PARTAI POLITIK DAN SOSIALISASI POLITIK...
Transcript of PARTAI POLITIK DAN SOSIALISASI POLITIK...
i
PARTAI POLITIK DAN SOSIALISASI POLITIK
(Strategi Politik Rian Ernest pada Pemilu Legislatif 2019 di
Daerah Pemilihan Jakarta Timur)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Alissa Januar Ramadanty
11151120000029
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2019 M
i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Skripsi yang berjudul:
PARTAI POLITIK DAN SOSIALISASI POLITIK: Strategi Politik Rian
Ernest pada Pemilu Legislatif 2019 di Daerah Pemilihan Jakarta Timur.
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 November 2019
Alissa Januar R
ii
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
PARTAI POLITIK DAN SOSIALISASI POLITIK: Strategi Politik Rian
Ernest pada Pemilu Legislatif 2019 di Daerah Pemilihan Jakarta Timur.
Oleh:
Alissa Januar Ramadanty
11151120000029
Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 11
Desember 2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Politik.
Ketua, Sekretaris,
Dr. Iding Rosyidin, M.Si Suryani, M.Si
NIP: 19701013 200501 1 003 NIP: 19770424 200710 2 003
Penguji I, Penguji II,
Dr. Haniah Hanafie, M.Si Adi Prayitno, M.IP
NIP: 19610524 200003 2 002 NIP:
Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 11 Desember
2019.
Ketua Program Studi Ilmu Politik
FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dr. Iding Rosyidin, M.Si
NIP: 19701013 200501 1 003
iv
ABSTRAK
Nama : Alissa Januar Ramadanty
Program Studi : Ilmu Politik
Judul :Partai Politik dan Sosialisasi Politik: Strategi Politik Rian
Ernest pada Pemilu Legislatif 2019 di Daerah Pemilihan
Jakarta Timur.
Penelitian ini membahas tentang strategi sosialisasi politik Rian Ernest
dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan pada saat
bersosialisasi dimasyarakat. Pemilu Legislatif 2019 ini menjadi sebuah awal
kontestasi bagi Rian Ernest karena ia merupakan seorang pendatang yang bukan
dari kalangan politik, lalu ia juga harus berhadapan dengan isu-isu agama yang
marak terjadi di Pemilu 2019 serta harus mendapatkan perhatian dari masyarakat
Jakarta Timur yang memiliki jumlah penduduk terbanyak dan terpadat.
Bergabungnya Rian Ernest dalam Partai Solidaritas Indonesia (PSI), menjadi awal
persaingan yang ketat dalam Pemilu Legislatif 2019 karena beberapa nama
incumbent sebelumnya kembali lagi untuk bertarung di Pemilu Legislatif 2019 di
Daerah Pemilihan Jakarta Timur.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara
dengan narasumber dan pengumpulan data yang kemudian dianalisis secara
deskriptif. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teori partai politik
dengan konsep strategi dan sosialisasi politik. Dalam penelitian ini ditemukan
bahwa strategi sosialisasi politik yang Rian gunakan yaitu melalui media sosial
seperti Fanpage Facebook, Instagram, Twitter dan Youtube yang memiliki konten
serta penggunaan caption yang menarik perhatian masyarakat maupun anak muda
dan juga menggunakan strategi komunikasi tatap muka (face to face) ke beberapa
wilayah di Jakarta Timur, Rian menemui warga secara langsung ditemani oleh
relawan-relawan yang ada di setiap Kecamatan. Pada saat bertemu secara
langsung dengan warga, Rian juga memberikan pendidikan politik mengenai
proses-proses politik di Pemilu 2019 saat ini. Dengan adanya relawan, strategi
komunikasi tatap muka yang dilakukan kepada masyarakat Jakarta Timur menjadi
lebih mudah dan terkoordinir dengan baik di setiap wilayah Kecamatan di Jakarta
Timur. Dengan menggunakan strategi sosialisasinya, Rian Ernest dapat masuk ke
dalam peringkat lima besar yang mendapatkan perolehan suara sebanyak 69.316
suara.
Kata Kunci: Pemilu, Jakarta Timur, Sosialisasi Politik, Strategi
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, rasul yang telah membawa semua dari kegelapan pada masa
yang terang benderang hingga saat ini.
Skripsi yang berjudul “PARTAI POLITIK DAN SOSIALISASI POLITIK
(Strategi Politik Rian Ernest pada Pemilu Legislatif 2019 di Daerah Pemilihan
Jakarta Timur)” disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari betul dalam penyusunan skripsi ini belumlah
ssempurna, dan masih banyak kekurangan. Tanpa adanya bantuan serta dorongan
dari berbagai pihak, penulis menyadari betul penelitian ini tidak dapat
diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ali Munhanif, M.A., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh staff dan
jajarannya
2. Dr. Iding Rosyidin, M.Si selaku Kepala Program Studi Ilmu Politik FISIP
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
3. Suryani, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Politik FISIP UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. A. Bakir Ihsan, M.Si selaku dosen pembimbing dalam penelitian ini.
Terimakasih atas bimbingan, kritikan dan dorongannya selama penelitian
ini.
5. Idris Thaha, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan kepada penulis dalam pembuatan skripsi.
6. Seluruh dosen pengajar di Program Studi Ilmu Politik yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama kuliah.
7. Rian Ernest, Muslimin M.Si, Ilyas, Ika, Isda, Toni, Mur yang telah
bersedia menjadi informan dalam penelitian ini.
8. Kedua orangtua tercinta yang selalu memberikan semangat yaitu Ayah
Sudrajat dan Ibu Iis Lisda yang tidak pernah berhenti mendoakan anak
tunggalnya agar senantiasa diberikan kemudahan dalam menulis penelitian
ini, dan juga yang selalu menanyakan kapan Ayah dan Ibu bisa foto
bersama pada saat wisuda seperti yang lainnya. Terima kasih untuk segala
yang diberikan kepada penulis, sehingga dapat sampai ditahap ini.
9. Untuk kakak-kakak terbaik di masa-masa kuliah penulis yaitu Quwatul
Mudrikatiz Zakiyah, Rowdotusya‟adah, dan Indra Surya yang telah
membantu penulis dalam memberikan masukan serta kritikan pada
penelitian ini.
vii
10. Untuk teman-teman yang selalu membantu proses pembelajaran di kampus
yaitu Fauziah, Chika, Nida, Wida, Dayat. Terima kasih telah membantu
dan memberikan energi positifnya.
11. Untuk teman-teman yang selalu menjadi tempat berkeluh kesah dalam
kehidupan kuliah dan lainnya. Putra, Fajar Eko, Fauzan Azhima, Roby
Zularham, Maulana Mahdi, Ruella Salsabila, Diastari Annesetya, Meidi
Tiara, Yona, Ryan Syahrudi, Wiston. Terima kasih telah menjadi
pendengar yang baik.
12. Teman-teman Ilmu Politik A dan B angkatan 2015
13. Pengurus HMI KOMFISIP DAN KOHATI KOMFISIP 2018-2019 yang
menjadi rumah kedua bagi penulis untuk mengasah kemampuan dalam
berorganisasi dan menimba ilmu pengetahuan.
14. Serta untuk semua orang yang selalu menanyakan kepada saya kapan lulus
kuliah. Terima kasih atas pertanyaan yang selalu ditanyakan kepada
penulis sehingga penulis memiliki semangat untuk menyelesaikan
penelitian ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu telah membantu dalam proses pembuatan skripsi.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Jakarta, 14 November 2019
Alissa Januar Ramadanty
viii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME .......................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ...................................................... ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI.................................................... iii
ABSTRAKSI ......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. x
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Pertanyaan Masalah ..................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................... 11
D. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 12
E. Metodelogi Penelitian .................................................................. 17
E.1. Jenis Penelitian ..................................................................... 17
E.2. Sumber dan Jenis Data ......................................................... 18
E.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 18
E.4. Teknik Analisis Data ............................................................ 19
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 19
BAB II KERANGKA TEORETIS ................................................................ 21
A. Partai Politik ................................................................................. 21
A.1. Pembentukkan Partai Politik ................................................ 22
A.2. Pengertian Partai Politik ....................................................... 23
A.3. Fungsi Partai Politik ............................................................. 25
B. Konsep Rekrutmen Politik . …………………………………......27
B.1. Pengertian Rekrutmen Politik............................................... 27
B.2. Sistem Rekrutmen Politik ..................................................... 29
C. Konseptualisasi Strategi ............................................................... 30
C.1. Strategi-Strategi Politik ........................................................ 31
D. Konsep Sosialisasi Politik ............................................................ 33
D.1. Jenis Sosialisasi Politik ........................................................ 35
D.2. Agen Sosialisasi Politik ........................................................ 36
ix
BAB III GAMBARAN UMUM....................................................................... 40
A. Partai Solidaritas Indonesia .......................................................... 40
A.1. Sejarah Berdirinya Partai Solidaritas Indonesia ................... 40
A.2. Visi dan Misi Partai Solidaritas Indonesia ........................... 42
B. Biografi Rian Ernest ..................................................................... 43
C. Demografi Politik Jakarta Timur ................................................. 46
BAB IV STRATEGI POLITIK RIAN ERNEST .......................................... 50
A. Strategi Politik Rian Ernest Kepada Masyarakat ......................... 50
1. Strategi Politik Melalui Media Sosial .................................... 50
2. Strategi Politik Melalui Tatap Muka (Face to Face) ............ 59
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Politik Rian Ernest 63
1. Faktor Pendukung .................................................................. 63
2. Faktor Penghambat................................................................. 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 69
B. Saran ............................................................................................. 71
B.1. Saran Akademik ................................................................... 71
B.2. Saran Praktis ......................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 73
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Partai Politik yang Lolos pada Pemilu 2019 ....................................... 2
Tabel 1.2 Perolehan Partai Politik Pemilu 2019 di Daerah Pemilihan
Jakarta Timur ...................................................................................... 4
Tabel 1.3 Hasil Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilu Tahun 2019 ............ 6
Tabel 1.4 Hasil Rekapitulasi Suara Pemilu Legislatif 2019 Daerah
Pemilihan Jakarta Timur ..................................................................... 9
Tabel 1.5 Hasil Rekapitulasi Perolehan Suara Rian Ernest di Daerah
Pemilihan Jakarta Timur Tingkat Kecamatan .................................... 9
Tabel 3.1 Jumlah Daftar Pemilih Tetap Tingkat Kecamatan di Jakarta
Timur ................................................................................................ 48
Tabel 3.2 Jumlah yang Menggunakan Hak Pemilih Tingkat Kecamatan di
Jakarta Timur .................................................................................... 48
xi
DAFTAR SINGKATAN
BPN Badan Pemenangan Nasional
Caleg Calon Legislatif
Dapil Daerah Pemilihan
DPT Daftar Pemilih Tetap
Garuda Gerakan Perubahan Indonesia
Golput Golongan Putih
KPU Komisi Pemilihan Umum
Parpol Partai Politik
Perindo Persatuan Indonesia
Pemilu Pemilihan Umum
PSI Partai Solidaritas Indonesia
TPS Tempat Pemungutan Suara
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Keberadaan partai politik tidak dapat dilepaskan dari fungsi dan perannya
dalam mengelola negara. Partai politik menjadi sebuah keharusan, sebab fungsi
utama pada partai politik adalah bersaing untuk memenangkan pemilihan umum
(Pemilu), menampung segala aspirasi dan kepentingan masyarakat, serta
menyediakan alternatif kebijakan, dan mempersiapkan para calon pemimpin yang
akan duduk dalam pemerintahan. Partai politik adalah suatu kelompok terorganisir
yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang
sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan
merebut kedudukan politik (biasanya) dengan cara konstitusional untuk
melaksanakan programnya.1
Partai politik juga harus didasari basis yang kuat untuk meraih cita-cita
dan tujuan partai politik itu sendiri dalam jangka panjang yang harus dilakukan
oleh anggota barunya. Anggota partai politik yang sudah lolos dan menjadi kader
partai politik akan bisa menduduki jabatan-jabatan publik dan ikut andil dalam
mengambil kebijakan baik itu di tingkat lokal maupun di tingkat nasional.2
Pada Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2019, jumlah partai politik yang
dapat mengikuti pemilu sebanyak 16 peserta partai politik. Diantaranya terdapat
partai-partai baru yang dinyatakan lolos oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU)
1 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010),
h. 403-404. 2 Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di
Era Demokrasi (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011), h. xvi.
2
berdasarkan syarat-syarat keikutsertaan dalam pemilu yakni syarat administrasi
dan verifikasi faktual secara nasional lengkap oleh KPU.
Adapun nama-nama partai politik yang lolos pada Pemilu 2019 yaitu:
Tabel 1.1
Daftar Partai Politik Yang Lolos pada Pemilu 20193
NO NAMA PARTAI POLITIK
1. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
2. Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA)
3. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-PERJUANGAN)
4. Partai Golongan Karya (GOLKAR)
5. Partai Nasional Demokrat (NASDEM)
6. Partai Gerakan Perubahan Indonesia (GARUDA)
7. Partai Berkarya
8. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
9. Partai Persatuan Indonesia (PERINDO)
10. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
11. Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
12. Partai Amanat Nasional (PAN)
13. Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA)
14. Partai Demokrat
19. Partai Bulan Bintang (PBB)
20. Partai Keadilan Dan Persatuan Indonesia (PKPI)
Sumber: kpu.go.id
Dalam 16 partai tersebut, ada beberapa partai yang masih tergolong sangat
baru untuk mengikuti kompetisi legislatif di Pemilu 2019 ini yaitu Partai
Berkarya, Partai Persatuan Indonesia (PERINDO), Partai Gerakan Perubahan
Indonesia (GARUDA), dan Partai Solidaitas Indonesia (PSI).
Setiap partai politik baru maupun yang sudah berkecimpung lama di dunia
legislatif jika ingin mengikuti kompetisi pada Pemilu ini, para peserta partai
politik wajib mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) berdasarkan PKPU
3 KPU RI, https://kpu.go.id Peserta Pemilu Partai Politik, diakses pada 23 Juli 2019.
3
No. 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran, Verifikasi, dan Penetapan Partai Politik
Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah.4 Melalui peraturan tersebut, dalam BAB II PKPU ada beberapa
persyaratan jika partai politik ingin menjadi peserta pemilu yaitu berstatus badan
hukum sesuai dengan Undang-Undang mengenai Partai Politik; memiliki
kepengurusan paling sedikit 75% jumlah kabupaten/kota di provinsi; memiliki
kepengurusan paling sedikit di 50% jumlah kecamatan di kabupaten/kota;
menyertakan paling sedikit 30% keterwakilan perempuan pada kepengurusan
partai politik tingkat pusat, dan tingkat provinsi, kabupaten/kota; memiliki
anggota paling sedikit 1.000 orang atau 1/1.000 (satu perseribu) dari jumlah
penduduk pada kepengurusan partai politik yang dibuktikan dengan kepemilikan
Kartu Tanda Anggota dan Kartu Tanda Penduduk Elekronik atau Surat
Keterangan; memiliki kantor tetap untuk kepengurusan partai politik tingkat
pusat, provinsi, dan kabupaten/kota; menyerahkan salinan AD dan ART partai
politik.5
Berdasarkan persyaratan tersebut, merujuk pada Partai Solidaritas
Indonesia (PSI) yang merupakan partai baru yang lolos verifikasi faktual pada
Pemilu 2019. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) merupakan partai politik baru
yang didirikan pada 16 November 2014 yang diketuai oleh Grace Natalie,
seseorang yang terkenal dengan pembawa berita dan jurnalis. Partai ini pun
membawa platform tentang solidaritas, pluralitas beragama, suku, dan bangsa
4 KPU RI, Peraturan Komisi Pemilihan Umum No.6 Tahun 2018,
https://jdih.kpu.go.id/detailpkpu-724e54565251253344253344, diakses pada 25 Juli 2019. 5 KPU RI, dalam BAB II Peraturan Komisi Pemilihan Umum No.6 Tahun 2018,
https://jdih.kpu.go.id/data/data_pkpu/PKPU%206%20TH%202018.pdf, diakses pada 25 Juli 2019.
4
Pada Pemilu Legislatif 2019, PSI juga termasuk partai yang mendapatkan
perolehan suara tinggi di Daerah Pemilihan (Dapil) Jakarta Timur dibanding
beberapa partai baru maupun partai yang sudah berkecimpung lebih dulu. Adapun
partai lama yang mendapat perolehan suara rendah adalah partai PKB, partai
Golkar, partai Nasdem, partai PPP, partai Hanura, partai Demokrat, dan partai
PBB. Berikut adalah hasil persentase partai politik di Dapil Jakarta Timur:
Tabel 1.2
Peringkat Persentase Perolehan Partai Politik Pemilu 2019 di Daerah
Pemilhan Jakarta Timur6
NO NAMA PARTAI PERSENTASE
1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-
PERJUANGAN) 20.72%
2. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 19.85%
3. Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) 14.49%
4. Partai Amanat Nasional (PAN) 9.88%
5. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 6.07%
6. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 5.72%
7. Partai Demokrat 4.79%
8. Partai Golongan Karya (GOLKAR) 4.60%
9. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3.98%
10. Partai Nasional Demokrat (NASDEM) 3.25%
11. Partai Persatuan Indonesia (PERINDO) 2.46%
12. Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) 1.74%
13. Partai Beringin Karya (BERKARYA) 1.74%
14. Partai Bulan Bintang (PBB) 0.61%
15. Partai Gerakan Perubahan Indonesia (GARUDA) 0.25%
16. Partai Keadilan Dan Persatuan Indonesia (PKPI) 0.17%
Sumber: kpu.go.id
Jika diurutkan dari perolehan tertinggi hingga terendah, PSI mendapatkan
urutan ke-5 untuk partai politik di Dapil Jakarta Timur. Ini tentu menjadi hal yang
mengejutkan, terlebih PSI merupakan partai baru yang mengikuti kontestasi di
6 Tim KPU RI, Rekapitulasi Hasil Pemilu Legislatif DPR RI 2019,
https://pemilu2019.kpu.go.id/#/dprri/rekapitulasi/, diakses pada 23 Juli 2019.
5
pemilu ini. PSI dapat mengalahkan beberapa partai lama yang sudah pernah
mengikuti kontestasi Pemilu pada periode sebelumnya.
Selain itu, partai ini memiliki ciri khas yaitu partainya anak muda, dimana
70% partai tersebut memiliki anggota yang umurnya dibawah 40 tahun. Ada
beberapa tokoh kaum muda yang tergabung dalam Partai Solidaritas Indonesia
yaitu Tsamara Amany Alatas, Ratu Isyana Bagoes Oka, Raja Juli Antoni, Rian
Ernest Tanudjaja, serta Giring Ganesha atau biasa disebut Giring “Nidji”. Jika
dilihat dari beberapa nama tersebut, PSI seperti memiliki pola rekrutmen untuk
menyaring anak muda agar menjadi bagian dari PSI. Ini juga sebuah strategi dari
PSI agar mudah meyakini dan mempengaruhi kaum muda lainnya untuk
berpartisipasi. Strategi sosialisasi yang dilakukan Partai Solidaritas Indonesia
memiliki tujuan yang lebih spesifik untuk berpartisipasi membentuk suatu nilai
dalam sebuah sistem politik.
