pedo (1).docx

15
1.2Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara pemeriksaan terhadap pasien anak-anak yang benar ? 2. Bagaimana cara menentukan diagnosa yang benar pada kasus Pedodonsia ? 3. Bagaimana rencana perawatan bagi pasien Pedodonsia ? Prinsip perawatan anak hendaknya sederhana dansesingkat mungkin, tanpa mengurangi prinsip perawatan ideal. Sebagai kesimpulan dari hasil pemeriksaan gigi dan mulut anak secara teliti, dapat dibuat diagnosis yang tepat sehingga dapat direncanakan perawatannya. (Suharsono, Ismu. 1991) Anak yang untuk pertama kali dating ke klinik perlu didampingi orang tuanya atau orang yang tahu keadaan anak sejak dalam kandungan. Pendamping ini diperlukan untuk mengisi kuesionersangat diperlukan untuk lebih memperlancar pekerjaan sehingga perawatan gigi akan memberikan hasil yang lebih baik. (Suharsono, Ismu. 1991) Pengisian kuesioner dapat dilakukan di ruang tunggu saat anak menunggu giliran. Pengantar dapat dengan bebas dan tenang mengisi kuesioner, tanpa dipengaruhi oleh sipenanya. Bila pertanyaan kurang jelas bagi sipengantar, dapat ditanyakan saat dokter gigi mengevaluasi hasil kuesioner tersebut. (Suharsono, Ismu. 1991) Prosedur Diagnosa Pedodonsia Sebelum perawatan dimulai, lakukan dahulu pemeriksaan yang teliti termasuk pembuatan radiograf yang tepat. Pemeriksaan mencakup riwayat penyakit umum, keluarga, penyakit gigi, penilaian kemampuan anak dalam bekerja sama selama perawatan, oklusi dan kemampuan melakukan perawatan mulut di rumah. ( D.B. Kennedy, 1992 :14) Pemeriksaan Pemeriksaan klinik 1. Pemeriksaan ekstraoral Setiap kelainan ekstraoral yang nampak yang dicatat selama pencatatn riwayat dapat diperiksa lebih lanjut. Dimulai dari bentuk muka (simetris atau asimetris). Asimetris : dapat disebabkan adanya pembengkakan ekstra oral atau memang adanya kelainan sejak lahir 2. Pemeriksaan intraoral Pemeriksaan radiografi 1

description

fkg

Transcript of pedo (1).docx

Page 1: pedo (1).docx

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana cara pemeriksaan terhadap pasien anak-anak yang benar ?2. Bagaimana cara menentukan diagnosa yang benar pada kasus Pedodonsia ?3. Bagaimana rencana perawatan bagi pasien Pedodonsia ?

Prinsip perawatan anak hendaknya sederhana dansesingkat mungkin, tanpa mengurangi prinsip perawatan ideal. Sebagai kesimpulan dari hasil pemeriksaan gigi dan mulut anak secara teliti, dapat dibuat diagnosis yang tepat sehingga dapat direncanakan perawatannya. (Suharsono, Ismu. 1991)

Anak yang untuk pertama kali dating ke klinik perlu didampingi orang tuanya atau orang yang tahu keadaan anak sejak dalam kandungan. Pendamping ini diperlukan untuk mengisi kuesionersangat diperlukan untuk lebih memperlancar pekerjaan sehingga perawatan gigi akan memberikan hasil yang lebih baik. (Suharsono, Ismu. 1991)

Pengisian kuesioner dapat dilakukan di ruang tunggu saat anak menunggu giliran. Pengantar dapat dengan bebas dan tenang mengisi kuesioner, tanpa dipengaruhi oleh sipenanya. Bila pertanyaan kurang jelas bagi sipengantar, dapat ditanyakan saat dokter gigi mengevaluasi hasil kuesioner tersebut. (Suharsono, Ismu. 1991)

Prosedur Diagnosa PedodonsiaSebelum perawatan dimulai, lakukan dahulu pemeriksaan yang teliti termasuk pembuatan

radiograf yang tepat. Pemeriksaan mencakup riwayat penyakit umum, keluarga, penyakit gigi, penilaian kemampuan anak dalam bekerja sama selama perawatan, oklusi dan kemampuan melakukan perawatan mulut di rumah. ( D.B. Kennedy, 1992 :14)PemeriksaanPemeriksaan klinik1. Pemeriksaan ekstraoralSetiap kelainan ekstraoral yang nampak yang dicatat selama pencatatn riwayat dapat diperiksa lebih lanjut. Dimulai dari bentuk muka (simetris atau asimetris). Asimetris : dapat disebabkan adanya pembengkakan ekstra oral atau memang adanya kelainan sejak lahir2. Pemeriksaan intraoralPemeriksaan radiografi

