pbl24

22
Abses Payudara pada Wanita 28 Tahun yang Menyusui Bodi Eko Febrianto 102011166 Mahasiswa Kedokteran Semester VI Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara no 6 Jakarta Barat 11470 14 April 2014 Email : [email protected] Anamnesis Anamnesis merupakan wawancara medis yang merupakan tahap awal dari rangkaian pemeriksaan pasien, baik secara langsung pada pasien atau secara tidak langsung. Tujuan dari anamnesis adalah mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan. Informasi yang dimaksud adalah data medis organobiologis, psikososial, dan lingkungan pasien, selain itu tujuan yang tidak kalah penting adalah membina hubungan dokter pasien yang profesional dan optimal. 1 Anamnesis yang dapat ditanyakan adalah bertujuan untuk mencapai diagnosis dan memisahkan kemungkinan diagnosis banding atas keluhan pasien. Anamnesis yang dapat kita 1

description

h

Transcript of pbl24

Page 1: pbl24

Abses Payudara pada Wanita 28 Tahun yang Menyusui

Bodi Eko Febrianto

102011166

Mahasiswa Kedokteran Semester VI Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara no 6 Jakarta Barat 11470

14 April 2014

Email : [email protected]

Anamnesis

Anamnesis merupakan wawancara medis yang merupakan tahap awal dari rangkaian

pemeriksaan pasien, baik secara langsung pada pasien atau secara tidak langsung. Tujuan dari

anamnesis adalah mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan.

Informasi yang dimaksud adalah data medis organobiologis, psikososial, dan lingkungan

pasien, selain itu tujuan yang tidak kalah penting adalah membina hubungan dokter pasien

yang profesional dan optimal. 1

Anamnesis yang dapat ditanyakan adalah bertujuan untuk mencapai diagnosis dan

memisahkan kemungkinan diagnosis banding atas keluhan pasien. Anamnesis yang dapat kita

tanyakan berdasarkan standar pola anamnesis adalah sebagai berikut :

Idenditas Pasien

Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku, agama, status perkawinan,

pekerjaan, dan alamat rumah. Data ini sangat penting karena data tersebut sering berkaiatan

dengan masalah klinik maupun gangguang sistem organ tertentu. 1

Keluhan Utama

1

Page 2: pbl24

Keluhan utama adalah kuluhan terpenting yang membawa pasien minta pertolongan

dokter atau petugas kesehatan lainnya. Keluhan utama biasanya diteliskan secara singkat

berserta lamanya, seperti menuliskan judul berita utama surat kabar. 1

Riwayat Penyakit Sekarang

Untuk riwayat penyakit sekarang berikanlah penekanan pada beberapa rincian penting

selama anamnesis. Pusatkanlah perhatian pada sejumlah kecil ciri-ciri fisik yang akan

membantu memahami sifat dasar penyakit. Salah satu dari empat keluhan utama ini biasanya

mendorong pasien untuk mencari pengobatan : nyeri, disfungsi kulit, lesi asimptommatik,

atau perubahan dari keadaan normal. Tanyakan juga dengan riwayat perkembangan penyakit

mulai dari mengalami keluhan hingga pada hari mendatangi dokter dan riwayat keluhan

tambahan yang mungkin akan mendukung diagnosis. 1

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit yang pernah diderita dapat juga ditanyakan dikarenakan untuk

mengetahui faktor resiko yang dapat menjadi faktor dari keluhan utama saat ini, dan juga hal

yang mungkin memperberat keluhan untuk saat kedepan. Riwyat penyakit dahulu juga

ditanyakan agar mengetahui apakah keluhan tersebut merupakan keluhan kambuhan/rekuren

yang bisa diduga sebagai penyakit kronis. 1

Riwayat Keluarga

Riwayat keluarga ditanyakan bertujuan untuk mengetahui adanya kemungkinan faktor

resiko yang diturunkan dari penyakit yang dialami oleh anggota keluarga. Keluhan yang

sama juga dapat ditanyakan apakah terdapat pada keluarga dan juga lingkungan sekitar