Pada Pemilu Legislatif 2019 juga, PSI mengirimkan 574 calon anggota
legislatif yang tersebar di 80 Daerah Pemilihan. Salah satunya yaitu Rian Ernest
Tanudjaja, yang mewakili Caleg DPR PSI di Jakarta I yang merupakan Daerah
Pemilihan Jakarta Timur. Rian Ernest bukanlah seseorang dari kalangan politikus,
ia hanya merupakan mantan staf ahli hukum Gubernur DKI pada masa
kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Rian Ernest dilahirkan oleh
orangtua yang berbeda etnis dan negara, ayahnya berasal dari Jerman sedangkan
ibunya berasal dari Indonesia beretnis Tionghoa dan memiliki kepercayaan
sebagai penganut Kristen Protestan.
6
Rian merupakan seorang alumnus dari Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, dan memiliki ketertarikan pada kebijakan publik. Dalam karirnya, Rian
juga mantan pekerja di firma hukum Melli Darsa & Co. Banyak yang ia kerjakan
dalam urusan hukum bidang pasar modal, perbankan, asuransi, mineral, dan
migas, lalu Rian juga pernah bekerja di bawah pimpinan Ahok. Ia memiliki
ketertarikan belajar kebijakan publik di suatu sekolah kebijakan publik terbaik di
Asia, dan menjadikannya sebuah bekal untuk Rian dalam berpolitik demi
Indonesia yang lebih baik dan jauh dari korupsi.7
Rian Ernest maju menjadi calon legislatif DPR RI di Dapil I, yang mana
wilayah Jakarta Timur memiliki jumlah penduduk terbanyak dan wilayah
terpadat. Dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), wilayah Jakarta Timur memiliki
jumlah pemilih yang paling banyak dibanding wilayah Administrasi lainnya.
Berikut merupakan rekapitulasi jumlah pemilih pada wilayah DKI Jakarta:
Tabel 1.3
Hasil Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilu Tahun 20198
No Nama Kab/Kota Jumlah
Kec
Jumlah
Kel
Jumlah
TPS
Jumlah Pemilih
L P L+P
1. Jakarta Pusat 8 44 2.978 380.500 382.515 763.015
2. Jakarta Utara 6 31 4.342 563.862 564.357 1.128.219
3. Jakarta Barat 8 56 6.712 837.380 828.727 1.666.107
4. Jakarta Selatan 10 65 6.345 800.045 808.608 1.608.653
5. Jakarta Timur 10 65 7.796 1.005.608 1.021.874 2.027.482
6. Kepulauan Seribu 2 6 70 9.245 9.170 18.415
TOTAL 44 267 28.243 3.596.640 3.615.251 7.211.891
Sumber: kpujakarta.go.id
7 Partai Solidaritas Indonesia dalam Psi.id, “Rian Ernest, Lawyer Muda Caleg PSI”,
artikel ini diakses pada 23 Juli 2019 https://psi.id/berita/2017/10/31/rian-ernest-lawyer-andal-
caleg-psi/
8https://kpujakarta.go.id/file_lampiran/BA%20REKAPITULASI%20DPT%20PEMILU%
202019.pdf Berita Acara Tentang Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih (DPT)
Pemilihan Umum Tahun 2019, diakses pada 22 Juli 2019.
7
Jika dilihat dari data di atas, tentu ini menjadi sebuah pekerjaan yang besar
bagi Rian Ernest untuk mencari perolehan suara yang banyak. Mencari simpatik
masyarakat untuk mendukungnya pada kompetisi pemilu di tahun ini, sungguhlah
banyak hambatan dan rintangan. Terutama Rian merupakan seorang Kristiani
yang saat ini banyak stigma dari masyarakat muslim tentang memilih yang
seagama, dan ini menjadi hambatan untuk bersosialisasi. Dalam hal ini, Rian
harus sering bersosialisasi dengan masyarakat Jakarta Timur yang banyak tidak
mengetahui siapa Rian Ernest. Terlebih Rian Ernest bukanlah seseorang yang ada
di lingkup politik, bahkan bukan juga dari seorang kalangan artis. Namanya
sendiri baru dikenal pada saat kampanye, spanduk, dan blusukan ke beberapa
kecamatan di wilayah Jakarta Timur. Tak jarang ada warga yang benar-benar
kenal sosok Rian Ernest sendiri.
Strategi yang dilakukan Rian Ernest dalam berkampanye berbeda dengan
calon legislatif (Caleg) lainnya, jika pada saat kampanye caleg lain memberikan
sembako, uang panas, bahkan voucher belanja, tidak dengan Rian Ernest. Dalam
kampanyenya, Rian Ernest asik mendengarkan para warga berkeluh kesah bahkan
memberikan edukasi kepada masyarakat tentang proses berpolitik. Cara tersebut
merupakan suatu poin penting agar masyarakat tahu bagaimana proses politik itu
berjalan dengan seharusnya. Pada saat menghadiri pertemuan di Pondok Bambu
bersama komunitas warga, Rian juga mengeluarkan pernyataan bahwa ia tidak
memakai uang pada saat berkampanye sekarang. Ia akan memakai uang resesnya
8
nanti untuk membuat program di dapilnya, jika terpilih menjadi anggota
legislatif.9
Pada saat Pemilu Legislatif 2019, Rian Ernest dapat mengalahkan
petahana yang pernah ada pada saat Pemilu Legislatif seperti Imam Nahrawi dari
partai PKB, Imam juga pernah menyalonkan diri sebagai caleg pada saat di Dapil
Jawa Timur dan merupakan mantan Kemenpora, Bambang Atmanto dari partai
Golkar, Wiryanti Sukamdani dari partai PDI-Perjuangan, Dwi Astuti Wulandari
dari partai Demokrat, dan Achmad Fauzan dari Partai PPP.10
Nama-nama tersebut
adalah petahana dari periode sebelumnya, namun Rian Ernest dapat mengalahkan
perolehan suara dari nama-nama tersebut meskipun gagal untuk ke Senayan
dikarenakan perolahan suara Threshold yang rendah sebesar 3.738.320 (2,67%)
suara.
Dalam perolehan suara, Rian mendapatkan peringkat ke-5 dalam hasil
rekapitulasi perolehan suara di Dapil Jakarta Timur yang mana ia dapat
mengalahkan petahana serta beberapa kandidat lainnya yang tergolong masih baru
menjadi peserta Pemilu Legislatif 2019 seperti dirinya. Berikut hasil rekapitulasi
perolehan suara calon legislatif yang lolos ke Senayan dan gagal ke Senayan:
9 Denisa Tristianty dalam idntimes.com, “Kampanye ala Caleg Milenial Rian Ernest:
Sebar Janji dan Nomor HP”, diakses pada 24 Juli 2019
https://www.idntimes.com/news/indonesia/denisa-tristianty/kampanye-ala-caleg-millennial-rian-
ernest-sebar-janji-dan-nomor-hp/full 10
Samdysara Saragih, “Kenal Dapil: Imam Nahrawi Disaingi Habiburokhman, Eko
Patrio, hingga Wanda Hamidah di Dapil Jakarta I”, diakses pada 24 Juli 2019
https://kabar24.bisnis.com/read/20190414/15/911618/kenal-dapil-imam-nahrawi-disaingi-
habiburokhman-eko-patrio-hingga-wanda-hamidah-di-dapil-jakarta-i
9
Tabel 1.4
Hasil Rekapitulasi Suara Pemilu Legislatif 2019 Daerah Pemilihan Jakarta
Timur11
NO NAMA CALEG PARTAI HASIL SUARA
1. Dr. H. Mardani Ali, M.Eng PKS 155.285
2. Eko Hendro Purnomo, S.sos PAN 104.564
3. Putra Nababan PDI-PERJUANGAN 101.769
4. Habiburokhman, S.H, M.H GERINDRA 76.028
5. Rian Ernest Tanudjaja, S.H PSI 69.316
6. Dr. Hj. Anis Byarwati PKS 39.935
7. Sondang Tiar Debora PDI-PERJUANGAN 36.185
8. Bambang Atmanto W, S.E GOLKAR 35.386
9. H. Achmad Fauzan, S.H PPP 34.613
10. Dra. Wiryanti Sukamdani PDI-PERJUANGAN 31.039
Sumber: kpu.go.id
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa Rian Ernest yang baru saja
memulai menjadi seorang politikus dapat mengalahkan suara dari petahana yang
sebelumnya, serta dapat memperoleh peringkat ke-5 dalam hasil rekapitulasi suara
di Dapil I wilayah Jakarta Timur. Perolehan suara yang dimiliki oleh Rian
terbilang cukup besar di beberapa wilayah Jakarta Timur, berikut hasil
rekapitulasi perolehan suara Rian Ernest di Kecamatan wilayah Jakarta Timur:
Tabel 1.5
Hasil Rekapitulasi Perolehan Suara Rian Ernest di Daerah Pemilihan
Jakarta Timur Tingkat Kecamatan12
Nama Caleg Matraman Pulogadung Jatinegara Kramatjati Pasar Rebo Jumlah
Rian Ernest
4.373 10.230 8.714 5.854 3.924
69.316 Cakung Duren Sawit Makasar Ciracas Cipayung
7.556 12.766 4.485 5.784 5.630
Sumber: kpu-jakartatimur.go.id
11
Tim KPU RI, Rekapitulasi Hasil Pemilu Legislatif DPR RI 2019
https://pemilu2019.kpu.go.id/#/dprri/rekapitulasi/, diakses pada 23 Juli 2019.
12
KPU Jakarta Timur, Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilu Tahun
2019, http://kpu-jakartatimurkota.go.id/wp-content/uploads/2019/05/DB1-DPR-RI.pdf diakses
pada 15 Oktober 2019.
10
Dalam tabel tersebut kita dapat melihat bahwasanya perolehan suara
tertinggi ada pada wilayah Kecamatan Duren Sawit yang bukan target sosialisasi
Rian Ernest di Daerah Pemilihan Jakarta Timur. Sementara pada empat wilayah
Kecamatan yang menjadi target sosialisasi Rian Ernest seperti Cakung, Jatinegara,
Cipayung dan Pulogadung mendapatkan perolehan suara yang stabil, tidak besar
dan tidak juga kecil.
Tetapi hal tersebut tetap membuat Rian Ernest tidak dapat menjadi
anggota legislatif terpilih yang mewakili Fraksi PSI, karena suara partai yang
diperoleh di wilayah Jakarta Timur kurang dari jumlah partai yang seharusnya.
Lalu Rian yang merupakan seorang umat Kristiani, juga mendapatkan suara dari
wilayah yang memiliki basis-basis partai Islam. Tentu ini menjadi sebuah
pertanyaan, bagaimana bisa seorang Rian Ernest yang belum terlalu dikenal oleh
masyarakat dan belum ada pengalaman dibidang politik, dan seseorang yang taat
terhadap kepercayaan yang dianut, bisa mendapatkan perolehan suara yang
signifikan. Terlebih ia juga bergabung bersama Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
yang merupakan partai baru yang lolos menjadi peserta Pemilu 2019.
Tentu strategi politik yang dipakai Rian dan tim menjadi teka-teki, apa
strategi yang ia gunakan serta bentuk sosialisasi apa yang ia realisasikan untuk
mengambil hati masyarakat Jakarta Timur untuk memilihnya pada Pemilu
Legislatif 2019. Oleh karena itu pada pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian lebih dalam dengan judul penelitian, Partai Politik dan
Sosialisasi Politik: Strategi Politik Rian Ernest dalam Pemilu Legislatif 2019
di Daerah Pemilihan Jakarta Timur.
11
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada pernyataan masalah,
pertanyaan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
A. Bagaimana strategi politik Rian Ernest dalam Pemilu Legislatif 2019
di Dapil Jakarta Timur?
B. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat Rian Ernest dalam
melakukan stratetgi politik di Dapil Jakarta Timur?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui strategi politik yang dilakukan Rian Ernest di
Dapil Jakarta Timur agar mendapat dukungan dari masyarakat Jakarta
Timur.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Rian Ernest
kepada masyarakat Jakarta Timur untuk dapat dipilih pada Pemilu
Legislatif 2019 di Dapil Jakarta Timur.
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Menambah pemahaman peneliti dan sekaligus sebagai informasi
akademis terkait dengan cara strategi politik Rian Ernest untuk
mendapat dukungan dari masyarakat Jakarta Timur
2. Menambah pemahaman peneliti terkait dengan faktor pendukung dan
penghambat Rian Ernest dalam sosialiasi di Dapil Jakarta Timur
untuk dapat dipilih dalam Pemilu Legislatif 2019 di Dapil Jakarta
Timur.
12
D. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan hasil penelusuran yang telah penulis lakukan, terdapat banyak
sekali penelitian yang membahas mengenai Partai Politik dan Sosialisasi Politik:
Strategi Sosialisasi Rian Ernest dalam Pemilu 2019 di Jakarta Timur.
Pertama, karya Deky Syukma Indra dalam tesis berjudul “Strategi
Sosialiasi Komisi Pemilihan Umum dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih pada
Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh Tahun 2017”.13
Tesis ini
membahas tentang partipasi pemilih yang meningkat di Payakumbuh pada
pemilihan Walikota dan Wakil Walikota tahun 2017. Penelitian ini menggunakan
penelitian kualitatif. Peningkatan itu berhasil dinaikan oleh Komisi Pemilihan
Umum (KPU) Kota Payakumbuh sebesar 4%. Sosialisasi menjadi salah satu aspek
penting bagi KPU dalam meningkatkan partisipasi pemilih pada pemilihan ini.
Hasil penelitian ini menghasilkan strategi penguatan yang dilakukan oleh KPU
Kota Payakumbuh dalam memperkuat hubungan antara penyelenggara di setiap
tingkatan. Namun dalam penerapan strateginya, KPU Kota Payakumbuh hanya
menekankan kepada masyarakat yang apatis dan cenderung tidak sigap pada
proses pemilihan.
Kedua, karya Febrian Aji Wicaksono dalam skripsi berjudul “Strategi
Politik Partai Nasional Demokrat dalam Perolehan Suara pada Pemilu Legislatif
2014”.14
Skripsi ini membahas tentang strategi yang dilakukan oleh Partai
13
Deky Syukma Indra, “Strategi Sosialiasi Komisi Pemilihan Umum dalam
Meningkatkan Partisipasi Pemilih pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh
Tahun 2017”, (Padang: Tesis Ilmu Komunikasi, Universitas Andalas, Program Magister, 2018). 14
Febrian Aji Wicaksono, Strategi Politik Partai Nasional Demokrat dalam Perolehan
Suara pada Pemilu Legislatif 2014, (Tangerang Selatan: Skripsi Ilmu Politik, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Skripsi Sarjana Sosial, 2016).
13
Nasdem dalam Pemilu Legislatif 2014. Dalam melakukan strategi, NasDem
membentuk sebuah tim yang mana tim tersebut disebut dengan O250 yang
merupakan operasi 250. Operasi ini bersifat singkat, tepat, padat, dan cepat agar
dapat membangun Partai NasDem yang kuat dan solid. Operasi ini merupakan
sebuah sistem perekrutan yang mencari dan mengajak orang-orang berbakat untuk
turut aktif dalam kegiatan politik.15
Penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif. Sistem dari O250 ini sudah diterapkan dengan baik, hanya saja masih
memiliki kekurangan yang harus diperbaiki. Salah satu kekurangan pada sistem
ini adalah pada sistem perekrutan para caleg partai, kurangnya transparansi dalam
pendataan jumlah basis suara dan banyaknya data fiktif. Lalu pada gagasan
restorasi, gagasan ini sangatlah diminati dan dikatakan laris, karena orisinalitas
dan perbedaannya dengan partai lain. Namun gagasan restorasi ini hanya
dipahami oleh masyarakat kota, belum hingga ke pelosok negeri. Padahal jika
lebih efektif dalam mengkampanyekan gagasan restorasi tersebut, masyarakat
kota maupun desa dapat menilai dan memahami visi dan misi.
Lalu, pada media cetak pun tak kalah penting. Dengan ditopang oleh
media indonesia grup, partai nasdem sangatlah terbantu dalam mengkampanyekan
gagasan restorasi. Namun banyak publik yang merasa media ini melakukan
penggiringan opini karena melihat pemberitaan yang kurang objektif, dang sangat
bermuatan politis. Terlebih figur yang ditampilkan seorang Surya Paloh, sang
pemilih media indonesia grup.
15
Febrian Aji Wicaksono, Strategi Politik Partai Nasional Demokrat dalam Perolehan
Suara pada Pemilu Legislatif 2014, h. 60.
14
Ketiga, karya Yusa Djuyandi dalam jurnal berjudul “Efektivitas Sosialisasi
Politik Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014 Oleh Komisi Pemilihan
Umum”.16
Jurnal ini membahas tentang efektivitas sosialisasi politik yang
dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum pada pemilihan umum legislatif di tahun
2014. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Dalam
penelitiannya, KPU telah berhasil mencapai targetnya untuk menekan angka
golput, selain itu sosialisasi di masyarakat untuk mengajak masyarakat datang ke
Tempat Pemungutan Suara (TPS) serta menjaga ketertiban selama proses
pencoblosan juga berhasil.
Sosialisasi politik yang dilakukan adalah dengan menanamkan nilai atau
norma sosial sehingga dapat meminimalisir black campaign. Proses sosialisasi
dilakukan dengan cara datang ke sekolah, kampus, ataupun kelompok masyarakat.
Proses ini dianggap efektif, karena dapat menekan angka golput yang terjadi
dikarenakan rendahnya partisipasi politik yang terjadi di masyarakat. Angka
partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2014 sebesar 75,11% menjadi bukti bahwa
KPU telah berhasil mencapai targetnya dalam menekan angka golput, dan ini
menunjukkan ada perbaikan kinerja KPU dibandingkan dengan periode Pemilu
sebelumnya.
Keempat, karya Eko Ari Wibowo dalam jurnal “Strategi Sosialisasi Politik
dalam Peningkatan Partisipasi Pemilih Perempuan pada Pilkada Serentak di Kota
16
Yusa Djuyandi, Efektivitas Sosialisasi Politik Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014
Oleh Komisi Pemilihan Umum, (eJournal Humaniora Vol.5 No.2 Oktober 2014,
https://journal.binus.ac.id/index.php/Humaniora/article/download/3263/2647)
15
Magelang”.17
Pada penyelenggaraan Pilkada serentak tahun 2015, KPU
menetapkan target tingkat partisipasi pemilih secara nasional sebesar 77,5%.
Dalam upaya mencapai target tersebut, KPU Kota Magelang menerapkan strategi
dalam melaksanakan sosialisasi politik kepada pemilih perempuan. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Dalam temuannya,
hasilnya mengungkapkan bahwa KPU Kota Magelang menerapkan strategi
ofensif dan defensif secara bersamaan tetapi dengan kelompok target pemilih
perempuan yang berbeda. Penentuan kelompok melalui pendekatan formal,
informal, dan melalui media massa yang dirasa sangat efektif. Penerapan strategi
ofensif lebih mendominasi dalam peningkatan partisipasi pemilih perempuan pada
Pilkada Kota Magelang tahun 2015. Dalam hal tersebut KPU Kota Magelang
menggunakan dua strategi, yaitu strategi ofensif dan defensif. Strategi ofensif
diterapkan melalui program-program yang belum berjalan selama sosialisasi
dalam Pilkada sebelumnya, sementara strategi defensif diterapkan melalui
program yang belum pernah berjalan dalam sosialisasi politik kepada perempuan.