Bagaimanapun juga radiografi biasanya diperlukan untuk satu atau alas an-alasan sebagai berikut :

a. Untuk mendiagnosa karies gigi pada permukaan gigi yang tidak bisa dilihat dengan pemeriksaan klinis

b. Untuk mendeteksi kelainan pada perkembangan gigic. Untuk menemukan gangguan kusus, misalnya kondisi jaringan periapikal yang berhubungan

dengan gigi-gigi non vital atau yang mengalami trauma.

Riwayat kasus1. Identitas anak

a. Nama (termasuk nama singkat, atau nama kecil, alamat, sekolah). Alasannya yaitu dokter gigi harus memanggil dengan nama yang disukainya, agar terasa akrab dan lebih memudahkan pendekatan. Hal ini dapat memperlancar perawatan, tigkah laku dan kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan

1

Page 2: pedo (1).docx

b. Usia perlu diketahui untuk menyesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik mental anak

c. Nama orangtuaUntuk menentukan jenis perawatan yang sesuai dengan kemamupuan orangtua dan perawatn dapat disesuaikan dengan kesempatan orangtua mengantar anaknya. Alamat rumah juga perlu ditanyakan untuk memperkirakan jarak perjalanan ke klinik gigi.

Pemeriksaan rongga mulut Pemeriksaan ini dimulai dari bibir, sudut bibir. Dengan ditemukannya kelainan di bibir dapat

ditentukan rencana perawatan atau koreksi untuk memperbaiki kelainan tersebut .Pemeriksaan frenulum digunakan untuk mengetahui bahwa perlekatan frenulum labialis atas

yang pendek dan besar dapat menyebabkan terbentuknya diastema sentral gigi atas sedangkan perlekatan frenulum lingualis yang tinggi mengakibatkan kesulitan dalam pengucapan kata.

Mukosa mulut labial dan bukal sera gingival perlu diperiksa. Perlu dicatat adanya lesi, benjolan atau ulkus, perubahan warna serta konsistensi dan stipplingnya, harus dicatat juga regio dimana lokasinya.

Bentuk lidah yang terlalu besar menunjukkan adanya bekas atau tanda gambaran gigi di pinggir lidah. Lidah kecil atau lidah yang mempunyai frenulum pendek akan menyebabkan pergerakan lidah terbatas. Anak akan mengalami gangguan dalam mengucapkan kata.

Kemudian pemeriksaan oklusi gigi, dilihat bagaimana hubungan oklusi antara gigi molar satu tetap atas dan bawah, distoklusi, mesioklusi atau cusp to cusp. Kemudian diperiksa adanya protrusi dan adanya gigi yang malposisi. Selain itu kelainan oklusi yang perlu dicatat adalah supraoklusi, deep bite, rotasi.

2.2 Perawatan Gigi Anak Untuk Pasien Dental Health Education Pasien- Petunjuk menggosok gigi - Petunjuk flossing - Penyuluhan diet

Untuk Masyarakat Kampanye kesehatan gigi Pendidikan pada taman kanak-kanak Pendidikan pada sekolah dasar

Pendidikan pada klinikante- dan postnatal.

PEMBAHASANA. Cara pemeriksaan pasien anak

Kunjungan pertama merupakan salah satu yang paling penting dalam pemeriksaan gigi anak karena pada kunjungan pertama ini diharapkan seorang dokter gigi dapat memperoleh dasar yang nyata untuk mencapai hasil yang maksimal dari perawatan yang akan dilakukan.

Tujuan kunjungan pertama ini diantaranya adalah :1. Menciptakan komunikasi dengan anak dan orang tua2. Mendapatkan keterangan tentang riwayat pasien3. Memeriksa anak dan untuk mendapatkan ronsen foto bila diperlukan.4. Melakukan prosedur perawatan sederhana yaitu :

2

Page 3: pedo (1).docx

a. ProfilaksisDilakukan hanya pada gigi depan (utk anak kecil) atau seluruhmulut termasuk pembuangan kalkulus bila diperlukanb. Topikal Aplikasi FluorProsedur ini dapat dilakukan disamping prosedur non tra matik lain.

