Pbl Blok 15 Abraham Bayu
-
Upload
debby-mariane -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of Pbl Blok 15 Abraham Bayu
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
1/22
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
2/22
2
Anamnesis
Anamnesis adalah wawancara terhadap pasien. Hal pertama yang perlu ditanyakan
kepada pasien adalah mengenai identitas pasien (tanyakan nama lengkap dan cocokkan dengan
tabel nama, tanyakan tanggal lahir atau umur, jenis kelamin, nama orang tua atau suami atau istri
atau penanggung jawab, pendidikan, pekerjaan, alamat, suku bangsa dan agama) dan pastikan
bahwa setiap rekam medis, catatan, hasil tes, dan sebagainya memang milik pasien tersebut.
Tahap berikutnya adalah anamnesis keluhan utama. Anamnesis keluhan utama biasanya
memberikan informasi terpenting untuk mencapai diagnosis banding, dan memberikan wawasan
vital mengenai gambaran keluhan yang menurut pasien paling penting.2
Riwayat penyakit sekarang juga sangat penting untuk ditanyakan kepada pasien. Riwayat
penyakit sekarang merupakan cerita yang kronologis yang berkaitan dengan keadaan kesehatan
pasien sejak sebelum keluhan utama sampai pasien datang berobat. Anamnesis selanjutnya
mengenai riwayat penyakit dahulu, obat dan alergi. Anamnesis bagian ini memberikan kita
informasi mengenai semua masalah medis yang pernah timbul sebelumnya dan terapi yang
pernah diberikan terhadap pasien, obat apa yang sedang atau sudah dikonsumsi pasien, apakah
pasien alergi terhadap sesuatu, dan apakah pasien merokok ataupun mengkonsumsi alkohol.
Setelah itu, seorang dokter juga penting untuk menanyakan riwayat pribadi pasien yang
mencakup data-data sosial, ekonomi, pendidikan, dan kebiasaan.
Selain riwayat pribadi, riwayat keluarga dan sosial serta riwayat bepergian juga sangat
penting untuk ditanyakan kepada pasien. Anamnesis ini membuat kita mendapat informasi
mengenai penyakit apa saja yang pernah diderita oleh kerabat pasien, latar belakang pasien serta
pengaruh penyakit yang mereka derita terhadap hidup dan keluarga mereka.2
Pada skenario kali ini didapatkan penderita dengan keluhan berupa bercak merah bersisik pada
siku sejak 6 minggu yang lalu. Bercak bersisik disertai rasa gatal. Makin lama bercak makin luas
dan sisik bertambah tebal. Pada dasarnya, riwayat dermatologi tidak berbeda dengan riwayatlain.
3
a. Informasi dasar yang harus dipastikan adalah durasi gejala dan tempat-tempat yangdiserang.
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
3/22
3
b. Anda perlu mengetahi apakah masalah tak kunjung sembuh, mucul sesekali, ataukeparahanya bertambah atau berkurang.
c. Evolusi apapun harus dicatat( misalnya apakah lesi tumbuh atau ruam menyebar? Jika yaseberapa cepat?
d. Tingkat keparahan gatal (pruritus) perlu diketahui.Beri penanganan khsus kepada penanganan apapun yang pernah dijalani pasien- beberapa
penanganan bisa mempengaruhi tampilan klinis (misalnya krim steroid yang dioleskan pada
jamur) penanganan yang gagal bisa memberi petunjuk berguna untuk menentukan diagnosis
serta memandu penyelidikan seterusnya. Masalah medis atau kulit yang pernah dialami pasien
bisa menjadi pedoman untuk memperkirakan diagnosis yang berbeda. Untuk kondisi inflamasi,
minta riwaya pribadi atau keluarga terjait atropi. Psoriasis juga sering kali berkaitan dengan
riwayat keluarga. Informasi mengenai pekerjaan bisa membantu anda: pekerjaan diluar ruangan
memperbesar risiko kanker kuliut. Selidik dampak psikologi dari kondisi kulit. Pasien sering kali
enggan mengungkapkan kesulitan mereka akibat masalah kulit jika tidak ditanya langsung.
Mereka mungkin merasa malu, merasa rendah diri, mengalami fobia gaul, mengalami disfungsi
seksual , sulit tidur akibat gatal-gatal, bahkan mengalami yang sangat jelas dan banyak efek
penyakit lainnya. Penderita penyakit kulit dengan morbiditas psikologi tingkat tinggi sebaiknya
menjalani interfensi yang lebih agresif. Ada juga harus memahami gagasan dan harapan pasien
yang mereka bawa saat konsultasi. Banyak orang percaya akan hal tertentu tentang penyakit
kulit, penanganannya dan peluang untuk sembuh. Jika tidak akurat, kepercayaan ini dapat
menajdi penghalang besar dari keberhasilan terapi.3
Pemeriksaan Fisik
Kelainan kulit pada psoriasis terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan
skuama di atasnya. Bisa ditemukan eritema sirkumskrip dan merata, tetapi pada stadium
penyembuhannya sering eritema yang di tengah menghilang dan hanya terdapat di pingir.
Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika (mica-like scale), serta transparan.
Besar kelainan bervariasi dari milier, lentikular, numular, sampai plakat, dan berkonfluensi,
dengan gambaran yang beraneka ragam, dapat arsinar, sirsinar, polisiklis atau geografis. Tempat
predileksi pada ekstremitas bagian ekstensor terutama (siku, lutut, lumbosakral), daerah intertigo
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
4/22
4
(lipat paha, perineum, aksila), skalp, perbatasan skalp dengan muka, telapak kaki dan tangan,
tungkai atas dan bawah, umbilikus, serta kuku.
Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner (isomorfik). Fenomena
tetesan lilin dan Auspitz merupakan gambaran khas pada lesi psoriasis dan merupakan nilai
diagnostik, kecuali pada psoriasis inverse (psoriasis pustular) dan digunakan untuk
membandingkan psoriasis dengan penyakit kulit yang mempunyai morfologi yang sama,
sedangkan Kobner tidak khas, karena didapati pula pada penyakit lain, misalnya liken planus,
liken nitidus, veruka plana juvenilis, pitiriasis rubra pilaris, dan penyakit Darier. Fenomena
Kobner didapatkan insiden yang bervariasi antara 38-76 % pada pasien psoriasis.Fenomena
tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan, seperti lilin yang
digores disebabkan oleh berubahnya indeks bias. Cara menggores dapat menggunakan pingirgelas alas. Pada fenomena Auspitz tampak serum atau darah berbintik-bintik yang disebakan
oleh papilomatosis. Cara megerjakannya : skuama yang berlapis-lapis itu dikerok, bisa dengan
pinggir gelas alas. Setelah skuamanya habis, maka pengerokan harus dilakukan perlahan-lahan,
jika terlalu dalam tidak akan tampak perdarahan yang berbintik-bintik melainkan perdarahan
yang merata. Fenomena Kobner dapat terjadi 7-14 hari setelah trauma pada kulit penderita
psoriasis, misalnya garukan dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis.
Dua puluh lima sampai lima puluh persen penderita psoriasis yang lama juga dapat
menyebabkan kelainan pada kuku, dimana perubahan yang dijumpai berupa pitting nail atau nail
pit pada lempeng kuku berupa lekukan-lekukan miliar. Perubahan pada kuku terdiri dari
onikolosis (terlepasnya seluruh atau sebagian kuku dari matriksnya), hiperkeratosis subungual
(bagian distalnya terangkat karena terdapat lapisan tanduk di bawahnya), oil spots subungual,
dan koilonikia ( spooning of nail plate). Disamping menimbulkan kelainan pada kulit dan kuku,
penyakit ini dapat pula menyebabkan kelainan pada sendi, tetapi jarang terjadi. Antara 10-30 %
pasien psoriasis berhubungan dengan atritis disebut Psoriasis Artritis yang menyebabkan radang
pada sendi. Umumnya bersifat poliartikular, tempat predileksinya pada sendi interfalangs distal,
terbanyak terdapat pada usia 30-50 tahun. Sendi membesar, kemudian terjadi ankilosis dan lesi
kistik subkorteks.
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
5/22
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
6/22
6
sedang atau telah menderita psoriasis. Dapat pula muncul pada penderita yang belum
menderita psoriasis. Gejala awalnya ialah kulit yang nyeri, hiperalgesia disertai gejala
umum berupa demam, malese, nausea, anoreksia. Plak psoriasis yang telah ada makin
ertitematosa. Setalah beberapa jam timbul banyak plak edematosa dan eritomatosa
pada kulit normal. Dalam beberapa jam timbul banyak pustul milier pada plak-plak
tersebut. Dalam sehari pustul-pustul berkonfluensi membentuk lake of pus
berukuram beberapa cm. Kelainan itu akan terus menerus dan dapat menjadi
eritoderma. Pemeriksaan laboratorium menunjukan leukositosis, kultur pus dari
pustul steril.
f. Eritoderma psoriatrikEritoderma psoriatik dapat disebabkan oleh pengobatan topikal yang terlalu berat atau
penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya lesi yang khas untuk psoriasis tidak tampak
lagi karena terdapat eritema dan skuama yang tebal universal. Ada kalanya lesi psoriasis
masih tampak samar-samar, yakni lebih eritematosa dan kulitnya lebih meninggi.1
Diagnosis Kerja
Psoriasis
Psoriasis ialah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif, dan ditandai
dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis
dan transparan; disertai fenomena lilin, Auspitz, dan Kobner. Psoriasis juga disebut psoriasis
vulgaris berarti psoriasis yang berada di stadium biasa, karena ada psoriasis lain, misalnya
psoriasis pustulosa.1
Diagnosis Banding
Ptiriasis Rosea
Ptiriasis rosea ialah penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya, dimulai dengan sebuah
lesi inisial berbentuk eritema dan skuama halus. Kemudian disusul oleh lesi-lesi yang lebih kecil
dibadan, lengan dan paha atas yang tersusun sesuai dengan lipatan kulit dan biasanya
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
7/22
7
menyembuh dalam waktu 3-8 minggu. Ptiriasis rosea didapati pada semua umur, terutama antara
15-40 tahun, pada wanita dan pria sama banyaknya.
Etiologi
Etiologinya belum diketahui secara pasti, demikian pula cara infeksi. Ada yang mengemukakan
hipotesis bahwa penyebab virus, karena penyakit ini merupakan swarsina(sel limiting disease),
umumnya sendiri dalam waktu 3-8 minggu.
Gejala Klinis
Gejala konstitusi pada umumnnya tidak terdapat, sebagian penderita mengeluh gatal ringan.
