PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi...

35
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PETUGAS KESEHATAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI ICU DAN IGD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WATES SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta DEVRIANI YULIARTHA 3210072/PSIK PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2014

Transcript of PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi...

Page 1: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKUPETUGAS KESEHATAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN INFEKSINOSOKOMIAL DI ICU DAN IGD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

WATES

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

STIKES A. Yani Yogyakarta

DEVRIANI YULIARTHA

3210072/PSIK

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANIYOGYAKARTA

2014

Page 2: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKUPETUGAS KESEHATAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN INFEKSINOSOKOMIAL DI ICU DAN IGD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

WATES

SKRIPSI

Diajukan oleh:

DEVRIANI YULIARTHA

3210072/PSIK

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Dan Diterima Sebagai Salah Satu

Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan Di Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Tanggal: …………………

Menyetujui:

Page 3: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam

pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Yogyakarta, 17 Agustus 2014

Devriani Yuliartha

Page 4: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul: Hubungan

Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Petugas Kesehatan Dalam Upaya

Pencegahan Infeksi Nosokomial Di ICU Dan IGD Rumah Sakit Umum Daerah

Wates. Infeksi nosokomial (inos) adalah infeksi yang didapat pasien dari rumah

sakit pada saat menjalani proses asuhan keperawatan. Pencegahan infeksi

nosokomial tidak terlepas dari peran petugas kesehatan. Perawat dan bidan yang

merupakan salah satu petugas kesehatan memiliki resiko tinggi menularkan

patogen penyebab infeksi nosokomial, karena memiliki waktu yang lebih banyak

kontak dengan pasien. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengetahuan dan perilaku petugas kesehatan dalam upaya pencegahan infeksi

nosokomial di rumah sakit.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam skripsi ini.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun akan sangat membantu penulis

untuk lebih baik lagi. Skripsi ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan,

dan bantuan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dan

pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih

dengan setulus-tulusnya kepada:

1. dr. I Edy Purwoko, Sp. B selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.

2. Dewi Retno Pamungkas S. Kep., Ns., MNG selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan yang telah mendukung dalam penyelesaian penulisan usulan

penelitian ini.

3. Muhamat Nofiyanto, S. Kep., Ns., M. Kepselaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan arahan serta mendukung dalam penyelesaian

penulisan usulan penelitian ini.

4. R. Anggono Joko Prasojo, S. Kep., Ns selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan serta mendukung dalam penyelesaian

penulisan usulan penelitian ini.

Page 5: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vii

5. Responden yang terdiri dari perawat dan bidan di ruang ICU dan IGD RSUD

Wates

6. Orang Tua, yang selalu setia mendengarkan keluh kesahku

7. Bayu, Ridwan, Ari, Rizal, dan Enip yang selama ini selalu memberikan

semangat

8. Teman-teman Keperawatan S1 Angkatan 2010 Stikes Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,

sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar

harapan penulis semoga skripsi ini berguna bagi semua.

Penulis

Page 6: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

DAFTAR ISI

HalHALAMAN JUDUL .............................................................................................. iHALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iiPERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN.................................................... iiiKATA PENGANTAR.......................................................................................... viDAFTAR ISI....................................................................................................... viiiDAFTAR TABEL ................................................................................................ ixDAFTAR GAMBAR........................................................................................... viiDAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viiiINTISARI ............................................................................................................. ixABSTRACT........................................................................................................... xBAB I 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6E. Keaslian Penelitian....................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan Teori .............................................................................................. 8B. Kerangka Teori........................................................................................... 33C. Kerangka Konsep ....................................................................................... 34D. Hipotesa...................................................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIANA. Desain penelitian........................................................................................ 35B. Lokasi dan Waktu penelitian...................................................................... 35C. Populasi Dan Sampel ................................................................................. 36D. Variabel penelitian ..................................................................................... 37E. Definisi Operasional................................................................................... 38F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ......................................................... 39G. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................... 41H. Pengolahan Dan Analisis Data................................................................... 44I. Etika Penelitian .......................................................................................... 47J. Pelaksanaan penelitian ............................................................................... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian .......................................................................................... 50B. Pembahasan................................................................................................ 56C. Keterbatasan Penelitian.............................................................................. 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ................................................................................................ 61B. Saran........................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 7: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian................................................................................. 7Tabel 3.1. Definisi Operasional ............................................................................ 38Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan........................................... 39Tabel 3.3. Item Pertanyaan Kuesioner Tingkat Pengetahuan ............................... 39Tabel 3.4. Kisi-Kisi Lembar Observasi ................................................................ 40Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........ 51Tabel 4.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........................ 52Tabel 4.3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pelatihan Pencegahan

Infeksi................................................................................................. 52Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Tingkat pengetahuan petugas kesehatan dalam

upaya pencegahan infeksi nosokomial di ICU Dan IGD RSUD Wates............................................................................................................ 53

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Perilaku petugas kesehatan dalam upayapencegahan infeksi nosokomial di ICU Dan IGD RSUD Wates ....... 53

Tabel 4.6. Tabel Silang Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan periaku petugaskesehatan dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial di ICU danIGD RSUD Wates .............................................................................. 54

Tabel 4.7. Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku petugas kesehatandalam upaya pencegahan infeksi nosokomial di ICU dan IGD RSUDWates.................................................................................................. 54

Tabel 4.8.Hubungan antara karakteristik responden dengan perilaku petugaskesehatan ............................................................................................ 55

Page 8: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vii

DAFTAR GAMBAR

HalGambar 2.1 Kerangka Teori.................................................................................. 33Gambar 2.2 Kerangka Konsep .............................................................................. 34

Page 9: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pengantar Studi Pendahuluan

Lampiran 2 Surat Pengantar Penelitian

Lampiran 3 Permohonan menjadi Partisipan

Lampiran 4 Pernyataan Kesediaan menjadi Partisipan (Informed Consent)

Lampiran 5 Petunjuk Kuesioner

Lampiran 6 Kuesioner

Lampiran 7 Lembar Observasi

Page 10: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKUPETUGAS KESEHATAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN INFEKSINOSOKOMIAL DI ICU DAN IGD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

