembiayaan Puskesmas selain dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) Kabupaten/Kota juga berasal dari sumber dana pemerintah pusat

(APBN) dan pinjaman/bantuan luar negeri yang dialokasikan melalui Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota.

Rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) disusun dengan melakukan penyesuaian

dan tetap mempertimbangkan masukan dari masyarakat. Penyesuaian ini

dilakukan, oleh karena RPK yang disusun adalah persetujuan atas RUK tahun yang

lalu (H-1). Alokasi dana yang diterima tidak selalu sesuai dengan apa yang

diusulkan oleh karena adanya perubahan sasaran kegiatan, tambahan anggaran

(selain APBN) dan lain-lainnya. Penyusunan RPK dilaksanakan pada Bulan Januari

tahun berjalan, dalam forum Lokakarya Mini yang pertama.

4. Tahapan Perencanaan Puskesmas.

A. Tahapan Persiapan

Pelaksanaan tahapan persiapan meliputi:

1) Persiapan Dinas Kesehatan

Persiapan Dinas Kesehatan yaitu: penyiapan jadwal pendampingan ke

setiap Puskesmas dan penyiapan bahan dari hasil lokakarya rancangan

awal renja.

2) Persiapan Puskesmas

Persiapan Puskesmas adalah untuk mempersiapkan staf Puskesmas yang

Page 32: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

11 Hakekat Perencanaan Puskesmas

terlibat dalam proses penyusunan perencanaan tingkat Puskesmas agar

memperoleh kesamaan persepsi/pandangan dan pengetahuan untuk

melaksanakan berbagai tahapan perencanaan. Tahap ini dilakukan dengan

cara:

Kepala Puskesmas membentuk tim penyusun perencanaan tingkat

Puskesmas yang anggotanya terdiri dari staf Puskesmas.

Kepala Puskesmas menjelaskan tentang Pedoman Perencanaan

Tingkat Puskesmas kepada tim agar dapat memahami pedoman

tersebut demi keberhasilan penyusunan perencanaaan tingkat

Puskesmas.

Puskesmas mempelajari kebijakan dan pengarahan yang telah

ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan

Propinsi dan Kementerian Kesehatan.

Puskesmas mengisi Format 1-12 untuk bahan analisis data tentang

situasi Puskesmas.

B. Tahapan Analisis Situasi

Tahapan analisis situasi dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai

keadaan dan permasalahan yang dihadapi Puskesmas. Hal ini dilakukan melalui

proses analisis terhadap data yang dikumpulkan oleh tim yang telah dibentuk

oleh Kepala Puskesmas. Ada 2 (dua) kelompok data yang perlu dikumpulkan

yaitu data umum dan data khusus.

1) Data Umum

Data umum mencakup beberapa jenis data yaitu:

Peta wilayah kerja serta fasilitas pelayanan

Data wilayah mencakup luas wilayah, jumlah desa/dusun/RT/RW, jarak

desa dengan Puskesmas, waktu tempuh ke Puskesmas. Data ini dapat

diperoleh di kantor desa atau kantor kecamatan;

Data sumber daya

Data sumber daya Puskesmas (termasuk Puskesmas pembantu dan bidan

di desa, mencakup: ketenagaan, obat dan bahan habis pakai, peralatan,

dan sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah (pusat dan daerah),

masyarakat, dan sumber lainnya.

Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana misalnya gedung, rumah dinas, komputer, mesin tik,

meubelair, kendaraan, dan lain-lain;

Data peran serta masyarakat

Data ini mencakup jumlah posyandu, kader, dukun bayi dan tokoh

masyarakat;

Page 33: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 12

Data penduduk dan sasaran program

Data penduduk dan sasaran program mencakup: jumlah penduduk

seluruhnya berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur (sesuai sasaran

program), sosio-ekonomi pekerjaan, pendidikan, keluarga miskin

(persentase di tiap desa). Data ini dapat diperoleh di kantor desa, kantor

kecamatan, dan data perkiraan sasaran di Dinas Kesehatan Kabupaten.

Data sekolah

Data sekolah dapat diperoleh dari Dinas Pendidikan setempat,

mencakup jenis sekolah yang ada, jumlah siswa, klasifikasi sekolah UKS,

jumlah dokter kecil, dan jumlah guru UKS

Data kesehatan lingkungan wilayah kerja Puskesmas

Data kesehatan lingkungan mencakup rumah sehat, tempat pembuatan

makanan/minuman, tempat-tempat umum tempat pembuangan sampah,

sarana air bersih, jamban keluarga dan sistem pembuangan air limbah.

2) Data Khusus

Data khusus yang dimaksud merupakan hasil kinerja Puskesmas yaitu:

Status kesehatan yang meliputi data kematian, kunjungan, kesakitan dan

pola penyakit yaitu sepuluh penyakit terbesar

Kejadian luar biasa

Cakupan program pelayanan kesehatan 3 (tiga) tahun terakhir di tiap

desa, dapat dilihat dari Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas

Hasil survei (bila ada), dapat dilakukan sendiri oleh Puskesmas

C. Tahapan Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan

Dalam penyusunan rencana usulan kegiatan Puskesmas ada tiga hal yang perlu

diperhatikan yaitu:

1) Kebijakan pembangunan kesehatan di kabupaten serta hasil musyawarah

rencana pembangunan desa

2) Analisis situasi wilayah kerja Puskesmas

3) Analisis penyebab masalah

Setelah menentukan penyebab masalah, ada beberapa tahap yang perlu

dilakukan yaitu proses identifikasi masalah, menentukan prioritas masalah,

merumuskan masalah, menentukan akar penyebab masalah, kemudian

menentukan solusi dan kegiatan.

Setelah tahap-tahap di atas dilakukan, baru dilaksanakan penyusunan matrik

usulan kegiatan Puskesmas. Matrik ini nantinya akan menjadi lampiran pada

dokumen perencanaan Puskesmas. Dokumen ini merupakan dokumen utuh satu

tahun perencanaan dan akan menjadi acuan untuk penyusunan rencana

pelaksanaan kegiatan atau RPK.

Page 34: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

13 Hakekat Perencanaan Puskesmas

ADD akan menaggung biaya makan minum untuk pelaksanaan kelas ibu hamil di desa kami. Puskesmas

membiayai fasilitator saja

5. Konsolidasi Perencanaan Puskesmas ke Dalam Perencanaan Reguler Desa

Konsolidasi tidak hanya dilakukan pada proses perencanaan pembangunan

desa. Konsolidasi juga sangat penting dilakukan pada proses perencanaan

Puskesmas untuk pembangunan kesehatan di desa.

Konsolidasi dalam perencanaan merupakan bagian lanjutan dari konsolidasi

yang telah dilakukan sebelumnya. Konsolidasi dalam perencanaan akan

mendukung efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan dan penentuan kebutuhan

prioritas pembangunan.

Konsolidasi merupakan cara untuk memastikan supaya perencanaan

pembangunan kesehatan yang dihasilkan benar-benar berbasis pada kebutuhan

nyata masyarakat. Selain itu, perencanaan dapat disesuaikan dengan ketersediaan

anggaran di Puskesmas dan desa untuk menghindari tumpang tindihnya

program/kegiatan. Dengan konsolidasi, target sasaran dan juga capaian kegiatan

dapat diperluas.

Page 35: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 14

Ikuti tanda panah

Tahun lalu ada ibu yang meninggal saat melahirkan, kita harus mencegah kejadian ini kembali terjadi di desa kita

Apa yang perlu kita laukan untuk meningkatkan kesehatan warga.?

Kita memiliki dana desa ..

