Pathway
-
Upload
iman-labajo -
Category
Documents
-
view
47 -
download
0
description
Transcript of Pathway
7/21/2019 Pathway
http://slidepdf.com/reader/full/pathway-56dca672e5c52 1/6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pre eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat
kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Kejadian pre
eklampsia menduduki urutan nomor 2 dengan persentase 24% dari angka kematian ibu di
Indonesia. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah
ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke ! meningkatkan kesehatan
ibu dimana target yang akan di"apai sampai tahun 20# adalah mengurangi sampai $ risiko
jumlah kematian ibu. ari sur&ei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari
'aktu ke 'aktu! namun demikian upaya untuk me'ujudkan target tujuan pembangunan
millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras (epkes I! 20#0).
enurut epkes I (20#0)! angka kematian ibu melahirkan di Indonesia saat ini
tergolong masih "ukup tinggi yaitu men"apai 22* per #00.000 kelahiran. +alaupun
sebelumnya Indonesia telah mampu melakukan penurunan dari angka ,00 per #00.000
kelahiran pada tahun 2004. Padahal berdasarkan -asaran Pembangunan ilenium atau
Millenium Development Goal (s)! kematian ibu melahirkan ditetapkan pada angka #0,
per #00.000 kelahiran pada tahun 20#. asalah AKI di Indonesia masih "ukup tinggi dari
Asia. /erdasarkan persentase penyebab kematian ibu melahirkan! perdarahan merupakan
penyebab terbesar kematian ibu melahirkan denganj persentase 2*%! penyebab kedua adalah
hipertensi saat hamil atau pre eklampsia dengan persentase 24%! penyebab ketiga
dikarenakan ineksi saat melahirkan dan lain1lain yang merupakan penyakit penyerta saat
kehamilan maupun persalinan dengan persentase ##%. Penyebab lain adalah komplikasi masa
puerperium dengan persentase *%. -elain itu! masih ada penyebab lain seperti persalinan
lama atau ma"et dan abortus dengan persentase %! dan penyebab lain karena terjadinya
emboli obat sebanyak ,% (sur&ei -KI 200).
3ingginya angka kematian ibu akibat pre eklamsia dan eklamsia menuntut peranan tenaga
kesehatan dalam men"egah komplikasi dari terjadinya pre eklamsia. 3enaga kesehatan
khususnya pera'at harus mampu melakukan pera'atan yang tepat terhadap ibu pre eklamsiasehingga kejadian pre eklamsia dapat ditangani dengan "epat dan tepat. al tersebut akan
lebih baik apabila pre eklamsia dapat ditangani sampai sebelum ibu akan melakukan proses
persalinan sehingga ibu dapat melahirkan dalam kondisi dan partus normal tanpa adanya
komplikasi persalinan. 5leh karena itu! dilakukan penyusunan laporan pendahuluan tentang
post partum dengan pre eklamsia! supaya mahasis'a memahami tentang bagaimana konsep
dasar dan pemberian asuhan kepera'atan terhadap pasien post partum dengan pre eklamsia.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
7/21/2019 Pathway
http://slidepdf.com/reader/full/pathway-56dca672e5c52 2/6
BAB II
PEMBAHAAN
2.1 Pengert!an
Pre eklamsia merupakan penyakit khas akibat kehamilan yang memperlihatkan
gejala trias (hipertensi! edema! dan proteinuria)! kadang1kadang hanya hipertensi dan
edema atau hipertensi dan proteinuria (dua gejala dari trias dan satu gejala yang harus
ada yaitu hipertensi).
enurut ansjoer (2000)! pre eklamsia merupakan timbulnya hipertensi disertai
proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera
setelah persalinan.
Pre eklampsia merupakan suatu kondisi spesiik kehamilan dimana hipertensi
terjadi setelah minggu ke120 pada 'anita yang sebelumnya memiliki tekanan darah
normal dan diartikan juga sebagai penyakit &asospastik yang melibatkan banyak sistemdan ditandai oleh hemokonsentrasi! hipertensi dan proteinuria (/obak! 6o'dermilk! 7
8ensen! 200).
Klasiikasi pre eklamsia dibagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut9
a. Pre eklamsia ringan
Pre eklamsia ringan ditandai dengan9
#) 3ekanan darah #40:;0 mmg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring
terlentang< kenaikan diastolik # mmg atau lebih dari tensi baseline (tensi
sebelum kehamilan 20 minggu)< dan kenaikan sistolik ,0 mmg atau lebih. =ara
pengukuran sekurang1kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa #
jam! atau berada dalam inter&al 41> jam.
2) ?dema umum! kaki! jari tangan! dan muka< kenaikan berat badan # kg atau lebih
dalam seminggu.