Namun jika dilihat keduanya, strategi ofensif lah yang lebih mendominasi kaum
perempuan dalam berpartisipasi politik.
Strategi ofensif sendiri dapat terealisasikan karena adanya program-
program baru yang dijalankan dan mendapat respon positif dari kalangan
masyarakat perempuan. Lalu pada strategi defensif, tetap terpelihara dengan
17
Eko Ari Wibowo, Strategi Sosialisasi Politik dalam Peningkatan Partisipasi Pemilih
Perempuan pada Pilkada Serentak di Kota Magelang, (eJournal Ilmu Pemerintahan, Vol.05
No.01 April 2019,
https://www.researchgate.net/publication/334531536_STRATEGI_SOSIALISASI_POLITIK_DA
LAM_PENINGKATAN_PARTISIPASI_PEMILIH_PEREMPUAN_PADA_PILKADA_SEREN
TAK_DI_KOTA_MAGELANG)
16
adanya kerjasama bersama kegiatan PKK Kota Magelang yang selama ini sudah
terbangun dan terlibat aktif dalam kegiatan KPU Kota Magelang.
Kelima, karya M. Teguh Wibowo, dkk dalam jurnal “Sosialisasi Politik
Bagi Pemilih Pemula di Lingkungan Keluarga”.18
Dalam penelitiannya, ia
meneliti untuk mengetahui sosialisasi politik bagi pemilih pemula di lingkungan
keluarga di Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh serta kendala-kendala apa saja
yang terjadi dalam melakukan sosialisasi politik. Metode penelitian yang ia
gunakan menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pada
hasil penelitiannya, sosialisasi politik bagi pemilih pemula di Kecamatan tersebut
dibagi menjadi tiga mekanisme yaitu imitasi, instruksi, dan motivasi. Sosialisasi
politik yang terjadi biasanya dengan cara berdiskusi, namun sosialisasi politik
yang dilakukan keluarga untuk pemilih pemula tidak berjalan dengan baik
dikarenakan tidak adanya diskusi politik dalam keluarga, kurangnya minat
keluarga terhadap situasi politik. Kurang minatnya keluarga terhadap situasi
politik di keluarga, juga menjadi penyebab akan ketidakpercayaan terhaadap elit
politik yang hanya mengumbar janji saja serta mementingkan kepentingan
pribadi.
Perbedaan penelitian peneliti dengan kelima penelitian di atas adalah
spesifikasi objek penelitian. Ada dua penelitian berfokus pada sosialisasi yang
dilakukan dapat berpengaruh terhadap partisipasi pemilih, lalu satu penelitian
berfokus pada cara sosialisasi yang dilakukan oleh tim inti untuk memenangkan
Pemilu, satu penelitian lainnya membahas efektivitas sosialisasi politik yang
18
M. Teguh Wibowo, dkk. Sosialisasi Politik Bagi Pemilih Pemula di Lingkungan
Keluarga, (eJournal Ilmiah Mahasiswa Vol.2 No.2:536-551 Mei 2017,
http://jim.unsyiah.ac.id/FISIP/article/viewFile/3061/1633)
17
dilakukan dalam menekan angka golput. Penelitian terakhir membahas cara agen
sosialisasi khususnya di lingkungan keluarga menanamkan kepercayaan politik
pada seorang anak yang menjadi pemilih pemula. Sementara penelitian ini
mengkaji strategi sosialisasi politik yang dilakukan kepada masyarakat untuk
mendapatkan kepercayaan politik yang diberikan, peneliti juga mengkaji faktor
pendukung dan penghambat dalam melakukan sosialisasi pada masyarakat.
E. Metode Penelitian
E.1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah adanya upaya dalam penggalian dan
pemahaman pemaknaan terhadap apa yang sedang terjadi pada lembaga individu
atau kelompok, yang berasal dari persoalan sosial atau kemanusiaan. Prosedur
penelitian ini menghasilkan data deskriptif.19
Dalam hal ini penulis
menggambarkan masalah yang diteliti, seta mengkaji lebih jauh: Strategi
Sosialisasi Rian Ernest dalam Pemilu Legislatif 2019 di Dapil Jakarta Timur.
E.2. Sumber dan Jenis Data
E.2.1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui sumber
utama dengan pihak yang terkait di dalam masalah-masalah penelitian dan
sesuai keinginan peneliti yang dikaitkan dengan kriteria mengenai topik
19
Septianwan Santana, Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia, 2010), h.1.
18
penelitian.20
Kriteria penulis dalam mengambil sampel dikaitkan dengan
individu-individu yang memiliki keterkaitan dengan PSI.
E.2.2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian skripsi ini bersumber pada buku, skripsi,
tesis, koran, dan data elektronik dari internet yang berkaitan dengan topik
penelitian.
E.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam pendekatan kualitatif sebagai berikut:
a. Wawancara, teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan
informasi dari narasumber melalui tanya jawab secara langsung. Penulis
mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber yaitu Rian Ernest selaku
calon legislatif, Muslimin M.Si selaku Direktur Riset Charta Politika, Ilyas
selaku tokoh masyarakat Duren Sawit, Muryono selaku tokoh masyarakat
Pasar Rebo, Ika dan Isda selaku relawan Rian Ernest wilayah Duren Sawit, dan
Toni selaku relawan Rian Ernest wilayah Pasar Rebo. Pertanyaan yang
diberikan berkaitan dengan strategi sosialisasi yang dilakukan ke masyarakat
Jakarta Timur.
b. Dokumentasi, cara pengumpulan data melalui sumber literature
misalnya buku, jurnal, internet, skripsi dan sebagainya yang berhubungan
dengan objek yang sedang dikaji.
20
Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial,(Yogyakarta: Tiara Wacana,
2006), h. 12.
19
E.4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini mengambil teknik deskriptif
analisis, yaitu suatu pembahasan yang bertujuan untuk membuat gambaran
terhadap data-data yang terkumpul dan tersusun dengan cara memberikan
interpretasi terhadap data-data tersebut. Dengan menggunakan teknik penelitiaan
ini, penulis berharap dapat memberikan gambaran yang sistematis, faktual, aktual,
dan akurat mengenai fakta-fakta seputar Strategi Politik Rian Ernest dalam Pemilu
2019 di Dapil Jakarta Timur berdasarkan teori sosialisasi politik.
F. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan, penulis membagi ke dalam lima bab yaitu:
BAB I. Pada bab ini menjelaskan pernyataan masalah yang diteliti,
pertanyaan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang terkait dengan Strategi
Sosialisasi Rian Ernest dalam Pemilu 2019 di Dapil Jakarta Timur.
BAB II. Pada bab ini penulis lebih mengkaji mengenai teori-teori serta
konsep yang digunakan dalam penelitian strategi politik Rian Ernest di Daerah
Pemilihan Jakarta Timur. Dalam hal ini teori yang digunakan penulis yaitu teori
partai politik, strategi politik, serta konsep rekrutmen politik dan konsep
sosialisasi politik.
BAB III. Pada bab ini penulis membahas sekilas tentang sejarah berdirinya
Partai Solidaritas Indonesia, Biografi Rian Ernest, dan Demografi di wilayah
Jakarta Timur.
BAB IV. Penulis melakukan sebuah analisis terkait tentang strategi politik
yang dilakukan oleh Rian Ernest untuk dapat dipilih oleh masyarakat Jakarta
20
Timur sebagai anggota legislatif 2019. Serta memaparkan apa saja faktor
pendukung dan penghambat dalam bersosialisasi kepada masyarakat Jakarta
Timur dan analisa yang diberikan oleh pengamat politik, tokoh masyarakat, dan
relawan yang ada di lapangan mengenai sosialisasi yang dilakukan oleh Rian
Ernest.
BAB V. Penulis memaparkan pembahasan pada bab sebelumnya sekaligus
menyimpulkan dan menjadi penutup pokok permasalahan Strategi Politik Rian
Ernest dalam Pemilu 2019 di Daerah Pemilihan Jakarta Timur.
21
BAB II
KERANGKA TEORI DAN KONSEP
Studi tentang partai politik (parpol) sangat penting dalam perkembangan
ilmu politik. Studi tentang partai politik telah dikembangkan pada abad ke-19 oleh
para sarjana. Pada abad tersebut, studi partai politik merupakan respons mengenai
perkembangan peran partai politik yang sangat pesat dalam pemerintahan.21
Studi
partai politik juga menjadi sangat penting karena peran partai politik yang ada
pada sistem demokrasi, peran tersebut terlihat dari keikutsertaan partai politik
dalam trias politica yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif baik di tingkat pusat
maupun daerah.22
Lalu konsep rekrutmen politik dan sosialisasi politik yang merupakan
bagian dari fungsi partai politik merupakan suatu proses untuk melakukan seleksi
kepada orang-orang untuk menjadi anggota di partai politik tersebut agar
sosialisasi politik yang mana memperkenalkan sistem politik pada seseorang, dan
bagaimana orang tersebut menanggapi serta reaksi-reaksi gejala politik dapat tepat
sasaran. Sosialisasi politik sendiri juga dapat menjadi peninjau bagaimana anggota
masyarakat dapat berpartisipasi dalam sistem politik yang sebenarnya.
A. Partai Politik
Partai politik menampilkan gagasan-gagasan baru yang dapat menawarkan
berbagai macam kepentingan rakyat demi jalannya sebuah negara yang
demokratis, makmur, sejahtera maupun kesetaraan rakyat dan citra positif yang
21
Firman Noor, Institutionalising Islamic Political Parties in Indonesia: A Study of
Internal Fragmentation and Cohesion in the Post-Soeharto Era (1998-2008), (Disertasi S3,
University of Exeter Inggris, 2012), h.17. 22
22
diberikan kepada masyarakat. Citra partai politik yang terlihat di masyarakat,
semakin meyakinkan masyarakat untuk kepeduliannya dalam menentukan pilihan
sebuah partai politik yang sesuai dengan ideologinya.
A.1 Pembentukan Partai Politik
Kemunculan partai politik di latar belakangi oleh salah satu faktor, yaitu
partai harus berjalan sesuai perkembangan proses politik karena nantinya partai
politik akan menjadi penghubung antara masyarakat dengan pemerintah.23
Peran
partai juga memungkinkan resolusi damai atas perbedaan daan kompromi untuk
mengakomodasi kepentingan yang bertentangan. Partai membantu memberikan
kesadaran akan identifikasi nasional serta partisipasi dalam pembuatan kebijakan,
agar sistem demokrasi dapat berfungsi dan beradaptasi.24
Terbentuknya partai politik dapat dilihat pada teori dasar yang
diungkapkan oleh Yoseph Lapalombara dan Myron Weiner yang dikutip oleh
Ramlan Surbakti25
Teori pertama, partai politik dibentuk oleh kalangan
pemerintah karena ini dibutuhkan untuk berhubungan kontak dengan masyarakat
dan mendapat dukungan dari masyarakat. Setelah terbentuk, muncul partai politik
baru yang merupakan antitesa bahwa partai politik yang dibuat pemerintah tidak
dapat menjadi aspirasi masyarakat dan hanya untuk kepentingan pemerintah
saja.26
23 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2012), h. 397-398.
24
Richard S. Katz dan William Crotty, Handbook of Party Politics (Bandung: Nusa
Media, 2014), h. 40.
25 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 14
26
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h. 144.
23
Teori kedua, menjelaskan krisis situasi historis yang terjadi pada
masyarakat pada saat mengalami masa perpindahan pada suatu sistem politik,
karena disebabkan pola pikir masyarakat yang berawal dari sederhana atau
tradisional menjadi pola yang modern dan berstruktur. Pada saat transisi terjadi,
pertambahan penduduk terus bertambah sehingga memunculkan gerakan-gerakan
populis, hingga kemudian memunculkan krisis legitimasi, integrasi, dan
partisipasi. Maka dari itu, terbentuklah partai politik yang diharapkan mampu
meregenerasi pemimpin dan menjadi penghubung antara pemerintah dan
masyarakat.
Teori ketiga, melihat modernisasi sosial ekonomi sebagai pendorong
utama lahirnya partai politik. Ketika sebuah negara mengalami modernisasi dan
perubahan yang signifikan, maka negara menuntut hadirnya organisasi yang
memperjuangkan berbagai aspirasi yang hadir di masyarakat. Modernisasi yang
berkembang menjadi salah satu teknologi komunikasi yang berkembang pesat
hingaa saat ini.
A.2 Pengertian Partai Politik
Partai politik merupakan salah satu pilar demokrasi, yang mana partai
politik sebagai roda yang memiliki energi untuk mewujudkan kepentingan-
kepentingan masyarakat yang memiliki struktur sebagai input dalam menjalankan
sebuah pemerintahan. Menurut Lapalombara dan Weiner dalam Ramlan Surbakti,
mendefinisikan partai politik sebagai sebagai organisasi yang mempunyai
24
kegiatan yang berkesinambungan artinya masa hidupnya suatu partai politik tidak
bergantung pada masa jabatan atau masa kepemimpinannya.27
Partai politik menurut Gabriel A. Almond yang dikutip oleh Mohtar
Mas‟oed dan Colin MacAndrews,28
menjelaskan bahwa:
Partai Politik adalah organisasi manusia di mana di dalamnya terdapat
pembagian tugas dan petugas untuk mencapai suatu tujuan, mempunyai
ideologi (ideal objective), mempunyai program politik platform, sebagai
rencana pelaksanaan atau cara pencapaian tujuan secara lebih pragmatis
menurut penahapan jangka dekat sampai jangka panjang serta mempunyai
ciri berupa keinginan untuk berkuasa.
Berdasarkan penjelasan di atas, partai politik sebagai organisasi harus
mempunyai kriteria substansial dan material. Tujuannya mengarah pada suatu
jabatan publik yang penguasaannya berbeda dengan kelompok kepentingan
lainnya. Dalam hal ini partai politik bisa dibedakan melalui basis sosial yang
mendukung dan tujuan yang ditetapkan.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 atas Perubahan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik pada Pasal (1) Ayat (1), partai politik
adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga
negara Indonesia atas dasar kesamaan cita-cita untuk memperjuangkan dan
membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.29
Berdasarkan definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan atas beberapa unsur
dan elemen dari partai politik. Pertama, partai politik merupakan organisasi yang
27 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h. 114
28
Mohtar Mas‟oed dan Colin MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1993), h. 52
29 http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2011_2.pdf Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2011, diakses pada 24 Juli 2019
25
terlembaga. Kedua, anggota organisasi memiliki cita-cita, nilai, tujuan, dan
orientasi yang sama untuk menjadi kesatuan politik. Ketiga, partai politik
menyampaikan kepentingan sosial dan ekonomi, serta ideologinya kepada
masyarakat dan menjadi sebuah penghubung antara masyarakat dan pemerintah.
Keempat, partai politik memiliki tujuan untuk mempengaruhi pemerintah,
mengontrol ataupun menguasai pemerintah. Peran partai politik pun bisa menjadi
penguasa dan menjadi oposisi.30
A.3 Fungsi Partai Politik
Fungsi utama dari partai politik adalah mencari dan mempertahankan
kekuasaan untuk mewujudkan program-program yang disusun melalui pemilihan
umum. Dalam menjalankan fungsinya, dalam suatu sistem partai politik memiliki
beberapa kegiatan. Kegiatan tersebut tentu berkaitan dengan hal-hal politik
seperti, kampanye, seleksi calon-calon perwakilan yang akan duduk di kursi
pemerintahan, dan melaksanakan fungsi pemerintahan.31
Ada fungsi lain dari
partai politik yang dikemukakan Ramlan Surbakti yaitu pertama, partai politik
sebagai sosialisasi politik. Pada proses ini, masyarakat dapat memperoleh sikap
dan orientasi terhadap kehidupan politik yang ada.32
Kedua, sebagai rekrutmen
politik. Fungsi penting ini dilakukan oleh partai untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan. Partai politik juga berhak memperluas dan
memperbanyak anggotanya untuk bergabung bersamanya. Dalam memperluas dan
30
Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di
Era Demokrasi (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011), h. 56-57. 31
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h. 149.
32
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h. 149-150.
26
memperbanyak anggota, tentu rekrutmen ini melakukan penjaringan dan melatih
calon-calon pemimpin untuk masa yang akan datang.
Ketiga, sebagai partisipasi politik. Fungsi partisipasi politik yang dimiliki
partai politik berguna untuk membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin
menjadikan partai politik sebagai proses kegiatan politik.33
Fungsi ini
memobilisasi masyarakat dalam hal kegiatan politik. Keempat, sebagai pemadu
kepentingan. Salah satu fungsi partai politik ini adalah menampung aspirasi, serta
memadukan sebuah kepentingan, baik yang sama maupun berbeda sifatnya.
Dalam hal ini partai politik juga harus memperjuangkan kepentingan anggota
pendukungnya termasuk kepentingan perempuan. Wujud perjuangan bisa dalam
bentuk garis perjuangan partai yang dituangkan dalam anggaran dasar maupun
visi misi dan program-program partai.
Kelima, sebagai komunikasi politik. Partai politik berperan sebagai
komunikator penghubung informasi politik dari pemerintah kepada masyarakat.
Fungsi ini berguna untuk partai politik, mengingat jika pemerintah membuat suatu
kebijakan harus ada yang menyampaikan kepada masyarakat serta harus ada yang
menampung tanggapan dari masyarakat atas kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah. Keenam, sebagai pengendalian konflik. Dalam hal ini, partai politik
berperan sebagai pengatur konflik untuk membantu menanganinya. Banyak cara
yang dilakukan partai politik untuk meminimalisir dampak yang terjadi pada
konflik yang terjadi, di antaranya melakukan audiensi terhadap pihak yang
berkonflik, menampung aspirasi pihak yang berkonflik, serta dapat dilakukannya
33 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h. 151.
27
musyawarah untuk diselesaikan guna mendapat keputusan dari penyelesaian
konflik tersebut.
Ketujuh, sebagai kontrol politik. Dilakukannya kontrol politik untuk
meluruskan pelaksanaan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah agar tidak
keliru sehingga kebijakan yang ada dapat sejalan dengan tolak ukurnya.34
Tolak
ukur yang diterapkan partai politik bisa berupa nilai-nilai politik yang dianggap
ideal dan baik (ideologi) yang dijabarkan ke dalam kebijakan maupun peraturan
perundang-undangan.
B. Konsep Rekrutmen Politik
B.1 Pengertian Rekrutmen Politik
Rekrutmen politik berasal dari dua kata yaitu rekrutmen dan politik.
Rekrutmen yang berarti penyeleksian dan politik yaitu urusan negara. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rekrutmen politik adalah pemilihan dan
pengangkatan orang untuk mengisi sebuah peran tertentu dalam sistem sosial
berdasarkan sifat dan status, seperti suku, kelahiran, dan kedudukan sosial.
