Pbl Blok 10 Ginjal-DONI

21
Makalah Blok 10 Sistem Urogenital Sistem Urinaria Mengenai Edema Tibial Dan Asites Doni Lukas Damari 102011353 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat e-mail : [email protected] PENDAHULUAN Kebanyakan orang telah mengenal satu fungsi ginjal yang terpenting membuang bahan-bahan sampah tubuh dari hasil pencernaan atau yang diproduksi oleh metabolisme. Fungsi kedua adalah mengontrol volume dan komposisi cairan tubuh, keseimbangan antara asupan dan keluaran sebagian besar dipertahankan oleh ginjal. Fungsi pengaturan ginjal ini memelihara kestabilan lingkungan sel-sel yang diperlukan untuk berbagai macam aktivitasnya. DASAR TEORI DAN PEMBAHASAN STUKTUR MAKROSKOPIS SISTEM URINARIA GINJAL Terletak di retro peritoneal, diantara peritoneum parietale dan fasies transversa abdominis. Sebelah kiri dan kanan kolumna vertebralis ( kiri setinggi iga 11/L 2-3, kanan 1

Transcript of Pbl Blok 10 Ginjal-DONI

SISTEM URINARIA

Makalah Blok 10 Sistem UrogenitalSistem Urinaria Mengenai Edema Tibial Dan AsitesDoni Lukas Damari102011353Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat

e-mail : [email protected]

PENDAHULUAN

Kebanyakan orang telah mengenal satu fungsi ginjal yang terpenting membuang bahan-bahan sampah tubuh dari hasil pencernaan atau yang diproduksi oleh metabolisme. Fungsi kedua adalah mengontrol volume dan komposisi cairan tubuh, keseimbangan antara asupan dan keluaran sebagian besar dipertahankan oleh ginjal. Fungsi pengaturan ginjal ini memelihara kestabilan lingkungan sel-sel yang diperlukan untuk berbagai macam aktivitasnya.DASAR TEORI DAN PEMBAHASANSTUKTUR MAKROSKOPIS SISTEM URINARIAGINJAL

Terletak di retro peritoneal, diantara peritoneum parietale dan fasies transversa abdominis. Sebelah kiri dan kanan kolumna vertebralis ( kiri setinggi iga 11/L 2-3, kanan setinggi iga 12/L 3-4). Ginjal berbentuk sepertikacang dan membentuk dua polus (superior dan inferior), dua margo (medialis dan lateralis), dua facies (anterior dan posterior). Kedua polus superior kanan dan kiri ditempati oleh glandula suprarenalis yang dipisahkan oleh lemak perirenalis. Pada margo medialis terdapat suatu pintu yang disebut hilus renalis, merupakan tempat masuknya pembuluh darah, lymfe, saraf, dan uretra.1,2Ginjal dibungkus oleh capsula fibrosa, capsula adiposa, dan fascia renalis.

Capsula fibrosa, melakat pada ginjal, hanya menyelubungi ginjal (tidak membungkus gl. suprarenalis), dan mudah dikelupas. Capsula adiposa, mengandung banyak lemak, membungkus ginjal dan glandula suprarenalis (depan tipis, belakang tebal). Fascia renalis, terletak di luar capsula fibrosa, kedua fascia renalis ke kaudal tetap terpisah, ke kranial bersatu, sehingga kantong ginjal terbuka ke bawah. Sering terjadi ascending infection.1.Bagian-bagian ginjal:Cortex Renis

Terdiri dari glomerulus dan pembuluh darah.

Di glomerulus, darah disaring menjadi filtrat, kemudian disalurkan kedalam medula. Saluran-saluran tersebut akan bermuara ke papilla renalis. Terdapat garis-garis dari medula (procesus medullaris/FERHEINI).

Medulla Renis

Papilla renalis sesuai ujung ginjal yang berbentuk segitiga (Pyramid renalis).

Papilla renalis menjorok ke dalam yang disebut calix minor.

Diantara pyramis-pyramis terdapat columna renalis (bertini). Beberapa calix minor (2-4) membentuk calix major.

Beberapa calyx major menjadi pyelum = pelvis renalis, kemudian menjadi ureter.

