Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan...

84
96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan ibu 4. Pekerjaan ibu 5. Jumlah anak dalam keluarga 6. Usia anak ibu yang mengalami tunagrahita B. Faktor Individu 1. Bagaimana perasaan ibu pertama kali mengetahui anak didiagnosis tunagrahita? 2. Apa saja yang sudah ibu lakukan setelah mengetahui anak penyandang tunagrahita? 3. Bagaimana cara ibu merawat anak tunagrahita setiap hari? 4. Bagaimana cara ibu menyikapi pandangan orang lain terhadap anak penyandang tunagrahita? 5. Bagaimana usaha ibu untuk masa depan anak tunagrahita? 6. Apa harapan ibu untuk anak tunagrahita? 7. Bagaimana keadaan ibu sekarang dengan kehadiran anak tunagrahita? C. Faktor keluarga 1. Bagaimana reaksi keluarga pertama kali mengetahui ada anggota keluarga penyandang tunagrahita? 2. Siapa saja anggota keluarga yang dirasa memberikan semangat dan dukungan sehingga ibu selalu dapat bangkit kembali?

Transcript of Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan...

Page 1: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

96

Panduan wawancara subjek

A. Latar Belakang Subjek

1. Nama ibu

2. Usia ibu

3. Tingkat pendidikan ibu

4. Pekerjaan ibu

5. Jumlah anak dalam keluarga

6. Usia anak ibu yang mengalami tunagrahita

B. Faktor Individu

1. Bagaimana perasaan ibu pertama kali mengetahui anak

didiagnosis tunagrahita?

2. Apa saja yang sudah ibu lakukan setelah mengetahui anak

penyandang tunagrahita?

3. Bagaimana cara ibu merawat anak tunagrahita setiap hari?

4. Bagaimana cara ibu menyikapi pandangan orang lain terhadap

anak penyandang tunagrahita?

5. Bagaimana usaha ibu untuk masa depan anak tunagrahita?

6. Apa harapan ibu untuk anak tunagrahita?

7. Bagaimana keadaan ibu sekarang dengan kehadiran anak

tunagrahita?

C. Faktor keluarga

1. Bagaimana reaksi keluarga pertama kali mengetahui ada anggota

keluarga penyandang tunagrahita?

2. Siapa saja anggota keluarga yang dirasa memberikan semangat

dan dukungan sehingga ibu selalu dapat bangkit kembali?

Page 2: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

97

3. Apa saja yang telah dilakukan pihak keluarga dalam memberikan

dukungan?

4. Bagaimana penerimaan keluarga saat ini?

D. Faktor lingkungan

1. Bagaimana penerimaan awal orang-orang sekitar?

2. Siapa saja orang-orang disekitar yang dirasa memberikan

semangat dan dukungan untuk dapat bangkit kembali?

3. Apa saja yang telah dilakukan orang-orang sekitar sehingga dapat

menumbuhkan kembali semangat ibu?

Panduan wawancara triangulasi (Suami Subyek)

1. Bagaimana reaksi ibu saat pertama kali mengetahui anaknya

penyandang tunagrahita?

2. Apa yang ibu lakukan setelah mengetahui keadaan anaknya menyandang

tunagrahita?

3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan ibu untuk dapat menerima keadaan

dan bangkit kembali?

4. Bagaimana reaksi lingkungan sekitar saat mengetahui anak menyandang

tunagrahita?

5. Bagaimana kedekatan ibu dengan anaknya?

6. Bagaimana keadaan ibu saat ini?

Panduan observasi

A. Penampilan ibu

B. Lingkungan tempat tinggal

C. Interaksi ibu dengan anak tunagrahita

Page 3: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

98

D. Interaksi ibu dengan suami dan anak-anaknya yang lain

E. Interaksi ibu dengan lingkungan sekitar

Page 4: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

Panduan koding

Nomor

Keterangan tema

Koding

1 Mengetahui anak mengalami tunagrahita A

2 Faktor resiko B

Individu B1

Keluarga B2

Lingkungan B3

3 Faktor protektif

Faktor protektif internal C

Kontrol diri C1

Kemampuan memecahkan masalah C2

Self-efficacy C3

Self–esteem C4

Evaluasi diri C5

Misi C6

Optimis C7

Empati C8

Spritualitas C9

Faktor protektif eksternal D

Dukungan keluarga D1

Dukungan sosial D2

Page 5: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

Subjek : 1

Hari/tgl: Kamis, 02 Mei 2019 Tempat : Rumah subjek Waktu: Pkl. 16.00-17.00 WIB

Koding Peneliti Subjek Analisis

Terima kasih atas waktunya mbak. Kita mulai dari namanya mbak?

Nama eee Indah, panggil aja mbak Indah

Usianya berapa mbak? 36 tahun

Kalau boleh tau tingkat pendidikannya apa ya mbak?

Kalau saya lulusan SMEA

Pekerjaannya mbak? Dulunya kerja di toko mbak, tapi sekarang sudah nggak lagi, saya di rumah aja

Jumlah anaknya berapa ya mbak?

Oooh..kalau anak saya hanya satu mbak, eh kok hanya satu ya maksudnya baru satu, hehehehe, semoga dikasih lagi ya

Amiiiinn… mbak

Nama lengkap anaknya mbak yang mengalami tunagrahita?

Putra Bagas Anugrah

Usianya Bagas sekarang berapa mbak?

12 tahun sus

Bagaimana ceritanya pertama kali mbak Indah tau kalau Bagas mengalami tunagrahita mbak?

Oh itu mbak,awalnya kan di TK trus kan kalo TK itu kan masih banyak main ya. Nah pas masuk ke SD kelas 1 sekitar beberapa bulan gitu langsung ada laporan dari guru kalau anak saya sangat akti, maksudnya gk bisa diam gitu, nakal pokoknya. Trus dalam hatiku kok ya namanya juga anak usia begitu ya, masa gurunya ngeluh. Trus, bertahanlah di SD itu sampai Bagas mau naik kelas 3. Pas mau naik kelas gitu saya

Page 6: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

A

dipanggil guru. Saya kira ngomong lagi bagas nakal kan, ternyata bilang si Bagas emang nggak bisa di situ lagi, harus pindah ke sekolah khusus gitu. Lah, trus saya kan bingung to mbak maksudnya sekolah khusus tuh apa kan gak tau. Trus saya Tanya maksudnya sekolah khusus tuh apa. Trus gurunya tuh bilang kalau Bagas cocoknya di SLB. Nah waktu itu si gurunya ini bilang kalo seperti Bagas ini sekolahnya ada di Solo. Aku yo kaget to jauh banget. Ya mau gimana lagi karena nggak bisa lagi sekolah disitu akhirnya harus saya tarik Bagas dari sekolah itu. Sudah kita usahakan masuk lagi, maksud eee pindah gitu ke sekolah lain, nah kita juga sudah ke beberapa sekolah ya, 3 sekolah sus tapi sama saja ya, kaya baru lihat Bagas aja udah nggak terima gitu kan. Nah saya ngomong sama suami, trus suamiku ngamuk gitu kaya gk terima gitu kan, kok anakku baru pertama kok sudah begini. Tapi trus saya komunikasikan baik-baik to sama suami, trus sedikit menerima lah. Akhirnya kami berdua carikan pskiater gitu, kan disaranin gurunya gitu. Ngantar ke psikiater trus dikasih obat kan tapi dia tuh bilang ini gk menjamin sembuh cuman ngurangi. Trus disaranin sama gurunya ke psikolog gitu buat tes gitu. Nah waktu itu kita ke psikolog yang di Rumah sakit Karyadi. Trus psikolognya tuh bilang kalo hasilnya tuh Bagas ini IQ nya memang dibawah rata-rata. Jadi disaranin ke SLB. Tapi dia masuk yang golongan sedang ya, makanya masih bisa ya. Trus mau nggak mau ya kita ikhlaskan Bagas sekolah di SLB, awalnya kan kita mikir masa ke SLB. Kan kalo SLB tuh kaya negatif gitu lho. Beberapa bulan di SLB ta kira nanti gurunya ngeluh lagi nggak ya, tapi ternyata nggak sama sekali, ya aku syukurlah.

Bagas didiagnosa tunagrahita sedang setelah melakukan tes IQ oleh psikolog.

Berarti keputusan untuk Iya kan waktu itu kita bingung, sebenarnya gak terlalu yakin

Page 7: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

masukan Bagas ke SLB tuh karena saran dari Psikolog ya mbak?

baut ke SLB tapi kan kita coba ikuti kata psikolognya. Kita yo mikir siapa tau dia akan lebih baik kalau di sana.

B1 D1

Sejak pengalaman awal dari sekolah normal, trus melewati tahap-tahap sampai akhirnya Bagas ke SLB, selama itu perasaan mbak gimana?

Aduh hancur mbak. Saya jujur waktu itu ya sedih banget lah, jadi kaya lebih sensitif banget gitu lho sus, makanya apa-apa sedikit hawanya jadi gampang e marah-marah, kecewa banget karena kita baru pertama kali ya, baru aja anak pertama sdh ngalami kelainan kaya gini kan. Ya gimana ya, kan gini mbak, kan baru aja anak pertama, kita baru mulai ni, istilahnya keluarga baru lah, trus baru belajar juga gimana merawat anak eh tau-tau udah gitu, kecewa yak ooo anak saya gini. Suamiku sampe bilang gini” baru aja mulai tapi udah dikasih kaya gini”. Jadi kita berdua tuh waktu itu terpuruklah. Tapi yo untungnya ada keluarga ya , ada kakak sama adek, ada ibuku yang nguatin kita, nasihatin, akhirnya pelan-pelan bisalah menerima gitu. Yah mau gimana lagi sudah dikasih gini ya diterima lah, trus kita mau buat apa lagi selain disyukuri, diterima lah gitu.

Perasaan subyek pertama kali mengetahui anaknya tunagrahita adalah sedih, marah, kecewa, dan menjadi lebih sensitif karena baru anak pertama sudah mengalami tunagrahita Subyek mendapat dukungan dari kakak, adik, ibu.

C2

Trus kan udah tau nih kalau Bagas ngalami tunagrahita, apa yang mbak lakukan waktu itu untuk Bagas?

Saya terapiin mbak, waktu itu kan dari SLB yang sekarang Bagas sekolah itu ada tawaran buat ikut terapi waktu itu di daerah MT. Haryono. Saya antarin 3 kali seminggu ya. Saya ikuti mbak, waktu itu bayarnya sekali gitu 1 jutaan. Kita sudah terapiin selama berapa kali ya, banyak pokoknya ya, udah nggak ingat lagi. Ya pokoknya apapun yang disarani keluarga kita ikut gitu, kita lakukan yang penting Bagas sembuh. Saya nggak mau menyerah gitu aja, tapi nyoba-nyoba apapun pengobatannya yang penting Bagas membaik. Pernah berobat tradisional juga di kampungnya ibu juga, di suruh oles minyak babi, trus obat lain gitu. Aku sama ayahnya bagas tetap usahain lah, kalau membaik syukur gitu. Syukur

Ibu mengantar anak untuk terapi, dan pengobatan tradisional.

Page 8: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

D1

lho mbak keluarga saya, suami juga nggak yang gimana-gimana ya, maksudnya nggak apa, kaya biarkan saya sendiri gitu tapi selalu ada ngasih semangat, istilah nya mereka selalu ada saat saya butuh gitu kan. Semua sudah kita nyoba ya, makanya kaya waktu kita pokoknya semua buat sembuhnya Bagas lah. Sampe harus berhenti kerja juga, dulu kan saya kerja di perusahaan sama bapaknya Bagas,tapi ngelihat Bagas seperti ini saya itu nggak tega buat ninggalin dia sendiri di rumah. Ada sih Ibu, cuman kan nggak sekuat kita gitu.

Keluarga selalu ada ketika subjek butuh

C9

Trus hasilnya gimana mbak? Eh iya…saya sih nggak paksa harus sembuh total ya yang penting membaik sudah syukurlah. Kita manusia bisanya hanya begitu lah mbak, yang lainnya serahkan yang diatas saja yang mengatur, yang penting saya jangan berhenti berdoa trus, bersyukur yang udah pasti, biar hati bisa tenang sus. Ya pasti suster tau lah yang kaya ginian..heheheh

Subjek selalu berdoa dan bersyukur.

C8 C3

Oh, yang tadi berhenti kerja itu atas kemauan sendiri atau?

Iya sus, atas kemauan saya sendiri, lah gimana Bagas seperti ini kan mau ditinggal tuh nggak tega gitu lho sus. Ya saya waktu itu mikirnya cuman satu, se penting anakku sembuh udah. Kalau dia udah sembuh, toh saya juga masih muda kan masih bisa kerja. Tapi to sus, pas dengar psikolognya bilang kalau Bagas ini sembuh tidak seperti biasa, butuh proses lama rasanya tuh ya udah sepertinya memang saya tidak bisa kerja juga, entah sampai kapan dia bisa mandiri trus saya bis kerja. Tapi tuh makin ke sini saya makin yakin Bagas semakin bisa gitu, dalam hati “ ya Allah makasih anakku semakin baik gitu kan”. Trus ini pengalaman saya yang nggak pernah saya duga ya sus, maksud e nggak pernah saya mikir nanti mau kerja gitu kan. Waktu itu saya sakit sekitar dua mingguan lah gitu,trus pakaian kotor kita

Subjek prihatin dengan keadaan anaknya sehingga memilih untuk berhenti bekerja Subjek yakin semakin hari anaknya akan semakin membaik

Page 9: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

C2

setumpuk gitu kan, siang-siang gitu saya ngantar ke laundry yang dekat sini. Nah tiba-tiba saya tuh kepikiran buat buka laundry kan. bapaknya pulang saya ceritakan, trus bapaknya setuju. Adalah modal dikit trus buka laundry, ya lumayan gitu lah, saya juga bisa ngantar Bagas ke sekolah juga. Saya sih nggak malu ya, yang penting kerjaku halal dan saya bisa ngurusi keluarga.

Subjek memilih untuk membuka usaha di rumah agar sambil mendampingi anaknya

B3 C1

Bagaimana cara mbak indah menyikapi cara pandang orang-orang disekitar sini atau disekolahnya Bagas tentang mbak?

Gimana ya mbak…kalau orang-orang sini sih nggak terlalu gimana gitu. Yang lebih kerasa tuh biasanya di sekolah pas Bagas jahilin orang. Ya namanya juga anak ya, kan kita nggak bisa maksa dia harus baik seperti anak normal, wong anak normal saja nakalnya ya. Kadang orang tua omel gitu, ini lho Bagas mukuli si ini. Ya saya diam aja lah mbak, paling minta maaf kalau memang itu benar. Aku yo stress, kesal, kok ini ibu-ibu nyolot trus ya, kenapa sih nggak paham-paham ini kan dunianya anak, apalagi anak kita yang kondisinya seperti ini, gitu lho. Padahal belum tentu benar lho mbak, ta cek lagi sama teman-temannya di kelas benar atau nggak Bagas yang mukul duluan, ternyata nggak to, anaknya itu yang mukulin si Bagas duluan. Pernah saya jawab lho emang mbak tau kronologinya mereka bertengkarnya gimana, nanya dulu baru marah-marah gitu lho. Dan sering gitu lho mbak, nggak hanya sekali berkali-kali ibu-ibu suka banget nuduh kalau Bagas nakal. Awalnya to sus, aku nggak terima ya, trus pernah marah balik juga sama ibunya, tapi lama2 aku mikir mending aku ngalah aja ya dari pada kita ribut. Mungkin juga anakku juga salah, atau anak siapa yang salah juga kita nggak tau, kan kita nggak ada pas berantamnya. Tau to mbak kalau kita ibu-ibu sudah ribut urusannya panjaaaaang…hehehhehe

Anak sering disalahkan oleh ibu-ibu yang lain sehingga subjek menjadi stress dan kesal. Awalnya merespon pandangan orang lain dengan marah-marah tapi sudah itu memilih untuk mengalah.

Apa yang sudah mbak Indah Waktu itu udah pernah antar si Bagas ini ke tempat les mbak,

Page 10: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

C2 C5

usahakan untuk masa depan Bagas, misalnya kegiatan apa gitu?

tapi anaknya tuh nggak betah gitu lho. Pengennya pulang, dia tuh kaya bosan gitu lho. Ya saya juga nggak bisa maksa dia karena kalau maksa pasti dianya berontak mbak. Tapi si Bagas ini mbak, kalau ngaji senang banget. Anak ini kalau agama sangat gimana gitu. Rajin dia ke masjid, trus suka ngaji juga. Anehnya tuh ya mbak kalau ngajari ngaji cepat dia. Akhirnya saya sama bapaknya nyari guru ngaji buat dia. Tapi kalau ngajari baca, tulis gitu lama sekali, trus cepat bosan gitu. Tapi saya tetap ngajari gitu, ingatin buat belajar. Kan dia sering bilang”mah aku tuh mau jadi polisi”, jadi kalau dia malas belajar ya ta bilangin katanya mau jadi polisi tapi kok gak belajar, baru dia semangat belajar. Tapi ya paling bertahan berapa lama gitu trus bosan lagi. Yah pokonya sabar lah. Saya bersyukur sih dengan si Bagas ini kayaknya Tuhan suruh saya harus semakin sabar buat ngedampingi anak, apa ya jadinya tuh ada masalah apa gitu, selain yang kaitannya sama Bagas ya, itu saya jadi lebih sabar, nggak yang langsung respon gitu, kan biasanya gitu.

Ibu membawa guru ngaji untuk anaknya belajar mengaji Subjek menyadari dengan kehadiran anak membuat dirinya semakin sabar.

