Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

92
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DESEMBER 2012

description

pedoman implementasi kurikulum 2013

Transcript of Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

Page 1: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

PEDOMAN

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DESEMBER 2012

Page 2: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

1

BAGIAN KESATU

PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM

TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG

PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta

kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan

pendidikan, kompetensi lulusan pada satuan pendidikan, dan

peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan

pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program

pendidikan sesuai Kurikulum Nasional (Kurnas) dengan kebutuhan

dan potensi yang ada di daerah sesuai dengan Kurikulum Daerah

(Kurda).

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

mengacu pada kurikulum yang dikembangkan pada tingkat

Page 3: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

2

nasional (Kurnas) dan daerah (Kurda). Pengembangan

kurikulum tersebut berdasarkan standar nasional pendidikan

untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar

nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi

lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,

pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Empat dari

kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar

Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses

(SP), dan Standar Penilaian (SPen) merupakan acuan utama

dalam mengembangkan kurikulum.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

(UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP

19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan, serta Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor ... tahun 2013

mengamanatkan kurikulum jenjang pendidikan dasar dan

menengah disusun oleh satuan pendidikan berdasarkan

kurikulum yang dikembangkan pusat dan daerah dengan

mengacu kepada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan

yang disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan

Kemdikbud. Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus

mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam

UU 20/2003 dan PP 19/2005. Pengembangan Kurnas untuk

Page 4: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

3

menjamin bahwa walaupun ada berbagai keragaman pada

tingkat satuan pendidikan, namun ada kesamaan dalam hal

perencanaan dasar dalam bentuk silabus serta kesamaan dalam

hal buku utama yang digunakan oleh siswa dan yang digunakan

guru. Pengembangan kurikulum oleh daerah (Kurda) untuk

menampung karakteristik utama daerah yang perlu dipelajari

peserta didik ke dalam kurikulum termasuk bahasa daerah.

Pedoman ini terdiri atas dua bagian. Pertama, Panduan Umum

yang memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang

dapat diterapkan pada satuan pendidikan berdasarkan kurikulum

yang dikembangkan pusat (Kurnas) dan daerah (Kurda) dengan

mengacu pada SKL, SI, SP, dan SPen. Termasuk dalam

ketentuan umum adalah penjabaran amanat dalam UU 20/2003,

ketentuan PP 19/2005. Kedua, model KTSP sebagai salah satu

contoh hasil akhir pengembangan KTSP dengan mengacu pada

SI dan SKL dengan berpedoman pada Panduan Umum.

Panduan pengembangan kurikulum ini disusun antara lain agar

dapat memberi arah bagi satuan pendidikan untuk

mengembangkan KTSP berdasarkan kurikulum yang

dikembangkan pusat dan daerah. Sebagai muaranya, panduan

pengembangan kurikulum ini diharapkan dapat membantu dan

memberikan kesempatan peserta didik untuk belajar secara

Page 5: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

4

optimal, sehingga mampu mencapai SKL pada satuan

pendidikan tertentu.

A. Landasan

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP,

adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4);

Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36

ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38

ayat (1), (2).

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP,

adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1),

(2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5),

(6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1),

(2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1),

(2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1),

(2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1),

(2), (3); Pasal 20.

Page 6: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

5

3. Kurikulum Nasional (Kurnas)

Adalah kurikulum yang dikembangkan pusat dan

berlaku secara nasional, yang di dalamnya memuat

Rasional, Struktur Kurikulum dan Beban Belajar,

Kerangka I mplementasi, Silabus, dan Buku Babon

untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan.

4. Kurikulum Daerah (Kurda)

Adalah kurikulum yang dikembangkan Daerah Tingkat

I dan daerah Tingkat II dan berlaku pada wilayah

tersebut. Kurda merupakan bagian dari KTSP.

B. Tujuan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan

Tujuan Panduan Penyusunan KTSP ini untuk menjadi acuan

bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,

SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam penyusunan dan

pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada

tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.

Page 7: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

6

C. Pengertian

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan

dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP

paling tidak terdiri dari Kurnas, Kurda, kalender pendidikan,

dan RPP.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada satu atau

beberapa materi pokok atau tema tertentu yang mencakup

kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,

penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana

pembelajaran detil pada suatu materi pokok atau tema

tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar,

materi pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,

tujuan, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan

sumber belajar.

Page 8: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

7

D. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan

KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap

kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah di

bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau

kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk

pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.

Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi

dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan

berpedoman pada SKL, SI, SP, Spen, Kurnas, dan Kurda

serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh

BSNP.

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai

berikut:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan,

dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa

peserta didik memiliki posisi sentral untuk

mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

Page 9: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

8

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian

tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik

disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,

dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran

berpusat pada peserta didik.

2. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan

kebutuhan nasional sesuai tujuan pendidikan,

keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah,

jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan

tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,

budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.

Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib

kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara

terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan

kesinambungan yang bermaKurnasa dan tepat antar

substansi.

Page 10: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

9

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa

ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang

secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi

kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta

didik untuk mengikuti dan memanfaatkan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

teknologi.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan

melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk

menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan

kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan

kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh

karena itu, pengembangan kurikulum memperhatikan

keseimbangan hard skills dan soft skills pada setiap

jenjang, dan memperhatikan kesinambungan hard skills

dan soft skills pada antar jenjang.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi

kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata

Page 11: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

10

pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara

berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,

pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang

berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan

keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,

nonformal, dan informal dengan memperhatikan

kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu

berkembang serta arah pengembangan manusia

seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan

kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan

kepentingan nasional dan daerah untuk membangun

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kepentingan nasional dan daerah harus saling mengisi

dan memberdayakan sejalan dengan Bhineka Tunggal

Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI). Kepentingan nasional diwujudkan

melalui Kurnas, sedangkan kepenringan daerah

diwujudkan melalui Kurda.

Page 12: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

11

E. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan

KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai

berikut.

1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi

dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara

utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua

mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan

takwa serta akhlak mulia.

2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

Kemampuan-kemampuan yang harus dikuasai generasi

yang hidup di masa depan tidak lagi menitikberatkan

pada penguasaan materi dan berpikir rutin, karena kedua

kemampuan itu telah dilakukan oleh komputer.

Kemampuan-kemampuan yang perlu dikuasai generasi

masa depan meliputi kemampuan berkomunikasi,

kreatif, berpikir jernih dan kritis, mempertimbangkan

segi moral suatu permasalahan, menjadi warga negara

yang bertanggungjawab, toleran, hidup dalam

Page 13: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

12

masyarakat yang mengglobal, serta memiliki minat luas

dalam kehidupan, kesiapan untuk bekerja, kecerdasan

sesuai dengan bakat/minatnya, dan rasa tanggungjawab

terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu

menjawab tantangan ini.

3. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai

dengan tingkat perkembangan dan kemampuan

peserta didik

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk

meningkatkan martabat manusia secara holistik yang

memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif,

psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan

dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan

potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan

intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik

peserta didik.

4. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan

lingkungan

Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan

keragaman karakteristik lingkungan. Masing-masing

daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan

karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari.

Page 14: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

13

Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman

tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan

dengan kebutuhan pengembangan daerah.

5. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk

mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis

perlu memperhatikan keragaman dan mendorong

partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan

wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus

ditampung secara berimbang dan saling mengisi.

6. Tuntutan dunia kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh

kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa

kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh

sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup

untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja.

Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan

kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke

jenjang yang lebih tinggi.

Page 15: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

14

7. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang

membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana

IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama

perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan

adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS

sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan

perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus

dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan

sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni.

8. Agama

Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung

peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan

tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat

beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua

mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan

iman, taqwa dan akhlak mulia.

9. Dinamika perkembangan global

Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada

individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika

Page 16: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

15

dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar

bangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang

mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai

kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku

dan bangsa lain.

10. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan

wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi

landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan

kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena

itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya

wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional

untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah

NKRI.

11. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan

karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan

menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan

dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih

dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari

daerah dan bangsa lain.

Page 17: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

16

12. Kesetaraan Jender

Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya

pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan

kesetaraan jender.

13. Karakteristik satuan pendidikan

Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi,

misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.

Page 18: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

17

II. KOMPONEN KURIKULUM TINGKAT

SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan

Pendidikan dasar dan menengah, dengan mengacu pada

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, bertujuan

membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang:

a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur;

b. berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;

c. sehat, mandiri, dan percaya diri; dan

d. toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.

B. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan

Dokumen KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah meliputi:

1. Kurnas yang terdiri dari Rasional, Kerangka Dasar

Kurikulum, Struktur Kurikulum, Deskripsi

Page 19: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

18

Matapelajaran, KI dan KD, dan Silabus untuk satuan

pendidikan terkait.

2. Kurda yang terdiri dari KD dan Silabus yang

dikembangkan oleh daerah yang bersangkutan, dengan

acuan KI yang dikembangkan pada Kurnas.

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

4. Kegiatan Kurikuler (intrakurikuler, kokurikuler,

ekstrakurikuler)

5. Kalender Pendidikan.

Struktur dan Muatan Kurnas meliputi sejumlah mata

pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan

beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan,

yang mengikat sejumlah KD yang memiliki karakteristik

tertentu pada aspek materi pelajaran.

1. Mata pelajaran

Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-

masing tingkat satuan pendidikan berpedoman pada

struktur Kurnas.

2. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk

mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan

Page 20: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

19

ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan

daerah, yang materinya menjadi bagian dari

matapelajaran senibudaya, prakarya, dan pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan, atau matapelajaran

pilihan pada jenjang pendidikan menengah. Substansi

muatan lokal ditentukan oleh daerah, diwujudkan dalam

kurikulum daerah. Oleh karena itu, daerah harus

mengembangkan Kompetensi Dasar kurikulum daerah

yang distrukrisasi dalam KTSP.

3. Kegiatan Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai

dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik

sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan

diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru,

atau tenaga kependidikan yang dilakukan dalam bentuk

kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri

dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan

konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi,

kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier

peserta didik. Sedangkan untuk kegiatan ekstrakurikuler

Page 21: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

20

dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan Pramuka

yang menjadi ekstrakulikuler wajib.

Khusus untuk sekolah menengah kejuruan

pengembangan diri terutama ditujukan untuk

pengembangan kreativitas, bimbingan karier, dan/atau

wirausaha.

Pengembangan diri untuk satuan pendidikan khusus

menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan

kemandirian sesuai dengan kebutuhan khusus peserta

didik.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran.

Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara

kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran.

4. Pengaturan Beban Belajar

a. Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh

tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB,

SMP/MTs/SMPLB baik kategori standar maupun

mandiri, SMA/MA/SMALB /SMK/MAK kategori

standar.

Page 22: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

21

Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS)

dapat digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB kategori

mandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK

kategori standar.

Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS)

digunakan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK

kategori mandiri.

b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada

sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera

dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi

waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat

pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun

ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan

jumlah beban belajar yang tetap.

c. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan

kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem

paket untuk SD/MI/SDLB 0% - 40%,

SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% - 60% dari

waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang

Page 23: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

22

bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut

mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta

didik dalam mencapai kompetensi.

d. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan

praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap

muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara

dengan satu jam tatap muka.

e. Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan

terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur

untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK yang

menggunakan sistem satuan kredit semester (sks)

mengikuti aturan sebagai berikut.

Satu sks pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit

tatap muka, 20 menit kegiatan terstruktur dan

kegiatan mandiri tidak terstruktur.

Satu sks pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri

atas: 45 menit tatap muka, 25 menit kegiatan

terstruktur dan 25 menit kegiatan mandiri tidak

terstruktur.

Page 24: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

23

5. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah

ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara

0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing

indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan

kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan

tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta

kemampuan sumber daya pendukung dalam

penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan

diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar

secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan

ideal.

6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun

ajaran. Kriteria kenaikan kelas diatur oleh masing-

masing direktorat teKurnasis terkait.

Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1),

peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan

pada pendidikan dasar dan menengah setelah:

a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir

untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata

pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok

Page 25: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

24

kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata

pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran

jasmani, olahraga, dan kesehatan;

c. lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata

pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan

d. lulus Ujian Nasional.

7. Peminatan

Peminatan dilakukan pada kelas X SMA/SMK. Kriteria

peminatan diatur di dalam Kurnas dan lebih lanjut diatur

oleh direktorat teKurnasis terkait.

8. Pendidikan Karakter, Kecakapan Hidup,

Wirausaha, Anti Korupsi, dan Lingkungan

a. Pendidikan karakter dilakukan secara terintegrasi

pada kurikulum untuk SD/MI/SDLB,

SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/ SMALB,

SMK/MAK yang dicerminkan oleh aspek sikap,

pengetahuan, dan keterampilan pada SKL dan KI.

Yang dimaksud terintegrasi adalah bahwa

pendidikan karakter tidak diajarkan sebagai

matapelajaran terpisah, akan tetapi dilatihkan dan

diteladankan pada setiap matapelajaran.

Page 26: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

25

b. Kurikulum untuk SD/MI/SDLB,

SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/ SMALB,

SMK/MAK memasukkan pendidikan kecakapan

hidup, yang mencakup kecakapan pribadi,

kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan/atau

kecakapan vokasional serta menjadi merupakan

bagian integral dari pendidikan semua mata

pelajaran. Dengan demikian, akan terjadi

keseimbangan hard skills dan soft skills pada setiap

jenjang pendidikan.

c. Prinsup-prinsip dan implementasi jiwa wirausaha

merupakan bagian integral dari pendidikan semua

matapelajaran pada Kurikulum untuk SD/MI/SDLB,

SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/ SMALB,

SMK/MAK.

d. Karakter jujur merupakan pondasi dari pendidikan

antikorupsi. Penanaman karakter jujur dilakukan

terintegrasi pada semua matapelajaran pada

Kurikulum untuk SD/MI/SDLB,

SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/ SMALB,

SMK/MAK. Pengetahuan antikorupsi menjadi

muatan matapelajaran yang relevan pada jenjang

pendidikan menengah.

Page 27: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

26

e. Kesadaran pentingnya menjaga lingkungan untuk

generasi mendatang ditanamkan secara terintegrasi

pada semua matapelajaran pada kurikulum untuk

SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/

SMALB, SMK/MAK..

9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global

adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan

lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek

ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan

komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya

bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta

didik.

b. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan

dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan

lokal dan global.

c. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global

dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran

dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan

lokal.

d. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat

diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan

Page 28: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

27

formal lain dan/atau nonformal yang sudah

memperoleh akreditasi.

C. Kalender Pendidikan

Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun

kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah,

karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan

masyarakat, dengan memperhatikan Kurnas dan Kurda.

Page 29: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

28

III. PENGEMBANGAN RENCANA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana

pembelajaran detil pada suatu materi pokok atau tema

tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar,

materi pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,

tujuan, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan

sumber belajar. RPP dijabarkan dari silabus untuk

mengarahkan peserta didik dalam upaya mencapai KD,

sesuai dengan standar proses pembelajaran. Setiap guru

dalam satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP pada

matapelajaran yang diampunya, di bawah supervisi guru

senior yang ditunjuk, kepala sekolah, pengawas, atau dari

LPTK yang relevan. RPP disusun sebelum awal tahun

pelajaran, dan menjadi bagian KTSP.

B. Prinsip Pengembangan RPP

1. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan

dalam RPP harus benar, bersesuaian dengan silabus, dan

dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

Page 30: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

29

2. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan

penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat

perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan

spritual peserta didik.

3. Sistematis

Komponen-komponen RPP saling berhubungan secara

fungsional dalam mencapai kompetensi.

4. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara

KI, KD, indikator, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.

Kegiatan pembelajaran konsisten dengan silabus dan

SP, kegiatan penilaian juga konsisten dengan silabus

dan Spen, sumber belajar konsisten dengan Buku

Babon.

5. Memadai

Cakupan indikator, materi pembelajaran kegiatan

pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian

cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

Page 31: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

30

6. Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pembelajaran kegiatan

pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian

memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni

mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang

terjadi.

7. Fleksibel

Keseluruhan komponen RPP dapat mengakomodasi

keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika

perubahan yang terjadi di sekolah dan kebutuhan

masyarakat.

8. Menyeluruh

Komponen RPP mencakup pengembangan keseluruhan

ranah (kognitif, afektif, psikomotor).

D. Pengembang RPP

Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh para guru secara

mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau

beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG),

dan Dinas Pendidikan.

Page 32: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

31

1. Disusun secara mandiri di bawah supervisi guru senior

dan/atau kepala sekolah, apabila guru yang

bersangkutan mampu mengenali karakteristik siswa,

kondisi sekolah dan lingkungannya, serta menerapkan

prinsip-prinsip pembelajaran yang baik sesuai SP dan

prinsip penilaian sesuai SPen.

