Paper Konstruksi Teori Akuntansi

13
TEORI AKUNTANSI [Accounting Theory Construction - Chapter 2] Disusun oleh Ahmad Fadilah Arco Priyo Dirgantoro Basrifan Arief Bakti Kadek Maharta Kusuma Putri Yanti 134060018306 134060018310 134060018314 134060018323 134060018330 SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA 2014

description

Penjelasan Konstruksi Teori Akuntansi

Transcript of Paper Konstruksi Teori Akuntansi

Page 1: Paper Konstruksi Teori Akuntansi

TEORI AKUNTANSI [Accounting Theory Construction - Chapter 2]

Disusun oleh

Ahmad Fadilah Arco Priyo Dirgantoro Basrifan Arief Bakti Kadek Maharta Kusuma Putri Yanti

134060018306 134060018310 134060018314 134060018323 134060018330

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA 2014

Page 2: Paper Konstruksi Teori Akuntansi

A. PENDAHULUAN

Dalam mempelajari dan menilai teori akuntansi maka pendekatan yang digunakan adalah

dengan menggolongkan berdasarkan asumsi yang digunakannya, bagaimana teori itu

dirumuskan dan bagaimana pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan dan

meramalkan peristiwa-peristiwa sebenarnya.

Teori akuntansi berisi keseluruhan analisis dan komponennya yang menjadi sumber

acuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala atau peristiwa dalam akuntansi.

Seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang saling berkaitan secara sistematis yang

diajukan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta. Seperangkat

hipotesis tsb merupakan hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah tertentu.

Dengan demikian, status teori akuntansi akan menjadi sains setara dengan pengertian

teori dalam astronomi, ekonomika, fisika , biologi dsb.

Teori akuntansi merupakan teori yang membahas proses pemikiran atau penalaran untuk

menjelaskan kelayakan prinsip atau praktik akuntansi tertentu yang sudah berjalan atau

untuk memberikan landasan konseptual dalam penentuan standar atau praktik yang

baru. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa teori akuntansi merupakan

penalaran logis, gagasan-gagasan mendasar, atau gagasan-gagasan yang berkaitan dan

konsisten. Proses penalaran logis tersebut dapat disebut sebagai perekayasaan. Hasil

perekayasaan dalam hal ini dapat berupa seperangkat prinsip umum, seperangkat

doktrin, atau suatu struktur/kerangka konsep-konsep yang terpadu.

B. PRAGMATIC THEORIES

Teori pragmatis menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi terhadap

perilaku atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan teori akuntansi adalah

penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan. Sasarannya pada

relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan dan

perilaku berbagai individu atau kelompok sebagai akibat penyajian informasi akuntansi

serta pengaruh laporan dari pihak eksternal terhadap manajemen dan pengaruh umpan

balik terhadap tindakan para akuntan dan auditor. Jadi, teori perilaku mengukur dan

menilai pengaruh-pengaruh ekonomik, psikologis, dan sosiologis dari prosedur akuntansi

alternatif dan media pelaporannya.

a. Description Pragmatic Approach

Page 3: Paper Konstruksi Teori Akuntansi

Metode tertua dan paling universal pengembangan teori akuntansi yaitu dengan

menggunakan deskriptif pragmatik. Metode ini mengamati perilaku akuntan untuk

menyalin prosedur akuntansi dan prinsip-prinsip. Disebut juga dengan pendekatan

induktif dalam pengembangan teori akuntansi.

Ada beberapa kritik dari pendekatan ini untuk teori konstruksi;

a) Tidak ada penilaian logis terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan akuntan;

b) Metode tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan perubahan, karena

pendekatannya tidak berujung pangkal; dan

c) Dengan memusatkan pada pragmatik, perhatian cenderung dipusatkan pada

perilaku-perilaku akuntan, bukan pada pengukuran atribut-atribut perusahaan

seperti aktiva, hutang, pendapatan dll.

b. Psychological Pragmatic Approach

Pendekatan pragmatik psikologis merupakan pendekatan dalam membentuk suatu

teori akuntansi yang didasarkan pada pengamatan atas reaksi para pengguna output

yang dihasilkan oleh akuntan. Kelemahan pendekatan ini yaitu beberapa pengguna

output akuntan mungkin bereaksi secara tidak logis, sedang yang lain mungkin

memilik respon khusus yang sudah mereka lakukan sebelum laporan tersebut

diterbitkan. Yang lainnya lagi mungkin tidak bereaksi walau mereka seharusnya

bereaksi.

