Paper Batuk

6
Sesuai yang dijelaskan pada kasus, Tuan S mengalami batuk berdahak yang telah dialami selama 2 bulan terakhir. Seperti yang kita ketahui batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing yang berada di saluran nafas. Pada kasus ini batuk terjadi sebagai usaha untuk mengeluarkan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menginfeksi tuan S. Dahak yang dikeluarkan tubuh sebenarnya bersifat fisiologis, tubuh memproduksi hingga 100 ml mukus setiap harinya yang berfungsi untuk membersihkan saluran nafas dari benda asing. Ketika timbul infeksi seperti infeksi Tuberculosis maka aktivitas pembersihan saluran nafas oleh mukus ini terganggu sehingga menyebabkan penimbunan dahak pada saluran nafas. Mukus yang tertimbun ini akan merangsang saluran pernafasan untuk mengeluarkannya dengan batuk. Batuk secara umum terjadi karena adanya rangsang pada reseptor batuk yang terdapat di beberapa bagian tubuh seperti hidung, laring, trakea, dan bronkus, kemudian rangsang ini akan dibawa oleh saraf aferen berupa n.vagus, n.trigeminus, n.frenikus, dan n.glossofaringeal menuju pusat batuk di medula oblongata, kemudian rangsang ini akan dibawa serabut eferen menuju efektor seperti laring, trakea, bronkus, dan otot otot interkostal. Proses terjadinya batuk sendiri memiliki beberapa tahap, antara lain 1. Inspirasi, pada fase ini terjadi inspirasi maksimal, otot otot pernafasan akan berkontraksi yang akan merangsang pembesaran rongga thorax

description

paper

Transcript of Paper Batuk

Page 1: Paper Batuk

Sesuai yang dijelaskan pada kasus, Tuan S mengalami batuk berdahak yang telah

dialami selama 2 bulan terakhir. Seperti yang kita ketahui batuk merupakan mekanisme

pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing yang berada di saluran nafas. Pada kasus

ini batuk terjadi sebagai usaha untuk mengeluarkan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang

menginfeksi tuan S.

Dahak yang dikeluarkan tubuh sebenarnya bersifat fisiologis, tubuh memproduksi

hingga 100 ml mukus setiap harinya yang berfungsi untuk membersihkan saluran nafas dari

benda asing. Ketika timbul infeksi seperti infeksi Tuberculosis maka aktivitas pembersihan

saluran nafas oleh mukus ini terganggu sehingga menyebabkan penimbunan dahak pada

saluran nafas. Mukus yang tertimbun ini akan merangsang saluran pernafasan untuk

mengeluarkannya dengan batuk.

Batuk secara umum terjadi karena adanya rangsang pada reseptor batuk yang terdapat

di beberapa bagian tubuh seperti hidung, laring, trakea, dan bronkus, kemudian rangsang ini

akan dibawa oleh saraf aferen berupa n.vagus, n.trigeminus, n.frenikus, dan n.glossofaringeal

menuju pusat batuk di medula oblongata, kemudian rangsang ini akan dibawa serabut eferen

menuju efektor seperti laring, trakea, bronkus, dan otot otot interkostal. Proses terjadinya

batuk sendiri memiliki beberapa tahap, antara lain

1. Inspirasi, pada fase ini terjadi inspirasi maksimal, otot otot pernafasan akan

berkontraksi yang akan merangsang pembesaran rongga thorax

2. Kompresi, pada fase ini terjadi penutupan glotis kurang lebih selama 0,2 detik.

Proses ini bertujuan untuk mempertahankan volume paru karena tekanan

intrathorakal yang meningkat.

3. Ekspirasi, pada fase ini glotis terbuka, dan akibat tingginya tekanan intrathorakal

dan intra abdominal yang tinggi akan menyebabkan terjadinya ekspirasi. Aliran

udara yang cepat membantu pengeluaran benda asing di saluran nafas.

4. Relaksasi, pada fase ini terjadi relaksasi otot otot respiratorik

Pada kasus juga disebutkan Tuan S mengalami batuk selama 2 bulan belakangan,

batuk Tuan S ini temasuk dalam batuk kronik, yaitu batuk yang terjadi selama kurun waktu

diatas 8 minggu.

Batuk dapat dibagi berdasarkan waktu dan gejala klinisnya. Berdasarkan waktunya

batuk dibagi menjadi batuk akut (batuk yang terjadi dibawah 3 minggu), batuk sub akut

Page 2: Paper Batuk

(batuk yang terjadi selama 3-8 minggu), dan batuk kronik (batuk yang terjadi diatas 8

minggu), sedangkan menurut gejala klinisnya batuk dibedakan menjadi 2, yaitu batuk kering

dan batuk tidak berdahak.

