PEDESTRIAN (STUDI KASUS JL. SIGURA-GURA DEPAN KAMPUS 1 ITN MALANG)

33
TUGAS MATA KULLIAH URBAN DESING TEMA: PEDESTRIAN (STUDI KASUS JL. SIGURA-GURA DEPAN KAMPUS 1 ITN MALANG) MARTA ERMAWATI ASIS OMIL (12.24.017) ADOLFUS MON PAUL (12.24.026) MUHAMMAD SYAHREZA GANI (12.24.039) RASIAM DE-JANUARIO KOROH (12.24.053) JEMS LEO WOSPAKRIK (12.24.044) JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Transcript of PEDESTRIAN (STUDI KASUS JL. SIGURA-GURA DEPAN KAMPUS 1 ITN MALANG)

TUGAS MATA KULLIAH URBAN DESING

TEMA: PEDESTRIAN

(STUDI KASUS JL. SIGURA-GURA DEPAN KAMPUS 1 ITN MALANG)

MARTA ERMAWATI ASIS OMIL (12.24.017)

ADOLFUS MON PAUL (12.24.026)

MUHAMMAD SYAHREZA GANI (12.24.039)

RASIAM DE-JANUARIO KOROH (12.24.053)

JEMS LEO WOSPAKRIK (12.24.044)

JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

2014

BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar BelakangSarana transportasi kota merupakan hal yang penting diperhatikan dalam proses

perencanaan kota. Hal ini tentu tidak dapat dipungkiri manakala perkembangan kota juga merupakan akibat dari perkembangan sarana dan prasarana kota. Transportasi yang baik tentu membawa dampak yang positif bagi perkembangan kota, namun jika sarana dan prasarana transportasi tidak direncanakan dengan baik tentu menimbulkan berbagai masalah dalam kota.

Pejalan kaki merupakan salah satu point dari sistem transportasi kota. Amos rapoport (1977), mengatakan bahwa jalan kaki mempunyai kelebihan yaitu kecepatan rendah, sehingga menguntungkan karena dapat mengamati objek secara detail serta mudah menyadari lingkungan sekitarnya. Selanjutnya, Sharvani (1985) mengatakan bahwa jalur pejalan kaki harus dipertimbangkan sebagai salah satu elemen perencanaan. Sistem pedestrian yang baik akan merangsang aktivitas perdagagan eceran, mengurangi ketergantungan kendaraan bermotor, meningkatkan kualitas lingkungan. Namun dalam perkembangan di kota-kota Indonesia keberadaan pejalan kaki kurang menjadi perhatian dibanding moda transportasi lainnya. Hal ini dapat dilihat dengan berbagai kasus pelebaran jalan untuk kendaraan yang memakan jalur pedestrian.

Kota malang adalah salah satu kota besar di profinsi jawa timur. Hampir seperti kebanyakan kota di Indonesia, jalur perencanaan transportasi untuk pejalan kaki, secara umum belum mendapat perhatian serius. Pelebaran jalan yang memakan hak pejalan kaki adalah salah satu kasus yang menjadi permasalahan sendiri.

Kawasan di jl. Sigura-gura depan kampus 1 ITN Malang adalah salah satu kawasan di kota malang yang diarahkan sebagai kawasan dengan fungsi utama pendidikan dan pemukiman. Dengan melihat kondisi pengunaan lahan di kawasan ini tentu dapat dikatakan kawasan ini menjadi taarikan tersendiri dalam sistem transportasi kota malang. Keberadaan kampus 1 ITN Malang tentu menjadi indikasi tersendiri pentingnya memperhatikan keberadaan fasilitas untuk pejalan kaki. Masalah pembangunan yang tidak memperhatikan hak-hak dari para pejalan kaki tentu akan menimbulkan masalah tersendiri kedepannya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat pelayanan fasilitas pejalan kaki di jalan sigura-gura depan kampus 1 ITN Malang?

2. Bagaiman sistem pedestrian yang lebih baik di jalan sigura-gura depan kampus 1 ITN Malang?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui tingkat pelayanan fasilitas pejalan kaki yang ada di jalan

sigura-gura depan kampus 1 ITN Malang.2. Untuk merencanakan sistem pedestrian yang lebih cocok di terapkan di jalan

sigura-gura depan kampus 1 ITN Malang.

D. Lingkup Pembahasan

Lingkup pembahasan waktu sebagai berikut:

Lokasi survey : Jalan sigura-gura depan kampus 1 ITN MalangWaktu survey :Hari : SeninTanggal : 7 oktober 2013 Jam : 06.30 s/d 09.30 WIB

Lingkup pembahasan pembatasan ruangPembahasan ini dibatasi pada jalur pejalan kaki di kawasan jalan sigura-gura

depan kampus 1 ITN Malang, dimana sampel diambil dari pejalan kaki di area survey dengan jarak jalan 100 meter. Lokasi pengambilan sampel yaitu batas tikungan sebelah utara jalan dari kampus 1 ITN Malang, sedangkan batas sebelah selatan terdapat di jalan gang A. Pemenggalan jalan ini didasarkan pada observasi lapangan.