Rekrutmen politik juga dapat diartikan sebagai sebuah penyeleksian rakyat untuk
melaksanakan urusan negara.35
Undang-Undang Partai Politik No. 2 tahun 2011 pada Pasal 29 Ayat (2)
Bab XI tentang Rekrutmen Politik yang berbunyi Rekrutmen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara demokratis dan terbuka sesuai dengan
AD dan ART serta peraturan perundang-undangan. Setiap sistem politik memiliki
sistem atau prosedur-prosedur yang berbeda dalam proses rekrutmen yang selalu
34
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h. 154.
35 A. Rahman. H.I, Sistem Politik Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu), h.246
28
bermakna. Pertama, adanya seleksi untuk menempati posisi-posisi di
pemerintahan. Kedua, memanfaatkan peran masyarakat non politik agar dapat
memainkan peran-perannya.36
Ramlan Surbakti37
memberikan penjelasan mengenai rekrutmen politik,
sebagai berikut:
Seleksi dan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan seseorang atau sekelompok
orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya
dan pemerintahan pada khususnya, dengan mengkhususkan kepada orang-orang
yang mempunyai bakat yang cukup menonjol, partai politik menyeleksi dan
menempatkannya sebagai seorang calon pemimpin baik dalam skala nasional
maupun dalam kewilayahan. Fungsi rekrutmen juga merupakan sebuah kelanjutan dari fungsi mencari
hingga mempertahankan kekuasaan, yang sangat penting bagi kelangsungan
sistem politik sebab tanpa adanya elite politik yang mampu melaksanakan
perananannya dalam fungsi tersebut, keberlangsungan sistem politik akan mudah
terancam. Dalam objek pada rekrutmen politik, seluruh masyarakat Indonesia
yang sah sebagai warga negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 dan peraturan
perundang-undangan lainnya dapat menjadi objek dalam rekrutmen politik.
Adapun mekanisme rekrutmen politik partai yang disampaikan oleh Rush
dan Althof38
dibagi menjadi dua. Pertama, rekrutmen terbuka yaitu sistem yang
berdasarkan pada ujian-ujian terbuka. Cara rekrutmen tersebut dinilai sangat
kompetitif karena nantinya partai politik mampu menilai kemampuan anggotanya
untuk dapat bersaing di dunia politik dan ini sesuai dengan paham demokrasi.
Kedua, rekrutmen tertutup, yaitu suatu sistem perekrutan administratif yang
36 Afan Gaffar, Politik Indonesia:Transisi Menuju Demokrasi (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1999), h. 155-156.
37
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h. 118.
38 Michael Rush dan Phillip Althoff, Pengantar Sosiologi Politik (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007), h. 247.
29
didasarkan atas patronase. Partai berkedudukan sebagai promotor elit yang
ditampilkan Cara ini kurang kompetitif jika dilihat dari prosedurnya. Hal ini
menyebabkan demokrasi berfungsi sebagai sarana elit memperbaharui
legitimasinya di partai. Rekrutmen politik memiliki suatu pola-pola dalam
konsepnya.
Pola-pola yang terkandung dalam rekrutmen politik memliki sistem nilai,
basis dan stratifikasi sosial yang ada. Rekrutmen politik memiliki sifat khusus di
dalamnya, contoh untuk perekrutan tempat-tempat tertentu harus berdasarkan
hubungan kedekatan, dalam arti kedekatan seseorang menjadi acuan untuk
menempati posisi tersebut.
B.2 Sistem Rekrutmen Politik
Menurut Miftah Thoha39
bahwa ada tiga sistem yang sering digunakan
dalam proses rekrutmen. Pertama, sistem patronik (patronage system). Sistem
patronik dikenal sebagai sistem kawan, karena dasar pemikirannya dalam proses
rekrutmen berdasarkan kawan, ikatan kerabat, dan keluarga. Sistem kawan ini
juga didasarkan atas dasar perjuangan politik karena memiliki satu pemikiran
yang sama.
Kedua, sistem merit (merit system). Sistem ini berdasarkan kecakapan
seseorang untuk menduduki jabatan tertentu sehingga sistem ini lebih bersifat
objektif karena atas dasar pertimbangan kecakapan. Penilaian objektif tersebut
pada umumnya menggunakan ijazah pendidikan, sistem seperti ini dikenal dengan
“spoil system”. Ketiga, sistem karir (career system). Sistem ini sudah lama
39
Hesel Nogi Tangkilisan, Kebijakan Publik yang Membumi (Yogyakarta: Yayasan
Pembaruan Administrasi Publik Indonesia, 2003), h. 189-190
30
dikenal dan dipergunakan secara luas untuk menunjukkan pengertian suatu
kemajuan seseorang yang dicapai lewat usaha yang dilakukannya secara dini
dalam kehidupannya.
Pola-pola rekrutmen politik juga merupakan indikator yang penting untuk
melihat pembangunan dan perubahan dalam sebuah masyarakat politik. Pola-pola
rekrutmen politik mengungkapkan peroses pergeseran ekonomi, infrastruktur
politik, serta derajat politisasi dan partisipasi politik masyarakat.
C. Konseptualisasi Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “stratos” yang artinya
tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin. Berarti strategi yang dimaksud
adalah memimpin tentara. Dalam perkembangannya, munculnya kata strategos
yang artinya pemimpin tentara tingkat atas. Dari pengertian tersebut, strategi
merupakan konsep militer yang diartikan dalam sebuah seni peperangan yang
digunakan oleh jenderal (The Art of General), atau dalam arti lain sebuah
rancangan terbaik untuk memenangakan peperangan.40
Pada masa Yunani kuno,
istilah strategi juga diartikan sebagai generalship atau segala sesuatu yang
direncakan oleh para pemimpin dalam membuat perencanaan untuk menaklukkan
musuh atau memenangkan peperangan.41
Menurut Carl Von Clausewitz, strategi dan taktik merupakan dua hal yang
berbeda, strategi merupakan rencana yang berjangka karena tujuan-tujuan yang
berjangka pendek dapat dicapai melalui taktik, sedangkan taktik tidak ada
40
Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2009), h.291-292.
41
Syafei Antonio, Kepemimpinan dan Strategi Militer Ensiklopedia Leadership dan
Manajemen Muhammad SAW, (Jakarta: Tazkia Publishing, 2011), h.4
31
gunanya. Lalu taktik adalah seni yang menggunakan „kekuatan bersenjata‟ dalam
pertempuran untuk menang dalam perang dan bertujuan mencapai suatu
perdamaian.42
Lalu Peter Schroder menambahkan bahwa kita harus mengenali
terlebih daulu apa yang diperlukan dalam menetapkan pola strategi, agar strategi
yang dipilih sangat tepat. Dalam setiap pola dasar, ada sederetan strategi tunggal,
di mana pilihan khusus mengenai persyaratan tergantung pada citra yang ingin
diperlihatkan dan tujuan-tujuan organisasi yang dimiliki.43
Seiring dengan berjalannya waktu, pengertian dalam strategi semakin
diperhalus dan disesuaikan dengan kepentingan militer, tetapi juga dapat
disesuaikan dengan kepentingan bisnis dan politik. Memahami konsep strategi
yang dijelaskan oleh Von Clausewitz di atas sangatlah penting dalam perencanaan
strategi politik, terutama dalam mengenali apa yang tersembunyi di balik tujuan
akhir sebuah kemenangan pada saat pemilu maupun peraturan baru yang
diberlakukan. Tujuan strategi dalam bidang politik ada banyak, seperti
pertarungan untuk memperoleh kekuasaan, perjuangan untuk mencapai tujuan
yang tersembunyi, berlomba untuk memperkaya diri ataupun tujuan-tujuan yang
berbeda dari yang dikatakan di depan publik.
C.1 Strategi-Strategi Politik
Strategi politik adalah strategi yang digunakan oleh elit-elit politik untuk
merealisasikan cita-cita politik yang diinginkan.44
Strategi-strategi politik bukan
42
Toni Andrianus Pito, dkk. Mengenal Teori-Teori Politik: Dari Sistem Politik Sampai
Korupsi, (Jakarta: Nuansa Cendekia, 2013), h.196-197.
43 Toni Andrianus Pito, dkk. Mengenal Teori-Teori Politik: Dari Sistem Politik Sampai
Korupsi, h.198.
44 Peter Schorder, Strategi Politik (Politische Strategien) penj. Aviantie Agoesman,
(Indonesia: Friedrich-Naumann-Stiftung fur die Freiheit), h.7
32
hanya dilakukan oleh partai politik dan pemerintah saja, tetapi juga dilakukan oleh
organisasi non-pemerintah (Non-Governmental Organization/NGO) yang juga
aktif dalam politik. Semua elemen NGO seperti serikat buruh, kelompok pejuang
lingkungan hidup, dan organisasi HAM juga membutuhkan strategi untuk tujuan
jangka panjang yang telah direncanakan. Tanpa adanya strategi politik, rencana
dalam perubahan jangka panjang atau proyek besar sekalipun tidak akan dapat
diwujudkan.
Banyak ataupun sedikitnya strategi yang direncanakan dalam ranah
politik, pasti memiliki penyebab yang dapat menyebabkan gagalnya strategi yang
dilakukan dalam politik. Salah satu penyebabnya adalah kesomobongan yang
tidak terukur dari sekelompok orang yang ditujukkan melalui kekuasaannya atas
kelompok lain yang dianggap sebagai musuhnya. Daniel Kahnemann dan
Jonathan Renson dalam Peter Schorder45
memaparkan hal tersebut diantaranya:
“Optimisme yang berlebihan adalah salah satu kesalahan besar, yang telah
diidentifikasikan oleh para psikolog. Penelitian menunjukkan, bahwa sebagian
besar manusia terutama para politikus beranggapan bahwa mereka lebih pandai,
lebih menarik dan lebih berbakat di atas rata-rata yang lain, dan mereka sering
menyombongkan diri tentang keberhasilan mereka di masa depan. Mereka secara
konsekuen melebih-lebihkan pengawasan, yang ternyata berhasil”.
Perencanaan strategi untuk perubahan serta proses politik merupakan suatu
analisa yang gamblang dari keadaan kekuasaan, gambaran yang jelas tentang
tujuan akhir yang akan dicapai dan pusat dari segala kekuatan untuk mencapai
tujuan yang dimaksud. Politisi yang disebut sedang berusaha merealisasikan
rencana yang ambisus tanpa strategi, seringkali menjadi pihak yang harus
45 Peter Schorder, Strategi Politik (Politische Strategien) penj. Aviantie Agoesman, h.9.
33
bertanggung jawab dalam menciptakan kondisi sosial yang menyebabkan seluruh
manusia menderita.
D. Konsep Sosialisasi Politik
Sosialisasi merupakan proses seseorang belajar menjadi anggota
masyarakat. Dalam proses politik, sosialisasi politik menjadi suatu hal yang
penting adanya keterlibatan individu-individu maupun kelompok-kelompok dalam
satu sistem untuk berpartisipasi dalam suatu proses politik. Menurut Almond dan
Verba dalam Zuhri, sosialisasi politik secara luas merupakan transmisi dari
budaya politik kepada generasi yang baru di suatu masyarakat tertentu.46
Sosialisasi politik pada dasarnya merupakan suatu proses bagaimana
memperkenalkan sistem politik pada seseorang, dan bagaimana orang tersebut
memberikan tanggapan serta reaksi terhadap gejala-gejala politik. Sosialisasi
politik memiliki dua fenomena yang saling bertautan, yaitu mikro dan makro.
Pada level makro, sosialisasi politik merupakan alat yang digunakan masyarakat
politik untuk menanamkan norma dan praktek yang tepat kepada warganya.
Sedangkan pada level mikro, sosialisasi politik merupakan pola-pola dan prosess
yang ada dilewati individu dalam melibatkan diri dalam pembangunan dan
pembelajaran politik.47
Sosialisasi politik dalam pernyataan Gabriel Almond merupakan bagian
dari suatu proses sosialisasi yang khusus membentuk nilai-nilai politik, yang
menunjukkan bagaimana seharusnya masyarakat dapat berpartisipasi dalam
46
Gabriel Almond dan Sidney Verba, The Civic Culture, (NJ: Princeton University Press,
1963), h.30
47 Mochtar Mas‟oed dan Colin MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1991), h.34
34
sistem politik. Selain itu ia sosialisasi juga merupakan suatu sarana bagi generasi
untuk mewariskan patokan-patokan dan keyakinannya pada politik untuk generasi
berikutnya.48
Lalu menurut Mary G. Kweit dan Robert W. Kweit sosialisais
politik merupakan proses seorang individu belajar tentang politik yang akhirnya
akan terbentuk menjadi orientasi politik dan bertujuan untuk stabilitas suatu
sistem politik. Dengan demikian proses sosialisasi politik membawa misi untuk
membentuk orientasi politik demi tercapainya stabilitas.49
Sosialisasi politik menurut Alex Thio merupakan suatu proses individu
dalam memperoleh pengetahuan, kepercayaan, hingga sikap politik.50
Sosialisasi
politik memiliki dua hal penting yang saling berhubungan dengan proses dan
tujuan sehingga proses yang memiliki nilai-nilai dapat berhubungan dengan aspek
politik yang mampu berpartisipasi efektif dalam aspek politik di kehidupan
masyarakat. Lalu menurut Rush dan Althoff sosialisasi politik merupakan suatu
proses untuk memperkenalkan sistem politik kepada seseorang dan bagaimana
orang tersebut menentukan tanggapan maupun reaksi-reaksi terhadap gejala
politik.51
Sosialisasi politik juga merupakan salah satu kunci untuk memahami
setiap sistem yang ada pada politik. Ahli-ahli ilmu sosial menggunakan istilah
sosialisasi untuk menunjukkan cara bagaimana seorang anak diperkenalkan
dengan nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat, serta bagaimana
48 Haryanto, Sistem Politik Suatu Pengantar, (Yoyakarta: , 1982) h.32
49
Mary G Kweit dan Robert W. Kweit, Konsep dan Metode Analisas Politik terj.
Ratnawati, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1986), h.93 50
Susi Fitria Dewi S.Sos, M.Si, Ph.D, Sosiologi Politik, (Yogyakarta: Gre Publishing,
2017), h.58
51
Prof. Dr.Damsar, “Pengantar Sosiologi Politik”, h. 58.
35
mereka dapat mempelajari peranan-peranan yang akan mereka jalankan di masa
depan.52
Jadi, sosialisasi politik menunjuk pada proses pembentukkan sikap-sikap
politik dan pola tingkah laku. Di samping itu, sosialisasi politik juga merupakan
sarana bagi suatu generasi untuk “mewariskan” tujuan dan keyakinan politik
kepada generasi setelahnya, proses ini disebut dengan transmisi kebudayaan.53
Banyak orang sejak masa kanak-kanak, belajar memahami sikap dan harapan-
harapan pada politik yang hidup di masyarakatnya merupakan sebuah warisan
nilai-nilai yang telah berlaku.
D.1 Jenis Sosialisasi Politik
Dalam metode penyampaian pesan, jenis sosialisasi politik dibagi menjadi
dua yaitu:54
1. Pendidikan Politik
Pendidikan politik merupakan suatu proses dialogik antara pemberi
dan penerima pesan. Dengan proses ini, masyarakat mengenal dan
mempelajari nilai, norma, dan simbol-simbol politik negaranya dalam
sistem politik. Pendidikan politik dapat tersalurkan dengan proses
dialog antara narasumber dan masyarakat. Narasumber tersebut
seperti sekolah, pemerintah, partai politik. Proses dialog ini biasanya
dilakukan melalui kegiatan kursus, latihan kepemimpinan, diskusi dan
keikutsertaan dalam berbagai forum pertemuan partai politik, dalam
sistem politik.
52 Mochtar Mas‟oed dan Colin MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik, h.34
53 Mochtar dan Colin, Perbandingan Sitem Politik. h.34
54
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h.117
36
2. Indoktrinasi Politik
Indoktrinasi politik ialah proses ketika sepihak memobilisasi
masyarakat dengan memanipulasi warga untuk menerima nilai,
norma, dan simbol yang dianggap pihak yang berkuasa sebagai ideal
dan baik. Dalam berbagai forum, penguasa yang penuh paksaan
psikologis dan latihan yang disiplin, partai politik dalam sistem politik
sangtlah totaliter dalam melaksanakan fungsi indoktrinasi politik.
D.2 Agen Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik melalui agen sosialisasi tentu memiliki tujuan yang
ingin dicapai, terkait dengan kewajibannya dalam menyebarkan informasi melalui
sebuah program-program yang telah dirancang. Agen sosialisasi menjadi sebuah
keharusan untuk membuka mata masyarakat agar peka terhadap kondisi sosial
politik pada pesta demokrasi yang berlangsung.55
Sosialisasi dijalankan dengan bermacam-macam lembaga. Beberapa
diantaranya, belajar Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah-sekolah lalu bergaul
dengan suatu kelompok ataupun bekerja, cenderung untuk mempengaruhi
sosialisasi politik secara tidak langsung. Sarana sosialisasi politik dapat melalui:
a. Keluarga. Struktur sosialisasi pertama yang dialami seseorang sangat
kuat dan kekal. Pengaruh dari keluarga ini adalah dalam hal
pembentukan sikap terhadap wewenang kekuasaan (authority).
Keluarga juga membentuk sikap-sikap politik masa depan dengan
menempatkan individu dalam dunia kemasyarakatan yang luas,
55 Agus Rusmana, dkk. The Future of Organizational Communication In The Industrial
Era 4.0: Book Chapter Komunikasi Organisasi, (Bandung: Media Akselerasi, 2019), h.90
37
membentuk ikatan-ikatan etnis, religius dan kelas sosialnya, dengan
memperkuat nilai-nilai dan prestasi kultural dan pendidikanya serta
mengarahkan aspirasi pekerjaan dan ekonominya.
b. Sekolah. Sekolah memberi pengetahuan kepada kaum muda tentang
dunia politik. Sekolah juga pewaris dalam nilai-nilai dan sikap-sikap
masyarakatnya. Sekolah memegang peranan penting dalam
pembentukan sikap terhadap “permainan politik” yang tidak tertulis.
Orang yang terpelajar lebih sadar akan pengaruh kebijakan pemerintah
terhadap kehidupan mereka, lebih memperhatikan kehidupan politik,
serta mengetahui bagaimana proses politik berjalan dengan semestinya
dan lebih kompeten untuk bertingkah laku dalam politik.
c. Kelompok Pergaulan. Dalam suatu kelompok, pasti memiliki perbedaan
pendapat dengan teman sekelompoknya atau mereka akan
menyusuaikan pendapat dengan teman-temanya, entah mereka
menyukai atau menghormati. Dalam unit sosial lain, kelompok
pergaulan juga dapat membentuk sikap-sikap politik seseorang.
