Parafimosis

10
Eka Ulfatul Fitriani 1310211001

description

parafimosis

Transcript of Parafimosis

Page 1: Parafimosis

Eka Ulfatul Fitriani

1310211001

Page 2: Parafimosis

Definisi

• Parafimosis adalah prepusium penis yang diretraksi sampai disulkus koronarius tidak dapat dikembalikan pada keadaan semula dan timbul jeratan pada penis dibelakang sulkus koronarius.

Page 3: Parafimosis
Page 4: Parafimosis

Etiologi

• Menarik (retraksi) prepusium ke proksimal biasanya dilakukan pada saat bersenggama/masturbasi atau sehabis pemasangan kateter.

• Kongenital

Page 5: Parafimosis

Epidemiologi

• Fimosis dan parafimosis dapat terjadi pada laki-laki semua usia, namun kejadiannya tersering pada masa bayi dan remaja. – bisa udah disunat(tidak sempurna) ataupun

belum disunat

Page 6: Parafimosis

Patogenesis

– Parafimosis merupakan kasus gawat darurat. Upaya untuk menarik kulit preputium ke belakang batang penis, terutama yang berlebihan namun gagal untuk mengembalikannya lagi ke depan manakala sedang membersihkan glans penis atau saat memasang selanguntuk berkemih (kateter), dapat menyebabkan parafimosis

Page 7: Parafimosis

– Kulit preptium yang tidak bisa kembali ke depan batang penis akan menjepit penis sehingga menimbulkan bendungan aliran darah dan pembengkakan (edema) glans penis dan preputium, bahkan kematian jaringan penis dapat terjadi akibat hambatan aliran darah pembuluh nadi yang menuju glans penis

Page 8: Parafimosis

Manifestasi Klinis

• Udema gland penis• Nyeri• Jeratan pada penis

Page 9: Parafimosis

Pemeriksaan

Anamnesis : RPS (sejak kapan susah kencing + menggelembung, kuantitas, lokasi, kualitas, kronologi, predisposisi, gejala penyerta)– RPK (keluarga ada yang pernah sakit yang sama)– RPSosek (higienitas keluarga + lingkungan)PF : – Inspeksi : preputium menutup/tidak, ada

inflamasi/tidak– Palpasi : nyeri tekan/tidak

Page 10: Parafimosis

Penatalaksanaan

• Diusahakan supaya prepusium dikembalikan secara manual melalui tehnik memijat glans selama 3 - 5 menit diharapkan edema berkurang dan secara perlahan - lahan prepusium dikembalikan pada tempatnya.

• Bila usaha ini tidak sukses, dapat dilakukan dorsum insisi pada jeratan sehingga prepusium dapat dikembalikan pada posisi normalnya. Setelah edema dan proses inflamasi menghilang pasien sebaiknya menjalani proses sirkumsisi