WATES

Devriani Yuliartha1, Muhamat Nofiyanto2, Anggono Joko Prasojo3

INTISARI

Latar Belakang: Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien darirumah sakit saat menjalani proses asuhan keperawatan. Menurut WHO infeksinosokomial memiliki prevalensi yang tinggi. Tingginya angka tersebut karenaperilaku petugas kesehatan yang buruk terkait dengan pengendalian infeksinosokomial, misalnya tidak mencuci tangan pada saat sebelum dan setelahbersentuhan dengan pasien. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku adalahtingkat pengetahuan petugas kesehatan terkait dengan cara penanganan infeksinosokomial.Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilakupetugas kesehatan dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial di ICU dan IGDRumah Sakit Umum Daerah Wates.Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional denganrancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini bidan dan perawat diruang ICU dan IGD RSUD Wates sebanyak 35 orang. Jumlah sampel 30 petugaskesehatan, teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Pengumpulandata menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisa data menggunakan ujiKendall tau.Hasil: Tingkat pengetahuan petugas kesehatan dalam upaya pencegahan infeksinosokomial kategori tinggi, yaitu 50,5%. Perilaku petugas kesehatan dalam upayapencegahan infeksi nosokomial berperilaku baik, yaitu sebanyak 56,7%. Analisisstatistik menggunakan kendall Tau menunjukkan hasil yang signifikan dengannilai p yakni 0,001(p<0,05), dan nilai r 0,872, artinya ada hubungan yangsignifikan antara tingkat pengetahuan dan perilaku serta hubungannya sangat erat.Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan denganperilaku petugas kesehatan dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial di ICUdan IGD Rumah Sakit Umum Daerah Wates dengan keeratan hubungan sangaterat.Kata Kunci: Infeksi nosokomial, Tingkat pengetahuan, Perilaku1

1Mahasiswi S1 Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta2 Dosen STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta3Perawat RSUD Wates Kulon Progo Yogyakarta

Page 11: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

x

The Relationship Between Knowledge and Healthcare Workers Behaviour toPrevent Nosocomial Infection In Emergency and Intensive Care Unit

in Regional Hospital Of Wates

ABSTRACT

Devriani Yuliartha1, Muhamat Nofiyanto2, Anggono Joko Prasojo3

Background: nosocomial infection is acquired infection of patients from hospitalwhile undergoing the process of caring. According to WHO the prevalence ofnosocomial infection is high over the world. This is caused by the behavior ofhealthcare worker is bad to prevent the nosocomial infection, for example, theyare not doing hand washing before and after touch with patients. One of the factorthat influence healthcare worker behavior is knowledge about how to preventnosocomial infection.Objective: to know the relationship between knowledge and healthcare workersbehaviour to prevent nosocomial infection in emergency and intensive care unit inregional hospital of wates.Method: the method of this study was observational analitic with cross sectionaldesign. All of healthcare workers who work in emergency and intensive care unitin regional hospital of Wates to be population in this research. The amount ofpopulation are 35 healthcare workers. Sampling technique in this study usingpurposive sampling with amount of sample are 30 health care workers. Datacollection using questionnaires and observation sheets. Analysis of the data usingthe Kendall tau test.Results: The knowledge level of healthworkers to prevent the nosocomialinfection on average in the high category, 50.5%. Healthworkers behaviour toprevent the nosocomial infection is in good behavior, 56,7%. The kendal tau testshow that p value is 0.001 (p<0.05), with coeficient corelation is 0,872, that meanthere is relationship between knowldege and healthworkers behaviour to preventnosocomial infection with tight relation both of variables.Conclusion: threre is relationship between knowldege and healthworkersbehaviour to prevent nosocomial infection, with tight relation both of variables.Keyword: nosocomial infection, level of knowledge, behaviour2

1Student of Nursing Education Programme Jenderal Achmad Yani Yogyakarta,School of Health Science

2Lecturer of Nursing Education Programme, Jenderal Achmad Yani Yogyakarta,School of Health Science

3Nurse practicionaire, Regional Hospital of Wates, Kulon Progo Yogyakarta

Page 12: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen

yang bersifat sangat dinamis (Darmadi, 2008). Mikroba bertahan hidup

dengan cara berkembang biak pada suatu reservoir yang cocok dan mampu

mencari reservoir baru dengan cara berpindah atau menyebar. Penyebaran

mikroba patogen ini sangat merugikan bagi orang – orang yang dalam kondisi

sehat, dan bagi orang – orang yang sedang dalam keadaan sakit (penderita).

Orang yang sehat akan menjadi sakit dan orang yang sakit akan memperoleh

“tambahan beban penderitaan” dari penyebaran mikroba patogen ini.

Penderita yang sedang dirawat di rumah sakit akan mudah tertular oleh

penyebaran mikroba patogen. Proses penyebaran infeksi ini disebut dengan

infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat oleh

pasien saat menjalani perawatan dirumah sakit. Infeksi nosokomial tidak

hanya didapat oleh pasien saja tapi juga tenaga kesehatan saat berada dirumah

sakit. Infeksi nosokomial juga dapat terlihat setelah pasien ataupun tenaga

kesehatan berada dirumah (WHO, 2002). Angka kejadian infeksi nosokomial

di Indonesia belum diketahui jumlahnya, namun terdapat data dari beberapa

negara di dunia seperti United Kingdom (UK) menunjukkan sekitar 300.000

pasien terkena infeksi nosokomial, dan sekitar 5.000 orang diantaranya

meninggal dikarenakan infeksi tersebut (Keevil, 2011). Infeksi nosokomial

pada umumnya terjadi pada pasien yang dirawat diruang perawatan seperti

perawatan anak, perawatan penyakit dalam, perawatan intensif dan perawatan

isolasi. Infeksi nosokomial di rumah sakit mencapai 9% pertahun (variasi 3-

21%) atau lebih 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia

(Departemen kesehatan, 2011).

Infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Wates yang

merupakan tempat penelitian inipada tahun 2011 terdapat 2 pasien terkena

Phlebitis dan yang beresiko dekubitus berjumlah 228 orang di ICU. Pada

Page 13: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

tahun 2012 terdapat data yang beresiko dekubitus 38 orang dan yang beresiko

sepsis 1 orang, dan pada tahun 2013 terdapat 1 orang terkena dekubitus dan 1

orang lagi terkena sepsis, data yang beresiko dekubitus sebanyak 62 orang

dan yang beresiko sepsis sebanyak 95 orang, sedangkan untuk penanganan

pasien di IGD yang tidak steril nantinya dapat menimbulkan infeksi

nosokomial.