Ptiriasis berarti skuama halus. Penyakit dimulai dengan lesi pertama(herald patch), umumnya di
badan, soliar, berbentuk oval dan anulardan diameternya kira-kira 3 cm. Ruam terdiri atas
eritema dan skuama halus dipinggirnya. Lamanya beberapa hari hingga beberapa minggu. Lesi
berikutnya timbul 4-10 hari setelah lesi pertama, memberi gambarah yang khas sama dengan lesi
pertama hnaya lebih kecil, susunanya sejajar dengan kosta, hingga sususannya menyerupai
pohon cemara terbalik . lesi teresebut timbul serentak atau dalam beberapa hari. Tempat
predileksinya pada badan, lengan atas bagian proksimal dan paha atas, sehingga seperi pakaian
renang wanita jaman dulu. Kecuali bentuk yang lazim berupa eritroskuamosa, ptiriasis rosea
dapat juga berbentuk urtikaria, vesikel dan papul, yang lebih sering terdapat pada anak-anak.
Prognosis
Prognosis baik sehingga penyakit sembuh spontan dalam waktu 3-8 minggu.1
Parapsoriasis
Penyakit ini pertama kali dilukiskan oleh Brock pada tahun 1902 dengan ciri sebagai berikut;
jarang erdapat, etiologinya belum diketahui, keadaan umum penderita baik, umumnya tidak
disertai keluhan(kadang-kadang gatal ringan), perjalanannya perlahan-lahan dan menahun,
kelainan kulit berupa eritema dan skuama dan terapinya sukar. Kemudian ternyata bahwa
psoriasis tidak selalu menahun tetapi ada bentuk akut yang diuraikan. Parapsoriasis merupakan
penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya, pada umumnya tanpa keluhan, kelainan kulit
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
8/22
8
terutama terdiri atas eritema dan skuama, berkembangnya biasanya perlahan-lahan. Perjalanan
umumnya kronik.
Epidemiologi
Diagnosis parapsoriasis masih kontroversial. Dieropa lebih banyak dibuat diagnosis parapsoriasis
dari pada di amerika serikat.
Klasifikasi
Dalam kepustakaan terdapat bermacam-macam klasifikasi dan tidak terdapat persesuaian tentang
nomenklatur. Pada umumnya parapsoriasis dibagi menjadi tiga bagian yakni parapsoriasis gutata,
parapsoriasis variegata dan parapsoriasis en plaques.
Gejala Klinis
- Parapsoriasis GutataBentuk ini terdapat pada dewasa muda terutama pada laki-laki dan relatif sering
ditemukan. Ruam terdiri atas dari papul miliar serta lentikular, eritema dan
skuama dan hemoragic, kadang-kadang berkonfluensi dan umumnya simetrik.
Penyakit ini sembuh spontan tanpa meninggalkan sikatriks. Tempat predileksi
pada badan, lengan atas dan paha tidak terdapat kulit muka dan tangan. Bentuk ini
biasanya kronik, tetapi dapat akut dan disebut parapsoriasis gutata akuta (penyakit
mucha-Habermann). Gambaran klinisnya mirip varisela, kecuali ruam yang
disebutkan dapat ditemukan vesikel, papulonekrotik da krusta. Jika sembuh
meninggalkan sikatriks seperti variola, karena itu dinamakan pula parapsoriasis
varioliformis akua atau pitiriasis likenoides et varioliformis akuta (PLEVA) atau
ptiriasis likenoides et varilioformis.
- Parapsoriasis variegataKelainan ini terdapat bada badan, bahu dan tungkai. Terbentuknya seperti kulit
zebra terdiri atas skuama bergaris-garis.
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
9/22
9
- Parapsoriasis en plaqueIndek penyakit ini pada kulit berwarna rendah. Umumnya mulai pada usia
pertengahan dapat terus menerus atau mengalami remisi, lebih sering pada pria
dari pada wanita. Tempat predileksi pada badan dan ektremitas. Kelainan kulit
berupa bercak eritematosa, permukaanya datar, bulat atau lonjong, berdiameter
2,5 cm dengan sedik skuama, berwarna merah jambu, coklat atau agak kuning.
Bentuk ini sering berkembang jadi mikosis fungoides.
Histopatologi
Pada parapsoriasis gutata terdapat sedikit infiltrat limfohistiositik disekitar pembuluh darah
superfisial, hiperplasia epidermal yang ringan, dan sedikit spongiosis setempat. Pada
parapsoriasis variegata epidermis tampak menipis disertai parakeratosis setempat-setempat. Pada
dermis terdapat infiltrat menyerupai pita terutama terdiri atas limfosit.
Prognosis
Seperti telah dikatakan penyakit ini kronis dan residif, tidak ada obat pilihan dan sebagian
menjadi mikosis fungoides.1
Dermatitis Seboroik
Istilah dermatitis seboroik dipakai untuk segolongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor
kontitusi dan bertempat predileksi di tempat-tempat seboroik.
Etiopatogenesis
Penyebabnya belum diketahui pasti. Faktor presdiposisinya ialah kelainan konstitusi berupa
status seborik yang rupanya diturunkan, bagaimana caranya belum diturunkanbelum dipastikan.