C. SYNTACTIC AND SEMANTIC THEORIES

a. Syntactic Theories

Teori ini berhubungan dengan struktur proses pengumpulan data dan pelaporan

keuangan. Teori sintaksis mencoba menerapkan praktek akuntansi yang sedang

berjalan dan meramalkan bagaimana para akuntan harus bereaksi terhadap situasi

tertentu atau bagaimana mereka akan melaporkan kejadian-kejadian tertentu.

Teori-teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi antara lain teori praktek

akuntansi tradisional (oleh Ijiri dan Sterling) yang disebut model Ijiri, model ini

menerangkan praktek akuntansi tradisional yang ditekankan pada sistem biaya

historis/ harga perolehan (historical cost system). Diperlukan untuk memperoleh

Page 4: Paper Konstruksi Teori Akuntansi

pandangan yang lebih luas tentang praktek yang sedang berlangsung. Teori ini

memungkinkan untuk dievaluasi secara lebih tepat, juga memungkinkan

pengevaluasian terhadap praktek-praktek yang ada, yang tidak sesuai dengan teori

tradisional. Teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi dapat diuji untuk

melihat konsistensi logis dalam teori itu, atau untuk melihat apakah teori-teori itu

bener-bener dapat meramalkan apa yang dikerjakan akuntan. Pengujian lain

menunjukkan bahwa meskipun teori tradisional tidak lengkap, namun sudah

menunjukkan variabel-variabel yang relevan.

b. Semantic Theories

Teori ini berkonsentrasi pada hubungan antara gejala (obyek atau kejadian) dan

istilah atau simbol yang menunjukkannya.

Teori-teori yang berhubungan dengan interpretasi (semantik) diperlukan untuk

memberikan pengertian dalil-dalil akuntansi yang bertujuan meyakinkan bahwa

penafsiran konsep oleh para akuntan sama dengan penafsiran para pemakai laporan

akuntansi.

Pada umumnya, konsep akuntansi tidak dapat diinterpretasikan dan tidak

mempunyai arti selain sebagai hasil prosedur akuntansi tertentu. Misalnya, laba

akuntansi merupakan konsep buatan yang mencerminkan kelebihan pendapatan atas

beban sesudah menerapkan aturan tertentu untuk mengukur pendapatan dan beban.

Teori interpretasi memberikan interpretasi yang berguna terhadap konsep buatan

dan menilai prosedur akuntansi alternatif berdasarkan interpretasi. Namun, konsep-

konsep umum sering tidak dapat diinterpretasikan dan diberi pengertian yang

berbeda oleh para peneliti yang berbeda. Misalnya, nilai tidak memiliki interpretasi

khusus. Current value (nilai saat ini/nilai berlaku) akan mempunyai pengertian yang

sama, sebelum menginterpretasikan kita harus melihat subkonsepnya dahulu

sehingga terdapat kesepakatan yang jelas mengenai interpretasinya. Konsep nilai

sekarang dari jasa yang akan datang, arus kas yang didiskontokan (discounted cash

flows), harga pasar berlaku (current market prices), dan nilai bersih yang dapat

direalisasikan (net realizable value) semuanya merupakan subkonsep dari nilai

berlaku (current value) dan masing-masing dapat diberi aturan interpretasi khusus.

Page 5: Paper Konstruksi Teori Akuntansi

Contoh penerapan teori interpretif adalah sebagai berikut: pengukuran nilai

persediaan pada saat ini, langkah pertama adalah menunjukkan sub konsep untuk

menerapkan aturan interpretasi khusus. Jika harga beli berlaku yang dipilih maka

current value dapat didefinisikan sebagai harga tukar untuk suatu barang di pasar

pembelian pada tanggal neraca. Jika harga pasar tidak ada dapat dianggap harga

pasar tidak layak pakai, maka alternatifnya adalah menilai prosedur akuntansi lain

yang tersedia dalam kondisi interpretasi ini.

