Para penulis di ngurah rai airport

5
Ngurah Rai Airport, 07 November 2013 Mmmm...dasar ya...mentang- mentang berniat menjadi penulis, yang sedikit, lebih baik , di airport pun saya berusaha menyempatkan diri untuk menuangkan isi otak di laptop. Anyway, It think it’s a good way of improving my own writing skills (kayaknya ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan menulis saya). Oh ya...menulis di airport di Indonesia sebenarnya bukan hal baru karena hampir sebagian besar orang melakukan aktifitas itu. Bedanya dengan saya adalah mereka menggunakan HP untuk ngirim SMS kepada keluarga atau teman mereka, sedangkan saya tidak menulis untuk tujuan itu. Untuk saat ini, saya menulis karena tidak ada aktifitas yang paling menyenangkan selama menunggu pesawat yang delayed (tertunda) selama tiga jam. Disadari atau tidak, aktifitas menulis, paling tidak texting (ngirim SMS), sudah menjadi tradisi yang menyenangkan bagi para travellers, yang memiliki alat komunikasi portable (mudah dibawa) ini. Bagi yang mempunyai akses internet, mereka akan memilih untuk mengupdate status mereka di Facebook, dengan hanya menuliskan satu dua kata atau kalimat. Biasanya tulisan tersebut ditambahkan dengan foto-foto yang

description

 

Transcript of Para penulis di ngurah rai airport

Page 1: Para penulis di ngurah rai airport

Ngurah Rai Airport,

07 November 2013

Mmmm...dasar

ya...mentang-mentang

berniat menjadi penulis,

yang sedikit, lebih baik , di

airport pun saya berusaha

menyempatkan diri untuk

menuangkan isi otak di

laptop. Anyway, It think

it’s a good way of

improving my own writing

skills (kayaknya ini

merupakan salah satu cara

untuk meningkatkan

kemampuan menulis

saya).

Oh ya...menulis di airport

di Indonesia sebenarnya

bukan hal baru karena hampir sebagian besar orang

melakukan aktifitas itu. Bedanya dengan saya adalah mereka

menggunakan HP untuk ngirim SMS kepada keluarga atau

teman mereka, sedangkan saya tidak menulis untuk

tujuan itu. Untuk saat ini, saya menulis karena tidak

ada aktifitas yang paling menyenangkan selama

menunggu pesawat yang delayed (tertunda) selama

tiga jam.

Disadari atau tidak, aktifitas menulis, paling tidak

texting (ngirim SMS), sudah menjadi tradisi yang

menyenangkan bagi para travellers, yang memiliki alat

komunikasi portable (mudah dibawa) ini. Bagi yang

mempunyai akses internet, mereka akan memilih untuk

mengupdate status mereka di Facebook, dengan hanya

menuliskan satu dua kata atau kalimat. Biasanya tulisan

tersebut ditambahkan dengan foto-foto yang berhasil di

shoot selama dalam perjalanan.

Jadi, menulis bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. And

kayaknya kita tidak terlalu perlu memikirkan mau nulis

tentang apa. Kenapa karena dalam tahap melatih diri untuk

menyukai aktifitas ini, maka menulis tentang apapun itu

sangat dianjurkan (yang penting positif). Hal ini sebagai

proses untuk meningkatkan kualitas tulisan.

Travel itu harus flexible.

Ungkapan diatas sepertinya sangat bijak bagi orang yang

terbiasa melakukan perjalanan jauh. Seringkali kita harus

Page 2: Para penulis di ngurah rai airport

merubah rencana awal di

tengah-tengah perjalanan.

Perubahan tersebut

terkadang disebabkan

oleh banyak hal. Seperti

pengalaman saya hari ini,

saya harus menunggu

sampai jam 10.30 untuk

bisa berangkat ke Lombok

karena pesawat yang

seharusnya berangkat jam

07.30 ternyata menunda

penerbangan sampai

sampai jam 01.00 siang.

Karena tidak ingin

menunggu terlalu lama di

bandara dan ingin segera

sampai di rumah plus mau

istirhat, maka saya

memutuskan untuk

mengganti pesawat

meskipun harus

mengeluarkan biaya untuk

itu.

Bandara di Sydney dan

Perth.

Kemarin pagi, pukul 09.00 saya berangkat dari Bandara

Sydney ke Perth dan pada pukul 07.30 malam saya terbang

dari bandara International Perth ke Denpasar Bali pada

pukul 11.30 malam. Banyak hal menarik yang saya

perhatikan di dua bandara tersebut yang mungkin, kalau

diceritakan, akan menjadi pengetahuan yang berharga bagi

teman-teman yang ingin melakukan perjalan ke luar negeri.

Seperti yang saya perhatikan, sebagian besar orang bule

(atau orang barat) cenderung menggunakan waktu

menunggu mereka untuk membaca, meskipun ada juga yang

bermesraan di depan umum. Ada yang membaca koran,

majalah dan novel.

Sementara di bandara-

bandar udara

Indonesia, kita akan

melihat pemandangan

yang berbeda dimana

kebanyakan

penumpang pesawat menghabiskan waktu menunggu jadwal

pesawat untuk mengobrol atau istirahat. Apa yang bisa saya

simpulkan dari contoh diatas adalah kecendrungan orang-

orang barat memfaatkan waktu non produktif mereka,

seperti menunggu pesawat, untuk membenamkan pikiran

dan emosi mereka ke bacaan. Sedangkan, kecendrungan kita,

termasuk saya, adalah menggunakan kesempatan tersebut

untuk ngobrol.

Page 3: Para penulis di ngurah rai airport

Saya tidak akan

menyimpulkan bahwa apa

yang dilakukan oleh orang

barat itu lebih baik dari

kita. Namun saya

berpendapat bahwa

budaya orang barat itu

lebih ke literacy (membaca

dan menulis), sedangkan

kita lebih kepada oracy

(ngobrol).

Selain perbedaan itu, ada

juga yang disebut global

culture (budaya global).

Global culture ini lebih

dipengaruhi oleh

perkembangan teknologi

di bidang informasi dan

komunikasi, misalnya HP,

dan Tablet. Baik di

bandara luar negeri,

seperti Sydney dan Perth,

maupun di BIL, Denpasar,

Surabaya, maupun jakarta,

saya memperhatikan

adanya kebiasaan baru,

dimana kita mulai

menyibukkan diri untuk membuka HP dan memainkan tablet

kita. Dalam hal ini, kita bisa beranggapan bahwa kita

memiliki kesamaan dalam hal ITC literacy (pemahaman dan

kemampuan menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi).

Waktu luang untuk menulis.

Mungkin ada baiknya kita mulai mengalihkan perhatian kita

untuk menulis, terutama saat

kita tidak memiliki aktifitas

yang bersifat produktif,

misalnya saat menunggu bis

atau pesawat. Jika kita

memiliki waktu 30 menit saja,

kita bisa menghasilkan satu atau dua paragraf tentang

sebuah topik. Koleksi tulisan kita akan bertambah banyak

apabila kita berusaha untuk terus menulis di setiap waktu

luang kita. Bukan hanya saat kita sedang menunggu waktu

keberangkatan bis, kereta ataupun pesawat. Siapa tahu

tulisan tersebut bisa menjadi sejarah hidup kita dan

membuat hidup kita lebih berarti karena ada orang lain yang

mungkin sempat membaca tulisan kita dan mendapat

pengetahuan dari apa yang kita tuliskan. Oleh karena itu,

mari kita sama sama menulis.