paper wire logging.docx

10
ANALISIS DATA GEOMAGNET DALAM INTERPRETASI BAHAYA GERAKAN TANAH DAN GAS BERACUN AKIBAT HYDROTHERMAL DI WILAYAH DIENG GILANG ALKATO Program Studi Teknik Geologi Universitas Diponegoro [email protected] Abstrak Wilayah pegunungan aldalah daerah yang sangat renntan terhadap bencana,apalagi wilayah gunung api. Kawasan Dieng adalah kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000m di atas permukaan laut. Suhu berkisar 15—20 °C di siang hari dan 10 °C di malam hari. Kawasan Dieng di Banjarnegara di kelilingi oleh 7 gunung.Oleh karena itu tingkat kerentanan dari wilayah ini terhadap bencana sangat tinggi sekali.Bencana yang mengancam eilayah ini tidak cuma karena bahaya erupsi langsung akan tetapi ahaya pra erupsi seperti gempa dan aktivitas hydrothermal yang menyebabkan daerah ini rawan gerakan tanah dan gas beracun. Dengan menggunakan metode geofisika yakni geomagnet kami mengamati wilayah yang sangat rawan terhadap gerakan tanah dan gas beracun dengan melihat daerah boiling dan interpretasi daerah disekitar tempat tersebut melalui data hasil surfer dan mag2dc. PENDAHULUAN Well Logging merupakan data rekaman parameter-parameter fisika dalam lubang bor terhadap kedalaman sumur, data logging tersebut dapat dikonversi guna memberikan informasi secara kuantitatif tentang formasi batuan pada sumur dan jumlah cadangan minyak bumi yang dapat diproduksi. Dan jika dari data seismik nantinya juga akan dapat diketahui penampang seismik yang mencirikan karakteristik batuan karbonat. Dalam penelitian ini dilakukan well logging dengan 7 sumur yaitu GMB 1, GMB 2, GMB 3, GMB 4, GMB 5, GMB 6, dan GMB 7. Maka dari sumur tersebut dilakukan wireline log. 1. Wireline Log Log adalah suatu grafik kedalaman atau waktu dari satu set data yang menunjukkan parameter yang diukur secara berkesinambungan didalam sebuah sumur. Untuk dapat melakukan interpretasi log dengan baik harus dipahami sifat – sifat kurva dari setiap jenis log serta kondisi kondisi yang berpengaruh terhadap bentuk kurva yang bersangkutan. Dengan demikian, kesimpulan yang

Transcript of paper wire logging.docx

Page 1: paper wire logging.docx

ANALISIS DATA GEOMAGNET DALAM INTERPRETASI BAHAYA GERAKAN TANAH DAN GAS BERACUN AKIBAT HYDROTHERMAL DI WILAYAH DIENG

GILANG ALKATOProgram Studi Teknik Geologi Universitas Diponegoro

[email protected]

Abstrak

Wilayah pegunungan aldalah daerah yang sangat renntan terhadap bencana,apalagi wilayah gunung api. Kawasan Dieng adalah kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000m di atas permukaan laut. Suhu berkisar 15—20 °C di siang hari dan 10 °C di malam hari. Kawasan Dieng di Banjarnegara di kelilingi oleh 7 gunung.Oleh karena itu tingkat kerentanan dari wilayah ini terhadap bencana sangat tinggi sekali.Bencana yang mengancam eilayah ini tidak cuma karena bahaya erupsi langsung akan tetapi ahaya pra erupsi seperti gempa dan aktivitas hydrothermal yang menyebabkan daerah ini rawan gerakan tanah dan gas beracun. Dengan menggunakan metode geofisika yakni geomagnet kami mengamati wilayah yang sangat rawan terhadap gerakan tanah dan gas beracun dengan melihat daerah boiling dan interpretasi daerah disekitar tempat tersebut melalui data hasil surfer dan mag2dc.

PENDAHULUANWell Logging merupakan data rekaman parameter-parameter fisika dalam lubang bor terhadap kedalaman sumur, data logging tersebut dapat dikonversi guna memberikan informasi secara kuantitatif tentang formasi batuan pada sumur dan jumlah cadangan minyak bumi yang dapat diproduksi. Dan jika dari data seismik nantinya juga akan dapat diketahui penampang seismik yang mencirikan karakteristik batuan karbonat. Dalam penelitian ini dilakukan well logging dengan 7 sumur yaitu GMB 1, GMB 2, GMB 3, GMB 4, GMB 5, GMB 6, dan GMB 7. Maka dari sumur tersebut dilakukan wireline log.

