PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2979/1/BOOKMARKS TESIS...

177
PENGARUH PRODUK, PELAYANAN DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENABUNG DI BANK SYARI’AH STUDI PADA NASABAH BANK MUAMALAT INDONESIA KOTA JAMBI TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Ekonomi Islam dalam Konsentrasi Perbankan dan Lembaga Keuangan Syariah OLEH : Rijlan Hasanuddin NIM : MLK 16. 2494 PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Transcript of PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2979/1/BOOKMARKS TESIS...

  • i

    PENGARUH PRODUK, PELAYANAN DAN PROMOSI

    TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENABUNG DI BANK SYARI’AH STUDI PADA NASABAH BANK

    MUAMALAT INDONESIA KOTA JAMBI

    TESIS

    Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Ekonomi Islam dalam Konsentrasi Perbankan dan Lembaga Keuangan

    Syariah

    OLEH :

    Rijlan Hasanuddin NIM : MLK 16. 2494

    PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

  • ii

    Jambi, Februari 2019

    Nama Pembimbing I : Prof. Dr. H. Ahmad Syukri SS, M.Ag Nama Pembimbing II: Dr. Nofrianto, M.Ag Alamat : Pascasarjana UIN STS Jambi Jln. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi

    NOTA DINAS

    Assalamualaikum wr wb,

    Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan

    persyaratan yang berlaku di Pascasarjana UIN STS Jambi, maka kami

    berpendapat bahwa tesis saudara Rijlan Hasanuddin NIM. MLK.16.2494

    dengan judul “Pengaruh Produk, Pelayanan Dan Promosi Terhadap

    Keputusan Nasabah Untuk Menabung Di Bank Syari’ah Studi Pada Nasabah

    Bank Muamalat Indonesia Kota Jambi” telah dapat diajukan untuk

    dimunaqasyahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister

    (S2) Program Studi (Ekonomi Islam) dalam Konsentrasi (Perbankan dan

    Lembaga Keuangan Syariah) pada pascasarjana UIN STS Jambi.

    Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada Bapak, semoga

    bermanfaat bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa.

    KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    PASCASARJANA Jl. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi Telp. (0741) 60731

    Email. [email protected]

    Kepada YTH.

    Bapak Direktur

    Pascasarjana UIN STS Jambi

    di-

    Jambi

    i

  • iii

    PENGESAHAN PERBAIKAN TESIS

    KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    PASCASARJANA Jl. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi Telp. (0741) 60731

    Email. [email protected]

    ii

  • PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS

    Saya yang bertandatangan di bawahini:

    Nama : Rijlan Hasanuddin

    NIM : MLK.16.2494

    Tempat/ Tanggal Lahir : Pemusiran, 12 Maret 1978

    Konsentrasi : Perbankan dan Lembaga Keuangan Syariah (PLKS)

    Alamat : Jl. Jend. A. Thalib No. 04 RT. 23 Kel. Pematang

    Sulur Kec, Telanaipura Kota Jambi.

    Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang

    berjudul: ”Pengaruh Produk, Pelayanan Dan Promosi Terhadap Keputusan

    Nasabah Untuk Menabung Di Bank Syari’ah Studi Pada Nasabah Bank

    Muamalat Indonesia Kota Jambi” adalah benar karya asli saya, kecuali

    kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang

    berlaku. Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya

    sepenuhnya bertanggungjawab sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia

    dan ketentuan Pascasarjana UIN STS Jambi, termasuk pencabutan gelar yang

    saya peroleh melalui tesis ini.

    Demikianlah Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

    untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

    KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    PASCASARJANA Jl. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi Telp. (0741) 60731

    Email. [email protected]

    KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    PASCASARJANA

    iii

  • 2

    2

    MOTTO

    Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan

    sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat

    bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka

    dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan

    mensucikan mereka. bagi mereka azab yang pedih.

    KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    PASCASARJANA Jl. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi Telp. (0741) 60731

    Email. [email protected]

    iv

  • 3

    3

    PERSEMBAHAN

    Tesis ini kupersembahkan kepada :

    Ayahanda yang terhormat Alm. H. Zainuddin

    Ibundaku Almh. Hj. Husna

    Mertuaku Alm. H. M. Latief dan Hj. Faridah

    Istri tercinta Desniwati, SKM

    v

  • 4

    4

    ABSTRAK

    Rijlan Hasanuddin, Pengaruh Produk, Pelayanan, dan Promosi Terhadap Keputusan Nasabah Untuk Menabung Di Bank Syari’ah Studi Pada Nasabah Bank Muamalat Indonesia Kota Jambi, Ekonomi Islam / Perbankan dan Keuangan Syariah, Pascasarjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2019.

    Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dan menghilangkan sistem riba. jumlah dana pihak ketiga (DPK) yang tercatat pada lembaga keuangan perbankan pada khususnya di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun namun jika kita lihat perbandingan pertumbuhan DPK dari bank bank syariah sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan bank konvensional. Peningkatan DPK yang masih tinggi menunjukkan tingkat kepercayaan nasabah yang semakin baik terhadap perbankan syariah untuk menempatkan dananya baik dalam bentuk giro, tabungan, maupun deposito. Komposisi dana pihak ketiga yang dihimpun oleh perbankan syariah masih didominasi oleh deposito sebesar 58,72%, diikuti oleh tabungan sebesar 29,57% dan giro sebesar 11,72%. Menurut Monang Ranto dan Inggrita Gusti (2013) bahwa pelayanan, promosi, lokasi secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah menabung.

    Penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif Deskriptif dengan metode analisis regresi linear berganda yang dilaksanakan di Bank Muamalat Indonesia kota jambi menggunakan bentuk studi lapangan (Field Study) yakni pengumpulan data dengan cara data kuisioner dan wawancara dengan data dari tahun 2013 – 2017 .

    Penelitian ini menghasilkan 2 kesimpulan, yaitu: (1) keputusan nasabah untuk menabung memiliki pengaruh signifikan terhadap produk, pelayanan dan promosi secara simultan. (2) Mengenai bagaimana pengaruh produk, pelayanan dan promosi secara simultan terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BMI. Bahwa faktor yang mempengaruhi minat nasabah untuk menabung diantaranya pengetahuan nasabah mengenai produk yang ada di bank muamalat itu sendiri dan dengan harga / Price dan place promotion. Tidak hanya itu kinerja marketing atas mekanisme kerja marketing dalam mempromosikan produk funding kepada nasabah dengan mempelajari profil nasabah sebelum membuat rekening di BMI. Disamping itu pelayanan kepada nasabah sangat mendukung. Maka dari pada itu BMI melakukan pembinaan karena sebagai standar layanan. Kinerja BMI belum maksimal didalam mengintegrasikan satu sama lainnya pada khususnya mengenai produk, pelayanan dan promosi secara simultan terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BMI sehhingga berdampak jumlah rekening di BMI tidak tumbuh secara signifikan per tahunnya. Kata kunci : Keputusan nasabah menabung, Produk, Pelayanan, dan Promosi.

    vi

  • 5

    5

    ABSTRACT

    Rijlan Hasanuddin, Effect of Products, Services, and Promotions on Customer Decisions to Save at Syari'ah Bank Study on Customers of Bank Muamalat Indonesia Jambi City, Islamic Economy / Banking and Islamic Finance, Postgraduate UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2019.

    Islamic banks are financial institutions that operate based on sharia principles and eliminate usury systems. the number of third party funds (DPK) recorded in banking financial institutions in Indonesia in particular has increased from year to year, but if we look at the comparison of growth in deposits from Islamic banks, banks are far behind compared to conventional banks. Increasing deposits that are still high indicate a better level of customer confidence in Islamic banking to place their funds in the form of demand deposits, savings and time deposits. The composition of third party funds collected by Islamic banking is still dominated by deposits of 58.72%, followed by savings of 29.57% and demand deposits of 11.72%. According to Monang Ranto and Inggrita Gusti (2013) that service, promotion, location simultaneously (together) have a significant effect on the customer's decision to save.

    This research is descriptive quantitative research with multiple linear regression analysis method carried out at Bank Muamalat Indonesia in Jambi city using a field study which is data collection by means of questionnaire data and interviews with data from 2013 - 2017.

    This study produces 2 conclusions, namely: (1) the customer's decision to save has a significant influence on the product, service and promotion simultaneously. (2) Regarding how the product, service and promotion simultaneously influence the customer's decision to save at BMI. Whereas the factors that influence customers' interest to save include customer knowledge about the products in bank muamalat itself and the price / price and place promotion. Not only is the marketing performance of the marketing working mechanism in promoting funding products to customers by studying the customer's profile before making an account at BMI. Besides that, service to customers is very supportive. Therefore, BMI conducts training because it is a service standard. BMI's performance has not been maximized in integrating each other in particular regarding simultaneous products, services and promotions on the customer's decision to save at BMI so that the number of accounts in the BMI does not significantly grow per year. Keywords: Decision of saving customers, Products, Services, and Promotions.

    vii

  • 6

    6

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Puji syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang

    melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shlawat dan salam

    senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW

    beserta keluarga, para sahabat, tabi’in dan para pengikut setia beliau hingga

    akhir zaman, sehigga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini dengan

    judul “Pengaruh Produk, Pelayanan Dan Promosi Terhadap Keputusan

    Nasabah Untuk Menabung Di Bank Syari’ah Studi Pada Nasabah Bank

    Muamalat Indonesia Kota Jambi”. sebagai syarat untuk mendapatkan gelar

    Magister Ekonomi Syariah pada Program Pasca Sarjana UIN Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    Dengan penuh kerendahan hati dan rasa syukur yang dalam

    memperkenankan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

    sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

    1. Bapak Rektor UIN STS Jambi Bapak. DR. H. Hadri Hasan, yang telah

    menyediakan fasilitas selama penulis mengikuti perkuliahan pada

    Pascasarjana UIN STS Jambi.