Kita usul di musrenbang

Mereka semua meninggal karena perdarahan

Terlambat di bawa ke Puskesmas, kesulitan transport

Padahal ada warga desa yang memiliki kendaraan. Kenapa ini

bisa terjadi?

Kita belum membentuk Jejaring SIAGA di desa kita. Ini bisa kita usulkan dalam musrenbangdes

Saya setuju. Ini panggilan kita semua.

Kita bisa memepersiapkan jejaring transport, dana, data dan donor darah. Semuanya untuk membantu ibu hamil dan keluarganya sehingga kematian ibu dan bayi bisa dicegah. Ini adalah tugas kita semua!

Mari kita hitung kebutuhan untuk membentuk dan menjalankan Desa SIAGA. Kita usulkan dalam musrenbang desa tahun ini. Kita juga usulkan ini ke perencanaan Puskesmas.

Supaya warga

makin sehat

Page 36: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

BAB III Mekanisme Integrasi

Proses integrasi perencanaan Puskesmas ke dalam perencanaan reguler desa yang

dikenal dengan musyawarah perencanaan pembangunan desa (musrenbang desa)

dilakukan dengan tahapan mekanisme sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Sebelum proses integrasi dilakukan, peserta musrenbang desa perlu

dipersiapkan dengan baik, agar saat pelaksanaan integrasi masing-masing peserta

dapat memahami setiap tahapan proses serta berperan aktif pada setiap tahap

pelaksanaan musrenbangdes. Hal-hal yang perlu dilakukan pada tahap persiapan ini

adalah sebagai berikut:

A. Penyiapan bahan dan dokumen pendukung

1) Penyiapan Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas ke Dalam

Musrenbang Desa

Pengintegrasian perencanaan Puskesmas ke dalam musrenbangdes

memerlukan suatu pedoman yang mengatur tahapan-tahapan proses

integrasi mulai dari persiapan hingga pelaksanaan. Dengan adanya

pedoman diharapkan dapat memudahkan aparat pemerintah desa, petugas

kesehatan serta masyarakat desa untuk mengidentifikasi potensi desa yang

jika digunakan dengan baik dapat membantu pemecahan persoalan

pembangunan desa selain bantuan dari pihak luar.

2) Menyiapkan data/dokumen desa: RPJMDes, profil desa dan data–data

pendukung lainnya

3) Meminta Puskesmas untuk membawa profil Puskesmas dan data-data

lainnya, seperti:

Dokumen Perencanaan Puskesmas

SOP pelayanan di Puskesmas

Dokumen Penilaian Kinerja Puskesmas

Page 37: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 16

Laporan kegiatan pelayanan kesehatan yang meliputi upaya kesehatan

masyarakat esensial dan pengembangan serta upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama yang dipilah per desa (format 1-12)

B. Membangun pemahaman bersama tentang integrasi perencanaan

Puskesmas ke dalam Musrenbang Desa

Puskesmas perlu menyampaikan kebijakan pembangunan kesehatan kabupaten

dalam forum mini lokakarya.

C. Orientasi bagi aparatur pemerintahan desa dan Tim Penyelenggara

Musrenbang Desa.

Hasil kajian Bappeda Provinsi NTT bersama GTZ GLG tahun 2007

menunjukan bahwa sebagian besar aparatur pemerintahan desa dan tim

penyelenggara musrenbang desa belum memahami dengan baik mekanisme

pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan desa, sehingga perlu

diberikan pelatihan yang memadai. Materi yang diberikan dalam pelatihan

mencakup tahapan proses penyelenggaran musrenbang desa, teknik

memfasilitasi, analisis potensi dan masalah serta mekanisme integrasi

perencanaan Puskesmas ke dalam musrenbang desa.

D. Pelatihan bagi Kepala Puskesmas dan pemegang program

Fokus utama materi pelatihan yang diberikan adalah tentang perencanaan

puskesmas (RUK Puskesmas), Perencanaan Kesehatan Responsif Gender,

serta materi pokok tentang Integrasi Perencanaan Puskesmas ke Dalam

Musrenbang Desa.

2. Tahapan Pelaksanaan Pada musrenbang desa semua komponen yang peduli dengan pembangunan

desa mendiskusikan permasalahan yang dihadapi desa, potensi yang dimiliki dan

dukungan dari pihak luar yang bisa digukanakan untuk pembangunan desa. Kepala

Desa boleh merangkap sebagai panitia dan fasilitator (kalau sudah pernah dilatih).

Sesuai arahan Permendagri Nomor 66 tahun 2007 tentang Perencanaan

Pembangunan Desa, musrenbang dilaksanakan untuk membahas rancangan RPJM

Desa. Koordinator pelaksanaan musrenbang adalah adalah LKMD/LPM. Apabila

desa sudah memiliki RPJM Desa dan proses penyusunannya telah dilakukan secara

partisipatif, maka untuk proses perencanaan tahunannya cukup dilakukan review

terhadap RKP Desa tanpa harus memulai proses musrenbang desa dari awal.

Seluruh proses penggalian gagasan, potensi dan masalah tidak perlu diulang,

terkecuali proses musrenbang dusun tidak dibuat, atau dibuat namun tidak

optimal.

Page 38: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

17 Mekanisme Integrasi

Penggalian Potensi dan Masalah

Peta Desa,

Diagram Kelembagaan

Kalender Musim

1

Penentuan Masalah dan Potensi

2

Penentuan Prioritas Masalah

3

Identifikasi dan Penentuan Tindakan Layak

4

Penentuan Peringkat Tindakan Layak

5

Penentuan Sumber Dana

6

Penyusunan RKP Desa

dan RKA Desa

7

Integrasi Pada Tahapan

Musrenbang Desa RPJM Desa

Page 39: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 18

A. Integrasi Pada Tahapan Musrenbang Desa RPJM Desa.

Secara umum proses musrenbang desa dilakukan dengan menggunakan tiga

alat kajian, yaitu sketsa desa, kalender musim dan bagan kelembagaan. Proses

integrasi dilakukan pada tahapan penggunaan tiga alat kajian dimaksud.

Integrasi Pada Tahapan Penggalian Potensi dan Masalah

Penggunaan Alat Kajian Sketsa Desa

Tujuan

Menyadari akan jenis, jumlah dan mutu sumber daya yang terdapat di desa.

Menyadari pola, cara dan tingkat pemanfaatan sumber daya tersebut.

Dapat menggali masalah yang sesuai dengan keadaan desa.

Dapat menyamakan persepsi tentang masalah yang dihadapi.

Tahapan Penggunaan Sketsa Desa

Tahapan penggunaan alat kajian sketsa desa adalah sebagai berikut:

1) Pastikan bahwa ada keterwakilan dari Puskesmas (Kepala Puskesmas atau

pemegang program), bidan desa, kader Posyandu dan pengurus jejaring Desa

Siaga.

2) Peserta musrenbang dibagi ke dalam beberapa kelompok. Jumlah anggota

kelompok disesuaikan dengan jumlah peserta dan kondisi ruang atau tempat

diskusi. Adapun hal-hal yang perlu mendapat perhatian fasilitator pada saat

pembagian kelompok ini antara lain :

Ada keterwakilan dari petugas kesehatan baik itu Kepala Puskesmas,

pemegang program, BPP, pengelola rumah tunggu, mitra puskesmas,

kader posyandu, pengurus jejaring Desa Siaga dan bidan desa. Jika jumlah

kader dan bidan desa jumlahnya melebihi jumlah kelompok maka bidan

desa ataupun kader yang tersisa setelah semuanya dibagi ke masing-

masing kelompok,

mereka ditempatkan

pada kelompok yang

tidak ada kepala

Puskesmas atau

pemegang program di

puskesmas.