Organisme utama yang menyebabkan infeksi nosokomial meliputi

p.aeruginosa, (13%), s. aureus (12%), staphyloccoccus koagulase negative

(10%), candida (10%), enterococci (9%), dan enterobacter (8%). Penularan

bisa terjadi secara kontak langsung, kontak tidak langsung dan droplet

(Septiari, 2012). Kontak langsung terjadi apabila sumber infeksi berhubungan

langsung dengan pejamu, misalnya person to person. Kontak tidak langsung

terjadi apabila penularan membutuhkan objek perantara (benda mati), karena

benda mati tersebut telah terkontaminasi oleh infeksi, misalnya kontaminasi

peralatan medis oleh mikroorganisme.

Petugas kesehatan dirumah sakit harus melakukan pencegahan

infeksi nosokomial. Perawat yang merupakan salah satu petugas kesehatan

memiliki resiko tinggi menularkan patogen penyebab infeksi nosokomial,

karena perawat memiliki waktu yang lebih banyak kontak dengan pasien

(Zupahiyana, 2013). Bidan juga memiliki resiko menularkan infeksi

nosokomial saat observasi persalinan misalnya vaginal toucher dan saat

menolong persalinan. Penggunaan sarung tangan untuk petugas

kesehatansangat dianjurkan apabila akan melakukan tindakan atau

pemeriksaan pada pasien dengan penyakit infeksi (Septiari, 2012).

Pencegahan penularan selanjutnya adalah pembersihan lingkungan rumah

sakit untuk membersihkan dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai,

kamar mandi, dan alat-alat medis yang telah dipakai berkali-kali, karena

sekitar 90% dari kotoran yang terlihat pasti mengandung kuman. Petugas

kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dan orang lain

serta bertanggung jawab sebagai pelaksana kebijakan yang ditetapkan rumah

sakit. Petugas kesehatan juga bertanggung jawab dalam menggunakan sarana

Page 14: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

yang disediakan dengan baik dan benar serta memelihara sarana agar selalu

siap dipakai dan dapat dipakai selama mungkin (Departemen kesehatan,

2003).

Departemen Kesehatan R.I (2007) telah memasukkan pengendalian

infeksi nosokomial sebagai salah satu tolak ukur akreditasi Rumah Sakit

(RS), termasuk didalamnya adalah penerapan universal precaution. Prinsip

utama universalprecautionspada pelayanan kesehatan adalah menjaga

hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi ruangan dan strerilisasi peralatan.

Cara penanganan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial

yang ada di IGD terkait dengan perilaku yaitu melakukan cuci tangan,

mensterilkan alat-alat medis yang digunakan, dan membersihkan bed saat

terlihat kotor. Pencegahan infeksi nosokomial yang dilakukan di ICU RSUD

Wates yaitu, melakukan cuci tangan, memasang kasur anti dekubitus dan

mobilisasi. Dari pernyataan kepala ruang ICU Tarhibul Fuadi, mengatakan

adanya metode surveilans diruang ICU dan terdapat penanggung jawab PPI

ruangan, terdapat IPCN dan IPCLN. Belum terdapat penilaian secara khusus

untuk dekubitus dan sepsis diruangan. Upaya yang dilakukan perawat di

ruang ICU RSUD Wates untuk pencegahan infeksi yang lainnya adalah

sterilisasi ruangan saat tidak ada pasien dan membersihkan bed dengan

desinfektan, kemudian dilakukan pembersihan ruangan oleh cleaning service

setiap 2 kali sehari yaitu saat pagi dan sore hari. Pasien yang terpasang kateter

dilakukan penggantian kateter 1 kali dalam 5 hari, dan pasien yang terpasang

alat alat yang lainnya tetap dilakukan perawatan.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan perawat di IGD

mengatakan cara pencegahan infeksi nosokomial yaitu mencuci tangan

sebelum ke pasien, mensterilkan alat-alat medis, dan mengganti bed saat

terlihat kotor. Wawancara yang dilakukan peneliti di ICU dengan 2 orang

perawat mengatakan upaya pencegahan yang sering dilakukan dalam

pencegahan infeksi nosokomial adalah mencuci tangan saat sebelum dan

sesudah ke pasien kemudian menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)

Page 15: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

lengkap mulai dari masker, handscoon dan baju khusus untuk perawat di

ruang ICU dan baju yang disediakan untuk pengunjung.

Pada saat peneliti mengobservasi masih ada sebagian petugas yang

melakukan tindakan tidak menggunakan baju kusus untuk ruang ICU dan

menggunakan masker serta handscoon. Terlihat juga sebagian petugas

melakukan cuci tangan saat selesai melakukan tindakan saja, saat sebelum

melakukan tindakan hanya menggunakan aseptik gel untuk mencuci tangan.

Dari hasil pengamatan peneliti petugas ICU RSUD Wates tidak mengganti

alat yang digunakan saat perawatan luka post operasi dari pasien satu ke

pasien yang lainnya karena keterbatasan alat yang ada di ICU, selain itu

petugas tidak mengganti handscoon yang dipakai saat ke pasien satu ke

pasien selanjutnya, terlihat juga petugas mengganti set infus pasien dan tidak

menggunakan handscoon.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku petugas terhadap

tindakan pencegahan infeksi antara lain: faktor karakteristik individu (jenis

kelamin, umur, pekerjaan, masa kerja, dan tingkat pendidikan), faktor

psikososial (sikap terhadap penyakit, ketegangan kerja, rasa takut dan

persepsi terhadap resiko, faktor organisasi manajemen, fasilitas, dan tingkat

pengetahuan) (Arvianti, 2010). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang

akan menumbuhkan kesadaran dan sikap positif dengan sendirinya, suatu

contohnya jika seorang petugas kesehatan yang telah memiliki pengetahuan

dan wawasan serta dibekali dengan materi pencegahan infeksi nosokomial

maka petugas tersebut akan lebih termotivasi untuk melakukan pencegahan

infeksi nosokomial. Penerimaan perilaku yang didasari dengan pengetahuan

maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting) (Soekanto,

2004).