    2. Direktur Pascasarjana UIN STS Jambi Bapak Prof. Dr. H. A. Husein

    Ritonga, MA yang telah menyediakan fasilitas selama mengikuti

    perkuliahan pada Program Pascasarjana UIN STS Jambi

    3. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Syukri SS, M.Ag dan Dr. Nofrianto, M.Ag,

    selaku dosen pembimbing yang telah memeberikan bimbingan,

    nasehat, dan pengarahannya serta meluangkan waktunya sampai

    selesainya tesis ini.

    4. Ketua Program Studi Ekonomi Islam Konsentrasi Perbankan dan

    Lembaga Keungan Syariah (PLKS) yang telah memberikan bimbingan

    kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

    tesis ini.

    viii

  • 7

    7

    5. Kepala Bank Muamalat Indonesia Cabang Jambi yang telah

    memberikan waktu dan data yang diperlukan oleh penulis dalam

    penyelesaian tesis ini.

    6. Istri Desniwati, SKM tercinta yang selalu memberikan semangat,

    dukungan, dan kerja kerasnya, serta do’a restu dalam menyelesaikan

    master ini.

    7. Kepada seluruh keluarga besar saya, saudara/i saya, dan keponaan

    tercinta yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

    8. Bapak / ibu dosen Ekonomi Islam di UIN STS Jambi yang telah

    memberikan ilmu dan pengembangan cakrawala berfikir bagi penulis,

    semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.

    9. Sahabat- sahabat dan teman-teman seperjuangan di Pascasarjana

    pada program Perbankan dan Lembaga Keuangan Syariah angkatan

    2016.

    Akhirnya, penulis menyadari terdapat banyak keterbatasan dalam

    penulisan ini dan penulis berharap tesis ini dapat memberikan kontribusi

    bagi dunia Ekonomi Islam, oleh karena itu segala masukan dan kritikan

    yang bermanfaat untuk lebih menyempurnakan tesis ini sangatpenulis

    harapkan.

    Terima kasih.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

    Jambi, April 2019 Penulis

    Rijlan Hasanuddin NIM: MLK.16.2494

    ix

  • 8

    8

    DAFTAR ISI

    Halaman

    NOTA DINAS ............................................................................................... i PENGESAHAN DARI TIM ........................................................................... ii PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS ........................................................ iii MOTTO ........................................................................................................ iv PERSEMBAHAN .......................................................................................... v ABSTRAK .................................................................................................... vi ABSTRACT .................................................................................................. vii KATA PENGANTAR .................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................ x DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 9 C. Fokus Penelitian ............................................................................ 9 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 9

    1. Tujuan Penelitian ........................................................................ 10 2. Manfaat Penelitian ...................................................................... 10

    BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

    A. Landasan Teori .............................................................................. 11 1. Produk ....................................................................................... 11 2. Pelayanan dalam Perbankan .................................................... 19

    3. Promosi ..................................................................................... 23

    4. Keputusan Nasabah Menabung ................................................ 31

    5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nasabah Untuk Menabung . 35

    B. Kerangka Berpikir .......................................................................... 44 C. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 48 D. Penelitian yang Relevan ............................................................... 48

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 51

    A. Pendekatan Penelitian ................................................................... 51 B. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 51 C. Teknik Analisis Data ...................................................................... 70 D. Hipotesis Statistik .......................................................................... 77 E. Rencana dan Waktu Penelitian ..................................................... 79

    x

  • 9

    9

    BAB IV HASIIL PENELITIAN .............................................................. 80 A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................... 80

    1. Sejarah Bank Muamalat Di Indonesia .................................... 80 2. Struktur Organisasi BMI .......................................................... 82 3. Visi dan Misi BMI ..................................................................... 84 4. Penyimpanan dan Pengelola Dana ......................................... 85 5. Operasional Mitra Usaha ......................................................... 91 6. Prospek Mitra Usaha ............................................................... 95 7. Kendala dalam Mitra Usaha .................................................... 96

    B. Hasil Penelitian ............................................................................. 99 C. Pembahasan ................................................................................. 120 BAB V PENUTUP ........................................................................................ 131

    A. Kesimpulan ............................................................................... 131 B. Implikasi .................................................................................... 132 C. Saran ........................................................................................ 134 D. Kata Penutup ............................................................................ 135

    Daftar Pustaka ............................................................................................ 136

    xi

  • 10

    10

    DAFTAR TABEL

    No. Tabel Keterangan Hal

    Tabel 1.1 Perkembangan Bank Syariah Indonesia ................................ 2 Tabel 1.2 Jumlah Rekening Dana Funding BMI Kota Jambi Periode

    Tahun 2013 - 2017 ............................................................... 4 Tabel 3.1 Skala Likert ........................................................................... 55 Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Variabel Keputusan Menabung (Y) .......... 58 Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Variabel Keputusan Menabung (Y) .......... 60 Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Variabel Layanan (X2) ............................. 61 Tabel 3.5. Kisi-Kisi Instrumen Variabel Promosi ..................................... 63 Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Menabung (Y) ............ 66 Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Variabel Produk (X1) ................................. 66 Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Variabel Layanan (X2) ............................... 67 Tabel 3.9. Hasil Uji Validitas Variabel Promosi (X3) ............................... 67 Tabel 3.10. Hasil Uji Reliabilitas ............................................................... 69 Tabel 3.11. Posisi Keputusan ................................................................... 71 Tabel 3.12 Rencana dan Waktu Penelitian .............................................. 79 Tabel 4.1 Karyawan Bank Muamalat Indonesia Cabang Jambi ............. 83 Tabel 4.2 Tanggapan Nasabah terhadap Variabel Keputusan

    Menabung (Y) ........................................................................ 100 Tabel 4.3. Deskripsi Data Variabel Keputusan Menabung (Y) ................ 102 Tabel 4.4 Tanggapan Nasabah terhadap Variabel Produk (X1)............. 103 Tabel 4.5 Deskripsi Data Variabel Produk (X1) ..................................... 104 Tabel 4.6 Tanggapan Nasabah terhadap Variabel Pelayanan (X2) ....... 105 Tabel 4.7 Deskripsi Data Variabel Pelayanan (X2) ................................ 106 Tabel 4.8. Tanggapan Nasabah terhadap Variabel Promosi (X3) ........... 107 Tabel 4.9. Deskripsi Data Variabel Promosi (X3) .................................... 108 Tabel 4.10. Hasil Uji Regresi Linier Berganda .......................................... 109 Tabel 4.11. Hasil Uji F .............................................................................. 113 Tabel 4.12. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ........................... 114 Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ............................. 117 Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................ 117 Tabel 4.15. Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................. 119 Tabel 4.16. Hasil Uji Autokorelasi ............................................................. 120

    xii

  • 11

    11

    DAFTAR GAMBAR

    No. Gambar Keterangan Hal

    Gambar 1.1 Jumlah Dana Pihak Ketiga perbankan di Indonesia ................. 3 Gambar 2.1 Tahap Proses Pembelian ................................................... 32 Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ....................................................... 45 Gambar 4.1. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia Cabang Jambi ..................................................................................... 82 Gambar 4.2 Grafik Histogram .................................................................... 115 Gambar 4.3 P-Plot .................................................................................... 116 Gambar 4.4 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot .................... 118

    xiii

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Selama beberapa dekade terakhir, perkembangan keuangan Islam

    menunjukkan perubahan dan dinamika dramatis yang cepat. Sebagai bagian

    instrumen pengembang aktivitas di bidang ekonomi, beragam tantangan

    dihadapi sistem keuangan Islam, seperti pada aspek teoritis, operasional dan

    implementasi.1 Pada aspek teoritis, dibutuhkan pengembangan prinsip,

    filosofis dan fungsi sistem keuangan atas dasar pembagian keuntungan dan

    kerugian (profit-loss sharing). Pada sisi operasional, dibutuhkan perhatian

    terhadap inovasi, intermediasi, disiplin dan pengendalian resiko, sementara

    pada sisi implementasi diperlukan aplikasi sistem yang harus disesuaikan

    dengan regulasi, dan kondisi perekonomian masyarakat saat ini.

    Hasil survei menggambarkan alasan masih ragu-ragu untuk

    menabung di bank syariah adalah karena kurang mengetahui informasi

    tentang bank syariah, tidak mengetahui informasi bank syariah dan tidak

    memahami sistem bagi hasil diperbankan syariah. Kondisi ini memberikan

    bank syariah peluang sangat besar sekaligus tantangan untuk dapat

    meraih pangsa pasar perbankan nasional dimasa mendatang.2

    Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang beroperasi

    berdasarkan prinsip syariah dan menghilangkan sistem riba. Peranan

    perbankan syariah dalam aktivitasnya tidak jauh berbeda dengan

    perbankan konvensional. Perbedaan antara keduanya terletak pada

    prinsip-prinsip dalam transaksi keuangan. Salah satu prinsip dalam

    perbankan syariah adalah penerapan bagi hasil yang sesuai dengan

    kaidah ajaran Islam. Prinsip ini tidak berlaku di perbankan konvensional

    yang menerapkan sistem bunga.

    1 Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor, Pengantar Keuangan Islam: Teori dan Praktek, terj.