Pendarahan Ginjal

A. Renalis, cabang aorta abdominalis setinggi vert. L I-II. A. Renalis kanan lebih panjangdari A. Renalis kiri, karena harus menyilang V. cava inferior di belakangnya. A. Renalis depan dan belakang bertemu di lateral, pada garis broedel, jika pembedahan pada garis broedel, pendarahan minimal.

A. Interlobaris, pada perbatasan cortex dan medulla bercabang menjadi A. Arcuata.

A. Arcuata, mempercabangkan A. Interlobularis berjalan sampai tepi ginjal (cortex).

Pembuluh Balik

Mengikuti nadinya mulai permukaan ginjal sebagai kapiler berkumpul dalam V. Interlobularis (Vv. Stellatae/verheyeni). Dari V. Interlobularis ke V. Arcuata ke V. Interlobaris Ke V. Renalis ke V Cava Inferior.1-3GLANDULA SUPRARENALIS

Merupakan kelenjar endokrin yang terletak superomedial terhadap ginjal. Gl. Suprarenalis kanan berbentuk piramid, letaknya antara diapragma dan lobus dexter hepatis. Sedangkan gl. Suprarenalis kiri lebih pipih dan berbentuk bulan sabit, letaknya tepi medial ginjal diatas AV. Renalis, kutup superior bersentuhan dengan lien.Glandula suprarenalis dibungkus oleh fascia renalis, tetapi tidak ikut gerakan ginjal pada waktu respirasi.

Vaskularisasi

A. Suprarenalis superior, merupakan cabang dari a. Phrenica inferior. A. Suprarenalis media, merupakan cabang aorta abdominalis.

A. Suprarenalis inferior, merupakan cabang a. Renalis.

V. Suprarenalis dextra (kadang-kadang dua) bermuara pada vena cava inferior.

V. Suprarenalis sinistra bermuara pada v. Renalis sinistra dan biasanya membentuk satu saluran dengan v. Phrenica inferior.

Getah bening cortex lebih sedikit daripada medulla, mengikuti aliran limfe ke nnll. Lumbales (aortica).

Persarafan dari plexus coleiacus dan cabang-cabang nn. Splanchnicus.2URETER

Merupakan lanjutan pelvis renalis, panjangnya 25-30 cm berjalan kearah distal untuk bermuara di vesica urinaria.

Ureter menurut letaknya terbagi 2 bagian:

Pars abdominalis ureteris

Perjalanan ureter wanita /laki-laki dalam cavum abdomentidak berbeda, di sebelah ventral berbatasan dengan peritoneum, vasa colica, menyilang vasa spermatika interna/ovarica.

Ureter kanan berbatasan dengan pars descenden duodeni (atas) dan ileum (bawah). Tepi lateral vena cava infrior.

Ureter kiri berbatasan dengan colon sigmoideum dan mesocolonnya (recessus intersigmoideus). Dorsal disilang oleh m. Psoas, n. Genito femoralis.1-3 Pars pelvina ureteris

Perjalanan ureter dalam vacum pelvis pada wanita berbeda dengan laki-laki karena perbedaan alat-alat panggul wanita dan pria.

Ureter pada laki-laki menyilang pintu atas panggul di depan A. Iliaca comunis menuju dorsocaudal di depan A. Iliaca interna sampai di daerah spina ischiadica membelok ke depan dan medial untuk bermuara ke dalam vesica urinaria pada sudut lateral atasnya, disini menyilang ductus deferens disebelah lateral.1,2Pada wanita ureter setelah sampai di spina ischiadica menuju ventromedial di bawah lig. Latum uteri dan menyilang A. Uterina di sisi medial, ventral di sebelah lateral fornix lateralis vagina masuk ke vesica urinaria.

Tempat-tempat penyempitan ureter:

Ureteropelvic junction

Ureter menyilang vassa iliaca communis (flexura marginalis) Ureter masuk ke dalam vesica urinaria.

