Paper Insektisida

download Paper Insektisida

of 9

Transcript of Paper Insektisida

  • 7/28/2019 Paper Insektisida

    1/9

    Keamanan Pangan dan Toksikologi INSEKTISIDA 1

    KEAMANAN PANGAN DAN

    TOKSIKOLOGI

    INSEKTISIDA

    Detya Pitaloka Sari 105100501111016

    Ellen Demi Winata 105100401111018

    JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    2011

  • 7/28/2019 Paper Insektisida

    2/9

    Keamanan Pangan dan Toksikologi INSEKTISIDA 2

    INSEKTISIDA

    Gambar 1. Botol berisi diklorodifeniltrikloroetana (DDT). DDT adalahinsektisida golongan organoklorin. Sumber : Wikipedia

    A. DefinisiInsektisida adalah bahan-bahan kimia bersifat racun yang

    dipakai untuk membunuh serangga. Insektisida dapat memengaruhi

    pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku, perkembangbiakan,

    kesehatan, sistem hormon, sistem pencernaan, serta aktivitas biologis

    lainnya hingga berujung pada kematian serangga pengganggu tanaman.

    Insektisida termasuk salah satu jenis pestisida.

    B.Jenis-Jenis InsektisidaUmumnya bentuk insektisida terdiri dari 4 golongan, sebagai berikut :

    1. Dust (Serbuk) berkode DDapat ditaburkan pada tanaman yang terserang hama atau dilarutkan dalam air untuk

    selanjutnya dimanfaatkan dalam penyemprotan penyemprotan.

    2. Emulsion Concentrated (Cairan) berkode ECDibuat dengan cara cairan dilarutkan dalam sejenis minyak. Penggunaannya harus

    dilarutkan dalam air agar tercapai kesepakatan tertentu sesuai dengan kebutuhan,

    3. Granular (Butiran) berkode GDigunakan dengan menaburkan di sekitar tanaman. Kemudian ditutup atau ditimbun tanah.

    Pada waktu terjadinya hujan atau waktu dilakukan penyiraman, butiran ini akan hancur danmeresap ke dalam tanah sehingga hama akan terbasmi.

    4. Fumigan (gas/asap) berkode FDigunakan dalam penyemprotan/fumigasi untuk membasmi hama tanaman, misalnya BHC,

    Methylbromida dan lain lain.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=DDT&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pencernaanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pestisidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pestisidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pencernaanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=DDT&action=edit&redlink=1
  • 7/28/2019 Paper Insektisida

    3/9

    Keamanan Pangan dan Toksikologi INSEKTISIDA 3

    C.Struktur Molekul Senyawa1. Organoklorin

    2. Organofosfat (OF)

    3. Karbanat (KB)

    4. Fluoroasetat 5. Dinitrofenol

    D.Ketersediaannya / OccurienceInsektisida dapat dibedakan menjadi golongan organik dan anorganik. Insekstisida

    organik mengandung unsur karbon sedangkan insektisida anorganik tidak. Insektisida anorganik

    umumnya bersifat alami, yaitu diperoleh dari makhluk hidup sehingga disebut insektisida hayati.

    1.Insektisida SintetikInsektisida organik sintetik yang banyak dipakai dibagi-bagi lagi menjadi beberapa golongan

    besar:

    a. Senyawa OrganofosfatInsektisida golongan ini dibuat dari molekul organik dengan penambahan fosfat. Insektisida

    sintetik yang masuk dalam golongan ini adalah Chlorpyrifos, Chlorpyrifos-methyl,

    Diazinon, Dichlorvos, Pirimphos-methyl, Fenitrothion, dan Malathion.

    b. Senyawa Organoklorin

  • 7/28/2019 Paper Insektisida

    4/9

    Keamanan Pangan dan Toksikologi INSEKTISIDA 4

    Insektisida golongan ini dibuat dari molekul organik dengan penambahan klorin.

