PAPER KWU (kewirausahaan)

14
PAPER KRITERIA PENENTUAN KELAYAKAN INVESTASI Kewirausahaan Bidang Kesehatan (diajukan guna melengkapi tugas Kewirausahaan Bidang Kesehatan) Oleh: Artma N. P. A. 122110101139 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

description

Kewirausahaan

Transcript of PAPER KWU (kewirausahaan)

Page 1: PAPER KWU (kewirausahaan)

PAPER

KRITERIA PENENTUAN KELAYAKAN INVESTASI

Kewirausahaan Bidang Kesehatan

(diajukan guna melengkapi tugas Kewirausahaan Bidang Kesehatan)

Oleh:

Artma N. P. A.

122110101139

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: PAPER KWU (kewirausahaan)

Metode-metode Penilaian Investasi

Sebelum suatu proyek investasi direalisasikan, pihak manajemen perusahaan perlu

menerapkan metode untuk mengevaluasi atau menilai tingkat profitabilitas yang akan

dihasilkan dari proyek investasi tersebut. Untuk mengevaluasi usulan proyek investasi

tersebut, maka dapat digunakan metode-metode evaluasi sebagai berikut:

1. Payback Period (PP)

Payback Period (Periode Pengembalian) diartikan sebagai jangka waktu yang dibutuhkan

untuk mengembalikan nilai investasi awal (initial investment) melalui penerimaan-

penerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut. Jika pajak penghasilan belum

diperhitungkan dalam penentuan payback period, dalam investasi perluasan usaha,

payback period dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Payback Period (dalam tahun) =

Sedangkan jika dampak pajak penghasilan diperhitungkan, maka penentuan payback

period dilakukan dengan rumus berikut ini:

Payback Period (dalam tahun) =

Keunggulan Metode Payback Period:

a. Untuk investasi yang besar risikonya dan sulit untuk diperkirakan, maka tes dengan

metode ini dapat mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian

investasi.

b. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang mempunyai rate

of return dan risiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu

pengembaliannya paling cepat.

c. Metode ini merupakan alat yang sederhana untuk memilih usul-usul investasi sebelum

meningkat ke penilaian lebih lanjut dengan mempertimbangkan kemampuan investasi

untuk menghasilkan laba.

Kelemahan Metode Payback Period

a. Metode ini tidak memertimbangkan seluruh arus kas dan tidak menghitung nilai

sekarang (present value) terhadap arus kasnya.

Page 3: PAPER KWU (kewirausahaan)

Dengan tidak mempertimbangkan seluruh arus kas, berarti metode ini mengabaikan

sejumlah besar arus kas negatif yang mungkin saja terjadi setelah proses pengembalian

(tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok kembali).

b. Metode ini tidak mampu menjawab apakah sebuah rencana investasi layak untuk

dilaksanakan atau tidak. Secara implisit, rekomendasi dari metode ini hanyalah

memilih rencana investasi yang jangka waktu pengembaliannya lebih pendek.

c. Tidak mengukur profitabilitas.

2. Average Rate of Return (ARR)

Average Rate of Return (rata-rata kembalian investasi) sering disebut accounting method

atau financial statement method, karena dalam perhitungannya digunakan angka laba

akuntansi (accounting profit). Rumus perhitungan rata-rata kembalian investasi adalah:

Average Rate of Return =

Laba sesudah pajak sama dengan laba tunai (cash profit) dikurangi dengan biaya

depresiasi (capital recovery). Oleh karena itu rumus perhitungan tarif kembalian investasi

(rate of return on investment) adalah:

Tarif kembalian investasi =

Dalam rumus-rumus tersebut di atas, dipakai investasi rata-rata (average capital

investment) sebagai penyebut. Ada kalanya tarif kembalian investasi dihitung dengn

rumus yang memakai investasi mula-mula (initial capital investment) sebagai penyebut.

Keunggulan Metode Average Rate of Return

a. Metode ini telah memperhitungakan arus kas selama umur proyek investasi.