Plexus hypogastricus inferior T11-L2 melalui neuron-neuron simpatis.1,2VESICA URINARIA (bladder/kandung kemih)

Vesica urinaria kosong seluruhnya terletak dalam ringga panggul di belakang symphysis ossis pubis. Vesica urinaria terisi bagian atasnya terletak di daerah hypogastrica. Pada anak-anak letaknya diatas pintu atas panggul, setelah dewasa rongga panggul membesar sehungga vesica urinaria turun ke dalam rongga panggul. Reservoar urine 200-400 cc.2 STRUKTUR MIKROSKOPIS SISTEM URINARIA

GINJAL

Di dalam jaringan kortex ginjal terdapat:

Glomerulus (korpus malpighi), bentuknya khas bundar dengan warna yang lebih tua dari sekitarnya karena sel-selnya tersusun lebih padat. Paling luar diliputi epitel selapis gepeng dan disebut kapsula bowman lapisan parietal. Kadang ditemukan kapsula bowman lapis parietal yang bersambung dengan kontortus proksimal membentuk kutub tubular/urinaria. Di bawah kapsula bowman terdapat ruang kosong yang dalam keadaan hidup terisi cairan ultrafiltrat. Pada arah yang berlawanan dari kutub tubular terdapat kutub vaskular, tempat masuk dan keluarnya arteriol pada glomerulus. Arteriol yang masuk disebut vasa averen yang kemudian bercabang-cabang menjadi kapiler yang bergulung-gulung di dalam glomerulus. Kapiler ini sebenarnya diliputi oleh podosit yang membentuk kapsula bowman lapis viseral, namun sulit membedakan antara sel endotel kapiler dengan podosit. Kapiler kemudian bergabung menjadi satu lagi membentuk arteriol keluar dari glomerulus dan disebut vasa everen. Tubulus kontortus proksumal, saluran ini selalu terpotong dalam berbagai potongan karena jalannya yang berkelok-kelok. Dindingnya disusun oleh selapis sel kuboid dengan batas-batas sel yang sukar dilihat. Intinya bulat biru, tetapi bila diperhatikan, jarak antar inti sel di sebelahnya. Sitoplasmanya berwarna asidofil (merah). Permukaan sel yang menghadap lumen yang mempunyai jumbai (brush border). Tubulus kontortus distal, seperti yang proksimal, saluran ini selalu terpotong dalam berbagai arah. Disusun oleh selapis kuboid yang batas-batas antar selnya agak lebih jelas dibandingkan yang proksimal. Inti sel juga bulat dan berwarna biru, tetapi bila diperhatikan, jarak antar inti sel yang bersebelahan agak berdekatan satu sama lain. Sitoplasmanya kelihatan basofil (kebiruan) dan permukaan sel yang menghadap lumen tidak mempunyai jumbai (rbush border).4Arteri dan vena interlobularis, pembuluh ini disebut juga A/V. Kortikalis radiata. Kedua pembuluh ini sering terlihat berjalan berdampingan dan berwujud arterioldan venul. Tergantung pada arah potongannya, kedua pembuluh ini dapat terpotong melintang atau memanjang tetapi selalu berada di dalam jaringan korteks ginjal.Pada daerah yang berbatasan dengan jaringan meduala (piramid) kadang-kadang pada beberapa sajian dapat ditemukan a/v arkuata yang berwujud arteriol dan venul yang berwujud lebih besar dari a/v interlobaris.Kolumna renalis bertini merupakan jaringan korteks ginjal yang berada diantara piramid. Kadang-kadang disinipun dapat ditemukan pembuluh darah yang bereujud arteriol atau venul yang disebut a/v interlobaris.

Jaringan meduala hanya terdiri atas saluran-saluran yang kerang lebih berjalan lurus. Di dalam korteks ginjal terdapat berkas-berkas jaringan medula yang disebut prosesus ferreini. Bila terpotong melintang, berkas ini tampak terdiri atas sekelompoksaluran-saluran, penampilannya berbeda dari jaringan korteks. Biasanya lumen lebih kecil-kecil dan dinding saluranlebih tipis. Di dalam jaringan medula, baik yang terdapat pada prosesus ferreini maupun pada piramid dapat dipelajari saluran-saluran sebagai berikut. Ansa henle segmen tebal turun (pars descenden/tubulus rectus proksimal). Penampilannya mirip tubulus kontortus proksimal, tetapi garis tengahnya lebih kecil.

