PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

42
PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN Oleh Titi Kolimo BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KONSERVASI DAN REHABILITASI BOGOR, 2014

Transcript of PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

Page 1: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

PANDUAN TEKNISPENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

OlehTiti Kolimo

~ BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KONSERVASI DAN REHABILITASIBOGOR, 2014

Page 2: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

PANDUAN TEKNISPENGUMPULAN HERBARIUM ROTAN

Oleh

Titi Kolimo

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KONSERVASI DAN REHABILITASIBOGaR, 2014

Page 3: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

PANDUAN TEI{NIS

PENGUMPUlAN HERBARIUM ROTAN

EditorIr. Hari Setijono, M.Sc

ISBN: 978-602-1681-28-2

Diterbitkan oleh :

Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi - BadanPenelitian dan Pengembangan KehutananJI. Gunung Botu No.5 Bogor, IndonesiaTelp : +62 (0251) 8633234Fox : +62 (0251) 8638111e-moil: [email protected]

Dicetak oleh :ev. SimpotiJI. Nuso Indoh I No. 17, BogorHP. 0812 8121372

Page 4: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

,

KATA PENGANTAR

Kekayaan hutan Indonesia tercermin dari berbagai produk hasil hutanbukan kayu (HHSK) yang dihasilkannya untuk memenuhi kebutuhanhidup manusia. Oleh karena itu tidak mengherankan jika ditemukananeka ragam tumbuhan rotan.

Salah satu studi kasus bahwa rotan yang secara alami berlimpah inidipanen dari hutan kemudian diperdagangkan di pasar lokal danberbagai penjuru dunia. Pengalaman kamimengikuti para pengumpulrotan di hutan dari berbagai daerah, pada umumnya hanyamengumpulkan batang rotannya saja.

Panduan pengenalan spesies rotan ini dibuat berdasarkan hasil-hasilpenelitian ditunjang dengan kajian pustaka, yang bertujuanmemperkenalkan cara pengenalan spesies dalam kegiatan penelitiantumbuhan rotan baik pada saat ini maupun pada waktu mendatang.Panduan ini akan bermanfaat khususnya untuk mereka yang secarateratur menemukan rotan di hutan, seperti para pelajar, petugaskehutanan, botani kawan, etno botani kawan, ekolog, ahli konservasidan perlindungan alam serta para pengelola Hutan Tanaman.

Penerbitan panduan teknis "Pengenalan Herbarium Rotan" diharapkandapat menambah dan melengkapi buku-buku tentang rotan yang sudahada dan dapat membantu memecahkan masalah rotan khususnya yangberkaitan dengan identifikasi nama ilmiah.

Kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi danRehabilitasi (PUSKONSER), penulis mengucapkan terima kasih atasbantuannya untuk menerbitkan pedoman ini. Demikian pula kepadasemua staf Sotani dan Ekologi serta staf di lapangan yang membantuterwujudnya buku panduman ini, saya mengucapkan banyak terimakasih. Semoga panduan ini sangat berguna bagi proses belajar dandapat dijadikan acuan dalam usaha pelestarian tumbuhan rotan di masadepan.

Penulis

iii

Page 5: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN
Page 6: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

,

SAMBUTAN

KEPALA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGANKONSERVASI DAN REHABILITASI

Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang MahaEsa, satu lagi hasil Riset Puslitbang Konservasi dan Rehabilitasi(PuskonseR), Badan Litbang Kehutanan telah terbit panduan teknis"Pengenalan Spesies Rotan". Oleh karena itu, saya ucapkan apresiasiatas capaian yang telah dihasilkan oleh para peneliti PuskonseR.

Dengan terbitnya panduan teknis ini diharapkan dapat menjadi referensiyang mudah dipahami dan dapat membantu untuk memecahkanpermasalahan rotan Indonesia. Khususnya yang berkaitan denganidentifikasi nama ilmiah. Rotan merupakan salah satu Hasil HutanBukan Kayu (HHBK) yang sangat prospektif, sehingga dapat dikelolasecara lestari dan bermanfaat bagi kemandirian perekonomianmasyarakat pengelolanya.

Akhirnya, feedback para pengguna terhadap Panduan teknis"Pengenalan Spesies Rotan" sangat diharapkan, sehingga panduanteknis ini bisa lebih dapat berfungsi memandu secara teknis parapengguna di lapangan

Bogor, Desember 2014

v

Page 7: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN
Page 8: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

,

DAFTAR lSI

Halaman

KATA PENGANTAR............................................................. iii

SAMBUTAN KEPALA PUSAT PENELITIAN DANPENGEMBANGAN KONSERVASI DAN REHABILITASI..... v

DAFTAR lSi.......................................................................... vii

DAFTAR GAM BAR.............................................................. viii

