Paper Sedimentasi Pada Sungai
-
Upload
wan-fikri-darmawan -
Category
Documents
-
view
46 -
download
28
description
Transcript of Paper Sedimentasi Pada Sungai
fenomena sedimentasi pada sungai
TUGASPaper fenomena sedimentasi pada sungai
DIBUAT OLEH :
Daftar PustakaBAB I............................................................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................2
1.2 Tujuan................................................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................................................3
2.1 Definisi Sedimentologi.......................................................................................................................3
2.2 Definisi Sedimen................................................................................................................................3
2.3 Definisi Sedimentasi..........................................................................................................................3
BAB III..........................................................................................................................................................5
3.1 Proses Sedimentasi Pada Sungai........................................................................................................5
3.2 Metode Perhitungan Sedimen...........................................................................................................9
3.3 Dampak Sedimentasi pada Sungai...................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.000 buah pulau. Wilayah
pesisir dan luas laut mencakup sekitar 3,1 juta km2 dan ZEE 5,8 juta km2. Dan garis pantai
memuat habitat yang sangat bervariasi (81.000 km2), kedua setelah Canada.
Wilayah pesisir adalah wilayah interaksi antara lautan dan daratan. Wilayah ini sangat
potensial sebagai modal dasar pembangunan Indonesia. Pemanfaatan dan pengelolaan
wilayah pesisir yang baik menjadikan wilayah pesisir sebagai salah satu komoditi Indonesia
(devisa). Maka dari itu, dalam hal ini tentu diperhatikan pula faktor – faktor yang berdampak
terhadap lingkungan pesisir, seperti : sedimentasi, kegiatan manusia, pencemaran di perairan
laut, dan over eksploitasi SDA.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada
sungai serta mengetahui dampak positif dan dampak negatif akibat sedimentasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Sedimentologi
Sedimentologi adalah studi tentang proses-proses pembentukan, transportasi dan
pengendapan material yang terakumulasi sebagai sedimen di dalam lingkungan kontinen dan
laut hingga membentuk batuan sedimen. ‘Sedimentologi’ hanya ada sebagai cabang ilmu
geologi untuk beberapa dekade. Sedimentologi berkembang karena unsur-unsur stratigrafi
fisika menjadi lebih kuantitatif dan lapis-lapis strata dijelaskan berdasarkan proses fisika,
kimia dan biologi yang membentuknya. Tidak adanya terobosan besar sampai
berkembangnya teori tektonik lempeng. Suatu konsep menginterpretasi batuan dalam proses
modern yang menyokong sedimentologi modern dimulai pada abad 18 dan 19 (‘present is
the key to the past’). (Salim, J. A., 2005).
2.2 Definisi Sedimen
Sedimen adalah pecahan-pecahan material yang umumnya terdiri atas uraian batu-
batuan secara fisis dan secara kimia. Partikel seperti ini mempunyai ukuran dari yang besar
(boulder) sampai yang sangat halus (koloid), dan beragam bentuk dari bulat, lonjong sampai
persegi. Hasil sedimen biasanya diperoleh dari pengukuran sedimen terlarut dalam sungai
(suspended sediment), dengan kata lain bahwa sedimen merupakan pecahan mineral atau
material organic yang ditransforkan dari berbagai sumber dan diendapkan dari material yang
melayang dalam air atau dalam bentuk larutan kimia (Asdak, 2007).
2.3 Definisi Sedimentasi
Sedimentasi adalah masuknya muatan sedimen ke dalam suatu lingkungan perairan
tertentu melalui media air dan diendapkan di dalam lingkungan tersebut. Sedimentasi yang
terjadi di lingkungan pantai menjadi persoalan bila terjadi di lokasi-lokasi yang terdapat
aktifitas manusia yang membutuhkan kondisi perairan yang dalam seperti pelabuhan, dan
alur-alur pelayaran, atau yang membutuhkan kondisi perairan yang jernih seperti tempat
wisata, ekosistem terumbu karang atau padang lamun. Untuk daerah-daerah yang tidak
terdapat kepentingan seperti itu, sedimentasi memberikan keuntungan, karena sedimentasi
menghasilkan pertambahan lahan pesisir ke arah laut (Arief Rullyanto et al. 2010)
Karakteristik sedimentasi di perairan pesisir terjadi perlahan dan berlangsung menerus
selama suplai muatan sedimen yang tinggi terus berlangsung. Perubahan laju sedimentasi
dapat terjadi bila terjadi perubahan kondisi lingkungan fisik di daerah aliran sungai terkait.
