Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri

20
Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri – TIP UNLAM 2011 Panduan Praktikum Mikrobiologi industri FERMENTASI ALKOHOL Tujuan Praktikum Tujuan dari pelaksanaan praktikum Matakuliah Mikrobiologi Industri dengan judul Fermentasi 1. Mahasiswa memahami mekanisme / proses terjadinya fermentasi alkohol 2. Mahasiswa memahami cara analisa kadar alkohol 3. Mahasiswa mengetahui manfaat alkohol dalam perspektif industri Tinjauan Pustaka Teknologi dalam pengolahan produk pangan adalah salah satu alternatif untuk meningkatkan nilai tambah pada sebuah produk pangan yang diharapkan akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Teknologi pengolahan produk pangan sudah dikenal puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu, salah satu yang sangat dikenal teknologi pengolahan produk pangan adalah teknologi fermentasi. Fermantasi Fermentasi adalah proses perubahan senyawa-senyawa kompleks dari suatu bahan menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan disertai bau yang khas oleh aktivitas mikroba halofilik. Secara istilah fermentasi dapat diartikan sebagai proses penguraian gula menjadi alkohol dan karbondioksida yang disebabkan oleh aktivitas sel-sel khamir yang tumbuh dan berkembang biak dengan cairan (Said, 1987). Fermentasi ini dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba penyebab fermentasi pada substrat yang sesuai. Terjadinya fermentasi ini dapat menyebabkan perubahan bahan pangan, sehingga akibat dari pemecahan bahan pangan kandungan bahan pangan tersebut, misalnya aroma alkohol dan asam pada peuyeum (tape). Cara pengawetan pangan dengan proses fermentasi adalah memperbanyak jumlah mikroba dan membiakkan metabolisme dalam makanan (Winarno, 2004). Istilah fermentasi pada awalnya digunakan pada proses pemecahan molekul gula yang kemudian berubah menjadi senyawa alkohol dan alan.dwi.wibowo.docs Page 1

Transcript of Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri

Page 1: Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri

Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri – TIP UNLAM 2011

Panduan Praktikum Mikrobiologi industri

FERMENTASI ALKOHOL

Tujuan PraktikumTujuan dari pelaksanaan praktikum Matakuliah Mikrobiologi Industri dengan judul Fermentasi

1. Mahasiswa memahami mekanisme / proses terjadinya fermentasi alkohol2. Mahasiswa memahami cara analisa kadar alkohol3. Mahasiswa mengetahui manfaat alkohol dalam perspektif industri

Tinjauan PustakaTeknologi dalam pengolahan produk pangan adalah salah satu alternatif untuk meningkatkan nilai tambah pada sebuah produk pangan yang diharapkan akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Teknologi pengolahan produk pangan sudah dikenal puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu, salah satu yang sangat dikenal teknologi pengolahan produk pangan adalah teknologi fermentasi.

FermantasiFermentasi adalah proses perubahan senyawa-senyawa kompleks dari suatu bahan menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan disertai bau yang khas oleh aktivitas mikroba halofilik. Secara istilah fermentasi dapat diartikan sebagai proses penguraian gula menjadi alkohol dan karbondioksida yang disebabkan oleh aktivitas sel-sel khamir yang tumbuh dan berkembang biak dengan cairan (Said, 1987).

Fermentasi ini dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba penyebab fermentasi pada substrat yang sesuai. Terjadinya fermentasi ini dapat menyebabkan perubahan bahan pangan, sehingga akibat dari pemecahan bahan pangan kandungan bahan pangan tersebut, misalnya aroma alkohol dan asam pada peuyeum (tape). Cara pengawetan pangan dengan proses fermentasi adalah memperbanyak jumlah mikroba dan membiakkan metabolisme dalam makanan (Winarno, 2004).

Istilah fermentasi pada awalnya digunakan pada proses pemecahan molekul gula yang kemudian berubah menjadi senyawa alkohol dan karbondioksida (CO2), namun sekarang istilah fermentasi tidak hanya digunakan pada substrat gula saja tetapi juga digunakan pada bahan lain yang mampu menghasilkan senyawa alkohol dan karbondioksida. Gula kompleks umumnya pada produk pangan dikenal dengan istilah karbohidrat dan pati, karbohidrat atau pati terdiri dari berbagai macam molekul gula yang terdiri dari monosakarida, disakarida, dan polisakarida.