,) Proteinuria kuantati 0!, gr atau lebih per liter< kualitati # @ atau 2 @ pada urin
kateter atau midstream (aliran tengah).
b. Pre eklamsia berat
Pre eklamsia berat ditandai dengan9
#) 3ekanan darah #>0:##0 mmg atau lebih.2) Proteinuria gr atau lebih per liter.
,) 5liguria! yaitu jumlah urin kurang dari 00 "" per 24 jam .
4) Adanya gangguan serebral atau kesadaran! gangguan &isus atau penglihatan! dan
rasa nyeri pada epigastrium.
) 3erdapat edema paru dan sianosis
>) Kadar enim hati (-53! -P3) meningkat disertai ikterik.
) Perdarahan pada retina.
*) 3rombosit kurang dari #00.000:mm.
;)
2.2 Et!"l"g!
Penyebab pre1eklampsia belum diketahui se"ara jelas. Penyakit ini dianggap
sebagai "maladaptation syndrome" akibat penyempitan pembuluh darah se"ara umum
7/21/2019 Pathway
http://slidepdf.com/reader/full/pathway-56dca672e5c52 3/6
yang mengakibatkan iskemia plasenta (ari1ari) sehingga berakibat kurangnya pasokan
darah yang memba'a nutrisi ke janin. Bamun ada beberapa aktor predisposisi
terjadinya pre eklamsia! diantaranya yaitu9
a. Primigra&ida atau primipara mudab (*%).
b. rand multigra&ida
". -osial ekonomi rendah.
d. ii buruk.
e. Caktor usia (remaja< D 20 tahun dan usia diatas , tahun).
. Pernah pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya.
g. ipertensi kronik.
h. iabetes mellitus.
i. ola hidatidosa.
j. Pemuaian uterus yang berlebihan! biasanya akibat dari kehamilan ganda atau
polihidramnion (#4120%).
k. i'ayat keluarga dengan pre eklamsia dan eklamsia (ibu dan saudara perempuan).
l. idroetalis.
m. Penyakit ginjal kronik.
n. iperplasentosis9 mola hidatidosa! kehamilan ganda! hidrops etalis! bayi besar! dan
diabetes mellitus.
o. 5besitas.
p. Inter&al antar kehamilan yang jauh.
2.3 Pat"#!s!"l"g!
Pada preeklampsia terdapat penurunan aliran darah. Perubahan ini
menyebabkan prostaglandin plasenta menurun dan mengakibatkan iskemia uterus.Keadaan iskemia pada uterus! merangsang pelepasan bahan tropoblastik yaitu akibat
hiperoksidase lemak dan pelepasan renin uterus. /ahan tropoblastik berperan dalam
proses terjadinya endotheliosis yang menyebabkan pelepasan tromboplastin.
3romboplastin yang dilepaskan mengakibatkan pelepasan tomboksan dan akti&asi:
agregasi trombosit deposisi ibrin. Pelepasan tromboksan akan menyebabkan
terjadinya &asospasme sedangkan akti&asi:agregasi trombosit deposisi ibrin akan
menyebabkan koagulasi intra&askular yang mengakibatkan perusi darah menurun dan
konsumti koagulapati. Konsumti koagulapati mengakibatkan trombosit dan aktor
pembekuan darah menurun dan menyebabkan gangguan aal hemostasis. enin uterus
yang di keluarkan akan mengalir bersama darah sampai organ hati dan bersama1 sama
angiotensinogen menjadi angiotensin I dan selanjutnya menjadi angiotensin II.
Angiotensin II bersama tromboksan akan menyebabkan terjadinya &asospasme.
7/21/2019 Pathway
http://slidepdf.com/reader/full/pathway-56dca672e5c52 4/6
Easospasme menyebabkan lumen arteriol menyempit. 6umen arteriol yang menyempit
menyebabkan lumen hanya dapat dile'ati oleh satu sel darah merah. 3ekanan perier
akan meningkat agar oksigen men"ukupi kebutuhan sehingga menyebabkan terjadinya
hipertensi. -elain menyebabkan &asospasme! angiotensin II akan merangsang glandula
suprarenal untuk mengeluarkan aldosteron. Easospasme bersama dengan koagulasi
intra&askular akan menyebabkan gangguan perusi darah dan gangguan multi organ.
angguan multiorgan terjadi pada organ1 oragan tubuh diantaranya otak! darah!
paru1 paru! hati: li&er! renal dan plasenta. Pada otak akan dapat menyebabkan
terjadinya edema serebri dan selanjutnya terjadi peningkatan tekanan intrakranial.