Juliawan, (2008) menemukan adanya hubungan yang signifikan

(p<0,05) antara tingkat pengetahuan dengan infeksi nosokomial di ruang

rawat inap rumah sakit Raden Said Sukanto, hal ini dapat dijelaskan karena

pengetahuan cenderung mempengaruhi seseorang untuk berperilaku sesuai

dengan tingkat pengetahuan yang dimilikinya. Tingkat pengetahuan perawat

Page 16: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

tentang infeksi nosokomial sangat penting, sehingga mampu melakukan

praktik keperawatan dengan baik termasuk usaha pencegahan infeksi

nosokomial. Perawat yang memiliki pengetahuan yang tinggi diharapkan

mampu mencegah terjadinya infeksi nosokomial (Purnomo, 2011).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap 2 orang petugas

kesehatan ICU RSUD Wates terkait tentang pencegahan infeksi nosokomial,

mengatakan cara pencegahan infeksi yaitu dengan cara mencuci tangan dan

menggunakan masker dan handscoon, padahal cara pencegahan infeksi

nosokomial sangat banyak, misalnya: petugas tidak menggunakan satu alat

dari pasien satu ke pasien yang lainnya tanpa disterilkan terlebih dahulu, tidak

menggunakan handscoon yang sama saat melakukan perawatan dari pasien

satu ke pasien yang lainnya. Mengetahui apakah ada hubungan tingkat

pengetahuan dengan perilaku maka dibutuhkan pembuktian secara ilmiah,

untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian tersebut

Page 17: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan uraian tersebut, maka dapat

dirumuskan suatu permasalahan, adakah hubungan tingkat pengetahuan

dengan perilaku petugas kesehatan dalam pencegahan infeksi nosokomial di

ICU dan IGD Rumah Sakit Umum Daerah Wates?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku petugas

kesehatandalam upaya pencegahan infeksi nosokomial di ICU dan IGD

Rumah Sakit UmumDaerah Wates

2. Tujuan Khusus.

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan petugas kesehatan dalam

pencegahan infeksi nosokomial di ICU dan IGD RSUD Wates

b. Untuk mengetahui perilaku petugas kesehatandalam pencegahan

infeksi nosokomialdi ICU dan IGD RSUD Wates.

c. Untuk mengetahui keeratan hubungan antara tingkat pengetahuan

dengan perilaku petugas kesehatan dalam upaya pencegahan infeksi

nosokomial di ICU dan IGD RSUD Wates.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Penelitian ini di harapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi

ilmu pengetahuan tentang bagaimana Pencegahan Infeksi Nosokomial di

ICU dan IGD RSUD Wates.

2. Bagi tenaga kesehatan

Sebagai data pelaksanaan pencegahan infeksi nosokomial di ICU dan

IGD RSUD Wates sehingga bisa meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

dengan cara pencegahan infeksi nosokomial.

Page 18: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian

Penelitian Judul Metode Hasil Persamaan danperbedaan

Habni Y,(2009)

Perilaku PerawatDalam PencegahanInfeksi NosokomialDi Ruang Rindu A,Rindu B, IGD ,Rawat Jalan DiRumah SakitUmum Pusat HajiAdam Malik Medan

Deskriptif Perawat yangmemiliki perilaku/sikap positif sebesar84,3%, sikap negative8,7%,. keterampilandalam pencegahaninfeksi yang baiksebesar 4% sedang78,4%, dan kurangsebesar 17,6%.

Persamaan dengan penelitianini adalah sama samameneliti tentang perilakuperawatPerbedaanya penelitian yangakan dilakukan denganpenelitian ini adalah,penelitian ini hanya melihatgambaran perilaku perawatdalam mencegah infeksinosokomial, sedangkanpenelitian yang akandilakukan yakni melihathubungan antara tingkatpengetahuan dengan perilakupencegahan infeksinosokomial.

Setiana,D (2011)

Pengetahuan, sikap,dan praktikmahasiswa fakultaskedokteran terhadappencegahan infeksi

Noneksperimen: kuantitatif

Ada hubungan antarapengetahuan, sikap,dan praktik terhadappencegahan infeksi

Persamaannya tentangmencegah infeksi.Perbedaannya subyekpenelitiannya adalahmahasiswa fakultaskedokteran universitasdiponegoro sebanyak 54mahasiswa, yang berlokasi disemarang.

Priyono,W (2013)

Faktor – faktor yangmempengaruhikepatuhan cucitangan perawat diRSU PKUMuhammadiahBantul

Rancangancrosssectional

Faktor yangmempengaruhiperawat cuci tanganadalah faktor tempatkerja, faktor umur,faktor kondisi pasien,faktor pendidikan,faktor lama kerja,faktor pengetahuan,dan faktor waktuluang.

Persamaanya menggunakanmetode yang sama, danmembahas tentang cucitanganPerbedaanya adalah padapenelitian inisampelnyapetugas kesehatanyaitu perawat saja denganjumlah responden sebanyak50 perawat.

Page 19: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

50

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah sakit umum daerah (RSUD) Wates adalah rumah sakit

yang berlokasi di Dusun Beji Kecamatan Wates, tepatnya di Jalan Tentara

Pelajar Km 1 No. 5 Wates Kulon Progo. Penelitian ini dilakukan di dua

ruangan yang ada dirumah sakit umum daerah wates yaitu di ruang ICU

dan IGD. Ruang IGD (Instalasi Gawat Darurat) merupakan tempat atau

unit dirumah sakit yang memiliki tim kerja dengan kemampuan khusus

dan peralatan yang memberikan asuhan keperawatan yang memberikan

pelayanan pasien gawat darurat. Ruang IGD RSUD Wates terdapat 1

ruangan tindakan keperawatan dan 1 ruangan untuk tindakan kebidanan,

dari keseluruhan terdapat 9 bed yang ada di dalam ruang IGD yaitu yang

terletak di bagian depan 6 bed, 1 bed diruang tindakan keperawatan, 1 bed

diruang tindakan kebidanan dan ada 1 bed di bagian belakang. Selain itu

ada bed yang disediakan diluar ruangan untuk memindahkan pasien

rujukan ataupun pasien yang datang sebanyak 2 bed. di ruang IGD juga

terdapat alat sterisasi dan 2 wastafel tempat hand hygiene yaitu 1 wastafel

di samping ruang tindakan keperawatan dan 1 wastafel disamping ruang

tindakan kebidanan dan gel alcohol untuk handrub di luar ruangan

tindakan keperawatan.

Ruang ICU (Intensive Care Unit) adalah bagian dari rumah sakit

dengan staf dan perlengkapan khusus yang ditujukan untuk observasi,

perawatan dan terapi pasien – pasien yang menderita penyakit akut, cedera

dan potensial mengancam nyawa. ICU menyediakan kemampuan dan

sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi

vital dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat dan staf lain

yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut. Ruang

ICU RSUD wates terdapat ruang adminitrasi dan ruang keperawatan,

Page 20: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

51

ruang tempat penerimaan pasien di bagian depan ruangan, dan pakaian

khusus yang disediakan di bagian ruangan tempat penerimaan pasien

untuk keluarga pasien yang akan memasuki ruangan, selain itu terdapat 6

beddan terdapat alat sterilisasi, alat - alat medis lainnya yang digunakan

untuk melakukan tindakan medis yang disimpandi bagian ruang tindakan.