Kelompok pergaulan bisa mendesak seseorang untuk menyesuaikan diri
terhadap sikap maupun tingkah laku yang dianut oleh kelompoknya.
d. Pekerjaan. Pekerjaan dan organisasi yang dibentuk oleh lingkungan
pekerjaan seperti serikat buruh, klub sosial ataupun semacamnya
merupakan penghubung informasi yang jelas. Individu akan
mengidentifikasi dirinya dengan suatu kelompok dan menjadikan suatu
acuan dalam kehidupan politiknya. Mereka juga akan menilai apapun
38
yang dilakukan oleh kelompoknya berdasar pada perhitungan yang
paling baik bagi kelompoknya.
e. Media massa. Pada era saat ini, masyarakat modern menggunakan
media massa sebagai alat informasi yang teraktual. Tentu media massa
juga bagian dari kehidupan masyarakat modern, media massa juga
dapat menyebarkan informasi penting dari berbagai belahan dunia yang
hanya beberapa jam saja sudah tersebar menjadi pengetahuan umum.
Selain media massa, surat kabar, radio, internet, televisi dan majalah,
memegang peranan penting dalam menyebarkan ataupun menularkan
sikap-sikap yang modern kepada bangsa-bangsa yang baru merdeka.
Di samping kehidupan berpolitik, pengalaman pembelajaran di kehidupan
nyata pada aktivitas sosial dan politik, penting untuk membentuk serta memiliki
pengalaman politik yang bermakna. Pembelajaran di sekolah juga memiliki
dampak terhadap perilaku mereka setelah dewasa nanti, nilai dan norma pada
kewarganegaraan yang diajarkan di sekolah memberikan efek yang panjang untuk
mereka setelah dewasa, terutama yang berkaitan dengan partisipasi politik. Oleh
karena itu, besarnya pengaruh nilai-nilai sosialisasi politik terhadap tingkat
partisipasi politik dapat ditentukan oleh beberapa faktor tertentu. Wasburn
menyebutkan, ada dua faktor utama yang mempengaruhi nilai-nilai sosialisasi
politik yang dimiliki oleh agen sosialisasi politik terhadap tingkat partisipasi
politik individu, yaitu (1) kekuatan dari pengaruh agen sosialisasi terhadap
39
individu, dan (2) pengalaman belajar yang dialami individu dalam agen
sosialisasi.56
Dalam proses penanaman nilai-nilai sosialisasi politik terhadap
masyarakat, sangat dipengaruhi oleh kekuatan pengaruh dari agen sosialisasi
politik kepada masyarakat yang bersangkutan. Semakin besar pengaruh agen
sosialisasi terhadap masyarakat, semakin besar pula pengaruh nilai-nilai
sosialisasi politik yang ditanamkan. Lalu, nilai-nilai sosialisasi politik sendiri
ditanamkan melalui berbagai pengalaman seseorang di dalam agen sosialisasi.
Semakin banyak pengalaman yang dialami seseorang di dalam agen sosialisasi,
maka semakin besar juga pengaruh nilai-nilai sosialisasi yang ditanamkan agen
sosialisasi terhadap perilaku politik seseorang.
56 Zulfahmi, Pengaruh Sosialisasi Politik Terhadap Tingkat Partisipasi Politik Mahasiswa:
Partisipasi Politik Mahasiswa Pada Pemilihan Ketua SM FISIP UI 1997-1998, (Depok: Skripsi
Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Sarjana Ilmu Politik, 2013), h.15
40
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA,
PROFIL RIAN ERNEST, DAN DEMOGRAFI JAKARTA TIMUR
A. Partai Solidaritas Indonesia
A.1. Sejarah Berdirinya Partai Solidaritas Indonesia
Melihat kondisi era reformasi yang telah berusia lebih dari belasan tahun,
tidak dapat dipungkiri banyak kemajuan yang telah dicapai. Rakyat merayakan
dan menikmati kebebasan berserikat, kebebasan pers yang pada masa dahulu
mahal harganya. Terpilihnya presiden dari kalangan rakyat biasa merupakan
indikasi bahwa demokrasi telah berubah. Pemimpin baru yang bukan dari
kalangan darah biru maupun militer, tak terkait dengan rejim masa lalu. Mungkin
sejarah akan mencatat, inilah pertama Indonesia dipimpin oleh seorang dari
kalangan rakyat biasa.
Namun masih banyak pekerjaan yang belum selesai, amanah reformasi
yang belum terwujud, bahkan kesejahteraan pun masih jauh panggang dari api.
Korupsi kian masih menjadi musuh dalam pembangunan, sifat intoleransi pun
masih ada diberbagai daerah bahkan menghantui kelompok minoritas.
Kesenjangan antara kaya dan miskin masih kian terlihat jelas dan menganga. Dari
berbagai akar permasalahan, ada salah satu yang menjadi masalah salah satunya
partai politik.
Politik mengatur kebijakan bersama, sejatinya adalah tugas moral suci
partai politik. Demokrasi meletekkan peran sentral partai politik sebagai wadah
penyaambung aspirasi, tuntutan dan harapan rakyat. Namun kebijakan partai
41
politik yang seharusnya untuk penetingan publik, malah diporak-poranda kan
untuk membela kepentingan segelintir elit. Para pemimpin yang dilahirkan oleh
partai politik masih dapat dihitung dengan jari, partai-partai saat ini telah terjebak
pada kepentingan ekonomi politik antar elit partai yang saling berkelindan.57
Kehadiran partai politik baru, dapat dijadikan solusi alternatif. Partai yang
dapat memutus tali kepentingan elit, yang tentu tak segan mengorbankan
kepentingan rakyat. Partai baru yang memang benar-benar baru tanpa ada daur
ulang dari spirit partai-partai yang lama. Partai politik baru harus memiliki dan
menawarkan segala kebaharuan dari perspektif maupun aksi politik. Maka dari itu
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) hadir, untuk menyemai kembali hubungan tak
terpisahkan antara partai politik dengan rakyat serta menjadi partai politik yang
modern seiring dengan berkembangnya jaman. Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
memiliki keyakinan, tidak mungkin mendapat hasil yang lebih baik di masa depan
jika masih dilakukan dengan cara yang sama di masa lalu.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) adalah partai politik baru yang didirikan
pada 16 November 2014 berdasarkan Akta Notaris Widyatmoko, SH No.14
Tahun 2014. Pada tanggal 16 Desember 2014, Dewan Pimpinan Pusat PSI
mengajukan secara resmi sebagai partai politik baru. Lalu Kementerian Hukum
dan HAM meminta DPP PSI secara resmi melengkapi persyaratan pembentukan
partai politik sesuai dengan Undang-Undang No.2 Tahun 2011. Pada saat
pelengkapan syarat-syarat, seluruh pengurus di PSI melaksanakan tugasnya untuk
57 Tim PSI, ABC Partai Solidaritas Indonesia, Jakarta, 2015, h.2
42
memastikan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) lolos verifikasi Kementerian
Hukum dan HAM.58
A.2. Visi dan Misi Partai Solidaritas Indonesia
Dalam mendirikan sebuah partai baru, pasti pada setiap partai memiliki
visi dan misi sebagai tujuan perjuangan partai. Begitupun dengan Partai
Solidaritas Indonesia (PSI) yang juga memiliki visi dan misi yang seperti tertuang
dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Visi dan misi Partai Solidaritas
Indonesia, yaitu:
A.2.1. Visi Partai Solidaritas Indonesia
Visi PSI adalah Indonesia yang berkarakter kerakyatan, berkemanusiaan,
berkeragaman, berkeadilan, berkemajuan dan bermartabat.59
A.2.2 Misi Partai Solidaritas Indonesia
Misi dari PSI adalah sebagai berikut:60
1. Menggalang kekuatan nasional melalui sebuah kepemimpinan politik yang
ideologis, terorganisir, dan terstruktur.
2. Menggalang perjuangan politik dengan nilai solidaritas nasional
melanjutkan agenda reformasi dan demokratisasi.
3. Membangun kembali semangat republikanisme, merajut kembali rasa
kebangsaan yang tersesak, menanam kembali benih-benih idealisme,
mendirikan kembali benteng-benteng kebhinekaan dan membangun
kembali pondasi gotong royong.
4. Mendorong martabat Indonesia dalam pergaulan internasional, sesuai
prinsip politik bebas aktif dengan melihat kondisi geopolitik internasional
yang sedang berkembang.
58
Tim PSI, ABC Partai Solidaritas Indonesia, h.3.
59
Tim Psi, ABC Partai Solidaritas Indonesia, h.7.
60
Tim Psi, ABC Partai Solidaritas Indonesia, h.7-8.
43
B. Biografi Rian Ernest
Menjelang Pemilu 2019, banyak bermunculan nama politisi muda yang
ingin ikut andil untuk berkiprah pada kemajuan negeri ini, salah satunya adalah
Rian Ernest. Rian Ernest nama yang akhir-akhir ini sering terdengar di kalangan
politikus dan berita, merupakan sosok pengacara muda. Politisi muda dari Partai
Solidaritas Indonesia (PSI) yang mendaftar sebagai calon legislatif (caleg)
perwakilan dari Daerah Pemilihan Jakarta I. Rian Ernest lahir di Jerman pada
tanggal 24 Oktober 1987, anak dari pasangan Jorg Cichosz dan Alm. Levi Mulyati
Tanudjaja. Ia dilahirkan dari orang tua yang berbeda etnis dan agama. Ayahnya
orang Jerman dan ibunya orang Indonesia dari etnis Tionghoa, orangtua Rian
dipertemukan pada saat sang ibu sedang menempuh studi arsitektur di Jerman
Barat pada tahun 80-an, namun usia pernikahan kedua orangtuanya tidak
berlangsung lama. Setelah resmi bercerai, Rian dan adiknya dibawa oleh sang ibu
kembali ke Indonesia. Usia Rian pada saat itu 3 tahun dan pada saat tinggal di
Indonesia, ia tinggal di rumah kakek dan neneknya di daerah Bekasi.61
Sejak kecil, Rian sudah terbiasa dengan keluarga besarnya yang beragam
dari sisi etnis maupun agama. Berkumpul dari berbagai etnik dari hasil pernikahan
antardaerah, seperti Tionghoa, Minahasa, Bali, Batak, dan Jawa. Ini yang
menjadikannya terbiasa hidup dalam keberagaman dan menjadi sebuah bekal
untuk bergaul dengan siapapun. Dalam pendidikan, ia memulai pendidikan dasar
di SD Maria Fransiska lulus pada tahun 1999, melanjutkan ke jenjang selanjutnya
di SMP Marsudirini Bekasi lulus pada tahun 2002, dan melanjutkannya lagi ke
61 Diakses oleh nalarpolitik.com, “Rian Ernest Hanya Ingin Bermanfaat untuk Orang
Banyak”,https://nalarpolitik.com/rian-ernest-hanya-ingin-bermanfaat-untuk-orang-banyak/ diakses
pada 2 September 2019.
44
jenjang SMA di SMAN 28 Jakarta lulus pada tahun 2005. Pada saat di SMA, Rian
mencari uang tambahan dengan menjadi model majalah dan catwalk, ini ia
lakukan karena penghasilan sang ibu tidak menentu. Dari hasil pekerjaannya, ia
kumpulkan uang untuk keperluannya sehari-hari dan sekolahnya.62
Disaat seperti itu, Rian mulai giat belajar dan mulai memiliki ketertarikan
pelajaran Tata Negara. Dalam memperdalam ilmunya tentang ini, semakin
membuka wawasannya tentang berbagai lembaga negara, fungsi dan
wewenangnya, serta faktor apa saja yang menentukan maju dan mundurnya suatu
negara dan rakyatnya. Karena ketertarikan itulah, Rian mantap memilih Fakultas
Hukum dan akhirnya dengan ketekunan belajar, ia diterima dan melanjutkan studi
S1 nya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) pada tahun 2005.
Di Fakultas Hukum UI, ia memilih bidang hukum bisnis. Awalnya ia ingin
menjadi seorang jaksa, namun ia mengurungkan cita-citanya setelah mengetahui
bahwa gaji seorang fresh graduate di kejaksaan pada tahun 2003 hanya 2 juta
rupiah. Dan pada saat itu Rian menyadari bahwa pentingnya arti remunerasi yang
layak bagi penegak hukum untuk menangkis godaan korupsi, maka dari itu ia
memilih bidang lain yang ia pilih.
Setelah lulus menjadi sarjana hukum, pertama kalinya Rian diterima
bekerja di firma hukum bergengsi yaitu Melli Darsa & Co. Seperti yang diketahui,
firma hukum Melli Darsa & Co merupakan salah satu firma hukum terkemuka
dan terpercaya di Indonesia bahkan internasional, yang bergerak dibidang
korporat, legal dan keuangan. Pada saat bekerja di firma hukum tersebut, Rian
62 Diakses oleh nalarpolitik.com, “Rian Ernest Hanya Ingin Bermanfaat untuk Orang
Banyak”.
45
Ernest mengerjakan hukum bidang pasar modal, perbankan, asuransi, mineral, dan
migas. Rian juga banyak membantu untuk melakukan audit hukum terhadap
perusahaan-perusahaan, termasuk BUMN. Namun pekerjaan yang telah
memberikan pengalaman lebih yang ia dapatkan, hanya bertahan 1,5 tahun. Ia
merasa tidak nyaman dalam pekerjaannya karena agak jauh dari pelayanan kepada
masyarakat, hasrat untuk melayani dan mengabdi kepada masyarakat selalu ia
rasakan.
Kemudian, Rian bergabung dalam program Indonesia Mengajar dan
menjadi seorang guru dalam program tersebut. Dalam kegiatan sosialnya dalam
mengajar di program tersebut, Rian menikmatinya selama satu tahun penuh di
Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur sebuah pulau perbatasan bagian selatan
Indonesia. Setelah pulang dari Pulau Rote, Rian kembali bekerja di salah satu
firma hukum Hadiputranto, Hadinoto & Partners (HHP). Namun tidak
berlangsung lama, ia mengundurkan diri dari firma hukum yang menggajinya
dengan dolar.63
Setelah menjalani profesi sebagai corporate lawyer, Rian ditawarkan oleh
seorang temannya yang sudah bekerja bersama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
untuk magang di kantor Gubernur. Meskipun gaji yang ia dapatkan tidak sebesar
gaji sebagai pengacara, namun ia tetap menerimana sebagai panggilan untuk
melayani masyarakat dan berkesempatan untuk belajar politik dari sosok yang
banyak dikagumi. Selama bekerja bersama Ahok, Rian sering memeriksa
dokumen dari sisi hukum sebelum dokumen tersebut ditandatangani oleh Ahok.
63 Diakses oleh nalarpolitik.com, “ Rian Ernest Hanya Ingin Bermanfaat untuk Orang
Banyak”
46
Selama itu pula, Rian sering menemukan jebakan-jebakan dalam dokumen
tersebut yang mencoba menjerumuskan Ahok ke dalam lubang teknis hukum.
Kini, Rian telah lulus sebagai mahasiswa Master Public Administration di Lee
Kuan Yew School of Public Policy di Singapura atas beasiswa penuh.64
Pada masa kampanye Pemilu Legislatif 2019 ke beberapa wilayah di
Jakarta Timur, ada hal yang tak biasa dilakukan oleh caleg lainnya. Rian
menggunakan motor kesayangannya untuk berkeliling menyapa warga di Jakarta
Timur, tidak dipungkiri banyak sekali masyarakat yang terpana melihat
kegagahan dan paras ganteng Rian Ernest pada saat membawa motor Harley nya
berkeliling ke rumah-rumah warga. Hal ini menjadi perhatian masyarakat yang
ada di wilayah tersebut, tidak sedikit pula masyarakat selalu ingin dekat dengan
Rian.
C. Demografi Politik Jakarta Timur
Jakarta Timur merupakan salah satu kota administrasi dengan jumlah
penduduk yang paling besar dibanding jumlah penduduk wilayah lainnya. secara
administratif luas area kotamadya Jakarta Timur sebesar 188,19 Km², dengan
letak geografis Jakarta Timur berada di antara 106°50‟24‟‟ - 106°58‟12‟‟ bujur
timur dan 06°9‟36‟‟ - 06°22‟12‟‟ lintang selatan.65
Jakarta Timur memiliki 10
kecamatan yaitu Kecamatan Matraman, Pulo Gadung, Jatinegara, Kramat Jati,
Pasar Rebo, Cakung, Duren Sawit, Makasar, Ciracas, dan Cipayung. Jakarta
Timur pada pemilu 2019 menjadi Daerah Pemilihan (Dapil) I, yang hanya
64
Tim PSI dalam Psi.id, “Rian Ernest, Lawyer Muda Caleg PSI”,
https://psi.id/berita/2017/10/31/rian-ernest-lawyer-andal-caleg-psi/ diakses pada 2 September
2019.
65 Andri Mulyansyah, Tempat Pembuangan Sampah Sementara di Jakarta Timur,
(Depok: Skripsi Geografi, Universitas Indonesia, Program Sarjana, 2008), h.23.
47
meliputi wilayah Jakarta Timur saja. Sesuai dengan UU Nomor 7 Tahun 2017
Lampiran III bahwa daerah yang memiliki 30% dari jumlah penduduk, maka
dapat membuat wilayah daerah pemilihan sendiri.
Jakarta Timur memiliki beberapa karakteristik khusus seperti memiliki
beberapa kawasan industri yang berada di Pulo Gadung, memiliki beberapa pasar
induk seperti pedagang sayur-sayuran di Kramat Jati, dan pedagang beras di
Cipinang, memiliki bandara di Halim Perdana Kusuma, dan memiliki obyek
wisata diantaranya TMII dan Lubang Buaya, dan memiliki salah satu penjara
terbesar di Indonesia yaitu Lembaga Permasyarakatan Cipinang serta wilayah ini
dilalui oleh Banjir Kanal Timur. Kota Administrasi Jakarta Timur menjalankan
pusat pemerintahannya di Cakung, pada sebelah Utara ia berbatasan dengan Kota
Administrasi Jakarta Utara dan Jakarta Pusat, di sebelah Timur berbatasan dengan
Bekasi, di bagian Selatan berbatasan dengan Kota Depok, dan di sebelah baratnya
berbatasan dengan Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Jika dilihat pada geografis penduduknya, Jakarta Timur memiliki
penduduk terbanyak di antara Kota Administrasi lainnya. Dengan wilayah yang
cukup luas, tidak menutup kemungkinan memiliki jumlah penduduk terbanyak di
DKI Jakarta. Bahkan pada Pemilu Legislatif 2019, jumlah penduduk pada tingkat
kecamatan di Kota Administrasi Jakarta Timur lebih banyak dibanding dengan
jumlah penduduk di tingkat kecamatan Kota Administrasi lainnya. Jumlah
penduduk di Jakarta Timur pada setiap kecamatan memiliki jumlah yang cukup
statis, berikut jumlah penduduk di setiap kecamatan yang terdaftar dalam pemilih
tetap di Pemilu Legislatif 2019 Kota Administrasi Jakarta Timur:
48
Tabel 3.1
Jumlah Daftar Pemilih Tetap Tingkat Kecamatan di Jakarta Timur66
Kota Matraman Pulogadung Jatinegara Kramatjati Pasar
Rebo
Jumlah
Jakarta
Timur
144.150 232.454 254.116 228.317 156.456
2.321.849 Cakung Duren Sawit Makasar Ciracas Cipayung
403.414 325.483 155.543 221.901 200.015
Sumber: kpu-jakartatimurkota.go.id
Tabel 3.2
Jumlah yang Menggunakan Hak Pemilih Tingkat Kecamatan di Jakarta
Timur67
Kota Matraman Pulogadung Jatinegara Kramatjati Pasar
Rebo
Jumlah
Jakarta
Timur
114.261 182.735 196.314 181.659 130.312
1.853.887 Cakung Duren Sawit Makasar Ciracas Cipayung
313.155 262.602 128.254 179.750 164.845
Sumber: kpu-jakartatimurkota.go.id
Pada tabel di atas, seperti yang kita lihat bahwasanya pemilih yang
terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan yang menggunakan hak suaranya
pada 19 April 2019 menjadi sangat statis dan rata-rata yang menggunakan hak
pilihnya menjadi berkurang dari Daftar Pemilih Tetap (DPT). Ini bisa jadi
dikarenakan pengguna hak pilih yang ada di Jakarta Timur telah mengurus A5
untuk melakukan pencoblosan di luar kota, atau bisa jadi dikarenakan pemilih
tidak menggunakan hak suaranya (Golput) pada Pemilu Legislatif kemarin.