Pembukaan lahan yang meningkatkan erosi permukaan dapat meningkatkan laju
sedimentasi. Sebaliknya, pembangunan dam atau pengalihan aliran sungai dapat merubah
kondisi sedimentasi menjadi kondisi erosional.
Bila sedimentasi semata-mata karena tranportasi muatan sedimen sepanjang pantai,
laju sedimentasi yang terjadi relatif lebih lambat bila dibandingkan dengan sedimentasi yang
mendapat suplai muatan sedimen dari daratan. Proses sedimentasi berlangsung perlahan dan
terus menerus selama suplai muatan sedimen yang banyak dari daratan masih terus terjadi.
Proses sedimentasi berhenti atau berubah menjadi erosi bila suplai muatan sedimen
berkurang karena pembangunan dam atau pengalihan alur sungai.
Gambar 2.1 Sedimentasi
\
BAB III
ISI
3.1 Proses Sedimentasi Pada Sungai
Sedimentasi ini terjadi melalui proses pengendapan material yang ditransport oleh
media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut
sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai,
sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah
pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin. Proses tersebut terjadi terus
menerus, seperti batuan hasil pelapukan secara berangsur diangkut ke tempat lain oleh
tenaga air, angin, dan gletser. Air mengalir di permukaan tanah atau sungai membawa
batuan halus baik terapung, melayang atau digeser di dasar sungai menuju tempat yang lebih
rendah. Hembusan angin juga bisa mengangkat debu, pasir, bahkan bahan material yang
lebih besar. Makin kuat hembusan itu, makin besar pula daya angkutnya. pengendapan
material batuan yang telah diangkut oleh tenaga air atau angin tadi membuat terjadinya
sedimentasi.
Meningkatnya aktivitas manusia akhir-akhir ini di sepanjang aliran sungai telah
memberi pengaruh terhadap ekosistem muara. Kegiatan yang memberikan dampak terhadap
muara tersebut antara lain penebangan hutan di bagian hulu. Kegiatan ini menyebabkan
meningkatnya pengikisan tanah di sepanjang aliran sungai. Sebagai dampaknya jumlah
sedimen di dalam sungai (suspended solid) bertambah dan menyebabkan pendangkalan.
Faktor yang mempengaruhi proses sedimentasi yang terjadi di muara antara lain aktivitas
gelombang dan pola arus.
Gambar 3.1 Proses Sedimentasi
Menurut Dibyosaputra (1997: 65) besar kecilnya sedimen di daerah sungai ditentukan
melalui transportasi sungai yang disebabkan oleh adanya kekuatan aliran sungai yang sering
dikenal dengan istilah kompetensi sungai (stream competency), yaitu kecepatan aliran
tertentu yang mampu mengangkut sedimen dengan diameter tertentu. Dengan kata lain
bahwa besarnya sedimen yang terangkat tergantung pada :
a. Debit sungai
b. Material sedimen
c. Kecepatan aliran.
Dengan kekuatan aliran dan faktor lainnya maka ada tiga bentuk/macam sedimen yang
terangkut yaitu:
a. Muatan terlarut (dissolved load)
b. Muatan tersuspensi (suspended load)
c. Muatan dasar (bed load)
Pada saat sungai banjir, maka hydraulic action dapat melepas dan mengangkut
material sedimen dalam jumlah besar. Tidak hanya dari darnya saja tetapi juga menggerus
material sepanjang tebing atau tanggul sungai. Akibatnya tanggul sungai mengalami
kerusakan dan terjadilah sendatan atau slumping (Dibyosaputra,1997: 65).
Menurut Anonim (2011) Sedimen yang dalam jangka waktu yang lama mengalami
pembatuan atau disebut dengan istilah batuan sedimen, yaitu suatu batuan yang terbentuk
dari hasil proses sedimentasi, baik secara mekanik maupun secara kimia dan organik. Proses
terjadinya batuan sedimen dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Secara mekanik
Terbentuk dari akumulasi mineral-mineral dan fragmen-fragmen batuan. Faktor-
faktor yang penting yang mempengaruhi sedimentasi secara mekanik antara lain :
Sumber material batuan sedimen :
Sifat dan komposisi batuan sedimen sangat dipengaruhi oleh material-
material asalnya. Komposisi mineral-mineral batuan sedimen dapat menentukan
waktu dan jarak transportasi, tergantung dari presentasi mineral-mineral stabil dan
nonstabil.