Perhatikan juga

keterwakilan

perempuan dari utusan

masyarakat desa pada

masing-masing

kelompok dan perwakilan kelompok anak (apabila anak-anak sudah

Page 40: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

19 Mekanisme Integrasi

dipersiapan dan di desa yang bersangkutan sudah dapat menyelenggarakan

musrenbang desa berperspektif anak), kelompok disabilitas dan lansia.

3) Sepakati media yang akan digunakan untuk menggambar sketsa desa (pada

permukaan tanah, kertas, papan, atau apa saja yang bisa digunakan).

4) Tentukan arah mata angin. Arah mata angin ini, penting untuk dijadikan

sebagai acuan dalam proses perencanaan spasial/ruang.

5) Tentukan jenis sumber daya yang ada di desa (sumber daya alam, buatan dan

manusia). Yang dimaksudkan dengan menentukan sumber daya disini adalah

menyebutkan jenis sumber daya yang ada di wilayah setempat dan

menentukan pula atau menunjukkan lokasi/tempatnya di dalam wilayah itu.

Diharapkan pada saat mengidentifikasi sumber daya kesehatan yang ada di

desa fasilitator didampingi petugas kesehatan mendorong forum untuk

menemukan gambaran sarana prasarana kesehatan di desa. Pada saat

menggunaan alat kaji ini, peserta/kelompok diminta dapat menentukan lokasi

sumber daya yang terdapat di desa (beserta keadaan sumber daya, seperti:

baik dan berfungsi, baik tapi tidak dapat difungsikan, rusak).

Batas administrasi desa

Letak perumahan warga secara umum

Lokasi rentan penyakit menular

Lokasi sumber air bersih

Lokasi rumah tangga dengan MCK

Letak rumah tangga yang memilki bayi, balita dan ibu hamil

Letak kelompok Kader Posyandu

Letak perumahan dan pemerintah desa, aparat desa dan unsur kewilayahan

desa

Letak jalan desa

Fasilitas umum seperti sekolah, gereja, masjid, lumbung pangan, Posyandu,

Puskesmas, rumah tunggu, kantor desa, dll

Mess bidan desa

Sungai dan anak sungai, embung

Persawahan, kebun, hutan, padang penggembalaan, dll.

Sketsa Desa menggambarkan

Batas administrasi desa

Letak perumahan warga secara umum

Lokasi rentan penyakit menular

Lokasi sumber air bersih

Lokasi rumah tangga dengan MCK

Letak rumah tangga yang memilki bayi, balita dan ibu hamil

Letak kelompok Kader Posyandu

Letak perumahan dan pemerintah desa, aparat desa dan unsur

kewilayahan desa

Letak jalan desa

Fasilitas umum seperti sekolah, gereja, masjid, lumbung pangan,

Posyandu, Puskesmas, rumah tunggu, kantor desa, dll

Tempat tinggal bidan desa

Sungai dan anak sungai, embung

Persawahan, kebun, hutan, padang penggembalaan, dll.

Page 41: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 20

6) Sepakati simbol/tanda untuk menggambarkan tiap sumber daya. Kesepatan

tentang simbol ini sangat penting untuk proses selanjutnya.

7) Berikan contoh-contoh tentang:

Membuat simbol/tanda-tanda potensi serta menyepakatinya

Cara meletakkan simbol/tanda pada tempat yang sesuai pada contoh

sketsa

8) Gambarkan garis batas desa.

9) Letakkan simbol/tanda yang menggambarkan sumber daya sesuai letaknya

didalam wilayah desa.

10) Gambarkan lokasi jalan dan bangunan-bangunan publik, seperti: gereja,

sekolah, pasar, dan sebagainya untuk memperjelas lokasi sebenarnya dari

masing-masing sumber daya.

11) Amati cara para peserta menggambar dan menentukan simbol serta

meletakkannya.

12) Jika ada kemacetan dalam membuat sketsa desa, berikan saran atau

kemungkinan pemecahannya untuk disepakati bersama.

13) Doronglah peserta yang pasif untuk bergabung atau pancing dengan

pertanyaan-pertanyaan agar mereka tergerak untuk aktif berperan.

14) Jika gambar sudah selesai, tanyakan kepada peserta:

Adakah yang kurang? Tentang apa?

Adakah yang perlu diperbaiki?

Apakah sketsa yang tergambar sudah cukup mampu menggambarkan

potensi-potensi dan masalah-masalah dalam desa?

15) Sepakati sketsa desa yang telah dipandang mampu menggambarkan situasi

desa.

Setelah sketsa desa

disepakati, tugaskan beberapa

anggota kelompok untuk

membuat ulang sketsa desa tadi

menjadi lebih baik. Hasilnya dapat

dipajang di kantor desa.

Pada tahapan identifikasi

dengan sketsa desa, integrasi

sudah mulai dilakukan, yaitu

dengan cara mencari tahu lebih

rinci tentang lokasi-lokasi yang

berkaitan dengan pola hidup sehat. Pada saat melakukan identifikasi sebaiknya

fasilitator didampingi petugas kesehatan sehingga pengalian informasi lebih

mendalam. Informasi-informasi yang perlu digali adalah sebagai berikut:

Page 42: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

21 Mekanisme Integrasi

1) Mengidentifikasi lokasi rawan penyakit menular:

Letak lokasi yang sering terjadi kasus penyakit menular.

Kasus penyakit menular apa saja yang sering dialami pada lokasi tersebut.

Apakah sudah pernah dilakukan tindakan terhadap permasalahan di atas,

baik oleh Puskesmas maupun masyarakat.

2) Mengidentifikasi lokasi pembuangan sampah:

Lokasi pembuangan/penampungan sampah.

Lokasi perumahan yang telah memiliki lubang pembakaran sampah.

Lokasi perumahan yang telah memiliki lubang penampungan kotoran

ternak.

Apakah sudah pernah dilakukan tindakan, baik oleh Puskesmas ataupun

masyarakat terkait permasalahan sampah.

3) Mengidentifikasi lokasi jejaring desa siaga.

4) Mengidentifikasi lokasi genangan air di musim hujan.

5) Mengidentifikasi keberadaan MCK

Lokasi permukiman yang belum memiliki MCK

6) Mengidentifikasi lokasi rumah tangga yang memiliki bayi, balita dan ibu hamil

dan balita gizi kurang. Identifikasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan

informasi tentang:

Berapa banyak jumlah rumah tangga yang memiliki bayi, balita dan ibu

hamil di desa.

Cakupan kelahiran.

Cakupan bayi, balita yang telah mendapat imunisasi polio, campak dll.

Cakupan balita yang teridentifikasi kekurangan gizi.

Berapa jumlah ibu hamil yang ada dalam desa.

Cakupan ibu hamil dan ibu nifas yang telah mendapat pelayanan kesehatan

dari Puskesmas.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa hasil informasi ini akan

berkembang pada saat dilakukan identifikasi potensi dan masalah dengan

menggunakan kalender musim dan bagan kelembagaan serta menjadi acuan dalam

merumuskan kegiatan yang pernah/belum/perlu diupayakan, dll. Contohnya adalah

sebagai berikut :

Usaha penanganannya seperti apa?

Waktu penanganan. Merupakan rutinitas desa atau pada waktu-waktu

tertentu, misalnya pada saat timbulnya kasus penyakit menular.

Sudah sejauh mana usaha pencegahan penularan penyakit menular dilakukan

di lokasi yang rentan?

Apakah usaha penanganan ini melibatkan masyarakat atau hanya petugas

kesehatan saja?