Banyak yang menghubungkan penyakit ini dengan infeksi oleh bakteri atau Pityrosporum ovale
yang merupakan flora normal kulit manusia. Pertumbuhan P.ovale yang berlebihan dapat
mengakibatkan reaksi inflamasi, baik akibat produk metaboliknya yang masuk kedalam
epidermi, maupun karena sel jamur itu sendiri melalu aktivitas sel limfosit dan sel langerhans itu
sendiri. D.S berhubungan erat dengan keaktivan glandula sebasea. Glandula tersebut aktif pada
bayi yang baru lahir kemuadian tidak aktif selama 9-12 tahun akibat stimulasi dari androgen ibu
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
10/22
10
berhenti. D.S pada bayi terjadi pada umur bulan-bulan pertama, kemudian jarang pada usia akil
balik dan insidennya mencapai puncak pada umur 18-40 tahun, kadang-kadang pada umur tua.
D.S lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada wanita. Meskipun kematangann kelenjar sebasea
rupanya merupaka faktor timbulnya D.S, tetapi tidak ada hubungan langsung secara kuantitatif
antara keaktivan kelenjar tersebut dengan supsebilitas untuk memperoleh D.S. D.S dapat
diakibatkan oleh proliferasi epidermis yang meningkat seperti pada psoriasis. Faktor D.S dapat
dosebabkan oleh faktor kelelahan, stres emosional, infeksi atau defisiensi imun.
Gejala Klinis
Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya
agak kurang tegas. D.S yang ringan hanya mengenai kulit kepala berupa skuama-skuama halus,
mulai sebagai bercak kecil yang mengenai seluruh kulit kepala dengan skuama yang halus dan
kasar. Kelainan tersebut disebut ptiriasis sika. Bentuk yang berminyak disebut pitirasis steatoides
yang dapat diserati eritama dan krusta-krusta tebal. Rambut pada tempat tersembut mempunyai
kecenderungan untuk rontok mulai dari bagian verteks dan frontal. Bentuk yang berat ditandai
dengan adanya bercak bercak yang berskuama dan berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal.
Sering meluas kedahi, glabela, telinga posaurikular dan leher. Pada daerah ahi tersebut, batasnya
sering cembung. Pada benuk yang lebih berat lagi, seluruh kepala tertutup oleh krusta-krustayang
kotor, dan berbau tidak sdap. Pada bayi, skuama-skuama yang yang kekuningan dan kumpulan
debris-debris epitel yang lekat pada kulit kepala disebu cradle crap. Pada daerah supraorbital,
skuama-skuama halus dapat terlihat dari alis mata, kulit dibawahnya eritematosa dan gatal,
disertai bercak-bercak skuama kekuningan dapat terjadi pula blefaritis, yakni pinggir kelopak
mata merah disertai skuama-skuama halus. Selain tempat tersebut D.S juga dapat mengenai
liang telinga luar, lipatan nasolabial, daerah sternal, areola mamae, lipatan dibawah mamae
wanita, interskapular, umbilikus, lipat paha dan daerah anogenital. Pada daerah pipi, hidung dan
dahi kelainan dapat berupa papul paul. D.S dapat bersama-sama dengan akne yang berat. Jika
melua dapat terjadi eritoderma, pada bayi disebut penyakit leiner.1
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
11/22
11
Dermatofitosis
Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang menngandung zat tandukmisalnya stratur
korneum dan epidermis, rambut dan kuku yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita.
Etiologi
Dermatofita adalah golongan jamur yang menyebabkan dermatofitosis. Golongan jamur ini
mempunyai sifat mencerna kreatin. Dermatofita termasuk kelas fungi imperfecti yang terbagi
dalam 3 genus microsporum, Trichophyton dan Epidermophyton. Hingga kini dikenal sekitar 41
spesies dermatofita masing-masing 2 spesies Epidermophyton, 17 spesies Microsporum dan 21
spesies Tricophyton.
Klasifikasi
Dermatofitosis dibagi oleh beberapa penulis misalnya Simons dan Gohar menjadi
dermatomikosis, trikomikosis dan oniko mikosis hal tersebut berasal dari bagian tubuh manusia
yang terserang. Dengan demikian dikenal bentuk-bentuk tinea kapitis, tinea barbae, tinea kruris,
tinea pedis et manum, tine unguium dan tinea korporis.
Gejala Klinis
Tinea glabrosa atau dermatofitosis pada kulit tidak berambut mempunyai morfologi khas.
Penderita merasa gataldan kelainan berbatas tegas terdriti dari bermacam-macam eflourensi.
