H danPengelolaan Sumber Daya Alam. Dalampustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/09/...Satjipto...

2
Senin o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat OSabtu 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 17 18 19 20 21 22 23 ~ 25 26 27 28 29 30 31 OJan OPeb o Mar OApr OMei OJun OJul OAgs .Sep o Old. ONov ODes 52 Tahun UUPA Pernbaruan Hukurn Agraria Nasional ----~- , sendiri. Selain memiliki kelemahan ideolo- gis filosofis, sejumlah pasal d~a~ UU s~k- toral justru saling tumpang-tindih. sa!:~g menegasikan, bahkan saling bertentangan. Konflik hukum inilah yang menjadi salah sa- tu faktor utama terjadinya sengketa dan kon- flik agraria selama ini. Hal itulah yang mendasari berkembang- nya diskursus penyempurnaan UUPA, yang memuncak/mengkristal dalam Tap MPR No. 9 Tahun 2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam. Dalam H ari ini, Undang-Undang Pokok Agra- keputusan politik bersejarah itu, dinyatakan ria (UUPA) genap berusia 52 tahun secara eksplisit tentang amanat untuk me- . sejak diundangkan 24 September nyempurnakan UUPA. Amanat Tap MP~ 1960. UUPANo.5 Tahun 1960 diakui sebagai tersebut kemudian turun ke Keputusan Presi- produk hukum agraria Indonesia modem dan den No. 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan . satu-satunya benteng keadilan agraria yang Nasional di Bidang Pertanahan. mensejahterakan. Produk hukum paling po- Kalau ada ahli atau aktivis yang ti- pulis (lebih bemuansa pro kepada rakyat kecil dak/kurang sepakat untuk mengamendemen . atau petani) dibandingkan dengan produk- UUPA, hal itu lebih pada kekuatiran akan produk hukum lainnya yang dibuat pasca potensi hilangnya roh Pancasila dan Ul!D Indonesia Merdeka hingga hari ini. 1945 yang sedemikian kuat dalam UUPA itu. Itu sebabnya, UUPA begitu legendaris Terlepas dari beberapa kekurangannya, UU- sehingga hari penerbitannya selalu diperi- PA adalah produk hukum yang mampu men- ngati sebagai Hari Agraria. UUPA pun ke- jabarkan nilai-nilai dasar dalam Pancasila mudian dianggap sebagai undang-undang dan UUD 1945. payung (umbrella act) dari seluruh peraturan Kelompok yang menolak amendemen yang mengatur mengenai agraria dan perta- terhadap UUPA menjadikan proses dan hasil nahan. Lembaga legislatif pun'. 'ti!;JaklPelum amendemen UUD 1945 sebagai referensi. Ji- ]jerani' rnengutak-atiknya, kecuali menerbit- ka UUD 1945 saja sampai empat kali dia- kan sejumlah undang-undang sektoral terkait mendemen dan dikritik telah mengubah agraria. orientasi Negara bangsa (sehingga muncul Namun, defacto, telah terjadi ketidaksin- gerakan kembali ke UUD 1945 yang asli), kronan antara UUPA dengan undang-undang apalagi hanya sebuah UUPA. Dari berbagai sektoral se~ingga menimbu~an konflik. hu- I pengalaman dalam p~o~~s pe,??b~a.t~? UU kum (conflict of law). Konflik hukum tidak selama ini, tidak ada jamman jatidiri UU- hanya terjadi antara UU sektoral, UUPA dan PA akan langgengabadi. UUD 1945, tapi juga antara _UU sektoral itu . BERNHARD LIMBONG Kllplng Humas Unpad 2012

Transcript of H danPengelolaan Sumber Daya Alam. Dalampustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/09/...Satjipto...

Page 1: H danPengelolaan Sumber Daya Alam. Dalampustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/09/...Satjipto Rahardjo menjadi relevan dan pen-ting. Inti pernikirannya ialah hukum dari ma-nusia

• Senin o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat OSabtu2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

17 18 19 20 21 22 23 ~ 25 26 27 28 29 30 31OJan OPeb oMar OApr OMei OJun OJul OAgs .Sep o Old. ONov ODes

52 Tahun UUPA

Pernbaruan Hukurn Agraria Nasional----~-,

sendiri. Selain memiliki kelemahan ideolo-gis filosofis, sejumlah pasal d~a~ UU s~k-toral justru saling tumpang-tindih. sa!:~gmenegasikan, bahkan saling bertentangan.Konflik hukum inilah yang menjadi salah sa-tu faktor utama terjadinya sengketa dan kon-flik agraria selama ini.