1. Wireline Log Log adalah suatu grafik kedalaman atau waktu dari satu set data yang menunjukkan parameter yang diukur secara berkesinambungan didalam sebuah sumur. Untuk dapat melakukan interpretasi log dengan baik harus dipahami sifat – sifat kurva dari setiap jenis log serta kondisi – kondisi yang berpengaruh terhadap bentuk kurva yang bersangkutan. Dengan demikian, kesimpulan yang dihasilkan diharapkan tidak jauh dari kondisi sebenarnya. Berikut ini adalah macam – macam wireline log yang biasa digunakan dalam evaluasi suatu formasi :

1.1 Log Spontaneous Potential (SP) Log SP merupakan rekaman beda potensial formasi. Tools SP mengukur beda potensial antara sebuah elektroda yang ditempatkan di permukaan tanah dengan suatu elektroda yang bergerak dalam lubang sumur. Tools SP beroperasi berdasarkan arus listrik, maka lumpur pengeboran yang digunakan harus bersifat konduktif. Dalam evaluasi formasi Log Sp biasa digunakan dalam untuk :

1. Mengidentifikasi zona permeable dan non permeable

2. Untuk korelasi well to well 1.2 Log Gamma Ray (GR) Prinsip log GR adalah perekaman sifat radioaktif alami bumi. Radioaktivitas GR berasal dari 3 (tiga) unsur radioaktif utama yang ada di dalam batuan, yaitu Uranium-U, Thorium-T dan Potassium-K, yang secara kontinyu memancarkan GR dalam bentuk pulsa-pulsa energi radiasi tinggi. Sinar gamma ray ini mampu menembus batuan dan dideteksi oleh sensor sinar gamma yang umumnya berupa detektor sintilasi. Setiap GR yang terdeteksi akan menimbulkan pulsa listrik pada detektor. Parameter yang direkam adalah jumlah dari pulsa yang tercatat persatuan waktu. Kegunaan Log GR, antara lain :

1. Evaluasi kandungan serpih (Vsh) 2. Menetukan lapisan permeabel.

Page 2: paper wire logging.docx

3. Korelasi antar sumur.

1.3Log Resistivitas Pada log resistivitas dugunakan untuk mengukur resistivitas batuan yang dibor serta dipakai untuk mengidentifikasi zona-zona yang mengandung hidrokarbon

1.4Log Densitas Log densitas menggunakan prinsip kerja Compton Scatering. Pada kejadian hamburan Compton, foton sinar gamma bertumbukan dengan elektron dari atom di dalam batuan, foton akan kehilangan tenaga karena proses tumbukan dan dihamburkan ke arah yang tidak sama dengan arah foton awal, sedangkan tenaga foton yang hilang sebetulnya diserap oleh elektron sehingga elektron dapat melepaskan diri dari ikatan atom menjadi elektron bebas (Adi Harsono, 1997). Aplikasi log densitas antara lain :

1. Identifikasi batuan secara kuantitatif. 2. Identifikasi adanya kandungan gas. 3. Menderteminasi densitas batuan

1.5 Log Neutron

Log neutron termasuk juga alat porositas dan pada prinsipnya untuk menentukan formasi yang porous dan penentuan porositas. Alat ini disebut alat neutron terkompensasi (Compensated Neutron Tool) atau disingkat dengan CNT. Tanggapan alat neutron terutama mencerminkan banyaknya atom hidrogen di dalam formasi. Karena minyak dan air mempunyai jumlah hidrogen (per unit volume) yang hampir sama, neutron akan memberikan tanggapan porositas fluida dalam formasi bersih. Tetapi neutron tidak dapat membedakan atom hidrogen bebas dengan atom hidrogen yang secara kimia terikat pada mineral batuan, sehingga tanggapan alat neutron pada formasi lempung yang banyak mengandung atom hidrogen dalam susunan molekulnya berakibat seolah-olah porositasnya lebih tinggi (Adi Harsono, 1997).

