Patofisiolgi

5
Patofisiolgi Virus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti atau nyamuk Aedes albopictus. Di dalam tubuh manusia, melewati masa inkubasi antara 4 - 6 hari, virus berkembang biak dalam sistem retikuloendotelial, dengan target utama virus Dengue adalah APC (Antigen Presenting Cells) di mana pada umumnya berupa monosit atau makrofag jaringan seperti sel Kupffer dari hepar. 1 Mekanisme imunologis ini berperan dalam terjadinya DBD dan DSS, dimana respons imun yang diketahui berperan yaitu : a. Respons humoral Berupa pembentukan antibodi yang berperan dalam proses netralisasi virus, sitolisis dimediasi oleh komplemen dan sitotoksisitas oleh antibodi. Antibodi virus dengue berperan dalam mempercepat replikasi virus pada monosit dan makrofag (hipotesis antibody dependent enhancement,ADE) b. Limfosit T Baik T helper maupun T sitotoksik, keduanya berperan dalam respon imun seluler terhadap virus dengue. Diferensiasi dari T helper, yaitu TH1 akan memproduksi IFNγ, IL-2, dan limfokin, sedangkan TH2 akan memproduksi IL-4, IL-5, IL-6, dan IL-10 c. Monosit dan makrofag Monosit dan makrofag berperan dalam fagositosis virus dan opsonisasi antibodi. Namun proses fagositosis virus akan

description

Patofisiolgi

Transcript of Patofisiolgi

PatofisiolgiVirus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti atau nyamuk Aedes albopictus. Di dalam tubuh manusia, melewati masa inkubasi antara 4 - 6 hari, virus berkembang biak dalam sistem retikuloendotelial, dengan target utama virus Dengue adalah APC (Antigen Presenting Cells) di mana pada umumnya berupa monosit atau makrofag jaringan seperti sel Kupffer dari hepar.1Mekanisme imunologis ini berperan dalam terjadinya DBD dan DSS, dimana respons imun yang diketahui berperan yaitu :

a. Respons humoral

Berupa pembentukan antibodi yang berperan dalam proses netralisasi virus, sitolisis dimediasi oleh komplemen dan sitotoksisitas oleh antibodi. Antibodi virus dengue berperan dalam mempercepat replikasi virus pada monosit dan makrofag (hipotesis antibody dependent enhancement,ADE) b. Limfosit T

Baik T helper maupun T sitotoksik, keduanya berperan dalam respon imun seluler terhadap virus dengue. Diferensiasi dari T helper, yaitu TH1 akan memproduksi IFN, IL-2, dan limfokin, sedangkan TH2 akan memproduksi IL-4, IL-5, IL-6, dan IL-10

c. Monosit dan makrofag

Monosit dan makrofag berperan dalam fagositosis virus dan opsonisasi antibodi. Namun proses fagositosis virus akan meningkatkan replikasi virus dan sekresi sitokin oleh makrofag.

d. Komplemen

Aktifasi komplemen oleh kompleks imun akan menyebabkan terbentuknya C3a dan C5a.

Infeksi virus dengue akan mengaktifkan makrofag yang akan memfagositosis kompleks virus-antibodi non netralisasi sehingga virus berada di dalam makrofag. Terjadinya infeksi makrofag ini menyebabkan aktivasi T-helper dan T-sitotoksik sehingga akan diproduksi limfokin dan IFN. IFN akan mengaktivasi monosit sehingga disekresi TNF, IL-1, PAF, IL-6 yang merupakan berbagai mediator inflamasi serta pelepasan histamin yang mengakibatkan disfungsi sel endotel dan akan terjadi kebocoran plasma. Peningkatan C3a dan C5a juga memberi kontribusi terhadap kebocoran plasma. Disfungsi endotel juga akan berperan terhadap efek koagulopati yang timbul pada DBD.1Dalam DBD dan Dengue Shock Syndrome (DSS) terjadi peningkatan akut permeabilitas vaskuler yang diikuti kebocoran plasma ke dalam ruang ekstravaskuler, sehingga menimbulkan hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah. Volume plasma menurun lebih dari 20% pada kasus-kasus berat, yang didukung penemuan post mortem meliputi efusi serosa, efusi pleura, hemokonsentrasi dan hipoproteinemi . Patogenesis DBD masih kontroversial dan masing-masing hanya dapat menjelaskan satu atau beberapa manifestasi kliniknya dan belum dapat menjelaskan secara utuh keseluruhan fenomena. Beberapa teori lain tentang patogenesis DBD adalah The Secondary Heterologous Infection Hypothesis, Hipotesis Virulensi Virus, Teori Mediator, Peran Endotoksin, dan Teori Apoptosis.

Infeksi Virus DenguePerbanyak diri di hepar

Terbentuk komplek antigen-antibodi Hepatomegali

Mengaktivasi sistem komplemenMual-Muntah

PGE2 Hipotalamus

Dilepaskan C3a dan C5a (peptida) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

histamine

Peningkatan suhuPermeabilitas membran meningkat

tubuh

Kebocoran plasma

Hipovolemia

Renjatan hipovolemi dan hipotensiKerusakan endotel

pembuluh darahKekurangan volume cairan

depresi fungsi megakariositKe ekstravaskulerTrombositopenia Merangsang dan Mengaktivasi faktor pembekuanEfusi pleura dan asites Dalam jangka waktu lama menurun dan terjadi DIC

Gangguan pertukaran gas Perdarahan

Intoleransi activity Gangguan perfusi jaringan

Hipoksia jaringan Asidosis Metabolik Kematian1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I. Demam Berdarah Dengue. Buku Ajar: Ilmu Penyakit Dalam. 3rd ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2006. p.1709-13.

PAF, C3a, C5a, TN, INF, IL-1, IL-2, IL-6