PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI...

129
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI AUDITOR, OPINI AUDIT, PROFITABILITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP AUDIT DELAY Pada Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Heru Setiawan NIM: 109082000167 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013

Transcript of PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI...

Page 1: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI AUDITOR, OPINI

AUDIT, PROFITABILITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP

AUDIT DELAY Pada Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Periode 2009-2011

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Heru Setiawan NIM: 109082000167

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013

Page 2: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

ii

Page 3: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

iii

Page 4: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

iv

Page 5: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Heru Setiawan

No. Induk Mahasiswa : 109082000167

Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya

ini

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Jakarta, Juni 2013 Yang Menyatakan, ( Heru Setiawan )

Page 6: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Heru Setiawan

2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 13 Juni 1990

3. Alamat : Jl Sukabakti 3 No. 10 Rt 03/10 Tangerang-

Banten 15118

4. Telepon : 085694006633

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD N 1 Tangerang Tahun 1996-2002

2. SMP N 2 Tangerang Tahun 2002-2005

3. SMA Yuppentek 1 Tangerang Tahun 2005-2008

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. OSIS SMA Yuppentek 1 Tangerang sebagai anggota divisi (2005-2006)

2. Paskibra SMA Yuppentek 1 Tangerang sebagai anggota (2005-2006)

3. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai anggota

kemahasiswaan (2010-2012)

4. Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi sebagai Ketua Umum (2012-

2013)

Page 7: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

vii

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Afrizon

2. Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 21 April 1959

3. Ibu : Marwilis

4. Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 25 Juli 1967

5. Alamat : JL Sukabakti 3 No 10 Rt 03/10

Sukasari - Tangerang, 15118

6. Anak ke/dari : 2 dari 5 bersaudara

Page 8: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

viii

INFLUENCE OF FIRM SIZE, AUDITOR’S REPUTATION, AUDITOR’S OPINION, PROFITABILITY, AND SOLVABILITY

TO AUDIT DELAY

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the impact of firm size, auditor’s reputation, auditor’s opinion, profitability, and solvability toward audit delay in financial companies that listed on Indonesia Stock Exchange during 2009-2011. Sampling method that used is judgment sampling and the result are 49 firms as sample. The data used are secondary data, namely the financial statements of companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2009-2011. To prove the hypothesis, performed regression testing the assumptions of panel file test begins. Simultaneous testing concluded that all the independent variables affect the dependent variable at 95 percent. Partial testing results show that there are four of the five factors that influence to audit delay, firm size, reputation auditor’s, profitability, and solvability. Auditor’s opinion not influence to audit delay. Keyword: Audit Delay, Firm Size, Auditor’s Reputation, Auditor’s Opinion,

Profitability, and Solvability.

Page 9: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

ix

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI AUDITOR, OPINI AUDIT, PROFITABILITAS, DAN SOLVABILITAS

TERHADAP AUDIT DELAY

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ukuran perusahaan, reputasi auditor, opini audit, profitabilitas, dan solvabilitas terhadap audit delay pada perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah judgment sampling dan diperoleh sampel sebanyak 49 perusahaan. Data yang dipakai merupakan data sekunder, yaitu laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011. Guna membuktikan hipotesis, dilakukan pengujian regresi berganda dengan diawali dengan regresi data panel. Pengujian secara simultan menyimpulkan bahwa semua variabel independen mempengaruhi variabel dependen sebesar 95 persen. Pengujian secara parsial memperlihatkan hasil bahwa ada 4 dari 5 faktor yang berpengaruh terhadap audit delay, yaitu ukuran perusahaan, reputasi auditor, profitabilitas, dan solvabilitas. Opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay. Kata kunci: Audit Delay, Ukuran Perusahaan, Reputasi Auditor, Opini Audit,

Profitabilitas, dan Solvabilitas.

Page 10: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Reputasi Auditor, Opini Audit,

Profitabilitas, dan Solvabilitas Terhadap Audit Delay (Pada Perusahaan

Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011)”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna

mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ayahanda Afrizon dan Ibunda Marwilis tercinta yang selalu mencurahkan

perhatian, cinta dan sayang, dukungan serta doa kepada penulis.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dr. Rini SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan SE., Ak., MM. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih

atas bantuan dan saran dari bapak demi terselesaikannya skripsi ini.

6. Ibu Dr. Rini SE., Ak., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah

bersedia memberikan waktunya untuk membimbing penulis selama

menyusun skripsi. Terima kasih atas ilmu yang telah ibu berikan selama ini.

7. Ibu Yessi Fitri SE., Ak., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah

bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam

penulisan skripsi ini. Terima kasih atas semua saran yang ibu berikan selama

selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.

Page 11: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

xi

8. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

9. Keluarga besarku abang Waldi Rahmatulah, adik Afina Zahrah, Ari Affandi,

dan Almarhumah Anggun Amalia Putri yang telah memberikan nasihat dan

menjadi semangat bagi penulis.

10. Teman-teman Akuntansi 2009, terima kasih selama empat tahun perjuangan

bersama kita di kampus demi menempuh gelar sarjana.

11. Teman-teman Akuntansi E 2009, terutama Fadlun, Diogi, Dito, Syarif, Fandi,

Ridho, Vicky, Desi, Melina, Meita, Ryan, Asad, dan Fauzi atas dukungan dan

do’a kepada penulis.

12. Teman-teman di HMJ Akuntansi, terutama Abdul Harits, Bashir, Ummi,

Nunung, dan Ririn yang telah bersama-sama memberikan pelajaran yang

berharga selama di kampus. Kalian luar biasa.

13. Adik-adik Akuntansi angkatan 2010-2012, terutama Tyas, Vania, Inayah,

Caesar, Revan dan Galih yang telah menemani penulis dan memberikan

semangat kepada penulis.

14. Sahabat organisasiku David, Ryan, Bianca, Risty, Putri, Izzah, Yudi, Wika

dan seluruh sahabat-sahabatku yang telah berjuang dalam susah dan senang

dalam menjalankan proses sebagai mahasiswa organisatoris di kampus.

15. Sahabat seperjuangan Randi, Adriansyah, Matuy, Erick, dan Galih terima

kasih atas dukungan yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, Juni 2013

Heru Setiawan

Page 12: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................ i

Lembar Pengesahan Skripsi ........................................................................... ii

Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ......................................................... iii

Lembar Pengesahan Uji Skripsi ..................................................................... iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................. v

Daftar Riwayat Hidup .................................................................................... vi

Abstract .............................................................................................................. viii

Abstrak ......................................................................................................... ix

Kata Pengantar ............................................................................................... x

Daftar Isi .........................................................................................................xii

Daftar Tabel ................................................................................................. .. xv

Daftar Gambar .............................................................................................. xvi

Daftar Lampiran .......................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................. 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 10

D. Manfaat Penelitian ............................................................... ...10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................12

A. Tinjauan Literatur ................................................................12

1. Laporan Keuangan ..........................................................12

2. Teori Agensi ..................................................................... .20

Page 13: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

xiii

3. Audit ......... ......................................................................23

4. Audit Delay ......... ............................................................29

5. Ukuran Perusahaan .........................................................30

6. Reputasi Auditor ..............................................................32

7. Opini Audit ....................................................................33

8. Profitabilitas ...................................................................37

9. Solvabilitas ....................................................................39

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis .............................40

C. Penelitian Terdahulu ............................................................46

D. Kerangka Pemikiran .............................................................53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................54

A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................54

B. Metode Penentuan Sampel ...................................................55

C. Metode Pengumpulan Data ..................................................56

D. Metode Analisis Data ...........................................................56

1. Statistik Deskriptif .........................................................56

2. Analisis Regresi Data Panel ...........................................57

3. Estimasi Model Regresi Data Panel ...............................60

4. Pengujian Signifikansi Data Panel .................................63

5. Pemilihan Estimator dengan Struktur Varians

Covarians Residual ............ ............................................65

6. Pengujian Asumsi ..........................................................67

7. Pengujian Keberartian Model Regresi ............................69

Page 14: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

xiv

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ....................................72

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN .......................................78

A. Analisis Deskriptif ...............................................................78

B. Hasil Uji Instrumen penelitian ..............................................79

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ...........................................79

2. Hasil Uji Analisis Inferensia ...........................................84

C. Pembahasan Hasil Hipotesis ................................................... .89

BAB V PENUTUP ................................................................................94

A. Kesimpulan .........................................................................94

B. Implikasi .............................................................................96

Daftar Pustaka ................................................................................................ 97

Lampiran-Lampiran ....................................................................................... 100

Page 15: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

xv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan ` Halaman

2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ............................................. 47

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................ 76

4.1 Statistik Deskriptif Data Audit Delay ..................................... 79

4.2 Distribusi Kecenderungan Frekuensi Audit Delay ................... 80

4.3 Statistik Deskriptif Data Ukuran Perusahaan .......................... 80

4.4 Distribusi Kecenderungan Frekuensi Ukuran Perusahaan ........ 81

4.5 Distribusi Kategori Reputasi Auditor ....................................... 81

4.6 Distribusi Kategori Opini audit ................................................. 82

4.7 Statistik Deskriptif Data Profitabilitas ...................................... 82

4.8 Distribusi Kecenderungan Frekuensi Profitabilitas ................... 83

4.9 Statistik Deskriptif Data Solvabilitas ........................................ 83

4.10 Distribusi Kecenderungan Frekuensi Solvabilitas ..................... 84

4.11 Hasil Uji Normalitas ................................................................ 88

Page 16: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ................................................. 53

Page 17: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Data Penelitian .................................................................... 100

2 Hasil Regresi ...................................................................... 104

3 Skema Pemilihan Model Terbaik ......................................... 106

4 Hasil Pengujian Pemilihan Model Terbaik ........................... 107

5 Hasil Model Terbaik ............................................................ 108

6 Hasil Uji Asumsi Klasik ...................................................... 110

Page 18: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin berkembangnya dunia usaha di Indonesia menyebabkan

perusahaan-perusahaan besar membutuhkan sumber pendanaan dari luar.

Salah satu sumber tersebut adalah penerbitan saham kepada masyarakat luas,

yang disebut dengan go public. Perusahaan go public wajib menerbitkan

laporan keuangan pada setiap akhir periode akuntansi sebagai bentuk

pertanggungjawaban kepada masyarakat, khususnya investor dan calon

investor.

Informasi keuangan yang nantinya akan dijadikan instrumen untuk

pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders)

merupakan tujuan utama dari perusahaan go public dalam hal pelaporan

keuangan (financial reporting). Agar tujuan tersebut terpenuhi, informasi yang

disajikan harus relevan, wajar, dan didukung dengan pengungkapan yang

memadai.

Menurut Givoly dan Palmon (1982) dalam Rachmawati (2008)

Informasi yang diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dapat

bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat pada saat dibutuhkan

oleh pemakai laporan keuangan, namun informasi tidak lagi bermanfaat bila

tidak disajikan secara akurat dan tepat waktu. Nilai dari ketepatan waktu

Page 19: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

2

pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan

keuangan tersebut.

Chambers dan Penman (1984) dalam Subekti (2005) menunjukkan

bahwa pengumuman laba yang terlambat menyebabkan abnormal returns

negatif sedangkan pengumuman laba yang lebih cepat menyebabkan hal yang

sebaliknya. Keterlambatan pelaporan secara tidak langsung juga diartikan oleh

investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.

Relevan merupakan salah satu faktor kualitatif yang utama dari laporan

keuangan. Salah satu syarat agar informasi akuntansi dikatakan relevan adalah

ketepatan waktu (timeliness). Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu.

Apabila terjadi penundaan pelaporan, maka dapat mempengaruhi stakeholders

dalam membuat keputusan maupun prediksi.

Menurut Owusu-Ansah (2000) dalam Aryati dan Maria (2005), agar

laporan keuangan lebih bermanfaat selain harus tepat waktu pelaporannya

kepada publik, laporan keuangan juga harus diaudit oleh akuntan publik.

Lamanya waktu penyelesaian audit akan mempengaruhi ketepatwaktuan

publikasi informasi laporan keuangan auditan, disamping faktor spesifik

perusahaan itu sendiri.

Dalam Generally Accepted Auditing Standard (GAAS), khususnya

standar umum ketiga, dinyatakan bahwa auditor wajib menggunakan

kemahiran profesionalnya dalam melaksanakan audit dan menyusun laporan

keuangan (SPAP:SA Seksi 230.1). Standar pekerjaan lapangan pertama

mengharuskan auditor merencanakan pekerjaan secara memadai dan

Page 20: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

3

mengawasi semua asisten sebagaimana mestinya (SPAP:SA Seksi 311.1), dan

standar pekerjaan lapangan ketiga menyatakan auditor harus memperoleh

cukup bukti audit yang tepat dengan melakukan prosedur audit agar memiliki

dasar yang layak untuk memberikan pendapat menyangkut laporan keuangan

yang diaudit (SPAP:SA Seksi 326.1). Standar tersebut memungkinkan akuntan

publik untuk melakukan penundaan publikasi laporan audit atau laporan

keuangan auditan, sedangkan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Badan

Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) mewajibkan perusahaan-perusahaan

publik yang terdaftar (go public) atau emiten yang efeknya tercatat di Bursa

Efek Indonesia untuk mempublikasikan laporan keuangan auditan dalam

periode tertentu setelah berakhirnya tahun buku.

Di Indonesia sejak 31 Juli 2006 BAPEPAM-LK semakin memperketat

peraturan dengan dikeluarkannya surat keputusan ketua BAPEPAM-LK,

Nomor: Kep-06/BL/2006 yang menyatakan bahwa laporan keuangan disertai

dengan laporan akuntan dengan pendapat lazim harus disampaikan kepada

BAPEPAM paling lambat dalam waktu 90 hari atau akhir bulan ketiga setelah

tahun buku berakhir.

Laporan keuangan auditan adalah laporan keuangan yang telah diaudit

oleh auditor. Laporan keuangan berguna sebagai bentuk pertanggungjawaban

manajemen kepada pemilik saham dan juga bagi pengambilan keputusan. Hal

ini dibutuhkan guna mengetahui posisi keuangan, kinerja perusahaan, dan

perubahan posisi keuangan. Penyusunan laporan keuangan harus sesuai

Page 21: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

4

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, persyaratan ini mengacu pada

pasal 69 UU Pasar Modal, peraturan nomor VIII.G.7 dan PSAK nomor 8.

Menurut Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

(BAPEPAM-LK), sebanyak 50 emiten telat melaporkan laporan keuangan dan

diantaranya merupakan perusahaan keuangan di Indonesia. Laporan keuangan

yang terlambat dilaporkan tersebut mencakup laporan realisasi penggunaan

dana, laporan keuangan tengah tahunan, laporan tahunan, dan laporan hasil

pemeringkatan efek. Atas keterlambatan itu, total denda yang langsung

disetorkan ke kas negara senilai mencapai Rp 1 miliar (BAPEPAM, 2006).

Pada 2012, tercatat 54 emiten terlambat menyerahkan laporan

keuangan tahunan buku tahun 2011. Sementara pada 2011 tercatat 62 emiten

terlambat menyerahkan laporan keuangan 2010, sedangkan pada 2010 tercatat

ada sebanyak 68 emiten terlambat menyerahkan laporan keuangan 2009.

Beberapa pelanggaran emiten terkait pelanggaran laporan keuangan antara

lain keterlambatan penyampaian, komponen laporan keuangan tidak lengkap,

terlambat menyampaikan rencana melakukan audit atau penelaahan terbatas

atas laporan keuangan (Idris, 2012). Keterlambatan penyampaian laporan

keuangan bisa disebabkan oleh banyak hal diantaranya proses tutup buku dan

proses audit yang berlangsung lama.

Berdasarkan pantauan BEI, hingga 28 Juni 2013 terdapat tujuh

perusahaan tercatat yang belum menyampaikan laporan keuangan audit per 31

Desember 2012 dan atau belum melakukan pembayaran denda atas

keterlambatan penyampaian laporan keuangan (Bambang, 2013).

Page 22: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

5

Tujuh perusahaan itu adalah:

1. PT Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk (BORN)

2. PT Davomas Abadi Tbk (DAVO)

3. PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA)

4. PT Dayaindo Resources International Tbk (KARK)

5. PT Steady Safe Tbk (SAFE)

6. PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk (TRUB)

7. PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA).

Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) mengenakan sanksi

keterlambatan kepada emiten yang terlambat menyampaikan laporan hasil

audit berupa denda sebesar Rp 1.000.000 per hari dihitung sejak tanggal jatuh

tempo yaitu pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan.

Denda maksimal yang dikenakan untuk emiten yang terlambat menyampaikan

laporan hasil audit adalah Rp 500.000.000, ketentuan ini diatur sesuai dengan

UU R.I No.8/1995 Bab XIV pasal 102 dan diperjelas dalam PP.No.45/1995

Bab XII pasal 63.

Menurut Lawrence dan Bryan (1998) dalam Rustiana (2007)

mendefinisikan Audit Delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor

untuk menyelesaikan pekerjaan audit yang diukur dari tanggal penutupan

tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. Sedangkan Menurut

Ashton et al. (1987) dalam penelitian Kartika (2009), Audit Delay adalah

lamanya waktu penyelesaian audit dari akhir tahun fiskal perusahaan sampai

tanggal laporan audit dikeluarkan.

Page 23: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

6

Perusahaan keuangan merupakan lembaga yang melaksanakan fungsi

utama menyalurkan dana dari yang berlebih kepada mereka yang kekurangan

dana. Adapun jenis-jenis perusahaan keuangan diantaranya Bank Komersial

(Commercial Banks), Perusahaan asuransi, Perusahaan sekuritas dan bank

investasi, Perusahaan Pembiayaan (Finance Companies), dan Reksa dana

(Mutual Funds). Sistem keuangan telah menciptakan cara alternatif dan tidak

langsung kepada investor (pemberi dana) untuk menyalurkan dana kepada

pengguna dana. Ini merupakan transfer dana tidak langsung (indirect transfer)

dana kepada pengguna dana melalui perusahaan keuangan. Perusahaan

keuangan mengurangi biaya monitoring, resiko likuiditas, dan resiko harga

yang dihadapi penyumbang dana dibandingkan ketika mereka berinvestasi

secara langsung pada klaim keuangan (Sitorus, 2008).

Menurut Dyer dan Mc Hugh (1975) dalam Kartika (2009) mengenai

ukuran perusahaan, perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu

dibandingkan perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan

keuangannya. Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai aktiva

perusahaan maka semakin pendek audit delay dan sebaliknya.

Hasil penelitian Ashton, Willingham, dan Elliott (1987), Schwartz dan

Soo (1996) dalam penelitian Utami (2006) mengenai reputasi auditor,

menemukan bahwa audit delay akan lebih pendek bagi perusahaan yang

diaudit oleh KAP yang tergolong besar. Hal ini diasumsikan karena KAP besar

memiliki karyawan dalam jumlah yang besar, dapat mengaudit lebih efisien

dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga memungkinkannya untuk

Page 24: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

7

menyelesaikan audit tepat waktu, dan memiliki dorongan yang lebih kuat

untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat guna menjaga reputasinya.

Opini Audit dikemukakan oleh Asthon et al. (1987) dalam Sulthoni

(2012) menyatakan bahwa perusahaan yang diberikan qualified opinion

cenderung memiliki audit delay yang lebih panjang, karena secara logika

dapat dikatakan bahwa auditor membutuhkan waktu dan usaha untuk mencari

prosedur audit ketika mengkonfirmasi kualifikasi audit. Pendapat unqualified

opinion umumnya diberikan kepada perusahaan yang terdaftar di BEI guna

menunjang pelaporan hasil kinerja perusahaan.