Kelemahan Metode Average Rate of Return

a. Tidak memperhitungkan nilai waktu uang.

b. Dipengaruhi oleh penggunaan metode depresiasi.

c. Metode ini tidak dapat diterapkan jika investasi dilakukan dalam beberapa tahap.

3. Internal Rate of Return (IRR)

Page 4: PAPER KWU (kewirausahaan)

Internal Rate of Return (Tingkat Pengembalian Internal) adalah tingkat bunga yang dapat

menyamakan nilai sekarang arus kas masuk dengan present value arus kas untuk

pengeluaran investasi. Rencana investasi dianggap layak jika IRR Biaya modal dan

ditolak jika IRR < Biaya modal.

IRR adalah tingkat diskonto yang membuat nilai sekarang bersih arus kas masuk sama

dengan nilai sekarang bersih arus kas keluar sama dengan nol. Metode ini mengasumsikan

bahwa arus kas masuk diinvestasikan kembali pada tingkat pengembalian internal yang

besarnya sama.

Rumus Internal Rate of Return dapat dituliskan sebagai berikut (Riyanto, 1995:132):

Di mana:

r = Tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari proceeds yang

diharapkan akan diterima (PV dari proceeds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari

pengeluaran modal (PV dari capital outlays).

At = Cash flow untuk periode t.

n = Periode yang terakhir dari cash flow yang diharapkan.

Apabila “initial cash flow” terjadi pada waktu 0, maka persamaannya dapat dinyatakan

sebagai berikut (Riyanto, 1995:132):

Keunggulan Metode Internal Rate of Return

a. Metode ini memperhitungkan nilai waktu uang.

Kelemahan Metode Internal Rate of Return

a. Sulit dan memakan waktu dalam proses penghitungannya, khususnya pada situasi di

mana arus kas tidak sama besar.

b. Tidak mempertimbangkan besarnya dana investasi yang berbeda-beda untuk proyek-

proyek yang sedang diperbandingkan, serta profitabilitas nominal dari masing-masing

proyek.

Page 5: PAPER KWU (kewirausahaan)

c. Pada situasi di mana terdapat beberapa aliran arus kas yang negatif, maka proyek

tersebut bisa jadi akan menghasilkan lebih dari satu angka IRR.

4. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (Nilai Sekarang Bersih) membandingkan nilai sekarang arus kas di

masa depan yang diharapkan berasal dari proyek investasi dengan pengeluaran kas awal

untuk investasi tersebut. Arus kas bersih adalah selisih antara perkiraan arus kas masuk

yang diperoleh karena adanya investasi dengan perkiraan arus kas keluar untuk investasi

tersebut. NPV dapat dicari dengan rumus:

NPV = [ ] – I

Di mana:

CF = Arus kas masuk yang diterima dalam periode t

i = Tingkat pengembalian yang diperlukan.

t = Umur proyek investasi.

I = Nilai sekarang dari biaya proyek

NPV menunjukkan besarnya nilai produktif dari suatu investasi, yaitu apakah nilai

tersebut lebih besar, sama dengan atau lebih kecil dari biaya investasinya. NPV yang

positif menunjukkan bahwa investasi tersebut menghasilkan tingkat penghasilan yang

melebihi tingkat yang diminta sehingga investasi tersebut harus diterima. Sebaliknya NPV

negatif menunjukkan bahwa investasi tersebut menghasilkan pendapatan yang lebih

rendah dari tingkat yang diminta sehingga investasi tersebut harus ditolak.

Keunggulan Metode Net Present Value

a. Metode ini memperhitungkan nilai waktu uang.

b. Dalam metode net present value semua arus kas selama umur proyek investasi

diperhitungkan dalam pengambilan keputusan investasi.

Kelemahan Net Present Value

a. Membutuhkan perhitungan yang cermat dalam menentukan tarif kembalian investasi.

b. Dalam membandingkan dua proyek investasi yang tidak sama jumlah investasi yang

ditanamkan di dalamnya, nilai tunai arus kas bersih dalam rupiah tidak dapat dipakai

sebagai pedoman.

Page 6: PAPER KWU (kewirausahaan)

5. Profitability Index (PI)

Profitability Index menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-

penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi. PI dapat

dicari dengan rumus:

PI =

Dengan kriteria penerimaan dan penolakan sebagai berikut:

Jika PI > 1, maka proyek diterima

Jika PI = 1, maka tidak menjadi masalah apakah proyek diterima/ditolak

Jika PI < 1, maka proyek ditolak

Contoh:

Sebuah rumah sakit X merencanakan investasi untuk membeli sebuah alat kedokteran baru

seharga Rp.200.000.000. Alat tersebut diperkirakan dapat dioperasionalkan selama 5 tahun

sesuai dengan umur ekonomisnya yang didepresiasi dengan metode garis lurus. Setelah itu,

diperkirakan masih dapat dijual kembali dengan harga Rp. 20.000.000. Pengoperasian alat

memerlukan modal kerja awal Rp. 30.000.000. Akan tetapi, dari hasil pengoperasian alat

tersebut diperkirakan akan memperoleh laba bersih sebagai tambahan pendapatan rumah sakit

sebagai berikut:

Tahun 1 = Rp.15.000.000

Tahun 2 = Rp.20.000.000

Tahun 3 = Rp.30.000.000

Tahun 4 = Rp.30.000.000

Tahun 5 = Rp.25.000.000

Investasi tersebut akan didanai menggunakan pinjaman dengan biaya modal 12% per tahun,

dan pajak 20%. Evaluasilah rencana pembelian alat tersebut dengan menggunakan kriteria

PP, NPV, PI, dan IRR, apakah layak (feasible) atau tidak dari aspek keuangan?

Penyelesaian!

Langkah perhitungan:

Depresiasi: (200 juta – 20 juta) / 5 = 36 juta per tahun

Bunga: 12% x 200 juta = 24 juta per tahun

Initial cashflow = 200 juta

Page 7: PAPER KWU (kewirausahaan)

Operasional cashflow (Proceed) = EAT + Depresiasi + Bunga (1 – tarif pajak):

Tahun 1= Rp 15 juta + Rp 36 juta + Rp 24 juta (1 – 20%) = Rp 70,2 juta

Tahun 2= Rp 20 juta + Rp 36 juta + Rp 24 juta (1 – 20%) = Rp 75,2 juta

Tahun 3= Rp 30 juta + Rp 36 juta + Rp 24 juta (1 – 20%) = Rp 85,2 juta

Tahun 4= Rp 30 juta + Rp 36 juta + Rp 24 juta (1 – 20%) = Rp 85,2 juta

Tahun 5= Rp 25 juta + Rp 36 juta + Rp 24 juta (1 – 20%) = Rp 80,2 juta

Terminal cashflow = Nilai sisa + Pengembalian modal kerja

= Rp.20.000.000 + Rp.3.000.000

= Rp.23.000.000

a. Payback Period (PP)

Payback Period (PP) bisa dihitung dengan cara mengurangi investasi awal (200 juta)

dengan arus kas masuk bersih dari operasional secara bertahap, sehingga kita dapat

mengetahui apakah uang yang diinvestasikan sudah kembali atau belum.

Perhitungannya sebagai berikut:

200 juta

Tahun 1 70,2

-129,8

Tahun 2 75,2

-54,6

Tahun 3 85,2

30,6

Tahun 4 85,2

Pada tahun ketiga setelah pembelian alat tersebut arus kas sudah positif. Dengan

demikian pengeluaran investasi sebesar 200 juta sudah kembali dalam jangka waktu 2

tahun lebih. Kelebihannya bisa dihitung dengan cara:

(54,6/85,2) x 365 hari = 234 hari

Sehingga Payback Period (PP) = 2 tahun 234 hari

b. Net Present Value (NPV) dan Profitability Index (PI)

Karena unsur pembentuk kedua kriteria kelayakan ini sama, yaitu nilai sekarang dari

aliran kas masuk (PV cash in flow) nilai sekarang dari kas ke luar (PV cash out flow),

maka penyelesaiannya bisa sekaligus.