5. Menjelaskan tujuan perawatan pada anak dan orang tua yaitu :a. Tekankan perlunya tindakan pencegahan maupun operatifb. Mintalah anak membawa sikat giginya pada kunjungan berikutnya.c. Memberikan perkiraan jumlah kunjungan yang diperlukan untuk menyelesaikan

perawatan.Pada kunjungan pertama ini sebaiknya hanya untuk memperkenalkan pada anak bagaimana

rasanya memeriksakan gigi dan memperlihatkan bahwa ini adalah pengalaman yang menyenangkan. Hal ini penting terutama untuk anak yang baru pertama kali berkunjung ke dokter gigi. Pemeriksaan terhadap anak hendaknya dilakukan perlahan-lahan, jangan tergesa-gesa dan alat yang digunakan hendaknya dibatasi untuk menghindari rasa takut. Biarkan anak bertanya tentang alat yang digunakan juga bila anak akan memegangnya asalkan tidak berbahaya. Jawablah pertanyaan tersebut dengan jawaban yang mudah dimengerti dan berikan contoh yang mudah dipahami anak. Para orang tua biasanya mencoba mempersiapkan anak mereka pada kunjungan ke dokter gigi, tetapi beberapa orang tua lebih banyak melakukan hal-hal yang buruk daripada yang baik dalam usaha tersebut.

Oleh karena itu perlu menasehati orang tua bagaimana mempersiapkannya. Pemeriksaan yang lebih terperinci dapat dilakukan tetapi tanpa menggunakan probe/sonde. Alat plastik yang tumpul dapat digunakan untuk menggantikan probe. Untuk anak yang sangat gelisah dokter gigi dapat mengganti baju dokternya dengan baju biasa. Hal ini akan membuat dokter gigi mempunyai penampilan seperti seorang bapak atau ibu.

MACAM-MACAM PEMERIKSAANPemeriksaan terhadap pasien yang datang ke dokter gigi / klinik ada 3 (tiga) macam yaitu :

1. Pemeriksaan DaruratYang dimaksud dengan pemeriksaan darurat ialah pemeriksaan yang dilakukan pada pasien yang

datang dalam keadaan akut, pemeriksaan langsung ditujukan pada regio/gigi yang dikeluhkan, kemudian tentukan diagnosanya dan rawat keluhan utama tersebut.

Pemeriksaan lengkap pada pasien ini dilakukan pada kunjungan berikutnya setelah keluhan utama dapat diatasi. Contoh kasus yang memerlukan pemeriksaan darurat, :

a. Gangren Pulpa tertutupTerapi : berikan antibiotik dan analgetik. Bila mungkin lakukan trepanasi untuk membuka saluran akar sehingga gas gangren/ gas H2S dapat keluar.

b. Pulpitis akutTerapi : Berikan EF (Eugenol Fletcher) untuk mengurangi rasa sakit, bila mungkin lakukan pulpotomi vital formokresol (untuk gigi sulung), beri analgetik.

c. Abses disertai trismusPada keadaan yang demikian, berikan terlebih dulu antibiotik dan setelah setelah pasien dapat

membuka mulut, lakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebabnya. Dapat juga dilakukan ronsen

3

Page 4: pedo (1).docx

foto. Sedangkan trismus derajat satu penyebabnya dapat diperiksa dengan membuka mulut perlahan-lahan.

2. Pemeriksaan Ulang (pemeriksaan berkala).Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan lanjutan dari pemeriksaan sebelumnya. Secara objektif dipakai untuk menilai :- Hasil perawatan yang telah dilakukan- Pemeliharaan kesehatan gigi- Mencatat perubahan yang terjadiPemeriksaan ulang dilakukan 3 bulan/6 bulan/1 tahun sekali, tergantung keadaan gigi pasien.

