Paper Metode Pelaksanaan Kontruksi (MPK)

8
Abstrak Bendungan atau waduk tidak hanya sebagai tampungan air pada saat musim hujan namun dapat dimanfaatkan untuk tujuan lainnya. Tetapi dalam tahap perencanaannya perlu dilakukan studi-studi yang seksama suapaya didapat tujuan yang optimal. Tujuan pembuatan bendungan ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Indonesia, karena mengingat kebutuhan di Indonesia dewasa ini adalah minimnya pasokan listrik, maka jalan keluar yang paling efisien yaitu membuat bendungan dengan skala besar. 1.Pendahuluan Adanya peningkatan kebutuhan pembangunan mendorong berkembangnya metode konstruksi di bidang teknik sipil. Demi untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia, dalam makalah ini akan dibahas atau akan diulas secara mendalam tentang bendungan PLTA cirata. Tujuannya supaya membuka wawasan engineer atau pelaku kontruksi di Indonseia lainnya agar dapat atau mampu menciptakan suatu karya yang membanggakan dan memiliki kebermanfaatan yang besar nantinya. 2. Isi Pengertian bendungan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menampung atau menangkap air pada saat musim hujan sehingga pada musim kemarau tidak terjadi kekurangan sumber daya air bersih. Selain untuk kepentingan tadi bendungan juga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi sumber daya tak tergantikan yaitu listrik, bias untuk kebutuhan irigasi, dll. Bendungan ini terdiri dari berbagai macam bangunan mulai dari bangunan utama bendungan itu sendiri, kemudian ada spillway, dll.

description

PLTA Cirata

Transcript of Paper Metode Pelaksanaan Kontruksi (MPK)

AbstrakBendungan atau waduk tidak hanya sebagai tampungan air pada saat musim hujan namun dapat dimanfaatkan untuk tujuan lainnya. Tetapi dalam tahap perencanaannya perlu dilakukan studi-studi yang seksama suapaya didapat tujuan yang optimal. Tujuan pembuatan bendungan ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Indonesia, karena mengingat kebutuhan di Indonesia dewasa ini adalah minimnya pasokan listrik, maka jalan keluar yang paling efisien yaitu membuat bendungan dengan skala besar. 1.PendahuluanAdanya peningkatan kebutuhan pembangunan mendorong berkembangnya metode konstruksi di bidang teknik sipil. Demi untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia, dalam makalah ini akan dibahas atau akan diulas secara mendalam tentang bendungan PLTA cirata. Tujuannya supaya membuka wawasan engineer atau pelaku kontruksi di Indonseia lainnya agar dapat atau mampu menciptakan suatu karya yang membanggakan dan memiliki kebermanfaatan yang besar nantinya. 2. IsiPengertian bendungan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menampung atau menangkap air pada saat musim hujan sehingga pada musim kemarau tidak terjadi kekurangan sumber daya air bersih. Selain untuk kepentingan tadi bendungan juga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi sumber daya tak tergantikan yaitu listrik, bias untuk kebutuhan irigasi, dll. Bendungan ini terdiri dari berbagai macam bangunan mulai dari bangunan utama bendungan itu sendiri, kemudian ada spillway, dll.Dalam pembuatan bendungan ini dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu, studi kelayakan pendahuluan (Prefeasibility Study), study kelayakan (Feasibility Study), perencanaan teknis (Detailed Design), dan pelaksanaan pembangunan (Contruction). Namun dalam makalah ini hanya akan diulas bagian pelaksanaan pembangunannya saja.

2.1 Garis Besar PembangunanDalam pembangunan suatu PLTA dibutuhkan banyak tipe dan jenisbangunan yang berbeda fugsinya, salah satunya yang paling utama adalah bendungan. Dalam pembuaan bendungan hal pertama dan yang paling utama untuk dilakukan adalah bagaimana daerah yang akan menjadi daerah kontruksi bebas dari air. Ada banyak metode yang dapat dilakukan dalam pengeringan air ini. Dalam pembuatan bendungan ini menggunakan metode sudetan dan coffer dam sementara. Yang pertama adalah metode sudetan, yaitu metode membuat sudetan berupa terowongan besar yang nantinya mengalirkan aliran sungai tanpa melalui sungai citarum. Pengaliran ini menggunakan 2 terowongan besar berdiameter 10m. setelah air terhenti barulah mulai tahap pengerjaan coffer dam sementara dan bendungan utama dibangun.