Pata orentasi wilayah surveyJl. Sigura-gura depan kampus 1 ITN Malang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pejalan kaki adalah istilah dalam transportasi yang digunakan untuk menjelaskan orang yang berjalan dengan memanfaatkan kedua kakinya sebagai alat transportasi. Sarana pejalan kaki dapat berupa: pedestrian (pedestrian ways), termasuk jalan peyebrangan (berupa Zebra cross, jembatan pajalan kaki diatas jalan raya dan jembatan pejalan kaki dibawah jalan raya).

Jalur pejalan kaki yang baik adalah jalur yang dapat menyatu dengan kondisi lingkungannya sesuai pola dan kondisi yang ada. Dalam hal ini Sharvani (1985) mengatakan bahwa jalur pejalan kaki harus dipertimbangkan sebagai salah satu elemen perencanaan. Sistem pedestrian yang baik akan merangsang aktivitas perdagagan eceran, mengurangi ketergantungan kendaraan bermotor, meningkatkan kualitas lingkungan. Shirvani melanjutkan dengan mengatakan jalur pejalan kaki adalah bagian dari kota dimana orang bergerak dengan kaki, biasanya disepanjang sisi jalan, baik yang direncanakan maupun yang terbentuk dengan sendirinya, yang menghubungkan suatu tempat dengan tempat lainnya.

Menurut david sucher (1995), jalur pejalan kaki mampu memberi fungsi yang baik terhadap pejalan kaki jika memenuhi peraturan sebagai berikut :

Menurut Utermanm, (1984), perancangan jalur pejalan kaki mempunyai beberapa kriteria penting yang harus diperhatikan sebagai berikut :

Untuk perencanaan agar tercipta suatu jalur pelayanan untuk pejalan kaki yang baik maka, terdapat beberapa elemen pendukung pejalan kaki (Rubenstain), meliputi :

Selanjutnya, rubenstein (1987) menyatakan bahwa tujuan orang melakukan kegiatan berjalan kaki dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu :

BAB IIIMETODELOGI PENELITIAN

Penelitian ini mengunakan analisa kuantitatif dan kualitatif. Data dikumpulkan dari hasil observasi lapangan. Data kuantitatif berhubungan dengan geometri kawasan serta hubungannya dengan jumlah pejalan kaki, waktu dan jarak tempuh. Untuk data kualitatif data dianalisa berdasarkan pemanfaatan ruang kawasan penelitian.

Proses analisa dilakukan dengan mengkaji data yang terkumpul. Hasil rekapan data lebar geometri trotor dan jumlah pejalan kaki, menjadi dasar penentuan tingkat pelayanan pedestrian melalui analisa LOS (Level Of Service). Sedangkan data kualitatif dapat berupa rasa dari lokasi survey. Rasa dapat berupa faktor penarik seperti keberadaan fasilitas pendidikan, perdagangan dan jasa.

Model analisa untuk LOS (Level Of Service) atau tingkat pelayanan fasilitas pedestrian dapat diuraikan sebagai berikut :

Berdasarkan arus pejalan kaki, maka dapat dicari dengan rumus :Q15 = Nm/15WE

Dimana :Q15 = Arus pejalan kaki pada interval 15 menitan terbesar (orang/m/menit)Nm = jumlah pejalan kaki terbanyak pada interval 15 menitan (orang)WE = lebar efektif trotoar (m)WE = WT – BDimana:WE = lebar efektif trotoar (m)WT = lebar total trotoar (m)B = lebar total halangan yang tidak bisa digunakan untuk berjalan kaki (m)

Untuk menghitung nilai ruang untuk pejalan kaki pada saat arus 15 menitan yang terbesar digunakan Rumus :S15 = 1/D15

Dimana:S15 = ruang pejalan kaki pada saat arus 15 menitan yang terbesar (m2/orang)D15 = kepadatan pada saat arus 15 menitan yang terbesar (orang/ m2)

Tingkat pelayanan dapat ditentukan dengan melihat standart berikut :Tabel

Tingkat pelayanan jalur pedestrian

Sumber : Direktorat Penataan Ruang Nasional

LOS (Level Of Service) atau tingkat pelayanan pedestrian terbagi atas 6 tipe yaitu :- Level A berarti tersedia ruang yang cukup bagi pejalan untuk melakukan perjalanan

dengan kecepatan yang normal dan untuk mendahului pejalan lain dalam arus pergrakan 1 arah.

- Level B berarti kebebasan untuk memilih ruang dan kecepatan berjalan untuk mendahului pejalan lain terbatas.