Pembuktian teori ini dapat diperoleh dari riset yang dilakukan untuk menentukan

apakah pemakai informasi akuntansi memahami makna yang dimaksudkan oleh

pembuat informasi, apakah telah konsisten dengan teori yang ada.

D. NORMATIVE THEORIES

Normatif dalam kamus besar bahasa indonesia berarti berpegang teguh pada

norma/menurut norma atau kaidah yang berlaku. Watt & Zimmerman (1986)

menjelaskan teori normatif sebagai berikut: teori normatif berusaha menjelaskan

informasi apa yang seharusnya dikomunikasikan kepada para pemakai informasi

akuntansi dan bagaimana akuntansi tersebut akan disajikan. Dalam hal ini teori normatif

berusaha menjelaskan tentang informasi keuangan yang seharusnya disajikan dalam

laporan keuangan, bukan menjelaskan tentang apa informasi keuangan dan mengapa

informasi keuangan tersebut disajikan. Menurut Nelson (1973) dalam literature

akuntansi teori normatif sering dinamakan teori apriori (artinya dari sebab ke akibat atau

bersifat deduktif). Alasannya teori normatif bukan dihasilkandari penelitian empiris,

tetapi dihasilkan dari kegiatan “semi-research”.

Pendekatan normatif terhadap teori akuntansi mulai berkembang pada tahun 1950-an

dan 1960-an.Dalam periode ini, perumusan teori mulai mendefinisikan norma – norma

atau praktik akuntansi yang baik, dan pengembangan teori akuntansi lebih menekankan

pada “apa yang seharusnya”. Akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus

diikuti. Disini mulai muncul kritikan terhadap konsep biaya historis (historical cost

accounting). Informasi yang disajikan berdasarkan nilai pasar wajar ternyata lebih relevan

bagi penggunan laporan keuangan dibandingkan dengan biaya historis. Pengukuran

dengan menggunakan nilai wajar, menyediakan gambaran yang lebih baik tentang nilai

Page 6: Paper Konstruksi Teori Akuntansi

aktiva dan kewajiban perusahaan serta menyediakan dasar lainnya untuk menilai prospek

arus kas di masa mendatang.

Teori normatif dalam periode tersebut lebih banyak membahas tentang dua hal yaitu:

a. True Income atau penciptaan laba sesungguhnya

Dimana para pakar berfokus pada bagaimana menghasilkan pengukuran tunggal dan

unik terhadap aset dan profit.

b. Decision Usefulness atau pengambilan keputusan

Para pakar mengasumsikan bahwa tujuan utama akuntansi adalah membantu proses

pengambilan keputusan oleh para pengguna informasi akuntansi dengan

menyediakan data akuntansi yang bermanfaat atau relevan.

Teori yang berkembang mendasarkan pada konsep ekonomi klasik tentang laba dan

kemakmuran. Para pakar membuat penyesuaian pada biaya historis (historical cost

accounting) dengan mengukur tingkat inflasi atau nilai wajar (market value) suatu aset.

Asumsi – asumsi yang berkembang dalam teori ini antara lain:

a. Akuntansi seharusnya adalah sebuah sistem pengukuran;

b. Laba dan nilai dapat diukur dengan akurat;

c. Akuntansi keuangan berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi

d. Pasar tidak efisien atau bisa dimanipulasi oleh akuntan yang ‘kreatif’

e. Akuntansi konvensional (pragmatis) tidak efisien dalam hal memberikan informasi

yang akurat

f. Terdapat suatu pengukuran tunggal terhadap profit

Dalam perkembangannya teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang

subjektif sehingga tidak dapat diterima begitu saja dan harus dapat diuji secara empiris

agar memiliki dasar teori yang kuat. Beberapa kelemahan teori normatif dalam

pengembangan teori akuntansi menurut Watt & Zimmerman (1986) antara lain:

a. Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara empiris, karena

didasarkan pada premis atau asumsi yang salah sehingga tidak dapat diuji

keabsahannya secara empiris;

Page 7: Paper Konstruksi Teori Akuntansi

b. Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor (pengguna

informasi) secara individu daripada kemakmuran secara luas;

c. Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi

sumber daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Hal ini mengingat bahwa dalam

sistem perekonomian yang mendasarkan adanya mekanisme pasar, informasi

akuntansi dapat menjadi alat pengendali masyarakat dalam mengalokasikan sumber

daya ekonomi secara efisien.