I. PENDAHULUAN 1

II. PENGUMPULAN HERBARIUM TUMBUHANROTAN 3

III. CARA KERJA PENGUMPULAN HERBARIUMTUMBUHAN ROTAN 4

A. Perlengkapan........................................................... 5

B. Pengumpulan tumbuhan rotan dan Catatan

lapangan 7

C. Penanganan spesimen di lapangan 12

D. Pengeringan spesimen............................................. 17

E. Identifikasi spesimen 20

F. Pembuatan koleksi herbarium 21

IV. PENYIMPANAN DAN PEMELIHARAAN 25

A. Penyusunan spesimen herbarium............................ 26

B. Penyimpanan koleksi spesimen 27

C. Pemeliharaan koleksi herbarium........ 28

DAFTAR PUSTAKA 29

vii

Page 9: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

Gambar

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Alat perlengkapan pengumpulan herbarium 62. Eksplorasi tumbuhan rotan di kawasan hutan alam...... 73. Perawakan tumbuhan rotan.......................................... 84. Spesimen herbarium dipotong lebih kurang 20-30 em.. 125. Potongan spesimen herbarium tertii............................. 136. Potongan spesimen herbarium steril........................... 137. Cara mengikat spesimen herbarium di lapangan.......... 138. Cara mengikat alat panjat di lapangan 149. Karung tempat spesimen herbarium di lapangan 1410. Cara menguliti batang rotan dari pelepah daun 1511. Cara mengikat batang rotan di lapangan.. 1512. Cara pengangkutan spesimen herbarium dan batang

rotan di Lapangan....................... 1613. Cara membungkus spesimen herbarium.............. 1614. Spesimen dalam kertas koran dan alkohol 70% 1715. Cara penggantian pembungkus spesimen herbarium.. 1816. Spesimen herbarium dipres dengan sasak bambu 1917. Alat pengering spesimen herbarium 1918. Kegiatan identitikasi spesimen herbarium 2119. Peralatan pengeplakan spesimen herbarium............... 2220. Cara menjahit spesimen herbarium.............................. 2321. Cara pengeplakan spesimen herbarium 2422. Cara penyusunan spesimen herbarium pada lembar

kertas ; .. 2423. Spesimen herbarium telah berlabel Identitikasi 2524. Koleksi spesimen herbarium telah dikelompokkan

berdasarkan alphabet................................................... 2625. Spesimen herbarium besar berlabel di susun dan di

masukkan dalam kotak....... 2726. Lemari penyimpanan koleksi herbarium rotan.............. 2727. Ruang pendingin (Freezer) koleksi spesimen

herbarium................................................................... 28

viii

Page 10: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

,

PANDUAN TEKNIS PENGUMPULANHERBARIUM ROTAN

I. PENDAHULUAN

Hutan Indonesia diklasifikasikan ke dalam hutan tropik basah.

Dalam hutan semacam ini dijumpai keanekaragaman spesies

tumbuhan yang sangat besar. Banyak diantara spesies-spesies

tumbuhan tersebut yang menghasilkan rotan yang bernilai niaga,

misalnya spesies dari marga Calamus dan Daemonorops (Uhl &

Dransfield, 1987).

Rotan merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu yang

potensial, banyak dieksploitasi karena memiliki nilai yang tinggi

dalam dunia perdagangan. Berdasarkan Peraturan Menteri

Kehutanan No.35/Menhut-II/2007 telah ditetapkan bahwa spesies

tumbuhan rotan menjadi spesies prioritas dalam

pengembangannya. Rotan adalah palem memanjat berduri yang

terdapat di daerah tropis dan sub tropis. Hasil paling penting dari

rotan yaitu batang rotan yang pelepah daunnya telah dihilangkan.

Kebanyakan batang rotan yang memasuki perdagangan dunia

dikumpulkan dari tumbuhan rotan yang tumbuh liar. Selama

berabad-abad para botanist kawan dan penjelajah telah

mengumpulkan herbarium dari seluruh Indonesia bahkan dunia.

Herbarium atau spesimen herbarium merupakan istilah yang

pertama kali digunakan oleh Turnefor pada tahun 1700 untuk

tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Herbarium

Botani dan Ekologi, Puslitbang Konservasi dan Rehabilitasi

(PUSKONSER) merupakan salah satu laboratorium herbarium

1

Page 11: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

yang mempunyai nilai sejarah penting pada zaman Koloni'al

Belanda dan juga merupakan aset Direktorat Kehutanan,

Kementerian Kehutanan. Koleksi spesimen herbarium tumbuhan

hutan oleh ilmuwan Belanda tercatat pada tahun 1913 dengan

nama kolektor Chr. Versteegh, C.J. van der Zwan, T.H. Endert,

B. de Yong, Dr den Berger, Ir. C.N.A. de Voogd dan K. Heyne.

Pada tahun 1917 koleksi spesimen herbarium Botani Hutan

berjumlah 7.124 nomor merupakan koleksi zaman kolonial

Belanda. Spesimen Herbarium Botani Hutan bernama

"Proefstation voor het Boswezen" yang telah tercantum dalam

"Index Herbariorum " dengan singkatan "BZF" dan sampai saat ini

dikenal dikalangan herbarium Internasional dengan kode

penomoran "bb" (Boschflora Buitenbezittinge) (Wardani dkk.,

2007). Koleksi spesimen herbarium Botani Hutan tersebut

merupakan satu-satunya kekayaan keanekaragaman flora hutan

Kementerian Kehutanan atau sebagai Scientific Authority

Kementerian Kehutanan.