2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum

dapat melaksanakan pengembangan RPP secara

mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan

untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk

mengembangkan RPP yang akan digunakan oleh

sekolah tersebut.

3. Untuk sekolah yang belum mampu mengembangkan

RPP secara mandiri, sebaiKurnasya bergabung dengan

sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk

bersama-sama mengembangkan RPP yang akan

digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup

MGMP/PKG setempat.

5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi

penyusunan RPP dengan membentuk sebuah tim yang

terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya

masing-masing.

6. LPMP, P4TK, LPTK dapat berperan serta dengan

melatih dan/atau mendampingi guru menyusun RPP.

Page 33: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

32

E. Langkah-langkah Pengembangan RPP

1. Mengkaji Silabus pada Kurnas

Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap

silabus terdapat 4 KD sesuai dengan aspek KI (sikap

kepada Tuhan, sikap diri dan terhadap lingkungan,

pengetahuan, dan keterampilan). Untuk mencapai 4 KD

tersebut, di dalam silabus dirumuskan kegiatan siswa

secara umum dalam pembelajaran berdasarkan standar

proses. Kegiatan siswa ini merupakan rincian dari

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yaKurnasi:

mengamati (observing), menanya (questioning),

pelakukan percobaan (experimenting) atau pengamatan

lanjutan, mengolah (producting) atau menganalisis

(analizing) dan menyajikan. Kegiatan inilah yang harus

dirinci lebih lanjut di dalam RPP, termasuk mengkaji

KD untuk maksud:

1) menentukan urutan berdasarkan hierarki konsep

disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi;

2). Menentukan keterkaitan (benang merah) antar

KD dalam mata pelajaran untuk keperluan

apersepsi;

Page 34: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

33

b. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran

Mengidentifikasi materi pembelajaran yang

menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan

mempertimbangkan:

1) potensi peserta didik;

2) relevansi dengan karakteristik daerah,

3) tingkat perkembangan fisik, intelektual,

emosional, sosial, dan spritual peserta didik;

4) kebermanfaatan bagi peserta didik;

5) struktur keilmuan;

6) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi

pembelajaran;

7) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan

tuntutan lingkungan; dan

8) alokasi waktu.

2. Menentukan Tujuan

Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau

diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Tujuan

mengacu pada indikator, paling tidak mengandung dua

aspek: Audience (peserta didik) dan Behavior (aspek

kemampuan). Akan tetapi, untuk keperluan kemudahan

dalam pembuatan alat penilaian, disarankan tujuan

mengandung 4 aspek: Audience (peserta didik), Behavior

Page 35: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

34

(aspek kemampuan), Condition (dalam kondisi apa

kemampuan itu muncul/ditampilkan), dan Degree

(derajat pencapaian kemampuan yang diinginkan).

3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan

pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan

fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik

dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya

dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.

Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud

melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang

bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman

belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai

peserta didik.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan

kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan

bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar

dapat melaksanakan proses pembelajaran secara

profesional.

Page 36: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

35

b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan

manajerial yang dilakukan guru, agar peserta didik

dapat melakukan kegiatan seperti di silabus.

c. Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan

diorganisasikan menjadi kegiatan: Pendahuluan,

Inti, dan Penutup. Kegiatan ini dijabarkan lebih

lanjut menjadi rincian dari eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi, yaKurnasi: mengamati (observing),

menanya (questioning), pelakukan percobaan

(experimenting) atau pengamatan lanjutan,

mengolah (producting) atau menganalisis

(analyzing) dan menyajikan. Untuk pembelajaran

yang bertujuan menguasai prosedur untuk

melakukan sesuatu, kegiatan pembelajaran dapat

berupa pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli,

peniruan oleh peserta didik, pengecekan dan

pemberian umpan balik oleh guru, dan pelatihan

lanjutan.

4. Penjabaran Jenis Penilaian

Di dalam silabus telah ditentukan jenis penilaiannya.

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik

dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan

dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk

Page 37: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

36

tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran

sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek

dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian

diri. Oleh karena pada setiap pembelajaran siswa

didorong untuk menyajikan karya, maka portofolio

merupakan cara penilaian yang harus dilakukan untuk

jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk

memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data

tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang

dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,

sehingga menjadi informasi yang bermaKurnasa dalam

pengambilan keputusan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.

a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian

kompetensi.

b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu

berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik

setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan

untuk menentukan posisi seseorang terhadap

kelompoKurnasya.

Page 38: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

37

c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian

yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua

indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis

untuk menentukan kompetensi dasar yang telah

dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui

kesulitan siswa.

d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak

lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses

pembelajaran berikutnya, program remedi bagi

peserta didik yang pencapaian kompetensinya di

bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan

bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria

ketuntasan.

e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan

pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses

pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran

menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan

maka evaluasi harus diberikan baik pada proses

misalnya teKurnasik wawancara, maupun produk

berupa hasil melakukan observasi lapangan.

6. Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar

didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi

Page 39: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

38

waktu mata pelajaran per minggu dengan

mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan,

kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan

kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan

dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk

menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh

peserta didik yang beragam. Oleh karena itu, alokasi

tersebut dirinci dan disesuaikan lagi di RPP.

7. Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan

yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang

berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta

lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Sumber

belajar cetak utama adalah Buku Babon (Kurnas) dan

Buku Suplemen (Kurda). Oleh karena peserta didik

didorong untuk mencari informasi, maka internet juga

menjadi sumber belajar yang dapat dimanfaatkan.

Page 40: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

39

IV. PELAKSANAAN PENYUSUNAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN

PENDIDIKAN

A. Analisis Konteks

1. Menganalisis kondisi yang ada di satuan pendidikan

yang meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga

kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program-

program.

2. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di

masyarakat dan lingkungan sekitar misalnya komite

sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi

profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber daya

alam dan sosial budaya.

3. Analisis keunggulan dan kebutuhan daerah, tercermin di

dalam Kurda.

4. Analisis kebutuhan nasional, tercermin di dalam

Kurnas.

Page 41: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

40

B. Mekanisme Penyusunan

1. Tim Penyusun

Tim penyusun KTSP pada SD, SMP, SMA dan SMK

terdiri atas guru, konselor, dan kepala sekolah sebagai

ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim

penyusun melibatkan komite sekolah, dan nara sumber,

serta pihak lain yang terkait. Koordinasi dan supervisi

dilakukan oleh dinas yang bertanggung jawab di bidang

pendidikan tingkat kabupaten/kota untuk SD dan SMP

dan tingkat provinsi untuk SMA dan SMK.

Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan MI,

MTs, MA dan MAK terdiri atas guru, konselor, dan

kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Di

dalam kegiatan tim penyusun melibatkan komite

sekolah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait.

Koordinasi dan supervisi dilakukan oleh Departemen

yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama.

Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan

khusus (SDLB,SMPLB, dan SMALB) terdiri atas guru,

konselor, kepala sekolah sebagai ketua merangkap

Page 42: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

41

anggota. Di dalam kegiatan tim penyusun melibatkan

komite sekolah, dan nara sumber, serta pihak lain yang

terkait. Supervisi dilakukan oleh dinas provinsi yang

bertanggung jawab di bidang pendidikan.

2. Kegiatan

Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan

perencanaan sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat

berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya

sekolah/madrasah dan/atau kelompok sekolah/madrasah

yang diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum

tahun pelajaran baru.

Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar

meliputi: penyiapan dan penyusunan draf, reviu dan

revisi, serta finalisasi, pemantapan dan penilaian.

Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan

diatur dan diselenggarakan oleh tim penyusun.

3. Pemberlakuan

Dokumen KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK

dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah setelah

Page 43: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

42

mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan

diketahui oleh dinas tingkat kabupaten/kota yang

bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan

SMP, dan tingkat propinsi untuk SMA dan SMK

Dokumen KTSP pada MI, MTs, MA, dan MAK

dinyatakan berlaku oleh kepala madrasah setelah

mendapat pertimbangan dari komite madrasah dan

diketahui oleh departemen yang menangani urusan

pemerintahan di bidang agama.

Dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan SDLB,

SMPLB, dan SMALB dinyatakan berlaku oleh kepala

sekolah serta mendapat pertimbangan dari komite

sekolah dan diketahui dinas provinsi yang bertanggung

jawab di bidang pendidikan.