Bagian tepi lesi lebih aktif dari pada bagian tengah. Ezcema marginatum adalah istilah yang
paling tepat untuk lesi dermatofitosis secara deskriptif. Bergantung pada berat ringannya reaksi
radang dapat dilihat berbagai macam lesi kulit. Wujud ruam kulit dapat berbagai macam berupa
sedikit hiperpigmentasi dan skuamasi menahun oleh Thrycophyton rubrum sampai kerion chelsi
yang disebabkan oleh Microsporium canis.1
Sifilis Stadium II
Sifilis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini
tergolong penyakit yang rumit karena tergologn sistemik, sehubung pembahasan sifilis ini
merupakan diagnosis banding dari psoriasis maka saya akan membahas gejal yang timbul pada
kulit pada sifilis stadium II. Kelainan kulit yang membasah pada SII sangat menular, kelainan
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
12/22
12
yang kering kurang menular. Kondiloma lata pada plaque muqueses ialah bentuk yang sangat
menular. Gejala yang paling penting untuk membedakannya dari bergai macam penyakit kulit
ialah umumnya kelainan kulit SII tidak gatal, sering disertai limfadenitits generakisata. Pada SII
dini kelainan kulit juga terjadi pada telapak tangan dan kaki. Lesi dapat berbentuk rosela, papul
dan pustul atau bentuk lain.1
Pemeriksaan Penunjang
Biopsi kulit mungkin dapat menegakan diagnosisdengan ditemukn adanya akantosis selain itu
biosi sel ini juga bisa membantu dalam kasus yang lebih sulit. Penemuan histopatologi dari
psoriasis gutata sudah dijelaskan. Pemeriksaan laboratorium pada psorisis tidak spesifik tetapi
teerdapat beberapa hal yang ditemukan pada psoriasis vulgaris, psoriasis pustular generalisasi
dan eritoderma yaitu negative nitrogen balance ditandai dengan penurunan serum albumin. Asam
urat juga ditemukan pada 50 persen pasien dain ini berhubungan dengan aktivitas dari penyakit
dan ini juga bisa menyebabkan artitis gout. Pertanda dari inflamasi juga meningkat seperti C-
reactive protein, alfa2 makroglobulin dan LED.4
Etiopatogenesis
Psoriasis merupakan penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperplasia sel epidermis dan
inflamasi dermis. Karakteristik tambahan berdasarkan perubahan histopatologi yang ditemukan
pada plak psoriatik dan data laboratorium yang menjelaskan siklus sel dan waktu transit sel pada
epidermis. Epidermis pada plak psoriasis menebal dan hiperplastik, dan terdapat maturasi
inkomplit sel epidermal di atas area sel germinatif. Replikasi yang cepat dari sel germinatif
sangat mudah dikenali, dan terdapat pengurangan waktu untuk transit sel melalui sel epidermis
yang tebal. Abnormalitas pada vaskularisasi kutaneus ditandai dengan peningkatan jumlah
mediator inflamasi, yaitu limfosit, polimorfonuklear, leukosit, dan makrofag, terakumulasi di
antara dermis dan epidermis. Sel-sel tersebut dapat menginduksi perubahan pada struktur dermis
baik stadium insial maupun stadium lanjut penyakit.5
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
13/22
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
14/22
14
endokrin, gangguan metabolic, obat, alcohol dan merokok. Stress psikis merupakan
factor pencetus utama. Infeksi fokal mempunyai hunungan yang erat dengan salah satu
jenis psoriasis yaitu psoriasis gutata, sedangkan hubungannya dengan psoriasis vulgaris
tidak jelas. Pernah dilaporkan kesembuhan psoriasis gutata setelah dilakukan
tonsilektomi. Umumnya infeksi disebabkan oleh Streptococcus. Faktor endokrin
umumnya berpengaruh pada perjalan penyakit. Puncak insidens psoriasis terutama pada
masa pubertas dan menopause. Pada waktu kehamilan umumnya membaik sedangkan
pada masa postpartum umumnya memburuk. Gangguan metabolisme seperti dialysis dan
hipokalsemia dilaporkan menjadi salah satu factor pencetus. Obat yang umumnya dapat
menyebabkan residif ialah beta adrenergic blocking agents, litium, anti malaria dan
penghentian mendadak steroid sistemik.
Ada beberapa faktor predisposisi yang dapat menimbulkan penyakit ini, yaitu:
1. Faktor herediter bersifat dominan otosomal dengan penetrasi tidak lengkap.2. Faktor-faktor psikis, seperti stres dan gangguan emosis. Penelitian menyebutkan
bahwa 68% penderita psoriasis menyatakan stress, dan kegelisahan menyebabkan
penyakitnya lebih berat dan hebat.
3. Infeksi fokal. Infeksi menahun di daerah hidung dan telinga, tuberkulosis paru,dermatomikosis, arthritis dan radang menahun ginjal.
4. Penyakit metabolik, seperti diabetes mellitus yang laten.5. Gangguan pencernaan, seperti obstipasi.6. Faktor cuaca. Beberapa kasus menunjukkan tendensi untuk menyembuh pada
musim panas, sedangkan pada musim penghujan akan kambuh dan lebih hebat.5
Epidemiologi
Kasus psoriasis makin sering dijumpai. Meskipun penyakit ini tidak menyebabkan kematian,
tetapi menyebabkan gangguan kosmetik, terlebih mengingat bahwa perjalanan menahun dan
residif. Insiden pada orang kulit putih lebih tinggi daripada penduduk kulit berwarna. Dieropa
dilaporkan sebanyak 3-7%, diamerika serikat 1-2%, sedangkan dijepang 0,6%. Pada bangsa
berkulit hitam misalnya diafrika, jarang dilaporkan demikian pula bangsa indian di amerika.
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
15/22
15
Insiden pada pria agak lebih banyak dari pada wanita, psoriasis terdapat pada semua usia, tetapi
umumnya pada orang dewasa.1
Penatalaksanaan
Terapi Topikal Lini Pertama
Keratolik
Asam salisilat merupakan salah satu senyawa keratolitik yang paling sering digunakan. Senyawa
tersebut menyebabkan kerusakan pada kohesi antar korneosit-korneosit yang berada pada lapisan
kulit pasien psoriasis yang keras dan abnormal. Efek keratolitik tersebut meningkatkan penetrasi
dan efikasi beberapa zat topikal lain, seperti kortikosteroid. Obat ini tersedia dalam bentuk 2%
hingga 10% gel atau losio dan digunakan 2-3 kali perhari. Asam salisilat menghasilkan iritasi
lokal. Penggunaan pada area yang luas dan inflamasi dapat menginduksi reaksi salisilism yang
ditandai oleh gejala nausea, muntah, tinitus atau hiperventilasi. Keratolitik Agen keratolitik
biasanya digunakan untuk menghilangkan pengelupasan, menghaluskan kulit, dan mengurangi
hiperkeratosis. Mekanisme kerja asam salisilat, sebagai salah satu keratolitik yang biasa
digunakan, ialah mengganggu kohesi antara korneosit-korneosit pada lapisan kulit abnormal dan
pasien psoriasis. Secara khusus, asam salisilat bermanfaat pada area dimana terdapat sisik yang
tebal.
