PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan...

29

Transcript of PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan...

Page 1: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian
Page 2: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

i

PROSIDING Pertemuan Ilmiah Dalam Wadah Seminar Nasional Olahraga Tahun 2018 Tema:

Peranan Pendidikan Jasmani Dalam Menciptakan Generasi Penerus Bangsa

Yang Cemerlang

Hotel Roditha- Kota Banjarbaru, 20 Oktober 2018

Panitia Acara:

Pengarah : Drs. H. Sarmidi, M.Kes. (Ketua Jurusan

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP ULM

Penanggung Jawab : Drs. Abd. Hamid, M.Pd. (Ketua Prodi. Penjas.

FKIP ULM

Ketua Penyunting : Dr. Mashud, S.Pd.,M.Pd.

Editor : Ramadhan Arifin, S.Pd., M.Pd.

Reviewer : Dr. Herita Warni, M.Pd.

Dr. Ma’ruful Kahri, M.Pd.

Dr. Sunarno Basuki, M.Kes

Mita Erliana, S.Pd.,M.Or.

Diterbitkan Oleh:

Prodi. Penjas JPOK FKIP ULM Press, 2018. d/a Jalan Taruna Praja Raya

Komplek Kampus JPOK FKIP ULM Kota Banjarbaru

Website: www.pjkr.jpok.ulm.ac.id Email: [email protected]

Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang

Dilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya, dalam bentuk dan cara apapun, baik secara mekanik maupun elektronik, termasuk fotokopi, rekaman dan lain-lain tanpa izin tertulis dari penerbit

vi + 428 hlm. 18,2 x 25,5 cm Cetakan Pertama, Januari 2019

ISBN: 978-602-53601-0-7

Page 3: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

iv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN REDAKSI ......................................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv Narasumber: Prof. Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd. FIK UNNES ................................................. 1 Peran Pendidikan Jasmani Dalam Pembangunan Nasional Prof. Dr. dr. A. Purba, M.Sc.,AIFO. PASCASARJANA UNPAD ...................... 8 Sehat Bugar Sepanjang Hayat Dan Terhindar Dari Penyakit Jantung, Stroke, Diabetes Dengan Olahraga Terukur Dan Terprogram Prof. Dr. H. Muhammad Asmawi, M.Pd. FIO UNJ ......................................... 34 Olahraga Dapat Mengembangkan Daya Saing/ Kompetitif Dalam Menghadapi Era Globalisasi 1. Mashud, JPOK FKIP ULM ........................................................................ 51 Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Renang Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani 2. Advendi Kristiyandaru, PJKR FIK UNESA ............................................. 74 Pemanfaatan Laboratorium Pembelajaran Sebagai Sumber Belajar Bagi Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi 3. Surya Adi Syahputra, STKIP KUSUMA NEGARA .................................. 99 Gaya Mengajar Periksa Diri Dalam Pembelajaran Renang Gaya Bebas 4. Ridwan Sudirman, AIFO. STKIP SETIABUDI BANTEN ....................... 116 Perbandingan Metode Latihan Terhadap Kecepatan Tendangan Sabit Pencak Silat Di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung 5. Muhammad Suhairi, IKIP PGRI PONTIANAK ....................................... 141 Pengembangan Model Latihan Keterampilan Block Dalam Permainan Bola Voli Berbasis Multimedia 6. Johni M Tahapari, UNPATI AMBON ...................................................... 153 Pelatihan Alternate Bounding With Single Arm Action Dalam Meningkatkan Kecepatan Lari 100 Meter 7. H. M. Mulhim, JPOK FKIP ULM ............................................................. 161 Peranan Latihan Dalam Meningkatkan Kesegaran Jasmani Olahragawan

Page 4: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

v

8. Subarna, STIKP SEBELAS APRIL SUMEDANG ................................... 172 Perspektif Fisiologi Nutrisi Dan Performance Olahraga 9. Suriani Sari, IKIP PGRI PONTIANAK .................................................... 185 Pengaruh Pemberian Contras Bath Terhadap Penurunan Bengkak Pada Atlet Olahraga Beladri 10. Luh Putu Tuti Ariani, UNDIKSHA BALI ................................................. 194

Penggunaan Interval Latihan Sirkuit corestability terhadap Peningkatan Kelentukkan

11. Poppy Elisano Arfanda,FIK Universitas Negeri Makasar ................... 204

Penerapan Permainan Ular Tangga dalam Penjas bagi Anak Tuna Rungu

12. Rahmad Khodari, UNU CIREBON ......................................................... 220

Konsep Fundamental Pendidikan Jasmani Dan Olahraga Untuk Menghadapi Tantangan Perubahan Zaman.

13. Aji Tri Pamungkas, STKIP SETIABUDI BANTEN ................................. 238 Pengembangan Model Pembelajaran Renang Gaya Bebas Untuk Pemula 14. Ayi Rahmat, STKIP SETIABUDI BANTEN ............................................ 256 Model Pengenalan Air Dengan Metode Bermain Pada Olahraga Renang Untuk Siswa Sekolah Dasar 15. Arief Darmawan, UNISMA 45 BEKASI .................................................. 285 Pengembangan Model Latihan Kaki Gaya Dada Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Renang Di Smp Muhammadiyah 8 Batu 16. Ira Arini, STKIP SETIABUDI BANTEN ................................................... 308 Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Kecerdasan Kinestetik Terhadap Hasil Belajar Telaah Kurikulum Dan Perencanaan Pembelajaran 17. AR. Shadiqin, JPOK FKIP ULM ............................................................. 321 Sistem Energi Latihan 18. Sri Rizki Handayani, STKIP MUHAMMADIYAH SORONG ................... 345

Pengaruh Daya Ledak Otot Tungkai, Kecepatan Reaksi, Dan Persepsi Kinestetik Terhadap Ketepatan Sasaran Tusukan Pada Atlet Anggar Senjata Floret Sumatra Barat