Page 44: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

43

BAGIAN KEDUA

PEDOMAN PENGELOLAAN KURIKULUM

TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG

PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN

Mengacu pada prioritas kebijakan pembangunan

pendidikan nasional yang dimuat baik dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2010-2014 maupun Rencana Strategis Kementerian

Pendidikan Nasional (Renstra Kemendiknas) 2010-2014,

dan berbagai kajian lainnya, akhirnya bermuara pada

penataan ulang KTSP dalam bentuk Kurikulum 2013. Pada

Kurikulum 2013, kurikulum yang disusun oleh satuan

pendidikan mengadopsi kebutuhan nasional dan kebutuhan

dan potensi yang ada di daerah.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) mengacu pada kurikulum yang dikembangkan pada

tingkat nasional, yakni Kurikulum Nasional (Kurnas) dan

Kurikulum Daerah (Kurda), yakni kurikulum yang

Page 45: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

44

dikembangkan pada tingkat daerah. Pengembangan

kurikulum tersebut berdasarkan standar nasional

pendidikan dan pemanfaatan potensi daerah untuk

menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar

nasional pendidikan terdiri atas standar kompetensi lulusan,

standar isi, proses, tenaga kependidikan, sarana dan

prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian

pendidikan. Empat dari kedelapan standar nasional

pendidikan tersebut, yaitu Standar Kompetensi Lulusan

(SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses (SP), dan Standar

Penilaian (Spen) merupakan acuan utama dalam

mengembangkan kurikulum. Pengembangan, pelaksaanaan,

dan evaluasi KTSP yang mengacu Kurnas dan Kurda ini

memerlukan pengelolaan yang cermat.

Untuk melakukan pengelolaan KTSP, diperlukan pedoman

yang mendudukkan setiap lembaga atau unit sesuai dengan

tugas dan fungsi masing-masing. Panduan pengelolaan

KTSP disusun antara lain agar dapat memberi arah bagi

tiap lembaga hingga satuan pendidikan untuk

mengembangkan, melaksanakan, dan mengevaluasi KTSP

berdasarkan kurikulum yang dikembangkan pusat dan

daerah. Sebagai muaranya, pedoman pengelolaan KTSP

diharapkan dapat membantu dan memberikan kesempatan

Page 46: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

45

peserta didik untuk belajar secara optimal, sehingga mampu

mencapai SKL pada satuan pendidikan tertentu.

A. Landasan

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP,

adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4);

Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36

ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38

ayat (1), (2).

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP,

adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1),

(2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5),

(6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1),

(2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1),

(2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1),

(2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1),

(2), (3); Pasal 20.

Page 47: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

46

3. Kurikulum Daerah (Kurda)

Adalah kurikulum yang dikembangkan Daerah Tingkat

I dan daerah Tingkat II dan berlaku pada wilayah

tersebut. Kurda merupakan bagian dari Kurikulum

2013. Kurda berupa mata pelajaran yang ditetapkan oleh

Pemerintah daerah.

B. Tujuan Pedoman Pengelolaan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan

Tujuan Panduan pengelolaan KTSP ini untuk menjadi acuan

bagi lembaga pada jajaran kementerian pendidikan dan

kebudayaan hingga satuan pendidikan SD/MI/SDLB,

SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK

dalam pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum

yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan

yang bersangkutan.

C. Pengertian

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Page 48: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

47

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan

dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP

paling tidak terdiri dari Kurnas, Kurda, Kegiatan Kurikuler,

Kalender Pendidikan, dan RPP.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada satu atau

beberapa materi pokok atau tema tertentu yang mencakup

kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,

penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana

pembelajaran detil pada suatu materi pokok atau tema

tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar,

materi pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,

tujuan, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan

sumber belajar.

Page 49: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

48

II. KERANGKA KERJA PENGELOLAAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN

PENDIDIKAN

Secara makro pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi

Kurikulum 2013 (termasuk di dalamnya Kurnas dan Kurda)

melibatkan 3 entitas besar: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (pusat), Daerah Tingkat I dan II (daerah), serta

satuan pendidikan ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Kerja Pengelolaan Kurikulum 2013

Page 50: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

49

Berdasarkan Gambar 1, Kemdikbud (pusat)

mengembangkan dan menetapkan SKL, SI, Kurnas yang

berisi Rasional, Kerangka Dasar Kurikulum, dan Silabus.

Untuk keperluan implementasi kurikulum, kemdikbud juga

mengembangkan Buku Babon dan Buku Petunjuk Guru.

Pemerintah Daerah menetapkan Kurda dalam bentuk

Silabus untuk KD yang ditetapkan daerah pada

matapelajaran Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani Olah

Raga dan Kesehatan, Prakarya, serta matapelajaran pilihan

untuk jenjang pendidikan menengah. Selain itu, pemerintah

daerah berkewajiban melaksanakan koordinasi dan

supervisi untuk pelaksanaan dan evaluasi kurikulum. Satuan

pendidikan menetapkan KTSP yang didalamnya paling

tidak mengandung Kurnas, Kurda, Kalender

Akademik/Pendidikan, Kegiatan Kurikuler, dan RPP.

Kerangka kerja tersebut perlu dijabarkan dalam rumusan

tugas fungsi pada setiap lembaga/unit kerja terkait.

Page 51: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

50

II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI PADA

PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT

SATUAN PENDIDIKAN

Kerangka kerja pada Gambar 1 tersebut perlu dijabarkan

dalam rumusan Tugas dan Fungsi (Tusi) pada setiap

lembaga/unit kerja terkait, sebagai berikut:

A. Satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan

dan menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan

dasar dan menengah sesuai kebutuhan satuan pendidikan

yang bersangkutan berdasarkan pada :

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 sampai dengan

Pasal 38;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan Pasal 5 sampai dengan

Pasal 18, dan Pasal 25 sampai dengan Pasal 27;

3. Peraturan Kepala Pemerintah Daerah tentang

Kurikulum Daerah.

B. Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat

mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih

Page 52: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

51

tinggi dari SI, SKL, dan Kurnas. Pengembangan dan

penetapan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar

dan menengah memperhatikan pedoman penyusunan

kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan

menengah yang disusun Badan Penelitian dan

Pengembangan dan Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Kemdikbud. Kurikulum satuan pendidikan dasar dan

menengah ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan

dasar dan menengah setelah memperhatikan

pertimbangan dari Komite Sekolah atau Komite

Madrasah.

C. Gubernur menetapkan Kurda dan Buku Suplemen, serta

menetapkan cara-cara koordinasi dan supervisi

pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi KTSP sesuai

dengan kondisi di provinsi masing-masing.

D. Bupati/walikota menetapkan Kurda dan Buku Suplemen

yang relevan dengan daerahnya dan menetapkan cara-

cara koordinasi dan supervisi pengembangan,

pelaksanaan, dan evaluasi KTSP sesuai dengan kondisi

di kabupaten/kota masing-masing.

E. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan:

Page 53: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

52

1. mengembangkan model-model kurikulum sebagai

masukan bagi BSNP;

2. mengembangkan dan mengujicobakan model-model

kurikulum inovatif;

3. mengembangkan dan mengujicobakan model

kurikulum untuk pendidikan layanan khusus;

4. bekerjasama dengan perguruan tinggi dan/atau

LPMP melakukan pendampingan satuan pendidikan

dasar dan menengah dalam pengembangan

kurikulum satuan pendidikan dasar dan menengah;

Page 54: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

53

BAGIAN KETIGA

PEDOMAN PEMBELAJARAN PADA JENJANG

PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN

Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19

tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

pembelajaran pada tingkat dasar dan menengah mengikuti

Standar Proses. Standar proses adalah standar nasional

pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan

pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai

kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal

proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan

menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk

jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal,

baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester.

Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pem-

Page 55: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

54

belajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk ter-

laksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Panduan pembelajaran dalam pendidikan dasar dan

menengah ini disusun antara lain agar dapat memberi arah

bagi satuan pendidikan untuk mengembangkan KTSP

berdasarkan kurikulum yang dikembangkan pusat dan

daerah, khususnya dalam mengembangkan dan

melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Sebagai muaranya, panduan pembelajaran ini diharapkan

dapat membantu dan memberikan kesempatan peserta didik

untuk belajar secara optimal, sehingga mampu mencapai

SKL pada satuan pendidikan tertentu.

A. Landasan

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP,

adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4);

Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36

ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38

ayat (1), (2).