2.2 Pembuatan Terowongan AirTahap awal pembangunan seperti yang sudah dijelaskan diatas adalah pengalihan aliran air agar daerah kontruksi bebas dari air. Dalam tahap ini dilakukan dengan cara membuat terowongan berdiameter 10m. Terowongan ini dibuat dengan tempo waktu yang harus cepat karena harus selesai sebelum musim penghujan tiba. Karena apa? Karena jika musim penghujan tiba maka debit aliran sungai akan meningkat dan hal ini dapat mempengaruhi banyak hal. Terowongan ini juga nantinya akan berfungsi sebagai jalur spillway sehingga didesain sedemikian rupa sehingga terowongan dapat bertahan lama pasca kontruksi. Setelah terowongan ini selesai dibangun air mulai mengalir melalui terowongan, kemudian jalur air sungai yang mengalir di jalur biasanya di tutup dengan urugan tanah dan batu sehingga air sempurna mengalir melalui terowongan-terowongan tadi. Setelah semua alir mengalir dimulai pembuatan coffer dam.2.3 Pembuatan Bangunan BendunganKarena kontruksi ini berkisar di tahun 1985, maka pembuatan bendungan dilakukan dengan cara dan menggunakan bahan material yang belum terlalu modern. Bahan utama bendungan adalah urugan batu breccia yang bagian luarnya diperkuat dengan lapisan batu andesit yang sudah terkenal kekuatannya. Pada umumnya bangunan bendungan dibagian tengah diberi lapisan tanah liat kedap air agar air tidak dapat merembes melalui dalam bendungan, namun hal ini tidak dapat dilakukan sebab tidak ditemukannya tanah liat yang sesuai standard di daerah tersebut. Sehingga engineer berupaya dengan cara memberi lapisan beton atau toe slab pada dasar dan permukaan beton sehingga tidak terjadi rembesan oleh air.Tahap awal dalam pembangunan bendungan ini yaitu pelapisan toe slab pada pondasi bendungan, toe slab ini merupakan lapisan beton kedap air, kemudian dilakukan penimbunan batu dan disusul penyemprotan lapisan aspal pada permukaan untuk mencegah terjadinya erosi akibat hujan. Pekerjaan penimbunan batu menghabiskan batu sebanyak kurang lebih 3.800.000 m3 pada proyek ini dan memakan lebih dari waktu 1/3 masa pembangunan bendungan. Setelah itu dilakukan pekerjaan pelapisan starter slab untuk plat muka beton yang dibarengi dengan proses colnsolidation grouting dengan kedalaman maks 20m, setelah itu dilakukan curtain grouting dengan kedalaman maks 100m, hal ini dilakukan dengan maksud agar tidak adanya rembesan air melalui dasar bendungan. Tahap 2 dilakukan pengecoran plat muka beton dengan ketinggian kurang lebih 15m kearah atas dari starter slab, pengecoran ini dilakukan selang seling dengan demikian pekerjaan dilakukan bergantian ke lajur selanjutnya. Dengan tebal plat sekitar 35-72cm. Setelah tahapan ini selesai dilanjutkan dengan pembangunan bangunan-bangunan pelengkap. Yang pertama adalah spillway. Spillway ini dibangun dibwah permukaan tanah melalui jalur terowongan sudetan tadi. Sudetan dipotong di tengah sehingga disambung dengan jalur spillway yang sudah direncanakan. Spillway miring dari bagian atas sehingga menghasilkan terjunan air yang cukup deras. Terjunan air inilah yang menjadi penggerak turbin sehingga bendungan ini menghasilkan tanaga listrik yang cukup besar nantinya.Setelah pembangunan spillway, pada bagian tengah bendungan dibangun ruangan besar yang bertujuan untuk tempat alat-alat / fasilitas pembangkit listrik tenaga air. Mulai dari turbin, generator penghantar, dan lain-lain. Begitu seterusnya pembangunan ini berlanjut hingga selesai dan dapat beroperasi dengan sempurna.Sebelum pembangunan selesai tahapan yang dilakukan adalah penutupan jalur terowongan awal sehingga air mengalir lagi melalui jalur yang semestinya. Penutupan ini dilakukan dengan cara menimbun muka atau pintu terowongan dengan tanah dan batuan. Selain itu untuk mengatasi erosi akibat derasnya aliran dari spillway, engineer mendesain sedemikian rupa airraiter sehingga dapat menekan adanya erosi menjadi sekecil mungkin.

2.4 Kekurangan dan kelebihan bangunanKekurangan dalam pembangunan ini yaitu waktu yang diperlukan cukup lama karena masih menggunakan teknologi yang cukup lawas atau jadul, dan menggunakan bahan utama batuan sehingga kurang optimum dalam pengerjaannya, namun biaya operasional yang digunakan cukup murah dan efisien karena menggunakan material yang berasal dari sekitar daerah kontruksi.3. PenutupDengan ulasan-ulasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa bendungan merupakan alternative yang sangat bagus untuk menambah pasokan energy yang tak tergantikan, namun alangkah baiknya dalam proses baik perencanaan, pembangunan, maupun perawatan diharapkan engineer tidak mengindahkan amdal yang ada. Karena untuk apa energy yang tak tergantikan terpasok dengan maksimal jika merusak ekosistem dan alam sekitar yang ada di daerah bangunan kontruksi tersebut.

4. Daftar pustaka www.google.com www.infoproyek.com www.wikipedia-indonesia.com www.youtube.com www.mega-contruction.web.id 5. Lampiran