- Level C berarti tidak tersedia ruang bagi pejalan kaki yang bergerak melambat.- Level D, dan E berarti hampir tidak tersedia ruang untuk bergerak- F berarti tidak atau ruang gerak yang sempit, kondisi ini dapat menyebabkan pejalan

kaki turun ke badan jalan yang disediakan untuk kendaraan atau pada kondisi tertentu sama sekali berhenti bergerak karena terlalu padat.

Selain rumus mencari tingkat pelayanan pedestrian, terdapat rumus lain untuk mencari faktor-faktor terkait karakteristik pengguna jalan, sebagai berikut :

1. ArusRumus mencari arus :Q = N/TDimana :Q = arus pejalan kaki (orang/m/menit)N = jumlah pejalan kaki yang lewat (orang/m)T = waktu pengamatan (menit)

2. KecepatanRumus kecepatan pejalan kaki :V = L/tDimana :V = kecepatan pejalan kaki (m/menit)L = panjang penggal pengamatan (m)t = waktu tempuh pejalan kaki yang lewat segmen pengamatan (menit)

Kecepatan pejalan kaki juga dihitung berdasarkan :a. Kecepatan rata-rata waktu (Time Mean Speed)

Vt = 1/n n∑i=1 ViDimana :Vt = kecepatan rata-rata waktu (m/menit)n = banyaknya data kecepatan yang diamatiVi = kecepatan tiap pejalan kaki yang diamati (m/menit)

b. Kecepatan rata-rata ruang (Space Mean Speed)Vs = 1

1/n n∑i=1 1/ViDimana :Vs = kecepatan rata-rata ruang (m/menit)n = jumlah dataVi = kecepatan tiap pejalan kaki yang diamati (m/menit)

3. KepadatanRumus kepadatan :D = Q/VSDimana :D = kepadatan (orang/m2)Q = arus (orang/m/menit)Vs = kecepatan rata-rata ruang (m/menit)

4. RuangRumus ruang :S = Vs/Q = 1/DDimana :S = Ruang pejalan kaki (m2/orang)D = Kepadatan (orang/m2)Q = Arus (orang/m/menit)Vs = Kecepatan rata-rata ruang (m/menit)

- KONDISI GEOMETRIK FASILITAS PEJALAN KAKIKondisi geometri diproleh dari fakta yang ditemui di lapangan. Kondisi ini

meliputi rata-rata lebar trotoar, rata-rata lebar hambatan, rata-rata lebar efektif trotoar, dan rata-rata tinggi elevansi.

1. Lebar trotoarKebutuhan lebar trotoar dihitung berdasarkan volume pejalan kaki

rencana (V), Volume pejalan kaki rencana adalah volume rata – rata permenit pada interval puncak, V dihitung berdasarkan survey penghitungan pejalan kaki yang dilakukan setiap interval 15 menit paling sibuk dalam satu hari untuk 2 arah.

Rumus mencari lebar trotoar:

Dimana :W : Lebar Trotoar (m)V : Volume atau arus pejalan kaki rencana / 2 arah (orang/m/mnt)N : Lebar tambahan sesuai dengan keadaan setempat (m)Penetapan lebar trotoar tambahan sesuai dengan keadaan setempat

ditampilkan pada tabel dibawah ini.Penetapan lebar trotoar tambahan

2. Lebar akibat hambatanLebar trotoar dapat ditambah jika terdapat hambatan bagi pejalan kaki

dalam melakukan perjalanan. Besarnya lebar hambatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Lebar tambahan

Sumber: SNI 011/T/Bt/1995

- FASILITAS PEJALAN KAKIFasilitas pejalan kaki merupakan semua bangunan pelengkap yang disediakan

untuk pejalan kaki guna memberikan pelayanan kepada pejalan kaki sehingga kelancaran, dan keamanan tercipta bagi pejalan kaki. Fasilitas pejalan kaki antara lain: trotoar, pohon peneduh, penyeberangan sebidang dan penyeberangan tak sebidang.

BAB IVGAMBARAN LOKASI

A. Gambar Situasi Lokasi SurveyJl. Sigura-gura depan kampus 1 ITN Malang merupakan salah satu lokasi yang cukup

padat di lalui kendaraan baik sepeda motor maupun mobil. Keberadaan jalan ini dapat dikatakan cukup strategis karena menghubungkan Kampus 1 ITN Malang dengan berbagai lokasi di sekitarnya. Dengan orentasi perkembangan adalah kampus 1 ITN Malang, membangkitkan berbagai kegiatan ekonomi dalam kawasan ini. Kegiatan ekonomi tersebut berupa bangunan foto copy, warung makan dan jenis kegiatan perekonomian berupa pedagang eceran disaat sore hari.

Bertolak belakang dengan aktifitasnya yang menjadi sentral kawasan, jumlah pejalan kaki di kawasan ini dapat dikatakan cukup sedikit. Hal ini dikarenakan banyaknya minat masyarakat dalam makaian kendaraan bermotor. Mayoritas pejalan kaki yang ada di area jalan sigura-gura adalah kalangan mahasiswa. Faktor utama yang menimbulkan tarikan pergerakan adalah keberadaan kampus 1 ITN Malang, adapun faktor lainnya seperti keberadaan fasilitas foto copy dan warung makan. Pejalan kaki umumnya abergarak dari kawasan pemukiman seperti poharin, klasman, dan pemukiman di daerahsumber sari.