    Insektisida organoklorin bersifat sangat persisten, dimana senyawa ini mashi tetap aktif

    hingga bertahun-tahun. Oleh karena itu, kini insektisida golongan organoklorin sudah

    dilarang penggunaannya karena memberikan dampak buruk terhadap lingkungan. Contoh-

    contoh insektisida golongan organoklorin adalah Lindane, Chlordane, dan DDT.

    c. KarbamatInsektisida golongan karbamat diketahui sangat efektif mematikan banyak jenis hama pada

    suhu tinggi dan meninggalkan residu dalam jumlah sedang. Namun, insektisida karbamat

    akan terurai pada suasana yang terlalu basa. Salah satu contoh karbamat yang sering

    dipakai adalah bendiokarbamat.

    d. Pirethrin/ Pirethroid SintetikInsektisida golongan ini terdiri dari dua katergori, yaitu berisfat fotostabil serta bersfiat

    tidak non fotostabil namun kemostabil. Produknya sering dicampur dengan senyawa lain

    untuk menghasilkan efek yang lebih baik. Salah satu contoh produk insektisida ini adalah

    Permethrin.

    e. Pengatur Tumbuh SeranggaInsektisida golongan ini merupakan hormon yang berperan dalam siklus pertumbuhan

    serangga, misalnya menghambat perkembangan normal. Beberapa contoh produknya

    adalah Methoprene, Hydramethylnon, Pyriproxyfen, dan Flufenoxuron.

    f. FumiganFumigan adalah gas-gas mudah menguap yang dapat membunuh hama serangga. Fumigan

    hanya boleh digunakan oleh personel terlatih karena tingkat toksisitasnya yang tinggi.

    Contoh-contohnya adalah Metil Bromida (CH3Br), Aluminium Fosfit, Magnesium Fosfit,

    Kalsium Sianida, dan Hidrogen Sianida.

    2.Insektisida HayatiMeskipun insektisida lebih dikenal merupakan senyawa sintetik, namun terdapat juga

    insektisida alami yang berasal dari bakteri, pohon, maupun bunga.

    Silica (SiO2) merupakan insektisida anorganik yang bekerja dengan menghilangkanselubung lilin pada kutikula serangga sehingga menyebabkan mati lemas. Insektisida jenis

    ini sering dibuat dari tanah diatom atau kieselgurh, yang tersusun dari molekul diatom

    Bacillariophyceae.

    Asam Borat (H3BO3) adalah insektisida anorganik yang dipakai untuk menarik perhatiansemut.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Karbamat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Silica&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asam_Borat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asam_Borat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Silica&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Karbamat&action=edit&redlink=1
  • 7/28/2019 Paper Insektisida

    5/9

    Keamanan Pangan dan Toksikologi INSEKTISIDA 5

    Pirethrum adalah insektisida organik alami yang berasal dari kepala bunga tropis krisan.Senyawa ini memiliki kemampuan penghambatan serangga yang baik pada konsentrasi

    rendah. Namun berkaitan dengan proses ekstraksinya, senyawa ini sangat mahal.

    Rotenon adalah insektisida organik alami yang diperoleh dari pohon Derris. Senyawa iniberfungsi sebagai insektisida yang menyerang permukaan tubuh hama.

    Neem merupakan ekstrak dari pohon Neem (Azadirachta indica). Penggunaan Neemsebagai insektisida hayati dimulai sejak 40 tahun lalu. Ekstrak neem mengganggu aktivitas

    sistem pencernaan serangga, khususnya golongan Lepidoptera (ngengat dan kupu-kupu

    beserta larvanya). Selain itu neem juga berperan sebagai pengatur tumbuh dimana

    menyebabkan beberapa jenis serangga terus berada pada kondisi larva dan tidak bisa

    tumbuh dewasa.

    Bakteri Bacillus thuringiensis memproduksi toksin Bt yang dapat mematikan serangga yangmemakannya. Toksin Bt aktif pada pH basa dan menyebabkan saluran pencernaan serangga

    berlubang sehingga berujung pada kematian. Para peneliti telah berhasil memindahkan gen

    yang berperan dalam produksi toksin Bt dari B. thuringiensis ke tanaman kapas sehingga

    serangga yang memakan tanaman kapas tersebut akan mati. Kapas Bt merupakan salah satu

    organisme transgenik yang paling banyak ditanam di dunia.

    E.In vivo metabolismSemua insektisida bentuk cair dapat diserap melalui kulit dan usus dengan

    sempurna. Senyawa senyawa OK (organokhlorin) sebagian besar menyebabkan kerusakan

    pada komponen komponen selubung sel syaraf sehingga fungsi saraf terganggu. Peracunan

    dapat menyebabkan kematian atau pulih kembali. Kepulihan bukan disebabkan karena

    senyawa OK telah keluar dari tubuh tetapi karena disimpan dalam lemak tubuh. Semua

    insektisida OK sukar terurai oleh factor factor lingkungan dan bersifat persisten,. Mereka

    cemderung menempel pada lemak dan partikel tanah sehingga dalam tubuh jasad hidup dapat

    terjadi akumulasi, demikian pula di dalam tanah. Akibat peracunan biasanya terasa setelah

    weaktu yang lama, terutama bila lethal dose nya telah tercapai. Hal inilah yang menyebabkan

    sehingga penggunaan OK pada saat ini berkurang dan dibatasi.