Profitabilitas merupakan kemampuan perseroan untuk menghasilkan

suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek

maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan

laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil

kinerja perseroan.

Solvabilitas merupakan kemampuan perseroan untuk memenuhi

seluruh kewajiban yang terjadi di perusahaan selama satu periode. Solvabilitas

yang diukur dengan membuat perbandingan seluruh kewajiban terhadap

seluruh aktiva dan perbandingan seluruh kewajiban terhadap ekuitas. Proses

pengauditan utang relatif membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan

pengauditan ekuitas, khususnya apabila memiliki banyak jumlah debt holder.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, rata-rata audit delay

dari tahun ke tahun mengalami tenggang waktu yang berbeda. Penelitian yang

dilakukan Subekti (2005) rata-rata audit delay tahun 2001 adalah 98,38 hari.

Page 25: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

8

Audit delay dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ukuran perusahaan, jenis

perusahaan, opini audit, tingkat profitabilitas, dan ukuran auditor (Kantor

Akuntan Publik). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kelima faktor

tersebut berpengaruh terhadap audit delay.

Menurut Aryati dan Maria (2005) dalam penelitiannya mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay dan timeliness. Variabel yang

digunakan adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, keberadaan divisi internal

auditor, dan ukuran KAP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang

signifikan berpengaruh terhadap audit delay adalah ukuran perusahan

sedangkan variabel profitabilitas, keberadaan divisi internal auditor dan

ukuran KAP tidak signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Rustiana (2007) tentang pengaruh

ukuran perusahaan, debt to total asset, hubungan pengumuman laba/rugi,

opini audit, dan ukuran KAP terhadap perbedaan audit delay pada perusahaan-

perusahaan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan dan hubungan pengumuman laba/rugi berpengaruh terhadap

perbedaan audit delay. Sedangkan debt to total asset, opini audit, dan ukuran

KAP tidak berpengaruh terhadap perbedan audit delay.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti-peneliti sebelumnya yang meneliti tentang faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap audit delay. Perbedaan penelitian terdahulu dengan

penelitian ini yaitu menggunakan tahun penelitian yaitu pada tahun 2009-2011

sehingga perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI sudah semakin banyak,

Page 26: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

9

penelitian ini menggunakan sampel yang berbeda yaitu perusahaan-

perusahaan keuangan yang berada di Bursa Efek Indonesia sedangkan

penelitian sebelumnya lebih banyak mengemukakan penelitian pada

perusahaan manufaktur, dan pembahasan audit delay menarik dibahas karena

pada era modern saat ini dengan umumnya penggunaan teknologi dalam

pelaksanaan audit apakah masih terdapat delay dalam audit serta peran dari

perusahaan keuangan yang memiliki peranan penting bagi seluruh aspek yang

berkepentingan.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu belum diketahui secara pasti

faktor-faktor yang secara konsisten mempengaruhi audit delay dan mengingat

akan pentingnya ketepatan waktu dan penyelesaian penyajian laporan

keuangan audit oleh auditor independen maka peneliti melakukan penelitian

yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Reputasi Auditor, Opini

Audit, Profitabilitas, dan Solvabilitas Terhadap Audit Delay pada

Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit

delay?

2. Apakah reputasi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap audit

delay?

3. Apakah opini audit berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay?

Page 27: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

10

4. Apakah profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay?

5. Apakah solvabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay?

6. Apakah ukuran perusahaan, reputasi auditor, opini audit, profitabiltas, dan

solvabilitas secara simultan berpengaruh terhadap audit delay?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay.

2. Pengaruh reputasi auditor terhadap audit delay.

3. Pengaruh opini audit terhadap audit delay.

4. Pengaruh profitabilitas terhadap audit delay.

5. Pengaruh solvabilitas terhadap audit delay.

6. Pengaruh secara signifikan ukuran perusahaan, reputasi auditor, opini

audit, profitabilitas, dan solvabilitas terhadap audit delay.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi praktisi dan

akademis, yaitu:

1. Bagi profesi auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP)

Membantu upaya dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses

audit dengan mengendalikan faktor-faktor seperti ukuran perusahaan,

reputasi auditor, opini audit, profitabilitas, dan solvabilitas yang

mempengaruhi audit delay. Sehingga audit delay dapat ditekan seminimal

Page 28: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

11

mungkin dalam usaha memperbaiki ketepatan waktu atau mempercepat

penerbitan laporan keuangan kepada publik.

2. Bagi BAPEPAM-LK dan BEI

Memberikan informasi bagi BAPEPAM-LK tentang lamanya audit delay

perusahaan-perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI. Selain itu,

penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi

BAPEPAM-LK dan BEI dalam upaya mengefektifkan serta membuat

regulasi baru di masa mendatang yang nantinya akan mempengaruhi

proses audit delay perusahaan-perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI.

Dengan demikian, kepercayaan pihak internal (manajemen) dan eksternal

(investor dan masyarakat) yang memiliki kepentingan atas laporan

keuangan juga akan meningkat.

3. Bagi perusahaan keuangan di Indonesia

Memicu perusahaan untuk lebih mengendalikan faktor-faktor yang

mempengaruhi audit delay sehingga dapat menyajikan laporan keuangan

secara tepat waktu karena perusahaan keuangan cenderung lebih ketat

diawasi oleh para investor dan institusi lain.

4. Mahasiswa jurusan akuntansi

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya

dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan.

Page 29: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Beberapa pengertian laporan keuangan menurut para ahli ekonomi :

1) Pengertian laporan keuangan menurut Mulyadi (2002) adalah suatu

penyajian data keuangan termasuk catatan yang dimaksudkan

untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) dan/

atau kewajiban entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva

dan/atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi

komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2) Menurut Apriyono (2008), definisi laporan keuangan adalah

ringkasan dari proses akuntansi selama tahun buku yang

bersangkutan digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara

data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak

yang berkepentingan terhadap data atau aktivitas perusahaan

tersebut.

Page 30: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

13

3) Pengertian laporan keuangan menurut Baridwan (2004) adalah

merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan

ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

tahun buku yang bersangkutan.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Laporan

Keuangan adalah :

“Laporan keuangan yang menyediakan informasi menyangkut

posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan perusahaan

yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagaian besar

pengguna laporan”. (IAI, 2012)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan

Laporan Keuangan adalah:

1) Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan

untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal

dan eksternal.

2) Merupakan potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja

keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan dalam setiap

kondisi.

3) Merupakan rangkaian aktivitas ekonomi perusahaan yang

diklasifikasikan dalam suatu periode perusahaan dalam kurun

waktu setahun.

4) Merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi

keuangan yang terjadi selama periode yang bersangkutan.

Page 31: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

14

Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber

informasi yang penting disamping informasi lain seperti informasi

industri, kondisi perekonomian, pangsa perusahaan, kualitas

manajemen dan lainya. Jadi setiap perusahaan go public diwajibkan

untuk mempublikasikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan

standar akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh Kantor Akuntan

Publik (KAP) yang telah terdaftar di Badan Pengawasan Pasar Modal

(BAPEPAM). Laporan keuangan terdiri dari:

1) Neraca (Balance Sheet)

Neraca adalah laporan keuangan yang dihasilkan pada suatu

periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan berupa

aktiva, liabilitas, dan ekuitas dari entitas tersebut (IAI, 2012).

Persamaan akuntansi (disebut juga identitas neraca) merupakan

dasar sistem akuntansi. Disisi kiri persamaan ini terkait dengan

sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan, atau aktiva

sumber daya yang merupakan investasi yang diharapkan untuk

menghasilkan laba dimasa depan melalui aktiva operasi sisi kanan

persamaan ini yang mengidentifikasi sumber pendanaan.

Kewajiban (liability) merupakan pendanaan dari kreditor dan

mewakili kewajiban perusahaan, atau klaim kreditor atas aktiva.

Ekuitas atau ekuitas pemegang saham (shareholders equity)

merupakan total dari (1) pendanaan yang menginvestasikan atau

dikontribusi oleh pemilik (modal kontribusi) dan (2) akuntansi laba

Page 32: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

15

yang tidak dibagikan kepada pemilik (laba ditahan) sejak

berdirinya perusahaan.

2) Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Laporan laba rugi adalah bagian dari laporan keuangan

suatu perusahaan atas total pendapatan dikurangi beban, tidak

termasuk komponen-komponen pendapatan komprehensif lain

(IAI, 2012). Laporan laba rugi mengukur kinerja keuangan

perusahaan antara tanggal neraca. Laporan ini mencerminkan

aktivitas operasi perusahaan. Laporan laba rugi menyediakan

rincian pendapatan, beban, untung, dan rugi perusahaan untuk

suatu periode waktu.

3) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan yang berisi informasi arus

kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk

menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas

dalam kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut

(IAI, 2012). Tujuan pokok laporan arus kas adalah untuk

memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas

perusahaan selama periode tertentu.

b. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Publik

Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan adalah

menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja

Page 33: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

16

keuangan serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang

bermanfaat bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan

ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan

manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atau

sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Menurut Ainun Na’im (1988) tujuan umum laporan keuangan adalah:

1) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya

mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

2) Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai

perubahan dalam aktiva netto suatu perusahaan yang timbul dari

kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

3) Memberikan informasi keuangan yang membantu pemakai laporan

dalam menaksir potensi perusahaan.

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses

pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi

keuangan buku bersangkutan.

Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objectives of Financial

Reporting by Business Enterprises, tujuan laporan keuangan untuk

organisasi pencari laba adalah adalah:

1) Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan

pemakai lainnya dalam membuat keputusan secara rasional

mengenai investasi, kredit, dan lainnya.

Page 34: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

17

2) Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon

investor dan kreditor serta pemakai lainnya dalam menentukan

jumlah, waktu, dan prospek penerimaan kas dari dividen atau

bunga dan juga penerimaan dari penjualan, piutang, saham, dan

pinjaman yang jatuh tempo.

3) Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva) perusahaan,

klaim atas aktiva, dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan

lain terhadap aktiva dan kewajiban.

4) Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan

selama satu periode.

5) Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan untuk

mendapatkan dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan

pengembaliannya, tentang transaksi yang mempengaruhi modal,

termasuk dividen dan pembayaran lainnya kepada pemilik, dan

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas dan

solvabilitas perusahaan.

6) Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan

mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik

atas penggunaan sumber daya (aktiva) yang telah dipercayakan

kepadanya.

7) Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi

dalam proses pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik

perusahaan.

Page 35: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

18

Berdasarkan tujuan laporan keuangan diatas dapat disimpulkan

bahwa dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, dapat

diketahui kondisi keuangan perusahaan tersebut secara menyeluruh.

Kemudian, laporan keuangan tidak hanya sekadar cukup dibaca saja,

tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan

perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan melakukan analisis

keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan.

c. Karakteristik Laporan Keuangan

Laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan

sebagai suatu progress report. Laporan keuangan terdiri dari data-data

yang merupakan hasil dari kombinasi antara fakta yang telah dicatat,

prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi serta

pendapat pribadi. Oleh sebab itu, di dalam penyusunannya laporan

keuangan memiliki karakteristik tersendiri.

Karakteristik kualitas laporan keuangan sebagaimana yang

dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK:

2012) adalah:

1) Dapat dipahami

Kualitas penting informasi dalam laporan keuangan adalah

kemudahannya untuk dapat dipahami oleh pengguna. Untuk

maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang

memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta

Page 36: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

19

kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang

wajar.

2) Relevan

Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan

pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi

memiliki kualitas relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan

ekonomi pengguna, dengan membantu mengevaluasi peristiwa

masa lalu, masa kini atau masa depan.

3) Keandalan

Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki

kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,

kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunaannya sebagai

penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang

seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat

disajikan.

4) Dapat dibandingkan

Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan

keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan

kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga

harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan

untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan

posisi keuangan secara relatif.

Page 37: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

20

2. Teori Agensi

Konsep agency teory menurut Anthony dan Govindarajan (1995)

dalam Ma’ruf (2006) adalah hubungan atau kontak antara principal dan

agent. Principal mempekerjakan agent untuk melakukan tugas untuk

kepentingan principal, termasuk pendelegasian otorisasi pengambilan

keputusan dari principal kepada agent.

Jensen dan Meckling (1976) dalam Ma’ruf menyatakan bahwa

hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan

pemegang saham (principal). Hubungan keagenan tersebut terkadang

menimbulkan masalah antara manajer dan pemegang saham. Konflik yang

terjadi karena manusia adalah makhluk ekonomi yang mempunyai sifat

dasar mementingkan kepentingan diri sendiri. Pemegang saham dan

manajer memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing menginginkan

tujuan mereka terpenuhi, akibat yang terjadi adalah munculnya konflik

kepentingan. Pemegang saham menginginkan pengembalian yang lebih

besar dan secepat–cepatnya atas investasi yang mereka tanamkan

sedangkan manajer menginginkan kepentingannya diakomodasi dengan

pemberian kompensasi atau insentif yang sebesar-besarnya atas kinerjanya

dalam menjalankan perusahaan.

Menurut Scott (1997) dalam Wendy (2010), aplikasi agency theory

dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur proporsi hak dan

kewajiban masing-masing pihak dengan tetap memperhitungkan

kemanfaatan secara keseluruhan. Kontrak kerja merupakan seperangkat

Page 38: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

21

aturan yang mengatur mengenai mekanisme bagi hasil, baik yang berupa

keuntungan, return maupun risiko-risiko yang disetujui oleh prinsipal dan

agen. Kontrak kerja akan menjadi optimal bila kontrak dapat fairness yaitu

mampu menyeimbangkan antara prinsipal dan agen yang secara matematis

memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yang optimal oleh agen dan

pemberian insentif/imbalan khusus yang memuaskan dari prinsipal ke

agen.

Menurut Eisenhardt dalam Wendy (2010) teori agensi

menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumnya

mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir

terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3)

manusia selalu menghindari resiko (risk averse). Pihak agen termotivasi

untuk memaksimalkan fee kontraktual yang diterima sebagai sarana dalam

pemenuhan kebutuhan ekonomis dan psikologisnya. Sebaliknya, pihak

prinsipal termotivasi untuk mengadakan kontrak atau memaksimalkan

returns dari sumber daya untuk menyejahterakan dirinya dengan

profitabilitas yang selalu meningkat.

Konflik kepentingan ini terus meningkat karena pihak prinsipal

tidak dapat memonitor aktivitas agen sehari-hari untuk memastikan bahwa

agent bekerja sesuai dengan keinginan para pemegang saham. Sebaliknya,

agent sendiri memiliki lebih banyak informasi penting mengenai kapasitas

diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang

Page 39: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

22

memicu timbulnya ketidakseimbangan informasi antara principal dan

agent. Kondisi ini dinamakan dengan asimetri informasi.

Adanya penyimpangan antara keputusan yang diambil agen dan

keputusan yang akan meningkatkan kesejahteraan prinsipal akan

menimbulkan kerugian atau pengurangan kesejahteraan prinsipal, nilai

uang yang timbul dari adanya penyimpangan tersebut disebut residual loss

Jensen dan Meckling (1976) dalam Wendy (2010). Adanya asimetri

informasi dapat mendorong agen untuk menyembunyikan beberapa

informasi yang tidak diketahui prinsipal untuk memaksimalkan

keuntungan bagi agen. Agen dapat termotivasi untuk melaporkan

informasi yang tidak sebenarnyakepada prinsipal, terutama jika informasi

tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agen.

Menurut Ali (2007) dalam Wendy (2010) mengatakan bahwa

manajer yang telah diberi wewenang untuk mengelola perusahaan

bertanggung jawab untuk memaksimalkan keuntungan prinsipal dan

melaporkan tanggung jawabnya melalui media laporan keuangan. Atas

kinerja manajer tersebut, kompensasi manajemen diberikan sesuai dengan

kontrak yang yang telah disepakati. Dengan demikian terdapat dua

kepentingan yang berbeda di dalam perusahaan untuk mencapai atau

mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki. Inti dari Agency

Theory atau teori keagenan adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk

menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik

kepentingan.

Page 40: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

23

3. Audit

a. Definisi Audit

Definisi audit menurut Arens, Elder, Beasley dan Jusuf

(2010) menjelaskan bahwa pengertian auditing adalah:

“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence

about information to determine and report on the degree of

correspondence between the information and established criteria.

Auditing should be done by a competent, independent person”.

Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti

mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat

kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan.

Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

Sedangkan pengertian audit menurut Mulyadi (2002):

“Suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mencari

bukti-bukti dengan cara objektif yang berkaitan dengan pernyataan-

peryataan tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi

untuk menentukan kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan

kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada

pihak yang berkepentingan.”

Auditing menurut Agoes (2004) adalah :

“Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara

kritis dan sistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan

keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan

pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk dapat

memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangannya.”

Page 41: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

24

Berdasarkan definisi dari auditing tersebut, dapat diuraikan 7

elemen yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan audit, yaitu:

1) Proses yang sistematis.

Dalam pelaksanaannya auditing dilakukan berdasarkan

proses-proses rangkaian dan prosedur yang bersifat terstruktur,

terorganisir, dan logis sesuai dengan ketentuannya.

2) Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif.

Pelaksanaan audit dilakukan dengan menghimpun bukti-

bukti yang mendasari asersi-asersi yang dibuat individu atau

entitas. Auditor kemudian melakukan evaluasi terhadap bukti-bukti

yang diperoleh tersebut. Dalam penghimpunan dan pengevaluasian

bukti-bukti auditor harus bersikap objektif dalam pengungkapan

fakta secara apa adanya, tidak memihak, dan tidak berprasangka

buruk terhadap individu atau entitas yang membuat representasi

tersebut.

3) Asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi.

Asersi merupakan pernyataan secara keseluruhan oleh

pihak yang bertanggung jawab atas pernyataan tersebut. Jadi, asersi

atau pernyataan tentang tindakan dan kejadian ekonomi merupakan

proses pengidentifikasian, pengukuran, dan penyampaian informasi

ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang.

Page 42: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

25

4) Menentukan tingkat kesesuaian.

Tingkat kesesuaian tersebut dapat dijelaskan dalam bentuk

kualitatif maupun kuantitatif. Bentuk kualitatif contohnya

kewajaran laporan keuangan. Penghimpunan dan pengevaluasian

bukti-bukti dimaksudkan untuk menentukan dekat tidaknya atau

sesuai tidaknya asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah

ditetapkan.

5) Kriteria yang ditentukan.

Kriteria dapat berupa prinsip akuntansi yang berlaku umum

atau standar akuntasi keuangan, dan anggaran atau ukuran lain

kinerja manajemen. Kriteria yang ditentukan merupakan standar-

standar pengukur untuk mempertimbangkan (judgment)

representasi-representasi atau asersi-asersi.

6) Menyampaikan hasil-hasilnya.

Hasil-hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis

yang mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi dan

kriteria yang telah ditentukan. Komunikasi dari hasil audit dapat

memperkuat atau memperlemah kredibilitas atau pernyataan yang

dibuat.

Page 43: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

26

7) Para pemakai yang berkepentingan.

Para pemakai yang berkepentingan dari hasil audit

diantaranya, investor maupun calon investor di pasar modal,

pemegang saham, kreditor maupun calon kreditor, badan

pemerintahan, manajemen, dan publik pada umumnya.

b. Jenis-Jenis Audit

Terdapat tiga jenis audit yang dikemukan oleh Boynton (2006)

diantaranya sebagai berikut:

1) Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan berkaitan dengan kegiatan

memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan

entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah

laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan

kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang

berlaku umum. Secara signifikan, audit laporan keuangan dapat

menurunkan risiko investor dan kreditor dalam membuat berbagai

keputusan investasi dengan tidak menggunakan informasi yang

bermutu rendah.