C6

Kalau itu kan secara agama to mbak, kalau misalnya yang lain gitu…

Ya mungkin secara agama yang bisa kita buat saat ini ya mbak..eh sus, karena saat ini Bagas bisa terimanya ya itu, kalau belajar ngaji tuh dia cepat nangkap dan tenang gitu. Kalo yang lainnya iu menjadi tugas saya kedepannya, sambil lihat perkembangannya Bagas gimana, akan kita pikirkan mau bagaimana nanti ke depan ya, yang penting sekarang kita nggak lepas tapi damping trus, alhamdulilah bisa lebih baik.

Memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan anak ke depannya

C7

Apa harapan mbak indah untuk Bagas kedepannya mbak?

Harapan saya nggak banyak mbak, si Bagas ini cukup bisa lulus trus sekolah kembali di sekolah umum saya sudah sangat bersyukur. Tapi saya percaya diri kok mbak, pasti bisa karena dia makin ke sini ada perubahan lebih baik gitu lho. Insya Allah lulus SD Bagas bisa masuk SMP biasa

Percaya diri dan mempunyai harapan anak dapat melanjutkan di sekolah umum.

Page 11: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

C9

sudah syukur mbak. Rencananya sih nyoba ke sekolah biasa gitu, kalau sampai ke SMA juga lebih syukur lagi. Ya kalau secara IQ dia rendah nggak sama dengan orang lain setidaknya dia bisa kerja lah mbak, trus dia bisa ngurus diri juga. Kan kadang sedih gitu ngelihat kaya ada bedanya gitu, kan keponakan saya juga tinggal di sini, masih kecil tapi udah lincah, bisa makai baju sendiri, bisa lancar ngomong, Bagas segede ini belum bisa, bisa sih cuman harus diatur terus, nah kapan dia mandiri gitu.Tapi ya saya pasrah lah mbak, nasib kita Allah yang megang, nasibnya Bagas juga Allah yang megang ya udah pasti dikasih terbaiklah. Yang penting saya selalu doa, alhamdulilah ya, sudah dikasih seperti ini ya syukur. Percaya lah pasti Bagas ke depannya lebih baik mbak, s ekarang aja udah lumayanlah perubahannya, bisa nurut sedikit, bisa dibilangin lah istilahnya.

Doa dan syukur dan pasrah pada Sang pemilik hidup.

D1

Trus mbak, apa yang mbak Indah rasakan dalam keluarga semenjak ada Bagas?

Perasaannya nggak jauh beda sih ya sama sebelum-sebelumnya. Cuman mungkin ada perbedaan dikitlah, kita lebih fokus sama Bagas. Mikir mau punya adeknya Bagas lagi juga belum….hehhehee. Kata bapaknya ngurus dulu yang satu ini lah, kalau dikasih lagi ya syukur. Suamiku kerja mbak, makanya dia nggak selalu ngalami sama Bagas, tapi kalau ajak ngobrol yo enak gitu, apapaun yang penting buat Bagas lebih baik pasti bapaknya tuh setuju. Kadang sama bapaknya sering juga ngobrol tukar pikiran gitu lah. Intinya kalau ada masalah sama Bagas di sekolah atau sama teman-temannya di sini ya kita ngobrol buat nyari solusinya gitu.

Dukungan dari suami melalui kesedian untuk bertukar pikiran

Page 12: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

Baik mbak. Terima kasih banyak atas kesediannya untuk mensharingkan pengalaman-pengalamannya.

Oh iya sama-sama mbak. Saya juga senang bisa membantu. Saya juga belum pernah lho ngobrol sama suster-suster, jadi ini pertama kalinya..hehehhehe

Hari / Tgl : Minggu , 05 Mei 2019 Tempat : Rumah subjek Waktu : 10.00-11.30 WIB

Coding

Peneliti Subjek Analisis

Terima kasih mbak sudah

menyediakan waktunya.

Pertanyaan pertama bagaimana

reaksi keluarga pertama kali

mengetahui ada anggota

keluarga penyandang

tunagrahita?

Maksudnya keluarga besar ya mbak?

B2

Iya mbak, dari suami,dan

keluarga suami sama

keluarganya mbak Indah

Kalo dari, dari keluarga kita, maksud eeee keluarga saya sama ayahnya si ya, ya udah sedih tuh pasti ya. Tapi ibu mertua saya, trus ibuku juga, trus kakak adik semuanya ya, ya sedih juga kan pasti ya, karena kan dalam keluarga kita belum ada yang seperti itu gitu. Ayahnya waktu itu sempat putus asa, maksudnya nggak sampai aneh-aneh sih, cuman bilang ”baru anak pertama kok udah seperti ini ya”. Tapi ibuku kan, eee sudah nikah kan kita tinggal sama ibu sampai sekarang, ibuku waktu itu hanya bilang nggak apa-apa namanya

Reaksi keluarga sedih dan suami putus asa mengetahui keadaan anaknya.

Page 13: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

D1

juga anugerah ya kita harus terima. Soalnya kan dari kecil dia kan normal-normal saja ya, kelihatan pas mau masuk SD gitu, jadi kaya nggak nyangka kan. coba kalau udah ada gejala dari kecil kan mungkin bisa agak gimana ya, ya begitu lah sus pokonya setelah tau, apalagi pas disekolahkan di SLB ya terkejut. Tapi yang saya syukuri sih keluarga besarku nggak ngejauh atau negatif-negatif gitu, semua baik-baik aja gitu sama keluarga saya, bisa nerima Bagas kaya anak sendiri apalagi sama Bagas, kalau datang ke rumah pas ada acara apa gitu pasti mereka nyari. Bagas mana ya..Bagas mana…jadi ya saya juga legah gitu karena nggak ada yang merasa aneh dengan anak saya.

Keluarga menerima kehadiran anaknya.

B2

Melihat reaksi keluarga yang

seperti itu bagaimana perasaan

mbak indah saat itu?

Wah bingung saya sus, rasanya tuh kok semua pada ikutan sedih ya,rasanya justru semakin berat sus. Oke sih karena mungkin masih awal-awal kan sedih ya, tapi buat saya tuh kaya apa ya, hilang harapan lah istilahnya. Yang lebih jelek lagi sampe mikir “waduh aku kok ngasih anak yang nggak baik buat suami, buat keluarga, gitu kan”. sempat minder juga ya dari mereka, soalnya saya mikir apa’mereka lahir anak seng baek-baek, tapi kok saya gini ya”.

Awalnya subjek merasa hilang harapan dan merasa bersalah karena melahirkan anak yang tidak baik.

D1 Siapa saja anggota keluarga

yang dirasa memberikan

semangat dan dukungan

sehingga ibu selalu dapat

bangkit kembali?

Yang pasti suami ya. Sudah tuh ibu saya, ibu mertua trus kakak adik saya juga gitu. Trus, ya hampir semua lah, kakak sama adek dari suami ku, sampai sekarang sih mereka baik-baik aja sama Bagas, apa istilahnya tuh kalo ada apa-apa mendukung gitu lah, ya mungkin saran, trus bisa anggap anak ini seperti anak mereka. Nggak yang giman-gimana gitu sih nggak.

Subjek mendapat dukungan dari suami, kaka dan adik subjek, kakak dan adik dari suami subjek, dan ibu mertua.

Page 14: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

D1 D1 D1

Apa saja yang telah dilakukan

pihak keluarga dalam

memberikan dukungan?

Kalo dari pihak keluarga ya, yang paling dekat kan sudah pasti suami ya, misalnya masalah yang sering kita pikirkan bersama kaya anak kita ini nanti besarnya gimana ya,maksud e masa depannya tuh piye, padahal kan pengennya tuh anaknya baik-baik ya normal lah gitu, jadi kan bisa punya cita-cita yang bagus, trus punya kerja yang baik lah kaya orang lain. Tau nggak mbak, kita itu waktu pas USG pas tau kalau anak kita ini cowok apa coba yang kita pikir, anak kita ni jadi angkatan, jadi kita itu sudah punya persiapan untuk anak kita gitu. Tapi setelah tau gitu kan gimana ya, ya udah terima lah kita meskipun nggak langsung terima ya. Nah bapaknya ini lah yang selalu tiap hari nguatin, kalau misalnya kan kadang saya suka ngeluh ya. Tapi saya senang karena ayahnya Bagas ini nggak pernah batasi saya untuk ngantar Bagas ikut kegiatan apa gitu. Kalo keluarga yang lain ya banyak juga sih ya yang dukung. Kalau adek saya kan ada yang di Solo, kadang pengen si Bagas sekolah di SLB yang di sana karena katanya disana lebih bagus, trus tinggal sama mereka. Waktu itu sempat mikir sih pengen ke sana tapi kan mikir lagi dengan pekerjaaan suami ya. Gimana kalau misalnya saya di sana sama Bagas trus ayahnya Bagas di Semarang, harus pulang pergi kan repot ya. Trus ta bilangin nanti coba lihat perkembangan dia ke depan gimana ya. Kalau ibuku ya bisa dibilang paling kerasa mendukung ya. Karena ibu itu sangat sayang kan sama Bagas. Nggak tau ya sus, sayangnya sama Bagas tuh melebihi cucu yang lain lah gitu. Aku kan kadang nggak sabar ya temani Bagas belajar, apa ya ya kaya kemarin yang

Dukungan dari suami yaitu bertukar pikiran tentang masa depan anak Suami selalu menguatkan ketika subjek sudah mulai mengeluh Adik subjek memberi solusi agar anak subjek disekolahkan di Solo dan tinggal bersama mereka

Page 15: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

D1 C5

saya cerita itu kan, anak ini emosinya tuh beda sama nak lain, trus nangkapnya belajar tuh susah, ya harus sabar benar ya. Nah kadang saya tuh jengkel tapi apa ibuku bilang, ibuku yang selalu ngingatin, “sabar to sama anak, kalau nggak sabar ya nggak usah ngajari. Trus kadang kembali lagi dalam diri saya ya, maksud e dari kata-kata ibu saya ya mikir lagi oh iya saya sudah salah ya, kalau begini kan saya nyakiti titipannya Allah, nyakitin Allah juga. Jadi ya senang juga ada yang selalu ingatin buat sabar…hehehehe.

Subjek mendapat nasihat dari ibunya untuk selalu sabar Subjek dapat mengevaluasi dirinya.

D1 Bagaimana penerimaan

keluarga saat ini?

Kalo saat ini sih semua terima-terima ya sus, karena kaya udah terbiasalah sama Bagas. Lagian Bagas juga kalau ngumpul sama sepupu-sepupunya tuh nggak pernah kasar, sayang dia sama anak kecil.

Sampai saat ini keluarga dapt menerima anaknya

B3 C4 B3

Trus mbak, ini tentang

lingkungan sekitar sini ya,

gimana sih penerimaan awal

orang-orang sekitar waktu tau

Bagas seperti ini?

Ohh…sini baik-baik kok orangnya sus. Awalnya sih mungkin mereka ngerasa aneh ya, karena liat dia tuh beda gitu lho sama anak lain.. Dulu itu pernah ibu yang dekat dengan saya tuh nanya” mbak anakmu knapa to, kok agak beda gitu?” trus aku jelasin gini, gini, karena dia sdh saya kenal ya jadi saya ceritakan apapun gitu, baru dianya paham “ooooh gitu ya”. Masih kecil sih saya jarang bawa ya, tapi pas udah mulai gede ini, kadang ada pengajian atau saresehan-saresehan gitu di RT sini saya bawakan Bagas juga kan, nah awal-awalnya tuh mereka aneh tapi sudah itu baik-baik ajaWah kalo dulu awal-awal sus, Bagas ini dibully, dijahilin sama temannya, pulang main tuh pasti nangis-nangis. Kadang hati saya tuh rasanya sedih, iya sedih sus, siapa yang mau coba anaknya digitukan. Oh, mungkin karena anak saya seperti ini ya. Sekarang alhamdulilah udah nggak ya, mungkin udah

Reaksi awal orang-orang sekitar ketika melihat anaknya adalah merasa aneh. Subjek menjelaskan keadaan anak kepada orang sekitar dan membawa anaknya pada saat kegiatan di RT setempat. Subjek merasa sedih karena anak sering dibully oleh teman-teman.

Page 16: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

D2

makin kenal sama temannnya juga. Cuman sering ta pesanin sama Bagas”nak, jangan nakal sama anak orang ya, kalau ada yang nakali kamu jangan balas, mending kamu pulang aja ya”. Nurut dia, mungkin udah bosan main sama teman-temannya trus dia pulang. Sekarang sih anak-anak sekitar sini juga bisa sih main sama Bagas, nggak yang jahilin atau apa gitu sih nggak, pada main bareng gitu. Saya sih waktu itu takut juga ya mau biarkan dia main lagi sama mereka, tapi kan saya lihat makin ke sini mereka baik sama Bagas, ya saya ijinkan yang penting pulang dan ingat belajar juga. Lagian sus, kalo dikekang trus malah jadi buruk dia, nggak bisa bergaul dengan siapa-siapa, istilahnya soasialnya juga jelek kan, nggak berkembang malahan.

Subjek tetap memberi kesempatan kepada anaknya untuk bermain sehingga anaknya dapat diterima oleh teman-teman.

Itu kan orang-orang sekitar sini

mbak, kalau di sekolahnya

gimana mbak?

Oh di sekolah ya…kalau sesama orang tua sih nggak terlalu gimana ya, cuman yang sering konflik tuh anak-anak sus, nanti misalnya anak yang berantam atau ganggu teman atau apalah namanya kenakalan anak kan otomatis kita orang tua juga kena kan. Pernah saya ngomong sama orang tua nya kan, biasanya pada ngumpul gitu sambil nungguin anak-anak pada ngobrol gitu. Ta bilangin sama orang tua yang agak gimana gitu ya, sukanya tuh nyalahin anak lain, anakku juga pernah gitu, dia ngotot banget sus, mbok sekali-kali liat anaknya dewe gitu kan, “ mbak…kita ini sama-sama punya anak disini, kita juga sama-sama tau kondisi mereka seperti apa, ya udah nggak usah saling nyalah ke anak siapa yang ini, yang itu,kita sama-sama menerima lah gitu kan, kalo kita tengkar pun kita nggak tau juga masalahnya apa, yang benar yang mana, dari pada rebut mending ngurus anak masing-masing ya”, betul

Page 17: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

B3

sus ta bilangin. Sebenarnya harus saling dukung ya, tapi ini malah saling nyalahkan gitu lho. Makanya aku tuh malas kalau ngantar trus nunggu dari pagi, dulu sih gitu ya, tapi Bagas udah bisa ditinggal ya ta tinggal, ntar baru jemput. Ada lho yang anaknya itu ditungguin dari pagi, padahal anaknya tuh udah bisa ditinggal lho. Paling itu sih ya, dari orang tua sendiri nggak saling dukung.

Subjek tidak mendapat dukungan dari sesama orang tua anak tunagrahita.

D1 C4

Siapa saja orang-orang disekitar

,selain keluarga ya mbak, yang

dirasa memberikan semangat

dan dukungan untuk dapat

bangkit kembali?

Kalo orang sekitar sih mungkin teman-teman saya ya. Kadang kan kalau kita pas lagi acara ngumpul ibu-ibu gitu pasti ketemu sama ibu, maksud e sesama ibu jadi ya ada yang dekat bisa cerita gitu lah. Banyak sih kegiatan ibu-ibu di RT nya kita ya. Apa ya mbak, masih awal-awal tuh saya tuh malu ya mau cerita kan, tapi lama-lama udah biasa gitu, nggak malu lagi, wong emang situasinya gini trus kita mau apa kan. Ya wes terima aja lah.

Dukungan dari ibu-ibu di lingkungan tempat tinggalnya Subjek tidak merasa malu untuk menceritakan pengalamannya.

C9

Baik mbak, kira-kira menurut

mbak Indah, apa yang ada

dalam diri mbak Indah yang

membuat mbak indah tuh bisa

kuat, tegar, atau sabar gitu

hadapin Bagas, hadapain orang-

orang sekitar?

Heheheh…saya itu sebenarnya lebih banyak menghibur diri sih sus, ya kalo bukan kita yang hibur diri kita trus siapa lagi gitu kan. Mungkin yang buat saya tegar, kuat ya apa ya, kalo dipikir-pikir sih sebenarnya saya tuh nggak kuat lho sus, tapi kalo saya bisa bilang ya saya nggak mau gara-gara saya nyerah gitu aja trus anak dan suami yang jadi sasaran, kan suami kerja, ya saya lah yang di rumah yang temani Bagas, latih dia supaya bisa sendiri, eh apa maksud ee mandiri, biar dia bisa gitu kalo ditinggal, misalnya udah SMP atau SMA kan sudah pasti harus bisa sedikit mandiri lah gitu. Lalu ya saya percaya, kalau saya punya Allah pasti dipermudah lah segala urusan kita, yang penting bersyukuuuur, yah memang harus seperti itu ya sus, trus kita mau buat apa lagi, wong yang megang nafas Dia to..hehheheh.

Subjek selalu bersyukur atas segala sesuatu yang diterima.

Page 18: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

C6

Tapi sebenernya yang saya ini, apa tadi kuat itu karena saya pengen lihat anak saya bisa, maksudnya dia nanti bisa saya ngarahin dan jadi apa kedepannya itu tugas saya, tugas bapaknya.

Subjek merasa memiliki tanggung jawab atas masa depan anaknya

Baik mbak Indah terima kasih

atas sharing pengalamannya.

Ooo sama-sama sus, saya juga senang gitu bisa bagi pengalaman ya, kita sama–sama belajar..hehehehe.

TRIANGULASI

Subjek 1

Hari / Tgl : Rabu, 08 Mei 2019 Tempat : Rumah Subjek Waktu : 20.30 - 21.30 WIB

Coding Peneliti Subjek Analisis

Selamat malam pak, terima kasih

sudah menyediakan waktu untuk

saya. Saya mau bertanya pak,

bagaimana reaksi mbak Indah

Sedih iya, mungkin yang lebih dominan waktu itu emosinya nggak stabil ya, ada apa-apa cepat banget marah-marah, kaya sensi gitu..hehehheheh.