    Efek lain adalah biomagnifikasi, yaitu peningkatan peracunan lingkungan yang terjadi

    akibat efek biomagnifikasi yaitu peningkatan daya racun suatu zat terjadi dalam tubuh jasad

    hidup. Karena reaksi hayati tertentu.

    Semua senyawa OF (organofosfat) dab KB (karbanat) bersifat perintang enzimcholine esterase, enzim yang berperan sebagai penerusan rangsang syaraf. Peracunan dapat

    terjadi karena gangguan dalam fungsi susunan syaraf yang menyebabkan kematian atau pulih

    kembali. Umur residu dari OF dan KB ini tidak berlangsung lama sehingga peracunan kronis

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pirethrum&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Krisan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rotenon&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Neem&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_thuringiensishttp://id.wikipedia.org/wiki/Kapashttp://id.wikipedia.org/wiki/Kapashttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_thuringiensishttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Neem&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rotenon&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Krisan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pirethrum&action=edit&redlink=1
  • 7/28/2019 Paper Insektisida

    6/9

    Keamanan Pangan dan Toksikologi INSEKTISIDA 6

    terhadap lingkungan cenderung tidak terjadi karena factor factor lingkungan yang mudah

    menguraikan senyawa OF dan KB menjadi komponen tidak beracun. Walaupun demikian

    senyawa ini merupakan racun akut sehingga dalam penggunaan perlu diperhatikan factor

    factor keamannya. Karena bahaya yang ditimbulkan dalam lingkungan hidup tidak

    berlangsung lama. Sebagian besar insektisida dan sebagian besar fungisida yang digunakan

    saat ini adalah golongan dari OF dan KB.

    Parameter yang digunakan untuk menilai efek peracunan pestisida terhadap mamalia

    dan manusia adalah nilai LD50 yang menunjukkan banyaknya pestisida dalam milligram (mg)

    untuk tiap kilogram (kg) berat seekor binatang, uji yang dapat membunuh 50 ekor binatang

    sejenis dari anatar 100 ekor yang diberi dosis tersebut. Ysng perlu diketahui dalam praktek

    adalah LD50 akut termakan (oral) dan LD50 terserap kulit (dermal). Nilai LD50 diperoleh

    dari percobaan percobaan dengan tikus putih. Nilai LD50 yang tinggi x>1000 menunjukkan

    bawa pestisida yang bersangkutan tidak begitu berbahaya bagi manusia. LD50 yang rendah

    x

  • 7/28/2019 Paper Insektisida

    7/9

    Keamanan Pangan dan Toksikologi INSEKTISIDA 7

    terjadi akumulasi, demikian pula di dalam tanah. Akibat peracunan biasanya terasa setelah

    weaktu yang lama, terutama bila lethal dose nya telah tercapai. Hal inilah yang menyebabkan

    sehingga penggunaan OK pada saat ini berkurang dan dibatasi.

    H.SymptomsGambaran klinis

    Gejala keracunan turunan halobenzen dan analog, terutama muntah, tremor dan konvulsi. Pada keracunan akut melalui mulut disebabkan oleh 5 g OK akan menyebabkan muntah-

    muntah berat setelah 0,5 1 jam, selain kelemahan dan mati rasa pada anggota badan

    yang terjadi secara bertahap, rasa takut, tegang dan diare juga dapat terjadi.

    Dengan 20 g OK dalam waktu 8 12 jam kelopak mata akan bergerak-gerakdisetai tremor otot mulai dari kepala dan leher, selanjutnya konvulsi klonik kaki dan

    tangan seperti gejala keracunan pada strichnin. Nadi normal, pernapasan mula-mula cepat

    kemudian perlahan.

    I.OutbreakJenis yang paling sering menimbulkan keracunan di Indonesia adalah golongan

    organofosfat dan organoklorin. Golongan karbamat efeknya mirip efek organofosfat, tetapi

    jarang menimbulkan kasus keracunan. Penatalaksanaannya dapat dilihat dalam Pedoman

    Pengobatan Keracunan Pestisida yang diterbitkan oleh Bagian Farmakologi FKUI.

    Kompetensi : 3B Laporan Penyakit : 1302 ICD X : T.50.-T.51

    Diagnosis : Riwayat kontak dengan insektisida golongan organoklorin

    Penatalaksanaan

    Tindakan pencegahan:

    1.Pestisida sebaiknya disimpan dalam tempat aslinya dengan etiket yang jelasdan disimpan di tempat yang tidak terjangkau oleh anak-anak, serta jauh dari

    makanan dan minuman.