19. Afri Tantri, UNIVERSITAS NEGERI MEDAN ......................................... 362

Etika Dan Moral Dalam Pendidikan Jasmani Dan Olahraga

Page 5: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

vi

20. H. Syamsul Arifin, Muhammad Suhardi, Said Abdillah, JPOK FIK ULM........................................................................................ 380 Pengaruh Latihan Ladder Drill Side Right-In Terhadap Kelincahan Pemain Futsal Smp Negeri 1 Banjarbaru

21. Norma Anggara, JPOK FIK ULM .......................................................... 389 Peningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli Dengan Pembelajaran Kooperatif

22. Perdinanto dan Rogarsit Terhu Lanuspa, JPOK FIK ULM ................ 398

Pengaruh Latihan Max Vertical Jump Terhadap Power Otot Tungkai Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli Sma Bethel Banjarbaru

23. M. Kusaini, Abd. Hamid, Ahmad Baderun, JPOK FKIP ....................... 413 Pengaruh Latihan Squat Jump Terhadap Peningkatan Daya Ledak Otot Tungkai Pada Pemain Bola Voli Smp Negeri 6 Banjarbaru

24. Mia Erlina, JPOK FKIP ULM .................................................................. 423 Olahraga Sebagian Aspek Kualitas Hidup

Page 6: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

51

MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN RENANG

MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI

Mashud

Jl. Permata Komplek Perumahan Balitan VIII Blok B No 12 Loktabat Utara Kota Banjarbaru

E-mail: [email protected] Abstrak: Diera jaman digital atau yang lebih dikenal jaman penuh dengan kemudahan menjadikan segala urusan lebih mudah. Seiring kemajuan jaman saat ini, tentunya banyak manfaat yang bisa diambil oleh manusia dan tidak sedikit permasalahan yang diakibatkan kemajuan jaman. Dalam dunia pendidikan, tentunya meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif. Dampak positif yang bisa dioptimalkan adalah membawa dan mengaplikasikan kemajuan teknologi informasi dalam dunia pendidikan itu sendiri. Pembelajaran berbasis multimedia interaktif adalah salah satunya. Dengan memanfaatkan multimedia interaktif dalam pembelajaran maka, optimalilsai proses pembelajaran akan terjadi secara utuh. Pembelajaran tidak tergantung pada mono media yaitu dosen, akan tetapi akan bergeser pada multimedia. Proses belajar akan bisa dilaksanakan dimanasaja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Yang pada intinya pembelajaran mampu mengantarkan mahasiswa untuk berinteraksi multi arah, dan berbuat serta berpengalaman langsung, dalam mencapai tujuan pembelajarannya.

PENDAHULUAN

Kalimantan selatan

merupakan daerah yang setiap

daerahnya memiliki sungai dan

masyarakatnya banyak hidup dan

berdomisili di bantaran-bantaran

sungai, maka sangat tepatlah ketika

Provinsi Kalimantan Selatan disebut

sebagai daerah seribu sungai. Misal;

seperti halnya daerah Hulu Sungai

Selatan (HSS), Hulu Sungai Tengah

(HST), Hulu Sungai Utara (HSU),

dan bebrapa daerah Kabupaten dan

Kota lainnya, sampai terdapat

daerah yang dinamai “Pahuluan”

karena daerah ini merupakan hulu

dari beberapa sungai yang mengalir

ke beberapa daerah di Kalimantan

Selatan. Selain itu, di Kalimantan

Selatan juga terdapat “Pasar Apung”

yaitu tempat masyarakat melakukan

jual beli di atas sungai menggunakan

kelotok, jukung, sampan atau perahu

kecil yang dikendalikan oleh satu

orang saja, dan masih banyak potret

kehidupan air di Kalimantan Selatan.

Page 7: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

52

Berdasarkan keadaan alam seperti

ini, mencerminkan bahwasannya

budaya, adat, kebiasaan serta mata

pencaharian masyarakatnya

mayoritas berhubungan dengan air.

Air menjadi teman, sahabat dalam

keseharian disetiap aktivitas.

Bekerja, sekolah bahkan di beberapa

daerah menjadi alat transportasi

utama dalam melakukan segala

aktivitas.

Program Studi Pendidikan

Jasmani (Prodi. Penjas) Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(FKIP) Universitas Lambung

Mangkurat (ULM), merupakan

lembaga pendidikan tinggi negeri

yang ada di Provinsi Kalimantan

Selatan penghasil lulusan calon guru

Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan (PJOK). Tentunya

manjadi satu-satunya pilihan utama

bagi masyarakatnya untuk

menempuh pendidikan tinggi

terutama bagi masyarakat yang

memiliki keberminatan pada

pendidikan jasmani dan pendidikan

olaharaga. Untuk itu Prodi. Penjas.

FKIP ULM sudah seharusnya

aktivitas air dijadikan focus dan

program matakuliah unggulan dalam

mencapai profil lulusan yang sesuai

dengan keadaan alam Provinsi

Kalimantan Selatan. Sehingga

lulusan yang dihasilkan sudah siap

bekerja, beradaptasi dan berinovasi

dengan karakteristik daerah

perairan.

Aktivitas air, banyak orang

berasumsi dengan aktivitas renang.

Anggapan ini tidak salah tetapi

kurang tepat. Aktivitas air banyak

ragamnya, diantaranya adalah

dayung (bisa nantinya berkelotok,

bersampan, bejukung) kata orang

Banjar. Selain itu aktivitas air bisa

selam, olahraga loncat indah,

olahraga polo air, dan masih banyak

Page 8: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

53

lainnya yang sulit diberi nama.

Intinya segala aktivitas masyarakat

yang berhubungan dengan air.

Dalam konteks kajian akademik di

Perguruan Tinggi, segala aktivitas air

tersebut di atas memiliki dasar yang

harus dikuasai oleh mahasiswa

adalah kemampuan berenang

karena didalamnya terdapat

kompetensi, diantaranya adalah;

mengapung dan berpindah tempat

dalam air yang disebut kemampuan

mengamankan diri dalam air.