Kelemahan kelemahan tersebut mendorong bergesernya pendekatan normatif menjadi

pendekatan positif dalam pengembangan teori akuntansi.

E. POSITIVE THEORIES

Selama tahun 1970-an teori akuntansi menerapkan metode empiris yang juga disebut

sebagai metodologi positif atau empiris berarti pengujian, atau hipotesis atau teori

akuntansi harus dikembalikan sesuai fakta dan kejadian yang ada dalam dunia nyata.

Fokus utama kajian akuntansi positif adalah pada pengujian empiris beberapa asumsi-

asumsi yang dibuat oleh teoritis akuntansi normatif. Contohnya dengan menggunakan

kuisioner dan teknik survei lainnya, sifat atau bentuk dari manfaat teknik-teknik

akuntansi yang berbeda akan ditentukan.

Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan

kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan

akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang.

Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi

adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi.

Perkembangan teori positif tidak dapat dilepaskan dari ketidakpuasan terhadap teori

normatif (Watt & Zimmerman,1986). Selanjutnya dinyatakan bahwa dasar pemikiran

untuk menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normatifterlalu sederhana dan

tidak memberikan dasar teoritis yang kuat. Terdapat tiga alasan mendasar terjadinya

pergeseran pendekatan normatif ke positif yaitu (Watt & Zimmerman,1986 ):

Perbedaan utama antara teori positif dan normatif adalah:

Page 8: Paper Konstruksi Teori Akuntansi

a. Teori normatif bersifat preskriptif sedangkan teori positif bersifat deskriptif,

penjelasan atau prediksi;

b. Teori normatif menuntun untuk memerintah bagaimana akuntan seharusnya

bertindak untuk meraih outcome yang dianggap baik, cocok dan adil dan sebagainya.

Sedangkan teori positif menggambarkan bagaiman seseorang bertindak dengan baik,

menjelaskan mengapa orang-orang harus bertindak dengan cara tepat.

F. DIFFERENT PERSPECTIVES

Sampai saat ini, kita telah terfokus pada pendekatan yang terstruktur untuk formulasi

teori yaitu pendekatan ilmiah. Kita mulai dengan teori yang berdasarkan pada

pengetahuan terdahulu atau konstruksi teori ilmiah yang sudah diterima sebelumnya.

Ketika kita mengamati realitas di dunia nyata yang tidak sesuai dengan teori, kita

memperlakukan anomaly tersebut sebagai bahan penelitian dan menyatakannya sebagai

objek penelitian yang harus dijelaskan. Kita mengembangkan teori untuk menjelaskan

perilaku yang kita amati dan menggunakan teori itu untuk menciptakan hipotesis yang

teruji yang akan dikuatkan hanya jika teori itu benar. Kita lalu mengikuti metode yang

tepat dan sangat terstruktur atau prosedur untuk mendapatkan data dan setelah

memproses data dengan teknik matematis atau statistic, kita memvalidasi atau

membuktikan kesalahan dari hipotesis kita.

Pendekatan ini memiliki asumsi melekat bahwa bidang yang akan kita teliti adalah

sebuah objek yang sangat mampu untuk diperiksa dalam skala besar atau statistic rata-

rata. Tipe penelitian ini dengan hipotesis tambahan yang akan dikombinasikan untuk

menyediakan pemahaman yang lebih luas atau perkiraan yang lebih baik dari akuntansi.

Asumsinya adalah teori yang baik akan bertahan dan bersifat tetap melintasi waktu dan

berbagai industry dan perusahaan.