Page 19: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

saat pertama kali tau kalo Bagas

penyandang tunagrahita?

B1

C8

Sempat down nggak sih mbak

Indahnya pak?

Kalo down banget sih nggak ya, paling kaya gitu aja. Tetap sih aktifitas biasa gitu, nggak yang langsung mogok trus gitu sih nggak. Cuman ya itu tadi perasaannya tuh lebih sensitif gitu. Misalnya ada apa-apa gitu langsung kaya cepat sedih gitu. Paling saya lagi yang berusaha buat ngomong sama dia kan, padahal awalnya kan nggak seperti itu, nah semenjak masalah sekolahnya Bagas ini mulai deh nggak stabil. Tapi apa ya, saya lihat ibunya Bagas ini termasuk apa hatinya tuh cepat terharu gitu, sayang banget dengan anak-anak. Waktu itu cuman sering ngeluh kalo di sekolahnya Bagas tuh ibu-ibu sering konflik sama ibu-ibu karena anak ya, maksudnya kan anaknya ada yang nakal gimana gitu, trus kan kadang ibunya tuh nggak terima. Waktu itu sih sering nganter Bagas trus langsung nungguin nggak pulang. Tapi sudah itu Bagas sudah mulai bisa ditinggal jadi cuma nganter toh, nggak nunggu lagi. Malah kepengen buat kerja kembali, cuman saya nggak izinkan mbak, biarlah di

Perasaan awal subjek adalah sedih dan menjadi lebih sensitif Suami melihat subjek adalah pribadi yang cepat terharu dan sayang terhadap anak-anak.

Page 20: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

D1

D1

rumah aja gitu,biar lebh fokus juga sama Bagas, antarin ke les segala macam kan. Hanya kan makin ke sini mungkin karena dia emang jiwanya kerja kali ya, trus nggak betah kalo hanya dirumah aja gitu, trus minta buat buka laundry itu, kalo tadi mbaknya lewat jalan menurun itu sebelum masuk gang jalan Tumpang kan ada masjid nah setelah masjid ada satu rumah ka, di samping rumah itu loundrynya. Jadi biar gak bosan kan, tetap ada aktifitasnya. Kita sih yang penting saling komunikasi ya dalam keluarga, jadi kan nggak ngerasa beban to mbak, jadi ada apa-apa gitu enak kan kalo ada komunikasi lancar.

Suami mendukung subjek untuk mengembangkan usaha laundry sambil mendampingi anak Subjek dan suami selalu ada komunikasi

B1

Nah, yang ibu sedih trus sensitif

itu tadi, kalo boleh tau sampai

berapa lama pak?

Lumayan sih lama ya, dari yang mulai Bagas pindah-pindah sekolah itu trus sampai kapan ya?, ya sekitar Bagas kelas 2 SD kemarin ya kalo nggak salah. Mungkin sudah terima ya makanya sudah lebih baik lah gitu. Ya mungkin juga karena Bagas sudah bisa nulis dan baca dikit-dikit lah gitu ya, karena kan dulu ibunya Bagas tuh pernah ngomong kan, waktu itu saya bilang ya udah nggak usah sekolah aja kalo gitu dia juga anak laki paling nanti juga kerja, tapi ibunya bilang pokoknya

Subjek mengalami perasaan sedih dan sensitif ketika anaknya mulai pindah- pindah sekolah. Perasaan subjek menjadi

Page 21: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

C4 harus usaha setidaknya sampe dia bisa baca sama nulis gitu. Yah mungkin karena udah bisa baca sama nulis makanya ibunya udah mulai enjoy ya, bisa nerima gitu.

lebih enjoy adalah ketika melihat anaknya mengalami perubahan menjadi lebih baik.

Apa yang mbak Indah lakukan

setelah mengetahui keadaan

Bagas yang menyandang

tunagrahita?

Ngerawat sih, jadi tanggung jawabnya benar-benar ke Bagas gitu ya. Dulu kan Bagas kita antar ke TK ya, trus lanjut ke SD. Nah mulai ada masalah tuh di SD itu lah, pas mau naik kelas 3 kalo nggak salah ya. Ibunya tuh dipanggil guru, sebenarnya saya sih yang dipanggil, cuman kan saya kerjanya agak terikat gitu ya mbak, makanya saya minta ibu yang ke sekolah. Sampai di sana gurunya bilang kalo Bagas tidak bisa di sekolahkan di situ, harus di sekolah khusus gitu kan. trus kan, pulang ibunya Bagas cerita”pak, katane gurunya Bagas, dia nggak bisa di sekolahkan di situ harus ke sekolah khusus”. Trus besoknya ibunya bagas balik lagi ke sekolah itu kan tanya sama kepala sekolahnya langsung, ini mau digimanakan gitu. Nah kepala sekolahnya tuh bilang kalau Bagas itu punya kelainan, nggak bisa disekolahkan di sekolah umum, harus di SLB. Nah kebetulan saya pulang kerja ibu ceritakan ke saya kalau Bagas tuh punya kelainan. Haaa kelainan, yach

Page 22: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

C2

D1

saya kaget kan, kelainan tuh maksudnya apa? Cacat atau apa gitu, apalagi sekolahnya di SLB ya sudah pasti cacat kan istilahnya. Trus ibunya Bagas tuh cari informasi ke beberapa saudara kita, ke orang-orang dekat sini gimana sih caranya biar tau gitu Bagas ini gimana. Nah ada saudara trus bilang kalo harus tes dlu biar tau dia ke SLB apa gitu kan. Waktu itu di RS Karyadi trus bilang kan kalo Bagas ini lemahnya tuh di IQ ya, pemikirannya tuh lebih lambat gitu lho. Nah trus disaranin memang benar harus di SLB gitu. Ya udah kita ngantar ke SLB yang di Kagok itu kan. ibunya Bagas mulai cari informasi buat pengobatan gitu kan,sempat pengobatan tradisional, diterapi juga, tapi terapi gitu-gitu bayarnya tuh lumayan ya. Tapi saya bilang kan sama ibu yang penting Bagas baik nggak apa-apa kalo harus bayar ini itu. Yang penting dia sehat itu aja. Tapi mbak, mulai dari situ saya mulai lihat ibunya Bagas tuh, mungkin karena kurang terima ya apalagi ini anak kita baru pertama, sudah seperti ini. Lalu kan tiap kali kalo kita ngobrol gitu saya juga sering ngomong “ya udah kita bersyukur gitu udah dikasih seperti ini,

Subjek mencari informasi agar mengetahui kepastian tentang gangguan pada anaknya Suami menguatkan subjek dengan mengajak subyek untuk menerima dengan penuh syukur

Page 23: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

C3

mungkin anak lain kan ada yang lebih parah gitu kan ya. Trus mulai kembali lagi kaya awal gitu, ngak yang sensi-sensi lagi…heheheh. Tapi emang kalo nemani Bagas belajar ibunya lebih rajin daripada saya sih mbak. Kalo saya sih bisa dibilang nggak sabar juga ya buat mendampingi, kalo ibunya sekarang sangat lebih sabar sih. Justru sekarang dia yang lebih yakin kalo Bagas pasti bisa lebih baik, yang penting nggak dilepas, tetap didampingi.

Subjek yakin anak akan lebih baik.

B3

D2

Trus pak, gimana reaksi

lingkungan sekitar setelah

melihat Bagas ini lain dengan

anak yang lain?

Awal-awalnya tuh mungkin masih ngerasa aneh ya, tapi makin lama sih udah biasa ya. Karena Bagas ni semakin ke sini pergaulannya, sosialnya tuh makin luas ya, nggak hanya diam di rumah suka dia ketemu sama teman-temannya, teamannya juga sering ke sini. Wah kalo awal-awalnya tuh sering dia dibully tuh sama teman-temannya karena udah besar nggak bisa ngomong, lalu mungkin karena main trus ngomong sama dia kan nggak nyambung ya, makanya mungkin itu dia dibully. Tapi makin ke sini dia udah ngomong dikit-dikit, trus udah bisa dia tuh berteman udah nggak di bully. Dulu sering pulang main gitu, nangis gitu

Awalnya anak subjek dibully oleh teman-temannya.

Page 24: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

kan, tapi sekarang alhamdulilah udah nggak sih. Yah namnaya juga anak-anak mbak. Tapi kalau orang tuanya, yang sekitar sini baik-baik aja sih ya, awalnya memang agak aneh kali ya karena mungkin baru ngelihat juga, makanya ada yang biasa aja ada yang ngelarang anaknya buat main sama anak saya, tapi semakin ke sini ya bisa menerima sih. Kalau di ajak ke acara-acara sekitar sini ya orang-orang biasa aja sih.

Semakin lama subjek semakin diterima

C4

Kalau boleh tau pak, dengan

kondisi seperti ini apakah mbak

Indah minder dengan lingkungan

sekitar ?

Nggak sih mbak, sering ikut kegiatan di RT, di kelurahan, ngaji bareng ibu-ibu yang lain sih. Sama tetangga-tetangga sini biasa aja sih, baik-baik, nggak yang gimana-gimana sih nggak. Ya alhamdulilah semua di sini baik-baik sama kita gitu. Trus kan buka laundry juga, jadi ya tiap hari juga pasti ketemu kan sama orang-orang juga, misalnya minta antarin ke rumah atau apa kan, ketemu orang juga. Cuman awal-awal ibunya tuh agak gimana gitu kan kalo ditanyain “ eh mbak, kenapa anaknya kok sekolah di SLB, cacat apa? Gitu kan, trus pulang tuh masak atau apa gitu sambil omelin”biarin aja emang aneh kalo sekolah di SLB, emang kita yang minta”, atau apalah pokoknya tau lah kan mbak mulutnya

Subjek tetap aktif dalam kegiatan di lingkungan sekitar.

Page 25: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

ibu-ibu…hehhehehe. Saya sama ibunya mertua saya kan tinggal di sini juga, kita cuman nasihatlah gitu, “ya udah terima aja, nanti juga orang-orang itu bosan kok”.

Gitu ya pak, trus di Laundry itu punya karyawan juga?

Iya punya mbak, dulu masih awal-awal sih hanya 1, tapi kan makin ramai trus tambah lagi 2 jadi 3 orang trus tambah ibunya Bagas jadi mereka berempat. Karena kan sekarang ngantar juga, kalao dulu diambil. Jadi ya harus nambah karyawan. Semua di handel ibunya Bagas, tapi ya apa maksudnya senang juga sih bisa ada kegiatan gitu.

D2

Menurut bapak apa sih dukungan-dukungan orang sekitar ke mbak Indah?

Apa ya, ya paling yang dulunya merasa agak aneh trus yang sekarang biasa aja, udah bisa terima lah istilahnya, trus juga izinkan Bagas buat main sama anak-anak mereka juga, ngajak, eh apa bukan ngajak juga ya, kaya ada informasi kegiatan lingkungan sini apa gitu, di pemerintahan kaya RT / RW, ato di agama gitu sering sih ngasih kabar untuk ikut. Kalo malam saya juga ikut karena kan udah pulang kerja, tapi kalo siang nggak bisa paling ibu, kecuali hari minggu kan libur gitu bisa ikut.

Subjek menerima dukungan dari lingkungan sekitar yaitu sering diajak untuk mengikuti kegiatan di lingkungan sekitar.

Page 26: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

C8

Bagaimana sih pak kedekatan mbak Indah sama Bagas?

Dekat banget sih ya, ya mungkin anaknya baru satu ya, alhamdulilah kalo dipercaya lagi kan. Tapi kalau ibu sama Bagas dekat kok, malah semua aktifitas Bagas, di sekolah, di rumah yang tau ibunya, karena setiap hari sama ibunya. Tidur gitu aja hars sama ibunya kok mbak nggak sama saya. Tapi dia takutnya sama saya, kalau saya ngomong satu kali gitu udah nurut, tapi kalo ibunya yang ngomong yah, malah kadang nggak didengarin. Tapi apa-apa pasti sama ibunya, urusan sekolah, di rumah pasti ngomongnya tuh sama ibunya. Pernah kan minta uang jajan, ibunya kan bilang tuh sana minta sama ayah, nggak berani, malah suruh ibunya yang minta ke saya. Lebih dekat banget sih sama ibu.

Subjek sangat dekat dengan anak.

Bagaimana keadaan mbak Indah

saat ini pak?

Baik-baik aja sih mbak, malah sibuk sekarang, karna ada pekerjaan juga di rumah, laundrynya juga lumayan ramai sih.

Keadaan subjek saat ini baik dan aktif untuk bekerja

Baik pak, terima kasih banyak

sudah mau membagikan

pengalaman dengan saya

Oh, sama-sama mbak, saya juga senang bisa komunikasi baik, saya juga mohon maaf ya kalo ada salah kata atau apa gitu.

Saya yang berterima kasih sama

Page 27: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

bapak karena sudah mau

menceritakan pengalaman

keluarga pak, sekali lagi terima

kasih banyak pak.

Page 28: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

Subyek : 2

Hari / Tgl : Sabtu, 11 Mei 2019 Tempat : Rumah subjek Waktu : 20.00 - 21.00 WIB

Koding Peneliti Subjek Analisa

Baik bu, kita mulai dari namanya ibu?

Rini , lengkapnya Yurini

Usianya berapa bu? Sekarang 45, eeh iya 45, hehehhe udah tua

Kalau pendidikan terakhir bu?

SMA

Kalau pekerjaannya bu? Sekarang dagang

Trus, kalau nama lengkap adeknya?

Ridha Putra

Usianya berapa bu? Usia sekarang 13

Ridha anak keberapa bu? Anak kedua dari 5, eh 4 bersaudara..hehhehe, maaf keliru

Nah, bu pertama kali tau kalau Ridho beda sama anak yang lain tuh gimana?

Awalnya kan kita nggak tau, cuman dari kecil kan udah ada kelainan ya, tulang belakangnya kurang satu, nah trus juga dibilang ginjalnya bocor juga, trus kan dari awal-awalnya kan ta sekolahin di sekolah umum, tapi kok dia itu kayaknya bisa ngikutin tapi agak lambat gitu, yang benar-benar perhatian itu malah guru agamanya, kalau tes waktu tes itu dia didampingi, bisa sih soalnya dibacain trus dia ngerjain itu bisa, tapi kan terlambat. Jadi ibaratnya tuh anak-anak udah sampai huruf “h” dia baru huruf “ c”, trus akhirnya aku dipanggil sama gurunya, dipanggil trus dia bilang : ibu kayaknya Ridho ini ada kelainan gitu, kelainananya kok gimana gitu lho (Ridho datang), eh salim se…trus gurunya tuh bilang bu sebelumnya jangan marah, kita mau ngomong, kayaknya Ridho ini ada kelainan, coba dibawa ke psikolog apa

Page 29: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

A

psikiater. Ya udah trus akhirnya benar, trus ta bawa ke psikolog benar kan, psikolog, psikiater, memang ternyata hasilnya benar, Ridho masuk golongan berat ya, trus suruh masuk ke SLB C, trus dapat surat itu, dapat surat dari psikolog, akirnya aku pindah ke SLB itu

Pertama kali mengetahui anak mengalami tunagrahita berat dari psikolog

B1 C 9 C8

Trus kan udah tau ni sudah beda sama kakak-kakanya yang lain,perasaan mbak pertama kali gimana?

Perasaannya, aaaa Kalau perasaannya ya iba aja, iba tapi eee aku terima, sedih, ya namanya juga dari Allah ya, udah kaya gitu, mungkin ujian dari Allah untuk aku gitu aja . Ya sedih ada sih, tapi ya namanya anugerah gimana, aku bilang itu anugerah. Tapi saya sadar, oh mungkin Allah masih mempercayakan aku, kan nggak semua orang bisa menerima anugerah anak seperti ini, saya percaya ya kalo ini Allah suruh aku tuh jadi lebih baik gitu. Soalnya aku punya teman, anaknya juga punya kelainan, dia cerita kayaknya kurang terima. Makanya aku bilang ini anugerah, Allah masih memberi aku kepercayaan gitu. Karena memamang pertama kali aku masukin ke SLB, itu aku nunggu, sekolah…aaa anu dari awal sampai akhir. Waktu masuk pertama kali kan ada upacara. Trus aku lihat ya Allah…Gustiiiii…yang lebih dari anakku itu ada, disini tuh rasanya gedugel banget, pengen nangis, ada anak yang lebih berat lagi gitu lho. Ini tugas kami orang tua untuk lebih tanggung jawab ya. Ya Allah sedih banget, tapi aku trus bersyukur ya Allah alhamdulilah ternyata anakku tidak separah yang lain…miris juga sih

Merasa iba dan sedih Kesadaran bahwa anaknya adalah anugerah dari Allah Merasa tersentuh melihat anak lain yang lebih berat daripada anaknya

Trus kan , ada perasaan sedih, iba, kira-kira perasaan itu ada sampai berapa lama mbak?

Ya selama ngantar sekolah aja. Kan aku juga….aaa..juga, paling aku dulu kalau ngantar sekolah hari pertama, pokoknya ndak ada satu minggu, trus dia kan juga bisa berangkat sendiri.

Page 30: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

Berarti perasaannya cuman waktu itu pas ngantar ke sekolah ya mbak?

Iya mbak, mungkin karena melihat itu kan ada yang lebih dari anak saya. Rasa syukurnya tuh ada, bukan artinya senang karena anak lain lebih parah bukan, Cuma ya saya bersyukur aja karena anak saya masih seperti ini, karena masih ada yang lain yang lebih parah.