B. Deskripsi Tata Guna LahanPenggunaan lahan di sepanjang jalan sigura-gura terpenuhi oleh fasilitas perdagangan

dan jasa serta fasilitas pendidikan. dimana area sebelah barat terdapat fasilitas pendidikan seperti kampus 1 ITN Malang dan pos ATM BRI dan BNI. Sedangkan untuk area sebelah timur lebih banyak dipergunakan untuk fasilitas jasa seperti jasa fhoto copy sebanyak 3 (tiga)

Fasilitas perjas

Kampus 1 ITN MalangKondisi pedestrian

Fasilitas ATM

PKL sore hari Perjas di trotoar Tanaman bogenfil Perjas tampa parkir

Hambatan samping jl. Sigura-gura depan Kampus 1 ITN Malang

tempat, terdapat 1 (satu) bangunan toko khusus accesories, 1 (satu) warung kopi, 2 (dua) warung makan, dan 1 (satu) toko baju.

Tata guna lahan dapat dideskripsikan dalam 2 kondisi waktu dengan tingkat pengunaan lahan yang berbeda. Waktu yang dimaksud dapat berupa pengunaan lahan ketika pagi dan sore hari. Di waktu pagi pengunaan jalan dimanfaatkan sepenuhnya oleh penguna jalan. Fasilitas yang dibangun seperti kampus 1 ITN Malang, toko dan warung yang dibangun secara permanen di lokasi ini dibuka untuk melakukan aktifitasnya. Sedangkan saat sore hari bangunan ini akan berhenti beroperasi diganti dengan kegiatan perdagangan dan jasa oleh PKL. Pemanfaatan area jalan untuk memasarkan berang dagang seperti nasi goreng dan lain-lain sering tak terhindarkan. Terkadang pemanfaatan lahan ini menyebabkan kemacatan di jalur jalan ini.

Penggunaan lahan di jalan sigura-gura telah terpadati oleh bangunan, sehingga tidak terdapat lahan kosong untuk dijadikan lahan pelebaran jalan maupun pelebaran trotoar. Hal ini dapat memicu tingkat kemacetan yang tinggi apabila kapasitas jalan tidak dapat menampung banyaknya kendaraan.

C. Deskipsi Pengaruh Hambatan Samping Dalam survey lapangan mengenai pedestrian di area jalan sigura-gura, terdapat beberapa

faktor yang menjadi hambatan samping pedestrian yaitu:

1. Pada bagian barat depan kampus 1 ITN Malang terdapat pohon palem yang di tanam di tengah-tengah pedestrian, dimana hal ini sangat mengganggu para pejalan kaki sehingga pejelan kaki lebih dominan bergerak pada badan jalan.

2. Pada sore hari sekitar pukul 16.30 mulai muncul PKL seperti pedagang makanan ringan maupun makanan berat seperti penjual nasi bebek, nasi goreng, nasi lalapan, penjual tahu setan, penjual poster, dan lain sebagainya. Banyaknya PKL membuat para pejalan kaki merasa tidak nyaman jika melewati daerah pedestrian, hal ini dikarenakan lebih cepat dan tidak ada penghalang bagi pejalan untuk melakukan pergerakan.

3. Pada bagian timur jalan terdapat sebuah warung kopi yang memakan badan pedestrian, sehingga para pejalan kaki enggan untuk melewati badan pedestrian, dikarenakan banyaknya para pelanggan yang bersantai di depan warung kopi tersebut.

4. Sebelum pelarangan oleh pemerintah mengenai parkir liar, di depan kampus 1 ITN Malang terdapat parkir liar yang dapat mengganggu aktifitas para pejalan kaki, sehingga ruang gerak para pejalan kaki semakin sempit. Hal ini mengakibatkan banyaknya para pejalan kaki yang berjalan tidak lagi di badan pedestrian maupun badan jalan namun sudah memasuki area jalan itu sendiri. Kini dengan adanya sapu bersih pemerintah mengenai parkir liar, kondisi jalan dapat di netralisir dan para pejalan kaki mulai berjalan di badan pedestrian.

Adapaun pengaruh dari adanya hambatan samping pada tingkat pelayanan pedestrian yaitu:

- Pejalan kaki berjalan di badan jalan karena badan pedestrian di tanami pohon.

- Sebuah warung kopi yang memakan badan pedestrian menyebabkan pejalan kaki turun ke badan jalan.

- Bangunan-bangunan fasilitas perdagangan dan jasa yang tidak menyediakan lahan untuk parkir menyebabkan pejalan kaki turun ke badan jalan karena pedestrian dijadikan lahan pakir liar.

