Pathway

7
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pre eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Kejadian pre eklampsia menduduki urutan nomor 2 dengan persentase 24% dari angka kematian ibu di Indonesia. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke ! meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan di"apai sampai tahun 20# adalah mengurangi sampai $ risiko  jumlah kematian ibu. ari sur&ei yang dilakukan AKI telah menunjukk an penurunan dari 'aktu ke 'aktu! namun demikian upaya untuk me'ujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras (epkes I! 20#0). enurut epkes I (20#0)! angka kematian ibu melahirkan di Indonesia saat ini tergolong masih "ukup tinggi yaitu men"apai 22* per #00.000 kelahiran. +alaupun sebelumnya Indonesia telah mampu mela kukan penurunan dari angka ,00 per #00.000 kelahiran pada tahun 2004. Padahal berdasarkan -asaran Pembangunan ilenium atau  Millenium Development Goal (s)! kematian ibu melahirkan ditetapkan pada angka #0,  per #00.000 kelahiran pada tahun 2 0#. asalah A KI di Indonesia masih "ukup tinggi dari Asia. /erdasarkan persentase penyebab kematian ibu melahirkan! perdarahan merupakan  penyebab terbesar kematian ibu melahirkan denganj persentase 2*%! penyebab k edua adalah hipertensi saat hamil atau pre eklampsia dengan persentase 24%! penyebab ketiga dikarenakan ineksi saat melahirkan dan lain1lain yang merupakan penyakit penyerta saat kehamilan maupun persalinan dengan persentase ##%. Penyebab lain adalah komplikasi masa  puerperium dengan persentase *%. -elain itu! masih ada penyebab lain seperti persalinan lama atau ma"et dan abortus dengan persentase %! dan penyebab lain karena terjadinya emboli obat sebanyak ,% (sur&ei -KI 200). 3ingginya angka kematian ibu akibat pre eklamsia dan eklamsia menuntut peranan tenaga kesehatan dalam men"egah komplikasi dari terjadinya pre eklamsia. 3e naga kesehatan khususnya pera'at harus mampu melakukan pera'atan yang tepat terhadap ibu pre eklamsia sehingga kejadian pre eklamsia dapat ditangani dengan "epat dan tepat. al tersebut akan lebih baik apabila pre eklamsia dapat ditangani sampai sebelum ibu akan melakukan proses  persalinan sehingga ibu dapat melahirkan dalam kondisi dan partus no rmal tanpa adanya komplikasi persalinan. 5leh karena itu! dilakukan penyusunan laporan pendahuluan tentang  post partum dengan pre eklamsia! supaya mahasis'a memahami tentang bagaimana kon sep dasar dan pemberian asuhan kepera'atan terhadap pasien post partum dengan pre eklamsia. 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan

description

fxg

Transcript of Pathway

7/21/2019 Pathway

http://slidepdf.com/reader/full/pathway-56dca672e5c52 1/6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pre eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat

kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Kejadian pre

eklampsia menduduki urutan nomor 2 dengan persentase 24% dari angka kematian ibu di

Indonesia. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah

ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke ! meningkatkan kesehatan

ibu dimana target yang akan di"apai sampai tahun 20# adalah mengurangi sampai $ risiko

 jumlah kematian ibu. ari sur&ei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari

'aktu ke 'aktu! namun demikian upaya untuk me'ujudkan target tujuan pembangunan

millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras (epkes I! 20#0).

enurut epkes I (20#0)! angka kematian ibu melahirkan di Indonesia saat ini

tergolong masih "ukup tinggi yaitu men"apai 22* per #00.000 kelahiran. +alaupun

sebelumnya Indonesia telah mampu melakukan penurunan dari angka ,00 per #00.000

kelahiran pada tahun 2004. Padahal berdasarkan -asaran Pembangunan ilenium atau

 Millenium Development Goal (s)! kematian ibu melahirkan ditetapkan pada angka #0,

 per #00.000 kelahiran pada tahun 20#. asalah AKI di Indonesia masih "ukup tinggi dari

Asia. /erdasarkan persentase penyebab kematian ibu melahirkan! perdarahan merupakan

 penyebab terbesar kematian ibu melahirkan denganj persentase 2*%! penyebab kedua adalah

hipertensi saat hamil atau pre eklampsia dengan persentase 24%! penyebab ketiga

dikarenakan ineksi saat melahirkan dan lain1lain yang merupakan penyakit penyerta saat

kehamilan maupun persalinan dengan persentase ##%. Penyebab lain adalah komplikasi masa

 puerperium dengan persentase *%. -elain itu! masih ada penyebab lain seperti persalinan

lama atau ma"et dan abortus dengan persentase %! dan penyebab lain karena terjadinya

emboli obat sebanyak ,% (sur&ei -KI 200).