2) Audit Kepatuhan

Audit kepatuhan berkaitan dengan kegiatan memperoleh

dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan

keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan

persyaratan, ketentuan, atau peraturan tertentu. Laporan audit

Page 44: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

27

kepatuhan umumnya ditujukan kepada otoritas yang menerbitkan

kriteria tersebut dan dapat terdiri dari (1) ringkasan temuan atau (2)

pernyataan keyakinan mengenai derajat kepatuhan dengan kriteria

tersebut.

3) Audit Operasional

Audit operasional berkaitan dengan kegiatan memperoleh

dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas

kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian

tujuan tertentu.

c. Jenis-Jenis Auditor

Menurut Arens et al. (2010) terdapat beberapa jenis auditor

yang berpraktik sekarang ini, diantaranya: Auditor Independen

(Akuntan Publik), Auditor Pemerintah, dan Auditor Internal (Internal

Auditor).

1) Auditor Independen.

Auditor independen berasal dari Kantor Akuntan Publik

(KAP), bertanggung jawab atas audit laporan keuangan historis

auditeenya. Independen sebagai sikap mental auditor yang

memiliki integritas tinggi, objektif pada permasalahan yang timbul,

dan tidak memihak pada kepentingan manapun.

Perangkat yang harus dipatuhi oleh Auditor Independen

adalah Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), Kode Etik

Akuntan Publik, dan Quality Control. Auditor Independen

Page 45: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

28

memiliki hubungan profesional dengan manajemen perusahaan,

dewan komisaris dan komite audit, internal auditor dan pemegang

saham dalam melaksanakan pekerjaannya yaitu melakukan audit

atas laporan keuangan suatu organisasi.

2) Auditor Pemerintah.

Auditor pemerintah berasal dari lembaga pemeriksa

pemerintah. Di Indonesia lembaga yang bertanggung jawab secara

fungsional atas pengawasan terhadap kekayaan dan keuangan

negara adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai lembaga

tingkat tertinggi, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(BPKP) dan Inspektorat Jenderal (Itjen) yang ada pada

departemen-departemen pemerintah. Auditor pemerintah memiliki

fungsi melakukan audit atas keuangan negara pada instansi-instansi

atau perusahaan-perusahaan yang sahamnya dimiliki pemerintah.

3) Auditor Internal.

Auditor internal adalah pegawai dari suatu organisasi atau

perusahaan untuk melakukan audit bagi kepentingan manajemen

perusahaan yang bersangkutan dengan tujuan untuk membantu

manajemen organisasi untuk mengetahui kepatuhan para pelaksana

opersasional organisasi terhadap kebijakan dan prosedur yang telah

ditetapkan oleh perusahaan.

Page 46: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

29

Tugas dari auditor internal sangat beragam, tergantung pada

tugas-tugas yang dibebankan oleh perusahaan kepada auditor.

Tugas auditor internal dapat berupa audit ketaatan, audit

operasional, evaluasi sistem komputer, dan termasuk bidang di luar

akuntansi.

Berdasarkan jenis-jenis auditor tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa semua instansi pemerintah maupun perusahaan

swasta membutuhkan peran auditor untuk mengevaluasi segala

sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan bersifat

operasionalisasi serta materialitas agar sesuai dengan kebijakan dan

standar yang berlaku.

4. Audit Delay

Audit delay mengimplikasikan bahwa laporan keuangan disajikan

pada suatu interval waktu, maksudnya untuk menjelaskan perubahan di

dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pengguna pada waktu

membuat prediksi dan keputusan. Apabila informasi tersebut tidak

disampaikan tepat waktu akan menyebabkan informasi kehilangan nilainya

di dalam mempengaruhi kualitas keputusan.

Beberapa pengertian mengenai audit delay atau ketepatwaktuan

pelaporan keuangan sebagai berikut:

Menurut Subekti (2005) bahwa perbedaan waktu antara tanggal

laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan

yang mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang

Page 47: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

30

dilakukan oleh auditor. Perbedaan inilah yang sering dinamai dengan audit

delay.

Menurut Utami (2006) Audit Delay adalah lamanya waktu

penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku, hingga

tanggal diselesaikannya laporan audit independen. Aryati dan Maria

(2005) mendefinisikan audit delay adalah rentang waktu penyelesaian

pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya

hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas

audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup tahun

buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada

laporan auditor independen.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan

bahwa pengertian audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit

yang diukur dari perbedaan waktu antara tanggal tutup tahun buku

perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tercantum pada

laporan audit independen.

5. Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana

dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara

lain dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain.

Keputusan ketua Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan

perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah

badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar,

Page 48: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

31

sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya

diatas seratus milyar.

Menurut Rochimawati (2008) ukuran perusahaan adalah suatu

ukuran perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Ukuran

perusahaan ditandai dengan beberapa ukuran antara lain total penjualan,

total asset, log size, jumlah pegawai, nilai pasar perusahaan, dan nilai buku

perusahaan. Penelitian ini menggunakan log total aset yang dimiliki

perusahaan sebagai ukuran perusahaan.

Aryati dan Maria (2005) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

ukuran perusahaan yang diukur dengan total assets memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap audit delay. Pengaruh ini ditunjukkan dengan

semakin besar nilai aktiva suatu perusahaan maka semakin pendek audit

delay dan sebaliknya. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses

auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar

cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan

perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor,

pengawas modal dan pemerintah.

Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset

yang dimiliki oleh perusahaan. Keadaan yang dikehendaki oleh

perusahaan adalah perolehan laba bersih sesudah pajak karena bersifat

menambah modal sendiri. Perusahaan yang berukuran lebih besar

cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi

Page 49: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

32

dibanding dengan perusahaan yang lebih kecil. Public demand akan

informasi yang tinggi terhadap perusahaan memungkinkan tumbuhnya

kepercayaan akan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.

Kepercayaan tersebut dapat meningkatkan tingkat keberlangsungan usaha

dari perusahaan tersebut. Semakin bagus ukuran perusahaan akan

diproksikan dengan semakin tinggi total assets yang dimiliki oleh suatu

entitas, akan semakin besar kemungkinan perusahaan untuk menggunakan

jasa KAP the big four.

6. Reputasi Auditor

Hasil penelitian Ashton et al. Schwartz dan Soo (dalam Utami,

2006), menemukan bahwa audit delay akan lebih pendek bagi perusahaan

yang diaudit oleh KAP yang tergolong besar. Beberapa penelitian

membuktikan kesesuaian dengan hipotesis reputasi yang berargumen

bahwa KAP besar memiliki insentif lebih besar untuk mengaudit lebih

akurat karena mereka memiliki lebih banyak hubungan spesifik dengan

klien yang akan hilang jika mereka memberikan laporan yang tidak akurat.

Selain itu karena KAP besar memiliki sumber daya yang lebih besar

dibandingkan dengan KAP kecil, sehingga mereka memiliki resiko

terancam (exposed) oleh tuntutan hukum pihak ketiga yang lebih besar bila

menghasilkan laporan audit yang tidak akurat dan keliru. Hal ini

diasumsikan karena KAP besar memiliki karyawan dalam jumlah yang

besar, dapat mengaudit lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal yang

fleksibel sehingga memungkinkannya untuk menyelesaikan audit tepat

Page 50: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

33

waktu, dan memiliki dorongan yang lebih kuat untuk menyelesaikan

auditnya lebih cepat, guna menjaga reputasinya.

Menurut Yuliana dan Aloysia (2004) Kantor Akuntan Publik di

Indonesia dibagi menjadi KAP the big four dan Kantor Akuntan Publik

non the big four. Adapun kategori Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi

dengan The Big Four di Indonesia, yaitu:

1) KAP Price Waterhouse Coopers, yang bekerja sama dengan KAP

Tanudiredja, Wibisana & Rekan.

2) KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler), yang bekerja sama

dengan KAP Siddharta dan Widjaja.

3) KAP Ernst & Young, yang bekerja sama dengan KAP Purwantono,

Suherman dan Surja.

4) KAP Deloitte Touche Tohmatsu, yang bekerja sama dengan KAP

Osman Bing Satrio.

Keempat KAP the big four diatas dianggap memiliki reputasi yang

lebih baik dibandingkan dengan KAP-KAP lain di Indonesia (KAP non-

big four). Sehingga keempat KAP tersebut diatas diberi label KAP the big

four. Hal tersebut juga didasarkan pada ukuran dan reputasi KAP tersebut

dalam memberikan jasa audit.

6. Opini Audit

Laporan audit adalah alat formal yang digunakan auditor dalam

mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan keuangan yang diaudit

kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pendapat auditor sangatlah

Page 51: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

34

penting bagi perusahaan ataupun pihak-pihak lain yang membutuhkan

hasil dari laporan keuangan auditan.

Opini audit yang diberikan auditor melalui beberapa tahap audit

yang dilakukan dapat memberikan beberapa simpulan atas opini yang

harus diberikan terhadap laporan keuangan yang diauditnya. Dengan

demikian, auditor di dalam memberikan opini sudah didasarkan pada

keyakinan profesionalnya.

Ada lima kemungkinan pernyataan pendapat auditor independen

(Mulyadi, 2002) yaitu:

a) Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)

Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi

keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia jika memenuhi kondisi

berikut ini:

1) Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia digunakan

untuk menyusun laporan keuangan.

2) Perubahan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia dari periode ke periode telah cukup dijelaskan.

3) Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah

digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan

keuangan, sesuai dengan akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia.

Page 52: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

35

b) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa

penjelasan (Unqualified Opinion Report With Explanatory Language)

Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun

laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil

usaha perusahaan klien, auditor dapat menambahkan laporan hasil

auditnya dengan bahasa penjelas. Berbagai penyebab paling penting

adanya tambahan bahasa penjelas (Arens, 1995):

1) Adanya ketidakpastian yang material.

2) Adanya keraguan atas kelangsungan hidup perusahaan.

3) Auditor setuju dengan penyimpangan terhadap prinsip akuntansi

yang berlaku umum di Indonesia.

c) Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian akan diberikan oleh

auditor jika dijumpai hal-hal sebagai berikut:

1) Lingkup audit dibatasi oleh klien.

2) Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak

dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang

berada di luar kekuasaan klien maupun auditor.

3) Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum di Indonesia.

4) Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang digunakan

dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara

konsisten.

Page 53: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

36

d) Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)

Auditor akan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan

keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang

berlaku umum di Indonesia sehingga tidak menyajikan secara wajar

posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas

perusahaan klien. Selain auditor memberikan pendapat tidak wajar jika

tidak dibatasi lingkup auditnya, sehingga auditor dapat mengumpulkan

bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya. Jika

laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar, maka informasi yang

disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat

dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi untuk

pengambilan keputusan.

e) Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer Opinion)

Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan

yang diaudit, maka laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa

pendapat (no opinion report). Kondisi yang menyebabkan auditor tidak

memberikan pendapat adalah:

1) Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit.

2) Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.

Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan

pendapat tidak wajar adalah pendapat tidak wajar diberikan dalam

keadaan auditor mengetahui adanya ketidakwajaran laporan

Page 54: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

37

keuangan pendapat karena ia tidak cukup memperoleh bukti

mengenai kewajaran laporan keuangan yang diaudit.

Jadi, Opini audit merupakan ukuran atas pendapat yang

diberikan oleh auditor terhadap hasil laporan keuangan perusahaan

yang dipublikasikan. Semakin memperoleh pendapat unqualified

opinion perusahaan tersebut dipandang semakin baik.

7. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan

suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek

maupun jangka panjang (Supranoto, 1990). Profitabilitas perseroan

biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang

menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan. Profitabilitas merupakan

suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola

kekayaan perusahaan yang ditunjukan oleh laba yang dihasilkan. Secara

garis besar laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan

investasi yang dilakukan oleh perusahaan.

Perusahaan akan mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan (profitabilitas) baik dari tingkat penjualan,

asset, modal maupun saham tertentu. Dalam rasio Profitabilitas ini dapat

dikatakan sampai sejauh mana keefektifan dari keseluruhan manajemen

dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Profitabilitas merupakan

hasil dari sejumlah besar kebijakan dan keputusan manajemen dalam

menggunakan sumber dana perusahaan.

Page 55: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

38

Penelitian ini melakukan perhitungan Profitabilitas dengan Return

On Asset Rasio (ROA), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan laba berdasarkan tingkat asset tertentu. Profitabilitas

mempengaruhi perusahaan yang mengumumkan rugi atau profitabilitas

yang rendah. Ini berkaitan dengan akibat yang dapat ditimbulkan oleh

pasar terhadap pengumuman rugi tersebut bagi perusahaan.

Berdasarkan definisi di atas, maka dalam penelitian ini yang

menjadi tolak ukur tingkat profitabilitas yaitu Return On Asset Rasio

(ROA) yang diperoleh dengan persamaan berikut:

ROA = 𝐿𝐴𝐵𝐴 𝐵𝐸𝑅𝑆𝐼𝐻

𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝐴𝑆𝑆𝐸𝑇

Keterangan :

Return on Asset (ROA) : Rasio Tingkat Profitabilitas

Laba Bersih : Jumlah laba bersih perusahaan

Total Asset : Jumlah asset yang dimiliki perusahaan

Berdasarkan persamaan diatas, maka ROA merupakan

perbandingan antara jumlah laba yang dihasilkan terhadap asset yang

digunakan, sehingga menunjukan sejumlah perusahaan mampu untuk

menghasilkan laba dari sumber daya (asset) yang dimiliki. Dengan

demikian kemungkinan Profitabilitas yang diukur dengan Return on Asset

dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit.

Page 56: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

39

8. Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi seluruh

kewajibannya, yang diukur dengan membuat perbandingan seluruh

kewajiban terhadap seluruh aktiva dan perbandingan seluruh kewajiban

terhadap ekuitas (Kasmir, 2008).

Supranoto (1990) dalam Prayogi (2009) mengemukakan bahwa

solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo. Analisis solvabilitas

difokuskan terutama pada reaksi dalam neraca yang menunjukan

kemampuan untuk melunasi utang lancar dan utang tidak lancar.

Berdasarkan definisi di atas, maka dalam penelitian ini yang

menjadi tolak ukur Solvabilitas diukur dengan rasio total debt to total asset

(TDTA) yang membandingkan jumlah utang (baik jangka pendek ataupun

jangka panjang) dengan jumlah aktiva (total asset). Dari hasil pengukuran,

apabila rasionya tinggi maka pendanaan dengan utang semakin banyak

sehingga semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan

pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi

utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya

rendah maka semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang (Kasmir,

2008). Perhitungan solvabilitas dengan rasio total debt to total asset

(TDTA) sendiri di hitung dengan rumus:

TDTA = 𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝑈𝑇𝐴𝑁𝐺

𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝐴𝐾𝑇𝐼𝑉𝐴

Page 57: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

40

Penelitian Carlaw dan Kaplan (1991) dalam Rachmawati (2008),

menemukan pengaruh yang signifikan antara solvabilitas yang diukur dari

rasio total debt to total assets (TDTA) terhadap Audit Delay untuk

perusahaan sampelnya tahun 1988. Alasan yang dapat mendukung

hubungan antara debt to assets ratio adalah pertama, bahwa total debt to

total assets ratio mengindikasikan kesehatan dari perusahaan. Proporsi

total debt to total assets ratio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan

perusahaan sehingga auditor akan meningkatkan perhatian bahwa ada

kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya. Kedua,

mengaudit hutang memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan

dengan mengaudit modal.

Biasanya mengaudit utang lebih melibatkan banyak staf dan lebih

rumit dibandingkan mengaudit modal. Dengan demikian solvabilitas yang

di ukur dengan total debt to total assets ratio dapat mempengaruhi waktu

penyelesaian audit.

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

1. Interaksi antara ukuran perusahaan dengan audit delay

Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa faktor

ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.

Hasil penelitian Subekti (2005) terhadap 72 sampel yang diteliti,

menyatakan bahwa ukuran perusahaan dengan indikator total assets

berpengaruh signifikan terhadap variabel audit delay. Aryati dan Maria

(2005) dalam penelitiannya terhadap 50 perusahaan go public yang

Page 58: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

41

terdaftar di BEJ, menyatakan bahwa ukuran perusahaan yang diukur

dengan total assets memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit

delay.

Rachmawati (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Terkait

dengan ketepatwaktuan laporan keuangan tahunan, ukuran perusahaan

juga merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan.

Berdasarkan analisis dan temuan penelitian terdahulu, maka

hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut:

H1: ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay.

2. Interaksi antara reputasi auditor dengan audit delay

Kualitas auditan berpengaruh terhadap kredibilitas laporan

keuangan ketika perusahaan go public. Oleh karena itu, underwritter yang

memiliki reputasi tinggi, menginginkan emiten yang dijaminnya, memakai

auditor yang mempunyai reputasi tinggi pula. Auditor yang memiliki

reputasi tinggi, akan menggunakan auditor yang memiliki reputasi,

keduanya akan mengurangi underpricing.

Subekti (2005) menunjukkan bahwa kantor akuntan publik

internasional atau yang lebih dikenal di Indonesia sebagai the big four

membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan audit,

karena KAP tersebut dianggap dapat melaksanakan audit secara lebih

efisien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi

untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya.

Page 59: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

42

Menurut Utami (2006) bahwa reputasi auditor berpengaruh secara

simultan terhadap audit delay. Di samping itu KAP besar memperoleh

insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih

cepat dibanding KAP lainnya. Waktu audit yang lebih cepat juga

merupakan cara KAP besar untuk mempertahankan reputasinya. Selain itu,

KAP besar memiliki jumlah auditor yang banyak dan mereka sering

mendapatkan pelatihan.

H2: Reputasi auditor berpengaruh terhadap audit delay.

3. Interaksi antara opini audit dengan audit delay

Pada umumnya opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified

opinion) merupakan opini yang tidak diharapkan oleh semua manajemen.

Semakin tidak baik opini yang diterima oleh perusahaan maka semakin

lama laporan keuangan auditan dipublikasikan. Laporan keuangan yang

disampaikan tidak tepat waktu mencerminkan ketidakpatuhan perusahaan

terhadap peraturan yang ada.

Menurut Subekti (2005) dalam penelitiannya mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi audit delay di Indonesia, menyimpulkan bahwa

opini audit secara signifikan memiliki pengaruh terhadap proses audit

delay. Utami (2006) berpendapat bahwa opini audit memiliki pengaruh

secara simultan terhadap audit delay.

Page 60: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

43

Subekti (2005) berpendapat bahwa audit delay yang lebih panjang

dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified

opinion. Hal ini dikarenakan proses pemberian pendapat selain unqualified

opinion tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan

partner audit yang lebih senior atau staf teknis dan perluasan lingkup audit,

sedangkan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion

merupakan suatu berita yang baik bagi perusahaan. Perusahaan yang

menerima pendapat unqualified opinion akan melaporkan laporan

keuangan tepat waktu. Opini audit yang baik (unqualified opinion) harus

mengemukakan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit sesuai dengan

ketentuan standar akuntansi keuangan dan tidak ada penyimpangan

material yang dapat mempengaruhi pengambilan suatu keputusan.

H3: Opini audit berpengaruh terhadap audit delay.

4. Interaksi antara profitabilitas dengan audit delay

Untuk menilai tingkat profitabilitas perusahaan dilihat dari EBIT

(laba bersih sesudah pajak). Perusahaan yang mengumumkan rugi atau

tingkat profitabilitas yang rendah, maka akan membawa reaksi negatif

terhadap pasar dan turunnya penilaian atas kinerja perusahaannya.