Dengan melihat kondisi diatas tentu menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan mengingat keberadaan kawasan sebagai daerah pendidikan. Perencanaan fasilitas pejalan kaki mutlak perlu mediperhatikan, berkenaan dengan itu maka data banyaknya pejalan kaki yang memanfaatkan fasilitas pedestrian menjadi penting, berikut data banyaknya pejalan kaki yang melewati jl. Sigura-gura di depan kampus 1 ITN Malang :

TabelJumlah pejalan kaki di pendestrian sebelah utara

Jl. Sigura-gura depan kampis 1 ITN Malang

No

Waktu Kanan Jumlah Kiri Jumlah

Total

Kelompok Individu Kelompok Individu

L P L P L P L P

1 07.00 - 07.15 5 5 3 5 18 2 2 0 1 5 23

2 07.15 - 07.30 0 0 2 3 5 11 4 7 3 25 30

3 07.30 - 07.45 2 3 3 0 8 0 0 6 4 10 18

4 07.45 - 08.00 2 2 2 4 10 0 0 6 4 10 20

5 08.00 - 08.15 0 0 4 2 6 0 0 3 5 8 14

6 08.15 - 08.30 0 4 3 7 14 0 0 6 5 12 26

7 08.30 - 08.45 0 5 4 4 13 2 6 3 1 17 30

8 08.45 - 09.00 0 4 4 5 13 0 5 3 4 12 25

TabelJumlah pejalan kaki di pendestrian sebelah selatan

Jl. Sigura-gura depan kampis 1 ITN Malang

No Waktu Kanan Jumlah Kiri Jumlah Total

Kelompok Individu Kelompok Individu

L P L P L P L P

1 07.00 - 07.15 0 0 2 5 7 9 2 5 1 17 24

2 07.15 - 07.30 0 0 0 2 2 0 2 0 0 2 4

3 07.30 - 07.45 0 0 0 6 6 4 9 7 7 26 32

4 07.45 - 08.00 0 3 3 6 12 0 0 5 3 8 20

5 08.00 - 08.15 0 0 3 5 8 0 0 3 5 8 16

6 08.15 - 08.30 2 0 2 5 9 0 0 5 5 10 19

7 08.30 - 08.45 0 0 0 0 0 3 6 3 1 13 13

8 08.45 - 09.00 2 2 3 5 12 8 4 3 1 16 28

Sumber : Hasil survey observasi

Jalur utara

Jalur selatan

Pergerakan ke arah kiri

Pergerakan ke arah kanan

Daya tarik pendidikan (07.00 –

18.000)

Daya tarik warung (07.00 -21.00)

Daya tarik kios dan foto copy

(07.00 – 18.00)

Daya tarik PKL (15.00 – 23.00)

BAB VANALISIS TINGKAT PELAYANAN PEDESTRIAN

A. Kondisi geometri pedestrianRuas trotoar pada jl. Sigura-gura umumnya memiliki banyak hambatan samping, mulai

dari keberadaan pohon palem di depan kampus ITN Malang, PKL, serta keberadaan fasilitas perjas di sepanjang ruas jl. Sigura-gura di depan ITN Malang. Untuk lebih jelas mengenai labar kondisi geometri di jl. Sugura-gura dapat dilihat pada tabel berikut.

TabelKondisi geometri fasilitas pejalan kaki

Jl. Sigura-gura ITN Malang

TrotoarRata-rata

lebar trotoar (m)

Rata-rata lebar hambatan

(m)

Rata-rata lebar efektif trotoar

(m)Jenis hambatan

Utara 5 5 0

1.PKL

2. fasilitas perdagangan dan jasa

Selatan 0,5 0,5 0

1. PKL (biasanya di sore hari)

2. Pohon palem

Sumber : hasil survey dan analisa data Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa tingkat pelayanan pedestrian di jl.

Sumber sari yang terletak di depan kampus ITN Malang memiliki masalah terkait dengan pengunaan lahan untuk fasilitas pejalan kaki. Kondisi ini menyebabkan banyak pejalan kaki yang turun kebadan jalan ketika melalui lokasi ini.

ILUSTRASI PEMANFAATAN LAHANJL. SIGURA-GURA DEPAN KAMPUS 1 ITN MALANG

B. Analisa karekteristik pejalan kakiKarekteristik pejalan kaki yang dianalisa berupa arus pejalan kaki, kecepatan pejalan

kaki, kepadatan pejalan kaki, dan ruang dari pejalan kaki.- Arus

Untuk mengetahui berapa orang yang melewati jl. Sigura-gura perjarak yang ditempuh beserta lama tempuhnya maka analisa mengenai arus ini diperlukan. Untuk jl. Sigura-gura di depan ITN Malang memiliki arus pejalan kaki sebagai berikut :

TabelAnalisis arus pejalan kaki

Jl. Sigura-gura bagian depan kampus ITN Malang

TrotoarWaktu

pengamatanJumlah pejalan

kaki (orang)Jarak (m)