3ingginya angka kematian ibu akibat pre eklamsia dan eklamsia menuntut peranan tenaga

kesehatan dalam men"egah komplikasi dari terjadinya pre eklamsia. 3enaga kesehatan

khususnya pera'at harus mampu melakukan pera'atan yang tepat terhadap ibu pre eklamsiasehingga kejadian pre eklamsia dapat ditangani dengan "epat dan tepat. al tersebut akan

lebih baik apabila pre eklamsia dapat ditangani sampai sebelum ibu akan melakukan proses

 persalinan sehingga ibu dapat melahirkan dalam kondisi dan partus normal tanpa adanya

komplikasi persalinan. 5leh karena itu! dilakukan penyusunan laporan pendahuluan tentang

 post partum dengan pre eklamsia! supaya mahasis'a memahami tentang bagaimana konsep

dasar dan pemberian asuhan kepera'atan terhadap pasien post partum dengan pre eklamsia.

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

7/21/2019 Pathway

http://slidepdf.com/reader/full/pathway-56dca672e5c52 2/6

BAB II

PEMBAHAAN

2.1 Pengert!an

Pre eklamsia merupakan penyakit khas akibat kehamilan yang memperlihatkan

gejala trias (hipertensi! edema! dan proteinuria)! kadang1kadang hanya hipertensi dan

edema atau hipertensi dan proteinuria (dua gejala dari trias dan satu gejala yang harus

ada yaitu hipertensi).

enurut ansjoer (2000)! pre eklamsia merupakan timbulnya hipertensi disertai

 proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera

setelah persalinan.

Pre eklampsia merupakan suatu kondisi spesiik kehamilan dimana hipertensi

terjadi setelah minggu ke120 pada 'anita yang sebelumnya memiliki tekanan darah

normal dan diartikan juga sebagai penyakit &asospastik yang melibatkan banyak sistemdan ditandai oleh hemokonsentrasi! hipertensi dan proteinuria (/obak! 6o'dermilk! 7

8ensen! 200).

Klasiikasi pre eklamsia dibagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut9

a. Pre eklamsia ringan

Pre eklamsia ringan ditandai dengan9

#) 3ekanan darah #40:;0 mmg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring

terlentang< kenaikan diastolik # mmg atau lebih dari tensi baseline (tensi

sebelum kehamilan 20 minggu)< dan kenaikan sistolik ,0 mmg atau lebih. =ara

 pengukuran sekurang1kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa #

 jam! atau berada dalam inter&al 41> jam.

2) ?dema umum! kaki! jari tangan! dan muka< kenaikan berat badan # kg atau lebih

dalam seminggu.

,) Proteinuria kuantati 0!, gr atau lebih per liter< kualitati # @ atau 2 @ pada urin

kateter atau midstream (aliran tengah).

b. Pre eklamsia berat 

Pre eklamsia berat ditandai dengan9

#) 3ekanan darah #>0:##0 mmg atau lebih.2) Proteinuria gr atau lebih per liter.

,) 5liguria! yaitu jumlah urin kurang dari 00 "" per 24 jam .

4) Adanya gangguan serebral atau kesadaran! gangguan &isus atau penglihatan! dan

rasa nyeri pada epigastrium.

) 3erdapat edema paru dan sianosis

>) Kadar enim hati (-53! -P3) meningkat disertai ikterik.

) Perdarahan pada retina.

*) 3rombosit kurang dari #00.000:mm.