seperti tempat kerja, rumah dan tempat kegiatan sehari-hari bertujuan menentukan keluhan

tersebut merupakan suatu penyakit yang dapat ditularkan atau juga endemis. 1

Riwayat Melahirkan dan Menyusui

2

Page 3: pbl24

Berdasarkan kasus yaitu diduga terjadinya abses pada payudara maka diapat

ditanyakan beberapa hal mengenai riwayat melahirkan seperti adakah mengalami penyakit

infeksi saat mengandung atau setelah melahirkan. Dan pertanyaan yang penting ialah

mengenai pola menyusui anak seperti apakah bergantian pada payudara kiri dan kanan atau

hanya pada satu payudara. Apakah kebersihan payudara dijaga agar tetap bersih dan

sebagainya. 1

Pola Hidup dan Kebersihan

Berhubungan dengan pola hidup dan sanitasi kebersihan pasien sehari-hari. Seperti pola

makan, mandi, dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh pasien. 1

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dengan tujuan menentukan dan melihat

kelainan pada tubuh baik secara menyeluruh ataupun menetap pada satu daerah fokus tertentu

menjadi keluhan pasien. Hal yang dicari pada pemeriksaan fisik ialah untuk menemukan ada

tidaknya benjolan, tanda peradangan, bekas luka, rasa nyeri dan hal lain yang tidak

ditemukan pada tubuh normal. Pada kasus pemeriksaan fisik yang tentunya dapat dilakukan

adalah sebagai berikut :2-4

Tanda-tanda vital

Pemeriksaan terhadap tanda vital tubuh seperti suhu, frekuensi nadi, tekanan darah,

frekuensi nafas. Pada abses payudara yang biasanya terjadi adalah peningkatan suhu

tubuh yang dikarenakan peradangan. Untuk parameter lainnya akan terjadi perubahan

tergantung pada parah atau tidaknya keadaan pasien.

Pemeriksaan pada thorak

Pada pemeriksaan thorak pasien akan mencangkup inspeksi dan palpasi. Pada

inspeksi dan palpasi terdapat beberapa hal utama yang harus ditemukan pada thorak

3

Page 4: pbl24

anterior terutama payudara ialah melihat ada tidaknya perubahan bentuk pada payudara,

perubahan warna kulit, lekukan atau cekungan payudara, benjolan, retraksi papila, ulkus,

nyeri, tanda-tanda peradangan dan sebagainya. Pada axila dapat di inspeksi dan palpasi

jika terdapat pembesaran kelenjar getah bening.

Pemeriksaan Penunjang

Beberapa pemeriksaan penunjang mungkin dapat dilakukan untuk mendapatkan diagnosis

adalaha sebagai berikut :2-4

Mamografi

Mammografi adalah proses pemeriksaan radiologis terhadap payudara manusia

menggunakan sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv). Mammografi

digunakan untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista, dan telah terbukti dapat

mengurangi mortalitas akibat kanker payudara. Mamografi dilakukan berdasarkan

beberapa indikasi yaitu pada wanita yang memiliki faktor resiko besar dan jika terana

benjolan pada payudara terutama dengan adanya pembesaran kalenjar getah bening

disekitarnya.

Pemeriksaan Darah Rutin

Pemeriksaan darah rutin yaitu menghitung kadar sel-sel darah seperti eritrosit,

leukosit dan trombosit. Pemeriksaan darah rutin bertujuan melihat adakah infeksi atau

pun juga pendarahan yang terjadi dengan meningkatnya atau menurunnya kadar sel darah

tersebut.

USG Mamae

4

Page 5: pbl24

Pemeriksaan USG menggunakan gelombang suara dengan frekuensi 1-10 MHz.

Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam tubuh pasien.

Teknik ini digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran serta strukturnya.

Secara umum kegunaan USG adalah membantu menegakkan diagnosis dalam berbagai

kelainan organ tubuh. Pemeriksaan USG adalah pemeriksaan terbaik untuk melihat

adanya cairan pada jaringan tubuh dan salah satunya ialah pada abses payudara.