Sebelum masuk ruang keperawatan telah disediakan gel alcohol di ruang

utama untuk melakukan handrub bagi semua petugas kesehatan dan jas

khusus untuk petugas yang di sediakan diruang keperawatan.

2. Analisis Hasil Penelitian

a. Univariabel

Analisa univariabel digunakan untuk mendeskripsikan

karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, usia, pelatihan,

agama, tingkat pendidikan serta frekuensi dan persentase tingkat

pengetahuan dan perilaku petugas kesehatan. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan pada 21 sampai 25 Juni 2014 mengenai hubungan

tingkat pengetahuan dengan perilaku petugas kesehatan dalam upaya

pencegahan infeksi nosokomial di ICU dan IGD rumah sakit umum

daerah wates. Penelitian ini dilakukan pada 30 petugas kesehatan yang

terdiri dari perawat dan bidan yang ada di ICU dan IGD. Karakteristik

responden disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan JenisKelamin

Karakteristi Responden Frekuensi Persentase (%)Jenis Kelamin1. Laki-laki2. Perempuan

921

3070

Total 30 100Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 21 orang

(70%).

Page 21: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

52

Tabel 4.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristi Responden Frekuensi Persentase (%)Usia1. 17-25 tahun2. 26-35 tahun3. 36-45 tahun4. 46-55 tahun

141042

46,6733,3313,336,67

Total 30 100Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berumur 17-25 tahun yaitu sebanyak 14 responden

(46,67%).

Tabel 4.3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan PelatihanPencegahan Infeksi

Karakteristi Responden Frekuensi Persentase (%)Pelatihan1. Pernah2. Tidak Pernah

1119

36,6763,33

Total 30 100Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar

responden tidak pernah mengkuti pelatihan tentang infeksi yaitu

sebanyak 19 responden (63,33%).

Analisis univariabel bertujuan untuk mendeskripsikan

karakteristik dari subjek penelitian sehingga kumpulan data tersebut

berubah menjadi informasi yang berguna. Hasil Tingkat pengetahuan

petugas kesehatan dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial di

ICU dan IGD RSUD Wates disajikan sebagai berikut:

Page 22: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

53

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Tingkat pengetahuan petugaskesehatan dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial di ICU Dan

IGD RSUD Wates

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Tinggi 15 50,5

Sedang 5 16,7

Rendah 10 33,3

Total 30 100.0Sumber: Data primer 2014

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi yaitu sebanyak 15

responden (50,5%).

Hasil pengukuran perilaku petugas kesehatan dalam upaya

pencegahan infeksi nosokomial di ICU dan IGD RSUD Wates

disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Perilaku petugas kesehatan dalamupaya pencegahan infeksi nosokomial di ICU Dan IGD RSUD Wates

Perilaku Frekuensi Persentase (%)

Baik 17 56,7

Buruk 13 43,3

Jumlah 30 100,0

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai perilaku yang baik yaitu sebanyak 17 responden (56,7%)

b. Bivariabel

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan perawat dalam upaya

pencegahan infeksi nosokomial terhadap variabel terikat yaitu

perilaku perawat dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial. Uji

statistik yang digunakan adalah Uji Kendall Tau. Tabel berikut

Page 23: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

54

adalah tabulasi antara tingkat pengetahuan dengan perilaku petugas

kesehatan.

Tabel 4.6. Tabel Silang Hubungan Tingkat Pengetahuan denganperiaku petugas kesehatan dalam upaya pencegahan infeksi

nosokomial di ICU dan IGD RSUD Wates

Sumber : Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan hasil yakni petugas

kesehatan yang memiliki pengetahuan yang tinggi tentang upaya

pencegahan infeksi nosokomial sebagian besar memiiki perilaku

baik dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial sebanyak 15

orang (100,0%).

Tabel 4.7. Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku petugaskesehatan dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial di ICU dan

IGD RSUD Wates

Kesimpulan

P-Value 0,001 Signifikan

Nilai r 0,872 Sangat kuat

Tabel 4.7 menunjukkan hubungan yang signifikan antara

tingkat pengetahuan dengan perilaku petugas kesehatan dalam

upaya pencegahan infeksi nosokomial di ICU dan IGD Rumah

TingkatPengetahuan

Perilaku petugaskesehatan Total

Buruk Baik

Rendah F 10 0 10% 100,0% 0,0% 100,0%

Sedang F 3 2 5% 60,0% 40,0% 100,0%

Tinggi F 0 15 15% 0,0% 100,0% 100,0%

TotalF 13 17 30% 43,3% 56,7% 100,0%

Page 24: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

55

Sakit Umum Daerah Wates dengan nilai r 0,872 yang berarti

hubungannya sangat erat.

Analisis hubungan variabel pengganggu adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.8. Hubungan antara karakteristik responden denganperilaku petugas kesehatan

Karakteristik

responden

P- Value Kesimpulan

P-Value

Nilai r Kesimpulan

Nilai r

Jenis kelamin 0,477 Tidak

signifikan

0,132 Sangat

rendah

Usia 0,056 Tidak

signifikan

0,335 rendah

Pelatihan 0,001 Signifikan 0,934 Sangat kuat

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jenis kelamin

dan usia tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku

petugas kesehatan. Sedangkan pelatihan memiliki hubungan yang

signifikan dan sangat kuat.

Hasil uji Kendali Tau diperoleh p-value sebesar 0,000 <

0,05. Hal ini berarti Ho ditolak, maka ada hubungan yang

signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku petugas

kesehatan dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial di Rumah

Sakit Umum Daerah Wates. Nilai koefisiensi korelasi yang

diperoleh sebesar 0,872. Angka hasil pengujian tersebut kemudian

dibandingkan dengan tabel pedoman interpretasi koefisiensi

korelasi. Nilai koefisiensi (0,872) terletak diantara 0,800 - 0,1000

yang berarti keeratan hubungan pengetahuan dengan perilaku

petugas kesehatan dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial

adalah sangat kuat.