Kortikosteroid topikal
Kortikosteroid topikal dipakai untuk mengobati radang kulit yang bukan disebabkan oleh infeksi,
khususnya penyakit eksim, dermatitis kontak, gigitan serangga, dan eksim skabies bersama-sama
dengan obat skabies. Kortikosteroid menekan berbagai komponen reaksi pada saat digunakan
saja; kortikosteroid sama sekali tidak menyembuhkan dan bila pengobatan dihentikan, kondisi
semula mungkin muncul kembali. Obat-obat ini diindikasikan untuk menghilangkan gejala danpenekanan tanda-tanda penyakit bila cara lain seperti pemberian emolien tidak efektif.
Pemakaian kortikosteroid topikal yang kuat pada psoriasis yang luas dapat menimbulkan efek
samping sistemik dan lokal. Cukup meresepkan kortikosteroid yang lebih lemah untuk jangka
singkat (2-4 minggu) untuk psoriasis fleksural dan wajah (catatan: pada wajah jangan digunakan
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
16/22
16
yang lebih kuat dari hidrokortison 1%). Pada kasus psoriasis kulit kepala boleh menggunakan
kortikosteroid yang lebih kuat, seperti betametason atau fluosinonid.
Analog vitamin D
Vitamin D dan analognya menginhibisi diferensiasi dan proliferasi keratinosit serta memiliki
efek antiinflamasi dengan mengurangi IL-8 dan IL-2. Penggunaan vitamin D itu sendiri dibatasi
sebab adanya kecenderungan untuk menyebabkan hiperkalsemia. Kalsipotrien (Dovonex)
merupakan analog vitamin D sintetik yang digunakan untuk plak psoriasis yang ringan hingga
sedang. Perbaikan biasanya nampak dalam 2 minggu setelah terapi dan kurang lebih 70% pasien
menunjukkan perbaikan yang signifikan setelah 8 minggu. Efek samping terjadi pada kurang
lebih 10% pasien dan meliputi lesi dan sensasi terbakar serta pedih di sekeliling lesi. Kalsipotrien
0,005% baik dalam krim, salep atau larutan digunakan 1-2 kali sehari, tetapi tidak lebih dari 100
gram/minggu.
Tazaroten
Tazaroten (Tazorac) ialah retinoid sintetik yang dihidrolisis menjadi metabolit aktif, yakni asam
tazarotenat, yang kemudian memodulasi proliferasi dan diferensiasi keratinosit. Tersedia sebagai
gel dan krim 0,05% atau 0,1% dan digunakan sekali sehari (biasanya di sore hari) untuk plak
psoriasis yang ringan hingga sedang. Gel 0,1% sedikit lebih efektif, tetapi gel 0,05% lebih sedikit
menyebabkan iritasi. Efek samping yang terjadi bergantung pada dosis dan frekuensi; meliputi
pruritis, rasa terbakar, pedihm dan eritema dengan tingkat keparahan yang ringan hingga sedang.
Penggunaan gel pada kulit yang eksim atau lebih dari 20% area permukaan tubuh tidak
direkomendasikan sebab dapat memicu absorpsi sistemik secara ekstensif. Tazaroten sering
digunakan bersamaan dengan kortikosteroid topikal untuk menurunkan efek samping lokal serta
meningkatkan efikasi.
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
17/22
17
Terapi Sistemik Lini Pertama
Acitretin
Acitretin (Soriatane) merupakan derivat asam retinoat dan metabolit aktif retinoat. Senyawa ini
diindikasikan untuk psoriasis yang parah, meliputi tipe eritrodermik dan pustular yang menyebar.
Walaupun demikian, senyawa ini akan lebih berguna apabila dipakai sebagai terapi tambahan
dalam penanganan psoriasis. Acitretin telah menunjukkan hasil yang baik ketika dikombinasikan
dengan terapi lain, seperti PUVA dan UV-B, siklosporin, dan metotreksat. Dosis mula-mula
yang direkomendasikan ialah 25 hingga 50mg, kemudian terapi dilanjutkan hingga lesi
sembuh/hilang. Acitretin merupakan senyawa teratogen sehingga dikontraindikasikan untuk
perempuan yang sedang hamil atau yang merencanakan kehamilan dalam 3 tahun setelah
penghentian obat. Efek samping dari obat ini adalah Hipervitaminosis A (bibir kering/seilitis,
mulut kering, mata kering/konjungtivitis, kulit kering, pruritis, mengelupas, rambut rontok),
hepatotoksik, perubahan skelet, hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia.