    Oleh A.K. Anwar, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hal. 373. 2 Raihanah Daulay, Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Bagi Hasil Terhadap Keputusan

    Menabung Nasabah Pada Bank Mandiri Syariah di Kota Medan, (2011), hal. 2

  • 2

    2

    Sejak dirumuskannya Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21

    Tahun 2017, pada Januari 2017 dengan nilai asset sebesar 11.6 trilyun

    rupiah, jumlah pembiayaan yang disalurkan mencapai 7.56 trilyun rupiah

    dan simpanan pihak ketiga sebesar 7.77 trilyun rupiah.3

    Lahirnya Undang-Undang Perbankan Syariah mendorong

    peningkatan jumlah BUS, berikut disajikan pada tabel di bawah ini :

    Tabel 1.1 Perkembangan Bank Syariah Indonesia

    Indikasi

    1998 2017 2016 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

    KP/UUS

    KP/UUS

    KP/UUS

    KP/UUS

    KP/UUS

    KP/UUS

    KP/UUS

    KP/UUS

    KP/UUS

    KP/UUS

    BUS 1 2 3 3 3 3 12 12 13 13

    UUS – 8 15 19 20 25 22 22 21 21

    BPRS 76 84 88 92 105 114 163 163 166 167

    Sumber : BI, Statistik Perbankan Syariah, 2015 Keterangan: BUS = Bank Umum Syariah, UUS = Unit Usaha Syariah, BPRS = Bank Perkreditan Rakyat Syariah, KP/UUS = Kantor Pusat/ Unit Usaha Syariah

    Berdasarkan pada tabel 1.1 menunjukkan perkembangan perbankan

    syariah berdasarkan laporan tahunan BI Desember 2017. Secara

    kuantitas, pencapaian perbankan syariah sungguh membanggakan dan

    terus mengalami peningkatan dalam jumlah bank. Pada Desember 2017,

    jumlah bank syariah telah mencapai 13 unit dan 21 unit usaha syariah.

    Selain itu, jumlah bank perkreditan rakyat syariah telah mencapai 167 unit

    pada periode yang sama.

    Sebagai undang-undang yang khusus mengatur perbankan syariah,

    dalam Undang-Undang ini diatur mengenai masalah kepatuhan syariah

    (syariah compliance) yang kewenangannya berada pada Majelis Ulama

    Indonesia (MUI) yang direpresentasikan melalui Dewan Pengawas

    Syariah (DPS) yang harus dibentuk pada masing-masing Bank Umum

    3 Bank Indonesia. Statistik Perbankan Syariah 2017, (Jakarta: Indonesia, 2017)

  • 3

    3

    Syariah dan Unit Usaha Syariah. Untuk menindak lanjuti implementasi

    fatwa yang dikeluarkan MUI ke dalam Peraturan Bank Indonesia, di

    dalam internal Bank Indonesia dibentuk komite perbankan syariah, yang

    keanggotaannya terdiri atas perwakilan dari Bank Indonesia,

    Departemen Agama, dan unsur masyarakat yang komposisinya

    berimbang.

    Gambar 1.1 Jumlah Dana Pihak Ketiga perbankan di Indonesia

    Sumber : Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (Data Diolah) Dari Gambar 1.1 di atas dapat kita lihat bahwa jumlah dana pihak

    ketiga (DPK) yang tercatat pada lembaga keuangan perbankan pada

    khususnya di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun

    namun jika kita lihat perbandingan pertumbuhan DPK dari bank

    konvensional dengan bank syariah sangat jauh. Maka dari pada itu DPK

    pada perbankan syariah harus terus di tumbuh kembangkan agar dapat

    lebih meningkatkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi jika dilihat sisi

    perusahaan nirlaba.

    Peningkatan DPK yang masih tinggi menunjukkan tingkat

    kepercayaan nasabah yang semakin baik terhadap perbankan syariah

    untuk menempatkan dananya baik dalam bentuk giro, tabungan, maupun

    deposito. Komposisi dana pihak ketiga yang dihimpun oleh perbankan

    syariah masih didominasi oleh deposito sebesar 58,72%, diikuti oleh

    tabungan sebesar 29,57% dan giro sebesar 11,72%. Peningkatan Giro ini

    0

    1,000,000

    2,000,000

    3,000,000

    4,000,000

    5,000,000

    6,000,000

    200

    5

    200

    6

    200

    7

    200

    8

    200

    9

    201

    0

    201

    1

    201

    2

    201

    3

    201

    4

    201

    5

    201

    6

    Dana pihak ketiga Bank Syariah

    Dana pihak ketiga Bank Konvensional

  • 4

    4

    mengindikasikan perlambatan dunia usaha yang masih berhati-hati dalam

    merespon kelesuan perekonomian yang belum sepenuhnya pulih.4

    Persaingan perbankan syariah saat ini sangat ketat, Bank Muamalat

    Indonesia yang merupakan bank pertama syariah di Indonesia tidak hanya

    berdiri sendiri karena saat ini banyak perbankan konvensional yang telah

    memiliki perbankan syariah, seperti BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri,

    BNI Syariah, dan beberapa bank syariah lainnya. Bank-bank tersebut

    dalam menarik nasabah melakukan kegiatan yang disebut dengan

    pemasaran (marketing) untuk mengenalkan produk atau pelayanan yang

    diberikan. Berikut disajikan data jumlah rekening nasabah BMI.

    Tabel 1.2 Jumlah Rekening Dana Funding BMI Kota Jambi

    Periode Tahun 2013 - 2017

    Jenis Produk

    Tahun

    Jumlah 2013 2014 2015 2016 2017

    Deposito 266 226 302 239 181 1214

    Giro 113 106 0 9 0 228

    Tabungan 1783 1542 985 946 779 6035

    Jumlah 2162 1874 1287 1194 960 7477

    Sumber : data Primer Bank Muamalat Indonesia Kota Jambi

    Berdasarkan tabel 1.2 di atas diketahui jumlah rekening BMI Kota

    Jambi dilihat dari produk deposito dari tahun 2013 hingga 2017 secara

    nominal menurun, dari 266 turun menjadi 181. Dilihat dari produk giro dari

    tahun 2013 sebesar 113 turun menjadi 0 di tahun 2015. Dilihat dari produk

    tabungan di tahun 2013 sebesar 1783 namun menurun di tahun 2017

    sebesar 779.

    Kualitas produk, pelayanan dan promosi seringkali menjadi

    pertimbangan utama nasabah dalam menggunakan suatu produk

    perbankan. Kualitas produk yang baik, pelayanan yang baik serta promosi

    4 OJK, laporan perbankan syariah, hal. 27 -30.

  • 5

    5

    yang gencar merupakan syarat utama yang harus dipenuhi perbankan jika

    ingin produknya laku di pasaran. Dengan meningkatnya persaingan,

    nasabah dihadapkan pada banyaknya produk yang sejenis namun

    berbeda dalam kualitas, pelayanan dan promosi. Apabila kompetisi

    berlangsung gencar, perbedaan yang sedikit sekalipun jauh lebih berarti

    daripada memberikan produk tanpa nilai tambah apapun.

    Keputusan penggunaan produk perbankan oleh nasabah merupakan

    tujuan awal dari bank dalam memasarkan produk-produknya, namun

    diharapkan apabila nasabah menaruh sikap positif dalam evaluasi

    pembeliannya, maka timbullah kepuasan nasabah dalam menggunakan

    produk-produk yang ditawarkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

    keputusan pembelian nasabah tidak lepas dari faktor marketing mix.

    Marketing mix merupakan rencana yang menyeluruh, terpadu, dan

    menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang

    kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran

    suatu perbankan yang meliputi produk, harga, lokasi, promosi, dan

    pelayanan.5

    Perbankan syariah sebagai lembaga keuangan dalam menjalankan

    segala bentuk kegiatannya baik berupa kegiatan operasional perbankan

    maupun kegiatan pemasaran harus didasarkan pada syariat hukum Islam.

    Sesuai diperintahkan dalam Al Qur’an untuk dilaksanakan dalam segala

    kegiatan manusia termasuk dalam kegiatan perbankan, yaitu salah

    satunya tertera dalam surah Al-Jaatsiyah ayat 18:

    Artinya : “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui”.6

    5 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan strategi, (Jakarta: Raja

    Grafindo Persada, 2008), hal. 169. 6 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan

    Kitab Suci Al-Qur’an DEPAG, 1995), hal 500

  • 6

    6

    Faktor promosi dapat mempengaruhi perilaku nasabah dalam

    melakukan keputusan. Promosi adalah arus informasi satu arah yang

    dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan

    yang menciptakan pertukaran atau transaksi dalam pemasaran. Dengan

    promosi menyebabkan orang yang sebelumnya tidak tertarik untuk

    membeli suatu produk akan menjadi tertarik dan mencoba produk

    sehingga nasabah melakukan pembelian. Promosi merupakan faktor

    penting dalam mewujudkan tujuan penjualan suatu perbankan.

    Agar calon nasabah bersedia menjadi nasabah, mereka terlebih

    dahulu harus dapat mencoba atau meneliti produk-produk perbankan

    yang ditawarkan, akan tetapi mereka tidak akan melakukan hal tersebut

    jika kurang yakin terhadap barang itu. Disinilah perlunya mengadakan

    promosi yang terarah, karena diharapkan dapat memberikan pengaruh

    positif terhadap meningkatnya penjualan.7

    Perbankan melakukan promosi dengan tujuan agar para nasabah

    tertarik untuk mengunjungi dan kembali menggunakan produk perbankan

    tersebut. Promosi dan pemasaran sering dianggap memiliki pengertian

    yang sama, akan tetapi promosi hanya merupakan salah satu bagian dari

    kegiatan pemasaran. Promosi dapat diartikan lebih luas dari penjualan

    karena penjualan hanya berhubungan dengan pertukaran hak milik yang

    dilakukan oleh tenaga penjual, sedangkan promosi adalah setiap aktivitas

    yang ditujukan untuk memberitahukan, membujuk atau mempengaruhi

    nasabah untuk tetap menggunakan produk yang dihasilkan perbankan

    tersebut.

    Perbankan harus mampu mengenal apa yang menjadi kebutuhan

    dan harapan nasabah saat ini maupun yang akan datang. Nasabah

    sebagai individu dalam mendapatkan atau membeli barang telah melalui

    proses-proses atau tahapan-tahapan terlebih dahulu seperti mendapat

    informasi baik melalui iklan atau referensi dari orang lain kemudian

    7 Endar Sugiyono, Pengaruh Persepsi Produk, Harga dan Promosi Terhadap Omset

    Penjualan pada Industri Keramik di Kec. Banjarharjo Kab. Brebes, UNNES, 2004, hal. 17.