Herbarium ini sangat penting untuk digunakan dalam kegiatan

taksonomi sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan

hierarki tingkatan tertentu, sebagai material peraga, material

penelitian, acuan identifikasi untuk pengenalan spesies rotan,

selain itu berfungsi sebagai bukti autentik perjalanan dunia

tumbuh-tumbuhan.

Dalam kegiatan pemanfaatan dan pelestarian tumbuhan rotan di

Indonesia, pengumpulan herbarium sering tidak dilakukan oleh

kebanyakan para peneliti, para usahawan, para jagawana dan

lain-lain di lapangan. Oleh karena itu, dirasakan perlunya usaha

untuk memperkenalkan .spesies tumbuhan rotan tersebut dalam

2

Page 12: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

,

kegiatan penelitian melakukan pengumpulan material herbarium

baik pada saat ini maupun pada waktu mendatang.

Meskipun kegiatan pengumpulan herbarium tidaklah sulit, namun

dalam beberapa hal caranya perlu diketahui dengan baik

sehingga tujuan pembuatan herbarium dapat tercapai. Tujuan

pengumpulan herbarium ini, untuk pengenalan atau identifikasi

spesies-spesies tumbuhan rotan yang ada di kawasan hutan

Indonesia. Dalam tulisan ini diterangkan langkah-Iangkah

kegiatan pengumpulan herbarium mulai dari penyiapan dan

perlengkapan, pengumpulan material, proses pengolahan sampai

dengan koleksi herbarium yang bertujuan untuk identifikasi.

II. PENGUMPULAN HERBARIUM TUMBUHAN ROTAN

Herbarium adalah kumpulan tumbuhan rotan kering yang dipres

dan ditempelkan pada lembaran kertas, biasanya kertas manila

yang bebas asam (Acid free) dilengkapi label gantung dengan

data yang rinci serta disimpan dalam rak-rak atau lemari besi

dalam urutan menurut aturan dimana herbarium itu disimpan.

Herbarium yang baik adalah yang memuat bagian-bagian

tumbuhan rotan yang representatif, yaitu organ-organ yang

penting untuk identifikasi.

Pengetahuan tentang spesies-spesies tumbuhan rotan yang

terdapat di dalam kawasan hutan sangatlah penting. Kegiatan

penelitian bidang kehutanan sangat bervariasi dalam

mengembangkan spesies rotan tersebut, baik dari segi biologi

maupun segi teknologi. Salah satu kegiatan yang biasa dilakukan

adalah eksplorasi atau inventarisasi, yang bertujuan untuk :

3

Page 13: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

1. Mengungkap kekayaan keanekaragaman spesies tumbuhan

rotan di suatu kawasan hutan di Indonesia

2. Mengkoleksi material herbarium spesies tumbuhan rotan

yang dijumpai dan membuat koleksi herbarium

3. Mendeskripsikan spesies tumbuhan rotan

4. Mengidentifikasi spesies tumbuhan rotan yang dijumpai

5. Menyusun kunci identifikasi spesies tumbuhan rotan yang

dijumpai

III. CARA KERJA PENGUMPULAN HERBARIUM TUMBUHAN

ROTAN

Persiapan pengumpulan herbarium rotan yang baik di lapangan

merupakan aspek penting dalam praktek pembuatan herbarium.

Spesimen herbarium yang baik harus memberikan informasi

terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti,

pelajar, jagawana dan pengelola hutan lainnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dcilam mengumpulkan tumbuhan

rotan antara lain:

• Perlengkapan

• Catatan lapangan

• Pengumpulan tumbuhan rotan

• Penanganan spesimen di lapangan

• Pengeringan spesimen

• Identifikasi spesimen

• Pembuatan herbarium

4

Page 14: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

,

A. Perlengkapan

Perlengkapan yang diperlukan disiapkan sehingga pada waktu

pengumpulan material herbarium rotan tidak dijumpai kesulitan.

Seringkali pengumpulan herbarium dilakukan di hutan yang jauh

dari tempat pemukiman. Perlengkapan yang diperlukan sebagai

berikut:

• Alat untuk mengambil material herbarium rotan, antara lain

gunting ranting, gunting kain, parang, gergaji, kater, sarung

tangan anti duri.

• Alat pembungkus material herbarium rotan, antara lain

kertas koran, karung plastik besar, kantong plastik

transparan (60 x 80 em, 40 x 60 em, 10 x 20 em), tali rafia.