Terapi Sistemik Lini Kedua
Siklosporin
Siklosporin menunjukkan aktivitas imunosupresif dengan mengihibisi fase pertama aktivasi sel
T. Siklosporin juga menginhibisi pelepasan mediator inflamasi dari sel mast, basofil, dan sel
polimorfonuklear Biasanya digunakan dalam penanganan manifestasi kutan dan artritis akibat
psoriasis yang parah. Terapi secara terus-menerus selama lebih dari 2 tahun dapat meningkatkan
resiko kecacatan yang meliputi kanker kulit dan penyakit limfoproliferatif. Dosis dapat diberikan
2,5-4 mg/kg/hari dalam 2 dosis terbagi; dapat ditingkatkan hingga 5 mg/kg/hari dalam 1 bulan
jika tidak ada perubahan. Efek samping nya adalah Nefrotoksisitas, keganasan, hipertensi,
hipomagnesemia, hiperkalemia, perubahan pada fungsi liver, peningkatan kadar serum lipid,
intoleransi GIT.
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
18/22
18
Metotreksat
Diindikasikan untuk psoriasis yang sedang hingga parah begitu juga dengan psoriasis arthritis.
Merupakan analog sintetik asam folat yang bertindak sebagai inhibitor kompetitif dari enzim
dihidrofolat reduktase yang bertanggungjawab dalam konversi dihidrofolat menjadi
tetrahidrofolat. Tetrahidrofolat merupakan kofaktor penting dalam sintetis nukleotida timidilat
dan purin yang dibutuhkan dalam sintetis DNA dan RNA. Metotreksat menghambat replikasi
dan fungsi sel T dan B serta menekan sekresi berbagai jenis sitokin. Metotreksat juga menekan
pembelahan sel epidermal. Sebaiknya dihindari bagi pasien infeksi aktif sebab adanya aktivitas
imunosupresif dari metroteksat. Dosisnya 7,5-15 mg/minggu ditingkatkan sebanyak 2,5 mg
secara bertahap tiap 2-4 minggu hingga berespon; dosis maksimal 25 mg/minggu. Kontra
indikasi untuk ibu hamil dan menyusui, dan pasien dengan infeksi aktif. Diperlukan pemeriksaan
darah lengkap, pemeriksaan fungsi ginjal dan liver. Dilakukan pengawasan terus-menerus, untuk
efek samping pada saluran cerna dan mukosa pada anak > 12 tahun dan dewasa diberikan asam
folat 5 mg setiap minggu untuk menurunkan efek samping. Toksik terhadap darah, paru, sal.
cerna. Penggunaan bersama AINS perlu dimonitor. Efek sampingnya Alopesia, fotosensitivitas,
rasa terbakar pada lesi psoriasis, muncul pada efek samping seperti penggunaan metotreksat
sebagai antireumatoid artritis.
Terapi Biologi
Pada terapi biologis, agen imunomodulator dirancang untuk mempengaruhi respon imun
merupakan basis terapi penyakit kutan, seperti psoriasis dan atopik dermatitis. Agen-agen
tersebut, yang diproduksi secara in vitro melalui teknologi rekombinan DNA, dibagi menjadi 3
kategori yakni :
1. Sitokin rekombinan manusia2. Antibodi monoklonal manusia3. Reseptor molekular yang dapat mengikat target molekul
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
19/22
19
Infliksimab (remicade)
Merupakan antibodi monoklonal chimeric yang ditujukan untuk melawan TNF-. Memiliki afinitas yang tinggi dalam bentuk yang larut dan transmembran TNF-, dengan
demikian dapat menginhibisi ikatan antara TNF- dengan reseptornya.
Keuntungan dibanding terapi lain adalah infliksimab tidak secara negatif berpengaruhterhadap jumlah darah, tingkat enzim liver atau fungsi ginjal.
5 atau 10 mg/kg untuk 3x infus intravena pada minggu ke-0, 2 dan 6 ES : Sakit kepala, demam, menggigil, lelah, diare, faringitis, infeksi saluran nafas atas dan
saluran urin; reaksi hipersensitivitas; penyakit limfoproliferatif
Etenercept
Etanercept (Enbrel) adalah bloker TNF- yang lain berupa protein fusi yang mengikatTNF- secara kompetitif sehingga mengganggu interaksinya dengan reseptor sel.
Diproduksi dengan menggunakan rekayasa genetik yang menggabungkan domainekstraseluler dari reseptor TNF- dengan fragmen kristal Fc IgG1 manusia.
Etanercept diperoleh dari manusia sehingga meminimalkan imunogenisitas. Baik dikombinasikan dengan metotreksat pada pasien yang tidak merespon baik terapi
metotreksat tunggal.
Diindikasikan untuk pasien dewasa dengan plak psoriasis kronik yang sedang hingga parahyang menjadi kandidat untuk terapi sistemik atau fototerapi.
50 mg secara subkutan 2x dalam 1 minggu ES : Reaksi lokal pada daerah injeksi (terjadi pada 20% pasien); infeksi sal respirasi dan
GIT, nyeri abdominal, nausea dan muntah, sakit kepala
Alfacept
Merupakan protein fusi dimerik yang mengkombinasikan domain LFA-3 manusia denganbagian Fc dan IgG1 manusia.
Segmen LFA-3 alfacept mengikat CD2 pada sel T secara spesifik sehingga menginhibisiaktivasi dan proliferasi sel T pada jaringan kutan, juga menginduksi apoptosis selektif dari
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
20/22
20
sel T memori-efektor sehingga menurunkan limfosit sirkulasi total yang bergantung pada
besarnya dosis.
Digunakan untuk terapi plak psoriasis sedang hingga parah juga untuk psoriasis artritis. Respon signifikan biasanya diperoleh setelah 3 bulan terapi. 15 mg secara intramuskular 1x dalam seminggu ES : Faringitis, gejala menyerupai influenza, menggigil, pusing, nausea, sakit kepala, nyeri
pada daerah injeksi dan inflamasi dan infeksi non spesifik
Efalizumab
Merupakan antibodi monoklonal yang diperoleh dari manusia, bekerja menginhibisiintegrin CD11- yang terlibat dalam aktivasi sel T, migrasi ke kulit, serta fungsi sitotoksik.