TUJUAN1. Melakukan analisa well logging untuk

mengetahui variasi litologi2. Melakukan analisa well logging untuk

mengetahui lingkungan pengendapan

3. Menentukan daerah prospek hidrokarbon

GEOLOGI REGIONALCekungan Jawa Barat Bagian Utara terletak di barat daya Pulau Jawa dan meluas hingga lepas pantai Laut Jawa. Menurut Padmokusumo (Narpodo, 1996 dalam Daniar ,2013) Cekungan Jawa Bagian Utara secara regional merupakan sistem busur belakang (back arc basin) yang terletak di antara lempeng mikro Sunda dan tunjaman Tersier India-Australia. Aktivitas tektonik telah menghasilkan sesar-sesar turun berarah utara-selatan di bagian utara cekungan serta membagi tiga sub cekungan yaitu: Sub Cekungan Ciputat, Sub Cekungan Pasir Putih dan Sub Cekungan Jatibarang.Sesar-sesar tersebut mengontrol pembentukan struktur horst dan graben yang menyusun serta mempengaruhi sedimentasi di sub cekungan. Ketiga sub cekungan dipisahkan oleh Tinggian (blok naik dari sesar) yaitu: Tinggian Rengasdengklok, Tinggian Tangerang dan Tinggian Pamanukan. Di bagian selatan cekungan berkembang sesar-sesar naik yang berarah timur-barat. Sesar-sesar ini berumur lebih muda dan memotong sedimen Tersier sampai permukaan.Menurut Sujantro (Narpodo, 1996 dalam Daniar, 2013) cekungan Jawa Barat Bagian Utara secara umum dibatasi oleh Cekungan Bogor di bagian selatan, Platform Seribu di bagian barat laut, Cekungan Arjuna di bagian utara dan Busur Karimun Jawa di bagian timur laut.Sedimentasi tersier di Cekungan Jawa Barat Utara dimulai pada Eosen Tengah-Oligosen Tengah dengan pengendapan Formasi Vulkanik Jatibarang di atas permukaan bidang erosi dari batuan dasar Pra-Tersier. Material vulkanik dihasilkan oleh aktivitas vulkanisme dari pusat-pusat erupsi di Sub Cekungan Jatibarang dan Tinggian Pamanukan. Pengendapatn konglomerat dan tufa terjadi di timur Paparan Pulau Seribu (Tinggian Tangerang) dihasilkan oleh erosi aktif dekat sumber di sebelah barat. Sub Cekungan Pasir Putih dan Jatibarang terus mengalami penurunan dengan cepat sehingga dapat menerima sedimen vulkanik sampai 1000 m (Martodjojo,2003).Pada Miosen Awal, fase transgresi pertama mulai berlangsung dengan dimulainya penggenangan cekungan oleh air laut di timur dan air rawa di barat. Fase transgresi ini

Page 3: paper wire logging.docx

menghasilkan sedimen anggota Cibulakan bawah (setara Formasi Talang Akar) yang diendapkan di atas bidang bidang ketidakselarasan menyudut dari Formasi Vulkanik Jatibarang. Kondisi cekungan stabil, hanya Sub Cekungan Ciputat yang mengalami penurunan cepat, air menggenangi Tinggian Tangerang sehingga sedimen klastik yang dihasilkan, diendapkan di laut yang berbeda.Pada akhir Miosen Awal, kondisi cekungan secara keseluruhan relatif stabil. Daerah sebelah barat Pamanukan merupakan platform laut dangkal dan karbonat berkembang membentuk batugamping setara Formasi Baturaja, sedangkan di bagian timur laut manjadi lebih dalam. Kondisi adanya karbonat yang tebal menunjukkan bahwa bagian barat mengalami penurunan lagi. Tinggian Tangerang tetap muncul walaupun dengan relief yang rendah.Pada Miosen Tengah, seiring dengan pengendapan karbonat, laut meluas ke arah barat dan menggenangi Tinggian Tangerang. Transgresi ini terjadi disebabkan oleh penurunan yang cepat Sub Cekungan Ciputat dan Pasir Putih. Tinggian Rengasdengklok tergenang air laut. Sedimen yang terbentuk merupakan anggota Cibulakan Atas dengan ketebalan 1200 m di Sub Cekungan Pasir.Selama akhir Miosen Tengah sampai awal Miosen Akhir cekungan kembali menjadi stabil dan fase transgresi kedua mulai terjadi pengendapan batugamping Formasi Parigi. Cekungan berada dalam lingkungan yang dangkal, hangat dan jernih. Karbonat Formasi Parigi berkembang membentuk carbonate build up yang memanjang dengan arah relatif utara-selatan, sedangkan lereng berkembang sejajar dengan bentuk sembulannya. Pada periode ini dari Jatibarang ke Cicauh arah laut terbuka adalah ke arah selatan, sedangkan dari Cicauh, Jatinegara dan Rengasdengklok arah laut terbuka adalah ke arah Barat.Mulai Miosen Akhir sampai Pliosen, fase transgresi mancapai maksimum dan terjadi pengangkatan daratan di bagian utara serta dasar laut menjadi dalam sehingga pertumbuhan karbonat berhenti. Regresi terjadi dengan adanya pengendapan Formasi Cisubuh di lingkungan marginal marine paralic. Formasi Cisubuh tersusun oleh perselingan lempung dengan pasir dan batugamping. Pengangkatan di bagian sumbu Pulau Jawa membentuk antiklin pada Pliosen Akhir, mengakhiri pengendapan Formasi Cisubuh.