Hal itulah yang mendasari berkembang-nya diskursus penyempurnaan UUPA, yangmemuncak/mengkristal dalam Tap MPR No.9 Tahun 2001 tentang Pembaruan Agrariadan Pengelolaan Sumber Daya Alam. Dalam

H ari ini, Undang-Undang Pokok Agra- keputusan politik bersejarah itu, dinyatakanria (UUPA) genap berusia 52 tahun secara eksplisit tentang amanat untuk me- .sejak diundangkan 24 September nyempurnakan UUPA. Amanat Tap MP~

1960. UUPANo.5 Tahun 1960 diakui sebagai tersebut kemudian turun ke Keputusan Presi-produk hukum agraria Indonesia modem dan den No. 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan .satu-satunya benteng keadilan agraria yang Nasional di Bidang Pertanahan.mensejahterakan. Produk hukum paling po- Kalau ada ahli atau aktivis yang ti-pulis (lebih bemuansa pro kepada rakyat kecil dak/kurang sepakat untuk mengamendemen .atau petani) dibandingkan dengan produk- UUPA, hal itu lebih pada kekuatiran akanproduk hukum lainnya yang dibuat pasca potensi hilangnya roh Pancasila dan Ul!DIndonesia Merdeka hingga hari ini. 1945 yang sedemikian kuat dalam UUPA itu.

Itu sebabnya, UUPA begitu legendaris Terlepas dari beberapa kekurangannya, UU-sehingga hari penerbitannya selalu diperi- PA adalah produk hukum yang mampu men-ngati sebagai Hari Agraria. UUPA pun ke- jabarkan nilai-nilai dasar dalam Pancasilamudian dianggap sebagai undang-undang dan UUD 1945.payung (umbrella act) dari seluruh peraturan Kelompok yang menolak amendemenyang mengatur mengenai agraria dan perta- terhadap UUPA menjadikan proses dan hasilnahan. Lembaga legislatif pun'. 'ti!;JaklPelum amendemen UUD 1945 sebagai referensi. Ji-]jerani' rnengutak-atiknya, kecuali menerbit- ka UUD 1945 saja sampai empat kali dia-kan sejumlah undang-undang sektoral terkait mendemen dan dikritik telah mengubahagraria. orientasi Negara bangsa (sehingga muncul

Namun, defacto, telah terjadi ketidaksin- gerakan kembali ke UUD 1945 yang asli),kronan antara UUPA dengan undang-undang apalagi hanya sebuah UUPA. Dari berbagaisektoral se~ingga menimbu~an konflik. hu- Ipengalaman dalam p~o~~s pe,??b~a.t~? UUkum (conflict of law). Konflik hukum tidak selama ini, tidak ada jamman jatidiri UU-hanya terjadi antara UU sektoral, UUPA dan PA akan langgengabadi.UUD 1945, tapi juga antara _UU sektoral itu .

BERNHARDLIMBONG

Kllplng Humas Unpad 2012

Page 2: H danPengelolaan Sumber Daya Alam. Dalampustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/09/...Satjipto Rahardjo menjadi relevan dan pen-ting. Inti pernikirannya ialah hukum dari ma-nusia

Kata kuncinya ialah politik hukum agra-ria yang berorientasi pada tiga patokan da-sar: nilai-nilai fundamental ideologis Panca-sila dan konstitusional UUD 1945 ten tangmoral, kesetaraan, keadilan, dan kesejahtera-

{' an. Jika pembuat undang-undang berpegangteguh pada Pancasila dan UUD 1945, diya-kini seluruh produk hukum terkait agraria ti-dak akan pernah menyebabkan konflik hu-kum (conflict of law) yang justru menjadi sa-lah satu akar sengketa dan konflik agraria se-lama ini.

Namun, banyak yang meragukan, politikhukum kita yang lemah dalam memegangerat nilai-nilai dasar Pancasila dan UUD1945. Secara teoritis, hukum sebagai sub-sistem (kekuasaan) Negara, tak akan pernahlepas dari politik kekuasaan dan ekonomipolitik. Dengan dernikian, politik hukum ag-raria nasional akan selalu mengakomodirekonomi politik yang berorientasi pada in-vestasi dan industrialisasi yang ekstraktif ek-sploratif seperti terlihat pada produk hukumagraria setelah tahun 1967.

Dalam rangka pembaruan hukum agrarianasional, langkah pertama yang harus dila-kukan adalah mengamendemen UUPA atasbeberapa kelemahannya. Pertama, materimuatan, UUPA lebih banyak mengatur soaltanah. Amendemen harus bias mengatur se-cara jelas dan tegas soal tata-ruang, kehutan-an, pertambangan, air, migas, dan lingkung-an hidup.

Kedua, UUPA belum mengatur secaramemadai aspek perlindungan HAM bagimasyarakat pemegang hak atas tanah, khu-susnya petani dan masyarakat adat. Peng-aturan aspek HAM ini dalam UUPA menjadilandasan bagi penyusunan RUU Perlindung-an Masyarakat Adat yang saat ini masih di-godok oleh DPD RI. Masih dalam konteksHAM, kehadiran UU Ganti Rugi juga terasasangat mendesak.

Ketiga, UUPA sudah tak mampu meng-akomodasi tuntutan perkembangan global,terutama ekonorni industrial, kemajuan tek-nologi, dan kebutuhan ekologis. Amende-men terhadap UUPA harus mampu menye-imbangkan tuntutan ekonomi yang berorien-tasi pada investasi dan industrialisasi 'denganhak-hak dasar masyarakat di bidang sosial,ekonorni, politik, dan ekologi.