    2.Pada waktu menggunakan pestisida, perlu diikuti dengan cermat dan tepat,sesuai prosedur dan petunjuk lain yang telah ditentukan.

    3.Hindari kontak atau menghisap pestisida.4.Pada waktu bekerja dengan pestisida, sebaiknya tidak sambil makan, minum

    atau merokok.5.Tempat atau wadah pestisida yang telah kosong, sebaiknya dibuang atau

    dimusnahkan, demikian juga pestisida yang tidak berlabel atau etiketnya sudah

    rusak, sehingga tidak dapat diketahui dengan pasti.

  • 7/28/2019 Paper Insektisida

    8/9

    Keamanan Pangan dan Toksikologi INSEKTISIDA 8

    6.Tergantung pada tingkat toksisitasnya, jika bekerja yang berhubungan denganpestisida, sebaiknya tidak lebih dari 45 jam.

    Tindakan gawat darurat:

    1) Jika keracunan melalui mulut, usahakan untuk muntah2) Pantau tanda-tanda vital.3) Berikan karbon aktif, diikuti bilas lambung dengan air 2 4 liter. Kemudian berikan

    obat pencuci perut. Pembersihan usus, juga dapat dilakukan dengan 200 mL larutan

    manitol 20 % dengan melalui pipa.

    4) Jangan diberi lemak atau minyak.5) Jika kulit juga terkena, bersihkan dengan air dan sabun.

    Tindakan umum\

    o Untuk mengatasi konvulsi, berikan diazepam 10 mg secara i.v perlahan-lahan. Jikabelum menunjukkan hasil berikan obat yang memblokade neuromuscular.

    o Atasi hiperaktivitas dan tremor, berikan natrium fenobarbital 100 mg secara s.c setiapjam sampai mencapai jumlah 0,5 g atau sampai konvulsi terkendali.

    o Jangan diberi obat stimulan terutama epinefrin, karena dapat menimbulkanfibrilasi ventrikuler.

  • 7/28/2019 Paper Insektisida

    9/9

    Keamanan Pangan dan Toksikologi INSEKTISIDA 9

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2011."Bacillus thuringiensis" University of California San Diego.

    http://www.bt.ucsd.edu/index.html. Diakses pada 16 Oktober 2011

    B.G.katzung : Farmakologi Dasar dan Klinik Alih bahasa : dr.Binawati H.K.dkk: EGC 1986

    Bennet, SM. 2003. "Insecticide" PiedPiper . http://www.the-piedpiper.co.uk/th13.htm. Diakses pada

    16 Oktober 2011

    Doull, John. 1980. Toxicology : The basic Science of Poison Second Edition. McMillan Publisihing

    Co :Inc New York

    English, LM. 2005. "Organic GardeningNatural Insecticides". New Mexico State University

    Heller, JL 2010. "Insecticide Poisoning". Medline Plus.

    http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002832.htm. Diakses pada 16 Oktober 2011

    Kardinan. 2002.Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya.

    Lloyd, N Ferguson.2002. Text Book of Organic Chemistry. Howard University. 2nd Edition

    Praubhudesai. 2007. "Environmental Effects of Insecticides/Herbicides" Worm Digest

    http://www.wormdigest.org/content/view/447/2/. Diakses pada 16 Oktober 2011

    SumaMur.2002. Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan. PT. Gunung Agung : jakarta

    Tabashnik, BE. 2011. "Pesticide Resistance - History and Extent of Insecticide Resistance, Genetics

    and Biochemistry of Resistance, Delaying Evolution of Resistance"

    http://science.jrank.org/pages/48691/Pesticide-Resistance.html. Diakses pada 13 Oktober 2011

    WALHI (Wahana Lingkungan Hidup). 1987. Teropong Masalah Pestisida (Terompet). Jakarta:

