paper tai
description
Transcript of paper tai
Ventilator associated pneumonia (VAP) adalah bentuk infeksi nosokomial yang paling sering ditemui di unit perawatan intensif (UPI), khususnya pada penderita yang menggunakan ventilasi mekanik. berdasarkan kepustakaan luar negeri diperoleh data bahwa kejadian VAP cukup tinggi, bervariasi antara 9 – 27% dan angka kematiannya bisa melebihi 50%.
Pendahuluan
Faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan VAP seperti usia, jenis kelamin, trauma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan lama pemakaian ventilator telah banyak diteliti. Sebagian besar faktor risiko tersebut merupakan predisposisi kolonisasi mikroorganisme patogen saluran cerna maupun aspirasi
VAP didefinisikan sebagai nosokomial pneumonia yang terjadi setelah 48 jam pada pasien dengan bantuan ventilasi mekanik baik itu melalui pipa endotrakea maupun pipa trakeostomi
Definisi
pada 29 April 1992 di 1.417 Unit Perawatan Intensif (ICU). Total 10.038 pasien dievaluasi: 2.064 (21%)mengalami infeksi yang didapat pada ICU (ICU-acquired infections) dan 967 (47%)diantaranya termasuk pasien pnemonia yang merupakan 10% dari prevalensi keseluruhan pneumonia nosokomial.
Epidemiologi
Sebuah penelitian yang lebih besar dilakukan pada 107 ICU di negara-negara Eropa, menunjukkan angka kematian kasar pneumonia sebesar 9%. Dalam penelitian ini, pemakaian ventilator mekanik dihubungkan dengan adanya peningkatan resiko terjadinya ICU-acquired infections sebanyak tiga kali lipat dibandingkan dengan pasien tanpa ventilator
Mikrooganisme yang berperan terhadap VAP adalah Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa dan Enterobacteriacea,
Etiologi
Faktor resiko yang mempengaruhi kejadian VAP dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu pejamu, peralatan yang digunakan, dan faktor petugas yang terlibat dalam perawatan pasien.
Faktor resiko
Faktor penjamu adalah kondisi pasien yang sudah ada sebelumnya seperti penyakit dasar dari pasien misalnya penurunan kekebalan, penyakit paru obstruktif kronis, dan sindrom gangguan pernapasan akut
Adapun peralatan yang menjadi faktor risiko VAP adalah termasuk selang endotrakeal, sirkuit ventilator, dan adanya selang nasogastrik atau orogastrik
kategori petugas yang terlibat dalam perawatan pasien diantaranya kurangnya kepatuhan tenaga kesehatan dalam melaksanakan prosedur cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, prosedur pemasangan ventilator mekanik, prosedur pemasangan pipa nasogastrik, perawatan mulut, dan prosedur penghisapan lendir
Setelah ± 1 minggu temperatur mendadak meningkat dapat mencapai 400C atau demam, kadang disertai menggigil, nyeri dada, sesak nafas, batuk–batuk yang disertai dahak (rusty sputum). Sputum purulen, kadang-kadang berbercak atau terdapat garis darah. Selain itu, dapat disertai myalgia, dan herpes simplex pada daerah bibir disaat hari-hari pertama pemasangan ventilator.
Tanda Dan Gejala
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan pasien tampak sakit berat, kadang-kadang sianosis, nafas cepat dan dangkal, bahkan ada nafas cuping hidung, dan nadi cepat. Pada thoraks terdapat tanda-tanda konsolidasi jaringan paru, kelainan yang ditemukan tergantung pada luasnya jaringan paru yang terkena.
Pemeriksaan fisik
patofisiologi
Penegakan diagnosis
Antibiotik yang digunakan untuk pengobatan VAP adalah sebagai berikut:
Piperasilin – tazobaktan merupakan antibiotic yang paling banyak digunakan 63%.
Golongan fluorokinolon 57% Vankomisin 47% Sefaloporin 28% Aminoglikosida 25%
Penata laksanaan
1.Tindakan pencegahan kolonisasi bakteri di orofaring dan saluran pencernaan.
MencucitanganSelalu mencuci tangan selama 10 detikharus dilakukan sebelum dan setelah kontak dengan pasien. Selainitu, sarung tangan harus dipakai bila kontak dengan atau endotrakeal sekresi oral.
SuctionSuction endotrakeal merupakan prosedur penting dan sering dilakukan untuk pasien yang membutuhkan ventilasi mekanis. Prosedur ini dilakukan untuk mempertahankan patensi jalan napas, memudahkan penghilangan sekret jalan napas, merangsang batuk dalam,dan mencegah terjadinya pneumonia.
Pencegahan
2.Tindakan pencegahan untuk mencegah aspirasi ke paru-paru. Selain strategi untuk mencegah kolonisasi, strategi untuk mencegah aspirasi juga dapat digunakan untuk mengurangi risiko VAP.
Ekstubasi diniKarena adanya suatu selang endotrakeal merupakan predisposisi pasien VAP,
Posisi semifowlerMemberikan posisi pasien dalam posisi semifowler dengan kepala tempat tidur ditinggikan30° sampai45° mencegah refluks dan aspirasi bakteri dari lambung ke dalam saluran napas.