Lingkungan pengendapan :
Secara umum lingkungan pengendapan dibedakan dalam tiga bagian yaitu:
Lingkungan Pengendapan Darat, Transisi dan Laut. Ketiga lingkungan
pengendapan ini, dimana batuan yang dibedakannya masing-masing mempunyai
sifat dan ciri-ciri tertentu.
Pengangkutan (transportasi) :
Media transportasi dapat berupa air, angin maupun es, namun yang memiliki
peranan yang paling besar dalam sedimentasi adalah media air. Selama
transportasi berlangsung, terjadi perubahan terutama sifat fisik material-material
sedimen seperti ukuran bentuk dan roundness. Dengan adanya pemilahan dan
pengikisan terhadap butir-butir sedimen akan memberi berbagai macam bentuk
dan sifat terhadap batuan sedimen.
Pengendapan :
Pengendapan terjadi bilamana arus/gaya mulai menurun hingga berada di
bawah titik daya angkutnya. Ini biasa terjadi pada cekungan-cekungan, laut,
muara sungai, dll.
Kompaksi :
Kompaksi terjadi karena adanya gaya berat/gravitasi dari material-material
sedimen sendiri, sehingga volume menjadi berkurang dan cairan yang mengisi
pori-pori akan bermigrasi ke atas.
Lithifikasi dan Sementasi :
Bila kompaksi meningkat terus menerus akan terjadi pengerasan terhadap
material-material sedimen. Sehingga meningkat ke proses pembatuan (lithifikasi),
yang disertai dengan sementasi dimana material-material semen terikat oleh
unsur-unsur/mineral yang mengisi pori-pori antara butir sedimen.
Replacement dan Rekristalisasi :
Proses replacement adalah proses penggantian mineral oleh pelarutan-
pelarutan kimia hingga terjadi mineral baru. Rekristalisasi adalah perubahan atau
pengkristalan kembali mineral-mineral dalam batuan sedimen, akibat pengaruh
temperatur dan tekanan yang relatif rendah.
Diagenesis :
Diagenesis adalah perubahan yang terjadi setelah pengendapan berlangsung,
baik tekstur maupun komposisi mineral sedimen yang disebabkan oleh kimia dan
fisika.
b. Secara Kimia dan Organik
Terbentuk oleh proses-proses kimia dan kegiatan organisme atau akumulasi
dari sisa skeleton organisme. Sedimen kimia dan organik dapat terjadi pada kondisi
darat, transisi, dan lautan, seperti halnya dengan sedimen mekanik.
Masing-masing lingkungan sedimen dicirikan oleh paket tertentu fisik, kimia,
dan biologis parameter yang beroperasi untuk menghasilkan tubuh tertentu sedimen
dicirikan oleh tekstur, struktur, dan komposisi properti. Kita mengacu kepada
badan-badan khusus seperti endapan dari batuan sedimen sebagai bentuk. Istilah
bentuk mengacu pada unit stratigrafik dibedakan oleh lithologic, struktural, dan
karakteristik organik terdeteksi di lapangan. Sebuah bentuk sedimen dengan
demikian unit batu itu, karena deposisi dalam lingkungan tertentu, memiliki
pengaturan karakteristik properti. Lithofacies dibedakan oleh ciri-ciri fisik seperti
warna, lithology, tekstur, dan struktur sedimen. Biogfacies didefinisikan pada
karakteristik palentologic dasar. Inti penekanan adalah bahwa lingkungan
depositional menghasilkan bentuk sedimen. Karakteristik properti dari bentuk
sedimen yang pada gilirannya merupakan refleksi dari kondisi lingkungan
deposional.
3.2 Metode Perhitungan Sedimen
Beberapa persamaan atau metode yang digunakan dalam menghitung sedimen yaitu
persamaan Yang, Engelund and Hansen, Bagnold dan metode Laursen.