Namun dalam jumlah pengguna hak pilih yang berkurang dari Daftar
Pemilih Tetap (DPT) yang seharusnya, KPU Jakarta Timur mendapat peringkat
66 KPU Jakarta Timur, Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilu Tahun
2019, http://kpu-jakartatimurkota.go.id/wp-content/uploads/2019/05/DB1-DPR-RI.pdf diakses
pada 15 Agustus 2019
67 KPU Jakarta Timur, Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilu Tahun
2019, diakses pada 15 Agustus 2019.
49
ke-2 dengan pengguna hak pilih terbanyak setelah KPU Jakarta Pusat. Tentu hal
ini harus diapresiasi karena dengan adanya predikat seperti itu, pemilih yang tidak
menggunakan hak suaranya (Golput) bisa menjadi lebih berkurang dari
sebelumnya tetapi sosialisasi kepada masyarakat harus digencarkan agar tidak ada
lagi pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya.
50
BAB IV
STRATEGI POLITIK RIAN ERNEST DALAM PEMILU LEGISLATIF
2019 DI DAERAH PEMILIHAN JAKARTA TIMUR
Pada bab ini akan menjelaskan analisis dari hasil penelitian strategi politik
Rian Ernest di Daerah Pemilihan Jakarta Timur. Strategi politik yang dilakukan
oleh Rian Ernest difokuskan di empat wilayah Kecamatan Jakarta Timur, yaitu
Kecamatan Pulogadung, Cakung, Cipayung, dan Jatinegara. Wilayah tersebut
difokuskan dalam strategi politik karena prediksi survey pada kecamatan tersebut,
Rian bisa dapat memperoleh suara tertinggi.
Dalam memperkenalkan diri ke masyarakat, tentu harus memiliki strategi
politik yang pas untuk mendapat suara dari masyarakat. Rian kepada masyarakat
dalam sosialisasinya, memberikan sebuah pendidikan politik mengenai proses
politik yang berlangsung saat ini. Ia juga memberikan arahan kepada masyarakat,
bagaimana proses politik dapat berlangsung secara adil dan benar agar masyarakat
tidak lagi mengikuti arahan politik yang salah. Strategi politik yang digunakan
pada saat turun menyapa masyarakat haruslah tepat agar masyarakat mendukung
serta memilih, dan juga menjaga kepercayaan masyarakat terhadap partai politik
sangatlah penting.
A. Strategi Politik Politik Rian Ernest Kepada Masyarakat
1. Strategi Politik Melalui Media Sosial
Strategi politik yang dilakukan melalui media sosial merupakan strategi
awal dari Rian Ernest untuk melakukan sosialisasi lebih mudah, cepat, dan
ekspresif. Dalam media sosial yang digunakan, masyarakat dapat menerima pesan
51
yang disampaikan menjadi lebih mudah dan cepat. Hal ini juga terkait dengan
konten apa yang diberikan dan bagaimana cara agen sosialisasi dapat
menyampaikan hal-hal yang ada di dalam pesan. Dalam menyampaikan pesan
melalui media sosial, kemampuan berkomunikasi maupun pendekatan juga
sebagai salah satu faktor keberhasilan dalam upaya menyampaikan sosialisasi
politik.
Internet pada saat ini dianggap sebagai new media in digital era yang
dapat mengubah pandangan masyarakat mengenai hal-hal yang terjadi di
sekitarnya, salah satunya dalam pandangan politik melalui media sosial. Media
sosial ataupun media online mudah untuk diakses oleh siapapun, memberikan
informasi terbuka, bebas, dan beragam yang menjadikan salah satu sumber
informasi favorit masyarakat saat ini. Dalam melakukan strategi politik kepada
masyarakat, Rian Ernest juga menggunakan berbagai macam media sosial sebagai
strateginya untuk menyampaikan pesan maupun menyapa masyarakat di media
sosial. Di media sosial, Rian menggunakan platform Facebook, Instagram,
Twitter, dan Youtube sebagai tempat ia menyapa serta menyampaikan pesan
kepada masyarakat. Ada beberapa strategi yang dilakukan oleh Rian Ernest dalam
sosialisasinya di media sosial, yaitu:
1.1. Menggunakan Bahasa Gaul dan Santai
Dalam menggunakan media sosial, Rian Ernest menggunakan bahasa yang
santai dan milenial sehingga dapat di terima oleh masyarakat serta anak muda.
Bahasa gaul dan santai yang digunakan juga seperti pada saat masyarakat ataupun
anak muda berinteraksi satu dengan lainnya melalui media sosial, hal ini tentu
52
menjadi sarana atau alat eksistensi di depan masyarakat sebagai sebuah strategi.
Pemakaian bahasa yang mudah diterima oleh masyarakat menjadi kemudahan
untuk berkomunikasi dan lebih akrab dengan mengikuti perkembangan zaman.
Seperti bahasa yang digunakan pada akun resmi media sosial Instagram miliki
Rian Ernest yaitu @rianernest, ia mengunggah sebuah foto bersama seorang ibu
yang sedang bergandeng tangan dengan keterangan “Pas lagi temu warga di
Cipayung. Untung istriku pengertian dengan profesi suaminya #makasihbeb”,
foto tersebut diunggah pada tanggal 28 November 2018 dengan 4.801 orang
menyukai dan 203 komentar.
Dalam menanggapi hal tersebut, Rian mengatakan:
“Ya kalo di media sosial sebenernya menggunakan bahasa santai itu emang udah
jadi kebiasaan ya, soalnya kan kalo kita menggunakan bahasa yang formal malah
jadinya kaku dan jadinya bukan saya banget gitu. Saya nggak terlalu suka dengan
bahasa-bahasa yang kaku buat sosialisasi ke masyarakat.”68
Penggunaan kata-kata dan tagar yang digunakan merupakan bahasa yang
sangat lumrah digunakan oleh masyarakat dan anak muda untuk sarkas maupun
bersenda gurau. Melalui keaktifan dan pemilihan kata di media sosial, Rian Ernest
mampu memberikan sajian yang berbeda dengan calon legislatif lainnya. Kata-
kata yang ia gunakan tidak melulu bahasa yang kaku maupun formal, namun
dapat menggunakan kata maupun bahasa yang lebih santai dan sedikit sarkas agar
mudah diterima dan merasa lebih dekat dengan masyarakat maupun kaum muda.
Dengan cara inilah Rian mampu menarik perhatian masyarakat dan anak muda
untuk dapat memilihnya pada Pemilu Legislatif 2019.
68 Wawancara dengan Rian Ernest.
53
1.2. Menggunakan Tagar di Media Sosial
Salah satu cara yang digunakan oleh Rian di media sosial yaitu dengan
memanfaatkan hashtag di sosial media. Hashtag dalam bahasa Indonesia adalah
tanda pagar (tagar), yang pada awalnya hanya sebuah tanda untuk menunjukkan
nomor misalnya “#1” yang merupakan singkatan dari “nomor satu” atau disebut
juga dengan tanda nomor (number sign).69
Penggunaan hashtag ini berfungsi
sebagai penggolongan tema ataupun topik yang lebih spesifik di media sosial, dan
memudahkan orang untuk mendapatkan informasi yang disampaikan pada sebuah
pesan dengan hashtag tertentu.
Hashtag yang banyak digunakan oleh Rian yaitu #BlusukanRian, hashtag
tersebut digunakan di Instagram pribadi maupun di Facebook Fanpagenya. Setiap
Rian melakukan blusukan ke beberapa wilayah, ia selalu menggunakan hashtag
tersebut pada unggahan foto maupun videonya. Penggunaan kata #BlusukanRian,
merupakan cara yang dapat mempermudah masyarakat untuk mengetahui wilayah
mana saja yang telah dikunjungi oleh Rian pada blusukannya, dan itu
mempermudah masyarakat maupun anak muda untuk mengetahui karakter dan
pendekatan Rian Ernest kepada masyarakat dalam sosialisasinya. Dalam hal
tersebut, Rian Ernest menjelaskan:
“Hashtag yang saya bikin di media sosial kayak #BlusukanRian itu saya
bikin biar semua orang tuh tau kemana aja saya blusukan, kan yang pada
saat Pemilu semua orang pasti pengen tau kan kemana aja nih wilayah
yang udah saya datengin, nah makanya #BlusukanRian itu sering saya
69 Nofi Permatasari, dkk. Motif Eksistensi Melalui Penggunaan Hashtag
(#OOTD) di Media Sosial Instagram. (eJurnal Ilmu Komunikasi Vol.3 No.2 2017
journal.uta45jakarta.ac.id › index.php › kom › article › download)
54
pake di Instagram karena juga kan masyarakat jadi nggak perlu repot lagi
nyari-nyari wilayah mana aja yang pernah saya datengin.”70
Dengan penggunaan hashtag yang dibuat oleh Rian ataupun calon anggota
legislatif lainnya, hal itu jadi memudahkan pencarian agar masyarakat tidak sulit
untuk mencari informasi mengenai hal yang ingin diketahui oleh calon anggota
legislatif lain salah satunya mengenai blusukkan.
1.3. Menggunakan sapaan Bro dan Sis
Salah satu yang menjadu ciri khas Rian dalam menyapa masyarakat
maupun kaum muda ialah memakai panggilan sapaan Bro dan Sis. Bro dan Sis
merupakan singkatan dari Brother dan Sister, panggilan Bro untuk sapaan kepada
laki-laki dan Sis untuk sapaan perempuan. Panggilan Bro dan Sis ini tidak hanya
di media sosial tetapi dalam panggilan sehari-hari, hal ini bertujuan untuk
memudahkan egaliter merasakan kesetaraan. Rian juga menggunakan kata Gue
dan Lu dalam berbicara dengan anak muda agar terlihat lebih akrab dan seperti
berteman dekat dengan yang lainnya.
Sapaan dengan panggilan Bro dan Sis merupakan sapaan khas anak muda
yang sesuai dengan ciri khas Rian Ernest namun panggilan ini juga suatu khas
dari Partai Solidaritas Indonesia. Sapaan Bro dan Sis di Partai Solidaritas
Indonesia (PSI) menjadi sebuah gaya sapaan egaliter tentang arti kesetaraan, yakni
sama rata dan sama rasa sehingga tidak ada rasa berbeda dan semua setara. Lalu
dengan menggunakan panggilan dengan kata Gue dan Lu juga menambah
keakraban dengan anak muda, tidak merasa kaku karena bahasa baku yang
biasanya digunakan oleh calon legislatif lain. Hal ini yang membedakan antara
70 Wawancara dengan Rian Ernest.
55
Rian Ernest dan calon legislatif lainnya, Hal ini yang membedakan antara Rian
Ernest dan calon legislatif lainnya, Rian juga menjelaskan:
“Penggunaan kata Bro dan Sis itu ya selain emang udah jadi salah satu
tradisi PSI, ya buat saya ke masyarakat agar biar lebih merasa dekat,
setara, sama, dan berbeda. Kayak yang tadi saya bilang, biar nggak kaku
sama masyarakat dan biar kekinian juga sih, jadi nggak harus monoton dan
itu-itu aja sapaannya.”71
Biasanya calon legislatif lain menggunakan panggilan atau sapaan populer
seperti “Bung” untuk sapaan kepada laki-laki dan “Jeng” untuk sapaan kepada
perempuan. Dengan panggilan seperti Bro dan Sis menjadi daya tarik sendiri
untuk kaum muda, karena mereka akan mengingat hanya Partai Solidaritas
Indonesia (PSI) saja yang menggunakan sapaan seperti itu.
1.4. Membuat Konten yang Menarik Perhatian
Untuk menarik perhatian para masyarakat di media sosial tentu diperlukan
sebuah konten media yang menarik. Konten merupakan sebuah ide yang ada
dalam suatu wadah di dunia teknologi yang ada pada saat ini seperti blog,
chatting, tweet, podcast, video, file audio hingga konten yang terbentuk dari
pengguna layanan online di media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter,
dan Youtube. Para pengguna dapat menggunakan berbagai macam media sosial
sebagai wadah untuk membuat konten sebagai pengekspresian diri mereka di
media sosial yang ada.
Untuk membuat konten di media sosial, Rian tidak memiliki team khusus
dalam pembuatan konten di media sosial. Hanya saja di Fanpage Facebook, ia
memiliki perencanaan waktu maupun isi konten didalamnya, pada media sosial
71 Wawancara dengan Rian Ernest
56
Twitter dan Instagram juga ia tidak memiliki team khusus untuk membuat sebuah
konten, karena pada akun Twitter dan Instagram ia kelola sendiri dari
mengunggah cerita hingga mengunggah sebuah foto. Hal ini seperti yang
disampaikan oleh Rian Ernest:
“Untuk membuat konten sih kita nggak punya tim ya, kecuali tim kreatif
untuk konten Youtube kita punya tapi kalo semacam editing video gitu
kita nggak ada tim. Karena kan Instagram dan Twitter saya sendiri yang
kelola.”72
Dalam membuat sebuah konten, Rian juga menggunakan strategi
bagaimana ia mendapatkan perhatian dari masyarakat melalui sebuah kontennya
di media sosial. Pada media sosial Youtube jika kita melihat isi konten video yang
dibuat Rian di akunnya, ia membuat konten video Youtube yang berisikan seperti
membalikkan atau menyerang lawannya di Pemilu 2019 terutama pada kubu
seberangnya. Contohnya seperti video berjudul “Inkonsistensi Gerindra: Janji
Melawan Korupsi, tapi Usung Banyak Eks Koruptor”, pada video yang diunggah
oleh Rian Ernest di akun Youtubenya banyak yang melihat sebanyak 945.162 kali
ditonton dengan 12.000 menyukai dan 642 tidak menyukai. Dalam video tersebut,
terdapat salah satu peserta calon legislatif dari partai PDI-Perjuangan, Berkarya
dan Gerindra yang sedang membicarakan sebuah tema “Berantas Korupsi, Lain
Di Bibir Lain Di Hati?” Rian mengatakan kepada Ferry Juliantono dari Partai
Gerindra:
“Kalau memang saudara punya niat untuk menghalangi orang korupsi di
dalam, ngapain pada kesempatan pertama anda berikan kesempatan?
Berarti anda memberikan kesempatan kedua untuk orang yang pernah
colong uang rakyat? Kalu anda mengampuni koruptor lalu memberikan
kesempatan membawa amanah kita, lalu rakyat disakiti terus berikan
72
Wawancara dengan Rian Ernest, Jakarta, 1 November 2019.
57
kesempatan lagi ya? Gimana ingin melawan korupsi kalo Gerindra saja
paling banyak eks-koruptor kok.”73
Sementara ada juga video yang diunggah oleh Rian berjudul “Rian Ernest:
Prabowo-Sandi adalah Elit yang Bernafsu Ingin Berkuasa” video ini ditonton
sebanyak 685.441 kali dengan 10.000 menyukai dan 748 tidak menyukai. Pada
video ini Rian memberikan argumen kepada tim BPN, Faldo Maldini. Rian
mengatakan:
“Saya melihat spesialisasi dari teman-teman BPN yaitu membuat
ketakutan di bawah alam sadar dan akhirnya memecah belah kita. Lalu
Pak Prabowo pernah bilang bahwa elit-elit politik sering datang ke dia,
padahal memang Pak Prabowo juga seorang elit politik sementara Pak
Jokowi hanya orangbiasa. Pak Prabowo pada saat diberhentikan oleh
Habibie sebagai Panglima Kostrad tahun 98, ia mengatakan “atas nama
ayah saya Sumitro Djojohadikusuma, atas nama ayah mertua saya
Soeharto, saya meminta ditempatkan lagi di Pangkostrad.” Ini berarti
merupakan simbol-simbol yang menyatakan bahwa dia memang haus
akan kekuasaan.”74
Isu ataupun konten media yang dibuat oleh Rian pada akunnya, tentu
membuat masyarakat ataupun anak muda menjadi tertarik. Pasalnya dengan
membuat konten yang sering bersinggungan, masyarakat langsung tertarik untuk
menonton terlebih apabila konten tersebut dilihat oleh kubu yang kontra, tentu
akan menjadi sebuah bumerang untuk Rian. Hal ini juga dikatakan oleh Rian
mengenai konten video yang ia buat, Rian mengatakan:
“Karena saya waktu itu lebih pro ke 01, jadi untuk menarik perhatian
masyarakat saya lebih suka menanggapi statement yang dikeluarkan oleh
pihak lawan seperti menanggapi konten kubu 02. Karena kan pada
dasarnya masyarakat lebih suka konten-konten yang seperti itu, makanya
saya buat konten yang memang lebih menyenggol pihak 02 saat itu.”75
73
Wawancara dengan Rian Ernest
74
Wawancara dengan Rian Ernest
75 Wawancara dengan Rian Ernest.
58
Melalui keaktifannya di media sosial, tentu akan memudahkan masyarakat
untuk mencari tahu tentang siapa Rian Ernest. Saat ini pengikut Rian Ernest di
akun Instagram pribadinya dengan nama @rianernest berjumlah 86.900 pengikut,
lalu akun Fanpage Facebook Rian Ernest diikuti sebanyak 211.126 pengikut dan
disukai 206.022 menyukai. Sedangkan akun Twitter pribadinya yaitu
@rianernesto diikuti sebanyak 47.900 pengikut dan akun Youtubenya memiliki
72.700 subscriber dan telah mengunggah video sebanyak 44 video.
Konten dan pendekatan yang dilakukan oleh Rian melalui media sosial
seperti di Facebook, Instagram, dan Twitter yaitu Pertama, konten yang dibahas
meliputi isu yang berkaitan dengan keadaan sosial politik sekarang yang sedang
hangat dibicarakan oleh masyarakat yang pasti akan menjadi minat mereka.