Aspirasi Abses dan Kultur

Aspirasi abses dapat dilakukan jika diyakini bahwa jaringan tubuh mengandung

cairan atau pus pada pemeriksaan sebelumnya seperti pada USG ataupun gambaran

fluktuasi pada bagian tubuh saat palpasi. Aspirasi bertujuan agar pus ataupun cairan pada

jaringan yang merupakan kontaminan dikeluarkan dari jaringan tubuh. Selain itu aspirasi

sebagai penentuan diagnosis dan juga sebagai treatment dimana cairan aspirasi dapat

dilakukan kultur mengetahui bakteri penyebab dan menentukan pengobatan selanjutnya.

Diagnosis Kerja2-4

Diagnosis kerja yang dapat diambil yaitu abses payudara. Breast abscess atau Abses

payudara adalah akumulasi nanah pada jaringan payudara. Hal ini biasanya disebabkan oleh

infeksi pada payudara. Cedera dan infeksi pada payudara dapat menghasilkan gejala yang

sama dengan di bagian tubuh lainnya, kecuali pada payudara, infeksi cenderung memusat dan

menghasilkan abses kecil. Hal ini dapat menyerupai kista.

Abses dikulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan abses dalam

seringkali sulit ditemukan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan

fisik. Jika tidak sedang menyusui diduga duktus ektasia, bisa ditemukan mammografi atau

biopsy payudara. Pada penderita abses biasanya pemeriksaan darah menunjukkan

5

Page 6: pbl24

peningkatan jumlahsel darah putih. Untuk menentukan ukuran dari lokasi abses dalam, bisa

dilakukan pemeriksaan roentgen, USG atau CT scan.

Diagnosis Banding3

Mastitis

Wanita pada masa laktasi rentan terhadap infeksi payudara pada dua tahap

1. Selama bulan pertama menyusui terutama pada kehamilan pertama, karena kurangnya

pengalaman, fisura pada puting, dan tidak higienis. 85% infeksi payudara selama

laktasi terjadi pada bulan pertama setelah melahirkan.

2. Setelah sekitar 6 bulan, gigi bayi dapat meningkatkan kemungkinan trauma pada

puting.

Nyeri pada payudara merupakan gejala utama mastitis. Gejala umum lainnya adalah

demam tinggi (38,5°C) disertai dengan gejala mirip flu seperti malaise, lethargy, myalgia,

berkeringat, sakit kepala, kadang-kadang mual dan muntah, serta kekakuan.

Pemeriksaan klinis payudara harus fokus pada mencari tanda-tanda inflamasi seperti

eritema, nyeri lokal, panas, dan pembengkakan, serta adanya tanda-tanda trauma pada puting.

Pemeriksaan tanda vital seperti suhu, nadi, dan tekanan darah penting untuk mengeksklusi

sepsis yang membutuhkan perawatan di rumah sakit

Etiologi4

Abses payudara terjadi dikarenakan buruknya penanganan terhadap suatu kejadian

mastitis akut. Mastitis akut dapat terjadi dikarenakan infeksi ataupun bukan infeksi. Infeksi

pada payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang umum ditemukan pada kulit normal

(staphylococcus aureus).Infeksi terjadi khususnya pada saat ibu menyusui. Bakteri masuk ke

tubuh melalui kulit yang rusak, biasanya pada puting susu yang rusak pada masa awal

menyusui. Area yang terinfeksi akan terisi dengan nanah.

6

Page 7: pbl24

Infeksi pada payudara tidak berhubungan dengan menyusui harus dibedakan dengan

kanker payudara. Pada kasus yang langka, wanita muda sampai usia pertengahan yang tidak

menyusui mengalami subareolar abscesses yang disebabkan mastitis periductal (terjadi

dibawah areola, area gelap sekitar puting susu). Kondisi ini sebenarnya sering terjadi pada

wanita dengan faktor resiko sebagai berikut:

1. Diabetes mellitus

2. Perokok berat

3. Tindik di bagian puting

4. Infeksi setelah melahirkan

5. Anemia

6. Penggunaan obat steroid

7. Rendahnya sistem imun

8. Penanaman silicon

Epidemiologi4

Prevalensi global mastitis pada wanita menyusui adalah sekitar 1% sampai 10%,

tetapi mungkin lebih tinggi. Duct ectasia (mastitis peri-duktus atau saluran melebar

berhubungan dengan peradangan) terjadi pada 5% sampai 9% dari wanita non-menyusui.