3. Pemeriksaan LengkapProsedur yang dianjurkan pada pemeriksaan lengkap dilakukan pada kunjungan pertama (jika mungkin), meliputi :_ Pencatatan Riwayata. Sosialb. Gigic. Medis_ Pemeriksaan anaka. Ekstra Oralb. Intra Oral

Pencatatan Riwayat1. Sosial

Pemeriksaan sosial meliputi :o Nama (termasuk nama kecil). Dokter gigi sebaiknya memanggil pasien dengan nama yang disukai

anak .o Alamat, sekolah, kelas, saudara laki, perempuan, binatang peliharaan, kegiatan yang disukai dirumah

dan sekolah. Pertanyaan sederhana tentang hal ini merupakan cara umum berkomunikasi dengan pasien anak. Selain itu jawabannya dapat menggali lebih jauh minat anak dan lingkungan rumah pasien.

o Pekerjaan ayah dan ibu. Hal ini penting, karena orang tua terutama ibulah yang sering membawa anak ke dokter gigi. Perlu didiskusikan jumlah kunjungan ke dokter gigi,

o sehingga orang tua dapat mengatur waktu kunjungan.o Riwayat lain bila diperlukan, misalnya :Dokter yang merawat anak dapat diminta keterangan atau

rujukano Riwayat Parental (orang tua) untuk mendapatkan keterangan mengenai kelainan herediter yang

diderita anak.o Riwayat pre natal (sebelum kelahiran) dan natal (saat kelahiran) untuk mengetahui penyebab

kelainan gigi (perubahan warna, kelainan bentuk dan lain-lain)

2. Gigi Keluhan

4

Page 5: pedo (1).docx

Apakah pasien datang dengan keluhan ? Jika tidak ada keluhan, mungkin pasien datang untuk pemeriksaan rutin yang dianjurkan. Adalah penting mengetahui alasan kedatangan pasien, karena berdasarkan alasan ini diagnosa dapat ditegakkan dan keluhan dapat diatasi.

Riwayat KeluhanJika ada keluhan sakit gigi, carilah keterangan tentang lokasi, kapan dimulai, apakah rasa sakitnya terus menerus atau terputus-putus (jika ya, berapa lama berlangsung, apakah timbul karena rangsangan panas, dingin, manis atau sewaktu makan). Apakah anak sampai tidak bisa tidur, menyebabkan anak gelisah dan menangis terus.

Riwayat Kesehatan GigiApakah perawatan gigi yang lalu dilakukan secara teratur atau tidak, apakah pernah mengunjungi dokter gigi lain. Jika ya mengapa diganti, perlu ditanyakan karena bila anak pernah mengalami trauma, kemungkinan untuk menumbuhkan rasa percayanya lebih sulit, sehingga dokter gigi pengganti harus lebih berhati-hati.

3. Medis Beberapa penyakit sistemik yang perlu ditanyakan kepada orang tua pasien, misalnya penyakit

jantung kongenital, demam rematik, kelainan darah, penyakit saluran pernafasan, asma, hepatitis, ikhterus, alergi (penisilin, sulfa), epilepsi, kelainan mental dan penyakit lain yang serius.

Pemeriksaan Ekstra Oral Anaka. Penampilan umum, besar dan berat badan Secara umum tinggi badan seorang anak dapat diamati dengan cepat sewaktu anak memasuki ruang

praktek. Untuk memastikannya dapat diukur dan membandingkannya dengan tabel yang memuat perbandingan antara tinggi badan, usia dan berat badan anak. Faktor yang mempengahi keadaan tinggi, berat badan dalam masa perkembangan adalah herediter, lingkungan, penyakit sistemik dan gangguan endokrin.

b. KulitAdanya perubahan atau kelainan pada kulit di wajah atau tangan dapat dipakai sebagai petunjuk

adanya kelainan atau penyakit. Lesi yang primer atau sekunder dapat terjadi pada kulit muka, bila terdapat herpes pada bibir atau muka yang disertai rasa sakit dan juga disertai sakit gigi, sebaiknya perawatan gigi ditunda atau diberi premedikasi dan pasien dirujuk ke dokter kulit terlebih dulu.

c. MataInfeksi/abses pada gigi rahang atas dapat menyebar ke mata me – nyebabkan pembengkakan atau

conjuctivitis pada mata. Bila perawatan gigi telah selesai dan pembengkakan pada mata belum hilang, sebaiknya pasien dirujuk ke dokter mata.

d. BibirPemeriksaan bibir dilakukan dengan mengamati ukuran, bentuk, warna dan tekstur permukaan.