Pendekatan penelitian ini biasanya dijelaskan sebagai pendekatan ilmiah dan pendekatan

ini biasanya digunakan oleh sebagian besar peneliti akuntansi, dan pendekatan yang

diterbitkan dalam sebagian besar jurnal akuntansi. Penting untuk diketahui bahwa hal ini

berdasarkan pada asumsi ontologis tertentu (cara kita memandang dunia), yang

menyiratkan epistemologi yang berbeda (cara kita mengumpulkan pengetahuan) dan

metodologi penelitian yang berbeda. Hal ini pada gilirannya akan mempengaruhi jenis

metodlogi penelitian yang diajukan dan hipotesis yang diuji. Penting bagi para penliti

Page 9: Paper Konstruksi Teori Akuntansi

akuntansi untuk dengan jelas menyadari asumsi yang mendasari penelitian mereka dan

mana metodologi penelitian yang lebih cocok. Banyak peneliti sekarang yang menyadari

bahwa pendekatan yang paling cocok tergantung pada sifat dari penelitian tersebut.

Kritik pertama dari pendekatan ilmiah adalah penelitian statistic dalam skala besar

cenderung untuk membengkak. Hipotesis yang didasarkan pada penggunaan harga pasar

saham atau survey membuat banyak penelitian akuntansi jauh dari dunia praktisi. Juga,

tidak selaras dengan permasalahan yang dihadapi oleh para akuntan. Beberapa peneliti

menganjurkan kepada para peneliti untuk focus pada akuntansi yang berada pada

keadaan yang senatural mungkin. Idenya adalah kita melakukan penelitian sealami

mungkin. Pendekatan ini memiliki dua implikasi. Pertama, kita tidak punya asumsi atau

teori yang terbentuk sebelumnya. Kedua, kita focus pada masalah khusus. Hal ini

dilakukan dengan pendekatan penelitian yang fleksibel menggunakan pengamatan

secara detail dan tidak terlalu menekankan pada analisis matematis, tes statistic, dan tes

laboratories dan survey. Cara biasa untuk melakukan penelitian naturalistic adalah

dengan studi kasus individual dan kerja lapangan yang lebih rinci. Tipe penelitian ini

secara spesifik jah lebih kecil karena ditujukan untuk meyelesaikan masalah individual

pada perusahaan tertentu. Oleh karena itu hasilnya mungkin akan lebih sulit untuk

digeneralisasi.

Pendekatan naturalistic dapat dibandingkan dengan penelitian ilmiah akuntansi, yang

lebih rentan terhadap menggabungkan hasil dari pengujian sejumlah hipotesis dalam

rangka membentuk teori akuntansi yang umum. Penelitian naturalistic dimulai dari

situasi dalam dunia nyata yang spesifik, tujuan utama adalah untuk menjawab

pertanyaan “apa yang terjadi disini?”, bukan untuk menyediakan kondisi yang

digeneralisir untuk segmen masyarakat yang lebih luas.

Pendekatan studi kasus dipandang oleh sebagian peneliti memenuhi peran penelitian

naturalistic yaitu menjelajahi dan kristalisasi dari masalah penelitian. Contohnya:

…Situasi di mana tidak layak untuk mengembangkan model teoritis sebelum pengamatan

empiris, alternatif terbaik berikutnya (pendekatan eksplorasi) dapat diikuti.

Tomkins dan Grove tidak setuju dengan pendapat ini. Mereka menganggap pendekatan

penelitian naturalistic lebih tepat untuk asumsi ontologis yang berbeda. Perbedaan pada

asumsi ontologism mengakibatkan jenis penelitian yang berbeda dan mempengaruhi

pertanyaan yang akan diteliti. Contohnya, kita melihat akuntansi sebagai konstruksi

Page 10: Paper Konstruksi Teori Akuntansi

social. Kita mungkin berharap akan memahami anggapan orang terhadap dirinya sendiri,

asumsi apa yang mendasari pandangan tersebut atau apa yang persepsi tersebut lakukan

pada perilaku orang tersebut pada kehidupan dia sehari-hari. Ini adalah jenis-jenis

pertanyaan yang akan diteliti dengan menggunakan subjektif ontology.

Untuk lebih menjelaskan ontology dan gaya penelitian berbeda yang akan digunakan,

kami menggunakan artikel dari Tomkins dan Groves. Pertama, mereka membuat enam

klasifikasi sifat dari dunia social.