Pengembangan menjadi abses payudara berkisar 3% sampai 11% dari wanita dengan mastitis

yang kejadian yang dilaporkan sebesar 0,1% menjadi 3% pada wanita menyusui. TBC

mastitis jarang, bahkan dalam TB-negara endemik, dengan kejadian yang dilaporkan antara

0,1% dan 3%.

Patofisiologi2-4

7

Page 8: pbl24

Adapun patogenesis dari abses payudara pada pasien yang menyusui adalah luka atau

lesi pada puting.Pada umumnya yang dianggap porte d’entrée dari kuman penyebab ialah

putting susu yang luka atau lecet, dan kuman per kontinuitatum menjalar ke duktulus-

duktulus dan sinus. Sebagian besar yang ditemukan pada pembiakan pus ialah stafilokokus

aureus.

Mastitis terjadi akibat invasi jaringan payudara seperti glandular, jaringan ikat, areolar, lemak

oleh organisme infeksius atau adanya cidera payudara. Organisme yang umum termasuk S.

aureus, streptococci, dan H. parainfluenzae. Bakteri dapat bersal dari beberapa sumber :

1. Tangan ibu

2. Tangan orang yang merawat ibu atau bayi

3. Bayi

4. Darah sirkulasi

Infeksi dan akumulasi bakteri mengakibatkan statis ASI atau penyumbatan terhadap

saluran ASI sehingga terjadi penumpukan ASI. Penyumbatan duktus dimana bakteri tumbuh

dengan baik akan mengakibatkan peradangan dan bakteri akan menghasilkan pus atau abses.

Dalam penyakit duct ectasia yaitu terjadi pelebaran dan pemendekan duktus payudara

melibatkan metaplasia skuamosa saluran laktiferus. Hal ini menyebabkan

penyumbatan/mastopathy obstruktif dengan peradangan peri-duktal. saluran yang mengalami

peradangan rentan terhadap infeksi bakteri. Jika tidak diobati, mastitis dapat menyebabkan

kerusakan jaringan yang mengakibatkan abses.

Abses laktasi cenderung berada pada perifer payudara yang bisa hanya setempat

ataupun meluas hingga hampir mencapai seluruh payudara. Abses tidak berhubungan dengan

menyusui lebih sering di sub areolar sub-areolar. Abses juga dapat terjadi tanpa mastitis

sebelumnya jelas. Pecahnya abses dapat menyebabkan sinus pengeringan dengan fistula yang

dihasilkan.

8

Page 9: pbl24

Gejala Klinis

Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara diantaranya :2-4

Teraba massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai

suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit

diatasnya menipis.

Tanda-tanda peradangan/inflamasi.

Area akan terlihat kemerahan mengkilat, agak keras, dan muncul indurasi pada

payudara.

Gejala sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise.

Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah)

Gatal-gatal.

Timbulnya pembesaran kelenjar getah bening pada axilla di daerah dimana payudara

mengalami inflamasi.

Penatalaksanaan

Non-medika mentosa5

Bila abses telah terbentuk, pus harus dikeluarkan. Hal ini dapat dilakukan dengan

cara insisi atau penyaliran, yang biasanya membutuhkan anastesi umum. Insisi dilakukan

dengan insisi radial dari batas putting ke lateral untuk menghindari cedera pada duktus.

Beberapa fase insisi pada abses payudara ialah sebagai berikut :

9

Page 10: pbl24

1. Pemberian pembiusan lokal, tetapi pada keadaan tertentu dimana abses

terletak deep dan multipel (mastitis Tuberculosa dengan abscess formation),

maka dikerjakan dengan pembiusan umum.