Page 56: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

55

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP,

adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1),

(2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5),

(6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1),

(2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1),

(2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1),

(2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1),

(2), (3); Pasal 20.

3. Kurikulum Nasional (Kurnas)

Adalah kurikulum yang dikembangkan pusat dan

berlaku secara nasional, yang di dalamnya memuat

Rasional, Struktur Kurikulum dan Beban Belajar,

Kerangka Implementasi, Silabus, dan Buku Babon

untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan.

4. Kurikulum Daerah (Kurda)

Adalah kurikulum yang dikembangkan Daerah Tingkat

I dan daerah Tingkat II dan berlaku pada wilayah

tersebut.

Page 57: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

56

B. Tujuan Panduan Pembelajaran

Tujuan Panduan Pembelajaran ini untuk menjadi acuan bagi

satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,

SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam penyusunan dan

pengembangan kurikulum, khususnya dalam menyusun RPP

dan mengimplementasikannya dalam pembelajaran yang

akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang

bersangkutan.

C. Pengertian

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan

dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP

paling tidak terdiri dari Kurnas, Kurda, kalender pendidikan,

dan RPP.

Standar Proses adalah standar nasional pendidikan tentang

perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses

Page 58: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

57

pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan

pengawasan proses pembelajaran pada satuan pendidikan

dasar dan menengah.

Standar Penilaian adalah standar nasional pendidikan

tentang perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut

penilaian hasil pembelajaran pada satuan pendidikan dasar

dan menengah.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada satu atau

beberapa materi pokok atau tema tertentu yang mencakup

kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,

penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana

pembelajaran detil pada suatu materi pokok atau tema

tertentu yang mencakup kompetensi dasar, materi

pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, tujuan,

kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan

sumber belajar.

Page 59: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

58

II. PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN

DASAR DAN MENENGAH

A. Pandangan tentang Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran diselenggarakan untuk membentuk

watak, membangun pengetahuan, sikap dan kebiasaan-

kebiasaan untuk meningkatkan mutu kehidupan peserta

didik. Kegiatan pembelajaran memberdayakan semua

potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang

diharapkan. Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong

pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap

individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan

mewujudkan masyarakat belajar. Kegiatan pembelajaran

mengembangkan kemampuan untuk mengetahui,

memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam kebersamaan,

dan mengaktualisasikan diri. Dengan demikian, kegiatan

pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang: (1)

berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas

peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan

menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan

kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang

beragam.

Page 60: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

59

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menerapkan berbagai

strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan,

kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. Dalam hal ini

kegiatan pembelajaran mampu mengembangkan dan

meningkatkan kompetensi, kreativitas, kemandirian,

kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan

kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta

meningkatkan peradaban dan martabat bangsa.

Di dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk

menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi

kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan

lama di dalam benaknya, dan merevisinya apabila aturan-

aturan itu tidak lagi sesuai. Pandangan dasar tentang

pembelajaran adalah bahwa pengetahuan tidak dapat

dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta

didik harus didorong untuk mengkonstruksi pengetahuan di

dalam benaknya. Agar benar-benar memahami dan dapat

menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong

untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala

sesuatu untuk dirinya, bersusah payah dengan ide-idenya.

Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini,

dengan memberi kesempatan peserta didik untuk

Page 61: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

60

menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan

mengajar peserta didik menjadi sadar dan secara sadar

menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru

dapat memberi peserta didik anak tangga yang membawa

peserta didik ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan

catatan peserta didik sendiri yang harus memanjat anak

tangga tersebut. Bagi peserta didik, pembelajaran harus

bergeser dari “diberi tahu” menjadi “aktif mencari tahu”.

Di dalam pembelajaran, peserta didik membangun

pengetahuan bagi dirinya. Bagi peserta didik, pengetahuan

yang ada di benaknya bersifat dinamis, berkembang dari

sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan

di sekitarnya menuju ruang lingkup yang lebih luas, dan dari

yang bersifat konkrit menuju abstrak. Sebagai manusia

yang sedang berkembang, peserta didik telah, sedang, dan

akan mengalami empat tahap perkembangan intelektual,

yakni sensori motor, pra-operasional, operasional konkrit,

dan operasional formal.

Fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul

dalam percakapan atau kerjasama antar individu sebelum

fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam

individu tersebut. Jadi, pembelajaran terjadi apabila peserta

Page 62: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

61

didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang

belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam

jangkauan kemampuannya. Peran guru dalam pembelajaran

adalah memberikan tugas menantang berupa permasalahan

yang harus dipecahkan peserta didik. Pada saat tugas itu

diberikan, peserta didik belum menguasai cara

pemecahannya, namun dengan berdiskusi dengan temannya

dan bantuan guru, tugas tersebut dapat diselesaikan. Dengan

menyelesaikan tugas tersebut, kemampuan-kemampuan

dasar untuk menyelesaikan tugas itu akan dikuasai peserta

didik.

Guru menyediakan kesempatan peserta didik untuk

berdiskusi dan berbagai bentuk kerjasama lainnya untuk

menyelesaikan tugas itu. Selain itu, guru memberikan

sejumlah besar bantuan kepada peserta didik selama tahap-

tahap awal pembelajaran. Selanjutnya peserta didik

mengambil alih tanggung-jawab yang semakin besar segera

setelah ia dapat melakukannya. Bantuan yang diberikan

guru tersebut dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan,

menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah

pemecahan, memberikan contoh, atau apapun yang lain

yang memungkinkan peserta didik tumbuh mandiri. Sekali

lagi, bantuan tersebut tidak bersifat “memberitahu secara

Page 63: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

62

langsung” tetapi “mendorong peserta didik untuk mencari

tahu”.

Di dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk

belajar melalui keterlibatan aktif dengan keterampilan-

ketearmpilan, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip. Guru

mendorong peserta didik untuk mendapatkan pengalaman

dengan melakukan kegiatan yang memungkinkan mereka

menemukan konsep dan prinsip-prinsip untuk diri mereka

sendiri. Dengan kata lain, pembelajaran terjadi apabila

peserta didik terlibat secara aktif dalam menggunakan

proses mentalnya agar mereka memperoleh pengalaman,

sehingga memungkinkan mereka untuk menemukan

beberapa konsep atau prinsip tersebut. Proses-proses mental

itu misalnya: mengamati, menanya dan merumuskan

masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen,

melaksanakan eksperimen, mengumpulkan dan

menganalisis data, menarik kesimpulan, serta menyajikan.

B. Langkah-langkah Pembelajaran

Prinsip-prinsip pembelajaran menurut standar proses perlu

diwujudkan dalam perencanaan pembelajaran, proses

pembelajaran, dan penilaian. Untuk memberikan bantuan

kepada guru, prinsip-prinsip pembelajaran tersebut

Page 64: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

63

dijabarkan dalam urutan pelaksanaan pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik

untuk mengikuti proses pembelajaran;

b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi

yang akan dipelajari;

c. mengantarkan peserta didik kepada suatu

permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk

mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan

pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan

dicapai;

d. menyampaikan garis besar cakupan materi dan

penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan

peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan

atau tugas.

2. Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

Page 65: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

64

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativi-

tas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan

dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran,

yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi.

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru mendorong peserta

didik untuk mencari informasi yang luas dan dalam

tentang masalah/tugas/topik yang akan

diselesaikan/dipelajari dengan menerapkan prinsip

alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka

sumber. Pencarian informasi ini terutama dilakukan

dengan mengamati (observing), menghubung-

hubungkan fenomena (associating), menanya atau

merumuskan masalah (questioning), dan melakukan

percobaan (experimenting) atau pengamatan

lanjutan.

Untuk pembelajaran yang bertujuan menguasai

prosedur untuk melakukan sesuatu, guru

Page 66: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

65

memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan

pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh

guru atau ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya

guru melakukan pengecekan dan pemberian umpan

balik, dan latihan lanjutan kepada peserta didik.

Dalam kegiatan eksplorasi, guru memfasilitasi

terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara

peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber

belajar lainnya. Guru melibatkan peserta didik

secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Ruang pembelajaran tidak hanya kelas, namun

dalam kegiatan eksplorasi guru memfasilitasi

peserta didik melakukan ekplorasi pada tempat

yang sedapat mungkin relevan yang dieksplorasi,

misalnya di laboratorium, studio, atau lapangan.