C6 C2

Trus kan udah tau ni kalau Ridho mengalami keunikan seperti ini, trus ibu waktu itu langsung melakukan apa, atau kegiatan apa yang dilakukan?

Kalo anak ini kan mungkin potensi dia kan di olahraga, kita dukung, trus gurunya juga dukung, gurunya tuh bilang “ibu, ini Ridhonya ini anaknya gesit ni, masuk aja ke sekolah badminton, guru olahraganya yang dukung, begitu…trus dia tuh minta” ma..belikan sepatu, racket. Kan latihannya itu di simpang lima, dimana…di simpang lima itu lho, taman KB yang ke sana tuh apa namanya, kok lupa aku,hehehe. Dia disuruh sama gurunya latihan di sana. Ya udah ngantar latihan ke sana, tapi kan anak begini nih mungkin tingkat kejenuhannya tuh tinggi, makanya tengah perjalanan dia nggak mau lagi latihan lagi. Trus ganti, minta “futsal ma”… ta izinkan, tapi trus bosan lagi, ya udah ta kasih les juga, tapi sampe di tempat les malah gurunya dikerjain sama Ridho sama teman-temannya..hehehhehe. kata guru lesnya tuh, aduuuh bu ini Ridhonya begini-begini. Ya udah dari pada saya tambah stress mending nggak usah ya, biar ta bimbing sendiri aja di rumah. Iya kan sus, daripada ribut kan hati kita juga nggak tenang. Trus kita cari tempat les yang lain agak jauh juga sih, di daerah pedurungan tapi nggak apa-apa yang penting dia bisa belajar.

Mendukung anak untuk olahraga dengan mengantar setiap latihan Berusaha agar anak mengikuti les

Baik bu, apakah ada perbedaan ibu merawat Ridho dan anak ibu yang lain?

Yang lain sama sih…cuman dia itu gak bisa dipaksa. Misalnya kita ngomong kan, “bisa diam nggak?” nanti dianya jawab “ngapain juga diam”, misalnya ada kursi ni ditendang trus langsung masuk kamar. Jadi mungkin bedanya di caranya saya ngehadapi emosinya aja ya.

Lebih sabar menghadapi

Page 31: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

C1 Tapi ya saya tetap sama sih dalam hal lainnya. Tapi ya saya nggak maksa ya, kan saya juga paham kondisinya dia juga nggak sama kaya kakak adeknya yang lain gitu, jadi sabar aja jadinya sus…hehehe, mau gimana lagi. Kalo anak emosi kita juga emosi wah bisa pecah, hehehehe.

perbedaan emosi anak

C3 C1

Bagaimana cara ibu menyikapi pandangan orang lain tentang Ridho?

Kalo itu sih saya ngalami waktu kecil ya, kalau sekarang udah gede sih nggak. Waktu itu kan saya masih tinggal di rumah kontrakan sama tetangga kan. Nah ada yang bilang lho ini Ridho umur segini belum bisa jalan, kan dia bisa jalan itu usia 3 taun kurang 3 bulan, trus bisa ngomong itu 4 tahun kurang berapa bulan gitu saya lupa. Memang lambat, dia kan sakit, trus ngomong Ridho lho nggak bisa jalan. Trus aku bilang dalam hati saya kan “ biarin, sedangkan anak puntung aja bisa jalan apalagi ini anak saya yang nggak ngalami cacat fisik pasti bisa lebih baik lah, aku berani jamin dan yakin aku”. Trus ada yang bilang “uiii idho bisu. Idho nggak bisa ngomong”, pernah ada tetangga yang ngomong gitu. Cuman aku nggak apa-apa, dalam hatiku ya alhamduliah, wong anaknya orang bisu aja bisa ngomong, trus akhirnya itu…aku cuman gini aja siapa tau ini anak belum bisa ngomong, cuman liat aja besok gede mungkin lebih pintar anakku, trus benar dia bisa ngomong, jadi ya banggain diri sendiri lah, istilahnya tuh nyemangati diri sendiri lah gitu, biar sabar juga sama omongan-omongan orang kaya gitu kan, justru kalo didengarin trus masukin ke hati kita malah stress.

Yakin bahwa anaknya akan berkembang menjadi lebih baik. Sabar mendengar perkataan orang lain tentang anak

B1 Nah pas dengar gitu perasaan ibu gimana?

Sedih ya pasti ya. Dalam hati ya ampun aku ngelahirin anak seburuk ini kah anakku gitu kan, tapi ya saya tetap percaya kalau anakku pasti bisa gitu, jadi ya nggak sedih

Awalnya sedih mendengar perkataan orang lain.

Page 32: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

–sedih banget lah gitu, bisa semangat lagi gitu. Pikir saya ya ngapain saya dengarkan kata-kata orang, wong dia nggak tau apa yang saya buat, apa yang saya dan keluarga saya buat gitu kan.

C1

Apakah nggak punya perasaan marah dengan orang-orang atau anak-anak yang mengatakan Ridho seperti itu?

Kadang-kadang sih, aku cuman bilang gini”ya liat aja besok, kamu sama ini lebih pintar ini”, udah gitu aja,nggak marah-marah gimana gitu…marah mau ngapain juga ya, kita nggak adapat apa-apa mbak, paling masalahnya panjang iya to..ribut malah, jadi ya mending ambil yang positif aja lah…ehehehehe

Tidak marah terhadap orang yang mengejek anaknya tetapi mengambil sisi postif

C6

Apa yang ibu lakukan untuk persiapan masa depan Ridho?

Ah…belum ada yang benar-benar mantap ya sus, soalnya Ridho belum mantap gitu, takutnya nggak bisa mandiiri nantinya, atau malah dia bosanan,cuman semoga lebih baik lah. Tapi selama ini sih kita usahakan ngasih kesempatan gitu, ikuti aja yang dia mau ya, kayak misal dia mau olahraga ya kita izinkan latihan bulu tangkis, sekarang basket, tapi kalo les saya wajibkan emang, karena nilai dia masih kurang kalo di sekolah, jadi bantu les juga. Tapi to sus, ini cerita ya pernah aku terbesit gini, ini anak besok mungkin nggak jadi angkatan, tapi trus aku mikir ah masa sih anak SLB bisa masuk angkatan. Tapi aku ngomong karena aku punya pengalaman, temanku dulu, temanku sekolah…itu dulu kasaran orang bilang tuh pakpok…tau nggak, pak pok itu sukanya cuman melamun, bengong, kaya melongo gitu lah, trus cara berfikirnya itu lambat, sering diejek, itu temanku sendiri th waktu sekolah sering tinggal kelas, diabnding kakanya, adeknya, kan begitu, tapi sekarang setelah dewasa itu malah dia sudah jadi satpam, malah sekarang sudah punya istri, punya anak, punya mobil, nah aku pandangannya tuh ke situ, nah

Memberi kesempatan bagi anak untuk latihan bulu tangkis, basket, dan mengikuti les.

Page 33: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

C6

siapa tau ankku besk seperti itu, mungkin yang dari kecil diejek, waktu deasa cuman di…siapa tau nanti kalau udah gede nah bisa maju kaya temanku itu, sedangkan temanku itu ya sekarang udah bawa mobil sendiri, walaupun dia satpam, tapi dibandingkan adeknya, kakanya, adeknya cuman jadi tambal ban, kakaknya cuman ngojek, kan begitu…jadi aku berpikirnya ke situ. Tapi kan untuk saat ini kan aku nggak bisa maksa Ridho harus belajar ini itu, karena kan kalau anak gini kan kita ngomong kalua nggak sesuai yang dia mau ya atau dia nggak suka ya benaran dia nggak mau gitu, coba aja kita paksa malah dia berontak, marah-marah. Jadi ya sekarang –sekarang ini yang bisa saya buat ya apa yang dia mau saya dukung, asalkan itu yang positif ya gitu. Orang sekarang aja gini mbak, misalnya saya bilang Ridho buat ini nak, jawabnya ya se…se, ko se…atau misalnya nih nak bangun tidur tempat tidurnya mbok dirapikan, jawabnya cuman hmm, hmm, astafiruladim, nak gimana toh dibilangin kok gitu. Tapi kadang dia buat, kadang juga ndak tuh. Atau misalnya pulang sekolah ada baju kotor, kak naruh di tempat cucian, ntar… jawabnya gitu. Cuman gitu jawabnya, ntar..se…ntar…se…haduuuhhh, jadi maksudnya gini, diawal ini aku ajari disiplin gitu lho.

Latihan untuk disiplin

Apa harapan mbak Rini untuk Ridho kedepannya?

Harapan saya ya semoga bisa cepat lulus dari SLB itu, trus dia juga semakin paham tentang hidup sehari-hari gitu. Karena bagi saya tuh, gini lho mbak kan ada orang yang meskipun IQ nya rendah tapi dia tuh punya keterampilan bisa buat apa, bisa buat apa-apalah. Jadi ya harapan saya ya Ridho tetap saya latih keterampilannya, apa ya sekarang sih masih SMP ya

Page 34: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

C3

belum banyak karena lebih banyak waktu buat belajar kan, nanti SMA saya, eh maksudnya saya sama ayahnya berharap banget gitu bisa masukan dia ke SMK umum dulu, toh kalau ternayata di sana dia juga masih lambat ya terpaksa hars kembali ke SLB, ya mau gimana lagi yak an…hehehheh. Yang penting saya tetap usaha damping sampai dia paham tentang hidup sehari-hari ya nggak apa-apa. Tapi kita sih lihat dia lebih ke mesin-mesin gitu ya, mungkin di SMK kita coba di bagian mesin ya.

Subjek dan suami berharap agar anaknya dapat melanjutkan sekolah sampai SMK

B1

Pertanyaan terakhir mbak., apakah ada perbedaan suasana keluarga sebelum atau sesudah ada Ridho?

Kalo dari kita orang tua sih nggak ada masalah, cuman yang menjadi permasalahan ini di kakak sama adeknya dia, Ridho. Awalnya sih mereka santai main seperti biasanya, cuman makin lama kok aku ngelihat ada perubahan gitu. Pernah waktu itu kan mbaknya yang cewek tuh bilang kan”dasar cacat, bodoh”…aku ya aduuhhh, hati saya tuh sedih banget sus, kaget juga, ya ampun siapa yang ngajar dia ngomong seperti ini. Benar, saya tidak pernah ajari. Sudah ta panggil kan, ta bilangin” dek, itu adekmu lho, sama anaknya ibu juga. Kenapa adek ngomong kayak gitu sama mas. Ibu nggak boleh dengar lagi ya kamu bilang gitu, itu dari Allah, nggak ada orang yang minta supaya seperti itu. Justru jadi tugasnya adek sama kakak nanti yang awasi Idho kalau nanti ayah sama ibu udah nggak ada, lain kali ibu nggak boleh dengar lagi ya ngomong gitu”..eeehhh malah dia jawab macam-macam kan, tetap ta bilang “pokoknya nggak boleh lagi ngomong seperti itu”…trus diam kan. Soalnya kan anak ini kan, maksudnya si Idho sifatnya beda sama mereka, mungkin karena mereka ngomong sama dia nggak nyambung jadi ya kadang berantam gitu

Anak sering disebut sebagai anak cacat.

Page 35: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

lah sus. Tapi sudah itu baik kembali gitu. Kadang hal-hal sepele gitu aja berantam, mungkin namanya juga anak ya…hehehhe. Tapi kita ya tetap ngarahin lah, kan tugas kita orang tua ngarahin kalau ada yang salah gitu.

Hari / Tgl : Minggu, 15 Mei 2019 Tempat : Warung Subjek Waktu : 19.30 - 20.30 WIB

Coding

Peneliti

Subjek

Analisa

B1 D1

Terima kasih mbak Rini sudah

menyediakan waktunya. Untuk

kali ini pertanyaan pertama

adalah bagaimana reaksi

keluarga pertama kali

mengetahui ada anggota

keluarga penyandang

tunagrahita?

Kalo dari keluarga sendiri sih awal-awalnya tuh sedih ya. Karena kan kaya yang udah saya ceritakan dari awal itu, kalau Ridho ini kan keluhan pertamanya waktu itu bukan langsung tau kalau dia tunagrahita ya, tapi hilang, eeehhh kok hilang to, maksud e tulang belakangnya itu nggak ada satu, nah pas tau itu kan, pas dokter diagnosa gitu kan kita yang dengar otomatis shock ya, kan pas ngelahirin Ridho ibuku kan nungguin ya. Nah ibu juga dengar yang dibilang dokter gitu, trus ibu sampaiin ke keluarga kan, makanya semuanya udah tau trus datang gitu ke RS, nah pas mereka datang tuh mereka juga ikut sedih gitu kan. Lah tambah sedih lagi pas tau dia punya tunagrahita ini trus harus masuk ke SLB. Kan keluarga kita kan belum ada yang masuk SLB ya, jadi kaya mikirnya cacat gitu lah. Saya sama suami ya hanya bisa pasrah lah, cuman kan tetap diusahakan pengobatan gitu. Trus dokternya tuh bilang kaya ada apa penambahan tulang atau apalah gitu, cuman waktu itu bapaknya tuh nggak tega ya lihat Idho masih kecil gitu, ya ampun nggak tega lah gitu. Kakak sama adek dari suami, dari saya juga kaya bantu mikir gitu kan gimana ini caranya. Udah kita coba keluar dari RS siapa tau bisa pengobatan tradisional lah gitu. Jadi

Reaksi awal keluarga subjek adalah shock dan sedih mengetahui anak mengalami cacat fisik dan tunagrahita Keluarga tetap mendukung dengan mengusahakan pengobatan bagi anak subjek.

Page 36: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

sebenarnya reaksi awalnya tuh semua panik dan sedih gitu ya.

D1

Itu kan waktu masih kecil ya

mbak, trus kalau sekarang udah

di SLB penerimaan keluarga

besar gimana mbak?

Mereka nggak gimana-gimana sih ya, maksudnya tuh ya terima gitu ya, nggak yang terus ngejauhin kita sih nggak ya. Justru misal ada ngumpul-ngumpul keluarga gitu malah mereka tuh sayang sama Ridho, peduli sama Ridho, nggak yang ngejauh gitu sih nggak. Kalau keluargaku tuh apa ya, dari awal emang udah nerima sih ya keadaannya Idho. Jadi nggak ada yang nggak nerima gitu, alhamdulilah sampai sekarang bisa nerima Ridho.

Saat ini keluarga sudah menerima anak subjek.

D1 D1 D2

Siapa saja anggota keluarga

yang dirasa bahwa mereka itu

memberikan semangat dan

dukungan sehingga mbak Rini

bisa bangkit kembali?

Dari keluarga tuh apa ya, sebenarnya dulu kita itu ragu ya mau ngantarin Ridho ke SLB tapi kan ipar saya, adek dari bapak ini kan guru to trus dia yang saranin “mbok ngantar aja ke sana ngak apa-apa, kan tahap awalnya masih bisalah buat nyoba gitu kan, kalau pun anaknya cocok ya udah dilanjutin”. Nah saya coba ngomong kan sama bapaknya Idho, “gimana pak, mau nggak Idho kita antar ke SLB gitu kan”, bapaknya hanya bilang “ asalkan itu terbaik buat Idho ya gak apa-apa, daripada dia hanya di rumah juga mau ngapain”. Jujur sus, suamiku tuh orangnya kalo dibilang sabarnya tuh udah over dosis gitu, heheheh. Selalu ingatin untuk jangan lupa bersyukur apapun situasinya, biar hati tuh tenang. Trus kayak teman-teman saya juga ya, yah mungkin mereka hanya sekedar hanya dengar curhat saya, atau ngasih solusi apa saran gitu, saya sudah bersyukur ya, karena apa ya, rasanya tuh oh, ternyata saya nggak sendiri tapi ada orang-orang di dekat saya yang mau gitu peduliin saya. Trus ibu saya misalnya ada apa, ada kaya masalah-masalah

Adik dari suami subjek mendukung dengan cara memberi semangat untuk mengantar anak ke SLB. Suami subjek mendukung apa yang dilakukan subjek Teman-teman subjek turut memberi saran dan solusi ketika subjek menceritakan pengalamannya. Ibu kandung subjek selalu

Page 37: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

D1 C9

dari luar yang terkait sama Ridho ya masih suka ngasih nasihat gitu. Cuman ya, kalau saya pikir-pikir ya sus, semua itu tergantung dari saya pribadi ya. Kan kadang kita itu biar ada dukungan dari mana-mana tapi kalau kita sendiri nggak bisa, apa ya istilahnya tu nggak kuatkan diri sendiri kan juga percuma ya, tapi saya bersyukur banget ya saya diberi kekuatan sama Allah buat kuat gitu lho. Benar lho sus saya ngalami gitu ya, kan dulu saya itu nggak bisa nerima ya karena kan Idho anak laki-laki yang pertama ya, kan harapannya bisa sesuai yang kita mau gitu kan, eh tau gitu kan pasti saya down gitu ya, nah saya kuatkan hati saya, tetap yakin klaua anak saya ini kedepannya kan baik-baik saja. Makanya saya ya apa ya, nggak yang trus down gitu tapi harus bisa nerima pemberian Allah, kalau saya sih selalu bilang Ridho ini anugerah ya, kalau namanya anugerah ya apapun itu harus bisa terima kan sus. Jadi ya, itu tadi balik lagi ya harus ada kerja sama antara saya sama orang-orang yang support saya gitu. Jadi apa ya..sejalan lah gitu

memberi nasihat agar subjek sabar terhadap perkataan orang tentang anaknya. Subjek menerima pengalamannya sebagai pemberian Tuhan.

B3

Itu kan tadi dari keluarga ya

mbak, kalau dari orang-orang

sekitar bagaimana penerimaan

awal mereka terhadap Ridho

atau kepada keluarganya mbak?