Sedangkan, perusahaan yang mengumumkan laba yang tinggi akan

berdampak positif terhadap penilaian pihak lain atas kinerja

perusahaannya. Sedangkan, perusahaan yang mengumumkan laba yang

tinggi akan berdampak positif terhadap penilaian pihak lain atas kinerja

perusahaannya.

Page 61: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

44

Rachmawati (2008) dalam penelitiannya mengungkapkan pengaruh

profitabilitas perusahaan terhadap audit delay. Kartika (2009) pun

mengungkapkan penelitiannya bahwa profitabilitas memiliki pengaruh

terhadap audit delay.

Ada beberapa alasan yang mendorong terjadinya kemunduran

laporan publikasi yaitu pelaporan laba atau rugi sebagai indikator good

news atau bad news atas kinerja menejerial perusahaan dalam setahun.

Serta berkaitan dengan akibat yang ditimbulkan pasar terhadap

pengumuman tersebut.

H4: Profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay.

5. Interaksi antara solvabilitas dengan audit delay

Alasan yang dapat mendukung hubungan antara debt to assets ratio

adalah pertama, bahwa total debt to total assets ratio mengindikasikan

kesehatan dari perusahaan. Proporsi total debt to total assets ratio yang

tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan

meningkatkan perhatian bahwa ada kemungkinan laporan keuangan

kurang dapat dipercaya. Kedua, mengaudit utang memerlukan waktu yang

lebih lama dibandingkan dengan mengaudit modal. Biasanya mengaudit

utang lebih melibatkan banyak staf dan lebih rumit dibandingkan

mengaudit modal. Dalam hal ini perusahaan akan mengurangi resiko

dengan mengundurkan publikasi laporan keuangannya dan mengulur

waktu dalam laporan auditnya. Ini memberikan tanda ke pasar bahwa

perusahaan dalam tingkat resiko yang tinggi.

Page 62: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

45

Dalam beberapa penelitian solvabilitas berpengaruh secara

signifikan terhadap audit delay. Supranoto (1990:198) mengemukakan

bahwa solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo. Analisis

solvabilitas difokuskan terutama pada reaksi dalam neraca yang

menunjukan kemampuan untuk melunasi utang lancar dan utang tidak

lancar. Sedangkan menurut Prayogi (2009) dalam penelitiannya

mengungkapkan solvabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap audit

delay.

H5: Solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay.

6. Interaksi antara ukuran perusahaan, reputasi auditor, opini audit,

profitabilitas, dan sovabilitas terhadap audit delay

Menurut Aryati dan Maria (2005) dalam penelitiannya terhadap 50

perusahaan go public yang terdaftar di BEJ, menyatakan bahwa ukuran

perusahaan yang diukur dengan total assets memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap audit delay. Subekti (2005) menunjukkan bahwa

kantor akuntan publik internasional atau yang lebih dikenal di Indonesia

sebagai the big four membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam

menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap dapat melaksanakan

audit secara lebih efisien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu

yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya.

Page 63: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

46

Utami (2006) berpendapat bahwa opini audit memiliki pengaruh

secara simultan terhadap audit delay. Rachmawati (2008) dalam

penelitiannya mengungkapkan pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap

audit delay. Utami (2006) dalam penelitiannya mengemukakan solvabilitas

berpengaruh terhadap audit delay.

Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

penelitian dinyatakan sebagai berikut:

H6: ukuran perusahaan, reputasi auditor, opini audit, profitabilitas, dan

solvabilitas berpengaruh secara signifikan dan simultan terhadap audit

delay.

C. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai audit delay dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya seperti ukuran perusahaan, reputasi auditor, opini audit,

profitabilitas, dan solvabilitas telah banyak diteliti oleh penelitian-penelitian

sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut telah banyak memberikan masukan

serta kontribusi tambahan bagi auditor untuk menganalisis faktor-faktor yang

dapat memperlambat audit delay. Tabel 2.1 menunjukkan hasil penelitian-

penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay.

Page 64: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

47

Tabel 2.1

Penelitian Sebelumnya Mengenai Ukuran Perusahaan (X1), Reputasi Auditor (X2), Opini Audit (X3), Profitabilitas (X4),

dan Solvabilitas (X5) terhadap Audit Delay (Y)

No. Peneliti Terdahulu

(Judul & Tahun) Metodologi

Variabel – Variabel Hasil

Penelitian

X1 X2 X3 X4 X5 Y

1. Aryati dan Maria

“Faktor-Faktor yang

mempengaruhi audit

delay dan timeliness”

(2005)

Sampel :

Perusahaan manufaktur

dari tahun 2002-2004.

Sebanyak 50 perusahaan.

Variabel lain :

Ukuran KAP, divisi

internal audit.

-

-

-

1. Variabel yang signifikan mempengaruhi audit

delay hanya ukuran perusahaan. Sedangkan

variabel profitabilitas, internal auditor, dan

ukuran KAP tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap audit delay.

2.

2. Imam Subekti

“Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Audit

Delay di Indonesia”

(2005)

Sampel :

Perusahaan manufaktur

dan finansial pada tahun

2001. Sebanyak 72

perusahaan.

Variabel lain :

Jenis industri, ukuran

KAP.

-

-

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa

kelima variabel tingkat provitabilitas, ukuran

perusahaan, jenis industri, opini auditor dan

ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap

variabel audit delay.

Page 65: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

48

No. Peneliti

(Tahun)

Metodologi Metodologi Penelitian Hasil

Penelitian X1 X2 X3 X4 X5 Y

3. Wiwik Utami

“Analisis

Determinan Audit

Delay Kajian

Empiris di Bursa

Efek Jakarta”

(2006)

Sampel :

Emiten keuangan dan

non keuangan pada tahun

2000-2002. Sebanyak 90

perusahaan.

Variabel lain :

Jenis industri, lama jadi

klien KAP, laba/rugi, dan

rasio hutang.

-

-

Secara simultan jenis opini auditor, laba/rugi

emiten, lamanya emiten menjadi klien KAP,

ukuran perusahaan, reputasi auditor, rasio

hutang terhadap ekuitas dan jenis industri

berpengaruh terhadap audit delay.

Secara empiris determinan audit delay

meliputi faktor lamanya emiten menjadi klien

sebuah kantor akuntan publik, emiten

mengalami kerugian dalam tahun berjalan, dan

laporan keuangan emiten mendapat opini selain

unqualified dari akuntan publik.

4. Jeane Deart dan

Rustiana

“Beberapa Faktor

yang Berdampak

pada Perbedaan

Audit Delay

(Studi Empiris Pada

Perusahaan-

Perusahaan

Keuangan yang

Terdaftar di BEJ)”

(2007)

Sampel :

Perusahaan di industri

keuangan dari tahun

2002-2004. Sebanyak 37

perusahaan.

Variabel lain :

Laba/rugi, ukuran KAP.

-

-

Variabel total revenue dan laba/rugi usaha

mempengaruhi dalam perbedaan audit delay,

variabel debt to assets ratio dan ukuran KAP

tidak mempengaruhi perbedaan dalam audit

delay.

Page 66: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

49

No. Peneliti

(Tahun)

Metodologi Metodologi Penelitian Hasil

Penelitian X1 X2 X3 X4 X5 Y

5. Sistya Rachmawati

“Pengaruh Faktor

Internal dan Faktor

Eksternal Perusahaan

Terhadap Audit Delay

dan Timeliness”

(2008)

Sampel :

Perusahaan

manufaktur dari tahun

2003-2005.

Variabel lain :

Internal auditor,

ukuran KAP.

-

-

1. Faktor internal yang mempengaruhi audit delay

adalah ukuran perusahaan dan faktor eksternal

yang mempengaruhi audit delay adalah ukuran

KAP. Sedangkan variabel profitabilitas,

solvabilitas dan internal auditor tidak

mempunyai pengaruh terhadap audit delay.

2. Faktor internal yang mempunyai pengaruh

terhadap timeliness adalah ukuran perusahaan

dan solvabilitas, sedangkan faktor ekstenal

yang mempengaruhi timeliness adalah ukuran

KAP.

3. Profitabilitas, solvabilitas, dan internal auditor

tidak memiliki pengaruh terhadap timeliness.

Faktor internal dan eksternal perusahaan seperti

profitabilitas, solvabilitas, internal auditor,

ukuran perusahaan dan ukuran KAP secara

bersama-sama memiliki pengaruh signifikan

baik terhadap audit delay maupun timeliness.

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Page 67: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

50

6. Rochimawati

“Analisis Diskriminan

Audit Delay pada

Industri Keuangan di

Bursa Efek Indonesia

(BEI)”

(2008)

Sampel :

Perusahaan keuangan

dari tahun 2008-2009.

Variabel lain :

Reputasi auditor.

-

Variabel yang berpengaruh secara signifikan

terhadap audit delay hanya ROA

(profitabilitas), variabel ukuran perusahaan,

solvabilitas, dan opini audit tidak berpengaruh

terhadap audit delay.

7. Andi Kartika

“Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Audit

Delay di Indonesia

(Studi Empiris Pada

Perusahaan-Perusahaan

LQ 45 Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Jakarta)”

(2009)

Sampel :

Perusahaan LQ 45

pada tahun 2001-

2005.

Variabel lain :

Laba/rugi, operasi

perusahaan.

-

Variabel total asset, laba rugi operasi,

mempunyai pengaruh yang negatif dan

signifikan terhadap audit delay perusahaan.

Opini dari auditor punya pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap audit delay perusahaan.

Faktor profitabilitas dan reputasi auditor tidak

mempunyai pengaruh terhadap audit delay

perusahaan.

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Page 68: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

51

No. Peneliti

(Tahun)

Metodologi Metodologi Penelitian Hasil

Penelitian X1 X2 X3 X4 X5 Y

8. Prayogi

“ Faktor-Faktor yang

Berpengaruh Terhadap

Audit Delay”

(Studi Empiris pada

Perusahaan

Telekomunikasi yang

Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada Tahun

2009-2011)”

(2009)

Sampel :

Perusahaan

telekomunikasi dari

tahun 2009-2011.

Sebanyak 5

perusahaan.

Variabel lain :

Ukuran KAP.

-

variabel ukuran perusahaan, opini audit,

solvabilitas, profitabilitas, ukuran kantor

akuntan publik secara simultan tidak

berpengaruh signifikan terhadap audit delay.

Secara parsial hanya variabel opini audit yang

berpengaruh signifikan negatif terhadap audit

delay.

Variabel lainnya seperti ukuran perusahaan,

solvabilitas, profitabilitas dan ukuran kantor

akuntan publik tidak berpengaruh signifikan

terhadap audit delay.

9. Mohamad Naim,

Rohami Shafie and Wan

Nordin Wan-Hussin

“Corporate Governance

and Audit report Lag In

Malaysia”

(2010)

Sampel :

Perusahaan non

financial di malaysia

pada tahun 2002.

Sebanyak 89

perusahaan.

Variabel lain :

Jumlah anggota

komite audit, proporsi

direktur independen,

frekuensi pertemuan

komite audit, jumlah

dewan direktur

-

-

-

-

-

4. Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan

dengan anggota lebih dalam audit komite dan

pertemuan komite audit yang lebih sering lebih

cenderung untuk menghasilkan audit delay

secara tepat waktu.

Studi ini juga menunjukkan bahwa dewan

direktur variabel yang tidak berpengaruh

sebagai komite audit dalam menentukan audit

delay. Semua variabel independen kecuali

variabel tahun tutup buku, secara simultan

mempengaruhi audit delay

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Page 69: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

52

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

No. Peneliti

(Tahun)

Metodologi Metodologi Penelitian Hasil

Penelitian X1 X2 X3 X4 X5 Y

10. Mina Pizzini, Shu Lin,

Mark Vargus

“The Impact of Internal

Audit Function Quality

and Contribution on

Audit Delays”

(2011)

Sampel :

Perusahaan yang

terdaftar di TSE.

Sebanyak 62

perusahaan.

Variabel lain :

Kontribusi internal

audit, kualitas internal

audit.

-

-

-

-

-

5. Variabel kualitas internal audit secara

signifikan mempengaruhi audit delay.

Sedangkan variabel kontribusi internal audit

tidak mempengaruhi audit delay.

11. M. Shultoni

“Determinan Audit

Delay Dan

Pengaruhnya Terhadap

Reaksi Investor (Studi

Empiris pada

Perusahaan yang

Listing di BEI Tahun

2007-2008)”

(2012)

Sampel :

Perusahaan yang

menerbitkan laporan

keuangan dari tahun

2007-2008. Sebanyak

243 perusahaan.

Variabel lain :

Jenis Industri, kinerja

keuangan, ukuran

KAP, rasio utang.

-

-

-

Variabel jenis industri, kinerja keuangan, dan

ukuran KAP. Hasil penelitian ini tidak berhasil

menemukan pengaruh ukuran perusahaan,

opini auditor, dan rasio utang terhadap audit

delay. Audit delay berpengaruh terhadap reaksi

investor baik yang diproksikan dengan

abnormal return maupun trading volume

activity. Hasil pengujian ini merefleksikan

bahwa investor merespon audit delay dengan

baik.

Page 70: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

53

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1.

Gambar. 2.1.

Skema Kerangka Pemikiran

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Reputasi Auditor, Opini Audit,

Profitabilitas, dan Solvabilitas Terhadap Audit Delay

Adanya Keterlambatan Perusahaan-Perusahaan keuangan Go Public

di dalam Menyampaikan Laporan Keuangan ke BAPEPAM-LK

Basis Teori: Teori Akuntansi Keuangan dan Teori-Teori Auditing

Ukuran Perusahaan (X1)

Reputasi Auditor (X2)

Opini Audit (X3)

Profitabilitas (X4)

Solvabilitas (X5)

Audit Delay (Y)

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Implikasi

Page 71: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

54

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif yaitu penelitian

dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua

variabel atau lebih. Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian ex post

facto, yaitu tipe penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya

suatu fakta atau peristiwa (Indriantoro dan Supomo, 1999). Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penekanan pada

pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan

melakukan analisis data dengan prosedur statistik.

Penelitian ini meliputi audit delay pada perusahaan-perusahaan

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 sampai

dengan 2011. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

hipotesis untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, reputasi auditor,

opini audit, profitabilitas, dan solvabilitas terhadap audit delay. Jenis

penelitian ini adalah penelitian kuasalitas yaitu bentuk penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen.

Page 72: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

55

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi yaitu kumpulan pengukuran atau data pengamatan yang

dilakukan terhadap orang, benda atau tempat, sedangkan sampel yaitu

sebagian dari populasi atau dalam istilah matematik dapat disebut sebagai

himpunan bagian atau subset dari populasi.

Metode penelitian sampel yang digunakan adalah Judgment Sampling,

yaitu tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh

dengan menggunakan pertimbangan tertentu, umumnya disesuaikan dengan

tujuan atau masalah penelitian (Indriantoro dan Bambang, 2002).

Sampel untuk penelitian ini adalah semua perusahaan dalam industri

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2009

sampai 2011 dengan pertimbangan bahwa perusahaan keuangan/finansial

dijadikan salah satu alternatif bagi masyarakat untuk berinvestasi selain

berinvestasi di pasar modal ataupun reksadana. Kriteria yang diperlukan

adalah:

1. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan auditan selama tiga tahun

berturut-turut, yaitu dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

2. Perusahaan yang memiliki tahun tutup buku 31 Desember.

3. Perusahaan yang tidak melakukan Initial Public Offering (IPO) dari tahun

2009 sampai dengan tahun 2011.

Page 73: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

56

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder

sehingga peneliti menggunakan metode dokumenter yaitu suatu metode

pengumpulan data dengan cara melakukan analisis terhadap semua catatan dan

dokumen yang dimiliki oleh organisasi yang terpilih sebagai objek penelitian,

atau data dari individu sebagai objek penelitian (Sujoko, 2004). Data diperoleh

dari:

1. Laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan keuangan tahun 2009

sampai dengan 2011.

2. IDX Fact Books tahun 2009 sampai dengan 2011 atau diakses di website

Bursa Efek Indonesia (BEI)

Penelitian juga dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan

yaitu dengan cara membaca, mempelajari literatur dan publikasi yang

berhubungan dengan penelitian.

D. Metode Analisis

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi

klasik dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian

dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan.

Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam

bentuk tabel numerik dan grafik (Indriantoro dan Bambang, 2002).

Page 74: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

57

Metode analisis data yang digunakan adalah dengan cara analisis

kuantitatif yang bersifat deskriptif yang menjabarkan data yang diperoleh

dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk menggambarkan

fenomena atau karakteristik dari data, yaitu dengan memberikan gambaran

tentang pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Metode

analisis data akan dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer program

Eviews 7 dan SPSS 19.

2. Analisis Regresi Data Panel

Analisis inferensia pada data penelitian ini menggunakan regresi

data panel dengan bantuan program E-Views 7. Data panel merupakan data

yang terbentuk dari gabungan data time series dan data cross section. Pada

data cross section, nilai-nilai dari variabel dikumpulkan untuk beberapa

sampel unit pada satu titik waktu tertentu. Kaitannya dengan data panel,

data cross section tersebut diteliti selama kurun waktu tertentu. Secara

singkat, dapat dikatakan data panel diperoleh dengan menggabungkan data

cross section dan time series. Jika kita memiliki T periode waktu (t =

1,2,...,T) dan n jumlah individu (i = 1,2,...,n) maka dengan data panel kita

akan memiliki total unit observasi sebanyak nT. Jika jumlah unit waktu

sama untuk setiap individu maka data disebut balanced panel, jika

sebaliknya, yakni jumlah unit waktu berbeda untuk setiap individu maka

disebut unbalanced panel.

Page 75: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

58

Analisis regresi data panel mempunyai beberapa keuntungan.

Menurut Baltagi (2005), beberapa keuntungan tersebut adalah:

a. Dengan menggabungkan data time series dan cross section, data panel

menyediakan data yang lebih banyak dan dengan menggabungkan data

time series dan cross section, panel menyediakan data yang lebih

banyak dan informasi yang lebih lengkap serta bervariasi. Dengan

demikian akan dihasilkan degress of freedom (derajat bebas) yang

lebih besar dan mampu meningkatkan presisi dari estimasi yang

dilakukan.

b. Data panel mampu mengakomodasi tingkat heterogenitas individu-

individu yang tidak diobservasi namun dapat mempengaruhi hasil dari

permodelan (individual heterogenity). Hal ini tidak dapat dilakukan

oleh studi time series maupun cross section sehingga dapat

menyebabkan hasil yang diperoleh melalui kedua study ini akan

menjadi bias.

c. Data panel dapat digunakan untuk mempelajari kedinamisan data.

Artinya dapat digunakan untuk memperoleh informasi bagaimana

kondisi individu-individu pada waktu tertentu dibandingkan pada

kondisinya pada waktu yang lainnya.

d. Data panel dapat mengidentifikasikan dan mengukur efek yang tidak

dapat ditangkap oleh data cross section murni maupun data time series

murni.

Page 76: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

59

e. Data panel memungkinkan untuk membangun dan menguji model

yang bersifat lebih rumit dibandingkan data cross section murni

maupun data time series murni.

f. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregasi

individu karena unit observasi terlalu banyak.