;)

2.2 Et!"l"g!

Penyebab pre1eklampsia belum diketahui se"ara jelas. Penyakit ini dianggap

sebagai "maladaptation syndrome"  akibat penyempitan pembuluh darah se"ara umum

7/21/2019 Pathway

http://slidepdf.com/reader/full/pathway-56dca672e5c52 3/6

yang mengakibatkan iskemia plasenta (ari1ari) sehingga berakibat kurangnya pasokan

darah yang memba'a nutrisi ke janin. Bamun ada beberapa aktor predisposisi

terjadinya pre eklamsia! diantaranya yaitu9

a. Primigra&ida atau primipara mudab (*%).

 b. rand multigra&ida

". -osial ekonomi rendah.

d. ii buruk.

e. Caktor usia (remaja< D 20 tahun dan usia diatas , tahun).

. Pernah pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya.

g. ipertensi kronik.

h. iabetes mellitus.

i. ola hidatidosa.

 j. Pemuaian uterus yang berlebihan! biasanya akibat dari kehamilan ganda atau

 polihidramnion (#4120%).

k. i'ayat keluarga dengan pre eklamsia dan eklamsia (ibu dan saudara perempuan).

l. idroetalis.

m. Penyakit ginjal kronik.

n. iperplasentosis9 mola hidatidosa! kehamilan ganda! hidrops etalis! bayi besar! dan

diabetes mellitus.

o. 5besitas.

 p. Inter&al antar kehamilan yang jauh.

2.3 Pat"#!s!"l"g!

Pada preeklampsia terdapat penurunan aliran darah. Perubahan ini

menyebabkan prostaglandin plasenta menurun dan mengakibatkan iskemia uterus.Keadaan iskemia pada uterus! merangsang pelepasan bahan tropoblastik yaitu akibat

hiperoksidase lemak dan pelepasan renin uterus. /ahan tropoblastik berperan dalam

 proses terjadinya endotheliosis yang menyebabkan pelepasan tromboplastin.

3romboplastin yang dilepaskan mengakibatkan pelepasan tomboksan dan akti&asi:

agregasi trombosit deposisi ibrin. Pelepasan tromboksan akan menyebabkan

terjadinya &asospasme sedangkan akti&asi:agregasi trombosit deposisi ibrin akan

menyebabkan koagulasi intra&askular yang mengakibatkan perusi darah menurun dan

konsumti koagulapati. Konsumti koagulapati mengakibatkan trombosit dan aktor 

 pembekuan darah menurun dan menyebabkan gangguan aal hemostasis. enin uterus

yang di keluarkan akan mengalir bersama darah sampai organ hati dan bersama1 sama

angiotensinogen menjadi angiotensin I dan selanjutnya menjadi angiotensin II.

Angiotensin II bersama tromboksan akan menyebabkan terjadinya &asospasme.

7/21/2019 Pathway

http://slidepdf.com/reader/full/pathway-56dca672e5c52 4/6

Easospasme menyebabkan lumen arteriol menyempit. 6umen arteriol yang menyempit

menyebabkan lumen hanya dapat dile'ati oleh satu sel darah merah. 3ekanan perier 

akan meningkat agar oksigen men"ukupi kebutuhan sehingga menyebabkan terjadinya

hipertensi. -elain menyebabkan &asospasme! angiotensin II akan merangsang glandula

suprarenal untuk mengeluarkan aldosteron. Easospasme bersama dengan koagulasi

intra&askular akan menyebabkan gangguan perusi darah dan gangguan multi organ.

angguan multiorgan terjadi pada organ1 oragan tubuh diantaranya otak! darah!

 paru1 paru! hati: li&er! renal dan plasenta. Pada otak akan dapat menyebabkan

terjadinya edema serebri dan selanjutnya terjadi peningkatan tekanan intrakranial.