1. Metode Yang (1973)
Data-data yang diperlukan dalam pembuatan persamaan Yang’s adalah :
Data sedimen
Geometri saluran
Kecepatan aliran
Analisis perhitungan
log C1=5.435−0.286 logω d50
v−0.457 log
U ¿
ω+(1.799−0.409 log
ω d50
v−0.314 log
U ¿
ω ) log ( VSω
−V cr S
ω)
...................................................................................................................(1)
Gw=γ ∙ W ∙ D ∙V ..........................................................................................(2)
Qs=Ct ∙ Gw..................................................................................................(3)
Dimana :
Ct = konsentrasi sedimen total
d50 = diameter sedimen 50% dari material dasar (mm)
ὠ = kecepatan jatuh (m/s)
V = kecepatan aliran (m/s)
Vct = kecepatan kritis (m/s)
S = kemiringan sungai
U* = kecepatan geser (m/s)
W = lebar sungai (m)
D = kedalaman sungai (m)
Qs = muatan sungai (kg/s)
2. Persamaan Engelund and Hansen (1967)
Persamaan Engelund and Hansen didasarkan pada pendekatan tegangan
geser. Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut :
qs=0.05 γ sV2[ d50
g ( γ s
γ )−1 ]1 /2
[ τ50
(γ s−γ )d50]3 /2
.................................................(4)
Qs=W ∙qs.....................................................................................................(5)
Dimana :
τ 0=γ ∙ D ∙S....................................................................................................(6)
τ0 = tegangan geser (kg/m2)
Qs = muatan sedimen (kg/s)
3. Persamaan Shen and Hungs
Shen and Hung mengemukakan bahwa transportasi sedimen adalah begitu
kompleks sehingga tidak menggunakan bilangan Reynolds dan bilangan
Froude. Persamaan Shen and Hung dapat ditulis sebagai berikut :
log C t=−107404.459+324214.747 ∙Y −326309.589 ∙Y 2+109503.872 ∙Y 3
.........(7)
Gw=γ ∙ W ∙ D ∙V ............................................................................................(8)
Qs=Ct ∙ Gw....................................................................................................(9)
Dimana :
Y=[V S0.57
ω0.32 ]0.0075
...........................................................................................(10)
Ct = konsentrasi sedimen total
V = Kecepatan aliran (m/s)
ὠ = kecepatan jatuh (m/s)
S = kemiringan sungai
3.3 Dampak Sedimentasi pada Sungai
1) Dampak positif sedimentasi
Munculnya bentang alam baru yang lebih indah
Adanya tombolo, membantu kita menjangkau suatu pulau tanpa menggunakan
kapal
Gambar 3.2 Tombolo
Adanya penghalang pantai, semakin mengurangi abrasi
2) Dampak negatif sedimentasi
Sedimentasi perairan yang disebabkan oleh aktifitas manusia berdampak besar
terhadap kondisi perairan. Aktifitas tersebut meliputi buangan saluran dari limbah
rumah tangga, kegiatan pengerukan, trawling, pembukaan lahan di pesisir, limbah
buangan industri, perubahan struktur di pantai dan lepas pantai, pembukaan lahan
pertanian di daratan dekat pantai, aktifitas kapal dan sedimentasi dari sungai
akibat aktifitas manusia di sepanjang sungai. Dampak negatif yang ditimbulkan
oleh sedimentasi adalah kematian organisme laut, penurunan biodiversitas,
hambatan jalur pelayaran karena pendangkalan, gangguan atau hilangnya habitat,
menurunnya stok alami makanan laut (seafood), perubahan distribusi ukuran
sedimen, peningkatan kekeruhan dan perubahan kedalaman.
Dampak negatif tersebut dapat dikurangi dengan mengkaji proses sedimentasi
menggunakan teknologi pemodelan. Teknologi pemodelan dapat membantu untuk
menduga sumber-sumber sedimentasi dari aktifitas manusia. Distribusi sedimen
disuatu perairan dan pola sirkulasi arus akan memperlihatkan keberadaan sumber
sedimen. Teknologi pemodelan dapat membantu mensimulasikan beberapa
kondisi sumber-sumber sedimen jika sumber sedimen tersebut masuk ke suatu
perairan. Tujuannya adalah untuk memperlihatkan dampak yang mungkin akan
ditimbulkan jika sedimen tersebut masuk dan menyebar ke perairan. Skenario
pemodelan ditentukan berdasarkan jumlah dan intensitas aktifitas manusia yang
menghasilkan sedimen sebagai sumber (point source) sedimen.