Gujarati (2004) menjelaskan model regresi data panel secara

matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

𝑌𝑖𝑡 = 𝛽1 + 𝛽2𝑋2𝑖𝑡 + 𝛽3𝑋3𝑖𝑡 + ⋯+ 𝛽𝑘𝑖𝑋𝑘𝑖𝑡 + 𝜀𝑖𝑡

𝑖 = 1,2, … 𝑛; 𝑡 = 1,2… , 𝑇

Dimana n adalah jumlah cross section (perusahaan), dan T adalah

jumlah tahun penelitian.

𝐸(𝜀𝑖𝑡) = 0; 𝐸(𝜀𝑖𝑡2 ) = 𝜎2 ∀𝑖; 𝐸(𝜀𝑖𝑡𝜀𝑗𝑡−𝑠) = 0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠 ≠ 0 𝑑𝑎𝑛 𝑖 ≠ 𝑗.

Di dalam model regresi klasik, gangguan (error) selalu dinyatakan

homoskedastis dan serial uncorrelate. Implikasinya, penggunaan OLS

akan menghasilkan penduga yang bersifat Best Linier Unbiased Estimator

(BLUE). Asumsi tersebut tidak dapat diterapkan untuk model data panel

karena disusun dari beberapa individu untuk beberapa periode yang

membawa masalah baru dalam sistem gangguan. Hal ini dikarenakan

bertambahnya gangguan (disturbances) yang kini menjadi 3 macam, yaitu:

gangguan antar waktu (time series related disturbances), gangguan antar

individu (cross section disturbance) dan gangguan keduanya. (Pindyck &

Rubinfeld, 1998).

Page 77: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

60

3. Estimasi Model Regresi Data Panel

Dalam mengestimasi model regresi data panel terdapat tiga

spesifikasi model yang mungkin digunakan yakni model common effect,

fixed effect, dan random effect. Pada dasarnya, keberadaan efek spesifik

individu dan korelasinya dengan variabel penjelas yang teramati Xit sangat

menentukan spesifikasi model yang akan digunakan.

a. Model Common Effect atau pooled regression

Model ini merupakan pendekatan data panel yang paling

sederhana, yakni hanya dengan mengkombinasikan data time series

dan data cross section dalam bentuk pool, dan teknik estimasinya

menggunakan pendekatan kuadrat terkecil (pooled least squares)

(Pindyck & Rubinfeld, 1998). Model ini tidak memperhatikan dimensi

individu maupun waktu, sehingga diasumsikan bahwa perilaku antar

individu sama dalam berbagai kurun waktu. Model regresi untuk

common effect dapat dituliskan sebagai berikut:

𝑌𝑖𝑡 = 𝛽 + 𝛽1𝑋1𝑖𝑡 + 𝛽2𝑋2𝑖𝑡 + ⋯+ 𝛽𝑘𝑖𝑋𝑘𝑖𝑡 + 𝜀𝑖𝑡

𝑖 = 1,2, … 𝑛; 𝑡 = 1,2… , 𝑇

Dimana n adalah jumlah unit cross section (individu) dan T

adalah jumlah periode waktu.

b. Model Fixed Effect

Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu

dapat diakomodasi dari perbedaan intersepnya. Gujarati (2004)

menjelaskan bahwa model fixed effect (FEM) merupakan salah satu

Page 78: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

61

cara untuk mendapatkan nilai yang berbeda dari setiap unit individu di

cross section dengan membiarkan intersept bervariasi untuk setiap

individu tetapi koefisien slope bernilai konstan untuk setiap individu.

Secara umum persamaan modelnya adalah sebagai berikut:

𝑌𝑖𝑡 = 𝛽 𝑖 + 𝛽1𝑋1𝑖𝑡 + 𝛽2𝑋2𝑖𝑡 + ⋯+ 𝛽𝑘𝑖𝑋𝑘𝑖𝑡 + 𝜀𝑖𝑡

𝑖 = 1,2, … 𝑛; 𝑡 = 1,2… , 𝑇

Terdapat tiga versi model fixed effect, yakni model LSDV

(Least Square Dummy Variables), within-groups regression, dan first

differences regression. Kekurangan mendasar dalam model LSDV

adalah berkurangnya derajat bebas, sebagai akibat dari bertambahnya

jumlah parameter yang harus diestimasi (koefisien dari variabel

dummy), jika terdapat k koefisien variabel dummy maka derajat bebas

juga akan berkurang sebanyak k. Kondisi ini mengakibatkan

berkurangnya efisiensi penduga parameter, dan sebagai solusi akan hal

ini dapat digunakan model within-groups regression, dan first

differences regression yang mengeliminasi komponen spesifik

individu dari model.

Berdasarkan asumsi struktur matriks varians-covarians residual,

maka pada model fixed effects, terdapat 3 metode estimasi yang dapat

digunakan, yaitu:

1) Ordinary Least Square (OLS/LSDV), jika struktur matriks varians-

covarians residualnya diasumsikan bersifat homoskedastik dan

tidak ada cross sectional correlation.

Page 79: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

62

2) Weighted Least Square (WLS), jika struktur matriks varians-

covarians residualnya diasumsikan bersifat heteroskedastik dan

tidak ada cross sectional correlation.

3) Seemingly Uncorrelated Regression (SUR), jika struktur matriks

varians-covarians residualnya diasumsikan bersifat heteroskedastik

dan ada cross sectional correlation.

c. Model Random Effect

Gujarati (2004) menjelaskan model random effects memiliki

residual yang mungkin berhubungan antar waktu dan individu. Model

ini mengasumsikan bahwa setiap individu memiliki perbedaan intersep

yang merupakan variabel random atau stokastik. Dengan demikian,

dalam model ini terdapat dua komponen residual, yaitu residual secara

menyeluruh 𝜀𝑖𝑡, yang merupakan kombinasi residual time series dan

cross section. Residual yang lainnya adalah residual cross section atau

residual individu 𝑢𝑖. Persamaan dasar model random effect dapat

dituliskan sebagai berikut :

𝑌𝑖𝑡 = 𝛽 𝑖 + 𝛽1𝑖𝑋1𝑖𝑡 + 𝛽2𝑖𝑋2𝑖𝑡 + ⋯+ 𝛽𝑘𝑖𝑋𝑘𝑖𝑡 + 𝜀𝑖𝑡

𝑖 = 1,2, . . . , 𝑛 ; 𝑡 = 1,2, . . . , 𝑇 dimana

𝛽 𝑖 = 𝛽 + 𝑢𝑖 ; 𝑖 = 1,2, . . . , 𝑛

𝛽 merupakan nilai tengah untuk intersep

Page 80: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

63

4. Pengujian Signifikansi Model Regresi Data Panel

Untuk memilih model regresi data panel terbaik, maka diperlukan

pengujian terhadap ketiga model yang telah dijelaskan sebelumnya.

Terdapat tiga pengujian yang digunakan untuk memilih model regresi data

penel terbaik, yaitu uji F yang digunakan untuk memilih antara model

Common Effect atau Fixed Effect; uji Hausman untuk memilih antara

model Fixed Effect atau Random Effect; dan uji Lagrange Multiplier (LM)

untuk memilih antara Common Effect atau Random Effect.

a. Pengujian Signifikansi Fixed Effect

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah model Fixed Effect

lebih baik daripada model common Effect, yaitu dengan melihat nilai

Sum squared Residual (SSR). Hipotesis yang digunakan dalam uji F

adalah

H0 : 𝛽1 = 𝛽2 = ⋯ = 𝛽𝑛 (Model common effect)

H1 : minimal ada satu 𝛽i≠ 𝛽𝑛 (Model fixed effect)

Nilai F statistik dapat dihitung dengan rumus:

=( − ) ( −1)

( − −𝑘)

Dengan n: jumlah individu; T: jumlah periode waktu; k:

banyaknya parameter dalam model Fixed effect; RSS1: residual sum of

squares model common effect; RSS2: residual sum of squares model

fixed effect. Nilai Statistik F hitung mengikuti distribusi statistik F

dengan derajat bebas (v1) sebanyak n-1 dan (v2) sebanyak nT-n-k.

Hipotesis nol ditolak jika nilai statistik F hitung lebih besar daripada F

Page 81: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

64

tabel pada tingkat signifikansi tertentu. Hal ini berarti asumsi intersep

dan slope adalah sama tidak terpenuhi, sehingga model regresi data

panel dengan fixed Effect lebih baik daripada model common effect.

b. Pengujian Signifikansi Random Effect

Untuk mengetahui apakah model Random effect lebih baik

daripada model common effect maka dapat menggunakan uji Lagrange

Multiplier (LM) yang dikembangkan oleh Breusch-Pagan. Pengujian

ini didasarkan pada nilai residual dari model common effect.

Hipotesis yang digunakan dalam uji LM adalah sebagai berikut:

H0 : 𝜎𝑢2

= 0 H1 : 𝜎𝑢

2≠ 0

Nilai statistik LM dapat diperoleh berdasarkan formula sebagai

berikut:

𝐿𝑀 =

2( −1) (

∑ (∑ 𝑒𝑖𝑡)𝑇𝑖=

𝑛𝑖−

∑ ∑ 𝑒𝑖𝑡 𝑇

𝑖= 𝑛𝑖=

− 1)2

𝐿𝑀 =

2( −1)(

∑ ( ��𝑖) 𝑛

𝑖=

∑ ∑ 𝑒𝑖𝑡 𝑇

𝑡= 𝑛𝑖=

− 1)2

Dimana n: jumlah individu; T: jumlah periode waktu; 𝑒𝑖𝑡:

residual model common effect. Uji LM ini didasarkan pada distribusi

chi-square dengan derajat bebas satu. Hipotesis nol akan ditolak jika

nilai statistik LM lebih besar dari nilai kritis statistik chi-square, yang

berarti model random effect lebih baik daripada common effect.

c. Pengujian Signifikansi Fixed Effect atau Random Effect

Untuk mengetahui model yang lebih baik antara model Fixed

Effect atau Random Effect, maka uji Hausman dapat digunakan

(Greene, 2000). Uji signifikansi Haussman menggunakan hipotesis non

Page 82: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

65

residual persamaan panel yang tidak berkorelasi dengan variabel

bebasnya yang berarti random effect lebih baik dari fixed effect.

H0 : 𝐶𝑜𝑣(𝑢𝑖, 𝑥𝑖𝑡) = 0

H1 : 𝐶𝑜𝑣(𝑢𝑖 , 𝑥𝑖𝑡) ≠ 0

Unsur penting untuk metode ini adalah matriks kovarians dari

perbedaan vektor. Statistik uji Hausman ini mengikuti distribusi

statistik chi-square dengan derajat bebas sebanyak k, dimana k adalah

jumlah variabel independen. Jika nilai statistik uji Hausman lebih besar

daripada nilai kritis statistik chi-square, maka hipotesis nul akan

ditolak, yang berarti estimasi yang tepat untuk regresi data panel

adalah model fixed effect daripada model random effect.

5. Pemilihan Estimator dengan Struktur Varians Covarians Residual

Asumsi pada struktur matriks varians-covarians residual terdiri dari

homoskedastik, heteroskedastik dan tidak ada cross sectional correlation,

heteroskedastik dan ada cross sectional correlation (Seemingly

Uncorrelated Regression/SUR), dan adanya autokorelasi antar waktu pada

error term. Pengujian asumsi diatas berbeda dengan pengujian dalam

persamaan tunggal, dimana dalam analisis persamaan tunggal, dilakukan

pengujian apakah terjadi gejala heteroskedastik ataukah autokorelasi untuk

satu individu.

Selanjutnya, dari hasil pengujian tersebut, dilakukan perbaikan

model agar didapatkan estimasi yang BLUE (Best Linier Unbiased

Estimator). Namun, dalam analisis data panel pengujian dilakukan untuk

menentukan estimator manakah yang lebih baik untuk melakukan estimasi.

Page 83: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

66

Estimator tersebut disesuaikan dengan kondisi matriks varians-covarians

residual.

a. Pemilihan Estimator Struktur Homoskedastisitas atau

Heteroskedastisitas dengan Uji Lagrange Multiplier (LM)

Pada pengujian ini hipotesis yang digunakan adalah:

H 0 :i 2(struktur homoskedastik)

H1 : minimal ada satu i 2 (struktur heteroskedastik)

Statistik uji yang digunakan adalah:

𝐿𝑀 =

2∑

𝑖

− 1 2 𝑖 1

Dimana T adalah jumlah periode waktu, n adalah jumlah

individu, ��𝑖2 adalah varians residual persamaan ke-i pada kondisi

homoskedastik, dan ��2 adalah sum square residual persamaan system

pada kondisi homoskedastik.

Statistik uji LM ini mengikuti distribusi chi-square dengan

derajat bebas n-1. Jika nilai statistik LM lebih besar dari nilai kritis

statistik chi-square, maka hipotesis nul akan ditolak, yang artinya

bahwa struktur varians-covarians residual bersifat heteroskedastik.

b. Pemilihan Estimator Struktur Heteroskedastisitas dan Tidak Ada Cross

Sectional Correlation atau SUR dengan uji LM

Pengujian ini dilakukan jika hasil pengujian LM pada poin 1

menunjukkan bahwa struktur varians-covarians residual bersifat

heteroskedastik. Pada pengujian ini:

H0: off diagonal=0 (struktur varians-covarians residual bersifat

heteroskedastik dan tidak ada cross sectional correlation).

Page 84: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

67

H1: minimal satu off diagonal ≠ 0 (struktur varians-covarians

residual bersifat heteroskedastik dan ada cross sectional correlation

(Seemingly Uncorrelated Regression/SUR).

Perhitungan nilai statistiknya didasarkan pada formula:

= 𝑇 ∑ ∑ 𝑖𝑗2𝑖−1

𝑗 1 𝑖 2

Dimana T adalah jumlah periode waktu, n adalah jumlah

individu, dan rij adalah residual correlation coefficient antara

persamaan ke-i dan ke-j. Statistik uji ini mengikuti distribusi chi-

square dengan derajat bebas sebanyak n(n-1)/2. Jika nilai lebih

besar dari nilai kritis statistik chi-square, maka hipotesis nul akan

ditolak, sehingga kesimpulannya struktur varians-covarians residual

bersifat heteroskedastik dan ada cross sectional correlation (Seemingly

Uncorrelated Regression/SUR).

6. Pengujian Asumsi

Terdapat beberapa asumsi-asumsi yang digunakan, yaitu:

a. Asumsi Normalitas

Asumsi ini mensyaratkan bahwa nilai kesalahan dari penduga

menyebar normal dengan rata-rata 0 dan varian σ2. Pengujian asumsi

ini dapat dilakukan dengan melihat plot dari probabilitas normal atau

dengan uji formal yaitu uji Kolmogorof Smirnov atau dengan uji

Jarque-Bera. Jika plot probabilitas mengikuti garis diagonal atau uji

Kolmogorofnya tidak signifikan, maka asumsi normalitas terpenuhi.

Page 85: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

68

Namun uji formal yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji

Jaque-Bera. Hipotesis yang digunakan adalah:

𝜀𝑖𝑡 𝑒 𝑑𝑖𝑠𝑡 𝑖 𝑢𝑠𝑖 𝑛𝑜 𝑎 1 𝜀𝑖𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑒 𝑑𝑖𝑠𝑡 𝑖 𝑢𝑠𝑖 𝑛𝑜 𝑎 Sementara statistik uji yang digunakan

= 𝑛 [

+

( −3)

2 ]

Dimana n = jumlah sampel; S = koefisien skewness ; K =

koefisien kurtosis. JB statistik mengikuti distribusi chi-square dengan

derajat bebas 2. Jika nilai JBstat lebih kecil dari nilai chi-square tabel

maka asumsi normal terpenuhi. Atau jika p-value lebih dari α maka

asumsi normal terpenuhi.

b. Asumsi Non Autokorelasi

Asumsi ini mensyaratkan tidak ada korelasi serial antar variabel

ei untuk setiap observasi. Secara umum, asumsi ini dapat ditulis dalam

bentuk:

E(ei, ej)=0; i≠j

Pengujian terhadap asumsi ini dapat dilakukan dengan

menggunakan statistik uji Durbin Watson. Hipotesis nul yang

digunakan adalah bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun negatif,

sedangkan hipotesis alternatifnya adalah sebaliknya. Statistik Uji

Durbin Watson dapat dihitung dengan rumus matematis sebagai

berikut:

𝑑 =∑ (𝑒𝑡−𝑒𝑡− ) 𝑛𝑇

𝑡=

∑ 𝑒𝑡 𝑛𝑇

𝑡=

Page 86: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

69

Keputusan:

d<dL : H0 ditolak

d>4-dL : H0 ditolak

dL ≤ d ≤ dU : Tidak bisa disimpulkan

4-dU ≤ d ≤ 4-dL : Tidak bisa disimpulkan

dU ≤ d ≤ 4-dU : Tidak bisa disimpulkan

c. Asumsi Non Multikolinearitas

Syarat model regresi yang baik adalah tidak adanya

multikolinieritas. Multikolinieritas merupakan kondisi adanya

hubungan linier diantara variabel independen dalam model. Menurut

Gujarati (2004), konsekuensi yang dapat ditimbulkan akibat adanya

pelanggaran terhadap asumsi ini:

1) Estimator masih BLUE tetapi mempunyai varians dan covarians

yang besar, sehingga sulit mendapatkan estimasi yang tepat.

2) Akibat dari poin 1, selang kepercayaan akan cenderung lebih besar

dan nilai statistik hitung uji t akan lebih kecil. Hal ini membuat

variabel independen secara statistik tidak signifikan mempengaruhi

variabel dependen.

3) Meskipun statistik hitung uji t untuk satu atau lebih variabel tidak

signifikan secara statistik, R2 dapat sangat tinggi.

4) Standar error sangat sensitif terhadap perubahan kecil pada data.

Pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat

nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF lebih kecil dari 10

maka tidak terjadi multikolinearitas (Neter, 1989). Nilai VIF dapat

dihitung dengan:

Page 87: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

70

𝑗 =1

1− , dimana 𝑗 = 1,2, . . , 𝑘

7. Pengujian Keberartian Model Regresi

Untuk mengetahui keberartian model regresi yang dihasilkan

digunakan kriteria berikut:

a. Koefisien determinasi (R2)

Uji R2 digunakan untuk mengukur kebaikan atau kesesuaian

suatu model persamaan regresi. Besaran R2

dihitung dengan rumus:

2 =∑( 𝑖− )

∑( 𝑖− ) =

= 1 −

Adjusted R2 dihitung dengan rumus:

𝑗2 = 1 − (1 − 2)

−1

− −𝑘

dimana:

SSR : jumlah kuadrat yang dijelaskan

SSres : jumlah kuadrat kesalahan

SST : jumlah kuadrat total

n : jumlah individu

T : jumlah periode

k : banyaknya variabel bebas

Adjusted R2 digunakan karena sudah menghilangkan pengaruh

penambahan variabel bebas dalam model.

b. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas

secara bersama-sama signifikan mempengaruhi variabel tidak

bebasnya.

Hipotesis pengujian:

H0 : β1 = β2 = ... = βk = 0

H1 : paling sedikit ada satu nilai βj≠0, dengan j=1,2,..., k

Page 88: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

71

Statistik uji F dihitung dengan formula sebagai berikut:

(𝑘−1, − −𝑘) =

𝑘−1⁄

(1− )( − −𝑘)⁄

R2 adalah koefisien determinasi pada model terpilih, k adalah

jumlah parameter tanpa intersep, n adalah jumlah individu, dan T

adalah jumlah periode waktu.

Hipotesis nul ditolak jika Fhitung > Fα;(n+k-1,nT-n-k), yang berarti

bahwa terdapat minimal satu variabel bebas yang signifikan

berpengaruh terhadap variabel tidak bebasnya.

c. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel

bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel tak

bebasnya.