Dipalpasi dengan ibu jari dan telunjuk. Pada bibir sering dijumpai abrasi, fisur, ulserasi atau crust. Trauma sering menyebabkan memar pada bibir, reaksi alergi juga dapat terlihat.

e. Simetris WajahAsimetris wajah dapat terjadi secara fisiologis atau patologis. Secara fisiologis misalnya kebiasaan

tidur bayi terutama yang lahir prematur sehingga meyebabkan perubahan bentuk wajah yang permanen. Asimetris wajah patologis dapat disebabkan tekanan abnormal dalam intra uterus, paralise saraf kranial,

5

Page 6: pedo (1).docx

fibrous displasia atau gangguan perkembangan herediter. Selain itu asimetris wajah patologis pada anak – anak sering juga disebabkan karena infeksi atau trauma. Pemeriksaan dan riwayat pembengkakan penting diketahui untuk menentukan diagnosa dan etiologi. Bila terdapat asimetris wajah tanpa rasa sakit dan penyebabnya tidak diketahui dengan pasti serta tidak berhubungan dengan gigi lebih baik merujuk pasien ke dokter anak.

Pemeriksaan Intra Oral Anak 1. Pipi dan bibir bagian dalam Diperiksa dengan menarik pipi dan bibir, akan terlihat mukosa labial, dilanjutkan dengan memeriksa mukosa bukal, apakah terdapat pembengkakan atau perubahan lain.2. GingivaPemeriksaan gingiva meliputi warna, ukuran, bentuk dan konsistensinya. Sewaktu erupsi gigi, gingiva dapat membengkak, sakit (terutama bila terkena trauma gigi antagonisnya) dan meradang. Pada anak-anak gigi yang mengalami gangren pulpa sering disertai fistel padagingiva karena abses paradontal.3. Lidah dan Tonsil Untuk memeriksa lidah, anak diminta menjulurkan lidahnya ke depan. Periksa ukuran, bentuk, warna dan pergerakannya. Daerah di bawah lidah harus diperiksa karena sering terjadi pembengkakan atau ulserasi yang dapat mengganggu bila berbicara dan sewaktu lidah digerakkan. Selain itu frenulum lingualis yang pendek dapat menahan gerakan lidah ke depan, sehingga mengganggu anak berbicara. Dasar lidah diperiksa perlahan-lahan dengan menggunakan kain kasa yang diletakkan diantara ibu jari dan telunjuk. Permukaan lidah anak umumnya licin, halus dan papila filiformis relatif pendek. Pada awal penyakit exantematous, lidah berselaput putih keabu-abuan atau putih kecoklatan. Selaput itu berisi sel yang mengalami desquamasi, sisa makanan dan bakteri. Keadaan ini sering juga terlihat pada anak yang sedang demam. Avitaminosis tertentu, anemi atau stress dapat menyebabkan desquamasi papila yang ditandai dengan peru- bahan warna dan pembengkakan. Adanya pembesaran lidah yang patologis dapat disebabkan cretinisme, mongolism atau tumor. Kebiasaan jelek pada lidah dapat menimbulkan maloklusi.Untuk memeriksa tonsil, lidah ditekan dengan kaca mulut atau tongue blade, dilihat apakah ada perubahan warna, ulserasiatau pembengkakan. 4. PalatumUntuk melihat langsung bentuk, warna dan lesi padajaringan lunak dan keras palatum, kepala pasien direbahkan ke belakang. Pembengkakan, kelainan bentuk dan konsistensinya dapat diketahui dengan palpasi. 5. Gigi

Pengamatan gigi secara menyeluruh dapat dilakukan dengan cepat sebelum masing-masing gigi didiagnosa secara teliti. Pemeriksaan gigi dilakukan dengan memakai kaca mulut, ekskavator danpinset. Perlu diketahui apakah ada gigi yang dicabut sebelum waktunya (prematur loss), gigi yang sudah waktunya tanggal atau gigi persistensi (gigi penggantinya sudah erupsi tetapi gigi sulung belum tanggal). Gigi persistensidan gigi yang mengalami prematur loss akan mengganggu susunan gigi dan perkembangan lengkung rahang.

Kelainan akibat pertumbuhan dan perkembangan dicatat, yaitu meliputi kelainan jumlah, waktu erupsi, struktur, warna dan bentuk gigi. Gigi berlebih (supernumerary) dicatat regio dan jenisnya

6

Page 7: pedo (1).docx

(mesiodens, laterodens atau paramolar). Kondisi pada saat pemeriksaan perlu dipertimbangkan apakah gigi berlebih tersebut perlu segera dicabut, menunggu waktu yang tepat atau tidak perlu dicabut.