Apakah dampak yang dirasakan oleh puskesmas dan masyarakat?

Page 43: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 22

Hasil identifikasi ini menjadi masukan dalam menentukan tindakan yang tepat

sasaran dan tepat waktu.

7) Lokasi sumber air bersih, bak penampung umum dan sumur keluarga

Pada langkah indentifikasi lokasi sumber air bersih (air kemasan, air isi ulang,

ledeng, sumur pompa tangan, sumur terlindungi, sungai), pengamatan

mendalam dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang:

Cakupan rumah tangga yang menggunakan air bersih.

Apakah sumber air bersih tersebut masih baik dan berfungsi, masih baik

tapi tidak bisa difungsikan atapun sudah rusak?

8) Lokasi bak penampung air umum:

Adakah bak air minum umum?

Berapa jumlahnya dan lokasinya di mana?

Apakah masih berfungsi dengan baik atau sudah rusak?

9) Kelompok kader Posyandu

Identifikasi dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang:

Apakah ada kader posyandu di desa dan pengurus jejaring Desa Siaga?

Pelayanan kader seperti apa saja?

Bagaimana kerjasama kader dengan puskesmas?

Bagaimana kerjasama kader dengan masyarakat?

Selain kader Posyandu dan kader desa SiAGa adakah kader lainnya?

10) Persawahan, kebun, hutan, padang penggembalaan, dll

Pada langkah indentifikasi terhadap persawahan, kebun, hutan, padang

penggembalaan dan potensi lainnya, fasilitator perlu melakukan indentifikasi

yang mendalam terhadap sumber daya alam yang ada di desa yang

mendukung ketahanan pangan desa seperti ketersediaan, luasan serta tanaman

pertanian perkebunan yang ditanam pada kebun keluarga, kebun garapan dan

ketersediaan lumbung.

Hasil identifikasi dan analisis dimasukan pada tabel dibawah ini :

Tabel 1

Hasil Indentifikasi Masalah dan Potensi dari Sketsa Desa

No Identifikasi Masalah Identifikasi Potensi

1 2 3

Page 44: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

23 Mekanisme Integrasi

Untuk mendapatkan masalah yang benar-benar menjadi permasalahan warga,

masalah yang ada perlu dianalisis/diurai secara lebih mendalam dengan menelusuri

masalah sampai menemukan akar permasalahannya. Tahapan ini juga dapat

dilakukan dengan menggunakan bagan tulang ikan.

Penggunaan Alat Kajian Kalender Musim

Tujuan

Mengetahui masalah yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar

seperti: kekurangan air bersih, pangan, banyak penyakit, keadaan perumahan

yang rawan banjir, pendapatan yang tidak mencukupi kebutuhan pokok dan

kesempatan kerja yang kurang.

Mengetahui masalah-masalah kritis bagi kehidupan masyarakat yaitu masa-

masa tertentu dimana masyarakat menghadapi masalah.

Tahapan proses identifikasi dan analis menggunakan alat kajian kalender musim

adalah sebagai berikut:

1) Mintalah kepada setiap kelompok untuk mengerjakan alat kajian kalender

musim.

2) Sebagai panduan buatlah tabel kalender musim yang masih kosong dan

tempelkan pada lokasi yang dapat dilihat jelas oleh semua peserta.

3) Beri contoh cara mengisi tabel kalender musim tersebut.

Page 45: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 24

Tabel. 2

Kalender Musim

No Situasi/Keaadaan/

Kegiatan/Masalah

Musim Hujan Musim Kemarau

Nov Des Jan Agt Sept Okt

1 2 3 4 5 6 7 8

4) Bahas dan sepakati bersama akan simbol-simbol musim yang mengandung

potensi dan masalah yang akan dipakai, misalnya:

Musim hujan atau musim kemarau. Pada bulan apa dimulai musim hujan

dan kapan berakhirnya. Pada bulan apa dimulai musim kemarau dan kapan

berakhirnya?

Musim buah-buahan tertentu, seperti mangga, pisang, dan sebagainya.

Musim panen tanaman pangan, seperti jagung, padi, ubi kayu, dan

sebagainya.

Musim panen tanaman kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang

merah, kacang beras, dan sebagainya.

Musim panen tanaman perkebunan, seperti, kelapa, kemiri, asam, dan

sebagainya.

Musim kelaparan – (bulan-bulan dimana makanan sangat susah didapat).

Musim banjir.

Musim kering – (bulan-bulan dimana air sangat susah didapat)

dan lain-lain.

5) Mintalah peserta untuk menyepakati bulan apa yang menjadi awal pembahasan

potensi dan masalah berdasarkan musim selama satu tahun kehidupan.

Misalnya, bulan Agustus sebagai awal musim kekurangan air.

Contoh satu tahun periode adalah Agustus 2014 hingga Juli 2015

Agustus 2014 September 2014 … dan seterusnya hingga

Juli 2015

Contoh simbol kritis

+++ : Sangat kritis

++ : Cukup kritis

+ : Tidak kritis

Page 46: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

25 Mekanisme Integrasi

Untuk lebih mendalami dan mengetahui permasalahan kesehatan yang terjadi di desa dengan menggunakan alat kaji kalender musim, fasilitator dengan didampingi kader/petugas kesehatan dapat meggunakan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

6) Pisahkan peserta perempuan dari laki-laki pada dua tempat terpisah, apabila

pada desa tersebut telah mengembangkan musrenbang desa berperspektif

anak, maka pelu juga melibatkan anak-anak dalam proses musrenbang desa.

7) Mintalah kepada peserta perempuan dan laki-laki untuk membahas tentang:

Hal apa saja yang terjadi dalam kehidupan masyarakat desa selama satu

tahun?

Apa saja masalah kebutuhan dasar manusia yang berkaitan dengan musim

kemarau dan hujan?

Kegiatan apa saja yang dilakukan masyarakat pada musim-musim tersebut?

Penyakit apa yang sering diderita warga baik pada musim

penghujan dan kemarau.

Pada musim penghujan penyakit menular apa saja yang paling banyak

diderita warga? malaria, diare, TB paru, DBD, batuk rejan, tetanus, dll.

Kebanyakan penyakit tersebut menyerang warga kelompok usia

mana?

Kemana penderita berobat? Berobat ke dukun, mantri kesehatan,

bidan desa atau ke Puskesmas?

Apakah mendapat pelayanan obat?

Selama ini apakah sudah ada tindakan pencegahan yang telah dilakukan

oleh masyarakat/Puskesmas.

Tindakannya seperti apa?

Apakah tindakan tersebut sudah dapat mencegah penyebaran penyakit

tersebut?

Akses terhadap air bersih untuk minum dan masak (ledeng, sumur

pompa tangan, sumur terlindungi, sumur tak terlindungi, mata air

terlindungi, mata air tak terlindungi, air hujan, sungai dll). Bagaimana

ketersediaan air bersih pada musim kemarau (cukup/kurang).

Page 47: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 26

Jika tidak mencukupi, langkah apa yang dilakukan?

Apakah tersedia bak penampung air umum?

Bagaimana kondisinya (baik dan berfungsi / baik tetapi tidak berfungsi /

rusak)?

Bak air umum tersebut merupakan swadaya masyarakat/bantuan

PNPM/sumber pendanaan lain?

Untuk menjaga penularan wabah penyakit demam berdarah, apakah pernah

dibagikan abate atau fooging oleh Puskesmas?

Akses terhadap fasilitas kesehatan

Fasilitas kesehatan apa saja yang paling dekat dengan desa? (urutkan mulai

yang terdekat).