Kompetensi ini, bermanfaat ketika

mahasiswa nantinya membelajarkan

siswanya berdayung, berkelotok atau

berjukung (perahu kecil), tatkala

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

maka paling tidak seorang siswa

tersebut aman dari bahaya

tenggelam.

Aktivitas air dalam kajian

olahraga prestasi, olahraga rekreasi

dan olahraga pendidikan dan

kesehatan, Mashud (2018: 8-11)

menjabarkan pada tabel di bawah

ini;

Tabel. 1.1. Jabaran Kompetensi dan Indikator Dalam Olahraga Renang

No Kompetensi Indikator

1 Dasar Gerak Renang

A. Pengertian mekanika gerak dalam aktivitas renang, yang meliputi: 1. daya apung/ buoyancy 2. dorongan/ propulsion, 3. hambatan/ resistency

B. Model dan variasi pembelajaran dasar gerak renang, yang meliputi: 1. Pengenalan air 2. Mengapung 3. Gerak bernafas 4. Meluncur/ dorongan

2 Renang Gaya Bebas

A. Konsep renang gaya bebas, yang meliputi: 1. Posisi tubuh 2. Gerakan tungkai 3. Gerakan lengan 4. Gerakan bernafas 5. Gerak koordinasi

Page 9: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

54

No Kompetensi Indikator

B. Model dan variasi pembelajaran renang gaya bebas, yang meliputi: 1. Gerakan tungkai 2. Gerakan lengan 3. Gerakan bernafas 4. Gerakan koordinasi

3 Renang Gaya Punggung

A. Konsep renang gaya punggung, yang meliputi: 1. Posisi tubuh 2. Gerakan tungkai 3. Gerakan lengan 4. Gerakan bernafas 5. Gerak koordinasi

B. Model dan variasi pembelajaran renang gaya punggung, yang meliputi: 1. Gerakan tungkai 2. Gerakan lengan 3. Gerakan bernafas 4. Gerakan koordinasi

4 Renang Gaya Dada

A. Konsep renang gaya dada, yang meliputi: 1. Posisi tubuh 2. Gerakan tungkai 3. Gerakan lengan 4. Gerakan bernafas 5. Gerak koordinasi

B. Model dan variasi pembelajaran renang gaya dada, yang meliputi: 1. Gerakan tungkai 2. Gerakan lengan 3. Gerakan bernafas 4. Gerakan koordinasi

5 Renang Gaya Kupu-Kupu

A. Konsep renang gaya kupu-kupu, yang meliputi: 1. Posisi tubuh 2. Gerakan tungkai 3. Gerakan lengan 4. Gerakan bernafas 5. Gerak koordinasi

B. Model dan variasi pembelajaran renang gaya kupu-kupu, yang meliputi: 1. Gerakan tungkai 2. Gerakan lengan 3. Gerakan bernafas 4. Gerakan koordinasi

6 Start Dalam Renang

A. Konsep start dalam renang, yang meliputi: 1. Start dari balok start 2. Start bergantung pada balok start

Page 10: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

55

No Kompetensi Indikator

B. Model dan variasi pembelajaran start: 1. Start dari balok start 2. Start bergantung pada balok start

7 Pembalikan Dalam Renang

A. Konsep pembalikan dalam renang, yang meliputi: 1. Pembalikan rol/ salto 2. Pembalikan pivot/ memutar

B. Model dan variasi pembelajaran pembalikan: 1. Pembalikan rol/ salto 2. Pembalikan pivot/ memutar

Berdasarkan penjabaran

kompetensi dan indicator olahraga

renang di atas, maka mahasiswa

dapat memilah dan focus pada

kompetensi mana yang akan

dipelajari dan ditekuni, terutama

nantinya akan diperuntukan pada

olahraga renang untuk rekreasi,

kesehatan, pendidikan dan prestasi.

Mahasiswa adalah manusia

dewasa, yang memliki banyak

kesibukan dan tuntutan terutama

terkait kebutuhan pribadi dan

memiliki latarbelakang yang

berbeda-beda, ada yang murni

berkuliah, ada yang kuliah sambil

bekerja, dan latarbelakang lainnya.

Dari sini dipelukan adanya

menejemen diri yang baik. So-An

Lao at all (2016) bahwa “efektifitas

belajar renang bagi orang dewasa

selain belajar dengan pembinaan

langsung, belajar berenang melalui

video modeling dan video umpan

balik juga dipandang efektif dan

berhasil”. Dari temuan ini,

mahasiswa bisa belajar berenang

melalui pembinaan langsung/ melalui

perkuliahan atau pelatih terkadang

menjadi hambatan karena

keterbatasan waktu. Belajar dengan

menerapkan media berupa video

modeling, video umpan balik dan

multimedia interaktif ini sangatlah

Page 11: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

56

menjadi cocok dan sesuai dengan

keadaan dan kondisi orang dewasa/

mahasiswa.

Untuk itu multimedia interaktif

sebagai salah satu solusi dalam

pembelajaran renang pada

mahasiswa Prodi. Penjas JPOK

FKIP ULM. Mengingat betapa

pentingnya kompetensi aktivitas air

atau renang dikalangan mahasiwa

terkhusus bagi mahasiswa asli atau

domisili di Kalimantan Selatan yang

daerahnya bercirikan lahan basah

atau daerah seribu sungai.

BAGIAN INTI

Pengertian Multimedia Interaktif

Secara etimologis multimedia

berasal dari bahasa Latin, yaitu dari

kata “multi” yang berarti banyak;

bermacam-macam dan “medium”

yang berarti sesuatu yang dipakai

untuk menyampaikan atau

membawa sesuatu. Menurut Munadi

(2010:57), multimedia merupakan

media yang diciptakan dan

melibatkan berbagai indera yang

dapat digunakan dalam proses

pembelajaran.

Sebelum mengupas lebih

lanjut tentang multimedia, maka lebih

logis kalau dipaparkan dulu tentang

media. Menurut Hindun (2014: 91)

kata media berasal dari bahasa Latin

dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium, yang secara harfiah

berarti perantara atau pengantar.