  • 7

    7

    membandingkan produk satu dengan produk lain sampai akhirnya pada

    keputusan membeli produk itu. Perilaku nasabah tersebut merupakan

    fenomena yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran perbankan,

    yaitu perilaku nasabah dalam melakukan pembelian.8

    Pelayanan pada perbankan sangat dibutuhkan nasabah. Pelayanan

    tersebut meliputi kecepatan melayani, kenyamanan yang diberikan,

    kemudahan lokasi, harga yang wajar dan bersaing, sampai pengetahuan

    pramuniaga, yang secara sederhana dapat memberikan apa yang

    diinginkan dan dibutuhkan nasabah dalam berbelanja.9 Pelayanan

    merupakan kunci sukses untuk menarik minat nasabah melakukan

    pembelian dan bisa menjadikan nasabah loyal, sehingga kualitas

    pelayanan harus menjadi fokus perhatian manajemen perbankan ketika

    menjalankan bisnisnya.

    Pelayanan yang diberikan oleh bank syariah terhadap masyarakat

    harus terus ditingkatkan karena hakikat dari bisnis perbankan adalah

    bisnis jasa yang berdasarkan pada azas kepercayaan sehingga masalah

    kualitas layanan menjadi faktor yang sangat menentukan dalam

    keberhasilan usaha. Kualitas layanan merupakan perbandingan antara

    tingkat layanan yang diterima (perceived service) dengan tingkat layanan

    yang diharapkan (expected service). Sebagai mana hadits Rasulullah

    SAW sebagai berikut :

    لم�س�ل龵م� خ�و� لم�س�ل龵م لا ي�ح龵لُّ ل龵م�س�ل龵م ب�ا� م龵ن� خ龵ي�ه龵 ب�ي�ع�ا � ف龵ي�ه龵 ع�ي�ب� لَّا ب�ي�ن�ه� له�

    ) لبخا(Artinya : “muslim adalah saudara muslim tidak boleh bagi seorang muslim

    apabila ia berdagang dengan saudaranya dalam memakan cacat, kecuali diterangkan”.(HR: Bukhori)10

    8 Swastha Bashu, Azas-Azas Marketing, Edisi Ketiga, (Yogyakarta: Liberty Offset, 2003),

    hal. 201 9 Sunarto, Manajemen Ritel, (Yogyakarta: Amus, 2007), hal. 105

    10 Ibnu Hajar Al Asqalani, Al Imam Al Hafizh, Fathul Baari Syarah : Shahih Bukhori,

    Jakarta: Pustaka Azzam, 2010, hal. 352

  • 8

    8

    Dari uraian hadits di atas, jelas memerintahkan umat Islam untuk

    jujur termasuk dalam berbisnis. Dengan sikap kejujuran, pembeli akan

    bertambah karena Allah SWT akan memberikan kelebihan pada orang

    jujur itu. Sedangkan pembeli tentu juga akan memberikan informasi

    tentang kejujuran dan kebaikan pedagang itu kepada yang lain, sehingga

    pembelinya bertambah.

    Terdapat perbedaan penting antara sistem ekonomi Islam dengan

    sistem ekonomi kapitalis yang berpendapat bahwa permasalahan

    ekonomi yang sesungguhnya adalah kelangkaan (scarcity) barang dan

    jasa.11 Perbankan syariah sebagai alternatif dari sistem perbankan

    konvensional yang diharapkan dapat menggerakkan sektor riil (moneter

    based economy), karena itu perbankan syariah memerlukan pengaturan

    khusus. Aturan tersebut harus dapat menampung berbagai kepentingan

    tidak saja umat Islam, tetapi juga non Muslim karena perbankan syariah

    bersifat universal. Seperti layaknya sebuah produk barang, perbankan

    syariah mulai diminati oleh semua kalangan konsumen di Indonesia.

    Konsumen mempunyai alasan-alasan tertentu atau faktor-faktor yang

    mempengaruhi mereka untuk mengambil keputusan dalam menetapkan

    pilihan pada bank syariah.

    Dalam penelitian kali ini, penulis memilih Bank Muamalat sebagai

    obyek penelitian karena Bank Muamalat merupakan salah satu

    perusahaan perbankan yang mengaplikasikan sistem syariah (dual

    banking system). Dalam perjalanannya, pertumbuhan nasabah di Bank

    Muamalat tidak hanya terdiri kaum muslim saja, akan tetapi dari kalangan

    Non-Muslimpun banyak yang menjadi nasabah di Bank Muamalat.

    Berdasarkan pengamatan di lapangan ada beberapa permasalahan

    yang berkenan dengan keputusan masyarakat menjadi nasabah bank

    syariah antara lain:

    1. Bank syariah memiliki potensi pengembangan yang cukup besar,

    namun seberapa besar potensi tersebut, pada segmentasi pasar mana

    11

    Sukirno.,Ekonomi Kapitalis. Yogyakarta : Elex Media Yogyakarta. 2015, hal. 28

  • 9

    9

    yang memiliki potensi yang baik.

    2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengambilan keputusan untuk

    memilih lembaga keuangan, perlu dikaji lebih lanjut. Hal ini penting

    dilakukan untuk memutuskan strategi pengembangan dan skala

    pengembangan di masa yang akan datang.

    3. Produk, Pelayanan dan Promosi yang diberikan oleh Bank Muamalat

    mempunyai peranan penting dalam perkembangan Bank Muamalat

    khususnya ketertarikan nasabah untuk menabung di Bank Muamalat.

    Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji

    seberapa besar pengaruh Produk, Pelayanan dan Promosi terhadap

    keinginan nasabah untuk menabung di Bank Muamalat. Oleh karena itu,

    penulis menuangkannya dalam tesis yang berjudul “Pengaruh Produk,

    Pelayanan Dan Promosi Terhadap Keputusan Nasabah Untuk

    Menabung Di Bank Syari’ah Studi Pada Nasabah Bank Muamalat

    Indonesia Kota Jambi”.

    B. Rumusan Masalah

    Dilihat dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

    utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Apakah produk, pelayanan dan promosi secara parsial berpengaruh

    terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BMI?

    2. Apakah produk, pelayanan dan promosi secara simultan berpengaruh

    terhadap keputusan nasabah untuk menabung di BMI?

    C. Fokus Penelitian

    Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, maka penelitian ini

    difokuskan pada instrumen perbankan syariah dari sisi funding yang dapat

    dilihat dari produk, pelayanan, dan promosi.

    D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

  • 10

    10

    Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

    adalah:

    a. Untuk mengetahui apakah produk, pelayanan dan promosi secara

    parsial berpengaruh terhadap keputusan nasabah untuk menabung di

    BMI.

    b. Untuk mengetahui apakah produk, pelayanan dan promosi secara

    simultan berpengaruh terhadap keputusan nasabah untuk menabung

    di BMI.

    2. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

    a. Manfaat Teoritis

    1) Sebagai sumbangan pemikiran atau informasi bagi perkembangan

    keilmuan di bidang perbankan syariah mengenai Keputusan nasabah

    menabung di perbankan syariah.

    2) Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu

    bagi pihak-pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian

    lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum

    tercakup dalam penelitian ini.

    b. Manfaat Praktis

    1) Memberikan informasi bagi pihak-pihak terkait untuk pengembangan

    perbankan syari’ah.

    2) Menambah wawasan bagi para penggeliat perbankan syariah atau

    instansi terkait keputusan nasabah menabung di perbankan syariah.

    3) Sebagai bahan masukan bagi pemerintah, pejabat-pejabat daerah

    maupun pihak-pihak yang terkait dengan perbankan syari’ah.

  • 11

    BAB II

    LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

    A. Landasan Teori

    1. Produk

    a. Pengertian

    Banyak orang menganggap produk adalah suatu penawaran nyata,

    tetapi produk bisa lebih dari itu. Secara luas produk (product) adalah

    segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan

    suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman,

    acara, orang, tempat, property, organisasi, informasi dan ide.12

    Produk didefinisikan juga sebagai segala sesuatu yang dapat

    ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan,

    atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.13

    Menurut Philip Kotler produk adalah setiap apa saja yang dapat

    ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, pemakaian atau

    konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.

    b. Klasifikasi Produk

    Pada dasarnya produk yang dibeli konsumen itu dapat dibedakan

    atas tiga tingkatan, yaitu :

    1) Produk inti (core product), yang merupakan inti atau dasar yang

    sesungguhnya dari produk yang ingin diperoleh atau didapatkan oleh

    seorang pembeli atau konsumen dari produk tersebut.

    2) Produk formal (formal product), yang merupakan bentuk, model,

    kualitas/mutu, merk dan kemasan yang menyertai produk tersebut.

    3) Produk tambahan (augmented product), adalah tambahan produk

    formal dengan berbagai jasa yang menyertainya.14

    12Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Jilid

    2,Op Cit, Hlm. 4 13 Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 1, ( Jakarta :

    Erlangga, 2006), Hlm 266 14

    Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep, dan strategi, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996), Hlm 202

  • 12

    Berdasarkan daya tahan dan wujud tidaknya produk yang dihasilkan,

    maka produk dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok yakni :

    1) Barang tidak tahan lama atau sering disebut barang yang terpakai

    habis (Non Durable Goods) adalah barang berwujud yang secara

    normal biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali

    penggunaan.

    2) Barang tahan lama (Durable Goods) adalah barang berwujud yang

    biasanya secara normal dapat bertahan lama sehingga dapat

    digunakan dalam banyak pemakaian

    3) Jasa (Service) adalah suatu aktifitas, manfaat atau kepuasan yang

    ditawarkan untuk dijual

    Berdasarkan kebiasaan konsumen dapat diklasifikasikan ke dalam

    empat golongan yakni :

    1) Convinience Goods, yaitu barang-barang yang biasanya sering dibeli

    konsumen dengan harga yang relative murah dan hanya

    menggunakan sedikit upaya untuk mendapatkannya.