    WALHI

    http://www.bt.ucsd.edu/index.htmlhttp://www.bt.ucsd.edu/index.htmlhttp://www.bt.ucsd.edu/index.htmlhttp://www.the-piedpiper.co.uk/th13.htmhttp://www.the-piedpiper.co.uk/th13.htmhttps://docs.google.com/a/wikimedia.or.id/viewer?a=v&q=cache:ZAb04rLOPcMJ:aces.nmsu.edu/pubs/_h/h-150.html+natural+insecticide&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjjM71_tKmeDZehHA786OZjqlKQXw7MowJ682cEczv3i2xAnpDwG9KK2EV4LxfPoXPirrhjYG_taB0YPSBJnAnHvkotu5XcIyIlBCOwBZTKB8I0MvnbE7qSmbV6ffXc8jvn0sTu&sig=AHIEtbTeC4vU-XtNqzVQoT85Q_ZAQASTdw&pli=1https://docs.google.com/a/wikimedia.or.id/viewer?a=v&q=cache:ZAb04rLOPcMJ:aces.nmsu.edu/pubs/_h/h-150.html+natural+insecticide&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjjM71_tKmeDZehHA786OZjqlKQXw7MowJ682cEczv3i2xAnpDwG9KK2EV4LxfPoXPirrhjYG_taB0YPSBJnAnHvkotu5XcIyIlBCOwBZTKB8I0MvnbE7qSmbV6ffXc8jvn0sTu&sig=AHIEtbTeC4vU-XtNqzVQoT85Q_ZAQASTdw&pli=1https://docs.google.com/a/wikimedia.or.id/viewer?a=v&q=cache:ZAb04rLOPcMJ:aces.nmsu.edu/pubs/_h/h-150.html+natural+insecticide&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjjM71_tKmeDZehHA786OZjqlKQXw7MowJ682cEczv3i2xAnpDwG9KK2EV4LxfPoXPirrhjYG_taB0YPSBJnAnHvkotu5XcIyIlBCOwBZTKB8I0MvnbE7qSmbV6ffXc8jvn0sTu&sig=AHIEtbTeC4vU-XtNqzVQoT85Q_ZAQASTdw&pli=1https://docs.google.com/a/wikimedia.or.id/viewer?a=v&q=cache:ZAb04rLOPcMJ:aces.nmsu.edu/pubs/_h/h-150.html+natural+insecticide&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjjM71_tKmeDZehHA786OZjqlKQXw7MowJ682cEczv3i2xAnpDwG9KK2EV4LxfPoXPirrhjYG_taB0YPSBJnAnHvkotu5XcIyIlBCOwBZTKB8I0MvnbE7qSmbV6ffXc8jvn0sTu&sig=AHIEtbTeC4vU-XtNqzVQoT85Q_ZAQASTdw&pli=1https://docs.google.com/a/wikimedia.or.id/viewer?a=v&q=cache:ZAb04rLOPcMJ:aces.nmsu.edu/pubs/_h/h-150.html+natural+insecticide&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjjM71_tKmeDZehHA786OZjqlKQXw7MowJ682cEczv3i2xAnpDwG9KK2EV4LxfPoXPirrhjYG_taB0YPSBJnAnHvkotu5XcIyIlBCOwBZTKB8I0MvnbE7qSmbV6ffXc8jvn0sTu&sig=AHIEtbTeC4vU-XtNqzVQoT85Q_ZAQASTdw&pli=1http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002832.htmhttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002832.htmhttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002832.htmhttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002832.htmhttp://www.wormdigest.org/content/view/447/2/http://www.wormdigest.org/content/view/447/2/http://science.jrank.org/pages/48691/Pesticide-Resistance.htmlhttp://science.jrank.org/pages/48691/Pesticide-Resistance.htmlhttp://science.jrank.org/pages/48691/Pesticide-Resistance.htmlhttp://science.jrank.org/pages/48691/Pesticide-Resistance.htmlhttp://science.jrank.org/pages/48691/Pesticide-Resistance.htmlhttp://science.jrank.org/pages/48691/Pesticide-Resistance.htmlhttp://www.wormdigest.org/content/view/447/2/http://www.wormdigest.org/content/view/447/2/http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002832.htmhttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002832.htmhttps://docs.google.com/a/wikimedia.or.id/viewer?a=v&q=cache:ZAb04rLOPcMJ:aces.nmsu.edu/pubs/_h/h-150.html+natural+insecticide&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjjM71_tKmeDZehHA786OZjqlKQXw7MowJ682cEczv3i2xAnpDwG9KK2EV4LxfPoXPirrhjYG_taB0YPSBJnAnHvkotu5XcIyIlBCOwBZTKB8I0MvnbE7qSmbV6ffXc8jvn0sTu&sig=AHIEtbTeC4vU-XtNqzVQoT85Q_ZAQASTdw&pli=1http://www.the-piedpiper.co.uk/th13.htmhttp://www.the-piedpiper.co.uk/th13.htmhttp://www.bt.ucsd.edu/index.htmlhttp://www.bt.ucsd.edu/index.html