Orang-orang yang kadang ngelihatnya aneh, gitu-gitu. Orang yang kenalnya kalo cuma kenal-kenal dikit aja gitu kan. Ya saya juga aneh si sama orang, saya justru balik ngeliat dia aneh. Kalo dia liat anak saya aneh, saya ngeliat dia aneh. Kok orang ngeliat anak begini aja dipelototin terus gitu ya, buat apa? Kalo cuma sebentar si saya wajar gitu, orang mungkin barusan tahu. Tapi kadang ada juga yang ee, udah berkali-kali ngeliat tapi kalo ngeliat aneh juga gitu. Itu kan, dia kok ga sadar-sadar si gitu yaa, hehe. Emang dunia tu cuma isinya orang kaya dia semua gitu kan? Itu, kalo menurut

Orang-orang sekitar merasa aneh melihat anak subjek.

Page 38: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

B3 C1

saya si orang yang kaya gitu, orang yang ga berwawasan luas lah ya. Saya juga kalo ngeliat orang misalkan, ee, yang saya ga pernah ngalamin, orang cacat, anak kaya gimana, cacat apa, cacat, ya pertama ngeliat emang aneh, gitu ya diliatin gitu ya, tapi kalo udah yaudah, udah paham gitu kan memang, memang dunia itu kan Tuhan menciptakan orang macem-macam. Kaya yang kemarin kan sudah ta ceritakan to, kalau dulu kecil Ridho itu sering banget diejek bisu, trus tuli, nggak bisa jalan, segala macam deh pokonya, tapi kan saya cuekan aja gitu. Ya awal-awal saya marah, kesal cuman kan nggak saya tunjuin di depan orang-orang, lama-lama ah cuek aja lah gitu, nggak rugi juga ya buat aku. Biarlah mungkin ini resiko saya ya udah saya tanggung gitu kan. aku sih yang penting mereka nggak kasarin anak saya aja, kalau kasar ya urusan udah kita sesame orang tua juga. Itu kan dulu ya waktu masih di kontrakan di daerah pedurungan kan sus. Nah kalo di sini tuh dulu pernah sih masalah sama orang-orang sini. Kan setelah pindah ke sini tuh saya buka warung di depan situ kan, makanya udah jarang di rumah. Si Ridho ini tuh pulang sekolah sama teman-temannya tuh main di dekat pos kamling situ kan. Nah nggak tau juga gimana ceritanya pos kamlingnya tuh terbakar kan sus. Itu udah sore-sore gitu. Trus saya pulang kan malam, eh bukan saya masih di warung di telepon sama tetangga saya kan”mbak Rin, ni Idho buat masalah ni, pulang dulu gitu kan”. trus saya tuh “ waduh apa lagi ya, semoga nggak berat-berat atau jangan lukai nak orang atau apa gitu kan”. nah saya tutup warung trus pulang gitu kan, nah kalo ke rumah sini kan lewat

Anak subjek diejek oleh sesama Subjek dapat menahan kemarahan.

Page 39: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

pos kamling situ kok terbakar, masih ada asap-asapnya kan, trus orang-orang juga pada di situ. Nah saya langsung ke rumah, saya Tanya sama ibu saya kan”bu ada apa?”..trus ibu bilang “ tuh orang-orang pada bilang anakmu Idho bakar tuh pos kamling”. Saya langsung..jegeeerrr gitu kan, waduh gawat gitu kan. trus ta tlfn bapaknya tuh lagi di rumah saudara suruh pulang kan biar bisa ke pos kamling itu. Nah si Ridho sama teman-teamnnya nih udah di rumah pak RT, dipanggilkan sama pak RT nya. Pas bapaknya pulang, eh saya duluan ke rumah pak RT kan ta lihat mereka ada di situ lagi ngomong-ngomong. Ta masuk trus minta maaf semua gitu kan. nah yang buat jengkel itu kan anak-anak yang lain tuh pada tuduh si Ridho yang buat terbakar gitu kan, dalam hati saya tuh nggak percaya gitu kan, wong anak saya ini baju aja masih saya pakaikan, ngapain aja blum bisa sendiri, masa dia bisa buat itu gitu lho. Tapi kan saya nggak banyak protes ya saya cuman nanya baika aja satu kata”emang tidak ada anak lain yang buat itu, hanya Ridho?”, semua anak-anak pada diam kan, trus ta minta maaf sama pak RT nya, trus saya bawa Ridho pulang, bapaknya yang ta suruh ke pak RT biar bisa ngomong lanjutannya gimana kan. nah, kita di suruh ganti bangun lagi lho pos kamlingnya itu, itu dulu tuh masih papan-papan gitu kan, tapi saya bilang sama bapaknya kan”udah pak kita beli pasir, beli semen, besi dan semuanya kita bangun ulang itu nggak apa-apa”. Akhirnya ambil tabungan ya kita perbaiki sekarang sudah jadi yang baru itu kan udah tembok. Wah pokoknya kita itu buat ulang dari awal, trus pak RT nya tuh minta bapak-bapak di sekitar sini juga

Page 40: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

kebetulan ada yang bisa kan kaya tukang gitu. Udah kita biayai semua, ya saya yakinnya tuh gini” kalau memang benar hanya anak saya yang buat itu ngak apa-apa, tapi kalau ada anak yang lain juga ya saya ikhlas juga buat pos kamling yang baru ini biar apa ya, yak an jadi kaya sedekah gitu kan kalo kita ikhlas. Wah pokonya ceritanya tuh, saya kalo ingat lagi tuh kadang-kadang nggak nyampe gitu lho, tapi ya udah suami juga udah pasrah, ya udah nggak apa-apa kita ikhlaskan, sekalian bantu..hehehehe. Kadang tuh saya sedihnya tuh dia diajak temannya pergi sampe kemana-mana, pernah kita tuh nyari sampe malam jam 12 sus, sama bapaknya bncengan nyari eeeh tau-tau dia diajak temannya buat nyuri. Saya tuh taunya besoknya orang-orang pada ngomong eeh Ridho nyuri. Kan gini sus, dia jalan sama mereka tap dia yang di suruh “ayo ambil gitu kan”, dia kan nggak mikir ini benar ato salah ya dia ikut. Sekarang sih udah nggak ya, karena saya marah, tegas setiap hari sama dia, kalo kamu jalan lagi sama temanmu buat nyuri ibu laporkan kamu ke polisi kamu mau?, trus udah jarang sama teman-temannya.

B3 D2

Sejak peristiwa itu gimana

penerimaan orang-orang sekitar

sini bu?

Ya sama aja sih sebenarnya, maksudnya kan kita bisa ngerasa ya sus orang nerima kita ikhlas atau nggak. Ya kalo selama saya di sini sih saya ngalami yang namanya ada yang terima ada yang nggak terima ya. Tapi apa ya, saya bersyukur sih, dengan begitu juga saya belajar ikhlas, selalu bersyukur karena nggak buat saya down tapi apa ya, pokoknya saya hidup dengan orang-orang ya pasti seperti itu ya, nggak semua orang suka kita juga ya. Tapi nggak semuanya nggak suka kan, masih ada yang bisa nerima lah gitu. Masih banyak tuh yang

Orang-orang sekitar ada yang tidak menerima kehadiran anak subjek Orang-orang sekitar ada yang menerima kehadiran anak subjek

Page 41: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

mau ngajak anak saya main.

C4 C4

Pernah nggak sih mabak, kalo

ada kegiatan di sekitar sini trus

bawa juga Ridho untuk ikut gitu?

Awal-awal sih saya pernah bawa Ridho pas kegiatan pengajian atau pertemuan RT gitu, tapi hanya awal-awal saja waktu itu, Ridhonya juga mau gitu. Tapi makin ke sini Ridhonya tuh udah nggak mau lagi, dia lebih milih main di rumah aja. Pas bawa Ridho juga orang-orang ada sih yang baik sama Ridho, tapi kaya ada yang cuek aja gitu ya, istilahnya nggak terlalu respon ya. Tapi ya udahlah kalo dipikir trus mau sampai kapan ya… saya tuh tetap positif thinking ya, yang penting kita baik dengan orang lain pasti itu akan dibalas dengan yang baik juga gitu kan. Jadi ya saya tetap ikut kegiatan sih, nggak yang minder gitu sih nggak. Malah saya senang gitu bisa ikut kegiatan macam-macam di RT sama ibu-ibu di RT, karena apa ya? Saya tuh mikirnya gini lho sus, ya sudah lah ya kalo ada yang nggak suka gitu sama saya, mungkin karena anak saya yang sudah di “cap” jelek di mata mereka kali ya, yang penting saya nggak pernah jahatin orang pasti yang diatas tau lah kan, jadi saya tetap ikut sih kegiatan-kegiatan gitu.

Subjek tetap membawa anaknya ketika mengikuti kegiatan di lingkungan sekitar. Subjek tetap mengikuti kegiatan di lingkungan

D2 Apa saja yang telah dilakukan

orang-orang sekitar sehingga

mbak Rini bisa semangat

kembali?

Ada sih sebagian ibu-ibu yang emang biasa ngajak untuk ikut kegiatan gitu, ini kemarin barusan kita ikut acara fashion show di kelurahan kan, sama ibu-ibu kita rancang gaun dari kresek gitu, trus saya yang di suruh pakai katanya karena badan saya kecil jadi nggak boros kreseknya..hehhehehehehe. Kaya gitu-gitu kadang buat saya trus mikir kan”ya Allah makasih biar ada orang yang nggak suka sama keluarga kami tapi yang lain

Dukungan sebagian ibu-ibu dengan cara mengajak subjek untuk aktif dalam kegiatan.

Page 42: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

masih ada gitu”. Begitulah dalam hidup ya sus, ada yang suka ada yang nggak suka sama kita, tapi ya bersyukur aja sih ya Allah masih kasih sehat, rezeki, udah cukup lah ya, biar bisa kerja gitu.

D2 D2

Berarti orang-orang sekitar yang dirasa biasa mendukung mbak Rini hanya ibu-ibu, atau ada yang lain bu?

Ya paling itu lah ya, trus dekat sini kan juga ada ibu yang anaknya sekolah juga di SLB. Ada 2, eh 3 sih di daerah sini, nggak dekat sih maksudnya masih bisa buat ketemu gitu ya, kadang kita tuh kalo ketemu pasti ngobrol, ya sekedar sharing pengalaman ya, tapi kan biar gimana pun saya pasti butuhlah kaya sharing gitu. Kalo saya sama ibu-ibu itu dekat ya, karena mungkin nasibnya sama ya sus…hehehehehe, selain itu kan kita juga tahu oh kalo anak seperti ini ni kita harus kaya gini, belajar dari ibu-ibu yang lain lah gitu, yang tadinya kita nggak paham sama anak trus marah-marah …ya paling itu aja sih ya selama ini sus.

Ibu-ibu di SLB mendukung melalui sharing pengalaman. Subjek dapat belajar dari pengalaman sesama ibu dengan anak tunagrahita

C2 C4

Baik mabak, setelah melewati itu semua bagaimana keadaan mbak Rini saat ini?

Saya sehat…heheheheh. Yah gimana yah sus, saya pikir gini, kalo saya terus ngikutin perasaan saya, trus sakit hati sama omongan orang, positif thinking saja lah istilahnya, atau diam aja gitu nggak buat apa-apa, emang sih saya pasrah, tapi kan biar gimana pun saya harus tetap usaha ya, masa kita hanya pasrah tanpa usaha kan nggak mungkin ya. Sekarang lebih baik lah dibanding dengan yang dulu kan, gampang mewek..hehehehehe. alhamdulilah udah terbiasa dengan situasi seperti ini, jadi udah biasa lah intinya.

Menanggapi perasaan negatif dengan cara positif Keadaan lebih baik karena mampu bangkit dari keterpurukan

Baik mbak Rin, terima kasih banyak sudah menyediakan waktu untuk sharing pengalaman.

Sama-sama sus…semoga bisa menambah pengalaman kita ya.

Page 43: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

TRIANGULASI

Hari / Tgl : Jumat, 17 Mei 2019 Tempat : Warung Subjek Waktu : 20.00 – 21.00 WIB

Coding

Peneliti Subjek Analisa

B1

D2

Terima kasih pa katas kesediaan,

saya mau bertanya pak,

bagaimana reaksi ibu saat

pertama kali tahu kalau Ridho

menyandang tunagrahita?

Perasaan, yang paling kelihatan mungkin sedihnya ya. Waktu Ridho didiagnosa dokter kalo ginjalnya bocor, tulang belakangnya juga kurang satu, masih kecil banget Ridho ya, trus sedihnya karena kan anak masih kecil segitu udah harus seperti itu. Nggak hanya ibunya ya, saya juga waktu itu juga sedih ya, saya tuh sampe yang membayangkan ya ampun kalau anakku nanti pasti di pasang selang ini itu, atau mungkin jarum-jarum di badannya, kan saran dokter harus dirawat intensif kalo nggak nggak bisa tertolong. Nah kita ikuti aja lah kata dokter, trus beberapa bulan dirawat,ya kita gantian untuk jaga. Nah setelah itu kita lanjut perawatan di rumah, rawat jalan lah istilahnya ya. Yang buat sedih ibunya tuh karena mungkin perkembangan Ridho terlambat mbak. Kan Ridho tuh terlambat jalan, terlambat ngomong juga, makanya sering sakit-sakit juga. Ya biar gimana pun juga kita orang tua pasti sedih ato kaget ya karena kan kita kira sehat-sehat, eeee tau-tau begitu. Tapi tetap bersyukur sih, pemberian Allah harus kita terima, ini kan titipan ya mbak. Tiap kali saya selalu ajak sama ibu Ridho, selalu bersyukur, kalo kita bersyukur pasti di kasih terbaik, kalo kita banyak ngeluh pasti dikasih yang buat kita ngeluh terus.

Subjek sedih ketika anak didiagnosa menderita gangguan pada ginjal dan tulang belakang Suami mengajak subjek untuk tidak mengeluh tetapi selalu bersyukur

C1 Iya pak, yang penting selalu Yang pasti pendampingannya tuh lebih ekstra ya mbak, kan anak ini juga beda sama kakak-kakaknya. Kalo

Subjek selalu sabar mengahadapi anaknya

Page 44: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

bersyukur pasti dikasih jalan, trus

pak, apa yang ibu lakukan saat

tau kalo Ridho ngalami

tunagrahita pak?

temani belajar emang harus lebih sabar, minta tolong buat ini itu juga harus sabar, karena kadang dia mau, kadang nggak mau. Tapi kita sih mbak nggak yang fokus cuman kejar supaya dia pintar baca sama nulis ya, ada keterampilan lain emang kita usahakan kasih sama dia, apa ya?, istilahnya tuh gini mbak, kan udah nggak bisa baca tulis masa yang lain juga nggak bisa, makanya ibunya coba buat ikuti dia mau keterampilannnya apa gitu, pertama tuh badminton, kalo nggak salah ikut lomba yang juga antar SLB ya, tapi itu tuh nggak lama ya, pindah lagi ke futsal, ya udah kita ikut, eh baru beberapa bulan juga nggak betah nggak mau lagi, sudah itu kata ibunya ya udah kamu maunya apa lagi tapi harus sampai selesai ya gitu. Udah dia udah nggak mau lagi yang olah raga, trus pas mau masuk kelas 6 ya dia udah mulai bongkar-bongkar barang-barang yang digudang. Kaya apa tuh, kan ada motor kita yang udah bekas itu punya almarhum mertua saya, itu pulang sekolah tuh dia udah di gudang tuh, bongkar-bongkar tapi nggak bisa pasang kembali. Pernah mbak kita cari sampe malam dia nggak ada, nah sampe di tetangga nyarinya eh ternyata dia di gudang itu kerja keras…hehhehhe. Trus ibunya bilang “pak kalo gede kayaknya cocok diakita sekolahkan dibagian mesin”. Tapi mungkin pertanda ya mbak, trus dia tuh suatu saat minta diajarin motor, trus diajari motor sama ibunya, nah udah lancar sekarang udah bisa ojek di sekitar sini. Tapi yang lebih banyak ibunya sih yang damping, saya sekali-kali pas dirumah, hehehehhe. Maklum mbak kadang kerjanya sampe keluar kota juga.

Page 45: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

C4 Kan tadi dari awal ibu sedih, itu

sampai berapa lama pak? Apakah

sampai sekarang pak?

Kalo saya lihat sih nggak lama ya mbak, tetap dia aktivitas biasa. Masih buka warung biasa kok. Kalo pas Ridho kecil kan karena dianya sakit fisik ya, tapi pas udah besar sekarang mungkin lebih ke perilakunya ya. Kalo sakit fisik kan berobatanya diam ya mbak, tapi kalo perilaku tuh rasanya tuh gimana ya, ya harus ekstra sabar begitu. Masih kadang-kadang sedih sih ya, lihat anak yang kadang dibilangin susah, suka-sukanya sendirilah gitu. Coba kalo kita paksa woooo ramai itu mbak, bisa ngamuk dia. Makanya kalo dia udah bilang tidak ya kita nggak usah maksa. Trus mungkin karena pergaulan Ridho juga ya sama teman-temannya tuh apa ya, kadang ajak main yang nggak benar mab, ajak nyuri, atau jalan sampe kemana gitu, ya kita harus nyari kemana-mana. Tapi udah SMP ini dia udah bisa diam sih di rumah, pulang sekolah paling ojek disekitar sini, trus main ke warung sama ibunya, kalo nggak di rumah aja.

Subjek tidak membutuhkan waktu lama untuk bangkit dari kesedihan dan tetap beraktifitas.

D1

Ini terkait dengan keluarga pak,

gimana tanggapan keluarga pas

tau Ridho seperti ini?

Kalo dari keluarga sih nggak yang kenapa-kenapa ya. Malah support kita, kaya dulu masih kecil sering ikut nyari solusi pengobatan gimana supaya bisa sembuh, ya kita selain pengobatan di Rumah Sakit tapi kita juga berobat di tradisional juga. Nah disini istilahnya tuh kita kerja sama keluarganya tuh kelihatan. Kalo hari-hari sih dulu awal-awal kadang hati-hati gitu kalo anak-anak mereka tuh main sama Ridho, tapi lama-lama udah nggak takut ya, malah anak-anaknya tuh lebih senang main sama Ridho. Ya istilahnya nggak ada respon yang jelek tapi sama-sama dengan kita buat usahakan pengobatan Ridho gitu.

Keluarga besar selalu membantu dalam pengobatan anak subjek. Anak-anak dalam keluarga besar juga dapat bergaul bersama anak subjek

Page 46: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

B3

Baik pak, itu tadi kan keluarga ya

pak, kalo dari lingkungan sekitar

gimana pak?

Yah kalo dari lingkungan mungkin bisa dibilang anak ini tidak mengalami penerimaan yang baik ya mbak. Dari dia kecil sampai besar sekarang pasti ada-ada aja yang nggak suka mbak. Maksudnya nggak semuanya nggak baik, hanya kan ada sebagian yang nggak begitu suka kali ya. Dia kecil juga sering diejek lho mbak, karena telat jalan, telat ngomong, kayaknya dulu juga nggak paham kalo dipanggil namanya diam aja gitu kan, nah orang-orang tuh bilang tuli, padahal nggak sih sebenarnya, karena dia belum paham siapa namanya gitu. Sampe gede juga sama sih mbak, sekitar sini juga ada yang senang tapi juga ada yang nggak senang gitu mbak. Karena kan Ridho ni banyak temannya di sini, tapi sering dia tuh diperalat mbak, misalnya ya kalo main gitu misalnya aja kasus baru-baru ini ya dia selalu disuruh buat nyuri. Nah, anak ini di rumah nggak pernah yang namanya ambil sembarang ya, uang atau apa yang kita simpan tuh nggak pernah ambil sembarang dikasih baru da ambil. Tapi kalo udah diluar jalan sama teman-temannya pasti diajari begitu, nakal tapi kaya dia yang disuruh gitu. Ya, kita juga nggak ada di situ sih pas kejadiannya tapi pasti ada teman-temannya yang lain yang bilang “ Ridho tuh nggak nyuri sendiri kok, dia tuh disuruh tuh sama si itu”, nah karena kan anak kita nggak bisa ngomong jadi kan nggak bisa bantah, diam aja kan ya udah harus terima resikonya. Biasanya tuh kalo udah gitu pasti sampe ke orangtua lah gitu kan. Istilahnya tuh kan kita nggak bisa ya maksa orang untuk senang apa nggak sama kita mbak, itu kan haknya orang, yang penting dari kita aja jangan berhenti buat baik sama

Anak selalu mendapat ejekan dari lingkungan sekitar.

Page 47: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

orang lain kan. Prinsip kita sih gitu ya.

B1 Menurut bapak gimana reaksi ibu saat tahu kalo Ridho nggak disukai orang-orang di sekitar?

Iya kadang kecewa, kadang juga sedih. Iya gimana

mbak, kan kita pengennya Ridho tuh baik-baik tapi kan

emang situasi dan keadaan dia yang seperti ini, masa

kita yang normal ni nggak bisa mengerti sih. Karena

kan ibu tiap hari sama Ridho ya, jadi dia yang lebih

banyak tau kondisinya di sekitar ni gimana ya. Kadang

saya pulang kerja diceritakan ini itu mbak. Kita juga

nggak bisa larang anak untuk tidak main ya, kecuali dia

nggak bisa jalan mbak, ini dia bisa kemana-mana, kita

nggak mungkin kan ikut dia trus. Tapi kan balik lagi kita

nggak bisa salahkan orang lain juga, nggak bisa

salahkan lingkungan sekitar, ya karena sudah takdirnya

seperti ini jadi ya kita harus terima, apapun resikonya

gitu kan. kadang ibunya tuh hanya bisa nangis mbak,

marah juga sama orang-orang sekitar yang nggak bisa

ngertiin Ridho seperti ini. Paling saya beri saran “ya

udah bu, apapun resikonya kita harus terima karena

emang anak kita seperti ini keadaanya, nggak mungkin

lah orang-orang tuh bakal nggak suka trus, pasti suatu

saat mereka juga bisa terima gitu”.

Subjek kadang sedih mendengar laporan dari lingkungan sekitar tentang kenakalan anaknya

Oh, nggak apa-apa pak, saya juga senang pak bisa mendengar pengalaman keluarga bapak sama ibu.

Heheheheh…iya mbak, nggak apa-apa.

Page 48: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

C8 Trus pak gimana sih kedekatan ibu sama Ridho setiap hari?

Sama aja sih dengan kakak sama adeknya Ridho, nggak yang beda-beda atau apa gitu kan. nah cuman mungkin kelihatan kalo ibu lebih perhatian sama Ridho, karena kan dia juga belum bisa mandiri, bisa sih cuman kan ukuran mandirinya Ridho tuh nggak seperti kakak adeknya yang lain kan. Jadi kadang apa-apa masih sama ibu. Makanya kalo ada apa-apa kan carinya ibu, bapaknya jarang, hehehhehe.

Hubungan subjek dan anaknya lebih dekat, karena anak membutuhkan perhatian khusus.

C4 Baik pak, ini pertanyaan terakhir

pak, gimana keadaan ibu saat ini?

Ya baik-baik aja sih, sehat. Dari duu sampe sekarang masih kerja di warung juga, ya sambil perhatikan anak-anak, sambil juga ngurus rumah. Kalo di warung sih ada yang bantuin dari rumah, kalo mbak lihat ibu-ibu yang ada di belakang nah itu yang bantuin untuk ngeracik makanan,udah jadi tinggal antar ke warung ibu tinggak masak aja. Ya begitu sih mbak, sehat dan masih kerja biasa sih.

Subjek tetap beraktifitas sambil mendampingi anaknya.

Terima kasih banyak pak, sudah

mau sharingkan pengalaman-

pengalamannya.

Sama-sama mbak, mohon maaf kalo ada salah kata atau apa ya.

Nggak apa-apa pak saya yang

terima kasih banyak sama bapak

dan ibu karena sudah bersedia

untuk sharing.

Page 49: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

Subyek : 3

Hari / Tgl : Rabu, 22 Mei 2019 Tempat : Rumah subjek Waktu : 17.00-18.30 WIB

Koding Peneliti Subjek Analisis

Pertama kita mulai dari nama ya bu? Kalau nama ibu sendiri?

Nama saya Aminah.

Ngatimin aminah? Iya..iya

Kalau usia ibu? 53 eh 54 sekarang

Trus kalau pendidikan terkahir bu?

SD

Sekarang ini masih bekerja ya bu?

Saya…bekerja…ndak, dirumah. Dulunya, tapi sekarang dirumah.

Kalau nama anak ibu yang memiliki keunikan namanya siapa?

Dini Rahayu Lestari

Panggilannya siapa? Dini

Usianya berapa sekarang? 12 tahun, Agustus 12 tahun

Dek Dini anak keberapa? Anak ketiga dari 3 saudara

Kalau boleh tau Dini sekarang kelas berapa bu?

Kelas 5 sus, di SLB yang di Kagok itu

Oooo… Mas kakak, trus kakaknya lagi, trus terakhir dini.

Kan dini di SLB, trus kalau dulu ibu tau pertama kali Dini ngalami tunagrahita gimana?

Oh iya…Dini kan, ya sebelumnya TK kan belum tau ya sus, sebelum masuk ke SD trus baru tau mau naik kelas dua kalau dia tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah umum to, trus dia ketinggalan terus. Ketinggalan terus, terus saya bilang coba teruskan mungkin nanti besok-besok bisa ngikutilah. Trus naik kelas dua, naik kelas dua juga masih tidak bisa ngikuti

Page 50: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

A

pelajaran dan banyak pelajaran ketinggalan. Trus mau naik kelas tiga gurunya tuh bilang ini Dini kalau di sekolah umum mungkin ketinggalan trus kasian. Harusnya caranya ibu gimana kalau dipindahkan di sekolah seperti ndak di umum gitu lho. Gitu, saya dengar guru lesnya itu Dini harusnya dipindahkan ke SLB Kagok atau Ungaran, trus jadinya Kagok kan dekat. Kan kalau di sekolah umum Dininya tuh bisa baca atau nulis kalau dibantu gurunya trus, tapi kan Dini harus diperhatikan khusus gitu kan kasian. Kasian juga gurunya harus ngurus siswa yang lain, nggak hanya ngurusin Dini. Lah, saya sama bapaknya juga bingung kan kenapa kok Dini bisa seperti itu, kita nggak tau. Trus suatu hari bapaknya ke kantor di SD umum itu kan, tanya sama kepala sekolahnya sebenarnya Dini kenapa, atau kita harus apakan Dini gitu?, nah kepala sekolahnya itu bilang kalau Dini sebenarnya ngalami keterlambatan dalam berpikir, misalnya anak lain sudah maju sampai dimana, tapi Dini belum. Ada sih waktu itu dibilang kayak cacat gitu, apa sih lupa, eee tunagrahita ya. Dini itu mikirnya juga terlambat gitu. Trus waktu itu kita ambil Dini…maksud eee si Dini kita keluarkan dari sekolah itu, waktu tuh bapaknya yang ke sekolah trus ngurus buat pindah ke SLB.

Pertama kali mengetahui anak tunagrahita ketika diminta kepala sekolah untuk pindah ke SLB.

Maaf bu, kalo boleh tahu, waktu Dini didiagnosa psikolog kira-kira Dini masuk golongan tunagrahita apa ya bu?

Waktu itu sih dibilangnya sedang ya sus. Sebenarnya jujur sih saya tuh nggak paham yang begitu ya, maksudnya kelainan gitu, tapi karena mau diantar ke sekolah di SLB ya udah kan harus ada keterangan to, makanya kita tes itu.

Anak tergolong tunagrahita sedang

B1 Oh iya bu, setelah mengalami Ya…gimana ya sus, mau di bilang sedih sih iya. Kita Kecewa dan sedih karena

Page 51: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

B1 C8 C7

keadaan Dini seperti ini bagaimana perasaan ibu?

kan pengen lahirnya tuh baik-baik, tapi beda dengan yang dikasih ya, awal-awal juga sangat kecewa, karena harus pindah-pindah sekolah juga kan. Sebenarnya saya tuh sudah firasat ya, nggak enak gitu aja dari dia lahir sampe sudah mulai jalan gitu kan, kok lain dari mas sama mbaknya, semunya kaya telat gitu. Berdiri aja waktu tu nggak kuat lho, ngomong juga nggak lancar, panggil juga jawabnya tuh lamaaa, pokoknya telat gitu, trus dalam hati saya “ wah ini ada yang nggak beres ni, eh ternyata benar to. Tapi saya waktu itu kuat-kuatkan diri saya, kalau misalnya saya sedih atau nggak terima ini trus anak saya ini gimana nantinya. Saya tuh orangnya tuh sebenarnya susah buat cerita sus, apa istilahnya kalo ditanya baru jawab, kalo nggak ya,nggak terlalu banyak ngomong. Makanya kadang ada apa-apa pendam dewe. Kadang kalau jemput si Dini di sekolah rasanya tuh gimana ya, kan mas sama mbaknya Dini saya sering jemput di sekolah umum. Tapi sedikit dikuatkan kalau lihat anak-anak lain di SLB itu juga ada yang sama kaya Dini, bahkan yang udah gede malah lebih berat dari Dini. Ya Tuhan…kasian, ada yang lebih berat kaya giniiii. Jadi ya saya mikir oh ya masih ada yang lebih berat dari Dini saja ibunya bisa ngerawat, masa saya nggak bisa. Saya juga pasti bisa lah gitu.

anak tidak diterima di sekolah formal dan harus sekolah di SLB Subjek menyadari bahwa dirnya lebih banyak memendam apa yang dirasakan. Prihatin dengan anak lain yang lebih berat daripada anaknya Optimis bahwa masih bisa merawat anak dengan tunagrahita.

B1 B3

Apakah sampai sekarang ibu masih merasa sedih?

Waktu itu sempat kecewa trus juga ya sus, karena dari pihak gereja tuh sampe nggak bisa terima Dini untuk ikut komuni pertama lho sus. Masa nggak diterima kecuali anak saya melanggar peraturan atau apa ya dari gereja, ini kan memang sudah

Kecewa karena anak tidak diijinkan menerima komuni pertama.

Page 52: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

D2 C 9

bawaan seperti ini, kalo emang tidak bisa berarti mereka tuh menolak orang lemah lho, padahal sebenarnya anak-anak gini kan harusnya, seharusnya ya dirangkul ke dalam gereja gitu ya sus, ini malah menolak. Saya sudah bilang sama bapaknya ya udahlah ya pak mungkin udah nasib kali ya, nanti kita tunggu aja kedepannya gimana. Tapi bapaknya ini tetap usahakan ke kelompok sini, trus ke lingkungan juga buat minta bantuan biar bisa ngomong sama Romonya ya, trus akhirnya bisa diterima. Kan peraturannya doanya tuh harus bisa hafal kan, nah Dini waku itu diizinkan boleh baca di buku doa gitu. Ya saya bersyukur banget sih ya bisa ada jalan keluarnya. Kalo Tanya gimana perasaan saya apa ya, kayak pengalaman saya ada Dini ni kaya perasaan saya tuh lebih ke nggak stabil ya, kadang sudah senang trus ada lagi masalahnya gitu trus balik lagi sedih, tapi ya saya terima ya, kan mau nggak mau ya harus mau ya sus, hehehheh. Kalo sekarang saya sih sudah ikhlas nerima, lagian juga nggak sendiri kan saya ada suami ada kakaknya Dini juga yang ada di rumah ini. Apa ya, kan sudah diberi Tuhan seperti ini ya saya bersyukur saja, buat apa juga saya terlalu sedih nggak mengubah apapun, ya justru saya harus bergerak, apa istilahnya tuh bangun gitu lho…yang penting saya ikhlas buat jalankan apa yang Tuhan beri pasti kuatlah.

Anak diterima untuk komuni pertama Bangkit dari kesedihan, bersyukur dan ikhlas

B3 Oh iya bu. Kan tadi di awal ibu bilang kalau dulu ibu bekerja sampai sekarang sudah nggak lagi., nah ibu berhenti kerjanya

Oh, saya itu berhenti kerja sejak perusahaan tempat saya kerja itu ditutup sus. Saya itu kerjanya di perusahaan yang di daerah Srondol sejak belum berkeluargalah sampai menikah sama bapak saya

Berhenti bekerja karena perusahaan ditutup

Page 53: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

mulai kapan bu? masih kerja. Pas lahir anak ke dua, maksudnya mbaknya Dini trus saya berhenti karena perusahaannya bangkrut trus di tutup. Nah saya berhenti bekerja. Saya di rumah saja. Nah, pas waktu sudah nggak kerja itu saya hamil Dini. Hamilnya normal, trus pas usia 8 bulan saya USG kan di RS Karyadi, trus dokternya tuh bilang kalau ari-arinya si Dini ini sudah pisah dari badannya. Harus cepat operasi supaya ibu atau anak bisa selamat. Waduh..piye iki?, saya bingung to. Waktu itu pas bapaknya Dini tuh lagi kerja trus saya telfon beritau kan, trus bapaknya bilang ibu langsung dirawat aja kalo begitu, pulang kerja bapak ke sana. Nah saya ikuti bapaknya to. Dokternya tuh bilang, nunggu bapak atau keluarga datang baru bisa operasi, kan harus ada tandatangan persetujuan to. Akhirnya pas sore bapak datang trus kita nginep gitu di RS, besok paginya saya operasi. Nah setelah operasi saya di lantai 1 trus Dini di lantai 2. Dini watu itu di incubator sampai 1 bulan lebih kalo nggak salah ya. Nah, saya pulang duluan tapi Dini kan masih di inkubatornya itu to. Setiap sore bapak pulang kerja baru kita ke sana. Saya sama bapaknya hanya duduk di samping inkubator gitu trus kita doa. Dari situ saya dirumah aja sampai sekarang. Mau bekerja lagi tapi kata bapaknya saya biar di rumah saja supaya bisa temani Dini.

B2

Oh, nggak ada lagi pikiran buat kerja lagi bu?

Pengen sih sus, tapi gak ada izin sama bapaknya, udah bilang udah ibu di rumah aja, nggak usah kerja. Anak saya yang nomor satu sama nomor dua sudah kerja semua juga. Ya saya ngurus di rumah aja lah kalo begitu. Pengen sih kerja buat nambah-nambah

Suami tidak mengizinkan kerja diluar.

Page 54: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

B1 B1

gitu, tapi ya gimana ya, nggak dikasih, tapi malah saya senang juga karena bisa lebih fokus lah, bisa ngantar sama jemput Dini tiap hari ke sekolah. Tapi sus, biar gimanapun saya tuh kadang mikir “ saya kok nggak bisa beri apa-apa buat keluarga ya, kan udah biasa kerja ya paling sedikit ada uanglah gitu, udah nggak kerja tuh rasanya gimana gitu ya, beda pokoknya”. Kalo dulu masih ngantar tapi sekarang hanya jemput saja. Karena kalau saya minta saudara saya yang di samping ini kan dia ngantar anaknya juga ke SD Don Bosko jadi sekalian ngantar Dini ke sekolahnya. Jam 9 atau 10 gitu baru saya ke SLB jemput Dini. Gini aja kita udah sedikit repot ya, apalagi saya juga ikut kerja kan anak ini gimana ya, nggak apa-apa lah di rumah aja temani Dini.

Merasa tidak memberikan penghasilan untuk keluarga Merasa repot jika harus bekerja sambil mengurus anak

B1

Oh, jadi berhenti bekerja bukan karena mengurus Dini ya bu?

Iya salah satunya juga itu sus, karena kan semua juga kerja kasian juga Dini. Hmmm, pikir saya ya gimana ya kalau kita kerja semua nggak ada yang ngurus anak ini kan.

Berhenti bekerja agar bisa merawat anak

C6

Trus kan udah tau nih kalau Dini ngalami tunagrahita, apa yang ibu lakukan waktu itu untuk Dini?

Waktu itu ya hanya bisa ngantar si Dini ke SLB trus kan rencana mau cari guru les buat Dini. Karena Dini kadang di rumah kalau saya temani belajar suka nggak ikut sus. Makanya saya usahakan cari guru les gitu. Nah kita kan dengar-dengar kalau di sekitar sini ada tempat les gitu. Trus ada tuh di PPA namanya tuh punya orang Kristen kan. Dini kita les kan di situ dari dia kelas 3, trus situ juga ada ngajari keterampilan juga, kaya musik, jahit nggak hanya belajar baca sama tulis. Senang juga sih Dini di situ, betah dia. Ya saya juga ikut senang, karena apa ya anak saya bisa bergaul dengan orang lain, nggak minder sama orang.

Mengantar anak untuk mengikuti les, dan keterampilan seperti musik dan jahit.

Page 55: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

Jadi hanya les aja ya bu? Untuk sementara yang bisa kita buat untuk Dini itu dulu kali ya sus, gak ada orang buat antar jemput gitu. Nih ke PPA juga saya yang ngantar, karena semua kerja kan,jadi ya harus bagi waktu gitu.

B3 C1 D2

Pasti ada ya bu orang-orang disekitar yang tau keadaan Dini seperti ini kan, trus bagaimana cara ibu menyikapi cara pandang orang-orang disekitar sini atau disekolahnya Dini tentang ibu?

Hmmm…kalau teman-temannya Dini tuh ya begitu lah sus ada yang baik ya sus, ada yang nggak. Tapi, si Dini ini kan anaknya tuh Diam ya sus, maksud e kalo teman-temannya buat apa sama dia gitu nggak pernah cerita gitu lho. Nanti pas saya tungguin dia di sekolah trus ketemu teman-temannya bilang “bu tadi Dini itu dikasarin sama si ini, bekalnya diambil bu”…tapi kalau saya tanya anak saya bilang tidak di apa-apain temannya. Makanya kadang bingung juga waduh iki seng benar yang mana ya, anak saya atau anak orang. Tapi saya ya diam aja lah, kan nggak lihat sendiri takutnya malah kita nuduh sembarang gitu, kita juga nggak tahu bisa juga ana kita yang salah kan. Kecuali saya lihat langsung ya ta tegur gitu sus. Kalo Dini orangnya nggak bisa balas kalau dikasarin sama temannya, pernah to diceritakan sama temannya kalau bekalnya dia itu diambil sama teman-temannya sudah itu pada pergi ninggalin Dini. Nah anak ini nggak ngamuk atau apa itu, yo diam aja sus dia. Kalau saya sih orangnya yang penting Dini nggak dijahatin sama orang ya nggak apa-apa. Tapi untungnya disekitar sini ya teman-temannya nggak pernah mikir macam-macam, atau ngejek Dini sih nggak, karena mungkin anak ini bisa membaur sama orang ya, main sama anak-anak lain juga,makanya mereka bisa nerima gitu ya.

Anak sering diperlakukan kasar oleh teman-temannya di sekolah. Tidak cepat menegur anak lain sebelum menyelidiki masalah. Teman-teman di lingkungan tempat tinggal subjek dapat menerima anak subjek.

Page 56: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

C6

Apa yang sudah ibu usahakan untuk masa depan Dini, misalnya kegiatan apa gitu?

Kalo usaha sih apa ya sus, selama ini ya paling bantu dia waktu belajar ya, misalnya ada PR gitu temani buat kerjakan PR, latih dia di rumah buat nyuci baju, buat bantuin masak, kalo masak paling dia bantu buat bersihkan bawang atau yang ringan-ringan gitu. Sebenarnya dia ini kalau keterampilan gitu bisa sus, cuman lambatnya itu dia berpikir untuk baca tulis itu lah. Kadang ta bilangin anak cewek harus bisa nyuci baju sendiri, lipat baju, nyapu rumah, kayak gitu-gitu lah biar dia nggak cuma belajar ilmu gitu lho, tapi dia juga bisa gitu buat keterampilan atau kerja di rumah kan. Daripada sampe dewasa nanti dia nggak bisa ngapa-ngapain kalo dari sekarang dibiarkan gitu sus.

Melatih keterampilan pekerjaan rumah,karena bagi subjek anaknya tidak hanya mampu secara akademis tapi juga keterampilan.

Apa harapan ibu untuk Dini kedepannya?

Ya kalo saya sih nggak banyak harapannya sus, yang penting dia sudah bisa baca dan menulis biar bisa lanjut sekolah di sekolah yang biasa gitu, tidak di SLB trus, tapi apakah bisa sus

Subjek berharap agar anaknya dapat sekolah di sekolah normal.

C3 Oh….bisa kok bu, kalau ada perkembangan misalnya semakin lancar membaca dan menulis kemungkinan bisa ke sekolah biasa.

Iya saya kan juga selama ini mikir, Dini pasti bisa dari SD di SLB trus SMP di luar. Makanya selama ini kita usahakan supaya dia bisa baca dan nulis lancar. Tapi sejauh ini sih dia banyak kemajuan, nilainya di sekolah juga makin bagus, di rumah juga saya latih dia kerja juga sdh mulai cepat dong gitu, makanya itu yang buat saya juga yakin gitu ya kalau dia pasti bisa ke sekolah biasa.

Subjek yakin pada tingkat SMP dan selanjutnya anaknya dapat sekolah di sekolah biasa

B1

Trus bu, kan Dini beda sama kakak-kakaknya, nah apakah cara merawat atau mendampinginya beda atau sama bu?

Oh tentu beda sus, kalau mas sama mbaknya itu kan belajarnya kalau diajari sekali langsung tau apa cepatlah nangkapnya gitu, beda sama Dini. Kadang saya tuh sudah nggak sabar sus, kayak jengkel gitu lho, soalnya apa ya..kalau ada PR dari sekolah gitu ya,

Kadang jengkel ketika mendampingi anak belajar.

Page 57: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

B1

nah kita kan sudah ngasih contoh gitu hari ini, tapi besoknya pasti dia lupa lagi. Kadang-kadang karena kesal yo saya ngajarinya sambil ngomel-ngomel, “masa iki wes ngajari kemarin hari ini lupa lagi? Tapi ya mau gimana lagi ya sus, harus ekstra sabar emang. Tapi kalau dia belajar sendiri bisa sih, misalnya gini ya, ada soal terus dia kaya melengkapi gitu bisa, cuman kalo mulai mikir buat nulis yang baru gitu nggak bisa. Emang sih benar, se dibilangin sama gurunya kalo dia terlambat gitu. Kalo kakaknya yang ngajari, kalo dia nggak ngerti-ngerti yo wes kakaknya tinggal pergi aja gitu, soalnya kalau kakaknya marah dia marah balik, tapi kalo sama saya dia nurut sih, nggak berani jawab-jawab gitu. Emang beda sih ya sus, ngerawat anak kaya ini sama yang biasa tuh beda. Kalo mas sama mbaknya tuh apa ya, nggak terlalu seperti ini, ini ya harus butuh kesabaran…heheheh.

Subjek mengalami adanya perbedaan merawat anaknya yang tunagrahita dan anaknya lain.

B1

Trus bu, tadi kan kadang jengkel ya kalo Dini diajari nggak bisa-bisa. Nah apa yang ibu lakukan pas lagi jengkel itu bu?

Wah, ta tinggal pergi aja sus, kalo di situ bisa marah saya sama dia. Ya mungkin karena nggak ada bakat guru ya..hheheheh jadi nggak sabaran gitu. Ta kerjakan yang lain, kadang sambil nyoba gitu dia bisa nggak kerjakan sendiri gitu ka, eh juga nggak bisa, nanti saya ajari lagi…ya begitulah anak kaya gini ya sus, suster pernah ngajar nggak?

Subjek melakukan pekerjaan lain ketika tidak sabar mendampingi anaknya.

Udah pernah bu, tapi di Play Group sama TK

Nah suster pasti tau lah anak yang nggak mau belajar tuh gimana..angel to sus..hehehhehe

Trus bu, apa yang ibu rasakan dalam keluarga semenjak ada Dini?

Sama aja sih ya, dari sebelum ada Dini kita sama aja gitu ya, nggak yang gimana-gimana gitu ya. Kan namanya juga hidup di keluarga ya nggak senang terus

Page 58: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

B1

sus, pasti juga ada susahnya ya. Yang penting tetap komunikasi gitu ya, biar semuanya jalan gitu. Tapi kalo sama Dini ya kadang harus lebih sabar ya, karena ya begitu lah. Jujur saya sih sampe sekarang aja harus sabar gitu ya sama anak saya yang satu ini ya. Kadang suka jengkel juga ya, karena nggak bisa dibilangin, tapi ya mau gimana lagi ya, namanya juga anak gini. Bingung juga caranya hadapin Dini ki gimana?Ini juga kakak-kakaknya juga banyak mengalah, kalau nggak yah ribut mereka..hehehehe.

Subjek kadang merasa jengkel menghadapi anaknya.

Baik bu, terima kasih atas kesediannya bu.

Sama-sama suster.

Hari / Tgl : Jumat, 24 Mei 2019 Tempat : Rumah subjek Waktu : 10.00 - 11.00 WIB

B2

Terima kasih bu, sudah

menyediakan lagi waktunya

hari ini, saya mau bertanya

bagaimana sih bu reaksi

keluarga pertama kali tahu Dini

mengalami tunagrahita?

Tapi kalau mbak sama masnya tuh sempat tanya “kenapa kok adek sekolahnya di sana sama orang –orang yang kaya gitu?”. Trus ta jelasin kalau memang Dini harus di sana baru mereka ngerti gitu. Kalau bapaknya sih awal-awal emang nggak terima sih, sampai berusaha bolak-balik ke SD nya yg dulu kan, minta biar Dini tetap sekolah di sana. Kan bapaknya bilang, aaa apa, kalau dia sekolah di SLB nanti nggak berkembang gitu. Nah pas udah masuk di SLB, makin lama makin berkembang baiklah Dini nya, makanya bapaknya sdh mulai nerima lah. Trus juga biar nggak rajin ikut Dini belajar gitu, tapi kalo kita bilang apa gitu buat Dini pasti mau, suka ajarin Dini belajar doa, pokonya kalo ajak ngobrol apa gitu pasti bisa…hehehehhe. Malah saya tuh bersyukur gitu ya, ada waktu gitu mereka bisa dekat, biasanya kan Dini

Reaksi awal suami subjek adalah tidak menerima anak tunagrahita.

Page 59: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

apa-apa sama saya.

B2 Kalau keluarga besar yang lain

gimana bu?

Kalau keluarga yang lain awalnya juga sama ya, kaya aneh gitu kalo lihat Dini, tapi kan karena kita udah dekat trus mereka berani tanya, “eh kenapa anaknya mbak Aminah?”, trus ta ceritakan, baru pada ngerti. Karena kan belum ada di keluarga kita yang kaya gini ya, maksudnya anak baik-baik aja semua.

Reaksi awal keluarga besar adalah merasa aneh melihat anak subjek.

D1 B2

Siapa saja di keluarga yang ibu

rasakan sering memberi

semangat atau dukungan untuk

ibu?

Iya, hampir semua sih ya, kasi informasi gitu sih. Mungkin mereka lihat kaya ada berita di TV yang apa, kaya kumpulan anak-anak, apa kaya anak-anak kaya Dini di kasih pekerjaan, eh bukan pekerjaan, apa sih namanya, misal ada kumpulan gitu trus mereka dikasih keterampilan, hee keterampilan gitu, trus bilang ke saya gitu “Ni mestinya di ini lo, dikursusin ini, kaya terapi gitu” Ngasi tahu gitu kan, trus ada juga kan yang waktu pertama-pertama ya ngasi tahu suru berobat lah ke dokter ini, ke dokter ini. pas Dini telat jalan itu kita ngantar dia ke dokter saraf, tapi belum memang kita belum pernah kasih terapi ini itu ya, hari itu mau ke Solo katanya di sana ada, tapi kan Dini juga harus sekolah, jadi nggak bisa. Mikir mau terapi sus, banyak sih yang ngasih saran buat terapi ya, tapi mahal banget sus, kita bayar sekolahnya aja tuh udah lumayan, trus pikir saya wah kalo tambah terapi khusus mungkin nggak cukup buat dia di sekolah ya, belum kebutuhan yang lain gitu, yah seperti yang suster lihat beginilah kondisi keluarga ya, serba pas-pas. Mau terapi tapi mikir lagi biaya dari mana dan gimana gitu ya. Pertamanya kan kita juga gatau harus kemana gitu kan? Ya kalo dukungan itu kan ada berbagai macam-

Dukungan informasi dari keluarga untuk berobat dan terapi. Tidak adanya biaya untuk terapi Dukungan keluarga berupa pemberian semangat agar subjek sabar menghadapi anaknya.

Page 60: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

D1 D1 D1

macam ya sus. Ada yang secara apa ya, secara dari segi semangat lah biar saya lebih sabar dampingi Dini, gitu ya kan. Ee, kalo keluarga, kalo keluarga besar kan bisa keluarga inti, keluarga inti kan kita ya, orangtua sama anak. Tapi ternyata mereka pun biar bukan keluarga ini, mereka memperlakukan anak kita tu sama seperti anak mereka sendiri gitu lo. Jadi ga ngebeda-bedain juga gitu lo. Jadi intinya mereka ngeliat anak saya dengan anak mereka tu ga dibedain. Oh, memang, memang itu ponakan saya, ponakan saya gitu lo. Intinya mereka memperlakukan anak saya sama seperti saya buat ke anak saya, gitu. Gitu aja kan udah, udah merupakan suatu dukungan ya sus, meskipun mereka nggak ngasih secara materi..hehehehhe, nggak harus yang gede-gede. Kan ada juga meskipun keluarga ini anaknya kaya gini, ada keluarga besarnya yang ngeliat kan “ih, anaknya gitu.” Gak mau deket-deket. Nggak hanya keluarga kita yang inti kaya di rumah sekarang sih, saya bisa merasakan keluarga besar kita juga, dari bapak atau dari saya ga ada, ga ada yang ngebedain kok. Bahkan mereka sendiri kalo, kadang-kadang tanpa saya pun juga ngajak maen, ngajak pergi sama mereka, sama anak-anak mereka, gitu sih. Kalo sekarang sih, kadang kalo bapaknya harus berangkat kerja pagi, ya itu ada keponakan saya di samping biasa antar Dini ke sekolah.

Keluarga memperlakukan anak subjek seperti anak sendiri, tidak membeda-bedakan. Anak subjek sering diajak pergi bersama oleh keluarga dan mengantar ke sekolah.

Tadi di awal kan reaksi

keluarga bu, nah kalau reaksi

Kalo orang-orang sekitar sini tuh apa ya, nggak ada sih yang gimana-gimana gitu ya sus. Emang pernah sih waktu awal-awal kan kita sering ada

Page 61: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

B3 C4 D2

awal orang-orang sekitar

gimana bu?

doa bersama gitu kan, di kelompok atau ngumpul-ngumpul di RT apa RW gitu mereka ngelihatnya tuh aneh gitu ya. Kita kan bisa rasa, eh kok rasa sih, bisa lihat maksudnya orang ini ngelihatnya anek atau bukan, nah saya tuh sering ngelihat ada yang lihatnya aneh gitu ya, karena Dini kalo main kan ngomonnya nggak jelas, trus apa kaya minder gitu, misalnya main ya, nanti di ke pinggir trus lihaaaat aja anak-anak lain yang main gitu. Pokok e punya ciri khas sendiri sih ya, nah mungkin orang-orang tuh nggak pernah lihat apa mungkin lihat dan tau tapi kan kaya mau pastikan tuh mereka tanyakan langsung ke saya gitu, lho bu kenapa to anaknya kaya gitu, maksudya agak beda gitu?, eee ta jelasin lah oh kalau Dini itu gini-gini, pokoknya tak ceritakan semuanya gitu nanti mereka paham, trus oooooh gitu. Itu kan masih awal-awal ya sus, trus kan nggak lama tuh saya sering ngajak Dini ikut saya ke doa Rosario, apa doa di lingkungan gitu ketemu sama orang-orang gitu, makin lama udah biasa gitu, gak lagi kaya awal-awal yang masih agak aneh gitu. Trus sekarang juga Dini sudah biasa doa Salam Maria, Bapak Kami juga bisa dia, dia tuh senang ikut doa Rosario tuh biar bisa ikut giliran Salam Maria gitu pas gilirannya itu lho.

Reaksi awal orang sekitar adalah merasa aneh melihat anak subjek. Subjek menjelaskan keadaan anaknya yang sebenarnya jika ada yang bertanya. Lingkungan sekitar bisa menerima anak subjek

Trus bu, kan orang-orang di Apa ya, sebenarnya nggak yang besar-besar sih sus, yang penting mereka bisa terima keadaan Dini sudah

Page 62: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

D2

sekitar bisa menerima, nah apa

yang mereka lakukan sebagai

dukungan untuk ibu?

buat saya senang ya. Kalo nggak terima kan malah rasanya tuh gimana ya…hehhehe. Kadang kalau mereka ke rumah yang dicari tuh Dini, eh Dini mana? gitu. Atau nggak kan kadang kalau Dini ada PR kan nggak ikut doa, jadi saya sama bapanya aja yang pergi doa, nah nanti mereka tuh nanya, lho mbak Dininya mana? Atau mereka izinkan Dini main sama anak mereka, nggak pernah sih mereka larang. Mungkin itu sih sus yang mereka buat untuk keluarga kita. Kalo secara besar-besar sih belum ya, tapi kalau yang namanya terima semua orang apa adanya tuh saya bisa ngerasain di kelompok ini gitu. Baik banget, nggak yang jauhkan kita sih nggak.

