pansitopenia

14
PRE EKLAMPSIA 1. Definisi Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ). Pre eklampsia ringan adalah suatu komplikasi kehamilan yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu yang ditandai dengan tekanan darah 140/90 mmHg, edema, proteinuria : ++ / 0,3 gr / lt / 24 jam atau pemeriksaan kualitatif + 1 atau 2. pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu yang ditandai dengan tekanan darah + 160/110 mmHg, nedema, proteinuria 715 gram atau 24 jam atau secara kualitatif 4 + oliguria, jumlah produksi urine 1500 cc atau 24 jam disertai benarkah kadar kreatin, gangguan unsur nyeri epigastrium hiperefleksia edema paru-paru dan sianosis (UPKKebidanan, 1994 : 43) 2. Etiologi Penyebab timbulnya gejala tersebut belum diketahui secara pasti, teori yang digunakan oleh ilmuwan belum dapat menjawab beberapa hal berikut : 1. Frekuensi bertambah banyak pada primigravida, kehamilan ganda, hidramion, dan mola hidatidosa. 2. Sebab bertambanya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan . 3. Sebab jarang terjadinya preeklampsi pada kehamilan- kehamilan berikutnya.

description

hematologi

Transcript of pansitopenia

PRE EKLAMPSIA

1. DefinisiPre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).Pre eklampsia ringan adalah suatu komplikasi kehamilan yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu yang ditandai dengan tekanan darah 140/90 mmHg, edema, proteinuria : ++ / 0,3 gr / lt / 24 jam atau pemeriksaan kualitatif + 1 atau 2.pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu yang ditandai dengan tekanan darah + 160/110 mmHg, nedema, proteinuria 715 gram atau 24 jam atau secara kualitatif 4 + oliguria, jumlah produksi urine 1500 cc atau 24 jam disertai benarkah kadar kreatin, gangguan unsur nyeri epigastrium hiperefleksia edema paru-paru dan sianosis(UPKKebidanan, 1994 : 43)

2. EtiologiPenyebab timbulnya gejala tersebut belum diketahui secara pasti, teori yang digunakan oleh ilmuwan belum dapat menjawab beberapa hal berikut :1. Frekuensi bertambah banyak pada primigravida, kehamilan ganda, hidramion, dan mola hidatidosa.2. Sebab bertambanya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan .3. Sebab jarang terjadinya preeklampsi pada kehamilan-kehamilan berikutnya.4. Sebab timbulnya hipertensi, oedema, dan proteinuri.Namun gejala tersebut selalu dikaitkan dengan awalnya muncul 2 atau 3 tanda trias yaitu hipertensi, odema dan proteinuriaHipertensi Kenaikan Sistolik 30 mm Hg atau 140 mm Hg Kenaikan Diastolik 15 mm Hg atau 90 mm Hg dari tensi sebelum kehamilan awal. Dilakukan minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat. Odema Penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh ditandai, kenaikan berat Badan, pembengkakan pada kaki, jari tangan dan muka serta pretibial. Kenaikan berat badan lebih 1 kg seminggu dalam beberapa kali.

Proteinuria Konsentrasi protein dalam urine > 0,3 gram / liter. 1 atau 2 dalam pemeriksaan urine 24 jam ( pemeriksaan kualitatif ) atau 1 gram / liter dalam urine pengambilan midstream atau kateter. Minimal dikerjakan 2 kali dengan jarak 6 jam. Proteinuria terjadi lebih lambat dari pada Hypertensi dan Oedema.

3. Klasifikasi dan Tanda Gejalaa. Preeklampsi ringan ditandai : Tekanan darah sistol 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan intrerval 6 jam pemeriksaan. Tekanan darah diastol 90 atau kenaikan 15 mmHg. BB naik lebih dari 1 Kg/minggu. Proteinuri 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif 1 2 pada setiap urine kateter atau midstearh.b. Preeklampsi berat ditandai :- Tensi 160/110 mmHg atau lebih.- Oliguri, urine , 400 cc/24 jam.- Proteinuri > dari 3 gr/l. Keluhan subyektif : nyeri epigastrium, nyeri kepala, gangguan penglihatan, gangguan kesadaran, oedema paru dan sianosis.