Dengan demikian media merupakan

wahana penyalur informasi belajar

atau penyalur pesan. Bila media

adalah sumber belajar, maka secara

luas media dapat diartikan dengan

manusia, benda, ataupun peristiwa

yang memungkinkan anak didik

memperoleh pengetahuan dan

keterampilan. Selain itu Azhar

Arsyad (2014: 4), mengatakan

bahwa media apabila dipahami

secara garis besar adalah manusia,

Page 12: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

57

materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat

siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan, atau

sikap (guru, buku teks, dan

lingkungan sekolah). Secara lebih

khusus pengertian media dalam

proses belajar mengajar cenderung

diartikan sebagai alat-alat grafis,

photografis, atau elektronis untuk

menangkap, memproses dan

menyusun kembali informasi visual

atau verbal. Media yang sering

diganti dengan kata mediator adalah

penyebab atau alat yang turut

campur tangan dalam dua pihak dan

mendamaikannya. Dengan istilah

mediator media menunjukkan fungsi

atau perannya, yaitu mengatur

hubungan yang efektif antara dua

pihak utama dalam proses belajar-

siswa dan isi pelajaran.

Gagne dalam (Arief dkk, 2010:

6-7) dkk, menyatakan bahwa media

adalah berbagai bentuk komponen

dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsangnya untuk belajar

seperti, buku, film, kaset, film bingkai

adalah contoh-contonya. Asosisasi

Pendidikan Nasional memiliki

pengertian yang berbeda yaitu media

adalah bentuk-bentuk komunikasi

baik tercetak maupun audiovisual

serta peralatannya. Media

hendaknya dapat dimanipulasi,

dapat dilihat, didengar, dan di baca.

Lebih lengkap lagi, Budinanto

(2015: 7), menjelaskan tentang

definisi dari media pembelajaran

yang menggunakan multimedia.

Multimedia merupakan salah satu

komponen e-learning yang berperan

sebagai media penyampaian

informasi/pesan/instruksi. Dalam

penyampaian informasi/ pesan

dalam pembelejaran telah

mengkombinasikan teks, suara,

gambar, animasi, dan video yang

Page 13: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

58

disampaikan dengan computer atau

dimanipulasi secara digital dan dapat

disampaikan dan atau dikontrol

secara interaktif (Rusli & I Komang,

2017: 178). Liaskos (2002: 359)

menambahkan, secara umum

multimedia merupakan gabungan

representative visual dan audio,

reperesentasi ini bisa mencakup

unsur teks, seni grafis, suara,

animasi, dan video. Multimedia dapat

dibagi menjadi tiga jenis, yaitu; 1)

multimedia interaktif adalah

pengguna dapat mengontrol apa dan

kapan elemen-elemen multimedia

akan dikirimkan atau ditampilkan; 2)

multi media hiperaktif, adalah

multimedia yang mempunyai suatu

struktur dari elemen-elemen terkait

dengan pengguna yang dapat

mengarahkannya; 3) multimedia

linier, adalah pengguna hanya

menjadi penonton dan menikmati

produk multimedia yang disajikan

dari awal hingga akhir.

Dari penjelasan dapat

dikatakan bahwa multimedia

interaktif memiliki kelebihan, mampu

menampilkan gambar, video, audio,

sehingga siswa dapat mudah

memahami materi karena informasi

diserap oleh indera penglihatan dan

pendengaran (Wahjoedi, 2016: 205).

Selain itu, juga terdapat interaktifitas

yang memungkinkan siswa terlibat

dengan materi yang sedang

dipelajari. Multimedia interaktif juga

dapat memberikan umpan balik

(respon) secara langsung.

Kelemahan multimedia interaktif

adalah, pengembangannya

memerlukan adanya tim yang

profesional dan waktu yang cukup

lama.

Page 14: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

59

Fungsi Multimedia Interaktif

Dalam Pembelajaran

Dalam kegiatan pembelajaran

di kelas, multimedia dapat berfungsi

sebagai suplemen yang sifatnya

opsional, pelengkap (complement),

atau bahkan pengganti guru

(substitution). Multimedia dikatakan

sebagai suplemen (tambahan),

apabila guru atau sisa mempunyai

kebebasan memilih, apakah akan

memanfaatkan multimedia atau tidak

untuk materi pelajaran tertentu.

Dalam hal ini, tidak ada keharusan

bagi guru atau siswa untuk

memanfaatkan multimedia. Meski

bersifat opsional, guru yang

memanfaatkan multimedia secara

tepat dalam membelajarkan siswa

atau para siswa sendiri yang

berupaya mencari dan kemudian

memanfaatkan multimedia tersebut

tentulah akan memiliki tambahan

pengetahuan atau wawasan.

Multimedia dikatakan sebagai

komplemen (pelengkap) apabila

multimedia tersebut diprogramkan

untuk melengkapi atau menunjang

materi pembelajaran yang diterima

siswa di dalam kelas. Sebagai

komplemen, multimedia

diprogramkan sebagai materi

reinforcement (pengayaan) atau

remedial bagi siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran. Multimedia

dikatakan sebagai enrichment

apabila kepada siswa yang dapat

dengan cepat menguasai materi

yang disampaikan guru secara tatap

muka diberikan kesempatan untuk

memanfaatkan multimedia tertentu

yang memang dikembangkan secara

khusus. Tujuannya adalah untuk

lebih memantapkan tingkat

penguasaan siswa terhadap materi

pelajaran yang disajikan guru di

dalam kelas. Multimedia dikatakan

sebagai program remedial apabila

Page 15: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

60

kepada para siswa yang mengalami

kesulitan memahami materi

pelajaran yang disajikan guru secara

tatap muka di kelas diberikan

kesempatan untuk memanfaatkan

multimedia yang memang dirancang

secara khusus dengan tujuan agar

para siswa semakin lebih mudah

memahami materi pelajaran yang

disajikan guru di kelas.