Berapa jarak tempuhnya dan fasilitas apa yang dapat digunakan untuk

menuju tempat tersebut? Apakah ada kendala untuk menjangkau sarana

tersebut saat musim hujan?

Kemana akan dirujuk apabila fasilitas terdekat tidak dapat melayani?

Fasilitas apa yang akan digunakan untuk merujuk? Adakah hambatan

menggunakan fasilitas tersebut saat musim hujan?

Akses terhadap air bersih untuk MCK

Bagaimana ketersediaan air bersih untuk MCK pada musim kemarau?

(cukup / kurang).

Apabila persediaan air bersih untuk MCK tidak mencukupi, apa langkah yang

biasa dilakukan warga untuk memperoleh air untuk kebutuhan MCK?

Kegiatan menjaga kebersihan desa

Adakah kebiasaan masyarakat desa secara gotong royong untuk

membersihkan lingkungan desa?

Apakah di rumah/ kantor desa/ Posyandu memiliki tempat sampah?

Status gizi

Tanaman pangan apa saja yang ditanami pada musim hujan di kebun warga?

Jenis tanaman apa saja yang ditanam?

Tujuan penanaman untuk apa (dijual/dimanfaatkan untuk makan saja/atau

kedua-keduanya).

Apakah hasil kebun tersebut juga disisihkan untuk pemenuhan makanan di

musim kemarau?

Hasil kebun tersebut disimpan dimana? Lumbung, karung, atau wadah lain?

Apakah hasil yang disimpan tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan

warga di saat musim kemarau?

Apakah ada asupan gizi tambahan bagi ibu hamil, bayi dan balita dari

Puskesmas?

Apakah proses penimbangan bagi balita di Posyandu berjalan dengan baik?

Page 48: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

27 Mekanisme Integrasi

Akses ibu hamil, ibu melahirkan, bayi dan balita terhadap

fasilitas kesehatan (Pustu / Puskesmas)

Apakah saat musim penghujan ibu hamil selalu rutin memeriksa

kehamilan dan mendapat pelayanan di Pustu/Puskesmas?

Apakah bayi dan balita saat musim penghujan tetap dibawa ke

Pustu/Puskesmas untuk mendapat pelayanan kesehatan?

Apakah saat musim penghujan, proses melahirkan ditangani di fasilitas

kesehatan (Pustu/Puskesmas)?

Bayi dan balita yang memperoleh vaksin anti tetanus, polio,

BCG, campak pada fasilitas kesehatan (Pustu / Puskesmas)

Apakah saat musim penghujan bayi dan balita dibawa ke fasilitas

kesehatan untuk mendapat vaksin tetanus, polio, BCG dan campak?

Jika tidak, apa kendalanya.

Ketersediaan obat di fasilitas kesehatan

Apakah pada saat terjadi wabah penyakit menular di desa,

ketersediaan obat di fasilitas kesehatan dapat terpenuhi?

Sosialisasi tentang penyakit menular dan pencegahannya

menjelang musim hujan yang dilakukan oleh Pustu atau

Puskesmas

Apakah warga desa pernah dilakukan sosialisasi tentang penyakit

menular dan bagaimana pencegahannya?

Jika pernah, sosialisasi tentang penyakit menular apa?

Apakah ada keterlibatan dari pemerintah desa?

8) Setelah data dan informasi yang dibutuhkan memadai, mulailah menggali

pemikiran peserta akan masalah yang teridentifikasi dalam kalender musim

tersebut, terutama masalah-masalah yang mendapatkan nilai tertinggi dari

setiap keadaan atau kegiatan yang tercantum dalam tabel.

9) Bahas bersama mereka, gunakan pertanyaan-pertanyaan pancingan seperti

berikut:

Bagaimana situasi kehidupan Anda pada musim? (sebutkan musimnya,

contoh: musim hujan, musim kemarau, dll) yang berlangsung dari

bulan....(sebutkan bulan apa) hingga bulan…? (gunakan informasi yang

terkandung dalam tabel kalender musim untuk mengetahui periode musim

kemaraunya)

Apa saja dampak terburuk yang dialami?

10) Catatlah jawaban yang dikemukakan para peserta dan bahaslah dengan peserta

yang lain untuk dibuatkan rumusan masalahnya.

Page 49: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 28

11) Luangkan waktu secara khusus untuk menggali pemikiran kaum perempuan

yang hadir dalam pertemuan.

12) Bagi kepentingan mengatasi rumusan permasalahan yang telah disampaikan,

tanyakan juga potensi apa saja yang ada di desa yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalah terkait. Gunakan pertanyaan-pertanyaan pancingan

seperti berikut:

Apa saja yang saat itu Anda lakukan untuk mengurangi akibat dari dampak

musim yang bersangkutan?

Apa saja sumber daya dari lingkungan sekitar tempat tinggal Anda atau

desa Anda yang saat itu Anda manfaatkan untuk mengatasi masalah dalam

musim tersebut?

13) Catatlah tiap jawaban yang dikemukakan pada media papan tulis yang tersedia

dan tanyakan pada peserta yang lain, apakah mereka setuju dengan yang telah

dikemukakan atau tidak. Jika mereka tidak setuju, tanyakan apa saja alternatif

jawaban yang dapat mereka kemukakan dan catat juga di papan. Lingkari

jawaban-jawaban yang disepakati agar perhatian peserta tertuju pada hal-hal

yang telah disepakati tersebut.

Untuk lebih mendapatkan masalah yang benar-benar menjadi permasalahan

warga, masalah perlu dianalisis lebih mendalam sampai ditemukan akar

masalahannya. Tahapan ini dapat dilakukan dengan menggunakan bagan tulang ikan

seperti di bawah ini:

Page 50: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

29 Mekanisme Integrasi

14) Hasil diskusi dimasukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel. 3

Hasil identifikasi masalah dan Potensi.

No Masalah Potensi

1 2 3

Penggunaan Alat Kajian Bagan Kelembagaan

Tujuan

Untuk mengetahui jumlah lembaga yang berperan di desa.

Untuk mengetahui susunan pria dan wanita yang aktif dalam lembaga desa.

Untuk mengetahui manfaat lembaga yang dirasakan oleh masyarakat.

Tahapan proses penggunaan alat kajian bagan kelembagaan adalah sebagai berikut:

1) Peserta musrenbang dibagi menjadi beberapa kelompok. Jumlah anggota

kelompok disesuaikan dengan jumlah peserta dan kondisi ruang atau tempat

dikusi. Fasilitator perlu memperhatikan keterwakilan perempuan dalam

kelompok dan perwakilan kelompok anak (apabila anak-anak sudah

dipersiapan dan di desa yang bersangkutan sudah dapat menyelenggarakan

musrenbang desa berperspektif anak).

2) Siapkan kertas, tempelkan pada dinding dan buatlah garis batas desa.

3) Tentukan lembaga formal dan non formal apa saja yang ada di desa baik

jumlah ataupun manfaat yang dirasakan masyarakat dari lembaga tersebut.

4) Untuk mempermudah menentukan kedudukan suatu lembaga di desa, maka

untuk ukuran lembaga digunakan tiga ukuran lingkaran, yaitu, lingkaran besar,

sedang, dan kecil. Lingkaran besar menandakan ukuran lembaga adalah besar,

lingkaran sedang menandakan ukuran lembaga adalah sedang, sedangkan

lingkaran kecil menandakan ukuran lembaga kecil. Untuk menggambarkan

peran lembaga tersebut di desa, maka lembaga yang memiliki peran besar

digambarkan dekat dengan masyarakat dan sebaliknya, bila perannya kecil

diletakkan jauh dari masyarakat.