4. Patofisologi

Sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil dan masa nifas:hipertensi, odema dan proteinuria

Pre eklampsia

VasospasmePenurunan osmotik koloidKerusakan Vaskuler

HipertensiOedema

Gangguan PerfusiGangguan kes. Cairan & elekt.Otak: Nyeri kepala, Penurunan kesadaranKardiovask: Penurunan plasma, hipoosmotik, syockHati: Penumpukan sisa metab. Jaringan/otot: Asam laktat /Ginjal: BUN /, Proteinuria

Resiko tinggi untuk cidera

Maternal Janin

5. Pemeriksaan Diagnostika. Uji Kemungkinan Preeklampsiaa) Uji diagnostik dasar1) Pemeriksaan tekanan darah.2) Analisis protein dalam urine.3) Pemeriksaan edema atau kenaikan berat badan4) Pengukuran tinggi fundus uteri.5) Pemeriksaan funduskopik.b) Penilaian kondisi janin dalam rahim1) Pemantaun pertumbuhan janin. Pemantauan pertumbuhan tinggi fundus uteri. Pemeriksaan ultrasonografi.2) Penilaian ancaman gawat janin. Pemantauan grakan janin. Denyut jantung janin. Pemantauan air ketuban.b. Pemeriksaan hasil Diagnostik1. Test HCG UrineIndikator kehamilanPositif2. Ultra SonografiKondisi janin/cavum utKelainan janin3. Kadar HematocritStatus HemodinamikaPenurunan(7mg/100ml)6. ProteinuriaStatus CairanMeningkat ( 0,3 gr/lt)

6. KomplikasiTergantung derajat preeklamsia atau eklamsianya. Yang termasuk komplikasi antara lain atania uteri (Uterus Couvelaire), sindrom HELLP (Hemolysis, elevated liver enzimes, locx platelet count), ablasi retina, KID (Koagulasi Intravaskular Diseminafa), gagal ginjal, perdarahan otak, edema paru, gagal jantung, hingga syok dan kematian.Komplikasin pada janin berhubungan dengan akut atau kronisnya insufiensi uteroplasental, misalnya pertumbuhan janin terhambat dan prematuritas.

7. Diagnosa banding1.Hypertensi Kronis - Tensi meningkat sebelum kehamilan. - Perdarahan dan adanya Exudat pada pemeriksaan Funduskopi mati.

2.Penyakit Ginjal - Proteinuria terjadi sebelum kehamilan. - Pada Pre Eklampsia biasanya jarang timbul sebelum triwulan ketiga.

8. Penanganana. Jika kehamilan kurang dari 37 minggu, dan tidak ada tanda- tanda perbaikan, lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan :a) Pantau tekanan darah, proteinurin, refleks, dan kondisi janin.b) Lebih banyak istirahat.c) Diet biasa (tidak perlu diet garam).d) Tidak perlu diberi obat-obatan.e) Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat di rumah sakit dengan : Diet biasa. Pantau tekanan darah 2 kali sehari, proteinuria 1 kali sehari. Tidak perlu obat-obatan. Jika tekanan darah diastolik turun sampai normal pasien dapat dipulangkan dengan : Nasehatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda-tanda preeklampsia berat. Kontrol 2 kali seminggu. Jika tekanan diastolik naik lagi, rawat kembali.f) Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan tetap rawat.g) Jika terdapat tanda-tanda perbaikan tetap rawath) Jika proteinuria meningkat, tangani sebagai preeklampsia beratb. Jika kehamilan lebih 37 minggu, pertimbangkan terminasi :a) Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5 IU dalam 500 ml dekstrose IV 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin.b) Jika serviks belum matang, berikan prostaglandin, misoprostol atau lakukan secsio caesarea. (Yulianti, Devi. 2006. dan Naylor, C. Scott 2005)