Multimedia dikatakan sebagai

substitusi (pengganti) apabila

multimedia dapat menggantikan

sebagian besar peran guru. Ini dapat

menjadi alternatif sebagai sebuah

model pembelajaran. Tujuannya

adalah agar para siswa dapat secara

luwes mengelola kegiatan

pembelajarannya sesuai dengan

waktu, gaya belajar, dan kecepatan

belajar masing-masing siswa. Ada 3

(tiga) alternatif model kegiatan

pembelajaran yang dapat dipilih guru

dan siswa, yaitu: (1) sepenuhnya

secara tatap muka yang

pembelajarannya disertai dengan

pemanfaatan multimedia, (2)

sebagian secara tatap muka dan

sebagian lagi melalui multimedia (3)

pembelajaran sepenuhnya melalui

multimedia.

Li Pengtao (2006)

menjelaskan bahwa penggunaan

multimedia dalam pembelajaran

dalam meningkatkan hasil belajar

sudah tidak diragukan lagi. selain itu

penggunaan multimedia dalam

pembelajaran dapat membantu

memberikan pengalaman yang

bermakna kepada siswa, karena

penggunaan media dapat

mempermudah siswa dalam

memahami sesuatu yang abstrak

menjadi lebih konkrit. Edgar Dale

mengklasifikasi pengalaman belajar

anak mulai dari hal-hal yang paling

konkrit sampai kepada hal-hal yang

dianggap paling abstrak, dimulai dari

Page 16: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

61

siswa yang berpartisipasi dalam

pengalaman nyata, kemudian

menuju siswa sebagai pengamat

kejadian nyata, dilanjutkan ke siswa

sebagai pengamat terhadap kejadian

yang disajikan dengan media, dan

terakhir siswa sebagai pengamat

kejadian yang disajikan dengan

simbol. Jenjang konkrit-abstrak ini

ditunjukkan dengan bagan dalam

bentuk kerucut pengalaman (cone of

experiment), seperti yang

ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar. 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale.

Sumber: Daryanto, Media Pembelajaran (Jogjakarta: Gava Media, 2016), h. 15.

Perolehan pengetahuan siswa

dalam Kerucut Pengalaman Edgar

Dale di atas menggambarkan bahwa

pengetahuan akan semakin abstrak

apabila pesan hanya disampaikan

melalui kata verbal. Hal ini

memungkinkan terjadinya

verbalisme. Artinya siswa hanya

mengetahui tentang kata tanpa

memahami dan mengerti makna

yang terkandung di dalamnya

sehingga dapat menimbulkan

kesalahan persepsi siswa. Oleh

sebab itu, sebaiknya siswa diberikan

pengalaman yang lebih konkrit

sehingga pesan yang ingin

Page 17: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

62

disampaikan benar-benar dapat

mencapai sasaran dan tujuan.

Sutopo mengemukakan bahwa

sistem multimedia mempunyai

beberapa keuntungan, yaitu: (1)

mengurangi waktu dan ruang yang

digunakan untuk menyimpan dan

menampilkan dokumen dalam

bentuk elektronik dibanding dalam

bentuk kertas; (2) meningkatkan

produktivitas dengan menghindari

hilangnya file; (3) memberi akses

dokumen dalam waktu bersamaan

dan ditampilkan dalam layar; (4)

memberi informasi multidimensi

dalam organisasi; (5) mengurangi

waktu dan biaya dalam pembuatan

foto; dan (6) memberikan fasilitas

kecepatan informasi yang diperlukan

dengan interaksi visual. Selain itu,

manfaat multimedia adalah

memungkinkan dialog, meningkatkan

kreativitas, memfasilitasi kolaborasi,

memperkaya pengalaman, dan

meningkatkan keterampilan.

Berdasarkan uraian di atas,

pemanfaatan multimedia dalam

pembelajaran, dapat 1)

meningkatkan motivasi kreativitas

keterampilan gairah belajar

konsistensi dalam belajar, ketahanan

dalam memori dan hasil belajar, 2)

memperjelas dan mempermudah

penyajian pesan, 3) mengatasi

keterbatasan waktu, ruang, dan daya

indera baik siswa maupun guru, 4)

mengembangkan kemampuan siswa

dalam berinteraksi langsung dengan

lingkungan dan sumber belajar, 5)

memungkinkan siswa untuk belajar

secara mandiri sesuai kemampuan

dan minatnya, dan 6) memungkinkan

para siswa untuk dapat mengukur

atau mengevaluasi sendiri hasil

belajarnya. Selain itu Leser (2011)

menambahkan bahwa “pembelajaran

dengan bantuan multimedia telah

Page 18: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

63

menjadi bentuk standar pendidikan,

dalam pembelajaran gerak/ olahraga

multimedia telah digunakan untuk

mengajarkan aspek praktis dari

kursus, seperti keterampilan motorik.

Daryanto (2016: 78),

menambahkan dampak dari

multimedia interaktif dalam

pembelajaran. Konteks

pembelajaran adalah bukan hanya

menjadikan peserta didik menjadi

tahu, mengerti dan memahami dari

materi pembelajaran yang

disampaikan oleh guru, tetapi lebih

dari itu, bahwa pembelajaran juga

memberikan pembelajaran terhadap

interaksi sosial antar peserta didik

yaitu saling menghormati,

menghargai dan tolong menolong.

Disinilah Daryanto, memberikan

dampak kurang baik dari adanya

penerapan multimedia dalam

pembelajaran, yaitu peserta didik

akan menjadi individu yang

individualis, egois dan tidak kenal

satu dan lainnya. Karena

pembelajaran dengan multimedia

bersifat isolatif atau pembelajaran

yang individu.

Pembelajaran Renang

Matakuliah renang merupakan

salah satu bentuk penerapan dari

ilmu belajar gerak (motoric) khusus

pada pola gerak di air/aktivitas air

yang dipejari di perguruan tinggi

khususnya pada program studi

pendidikan jasmani. Renang dalam

kamus Bahasa Idonesia adalah

mengambang dan berjalan pada

permukaan (dalam) air. Dalam

aktivitas renang, mengambang dan

berjalan pada permukaan (dalam)

air, bisa menerapkan empat gaya

yang ada, yaitu; 1) gaya bebas; 2)

gaya punggung; 3) gaya dada; dan

4) gaya kupu-kupu/lumba-lumba.

Proses pembelajaran renang sama

halnya dengan proses pembelajaran

Page 19: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

64

pada matakuliah pada umumnya

yaitu adanya keterlibatan dosen,

lingkungan, sumber belajar,

interaksi, dan mahasiswa itu sendiri.

Aktivitas renang gaya bebas,

banyak orang orang mengatakan

berenang seperti gerakan orang

berjalan ke depan, yaitu melangkah

dengan tungkai dan lengan

mengayun. Beda dengan berjalan,

gerakan aktivitas renang dilakukan

dalam air. Dalam gerakan gerak

renang gaya bebas, ada empat

komponen utama gerakan, yaitu; 1)

gerakan tubuh dan posisi kepala; 2)

gerakan tubuh bagian atas; 3)

gerakan tungkai menendang; dan 4)

gerakan bernafas. Empat komponen

gerakan tersebut dijelaskan secara

oleh Dick Hannula (2003: 62), bahwa

teknik renang gaya bebas yaitu

diawali dari posisi tubuh lurus

dengan air/ stream line, dan

panjangkan garis dengan

merentangkan tangan ke depan saat

masuk air, setelah itu pinggul dan

tubuh diputar dari satu sisi ke sisi

lain melalui siklus gaya renang yang

lengkap, dan posisi kepala tetap

netral dan nafas diambil dengan

memutar tubuh dan bukan memutar

kepala. Tendangan tungkai

mengikuti perputaran tubuh harus

pada garis lurus, paha dan tungkai

harus menendang pada garis yang

sama dan tetap berada dalam

batasan pusaran yang diciptakan

oleh setengah bagian tubuh atas.

Sedangkan gaya punggung

adalah kebalikan dari gaya bebas,

Evan (2007: 26), menjelaskan bahwa

“The concepts of the backstroke are

similar to those of the freestyle. The

fundamental difference is obviously

that the freestyle is swum on the

belly and the backstroke is swum on

the back,..”. Konsep gaya punggung

adalah serupa dengan gaya bebas.

Page 20: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

65

Itu Perbedaan mendasar adalah

jelas bahwa gaya bebas adalah

berenang di perut dan gaya

punggung adalah berenang di

bagian belakang. Sehingga bisa

dikatakan, hal yang paling

membedakan antara renang gaya

bebas dan gaya punggung adalah

posisi badan. Gaya bebas posisi

badan menghadap ke air, sedangkan

gaya punggung posisi badan

membelakangi air. Sehingga bisa

dikatakan gerakan renang gaya

bebas ke arah depan dan gaya

punggung arahnya adalah ke

belakang. Ibarat orang berjalan atau

berlari renang gaya bebas adalah

berjalan/berlari ke depan sedangkan

renang gaya punggung adalah

berjalan/berlari ke belakang.

Berdasarkan dari banyaknya

kemiripan gerakan dalam kedua

gaya tersebut banyak pakar/ahli

mengatakan bahwa dalam

membelajarkan teknik gaya renang

disarankan tidak memisahkan kedua

gaya tersebut.

Menyerupai gerakan renang

gaya bebas, dilihat dari posisi tubuh

dan arah gerakan ke depan. Renang

gaya kupu-kupu atau lebih dikenal

dengan renang gaya lumba-lumba

karena pergerakannya seperti ikan

lumba-lumba berenang. Gaya ini,

merupakan gaya yang paling sulit

dan membutuhkan tenaga yang

cukup besar. David Haller (2005: 39-

45) menjelaskan bahwa, renang

gaya kupu-kupu ini dilakukan dengan

menggerakan lengan dan tungkai

secara bersamaan baik dalam

menarik dan mendorong serta saat

istirahat. Gerakan lengan secara

bersamaan menarik dengaan arah

mendekat ke dada dan melakukan

dorongan setelah kedua tangan

berada di bawag perut, yang

dilanjutkan dengan kepala dan leher

Page 21: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

66

naik ke atas permukaan air untuk

mengambil nafas. Sebelum kepala

dimasukkan ke air kedua lengan

bergerak istirahat ke depan lurus

sejauh-jauhnya. Saat kedua lengan

istirhat, kedua tungkai melakukan

kibasan secara serentak dan diikuti

oleh pergerakan kedua lengan

kembali.

Berbeda dengan tiga gaya di

atas, renang gaya dada merupakan

renang dengan gerakan menyerupai

gerakan katak (dilihat dari gerakan

tungkai yang gerakannya seperti

gerakan katak berenang). David G.

Thomas (2006: 143), menjelaskan

cara berenang gaya dada, yaitu

dimulai dari posisi mengapung

telungkup, mulai kayuhan tangan

gaya dada dan kepala dalam posisi

terangkat. Pada saat mengayuh dan

mengangkat kepala, angkatn tumit

ke belakang tubuh sesuai dengan

gerakan pemulihan. Hirup nafas

secepatnya, dan pada saat tangan

Anda berputar sewaktu menekan

dengan siku, telapak tungkai Anda

harus berputar keluar sebagai

persiapan untuk medorong. Jatuhkan

wajah Anda ke air pada saat Anda

mendorong lengan ke depan dan

megayuhkan tungkai sekuat tenaga,

luruskan tubuh dan meluncurlah

dengan lama dan menghembuskan

nafas. Dari karakteristik gerakan

renang gaya dada tersebut di atas,

banyak para ahli mengatakan

bahwa, teknik gaya dada ini,

merupakan teknik yang mudah

dilakukan, dan paling ringan dan

santai tidak memerlukan tenaga

yang cukup besar dalam melakukan.

Teknik renang gaya dada

merupakan teknik renang yang

paling santai dan paling

menyenangkan.