5) Bahas lembaga kunci yang terpilih untuk menentukan manfaat yang ditandai

dengan bulatan besar, sedang dan kecil.

6) Tulislah nama lembaganya pada bidang/bulatan kertas yang telah disepakati

sesuai besar/kecilnya bulatan.

Page 51: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 30

7) Bahaslah peran dari masing-masing lembaga yang telah ditulis pada lingkaran

kertas untuk menentukan jarak dengan lingkaran/bidang yang menggambarkan

masyarakat.

8) Tempatkanlah satu lingkaran bertuliskan masyarakat di tengah-tengah bidang

kerja.

Contoh Gambar Bagan Kelembagaan

9) Apabila lembaga dimaksud memiliki peran besar bagi masyarakat desa dan

lembaganya cukup besar, maka ditulis dalam lingkaran besar dan diletakan

dekat ke lingkaran yang bertuliskan masyarakat. Apabila lembaganya besar

tetapi perannya kecil maka tetap ditulis dalam lingkaran besar tetapi

diletakkan diluar (pada gambar di atas, contohnya adalah KUD). Apabila

lembaga dimaksud memiliki peran besar bagi masyarakat desa tetapi ukuran

lembaganya kecil, maka ditulis dalam lingkaran kecil dan diletakan dekat ke

lingkaran yang bertuliskan masyarakat.

10) Proses integrasi pada tahapan ini dilakukan pada tahapan indetifikasi terhadap

lembaga kesehatan dan sosial yang ada di desa dan pada saat menentukan

peran masing-masing lembaga di desa. Fasilitator akan mendapatkan informasi

yang cukup detail berkaitan dengan lembaga kesehatan yang ada di desa

seperti Puskesmas, Posyandu, Pustu, Polindes, dan kader Posyandu.

Apabila kondisi tidak memungkinkan untuk melakukan semua tahapan

penggalian potensi dan masalah menggunakan tiga alat kajian ini, maka penggalian

potensi dan masalah dapat dilakukan dengan menganalisis data sekunder yang

tersedia di Puskesmas dan desa.

Page 52: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

31 Mekanisme Integrasi

Ternyata banyak juga

permasalahan

kesehatan di desa kita Mekipun begitu kita

juga menemukan

banyak potensi di

desa kita

Apakah

semua

masalah harus

selesaikan?

Kalau diselesaikan

dalam waktu yang

bersamaan

sepertinya tidak

akan mungkin

Untuk itu kita

harus

menentukan

prioritas Kita bisa

selesaikan

secara

bertahap

Integrasi Pada Tahapan Penentuan Prioritas Masalah

Penggunaan tiga alat kajian di atas akan menemukan sejumlah potensi dan

permasalahan yang ada di desa. Permasalahan yang ada tersebut akan ditentukan

peringkatnya untuk mendapatkan masalah prioritas yang perlu segera diselesaikan.

Penentuan prioritas masalah menggunakan tabel bantu dibawah ini:

Page 53: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 32

Tabe

l 4

Pene

ntua

n Pr

iori

tas

Mas

alah

Page 54: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

33 Mekanisme Integrasi

Penentuan prioritas dengan menggunakan tabel di samping melalui tahapan

sebagi berikut:

1) Permasalahan yang diperoleh melalui tiga alat kajian dimasukan pada kolom 2.

2) Untuk kepentingan analisis digunakan indikator sebagaimana pada kolom 3-9.

3) Setiap kolom indikator diberikan nilai 1-5, untuk mempermudah proses maka

gunakan teknik 1–3–5 untuk memudahkan peserta menentukan skor yang

cocok bagi tiap kriteria terhadap tiap masalah.

4) Skoring dilakukan secara vertikal. Artinya, ujilah semua masalah terhadap satu

kriteria dulu, baru pindah ke kriteria berikut.

5) Agar peserta tidak bias dengan jumlah skor yang tercantum untuk masing-

masing kriteria terhadap tiap masalah, maka gunakan teknik buka-tutup

“jendela”. Kolom kriteria yang aktif atau yang sedang dibahas saja yang

terbuka, sedangkan kolom-kolom kriteria yang lain harus ditutup.

6) Jika seluruh kriteria telah diterapkan pada semua masalah, maka bukalah

semua “jendela” penutup kolom dan hitunglah total skor dari masing-masing

masalah.

7) Beri nomor peringkat menggunakan angka Romawi I, II, III, IV, V, dan

seterusnya.

Pada tahap ini fasilitator perlu didampingi perwakilan tenaga kesehatan

diharapkan dapat membantu fasilitator memfasilitasi sampai pada tahapan

penentuan sumber pendanaan.

Proses integrasi mulai dilakukan pada kolom 3, yaitu ketika dilakukan analis

terhadap ketersediaan potensi yang dapat mendukung penyelesaian masalah yang

sedang dihadapi. Ketika masalah yang dibahas adalah masalah terkait pelayanan

kesehatan, maka fasilitator dapat menanyakan ke forum tentang potensi yang

dimilliki desa (potensi di sini adalah rumusan potensi dari penggunaan alat kaji

sketsa desa, kalender musim dan bagan kelembagaan) yang bisa dimanfaatkan bila

dengan bantuan pihak luar dalam hal ini perlu intervensi dari Pustu atau

Puskesmas, (misalnya : ketersediaan pengurus desa siaga, sarjana kesehatan yang

belum mendapat pekerjaan yang sementara menetap di desa, bisa juga sikap

gotong royong/saling membantu yang masih dimiliki warga).

Untuk kondisi seperti ini perlu dibuat berita acara yang dilampirkan pada

Surat Keputusan Kepala Desa tentang hasil musrenbang desa antara warga,

pemerintah desa dan pihak Puskesmas atau Pustu setempat.

Proses intergasi juga dilakukan pada kolom 4 dan 5. Jawaban forum terkait

permasalahan kesehatan yang terjadi dan dirasakan oleh banyak warga desa perlu

disikapi dengan:

1) Pendamping fasilitator yaitu tenaga kesehatan perlu memeriksa ulang apakah

kegiatan kuratif atau preventif dari Puskesmas/Pustu pernah dilakukan dan

berdampak, dapat mengatasi masalah atau tidak dilakukan karena tidak

dianggarkan atau kurang pendanaannya sehingga tidak optimal.

Page 55: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 34

2) Pendamping fasilitator yaitu tenaga kesehatan perlu memeriksa ulang apakah

kegiatan kuratif atau preventif dari Puskesmas/Pustu terkait permasalahan

kesehatan yang terjadi tersebut telah ada dalam rancangan RUK Puskesmas.

Integrasi Pada Tahapan Identifikasi Dan Penentuan Tindakan Layak

Pada tahap ini dilakukan proses secara partispatif untuk mengidentifkasi

tindakan atau upaya yang dapat dilakukan masyarakat untuk mengatasi

permasalahan dengan tindakan atau upaya yang bisa dilakukan oleh masyarakat

apabila mendapatkan dukungan dari pihak luar, dengan tahapan:

1) Upaya yang dapat dilakukan warga dengan memanfaatkan potensi yang

dimilliki desa (potensi disini adalah rumusan potensi dari penggunaan alat kaji

sketsa desa, kalender musim dan bagan kelembagaan) yang bisa dimanfaatkan

tanpa bantuan pihak luar dalam hal ini perlu intervensi dari Pustu atau

Puskesmas.

2) Upaya yang dapat dilakukan warga dengan memanfaatkan potensi yang

dimilliki desa (potensi disini adalah rumusan potensi dari penggunaan alat kaji

sketsa desa, kalender musim dan bagan kelembagaan) yang bisa dimanfaatkan

bila dengan bantuan pihak luar dalam hal ini perlu intervensi dari Pustu atau

Puskesmas.