9. Pencegahan dan terapi Pemeriksaan Antenatal teratur ( 5 T ) Adakah faktor-faktor Predisposisi ? Penerangan manfaat istirahat, diet yang berguna. Pekerjaan sehari-hari dikurangi, dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi protein dan rendah lemak, karbohidrat, garam. Penambahan berat badan yang berlebihan, tidak dianjurkan. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan penulis mengacu dalam proses keperawatan yang terdiri dari 4 tahapan yaitu : pengkajian, perencanaan, diagnosa keperawatan, pelaksanaan atau implementasi dan evaluasi.(Lismindar, 1990, IX)(1). PENGKAJIANMerupakan tahap awal dari landasaran proses keperawatan di perlukan pengkajian cermat untuk mengenal pasien agar dapat memberi arah kepada tindakan keperawatan, keberhasilan proses keperawatan sangat tergantung pada kecermatan dan ketelitian dalam tahap pengkajian (Lismindar, 1990 :1)Tahap pengkajian terdiri dari 2 kegiatan yaitu pengumpulan data, pengelompokan data (Limindar, 1990 : 1)a. Pengumpulan data1. Identitas Nama, umur, suku bangsa, pendidikan, alamat, agama dan golongan darah.2. Riwayat penyakit sekarangSegala pernyataan data secara teori yang menjadi pendorong klien pergi kerumah sakit yang dikeluhkan sakit kepala teutama daerah frontalis, rasa nyeri epigrastrik, terdapat mual sampai muntah, gangguan pernafasan sampai sianosis, terjadi gangguan kesadaran.3. Riwayat penyakit dahuluSegala penyakit yang pernag dialami klien misalnya penyakit menular, hipertensi, jantung, diabetes melitus, pre eklampsia atau eklampsia, persalinan kembar.4. Riwayat penyakit keluargaRiwayat penyakit keturunan / menular yang diberita keluarga misalnya : hipertensi, diabetes melitus, jantung, pre eklampsia, epilepsi, serta keturunan kembar.5. Riwayat kebidanan MenarcheUmur, waktu haid, siklus, lama haid, serta keluhan. Riwayat perkawinanKawin umur beapa, berapa lama perkawinan tersebut. Riwayat kehamilanHari pertama haid terakhir dan tanggal perkiraan persalinan. Riwayat penyakit dahuluMeliputi : kehamilan dan persalinan keberapa, jenis dan penolong persalinan, keterangan persalinan, keluarga berencana yang dipakai bila memakainya.

b. Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik memperhatikan dari 2 atau 3 tanda trias yaitu hipertensi, edema, dan proteinuria meningkat

(2) DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Resiko tinggi terjadinya trauma ibu s.d penurunan fungsi organ (vasospasme dan peningkatan TD)2. Resiko tinggi terjadi trauma janin s.d penurunan perfusi plasenta3. Gangguan perfusi pada jaringan ginjal s.d vasokontriksi, spasme dan oedema glomerolus4. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit s.d retensi air dan garam

(3) INTERVENSI KEPERAWATANDiagnosa: Resiko tinggi terjadinya trauma ibu b.d penurunan fungsi organ (vasospasme dan peningkatan TD)Tujuan : Tidak terjadi trauma pada ibuIntervensi :1. Kaji tanda-tanda perubahan fugsi otakR : Oedema selebral dan vasokontriksi dapat dievaluasi dari tanda subyektif, tingkah laku dan gangguan retina2. Kaji tingkat kesadaran klienR : Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan sirkulasi otak3. Kaji adanya tanda eklamsi (hiperaktif, reflek patella dalam, penurunan nadi dan respirasi, nyeri epigastrium dan oliguri)R : Oedema keseluruhan dan vasokontriksi merupakan manivestasi dan perubahan pada SSP /otak, ginjal, jantung dan paru-paru yang mendahului status kejang4. Pertahankan perhatian terhadap timbulnya kejangR : Mempersiapkan pertolongan jika timbul gangguan/masalah pada klien etrutama keselamatan/keamanan5. Tutup kamar/ruangan, Batasi pengunjunh/perawat tingkatkan waktu istirahatR : mengurangi rangsangan lingkungan yang dapat menstimulasi otak dan dapat menimbulkan kejang6. Lakukan palpasi rahim untuk mengetahui danya ketegangan, cek perdarahan pervaginam dan catat adanya riwayat medisR : Mengetahui adanya solusio plasenta terlebih jika dikaitkan dengan adanya riwayat hipertensi, DM, penyakit ginjal, jantung yang disebabkan oleh hipertensi7. Monitor tanda-tanda adanya persalinan atau adanya kontraksi uterusR : Kejang dapat meningkatkan kepekaan uterus yang akan memungkinkan terjadinya persalinan8. Lakukan pemeriksaan funduskopiR : Untuk mengetahuia danya perdarahan yang dapat dilihat dari retina