Hipotesis pengujian:

H0 : βj = 0

H1 : βj ≠ 0, dengan j=1,2,….,k

Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji t-student.

Formula statistik uji t-student adalah sebagai berikut:

𝑡 𝑖𝑡𝑢 =

𝑠𝑒( )

��𝑗 adalah nilai penduga parameter ke-j, se(��𝑗) adalah

simpangan dari nilai penduga parameter ke-j. Hipotesis nul akan

ditolak jika |thitung| > 𝑡

;( − −𝑘). Hal ini berarti secara parsial variabel

bebas ke-j signifikan mempengaruhi variabel tidak bebasnya dengan

tingkat kepercayaan sebesar (1-α) 100%.

Page 89: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

72

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Menurut Indriantoro (2002:89) variabel adalah construct yang diukur

dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran yang lebih nyata

mengenai fenomena-fenomena. Pengukuran construct merupakan masalah

yang kompleks, karena berkaitan dengan fungsi variabel untuk memberi

gambaran yang lebih kongkret mengenai abstraksi construct yang diwakilinya.

Operasionalisasi variabel penelitian adalah penentuan construct

sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasionalisasi

menjelaskan cara tertentu yang digunakan dalam suatu penelitian dalam

mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan penelitian lain

untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau

mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik. Pada bagian ini

akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut

dengan operasional dan cara pengukurannya.

1. Audit Delay (Y)

Audit delay yaitu lama waktu penyelesaian audit diukur

berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk laporan auditor

independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal

tutup tahun buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang

tertera pada laporan auditor independen (Aryati dan Maria, 2005).

Variabel ini diukur dengan menghitung jumlah hari dari tanggal

tutup tahun buku perusahaan sampai tanggal yang tertera pada laporan

auditor independen.

Page 90: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

73

2. Ukuran Perusahaan (X1)

Variabel ukuran perusahan dapat diukur dengan logaritma jumlah

total aktiva yang dimiliki oleh setiap sampel (Rachmawati, 2008). Total

aktiva menunjukkan total sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang

akan memberikan manfaat ekonomis di masa yang akan datang. Ukuran

perusahaan diukur dengan menggunakan skala rasio.

Dyer dan Mc Hugh dalam Aryati (2005) menyatakan bahwa

manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi

penundaan audit dan penundaan pelaporan laporan keuangan yang

disebabkan oleh karena perusahaan besar senantiasa diawasi secara ketat

oleh para investor, asosiasi perdagangan, dan agen regulator.

3. Reputasi Auditor (X2)

Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi

akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-

undangan, yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam

praktek akuntan publik (Rachmawati, 2008). Reputasi Auditor dapat

dilihat dari KAP dimana auditor berada sehingga memberikan reputasi

bagi auditor dan KAP tersebut. KAP diklasifikasikan menjadi dua, yaitu

KAP Big Four atau non big four. KAP yang berafiliasi dengan KAP Big

Four diberi kode 1, sedangkan untuk KAP non big four diberi kode 0.

Page 91: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

74

4. Opini Audit (X3)

Variabel opini audit merupakan variabel dummy dimana terdiri

dari qualified opinion (pendapat wajar dengan pengecualian) dan

unqualified opinion (pendapat wajar tanpa pengecualian). Jika terdapat

pendapat tidak wajar dan pernyataan tidak memberikan pendapat

dikategorikan dalam qualified opinion. Sedangkan bahasa penjelasan yang

ditambahkan dalam laporan auditor bentuk baku dikategorikan dalam

unqualified opinion. Variabel opini audit diberi nilai 1 jika jenis pendapat

akuntan publik adalah qualified opinion dan nilai 0 jika unqualified

opinion.

Diduga perusahaan yang mendapat opini selain unqualified opinion

akan mengalami audit delay yang lebih lama, dibandingkan dengan

perusahaan yang mendapatkan opini unqualified opinion.

5. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh

laba. Profitabilitas diukur dengan rasio return on asset (ROA) yang hitung

berdasarkan laba bersih dibagi dengan total aktiva (Rachmawati, 2008).

Perusahaan yang memiliki Profitabilitas tinggi diduga waktu yang

diperlukan untuk menyelesaikan auditnya akan lebih pendek dibandingkan

perusahaan dengan profitabilitas rendah. Profitabilitas dapat dirumuskan

sebagai berikut:

ROA = 𝐴𝐵𝐴 𝐵𝐸 𝐼𝐻

𝑂 𝐴 𝐴 𝐸

Page 92: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

75

6. Solvabilitas

Solvabilitas perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan

membandingkan jumlah utang (baik jangka pendek ataupun jangka

panjang) dengan jumlah aktiva (Rachmawati, 2008). Angka perbandingan

tersebut dinyatakan dalam total debt to total asset rasio. Perhitungan

Solvabilitas atau disebut juga dengan leverage ratio dirumuskan sebagai

berikut:

TDTA = 𝑂 𝐴 𝑈 𝐴𝑁𝐺

𝑂 𝐴 𝐴 𝐼𝑉𝐴

Page 93: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

76

Tabel 3.1

Tabel Operasionalisasi Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Pengukuran

Ukuran Perusahaan (X1)

Sumber: Subekti (2005),

Aryati (2005), Utami

(2006), Rustiana (2007),

Rachmawati (2008),

Rochimawati (2008),

Kartika (2009), dan

Prayogi (2009)

Ukuran

Perusahaan

Total asset perusahaan Skala Rasio

Reputasi Auditor (X2)

Sumber: Utami (2006),

Kartika (2009).

Reputasi

Auditor

Variabel Dummy

(1 untuk KAP big four

dan 0 untuk non big

four)

Skala

Nominal

Opini Audit (X3)

Sumber: Subekti (2005),

Utami (2006), Rustiana

(2007), Rochimawati

(2007), dan Kartika

(2009).

Opini audit Variabel Dummy

(1 untuk opini

qualified opinion. 0

untuk unqualified

opinion)

Skala

Nominal

Profitabilitas (X4)

Sumber: Subekti (2005),

Aryati (2005),

Rachmawati (2008), dan

Profitabilitas Dihitung dengan rasio

Return On Asset

(ROA)

Skala Rasio

Page 94: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

77

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Kartika (2009).

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Pengukuran

Solvabilitas (X5)

Sumber: Rachmawati

(2008), Prayogi (2009).

Solvabilitas Dihitung dengan rasio

total debt to total asset

Skala Rasio

Audit Delay (Y)

Sumber: Subekti (2005),

Aryati (2005), Utami

(2006), Rustiana (2007),

Rachmawati (2008), dan

Ajiha (2011)

Audit Delay Jumlah hari terhitung

dari tanggal laporan

keuangan sampai

dengan tanggal

laporan audit

Skala Rasio

Page 95: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

78

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif

Perkembangan perusahaan go public di pasar modal setiap tahun

semakin bertambah yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok

berdasarkan industri dan bidang usahanya. Seiring dengan aktifnya kembali

pasar modal Indonesia yaitu tahun 1997 dalam hal ini adalah Bursa Efek

Jakarta (BEJ) yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun

2007, maka semenjak itulah industri-industri yang ada di indonesia mulai

diperdagangkan kembali dijantung bursa.

Subjek penelitian dalam penelitian kali ini adalah perusahaan

keuangan go public yang berada di Indonesia dan terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2009-2011. Pemilihan perusahaan yang terdaftar di BEI

sebagai sampel penelitian disebabkan karena perusahaan tersebut adalah

perusahaan yang menggunakan jasa auditor yang laporan keuangan auditan

dan laporan auditnya dipublikasikan kepada masyarakat.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 sampai

dengan tahun 2011 sejumlah 49 perusahaan dan sampel yang digunakan di

penelitian ini dipilih secara purposive sampling. Perusahaan yang dijadikan

objek dalam penelitian ini adalah perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011, perusahaan yang

mempunyai tahun tutup buku per 31 Desember, perusahaan yang termasuk

Page 96: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

79

kedalam kategori perusahaan keuangan, dan perusahaan yang mengeluarkan

laporan keuangan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Perusahaan

keuangan yang menjadi kriteria diantaranya perusahaan asuransi, perkreditan,

dan perbankan yang terdaftar di BEI. Rincian sampel perusahaan yang

terdaftar di BEI diuraikan pada lampiran.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Data yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah

data informasi keuangan berupa laporan audit dan laporan keuangan

perusahaan keuangan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

a. Audit Delay

Variabel dependen yang digunakan adalah lamanya proses

audit yang dihitung dari tanggal tutup buku yaitu 31 Desember hingga

diterbitkannya laporan audit (audit delay). Berdasarkan data mengenai

audit delay yang berhasil dihimpun dari perusahaan keuangan

menunjukan bahwa waktu pelaksanaan audit minimal adalah 19 hari

dan jangka waktu paling lama adalah 137 hari dengan rata-rata audit

delay 72 hari. Selengkapnya dapat dilihat di tabel berikut:

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Data Audit Delay

Variabel Minimal Maksimal Rata-rata

Audit Delay 19 137 72

Page 97: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

80

Sesuai dengan tabel diperoleh informasi nilai untuk jangkauan

(137-19) hari = 118. Apabila angka tersebut dibagi menjadi 4 kategori,

maka diperoleh angka 29,5 untuk setiap lebar kategorinya. Berikut

tabel selengkapnya:

Tabel 4.2

Distribusi Kecenderungan Frekuensi Audit Delay

No Skor Frekuensi Persentase Kategori

1

2

3

4

19,0 – 48,5

48,6 – 78,1

78,2 – 107,7

107,8 – 137,3

21

64

59

3

14,3

43,5

40,1

2,1

Sangat Cepat

Cepat

Lambat

Sangat Lambat

Jumlah 147 100

Sesuai dengan tabel, maka dapat diperoleh informasi bahwa

perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI untuk periode 2009-2011

memiliki audit delay dengan kategori cepat (Yulianti, 2011).

b. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dihitung dari banyaknya aktiva yang

dimiliki oleh perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan pada perusahaan

keuangan memiliki nilai minimal 1,35 dan nilai maksimal sebesar 5,74

dengan nilai rata-rata 3,65. Selengkapnya dapat dilihat ditabel berikut:

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif Data Ukuran Perusahaan

Variabel Minimal Maksimal Rata-rata

Ukuran Perusahaan 1,35 5,74 3,65

Page 98: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

81

Berdasarkan informasi tabel diperoleh rentang ukuran

perusahaan adalah (5,74 – 1,35) = 4,39. Apabila dibagi 4 kategori,

maka diperoleh angka 1,09 untuk setiap lebar kategorinya. Berikut

tabel selengkapnya:

Tabel 4.4

Distribusi Kecenderungan Frekuensi Ukuran Perusahaan

No Skor Frekuensi Persentase Kategori

1

2

3

4

1,35 – 2,44

2,45 – 3,54

3,55 – 4,64

4,65 – 5,74

22

48

41

36

14,9

32,6

27,9

24,6

Sangat Besar

Besar

Kecil

Sangat Kecil

Jumlah 147 100

Sesuai dengan tabel, maka dapat diperoleh informasi bahwa

perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI untuk periode 2009-2011

memiliki ukuran perusahaan dengan kategori besar (Yulianti, 2011).

c. Reputasi Auditor

Reputasi auditor dibedakan menjadi kategori the big four dan

non the big four. Berdasarkan data yang diperoleh ternyata yang masuk

dalam the big four sebanyak 42,8%, sedangkan yang tidak masuk

dalam the big four ada 57,2%. Hal ini menandakan bahwa auditor KAP

di BEI untuk perusahaan keuangan adalah sebagian besar masuk

kategori non the big four. Berikut tabel selengkapnya:

Tabel 4.5

Distribusi Kategori Reputasi Auditor

No Kategori Frekuensi Persentase

1

2

The Big Four

Non The Big Four

63

84

42,8

57,2

147 100

Page 99: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

82

d. Opini Audit

Opini audit dibedakan menjadi kategori unqualified opinion

dan qualified opinion. Berdasarkan data yang diperoleh ternyata yang

termasuk unqualified opinion sebanyak 97,9%, sedangkan yang

termasuk qualified opinion sebanyak 2,1%. Hal ini menandakan bahwa

laporan keuangan dari perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI

memiliki pendapat auditor sebagian besar yakni unqualified opinion.

Berikut tabel selengkapnya:

Tabel 4.6

Distribusi Kategori Opini Audit

No Kategori Frekuensi Persentase

1

2

Unqualified Opinion

Qualified Opinion

144

3

97,9

2,1

147 100

e. Profitabilitas

Profitabilitas perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI tahun

2009-2011 memiliki nilai minimal - 0,11 dan nilai maksimal 1,74

dengan nilai rata-rata sebesar 0,35. Berikut data selengkapnya:

Tabel 4.7

Statistik Deskriptif Data Profitabilitas

Variabel Minimal Maksimal Rata-rata

Profitabilitas -0,11 1,74 0,35

Berdasarkan informasi tabel diatas, maka rentang profitabilitas

adalah (1,74 – (-0,11)) = 1,85. Apabila dibagi dalam 4 kategori, maka

lebar kelas menjadi 0,46 untuk setiap kategorinya. Berikut tabel

selengkapnya:

Page 100: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

83

Tabel 4.8

Distribusi Kecenderungan Frekuensi Profitabilitas

No Skor Frekuensi Persentase Kategori

1

2

3

4

-0,11 – 0,35

0,36 – 0.82

0,83 – 1,29

1,30 – 1,76

107

17

18

5

72,8

11,6

12,2

3,4

Sangat Tinggi

Tinggi

Rendah

Sangat Rendah

147 100

Sesuai dengan tabel diatas, maka dapat diperoleh informasi

bahwa perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI untuk periode 2009-

2011 memiliki profitabilitas sangat tinggi (Yulianti, 2011).

f. Solvabilitas

Solvabilitas perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI tahun

2009-2011 memiliki nilai minimal 0,03 dan nilai maksimal 1,03

dengan nilai rata-rata sebesar 0,66. Berikut tabel selengkapnya:

Tabel 4.9

Statistik Deskriptif Data Solvabilitas

Variabel Minimal Maksimal Rata-rata

Solvabilitas 0,01 1,03 0,66

Berdasarkan informasi tabel diatas, maka rentang solvabilitas

adalah (1,03 – 0,01) = 1,02. Apabila dibagi dalam 4 kategori, maka

lebar kelas menjadi 0,25 untuk setiap kategorinya. Berikut tabel

selengkapnya:

Page 101: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

84

Tabel 4.10

Distribusi Kecenderungan Frekuensi Solvabilitas

No Skor Frekuensi Persentase Kategori

1

2

3

4

0,01 – 0,26

0,27 – 0,52

0,53 – 0,78

0,79 – 1,04

9

27

38

73

6,1

18,4

25,8

49,7

Sangat Tinggi

Tinggi

Rendah

Sangat Rendah

147 100

Sesuai dengan tabel diatas, maka dapat diperoleh informasi

bahwa perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI untuk periode 2009-

2011 memiliki solvabilitas sangat rendah (Yulianti, 2011).

2. Analisis Inferensia

a. Estimasi Model Regresi Data Panel

Model regresi data panel dapat dilakukan melalui tiga model

estimasi, yaitu common effects, fixed effects, dan random effects yang

memiliki asumsi berbeda terhadap intersepnya. Model common effects

mengasumsikan bahwa dalam berbagai kurun waktu, audit delay dari

setiap perusahaan adalah sama. Berbeda dengan model fixed effects

mengasumsikan bahwa dalam berbagai kurun waktu, audit delay dari

setiap perusahaan berbeda. Bisa dikatakan bahwa nilai intersep pada

model estimasi yang berbeda untuk setiap perusahaan. Sama halnya

dengan model fixed effects, model random effects juga mengasumsikan

bahwa dalam berbagai kurun waktu, audit delay dari setiap perusahaan

berbeda. Namun terdapat perbedaan dalam sifat intersepnya, pada

model fixed effects intersep bersifat tetap (non-stochastic) sedangkan

pada model random effects intersep diasumsikan bersifat acak

(stochastic).

Page 102: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

85

Pemilihan model estimasi terbaik akan dilakukan terhadap

ketiga jenis model tersebut. Untuk menentukkan model estimasi

terbaik tersebut akan dilakukan beberapa prosedur pengujian formal,

yaitu: uji statistik F untuk memilih antara model common effects atau

fixed effects; uji Langrange Multiplier (LM) untuk memilih antara

common effects atau random effects; uji Hausman untuk memilih

antara model fixed effects atau random effects. Selanjutnya, untuk

model estimasi data panel terpilih akan dilakukan pengujian untuk

memilih estimator dengan struktur varians-kovarians residual yang

lebih baik.

b. Pemilihan Model Terbaik

Awal pemilihan model regresi terbaik adalah pengujian

signifikansi model fixed effects. Pengujian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah model estimasi fixed effects lebih baik dari model

regresi common effects. Berdasarkan output uji signifikansi model

fixed effect, ternyata diperoleh p-value sebesar 0,000. Dengan

demikian hipotesis null ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa

pada alpha lima persen, intersep untuk setiap variabel adalah berbeda,

yang artinya bahwa model fixed effects lebih baik dari common effects.

Menurut Baltagi dalam alur pemilihan model terbaik, langsung

dilakukan pengujian signifikansi random effect terhadap fixed effect.

Pengujian itu dilakukan dengan tes Haussman. Setelah dilakukan

pengujian, ternyata memberikan hasil yang invalid dikarenakan

statistic hitungnya bernilai negatif. Nilai negatif ini kemudian

Page 103: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

86

dijadikan nol dengan probability chi square menjadi 1. Pengujian

Hausman yang invalid ini mendorong peneliti untuk memutuskan tidak

memakai random effects sebagai model terbaik. Keputusan ini juga

didukung oleh alasan-alasan lain berkaitan dengan ukuran statistik

yang dihasilkan oleh metode random effects yang tidak mendukung

hipotesis penelitian. Sehingga model yang dipakai dalam penelitian ini

adalah persamaan regresi data panel dengan teknik fixed effects.

Setelah fixed effects terpilih, selanjutnya dilakukan identifikasi

struktur matriks residual varian-kovarian. Penyesuaian model regresi

berdasarkan matriks varians kovarians bertujuan untuk menghindari

model fixed effects yang bias bila terdapat heteroskedastisitas. Statistik

uji yang digunakan adalah statistik tes LM (Langrange Multiplier).

Hasil penghitungan pengujian LM menunjukkan hasil yang signifikan,

diperoleh nilai LM-statistic = 72,52 yang lebih besar dari wilayah

kritis

= 66,34. Hal ini memutuskan bahwa hipotesis null

ditolak, yang berarti bahwa pada alpha lima persen model estimasi

fixed effects dengan struktur varians kovarians yang bersifat

heteroskedastik lebih baik untuk digunakan dibandingkan dengan

model estimasi fixed effects dengan struktur varians kovarians yang

bersifat homoskedastik.

Hasil pengujian struktur matriks varians-covarians

heteroskedastik dan cross sectional correlation didapat nilai

ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1729,10 yang lebih dari wilayah kritis (0,05;105) =

1256,89 sehingga kita memutuskan untuk menolak H0 yang berarti

Page 104: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

87

bahwa struktur varians-covarians residual bersifat heteroskedastik dan

ada cross sectional correlation. Untuk mengakomodir terjadinya

heteroskedastisitas dan cross sectional correlation maka digunakan

FGLS sebagai metode estimasinya, sehingga estimator yang dihasilkan

tetap memiliki sifat BLUE.

c. Pengujian Asumsi Klasik

Setelah didapatkan hasil estimasi yang terbaik, maka langkah

selanjutnya adalah uji normalitas. Hasil pengujiannya memperlihatkan

bahwa asumsi normalitas dari residual telah terpenuhi. Hal ini ditandai

dari signifikansi uji Jarque-Bera yang menunjukkan probability lebih besar

dari tingkat signifikansi sebesar lima persen. Oleh karena itu, hipotesis nul

tidak dapat ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual

berdistribusi normal.