Dukungan dari lingkungan sekitar dengan menanyakan keberadaan anaknya dan tidak melarang anak mereka untuk bermain bersama anak subjek

Kalau pas main gitu bu, apakah

Dini pernah mungkin di kasari

sama temannya?

Belum pernah sih ya, cuman kalau main trus sering rebutan apa gitu trus nangis, ya itu sih masih wajar ya namanya juga anak-anak yang main ya, cuman sekali apa dua kali ya gitu, seterusnya udah main biasa sih. Kalau Dini ini kan makin ke sini saya lihat tipenya tuh diam ya, maksudnya pas main misalnya ada yang ambil mainan dia, atau rebutan mainan nah dia itu diam gitu, nggak yang nangis-nangis lagi kaya dulu-dulu gitu. Mungkin karena dia semakin ngerti kali ya? Tapi kalau yang dikasari atau di pukul sih nggak sih.

Page 63: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

Kalau di sekolah teman-

temannya gimana bu?

Kalo di sekolah Dini baik-baik saja sih ya. Cuman ya biasa ya kalau anak-anak yang main pasti ada yang nangis atau apa gitu. Selama ini sekolah di sana sih saya belum pernah dilapori sih macam-macam, jadi nggak ada apa-apa sih. Kita belum tau sih ya kedepannya sus…kan usianya nanti bertambah pasti pergaulannya juga bertambah ya, kadang saya mikir semoga dia bergaul dengan baik-baik, nggak yang aneh-aneh gitu, jadi tugas saya sih kedepannya karena dia kan anak perempuan ya...jadi ya gitu lah, harus yang lebih waspada.

D2

Kalau dari sesama orang tua di

SLB gimana bu? Apakah saling

dukung atau gimDana?

Kalo saya tuh apa ya sus, bisa dibilang sih kurang ya relasi sama orang tua di sana. Kita ya paling ketemu pas di sana lagi nungguin anak-anak. Saya tuh dulu nungguin Dini di sekolah ya, tapi kan saya lihat makin ke sini Dini tuh makin bisa mandiri lah istilahnya, maksudnya yang ringan-ringan tuh dia udah bisa sendiri jadi kan boleh lah saya tinggal supaya dia makin bisa, maksud eee semakin mandiri. Kalau sama ibu-ibu yang nungguin sama-sama juga di sana biasanya sih ngobrol ya, biasanya cerita-cerita gitu soal ibu-ibu gitu, kaya susah senangnya di rumah, ngurusin anak ee piye. Kadang tuh apa, maksudnya kaya tukar pikiran gitu ya. Senang juga sih ya kalau bisa gitu. Nah kaya gitu-gitu kan udah termasuk dukungan gitu ya, mungkin ada cara-cara baru buat hadapi anak seperti ini, kan sama-sama punya anak seperti itu, jadi ngobrolnya lebih masuk ya.

Subjek dapat bertukar pikiran dengan sesama ibu anak tunagrahita di SLB

B1 Baik bu ini pertanyaan terakhir,

kan tadi sering ikut doa

Hehehhe… mbak eh, sus jujur ya saya itu jarang ikut kegiatan sekitar sini, sebenarnya banyak sih kegiatan, ada ibu-ibu, bapak-bapak, arisan, atau kaya

Subjek tidak aktif mengikuti kegiatan di lingkungan sekitar.

Page 64: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

lingkungan ya bu, kalo kegiatan

yang lain yang ibu ikuti di

lingkungan sini bu?

lomba-lomba gitu cuman saya memang memilih nggak mau ikut. Paling kalo bapaknya atau mbaknya di rumah mereka yang ikut, ni Dini juga ikut tuh. Cuman saya ya lebih senang buat di rumah ya, ni di rumah aja kerjanya juga lumayan. Saya jarang keluar ke arah bawah situ ya, paling di sini lah dekat sini, kan kita satu baris ini keluarga semua ini.

Oooh, baik Bu terima kasih

banyak atas sharingnya bu

Iya, sama-sama sus. Saya juga senang bisa bagi-bagi pengalaman.

Page 65: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

TRIANGULASI

Hari / Tgl : Minggu, 26 Mei 2019 Tempat : Rumah Subjek Waktu : 17.00 – 18.00 WIB

Coding Peneliti Subjek Analisis

B1

Selamat sore pak, terima kasih

sudah menyediakan waktu

untuk saya. Saya mau

bertanya pak, bagaimana

reaksi ibu saat pertama kali

tau kalo Dini penyandang

tunagrahita?

Oh reaksi pertama ibu ya…ya kaget mungkin ya sus, sedih juga karena kan nggak nyangka gitu. Nggak ketahuan juga pas dalam kandungan kan di USG Juga nggak kelihatan sus. Nah, pas bulan ke 7 ya, kok sudah ada tanda-tanda Dini mau dilahirkan gitu. Trus kita waktu itu di Rumah Sakit Karyadi, trus dokternya bilang wah ini udah harus segera dioperasi karena kan ketubannya juga udah pecah kan. trus kan dokternya bilang sudah tdk bisa dilahirkan normal karena ari-arinya sudah terpisah atau apa begitu, ya udah daripada resiko mending kita ikut kata-katanya dokter. Akhirnya setelah operasi harus di inkubator kan karena belum waktunya, Dini dulu kecil. Nah pas di inkubator kan otomatis terpisah ya dari ibunya, waktu itu ibunya di lt 1 trus Dininya di lt 2. Akhirnya ibunya pulang duluan, tiap sore saya ngantarkan ibunya ke Rumah Sakit buat nengok kan. trus lebih dari 1 bulan baru bisa pulang, trus lanjut rawat di rumah. Normal-normal aja ya, sejak kecil sampe mau ke SD itu, nah ketahuan di SD, gurunya ngeluh trus,ngeluhnya bukan dia nakal atau apa gitu ya, tapi sering ketinggalan pas pelajaran. Temannya udah di depan dia masih di belakang, dia bisa baca cuman ketinggalan, buat mikir aja lama baru nyampe. Trus anaknya juga minder, sering diapa-apain temannya tuh dia diam aja, ditanya juga nggak bisa jawab lancar. Dini ini dulu pas usia

Reaksi ibu pertama kali adalah kaget dan sedih.

Page 66: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

begitu memang susah ngomong sih, sampe mau masuk kelas satu baru bisa ngomong agak lancar, mungkin itu tadi ya yang namanya Tunagrahita. Nah pas mulai di tolah dari sekolah, itu kita ke Psikolog, waktu itu kan dengan informasi juga dari teman kalo di PPA tempatnya orang Kristen ada Psikolog memang yang untuk tes gitu. Nah pas kita tes, trus keluar hasilnya ya benar Dini memang harus sekolah di SLB. Nah, trus kita antar sekolah di SLB sampe hari ini dia tetap di sana.

B3

B3

Berapa lama waktu yang

dibutuhkan ibu untuk dapat

menerima keadaan dan

bangkit kembali dari perasaan

sedih pak?

Kalo saya bilang sih proses ya sus, kan ibunya tuh sedihnya tuh bukan hanya pas Dini ketahuan punya kelainan tapi sejak si Dini lahir sebelum pas bulannya itu. Nah kalo saya lihat sih di situ, nah baru ditambah lagi dengan dikeluarkan dari SD yang dulu, mungkin karena belum biasa ya, soalnya mas sama mbaknya Dini kan nggak seperti itu. Tapi nggak lama sih ya, kalo saya lihat sih nggak yang trus sedih trus sih nggak,udah mulai senang tuh pas Dini diterima untuk komuni pertama di gereja Karang Panas ya. Waktu itu sempat sih nggak diterima sama Romonya karena alasan di nggak bisa doa-doa gitu. Trus saya usahakan kelompok, ke lingkungan, wilayah segala macam, sampe akhirnya diizinkan boleh terima komuni sus. Saya sampe kecewa juga sih masa menyulitkan orang mau dekat ke gereja ya, kalo saya bisa milih kan saya bisa ke Kristen aja ya, tapi kan namanya ujian ya, jadi harus berusaha sampe emang kita udah nggak mampu lagi mungkin ya. Tapi puji Tuhan karena sudah dilancarkan semuanya sus.

Kesedihan subjek sejak anak dilahirkan prematur dan tidak diterima di sekolah normal. Subjek dan suami sempat kecewa ketika anak tidak diizinkan komuni pertama.

Page 67: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

C2

B1

Baik pak, trus apa yang ibu

lakukan setelah tau kalo Dini

ngalami tuangrahita?

Namanya juga anak seperti ini kita nggak bisa buat banyak ya, kan memang harus didampingi pelan-pelan. Ibunya kalo di rumah kalo yang saya perhatikan selama ini sus, yang sekarang dia udah kelas 4-5 ya kalo sebelumnya sih nggak ya, karena emang dia belum bisa ngapa-ngapain, sama sekali. Kalo sekarang ya biasanya ibunya ngajari sedikit-sedikit pekerjaan kecil di rumah, misalnya ibunya masak dia juga ikut ya mungkin dia hanya bersihkan bawang, ngajari lipat pakaian, megang nyapu buat nyapu, ya kalo saya lihat sih ada perubahan kea rah lebih baik ya. Tapi ibunya kalo temani belajar kadang nggak sabar juga ya…hehehheeh. Daripada rebut kadang mbaknya Dini yang ngajari. Kan kalo anak seperti ini kadang yang diajari kemarin, trus kita nanya lagi hari ini dia udah lupa lagi, nah itu ibunya kadang nggak sabar tuh di situ…heheheheh.

Subjek mengajari pekerjaan kecil di rumah terhadap anaknya. Subjek kadang tidak sabar mendampingi anak belajar

Selain merawat dan

mendampingi Dini di rumah

ibu ada pekerjaan lain nggak

pak?

Nggak sih ya, paling ngurus-ngurus di rumah, trus kita juga ada peliharaan juga di situ, ya nggak banyak sih tapi cukuplah…hehehehe.

Page 68: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

B2 Kalo bapak pernah damping

Dini belajar pak?

Wah kalo saya sih juju raja bisa dibilang jarang sih sus, hhehehheheh, tapi kalo misalnya jalan keluar sama Dini gitu dia minta beli kaya kartu gambar nama-nama binatang, atau matematika, atau huruf gitu ya saya rajin beli, tuh sampe setumpuk di situ, tapi sampe di rumah saya bilang itu tugas ibunya..hehehhehe. ada sih temani belajar, kadang dia tanyakan”pak ini bagaimana?” trus ta temani beljar. Cuman anak ini emang lebih dekatnya sama ibu sih ya, jadi apa-apa sama ibu sus.

Suami subjek jarang mendampingi anak belajar di rumah

B2

Oh..berarti ibu stand by di rumah ya pak buat ngurusin Dini ya pak, nggak bekerja lagi ditempat lain pak?

Iya gimana ya sus, mau kerja diluar sih saya boleh-boleh aja ya, tapi kan lihat Dini kaya gini ni saya tuh nggak tega ya kalo dia dilepas sendiri, pasti sulit ini kalo bagi waktu gimana buat kerja dengan Dini seperti ini kondisinya. Ada sih mbak sama masnya di rumah, tapi masnya ini rumahnya di belakang situ, tapi kan anak ini saya lihat dekatnya tuh sama ibunya,yang bisa ngatasi dia ya hanya ibunya gitu. Yaaa, biar ibunya marah ato jengkel gitu ya tapi kan dia kan ibu nggak mungkin kasar ato apa gitu sama anak sendiri. Kalo kerja diluar tuh rasa-rasanya susah nanti bagi waktu ya, ini mbaknya juga kerja, ada sih kakak iparnya, istri masnya tapi kan dia juga punya keluarga juga, ya udah jalan satu-satunya ibunya yang harus ngalah gitu kan pikir saya.

Suami merasa akan sulit membagi waktu mengurusi anak jika subjek ikut bekerja.

Page 69: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

D1

D1

Bagaimana reaksi keluarga

besar pas tahu keadaan Dini

seperti ini pak?

Keluarga besar aman-aman sus. Justru sering ni kalo datang ada acara di keluarga, bawakan Dini baju, atau hadiah apa gitu ya. Itu saudara yang diluar kota ya, kalo yang di sini juga nggak kenapa-kenapa sih, malah cari Dini buat main temani anak-anak mereka. Ini sebaris kita tiga rumah ini saudara semu sus, sebelah ini adek saya, yang sebelah sananya lagi adeknya ibu. Jadi ya emang sudah dekat gitu, malah sering ngantar Dini juga ke sekolah, misalnya saya berangkat kerja pagi, trus ibunya sakit merekalah yang ngantar. Baik, sangat baik sama keluarga kita. Kan ibunya nggak bisa bermotor, jadi ya gojek kalo nggak telepon aja mereka mau jemput. Apa ya, memang karena sebelum ada Dini juga kita baik-baik aja sih sus.

Keluarga dapat menerima keadaan anak subjek. Keluarga membantu untuk mengantar anak subjek ke sekolah

B3

D1

Bagaimana reaksi lingkungan

sekitar saat tau kalo Dini

menyandang tunagrahita?

Awalnya memang nggak bisa nerima ya sus, mungkin karena dia beda sendiri sama kakak-kakaknya. Kadang tanya “ kok sudah usia segini belum bisa ngomong ya?”.apa ya ya sus, saya nggak malu saya jelaskan, ta pikir ngapain saya malu, ini dari atas yang ngasih masa saya harus malu, justru saya bersyukur karena apa, nggak semua orang tua bisa dipercayakan untuk dititipkan anak seperti ini kan. Tapi lama-kelamaan bisa terima sih ya. Malah senang kalo saya bawa Dini ikut kegiatan karena mereka senang anak ini nggak nakal-nakal yang gimana gitu, lebih banyak diam sih ya. Dia tuh nakalnya di rumah, kalo diluar nggak rewel sih.

Reaksi awal lingkungan tidak menerima anak subjek. Suami menjelaskan kepada orang-orang sekitar yang bertanya tentang anaknya.

Page 70: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

D2 Kalo teman-temannya Dini

gimana pak

Teman-temannya juga baik ya, emang anak ini nggak kasar sama orang lain ya, makanya nggak kalo main sih main biasa gitu. Paling kecil-kecil ya, misalnya kaya rebutan mainan, ato nggak ngalah gitu paling pulang nangis, nanti dijelasin kalo itu bukan punya kamu baru diam. Tapi nggak yang sampe luka atau apa gitu sih nggak. Masih baik-baiklah temannya di sekolah trus disini juga.

Anak diterima oleh teman-teman main di lingkungan sekitar

C8 Bagaimana kedekatan subyek dengan anaknya

Kalo saya boleh jujur sih Dini lebih dekat sama ibunya daripada saya, hehheheh. Kalo belajar, atau ibunya kerja apa gitu sellau dia ikut. Pernah ibunya sakit trus dirawat kan 1 minggu lebih di RS di sini dia tidur sedniri. Misalnya saya mau tidur dengan dia nggak mau, malah nangis dia, lebih nyaman tidur sendiri. Mungkin ingat mamanya gitu, pernah semalaman nggak tidur, nangis aja, trus masnya juga nggak tahan lihat gitu kan, trus antar ke RS, sampe sana nggak dizinkan masuk trus pulang mereka. Karena terlalu dekat sama ibunya jadi gitu. Sampe sekarang juga kalo ada apa-apa sama ibunya, pernah mamanya sengaja nggak kasih uang jajan trus suruh “minta sana sama bapak”, baru bisa minta. Kalo nngak pasti ke ibu, malah suruh ibunya yang minta ke saya. Tapi sekarang udah sih, agak perubahan gitu, udah bisa lepas sama ibunya, sekarang bisa ke saya juga.

Subjek sangat dekat dengan anak

B1 Trus pak, ini pertanyaan

terakhir, setelah melewati

pengalaman-pengalaman tadi

bagaimana keadaan ibu saat

Kalo sekarang sih sudah baik-baik aja ya sus. Kalo sedih sih udah nggak ya, paling mungkin kadang-kadang nggak sabar ya. Nggak hanya sama Dini, misalnya ada masalah apa gitu, suka ngomel-ngomel kecil gitu..hehhehe. kalo damping Dini belajar udah lebih sabar sus, yaah kadang jengkel sih sekali-

Keadaan ibu saat ini lebih baik dari sebelumnya, tetapi kadang tidak sabar mendampingi anak

Page 71: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan

ini?

sekali..hehehhhe, tapi sudah lebih baik dari sebelumnya, mungkin karena Dini nya juga makin ke sini makin membaik ya.

Terima kasih banyak pak atas

pengalaman-pengalaman

yang dibagikan

Sama-sama sus, saya juga senang bisa ceritakan pengalaman keluarga kita, nggak pernah sih cerita sama suster-suster..hehehhe.

Page 72: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan
Page 73: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan
Page 74: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan
Page 75: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan
Page 76: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan
Page 77: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan
Page 78: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan
Page 79: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan
Page 80: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan
Page 81: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan
Page 82: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan
Page 83: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan
Page 84: Panduan wawancara subjekrepository.unika.ac.id/21026/9/15.E1.0227 MARIA YULITA...96 Panduan wawancara subjek A. Latar Belakang Subjek 1. Nama ibu 2. Usia ibu 3. Tingkat pendidikan