Kedua, masyarakat dapat meninjau langsung isu yang sedang hangat dengan
kebebasan mencari informasi yang mereka inginkan dan mereka ketahui. Ketiga,
informasi yang terdapat di media sosial menggambarkan sebuah opini dari
berbagai sudut pandang, kritik dan saran juga disampaikan dengan tutur gaya dan
bahasa anak muda saat ini. Jadi dengan adanya kesesuaian konten yang
dibutuhkan oleh anak muda, nilai-nilai yang disampaikan melalui media sosial
pun dapat diterima oleh anak muda. Selain konten yang diberi, pendekatan yang
dilakukan juga mempengaruhi anak muda untuk memperhatikan dan menimbang
perkembangan isu yang ada melalui media sosial.
Hal tersebut sejalan dengan konsep sosialisasi politik yang mengandung
dua hal penting yakni proses dan tujuan. Hal yang berkaitan dengan proses
meliputi transmisi nilai-nilai, pengetahuan, kepercayaan, dan harapan politik.
59
Sedangkan pada aspek tujuan mengarah pada apa yang diperlukan agar dapat
berpartisipasi efektif dalam aspek politik dari kehidupan bermasyarakat.76
Dalam hal ini Rian memahami bagaimana cara mensosialisasikan dengan
baik melalui media sosial. Strategi sosialisasi yang ia lakukan di media sosial juga
tergolong menarik karena konten dan tagar yang ia gunakan juga dapat
memudahkan masyarakat untuk mencari informasi tentang isu-isu saat ini.
Penggunaan bahasa yang santai serta kekinian juga menjadi sebuah daya tarik
masyarakat karena seperti lebih dekat dengan Rian.
2. Strategi Politik Melalui Tatap Muka (Face to Face)
Strategi politik melalui tatap muka (face to face) kepada masyarakat
menjadi salah satu bagian dari strategi politik Rian Ernest. Komunikasi tatap
muka (face to face) merupakan komunikasi interpersonal yang mana interaksi
tatap muka antar dua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan
pesannya secara langsung dan si penerima dapat menanggapi pesan yang
dikirimnya secara langsung pula.77
Komunikasi ini dapat dianggap efektif karena
dapat berupaya mengubah pendapat maupun perilaku individu, sifatnya yang
dialogis sehingga komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikan saat itu
juga. Sehingga komunikator dapat meyakinkan komunikan saat itu juga jika
komunikasinya tidak mendapat respon yang positif.78
Dalam strateginya, salah satu cara komunikasi tatap muka (face to face)
yang Rian gunakan yaitu datang ke kelompok-kelompok masyarakat untuk
76
Prof. Dr.Damsar, “Pengantar Sosiologi Politik”, h. 153.
77
Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, (Yogyakarta:
Kanisius, 2003), h.84.
78
Onong U. Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986), h.9-
10
60
berdiskusi kecil dengan berbagai tema ataupun melakukan pendidikan politik
secara langsung dan terbuka. Kegiatan ini dilakukan setiap Rian melakukan
blusukan ke beberapa wilayah di Jakarta Timur. Rian melakukan blusukan
melalui pendidikan politik untuk membuka dan memberi wawasan kepada
masyarakat tentang pemahaman politik dan proses politik yang benar dalam pesta
demokrasi yang dilakukan selama lima tahun sekali.
Rian Ernest, calon legislatif Partai Solidaritas Indonesia mengatakan:
“Saya melakukan strategi secara langsung dengan bertemu masyarakat,
menyapa, dan mendengarkan apa yang masyarakat keluhkan saat ini, itu
membuat saya menjadi lebih tentram. Karena pada saat saya masih bekerja
sebagai lawyer, hati saya inginnya lebih dekat dan melayani masyarakat.
Jadi pada saat saya turun ke lapangan bertemu masyarakat, saya jadi
senang karena bisa hadir gitu. Lalu saya juga selain blusukan, sekaligus
memberikan edukasi ke mereka kalo apa yang saya lakukan
merupakan sebagian dari sebuah proses politik dan mulai dari situ saya
memberikan edukasi atau pemahaman tentang politik yang sebenarnya.”79
Strategi yang Rian lakukan dalam menggunakan komunikasi tatap muka
kepada masyarakat merupakan hal yang efektif. Ia senang bertemu secara
langsung menemui masyarakat, mendengar keluhan, dan memberikan edukasi
politik. Komunikasi tatap muka yang ia lakukan menjadi sebuah strategi yang
sangat efektif dibanding jika Rian hanya menegur sapa lewat media sosial. Rian
melakukan komunikasi tatap muka secara langsung ke beberapa kecamatan di
wilayah Jakarta Timur seperti Kecamatan Cakung, Pulogadung, Jatinegara, dan
Cipayung.
Maka dari itu, Rian melakukan strategi politik melalui komunikasi tatap
muka (face to face) dengan cara memberikan pengetahuan politik dan pendidikan
79
Wawancara dengan Rian Ernest.
61
politik pada saat bertemu dan berdiskusi bersama masyarakat maupun kelompok
masyarakat. Pendidikan politik dalam strategi politik yang dilakukan juga sesuai
dengan maksud dan tujuan sosialisasi politik yaitu keterlibatan individu maupun
kelompok-kelompok dalam satu sistem untuk berpartisipasi dalam sebuah proses
politik.80
Oleh karenanya, Rian lebih mengedepankan strategi politik melalui
komunikasi tatap muka (face to face) karena diyakini sebagai bentuk strategi yang
efisien dan berpengaruh terhadap kepercayaan dari masyarakat agar dapat dipilih
pada Pemilu Legislatif 2019. Hal ini disampaikan oleh Rian Ernest, calon
legislatif Partai Solidaritas Indonesia:
“Kalo saya emang lebih senang ya ketemu secara langsung dengan
masyarakat, jadi bisa lebih tau apa yang mereka rasakan dan keluhkan
selama ini. Kalo di media sosial kan rasanya tuh kurang aja gitu, kayak
sebatas mereka tau muka saya aja tapi nggak tahu kan kalo belum duduk
secara langsung sambil ngomongin masalah negara, sambil nongkrong
juga kalo bisa hehehe. Kalo di media sosial kan mereka tinggal ketik nama
saya di kolom pencarian abis itu udah deh mereka tau muka saya, bahasa
saya, kegiatan saya ngapain aja. Kalo ketemu langsung gitu kan semua
yang mereka ingin tahu bisa ditanyakan langsung ke saya tanpa malu-
malu.”81
Rian yang memang memiliki paras dan wibawa yang cakap, tidak heran
banyak masyarakat yang menyukai sosoknya. Hal itu disampaikan oleh Ika dan
Isda, relawan Rian dari Kecamatan Duren Sawit. Mereka mengatakan:
“Rian Ernest tuh siapa, karena kan emang selain enak dilihat dia juga
wibawanya pas di media sosial itu keliatan banget nah jadinya pas Rian
turun ke lapangan, banyak masyarakat yang tertarik buat liat Rian”.82
80 Yusa Djuyandi, Efektivitas Sosialisasi Politik Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014
Oleh Komisi Pemilihan Umum, (eJournal Humaniora Vol.5 No.2 Oktober 2014,
https://journal.binus.ac.id/index.php/Humaniora/article/download/3263/2647), h.1204-1205
81 Wawancara dengan Rian Ernest.
82 Wawancara dengan Ika dan Isda, Jakarta, 22 Oktober 2019.
62
Hal ini juga yang disampaikan oleh Mur, tokoh masyarakat di Pasar Rebo
yang mengatakan:
“Rian itu orang yang cerdas, ulet, dan supel. Dari aura dia saya melihat
bahwa dia ini orang yang akan membangun dengan sepenuh hati dan
bekerja untuk rakyat. Anak-anak muda juga pasti akan tertarik dengan
sosok Rian yang memang apa adanya, tapi kan yang sudah tua-tua begini
yang maunya orang-orang yang memang sudah pengalaman. Jadi yang
milih Rian itu kebanyakan anak muda dengan pengaruh media sosial yang
tinggi.”83
Selain komunikasi tatap muka (face to face) secara langsung kepada
masyarakat, Rian juga membagikan kalender dan sticker, bahkan ia juga menjual
baju kepada masyarakat yang ia datangi. Hal ini tentu berbeda dari calon legislatif
lain yang biasanya memberikan baju, sembako, dan uang kepada masyarakat
secara gratis. Rian menjual baju tersebut dengan harga Rp. 5000,- untuk 2 baju,
harga yang sangat murah untuk baju yang ia pesan dengan harga Rp. 38.000,- per
baju. Hal ini bertujuan agar masyarakat selalu teringat tentang Rian, dan
mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk memilihnya pada Pemilu 2019 ini.
Seperti yang disampaikan Rian Ernest, calon legislatif dari Partai Solidaritas
Indonesia:
“Nah saya kalo blusukan, ga seperti kayak yang lainnya yang blusukkan
ketemu warga basa-basi terus udah gitu kasih sembako, uang, kaos secara
percuma. Kalo saya sosialisasi, ngobrol-ngobrol santai sekaligus jualan
baju. Saya ngejual baju seharga Rp.5000,- untuk 2 baju. Saya tawarin ke
ibu-ibu, dan alhamdulillah nya ada yang beli. Tujuan saya menjual baju
dengan harga murah, agar masyarakat selalu ingat saya dan bajunya jadi
lebih bermanfaat dan berharga. Biasanya kan kalo baju dari calon
lain paling kan ya dibuang aja gitu, kalo ini kan dengan mereka membeli
jadi ga sia-sia juga uang 5ribu yang udah dikeluarin.”84
83
Wawancara dengan Mur, Jakarta, 6 Oktober 2019.
84 Wawancara dengan Rian Ernest.
63
Hal ini tentu memiliki keunikan, ketika semua calon legislatif memberikan
baju secara gratis kepada masyarakat tetapi Rian menjual bajunya dengan harga
terjangkau dengan tujuan agar masyarakat selalu ingat bahwa bersosialisasi
dengan warga tidak selalu menggunakan uang sebagai perantara dalam urusan
pencoblosan, bisa juga melalui pendidikan politik yang diberikan kepada
masyarakat. Selain itu uang dari hasil penjualan baju tersebut akan digunakan
kembali untuk pembangunan sarana di kantor Partai Solidaritas Indonesia yang
berguna untuk masyarakat.
Pendidikan politik yang dapat diberikan oleh sebuah partai bisa apa saja
dilakukan, tidak melulu soal materil namun non-materil juga bisa diberikan
melalui pendidikan politik. Dengan menjual baju dan memaparkan visi & misi
misalnya, dengan begitu poin-poin yang disampaikan akan tersalurkan. Hal ini
disampaikan oleh Bapak Muslimin, Direktur Riset Charta Politika:
“Banyak calon yang melakukan pendekatan secara pragmatis dan
kebanyakan biasanya di desa atau didaerah, menjual visi, membagikan
sembako dan itu bakal dipilih tetapi pasti publik akan menerima. Nah
berbeda dengan di Jakarta, mungkin segala materil yang diberikan akan ia
terima tetapi kan mereka akan melihat dulu bagaimana orang yang akan
mencalonkan dirinya sebagai wakil rakyat dan pasti juga akan melihat
platform partainya dan relatif lebih rasional. Dan PSI serta Rian sendiri
sudah membuktikan itu, dengan cara ia menyampaikan visi misi serta
argumennya yang entah di dengar atau tidak tapi ia tetap
menyampaikannya. Saya rasa itu yang menjadikan masyarakat lebih melek
dengan kondisi sosial politik sekarang ini.”85
Sejalan dengan ini, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) telah melakukan
strategi politik dengan baik, tanpa adanya politik uang saat melakukan sosialisasi.
Tak jarang ada calon legislatif yang menjual baju kepada masyarakat saat
85
Wawancara dengan Bapak Muslimin, Jakarta, 4 Oktober 2019.
64
blusukkan, dan hal yang dilakukan menjadi nilai positif sehingga dapat ditiru oleh
calon legilslatif lainnya.
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Sosialisasi Politik Rian
Ernest di Daerah Pemilihan Jakarta Timur
Dalam melakukan strategi politik kepada masyarakat, tentu ada faktor
pendukung dan penghambat di lapangan untuk melakukan sosialisasi ke
masyarakat di wilayah yang ingin dikunjungi. Adapun faktor pendukung dan
penghambat dalam strategi politik Rian Ernest kepada masyarakat di daerah
pemilihan Jakarta Timur yaitu:
1. Faktor Pendukung
Faktor-faktor pendukung dalam strategi politik Rian Ernest dalam Pemilu
2019 di Daerah Pemilihan Jakarta Timur yaitu:
1) Adanya Pembentukan Relawan
Adanya relawan dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat
sangatlah penting. Pembentukkan relawan-relawan yang ada pada setiap wilayah
di 10 Kecamatan di Jakarta Timur sangatlah berpengaruh untuk melakukan
sosialisasi dan pembinaan. Dengan adanya relawan di setiap Kecamatan di
wilayah Jakarta Timur, mereka bergerak secara door to door membagikan
kalender dan stiker sekaligus mensosialisasikan kepada masyarakat tentang sosok
Rian Ernest yang akan berkompetisi pada Pemilu Legislatif 2019 di wilayah
Jakarta Timur. Adanya relawan juga meringankan strategi politik Rian Ernest
kepada masyarakat yang tidak bertemu secara langsung, dengan adanya relawan
65
masyarakat mengetahui siapa sosok Rian Ernest melalui sosialisasi yang diberikan
oleh relawan secara door to door.
2) Komunikasi Terbuka dari Masyarakat
Komunikasi yang dilakukan dari masyarakat kepada Rian Ernest memiliki
sikap keterbukaan dan komunikatif. Masyarakat yang menyambut dengan hangat
dan terbuka menjadi salah satu faktor pendukung dalam melakukan strategi
politik. Keterbukaan masyarakat kepada Rian Ernest disambut dengan
komunikatifnya para masyarakat yang dijumpai, tidak ada keraguan dari mereka
untuk mengutarakan apa yang mereka rasakan selama 5 tahun kemarin. Mereka
menerima dengan senang, dan tidak ada sambutan yang negatif dari masyarakat
kepada Rian Ernest. Bahasa santun dan santai yang dibawakan oleh Rian menjadi
salah satu faktor dan tujuan agar mendapat simpati dari masyarakat sehingga
mampu mempengaruhi masyarakat untuk dapat memilihnya di Pemilu Legislatif
2019.
3) Komunikasi Interaktif
Komunikasi interaktif yang dilakukan oleh Rian melalui aplikasi chatting
ataupun melalui telfon secara langsung kepada Rian. Hal ini dilakukan agar
masyarakat mudah memberikan kritik dan saran atau jika ada yang ingin Rian
datang langsung ke tempat tinggalnya untuk melakukan sosialisasi. Tidak jarang
ada yang menelfon hingga mengirim pesan ke Rian untuk datang, contohnya
seperti di wilayah Pondok Bambu ia datang memenuhi undangan ke sebuah
komunitas HKBP Jatiwaringin bermarga Sianipar. Pada saat itu menjadi
kesempatan untuk Rian, selain memenuhi undangan ia memberikan visi dan misi
66
serta pendidikan politik dan tentu juga meminta dukungan agar dapat memilihnya
pada Pemilu Legislatif 2019.
Dengan adanya komunikasi yang interaktif kepada masyarakat, pendidikan
politik yang diberikan melalui sosialisasi politik menjadi efisien dan mudah untuk
disampaikan sehingga menjadi tepat sasaran dalam melakukan strategi politik.
Adanya kesamaan dalam visi dan misi serta pola berfikir masyarakat, juga
menjadikannya mampu untuk menarik simpati masyarakat agar dapat memilih
Rian Ernest dalam Pemilu Legislatif 2019.
4) Relawan yang Solid
Adanya relawan di setiap Kecamatan membantu strategi politik Rian ke
beberapa wilayah di Jakarta Timur. Pada sosialisasinya, relawan Rian sangat
menerima berbagai kritik dan saran. Meski terkadang sering mendapat perlakuan
yang tidak mengenakkan, namun dalam mensosialisasikan sangat koperatif dan
bekerja sama untuk mensosialisasikan ke wilayah-wilayah yang menolak terutama
pada wilayah yang dominan berbasis partai Islam. Relawan bekerja sama untuk
mensosialisasikan, dan membantu jika ada perlakuan yang tidak mengenakkan
dari masyarakat contohnya jika salah satu masyarakat ada yang menolak dan
bertindak dengan cara preman seperti meminta uang atau imbalan jika ingin
berkampanye di wilayah mereka.
5) Paras wajah dan performa yang baik
Salah satu faktor pendukung pada strategi politik Rian adalah wajah yang
ia miliki sangat rupawan. Tidak dipungkiri ini juga menjadi salah satu faktor
bahwa paras yang ia miliki menjadi faktor pendukung, tak sedikit warga yang
67
melihat Rian adalah sosok yang gagah dan enak dipandang pada saat sedang
blusukan ke beberapa wilayah. Tentu ini menjadi daya tarik bagi Rian kepada
masyarakat khususnya ibu-ibu dan anak muda yang ada di setiap Rian blusukan di
beberapa wilayah.
2. Faktor Penghambat
Faktor-faktor penghambat dalam strategi politik Rian Ernest dalam Pemilu
2019 di Daerah Pemilihan Jakarta Timur yaitu:
1) Komentar Negatif di Media Sosial
Banyaknya strategi politik yang dilakukan oleh Rian Ernest tidak melulu
mendapat tanggapan yang positif, terkadang ada masyarakat yang memberi
tanggapan negatif tentang keberadaannya setiap melakukan komunikasi tatap
muka (face to face) maupun di media sosial. Meski tanggapan negatif secara
langsung tidak begitu terbuka, namun komentar negatif di sosial media yang
didapatkan juga tidak sedikit. Setiap Rian mengunggah sesuatu di media
sosialnya, tidak jarang ada masyarakat yang memberikan komentar negatif
kepadanya. Salah satunya seperti pada Instagram pribadi @rianernest, Rian
mengunggah foto bersama anak muda di Pulogebang dengan menulis keterangan
Dengan teman2 baru dari Pulo Gebang, Kecamatan Cakung kemarin
sore. #BlusukanRian Seorang kawan, Bang Imam (baju putih) ceritakan keluhan
beliau soal lapangan kerja untuk anak muda. Saya sedang coba rumuskan agar
bisa coba gandeng Karang Taruna. Apakah teman2 ada ide brilian, tolong
bagikan di komentar, lalu ada salah satu komen negatif netizen berisi yg model
gini pengen jd wakil rakyat?? Ga ada pantes2 nya lo boss.. sok2an bicara rekam
68
jejak. Partai aja dulu ga lolos seleksi kpu, cuma orang2 cacat mental yg mau pilih
anda.