Akan tetapi pada asumsi non autokorelasi, hasilnya belum bisa

ditarik kesimpulan. Hal ini dapat diidentifikasi dari model memiliki nilai

Durbin Watson sebesar 2,44. Hal ini dikarenakan nilai DW berada di

wilayah keputusan tidak bisa disimpulkan. Yaitu dimana nilai DW kurang

dari sama dengan 4-DL dan lebih dari sama dengan 4-DU.

Asumsi non multikolinieritas juga telah terpenuhi. Nilai variance

inflation factor (VIF) seluruh variabel independen lebih kecil dari 10. Oleh

karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi hubungan linier (non

multikolinieritas) di antara variabel independen.

Page 105: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

88

Tabel 4.11

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

SOL .737 1.357

PROF .986 1.014

UP .652 1.534

REPU .801 1.248

OA .956 1.047

a. Dependent Variable: lnad

Nilai VIF di atas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai VIF < 10. Hal

ini mengindikasikan bahwa tidak ada gejala multikolinearitas di dalam

model. Dengan demikian diharapkan semua variabel independen dapat

memberikan pengaruh yang murni terhadap variabel dependen

d. Hasil Model Terbaik

Serangkaian uji yang telah dilakukan diatas didapat model terbaik

adalah model regresi fixed effect cross sectional weigth. Model yang

didapat adalah sebagai berikut:

𝑛 𝑖𝑡

p-value (0,0255) (0,0000) (0,0084) (0,0000) (0,7268)

𝑡 𝑡𝑖 𝑡𝑖 𝑡 𝑡𝑖 𝑡𝑖

𝑢 0,9930 𝑢 𝑡 𝑢

Page 106: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

89

Nilai R-Squared adalah 0,9930 yang berarti bahwa 99 persen

variasi elastisitas penerimaan audit delay dapat dijelaskan secara bersama-

sama oleh variasi profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan, reputasi

perusahaan, dan opini auditor. Nilai Prob(F-statistic)= 0,0000 artinya

bahwa secara simultan semua variabel bebas signifikan mempengaruhi

variabel tak bebasnya dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Jika dilihat

secara parsial t-statistic, solvabilitas, ukuran perusahaan, reputasi auditor,

dan opini audit signifikan mempengaruhi variabel tak bebasnya dengan

tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

C. Pembahasan Hasil Hipotesis

Hipotesis 1: Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay

Pada variabel ukuran perusahaan dapat dilihat bahwa nilai p-value uji t

kurang dari alpha 5 persen yaitu 0,0084. Hal ini mengindikasikan bahwa

cukup bukti untuk menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap audit delay. Koefisien variabel ukuran perusahaan

menunjukkan nilai 0,0825 artinya bahwa kenaikan ukuran perusahaan sebesar

1 satuan akan menaikkan audit delay sebesar 0,0825 persen (variabel lainnya

dianggap cateris paribus).

Hasil ini sesuai dengan penelitian Rachmawati (2008) yang

menunjukkan pengaruh signifikan antara ukuran perusahaan terhadap audit

delay dengan tingkat signifikasi 0,000. Total aset yang dimiliki oleh

perusahaan ternyata mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap rentang

waktu penyampaian laporan audit atas laporan keuangan. Hal ini dikarenakan

semakin besar perusahaan, maka perusahaan itu memiliki sistem pengendalian

Page 107: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

90

internal yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam

penyajian laporan keuangan sehingga memudahkan auditor dalam melakukan

pengauditan atas laporan keuangan.

Hipotesis 2 : Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Audit Delay

Pada variabel reputasi auditor dapat dilihat bahwa nilai p-value uji t

kurang dari alpha 5 persen yaitu 0,0000. Hal ini mengindikasikan bahwa

cukup bukti untuk menyatakan bahwa reputasi auditor memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap audit delay. Ditilik dari nilai koefisien variabelnya

yaitu 0,1081. Apabila diinterpretasikan maka sistem akuntansi yang dikelola

oleh auditor yang memiliki karakteristik tergabung dalam KAP big four akan

meningkatkan audit delay sebesar 0, 1081 persen. Hal ini mengindikasikan

bahwa penyerahan audit keuangan kepada auditor yang berasal dari KAP big

four pada penelitian ini malah memperlama proses audit delay. Fenomena ini

bisa terjadi terkait dengan prediksi perusahaan bahwa laporan keuangan

perusahaan tahun ini akan sedikit sulit, sehingga membutuhkan orang-orang

yang lebih professional untuk menyelesaikan laporan keuangannya. Namun,

untuk menyelesaikan laporan keuangan yang baik dengan masalah yang lebih

kompleks tentu dibutuhkan waktu yang tidak singkat.

Hasil ini sesuai dengan penelitian Subekti (2005) yang menunjukkan

pengaruh signifikan antara reputasi auditor terhadap audit delay. KAP yang

masuk dalam big four ternyata mempunyai pengaruh secara signifikan

terhadap jangka waktu penyampaian laporan audit. Hal ini dikarenakan KAP

yang masuk big four dengan yang non big four memiliki karakteristik yang

berbeda. KAP yang masuk big four akan bekerja lebih profesional dari pada

Page 108: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

91

yang non the big four. KAP big four akan bekerja lebih efektif dan efisien

sehingga akan lebih cepat dalam penyampaian laporan auditan.

Hipotesis 3 : Pengaruh Opini Audit Terhadap Audit Delay

Pada variable opini audit dapat dilihat bahwa nilai p-value uji t lebih

dari alpha 5 persen yaitu 0,7268. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak cukup

bukti untuk menyatakan bahwa opini audit memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap audit delay. Bisa dikatakan bahwa secara statistik dalam penelitian

ini opini auditor ini tidak memiliki pengaruh yang tampak nyata terhadap

audit delay.

Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Prayogi (2009) yang

menunjukkan pengaruh signifikan antara opini audit terhadap audit delay pada

perusahaan telekomunikasi pada tahun 2009-20011. Hal ini terjadi karena

jenis pendapat auditor merupakan goodnews atau badnews atas kinerja

manajerial perusahaan dalam setahun bukan merupakan faktor penentu dalam

ketepatan waktu pelaporan audit.

Hipotesis 4 : Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit Delay

Pada variabel profitabilitas, dapat dilihat bahwa nilai p-value uji t

kurang dari alpha 5 persen yaitu 0,0000. Hal ini mengindikasikan bahwa

cukup bukti untuk menyatakan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap audit delay. Koefisien profitabilitas adalah 0,0154 yang

berarti bahwa kenaikan profitabilitas sebesar 1 satuan akan menaikkan

profitabilitas sebesar 0,0154 persen (ceteris paribus).

Page 109: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

92

Hasil ini sesuai dengan penelitian Subekti (2005) yang menunjukkan

pengaruh signifikan antara profitabilitas terhadap audit delay. Hal ini berarti

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan aktiva yang

dimiliki mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap jangka waktu

penyampaian laporan keuangan auditan. Jika perusahaan menghasilkan tingkat

profitabilitas yang lebih tinggi maka audit delay akan lebih pendek

dibandingkan perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang lebih rendah.

Hipotesis 5 : Pengaruh Solvabilitas Terhadap Audit Delay

Pada variabel solvabilitas, dapat dilihat bahwa nilai p-value uji t

kurang dari alpha 5 persen yaitu 0,0255. Hal ini mengindikasikan bahwa

cukup bukti untuk menyatakan bahwa solvabilitas memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap audit delay. Koefisien regresi untuk variabel solvabilitas

menunjukkan nilai 0,1573 artinya bahwa peningkatan solvabilitas sebesar 1

satuan akan meningkatkan audit delay sebesar 0,1573 persen (variabel lainnya

dianggap cateris paribus). Tingkat besar kecilnya utang yang dimiliki

perusahaan akan menyebabkan pemeriksaan dan pelaporan terhadap

pemeriksaan utang perusahaan semakin lama sehingga memperlambat proses

pelaporan audit oleh auditor.

Hasil ini berlawanan terhadap penelitian Rahmawaty (2008) yang

menunjukkan pengaruh tidak signifikan antara solvabilitas dengan audit delay

berdasarkan dengan kualitas standar pekerjaan auditor seperti yang telah diatur

dalam SPAP melaksanakan prosedur audit perusahaan baik yang memiliki

total utang besar dengan jumlah debtholder yang banyak atau perusahaan

dengan utang yang kecil dan jumlah debtholder yang sedikit tidak akan

Page 110: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

93

mempengaruhi proses penyelesaian audit laporan keuangan, karena auditor

yang ditunjuk pasti telah menyediakan waktu sesuai dengan kebutuhan jangka

waktu untuk menyelesaikan proses pengauditan utang.

Page 111: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

94

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bagian sebelumnya,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap audit delay pada

perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011. Hal ini

dibuktikan dengan nilai p-value uji t kurang dari alfa 5 persen yaitu

0,0084. Dengan hasil tersebut, maka ukuran perusahaan berpengaruh

signifikan terhadap audit delay.

2. Variabel reputasi auditor memiliki pengaruh terhadap audit delay pada

perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011. Hal ini

dibuktikan dengan nilai p-value uji t kurang dari alfa 5 persen yaitu

0,0000. Dengan hasil tersebut, maka reputasi auditor berpengaruh

signifikan terhadap audit delay.

3. Variabel opini audit tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay paa

perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011. Hal ini

dibuktikan dengan nilai p-value uji t lebih dari alfa 5 persen yaitu 0,7268.

Dengan hasil tersebut, maka opini audit tidak berpengaruh signifikan

terhadap audit delay.

Page 112: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

95

4. Variabel profitabilitas memiliki pengaruh terhadap audit delay pada

perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011. Hal ini

dibuktikan dengan nilai p-value uji t kurang dari alfa 5 persen yaitu

0,0000. Dengan hasil tersebut, maka profitabilitas berpengaruh signifikan

terhadap audit delay.

5. Variabel solvabilitas memiliki pengaruh terhadap audit delay pada

perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011. Hal ini

dibuktikan dengan nilai p-value uji t kurang dari alfa 5 persen yaitu

0,0255. Dengan hasil tersebut, maka solvabilitas berpengaruh signifikan

terhadap audit delay.

6. Secara simultan (bersama-sama) dengan tingkat kepercayaan sebesar 95

persen, semua variabel independen berpengaruh terhadap audit delay.

Secara parsial dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen, semua

variabel independent berpengaruh terhadap variabel audit delay kecuali

untuk variabel opini audit yang tidak signifikan secara statistik terhadap

audit delay.

Page 113: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

96

B. IMPLIKASI

Penelitian ini memiliki implikasi bagi auditor yaitu auditor sebaiknya

membuat program pemeriksaan agar pemeriksaan dapat berjalan dengan

waktu yang lebih cepat, auditor melakukan pemeriksaan secara sistematis,

auditor mengumpulkan dan memeriksa berkas – berkas dan data – data sesuai

dengan yang dibutuhkan, dan auditor sebaiknya memiliki target waktu

pemeriksaan sehingga pelaporan hasil audit dapat disampaikan lebih cepat dan

akurat.

Penelitian ini memiliki implikasi bagi pemerintah atau Bapepam yaitu

pemerintah dapat mempertegas peraturan pelaporan audit dari perusahaan

kepada pemerintah, memberikan peringatan dan sanksi kepada perusahaan

yang sering mengalami keterlambatan pelaporan, dan memberikan imbauan

baik kepada auditor dan perusahaan atas peraturan yang berlaku.

Penelitian ini memiliki implikasi bagi perusahaan yaitu perusahaan

sebaiknya dapat menyediakan data - data yang dibutuhkan auditor dengan

lengkap sehingga auditor tidak kesulitan selama pemeriksaan, perusahaan

tidak mempersulit auditor selama pemeriksaan laporan keuangan, dan

perusahaan memberikan kebebasan dan kebebasan bagi auditor selama

pemeriksaan sehingga tidak menimbulkan keterlambatan pelaporan oleh

auditor dan terbebas dari sanksi yang ditentukan apabila terjadi keterlambatan

pelaporan.

Page 114: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

97

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2007. “Auditing”. Edisi Ketiga, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,

Jakarta.

Ainun Na’im. 1988. ”Akuntansi Keuangan I”, Yogyakarta, BPFE.

Apriyono, Soemarso. 2008. “Akuntansi Suatu Pengantar”, Edisi ke-4, Rineka Cipta, Jakarta.

Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley. 2010. “Auditing and Assurance Services

An Integrated Approach”,13th

edition, Pearson Education Inc, Upper Saddle River,

New Jersey.

Arens, Lobbecke. 1995. Auditing. Terjemahan: Amir Abadi Jusuf Auditing Pendekatan

Terpadu. Jakarta, Salemba Empat.

Aryati, Titik dan Maria Theresia. 2005. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay dan

Timeliness”, Media Riset Akuntansi, Volume 5, No 3 Desember Hal 271-287.

Baltagi, Badi H. 2005. Econometric Analysis of Panel Data 3rd

ed. Chichester: John Wiley &

Sons Lt.

Bapepam. “Kewajiban Penyampaian Laporan Berkala Oleh Perusahaan Efek”, Juli, Kep-

06/BL/2006.

Bapepam.go.id. 2006. Peraturan BAPEPAM.

Baridwan, Zaki. 2004. “Intermediate Accounting”. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Boynton, William C. Raymond N. Johnson. 2006. “Modern Auditing: Assurance Services and

The Integrityof Financial Reporting ”, 8th

edition, John Wiley & Sons Inc, United

States of America. Edisi Terjemahan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Efferin, Sujoko. 2004. “Metode Penelitian Untuk Akuntansi”, Bayumedia Publishing,

Malang.

Endrianto, Wendi. 2010. “Analisis Faktor-Faktor dalam Good Corporate Governance”.

Greene, William. 2000. Econometric Analysis: second edition. United State of America:

Prentice Hall.

Gujarati, Damodar, N. 2004. Basic Econometrics: fourth edition. USA: Mc.Graw Hill.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. “Metodologi Penelitian Bisnis”, Edisi

Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Page 115: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

98

Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 2008. Jakarta:

PT. Rajagrafindo Persada.

Kartika, Andi. 2009. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia”, Jurnal

Bisnis dan Ekonomi, Volume 16, No 1, Hal 1-7.

Ma’ruf. Muhamad. 2006. “Pengaruh Faktor-Faktor dalam Corporate Governance”, Jurnal

Bisnis dan Ekonomi USU.

Mulyadi. ”Auditing (Pengauditan)”. 2002. Buku I Edisi Ke Enam, PT. Salemba Empat.

Nur Indriantoro dan Bambang Supeno. 1999. “Metode Penelitian Bisnis”, Edisi I,

Yogyakarta: BPFE.

Pindyck, R. S dan D.L. Rubinfield. (1998). Econometric Models and Economic Forecast.

New York: McGraw-Hill International.

Prayogi. 2009. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay” (Studi Empiris

pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

Tahun 2009-2011).”

Priyo Jatmiko, Bambang. 2013. “Emiten terlambat dalam pelaporan keuangan.”

http://www.bisniskeuangan.kompas.com. Tanggal diakses : 26 Juli 2013

Rachmawati, Sistya. 2008. “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap

Audit Delay dan Timeliness”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 10, No 1 Mei

Hal 1-10.

Rochimawati. 2008. “Analisis Diskriminan Audit Delay Pada Industri Keuangan Di Bursa

Efek Indonesia (BEI).”

Rusadi Putra, Idris. 2012. “54 Emiten terlambat sampaikan laporan keuangan 2012.”

http://www.m.merdeka.com. Tanggal diakses : 26 Juli 2013

Rustiana, Prabandari, Jeane Deart Meity. 2007. “Beberapa Faktor yang Berdampak pada

Perbedaan Audit delay (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan keuangan

yang terdaftar di BEJ)”, Kinerja, Volume 11, No 1, Hal 27-39.

Santoso, Singgih. 2000. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, Elex Media Komputindo,

Jakarta.

Sitorus Romora Edward. 2008. Analisis keuangan. wikipedia.org/wiki/Analisis_keuangan.

Tanggal diakses : 5 Februari 2013.

Subekti, Imam. 2005 “Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay di Indonesia”,

Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Volume 6, No 1 Februari Hal 47-54.

Page 116: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

99

Sulthoni, Moch. 2012. “Determinan Audit Delay Dan Pengaruhnya Terhadap Reaksi Investor

(Studi Empiris pada Perusahaan yang Listing di BEI Tahun 2007-2008)”, Jurnal

Akuntansi dan Ekonomi Bisnis Vol. 1 No. 1.

Sunyoto, Danang. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis,Yogyakarta, Media Pressindo.

Supranoto. 1990. “Prinsip-Prinsip Akuntansi”. Edisi 14, cetakan ketiga. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Utami, Wiwik. 2006. “Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris Di Bursa Efek

Jakarta”, Buletin Penelitian No.09.

Yuliana dan Aloysia Yanti Ardianti. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di

Indonesia. Modus, Vol 16 (2): 135-146.

Yulianti, Ani. 2011. “Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay (Studi Empiris

Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun

2007 - 2008).”