METODOLOGI

1. Cara interpretasi litologiInterpretasi litologi dilakukan dengan cara membaca grafik hasil dari wireline log. Setiap litologi mempunyai nilai grafik berbeda dalam setiap macam wireline lognya antara lain : Sandstone,GR relative rendah,RT relative

tinggi,NEUTRON relatif rendah, DENSITAS relatif rendah

Shale,GR tinggi, RT rendah, NEUTRON tinggi, DENSITAS relatif tinggi.

Coal, GR rendah, RT sangat tinggi,NEUTRON sangat tinggi , DENSITAS relatif rendah

Limestone GR rendah,RT tinggi,NEUTRON sangat rendah, DENSITAS sangat tinggi

Organic shale, GR tinggi, RT rendah, NEUTRON sangat tinggi, DENSITAS sangat rendah.

2. Penentuan sikuen stratigraphyMenurut Van Wagoner et al.(1987), system tract yang membentuk sebuah single depositional sequence adalah

Lowstand System Tract (LST) (gambar di lampiran)

Transgressive System Tract (TST) Adalah saat dimana air laut naik sehinggan didominasi dengan material halus (gambar di lampiran)

Highstand System Tract (HST) Adalah saat dimana air laut turun

sehinggan didominasi dengan material kasar (gambar di lampiran)

Shelf Margin System Tract (SMFT) (gambar di lampiran)

PEMBAHASANDatalog merupakan salahsatu kriteria utama sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan geologi pada eksplorasi migas. Log digunakan untuk melakukan korelasi zona zona prospektif sumber data untuk membuat peta kontur struktur dan isopach,

Data logging digunakan untuk mengidentifikasi zona-zona produktif, menentukan kandungan fluida dalam reservoar serta memperkirakan cadangan hidrocarbon. Log adalah gambaran kedalaman dari suatu perangkat kurva yang mewakili

Page 4: paper wire logging.docx

parameter-parameter yang diukur secara terus menerusdidalam suatu sumur ( Schlumberger, 1986). Parameter yang biasa diukur adalah sifat kelistrikan, tahanan jenis batuan, daya hantar listrik, sifat keradioaktifan, dan sifat meneruskan gelombang suara Pada log ini diketahui terdapat data-data wireline dari cekungan jawa bagian utara Dari data log, kita dapat menginterpretasikanapakah pada daerah tersebut memiliki kandungan hidrokarbon atau tidak. Metode yang digunakan berdasarkan pada data-data yang terdiri dari:-Kurva Gamma Ray Log (GR)-Kurva Density Log (RHOB)-Kurva Neutron Log (NPHI)- Kurva Resistivity Log (ILM,ILD dan SFLU)