Hal ini tentu menjadi salah satu penghambat dalam strategi sosialisasi
Rian dalam melakukan sosialisasi di media sosial, namun dalam menanggapi hal
tersebut Rian Ernest, dalam wawancara menyampaikan:
“Kalo saya sih nggak terlalu memikirkan komentar-komentar negatif yang
saya dapatkan, yang jelas disini tujuan saya mengikuti pemilu untuk selalu
melayani rakyat terutama Jakarta Timur. Kan ada masanya mereka akan
capek sama apa yang mereka nyinyirin, yang pasti kita terus aja bergerak
untuk rakyat.”86
2) Adanya Image Negatif dari Masyarakat
Adanya image negatif dari masyarakat juga menjadi penghambat strategi
politik di masyarakat, tidak jarang masyarakat sering memberikan gambaran
negatif tentang Rian. Terkadang masyarakat memberikan image tersebut
dikarenakan sebuah partai yang dinaungi seorang calon legislatif pernah
memberikan tanggapan negatif mengenai isu yang sedang hangat. Salah satunya
Bapak Ilyas seorang tokoh masyarakat Duren Sawit yang mengatakan:
“Rian Ernest sih saya nggak terlalu begitu mengikuti ya, saya tau dia juga
dari sosial media dan tv aja. Tapi saya hanya sekilas membaca rekam
jejaknya, kan Rian juga nggak pernah sosialisasi ke Duren Sawit jadi tidak
terlalu mengikuti. Tapi kalo yang saya lihat sebenarnya Rian itu bagus ya,
jiwa mudanya ada gitu dibanding caleg yang lain sih emang dia enak
dipandang dan wawasannya luas, tapi sayang kenapa dia harus jadi salah
satu anggota partai itu gitu, yang jelas-jelas partai tersebut kan anti
syariat. Mungkin kalo dia gabung sama partai lain, kemungkinan dia
masuk parlemen jadi besar.”87
Ini menjadi sebuah alasan adanya image negatif dari masyarakat mengenai
sosok calon legislatif dari partai yang dikecam karena memberikan tanggapan
86
Wawancara dengan Rian Ernest.
87
Wawancara dengan Bapak Ilyas, Jakarta, 4 Oktober 2019.
69
yang jelek mengenai isu yang sedang hangat. Sama halnya dengan di wilayah
Duren Sawit yang pernah dirasakan oleh Ika dan Isda, mereka menjelaskan:
“Waktu itu pernah pas kita melakukan sosialisasi ke masyarakat, terus
dateng secara door to door eh ditolak pake nada tinggi dia (anggota FPI)
bilang, ngapain kesini? Mau blusukkan? Emang mampu berayar berapa
mau sosialisasi disini? Bayar lah kalo mau sosialisasi, nggak bisa gratisan.
Kita dibentak kayak gitu, terus kita dateng lagi ke anggota FPI itu bawa
satu set tempat makan, dia malah meresponnya begini, cuman segini
doang? Kalo tempat makan begini mah gue banyak di rumah tanpa situ
kasih. Akhirnya yaudah kita pergi aja dan nggak ke wilayah satu RT itu
lagi, karena anggota FPI itu yang punya wilayah satu RT itu dan kita bakal
dapet respon yang sama kalo ke rumah lainnya di satu RT itu.”88
3) Adanya Stigma dari Masyarakat yang Beragama Islam
Pada saat melakukan strategi melalui door to door, tidak sedikit yang
menolak kedatangan Rian. Banyak yang menolak secara langsung pada saat
dikunjungi oleh Rian, dan tidak jarang meminta uang jika Rian ataupun relawan
sedang mensosialisasikan secara langsung. Penolakan juga terkadang membawa
dalil-dalil agama jika memilih seorang calon legislatif yang tidak seagama.
Hal ini dirasakan oleh Toni relawan Rian Ernest wilayah Pasar Rebo, yang
mengatakan:
“Di Pasar Rebo juga ada pasti penolakan, khususnya di wilayah Kalisari
yang memang basis dari kubu sebelah. Tapi saya dan teman-teman lainnya
tidak menghampiri wilayah tersebut, takut ada kejadian yang tidak
mengenakkan dari pihak sana. Maka dari itu saya melakukan door to door
ke wilayah yang warganya masih berpikiran rasional dan berbasis PDI-
Perjuangan, biasanya yang memang basis PDI-Perjuangan nerima kita
buat sosialisasi”89
Penolakan yang terjadi memang terkadang didasarkan oleh perbedaan
keyakinan, tidak sedikit yang menolak karena beda agama. Biasanya hal itu
88
Wawancara dengan Ika dan Isda. 89
Wawancara dengan Toni, Jakarta, 22 Oktober 2019.
70
didasari oleh partai yang dinaungi calon legislatif, apabila calon legislatif tersebut
bukan dari partai yang didukung oleh masyarakat atau Ormas Islam maka
penolakan itu akan terjadi pada saat sosialisasi.
Namun hal tersebut tidak mematahkan eksistensi Rian sebagai calon
legislative yang memang dibilang cukup populer, meski tidak masuk ke parlemen
tetapi dia memiliki potensi untuk lebih mempromosikan dirinya ke wilayah lain.
Rian yang memiliki rencana untuk maju Pilkada di kota lain, mendapat dukungan
penuh dari anak-anak muda di Indonesia. Dukungan yang diberikan oleh
masyarakat secara materil dan non-materil tentu menjadi penyemangat untuk Rian
dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), sosialisasi yang telah dilakukan sekarang
ini juga menjadi sebuah pengalaman untuk dapat terus maju dan
mempromosikannya lebih mudah.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis strategi politik yang dilakukan Rian
Ernest dalam Pemilu Legilslatif 2019 di Daerah Pemilihan Jakarta Timur, Rian
Ernest menggunakan komunikasi secara langsung melalui tatap muka (face to
face) kepada masyarakat yang ia datangi secara door to door. Komunikasi tatap
muka yang ia lakukan, bertujuan agar masyarakat dapat berkenalan dan merasa
lebih dekat dengannya. Dengan datangnya Rian Ernest secara door to door ke
masyarakat, Rian bisa mendengar dan mengetahui keluhan maupun keinginan dari
masyarakat untuk periode 5 tahun mendatang. Selain komunikasi secara langsung,
komunikasi interaktif melalui telefon dan aplikasi chatting juga digunakan untuk
pengaduan serta kritik dan saran langsung kepada Rian Ernest.
Selain komunikasi secara langsung melalui tatap muka (face to face) dan
datang langsung secara door to door, strategi politik melalui media sosial juga
menjadi strategi Rian Ernest pada Pemilu Legislatif. Media sosial yang digunakan
seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan Facebook Fanpage menyajikan konten-
konten yang menarik perhatian masyarakat. Dengan aktifnya Rian di media sosial,
juga dapat menarik perhatian serta mempromosikan dirinya kepada anak muda
millenial terutama pemilih pemula yang aktif di media sosial khususnya Instagram
dan Twitter.
Selain melakukan sosialisasi melalui media sosial dan tatap muka, Rian
juga membentuk relawan yang turun langsung ke beberapa wilayah di Kecamatan
72
Jakarta Timur untuk mempromosikan dan mengenali sosok Rian Ernest kepada
masyarakat secara door to door sekaligus memberi kalender, sticker dan menjual
baju seharga Rp.5.000,- per 2pcs.
Namun dalam melakukan strategi politik yang akan dilakukan, pasti akan
ada faktor pendukung dan penghambat yang akan mempengaruhi strategi
politiknya. Faktor pendukung dalam strategi politik yang dilakukan yaitu adanya
pembentukkan relawan disetiap kecamatan yang ada di wilayah Jakarta Timur,
komunikasi secara terbuka dan terdalam dari masyarakat kepada Rian Ernest,
adanya komunikasi interaktif melalui telefon dan aplikasi chatting langsung
kepada Rian Ernest dan relawan yang solid. Selain adanya faktor pendukung,
faktor penghambat pun menjadi salah satu yang paling mempengaruhi strategi
politik. Faktor penghambat dalam strategi politik yaitu pertama adanya tanggapan
negatif melalui komentar di media sosial khususnya Youtube dan Instagram, tak
jarang banyak komentar negatif yang dituturkan oleh netizen dalam memberikan
kritikan pedas pada sebuah unggahan foto maupun video. Kedua, adanya image
negatif tentang sosok Rian Ernest hanya karena partai yang dinaunginya
mempunyai pemikiran yang berbeda dengan masyarakat. Ketiga, sering
mendapatkan penolakan dari masyarakat yang berbeda keyakinan.
Sosok Rian Ernest yang dapat dibilang enak dipandang, gaul, mengerti
hukum dan santai menjadi nilai tambah di masyarakat untuk dapat memilihnya di
Pemilu Legislatif. Dalam strategi politik yang ada, strategi politik melalui
komunikasi secara langsung tatap muka (face to face) serta memberikan
pendidikan politik menjadi yang paling dominan dalam strateginya. Karena Rian
73
Ernest dapat memberi kesan yang merakyat dan mendengar setiap keluhan
masyarakat padanya secara langsung. Serta image yang ia keluarkan di media
sosial menjadi daya tarik masyarakat atas opini yang Rian berikan mengenai isu
yang sedang hangat, terutama pada saat Rian memberikan opini kepada kubu yang
bersebrangan.
B. Saran
B.1. Saran Akademik
Peneliti menyadari bahwa masih banyak hal yang harus dieksplorasi,
namun karena keterbatasan peneliti maka beberapa hal tidak dapat dicakup dalam
penelitian ini. Dari kesimpulan yang telah dijabarkan oleh peneliti dalam
penelitian ini, peneliti berharap penelitian selanjutnya dapat memberikan
penelitian yang lebih luas mengenai strategi sosialisasi politik yang dilakukan
oleh aktor politik dengan membahas fenomena sosialisasi politik dengan sudut
pandang yang berbeda, serta objek yang berbeda namun diperkuat oleh data awal
beserta narasumber untuk wawancara sesuai dengan penelitian yang ingin diteliti,
peneliti selanjutnya juga dapat mengkomparasi terhadap dua atau lebih aktor
politik. Penelitian ini hanya mencakup analisa mengenai strategi Rian Ernest
dalam pandangan pengamat politik, tokoh masyarakat, dan relawan di lapangan
serta mengkaji juga faktor pendukung dan penghambat pada saat melakukan
sosialisasi di Daerah Pemilihan Jakarta Timur.
B.2. Saran Praktis
Dengan penelitian ini, peneliti menyarankan bagi calon legislatif pada
Pemilu mendatang untuk menyiapkan strategi sosialisasi yang lebih sempurna.
74
Sosialisasi politik melalui pendidikan politik dapat diterapkan kepada masyarakat
yang awam terhadap proses politik, tetapi sosialisasi politik melalui komunikasi
tatap muka dan konten media sosial yang kreatif juga dapat menarik perhatian
masyarakat. Sosialisasi politik yang dilakukan melalui pendidikan politik,
pemaparan visi dan misi serta perencanaan kinerja yang akan dilakukan juga harus
konsisten bukan hanya janji belaka. Adanya money politics di setiap sosialisasi ke
masyarakat juga harus dihindarkan, meski itu sudah menjadi budaya di setiap
pesta demokrasi namun memberi pendidikan politik dengan dampak yang akan
terjadi ke depannya dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk
akhirnya berpikir secara rasional dalam memilih calon legislatif.
Partai politik juga harus mempersiapkan kandidat calon legislatif terbaik
yang dimiliki dengan track record yang bagus, serta image calon legislatif yang
dapat mempresentasikan kandidat lain di partainya. Tetapi tidak hanya dengan
image, pemahaman pendidikan politik juga harus dimiliki oleh setiap kandidat
calon legislatif karena melalui cara tersebut masyarakat dapat menilai dan
memilih calon anggota legislatif yang memang berkompeten untuk membangun
negeri.
75
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Antonio, Syafei, 2011, Kepemimpinan dan Strategi Militer Enskiklopedia
Leadership dan Manajemen Muhammad SAW, Jakarta: Tazkia Publishing
Budiardjo, Miriam, 2010, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Cangara, Hafied, 2009, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi, Jakarta:
Rajawali Pers.
Damsar, 2015, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta: Prenada Media.
Dewi, Susi Fitria, 2017, Sosiologi Politik, Yogyakarta: Gre Publishing
Duverger, Maurice, 2003, Sosiologi Politik, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Effendy, Onong U, 1986, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Firmanzah, 2011, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi
Politik di Era Demokrasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Hardjana, Agus M, 2003, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal,
Yogyakarta: Kanisius.
Haryanto, 1982, Sistem Politik Suatu Pengantar, Yogyakarta.
Isjwara, 1995, Pengantar Ilmu Politik, Bandung: Bina Cipta.
Katz, Richard S. Dan William Crotty, 2014, Handbook of Party Politics,
Bandung: Nusa Media.
Kweit, Mary G dan Robert W. Kweit, 1986, Konsep dan Metode Analisasi Politik
terj. Ratnawati, Jakarta: PT. Bina Aksara.
Maram, Rafael Raga, 2007, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta: Rineka Cipta.
Mas‟oed, Mohtar dan Colin MacAndrews, 1993, Perbandingan Sistem Politik.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Noor, Fiman, 2012, Evaluasi Sistem Kepartaian 14 Tahun Reformasi dalam
Perspektif Pelembagaan Sistem Kepartaian. Jurnal Masyarakat 38.
76
Pito, Toni Andrianus, 2013, Mengenal Teori-Teori Politik: Dari Sistem Politik
Sampai Korupsi, Jakarta: Nuansa Cendekia.
Rusmana, Agus dkk, 2019, The Future of Organizational Communication In The
Industrial Era 4.0: Book Chapter Komunikasi Organisasi, Bandung:
Media Akselerasi.
Salim, Agus, 2006, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Santana, Septianwan, 2010, Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia
Surbakti, Ramlan, 2010, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Grasindo
Jurnal, Skripsi dan Tesis:
“Sosialisasi Politik Bagi Pemilih Pemula di Lingkungan Keluarga”, (Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Vol.2 No.2:536-551 Mei 2017)
“Efektivitas Sosialisasi Politik Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014 Oleh
Komisi Pemilihan Umum”, (Jurnal Humaniora Vol.5 No.2 Oktober 2014)
“Motif Eksistensi Melalui Penggunaan Hashtag (#OOTD) di Media Sosial
Instagram”, (Jurnal Ilmu Komunikasi Vol.3 No.2 2017)
“Strategi Sosialiasi Komisi Pemilihan Umum dalam Meningkatkan Partisipasi
Pemilih pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh Tahun
2017”, (Padang: Tesis Ilmu Komunikasi, Universitas Andalas, Program
Magister, 2018)
“Strategi Politik Partai Nasional Demokrat dalam Perolehan Suara pada Pemilu
Legislatif 2014”, (Tangerang Selatan: Skripsi Ilmu Politik, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Skripsi Sarjana Sosial, 2016)
“Strategi Sosialisasi Politik dalam Peningkatan Partisipasi Pemilih Perempuan
pada Pilkada Serentak di Kota Magelang”, (Jurnal Ilmu Pemerintahan,
Vol.05 No.01 April 2019)
“Peranan Sekolah Dalam Proses Sosialisasi Politik: Studi Penelitian Terhadap
Siswa SMA Negeri 2 Semarang” (Semarang: Tesis Ilmu Politik,
Universitas Diponegoro, Program Magister, 2010)
77
“Pengaruh Sosialisasi Politik Terhadap Tingkat Partisipasi Politik Mahasiswa:
Partisipasi Politik Mahasiswa Pada Pemilihan Ketua SM FISIP UI 1997-
1998” (Depok: Skripsi Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Sarjana Ilmu
Politik, 2013)
“Tempat Pembuangan Sampah Sementara di Jakarta Timur” (Depok: Skripsi
Geografi, Universitas Indonesia, Program Sarjana, 2008)
“Institutionalising Islamic Political Parties in Indonesia: A Study of Internal
Fragmentation and Cohesion in the Post-Soeharto Era (1998-2008)”
(Inggris: Disertasi S3 Arab and Islamic Studies, University of Exeter
Inggris, 2012)
Wawancara
Wawancara dengan Rian Ernest (Calon Legislatif Partai Solidaritas Indonesia
2019). Jakarta, 1 Oktober 2019
Wawancara dengan Muslimin M, Si. (Direktur Riset Charta Politika). Jakarta, 4
Oktober 2019
Wawancara dengan Ilyas (Tokoh Masyarakat Duren Sawit). Jakarta, 3 Oktober
2019.
Wawancara dengan Muryono (Tokoh Masyarakat Pasar Rebo). Jakarta, 6 Oktober
2019.
Wawancara dengan Ika dan Isda (Relawan Rian Ernest di Kecamatan Duren
Sawit). Jakarta, 22 Oktober 2019.
Wawancara dengan Toni (Relawan Rian Ernest di Kecamatan Pasar Rebo).
Jakarta, 26 Oktober 2019.
Dokumen Elektronik
BAB II Peraturan Komisi Pemilihan Umum No.6 Tahun 2018, diakses pada 25
Juli 2019.
https://jdih.kpu.go.id/data/data_pkpu/PKPU%206%20TH%202018.pdf
Berita Acara Tentang Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih (DPT)
Pemilihan Umum Tahun 2019, diakses pada 22 Juli 2019.
https://kpujakarta.go.id/file_lampiran/BA%20REKAPITULASI%20DPT
%20PEMILU%202019.pdf
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Jiwa 2015-2016,
diakses pada 11 Oktober 2019.
https://jaktimkota.bps.go.id/dynamictable/2018/01/16/34/penduduk-
menurut-kelompok-umur-dan-jenis-kelamin-jiwa-2015-2016.html
78
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011, diakses pada 24 Juli 2019.
http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2011_2.pdf
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008, diakses pada 8 Agustus 2019
http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2008_2.pdf
Peraturan Komisi Pemilihan Umum No.6 Tahun 2018 diakses pada 25 Juli 2019.
https://jdih.kpu.go.id/detailpkpu-724e54565251253344253344
Peserta Pemilu Partai Politik, diakses pada 23 Juli 2019. https://kpu.go.id
Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilu Tahun 2019, diakses
pada 15 Agustus 2019 http://kpu-jakartatimurkota.go.id/wp-
content/uploads/2019/05/DB1-DPR-RI.pdf
Rekapitulasi Hasil Pemilu Legislatif DPR RI 2019, diakses pada 23 Juli 2019.
https://pemilu2019.kpu.go.id/#/dprri/rekapitulasi/
“Pembentukan Partai PSI Berawal dari Obrolan di Kafe”, diakses pada 25 Juli
2019 https://psi.id/berita/2018/02/26/pembentukan-partai-psi-berawal-dari-
obrolan-di-kafe/
“Rian Ernest, Lawyer Muda Caleg PSI”, diakses pada 23 Juli 2019
https://psi.id/berita/2017/10/31/rian-ernest-lawyer-andal-caleg-psi/
“Kampanye ala Caleg Milenial Rian Ernest: Sebar Janji dan Nomor HP”, diakses
pada 24 Juli 2019 https://www.idntimes.com/news/indonesia/denisa-
tristianty/kampanye-ala-caleg-millennial-rian-ernest-sebar-janji-dan-
nomor-hp/full
“Rian Ernest Hanya Ingin Bermanfaat untuk Orang Banyak”, diakses pada 2
September 2019 https://nalarpolitik.com/rian-ernest-hanya-ingin-
bermanfaat-untuk-orang-banyak/
“Kenal Dapil: Imam Nahrawi Disaingi Habiburokhman, Eko Patrio, hingga
Wanda Hamidah di Dapil Jakarta I”, diakses pada 24 Juli 2019
https://kabar24.bisnis.com/read/20190414/15/911618/kenal-dapil-imam-
nahrawi-disaingi-habiburokhman-eko-patrio-hingga-wanda-hamidah-di-
dapil-jakarta-i