• Alat pengepres material herbarium, yang berupa sasak

(bambu, kayu atau seng/aluminium bergelombang)

berukuran 35 x 50 em

• Alat tulis, yang terdiri atas label gantung (5x3 em) terbuat

dari kertas gambar yang kaku, blanko isian untuk setiap

material herbarium, buku lapangan (meneatat data lainnya),

pensil 2B, penghapus, spidol, peruncing pensil, penggaris,

selotip/lakban, dan lain-lain.

• Alat pelengkap : altimeter, kompas, pita ukur, alat

pembesar' (hand lens), GPS (Global position system),

kamera, peta lokasi, pengukur suhu dan kelembaban

udara, pengukur pH dan kelembaban tanah, perlengkapan

camping (sleeping bag, tenda), dan lain-lain.

• Bahan untuk mengawetkan material herbarium rotan

adalah alkohol 70% atau spiritus dengan ukuran lebih

kurang 1 liter untuk 5 spesimen (untuk material besar).

5

Page 15: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

IIJ ...·','illI..WJ.'Ilt, j 'rllJ.",r

Gambar 1. Alat perlengkapan pengumpulan herbarium (FotoT.Kalima)

6

Page 16: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

,

B. Pengumpulan Tumbuhan Rotan dan Catatan Lapangan

Dalam eksplorasi atau inventarisasi dilakukan pengumpulan baik

material herbarium maupun batang rotan, cara pengumpulannya

sebagai berikut :

Gambar 2. Eksplorasi tumbuhan rotan di kawasan hutan alamManokwari, Papua Sarat (Foto T. Kalima)

Bukti eksplorasi atau inventarisasi berupa data tumbuhan dan

batang rotan yang dirisalah (Steenis,1950).

7

Page 17: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

1. Mengambil foto setiap bag ian tumbuhan rotan yang penting

untuk identifikasi, misal: Habitus tumbuhannya (tunggal atau

berumpun), sistem perakaran, pepagan luar, pelepah daun,

bunga dan buah, dan sebagainya.

Gambar 3. Perawakan tumbuhan rotan, A. tumbuh tunggal, B. tumbuhberumpun, C. perakaran rumpun, D. batang bercabang(Fete T.Kalima)

8

Page 18: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

,

2. Mengambil material herbarium, dianjurkan seluruh bagian

tumbuhan rotan dikoleksi baik pelepah daun yang berbunga

dan berbuah lebih diutamakan (herbarium fertil) maupun

material herbarium tanpa bunga dan buah (herbarium steril).

Koleksi steril ini berguna sebagai catatan kehadiran spesies

rotan karena rotan memiliki banyak tampilan yang informatif

pada pelepah daun tersebut mempunyai karakter penting

untuk identifikasi spesies rotan.

3. Pembuatan herbarium sampai dengan mounting

4. Menyusun deskripsi setiap spesies tumbuhan rotan yang

dijumpai

5. Mengidentifikasi spesies tumbuhan rotan yang dijumpai

6. Menyusun kunci identifikasi

Apabila pengumpulan material herbarium rotan untuk keperluan

dokumentasi ilmiah, dianjurkan agar dibuat material herbarium

fertil dan untuk setiap nomor koleksi agar dibuat beberapa

spesimen sebagai duplikatnya (3-5 spesimen).

Untuk membuat herbarium tumbuhan rotan ini sangat sulit

dikumpulkan karena selain berdaun majemuk bersirip yang

panjangnya lebih dari 1 m, bahkan ada yang mencapai 4,5 m

termasuk sirus, misalnya rotan Manau (Calamus manan Miquel),

disertakan pula batang dan pelepah daunnya yang banyak

durinya. Sirus adalah organ panjat yang dikembangkan dari

perpanjangan daun. Beberapa spesies rotan tidak memiliki sirus

pada perpanjangan daun, namun mempunyai sulur berduri pada

bag ian pelepah yang dinamakan flagela yang panjangnya dapat

mencapai lebih dari 6 m seperti spesies rotan Seuti (Calamus

ornatus Blume). Flagela adalah alat panjat yang dikembangkan

dari perbungaan yang termodifikasi, tumbuh pada pelepah daun.

9

Page 19: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

Selain material herbarium rotan harus lengkap, juga batang rotan

dikumpulkan guna keperluan analisis sifat dasar untuk

pemanfaatan rotan yang berkelanjutan dan dikoleksi di

laboratorium anatomi Pusat Penelitian dan Pengembangan

Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

(Pustekolah). Disamping itu, perlu diperhatikan pula pada saat

pengumpulan material herbarium dan batang harus dilakukan

pencatatan data habitus tumbuhan rotannya, lokasi, tempat

tumbuh, ketinggian tempat, dan sebagainya. Apabila material

herbarium tanpa catatan tumbuhannya dianggap sangat tidak

ada artinya. Bersamaan dengan pencatatan identitas tumbuhan,

perlu dibuat label gantung yang. diikatkan pada material

herbarium. Satu label untuk satu spesimen.