Keempat, UUPA belum mengatur secarategas institusi yang mengkoordinir pengatur-an dan pengelolaan keagrariaan. Dalam kait-an ini, UUPA harus menentukan, misalnya,Departemen Agraria, sebagai institusi ter-tinggi yang berwenang melakukan koordina-si soal pengaturan penggunaan dan pemanfa-atan tanah dan sumber daya alam.

Responsif ProgresifProses amendemen harus dilakukan da-

lam standar tinggi dengan komitmen tidakmengubah UUPA secara mendasar. Amende-men harus didasari semangat melengkapi,memperjelas, dan menyempurnakan pasal-pasal yang mengandung kelemahan. Patokandasarnya cuma dua: nilai-nilai fundamentalPancasila dan UUD 1945 harus dijabarkansecara jelas, tegas, dan tepat.

Untuk itu, proses amendemen harus me-makai pendekatan demokratis populistik ser-ta hak-hak asasi masyarakat di bidang sosial,ekonomi, politik, budaya, hukum, dan ekolo-gis. Hanya dengan itu, UUPA hasil amende-

men menjadi instrumen hukum yang efektif,responsif, dan antisipatif terhadap tuntutanzaman dan kebutuhan riil masyarakat -Bang-sa yang selalu dinamis.

Dalam kaitan itu, penerapan konsep pe-mikiran hukum progresif yang dicetuskanSatjipto Rahardjo menjadi relevan dan pen-ting. Inti pernikirannya ialah hukum dari ma-nusia dan dibuat untuk manusia. Karena itu,hukum harus berpusat pada manusia. Karenamanusia itu dinamis, maka hukum pun bersi-fat dinamis. Hukum memang harus menja-min kepastian hukum. Tapi, kepastian hu-kum yang tidak berkeadilan bukanlah hu-kum (Satjipto Rahardjo).

Pemikiran filsafat hukum Satjipto Ra-hardjo sudah banyak dikaji para ahli hukumkita. Bahkan warisan pemikiran sang bega-wan hukum Indonesia itu selama ini sudahmenjadi paradigma para hakim di MK di ba-wah kepemirnpinan Mahfud MD.

Demikian pula dalam pembuatan danatau harmonisasi UU sektoral harus beranimencopot atau merevisi pasal-pasal yang di-nilai bertentangan dengan nilai-nilai dasardalam UUPA hasil amendemen maupun U-UD 1945. Selanjutnya, UU sektoral yangberpotensi tumpang-tindih, saling menegasi-kan harus.dilurnskan. Sehut.saja.UU Kehutanan, UU Migas, UU Tata Ruang, UUPengadaan Tanah, UU Otonorni Daerah, UUPenanaman Modal. Sete1ah level UU sekto-ral disinkronisasi, maka tugas berikutnyaadalah mengharmonisasi seluruh peraturanpelaksanaan di bawahnya.

Politik hukum progresif juga menghen-daki keberanian untuk membuat hukum(UU) yang tidak ada. Misalnya, menerbitkanUU Ganti Rugi, UU Peradilan Agraria, UUHak Atas Tanah, UU Perlindungan Masyara-kat Adat. Politik hukum progresif juga harusberani memperkuat kelembagaan agraria.Misalnya, mengembalikan status Kementeri-an Agraria dan pembentukan lembaga per-adilan agraria/adat. Hal ini penting meng-ingat masalah keagrariaan sangat sentralsubstansial bagi Indonesia, sebagai negaraagraris dan bahari.

Kualitas kita berhukum tentu tidak ber-henti pada perlindungan dan kepastian hukumberkeadilan di atas kertas. Persoalan kita se-lama ini justru banyak terjadi dalam penera-pan hukum di lapangan karena ada saja yangmencari celah hukum untuk mewujudkanambisi/kepentingan pribadi atau kelompok.

Mencermati kompleksitas persoalan hu-kum agraria di negeri ini, harapan kita padaakhirnya memang bergantung pada para ha-kim progresif. Warga marjinal pemeganghak atas tanah dan pernilik tanah ulayat sela-ma ini kerap menjadi korban akibat berbagaikelemahan regulasi, terutama pasal-pasalUU sektoral yang saling tumpang-tindih danbertentangan dengan nilai-nilai dasar Pane a-sila dan UUD 1945.

Hari Agraria tahun ini kiranya tidak ter-lewatkan begitu saja tanpa makna. Di tengahkegamangan kita berhukum, semoga per-ingatan kelahiran UUPA 1960 ke-52 me-nguatkan tekad para pembuat dan penegakhukum untuk segera berbuat: membaharuihukum agraria nasional demi rakyat banyak,derni masa depan Negara dan Bangsa ini.

PENULlS ADALAH DOKTOR HUKUM PERTANAHAN,

UNPAD, BANDUNG