parkinsonisme dkk

download parkinsonisme dkk

If you can't read please download the document

Transcript of parkinsonisme dkk

MANAJEMEN FARMAKOLOGIS TERHADAP PARKINSONISME DAN GANGGUAN GERAKAN TUBUH LAINNYAdr. IKA KOMALA Bagian Farmakologi Fak. Kedokteran Unswagati

.

Parkinsonisme : kombinasi kekakuan (rigiditas), Bradikinesia, tremor dan ketidakstabilan postural yang terjadi akibat alasan yang bervariasi, tetapi biasanya idiopatis. Tremor : terdiri dari gerakan oksilatori ritmis sekitar tulang sendi. Tremor yang muncul saat istirahat merupakan karakteristik penyakit parkinson. Tremor dapat terjadi saat mempertahankan postur tubuh (tremor postural) ataupun selama pergerakan tubuh (tremor intensi)

.Chorea : terdiri dari sentakan-sentakan otot yang bergerak ireguler, tidak dapat diprediksi, tidak dikehendaki (involunter) yang terjadi pada bagianbagian tubuh berbeda dan mengganggu aktivitas gerakan volunter. Chorea mungkin bersifat herediter atau mungkin terjadi akibat komplikasi sejumlah gangguan medis umum atau akibat terapi obatobat tertentu.

.Ballismus : istilah yang menggambarkan kondisi chorea yang parah pada otot-otot bagian proksimal anggota badan(limbs). Gerakan tubuh abnormal yang umumnya terjadi sangat hebat. Athetosis : gerakan tubuh yang terlihat pelan ataupun menggeliat dengan karakter tertentu. Dystonia : gerakan yang dipertahankan sehingga terlihat sebagai gerakan tubuh yang tidak normal.

.Athetosis atau distonia mungkin terjadi seiring dengan kerusakan otak perinatal karena luka serebral fokal atau umum akibat komplikasi akut obat-obat tertentu, penyerta gangguan neurologis atau akibat penyebab yang belum pasti . Tics : gerakan abnormal tubuh yang terkoordinasi secara tiba-tiba yang cenderung terjadi berulangkali, khususnya pada bagian wajah dan kepala. Terutama terjadi pada anak-anak dan dapat ditekan secara sadar dalam waktu singkat

Obat-obat untuk terapi penyakit parkinsonPada penyakit parkinson terjadi ketidakseimbangan neuron-neuron yang mengandung Dopamin dalam substansia nigra.

1. 2. 3.

PENGGOLONGAN OBAT berdasarkan mekanisme kerja Terapi pengganti Dopamin Terapi agonis Dopamin Terapi antikolinergik

Terapi pengganti Dopamin

Dopamin, tidak dapat melewati sawar darah otak. Sebagai pengganti diberikan LEVODOPA (L-dopa) yang merupakan prekursor metabolik DA yang menembus sawar darah otak dan di dekarboksilasi menjadi dopamin. L-dopa diperlukan dalam dosis besar karena sejumlah besar obat mengalami dekarboksilasi menjadi DA di perifer. Untuk mengimbangi, diberikan KARBIDOPA, yaitu suatu suatu inhibitor DA dekarboksilase perifer.

.

Karbidopa dan Levodopa saat ini dikombinasikan dengan proporsi tetap (misal : sinemet).pengobatan dimulai dengan pemberian dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahap. Obat dikonsumsi 30-60 menit sebelum makan. Efek samping : pemberian levodopa tanpa karbidopa 80% menyebabkan anoreksia, naussea dan muntah. Kombinasi dengan karbidopa efek samping menurun hingga hanya 20% kasus yang muncul.

.

Efek samping lain : diskinesia terjadi pada 80% pasien yang mendapat levodopa dalam jangka lama. Bentuk dan sifat diskinesia beragam pada masing-masing pasien (chorea, balismus, athetosis, distonia, mioclonus, tics dan tremor dapat muncul sendiri-sendiri atau bersamaan. Perubahan perilaku seperti depresi, kecemasan, agitasi, insomnis, kebingungan, delusi, halusinasi, dll. Masalah tersebut dapat dikurangi dengan melakukan rehat obat (drug holiday).obat dikurangi secara bertahap untuk menghindari keadaan akinetis yang parah.

.Kontraindikasi : levodopa tidak seharusnya diberikan pada pasien psikosis karena dapat memperburuk gangguan mental. Juga KI pada penderita Glaukoma sudut tertutup.