    2) Shopping Goods, yaitu barang-barang yang dalam proses pemilihan

    dan pembeliannya terlebih dahulu selalu dibanding-bandingkan oleh

    konsumen di antara berbagai alternatif barang yang tersedia. Sebagai

    karakteristik pembandingan biasanya didasarkan kepada harga, merk,

    kesesuaian, kualitas dan gaya atau mode yang digelar diberbagai toko

    atau penjual yang ada untuk mendapatkan manfaat yang diharapkan.

    3) Specialty Goods, yaitu barang-barang yang memiliki karakteristik

    tertentu atau identifikasi merek yang unik di mana sekelompok

    konsumen bersedia untuk melakukan usaha khusus untuk

    membelinya.

    4) Unsought Goods, yaitu barang-barang yang tidak diketahui konsumen,

    ataupun kalau diketahui, namun secara normal konsumen tidak

    berpikir untuk membelinya.15

    15

    Marius. P Angipora, Dasar-Dasar Pemasaran,(Jakarta : Raja Grafindo Persada), 2015, Hlm 160-165

  • 13

    c. Kualitas Produk

    Kualitas produk (product quality) adalah karakteristik produk atau

    jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan

    pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan.16

    Menurut Crosby, dalam buku karangan M.N Nasution yang berjudul

    Manajemen Mutu Terpadu Total Quality Management, kualitas adalah

    conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang diisyaratkan atau

    distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan

    standar kualitas yang telah ditentukan. Standar kualitas meliputi bahan

    baku, proses produksi, dan produk jadi.

    Selanjutnya Menurut Deming, juga dalam buku karangan M.N

    Nasution yang berjudul Manajemen Mutu Terpadu Total Quality

    Management, kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau

    konsumen. Perusahaan harus benar-benar dapat memahami apa yang

    dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkan.17

    Menurut Prawirosentono dalam bukunya Filosofi Baru Tentang

    Manajemen Mutu Terpadu, kualitas atau mutu suatu produk adalah

    keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat

    memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai

    nilai uang yang telah dikeluarkan.18

    Secara umum dimensi spesifikasi mutu produk dapat dibagi sebagai

    berikut :

    a. Kinerja (Performance)

    Kinerja suatu produk harus dicantumkan pada labelnya, misalnya isi,

    berat, kekentalan, komposisi, kekuatan dalam putaran, serta lama

    hidup penggunaan. Misalnya, susu kaleng atau minuman ringan

    tercantum volumenya.

    16

    Philip Kotler dan Gary Armstrong, Op. Cit, Hlm 272 17Manajemen Mutu Terpadu Total Quality Management, Jakarta, Rosda Karya, 2012,

    hal.27 18

    Suyadi Prawirosentono,. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu, Jakarta, Bumi Aksara, 2017.Hlm 6

  • 14

    b. Keistimewaan (Types of Features)

    Produk bermutu yang mempunyai keistimewaan khusus dibandingkan

    dengan produk lain. Misalnya, konsumen pembeli TV sering mencari

    yang mempunyai keistemewaan seperti suara stereo, tingkat resolusi

    tinggi.

    c. Kepercayaan dan waktu (Reliability and Durability)

    Produk yang bermutu baik adalah produk yang mempunyai kinerja

    yang konsisten baik dalam batas-batas perawatan normal. Misalnya,

    oli mesin yang baik mempunyai kepekatan dan kekentalan yang

    memadai dan berjangka 5.000 km (Durability).

    d. Mudah dirawat dan diperbaiki (Maintainability and Serviceability)

    Produk bermutu baik harus pula memenuhi kemudahan untuk

    diperbaiki atau dirawat. Misalnya, sepeda motor yang baik mudah

    dirawat oleh setiap montir (mekanik) karena tersedia suku cadang di

    pasar bebas.

    e. Sifat khas (Sensory Characteristic)

    Untuk beberapa jenis produk mudah dikenal dari wanginya,

    bentuknya, rasanya, atau suaranya. Misalnya, TV Sony dilihat dari

    penampilan dan daya tahannya, dan radio merk JVC ditandai dengan

    suara yang bening.

    f. Penampilan dan Citra Etis.

    Dimensi lain dari produk yang bermutu adalah persepsi konsumen

    atas suatu produk. Misalnya, ramah dan cepatnya pelayanan British

    Columbia Telecom (Kanada) terhadap para konsumen.19

    d. Atribut Produk

    1) Kualitas/Mutu Produk

    Produk yang berkualitas merupakan sesuatu yang di dambakan

    konsumen. Konsep mutu telah mengalami pergeseran. Konsep yang lama

    memandang mutu sebagai derajat kesesuaian antara produk yang

    19

    Ibid , hal 8

  • 15

    dihasilkan dengan spesifikasi atau rencana yang telah ditentukan

    produsen sebelumnya. Semakin tinggi derajat kecocokan produk dengan

    spesifikasi mutu (standar) yang telah ditetapkan semakin tinggi pula mutu

    produk yang bersangkutan.

    Konsep yang baru, memaknai mutu adalah derajat kemampuan

    suatu produk memberikan rasa puas kepada pemakainya. Semakin tinggi

    derajat kepuasan yang diterima konsumen atas pemakaian suatu produk,

    mengindikasikan produk semakin bermutu. Jika pada konsep yang lama

    mutu ditetapkan oleh produsen, maka pada konsep yang baru mutu

    ditentukan berdasarkan penilaian konsumen. Konsep mutu yang baru ini

    merupakan orientasi produsen saat ini dalam menjalankan aktivitas

    produksinya.

    2) Ciri Produk

    Ciri produk bagi usaha pemasaran merupakan satu cara

    memenangkan persaingan, karena hal ini adalah alat untuk membedakan

    produk perusahaan dengan produk saingan. Menjadi produsen pertama

    yang memperkenalkan ciri baru yang memang dibutuhkan dan bernilai

    tinggi adalah salah satu strategi paling efektif dalam memenangkan

    persaingan.

    3) Model Produk

    Cara lain untuk memperjelas kekhasan produk ialah lewat

    model/disain produk. Disain berpegang pada anggapan bentuk ditentukan

    fungsi dari produk. Disain yang bagus berkontribusi pada manfaat yang

    diberikan produk dan sekaligus menjadi daya tarik produk. Dengan

    demikian, disain yang bagus dapat menarik perhatian konsumen,

    memperbaharui minat konsumen, menurunkan biaya dan

    mengkombinasikan berbagai variasi produk ke dalam pasar sasaran.

    e. Kualitas Produk Dalam Pandangan Islam

    Produk pada Al-Qur’an dinyatakan dalam dua istilah, yaitu al-

    tayyibat dan al-rizq. Al-tayyibat merujuk pada suatu yang baik, suatu yang

  • 16

    murni dan baik, sesuatu yang bersih dan murni, sesuatu yang baik dan

    menyeluruh serta makanan yang terbaik. Al-rizq merujuk pada makanan

    yang diberkahi Tuhan, pemberian yang menyenangkan dan ketetapan

    Tuhan. Menurut Islam produk konsumen adalah berdaya guna, materi

    yang dapat dikonsumsi yang bermanfaat, yang bernilai guna, yang

    menghasilkan perbaikan material, moral, spiritual bagi konsumen. Sesuatu

    yang tidak berdaya guna dan dilarang dalam Islam bukan merupakan

    produk dalam pengertian Islam. Barang dalam ekonomi konvensional

    adalah barang yang dapat dipertukarkan. Tetapi barang dalam Islam

    adalah barang yang dapat dipertukarkan dan berdaya guna secara

    moral.20

    Firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 168

    sebagai berikut :

    Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”21

    Menurut Syaikh Imam Al-Qurthubi, dalam bukunya yang berjudul

    Tafsir Al-Qurthubi/Syeikh Imam Al-Qurthubi, makna kata halal itu sendiri

    adalah melepaskan atau membebaskan. Dan kata ini disebut halal karena

    ikatan larangan yang mengikat sesuatu itu telah dilepaskan. Sahal bin

    Abdillah mengatakan : ada tiga hal yang harus dilakukan jika seseorang

    ingin terbebas dari neraka, yaitu memakan makanan yang halal,

    melaksanakan kewajiban, dan mengikuti jejak Rasulullah saw.

    Kemudian janganlah kamu mengikuti langkah dan perbuatan syetan.

    Dan setiap perbuatan yang tidak ada dalam syariat maka perbuatan itu

    20

    Veithzal Rivai Zainal, Muhammad Syafei Antoniu, Muliaman Darmansyah Hadad, Op Cit, Hlm. 380

    21Departemen Agama, alquran dan terjemahannya, Jakarta, Bumi Aksara. Hlm 25

  • 17

    nisbatnya kepada syetan. Allah SWT juga memberitahukan bahwa syetan

    adalah musuh dan tentu saja pemberitahuan dari Allah SWT adalah benar

    dan terpercaya. Oleh karena itu bagi setiap makhluk yang memiliki akal

    semestinya berhati-hati dalam menghadapi musuh ini yang telah jelas

    sekali permusuhannya dari zaman nabi Adam AS. Syetan telah berusaha

    sekuat tenaga, mengorbankan jiwa dan sisa hidupnya untuk merusak

    keadaan anak cucu Adam As.22

    Kualitas produk mendapat perhatian para produsen dalam ekonomi

    Islam dan ekonomi konvensional. Akan tetapi terdapat perbedaan

    signifikan di antara pandangan ekonomi ini dalam penyebab adanya

    perhatian masing-masing terhadap kualitas, tujuan dan caranya. Sebab

    dalam ekonomi konvensional, produsen berupaya menekankan kualitas

    produknya hanya semata-mata untuk merealisasikan tujuan materi. Boleh

    jadi tujuan tersebut merealisasikan produk yang bisa dicapai dengan biaya

    serendah mungkin, dan boleh jadi mampu bersaing dan bertahan dengan

    produk serupa yang diproduksi orang lain. Karena itu acapkali produk

    tersebut menjadi tidak berkualitas, jika beberapa motivasi tersebut tidak

    ada padanya, seperti produk tertentu yang ditimbun karena tidak

    dikhawatirkan adanya persaingan. Bahkan seringkali mengarah pada

    penipuan, dengan menampakkan barang yang buruk dalam bentuk yang

    nampaknya bagus untuk mendapatkan keuntungan setinggi mungkin.

    Firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Mulk ayat 2 sebagai

    berikut:

    Artinya : “yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,”23

    22

    Syeikh Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi/Syeikh Imam Al-Qurthubi, (Jakarta : Pustaka Azzam, 2007), Hlm. 481-483

    23 Departemen Agama, alquran dan terjemahannya, Jakarta, Bumi Aksara. Hlm 562

  • 18

    Ayat di atas menjelaskan bahwa ujian Allah adalah untuk

    mengetahui siapa di antara hamba-hamba-Nya yang terbaik amalnya, lalu

    dibalas-Nya mereka pada tingkatan yang berbeda sesuai kualitas amal

    mereka; tidak sekedar banyaknya amal tanpa menekankan kualitasnya.

    Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas

    produksi adalah satu-satunya cara yang mubah yang mungkin diikuti

    produsen Muslim dalam memproses produknya dan meraih keuntungan

    setinggi mungkin dengan biaya serendah mungkin. Motivasi kualitas

    produk mendapat perhatian besar dalam ilmu fiqih Umar Radhiyallahu

    Anhu, yang dapat ditunjukkan dari beberapa bukti sebagai berikut:

    1) Umar menyerukan untuk memperbagus pembuatan makanan, seraya

    mengatakan, “Perbaguslah adonan roti, karena dia salah satu cara

    mengembangkannya,” Artinya, perbaguslah adonan roti dan

    perhaluslah karena demikian itu menambah berkembangnya roti

    dengan air yang dikandungnya.

    2) Umar Radiyallahu Anhu memberikan pengajaran secara rinci kepada

    kaum perempuan tentang pembuatan makanan yang berkualitas,

    seraya mengatakan, “janganlah seseorang di antara kamu

    membiarkan tepung hingga airnya panas, kemudian meninggalkannya

    sedikit demi sedikit, dan mengaduknya dengan centongnya, sebab

    demikian itu akan lebih bagus baginya dan lebih membantunya untuk

    tidak mengeriting.24

    Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas produk

    adalah karakteristik apa saja yang dapat ditawarkan di pasar untuk

    mendapatkan perhatian, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi

    keinginan atau kebutuhan yang bergantung pada kemampuannya untuk

    memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan.

    Dalam penelitian ini, produk diukur berdasarkan dimensi-dimensi kualitas

    produk, ciri produk, dan model produk.

    24

    Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, Fiqih Ekonomi Umar bin Al-Khathab, (Jakarta : Khalifa, 2006), Cet 1, Hlm. 78

  • 19

    2. Pelayanan dalam Perbankan

    a. Pengertian Pelayanan Bank

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2017), kualitas didefinisikan

    sebagai “tingkat baik buruknya sesuatu”. Kualitas dapat pula didefinisikan

    sebagai tingkat keunggulan, sehingga kualitas merupakan ukuran relatif

    kebaikan.

    “Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan

    dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi

    atau melebihi harapan”. Menurut American Society for Quality Control

    “kualitas jasa adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau

    pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan

    kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat”.25 Beberapa pengertian

    yang terkait dengan kualitas jasa pelayanan yaitu:26

    1) Excellent: standar kinerja yang diperoleh.

    2) Customer: perorangan, kelompok, departemen, atau perusahaan yang

    menerima, membayar output pelayanan (jasa atau sistem).

    3) Service: kegiatan utama atau pelengkap yang tidak secara langsung

    terlibat dalam proses pembuatan produk tetapi lebih menentukan pada

    pelayanan transaksi antara pembeli dan penjual.

    4) Quality: sesuatu yang secara khusus dapat diraba atau tidak dapat

    diraba dari sifat yang dimiliki produk atau jasa.

    5) Consistens: tidak memiliki variasi dan semua pelayanan berjalan

    sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

    6) Levels: suatu pernyataan atas sistem yang digunakan untuk

    memonitor dan mengevaluasi.

    7) Delivery: memberikan pelayanan yang benar dengan cara dan waktu

    yang tepat.

    Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan

    bahwa kualitas pelayanan adalah suatu kondisi yang berhubungan

    25

    Kotler, Philip..Manajemen Pemasarn. (Jakarta : PT . Indeks 2007), hal 180 26

    Kamir..Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta : PT Raja Grafindo,2016). Hal 22

  • 20

    dengan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

    pelanggan serta ketepatannya untuk mengimbangi harapan pelanggan.

    b. Dimensi Kualitas Pelayanan

    Pada penelitian Parasuraman tahun 1988 dalam Fandy Tjiptono27

    menyempurnakan dan merangkum sepuluh dimensi tersebut menjadi lima

    dimensi kualitas jasa. “Kompetensi, kesopanan, kredibilitas, dan

    keamanan disatukan menjadi jaminan (assurance), sedangkan akses,

    komunikasi, dan kemampuan memahami pelanggan dikategorikan

    sebagai empati (empathy)”. Dengan demikian, terdapat lima dimensi

    utama kualitas jasa, diantaranya:28

    1) Bukti Langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,

    pegawai dan sarana komunikasi.

    2) Kehandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan

    yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan.

    3) Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk

    membantu pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

    4) Jaminan (assurance), yakni mencakup kemampuan, kesopanan dan

    sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko

    atau keragu-raguan.

    5) Empati (emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,

    komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan para pelanggan.

    c. Faktor-faktor Hambatan dalam Pelayanan

    Tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan kepuasan para

    pelanggan, salah satunya melalui kualitas pelayanan. Terciptanya

    kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan dapat memberikan

    manfaat di antaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggan

    menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan

    27

    Fandy Tjiptono. Pemasaran Jas. (Yogjakarta. Bayumedia Publishing, 2011). hal 346-347

    28ibid

  • 21

    terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk suatu rekomendasi dari

    mulut ke mulut yang menguntungkan bagi perusahaan.29

    Salah satu pendekatan kualitas pelayanan yang banyak dijadikan

    acuan dalam riset pemasaran adalah model Servqual (Service Quality)

    yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml dan Berry dalam

    serangkaian penelitian mereka terhadap enam sektor jasa yaitu reparasi,

    peralatan rumah tangga, kartu kredit, asuransi, sambungan telepon jarak

    jauh, serta perbankan ritel dan pialang sekuritas.30

    d. Pelayanan dalam Perspektif Islam

    Pelayanan merupakan bagian dari suatu tindakan atau perbuatan

    seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada

    pelanggan. Dalam pandangan Islam, pelayanan mempunyai nilai-nilai

    islami yang harus diterapkan dalam memberikan pelayanan yang

    maksimal yaitu :

    1) Profesional (Fathanaah)

    Profesional adalah bekerja dengan maksimal dan penuh komitmen

    dan kesungguhan.31 Sifat profesionalisme digambarkan dalam surat Al-

    Isra ayat 84 :

    قل كلٌّ ي�ع�م�ل ع�لى ش�اك龵لت龵ه龵 فر�ب�كم� ع�لم� بم�ن� ه�و� ه�د� س�بيال

    Artinya : Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya.32

    Termasuk dalam pengertian keadaan disini ialah tabiat dan pengaruh

    alam sekitarnya”.

    2) Kesopanan dan Keramahan (Tabligh)

    29 Tjiptono, Fandi. Strategi Pemasaran. (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2008). Hal.24 30

    Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, A. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua. (Jakarta: Salemba Empat. 2011), Hal.181

    31Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Pemasaran Syariah dalam Praktik,

    (Jakarta: Gema Insani Inpress, 2003), 63 32

    Departemen Agama, alquran dan terjemahannya, Jakarta, Bumi Aksara. Hlm 290

  • 22

    Tabligh artinya komunikatif dan argumentatif. Orang memiliki sifat

    tabligh akan menyampaikan dengan benar dan tutur kata yang

    tepat.33Kesopanan dan keramahan merupakan pelayanan kepada orang

    lain. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Thaha: 44

    Artinya : “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut".34

    3) Jujur (Sidik)

    Jujur yaitu tidak pernah berdusta dalam melakukan segala kegiatan

    transaksi. Jujur juga merupakan kesesuaian antar berita yang

    disampaikan dan fakta, antara fenomena dan yang diberitakan, serta

    bentuk dan substansi.35

    4) Amanah

    Amanah berarti memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas

    dan kewajiban. Allah SWT berfirman dalam sutat An-Nisa ayat 58 :

    Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.36

    Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

    kualitas pelayanan adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan

    produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan

    33

    Hermawan Kartajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: Mizan,2006), 132.

    34 Departemen Agama, alquran dan terjemahannya, Jakarta, Bumi Aksara. Hlm 314

    35Ibid., 98

    36 Departemen Agama, alquran dan terjemahannya, Jakarta, Bumi Aksara. Hlm 87

  • 23

    serta ketepatannya untuk mengimbangi harapan pelanggan dengan

    indikator-indikator Profesional (Fathanaah), Kesopanan dan Keramahan

    (Tabligh), Jujur (Sidik), dan amanah.

    3. Promosi

    a. Pengertian

    Promosi merupakan kegiatan marketing mix dalam kegiatan ini

    setiap perusahaan berusaha mempromosikan seluruh produk jasa yang

    dimilikinya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Promosi adalah

    sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan

    konsumennya.37

    Promosi adalah suatu teknik komunikasi yang dirancang untuk

    menstimulasi konsumen membeli. Tujuan dari promosi adalah untuk

    meningkatkan penjualan.38

    Ada hal yang harus diperhatikan, yaitu bauran promosi yang terdiri

    dari :

    1) Iklan yaitu semua bentuk terbayar dari presentasi nonpersonal dan

    promosi ide, barang atau jasa melalui sponsor yang jelas. Bentuk iklan

    adalah iklan cetak dan tayangan, kemasan luar, sisipan kemasan, film,

    brosur dan buklet, poster dan selebaran, direktori, cetak ulang iklan,

    papan iklan, tanda pajangan, pajangan titik pembelian, bahan

    audiovisual, simbol dan logo, video.