Kriteria Penilaian Pemeriksaan DebrisNo KRITERIA NILAI1. Pada permukaan gigi yang terlihat, tidak ada debris atau

pewarnaan ekstrinsik.0

2.a. Pada permukaan gigi yang terlihat, pada debris lunak yang menutupi permukaan gigi seluas 1/3 permukaan atau kurang dari 1/3 permukaan.

b. Pada permukaan gigi yang terlihat tidak ada debris lunak tetapi ada pewarnaan ekstrinsik yang menutupi permukaan gigi sebagian atau seluruhnya.

1

3. Pada permukaan gigi yang terlihat pada debris lunak yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih dari 1/3 permukaan gigi, tetapi kurang dari 2/3 permukaan gigi.

2

4. Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih 2/3 permukaan atau seluruh permukaan gigi.

3

Debris index = Jumlah penilaian debris dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksaKriteria penilaian debris score :

Bersih : Bila tidak terdapat debris Tidak bersih : Bila terdapat debris

Kriteria Penilaian Pemeriksaan KalkulusNo KRITERIA NILAI1. Tidak ada karang gigi 02. Pada permukaan gigi yang terlihat ada karang

gigisupragingival menutupi permukaan gigi kurang dari 1/3 permukaan gigi.

1

3.a. Pada permukaan gigi yang terlihat ada karang gigi supragingival menutupi permukaan gigi lebih dari 1/3 permukaan gigi.

b. Sekitar bagian cervikal gigi terdapat sedikit subgingival.

2

4.a. Pada permukaan gigi yang terlihat adanya karang gigisupragingival menutupi permukaan gigi lebih dari 2/3 nya atau seluruh permukaan gigi.

b. Pada permukaan gigi ada karang gigi subgingival yang menutupi dan melingkari seluruh cervikal (A.   Continous Band of Subgingival Calculus).

3

7

Page 8: pedo (1).docx

Teknik pemeriksaan intraoral pada anak sebaiknya menggunakan metode TSD, Tell – Show – Do. Hal ini bertujuan agar kecemasan anak saat akan diperiksa bisa berkurang. Sesuai namanya, pada pemeriksaan intraoral sebaiknya diberitahu dulu pada anak apa yang akan dilakukan, dengan menggunakan alat apa. Kemudian pemeriksaan diperagakan dulu pada anak, misalnya pada profilaksis penyikatan gigi dengan menggunakan sikat elektrik , sikat elektrik yang telah dipasang pada handpiece dilakukan dulu pada model, agar anak bisa melihat bahwa suara mesin yang terdengar tidak akan melukai. Setelah diperagakan dan anak sudah memahami dengan baik, pemeriksaan dapat dilakukan pada rongga mulut anak. Jangan lupa untuk memuji atau memberi hadiah si anak ketika dia sudah berani untuk melakukannya.

PEMERIKSAAN TAMBAHAN1. PENENTUAN VITALITAS

Pada beberapa keadaan dibutuhkan pemeriksaan vitalitas gigi, misalnya gigi dengan keadaan : sesudah mengalami trauma perubahan warna kavitas yang dalam/penyebab abses gigi penyebab kista atau pembengkakan lain

Pemeriksaan dilakukan dengan cara : Test sonde Test termal Dingin dengan khlor etil, panas dengan gutta percha panas. Test elektrik dengan dento test Test preparasi.

Bila gigi dicurigai non vital (dapat dilihat melalui warna gigi, yang biasanya berwarna biru atau abu-abu) dan dentotest tidak tersedia, dilakukan pemboran gigi secara hati-hati dan perlahan untuk menentukan vitalitas gigi

Test perkusi.Untuk melakukan test perkusi ini harus mempunyai pengalaman, test dilakukan dengan cara mengetok gigi yang dicurigai dan mendengarkan suaranya. Gigi vital suaranya nyaring dan gigi non vital suaranya lemah.

2. RONSEN FOTODalam bidang kedokteran gigi anak, guna ronsen foto antara lain:

a. Mendeteksi dan melihat perluasan karies. Karies proksimal sering dijumpai bila gigi molar sulung/tetap sudah mempunyai kontak sempurna (pada gigi sulung, kontaknya merupakan kontak bidang dan gigi tetap kontak titik).

Oleh karena itu bila gigi sudah berkontak dengan sempurna sebaiknya dilakukan pengambilan ronsen foto untuk mendeteksi karies yang sering tidak terlihat dengan mata yang disebut dengan Hidden Caries (karies tersembunyi). Ini digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa.

b. Mendeteksi ada – tidaknya kelainan perkembangan gigi. Misalnya pada skenario pasien mengalami persistensi, foto rontgen dapat digunakan untuk melihat apakah gigi pengganti gigi 62 tersebut sudah terbentuk sempurna terutama pada bagian akar. Selain itu apakah gigi permanen yang akan tumbuh disebelahnya mengalami kekurangan tempat akibat gigi 62 yang belum tanggal.