Ansa henle tipis. Penampilannya mirip pembuluh kapiler darah, tetapi epitelnya lebih tebal sedikit, sehingga sitoplasmanya lebih jelas terlihat. Selain itu di dalam lumennya tidak terdapat sel-sel darah.

Ansa henle segmen tebal naik (pars asenden/tubulus rektus distal). Penampilannya mirip tubulus kontortus distal, tetapi garis tengahnya lebih kecil.

Duktus koligen. Gambarannya mirip tubulus kontortus distal tetapi batas-batas sel epitelnya jauh lebih jelas, selnya lebih tinggi dan lebih cepat.4Jaringan medula pada piramid gambarannya sama dengan yang terdapat pada prosesus ferreini, tetapi di dalam atau di dekat papilla renis, saluran-saluran tampak bergaris tengah lebih besar yang dindingnya dilapisi epitel selapis kubis tinggi sampai torak yang disebut duktus papilaris bellini. Saluran yang terakhir ini bermuara kedalam kaliks minor.4URETER

Mukosanya dilapisi epitel tradisional dengan lamina propiadi bawahnya. Lapis ototnya terdiri atas empat lapisan yaitu:

Lapisan otot memanjang (dalam)

Lapisan otot melingkar (tengah)

Lapisan otot memanjang (luar)