    2) Promosi penjualan adalah berbagai insentif jangka pendek untuk

    mendorong percobaan atau pembelian produk atau jasa. Bentuk

    promosi penjualan adalah kontes, permainan undian, lotre, premi dan

    hadiah, sampel, bazar dan pameran dagang, pameran, demonstrasi,

    kupon, rabat, pembiayaan berbunga rendah, hiburan, tunjangan

    pertukaran barang bekas, dan program kontinuitas.

    37

    Kasmir, Kewirausahaan. (Jakarta : PT Raja Grafido Persada, 2014). Hal.198 38

    Rhenald kasali, Modul Kewirausahaan.Jakarta : PT Mizan Publika, 2010). Hal. 156

  • 24

    3) Acara dan pengalaman yaitu kegiatan dan program yang disponsori

    perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau

    interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu. Bentuk acara dan

    pengalaman adalah olahraga, hiburan, festival, seni, acara amal, tur

    pabrik, museum perusahaan, kegiatan jalanan.

    4) Hubungan masyarakat dan publisitas yaitu beragam program yang

    dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan

    atau produk individunya. Bentuk hubungan masyarakat dan publisitas

    adalah peralatan media, pidato, seminar, laporan tahunan, donasi

    amal, publikasi, hubungan komunitas, lobi, media identitas, majalah

    perusahaan.

    5) Pemasaran langsung yaitu penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail

    atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau

    meminta respon atau dialog dari pelanggan dan prospek tertentu.

    6) Pemasaran interaktif yaitu kegiatan dan program online yang

    dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara

    langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki

    citra atau menciptakan penjualan produk dan jasa.

    7) Pemasaran dari mulut ke mulut yaitu komunikasi lisan, tertulis dan

    elektronik antar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan

    atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa.

    Bentuk pemasaran dari mulut ke mulut adalah orang ke orang, chat

    room, dan blog.

    8) Penjualan personal adalah interaksi tatap muka dengan satu atau lebih

    pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab

    pertanyaan dan pengadaan pesanan. Bentuk penjualan personal

    adalah presentasi penjualan, rapat penjualan, program insentif,

    sampel, bazar dan pameran dagang.39

    39

    Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane..Manajemen Pemasaran. Edisi 13.Alih Bahasa Bob Sabran. (Jakarta: Erlangga. 2009), Hal.174

  • 25

    b. Promosi dalam Ekonomi Islam

    Ekonomi Islam juga menerapkan promosi yang dilakukan untuk

    menawarkan, menginformasikan, menjual produk atau jasa di pasar.

    Karena dengan promosi masyarakat akan mengetahui keberadaan produk

    atau jasa.

    Prinsip yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW, adalah personal

    selling, iklan, promosi penjualan dan humas. Namun cara-cara yang

    ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW berbeda dengan promosi yang

    dilakukan pada saat ini. Cara yang dilakukan Nabi Muhammad SAW tidak

    lepas dari nilai-nilai moralitas. Promosi pada era nabi belum berkembang

    seperti sekarang ini, di mana seluruh produsen telah menggunakan alat

    yang serba modern, media internet, televisi, radio dan lain-lain. Dalam

    istilah manajemen sifat dari nabi dapat diterjemahkan sebagai supel,

    cerdas, deskripsi tugas, delegasi wewenang, kerja tim, cepat tanggap,

    koordinasi, kendali dan supervise. Bauran promosi merupakan kombinasi

    dari alat-alat promosi, yaitu periklanan, penjualan tatap muka (personal

    selling), promosi penjualan dan publisitas yang dirancang untuk menjual

    barang dan jasa. Untuk menjual barang dan jasa secara langsung kita

    telah melakukan kegiatan bisnis.

    Dalam konsep Al-Qur'an tentang bisnis juga sangat komprehensif,

    parameter yang dipakai tidak menyangkut dunia saja, namun juga

    menyangkut urusan akhirat. Al-Qur'an memandang kehidupan manusia

    sebagai sebuah proses yang berkelanjutan. Manusia harus bekerja bukan

    hanya untuk meraih sukses di dunia namun juga kesuksesan di akhirat.40

    Menurut prinsip syariah, kegiatan pemasaran harus dilandasi

    semangat beribadah kepada Tuhan Sang Maha Pencipta, berusaha

    semaksimal mungkin untuk kesejahteraan bersama, bukan untuk

    kepentingan golongan apalagi kepentingan sendiri. Strategi promosi

    dalam ekonomi Islam yaitu :

    40

    Ahmad Mustag, The Furture of Economics: An Islamic Perspektif, Asy Syaamil Press & Grafika, jakarta, 2017, hal. 35

  • 26

    1) Ekonomi Islam Tentang Media Iklan

    Prinsip ekonomi Islam yang dipakai yaitu kebenaran dan kejujuran.

    Dalam ekonomi Islam mempromosikan suatu produk melalui iklan,

    kebenaran dan kejujuran adalah dasar nilai ekonomi Islam. Islam sangat

    melarang kebohongan dalam berbagai bentuk. Maka dari itu setiap

    pengelola harus berlaku jujur, benar dan lurus dalam melakukan promosi

    sesuai dengan iklan yang ditampilkan.

    Tidak boleh berlaku curang, berkata bohong, bahkan mengumbar

    sumpah atau iklan palsu. Suatu informasi produk walaupun dengan

    secara bebas memilih kreasi penyampaianya, tetapi dibatasi oleh

    pertanggung jawaban secara horizontal dan vertikal sekaligus. Suatu

    kebebasan yang tak terkendali yang membuat sesuatu, pasti tidak akan

    membawa dampak positif walaupun dalam jangka pendek mungkin

    menguntungkan. Demikian pula nilai kebenaran harus dijunjung tinggi

    untuk mempertahankan suatu tujuan luhur dari bisnis.41Kebebasan dalam

    kreasi penyampaiannya harus diimbangi dengan pertanggung jawaban

    manusia.42 Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Mudatzir ayat 38::

    ) ٣٨: ملدثر(

    Artinya : tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah

    diperbuatnya,43

    Jadi iklan Islami adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang

    didasari pada informasi mengenai suatu produk yang bertujuan untuk

    mempengaruhi konsumen dan dalam penyajiannya berlandaskan pada

    etika periklanan Islami.

    Pengiklan juga harus menghindari iklan yang menipu dan berlebihan

    yang dianggap sebagai bentuk kebohongan. Kebenaran fakta dalam

    informasi yang disampaikan kepada publik juga terkandung dalam Al-

    41

    Muhammad Alimin, Etika dan Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam , BPFE, Yogyakarta, 2016, hal 274

    42 Oci Yonita Marhari, Manajemen Bisnis Modern Ala Nabi Muhammad, (Almaghfiroh,

    Bandung: 2012, hal. 34 43

    Departemen Agama, alquran dan terjemahannya, Jakarta, Bumi Aksara. Hlm 576

  • 27

    Quran, sebagaimana firman Nya :

    ) ٩: لنسا(

    Artinya : dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.( Q.S. An-Nisa : 9)44

    2) Ekonomi Islam Tentang Promosi Penjualan

    Prinsip ekonomi Islam yang dipakai dalam promosi penjualan yaitu

    kepercayaan dan suka sama suka, transaksi terjadi atas dasar suka sama

    suka dan kepercayaan. Orang yang terjun dalam bidang usaha jual beli

    harus mengetahui hukum jual beli agar dalam jual beli tersebut tidak ada

    yang dirugikan, baik dari pihak penjual maupun pihak pembeli. Jual beli

    hukumnya mubah. Artinya, hal tersebut diperbolehkan sepanjang suka

    sama suka. Allah berfirman:

    Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.”(QS An Nisa : 29)45

    Ayat di atas menjelaskan bahwa apabila seseorang melakukan jual

    beli dan tawar menawar dan tidak ada kesesuaian harga antara penjual

    dan pembeli, si pembeli boleh memilih akan meneruskan jual beli tersebut

    atau tidak. Apabila akad (kesepakatan) jual beli telah dilaksanakan dan

    terjadi pembayaran, kemudian salah satu dari mereka atau keduanya

    telah meninggalkan tempat akad, keduanya tidak boleh membatalkan jual

    44

    Ibid, hal. 78 45

    Ibid, hal.83

  • 28

    beli yang telah disepakatinya.

    3) Ekonomi Islam Tentang Penjualan Pribadi (personal selling)

    Prinsip ekonomi Islam yang dipakai dalam penjualan pribadi yaitu

    keikhlasan. Islam menetapkan keikhlasan sangat penting dalam setiap

    langkah kehidupan manusia. Berdasarkan hal itu, keikhlasan pelaku bisnis

    diharapkan tidak berlaku curang ataupun melanggar kepentingan orang

    lain dengan sengaja. Pada saat presentasi tenaga penjual menguraikan

    fitur-fitur produk bagi pelanggan. Menggunakan pendekatan kepuasan

    kebutuhan. Biasanya mereka menjelaskan fitur-fitur penting dari

    produknya, menonjolkan kelebihan-kelebihannya dan menyebutkan

    contoh-contoh kepuasan konsumen. Oleh karena itu pada saat presentasi,

    tenaga penjual harus dipersiapkan dengan baik, dilatih kembali apa yang

    mereka katakan, menggunakan kontak mata langsung, bertanya dengan

    pertanyaan terbuka dan bersikap tenang. Meskipun demikian, dalam

    mempresentasikan suatu produk diharapkan untuk berbicara jujur dan

    bisa memenuhi janji-janjinya. Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat

    77.

    ..

    Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat.” 46

    Dari uraian ayat al-Qur’an dan hadits di atas, jelas memerintahkan

    umat Islam untuk jujur termasuk dalam berbisnis. Dengan sikap kejujuran,

    pembeli akan bertambah karena Allah SWT akan memberikan kelebihan

    pada orang jujur itu. Sedangkan pembeli tentu juga akan memberikan

    informasi tentang kejujuran dan kebaikan pedagang itu kepada yang lain,

    sehingga pembelinya bertambah.

    Jika meneladani Rasulullah SAW, saat melakukan kegiatan promosi,

    maka beliau sangat mengedepankan adab dan etika yang luar biasa.

    Etika dan adab inilah yang dapat disebut sebagai strategi.

    46

    Ibid, hal. 59

  • 29

    4) Jangan pernah mengobral sumpah

    Dalam beriklan atau berpromosi janganlah mudah mengucapkan

    janji sekiranya janji tersebut tidak bisa ditepati. Bersumpah secara

    berlebihan dilarang dalam etika promosi Islam, mengobral sumpah tanpa

    sesuai dengan yang sesunggungnya dapat merusak nilai-nilai islami. Allah

    SWT dan Rasulullah memberi aturan dan larangan dalam hal ini. Dari Abu

    Qotadah Al-Anshori, Nabi SAW bersabda: “bahwasannya ia mendengar

    Rasulullah SAW bersabda : Hati-hatilah dengan banyak bersumpah dalam

    menjual dagangan karena ia memang melariskan dagangan, namun

    malah menghapuskan (keberkahan)” (HR.Tirmizi). Bersumpah secara

    berlebihan dilarang dalam etika promosi Islam, mengobral sumpah tanpa

    sesuai dengan yang sesungguhnya dapat merusak nilai-nilai Islam.

    5) Jujur

    Islam sangat melarang memalsu dan menipu karena dapat

    menyebabkan kerugian dan kedzaliman serta dapat menimbulkan

    permusuhan dan percecokan. Hadits yang Agung ini menunjukkan

    besarnya keutamaan seseorang pedagang yang memiliki sifat-sifat ini,

    karena ia akan dimuliakan dengan keutamaan besar dan kedudukan yang

    tinggi disisi Allah SWT, dengan dikumpulkan bersama para nabi, orang-

    orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat.

    Alqur’an dengan tegas melarang ketidakjujuran sebagaimana firmannya

    dalam surat Al-Anfal ayat 27:

    Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.47

    6) Menjaga agar selalu memenuhi akad dan janji serta kesepakatan-

    kesepakatan di antara kedua belah pihak (pembeli dan penjual).

    Allah SWT berfirman pada Q.S Al-Maidah ayat 1 :

    47

    Departemen Agama, alquran dan terjemahannya, Jakarta, Bumi Aksara. Hlm 180

  • 30

    Artinya : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.48

    7) Menghindari berpromosi palsu yang bertujuan menarik perhatian

    pembeli dan mendorongnya untuk membeli.

    Berbagai di media televisi atau dipajang di media cetak, media

    indoor atau outdoor, atau lewat radio sering kali memberikan keterangan

    palsu. Model promosi tersebut melanggar akhlaqul karimah. Islam sebagai

    agama yang menyeluruh, mengatur tata cara hidup manusia, setiap

    bagian tidak dapat dipisahkan dengan bagian yang lain. Demikian pula

    proses marketing, jual beli berdasarkan etika Islam. Demikian pula pada

    proses marketing, jual beli berdasarkan etika Islam. Allah SWT berfirman

    pada QS. Ali Imran ayat 77:

    Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. bagi mereka azab yang pedih.49

    8) Rela dengan laba yang sedikit karena itu akan mengundang kepada

    kecintaan manusia dan menarik banyak pelanggan serta mendapat

    berkah dalam rezeki.

    48

    Ibid, hal. 106 49

    Departemen Agama, alquran dan terjemahannya, Jakarta, Bumi Aksara. Hlm 59

  • 31

    Jika pengusaha ingin mendapatkan rezeki yang berkah dengan

    berprofesi sebagai pedagang, tentu ingin dinaikan derajatnya setara

    dengan para nabi, maka harus mengikuti syariah Islam secara

    menyeluruh, termasuk dalam jual beli.50 Ibnu Hibban dan Ibnu Majah

    mengeluarkan hadits dari Nabi SAW :

    بن ماجه( 龵ن�م�ا لب�ي�ع� ع�ن� ت�ر� ) بن حبا Artinya : “Sesungguhnya jual beli itu atas prinsip saling rela”.51

    Dari hadits di atas bahwa konsep jual beli dalam Islam adalah suka

    sama suka atau kerelaan, dimana kedua belah pihak sama-sama dengan

    terjadinya transaksi itu.

    Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan

    bahwa Promosi adalah teknik komunikasi dalam marketing yang menjadi

    sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan

    konsumen. Adapun dimensi-dimensi promosi dalam penelitian ini adalah

    dimensi Periklanan (Advertising), Promosi Penjualan (Sales Promotion),

    dan Publisitas (Publicity).

    4. Keputusan Nasabah Menabung

    Keputusan pembelian konsumen adalah proses psikologis dasar

    yang memainkan peran penting dalam memahami bagaimana konsumen

    benar-benar membuat keputusan pembelian mereka. Perusahaan yang

    cerdas berusaha untuk memahami proses keputusan pembelian

    pelanggan secara penuh yaitu semua pengalaman mereka dalam

    pembelajaran, memilih, menggunakan dan bahkan menyingkirkan produk.

    Proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dan mempunyai

    konsekuensi dalam waktu setelahnya.52

    50

    Ali hasan, Marketing dan Bank Syariah, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010, hlm. 25-26 51 Muhammad Nashiruddin Al Albani, Shoheh Sunan Ibnu Majah, , Jakarta: Pustaka

    Azzam, 2010, hal. 212 52

    Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane.. Manajemen Pemasaran. Edisi 13.Alih Bahasa Bob Sabran. (Jakarta: Erlangga. 2009), Hal.184

  • 32

    Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang

    secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan

    barang yang ditawarkan. Tahap-tahap proses keputusan pembelian dapat

    digambarkan dalam sebuah model di bawah ini53 :

    Gambar 2.1 Tahap Proses Pembelian

    Sumber : Kotler 2002

    Keputusan pembelian merupakan suatu proses penyelesaian

    masalah pembelian produk yang terdiri dari pengenalan masalah,

    pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku

    setelah pembelian. Proses keputusan pembelian model ada lima tahap

    sebagai berikut:

    a. Pengenalan masalah

    Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau

    kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan

    internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari

    kebutuhan normal seseorang naik ke tingkat maksimum dan menjadi

    dorongan, atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal.

    Pemasar harus mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan

    tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen.

    Mereka kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu

    memicu minat konsumen. Terutama untuk pembelian fleksibel seperti

    barang-barang mewah, paket liburan, dan pilihan hiburan, pemasar

    mungkin harus meningkatkan motivasi konsumen sehingga pembelian

    potensial mendapat pertimbangan serius.

    53

    Kotler, Philip, ,Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Milenium, (Jakarta, Prehallindo, 2015). Hal.202

    Pengenalan Masalah

    Pencarian Informasi

    Evaluasi Alternatif

    Keputusan Membeli

    Perilaku Setelah

    Pembelian

  • 33

    b. Pencarian informasi

    Konsumen sering mencari jumlah informasi yang terbatas. Keadaan

    pencarian yang lebih rendah disebut perhatian tajam. Pada tingkat ini

    seseorang hanya menjadi lebih reseptif terhadap informasi tentang

    sebuah produk. Pada tingkat berikutnya, seseorang dapat memasuki

    pencarian informasi aktif dengan mencari bahan bacaan, menelpon

    teman, melakukan kegiatan online, dan mengunjungi toko untuk

    mempelajari produk tersebut. Sumber informasi konsumen digolongkan ke

    dalam empat kelompok, yaitu:

    1) Pribadi, meliputi keluarga, teman, tetangga, dan rekan.

    2) Komersial, meliputi iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan,

    dan tampilan.

    3) Publik, meliputi media massa dan organisasi pemeringkat konsumen.

    4) Pengalaman, meliputi penanganan, pemeriksaan dan penggunaan

    produk.

    Melalui pengumpulan informasi, konsumen mempelajari merek

    pesaing dan fitur mereka. Dari total kumpulan merek yang tersedia,

    konsumen perorangan hanya akan mengetahui sebagian merek, yang

    disebut dengan kumpulan kesadaran. Kemudian dalam kumpulan

    pertimbangan, beberapa merek akan memenuhi kriteria pembelian awal.

    Ketika konsumen mengumpulkan lebih banyak informasi, hanya beberapa

    kumpulan pilihan yang menjadi calon kuat. Konsumen membuat pilihan

    akhir dari kumpulan ini.

    c. Evaluasi alternatif

    Evaluasi alternatif merupakan cara konsumen memproses informasi

    merek kompetitif dan melakukan penilaian nilai akhir. Beberapa konsep

    dasar yang dapat membantu memahami proses evaluasi konsumen, yaitu:

    a. Konsumen berusaha memenuhi sebuah kebutuhan.

    b. Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.

  • 34

    c. Konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut

    dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang

    diperlukan untuk memuaskan kebutuhan.

    Konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang

    menghantarkan manfaat yang memenuhi kebutuhan dan dapat

    mensegmentasikan pasar suatu produk berdasarkan atribut yang penting

    bagi berbagai kelompok konsumen.

    d. Keputusan pembelian

    Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek

    dalam kumpulan pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk maksud

    untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud

    pembelian, konsumen bisa membentuk lima sub keputusan, yaitu merek,

    penyalur, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran. Konsumen tidak

    harus menggunakan satu jenis aturan pilihan saja. Terkadang mereka

    menerapkan strategi keputusan bertahap yang menggabungkan dua

    pilihan atau lebih.

    e. Perilaku setelah pembelian

    Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik

    dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-

    hal yang menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap

    informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran