Paper Sansekerta
-
Upload
sumanadi-dembank -
Category
Documents
-
view
52 -
download
0
Transcript of Paper Sansekerta
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bahasa Sansekerta adalah salah satu mata kuliah di Sekolah Tinggi
Keguruan Program Studi Agama Hindu. Dalam mempelajari Agama
Hindu erat hubungannya dengan mempelajari Bahasa Sansekerta, karena
segala ajaran agama Hindu tertuang dalam kitab suci, lontar serta tulisan-
tulisan dari para maha rsi yang umumnya menggunakan bahasa sansekerta.
Sebelum lebih jauh ke dalam bahasa sansekerta itu sendiri,
hendaknya terlebih dahulu dilakukan suatu perkenalan bahasa sansekerta
itu sendiri. Untuk itu, disusunlah sebuah karya yang sekiranya dapat
memberikan sedikit sumbangan pengetahuan tentang bahasa sansekerta.
Selain itu seorang mahasiswa harus dapat melakukan
kewajibannya. Kewajiban penulis sebagai mahasiswa di STKIP Agama
Hindu adalah melaksanakan tugas yang diberikan oleh kampus, dosen dan
segala hal yang terkait di dalamnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka disusunlah karya ini.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam karya ini yaitu :
1.2.1. Bagaimana penjelasan bahasa sansekerta sebagai bahasa para
dewa?
1
1.2.2. Bagaimana penjelasan bahasa sansekerta dalam kitab suci agama
hindu?
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya ini adalah :
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk memperkenalkan bahasa sansekerta secara umum
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui bagaimana penjelasan bahasa sansekerta
sebagai bahasa para dewa.
2. Bagaimana penjelasan bahasa sansekerta dalam kitab suci
agama hindu?
2
BAB II
PEMBAHASAN :
BAHASA SANSEKERTA SEBAGAI BAHASA PARA DEWA
2.1. Bahasa Sansekerta Sebagai Bahasa Para Dewa
Bahasa Sansekerta lahir di lembah sungai Sindu yaitu di India. Bahasa
Sansekerta yang terkenal pada zaman dimana bahasa Sansekerta ini mulai ada
yaitu bahasa Sansekerta Weda (Vedic Sanskrit), kemudian bahasa ini
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga ada bahasa
sansekerta yang disebut bahasa sansekerta campuran.
Seperti yang kita kenal bahasa Weda menggunakan bahasa Sansekerta.
Istilah bahasa sansekerta dalam Weda pertama kali diperkenalkan oleh Panini.
Panini pada waktu menulis kitab Wyakarana yang memuat tentang tata bahasa
yang kemudian dikenal dengan nama Astadhyayi, mengemukakan bahwa
bahasa Weda adalah bahasa para dewa-dewa. Bahasa para dewa dikenal
sebagai Daiwi Wak. Daiwi Wak dikenal sebagai sabda dewata.
Sejak Patanjali menulis kitab bahasa, beliau membedakan bahasa
dalam Weda dengan bahasa yang digunakan dalam sastra. Dengan demikian,
bahasa yang digunakan dalam Weda adalah bahasa Sansekerta Weda,
sedangkan bahasa yang digunakan dalam sastra, seperti dharma sastra, itihasa,
purana dan sebagainya dikenal dengan nama sansekerta. Bahasa sansekerta
bersifat umum dan digunakan sebagai pengantar dalam pergaulan pada zaman
yang silam. Hal yang sama juga kita jumpai dalam agama Budha. Dimana
3
kitab suci tripitaka ditulis dengan bahasa Pali, bahasa yang umum dipakai oleh
bangsa Magadhi.
Kathyayana yang terkenal dengan tulisannya yaitu Sarasamuscaya
dengan memakai nama samaran Wararuci. Dari karyanya tersebut dijelaskan
banyak hal tentang Panini. Kemudian Sarasamuscaya ini berkembang di
Indonesia dan diterjemahkan dalam bahasa Jawa Kuno pada masa kerajaan
Medang Kemulan.
Dalam kitab-kitab suci yang ada seperti Weda, keterangan yang
diberikan kepada bahasa Sansekerta umumnya lebih panjang dan lebih luas
sehingga tampak seakan-akan ada kecendrungan bahwa satu kata Sansekerta
yang memiliki arti teknis agama. Mantra-mantra yang ada dalam kitab lain
umumnya tetap menggunakan bahasa Sansekerta yang merupakan Daiwi Wak,
dengan maksud mempertahankan sifat asli dan kesakralan bahasa Sansekerta.
Sehingga pantaslah Bahasa Sansekertia disebut bahasa para dewa.
2.2. Bahasa Sansekerta Dalam Kitab Suci Agama Hindu
Kitab suci Agama Hindu adalah Weda. Seperti yang diterangkan di
atas, bahwa bahasa yang digunakan dalam weda disebut bahasa Sansekerta
Weda. Selain itu, kitab-kitab lain juga menggunakan bahasa Sansekerta
seperti Kitab Sarasamuscaya, Kitab Bhagawadgita yang merupakan pancamo
Weda atau weda kelima, serta sastra-sastra lain seperti lontar-lontar.
Dalam kitab-kitab, umumnya bahasa Sansekerta tercantum dalam
mantra dan sloka. Kata Mantra berasal dari bahasa Sansekerta terdiri dari dua
suku kata yaitu Man dan Tra. Man merupakan singkatan dari kata Manana
4
yang artinya pemikiran, perencanaan, renungan, pertimbangan, pernyataan
hormat. Sedangkan kata Tra berasal dari kata Tranana yang artinya
perlindungan, pertolongan. Jadi mengucapkan mantra berarti pernyataan rasa
hormat (pemujaan) kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa beserta
manidestasinya untuk memohon perlindungan dan keselamatan. Sedangkan
sloka artinya doa pemujaan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi beserta para
dewa yang ditulis dalam bentuk syair. Sloka merupakan ayat-ayat pujaan
kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Sloka terdapat dalam kelompok
kitab suci yaitu kitab Brahmana, Upanisad, Bhagawad Gita, Kitab Manawa
Dharma Sastra dan dalam lontar-lontar.
Sebagai contoh bahasa Sansekerta dalam mantra dan Sloka yaitu
sebagai berikut :
1. Dalam Weda
Agnim ile purohitam yajnasya, devamrtuijam, utaram ratna
dhatanam.
Artinya : Kami memuja agni, pendeta yang berada di
depan, yang dipuja dalam upacara korban, pendeta yang upacara
korban sesuai musim dan pemuja yang mempersembahkan upacara
korban dan menguasai kekayaan yang terbaik dalam wujud
permata-permata.
(Mantra dalam Reg Weda 1.1.1.)
5
Veda vata vartanimuror rasvasya brhatah, veda ye adhyas ate
Artinya : Ia tahu jalannya angina, angina yang menyebar, tinggi
dan dahsyat. Ia mengetahui yang berada di atas itu.
(Sloka dalam Reg Weda 1.25.9)
2. Dalam Bhagawad Gita
Na jayatemriyate va kadacin
Nayam bhutva bhavita van a bhuyah
Ajo nityah sasvato ‘yam purano
Na hanyate hanyamane sarire
Artinya : Ini tak pernah lahir, juga tak pernah mati atau
setelah ada tak akan berhenti ada. Ia tak dilahirkan, kekal, abadi,
sejak dahulu ada, dan dia tidak mati pada saat badan jasmani ini
mati
Vedavinasinam nityam
Ya enam ajam avyayam
Katham sa purusah partha
Kam ghatayati hanti kam
Artinya : Ia yang mengetahui bahwa, ia tak termusnahkan,
langgeng, tak dilahirkan, dan tak berubah itu, bagaimana ia dapat
membunuh atau menyebabkan orang lain dapat membunuh-Nya
wahai Arjuna.
6
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang ditarik dari penjelasan di atas yaitu :
3.1.1. Bahasa Sansekerta yang terdapat dalam Weda dikenal dengan
nama Bahasa Sansekerta Weda (Vedic Sanskrit). Para masa rsi
seperti Panini dengan Astadhyayinya menyatakan Bahasa
Sansekerta adalah bahasa Daiwi Wak adalah bahasa para Dewa.
3.1.2. Bahasa Sansekerta selain terdapat dalam kitab suci Weda juga
terdsapat dalam kitab Brahmana, Upanisad, Sarasamuscaya,
Manawa Dharma Sastra, Bhagawad Gita dan lontar-lontar.
3.2. Saran
Adapun sdaran penulis yakni :
3.2.1. Hendaknya para intelektual lebih menggali secara ceremat tentang
bahasa dalam kitab suci utamanya Agama Hindu sehingga dapat
dipelajri dan dijadikan pegangan dalam membaca dan
mengartikannya.
3.2.2.
7
DAFTAR PUSTAKA
Ida Bagus Sudirga, dkk. 2004. Widya Dharma Agama Hindu Pelajaran Agama Hindu Kelas X SMA. Ganeca Exact : Bandung.
Pudja, G. 2005. Bhagawad Gita. Paramita : Surabaya.
Tim Penyusun. 2000. KamusSansekerta – Indonesia. Pmerintah Propinsi Bali : Denpasar.
8