Dari empat gaya renang di

atas, yang memiliki karakteristik

Page 22: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

67

gerakan dan tentunya juga memiliki

kelebihan dan kelemahannya

masing-masing, menjadikan renang

sebagai olahraga yang atraktif,

variatif dan menyenangkan. Selain

kekhususan tersebut di atas renang

dibelajarkan kepada mahasiswa

karena dalam renang terkandung

beberapa unsur penting dalam

kehidupan, yaitu; 1) keamanan diri;

2) kesehatan; 3) prestasi; dan 4)

rekreasi. Keamanan diri, ini terjadi

tatkala manusia berada di alam

bebas, yang melintasi sungai, danau,

rawa, bahkan lautan. Tatkala individu

telah dibekali kemampuan

/keterampilan berenang maka

individu tersebut akan mampu

mengatasi dan melawan tantangan

yang ada dihadapannya, dan

sebaliknya apabila individu tidak

memiliki kemampuan/keterampilan

berenang maka individu tersebut

akan menyusahkan orang lain dan

bahkan tidak mampu

menyelamatkan diri. Kemudian

ditinjau dari segi kesehatan,

berenang dengan gaya apa pun,

karakteristik gerakannya akan

menggerakkan semua otot dan

organ tubuh, dengan karakteristik

gerakan tersebut peredaran darah

menjadi lancar semua otot terlatih.

Emmett Hines (2008: 1),

menambahkan “…it can be an

excellen tool for improving and

maintaining life long fitness”.

Renang, dapat menjadi alat yang

sangat baik untuk meningkatkan dan

menjaga kebugaran seumur hidup.

Selain itu, berenang juga bermanfaat

bagi generasi muda yaitu sebagai

wahana dalam mewujudkan prestasi

setinggi-tingginya karena renang

merupakan olahraga yang

diperlombakan disemua event

olahraga di dunia ini. Tidak kalah

pentingnya berenang bermanfaat

Page 23: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

68

rekreatif yaitu bagi individu dalam

melepaskan kepenatan dari

kerutinan kerja, sekolah dan

kesibukan sehari-hari. Sentuhan air

yang menyejukkan, pemandangan

air yang biru menyegarkan mata dan

pikiran yang pada akhirnya

membawa ke suasana yang

menyenangkan. Secara psikologis

gerakan renang yang santai dapat

membuat hati dan pikiran terasa

rileks.

Semua unsur yang ada pada

renang tersebut, merupakan

cerminan kebutuhan dalam

kehidupan manusia. Manusia

dengan sendirinya akan

membutuhkan keberadaan renang

yang tentunya sesuai dengan

kebutuhan dan keperluan masing-

masing. Dari sinilah mata kuliah

renang dikemas dan diberikan

sebagai muatan mata kuliah wajib

yang harus dikuasai oleh seorang

sarjana pendidikan khususnya

sarjana calon guru pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan

(PJOK) di sekolah berbagai jenjang.

Jenjang sekolah merupakan tempat

anak usia produktif berkumpul untuk

menimba ilmu pengetahauan dan

pengalaman. Jadi tepatlah apabila

aktivitas renang diajarkan pada

jenjang sekolah.

Multimedia Interaktif Dalam

Pembelajaran Renang Pada

Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Jasmani

Seperti yang kita ketahui

bersama bahwasannya, renang

dalam kamus Bahasa Idonesia

adalah mengambang dan berjalan

pada permukaan air, bisa

menerapkan empat gaya yang ada,

yaitu; 1) gaya bebas; 2) gaya

punggung; 3) gaya dada; dan 4)

gaya kupu-kupu/lumba-lumba.

Proses pembelajaran renang sama

Page 24: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

69

halnya dengan proses pembelajaran

pada matakuliah pada umumnya

yaitu adanya keterlibatan dosen,

lingkungan, sumber belajar/media

belajar, interaksi, dan mahasiswa itu

sendiri. Proses pembelajaran

renang, tentunya memiliki ciri khusus

yang berbeda dengan matakuliah

lain yaitu, obyek yang dimanipulasi

adalah air. Air bisa menyenangkan

dan bisa membahayakan.

Menyenangkan tatkala pelakunya

bisa mengambil manfaat dan

sebaliknya akan membahayakan

tatkala pelakunya takluk oleh air dan

bahkan mengancam nyawa.

Selain karakteristik matakuliah

renang seperti diatas. Berdasarkan

keadaan alam Kalimantan Selatan

merupakan daerah mayoritas

bantaran sungai, mencerminkan

bahwasannya budaya, adat,

kebiasaan serta mata pencaharian

masyarakatnya berhubungan

dengan air. Air menjadi teman,

sahabat dalam keseharian disetiap

aktivitas. Bekerja, sekolah bahkan di

beberapa daerah menjadi alat

transportasi utama dalam melakukan

segala aktivitas. Untuk itu

kompetensi aktivitas air menjadi

sangatlah penting dan utama untuk

bisa dikuasai oleh mahasiswa, lebih-

lebih mahasiswa calon guru PJOK di

sekolah.

Multimedia interaktif hadir

sebagai media dalam pembelajaran

renang, yang berperan sebagai

media penyampaian informasi/

pesan/instruksi. Dalam penyampaian

informasi/ pesan dalam

pembelajaran telah mengkom-

binasikan teks, suara, gambar,

animasi, dan video yang

disampaikan dengan computer atau

dimanipulasi secara digital dan dapat

disampaikan dan atau dikontrol

secara interaktif/ pengguna dapat

Page 25: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

70

mengontrol apa dan kapan elemen-

elemen multimedia akan dipelajari

atau ditampilkan (Rusli & I Komang,

2017: 178). Sehingga pembelajaran

tidak hanya berlangsung dengan

tatap muka dengan dosen,

pembelajaran bisa terjadi di luar jam

perkuliahan, bisa secara individu

maupun kelompok dan bisa belajar

dengan lingkungan atau orang-orang

disekitar.

Selain itu, dasar pemikirannya

adalah mahasiswa adalah manusia

dewasa, yang memliki banyak

kesibukan dan tuntutan terutama

terkait kebutuhan pribadi dan

memiliki latarbelakang yang

berbeda-beda, ada yang murni

berkuliah, ada yang kuliah sambil

bekerja, dan latarbelakang lainnya.