Pada setiap label gantung ditulis :

1. Kolektor (pengumpul) : diisi Kode (singkatan nama)

2. Nomor koleksi

3. Nama lokal (nama daerah) tumbuhan yang dikumpulkan

4. Lokasi pengumpulan

5. Tanggal pengumpulan

Dalam penulisan label gantung dianjurkan menggunakan pensil

2B, supaya tulisan tidak larut bila kena siraman alkohol ataupun

spiritus.

Selain itu, keterangan lain tentang tumbuhan rotan yang

dikumpulkan berisi keterangan tentang ciri-ciri tumbuhan

tersebut, misalnya warna pelepah daun, warna duri dll, dicatat

pada buku catatan khusus atau pada blangko isian yang telah

disiapkan dan disesuaikan dengan nomor material herbarium,

dapat dilihat pada blangko dibawah.

10

Page 20: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

bercabang / tidak.....

Diameter tanpa pelepah: ....•

,

Blanko pengenalan spesies rotan di lapangan

Kolektor Nomor Kolektor: Tanggal: .

Nama daerah : Lokasi: .

1. Satang: Tunggal / berumpun

Diameter dengan pelepah :

Panjang ruas: ....

Permukaan : licin / kasar Warna permukaan:

2. Pelepah daun: warna:.... Duri ada/ tidak

Kerapatan duri : .... Bentuk duri: .....

Panjang duri: Warna duri: .

Susunan duri: .

Permukaan pelepah daun : indumentum ada/tidak, warna: .

berusuk ada/tidak, warna:

Panjang daun : Panjang sirus: .

Tangkai daun ada I tidak. Panjang tangkai daun: .

Duri tangkai ada I tidak . Ukuran duri tunggall kelompok

Bentuk anak daun: .....Pinggir anak daun :rata I srip ikan

Susunan anak daun : menyirip teratur I berkelompok

Panjang anak daun : Lebar anak daun: .

Urat memanjang : jelas I tidak. Jumlah urat daun: .

Permukaan anak daun: berbulu/berambut/indumentum Ilicini berduri

Rakis: berduri I tidak Susunan duri : tunggal/kelompok

3. Lutut: Jelas I tidak jelas I sangat jelas

Duri : ada I ~idak Susunan duri : tersebarl kelompok

Bentuk duri : .

Ukuran duri : .

4. Okrea: jelas I tidak jelas Isangat jelas

Panjang okrea: Bentuk okrea: .

5. Organ panjat : sirus I flagela

Panjang sirus: Susunan duri pada sirus : .

Panjang flagela: Susunan duri pada flagela: .

6. Perbungaan: ada I tidak. Jantan I betina

Panjang perbungaan: Jumlah braktea: .

11

Page 21: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

12

Gambar 4. A. Spesimen herbarium setelah ditebang, B. Spesimenherbarium dipotong lebih kurang 20-30 em (Foto T. Kalima)

Diameter buah: .

c. Penanganan Spesimen di Lapangan

Penanganan spesimen di lapangan (Iokasi pengumpulan) disebut

penanganan seeara basah. Setelah spesimen herbarium

dipotong-potong berukuran lebih kurang 20-30 em, helaian anak

daun dipotong pada salah satu sisi rakis, diberi label (etiket

gantung) dan diikat, kemudian spesimen herbarium dimasukkan

ke dalam karung plastik, untuk selanjutnya dilakukan

pengumpulan lagi dan seterusnya.

7. Buah: ada I tidak

Buah masak / belum masak

Perintah ada / tidak

Ukuran panjang buah: ...

Warna sisik : .........

Catatan lain:

Page 22: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

,

Page 23: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

Gambar 5. Pengumpulan spesimen herbarium fertil (Fata T. Kalima)

Gambar 6. Pengumpulan spesimen herbarium steril (Fata T. Kalima)

Gambar 7. Cara mengikat spesimen herbarium di lapangan: A. Helaiananak daun pada satu sisi rakis dipatang, 8. Spesimenherbarium diberi label dan diikat (Fata T. Kalima)

13

Page 24: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

Gambar 8. Cara mengikat alat panjat di lapangan: A. alat panjat sirus,B. Buah dilipat sekecil mungkin, C. Mengikat alat panjatflagela (Fete T. Kalima)

Gambar 9. Spesimen herbarium sudah diikat dimasukkan ke dalamkarung plastik (Fete T. Kalima)

14

Page 25: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

Penanganan spesimen batang rotan di lapangan (Iokasi

pengumpulan) disebut penanganan secara basah. Setelah

spesimen batang ditebang dan dikupas atau dikuliti pelepah

daunnya, kemudian dipotong-potong berukuran lebih kurang 400

cm (diameter besar) sebanyak 10 batang atau lebih, untuk yang

berdiameter kecil cukup digulung, diberi label (etiket gantung),

diikat dan disimpan, untuk selanjutnya dilakukan pengumpulan

lagi dan seterusnya. Setelah selesai diangkut ke tempat base

camp.