Lapisan adventisia merupakan jaringan ikat jarang.4VESIKA URINARIAMukosa dilapisi epitel transisional dengan lamina propia di bawahnya. Lapisan muskularis terdiri atas berkas-berkas serat otot polos yang tersusun berlalpis-lapis secara tidak beraturan. Karena itu dalam sajian terlihat berkas-berkas serat otot yang terpotong dalam berbagai arah. Diantara berkas-berkas ini terdapat jaringan ikat jarang. Lapisan adventisia yang terdiri atas jaringan ikat jarang sebagian diliputi peritoneum.4FUNGSI DAN MEKANISME KERJA GINJALFiltrasi GlomerulusPembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan melalui kapiler glomerulus ke dalam kapsula Bowman. Seperti kebanyakan kapiler, kapiler glomerulus juga relatif impermeable terhadap protein, sehingga cairan hasil filtrasi (disebut filtrat glomerulus) pada dasarnya bersifat bebas protein dan tidak mengandung elemen selular, termasuk sel darah merah.5Konsetrasi isi filtrat glomerulus lainnya, termasuk sebagian besar garam dan molekul organic, serupa dengan konsentrasinya dalam plasma. Pengecualian terhadap keadaan umum ini adalah beberapa zat dengan berat molekul ringan, seperti kalsium dan asam lemak, yang tidak difiltrasi secara bebas karena zat tersebut sebagian terikat pada protein plasma. Hampir setengah dari kalsium plasma dan sebagian besar asam lemak plasma terikat pada protein, dan bagian yang terikat ini tidak difiltrasi dari kapiler glomerulus.5Penentuan GFRGFR ditentukan oleh (1) jumlah daya hidrostatik dan osmotic koloid pada membran glomerulus, yang menghasilkan tekanan filtrasi akhir, dan (2) koefisien filtrasi kapiler glomerulusl Kf.Peningkatan GFR bisa terjadi akibat: Peningkatan koefisien filtrasi kapiler glomerulus, Kf merupakan ukuran hasil konduktivitas hidrolik dan area permukaan kapiler glomerulus. Kf bisa menurun bila membran dasal kapiler glomerulus menebal. Peningkatan tekanan hidrostatik di kapiler glomerulus, perubahan ini merupakan alat utama untuk mengatur GFR secara fisiologis. Tekanan hidrostatik glomerulus ditentukan oleh tiga variable: (1) tekanan arteriI; (2) tahanan arteriol aferen; (3) tahanan arterior eferen.5-7Penurunan GFR bisa terjadi akibat: Peningkatan tekanan hidrostatik di kapsula bowman. Peningkatan tekanan osmotic koloid di kapiler glomerulus. Aktivasi system saraf simpatis.5-7Reabsorbsi dan Sekresi Tubulus GinjalSewaktu filtrat glomerulus memasuki tubulus ginjal, filtrat ini mengalir melalui bagian-bagian tubulus secara berurutan, tubulus proksimalis, ansa Henle, tubulus distalis, tubulus koligentes, dan akhirnya ductus koligentes, sebelum diekskresikan sebagai urin.5Reabsorbsi Tubulus ProksimalSecara normal sekitar 65 persen dari muatan natrium dan air yang difiltrasi, dan nilai presentase yang sedikit lebih rendah dari klorida, akan direabsorbsi oleh tubulus proksimal sebelum filtrat mencapai ansa Henle. Persentase ini dapat meningkat atau menurun dalam berbagai kondisi fisiologis.Kapasitas reabsorbsi yang besar dari tubulus proksimal adalah hasil dari sifat-sifat selularnya yang khusus. Sel epitel tubulus proksimal bersifat sangat metabolic dan mempunyai sejumlah besar mitokondria untuk mendukung proses transpor aktif yang kuat. Selain itu, sel tubulus proksimal mempunyai banyak sekali brush border pada sisi lumen (apikal) membran dan juga labirin interselular serta kanal basalis yang luas; semuanya ini bersama-sama menghasilkan area permukaan membran yang luas pada sisi lumen dan sisi basolateral dari epitel untuk mentranspor ion natrium dan zat-zat lain dengan cepat.Pemukaan membran epitel brush border yang luas juga dimuati dengan molekul protein pembawa yang mentranspor sebagian besar ion natrium melewati membran lumen yang bertalian melalui mekanisme ko-transpor dengan berbagai nutrien organic seperti asam amino dan glukosa. Sisa natrium ditranspor dari lumen tubulus ke dalam sel dengan mekanime transpor-imbangan, yang mereabsorbsi natrium sementara menyekresi zat-zat lain ke dalam lumen tubulus, terutama ion hydrogen. Sekresi ion hydrogen ke dalam lumen tubulus adalah langkah penting dalam pemindahan ion bikarbonat dalam tubulus, dengan menggabungkan H+ dengan HCO3- menjadi bentuk H2CO3, yang kemudian berdisosiasi menjadi H20 dan CO2).Walaupun pompa natrium-kalium ATPase menyediakan suatu tenaga yang besar untuk reabsorbsi natrium, klorida, dan air di seluruh tubulus proksimal, terdapat beberapa perbedaan mekanisme bagaimana natrium dan klorida ditranspor melalui sisi lumen bagian pertama dn terakhir membran tubulus proksimal.Pada pertengahan pertama tubulus proksimal, natrium direabsorbsi dengan cara ko-transpor bersama-sama dengan glukosa, asam amino, dan zat terlarut lainnya. Tetapi, pada bagian pertengahan kedua dari tubulus proksimal, hanya sedikit glukosa dan asam amino yang direabsorbsi. Justru sekarang natrium yang terutama direabsorbsi bersama dengan ion klorida. Pertengahan kedua tubulus proksimal memiliki konsentrasi klorida yang relatif tinggi dibandingkan dengan bagian awal tubulus proksimal, karena saat natrium direabsorbsi, natrium membawa glukosa, bikarbonat, dan ion organic pada bagian awal tubulus proksimal, meninggalkan suatu larutan yang mempunyai konstrasi klorida yang tinggi, dipertengahan kedua tubulus proksimal, tingginya konsentrasi klorida membantu difusi ion ini dari lumen tubulus melalui tautan intraselular ke dalam cairan interstitial ginjal.Walaupun jumlah natrium dalam cairan tubuh menurun secara nyata di sepanjang tubulus proksimal, konsentrasi natrium (dan osmolaritas total) tetap relatif konstan karena permeabilitas air di tubulus proksimal sangat besar, sehingga reabsorbsi air dapat mengimbangi reabsorbsi natrium. Zat terrlarut organic tertentu, seperti glukosa, asam amino, dan bikarbonat, lebih banyak drbsi daripada air, sehingga konsentrasi zat-zat tersebut menurun dengan nyata di sepanjang tubulus proksimal. Zat-zat terlarut organic yang lain yang kurang impermeable and tidak direabsorbi secara aktif, seperti kreatinin, konsentrasinya meningkat di sepanjang tubulus proksimal. Konsentrasi zat total terlarut, seperti yang digambarkan oleh osmolaritas, pada dasarnya tetap sama di sepanjang tubulus proksimal karena sangat tingginya permeabilitas bagian