Dari sini dipelukan adanya

menejemen diri yang baik. So-An

Lao at all (2016) bahwa “efektifitas

belajar renang bagi orang dewasa

selain belajar dengan pembinaan

langsung, belajar berenang melalui

video modeling dan video umpan

balik juga dipandang efektif dan

berhasil”. Dari temuan ini,

mahasiswa bisa belajar berenang

melalui pembinaan langsung/ melalui

perkuliahan atau pelatih terkadang

menjadi hambatan karena

keterbatasan waktu. Belajar dengan

menerapkan media berupa video

modeling, video umpan balik dan

multimedia interaktif ini sangatlah

menjadi cocok dan sesuai dengan

keadaan dan kondisi orang dewasa/

mahasiswa.

KESIMPULAN

Dalam kegiatan pembelajaran

renang, multimedia interaktif dapat

berfungsi sebagai suplemen yang

sifatnya opsional, pelengkap

(complement), atau bahkan

pengganti guru (substitution).

Multimedia dikatakan sebagai

Page 26: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

71

suplemen (tambahan), apabila dosen

atau sisa mempunyai kebebasan

memilih, apakah akan

memanfaatkan multimedia atau tidak

untuk materi tertentu. Multimedia

dikatakan sebagai komplemen

(pelengkap) apabila multimedia

tersebut diprogramkan untuk

melengkapi atau menunjang materi

perkuliahan yang diterima

mahasiswa. Sebagai komplemen,

multimedia diprogramkan sebagai

materi reinforcement (pengayaan)

atau remedial bagi mahasiswa dalam

mengikuti kegiatan perkuliahan.

Multimedia dikatakan sebagai

enrichment apabila kepada

mahasiswa yang dapat dengan

cepat menguasai materi yang

disampaikan dosen secara tatap

muka diberikan kesempatan untuk

memanfaatkan multimedia tertentu

yang memang dikembangkan secara

khusus. Multimedia dikatakan

sebagai substitusi (pengganti)

apabila multimedia dapat

menggantikan sebagian besar peran

dosen. Ini dapat menjadi alternatif

sebagai sebuah model

pembelajaran. Tujuannya adalah

agar mahasiswa dapat secara luwes

mengelola kegiatan

pembelajarannya sesuai dengan

waktu, gaya belajar, dan kecepatan

belajar masing-masing mahasiswa.

Ada 3 (tiga) alternatif model kegiatan

pembelajaran yang dapat dipilih

dosen dan mahasiswa, yaitu: (1)

sepenuhnya secara tatap muka yang

pembelajarannya disertai dengan

pemanfaatan multimedia, (2)

sebagian secara tatap muka dan

sebagian lagi melalui multimedia (3)

pembelajaran sepenuhnya melalui

multimedia.

Intinya pembelajaran

menggunakan multimedia interaktif

adalah merubah paradigma

Page 27: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

72

pembelajaran yang hanya

berorientasi pada hasil tetapi

menggeser pada pembelajaran yang

berorientasi pada proses. Interaktif

pembelajaran multiarah yang

diharapkan. Pembelajaran yang

mengedepankan, mengutamakan

serta memfasilitasi mahasiswa untuk

bisa langsung berbuat dan

berpengalaman dalam setiap

pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA Azhar Arsyad, 2014. Media

Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Daryanto, 2016. Media Pembelajaran. Jogjakarta: Gava Media.

Dick Hannula. 2003. Swimming Coaching. USA: Human Kinetics. .

David Haller. 2005. Belajar Berenang. Bandung: Pioner Jaya.

David G. Thomas. 2006. Langkah Untuk Sukses Renang Tingkat Pemula. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Emmet Hines. 2008. Fitness Swimming; Scond Edition. Champaign: Human Kinetic.

Hindun, 2014. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkaraker Di Madarasah Ibtidaiya/Sekolah Dasar. Depok: Nufa Citra Mandiri.

Iwan Budinanto, 2015. Multimedia Digital; Dasar teori dan pengembanganya. Jogjakarta: Andi Offset.

Janet Evan. 2007. Total Swimming. USA: Human Kinetics.

Liaskos, Joseph; Diomedus, Marianna; National Library of Medicine. Multimedia Technologies In Education. Studies in Health Tecnology and Informatics. Vol. 65, (2002): 359-372.

Li Pengtao. The Effectivenness of Multimedia Technology Aids in Transfering Business Knowledge. Dissertation Abstracts International. Vol. 68, No. 04 Suppl. A, 109p. 2006, 109. 2006.

Leser, Roland; Baca; Uhliq, Johannes; National Library of Medicine. Effectiveness of Multimedia-Supported Education in Practical Sport Courses. Journal of Sport Science.

M. Rusli & I Komang, The Effect Of Animation In Multimedia Computer-Based Learning And Learning Style To The Learning Results, (Turkish Online Journal of Distance Education-TOJDE October 2017 ISSN 1302-6488 Volume: 18 Number: 4 Article 13). and Medicine Vol. 10, Iss 1, (2011: 184-192.

Mashud, 2018. Model Pembelajaran Renang Berbasis Multimedia Interaktif. Sidoarjo: CV. Zifatama Jawara.

So-An Lao at all. 2016. Learning to Swimm Using Video Modelling and Video Feedback Within a Self- Management Program. Australian Journal of Adult Learning, Vol 56 No 1 April 2016.

Wahjoedi, I Gede Suwiwa & Guntur R M. Pengembangan Multimedia

Page 28: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian

73

Interaktif Materi Pola Hidup Sehat Pada Mapel PJOK. Jurnal Iptek Olahraga. Vol 18, Nomor 2 Agustus 2016, h. 205-206

Page 29: PASCASARJANA UNPAD 8eprints.ulm.ac.id/6135/1/Prosiding Semnas Olahraga JPOK...52 Berdasarkan keadaan alam seperti ini, mencerminkan bahwasannya budaya, adat, kebiasaan serta mata pencaharian