Gambar 10.Menguliti batang rotan dari pelepah daun (Foto 1. Kalima)

Gambar 11. Cara mengikat batang rotan : A. Satang rotan keeildigulung; S. Satang rotan besar di ikat (Foto 1. Kalima)

15

Page 26: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

Gambar 12. Pengangkutan specimen herbarium dan batang rotan(Foto T. Kalima)

Spesimen harbarium di dalam karung plastik dikeluarkan,

kemudian dibungkus satu persatu ke dalam lipatan kertas koran.

Dianjurkan agar satu spesimen herbarium terdiri atas beberapa

lipatan kertas karena spesimen herbarium rotan terlalu besar dan

berduri.

Gambar 13. Cara membungkus spesimen harbarium ke dalam IipatanKertas Koran (Foto T. Kalima)

16

Page 27: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

,

Selanjutnya, lipatan kertas koran berisi spesimen herbarium

tersebut dimasukkan ke kantong plastik (40 x 60 em) dan disiram

dengan alkohol 70% atau spiritus hingga seluruh bag ian

spesimen tersiram seeara merata, kemudian kantong plastik

ditutup rapat dengan hekter atau selotif supaya alkohol atau

spiritus tidak menguap ke luar kantong. Spesimen harbarium di

dalam kantong plastik yang sudah disiram alkohol atau spiritus

tersebut dapat disimpan selama beberapa hari, menunggu

pekerjaan di lapangan selesai, atau siap dikirim ke tempat tujuan

identifikasi atau dokumentasi.

Gambar 14. Spesimen herbarium dalam kertas koran: A. Tumpukanspesimen herbarium didalam lipatan kertas koran, B.Spesimen herbarium telah diberi alkohol/spiritus (Foto T.Kalir:'a)

D. Pengeringan Spesimen di Tempat Koleksi Herbarium

(Laboratorium)

Proses pengeringan spesimen dapat dilakukan dengan beberapa

eara yaitu: panas matahari, menggunakan kayu bakar, arang dan

dengan listrikloven.

17

Page 28: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

Proses pengeringan adalah sebagai berikut:

1. Seluruh spesimen dari lapangan dikeluarkan dari kantong

plastik (telah diberi alkohol) dan bila perlu kertas korannya

diganti dengan kertas koran baru, kemudian dirapikan.

Gambar 15. Cara penggantian pembungkus spesirnen herbariumrotan: A dan B. Spesimen pelapah daun, C. Spesimenperbungaan, D. Spesimen buah rotan (Foto T. Kalima)

Selanjutnya, tumpukan 2 - 5 spesimen dipres bagian atas dan

bawah dengan penekan karton atau aluminium bergelombang di

dalam sasak ukuran 35 x 50 em. Kemudian sasak berisi

18

Page 29: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

,

spesimen herbarium rotan tersebut dimasukkan ke dalam oven

dengan suhu ± 700e selama ± selama 7-10 hari (sampai betul­

betul kering) atau tungku pengering atau dijemur dibawah sinar

matahari sampai spesimen herbarium menjadi kering.

Gambar 16. Spesimen herbarium dipres dengan sasak bambu(Foto T. Kalima)

Gambar 17. Alat pengering spesimen herbarium: A. Oven pengeringspesimen herbarium, B. Sasak berisi spesimen herbariumrotan masuk dalam oven pengering (Foto T. Kalima)

19

Page 30: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

2. Spesimen herbarium yang sudah kering diidentifikasi nama

botani atau nama ilmiahnya. Hasil identifikasi ini ditulis pada

label identifikasi yang telah disiapkan. Dalam hal ini, perlu

diperhatikan agar nomor koleksi yang ditulis pada label

identifikasi sesuai dengan nomor koleksi pada label gantung.

E. Identifikasi Spesimen Herbarium

1. Bertanya kepada seorang ahli identifikasi tumbuhan rotan

2. Membandingkan contoh tumbuhan rotan yang dijumpai di

lapangan dengan contoh spesimen yang tersedia di

Herbarium yang telah diberi nama dengan tepat oleh ahli

taksonomi tumbuhan

3. Membandingkan atau menyamakan tumbuhan yang ingin

diketahui (deskripsi) dengan gambar-gambar yang ada

dalam buku pustaka.

4. Dengan pertolongan kunci identifikasi yang terdapat

dalam buku Manual, misalnya Semenanjung Malaya

(Dransfield, 1979), Sabah (Dransfield, 1984b), Sarawak

(Dransfield, 1992), Papua Nugini (John & Taurereko,

1989a, 1989b; Johns & Zibe, 1989), India (Basu, 1992),

Sulawesi (Rustiami, 2011).

20

Page 31: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

,

Gambar 18. Kegiatan identifikasi (Fata T. Kalima)

F. Pembuatan Koleksi Herbarium

Terkumpulnya cantoh spesimen tumbuhan beserta informasi

penting lainnya yang berkaitan dengan spesies rotan tersebut,

. yang nantinya dapat digunakan sebagai database guna

memonitor kondisinya secara periodik dari waktu ke waktu.

