PBL_15_HartmanLie

download PBL_15_HartmanLie

of 8

description

blok 15kulitpblkelamin

Transcript of PBL_15_HartmanLie

Dermatitis AtopikHartman LieFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

1. PendahuluanPenyakit kulit kronik herediter berbentuk eksema yang dapat timbul pada semua usia disebabkan riwayat keluarga asma/ rhinitis atopik, iritasi oleh wol, air, sabun keras, cuaca, stres, infeksi, kadar IgE serum total yg tinggi dan reaksi uji kulit majemuk positif yg timbulnya cepat dengan tanda bintik merah disertai gatal, hangat, dan tidak demam mencakup seluruh badan.(Karneen, imunologi dasar). 1

2. Anamnesis

Dimanapun lokasi timbulnya eksim atau dermatitis, gejala utama yang dirasakan pasien adalah gatal. Terkadang rasa gatal sudah muncul sebelum ada tanda kemerahan pada kulit. Gejala kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut, tangan dan kaki, namun tidak menutup kemungkinan kemerahan muncul di daerah lain.Daerah yang terkena akan terasa sangat kering, menebal atau keropeng. Pada orang kulit putih, daerah ini pada mulanya akan berwarna merah muda lalu berubah menjadi cokelat. Sementara itu pada orang dengan kulit lebih gelap, eksim akan mempengaruhi pigmen kulit sehingga daerah eksim akan tampak lebih terang atau lebih gelap.2

3. EtiopatogenesisETIOLOGITerdapat beberapa teori yang dapat dikaitkan dengan etiologi Dermatitis Atopik :Faktor HerediterRiwayat keluarga ditemukan sekitar 70% pada semua kasus. Pada kondisi atopi kontrol dari produksi IgE di bawah pengaruh suatu gen dominan pada kromosom.ImunologikAdanya peningkatan dari antibodi IgE total dan IgE spesifik di dalam serum terhadap antigen dari makanan atau inhalasi.

Berbagai keadaan yang bisa memperburuk dermatitis atopik: 1. Stres emosional 2. Perubahan suhu atau kelembaban udara 3. Infeksi kulit oleh bakteri 4. Kontak dengan bahan pakaian yang bersifat iritan (terutama wol).5. Pada beberapa anak, alergi makanan bisa memicu terjadinya dermatitis atopik.

Penderita dermatitis atopik biasanya juga memiliki penyakit alergi lainnya. Hubungan antara dermatitis dan penyakit alergi tersebut tidak jelas; beberapa penderita memiliki kecenderungan yang sifatnya diturunkan untuk menghasilkan antibodi secara berlebihan (misalnya immunoglobulin E) sebagai respon terhadap sejumlah rangsangan yang berbeda.3

PATOGENESISPatogenesis penyakit terdiri dari 3 teori, yaitu :a. Teori GenetikDasar imunopatogenesis penyakit dermatitis atopik diatur oleh gen atau lokus genetik. Meskipun demikian ada 4 dasar fenomena imunopatogenesis penyakit dermatitis atopik yang diatur oleh gen atau lokus genetik :1. Peningkatan IgE spesifik2. Peningkatan respon IgE total3. Peningkatan aktifitas sel-sel inflamasi, misalnya sel mast, basofil dan eosinofil, serta sel helpet 2 (Th2) setelah paparan alergen4. Hiperaktifitas jaringanb. Teori ImunologiTeori imunologik didasarkan pada :1. Sebagian besar (75%) menderita dermatitis atopik yang mempunyai riwayat atopik pada diri sendiri atau keluarganya.2. Penderita Dermatits atopik sering memberikan reaksi positif pada uji klinik yang memakai antigen makanan dan antigen lingkungan.3. Kira-kira 80% penderita dermatitis atopik memberikan reaksi positif terhadap lebih dari 1 alergen pada uji kulit tipe cepat.c. Teori PsikosomatikTeori psikosomatik menyatakan bahwa dermatitis atopik disebabkan oleh neurosis yang mengakibatkan respon vegetatif abnormal yang menahun. Neurosis itu dapat disebabkan oleh kecemasan, perasaan bermusuhan, frustasi, perasaan bersalah dan sebagainya.3

4. Pemeriksaan Pemeriksaan Fisik :1. Melihat tipe warna kulit Melihat adanya kemerahan ( pada kulit putih ) atau kegelapan ( pada kulit gelap )2. Kelembaban Kulit Tentukan apakah kulit kering, (misal pada hipotiroid),normal,berkeringat, atau berminyak3. Suhu KulitPerhatikan suhu pada daerah kemerahan. Bandingkan dengan kulit bagian tubuh lain atau dengan kulit kita yang dianggap normal.4. Tekstur KulitLihat kulit kasar atau halus, dan dibandingkan dengan bagian tubuh lain atau kita sebagai pemeriksa yang dianggap normal.

