Patch Adam

3
Nama : Nella Kelompok : F6 Berdasarkan Film Patch Adam kita dapat menganaslisis beberapa aspek yang terdapat pada tindakan-tindakan tokoh utama tersebut, Hunter Adams. Aspek-aspek tersebut antara lain : aspek humanity, aspek prilaku dan kepribadian, kesehatan jiwa dan empati, etik profesi kedokteran serta empati dalam berkomunikasi. Aspek kemanusiaan dapat kita lihat saat Patch memiliki perspektif berbeda tentang tugas dokter, menurut Patch tugas seorang dokter adalah meningkatkan kualitas hidup pasien bukan hanya menunda kematian. Tindakan nyata dari pemikarannya tersebut terlihat dari cara ia memberikan kepedulian pada pasien dengan menghibur serta membuat mereka dapat tertawa kembali , sehingga mereka dapat melupakan penyakit yang dirasakan dan masalah yang mereka miliki. Ia menghibur anak- anak kecil dengan menjadi badut. Ia membuat suasana yang tadinya begitu sepi dan kosong menjadi sebuah ruangan yang penuh tawa dan kebahagian. Patch juga memilki kemampuan berpikir kritis , cara penyembuhan yang diterapkan oleh Patch bukan hanya dengan menyembuhkan fisik tapi juga menyegarkan jiwa pasien. Aspek perilaku dan kepribadian dapat kita saksikan pada saat Patch menanyakan nama seorang pasien penderita diabetes, bagian ini termasuk aspek kemanusian karena Patch memperlakukan sebagaimana seorang manusia ingin diperlakukan .

description

sem 1

Transcript of Patch Adam

Page 1: Patch Adam

Nama : Nella

Kelompok : F6

Berdasarkan Film Patch Adam kita dapat menganaslisis beberapa aspek yang terdapat

pada tindakan-tindakan tokoh utama tersebut, Hunter Adams. Aspek-aspek tersebut antara

lain : aspek humanity, aspek prilaku dan kepribadian, kesehatan jiwa dan empati, etik profesi

kedokteran serta empati dalam berkomunikasi.

Aspek kemanusiaan dapat kita lihat saat Patch memiliki perspektif berbeda tentang

tugas dokter, menurut Patch tugas seorang dokter adalah meningkatkan kualitas hidup pasien

bukan hanya menunda kematian. Tindakan nyata dari pemikarannya tersebut terlihat dari cara

ia memberikan kepedulian pada pasien dengan menghibur serta membuat mereka dapat

tertawa kembali, sehingga mereka dapat melupakan penyakit yang dirasakan dan masalah

yang mereka miliki. Ia menghibur anak-anak kecil dengan menjadi badut. Ia membuat

suasana yang tadinya begitu sepi dan kosong menjadi sebuah ruangan yang penuh tawa dan

kebahagian. Patch juga memilki kemampuan berpikir kritis, cara penyembuhan yang

diterapkan oleh Patch bukan hanya dengan menyembuhkan fisik tapi juga menyegarkan jiwa

pasien.

Aspek perilaku dan kepribadian dapat kita saksikan pada saat Patch menanyakan

nama seorang pasien penderita diabetes, bagian ini termasuk aspek kemanusian karena Patch

memperlakukan sebagaimana seorang manusia ingin diperlakukan. Aspek ini juga dapat kita

temukan pada kaliamat yang diucapkan Patch saat ia membayangkan rumah sakit yang ingin

ia dirikan. Ia mengatakan bahwa dokter dan pasien akan menjadi teman yang setara.

Berlawanan dengan apa yang dikatakan oleh dosennya, Walcott bahwa pasien membutuhkan

dokter bukan teman.

Sedangkan aspek komunikasi, hampir terdapat pada setiap cuplikan film, tapi yang

paling menonjol adalah cara Patch berkomunikasi pada anak-anak kecil dengan cara menjadi

seorang badut sehingga ia dapat berbaur dengan mereka. Kemudian Patch juga menjadi

pendengar yang baik, ia bersedia mendengar cerita seorang nenek tentang masa kecilnya serta

impian nenek tersebut. Patch membuat pasien merasa nyaman dengan kehadirannya. Ia juga

dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membuat pasien terdorong untuk berbicara

serta tidak malu untuk mengekspresikan perasaan-perasaan mereka.

Page 2: Patch Adam

Kemudian aspek kesehatan jiwa dan empati, Patch menerima orang lain

sebagaimana adanya. Patch juga menerapkan dasar dari empati, AGAPE yaitu kasih sayang

tanpa pamrih. Ini terlihat hampir disemua tindakan Patch, saat ia menghibur anak-anak,

mendengar cerita manula, mau menemani pasien penderita kanker pancreas meskipun pada

awalnya ia sempat ditolak, membantu teman sekamarnya di RSJ untuk ke toilet, sampai

membuat tempat penyembuhan gratis bersama teman-temannya. Ia melakukan semuanya

tanpa mengharapkan imbalan apa pun dari apa yang ia lakukan, bahkan ia rela mengorbankan

apa yang ia miliki demi kebahagian mereka, termasuk statusnya sebagai seorang mahasiswa

kedokteran yang hampir hilang karena tindakannya yang menjadi teman bagi pasien yang

dianggap salah oleh Walcott.

Dan yang terakhir adalah aspek etik profesi