Media dan sumber belajar lainnya digunakan guru

untuk memberi bantuan peserta didik melakukan

eksplorasi dalam bentuk mengamati (observing),

menghubung-hubungkan fenomena (associating),

menanya atau merumuskan masalah (questioning),

dan melakukan percobaan (experimenting) atau

pengamatan lanjutan.

Page 67: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

66

Pada fase ekplorasi (dan juga elaborasi), guru

memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran

kooperatif atau kolaboratif sehingga peserta didik

mampu bekerjasama untuk menyelesaikan suatu

tugas atau memecahkan masalah tanpa takut salah.

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru memberikan

kesempatan peserta didik untuk melakukan analisis,

berpikir, dan menyimpulkan atau menyelesaikan

masalah. Guru memfasilitasi peserta didik untuk

menelusuri informasi lanjutan yang berkenaan

dengan topik atau tugas, sekaligus membiasakan

peserta didik membaca dan menulis. Guru

memfasilitasi peserta didik untuk memperluas

dan/atau memperdalam gagasan yang ditemukan

atau untuk memunculkan gagasan baru baik secara

lisan maupun tertulis melalui pemberian tugas,

diskusi, dan lain-lain.

Guru memfasilitasi peserta didik membuat laporan

eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun

tertulis, secara individual maupun kelompok.

Page 68: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

67

Selanjutnya, guru memfasilitasi peserta didik untuk

menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok

dalam bentuk presentasi lisan atau tertulis, pameran,

turnamen, festival, atau ragam penyajian lainnya

yang dapat menumbuhkan kebanggaan dan rasa per-

caya diri peserta didik.

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan

umpan balik positif dan penguatan terhadap hasil

eksplorasi dan elaborasi peserta didik dalam bentuk

lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap

keberhasilan peserta didik. Guru memfasilitasi

peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang telah dilakukan.

Pada kegiatan konfirmasi, guru berfungsi sebagai

narasumber dan fasilitator dalam menjawab

pertanyaan peserta didik yang menghadapi

kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku

dan benar. Walaupun demikian, jawaban tersebut

tetap memberikan ruang bagi peserta didik untuk

menumbuhkan rasa ingin tahu dan keinginan untuk

mencari tahu yang lebih dalam pada diri peserta

Page 69: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

68

didik. Jika ada masalah yang belum terpecahkan

dengan tepat, guru membantu peserta didik

menyelesaikan masalah dengan tetap memberi

penguatan atas upaya pemecahan masalah yang

dilakukan peserta didik.

Guru memberi acuan agar peserta didik agar dapat

melakukan pengecekan hasil eksplorasi, memberi

informasi dan dorongan untuk bereksplorasi lebih

jauh, dan memberikan motivasi kepada peserta didik

yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan

peserta didik dan/atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian

dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram,

memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut

dalam bentuk pembelajaran remedi, program

pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan

tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai

dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan

rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Page 70: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

69

Page 71: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

70

III. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk

memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang

proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara

sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi

informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.

a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian

kompetensi.

b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu

berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik

setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan

untuk menentukan posisi seseorang terhadap

kelompoknya.

c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang

berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator

ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan

kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum,

serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.

Page 72: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

71

d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak

lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses

pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta

didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria

ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik

yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.

e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman

belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran.

Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan

tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan

baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun

produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.

Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil

pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian

kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai

bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan

memperbaiki proses pembelajaran.

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik

dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan

dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis

maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,

penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,

Page 73: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

72

penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Oleh karena pada

setiap pembelajaran peserta didik didorong untuk

menyajikan karya, maka portofolio merupakan cara

penilaian yang harus dilakukan untuk jenjang pendidikan

dasar dan menengah.

Page 74: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

73

III. PENGEMBANGAN RENCANA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana

pembelajaran detil pada suatu materi pokok atau tema

tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar,

materi pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,

tujuan, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan

sumber belajar. RPP dijabarkan dari silabus untuk

mengarahkan peserta didik dalam upaya mencapai KD,

sesuai dengan standar proses pembelajaran. Setiap guru

dalam satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP pada

matapelajaran yang diampunya, di bawah supervisi guru

senior yang ditunjuk, kepala sekolah, pengawas, atau dari

LPTK yang relevan. RPP disusun sebelum awal tahun

pelajaran, dan menjadi bagian KTSP.

B. Prinsip Pengembangan RPP

RPP dikembangkan dengan berpedoman pada prinsip-

prinsip sebagai berikut:

Page 75: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

74

1. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan

dalam RPP harus benar, bersesuaian dengan silabus, dan

dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan

penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat

perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan

spritual peserta didik.

3. Sistematis

Komponen-komponen RPP saling berhubungan secara

fungsional dalam mencapai kompetensi.

4. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara

KI, KD, indikator, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.

Kegiatan pembelajaran konsisten dengan silabus dan

SP, kegiatan penilaian juga konsisten dengan silabus

dan Spen, sumber belajar konsisten dengan Buku

Babon.

5. Memadai

Cakupan indikator, materi pembelajaran kegiatan

pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian

cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

Page 76: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

75

6. Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pembelajaran kegiatan

pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian

memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni

mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang

terjadi.

7. Fleksibel

Keseluruhan komponen RPP dapat mengakomodasi

keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika

perubahan yang terjadi di sekolah dan kebutuhan

masyarakat.

8. Menyeluruh

Komponen RPP mencakup pengembangan keseluruhan

ranah (kognitif, afektif, psikomotor).

D. Komponen RPP

RPP disusun untuk setiap materi pokok atau tema yang

dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih,

dengan mengacu kepada silabus. Materi pokok atau tema

tersebut mengikat KD-KD yang bersesuaian pada empat

dimensi KI. Guru dapat juga merancang penggalan RPP

untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan

penjadwalan di satuan pendidikan. Komponen RPP adalah

sebagau berikut:

Page 77: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

76

1. Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan,

kelas, semester, program/program keahlian, mata

pelajaran dan materi pokok atau tema pelajaran, jumlah

pertemuan.

2. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang

harus dikuasai peserta didik dalam materi pokok atau

tema tertentu. Secara umum untuk materi pokok atau

tema tertentu, RPP mengorganisasikan upaya

pencapaian KD-KD pada 4 dimensi kompetensi inti:

sikap kepada Tuhan YME, sikap kepada diri sendiri dan

lingkungan sekitar, pengetahuan, dan keterampilan.

3. Indikator pencapaian kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur

dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian

kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian

mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi

dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional

yang dapat diamati dan diukur.

4. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan pernyataan tentang

hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik

sesuai dengan kompetensi dasar. Di dalam sebuah RPP,

Page 78: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

77

tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau

diorganisasikan mengikuti penggalan-penggalan tertentu

(misalnya untuk setiap pertemuan). Tujuan mengacu

pada indikator, paling tidak mengandung dua aspek:

Audience (peserta didik) dan Behavior (aspek

kemampuan). Akan tetapi, untuk keperluan kemudahan

dalam pembuatan alat penilaian, disarankan tujuan

mengandung 4 aspek: Audience (peserta didik),

Behavior (aspek kemampuan), Condition (dalam kondisi

apa kemampuan itu muncul/ditampilkan), dan Degree

(derajat pencapaian kemampuan yang diinginkan).

5. Materi ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur

yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai

dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

Secara umum, materi ajar paling tidak mencakup materi

ajar pada Buku Babon. Materi ajar lain yang relevan

dapat dimasukkan sebagai materi ajar yang menunjang

pencapaian kompetensi dasar dengan

mempertimbangkan:

9) potensi peserta didik;

10) relevansi dengan karakteristik daerah,

11) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional,

sosial, dan spritual peserta didik;

Page 79: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

78

12) kebermanfaatan bagi peserta didik;

13) struktur keilmuan;

14) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi

pembelajaran;

15) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan

tuntutan lingkungan; dan

16) alokasi waktu.

6. Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan un-

tuk pencapaian KD dan beban belajar.

7. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau

seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan

metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan

kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap

indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada

setiap mata pelajaran. Pemilihan metode pembelajaran

juga seiring dengan langkah-langkah eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi dalam pembelajaran yang

mendorong siswa untuk mengamati, menanya atau

merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,

melakukan pengamatan lanjutan atau eksperimen,

Page 80: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

79

menganalisis, menyimpulkan, dan menyajikan.

Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk

peserta didik kelas 1 sampai kelas 6 SD/MI.

8. Kegiatan pembelajaran

Pembelajaran diorganisasikan sesuai 3 kegiatan utama:

pendahuluan, inti, dan penutup seperti diuraikan dalam

langkah pembelajaran di atas.

9. Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil

belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kom-

petensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

10. Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada kegiatan

pembelajaran yang dirumuskan untuk mencapai KD.

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan

yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang

berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta

lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Sumber

belajar cetak utama adalah Buku Babon (Kurnas) dan

Buku Suplemen (Kurda). Oleh karena peserta didik

didorong untuk mencari informasi, maka internet juga

menjadi sumber belajar yang dapat dimanfaatkan.

Page 81: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

80

BAGIAN KEEMPAT

PEDOMAN EVALUASI KURIKULUM 2013

A. LATAR BELAKANG

Pengembangan kurikulum (curriculum development) adalah

suatu kegiatan sistematis, terencana terdiri atas kegiatan

pengembangan ide kurikulum (curriculum idea), dokumen

kurikulum (curriculum construction), implementasi kurikulum

(curriculum implementation), dan evaluasi kurikulum

(curriculum evaluation). Keempat dimensi pengembangan

kurikulum ini saling terkait dan merupakan suatu kesatuan

keseluruhan proses pengembangan.

Sebagai bagian dari pengembangan kurikulum, evaluasi

kurikulum merupakan kegiatan yang dilakukan sejak awal

perngembangan ide kurikulum (deliberation process),

pengembangan dokumen, implementasi, dan sampai kepada

saat dimana hasil suatu kurikulum sudah memiliki dampak di

masyarakat. Evaluasi dalam proses pengembangan ide dan

dokumen kurikulum dilakukan untuk mendapatkan masukan

mengenai kesesuaian ide dan desain kurikulum untuk

mengembangkan kualitas yang dirumuskan dalam SKL.

Page 82: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

81

Evaluasi terhadap implementasi dilakukan untuk memberikan

masukan terhadap proses pelaksanaan kurikulum agar sesuai

dengan apa yang telah dirancang dalam dokumen. Evaluasi

terhadap hasil memberikan keputusan mengenai dampak

kurikulum terhadap individu warganegara, masyarakat, dan

bangsa. Secara singkat, evaluasi kurikulum dilakukan untuk

menegakkan akuntabilitas kurikulum terhadap masyarakat dan

bangsa.

Evaluasi terhadap ide dan dokumen kurikulum dilakukan

terhadap upaya mencari informasi dan memberikan

pertimbangan berkenaan dengan keajegan ide kurikulum untuk

mengembangan kualitas yang diharapkan, dan keajegan desain

kurikulum dengan model dan prinsip pengembangan kurikulum.

Evaluasi terhadap ide kurikulum menentukan apakah filosofi,

teori, model yang akan dikembangkan telah mampu memenuhi

fungsi kurikulum dalam mempersiapkan generasi muda bangsa

bagi kehidupan warganegara sebagai seorang individu dan

bangsa di masa yang akan datang sebagaimana ditetapkan dalam

Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

Untuk Kurikulum 2013 evaluasi terhadap ide dilakukan dalam

suatu proses deliberasi dalam kelompok pengembang yang

terdiri atas tim inti, tim internal dan tim nara sumber secara

internal. Evaluasi internal tersebut dilaksanakan melalui diskusi

dimana pemikiran yang dikemukakan tim pengembang dikaji

Page 83: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

82

oleh tim nara sumber, mendapat masukan dan kemudian

diformulasikan sebagai landasan filosofi, teoritik, model yang

digunakan dalam pengembangan kurikulum. Filosofis yang

eklektik berakar dari pandangan filosofi esensialisme,

perenialisme, rekonstruksi sosial dan humanisme dinyatakan

sebagai landasan filosofi yang dapat mengembangkan

kurikulum. Dengan pandangan filosofis yang eklektik tersebut

kurikulum tetap berakar pada budaya bangsa, mewariskan

keunggulan bangsa untuk dikembangkan lebih lanjut sesuai

dengan tuntutan kehidupan masa kini, berorientasi pada

kehidupan masa kini dan mampu mengembangkan karakter

warganegara dan bangsa untuk kehidupan masa depan di abad

ke 21 sebagaimana dirumuskan dalam SKL Pendidikan dan

Satuan Pendidikan.

Evaluasi terhadap model memperlihatkan bahwa model

kurikulum berbasis kompetensi sebagaimana yang ditetapkan

dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentan Sistem Pendidikan

Nasional dan peraturan turunannya masih dapat digunakan tetapi

berbagai konsep terkait dengan istilah kompetensi, standar

kompetensi, dan kompetensi dasar mengalami revisi. Desain

kurikulum mengalami perubahan dan perubahan tersebut

dianggap lebih memperkuat konsep kurikulum berbasis

kompetensi, dan memperkuat organisasi vertikal dan horizontal

kurikulum. keterkaitan konten kurikulum secara horizontal dan

Page 84: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

83

vertikal dilakukan melalui kompetensi inti. Review dan revisi

terhadap KD yang menjadi konten/kompetensi kurikulum

dilakukan segera setelah KD selesai dikembangkan dan umpan

balik untuk revisi segera diberikan.

Evaluasi terhadap kesesuaian konten dengan tahap

perkembangan psikologi anak dilakukan oleh para akhli

psikologi anak dan psikologi pendidikan terutama untuk konten

kurikulum SD. Perumusan ulang dan penyederhanaan KD-SD

yang telah dikembangkan tim dilakukan untuk memberikan

kepastian mengenai kesuaian anatar materi kurikulum dengan

kemampuan kognitif, sosial, dan afektif peserta didik SD.

Di SMP dan SMA/SMK dimana peserta didik telah memasuki

tahap kemampuan berpikir formal maka evaluasi terhadap

konten kurikulum dilakukan oleh para akhli di bidang materi

pelajaran. Evaluasi menghasilkan berbagai penyesuaian KD

terhadap Kompetensi Inti dan keterkaitan antara satu KD dengan

KD lainnya. Hasil dari evaluasi ini memberikan keyakinan akan

organisasi horizontal dan tata urut (sequence) konten kurikulum.

Evaluasi terhadap kesinambungan konten antara satu kelas

(tahun) dengan kelas lainnya dilakukan secara terbuka. Hasil

evaluasi menjadi dasar untuk perubahan berberapa KD yang

dianggap terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan

kelas sebelumnya. Pelaksanaan evaluasi sangat intensif dan

Page 85: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

84

dilakukan secara internal dalam pertemuan antar tim

pengembang (tim teknis, tim inti, dan tim pengarah).

Evaluasi keterkaitan antara KD SD dengan SMP dan KD SMP

dengan SMA dilakukan dengan menempatkan KD SD sebagai

dasar untuk mengembangkan KD SMP dan KD SMP sebagai

dasar untuk mengembangkan KD SMA. Evaluasi kesesuaian

dilakukan secara terbuka antara tim pengarah, tim inti dan tim

teknis pengembang kurikulum.

Evaluasi oleh tim eksternal dilakukan dengan mengundang para

pakar dari 12 perguruan tinggi yang memiliki Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Temuan dari tim

eksternal langsung dikomunikasikan kepada tim teknis

pengembang. Masukan dari tim eksternal merevisi berbagai KD

yang telah dirumuskan dan hasil rumusan tersebut dianggap

final.

Uji Publik adalah evaluasi eksternal dalam skala nasional dan

menyangkut berbagai komponen Kerangka Dasar Kurikulum

dan struktur kurikulum. Dilakukan di 5 kota ibukota propinsi

untuk tingkat nasional dan di 33 ibukota propinsi untuk tingkat

kabupaten dan kota memberikan berbagai masukan yang berarti

bagi pemantapan landasan filosofis, teoritis, dan prinsip yang

digunakan dalam mengembangkan kurikulum.

Page 86: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

85

B. PENGERTIAN EVALUASI KURIKULUM

Evaluasi kurikulum adalah serangkaian tindakan sistematis

dalam mengumpulkan informasi, pemberian pertimbangan dan

keputusan mengenai nilai (worth) dan arti (merit) suatu

kurikulum. Pertimbangan dan keputusan mengenai nilai

berkenaan dengan keajegan ide, desain, implementasi

kurikulum, dan hasil kurikulum. Pertimbangan dan keputusan

mengenai arti berkenaan dengan dampak kurikulum terhadap

masyarakat. Dampak dimaknai sebagai sesuatu yang positif.

C. FOKUS EVALUASI

Evaluasi Kurikulum berfokus pada empat dimensi kurikulum

yaitu ide, dokumen, implementasi dan hasil. Evaluasi terhadap

dua dimensi kurikulum yaitu terhadap ide dan desain telah

dilakukan selama proses pengembangan keduanya.