Diagnosa : Gangguan Perfusi pada jaringan ginjal s.d vasokontriksi, spasme, edema glomerulusTujuan :Perfusi jaringan ginjal lancarIntervensi :1. Lakukan tes albuminuria pada setiap kunjungan atau setiap hari bila klien masuk rumah sakit, perhatikan jika kadar albumin urine 2+ atau lebihR : Nilai proteinuria ++ atau lebih sebagai indikasi adanya oedema glomerulus, atau spasme yang dapat meningkatkan permeabilitas glomerulus2. Anjurkan klien bedrest dengan posisi miringR : Bedrest dapat meningkatkan cardiac output dan urine output, dan menurunkan aktivitas kelenjar adrenal3. Observasi intake dan output serta BJ UrineR : Oliguri sebagai indikasi adanya hipovolemia sedang dan ginjal terganggu4. Cek kadar kreatinin, asam urat dan BUNR : Peningkatan kadar tersebut sebagai indikasi penurunan kondisi klien

Diagnosa : Resiko tinggi terjadi trauma pada janin s.d perubahan perfusi plasentaTujuan : Tidak terjadi distress pada janinIntevensi1. Jelaskan tanda-tanda solusio plasenta (nyeri perut, perdarahan, rahim tegang, aktivitas janin turun) R : Klien tahu tanda dan gejala pre eklampsia dan tahu akibat hipoksia bagi janin2. Health edukasi tentang perlunya monitoring janinR : Adanya penurunan aktiitas sebagai indikasi adanya gangguan pada janin3. Kaji pertumbuhan janin setiap periksaR : Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi jantung serta aktivitas janin4. Monitor Denyut Jantung Janin sesuai dengan indikasiR : Peningkatan Denyut jantung janin sebagai indikasi terjadinya hipoksia premature, solusio plsenta5. Kolaborasi melakukan USGR : Penurunan fungsi plasenta dari ukuran janin dihubungkan dengan hipertensi dan kondisi janin merupkan faktor terjadinya premature6. Kolaborasi untuk pemeberian kortikosteroidR : Kortilosteroid merangsang kematangan surfactaan paru janin sehingga bila lahir premature bayi lebih siap

Diagnosa : Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit b.d retensi air dan garam Tujuan : Keseimbangan cairan terjagaIntervensi :1. Timbang BB secara rutinR : Peningkatan BB > 1 kb/minggu sebagai indikasi adanya retensi cairan abnormal pada klien2. Monitor adanya oedemaR : Edema sebagai tanda gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit3. Catat intake protein dan kaloriR : Nutrisi yang adekuat dapat menurunkan insiden hipovolemik, hipoperfusi pada bayi pada masa prenatal4. Catat kadar Hb dan HematokritR : Identifikasi adanya hemokonsentrasi. HCT 3 X Hb merupakan indikasi adanya hemokonsentrasi.5. Monitor : Output urine, suara parau, tanda vitalR : Indikator Kerja ginjal, indikator adanya oedema paru, adanya peningkatan tensi abdominal

(4) IMPLEMENTASIPada tahap ini pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perawatan yang telah di tentukan dengan tujuan untuk menenuhi secara optimal.

(5) EVALUASIEvaluasi adalah langkah terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan yang di sengaja dan terus-menerus melibatkan klien, perawat dan anggota kesehatan lain. Tujuan evaluasi yaitu untuk menilai apakah tujuan dalam rencana tindakan keperawatan tercapai atau tidak ? atau timbul masalah baru serta untuk melaksanakan pengkajian ulang. (Lismindar, 1990).

Daftar Pustaka

Arif Mansjoer dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, 2001, Media Aesculapius FKUI, Jakarta.Lismindar. Proses Keperawatan, 1990, Universitas Indonesia, Jakarta.Mochtar, Rustam, Sinopsis Obstetri, 1998, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.Manuaba, Ida Bagus Gede ,1998. Ilmu Kebidanan Penyakit kandungan dan KB. Jakarta : EGC.Naylor, C. Scott, 2005.Obstetri Ginekologi,cetakan pertama, EGC, Jakarta.Prawirohardjo, Sarwono, 1997. Ilmu Kebidanan . Jakarta YBP. SP.Winkjo Sastro, Hanafiah. Ilmu Kebidanan. 1992, JakartaYasmin Asih, 1995. Dasar-Dasar Keperawatan, Maternitas EGC, Jakarta.Yulianti Devi, 2006.Buku Saku Manajemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan,cetakan pertama, EGC, Jakarta.