nefron ini terhadap air.6Sekresi Asam dan Basa Organik oleh Tubulus ProksimalTubulus proksimal juga merupakan tempat penting untuk sekresi asam dan basa organik seperti garam empedu, oksalat, urat, dan katekolamin. Banyak dari zat-zat ini merupakan produk akhir dari metabolisme dan harus dikeluarkan dari tubuh secara cepat. Sekresi zat-zat ini ke dalam tubulus proksimal ditambah filtrasi zat-zat ini ke dalam tubulus proksimal oleh kapiler glomerulus dan hampr tidak ada reabsorpsi oleh tubulus, semianya menyebabkan ekskresi yang cepat ke dalam urin.Selain produk buangan metabolisme, ginjal menyekresi secara langsung banyak obat atau toksin yang potensial berbahaya melalui sel-sel tubulus ke dalam tubulus, dan dengan cepat membersihkan zat-zat ini dari darah. Senyawa lain yang disekresi secara cepat oleh tubulus proksimal adalah asam para-aminohipurat (PAH). PAH disekresikan begitu cepat sehingga rata-rata orang dapat membersihkan sekitar 90 persen PAH dari plasma yang mengalir melalui ginjal dan mengeksresikannya ke dalam urin.5,6Transpor Zat Terlarut dan Air dalam Ansa HenleAnsa Henle terdiri dari tiga segmen fungsional yang berbeda: segmen tipis descendens, sengmen tipis ascendens, dan segmen tebal ascendens. Segmen tipis descendens dan ascendens, sesuai dengan namanya, mempunyai membran epitel yang tipis tanpa brush border, sedikit mitokondria, dan tingkat aktivitas metabolic yang rendah.Bagian descendens segmen tipis sangat permeable terhadap air dan sedikit permeable terhadap sebagian besar zat terlarut termasuk ureum dan natrium. Fungsi segmen nefron ini terutama untuk memungkinkan difusi zat-zat secara sederhana melalui dindingnya. Sekitar 20 persen dari air yang difiltrasi akan direabsorbsi di ansa Henle, dan hampir semuanya terjadi di lengkung tipis descendens. Lengkung ascendes, termasuk bagian tipis dan bagian tebal, sebenarnya tidak permeable terhadap air, suatu karakteristik yang pentik untuk memekatkan urin.Segmen tebal ansa Henle, yang dimulai dari separuh bagian atas lengkung ascendens, memiliki sel-sel epitel yang tebal yang mempunyai aktivitas metabolic tinggi dan mampu melakukan reabsorbsi aktif natrium, klorida, dan kalium. Sekitar 25 persen dari muatan natrium, klorida, dan kalium yang difiltrasi akan direabsorbsi di ansa Henle, kebanyakan di lengkung tebal ascendens. Sejumlah besar ion lain, seperti kalsium, bikarbonat, dan magnesium juga direabsorbsi pada lengkung tebal ansa Henle. Segmen tipis lengkung ascendens memiliki kapasitas reabsorbsi yang lebih rendah daripada segmen tebal, dan lengkung descendens tipis tidak mereabsorbsi zat terlarut ini dalam jumlah yang bermakna.Pada lenkung ascendens tebal, pergerakan natrium melewati membran luminal terutama diperantarai oleh ko-transporter 1-natrium, 2-klorida, 1-kalium. Pada segmen tebal ascendens, juga terjadi reabsorpsi paraselular yang bermakna dari kation, seperti Mg2+, Ca2+, Na+, dan K+ yang disebabkan oleh muatan lumen tubulus yang lebih positif dibandingkan denan cairan interstisial. Lengkung ascendens tebal juga memiliki mekanisme transpor imbangan natrium-hidrogen dalam membran sel luminalnya yang memperantarai reabsorpsi natrium dan sekresi hydrogen dalam segmen ini.Segmen tebal ascendens ansa Henle sesungguhnya impermeable terhadap air. Oleh karena itu, kebanyakan air yang dibawa ke segmen ini tetap tinggal dalam tubulus, walaupun terjadi reabsorpsi zat terlarut dalam jumlah besar. Cairan tubulus pada lengkung ascendens menjadi sangat encer sewaktu cairan mengalir melalui tubulus distal.5-7Tubulus DistalSegmen tebal ascendens ansa Henle berlanjut ke dalam tubulus distal. Bagian paling pertama dari tubulus distal membentuk bagian komplek justaglomerular yang menimbulkan kontrol umpan balik GFR dan aliran darah dalam nefron yang sama. Bagian tubulus distal selanjutnya sangat berkelok-kelok dan mempunyai banyak ciri reabsorbsi yang sama dengan bagian tebal ascendens ansa Henle. Artinya, bagian tersebut mereabsorbsi sebagian besar ion, termasuk natrium, kalium, dan klorida, tetapi sesungguhnya tidak permeable terhadap air dan ureum. Karena alasan ini, bagian itu disebut segmen pengencer karena juga mengencerkan cairan tubulus.5Tubulus Distal Bagian Akhir dan Tubulus Koligentes KortikalisSeparuh bagian kedua dari tubulus distal dan tubulus koligentes kortikalis berikutnya mempunyai ciri-ciri fungsional yang sama. Secara anatomis, keduanya terdiri dari dua tipe sel yang berbeda, sel-sel perinsipalis dan sel-sel interkalarus. Sel-sel prinsipalis mereabsorbsi natrium dan air dari lumen dan menyekresikan ion kalium ke dalam lumen. Sel-sel interkalatus mereabsorbsi ion kalium dan menyekresikan ion hydrogen ke dalam lumen tubulus. 5,6Karakter fungsionalnya dapat dirangkum sebgai berikut: Membran tubulus kedua segmen hampir seluruhnya impermeable terhadap ureum, mirip dengan segmen pengencer pada bagian awal tubulus distal. Jadi, hampir semua ureum yang memasuki segmen-segmen ini berjalan melewati dan masuk ke dalam duktus koligentes untuk diekskresikan ke dalam urin, walaupun beberapa reabsorpsi ureum terjadi di dalam duktus koligenes bagian medulla. Tubulus distal bagian akhir dan segmen tubulus koligentes kortikalis mereabsorbsi ion natrium, dan kecepatan reabsorbsi ini diatur kontrol oleh hormon terutama aldosteron. Pada waktu yang bersamaan, segmen ini menyekresikan ion kalium dari darah kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus, suatu proses yang juga dikontrol oleh aldosteron dan factor-faktor lain seperti konsentrasi ion kalium dalam cairan tubuh. Sel interkalatus dari segmen-segmen nefron ini banyak menyekresikan ion hydrogen melalui mekanisme hydrogen-ATPase aktif. Jadi, sel ini juga memegang kunci penting dalam regulasi asam-basa cairan tubuh. Permeabilitas tubulus distal dibagian akhir dan duktus koligentes kortikalis terhadap air dikontrol oleh konsentrasi ADH, yang juga disebut vasopressin. Dengan kadar ADH yang tinggi, segmen-segmen tubulus ini menjadi permeable terhadap air, tetapi bila tidak ada ADH, segmen-segmen ini sesungguhnya impermeable terhadap air. Karakteristik yang khusus ini menyediakan suatu mekanisme penting untuk pengaturan derajat pengenceran atau pemekatan urin.5