Efalizumab disetujui untuk terapi pada pasien dewasa dengan plak psoriasis kronik yangsedang hingga berat yang menjadi kandidat terapi sistemik atau fototerapi.
1 mg/kg secara subkutan sekali seminggu ES : Sakit kepala, nausea, menggigil, infeksi non spesifik, nyeri, demam, dan astenia
Fotokemoterapi
Fotokemoterapi umumnya terdiri dari terapi dengan sinar ultraviolet B dan PUVA. SinarUVB (290-320 nm) terus menjadi salah satu fotokemoterapi yang penting dalam intervensi
psoriasis. Panjang gelombang UVB yang paling efektif untuk terapi psoriasis ialah 310-
313 nm. Hal tersebut telah dibuktikan dari berbagai studi klinik pada pasien dengan
psoriasis tipe plak.
Fototerapi UVB juga memberikan hasil yang lebih efektif ketika ditambahkan denganterapi sistemik, seperti metotreksat dan retinoid.
UV-A yang dikombinasikan dengan metoksalen oral (PUVA) merupakan pendekatanfotokemoterapi. Kandidat untuk terapi PUVA biasanya mengalami psoriasis yang
melumpuhkan dengan tingkat keparahan sedang hingga berat yang tidak memberikan
respon terhadap terapi konvensional baik topikal maupun sistemik.
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
21/22
21
PUVA sistemik terdiri atas obat oral yang berperan sebagai foto sensitizer seperti 8-metoksipsalen (8-methoxypsoralen).
Kombinasi, Rotasi serta Urutan Terapi
Jika monoterapi dengan agen sistemmik tidak memberikan hasil optimal, kombinasi terapi
sistemik dengan metode lain mungkin dapat memberikan manfaat. Kombinasi yang dapat
dilakukan meliputi :
Acitretin + UV-B Acitretin + fotokemoterapi menggunakan sinar UV-A (PUVA) Metotreksat + UV-B
PUVA + UV-B Metotreksat + siklosporin
Rotasi terapi melibatkan penggunaan regimen biologi untuk periode tertentu, lalu
berganti pada regimen nonbiologi, dan terus demikian. Salah satu tujuan pendekatan ini adalah
untuk meminimalkan toksisitas obat yang terakumulasi. Urutan terapi meliputi menghilangkan
lesi psoriasis secara cepat dengan terapi agresif seperti siklosporin, kemudian diikuti oleh
periode transisi dengan menggunakan obat-obat yang lebih aman, seperti acitretin, yang dimulai
dengan dosis maksimal. Selanjutnya, terapi masuk dalam periode pemeliiharaan denganmenggunakan acitretin pada dosis rendah atau kombinasi dengan UV-B dan UV-A.
6
Prognosis
Psoriasis tidak menyebabkan kematian tetapi menggangu kosmetik karena perjalanan
penyakitnya bersifat kronis dan residif.
Psoriasis gutata akut timbul cepat. Terkadang tipe ini
menghilang secara spontan dalam beberapa minggu tanpa terapi. Seringkali, psoriasis tipe ini
berkembang menjadi psoriasis plak kronis. Penyakit ini bersifat stabil, dan dapat remisi setelah
beberapa bulan atau tahun, dan dapat saja rekurens sewaktu-waktu seumur hidup. Pada psoriasis
tipe pustular, dapat bertahan beberapa tahun dan ditandai dengan remisi dan eksaserbasi yang
tidak dapat dijelaskan. Psoriasis vulgaris juga dapat berkembang menjadi psoriasis tipe ini.
Pasien denan psoriasis pustulosa generalisata sering dibawa ke dalam ruang gawat darurat dan
-
7/28/2019 Pbl Blok 15 Abraham Bayu
22/22
22
harus dianggap sebagai bakteremia sebelum terbukti kultur darah menunjukkan negatif. Relaps
dan remisi dapat terjadi dalam periode bertahun-tahun.7
Daftar Pustaka
1. Wasitaatmadja SM, Djuandi A, Natahusada EC. Ilmu Penyakit kulit Kelamin. Faal Kulit,Dermatosis Eritoskuamosa, Sifilis. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2013.h.7.189-203.384.
2. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga, 2007.h.11-6.3. Houghton RA, Gray D. Gejala dan tanda dalam kedokteran klinis. Kulit,kuku dan
rambut. Jakarta: PT Indeks. 2012.h.362-75.
4. Gudjonsson JE, Elder JT. Fitzpatrick. Dermatology in general medicine. Psoriasis.Newyork: Mc graw hill.2008.h.180.
5. Geng A, McBean J, Zeikus P.S, et al. Psoriasis. Dalam Kelly A.P, Taylor S.C, Editors.Dermatology for skin of color. New York:Mc Graw Hill;2009.h.139-146.
6. Sukandar, Elin Yulinah . Iso Farmakoterapi. Jakarta: ISFI Penerbit.2008.h.132-9.7. Wolff K., Johnson R.A. Psoriasis. Dalam Wolff K., Johnson R.A.Fitzpatricks color atlas
and synopsis of clinical dermatology. Edisi keenam. New York:Mc Graw Hill;2009.h.53-
71.