Page 25: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

56

B. Pembahasan

1. Karakteristik Petugas Kesehatan di ICU dan IGD RSUD Wates

Petugas kesehatan yang menjadi responden penelitian ini adalah

perawat dan bidan. Diruang ICU terdapat perawat yakni 4 laki-laki, dan 7

perawat perempuan, sedangkan di IGD yang menjadi responden penelitian

ini tidak hanya perawat tetapi juga bidan sebanyak 6 orang, sehingga

petugas kesehatan perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Jenis

kelamin adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi

perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi biologis, genetik dan fisik.

Perempuan lebih sabar, tidak banyak menuntut, tanggung jawab dan

menurut dalam melaksanakan tugas yang diembannya. Sedangkan laki-

laki banyak tuntutan dan tidak disiplin dalam melaksanakan tugasnya

(Priyono W, 2013).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden lebih banyak

berada pada rentang usia 17-25 tahun yakni 46,67% sedangkan jumah

responden yang berusia 46-55 tahun6,67% adalah yang paling sedikit.

Depkes RI (2009) mengkategorikan usia yakni: remaja akhir (17-25 tahun)

yaitu yang menjadi jumlah responden paling dominan pada penelitian ini

dan lansia awal (46-55 tahun) yaitu yang menjadi jumlah responden paling

sedikit pada penelitian ini. Umur adalah taraf kematangan bagian-bagian

tubuh seseorang. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi

kepercayaan dan orang yang cukup tinggi kedewasaan maka semakin

tinggi kepatuhannya. Hal ini sebagai akibat dan pengalaman kematangan

jiwanya.

Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang tidak pernah

melakukan pelatihan lebih banyak yaitu 63,33% dari jumlah responden

yang pernah melakukan pelatihan yaitu sebesar 36,67%. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Maryati (2011) di dapatkan adanya

hubungan antara pelatihan dan kinerja perawat dalam pencegahan infeksi

nosokomial. Pelatihan merupakan proses mengajarkan pengetahuan dan

Page 26: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

57

keahlian tertentu serta sikap agar tenaga kesehatan semakin trampil dan

mampu dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik

sesuai dengan standar. Pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan perawat

tentang pencegahan infeksi nosokomial sehingga memiliki keterampilan

dalam pelaksaannya.

2. Tingkat pengetahuan petugas kesehatan Tentang Upaya Pencegahan

Infeksi Nosokomial di ICU dan IGD RSUD Wates

Hasil penelitian yang menunjukkan tingkat pengetahuan petugas

kesehatan tentang upaya pencegahan infeksi nosokomial sebagian besar

masuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 15 orang (50,0%). Hasil ini

diperkuat oleh suatu penelitian yang dilakukan Setiana D (2011) yang

menemukan tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran

mengetahui tentang pencegahan infeksi dengan nilai tinggi yaitu (57,4%)

dan penelitian yang dilakukan Habni Y (2009) yang menemukan bahwa

responden yang pernah mengikuti pelatihan infeksi nosokomial yaitu

25,4% dan yang memiliki pengetahuan baik sebesar 88%.

Terdapat beberapa fakor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

yaitu tingkat pendidikan dan pelatihan. Tingkat pendidikan adalah level

atau tingkat suatu proses yang berkaitan dalam mengembangkan semua

aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuan, nilai, sikap serta

keterampilannya. Sedangkan pelatihan adalah bagian pendidikan yang

menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan

keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang

relatif singkat, dan dengan menggunakan metode yang lebih

mengutamakan praktik dari pada teori (Kamil, M., 2010).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo,

2003). Pengetahuan diperoleh dari informasi baik secara lisan ataupun

tulisan dari pengalaman seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, contohnya jika

seorang perawat yang telah memiliki pengetahuan dan wawasan serta

Page 27: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

58

dibekali dengan materi pencegahan infeksi nosokomial maka perawat

tersebut akan lebih termotivasi untuk melakukan pencegahan infeksi

nosokomial. Pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan

sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Nursalam,

2011).

Pengetahuan sebagian responden sudah baik dalam upaya

pencegahan infeksi nosokomial diruangan yaitu sebanyak 11 petugas

kesehatan (36,67%) yang pernah mengikuti pelatihan tentang infeksi, yang

dapat memberikan pengetahuan baru dan memberikan contoh kepada

petugas kesehatan yang lain yang belum mengikuti pelatihan, yaitu seperti

mengetahui cara mencuci tangan yang benar, waktu yang tepat untuk

mencuci tangan, menggunakan handscoon dan masker, menggunakan

jarum suntik sekali pakai, dan mengetahui tempat pembuangan sampah

yang telah di tentukan. Pengetahuan diperoleh dari fakta atau kenyataan

dengan mendengar radio, melihat televisi, dan sebagainya.Serta dapat

diperoleh dari pengalaman berdasarkan pemikiran kritis (Soekanto, 2004).

3. Perilaku Petugas Kesehatan Dalam Upaya Pencegahan Infeksi

Nosokomial Di ICU dan IGD RSUD Wates

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku petugas kesehatan

dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial dengan kategori buruk adalah

sebanyak 13 responden (43,3%), hal ini dikarenakan masih ada petugas

kesehatan yang belum pernah mengikuti pelatihan tentang infeksi yang

mengakibatkan petugas masih lalai dalam mencegah terjadinya infeksi.

Hasil ini diperkuat oleh suatu penelitian yang dilakukan (Bady,. A,.M, dkk

2007) yang menemukan ada hubungan antara pelatihan/ pemahaman

dengan kinerja SDM Perawat dalam pengendalian infeksi nosokomial.

Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman dan

interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk

pengetahuan, sikap dan tindakan (Sarwono, 2007). Hal yang penting

dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan

perilaku merupakan tujuan dari pendidikan atau penyuluhan kesehatan

Page 28: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

59

sebagai penunjang program- program kesehatan lainnya, (Notoatmodjo,

2010).

Hasil sebagian besar perilaku petugas kesehatan dalam upaya

pencegahan infeksi nosokomial dengan kategori baik yaitu sebanyak 17

responden (56,7%). Secara umum perilaku responden sudah baik dalam

upaya pencegahan infeksi nosokomial diruangan yang dilakukan sehari

hari, yaitu mencuci tangan sebelum melakukan tindakan ke pasien,

menggunakan handscun dan masker, melakukan tindakan, menggunakan

jarum suntik sekali pakai, dan mengelola sampah dengan baik.

4. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Petugas Kesehatan

Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Nosokomial Di ICU Dan IGD

Berdasarkan table 4.6 menunjukkan bahwa responden yang

mempunyai tingkat pengetahuan tinggi dan memiliki perilaku baik

sebanyak 15 responden (100,0%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Nugroho, H.,T (2008) menunjukkan adanya hubungan yang

signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap perawat dalam

mencegah infeksi nosokomial di RSUD Tugurejo Semarang. Adanya

hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku ini dapat disebabkan

karena pengetahuan yang dimiliki oleh petugas kesehatan dapat diperoleh

dari pendidikan baik di perguruan tinggi ataupun pelatihan. Hal ini

dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Juliawan (2008)

menemukan bahwa pendidikan memiliki hubungan yang signifikan dengan

pencegahan infeksi nosokomial. Pendidikan akan mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang yang pada akhirnya akan berpengaruh pada

perilaku. Apabila perilaku didasarkan atas pengetahuan maka perilaku

tersebut akan bersifat langgeng (long lasting) (Sukanto 2004).

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahun memiliki 6 tingkatan

yakni tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Tingkat

pengetahuan yang akan membentuk perilaku seseorang ada pada tingkat

aplikasi dimana seseorang memiliki kemampuan untuk menggunakan

Page 29: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

60

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya,

artinya apabila pengetahuan seseorang tentang tata cara pencegahan

infeksi nosokomial berada pada tingkat aplikasi maka akan memiliki

kemampuan untuk melakukan pencegahan infeksi nosokomial, begitu juga

dengan pengetahuan yang dimiliki oleh responden pada penelitian ini

sudah berada pada tahap aplikasi, sehingga dapat mengaplikasikan cara

pencegahan infeksi nosokomial.

Agama dan tingkat pendidikan merupakan faktor lain yang

mempengaruhi perilaku yang dapat dikendalikan oleh peneliti dengan

mengambil responden yang beragama Islam. Pertimbangan peneliti

mengambil responden yang beragama Islam karena mayoritas petugas

kesehatan di rumah sakit umum daerah Wates yakni beragama Islam.

Begitu juga dengan tingkat pendidikan, peneliti mengambil responden

yang memiliki tingkat pendidikan D3 baik keperawatan maupun kebidanan

karena sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan D3.

Faktor lainnya yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti adalah

usia, jenis kelamin, dan pelatihan, namun peneliti menganalisis ketiga

variabel yang tidak dapat dikendalikan tersebut dengan perilaku, dan

didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

usia dan jenis kelamin dengan perilaku, sedangkan pelatihan memiliki

hubungan yang signifikan dengan perilaku. Hal ini disebabkan karena

pelatihan akan mempengaruhi tingkat pengetahuan yang pada akhirnya

akan berpengaruh kepada perilaku pengendalian infeksi nosokomial.

C. Keterbatasan Penelitian

Responden yang digunakan pada penelitian ini adalah petugas

kesehatan yang hanya terdiri dari bidan dan perawat, peneliti belum bisa

mengikut sertakan petugas kesehatan lainnya seperti dokter, fisioterapis,

dan lainnya sebagai responden, karena waktu penelitian yang terbatas.

Selain itu masih ada variabel pengganggu yang tidak dikendalikan seperti,

usia, jenis kelamin, dan pelatihan.

Page 30: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dibuat kesimpulan bahwa

1. Tingkat pengetahuan petugas kesehatan tentang upaya pencegahan

infeksi nosokomial sebanyak 15 orang (100,0%) di kategorikan tinggi.

2. Perilaku petugas kesehatan dalam upaya pencegahan infeksi

nosokomial sebagian besar masuk dalam kategori baik sebanyak 17

orang (56,7%)

3. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan

perilaku petugas kesehatan dalam upaya pencegahan infeksi

nosokomial di ICU dan IGD RSUD Wates, dengan nilai koefisien

Kendall Tau sebesar 0,872 dengan signifikasi 0,000 (sig<0,005)

B. Saran

Berdasarkan hasil, pembahasan, dan kesimpulan penelitian

tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku petugas kesehatan

dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial di ICU dan IGD Rumah sakit

umum daerah wates, beberapa saran yang diajukan sebagai bahan

pertimbangan adalah:

1. Bagi Rumah Sakit

Pihak pembuat kebijakan rumah sakit diharapkan membuat

program kegiatan yang dapat menambah dan memperbaharui

pengetahuan terkait dengan infeksi nosokomial seperti mengadakan

pelatihan, karena terbukti bahwa pengetahuan memiliki pengaruh

terhadap perilaku, sehingga petugas kesehatan yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah dapat meningkat.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hendaknya melakukan penelitian terkait dengan metode

meningkatkan pengetahuan tentang infeksi nosokomial dan metode

pencegahan infeksi nosokomial, serta penelitian lainnya tentang

Page 31: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

62

infeksi nosokomial. Peneliti selanjutnya juga dapat melakukan

penelitian ini dengan mengendalikan variabel pengganggu dan

menambah jumlah sampel penelitian.

Page 32: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Arvianti. 2010, ‘Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat KepatuhanCuci Tangan Perawat Di Rumah Sakit Islam Sultan Agung’, Skripsi,Universitas Muhammadiah, Semarang

Arikunto, S. 2006,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,Jakarta

Arikunto, S. 2010, Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta

Asmadi. 2013, Pengelolaan Limbah Medis Rumah Sakit, Gosyen Publishing,Yogyakarta

Azwar, S. 2007, Metode penelitian, Pustaka pelajar, Yogyakarta

Buletin Bina Upaya Kesehatan, 2012. Bimbingan teknis akriditasi rumah sakitstandar internasional, Edisi II April, Hal 1, Jakarta

CDC. 2013, Health Care-Associated Infections (HAIs), Diakses tanggal 06-07-2014, di http://www.cdc.gov/hai/.