3ekanan intrakranial yang meningkat menyebabkan terjadinya gangguan perusi

serebral! nyeri dan terjadinya kejang sehingga menimbulkan diagnosa kepera'atan

risiko "edera. Pada darah akan terjadi endotheliosis menyebabkan sel darah merah dan

 pembuluh darah pe"ah. Pe"ahnya pembuluh darah akan menyebabkan terjadinya

 pendarahan! sedangkan sel darah merah yang pe"ah akan menyebabkan terjadinya

anemia hemolitik. Pada paru1paru! 6A?P akan meningkat menyebabkan terjadinya

kongesti &ena pulmonal! perpindahan "airan sehingga akan mengakibatkan terjadinya

edema paru. ?dema paru akan menyebabkan terjadinya gangguan pertukaran gas. Pada

hati! &asokontriksi pembuluh darah akan menyebabkan gangguan kontraktilitas

miokard sehingga menyebabkan payah jantung dan memun"ulkan diagnosa

kepera'atan penurunan "urah jantung. Pada ginjal! akibat pengaruh aldosteron! terjadi

 peningkatan reabsorpsi natrium dan menyebabkan retensi "airan dan dapat

menyebabkan terjadinya edema sehingga dapat memun"ulkan diagnosa kepera'atan

kelebihan &olume "airan. -elin itu! &asospasme arteriol pada ginjal akan meyebabkan

 penurunan C dan permeabilitas terhadap protein akan meningkat. Penurunan C 

tidak diimbangi dengan peningkatan reabsorpsi oleh tubulus sehingga menyebabkandiuresis menurun sehingga menyebabkan terjadinya oligouri dan anuri. 5ligouri atau

anuri akan memun"ulkan diagnosa kepera'atan gangguan eliminasi urin.

Permeabilitas terhadap protein yang meningkat akan menyebabkan banyak protein

akan lolos dari iltrasi glomerulus dan menyenabkan proteinuria. Pada mata! akan

terjadi spasmus arteriola selanjutnya menyebabkan edema diskus optikus dan retina.

Keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya diplopia dan memun"ulkan diagnosa

kepera'atan risiko "edera. Pada plasenta penurunan perusi akan menyebabkan

hipoksia:anoksia sebagai pemi"u timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga

dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation serta memun"ulkan

diagnosa kepera'atan risiko ga'at janin.

ipertensi akan merangsang medula oblongata dan sistem sara parasimpatis

akan meningkat. Peningkatan sara simpatis mempengaruhi traktus gastrointestinal dan

7/21/2019 Pathway

http://slidepdf.com/reader/full/pathway-56dca672e5c52 5/6

ekstrimitas. Pada traktus gastrointestinal dapat menyebabkan terjadinya hipoksia

duodenal dan penumpukan ion menyebabkan =l meningkat sehingga dapat

menyebabkan nyeri epigastrik. -elanjutnya akan terjadi akumulasi gas yang

meningkat! merangsang mual dan timbulnya muntah sehingga mun"ul diagnosa

kepera'atan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Pada ektremitas

dapat terjadi metabolisme anaerob yang menyebabkan A3P diproduksi dalam jumlah

yang sedikit yaitu 2 A3P dan pembentukan asam laktat. 3erbentuknya asam laktat dan

sedikitnya A3P yang diproduksi akan menimbulkan keadaan "epat lelah! lemah

sehingga mun"ul diagnosa kepera'atan intoleransi akti&itas. Keadaan hipertensi akan

mengakibatkan seseorang kurang terpajan inormasi dan memun"ulkan diagnosa

kepera'atan kurang pengetahuan.

7/21/2019 Pathway

http://slidepdf.com/reader/full/pathway-56dca672e5c52 6/6

Path'ay

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan

Keluar keringat berlebih

Kelebihan volumeProses 1 cardiac output

menurun

Pembuluh darahvasokontriksi

Gangguan

 

 Timbul oedemagangguan fungsi

Proses perpindahan

cairan karena

 

Merangsang medulla

oblongata

System syaraf simpatis

meningkat

Penurunan

pengisian darah

 

Vaso spasme pada

pembuluh darah

Perubahan perfusi

 jaringan perifer

Akral dingin Metabolisme turun

Akumulasi gas meningkatkonstipasi

Gangguan rasa nyaman

Kongesti vena

A!"P meningkat

Penumpukan darahPeristaltic turunKompresi saraf simpatis

meningkat

#angguan irama jantung

Aliran tubelensi emboli

Paru$% meningkat jantung

kulit

eklamsia

Volume dan tekanan

darah menurun

Kejang &'(Pre !klampsia Kejang &)(

$amil * +, min u

Superimposed Pre

!klampsia

$ipertensi kronik

-ormal$amil .+,Meningkat

 Tekanan