Pasien Dengan Jumlah CD4 Tinggi Tidak Berisiko Terhadap Kerusakan Otak Terkait HIV

download Pasien Dengan Jumlah CD4 Tinggi Tidak Berisiko Terhadap Kerusakan Otak Terkait HIV

of 2

Transcript of Pasien Dengan Jumlah CD4 Tinggi Tidak Berisiko Terhadap Kerusakan Otak Terkait HIV

  • 7/24/2019 Pasien Dengan Jumlah CD4 Tinggi Tidak Berisiko Terhadap Kerusakan Otak Terkait HIV

    1/2

    Pasien dengan jumlah CD4 tinggi tidak berisiko terhadapkerusakan otak terkait HIVOleh: Michael Carter, aidsmap.com, 28 Agustus 2009

    Pasien HIV-positif dengan jumlah CD4 tinggi tidak lebih berisiko terhadap pengembangan kerusakanneurokognitif. Hal itu berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of AcquiredImmune Deficiency Syndromes versi internet. Seluruh pasien dalam penelitian memiliki jumlah CD4 diatas 350 dan sebagian besar sudah terinfeksi HIV selama lebih dari lima tahun. Satu-satunya ciri yangdikaitkan dengan peningkatan risiko kerusakan neurokognitif adalah usia lebih tua. Pasien kami tidak lebih berisiko terhadap demensia terkait HIV, peneliti dari tiga pusat pengobatanHIV (terapi antiretroviral/ART) di Buenos Aires menekankan. Kerusakan neurokognitif umum ditemukan pada pasien dengan HIV, dengan kisaran kerusakan yangterkait dengan HIV adalah mulai dari kerusakan neurokognitif tanpa gejala hingga demensia terkait HIV. Penelitian sebelumnya menentukan bahwa 20% pasien dengan infeksi HIV awal mengalami kerusakanneurokognitif tanpa gejala, dengan prevalensi yang meningkat hingga kurang lebih 80% pada pasiendengan AIDS yang berusia lebih tua. Kerusakan neurokognitif dapat dikaitkan dengan hasil yang lebih buruk pada pasien HIV-positif, olehkarena itu diagnosis kerusakan neurokognitif pada pasien dengan infeksi HIV stadium awal adalahpenting. Lebih lanjut, penelitian itu memberi kesan bahwa walaupun prevalensi demensia terkait HIVsudah menurun secara bermakna sejak ART tersedia, tetapi sejumlah kecil pasien tetap mengembangkankerusakan neurokognitif walaupun jumlah CD4 saat penyakit itu didiagnosis kian meningkat. Pasien dengan kerusakan otak terkait HIV dapat didiagnosis secara cepat dan tepat dengan memakai skorInternational HIV Dementia Scale (IHDS). Tes itu memiliki beberapa keuntungan dan tidak memerlukanalat tes khusus, dapat dilakukan oleh dokter di klinik rawat jalan, dan hanya memerlukan beberapa menituntuk menyelesaikannya. Skor di bawah sepuluh menunjukkan kemungkinan demensia. Peneliti di Buenos Aires berpendapat bahwa pasien HIV-positif dengan sistem kekebalan yang cukupbaik tetap berisiko mengembangkan kerusakan neurokognitif, khususnya apabila mereka tidak memakaiART, sebab replikasi HIV yang terus terjadi di otak mungkin akan merusaknya. Oleh karena itu mereka melakukan penelitian yang melibatkan 260 pasien dengan jumlah CD4 di atas350. Seluruh peserta menjalani tes fungsi kognitif berdasarkan IHDS. Dua pertiga pasien sudah didiagnosis dengan HIV selama lebih dari lima tahun. Usia rata-rata pasien adalah 38 tahun (kisaran, 21 hingga 73 tahun), dan 158 pasien memakai ART.Median viral load adalah di bawah 50 pada pasien yang menerima ART dan 21.000 pada pasien yangtidak pernah memakai ART (naif-ART).

    Secara keseluruhan, rata-rata skor IHDS adalah 10,9. Peneliti menilai hubungan antara usia, jeniskelamin, pendidikan, dan masa infeksi HIV, jumlah CD4 saat itu, nadir (jumlah terendah yang pernahterjadi) jumlah CD4, dan viral load saat itu. Hanya usia yang ditemukan terkait dengan hasil tes. Pasien berusia di bawah 44 tahun memiliki skorrata-rata yang lebih tinggi secara bermakna dibandingkan pasien di atas 44 tahun (11,1 banding 10,2, p