Berdasarkan kurva GR, kita melihat bahwa pada kurva GR menunjukkan nilai GR menuju pada minimum. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa daerah dengan kurva yang mendekati minimum kemungkinan merupakan lapisan permeabel yang biasanya ditunjukkan oleh rendahnya harga kurva gamma Ray yang menunjukkan kandungan serpih yang rendah. Dalam identifikasi litologi berdasarkan kurva log Gamma Ray yang pertama ditentukan adalah Shale Base Line dan Sand Base Line dari kurva log Gamma Ray tersebut. Shale base line yang merupakan garis lempung ini adalah garis yang ditarik dari titik yang memiliki harga paling tinggi yang mengisyaratkan bahwa daerah tersebut perupakan daerah impermeabel, sedangkan sand base line merupakan garis yang ditarik dari titik yang memiliki harga yang paling kecil dalam kurva log gamma ray yang juga mengisyaratkan bahwa daerah tersebut adalah daerah yangpermeabel. Selain itu, dari kurva ini juga dapat ditentukan batas-batas perlapisan dengan mengambil patokan adanya perubahan pola kurva (defleksi kurva) merupakan tanda bahwa terdapat perubahan litologi. Jadi gampangnya kurva gamma ray kita bagi dua dengan garis vertikal, sebelah kiri garis vertikal menunjukkan sand dan sebelah kanan menunjukkan shale.

Interpretasi litologiDari hasil interpretasi data Wireline Log, dapat disimpulkanbahwa pada formasi ini didominasi oleh lapisan batupasir, batulempung, dan juga batu gamping 

Sandstone,GR relative rendah,RT relative tinggi,NEUTRON relatif rendah, DENSITAS relatif rendah

Shale,GR tinggi, RT rendah, NEUTRON tinggi, DENSITAS relatif tinggi.

Coal, GR rendah, RT sangat tinggi,NEUTRON sangat tinggi , DENSITAS relatif rendah

Limestone GR rendah,RT tinggi,NEUTRON sangat rendah, DENSITAS sangat tinggi

Organic shale, GR tinggi, RT rendah, NEUTRON sangat tinggi, DENSITAS sangat rendah.

Melihat dari variasi litologi daerah ini dapat disimpulkan bahwa daerah ini memiliki litologi kebanyakan adalah perselingan antara pasir dan lempung dan juga ada lapisan-lapisan tipis batugamping yang menjadi reservoir selain batupasir.

Kandungan zona prospek bisa dilihat dengan caraPada kurva GR terlihat bahwa sinar gamma-nya rendah,terlihat defleksi menjauhi shale base line. Hal inimengindikasikan bahwa daerah dengan kurva yang mendekati minimum kemungkinan merupakan lapisan reservoir.Lapisan reservoir adalah lapisan permeabel yang biasanya ditunjukkan oleh rendahnya harga sinar gamma Ray yang menunjukkan kandungan serpih yang rendah. Kurva resistivitas (LLD dan LLS)

menunjukkan nilai resistivitas yang semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pada zona ini terdapat kandungan fluida. Zona prospek minyak bumi memiliki resistivitas yang sangat tinggi. Jika kurva LLD menunjukkan bentuk lebih besar daripada kurva RHOB,makazona tersebut dianggap sebagai zona minyak bumi

Berdasarkan dua kurva tersebut (GR dan Resisitivitas) yang memperlihatkan sinar gamma bernilai rendah tapi resistivitas bernilai tinggi maka kemungkinan terdapat kandungan sand pada formasi tersebut. Berdasarkan litologinya yaitu sand ,dapat diketahui bahwa zona ini merupakan zona prospek hidrokarbon, sebab minyak dan gas selalu bertumpuk dibebatuan pasir (sand). Bisa juga pada batuan gamping

Kurva log porositas yaitu log densitas (RHOB) dan log neutron(NPHI) dapat mendeteksi adanya kandungan hidrokarbon atau air di suatu formasi. cross over yang kecil, hal ini menandakan jenis fluida adalah

Page 5: paper wire logging.docx

minyak. Terlihat pada kurva RHOB bentuka garis merah bersilng dengan garis biru mengarah semakin kekanan Sedangkan kurva log NPHI memperlihatkan hal yg sebaliknya,dimana terlihat kurva mengarah semakin ke kiri. Kurva log porositas yaitu log densitas

(RHOB) dan log neutron(NPHI) dengan harga resistivitas yang tinggi maka zona itu merupakan zona gas. Kedua kurva ini memperlihatkanbentukan cross over yang besar , hal ini menandakan jenis fluida adalah gas. Zona gas juga ditandai dengan harga porositas neutron yang jauh lebih kecil dari harga porositas densitas,

Maka berdasarkan data kita bisa interpretasi masing-masing sumur

Sumur 4-1-5Sumur ini mepunyai litologi perselingan batu pasir dan batu lanau serta adanya lapisan batu gamping. Didaerah sumur ini memiliki prospek menurut interpretasi saya adalah gas karena ketika adanya cross over menunjukan resitifitas yang sangat tinggi hidrokarbon. Prospek minyak terdapat di kedalaman 990 dan 1038 mbpl gmb 4, 960 dan 1110 mbpl gmb 1 srta 965 dan 1045 gmb 5.