Koleksi herbarium memiliki beberapa manfaat/kegunaan

diantaranya adalah :

1. Sebagai database yang dapat digunakan untuk acuan

identifikasi.

2. Sebagai bahan informasi baik bagi petugas maupun

pengunjung dan pihak lain yang memerlukan.

3. Merupakan salah satu bahan interpretasi ekowisata dan

pendidikan lingkungan terutama untuk pengenalan spesies­

spesies tumbuhan.

21

Page 32: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

F.1. Bahan dan peralatan :

• Kertas putih tidak mengkilap berat 300 gr/m2 atau 600

gr/m2 , bebas asam (acid free paper) berukuran 40 x 30

em atau 43 x 30 em,

• Kertas sampul spesies, bebas asam (acid free paper),

lebih tipis berukuran 40 x 62 em

• Kertas berwarna untuk sampul marga, bebas asam

(acid free paper), lebih tebal berukuran 40 x 64 em

• Kertas putih tipis untuk amplap, bebas asam (acid free

paper)

• Katak dari kardus berukuran 50 x 30 em

• Selatip, lem, alat pensil dan tinta (tidak luntur), jarum

layar dan benang sepatu, peralatan plak (gunting,

pinset, seapel, jarum penusuk, kwas, dan lain-lain)

Gambar 19. Peralatan pengeplakan spesimen herbarium (Fata M.

Wardani dalam Wardani et al., 2004)

22

Page 33: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

,

F.2. Peletakan spesimen herbarium pada kertas plak

• Material di letakkan di tengah kertas, seimbang

pelepah daun - anak daun - sirus - flagela - bunga ­

buah

• Helaian anak daun menghadap kearah dua permukaan

• Material yang ukurannya melebihi kertas -7 dipotong

atau dilipat

• Material yang besar dipotong menjadi beberapa bagian

(3 bagian) : dalam pengeplakan ditulis -7 Sheet 1 of 3,

Sheet 2 of 3, Sheet 3 of 3, dan seterusnya.

F.3. Pengeplakan dengan cara menjahit (Djarwaningsih et.a/.,

1999 da/am Wardani et a/., 2004)

~ ~enallg

,...,=1:}1 ill _K"'" pi"

// r:IIkat kc SISI bal8l1g ~

Gambar 20. Cara menjahit spesimen herbarium A.Teknik menjahit, B.. Tali simpul

F.4. Pengeplakan spesimen herbarium (Mounting)

• Spesimen yang sudah kering dijahit atau dilem di atas

kertas yang kuat atau tidak cepat rusak (untuk pelepah

daun yang kecil), pelepah daun besar (kertas

karton/kotak)

23

Page 34: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

• Untuk tumbuhan rotan yang organnya besar, 1

spesimen dimounting pada beberapa lembar kertas

Gambar 21. Cara pengeplakan spesimen herbarium : A. Pengeplakanpelepah daun, B. Pengeplakan pelepah & buah (Foto T.Kalima)

Gambar 22. Penyusunan' spesimen mounting pada beberapa lembarkertas: A. Sheet 1, B. Sheet 2 (Foto T. Kalima)

24

Page 35: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

,

F.5. Labeling

. • Label yang berisi keterangan-keterangan tentang

tumbuhan tersebut diletakkan di sudut kiri bawah atau

sudut kanan bawah

Gambar 23. Spesimen herbarium telah diplak dan berlabelldentifikasi(Fata T. Kalima)

IV. PENYIMPANAN DAN PEMELIHARAAN

Pembuatan herbarium bertujuan selain untuk keperluan

identifikasi juga untuk dakumentasi. Nilai suatu koleksi akan

semakin tinggi apabila penyimpanan dan pemeliharaannya

semakin sempurna. Tempat penyimpanan koleksi herbarium

harus diatur sedemikian rupa sehingga keadaan ruangan tidak

pengap, terang dan menyenangkan bagi petugas atau bagi para

25

Page 36: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

ahli botani yang bekerja dengan spesimen herbarium. Tempat

penyimpanan koleksi herbarium dapat berupa kotak (tromol)

yang terbuat dari seng, aluminium, triplek atau karton tebal,

lemari yang dilengkapi dengan rak-rak (Sutisna dkk., 1998).

A. Penyusunan Spesimen Herbarium

Spesimen herbarium yang telah diplak dan berlabel

identifikasi, dikelompokkan secara alfabetik famili, marga,

species, sehingga memudahkan bagi pengguna. Setiap

kelompok spesimen dalam tiap spesies tersebut dibungkus

dengan kertas karton manila atau stop map kemudian

dimasukkan dalam kantong plastik. Pada setiap bungkusan

dicantumkan nama spesies dan nomor-nomor koleksi yang

ada di dalamnya (Sutisna dkk., 1998).