2. Desinfeksi payudara dengan povidone iodine atau chlorhexidine kemudian 

mempersempit lapangan operasi dengan doek steril

3. Dilakukan insisi (sesuai garis langer) kemudian diperdalam sampai mencapai

abses. Periksa kultur pus dan test kepekaan. Setelah abses dievakuasi ,

dilakukan biopsi untuk mencari kemungkinan penyakit lain.

4. ‘Dinding’ abses dicuci dengan larutan Nacl 0,9%.

5. Selanjutnya dipasang drain penrose atau handschoen. dicuci dengan larutan

sublimat dan Nacl 0,9%.

6. Luka operasi ditutup situasi atau dibiarkan terbuka.

Tetapi selain dengan insisi juga dapat dilakukan dengan aspirasi, dengan bantuan

ultrasound bila tersedia. Ultrasound berguna sebagai alat diagnosis abses payudara dan

dengan dilakukan secara menyeluruh, aspirasi pus dengan bantuan ultrasound dapat

bersifat kuratif. Hal ini mempunyai efek yang kurang nyeri dan melukai jika

dibandingkan dengan insisi dan penyaliran, dan dapat dilakukan dengan anestesi local,

sering dilakukan pada pasien rawat jalan.

Medika mentosa6

Pengobatan sistemik dengan antibiotic sesuai dengan sensitivitas organisme biasanya

dibutuhkan sebagai tambahan. Namun, antibiotic saja tanpa pengeluaran pus tidak

mempunyai arti. Hal ini disebabkan karena dinding abses melindungi bakteri pathogen

dari pertahanan tubuh dan membuat tidak mungkin untuk mencapai kadar antibiotik yang

efektif dalam jaringan yang terinfeksi.

10

Page 11: pbl24

Pemberian pengobatan medika mentosa diberikan dengan beberapa indikasi yang

terjadi pada pasien dan menghindari efek samping yang merugikan terutama pada pasien

yang sedang menyusui baik untuk bayi ataupun ibunya. Pemberian medika mentosa

didasri beberapa indikasi ialah sebagai berikut :

1. Antibiotika bertujuan membunuh bakteri penyebab. Antibiotik yang dapat

diberikan ialah kloksasilin   500 mg  per oral 4 kali sehari selama 10 hari,

Eritromisim 250 mg per oral 3 kali sehari selama 10 hari.

2. Paracetamol 500 mg di indikasikan jika pasien masih memiliki demam yang

cukup tinggi.

3. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya

acetaminophen atau ibuprofen). Kedua obat tersebut aman untuk ibu menyusui

dan bayinya

Hal yang perlu diperhatikan saat penatalaksanaan sedang dilakukan ialah tetap

memberikan ASI pada bayi dikarenakan ASI merupakan sumber makanan penting dalam

tumbuh kembang bayi. Oleh sebab itu beberapa hal yang dapat dilakukan adalah sebagai

berikut :7

Bayi sebaiknya tetap bersama ibu sebelum dan sesudah pembedahan agar pemberian

ASI tetap berjalan lancar.

Bayi dapat terus menyusui dari payudara yang sehat

Saat ibu menjalani pembedahan , bila sekiranya ibu tidak dapat menyusui selama

lebih dari 3 jam, maka bayi sebaiknya diberi makanan lain

Sebagai bagian dari persiapan bedah, ibu dapt memeras ASInya dari payudara yang

sehat, dan diberikan ke bayi dengan menggunakan cangkir saat ibu dalam pengobatan

Segera setelah ibu sadar kembali (bila diberikan anestesi umum) atau segera setelah

pembedahan selesai, ibu dapat menyusui kembali pada payudara yang sehat

11

Page 12: pbl24

Segera setealah nyeri pada luka memungkinkan, ibu dapt kembali menyusui dari

payudara yang terkena.

Bila pada mulanya bayi tidak mau mengisap dari payudara yang terkena, penting

untuk memeras ASI sampai bayi mulai mengisap kembali

Bila produksi ASI pada payudara yang terkena berhenti, pengisapan merupakan jalan

yang paling efektif untuk merangsang peningkatan produksi

Untuk sementara waktu, bayi dapat terus menyusu dari payudara yang sehat, hingga

payudara yang terkena pulih kembali.