Arus pejalan kaki (orang/m/jam)

Jumlah arus ruas utara dan selatan

(orang/m/jam)

Utara

07.00 - 07.15 23 100 0,23 07.00 - 07.15= 0,47

07.15 - 07.30 30 100 0,307.30 - 07.45 18 100 0,18 07.15 - 07.30= 0,7

07.45 - 08.00 20 100 0,208.00 - 08.15 14 100 0,14 07.30 - 07.45= 0,5

08.15 - 08.30 26 100 0,2608.30 - 08.45 30 100 0,3 07.45 - 08.00= 0,4

08.45 - 09.00 25 100 0,25Selatan 07.00 - 07.15 24 100 0,24 08.00 - 08.15= 0,3

07.15 - 07.30 4 100 0,407.30 - 07.45 32 100 0,32 08.15 - 08.30= 0,45

07.45 - 08.00 20 100 0,2

KAMPUS 1 ITN MALANG

KAWASAN PEMUKIMAN

Lebar jalan 7,2 m

Lebar trotoar 1,5 m

Lebar trotoar 1,5 m

Titik PKL Atm BRI & BNI

Lebar trotoar tambahan 3,5 m

Jalan masuk

Pohon palm

Permasalahan parkir

08.00 - 08.15 16 100 0,16 08.30 - 08.45= 0,4308.15 - 08.30 19 100 0,1908.30 - 08.45 13 100 0,13 08.45 - 09.00= 0,5308.45 - 09.00 28 100 0,28Sumber : analisa data

Dengan melihat data ini, maka dapat disimpulkan arus pejalan kaki yang melintasi jl. Sigura-gura depan kampus ITN Malang termasuk dalam kategori rendah. Rendahnya arus pejalan kaki ini disebabkan karena banyaknya penguna jalan yang mayoritas adalah mahasiswa mengunakan kendaraan bermotor ketimbang berjalan kaki.

Semenjak pelarangan pemerintah mengenai tempat parkir liar yang terdapat di lokasi ini, arus pejalan kaki yang berasal dari kendaraan cukup banyak. Namun setelah pelarangan jumlah penguna pedestrian berkurang akibat penguna kendaraan bermotor lebih memakirkan kendaraan kedalam tempat parkir kampus sehingga mengurangi beban pengunaan pedestrian.

- KecepatanKecepatan adalah hasil pembandingan antara jarak tempuh dan waktu yang

dibutuhkan. Untuk ruas jl. Sigura-gura kecepatan dapat dilihat dari sempel yang diambil dimana rata-rata menunjukan gejala yang hampir serupa. Gejala itu antara lain : kecepatan rata-rata wanita adalah 75 m/menit, kecepatan rata-rata pria adalah 102 m/menit, dan kecepatan rata-rata pejalan kaki berkelompok adalah 24 m/menit. Penentuan ini berdasarkan sampel yang di hitung dengan jarak 25 m. Selain itu dapat dianalisa kecepatan rata-rata waktu dan kecepatan rata-rata ruang, berikut hasil analisanya

TabelAnalisis kecepatan rata-rata waktu

Jl. Sigura-gura bagian depan kampus ITN Malang

TrotoarWaktu

pengamatanJumlah data

Kecepatan tiap-pejalan kaki (m/menit)

Kecepatan rata-rata waktu(m/menit)

Utura

07.00 – 08.00Wanita = 30 75

64,07Pria = 22 102Kelompok = 29 24

08.00 – 09.00Wanita = 27 75

66,11Pria = 25 102Kelompok = 27 24

Selatan

07.00 – 08.00Wanita = 24 75

62,31Pria = 29 102Kelompok = 38 24

08.00 – 09.00Wanita = 33 75

69,20Pria = 30 102Kelompok = 26 24

Sumber : analisa data

TabelAnalisis kecepatan rata-rata ruang

Jl. Sigura-gura bagian depan kampus ITN Malang

TrotoarWaktu

pengamatanJumlah data

Kecepatan tiap-pejalan kaki (m/menit)

Kecepatan rata-rata ruang pejalan kaki(m/menit)

Utura

07.00 – 08.00Wanita = 30 75

5.190Pria = 22 102Kelompok = 29 24

08.00 – 09.00Wanita = 27 75

5.223Pria = 25 102Kelompok = 27 24

Selatan

07.00 – 08.00Wanita = 24 75

5.670Pria = 29 102Kelompok = 38 24

08.00 – 09.00Wanita = 33 75

6.159Pria = 30 102Kelompok = 26 24

Sumber : analisa data

- KepadatanAnalisa kepadatan pejalan kaki adalah analisa yang membandingkan antara

arus dan kecepatan rata-rata ruang. Untuk analisa kepadatan pejalan kaki di jl. Sigura-gura depan kampus ITN Malang dapat di lihat pada tabel berikut :

TabelAnalisis kepadatan pejalan kaki

Jl. Sigura-gura bagian depan kampus ITN Malang

TrotoarWaktu

pengamatan

Kecepatan rata-rata ruang pejalan kaki(m/menit)