5. Ketegangan Kulit / TurgorCubit lembut atau tarik keatas maka kulit akan terangkat lalu lepaskan, kecepatan pulih akan menentukan turgor seseorang.6. Lesi KulitAdanya benjolan ataupun lesi harus diselidiki lebih lanjut. Benjolan bias berbentuk kista,lipoma,atau diagnose banding lainnya.4Pemeriksaan Lab :1. IgE SerumDapat diperiksa dengan metode ELISA. Ditemukan 80% pada penderita dermatitis atopic menunjukan peningkatan kadar IgE dalam serum terutama bila disertai gejala atopi (alergi )

2. EosinofilKadar serum dapat ditemukan dalam serum penderita dermatitis atopik. Berbagai mediatore berperan sebagai kemoatraktan terhadap eosinofil untuk menuju nke tempat peradangan dan kemudian mengeluarkan berbagai zat antara lain Major Basic Protein (MBP). Peninggian kadar eosinofil dalam darah terutama pada MBP.

3. TNF-aKonsentrasi plasma TNF-a meningkat pada penderita dermatitis atopik dibandingkan penderita asma bronkhial.

4. Sel TLimfosit T di daerah tepi pada penderita dermatitis atopik mempunyai jumlah absolut yang normal atau berkurang. Dapat diperiksa dengan pemeriksaan imunofluouresensi terlihat aktifitas sel T-helper menyebabkan pelepasan sitokin yang berperan pada patogenesis dermatitis atopik.5. Uji tusukPajanan alergen udara (100kali konsentrasi) yang dipergunakan untuk tes intradermal yang dapat memacu terjadinya hasil positif.6. Pemeriksaan biakan dan resistensi kumanPemeriksaan dilakukan bila ada infeksi sekunder untuk menentukan jenis mikroorganisme patogen serta antibiotika yang sesuai. Sampel pemeriksaan diambil dari pus tempat lesi penderita

A. Dermatografisme PutihPenggoresan pada kulit normal akan menimbulkan 3 respon, yakni : akan tampak garis merah di lokasi penggoresan selama 15 menit, selanjutnya mennyebar ke daerah sekitar, kemudian timbul edema setelah beberapa menit. Namun, pada penderita atopik bereaksi lain, garis merah tidak disusul warna kemerahan, tetapi timbul kepucatan dan tidak timbul edema.

B. Percobaan AsetilkolinSuntikan secara intrakutan solusio asetilkolin 1/5000 akan menyebabkan hiperemia pada orang normal. Pada orang DA. akan timbul vasokontriksi, terlihat kepucatan selama 1 jam.C. Percobaan HistaminJika histamin fosfat disuntikkan pada lesi penderita D.A. eritema akan berkurang, jika disuntikkan parenteral, tampak eritema bertambah pada kulit yang normal.35. DiagnosisDidasarkan criteria yang disusun oleh Hanifin dan Rajka yang diperbaiki oleh kelompok kerja dari Inggris yang dikoordinasi oleh Williams (1994).Kriteria Mayor: Pruritus Dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan anak Dermatitis di fleksura pada dewasa Dermatitis kronis atau residif Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya

Kriteria Minor: Xerosis Infeksi Kulit Dermatitis non spesifik pada tangan atau kaki Iktiosis / Hiperliniar Palmaris / keratosis pilaris Pitiriasis alba Dermatitis di papilla mame Keilitis Gatal bila berkeringat Orbita menjadi gelap Konjungtivis berulangDiagnosa Dermatitis Atopik harus mempunyai tiga criteria mayor dan tiga criteria minor.5Diagnosis BandingSebagai diagnosis banding Dermatitis Atopik ialah dermatitis kontak, dermatitis numularis, scabies, iktiosis, psoriasis, dermatitis herpertirformis.56. PenatalaksanaanKulit penderita dermatitis atopik biasanya kering dan sangat peka terhadap berbagai rangsangan. Penderita merasa sangat gatal sehingga terpaksa menggaruk. Perjalanan dermatitis berlangsung kronik dan cenderung berulang (kambuh). Banyak factor yang menyebabkan kambuhnya penyakit ini, misalnya infeksi kulit, iritasi, berkeringat atau kedinginan, stress, endokrin. Oleh karena itru penatalaksanaan pada dasarnya berupa menghindari atau menyingkirkan factor-faktor tersebut. Kulit sehat boleh disabun dengan sabun khusus untuk kulit kering, tetapi jangan terlalu sering agar lipid di kulit tidak banyak berkurang sehingga kulit semakin kering. Kulit diolesi dengan krim emolien, maksudnya membuat kulit tidak kaku dan terlalu kering. Pakaian jangan terbuat dari wol atau nilon karena dapat merangsang, pakailah katun karena selain tidak merangsang juga dapat menyerang keringat. Keringat akan menambah rasa gatal, oleh karena itu pakaian jangan ketat; ventilasi yang baik mengurangi keringat.Hindarkan dari perubahan suhu dan kelembaban mendadak. Sebaiknya mandi dengan suhu yang sama dengan suhu tubuh, karena air panas atau dingin dapat menambah rasa gatal.Upayakan tidak kontak dengan debu rumah (mengandung Dematophagoides pteronyssimus) dan bulu binatang akrena dapat menyebabkan rasa gatal bertambah dan menyebabkan penyakitnya kambuh.Makanan dapat mempengaruhi terjadinya kekambuhan atau menmbah rasa gatal. Sebagian kecil para penderita alergi terhadap makanan yang sering ialah susu sapi, telur dan kacang-kacangan.Dengan meningkatnya usia kemungkinan mendapatkan alergi tesebut semakin 17,1%, kemudian menurun menjadi 8,7% pada bentuk anak dan menjadi 4,2% pada bentuk dewasa. Memperpanjang masa pemberian asi pada bayi dan menunda pemberian makanan padat ternyata tidak mencegah timbulnya dermatitis atopik. Stress emosional akan memudahkan penyakitnya kambul, oleh karena itu hendaknya dihindari atau dikurangi.Imunitas seluler penderita dermatitis atopik menurun sehingga mudah mengalami infeksi oleh virus, bakteri, dan jamur. Bila mendapatkan infeksi virus misalnya vaksinia atau herpes simpleks, akan menimbulkan gejala akut berupa timbulnya banyak vesikel dan pustule yang akan menyebar, disertai dengan demam yang tinggi, dan dapat menyebabkan kematian; disebut erupsi variseloformis Kaposi. Oleh karena itu penderita dermatitis atopik tidak boleh berdekatan denfan penderita varisela, herpes zoster dan herpes simpleks. Kuku dipotong pendek agar bila menggaruk tidak sampai menimbulkan luka, sehingga tidak mudah mengalami infeski sekunder.17. PengobatanKrim atau salep corticosteroid bisa mengurangi ruam dan mengendalikan rasa gatal. Krim corticosteroid yang dioleskan pada daerah yang luas atau dipakai dalam jangka panjang bisa menyebakan masalah kesehatan yang serius, karena obat ini diserap ke dalam aliran darah. Jika krim atau salep sudah tidak efektif lagi, maka digantikan oleh jeli minyak selama 1 minggu atau lebih. Mengoleskan jeli minyak atau minyak sayur bisa membantu menjaga kehalusan dan kelembaban kulit.Jika digunakan kembali setelah pemakaiannya dihentikan sesaat, corticosteroid menjadi efetif kembali. Pada beberapa penderita, ruam semakin memburuk setelah mereka mandi, bahkan sabun dan air menyebabkan kulit menjadi kering dan penggosokan dengan handuk bisa menyebabkan iritasi.Karena itu dianjurkan untuk lebih jarang mandi, tidak terlau kuat mengusap-usap kulit dengan handuk dan mengoleskan minyak atau pelumas yang tidak berbau (misalnya krim pelembab kulit). Antihistamin (difenhidramin, hydroxizini) bisa mengendalikan rasa gatal, terutama dengan efek sedatifnya. Obat ini menyebabkan kantuk, jadi sebaiknya diminum menjelang tidur malam hari. Kuku jari tangan sebaiknya tetap pendek untuk mengurangi kerusakan kulit akibat garukan dan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi. Penderita sebaiknya belajar mengenali tanda-tanda dari infeksi kulit pada dermatitis atopik (yaitu kulit bertambah merah, pembengkakan, terdapat gurat-gurat merah dan demam). Jika terjadi infeksi, diberikan antibiotik. Tablet dan kapsul corticosteroid bisa menimbulkan efek samping yang serius, karena itu hanya digunakan sebagai pilihan terakhir pada kasus yang membandel. Obat ini bisa menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, kelemahan tulang, penekanan kelenjar adrenal dan masalah lainnya, terutama pada anak-anak. Selain itu, efeknya yang menguntungkan hanya bertahan sebentar. Pada dewasa bisa dilakukan terapi dengan sinar ultraviolet ditambah psoralen dosis oral. Terapi ini jarang dilakukan pada anak-anak karena efeks samping jangka panjang yang berbahaya, yaitu kanker kulit dan katarak.6

8. PrognosisPenderita dermatitis atopik yang bermula sejak bayi, sebagian (40%) sembuh spontahn, sebagian berlanjut ke bentuk anak dan dewasa. Ada pula yang menyatakan bahwa 40-50% sembuh pada usia 15 tahun. Sebagian besar menyembuh pada usia 30 tahun.Secara umum, bila ada riwayat dermatitis atopik keluarga bersamaan dengan asma bronchial, masa awitan lambat atau dermatitisnya berat, maka penyakitnya lebih persisten.1

DAFTAR PUSTAKA

1. Dermatitis atopic. Diunduh dari http://medicafarma.blogspot.com/2008/11/dermatitis-atopik.html 15 November 20082. Eksim (Dermatitis). Diunduh dari http://www.blogdokter.net/2007/12/30/eksim-dermatitis-penyakit-kulit-yang-menyebalkan/ 30 December 20073. Dermatitis atopic. Diunduh dari http://irwanashari.blogspot.com/2008/01/dermatitis-atopik.html 26 April 20094. Panduan Skill Lab Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana.Pemeriksaan Kulit.Jakarta : Fakultas Kedokteran Ukrida.5. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dermatitis Atopik. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.6. Dermatitis Atopik. Diunduh dari http://medicastore.com/penyakit/76/Dermatitis_Atopik.html 10 April 2009