Fokus dari pedoman ini adalah pada implmentasi kurikulum.

Implementasi diartikan sebagai kegiatan merealisasikan ide dan

rancangan kurikulum dalam proses pendidikan dan

pembelajaran. Implementasi terdiri atas dua fase yaitu

implementasi awal (initial implementation stage) dan

implementasi penuh (fully implementation stage).

Atas dasar pengertian implementasi tersebut maka fokus dari

pedoman adalah evaluasi terhadap:

Page 87: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

86

1. Pengadaan dokumen kurikulum dan distribusi ke

pengguna

2. Kegiatan persiapan lapangan untuk melaksanakan

kurikulum

3. Proses implementasi

4. Pelaksanaan implementasi kurikulum secara

menyeluruh

Fokus pada pengadaan dokumen kurikulum meliputi

ketersediaan dokumen untuk digunakan oleh sekolah dan guru

yang akan mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada tahun

2013-2014, 2014-2015, dan 2015-2016. Evaluasi terhadap

ketersediaan diarahkan pada adanya dokumen kurikulum, buku

babon guru dan peserta didik, serta pedoman lain sebelum tahun

pendidikan baru dimulai.

Evaluasi terhadap persiapan lapangan berkenaan dengan

pelatihan para pengguna kurikulum terutama guru, kepala

sekolah dan pengawas. Evaluasi persiapan lapangan berkenaan

pula dengan kesiapan administrasi sekolah untuk melaksanakan

kurikulum.

Evaluasi terhadap proses implementasi ditujukan kepada

rancangan sekolah, RPP dan kegiatan pembelajaran yang terjadi

di satuan pendidikan (kelas, luar sekolah, dan masyarakat)

dalam mengimplementasikan ide dan dokumen kurikulum

Page 88: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

87

sebagai expected curriculum menjadi RPP, taught curriculum

dan learned curriculum.

Evaluasi untuk fokus 1 sampai 3 bersifat formatif sedangkan

evaluasi untuk fokus 4 bersifat sumatif. Direncanakan pada

akhir tahun pembelajaran 2015-2016, pada waktu itu ditetapkan

apakah implementasi kurikulum secara keseluruhan sudah dapat

dilaksanakan pada tahun itu ataukah berbagai penyempurnaan

dalam implementasi masih diperlukan.

D. ASPEK EVALUASI IMPLEMENTASI

Aspek yang dievaluasi implementasi adalah:

1. Ketersediaan dokumen kurikulum dan buku babon

2. Pelaksanaan pelatihan pengguna kurikulum (guru, kepala

sekolah, dan pengawas)

3. Persiapan satuan pendidikan dalam administrasi,

fasilitas, dan manajemen

4. Pelaksanaan implementasi kurikulum di satuan

pendidikan

Ketersediaan dokumen kurikulum dan buku babon adalah

adanya dokumen kurikulum untuk masing-masing guru dan

sekolah. Dokumen kurikulum untuk sekolah adalah dokumen

tentang Kurikulum (Buku III) dan Dokumen Kurikulum untuk

satuan pendidikan yang bersangkutan (III A untuk SD, III b

Page 89: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

88

untuk SMP, III C untuk SMA, III D untuk SMK). Dokumen

kurikulum untuk guru adalah Kompetensi Inti, KD, dan silabus

kelas untuk guru kelas (SD); Kompetensi Inti, KD, dan silabus

mata pelajaran untuk guru SMP, SMA, SMK.

Pelaksanaan pelatihan pengguna kurikulum adalah jumlah uru

yang ditatar dibandingkan dengan jumlah guru yang mengajar

untuk kelas yng bersangkutan. Guru SD adalah guru kelas jadi

di bacht pertama pelatihan mencakup guru kelas I dan IV SD

sedangkan pada bach berikutnya guru kelas II dan V, kemudian

guru kelas VI. Guru agama, seni-budaya dan penjasorkes adalah

guru mata pelajaran dan oleh karenanya mereka sudah harus

terlatih pada bacth pertama. Untuk SMP dan SMA guru mata

pelajaran dan dengan demikian mereka yang mengajar di kelas

VII adalah juga mereka yang mengajar di kelas VIII dan IX.

Guru SMA dan SMK yang mengajar di kelas X mungkin juga

mereka yang mengajar di kelas XI dan XII sehingga batch untuk

mereka mungkin berbeda dari batch pelatihan untuk SD.

Selain jumlah, evaluasi terhadap pelatihan berkenaan dengan

ketersediaan bahan pelatihan, kualitas proses pelatihan,

perubahan mind-set, pengetahuan dan ketrampilan pelaksana

kurikulum.

Kesiapan satuan pendidikan dalam administrasi, fasilitas dan

manajemen terutama terkait dengan pengembangan KTSP

beserta komponen KTSP.

Page 90: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

89

Pelaksanaan implementasi berkenaan dengan RPP yang

dikembangkan guru, penerapan proses pembelajaran

(mengamati, menanya, mengasosiasikan, menkomunikasikan),

penilaian hasil belajar , dan manajemen kelas.

E. JADWAL EVALUASI IMPLEMENTASI

KURIKULUM

Jadwal evaluasi kurikulum terhadap implementasi dirancang

sebagai berikut:

TAHUN

2013 2014 2015 2016

FORMATIF FORMATIF FORMATIF SUMATIF

- Februari 2013 sampai Juli 2013: berfokus pada

ketersediaan dokumen kurikulum, pelatihan guru

kelas I, IV, VII, X dan kepala sekolah dan pengawas

SD, SMP, SMA, SMK.

- Juli 2013 – Juni 2014: berfokus pada kegiatan

implementasi awal kelas I, IV, VII, dan X

- Juli 2013 – Juni 2014: berfokus pada ketersediaan

dokumen kurikulum dan pelatihan guru kelas II, V,

VI, VIII, IX, XI, dan XII

Page 91: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

90

- Juni 2014 – 2015: berfokus pada implementasi tahun

II masih dalam fase awal implementasi

- Juni 2015 – 2016: berfokus pada implementasi tahun

III dan penentuan apakah implementasi penuh (fully

implementation stage) sudah dapat dimulai pada

tahun 2016-2017 dan seterusnya.

F. PELAKSANA EVALUASI IMPLEMENTASI

Evaluasi Implementasi dilaksanakan oleh satuan tugas yang

diangkat khusus untuk melaksanakan tugas tersebut terdiri atas

satuan tugas untuk:

- Evaluasi ketersediaan dokumen kurikulum dan buku

babon

- Evaluasi kesiapan satuan pendidikan dan

pelaksanaan pelatihan pengguna kurikulum (guru,

kepala sekolah, dan pengawas).

G. DESAIN DAN INSTRUMEN

Evaluasi untuk ketersediaan dokumen kurikulum dan buku

babon dilaksanakan dengan menggunakan daftar check yang

dikirim ke satuan pendidikan atau diadministrasikan melalui

kerjasama dengan dinas pendidikan kabupaten atau kecamatan.

Instrumen ini diadministrasikan keseluruh kelas dan satuan

pendidikan yang melaksanakan Kurikulum 2013.

Page 92: Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

91

Instrumen untuk kesiapan satuan pendidikan dalam administrasi

dan manajemen berupa kuesioner, oberveasi dan wawancara.

Diadminitrasikan ke seluruh kelas dan sekolah yang

melaksanakan Kurikulum 2013. Dilaksanakan dengan kerjasama

dinas pendidikan kabupaten atau kecamatan.

Desain evaluasi untuk implementasi adalah kombinasi antara

desain evaluasi kuantitatif dan evaluasi kualitatif. Desain

kuantitatif dirancang untuk evaluasi di seluruh kelas dan satuan

pendidikan yang melaksanakan Kurikulum 2013 sedangkan

desain kualitatif digunakan terhadap kelas atau satuan

pendidikan yang berdasarkan hasil evaluasi kuantitatif

menempati urutan atas, menengah, dan bawah. Desain kualitatif

ditujukan untuk mendapatkan pendalaman mengenai

keberhasilan, keterlaksanaan, dan kekurangmampuan kelas atau

satuan pendidikan mengimplementasikan kurikulum.

Dengan desain kombinasi kuantitatif dan kualitaif maka

digunakan instrumen untuk evaluasi kuantitatif dan evaluasi

kualitatif.

Rincian desain dan instrumen dikembangkan oleh tim yang

ditunjuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.