8

Page 9: pedo (1).docx

c. Mengetahui ada – tidaknya kelainan jaringan periapikal pada gigi anak yang terjadi trauma atau karies profunda perforasi.

Teknik foto rontgen yang digunakan pada anak sesuai keperluan, teknik periapikal dengan menggunakan film ukuran 2,2x3,5 cm, untuk anak yang lebih besar menggunakan ukuran 3,1x4,1 seperti pada orang dewasa. Selain itu bisa juga digunakan teknik panoramik, oklusal, lateral oblique, dll.

3. PEMERIKSAAN BAKTERIDilakukan untuk mengetahui :a. Aktifitas karies dengan Laktobasilus test atau Snyder test.b. Sensitivitas test untuk membantu menentukan jenis antibiotik yang tepat.c. Menilai sterilisasi saluran akar sesudah perawatan gigi tetap non vital.4. BIOPSIDilakukan bila dicurigai adanya pembengkakan yang mengarah ke kanker atau tumor, sebaiknya biopsi dilakukan oleh dokter ahli dan dikirim ke bagian Patologi Anatomi.5. STUDI MODELStudi model yaitu model gigi yang dibuat dari gips, digunakan untuk :a. Menjelaskan kepada orang tua tentang rencana perawatan yang akan dilakukan (terutama berhubungan dengan perawatan orto)b. Sebagai dokumentasic. Mengetahui dan menganalisa oklusi secara tepat.

B. CARA MENDIAGNOSA 1. Mengumpulkan Data

Setiap tanda yang mengarah kekeadaan patologi dapat dipakai untuk membantu menegakkan diagnosa dini, misalnya pembengkakan dapat dihubungkan dengan karies yang berlanjut terutama gigi molar. Semua fakta yang ada dikumpulkan dan dibuat korelasi, meskipun sering kali harus dibuat diagnosa sementara sebelum fakta dikumpulkan terutama untuk mencegah proses berlanjutnya penyakit. Pada beberapa keadaan kadang-kadang diperlukan waktu sebelum diagnosa dapat ditegakkan karena diperlukan pengamatan dalam jangka waktu tertentu sebelum menentukan terapi, misalnya pulpitis atau gangren dengan pulpa tertutup.

Pada pemeriksaan pasien anak, mengumpulkan data ini merupakan pemeriksaan objektif. Operator melihat semua keadaan yang ada di dalam mulut pasien, mencatat dan melakukan pemeriksaan dengan memakai alat/bahan yang diperlukan.

2. Evaluasi FaktaSemua fakta yang meliputi gambaran dan keluhan utama bila telah terkumpul dievaluasi secara

teliti. Tidak jarang orang tua memberikan keterangan yang kurang jelas dan lengkap tentang keluhan anaknya sehingga informasi yang diharapkan kurang memuaskan terutama sekitar gejala klinis. Sehingga dokter gigi perlu menanyakan keterangan lain, misalnya merujuk ke dokter anak. Pada pemeriksaan klinik, evaluasi fakta merupakan pemeriksaan subjektif , semua yang dikeluhan pasien/orang tua tentang penyakit yang dideritanya.

3. Membuat Diagnosa

9

Page 10: pedo (1).docx

Diagnosa adalah penentuan setiap penyakit yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut pasien atau setiap kelainan yang mempengaruhi perkembangan gigi. Riwayat penyakit (subjektif), pemeriksaan klinik (objektif) dan laboratorium/ tambahan (ronsen, test vitalitas, pemeriksaan bakteri, biopsi) adalah faktor yang penting untuk membuat diagnosa. Dari beberapa fakta yang terkumpul dapat ditegakkan diagnosa. Bila pada saat yang sama dijumpai lebih dari satu penyakit, dokter gigi harus dapat membedakan atau memisahkan fakta yang menunjukkan satu penyakit dengan penyakit lain sehingga perawatan dapat dilakukan dengan tepat.