Upaya ini juga sebaiknya dibuat dalam berita acara sebagai lampiran Surat

Keputusan Kepala Desa tentang hasil musrenbang desa antara warga, pemerintah

desa dan pihak Puskesmas atau Pustu setempat.

Tabel. 5

Identifikasi dan Penentuan Tindakan Layak

No Masalah Penyebab

Tindakan Yang

Bisa Dibuat

Sendiri Oleh

Masyarakat

Tindakan Yang

Bisa Dibuat

Oleh

Puskesmas

Tindakan Yang Hanya

Bisa Dibuat Masyarakat

Jika Didukung Pihak Luar

(Pemerintah maupun

donatur/NGO)

1 2 3 4 5 6

Tahapan selanjutnya adalah menentukan peringkat tindakan yang layak untuk

dilaksanakan. Penentuan peringkat tersebut menggunakan tabel di bawah ini:

Page 56: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

35 Mekanisme Integrasi

Tabe

l 6

Pene

ntua

n Pe

ring

kat

Tind

akan

laya

k

Pen

jela

san

Pen

gis

ian

Ko

lom

Kolo

m 1

: diis

i denga

n n

om

or

Kolo

m 2

: diis

i denga

n t

indak

an y

ang

Lay

ak d

ari kolo

m 4

dan

5 p

ada

tabel id

entifikas

i dan

penentu

an t

indak

an lay

ak

Kolo

m 3

-9

: kolo

m-k

olo

m k

rite

ria

atau

das

ar p

enila

ian y

ang

dija

dik

an u

kura

n.

Kolo

m 1

0

: kal

ikan

skor

yang

tela

h d

iisi pad

a kolo

m 3

sd.9

Kolo

m 1

1

: pri

ori

tas

atau

peri

ngk

at (

uru

tkan

dar

i nila

i sk

or

tert

ingg

i)

Page 57: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 36

1) Bahas dan sepakati bersama kriteria-kriteria yang akan digunakan, meliputi:

Adanya potensi yang mendukung tindakan layak yang akan dilakukan

(makin banyak potensi yang ada, makin tinggi nilai skor tindakan layak

tersebut).

Pemenuhan kebutuhan orang banyak (makin banyak orang yang dapat

merasakan/terpenuhi kebutuhannya, tindakan layak tersebut makin tinggi

nilainya).

Sering terjadi di sini pengertiannya adalah tindakan layak yang dipilih

sudah sering atau pernah dilaksanakan sebelumnya. Jika hal itu terjadi

maka tindakan layak tersebut bernilai skor tingi.

Menghambat pembangunan. Jika tindakan layak yang dipilih menghambat

kegiatan pembangunan yang ada di desa maka tindakan layak tersebut

nilai skornya rendah.

Menghambat akses pada pendidikan. Tindakan layak yang dipilih tidak

boleh menghambat akses pada pendidikan. Jika tidak menghambat maka

tidakan layak tersebut nilainya tinggi.

Menghambat pencapaian hidup sehat. Jika tindakan layak yang dipilih

mendukung tercapainya pola hidup sehat bagi masyarakat desa maka

nilainya tinggi.

Berpengaruh pada perempuan dan anak-anak. Tindakan layak yang dipilih

jika memberi dampak positif terhadap perempuan dan anak-anak maka

nilai skornya tinggi.

2) Sepakati nilai terendah dan tertinggi yang akan digunakan dalam memilih

tindakan layak. Nilai skor ditentukan dengan angka 1:rendah, 3:sedang dan

5:tinggi.

3) Berikan penilaian secara musyawarah pada tindakan-tindakan tersebut sesuai

kriteria yang telah disepakati.

4) Pada pemberian nilai ini proses integrasi mulai dilakukan pada kolom 3 yang

berkaitan dengan identifikasi sumberdaya dan potensi yang dimiliki untuk

melaksanakan kegiatan layak tersebut. Pada bagian ini fasilitator/narasumber

dapat memberikan informasi yang lengkap tentang sumber daya dari desa

yang dapat digunakan.

5) Setelah proses pemberian nilai diberikan dilanjutkan dengan perhitungan total

nilai dan penentuan peringkat tindakan yang layak. Forum dapat menyepakati

jumlah tindakan layak yang akan dibawa ke proses penganggaran ditingkat

desa pada tahapan penyusunan RKP Desa dan RKA Desa.

Page 58: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

37 Mekanisme Integrasi

Integrasi Pada Tahapan Penentuan Sumber Dana

Berkaitan dengan penentuan sumber dana pada tahapan penyusunan RKP

Desa dan RKA Desa, maka prinsip utama yang harus diperhatikan adalah proses

identifikasi sumber dana. Pada tahapan penyusunan RKP Desa proses identifikasi

terhadap sumber daya meliputi:

1) Dukungan dari masyarakat yang terdiri dari nilai uang murni / riil dan bahan

material yang dapat dihitung atau dikompensasikan dengan nilai uang.

2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB) Desa.

3) Dari Pemerintah yang terdiri dari APBD I dan APBD II.

4) Sumbangan lainnya yang sah dan tidak mengikat.

Sedangkan pada tahapan penyusuan Rencana Kerja dan Anggaran Desa (RKA

Desa proses indentifikasi terhadap sumber dana lebih fokus pada sumber dana

yang sudah pasti diserahkan ke desa dan pengelolaannya menjadi tanggung jawab

pemerintah desa).

Sumber dana dari APB Desa adalah sebagai berikut:

1) Swadaya masyarakat. Dukungan dari masyarakat terdiri dari nilai uang

murni/riil dan bahan material yang dapat dihitung atau dikompensasikan

dengan nilai uang.

2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB) Desa.

3) Pendapat Asli Desa (PAD).

4) Alokasi Dana Desa.

5) Bantuan/sumbangan/hibah pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten.

Integrasi pada tahapan

penyusunan RKP Desa dan RKA Desa adalah

sebagai berikut Pada tahapan penyusunan RKA Desa

proses integrasi dilakukan pada saat penentuan kegiatan umum pada

kolom 2 (format RKP Desa).

Apabila kegiatan terpilih

berdasarkan analisis pada tahapan penentuan tindakan layak dapat didanai dari dana Puskesmas,

dukungan APBD I/II ataupun donor (NGO) maka pada sumber

pendanaan di kolom (format RKP Desa) dapat diisi sesuai sumber

pendanaan tersebut.

Page 59: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 38

Ta

bel.

7

Form

at :

Renc

ana

Kerj

a Pe

mba

ngun

an D

esa

(RKP

Des)

Page 60: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

39 Mekanisme Integrasi

Cara pengisian Format Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes)

1 : Cukup jelas.

2 : Mencantumkan/mengisi kegiatan utama yang sudah diprioritaskan

sebagai tindakan dalam formulir 3 tindakan layak prioritas

3 : Mencantumkan jumlah unit/jarak/hari.

4 : Mengisi/mencantumkan kelompok dan berapa banyak penerima.

manfaat/manfaat artinya apa manfaat yang akan diterima atau diperoleh

dari sebuah kegiatan utama.

5 : Mengisi sifat yang dimaksud adalah sifat dari kegiatan utama (apakah

baru/pengembangan/lanjutan)

6 : Lokasi mengisi tempat kegiatan utama dilakukan/dilaksanakan

(dusun/RT/RW)

7 : Waktu periode-tahun berapa dan bulan apa kegiatan utama

dilaksanakan.

8 : Besaran uang kontan yang disumbangkan oleh masyarakat.

