PARALAKS BINTANG

7
PINDEK (OPINI PENDEK) KARYA ILMIYAH FISIKA ASTRONOMI PARALAKS BINTANG <!-- BISMILLAH --> { echo “bismillah” } Oleh : Abu Shofiyyah (Tentor Kimia-Fisika SMA 1 Magelang) A.MUQODDIMAH (PEMBUKAAN)

description

kupas tuntas ringkas seputar Paralaks Bintang

Transcript of PARALAKS BINTANG

Page 1: PARALAKS BINTANG

PINDEK (OPINI PENDEK)

KARYA ILMIYAH FISIKA ASTRONOMI

PARALAKS BINTANG

<!-- BISMILLAH -->

{

echo “bismillah”

}

Oleh :

Abu Shofiyyah

(Tentor Kimia-Fisika SMA 1 Magelang)

A.MUQODDIMAH (PEMBUKAAN)

Sebaik-baik perkataan adalah firman Alloh Subhana Wata’ala dan sebaik-

baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad shollallohu’alaihi

wasallam.Dengan menanggapi amanat Pemerintah yakni tentang Sistem

Page 2: PARALAKS BINTANG

Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek yang tercantum

dalam UU No.18 Tahun 2002.Maka penulis selaku guru les mata pelajaran

eksak (kimia-fisika-matematika dan computer) selalu mengadakan penelitian

untuk kemajuan umat.

Menanggapi pertanyaan dari saudara kami se tanah air yaitu seputar

paralaks bintang.Maka penulis membuat sebuah PINDEK (Opini Pendek)

seputar paralaks bintang.Hal ini berkaitan erat dengan teori mana yang lebih

kuat buktinya tentang gambaran alam semesta.

Dasar yang paling utama diambil oleh penulis adalah wahyu dari langit dan

sabda Nabi shollallohu’alaihi wasallam serta bukti-bukti ilmiah yang ada

yakni berupa bukti ilmiah seputar astronomi dan bukti ilmiah yang berkaitan

dengan astronomi yang penulis krtitisi lebih lanjut, jadi penulis mohon maaf

jika bertentangan dengan mayoritas ilmu astronomi yang beredar.Karena itu,

koreksi dan saran yang membangun sangatlah membantu.

B.PEMBAHASAN

Paralaks Bintang adalah berbedanya posisi bintang pada suatu waktu yang

diamati oleh pengamat di bumi dengan sudut penyimpangan tertentu,

seperti halnya kesalahan penentuan target akibat sedikit bergesernya posisi

tangan penembak dengan sudut penyimpangan tertentu.

Teori paralaks bintang awal mulanya muncul sebagai bantahan terhadap

system tata surya yang diteorikan oleh seorang syi’ah yakni Nashruddin

Page 3: PARALAKS BINTANG

alThusi yang kemudian dikembangkan oleh Copernicus yaitu teori

heliosentris.Kemudian dijadikan ‘bumerang’ oleh para pendukung

heliosentris salah satunya oleh seorang Nasrani yakni Tycho Brahe dengan

merumuskan teori keppler.

Jadi intinya teori seputar paralaks bintang bukan merupakan acuan yang

mutlak untuk teori heliosentris, karena masih berupa teori dan fakta

sandaran baik bagi geosentris maupun heliosentris.Bagi heliosentris,

penyimpangan bintang ini akibat perubahan posisi bumi saat revolusi

terhadap matahari dari titik perihelium ke posisi aphelium, sehingga

pengamat mengamati terjadinya perubahan pada rasi bintang dengan sudut

perubahan posisi tertentu.

Kelemahan hal ini yakni yang dikemukakan oleh James Bradley pada abad

ke-18 adalah besarnya jarak perubahan posisi bintang dari posisi x ke posis y

ternyata bukan hanya akibat perubahan posisi bumi saat berevolusi bahkan

akibat perubahan sudut posisi bumi saat berotasi pun dapat mengakibatkan

paralaks bintang yang bahkan secara teori sulit dirumuskan sehingga

muncul gagasan Nutasi bumi yang ujungnya pada rumusan matematika

yakni sudut Euler yang menggambarkan posisi bumi yang selalu jungkir balik

serta berubah posisinya terhadap equator.

Sehingga menjadi tidak sesuai dengan gejala paralaks yang faktanya diamati

di kehidupan nyata.Adapun jika teori paralaks diamati dengan patokan

geosentris maka yang menyebabkannya adalah akibat pergeseran material

atmosfer bumi yakni berupa lapisan gas dalam jangka waktu

tertentu.Sehingga lebih mudah cocok dengan fakta pengamatan paralaks

bintang yang diamati.

Penguat dalam hal ini terlihat pada alat heliometer sebagai salah satu alat

pengamat paralaks bintang yang menunjukkan pergerakan bergeraknya

matahari dan bintang dengan indicator intensitas cahaya yang datang dan

pergi bukan intensitas cahaya yang tertangtap dan terlepas, tentu saja hal

Page 4: PARALAKS BINTANG

ini hanya dapat dirasakan oleh yang mengamati dengan alat ini, seperti

halnya perbedaan seseorang yang duduk dihampiri cahaya lampu dengan

sesorang yang berlari menghampiri cahaya lampu.

C.SIMPULAN

Pengamatan paralaks bintang lebih tepat menggambarkan bumi yang diam

dan bergeraknya matahari dan bintang.

Page 5: PARALAKS BINTANG

SUMBER

See p.51 in The reception of Copernicus' heliocentric theory: proceedings

of a symposium organized by the Nicolas Copernicus Committee of the

International Union of the History and Philosophy of Science, Torun, Poland,

1973, ed. Jerzy Dobrzycki, International Union of the History and Philosophy

of Science. Nicolas Copernicus Committee; ISBN 90-277-0311-6, ISBN 978-

90-277-0311-8

Robert K. Buchheim - The sky is your laboratory: advanced

astronomy projects for amateurs (2007) - Page 184, Google Books 2010

Bessel, FW, "Bestimmung der Entfernung des 61sten Sterns des Schwans"

(1838) Astronomische Nachrichten, vol. 16, pp. 65-96.

CERN paper on plate measuring machine USNO StarScan

Zeilik & Gregory 1998, § 22-3.

Henney, Paul J. "ESA's Gaia Mission to study stars". Astronomy Today.

Retrieved 2008-03-08.

Page 6: PARALAKS BINTANG

Popowski, Piotr; Gould, Andrew (1998-01-29). "Mathematics of Statistical

Parallax and the Local Distance Scale". arXiv:astro-ph/9703140 [astro-ph].

Mary Lou West. "Physics Today August 2001". Archived from the original

on 2005-02-15.

Adam Mosley and the Department of History and Philosophy of Science of

the University of Cambridge. Tycho Brahe and Astrology. 1999. Retrieved

2008-10-02

Walter William Bryant, Kepler Macmillan Co. (1920) p.24

John Louis Emil Dreyer, Tycho Brahe: a Picture of Scientific Life and Work

in the Sixteenth Century A. & C. Black (1890) p.162-3

Noel Swerdlow, Astronomy in the Renaissance, pp. 187-230 in Christopher

Walker, ed., Astronomy before the Telescope, (London: British Museum

Press, 1996), pp. 207-10.

Rawlins 1993, p. 12.

Dll. Hingga 100%