C. RENCANA PERAWATANPerawatan gigi dan mulut pada anak selain diperhatikan untuk mengurangi keluhan , juga harus

diperhatikan pendidikan kesehatan gigi atau DHE ( Dental  Health  Education ) yang bertujuan untuk mengubah perilaku atau kebiasaan buruk anak yang turut mempengaruhi munculnya keluhan gigi. Perawatan gigi dan mulut anak harus dilakuakn secara komprehensif berdasarkan keadaan anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, serta peran dari ketiga elemen penting dalam perawatan gigi anak , yaitu dokter gigi, pasien dan orang tua.

Penentuan suatau rencana perawatan terdapat sangat memerlukan suatu pertimbangan , yaitu :1. Uqency ( kebutuhan utama )2. Sequency (urutan perawatan ), yaitu :

a. Perawatan medisPerawatan ini berhubungan dengan riwayat kesehatan pasien. Informasi mengenai penyakit sistemik ini bisa diperoleh dari dokter keluarga atau dokter spesialis. Apabila orang tua kurang yakin mengenai penyakit anaknya, dokter gigi dapat bertanya kepada dokter keluarga.b. Perawatan sistemikPremedikasi sering dibutuhkan pada saat pasien menderita penyakit tertentu yang diberikan oleh dokter keluarga. Dokter gigi juga dapat memberikan perawatan sistemik terlebih sebelum pasien diberikan perawatan operatif di bidang kedokteran gigi.c. Perawatan persiapanDokter gigi mengajarkan kepada pasien (anak ) dan orang tua cara memelihara gigi di rumah. Apabila pasien menunjukkan karies yang aktif perlu diberikan kiat diet yang terkontrol terutama untuk menghindari makanan yang menyebabkan karies.d. Perawatan korektifPerawatan korektif atau perawatan akhir antara lain membuat restorasi, protesa, pencabutan atau space maintainer.e. Penggantian rencana perawatan.Suatu rencana perawatan hendaknya diinformasikan kepada orang tua pasien. Perawatan harus segera dilaksanakan. Ada kalanya rencana perawatan diubah, misalnya saat melakukan penambalan gigi terjadi perforasi pada tanduk pulpa sehingga terpaksa dilakukan pulpektomi vital atau pulp capping.

3. Probable result ( kemungkinan keberhasilan )Garis besar rencana perawatan digolongkan menjadi dua macam, yaitu rencana perawatan preventif dan operatif .

1. Rencana Perawatan Preventif

10

Page 11: pedo (1).docx

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rencana perawatan preventif adalah pengalaman karies, riwayat medis, khususnya penyakit jantung kongenital atau riwayat demam rematik, kelainan perdarahan, penyakit debilitasi dengan daya tahan terhadap infeksi yang buruk , cacat mental serta fisik.

Semua tipe perawatan preventif penting bagi pasien, khususnya untuk pasien-pasien dengan pengalaman karies tinggi dan untuk pasien yang mempunyai resiko penyakit gigi.

Macam perawatan preventif diantaranya ; petunjuk kebersihan mulut ( Dental Health Education / DHE ), nasihat diet, flouridasi dan fisur sealent. Nasihat diet penting, khususnya jika kecepatan kecepatan pembentukan karies tinggi. Dalam flouridasi terdapat beberapa bentuk, yaitu tablet / tetes, larutan kumur dan topikal yang dalam pemakaiannya disesuaikan dengan umur pasien (anak), misalnya saja flouridasi bentuk larutan kumur dapat dilakuakan oleh anak usia 6-7 tahun.

2. Perawatan OperatifHal yang perlu diperhatikan dalam perawatan operatif pada anak adalah riwayat medis pasien

misalnya bila pasien menderita kelainan daarah. Perawatan operatif di antaranya adalah restorasi, pencabutan atau ekstraksi, dan perawatan ortodonti. Dalam perawatan restorasi perlu diperhatikan kedalaman karies, perluasan karies, penggunaan analgesia lokal dan urutan restorasi gigi. Perawatan ortodonti dilakukan pada kasus crowding, kelainan perkembangan atau adanya maloklusi.

Selain macam-macam perawatan diatas tentunya sebelum melaksanakan suatu tindakan dibutuhkan adanya Inform Consen, hal ini dimaksudkan jika terjadi sesuatu di kemudian hari yang tidak diinginkan kita sebagai dokter gigi telah mempunyai bukti yang resmi yang telah disetujui oleh pasien atau keluarga terdekatnya, dengan sebelumnya telah menjelaskan perawatan yang akan dilakukan beserta konsekuensinya.

11