Kecepatan rata-rata ruang pejalan kaki

(m/jam)

Arus pejalan kaki

(orang/m/jam)

Pembulatan kepadatan

pejalan kaki (orang/m2)

Utara07.00 – 08.00 5.190 311.400 0,91 0,000003208.00- 09.00 5.223 313.380 0,95 0,0000032

Selatan07.00 – 08.00 5.670 340.200 0,80 0,000002908.00- 09.00 6.159 369.540 0,76 1/0000027

Sumber : analisa data

- RuangAnalisa ruang adalah analisa menganai luas dari fasilitas pejalan kaki

dibandingkan dengan jumlah pejalan kaki. Untuk analisa pemanfaatan ruang pejalan kaki di jl. Sigura-gura depan kampus ITN Malang dapat di lihat pada tabel berikut :

TabelAnalisa ruang pejalan kaki

Jl. Sigura-gura bagian depan kampus ITN Malang

TrotoarWaktu

pengamatanKepadatan pejalan kaki

(orang/m2)Ruang pejalan kaki

(m2/orang)

Utara07.00 – 08.00 0,0000032 312.500

0.8- 09.00 0,0000032 312.500

Selatan07.00 – 08.00 0,0000029 344.827,59

0.8- 09.00 1/0000027 370370,37Sumber : analisa data

C. Analisa tingkat pelayanan pejalan kakiUntuk menghitung tingkat pelayanan maka harus ditentukan arus terbanyak dalam

interval 15 menitan dan nilai ruang terbesar dalam waktu 15 menitan. Berikut hasil analisanya :

TabelAnalisa arus terpadat dalam interval 15 menit

Jl. Sigura-gura bagian depan kampus ITN Malang

TrotoarWaktu

pengamatan

Jumlah pejalan kaki

(orang)

Lebar efektif trotoar (m)

Arus pejalan kaki (orang/m/jam)

Selatan 08.30 – 08.45 30 0 ≈

Utara 07.30- 07.45 32 0 ≈

Sumber : analisa data Tabel

Analisa ruang saat arus terpadat dalam interval 15 menitJl. Sigura-gura bagian depan kampus ITN Malang

TrotoarWaktu

pengamatan

Arus pejalan kaki

(orang/m/jam)

Kecepatan rata-rata

ruang (m/menit)

Kepadatan pejalan kaki (orang/m2)

Ruang pejalan kaki (m2/orang)

Selatan 08.30 – 08.45 ≈ 1.401 ≈ ≈

Utara 07.30- 07.45 ≈ 2.001 ≈ ≈

Sumber : analisa data

Berdasarkan hasil analisa kondisi fasilitas bagi pejalan kaki di jl. Sigura-gura depan kampus ITN Malang dapat di kategorikan dengan nilai LOS atau tingkat pelayanan di level f, hal ini dakerenakan lebar efektif trotoar yang bernilai nol (0), dikarenakan adanya hambatan samping. Melihat kondisi ini perlu segera diadakan peninjauan kembali terkait dengan keadaan trotoar di jl.sigura-gura depan kampus ITN Malang agar pembangunan kedepannya dapat tetap memperhatikan hal dari pejalan kaki.

D. Analisis Kebutuhan Fasilitas

Berdasarkan kondisi dan karekteristik yang diamati mengenai prilaku para pejalan kaki di sepanjang jl sigura-gura depan kampus ITN 1 Malang maka dapat di dapat dirumuskan suatu mengenai kebutuhan fasilitas pendukungnya, sebagai berikut:

1. Tanaman peneduTanaman peneduh digunakan sebagai pelindung, penyejuk, penyaring udara yng

terpolusi, pengarah dan mempercantik kawasan. Kriteri yang diperlukan untuk jalur pedestrian adalah:

a) Memiliki ketahanan terhdap pengaruh cuacab) Bermasa daun padatc) Jenis dan bentuk pohon berupa angsana, akasia besar, bogenvile, dan the-tehan

pangkasd) Tanaman tidak menghalangi pandangan bagi pejalan kaki maupun pengguna

kendaraan2. Kios dan PKL

Keberadaan kios dan PKL di satu sisi mengganggu pengguna fasilitas pejalan kaki akibat pemanfaatan aktifitas yang meliber sampai kebadan trotoat, namun disis lain keberadaannya menjadi daya tarik tersendiri bagi pejalan kaki untuk memanfaatkannya. Dengan melihat kondisi ini maka diperlukan suatu arahan agar keberadaan fasilitas berupa Kios dan PKL ini tetap dipertahankan, namun harus di atur agar pengunaannya tidak memakan lahan yang seharusnya dimanfaatkan untuk pejalan kaki.