Darmadi. 2008, Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya, SalembaMedika, Jakarta

Departement Kesehatan R.I.2003, Pedoman pencegahan dan penanggulanganinfeksi di ICU, Departemen kesehatan,Jakarta

.2003, Pedoman pelaksanaan kewaspadaan universal di pelayanankesehatan, Departemen kesehatan, Jakarta

_.2006, Pedoman kesehatan dan keselamatan kerja, Departemenkesehatan, Jakarta

_.2006, Standar Pelayanan Keperawatan Di ICU, Departemen kesehatan,Jakarta

_. 2007, Pedoman manajement kesehatan dan keselamatan kerja dirumahsakit, Departemen kesehatan, Jakarta

Departement Kesehatan R.I bekerjasama dengan perdalin. 2008, Pedomanmanajerial pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit danfasilitas pelayanan kesehatan lainnya, Jakarta

Page 33: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Departement Kesehatan R.I. 2009, Kebersihan tangan mempengaruhikeselamatan pasien. Jakarta: Depkes RI: www. depkes.go.id, diaksespada tanggal 21 Desember 2013, Yogyakarta

.2011, Program Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi NosokomialMerupakan Unsur Patient Safety, Jakarta: Depkes RI: <www.depkes.go.id> diakses pada tanggal 21 Desember 2013, Yogyakarta

Green Wood David. 2003, Medical microbiology, EGC, Jakarta

Habni, Y. 2009, ‘Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial DiRuang Rindu A. Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan Di Rumah Sakit UmumPusat Haji Adam Malik Medan’, skripsi, Fakultas Kedokteran, UniverstasSumatra Utara

Hidayat, A. A. A. 2007, Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik AnalisisData, Salemba Medika, Jakarta

Joint Commission on HAIS. 2014, Healthcare-Acquired Infections (HAIs),Artikel. Diakses tanggal 06 Agustus 2014, dihttp://patientcarelink.org/improving-patient-care/hospitalacquiredinfections-hai.aspx

Juliawan, I. 2008, ‘Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan PencegahanInfeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Kepolisian PusatRaden Said Sukanto’, Skripsi, Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi IlmuKeperawatan, Universitas Pembangunan Veteran Jakarta

Kamil. M. 2010, Model Pendidikan Dan Pelatihan Konsep Dan Aplikasi,Alfabeta, Bandung

Kampf, G., Loffler, H., and Gastmeier, P. 2009, Hand Hygiene For ThePrevention Of Nosocomial Infection. Journal Dutsch Arztebl Int:106(40).

Keevil, Bill. 2011, Reducing HAIs in ICUs with copper touch surfaces. Universityof Southampton.

Kimberly-Clark. 2007, Clinical Issue Standard Precaution Confirmed, JournalHealth Care Educations

Maryati. 2011, ‘Keefektifan Peningkatan Kemampuan Perawat DalamPencegahan Infeksi Nosokomial Pada Bayi Diruang Neonatal IntensiveCare Unit Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon Progo’, Tesis, IKM,Fakultas Kedoteran, Universitas Gadjah Mada

Medika Jurnal Kedokteran Indonesia. 2012, Mikronutrien Bagi Pasien PerawatanIntensif, Edisi No 11 Vol XXXVIII

Page 34: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Musliha. 2010, Keperawatan Gawat Darurat, Nuha Medika, Yogyakarta

National Services Scotland. 2012, National Infection Prevention And ControlManual, 13 januari, CNO.

Notoatmodjo, S.2003, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu PerilakuKesehatan, Andi Offset, Jakarta

. 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

_____________.2010,Ilmu Perilaku Kesehatan,Rineka cipta, Jakarta

_____________. 2010,Metodologi Penelitian Kesehatan,Rineka Cipta, Jakarta

Nursalam. 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan, Salemba Medika, Jakarta

Nursalam. 2011, Manajemen keperawatan, Salemba Medika, Jakarta

Nugroho, H., T. 2008, ‘Hubungan antara pengetahuan dengan sikap perawatdalam mencegah infeksi nosokomial di ruang Mawar, Anggrek dan DahliaRSUD Tugurejo Semarang’,Skripsi, Universitas Muhammadiyah Semarang

Patricia, potter. 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4, EGC,Jakarta

Perry & potter. 2005, Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses danpraktik, Edisi ke 4, EGC, Jakarta

Prehatini, T., G. 2011, Infeksi Nosokomial, Portofolio, politeknik kesehatanKementrian Surabaya, Program Studi Keperawatan Tuban

Priyono, W. 2013, ‘Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Cuci TanganPerawat Di RSU PKU Muhammadiah Bantul’,Skripsi, Sekolah TinggiIlmu Kesehatan Aisyiyah, Yogyakarta

Purnomo, S. 2011, ‘Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang UniversalPrecaution Dengan Pelaksanaan Universal Precaution Di Instalasi RawatInap RSUD Majenang’, skripsi, Universitas Respati Yogyakarta

Riyanto, A. 2011, Pengolahan Dan Analisis Data Kesehatan, Nuha Medika,Yogyakarta

Rohani dan Setio, H. 2010, Panduan Praktik Keperawatan Nosokomial, Citra AjiParama, Yogyakarta

Page 35: PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/891/2/Devriani Yuliartha_3210072... · 2017. 11. 23. · Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ... merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Sarwono, S. 2007, Sosiologi kesehatan, beberapa konsep beserta aplikasinya,Gadjah Mada Press, Yogyakarta

Saryono. 2008, Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula,Mitra Cendikia Press, Yogyakarta

Setiawan, A., Saryono. 2010, Metodologi penelitian kebidanan DIII, DIV, S1 DanS2, Nuha Medika, Yogyakarta

Setiana, D., Palarto, B., Julianti, H. P. 2011, ‘Pengetahuan, Sikap, Dan PraktikMahasiswa Fakultas Kedokteran Terhadap Pencegahan Infeksi’, Skripsi,S. Ked, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang

Septiari, B. B. 2012, Infeksi Nosokomial, Nuha Medika, Yogyakarta

Soekanto.2004, Jurnal Kedokterandan Farmasi, Medika Press, Jakarta

Siegel, J. D., Rhinehart. E., Jackson. M., Chiarello L. 2007, Guideline ForIsolation Precautions Preventing Transmission Of Infections Agents InHealthcare Settings. Diakses <http://www.cdc.gov/ncidod/dhqp/pdf/isolation 2007.pdf>

Siregar, C. 2004, Farmasi klinik teori dan penerapan, EGC, Jakarta

Sugiyono. 2010, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung

TietjenL., Bossemeyer D., McIntosh N. 2004, Panduan Pencegahan Infeksi UntukFasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas, YayasanBina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

World Health Organization, 2009, A Guide to the Implementation of the WHOMultimodal Hand Hygiene Improvement Strategy.

. 2002, Prevention of hospital-acquired infections. A practicalguide 2nd edition. diakses tanggal 11 Agustus 2014, dihttp://www.who.int/emc

. 2011, The burden of health care-associated infection worldwide.Article. diakses tanggal 11 Agustus 2014, dihttp://www.who.int/gpsc/country_work/burden_hcai/en/

Zulpahiyana. 2013, ‘Efektivitas Stimulasi Hand Hygiene Pada HandoverKeperawatan Dalam Meningkatkan Kepatuhan Hand Hygiene Perawat’,Tesis, MRS, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah,Yogyakarta.