Kategori 1-6 adalah cara alternative untuk melihat dunia. Kategori 1 adalah pandangan

objektif yang ketat dari dunia, dimana perilaku mencocokan diri dengan sekumpulan

peraturan perilaku dan hasil keputusan dan tindakan sangat bisa diprediksi. Dalam

hubungannya dengan kategori 1, contohnya, peneliti berasumsi bahwa semua manajer

pasti bertujuan untuk memaksimalkan kekayaan pribadi mereka dan dan mereka

mengetahui teknik-teknik akuntansi untuk melakukannya. Ini membuat para peneliti

mampu untuk memprediksi metode akuntansi apa yang akan digunakan manajer apabila

tidak ada pilihan akuntansi yang teregulasi. Peneliti akan memperediksi bahwa semua

manajer akan berperilaku sama karena mereka cenderung memiliki tujuan yang sama.

Ketika peneliti melihat dunia sebagai stuktur yang solid. (kategori 1), ini membuat

mereka menggunakan pendekatan ilmiah dan metode statistic untuk menguji prediksi

mereka. Pendekatan ilmiah cocok ketika perilaku yang akan diselidiki diduga akan terjadi

secara sistematis.

Kategori Asumsi

1 Realitas sebagai struktur kongkrit

2 Realitas sebagai proses konkrit

3 Realitas sebagai bidang informasi kontekstual

4 Realitas sebagai wacana simbolik

5 Realitas sebagai konstruksi social

6 Realitas sebagai imajinasi manusia

Semakin kebawah pada kategori-kategori ini kita melihat dunia sebagai suatu struktur

yang lebih lentur atau semakin tidak solid. Kategori 1 berasumsi bahwa dunia itu solid

dan stabil, kategori 6 melihat dunia itu tidak stabil dan manusiawi. Pada kategori 6,

manusia tidak diharapkan untuk berperilaku sama. Hubungan antar manusia yang

Page 11: Paper Konstruksi Teori Akuntansi

kompleks dan keputusan individu juga diperhatikan. Setiap individu tidak mungkin

berpikiran sama. Karena individualism diperhitungkan di kategori 6, maka metode ilmiah

dan pengujian statistic tidak cocok karena melanggar asumsi dari pendekatan tersebut.

Meskipun setiap individu mungkin berperilaku secara rasional menurut pemahaman

mereka terhadap dunia, tapi mereka tidak memiliki pemahaman yang sama terhadap

bagaimana dunia itu bekerja dan mereka bisa jadi mengharapkan hasil yang berbeda dari

keputusan mereka. Contohnya, beberapa manajer mungkin memilih untuk

memaksimalkan kekayaan pribadi mereka, sebagian lagi mungkin lebih memilih untuk

memaksimalkan kepuasan bekerja dari para bawahan mereka dan yang lainnya mungkin

memfokuskan diri pada peningkatan kinerja. Memahami cara pengambilan keputusan

melibatkan pemahaman terhadap persepsi dan pilihan dari masing-masing individu.

Untuk kategori 1-3, lebih cocok menggunakan pendekatan ilmiah, dengan pengamatan

dan pengukuran yang cocok, diasumsikan bahwa seseorang memiliki fungsi tersedia,

stabil dan biasanya sangat sederhana yang berkaitan dengan subset terisolasi dan kecil

dari dunia sosial yang dapat digunakan untuk prediksi yang akurat.

Untuk kategori 4-6, Tomkins dan Groves menunjukkan bahwa pendekatan naturalistic

atau penelitian eksploratoris lebih tepat. Tiga kategori ini biasanya diberi label sebagai

“symbolic interracsionist”. Interaksionis simbolis melihat dunia sebagai satu kesatuan

dimana orang-orang membentuk kesan mereka yang berbeda-beda melalui proses

interaksi dan negosiasi antar manusia. Mereka percaya bahwa tindakan dan interaksi

social dimungkinkan melalui pertukaran dari interpretasi terhadap label yang melekat

pada orang-orang, hal dan situasi. Realitas tidak diwujudkan dalam interpretasi itu

sendiri, tapi dari pengertian yang didapat dari hasil interpretasi manusia terhadap

kejadian dan situasi yang dialami. Pendekatan ilmiah dalam meneliti interpretasi manusia

bisa menguraikan kaidah-kaidah tertentu melalui penelitian statistic berskala besar pada

area yang dianggap banyak orang sebagai area yang stabil. Sebaliknya, para naturalis

akan meneliti permasalahan dengan menekankan “feeling one way inside the experience

of the actor” dalam rangka memahami permasalahan.