Page 117: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

100

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari 49 perusahaan dalam

kurun waktu 2009-2011. Data tersebut dilampirkan sbb:

No. Perusahaan Tahun SOL PROF UP REPU OA AD

1 _ABDA 2009 0.7607 0.05 2.71 0 0 88

2010 0.7664 0.05 2.93 0 0 63

2011 0.6339 0.94 3.04 0 0 75

2 _ADMF 2009 0.3873 0.00 3.64 1 0 32

2010 0.5006 0.00 3.88 1 0 32

2011 0.7382 0.09 4.23 1 0 34

3 _AHAP 2009 0.4756 0.07 2.00 0 0 74

2010 0.5375 0.07 2.10 0 0 84

2011 0.5148 0.96 2.16 0 0 82

4 _AKSI 2009 0.2389 0.02 1.98 0 1 19

2010 0.4835 0.02 2.00 0 1 41

2011 0.2860 0.95 1.92 0 0 66

5 _APIC 2009 0.1560 0.02 2.25 0 0 71

2010 0.1672 0.05 2.27 0 0 80

2011 0.0327 0.48 2.68 0 0 86

6 _ARTA 2009 0.3037 0.03 2.29 0 0 76

2010 0.2928 0.01 2.28 0 0 73

2011 0.2967 0.04 2.58 0 0 82

7 _ASBI 2009 0.5144 0.02 2.27 0 0 84

2010 0.5968 0.01 2.39 0 0 77

2011 0.5801 1.32 2.39 0 0 82

8 _ASDM 2009 0.5701 0.03 2.42 1 0 46

2010 0.5790 0.05 2.49 1 0 48

2011 0.5570 0.63 2.52 1 0 59

9 _ASJT 2009 0.4391 0.05 2.25 0 0 74

2010 0.4208 0.07 2.26 0 0 74

2011 0.5076 0.78 2.21 0 0 87

10 _ASRM 2009 0.6514 0.06 2.56 0 0 78

2010 0.6899 0.05 2.66 0 0 80

2011 0.7233 1.14 2.78 0 0 87

11 _BBLD 2009 0.3629 0.03 3.14 1 0 70

2010 0.4079 0.04 3.20 1 0 80

2011 0.6717 0.78 3.46 1 0 79

12 _BCAP 2009 0.6401 0.01 3.02 0 0 67

2010 0.6116 0.08 3.08 0 0 77

Page 118: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

101

2011 0.3442 0.09 3.18 0 0 81

13 _BFIN 2009 0.3589 0.13 3.38 0 0 55

2010 0.4984 0.09 3.59 0 0 70

2011 0.5539 1.35 3.72 0 0 61

14 _BTPN 2009 0.7072 0.02 1.35 1 0 53

2010 0.6753 0.02 1.54 1 0 53

2011 0.6502 0.79 1.67 1 0 58

15 _CFIN 2009 0.2592 0.08 3.25 1 0 76

2010 0.4501 0.07 3.43 1 0 80

2011 0.5457 1.14 3.68 1 0 72

16 _GSMF 2009 0.6766 0.01 3.21 1 0 77

2010 0.7291 0.02 3.33 1 0 75

2011 0.7231 0.53 3.36 0 0 75

17 _LPPS 2009 0.3941 0.07 2.63 0 0 82

2010 0.2994 0.23 2.77 0 0 67

2011 0.0063 0.30 2.79 0 0 72

18 _MTFN 2009 0.8897 0.01 2.34 0 0 81

2010 0.7118 0.01 2.72 0 0 88

2011 0.7879 0.01 2.81 0 1 124

19 _PANS 2009 0.5762 0.14 3.01 0 0 64

2010 0.5489 0.17 3.15 0 0 47

2011 0.4977 0.85 3.19 0 0 72

20 _PNIN 2009 0.3031 0.05 3.91 0 0 88

2010 0.2861 0.06 3.98 0 0 90

2011 0.3042 0.79 4.06 0 0 95

21 _PNLF 2009 0.3173 0.07 3.86 0 0 85

2010 0.3042 0.09 3.92 0 0 89

2011 0.3153 0.75 4.02 0 0 76

22 _TRIM 2009 0.6141 0.02 2.97 0 0 79

2010 0.5720 0.02 2.93 1 0 85

2011 0.4599 1.20 2.83 1 0 90

23 _TRUS 2009 0.3591 0.09 2.28 0 0 80

2010 0.4459 0.07 2.42 0 0 81

2011 0.5812 0.05 2.60 0 0 86

24 _INPC 2009 0.7118 0.00 4.19 0 0 70

2010 0.6551 0.00 4.23 0 0 61

2011 0.6984 0.55 4.28 0 0 67

25 _BNBA 2009 0.8274 0.01 3.38 1 0 84

2010 0.9846 0.01 3.43 1 0 88

2011 0.8393 1.16 3.47 1 0 88

26 _BACA 2009 0.8541 0.01 3.54 0 0 77

2010 0.8763 0.01 3.64 0 0 74

2011 0.8703 1.20 3.67 0 0 76

27 _BBKP 2009 0.6618 0.01 4.57 1 0 81

Page 119: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

102

2010 0.6353 0.01 4.68 1 0 73

2011 0.7125 0.94 4.76 1 0 80

28 _BBCA 2009 0.9013 0.02 5.45 1 0 81

2010 0.8934 0.03 5.51 1 0 77

2011 0.8880 0.92 5.58 1 0 87

29 _BNGA 2009 0.8947 0.01 5.03 1 0 46

2010 0.9036 0.02 5.16 1 0 47

2011 0.8898 0.83 5.22 1 0 47

30 _BDMN 2009 0.8384 0.02 4.99 1 0 41

2010 0.8425 0.02 5.07 1 0 35

2011 0.8179 0.64 5.15 1 0 38

31 _SDRA 2009 0.8944 0.01 3.38 0 0 70

2010 0.8787 0.02 3.51 0 0 77

2011 0.9069 0.80 3.71 0 0 65

32 _BABP 2009 0.9257 0.00 3.85 1 0 64

2010 0.9191 0.00 3.94 1 0 80

2011 0.9146 0.51 3.86 1 0 82

33 _BNII 2009 0.9109 0.00 4.79 1 0 71

2010 0.9007 0.01 4.88 1 0 88

2011 0.9162 -0.11 4.98 1 0 52

34 _BKSW 2009 0.9239 0.00 3.37 0 0 81

2010 0.9311 0.00 3.41 0 0 81

2011 0.7516 0.01 3.56 1 0 89

35 _BMRI 2009 0.9105 0.02 5.60 0 0 53

2010 0.8503 0.02 5.65 1 0 89

2011 0.8178 0.88 5.74 1 0 67

36 _BAEK 2009 0.4015 0.02 4.33 1 0 78

2010 0.5343 0.01 4.33 1 0 65

2011 0.5830 1.12 4.38 1 0 73

37 _MAYA 2009 0.8697 0.01 3.88 0 0 78

2010 0.8531 0.01 4.00 0 0 80

2011 0.8715 0.71 4.11 0 0 89

38 _MEGA 2009 0.9142 0.01 4.60 1 0 82

2010 0.9153 0.02 4.71 1 0 88

2011 0.9212 0.73 4.79 1 0 72

39 _BCIC 2009 0.1344 0.04 3.88 0 0 120

2010 0.1028 0.02 4.03 0 0 104

2011 0.0704 1.74 4.12 0 0 137

40 _BBNI 2009 0.9157 0.01 5.36 0 0 40

2010 0.8631 0.02 5.40 0 0 53

2011 0.8734 0.66 5.48 0 0 44

41 _BBNP 2009 0.9050 0.01 3.59 0 0 84

2010 0.9016 0.01 3.72 0 0 60

2011 0.9113 0.84 3.82 0 0 69

Page 120: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

103

42 _NISP 2009 0.8789 0.01 4.62 1 0 27

2010 0.8837 0.01 4.70 1 0 26

2011 0.8898 1.64 4.78 1 0 30

43 _PNBN 2009 0.8485 0.01 4.89 1 0 84

2010 0.8761 0.01 5.04 1 0 88

2011 0.8726 1.04 5.10 1 0 75

44 _BNLI 2009 0.9120 0.01 4.75 1 0 46

2010 0.8914 0.01 4.87 1 0 49

2011 0.9098 0.65 5.01 1 0 51

45 _BBRI 2009 0.9140 0.02 5.50 1 0 83

2010 0.9092 0.03 5.61 1 0 88

2011 0.8475 0.81 5.67 1 0 58

46 _BSWD 2009 0.9096 0.02 3.19 1 0 83

2010 0.7970 0.02 3.20 1 0 88

2011 0.8334 1.08 3.32 0 0 76

47 _BVIC 2009 0.9144 0.01 3.87 0 0 78

2010 0.9279 0.01 4.01 0 0 88

2011 0.8972 0.61 4.07 0 0 86

48 _BEKS 2009 1.0326 -0.09 3.15 0 0 98

2010 0.8357 -0.06 3.19 0 0 77

2011 0.9226 1.67 3.78 0 0 78

49 _MCOR 2009 0.8928 0.01 3.45 0 0 46

2010 0.8802 0.01 3.64 0 0 74

2011 0.9135 0.89 3.81 0 0 88

Page 121: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

104

Lampiran 2. Hasil regresi dengan asumsi common effect, fixed effect, dan random

effect

1. Common Effect

Dependent Variable: LNAD?

Method: Pooled Least Squares

Date: 05/01/13 Time: 06:50

Sample: 2009 2011

Included observations: 3

Cross-sections included: 49

Total pool (balanced) observations: 147

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

SOL? 1.580817 0.426535 3.706182 0.0003

PROF? 0.327433 0.133846 2.446351 0.0157

UP? 0.833573 0.084153 9.905495 0.0000

REPU? -0.631267 0.209696 -3.010389 0.0031

OA? 1.138788 0.670541 1.698311 0.0916

R-squared -12.517273 Mean dependent var 4.239292

Adjusted R-squared -12.898041 S.D. dependent var 0.308224

S.E. of regression 1.149062 Akaike info criterion 3.149191

Sum squared resid 187.4889 Schwarz criterion 3.250907

Log likelihood -226.4656 Hannan-Quinn criter. 3.190519

Durbin-Watson stat 0.188533

2. Fixed Effect

Dependent Variable: LNAD?

Method: Pooled Least Squares

Date: 05/01/13 Time: 06:51

Sample: 2009 2011

Included observations: 3

Cross-sections included: 49

Total pool (balanced) observations: 147

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 3.805217 0.507694 7.495103 0.0000

SOL? 0.167206 0.207327 0.806487 0.4220

PROF? 0.018597 0.023972 0.775797 0.4398

UP? 0.071252 0.140956 0.505490 0.6144

REPU? 0.141228 0.083339 1.694626 0.0935

OA? -0.247212 0.131935 -1.873741 0.0641

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.853487 Mean dependent var 4.239292

Adjusted R-squared 0.769990 S.D. dependent var 0.308224

S.E. of regression 0.147822 Akaike info criterion -0.708749

Sum squared resid 2.032186 Schwarz criterion 0.389777

Log likelihood 106.0931 Hannan-Quinn criter. -0.262406

Page 122: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

105

F-statistic 10.22179 Durbin-Watson stat 2.538058

Prob(F-statistic) 0.000000

3. Random Effect

Dependent Variable: LNAD?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 05/01/13 Time: 06:53

Sample: 2009 2011

Included observations: 3

Cross-sections included: 49

Total pool (balanced) observations: 147

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 4.394452 0.140138 31.35799 0.0000

SOL? 7.68E-05 0.139264 0.000551 0.9996

PROF? 0.034610 0.019530 1.772169 0.0785

UP? -0.042590 0.040867 -1.042162 0.2991

REPU? -0.014849 0.060545 -0.245251 0.8066

OA? -0.265852 0.121379 -2.190258 0.0301

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.256932 0.7513

Idiosyncratic random 0.147822 0.2487

Weighted Statistics

R-squared 0.060687 Mean dependent var 1.336373

Adjusted R-squared 0.027378 S.D. dependent var 0.152368

S.E. of regression 0.150268 Sum squared resid 3.183836

F-statistic 1.821954 Durbin-Watson stat 1.719799

Prob(F-statistic) 0.112273

Unweighted Statistics

R-squared 0.083147 Mean dependent var 4.239292

Sum squared resid 12.71704 Durbin-Watson stat 0.430569

Page 123: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

106

Lampiran 3. Skema Pemilihan Model Terbaik

Uji Signifikansi

Fixed Effects vs Common Effects

Fixed Effects

Signifikan?

Random

Effects

Uji Signifikansi

Fixed Effects vs Random Effects

ANALISIS REGRESI

DATA PANEL

Pemilihan Teknik

Estimasi Terbaik

KESIMPULAN

Model

Common Effects

Model

Random Effects

Model

Fixed Effects

Estimasi Regresi Data Panel dengan Metode:

Common Effects, Fixed Effects atau Random Effects

Y

a

T

Y

a

Y

a

Uji Signifikansi Random Effects

vs Common Effects

T

Random

Effects

T

Page 124: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

107

Lampiran 4. Hasil pengujian pemilihan model terbaik

1) Uji Chao (uji signifikansi model fixed effects)

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: HERU

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 9.524621 (48,93) 0.0000

Cross-section Chi-square 261.314441 48 0.0000

H0 : 𝛼1 = 𝛼2 = ⋯ = 𝛼𝑛 (Model common effect)

H1 : 𝛼1 ≠ 𝛼2 ≠ ⋯ ≠ 𝛼𝑛 (Model fixed effect)

atau

Ho: nilai intersep sama untuk setiap individu (model common effect lebih

baik dari model fixed effect)

Ha: nilai intersep berbeda untuk setiap individu (model fixed effect lebih

baik dari model common effect)

Keputusan: Tolak Ho ( probabilitas kurang dari alpha = 5 %)

Kesimpulan: Dengan tingkat kepercayaan 95 persen, telah cukup bukti untuk

mengatakan bahwa nilai intersep berbeda untuk setiap individu

atau dengan kata lain Model Fixed Effect lebih baik

dibandingkan Common Effect.

2) Uji signifikansi Haussman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: HERU

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.000000 5 1.0000

H0 : 𝐶𝑜𝑣(𝑣𝑖 , 𝑥𝑖𝑡 ) = 0

H1 : 𝐶𝑜𝑣(𝑣𝑖 , 𝑥𝑖𝑡 ) ≠ 0

atau

Page 125: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

108

Ho: Model Random Effect lebih baik daripada model Fixed Effect

Ha: Model Fixed Effect lebih baik daripada model Random Effect

Keputusan : Tolak Ho

Kesimpulan : Dengan tingkat kepercayaan 95 persen, telah cukup bukti untuk

mengatakan bahwa model Fixed Effect lebih baik daripada model Random Effect

Sehingga bisa disimpulkan bahwa dengan berbagai uji tersebut, model fixed effect

dipilih sebagai model terbaik dan akan digunakan untuk pengujian dan analisis selanjutnya.

Lampiran 5. Hasil model terbaik

Dependent Variable: LNAD?

Method: Pooled EGLS (Cross-section weights)

Date: 04/30/13 Time: 22:19

Sample: 2009 2011

Included observations: 3

Cross-sections included: 49

Total pool (balanced) observations: 147

Linear estimation after one-step weighting matrix

Cross-section SUR (PCSE) standard errors & covariance (d.f. corrected)

WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 3.781807 0.065585 57.66310 0.0000

SOL? 0.157300 0.069309 2.269558 0.0255

PROF? 0.015442 0.003395 4.548989 0.0000

UP? 0.082523 0.030634 2.693817 0.0084

REPU? 0.108111 0.021036 5.139431 0.0000

OA? -0.042871 0.122324 -0.350474 0.7268

Fixed Effects (Cross)

_ABDA--C 0.173217

_ADMF--C -0.812772

_AHAP--C 0.340534

_AKSI--C -0.357514

_APIC--C 0.364942

_ARTA--C 0.286422

_ASBI--C 0.319964

_ASDM--C -0.261557

_ASJT--C 0.314910

_ASRM--C 0.284772

_BBLD--C 0.094004

_BCAP--C 0.192715

_BFIN--C -0.035723

_BTPN--C -0.125660

_CFIN--C 0.082460

_GSMF--C 0.085479

_LPPS--C 0.249172

_MTFN--C 0.454642

_PANS--C -0.035064

Page 126: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

109

_PNIN--C 0.348299

_PNLF--C 0.260489

_TRIM--C 0.250289

_TRUS--C 0.353985

_INPC--C -0.054410

_BNBA--C 0.144113

_BACA--C 0.103208

_BBKP--C -0.029813

_BBCA--C -0.089293

_BNGA--C -0.616182

_BDMN--C -0.807559

_SDRA--C 0.037382

_BABP--C -0.041731

_BNII--C -0.204669

_BKSW--C 0.167950

_BMRI--C -0.240023

_BAEK--C -0.060587

_MAYA--C 0.157498

_MEGA--C -0.039131

_BCIC--C 0.645892

_BBNI--C -0.556374

_BBNP--C 0.018176

_NISP--C -1.106874

_PNBN--C -0.036373

_BNLI--C -0.553769

_BBRI--C -0.177104

_BSWD--C 0.149254

_BVIC--C 0.172035

_BEKS--C 0.214013

_MCOR--C -0.023634

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics

R-squared 0.993050 Mean dependent var 12.16437

Adjusted R-squared 0.989089 S.D. dependent var 13.74293

S.E. of regression 0.146059 Sum squared resid 1.984003

F-statistic 250.7115

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.849034 Mean dependent var 4.239292

Sum squared resid 2.093946 Durbin-Watson stat 2.443590

Page 127: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

110

Lampiran 6. Uji asumsi klasik

1. NORMALITAS

H0 : data berdistribusi normal

H1 : data tidak berdistribusi normal

Jika dilihat dari semua observasi, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Perusahaan Jarque-Bera Probability

RESID_ABDA 0.28174 0.86860

RESID_ADMF 0.48975 0.78280

RESID_AHAP 0.33514 0.84572

RESID_AKSI 0.31829 0.85287

RESID_APIC 0.36659 0.83252

RESID_ARTA 0.52747 0.76818

RESID_ASBI 0.34652 0.84092

RESID_ASDM 0.48952 0.78289

RESID_ASJT 0.53097 0.76683

RESID_ASRM 0.47284 0.78945

RESID_BBLD 0.39360 0.82135

RESID_BCAP 0.32128 0.85160

RESID_BFIN 0.50226 0.77792

RESID_BTPN 0.48889 0.78314

RESID_CFIN 0.52836 0.76783

RESID_GSMF 0.28874 0.86557

RESID_LPPS 0.29694 0.86203

RESID_MTFN 0.47265 0.78952

RESID_PANS 0.42217 0.80970

RESID_PNIN 0.32926 0.84821

RESID_PNLF 0.42921 0.80686

RESID_TRIM 0.31753 0.85320

RESID_TRUS 0.28309 0.86802

RESID_INPC 0.29254 0.86393

RESID_BNBA 0.52323 0.76981

RESID_BACA 0.49963 0.77894

RESID_BBKP 0.28553 0.86696

RESID_BBCA 0.28341 0.86788

RESID_BNGA 0.31468 0.85441

RESID_BDMN 0.29833 0.86143

RESID_SDRA 0.29544 0.86267

RESID_BABP 0.51355 0.77354

RESID_BNII 0.31551 0.85406

RESID_BKSW 0.52010 0.77101

RESID_BMRI 0.39792 0.81958

Page 128: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

111

RESID_BAEK 0.29578 0.86253

RESID_MAYA 0.47498 0.78861

RESID_MEGA 0.39802 0.81954

RESID_BCIC 0.31568 0.85399

RESID_BBNI 0.39107 0.82239

RESID_BBNP 0.34987 0.83951

RESID_NISP 0.30480 0.85864

RESID_PNBN 0.47975 0.78673

RESID_BNLI 0.44322 0.80123

RESID_BBRI 0.50550 0.77666

RESID_BSWD 0.52389 0.76955

RESID_BVIC 0.37794 0.82781

RESID_BEKS 0.41183 0.81390

RESID_MCOR 0.43379 0.80502

Keputusan : Terima H0

Kesimpulan: Dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dapat dikatakan residual berdistribusi

normal

2. NON AUTOKORELASI

DW observasi = 2,44

Nilai Tabel

DL= 1,3258

DU= 1,7716

4-DL= 2,6742

4-DU= 2,2284

Keputusan:

dw<dL : ada autokorelasi positif

dL ≤ dw ≤ dU : Tidak bisa disimpulkan

dU ≤ dw ≤ 4-dU : Tidak ada autokorelasi

4-dU ≤ dw ≤ 4-dL : Tidak bisa disimpulkan

dw>4-dL : ada autokorelasi negatif

Page 129: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23873/1/Heru...Pengujian Keberartian Model Regresi .....69 . xiv E. Operasionalisasi ...

112

Nilai berada di antara DU dan 4-DU.

Keputusan : Tidak bisa disimpulkan

Kesimpulan : Gejala autokorelasi adalah salah pertanda adanya hubungan antara

observasi ke t dan t-1. Namun mengingat data yang digunakan adalah

data panel dengan periode yang sedikit, dan memiliki banyak unit

cross section. Maka nilai uji DW tersebut dicurigai tidak akan terlalu

repesentatif.

3. MULTIKOLINIERITAS

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

SOL .737 1.357

PROF .986 1.014

UP .652 1.534

REPU .801 1.248

OA .956 1.047

a. Dependent Variable: lnad

Dari nilai VIF di atas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai VIF < 10. Hal ini mengindikasikan

bahwa tidak ada gejala multikolinearitas di dalam model. Dengan demikian diharapkan

semua variabel independen dapat memberikan pengaruh yang murni terhadap variabel

dependen.