3ekanan intrakranial yang meningkat menyebabkan terjadinya gangguan perusi
serebral! nyeri dan terjadinya kejang sehingga menimbulkan diagnosa kepera'atan
risiko "edera. Pada darah akan terjadi endotheliosis menyebabkan sel darah merah dan
pembuluh darah pe"ah. Pe"ahnya pembuluh darah akan menyebabkan terjadinya
pendarahan! sedangkan sel darah merah yang pe"ah akan menyebabkan terjadinya
anemia hemolitik. Pada paru1paru! 6A?P akan meningkat menyebabkan terjadinya
kongesti &ena pulmonal! perpindahan "airan sehingga akan mengakibatkan terjadinya
edema paru. ?dema paru akan menyebabkan terjadinya gangguan pertukaran gas. Pada
hati! &asokontriksi pembuluh darah akan menyebabkan gangguan kontraktilitas
miokard sehingga menyebabkan payah jantung dan memun"ulkan diagnosa
kepera'atan penurunan "urah jantung. Pada ginjal! akibat pengaruh aldosteron! terjadi
peningkatan reabsorpsi natrium dan menyebabkan retensi "airan dan dapat
menyebabkan terjadinya edema sehingga dapat memun"ulkan diagnosa kepera'atan
kelebihan &olume "airan. -elin itu! &asospasme arteriol pada ginjal akan meyebabkan
penurunan C dan permeabilitas terhadap protein akan meningkat. Penurunan C
tidak diimbangi dengan peningkatan reabsorpsi oleh tubulus sehingga menyebabkandiuresis menurun sehingga menyebabkan terjadinya oligouri dan anuri. 5ligouri atau
anuri akan memun"ulkan diagnosa kepera'atan gangguan eliminasi urin.
Permeabilitas terhadap protein yang meningkat akan menyebabkan banyak protein
akan lolos dari iltrasi glomerulus dan menyenabkan proteinuria. Pada mata! akan
terjadi spasmus arteriola selanjutnya menyebabkan edema diskus optikus dan retina.
Keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya diplopia dan memun"ulkan diagnosa
kepera'atan risiko "edera. Pada plasenta penurunan perusi akan menyebabkan
hipoksia:anoksia sebagai pemi"u timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga
dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation serta memun"ulkan
diagnosa kepera'atan risiko ga'at janin.
ipertensi akan merangsang medula oblongata dan sistem sara parasimpatis
akan meningkat. Peningkatan sara simpatis mempengaruhi traktus gastrointestinal dan
7/21/2019 Pathway
http://slidepdf.com/reader/full/pathway-56dca672e5c52 5/6
ekstrimitas. Pada traktus gastrointestinal dapat menyebabkan terjadinya hipoksia
duodenal dan penumpukan ion menyebabkan =l meningkat sehingga dapat
menyebabkan nyeri epigastrik. -elanjutnya akan terjadi akumulasi gas yang
meningkat! merangsang mual dan timbulnya muntah sehingga mun"ul diagnosa
kepera'atan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Pada ektremitas
dapat terjadi metabolisme anaerob yang menyebabkan A3P diproduksi dalam jumlah
yang sedikit yaitu 2 A3P dan pembentukan asam laktat. 3erbentuknya asam laktat dan
sedikitnya A3P yang diproduksi akan menimbulkan keadaan "epat lelah! lemah
sehingga mun"ul diagnosa kepera'atan intoleransi akti&itas. Keadaan hipertensi akan
mengakibatkan seseorang kurang terpajan inormasi dan memun"ulkan diagnosa
kepera'atan kurang pengetahuan.
7/21/2019 Pathway
http://slidepdf.com/reader/full/pathway-56dca672e5c52 6/6
Path'ay
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
Keluar keringat berlebih
Kelebihan volumeProses 1 cardiac output
menurun
Pembuluh darahvasokontriksi
Gangguan
Timbul oedemagangguan fungsi
Proses perpindahan
cairan karena
Merangsang medulla
oblongata
System syaraf simpatis
meningkat
Penurunan
pengisian darah
Vaso spasme pada
pembuluh darah
Perubahan perfusi
jaringan perifer
Akral dingin Metabolisme turun
Akumulasi gas meningkatkonstipasi
Gangguan rasa nyaman
Kongesti vena
A!"P meningkat
Penumpukan darahPeristaltic turunKompresi saraf simpatis
meningkat
#angguan irama jantung
Aliran tubelensi emboli
Paru$% meningkat jantung
kulit
eklamsia
Volume dan tekanan
darah menurun
Kejang &'(Pre !klampsia Kejang &)(
$amil * +, min u
Superimposed Pre
!klampsia
$ipertensi kronik
-ormal$amil .+,Meningkat
Tekanan