Sumur 7-6-2Sumur ini mepunyai litologi perselingan batu pasir dan batu lanau serta adanya lapisan batu gamping. Didaerah sumur ini memiliki prospek menurut interpretasi saya adalah air dan hidrokarbon. karena ketika adanya cross over menunjukan resitifitas yang sangat tinggi untuk hidrokarbon dan sangat rendah untuk fluida.. Prospek minyak terdapat di kedalaman 970 mbpl gmb 7, 965 gmb 6 srta 976 gmb 2.Prospek fluida terdapat di kedalaman 988,1016,dan 1050 mbpl gmb 7, 985,1015,dan 1043 gmb 6 serta 976,996,dan 1044 gmb 2.

Sumur 1-6-3Sumur ini mepunyai litologi perselingan

batu pasir dan batu lanau serta adanya lapisan batu gamping. Didaerah sumur ini memiliki prospek menurut interpretasi saya adalah minyak atau hidrokarbon karena ketika adanya cross over menunjukan resitifitas yang tinggi tetapi tidak setinggi hidrokarbon. Prospek

minyak terdapat di kedalaman 990 dan 1038 mbpl gmb 3, 960 dan 1110 mbpl gmb 1 srta 965 dan 1045 gmb 6.

Jadi daerah yang benar-benar prospek adalah daerah dengan kandungan hidrokarbon tinggi yaitu darea sumur 4-1-5 dan 1-6-3 karena walaupun interpretasi saya mnyatakan daerah mepunyai banyak gas akan tetapi itu baru sebatasi interpretas melihat resistivitasnya sangat tipis membedakan gas dengan hidrokarbon sedang sumur korelasi daerah 7-6-2 menurut saya itu juga memiliki prospek akan tetapi prospek daerah tersebut lebih ke air tanah karena resistivitas yang rendah menadakan adanya kandungan fluida.

Lingkungan pengendapanMelihat dari logging kita bisa mengetahui bahwa daerah pengendapan lapisan batuan berada di wilayah pasang surut dimana terjadi transgresi atau adanya penaikan muka air laut yang ditandai dengan fining upward atau semakin menghalusnya butiran ke atas dan daerah regresi penurunan muka air lautdengan ditandai coarsening upward yaitu mengkasarnya butiran lapisan ke bagian atas. Ditambah lagi daerah ini juga memiliki gamping maka kemunginan besar lingkungan pengendapan di laut dangkal.Hal ini terlihat dari log Gamma ray yang ada menunjukan bentuk seperti funnel shapped dimana bentuknya coarsening upward dan fining upward dimana adanya perselingan antara shale dan sandstone.Pengaruh gelombang pada lingkungan pengendapan ini sangat tinggi.Dimana litologi yang terdapat pada interval kedalaman ini adalah perselingan antara shale dan sandstone dan  juga limestone. Lingkungan pengendapan ini mempunyai kecepatan arus paling kecil, dangkal, tidak berelief, dan proses akumulasi sedimen berjalan lambat. Endapan yang terbentuk merupakan endapan yang berukuran lanau sampai lempung yang dominan dengan demikian endapan secara khusus terdapat pada daerah shallow marine.Disini kita juga dapat membagi log sesuai dengan penyebaran litologi jika semakin menhalu kita namakan TST (TRANGRESIVE SYSTEM TRACK) dan jika semakin mengkasar kita namakan HST(HIGH STAND SYSTEM

Page 6: paper wire logging.docx

TRACK) ,perselingan antara keduanya disebut FS (FLOODING SURFACE).Penjelasan masing-masing saya kutip di http://inibumi.blogspot.com/2010/06/system-tract.html

Highstand System Tract (HST)HST terendapkan saat kenaikan muka air

laut relatif mendekati posisi maksimum secara lambat sehingga memungkinkan tersedianya suplai sedimen yang cukup untuk progradasi dan downlap ke permukaan MCS dibawahnya. Base dari system tract ini dibentuk oleh Maximum Flooding Surface (MFS) dimana HST sediments progradasi dan agradasi. Top dari system tract ini dibentuk oleh eroded unconformity surface yang berkembang saat sea level fall memulai erosi subaerial Highstand system sediment surface dan awal Falling Stage System Tract.