Perbedaan penelitian ilmiah dengan penelitian naturalistic:

Penelitian Ilmiah Penelitian Naturalistik

Asumsi Realitas objektif dan konkret. Realitas dikonstruksi secara

Page 12: Paper Konstruksi Teori Akuntansi

Ontologi Akuntansi adalah realitas

objektif yang terpisah dari

peneliti.

sosial dan diproduksi dari

imajinasi manusia.

Akuntansi dibangun dari

realitas.

Pendekatan

Epistimologi

Satu demi kemajuan

pengetahuan

reduksionisme

Pengujian hipotesis individual

Mampu generalisasi Hukum

Holistik

Kompleksitas dunia tidak dapat

diselesaikan dengan

reduksionisme

Hukum Kerumitan yang tak

Teruraikan

Metodologi

Tersusun

Sebelum teoritis dasar

Empiris validasi atau ekstensi

Tidak terstruktur

Tidak ada teori sebelumnya

Metode

Sintaksis model formulasi

Empiris induksi untuk

membentuk hipotesis

Sesuai metode statistic

Studi kasus

Eksplorasi oleh fleksibilitas

Pengalaman peristiwa individu

G. SCIENTIFIC APPROACH APPLIED TO ACCOUNTING

Hal ini dikatakan “Kesalahpahaman tujuan”

Upaya untuk menerapkan pendekatan ilmiah untuk akuntansi adalah untuk membuat

para ilmuwan dari praktisi akuntansi. Pandangan ini tentu saja tidak sesuai dengan tujuan

akuntansi. Seorang ilmuwan adalah salah satu yang menggunakan metode ilmiah dan,

oleh karena itu, terutama peneliti. Profesi medis memberikan analogi yang baik dari

perbedaan antara peneliti dan praktisi dan penggunaan dan efek dari metode ilmiah.

Para peneliti medis adalah seorang ilmuwan, tetapi praktisi medis (dokter) adalah tidak.

Yang terakhir adalah seorang teknisi, orang yang menerapkan alat-alat kedokteran. Dia

adalah orang yang profesional yang diharapkan untuk menggunakan penilaian untuk

mendiagnosis penyakit dan merekomendasikan pengobatan. Alat kedokteran yang

Page 13: Paper Konstruksi Teori Akuntansi

diterapkan terutama terdiri dari pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian ilmiah

oleh peneliti medis. Namun, seperti di beberapa bidang lain, penelitian ilmiah tidak

menemukan semua jawaban atas pertanyaan medis dan beberapa kesimpulan yang tidak

persuasif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah general, tapi praktisi dihadapkan dengan

kasus-kasus tertentu yang mungkin tidak sesuai persis dengan kesimpulan umum.

Untuk alasan ini, pertimbangan praktisi selalu diperlukan dalam mengambil tindakan.

Yang penting adalah bahwa dokter mengambil sikap ilmiah dalam praktek - Penting

baginya mengamati bukti secara serius untuk mendukung diagnosis atau pengobatan.

Seorang akuntan yang percaya pada pendekatan ilmiah ingin bukti empiris dan

penjelasan logis untuk mendukung praktik akuntansi sehingga praktisi dapat

merekomendasikan metode yang paling sesuai untuk situasi yang diberikan berdasarkan

bukti ini. Orang melihat bahwa pernyataan lebih meyakinkan ketika didukung secara

obyektif dan bukti empiris daripada hanya berdasarkan rasionalisasi yang dapat

diperdebatkan.

Kesalahpahaman umum lain tentang penerapan pandangan ilmiah dalam akuntansi

adalah menginginkannya ‘kebenaran mutlak’, yang tentu saja tidak mungkin. Oleh karena

itu, mereka yang membantah pendekatan ilmiah untuk perumusan teori berpendapat

bahwa hal itu sia-sia untuk mencari hal yang tidak mungkin.