Paper Manajemen Agroekosistem.docx

6
TUGAS TERSTRUKTUR MANAJEMEN AGROEKOSISTEM Disusun Oleh: Amilia Wahyu Agustin 115040201111324 Kelas A Dosen pengampu: Dr. Ir. Lilik Setyobudi, MS PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Transcript of Paper Manajemen Agroekosistem.docx

Page 1: Paper Manajemen Agroekosistem.docx

TUGAS TERSTRUKTUR

MANAJEMEN AGROEKOSISTEM

Disusun Oleh:

Amilia Wahyu Agustin 115040201111324

Kelas A

Dosen pengampu: Dr. Ir. Lilik Setyobudi, MS

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: Paper Manajemen Agroekosistem.docx

I. Pendahuluan

Agroekosistem merupakan konsep pengelolaan pertanian berwawasan

ekosistem. Konsep ini lahir dikarenakan permasalahan pertanian intensif yang

membuat keseimbangan ekosistem terganggu. Penggunaan bahan kimia yang

berlebihan menyebabkan kerusakan struktur tanah, resistensi hama, residu pada

produk pertanian (hasil panen), langkanya serangga yang bermanfaat untuk proses

penyerbukan dan musuh alami.

Sistem pertanian organik yang melibatkan aspek social, budaya dan alam

terbukti dapat mempertahankan kondisi ekosistem alami setempat. Dengan begitu,

introduksi teknologi harus dibarengi dengan pengetahuan dan wawasan lingkungan

dari emua stakeholder sehingga bijak dalam memanfaatkan teknologi tersebut.

Dalam memenuhi kebutuhan pangan di suatu negara, pemerintah harus

memerhatikan fungsi, tingkatan energi dan rantai makanan serta nilai ekonomis

produk-produk pertanian. Hal ini menjadi perhatian utama agar tujuan dari perpaduan

pengelolaan pertanian yang berwawasan ekosistem tercapai.

II. Isi

Setiap negara mempunyai strategi dan kebijakan yang berbeda-beda untuk

memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya. Kebijakan pangan nasional

menyangkut:

Terjaminnya pangan, misal dengan swadaya atau jika tidak ada

alternatif lain bisa dengan mengimpor dari negara lain

Ketahanan pangan, yang mutlak dipantau setiap waktu agar tidak

terjadi kelaparan dikarenakan kurangnya pasokan pangan

Akses pangan, harus bisa dijangkau oleh masyarakat

Kualitas pangan, dengan memerhatikan proses produksi

Keamanan pangan, perlu diperhatikan agar tidak mengganggu dan

membawa masalah ke dalam ketahanan pangan. Missal hama salah

satu produk pertanian dari negara lain

Karakteristik utama agroekosistem ada empat, yaitu produktivitas yang

menyangkut kuantitas, stabilitas yang dapat diukur dengan konsistensi, sustainibilitas

yang harus dijaga, dan ekuitabilitas yang bekaitan dengan kemakmuran masyarakat.

Page 3: Paper Manajemen Agroekosistem.docx

Produktivitas dan sustainibilitas sudah dimengerti oleh petani, pengusaha dan

pemerintah. Para praktisi dan pengambil kebijakan sudah pandai menghitung sendiri

hasil panen dan kelangsungan usaha pertaniannya. Kelestarian (sustainibilitas)

lingkungan dan tingkat modal yang dimiliki penduduk (ekuitabilitas) menjadi konsep

tambahan untuk agroekosistem. Metode perhitungan sustainibilitas dan ekuitabilitas

membutuhkan parameter ekologi dan sosial budaya, yang hanya bisa terccapai apabila

kondisi ekologinya seimbang dan didukung oleh modal yang cukup banyak. Selama

pendapatan penduduk masih rendah, konsep agroekosistem sulit terlaksana karena

kepentingan ekonomi lebih dominan dibandingkan dengan kelestarian alam.

Autonomi pun tidak akan tercapai selama masih terus mengimpor atau terlalu banyak

mengekspor, dalam konteks ini, pangan.

Makanan pokok suatu negara tergantung pada letak geografisnya, karena

tingkat kecocokan tanah dan iklim setempat. Misalnya saja daerah Saudi Arabia yang

gersang dan tanaman yang bisa tumbuh dan menghasilkan hanya pohon kurma,

sehingga yang menjadi makanan pokoknya adalah buah kurma. Negara Indonesia

sendiri merupakan daerah asli asal-muasal pisang. Tetapi karena terpengaruh oleh

hasutan Belanda, maka sampai sekarang beras menjadi makanan pokok hampir

seluruh penduduk Indonesia. Sehingga tidak heran jika negara Indonesia masih

mengimpor beras dari negara tetangga.

III. Kesimpulan

Negara Indonesia belum bisa mewujudkan konsep agroekosistem. Hal ini bisa

dilihat dari produktivitas yang kurang maksimal, kelestarian lingkungannya juga

kurang terjaga, tingkat ekonomi atau pendapatan perkapita penduduk masih rendah

dan sampai saat ini negara Indonesia belum bisa berhenti mengimpor sebab kuantitas

pangan yang tersedia di dalam negeri kurang.

Dilihat dari karakteristik agroekosistem yang harus dimiliki secara utuh,

sangat sulit bagi negara Indonesia untuk melaksanakan gagasan tersebut. Artinya

perjalanan negara berkembang ini masih sangat panjang untuk mencapai autonomi.