Gambar 1. Unit Fungsional Ginjal (Nefron).8Duktus Koligentes MedullaWalaupun duktus koligentes bagian medulla mereabsorbsi kurang dari 10 persen air dan natrium yang difiltrasi, duktus ini adalah bagian terakhir dari pemrosesan urin, dan karena itu, memainkan peranan penting dalam menentukan kelaran akhir dari air dan zat terlarut dalam urin. Permeabilitas duktus koligentes bagian medulla terhadap air dikontrol oleh kadar ADH. Dengan kadar ADH yang tinggi, air banyak direabsorbsi ke dalam interstisium medulla, sehingga mengurangi volume urin dan memekatkan sebagian besar zat terlarut dalam urin. Tidak seperti tubulus koligentes kortikalis, duktus koligentes medulla bersifat permeable terhadap ureum. Oleh karena itu, beberapa ureum tubulus direabsorbsi ke dalam interstisium medulla, membantu meningkatkan osmolalitas daerah ginjal ini dan turut berperan pada seluruh kemampuan ginjal untuk membentuk urin. Duktus koligentes bagian medulla mampu menyekresikan ion hydrogen melawan gradien konsentrasi yang besar, seperti juga terjadi dalam tubulus koligentes kortikalis. Jadi, duktus koligentes bagian medulla juga memainkan peranan kunci dalam mengatur keseimbangan asam basa.5PEMBAHASAN SKENARIO