Gambar 24. Koleksi spesimen herbarium telah dikelompokkanberdasarkan alphabet (Foto T. Kalima)

26

Page 37: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

,

Gambar 25. Spesimen herbarium besar berlabel disusun dandimasukkan dalam kotak (Foto T. Kalima)

B. Penyimpanan Koleksi Spesimen

Setelah spesimen koleksi dibungkus dengan stop map

(genus folder) yang sudah dilengkapi dengan nama famili,

nama marga dan nama spesies. Selanjutnya dimasukkan

lagi ke dalam kantong plastik atau kotak kemudian

disimpan di tempat penyimpan yaitu lemari yang tidak

mudah terserang hama atau jamur, rapi, bersih, udara

dalam ruangan tidak lembab dan tidak langsung

berhubungan dengan luar ruangan.

Gambar 26. Lemari penyimpanan kotak koleksi disusun secara alfabetikfamili, marga, dan spesies (Foto T. Kalima)

27

Page 38: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

C. Pemeliharaan koleksi herbarium

Pemeliharaan koleksi herbarium dilakukan dengan 2 cara:

1. Pencegahan hama:1.1. Pencegahan dilakukan dengan kapur barus,

sublimat.

1.2. Pengasapan atau peracunan (fumigasi):

• Sebelum memasukkan spesimen ke herbarium

terlebih dahulu harus diasap dengan carbon

bisulfida dalam ruangan tertentu.

• Metode lain dapat dilakukan denganmenambahkan kristal paradi- klorobenzen.

• Umumnya koleksi-koleksi herbarium melakukan

fumigasi dengan interval 1, 2, 3 tahun.

• Umumnya spesimen disusun ke dalam kotak

atau lemari khusus berdasarkan alphabet

• Spesimen herbarium yang terbungkus

dimasukkan ke dalam ruang pendingin (freezer)

pada suhu -30°C selama 72 jam dilakukan

setiap 6 bulan sekali. Pemeliharaan cara ini

sampai sekarang belum dilakukan karena

kurangnya SOM.

28

Page 39: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

,

Gambar 27. Ruang pendingin (Freezer) koleksi spesimen herbarium(Foto T. Kalima)

2. Pengeplakan ulang (Remounting):Memperbaiki koleksi spesimen herbarium yang sudahrusak, kertas alasnya sudah usang atau lapuk

DAFTAR PUSTAKA

Dransfield, J. 1979. A manual of the rattans of the Malay Peninsula.Malayan Forest Records NO.29. Forest Department, KualaLumpur.

Dransfield, J. 1984b. The rattans of Sabah. Sabah Forest Records 13.Forest Department, Sabah, Sandakan.

Dransfield, J. 1992. The rattans of Sarawak. Royal Botanic Gardens,Kew & Sarawak Forest Department, Kucing, Sarawak.

John, R& Taurereko, R 1989a. A preliminary checklist of thecollections of Calamus and Daemonorops from the Papuasianregion. Rattan Research Report 1989/2.

John, R & Taurereko,R 1989b. A guide to the collection and fielddescription of Calamus (Palmae) from Papuasia. RattanResearch Report 1989/3.

29

Page 40: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

Johns, R. & Zibe, S. 1989. A checklist of the species of Calamus andKorthalsia in Papuasia. Rattan Research Report 1989/1.

Basu, S.K.1992. Rattans (Canes) in India. A. monographic revision.Rattan Information Centre, Kepong, Malaysia.

Rustiami, H. 2011. Revision of Calamus and Oaermonorops(Arecaceae) in Sulawesi. School of postgraduate study. BogorAgricultural University. Tidak diterbitkan.

Sutisna, U; T Kalima; dan Purnadjaja. 1998. Pedoman PengenalanPohon Hutan di Indonesia. Yayasan PROSEA Bogor. PusatOiklat Pegawai dan SOM kehutanan, Bogor.

Wardani, M; U. Sutisna dan T Kalima. 2004. Panduan teknik koleksiherbarium flora pohon hutan. Info Hutan, Vol 1 No.1. PusatPenelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam,Bogor.

Wardani, M; T Kalima, dan TSetyawati. 2007. Pengelolaan KoleksiHerbarium. Proposal Kegiatan Penelitian. Pusat Penelitian danPengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Bogor.

Uhl, N.W. & J.Oransfield, 1987. Genera palmarum: a classification ofpalms based on the work of H.E. Moore, Jr.L.H. Bailey Hortorium& The International Palm Sociaty, Lawrence, Kansas, UnitedStates.

Van Steenis, C.G.G.J. 1950. Malaysian plant collectors andcollections Flora Malesiana Vol. 1. Noordhoff-Kolff, Djakarta.

30

Page 41: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN
Page 42: PANDUAN TEKNIS PENGUMPULAN HERBARUM ROTAN

ISBN 978-602-1681-28-2

911111lJIJII1JIIII1 ij ll~ll ~II