Page 8: PAPER KWU (kewirausahaan)

Dalam kalimat matematis dijabarkan sebagai berikut:

NPV = PV Cash in flow – PV Cash out flow

PI = PV Cash in flow / PV cash out flow

Cash in flow = Operational cash flow + terminal cash flow

Cash out flow = Initial cash flow (initial investment)

PV cashflow diperoleh dengan cara mendiskontokan (mengalikan cashflow-nya

dengan discount factor sesuai dengan biaya modal), yaitu pada tingkat bunga 12%.

Tabel 1. Perhitungan NPV dengan Matrik

Cashflow (juta) DF (12%) PV Cashflow (juta)

(1) (2) (3) (4) = (2) x (3)

Tahun 0 (200) 1,0000 -200,00

Tahun 1 70,2 0,8929 62,68

Tahun 2 75,2 0,7972 59,95

Tahun 3 85,2 0,7118 60,65

Tahun 4 85,2 0,6355 54,14

Tahun 5 103,2 0,5674 58,56

NPV 95,98

Dengan bantuan tabel tersebut, perhitungan PI juga dapat dilakukan, yaitu penjumlahan dari

semua PV cash in flow dibagi dengan jumlah investasi:

= 295,98 juta / 200 juta

= 1,48

Kesimpulan:

Rencana investasi tersebut layak untuk dilaksanakan karena nilai NPV-positif (Rp 95,98

juta), dan nilai PI > 1.

c. Internal Rate of Return (IRR)

Persamaan matematis yang digunakan yaitu:

IRR =

Page 9: PAPER KWU (kewirausahaan)

IRR tidak lain adalah nilai k yang dapat menyamakan nilai sisi kiri dan kanan dari

persamaan tersebut. Nilai ini bisa dicari dengan komputer atau kalkulator bisnis, atau

dengan cara trial and error, artinya dicoba-coba hingga diperoleh NPV = 0. Misalnya

dicoba pada tingkat bunga 28% dan 29%, maka diperoleh perhitungan sebagai

berikut:

Tabel 2. Perhitungan IRR

CashflowDF (29%) PV

Cashflow

DF (28%)PV Cashflow

Trial 1 Trial 2

Tahun 0 -200 1,0000 -200 1,0000 -200,00

Tahun 1 70,2 0,7752 54,42 0,7813 54,85

Tahun 2 75,2 0,6009 45,19 0,6104 45,90

Tahun 3 85,2 0,4658 39,69 0,4768 40,62

Tahun 4 85,2 0,3611 30,77 0,3725 31,74

Tahun 5 103,2 0,2799 28,89 0,2910 30,03

NPV -1,06 NPV 3,14

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai r (IRR) pasti berada di antara 28% dan 29%,

karena NPV-nya bila dibuat 29% hasilnya negatif dan bila dibuat 28% hasilnya positif.

Sehingga nilai persisnya dapat diketahui dengan cara interpolasi dengan menggunakan

rumus:

IRR = , sehingga

IRR =

IRR = 28,96%

Artinya alat ini dapat menghasilkan tingkat keuntungan menjadi 28,98%, jauh lebih tinggi

daripada biaya modalnya yang hanya 12%. Dengan demikian metode IRR juga

merekomendasikan dilaksanakannya investasi (rencana ini feasible dari aspek keuangan)

Page 10: PAPER KWU (kewirausahaan)

DAFTAR PUSTAKA

Armen, F. & Azwar, V. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Rumah Sakit. Padang:

Gosyen Publishing.

http://e-journal.uajy.ac.id/2727/3/2EA14861.pdf [diakses pada 12 November 2015]