Normalnya ginjal menerima suplai darah yang sangat banyak, sekitar 1200 ml/menit, atau sekitar 20-25 persen dari curah jantung. Makna utama dari aliran darah yang tinggi ke ginjal ini adalah untuk menyediakan cukup plasma guna mengimbangi laju filtrasi glomerulus yang tinggi yang dibutuhkan untuk efektif volume cairan tubuh dan konsentrasi zat terlarut. Oleh karena itu penurunan aliran darah ke ginjal biasanya diikuti oleh penurunan GFR dan penurunan pengeluaran air dan zat terlarut.6 Akibatnya keadaan yang secara akut menurunkan aliran darah ke ginjal biasanya menyebabkan oliguria, yang berarti menurunnya pengeluaran urin di bawah tingkat asupan air dan zat terlarut. Hal ini mengakibatkan terkumpulnya air dan zat terlarut dalam cairan tubuh. Jika aliran darah ginjal sangat menurun, dapat terjadi penghentian total pengeluaran urin, keadaan ini disebut anuria.5,6Pada kelainan glomerulonefritis terjadi kerusakan pada bagian fungsional ginjal (nefron), yang mengakibatkan protein plasma banyak terbuang ke dalam urin. Jika protein plasma menurun maka pengangkutan cairan interstisial yang berlebih menuju luar tubuh. Jika cairan interstisial yang berlebih ini tidak di keluarkan, maka akan terjadi pembengkakan yang sering disebut udema.6Pada skenario 2. seorang laki-laki usia 49 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bengkak pada kaki sejak sekitar 2 bulan yang lalu. Sejak 2 minggu terakhir bengkak dirasakan semakin parah, dan perutnya mulai membuncit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan edema tibial dan asites. Pada skenario 2 pasien mengalami bengkak pada kaki dan perutnya mulai membuncit, dengan membandingkan dasar teori dan kasus ini. Dapat disimpulkan laki-laki ini menderita gagal ginjal (glomerulonefritis), hal ini dikarenakan protein dalam plasma mengalami penurunan dan banyak terbuang di urin, yang mengakibatkan menurunnya pengangkutan cairan interstisial oleh kapiler darah. Hal ini mengakibatkan pembengkakan terjadi di beberapa tempat di bagian tubuh,6 yang dalam skenario ini terjadi pembengkakan di kaki dan menjalar ke perut.PENUTUP

Bengkak pada kaki bisa dikarenakan gagal ginjal (dugaan glomerulonefritis), karena pada kasus glomerulonefritis menyebabkan glomerulusnya mengalami kerusakan sehinga plasma darah yang sampai ke glomerulus tidak difiltrasi dan disekresi secara normal di tiap nefron. Bahkan pada kasus yang sudah berat, plasma darah sama sekali tidak difiltrasi dan disekresi tiap nefron. Maka cairan plasma yang tidak dikeluarkan tersebut akan menumpuk di sel-sel tubuh (terutama tubuh bagian bawah yang kemudian menjalar ke bagian atas).6DAFTAR PUSTAKA

1. Snell RS. Anatomi klinik: volume 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.143-87.2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.h.109-30.3. Moore KL, Agur AMR. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Hipokrates; 2002.h.217-66.4. Junqueira LC, Corneiro J. Histologi dasar : teks dan atlas. Edisi ke-10. Jakarta: EGC; 2007.h.203-67.5. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011.p.256-86.6. Guyton AC and Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi-11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.h.324-93.7. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC; 2009.h.278-89.8. Di unduh dari http://ugranerspenuhkasih.blogspot.com/2011/01/tentangginjal.html &usg. Tanggal 25 september 2011.PAGE 13