Terapi agonis dopaminAgonis DA dapat digunakan untuk penyakit parkinson karena meskipun neuron-neuron yang melepaskan DA menghilang, reseptor DA pasca sinaps tetap ada dan berfungsi. Peran utama obat-obat ini adalah sebagai kombinasi dengan L-dopa dan karbidopa untuk pengobatan penyakit parkinson awal. Agonis DA yang digunakan untuk pengobatan penyakit parkinson mencakup bromokriptin, pergolid, pramipeksol dan ropinirol

.Pramipeksol dan ropinirol merupakan senyawa kimia nonergot Bromokriptin dan pergolid merupakan derivat ergotamin . Kerja dan efek samping obat ini serupa dengan Ldopa . Dosis harian bromokriptin antara 7,5-30 mg dosis . terapi pergolid umumnya 3 mg tiap hari . Kontraindikasi : psikosis, infark miokard, ulkus peptikum

.Pemberian tolkapon dan entalkapon yang merupakan inhibitor katekol-o-metiltransferase (COMT) plasma yang dapat memperpanjang waktu paruh L-dopa. Selegilin (deprenil) merupakan suatu inhibitor MAOB, enzim yang memetabolisme DA dalam SSP. Inhibisi MAO-B memeperlambat pemecahan DA, sehingga DA tetap berada di sekitar reseptor DA pada neuron kolinergik untuk waktu yang lebih lama.

.Amantadin, adalah obat antivirus yang khasiat antiparkinsonismenya ditemukan secara kebetulan. Obat ini meningkatkan sintesis, pelepasan, dan ambilan kembali DA dari neuron-neuron dalam substansia nigra yang bertahan hidup sehingga dapat juga digunakan untuk terapi penyakit parkinson. Efek samping : gelisah, depresi, mudah tersinggung, insomnia, halusinasi, kebingungan. KI : riwayat seizure atau gagal jantung kongestif

Terapi antikolinergikLebih jarang digunakan dari obat obat sebelumnya dibahas. Senyawa-senyawa ini mengurangi efektivitas neuron-neuron kolinergik yang tidak dihambat dalam ganglia basal. Obat-obat ini adalah antagonis muskarinik. Terapi dimulai dengan dosis rendah dan ditingkatkan secara bertahap. Obat antimuskarinik bisa memperbaiki tremor dan rigiditas pada pasien parkinsonisme

.Triheksifenidil, benztropin dan biperiden adalah antagonis-antagonis muskarinik yang digunakan untuk pengobatan penyakit parkinson . Efek samping : mulut kering, konstipasi, retensi urin, dan kebingungan . KI : hiperplasia prostat, penyakit gastrointestinal obstruktif, glaukoma sudut sempit .

Komentar umum tentang manajemen obat pada pasien parkinsonismePenyakit parkinson umumnya progresif Manfaat terapi levodopa berkurang seiring waktu. Meski begitu, terapi dopaminergik pada tahap relatif awal adalah yang paling efektif untuk meringankan gejala dan mengurangi mortalitas. Terapi dapat diawali dengan agonis dopamin, baik sendirian maupun kombinasi (sinemet). Terapi fisik dapat mambantu mobilitas pasien.

.Pada pasien yang sudah parah dan komplikasi pemberian levodopa jangka panjang, dapat dicoba terapi dengan inhibitor COMT . Terapi dengan selegilin terhadap pasien muda atau yang menderita parkinsonisme ringan akan menghambat progesivitas penyakit . Parkinsonisme diinduksi obat terjadi pada pemberian reserpin, haloperidol dan phenothiazine .

Gangguan gerakan lainTREMOR tremor postural fisiologis merupakan fenomena normal, amplitudonya ditingkatkan oleh kecemasan, kelelahan, tirotoksikosis dan pemberian iv epinefrin atau isoproterenol. pemberian propanolol dapat menurunkan amplitudo pada tremor esensial (postural). dosis harian propanolol 120 mg (rentang 60-240)

.Tremor intensi ada selama pergerakan, sebagai manifestasi toksik dari alkohol atau obat phentoin. Penghentian obat dapat meredakan tremor ini. HUNTINGTON DISEASE, merupakan penyakit bawaan dengan karakteristik chorea progresif dan demensia, biasa dimulai saat dewasa. Kebalikan dari parkinson, pada huntington terjadi peningkatan respon reseptor dopamin atau defisiensi neurotransmitter antagonis dopamin.

.Pemberian obat yang mengganggu neurotransmisi dopaminergik (reserpin, tetrabenazine, phenothiazine, butryphenone) seringkali mengurangi chorea . Reserpin mendeplesi dopamin serebral , diberikan dalam dosis rendah 0,25 mg sehari dinaikan bertahap . Pemberian haloperidol dosis kecil 1 mg, 2x sehari ditingkatkan tiap 4 hari seringkali membantu . Jika haloperidol tidak membantu, dapat diberikan pherpenazine sampai 20 mg/hr

.BALLISMUS Dasar biokimiawi tidak diketahui, tetapi pendekatan farmakologis untuk manajemen terapi sama dengan chorea pengobatan dengan . haloperidol, pherpenazine atau obat penyakat dopamin lainnya dapat membantu . ATHETOSIS DAN DISTONIA Dasar farmakologis kelainan tidak diketahui, pengobatan tidak ada yang memuaskan Kadang . pasien memberi respon terhadap diazepam, amantadin,levodopa,carbamazepin, baclofen, haloperidol atau phenothiazin

.TICS dasar patofisiologis tidak diketahui Tics multipel kronis (sindroma Giles de la Tourette) memerlukan pengobatan jika kelainan sangat parah atau memiliki dampak yang signifikan dalam kehidupan pasien . Pendekatan yang paling efektif : haloperidol, dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan bertahap .