9 : Nilai rupiah dari sumbangan material atau non uang oleh masyarakat.

10 : Total dari APBDes yang dibutuhkan untuk membiayai sebuah kegiatan

utama.

11 : Berapa jumlah dana yang dibutuhkan dari APBD kabupaten.

12 : Berapa jumlah dana yang dibutuhkan dari APBD provinsi/sumber dana

lain yang sah.

13 : Berapa jumlah dana yang dibutuhkan dari sumber dana lain yang sah.

14 : Cukup jelas

Page 61: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 40

Tabe

l. 8

Form

at :

Renc

ana

Kerj

a Da

n An

ggar

an D

esa

(RKA

)

Page 62: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

41 Mekanisme Integrasi

Cara pengisian Format Rencana Kerja dan Anggaran Desa (RKADes)

1 : Cukup jelas

2 : Mencantumkan bidang dari kegiatan utama yang sudah diprioritaskan

(meliputi bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan).

3 : Mencantumkan kegiatan utama

4 : Mencantumkan kegiatan rinci dari kegiatan utama (misalnya : kegiatan

utama=pengembangan jagung hibrida. Kegiatan rinci: 1) Penyiapan

lahan, 2) Penyediaan bibit, 3) Penyediaan obat-obatan, 4) Pembentukan

kelompok masyarakat, dst).

5 : Mencantumkan jumlah unit/jarak/hari.

6 : Mengisi/mencantumkan kelompok dan berapa banyak penerima.

Manfaat artinya apa yang akan diterima atau diperoleh dari sebuah

kegiatan utama.

7 : Besaran uang kontan yang disumbangkan oleh masyarakat.

8 : Nilai rupiah dari sumbangan material atau non uang oleh masyarakat.

9 : Nilai PADes yang di dibutuhkan untuk membiayai kegiatan rinci.

10 : Nilai ADD yang di dibutuhkan untuk membiayai kegiatan rinci.

11 : Jumlah dana yang dibutuhkan dari APBN, APBD provinsi/APBD

kabupaten.

12 : Jumlah dana yang dibutuhkan dari sumber dana selain APBN, APBD

Provinsi/APBD kabupaten.

13 : Jumlah keseluruhan dana yang dibutuhkan.

14 : Cukup jelas.

B. Integrasi pada Musrenbang RKP Desa.

Musrenbang yang secara rutin dilaksanakan setiap tahun di desa merupakan

musrenbang tahunan desa untuk melakukan evaluasi terhadap capaian target

tahunan desa dan penyempurnaan RKP untuk tahun berikutnya. Proses integrasi

perencanaan pembangunan desa dengan Puskesmas bisa dilakukan pada tahapan

ini dengan meknisme sebagi berikut:

1) Integrasi pada tahapan evaluasi capaian target RKP Desa.

Hakekat musrenbang tahunan desa adalah untuk melakukan evaluasi terhadap

capaian target RKP Desa dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan di desa

yang bersangkutan. Tujuan musrenbang tahunan RKP adalah:

Melaksanakan perencanaan tahunan desa

Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan

dalam RKP.

Melakukan analisis terhadap capaian target kinerja yang telah ditetapkan dalam

RKP.

Page 63: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 42

Menyepakati kembali kegiatan prioritas yang perlu diusulkan pada tahun

berikutnya dan penentuan target kinerja baru. Pada tahapan ini tim

penyelenggara musrenbang dan fasilitator dapat memfasilitasi agar kegiatan

baru yang telah disepakati dalam Musrenbang RKP yang memiliki daya ungkit

untuk menjawab permasalahan dapat diusulkan.

2) Integrasi pada tahapan penyempurnaan RKP Desa tahun

berikutnya.

Proses integrasi yang dilakukan pada tahapan evaluasi capaian target RKP

Desa lebih bersifat kearah proses tahunan perencanaan desa, sehingga setelah

proses tersebut selesai hasil proses integrasi harus disempurkan pada Dokumen

RKP Tahunan Desa secara utuh.

3) Integrasi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Desa.

Bagi pemerintah desa yang masa berlaku RPJM Desa-nya masih lama, maka

proses integrasinya dapat dilakukan dengan menyesuaikan terhadap hasil analisis

tentang potensi dan masalah, indentifikasi tindakan, penentuan tindakan layak dan

penentuan sumber dana yang terdapat dalam dokumen RPJM Desa. Berdasarkan

hasil penyesuaian tersebut, maka dapat dilakukan review terhadap dokumen RPJM

Desa.

Page 64: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Bab IV Penutup

Perencanaan pembangunan mengedepankan prinsip perencanaan

partisipatif yang membutuhkan pelibatan masyarakat yang dimulai dari desa.

Musrenbang dapat diartikan sebagai suatu mekanisme atau proses yang

membutuhkan pelibatan masyarakat secara langsung untuk memutuskan atau

berkontribusi terhadap keputusan yang dibuat mengenai semua atau sebagian

sumber daya desa yang tersedia.

Puskesmas sebagai lini terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat

menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer) secara

menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan mencakup pelayanan kesehatan

perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Melihat fungsi Puskesmas yang

sangat strategis sebagai penggerak pembangunan kesehatan terdepan di tengah

masyarakat, maka diperlukan kebijakan umum seperti dukungan dana, anggaran,

sarana dan tenaga yang berkompeten, dari para penentu kebijakan berwenang

yang dapat memberdayakan pelayanan Puskesmas secara maksimal.

Beranjak dari kondisi tersebut di atas maka sebagai upaya

mengintegrasikan perencanaan Puskesmas dan perencanaan desa, disusunlah buku

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas ke Dalam Musrenbang Desa. Pedoman ini

diharapkan dapat mempermudah proses pembahasan usulan bidang kesehatan

dalam musrenbang desa dan membantu fasilitator dalam memandu proses. Modul

ini diharapkan menjadi acuan bagi pemerintah kabupaten, pemerintah desa,

Puskesmas dan fasilitator dalam melaksanakan musrenbang desa secara

partisipatif.

Page 65: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa 44

sinyal

Page 66: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa

45 Daftar Pustaka

Daftar Pustaka

Undang-undang Nomor 25 tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional.

Undang-undang Nomor 32 tahun 2004, tentang Pemerintah Daerah.

Undang-undang Nomor 33 tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pusat dan Daerah.

Undang-undang Nomor 6 tahun 2014, tentang Desa.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005, tentang Desa.

Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005, tentang Pedoman Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah di Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2015, tentang Pelaksanaan Undang-

undang Nomor 6 tahun 2014.

Permendagri Nomor 13 tahun 2006, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah.

Permendagri Nomor 66 tahun 2007, tentang Perencanaan Pembangunan Desa

(PPD).

Permendagri Nomor 54 tahun 2010, tentang pelaksanaan PP No. 8 tahun 2008

tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah.

Permenkes Nomor 75 tahun 2014, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

Peraturan Gubernur Nomor 42 tahun 2009, tentang Revolusi KIA.

Peraturan Gubernur Nomor 12 Tahun 2015, tentang Pedoman Rencana Kerja

Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender.

Kemenkes RI, 2004. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmasg bualing akhir

Djohani,Rianingsih.(2008).Panduan Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Desa: cetakan pertama, Forum Pengembangan Partisipasi

Masyarakat (FPPM), bersama mitra – mitra.

Conan,Jeff.,Pam Faden.(2008).A Community Guide to Environmental Health,Barkeley

CA:Hesperian Foundation.

Werner,David., Bill Bower.(2012).Helping Health Workers Learn,Barkeley

CA:Hesperian Foundation.

Page 67: Pedoman Integrasi Perencanaan Puskesmas Dengan Musrenbang Desa