Lowstand System Tract (LST)System tract ini ditunjukkan dengan akumulasi sedimen yang berada pada posisi terendah dari kurva relative sea level. Ini sering membentuk prograding wedge pada base dari shelf margin dengan lower boundary onlapping kearah prograding clinoform dan atau downlapping kearah downslope fan.

Transgressive System Tract (TST)System tract ini dicirikan oleh onlap pantai dari permukaan transgresif atau first marine flooding surface diatas LST. Pengendapan TST ini terjadi sebagai respon dari suplai sedimen yang berkurang akibat pengaruh parasiklus yang periodik antara kenaikan dan stillstands muka air laut relatif. Saat titik kesetimbangan bergerak cepat kearah daratan, kecepatan kenaikan muka air laut meningkat, sehingga menambah pembentukan ruang akomodasi baru.

(http://inibumi.blogspot.com/2010/06/system-tract.html )

KESIMPULAN Daerah penelitian Cekungan Jawa Barat

Bagian Utara terletak di barat daya Pulau Jawa yang meluas hingga lepas pantai Laut Jawa.

Data yang diambil dan dianalisis adalah data wireline logging

Jenis wireline logging antara lain

Kurva Gamma Ray Log (GR), Kurva,Density Log (RHOB), Kurva, Neutron Log (NPHI), Kurva Resistivity Log (ILM,ILD dan SFLU.

Interpretasi litologi Sandstone,GR relative rendah,RT relative tinggi,NEUTRON relatif rendah, DENSITAS relatif rendahShale,GR tinggi, RT rendah, NEUTRON tinggi, DENSITAS relatif tinggi.Coal, GR rendah, RT sangat tinggi,NEUTRON sangat tinggi , DENSITAS relatif rendahLimestone GR rendah,RT tinggi,NEUTRON sangat rendah, DENSITAS sangat tinggiOrganic shale, GR tinggi, RT rendah, NEUTRON sangat tinggi, DENSITAS sangat rendah.

Kurva log porositas yaitu log densitas (RHOB) dan log neutron(NPHI) dapat mendeteksi adanya kandungan hidrokarbon atau air maupun di suatu formasi.

Sumur 4-1-5 Prospek minyak terdapat di kedalaman 990 dan 1038 mbpl gmb 4, 960 dan 1110 mbpl gmb 1 srta 965 dan 1045 gmb 5.

Sumur 7-6-2 Prospek minyak terdapat di kedalaman 970 mbpl gmb 7, 965 gmb 6 srta 976 gmb 2.Prospek fluida terdapat di kedalaman 988,1016,dan 1050 mbpl gmb 7, 985,1015,dan 1043 gmb 6 serta 976,996,dan 1044 gmb 2.

Sumur1-6-3 Prospek minyak terdapat di kedalaman 990 dan 1038 mbpl gmb 3, 960 dan 1110 mbpl gmb 1 srta 965 dan 1045 gmb 6.

daerah pengendapan lapisan batuan berada di wilayah pasang surut dimana terjadi transgresi atau adanya penaikan muka air laut yang ditandai dengan fining upward atau semakin menghalusnya butiran ke atas dan daerah regresi penurunan muka air lautdengan ditandai coarsening upward yaitu mengkasarnya butiran lapisan ke bagian atas. Ditambah lagi daerah ini juga memiliki gamping maka kemunginan besar lingkungan pengendapan di laut dangkal.

Page 7: paper wire logging.docx

DAFTAR PUSTAKAhttp://gedesiddiarta.blogspot.com/2011/11/analisa-well-logging-untuk-

Tim Asisten Geologi minyak bumi2013,2013, Panduan Paper Geomagnet, Universitas Diponegoro : semarang

http://regional.kompasiana.com/2013/04/20/status-kawah-timbang-dieng-552945.html

Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas bumi ,2009mineral batubara dan panas bumi, Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi : Jakrta