Sesuai dengan kasus ini, Tuan S mengalami batuk berdahak yang bersifat kronis,

sesuai dengan gejala penderita TB. Namun gejala ini tidak menjadi patokan untuk

menyatakan diagnosa tuan S menderita TB, masih diperlukan pemeriksaan penunjang untuk

memastikannya, sebab ada beberapa penyakit yang memiliki tanda yang sama yaitu batuk

kronik. Perbedaannya dapat dilihat pada tabel berikut

Diagnosis Banding Batuk Kronik

DIAGNOSIS

GEJALA

Tuberkulosis

Riwayat kontak positif dengan pasien TB dewasaUji tuberkulin positif (≥ 10 mm, pada keadaan  imunosupresi ≥ 5 mm)Berat badan menurun atau gagal tumbuhDemam (≥ 2 minggu) tanpa sebab yang jelasPembengkakan kelenjar limfe leher, aksila, inguinal yang spesifikPembengkakan tulang/sendi punggung, panggul, lutut, falangTidak ada nafsu makan, berkeringat malam

Asma

Riwayat wheezing berulang, kadang tidak berhubungan dengan batuk dan pilekHiperinflasi dinding dadaEkspirasi memanjangRespons baik terhadap bronkodilator

Benda asingRiwayat tiba-tiba tersedakStridor atau distres pernapasan tiba-tibaWheeze atau suara pernapasan menurun yang bersifat fokal

Pertusis

Batuk paroksismal yang diikuti dengan whoop, muntah, sianosis atau apnuBisa tanpa demamBelum imunisasi DPT atau imunisasi DPT tidak lengkapKlinis baik di antara episode batukPerdarahan subkonjungtiva

HIV Diketahui atau diduga infeksi HIV pada ibuRiwayat tranfusi darahGagal tumbuhOral thrushParotitis kronisInfeksi kulit akibat herpes zoster (riwayat atau sedang

Page 3: Paper Batuk

menderita)Limfadenopati generalisataDemam lamaDiare persisten

Bronkiektasis

Riwayat tuberkulosis atau aspirasi benda asingTidak ada kenaikan berat badanSputum purulen, napas bauJari tabuh

Abses paruSuara pernapasan menurun di daerah absesTidak ada kenaikan berat badan/ anak tampak sakit kronisPada foto dada tampak kista atau lesi berongga

Diberitahu dalam kasus, Tuan S juga mengalami batuk yang berdahak. Dahak dapat

dibedakan dalam beberapa jenis bergantung dari penyebab, yakni

1. Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan kemungkinan

berasal dari sinus atau saluran hidung, tidak berhubungan dngan saluran nafas

bagian bawah

2. Sputum banyak sekali dan purulen kemungkinan proses supuratif (abses paru)

3. Sputum yang terbentuk perlahan dan terus meningkat kemungkinan tanda

bronkitis atau bronkiektasis

4. Sputum kekuning-kuningan kemungkinan proses infeksi

5. Sputum hijau kemungkinan proses penimbunan nanah. Warna hijau ini

dikarenakan adanya verdoperoksidase yang dihasilkan oleh PMN dalam

sputum. Sputum hijau ini sering ditemukan pada penderita bronkiektasis

karena penimbunan sputum dalam bronkus yang melebar dan terinfeksi.

6. Sputum merah muda dan berbusa kemungkinan tanda edema paru akut

7. Sputum berlendir, lekat, abu abu atau putih kemungkinan tanda bronkitis

kronik

8. Sputum berbau busuk kemungkinan tanda abses paru atau bronkiektasis.

Tuan S memiliki dua orang anak, tinggal bersama ayahnya, dan bekerja sebagai

pelayan di sebuah rumah makan, seperti yang kita ketahui TB merupakan penyakit

yang menular, jadi Tuan S memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk

menularkan penyakitnya pada orang orang yang berada di sekitarnya. Tuberkulosis

ditularkan melalui udara oleh partikel kecil yang berisi

kuman tuberkulosis yang disebut “droplet nukleus”. Droplet nukleus yang

Page 4: Paper Batuk

berukuran 1-5μm dapat sampai ke alveoli. Droplet nukleus kecil yang berisi basil

tunggal lebih berbahaya daripada sejumlah besar basil di dalam partikel yang besar,

sebab partikel besar akan cenderung menumpuk dijalan napas daripada sampai ke

alveoli sehingga akan dikeluarkan dariparu oleh sistem mukosilier. Batuk merupakan

mekanisme yang paling efektif untuk menghasilkan droplet nukleus. Satu kali batuk

yang cepat dan kuat akan menghasilkan partikel infeksius sama banyaknya

denganberbicara keras selama lima menit. Penyebaran melalui udara juga

dapatdisebabkan oleh manuver ekspirasi yang kuat seperti bersin, berteriak,bernyanyi.

Satu kali bersin dapat menghasilkan 20.000 – 40.000 droplet,tapi kebanyakan

merupakan partikel yang besar sehingga tidak infeksius. Pasien yang batuk lebih dari

48 kali/malam akan menginfeksi 48% dariorang yang kontak dengan pasien.

Sementara pasien yang batuk kurang dari 12 kali/malam menginfeksi 28% dari

kontaknya. Basil tuberkulosisdapat juga memasuki tubuh melalui traktus

gastrointestinal ketika minum susu yang mengandung Mycobacterium tuberculosis.

Jalan masuk lain ke dalam tubuh manusia adalah melalui luka pada kulit atau

membran mukosa, tetapi penyebaran dengan cara ini sangat jarang. Jika fokus

tuberkulosis telah terbentuk pada satu bagian tubuh maka penyakit dapat menyebar ke

bagian tubuh yang lain melalui pembuluh darah, saluran limfatik, kontak langsung,

saluran cerna (sering dari intestinum kembali kedarah melalui duktus torasikus) dan

terakhir yang paling sering melalui jalan napas. Risiko tertular tergantung dari tingkat

pajanan dengan percikan dahak.Pasien TB paru dengan BTA positif memberikan

kemungkinan risiko penularan lebih besar dari pasien TB paru dengan BTA negatif.