Komplikasi2-4

Beberapa komplikasi dapat terjadi pada abses payudara jika penanganan terhadap

abses terlambat atau tidak adekuat. Beberapa komplikasi yang apat terjadi adalah sebagai

berikut :

Rekuren abses payudara

Dapat terjadi dengan terapi yang terlambat, terapi singkat, terapi yang tidak sesuai dan

juga tidak adekuat. Mastitis berulang dengan massa menetap setelah terapi mungkin

karena abses payudara atau lesi payudara. Granulomatosa mastitis memiliki tingkat

kekambuhan tinggi. Berhenti merokok juga harus didorong untuk meminimalkan risiko

kekambuhan

Fistula

Pecah abses secara spontan dapat menyebabkan sinus mengering dengan

pembentukan fistula. Sebuah fistula mammae terjadi pada 1% sampai 2% dari

perempuan.

Hipoplasia payudara

12

Page 13: pbl24

Dikarenakan terdapatnya jaringan yang rusak akibat pertumbuhan abses yang

berlebihan menyebabkan jaringan tersebut harus dibuang sehingga payudara menjadi

asimetris dan lebih kecil.

Scarring

Rusaknya permukaan payudara akibat benjolan yang ditimbulkan oleh pertumbuhan

abses yang berlebihan dan penanganan yang adekuat melibatkan pembedahan.

Pembedahan akan menginggalkan bekas-bekas scarring pada payudara.

Sepsis

Penyebaran penyakit melalui sistem pembuluh darah dan menyebar menuju organ lain

sehingga dapat menimbulkan infeksi di berbagai tempat.

Pencegahan7

Pencagahan dilakukan merupakan hal yang lebih baik dari pada mengobati. Abses

payudara adalah penyakit yang dapat dicegahi. Pencegahan dapat dilakukan agar

menghindari terjadinya mastitis dan juga abses payudara ialah sebagai berikut :

1. Teknik menyusui yang benar.

2. Kompres payudara dengan air hangat dan air dingin secara bergantian.

3. Perawatan Putting Susu

4. Puting susu dan payudara harus dibersihkan sebelum dan setelah menyusui.

5. Hindari pakaian yang menyebabkan iritasi pada payudara

6. Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan

7. Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara

dengan cara memompanya

8. Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah robekan/luka pada

puting susu.

13

Page 14: pbl24

9. Minum banyak cairan

10. Menjaga kebersihan puting susu

11. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.

12. Cepat berobat kepada dokter jika mengalami kelainan pada payudara

Prognosis

Ketika segera diobati dengan tepat, sebagian besar infeksi payudara termasuk abses

akan sembuh tanpa komplikasi serius. Kebanyakan pasien akan memiliki perbaikan terhadap

keluhan mastitis setelah 2 sampai 3 hari terapi antibiotik yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bickley L.S. Anamnesis. Bates’ Guide to physical examination and history taking.

International edition. 10th edition. Lippincott Williams & Wilkins. Wolters Kluwer

Health. 2009.

2. Hillegas KB. Dalam : Prince SA, Wilson LM. Gangguan sistem reproduksi

perempuan. Jakarta: EGC. 2006. h.1301-3

3. Lisa HA, Della AF, Judith L, Helen M. A Descriptive Study of Mastitis in Australian Breastfeeding Women: Incidence and Determinants. BMC Public Health, 2007, 7(62): 1-10.

4. Australian Breastfeeding Association. Breastfeeding dealing with mastitis. 2009.

diakses dari : http://www.betterhealth.vic.gov.au/

5. Sjamsuhidayat R, Jong W. Dinding thorak, pleura dan payudara dalam Buku Ajar

Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. 2005

6. Sulistiawan G, Farmakologi dan terapi. Jakarta: Departement Farmakologi dan

Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007

7. Prawirohardjo, Sarwono, Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. 2010

14