3. Tempat sampahAgar lingkungan tetap bersih, maka diperlukan fasilitas berupa tempat sampah.

Tempat sampah ditempatkan pada lokasi yang kemungkinan besar diperlukan oleh penguna fasilitas pejalan kaki ataupun pembeli dan penjual yang melakukan aktifitas disepanjang ruas jl. sigura-gura dapan kampus ITN 1 Malang.

4. BangkuBangku yang diarahkan pada tempat yang nantinya untuk tempat berjualan PKL,

dengan demikian keberadaan bangku bukan hanya melayani para pejalan kiki namun juga melayani kegiatan para PKL.

5. ParkirSeperti diuraikan diatas masalah parkir merupakan salah satu sebab hambatan

samping yang menyebabkan tidak efektifnya tingkat pelayanan fasilitas para pejalan kaki. Oleh sebab itu keberadaan fasilitas parkir, perlu untuk diarahkan sehingga penggunaannya dapat tetap menjaga berbagai kepentingan kegiatan disepanjang jl. sigura-gura depan kampus ITN 1 Malang

E. Analisis Kebutuhan Lebar Trotoar

Berdasarkan hasil analisis mengenai arus pejalan kaki dapat diketahui data-data berikut:

Waktu pengamatan Jumlah arus ruas utara dan selatan

Jumlah arus ruas utara dan selatan

(orang/m/jam) (orang/m/menit)07.00 - 07.15 0,47 28,207.15 - 07.30 0,7 4207.30 - 07.45 0,5 3007.45 - 08.00 0,4 2408.00 - 08.15 0,3 1808.15 - 08.30 0,45 2708.30 - 08.45 0,43 28,808.45 - 09.00 0,53 31,8

Sumber : analisa data

Berdasarkan data ini dapat diketahui bahwa arus terbanyak terbanyak terjadi pada menit 07.15-07.30 dengan jumlah arus adalah 42 orang/m/menit. Selanjutnya dapat dicari luas kebutuhan trotoar dengan rumus berikut:

Rumus: W = V35

+N

=4235

+0,5

= 1,7 ≈ 2mBerdasarkan hasil analisis diatas, maka dalam pembangunan fasilitas pejalan kaki,

khususnya torotoar di sepanjang jl. sigura-gura depan kampus ITN 1, sebaiknya diarahkan dengan dimensi lebar 2 meter.

BAB VIPENUTUP

A. KesimpulanJl. Sigura-gura bagian depan Kampus 1 ITN Malang merupakan kawasan dengan kegiatan

utama berupa pendidikan. Faktor penarik pergerakan orang menuju kawasan ini karena keberadaan kampus 1 ITN malang dan beberapa fasilitas perjas seperti warung dan tempat foto copy. Hal ini membangkitkan kegiatan perekonomian baru berupa keberadaan PKL dengan sekmentasi pemangfaatan ruang berdasarkan waktu yaitu pagi dengan fokus utama kegiatan pendidikan dan sore dengan fokus kegiatan berupa perdagangan dan jasa.

Berdasarkan hasil analisa kawasan ini termasuk dalam level LOS tipe F, hal ini disebabkan tidak efetifnya keberadaan fasilitas trotoar yang ada di sepanjang ruas jl. Sigura-gura depan kampus 1 ITN Malang. Ada banyak hambatan samping baik berupa PKL, tanaman bogenfil yang menutupi trotoar, sampai fasilitas perdagangan dan jasa yang berada di depan kampus yang tidak menyediakan tempat parkir.

B. RekomendasiRekomendasi yang dapat diajukan adalah mengenai pembenahan pemanfaatan ruang di

sepanjang jl. Sigura-gura depan kampus 1 ITN Malang, sebagai berikut :1. Pembenahan PKL, dimana PKL diarahkan untuk memanfaatkan ruang yang ada di sebelah utara

kawasan yang masih tersisah lahan kosong selebar 3,5 meter.2. Pelarangan parkir pada badan jalan dan trotoar. Parkir dapat dialihkan pada lahan yang masih

tersisah pada salah ruko yang baru dibuka disebelah ragil. Terkait penolakan penyediaan fasilitas parkir pada lahn yang disebut dapat diarahkan dengan sistem intensif dan densentif. Skenario dapat diarahkan hanya untuk mereka dengan kebutuhan kurang dari 10 menit, selain itu dapat dapat dibebani dengan denda.

3. Pemunduran bangunan fasilitas perjas pada kawasan dengan jarak kemunduran 2 meter, termasuk fasilitas kegiatan toko/kios tersebut

4. Pada jalur yang sudah ditanam bogenfil, diarahkan untuk perubahan fungsi menjadi trotoar.

ILUSTRASI REKOMENDASI PERENCANAANKAWASAN JL. SIGURA-GURA DEPAN KAMPUS 1 ITN MALANG

s KAWASAN PEMUKIMAN

KAWASAN KAMPUS 1 ITN MALANG

Parkir kampus ITN

Pengarahan parkir

Pemindahan PKL

Pembenahan trotoar

Pemunduran bangunan

ATM BRI & BNI

Jalan masuk