Bahan-bahan yang mengandung monosakarida langsung dapat difermentasi, tetapi jika bentuk molekulnya masih berupa disakarida atau polisakarida maka molekul tersebut harus dihidrolisis terlebih dahulu agar menjadi molekul monosakarida yang kemudian dapat dilanjutkan pada proses fermentasi. Secara diagram kimia proses terjadinya fermentasi disajikan pada Gambar 1.

alan.dwi.wibowo.docs Page 1

Page 2: Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri

Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri – TIP UNLAM 2011

Gambar 1. Proses Fermentasi

Dalam proses fermentasi juga akan dihasilkan produk sampingan yaitu berupa giserol, asam laktat, asam asetat asetaldehid, dan 2,3 butilen glikol. Protein pada substrat akan diubah oleh enzim lipase menjadi asam lemak, dan asam lemak ini akan bereaksi dengan alkohol menjadi ester, dimana ester inilah yang menjadi aroma dan flavor (Said, 1987).

Fermentasi menghasilkan senyawa asam dan alkohol yang dapat mencegah pertumbuhan mikroba yang memiliki sifat toksik dalam makanan, contohnya Clostridium botulinum yang pada pH 4,6 dapat tumbuh membentuk toksik. Makanan-makanan yang telah mengalami fermentasi biasanya mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan dasarnya. Hal ini disebabkan karena mikroorganisme yang bersifat katabolik dalam memecah komponen kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Mikroba fermentatif juga dapat menghasilkan beberapa vitamin kompleks dan faktor-faktor pertumbuhan lainnya, misalnya produk dari beberapa vitamin seperti riboflavin, vitamin B12, dan proviatmin A (Winarno, 2004).

Hasil fermentasi dipengaru oleh beberapa faktor diantaranya adalah jenis pangan (substrat) itu sendiri, macam mikroba dan kondisi disekelilingnya (suhu, oksigen, pH, gram, dsb) yang dapat mempengaruhi pertumbuhan serta metabolisme mikroba tersebut (Wianrno, 2004).

AlkoholAlkohol merubapakan bahan alami yang didapatkan dari proses fermentasi, yang banyak ditemui pada produk bir, anggur, spiritus, dan sebagainya. Sebutan alkohol biasanya diartikan sebagai senyawa etil alkohol / etanol (C2H5OH), memiliki karakteristik sebagai berikut, densitas 0,78508 g/ml pada suhu 25oC, titik didih 78,4oC, berat molekul 46, tidak berwarna dan mempunyai bau serta rasa yang sangat khas.

Etanol yang nama lainnya aethanolum, etil alcohol, adalah cairan yang bening, tidak berwarna, mudah mengalir, mudah menguap, mudah terbakar, higroskopik dengan karakteristik bau spiritus dan rasa membakar, mudah terbakar dengan api biru tanpa asap. Campur dengan air, kloroform, eter, gliserol, dan hampir semua pelarut organik lainnya. Penyimpanan pada suhu 8 -15 °C, jauh dari api dalam wadah kedap udara dan dilindungi dari cahaya. Bahan ini dapat memabukkan jika diminum. Etanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah C2H5OH atau rumus empiris C2H6O (Mardoni, dkk., 2007).

Etanol dapat dibuat dengan beberapa cara sebagai berikut:1. Etanol untuk konsumsi umumnya dihasilkan dengan proses fermentasi atau peragian bahan

makanan yang mengandung pati atau karbohidrat seperti beras, dan umbi. Alkohol yang dihasilkan dari proses fermentasi biasanya berkadar rendah. Untuk mendapatkan alkohol dengan kadar yang lebih tinggi diperlukan proses pemurnian melalui penyulingan atau

alan.dwi.wibowo.docs Page 2

Page 3: Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri

Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri – TIP UNLAM 2011

destilasi. Etanol untuk keperluan industri dalam skala lebih besar dihasilkan dari fermentasi tetes, yaitu hasil samping dalam industri gula tebu atau gula bit.

2. Melalui sintesa kimia yaitu antara reaksi gas etilen dan uap air dengan asam sebagai katalis. Katalis yang dipakai misalnya asam fosfat. Asam sulfat dapat juga dipakai sebagai katalis, namun dewasa ini sudah jarang dipakai.

RagiMenurut Buckle et.all. (1985) proses fermentasi merupakan hasil kegiatan beberapa jenis mikroorganisme yang memfermentasi bahan pangan, untuk menghasilkan perubahan yang diinginkan dapat dibedakan dari mikroorganismemikroorganisme yang menyebabkan kerusakan dan penyakit yang ditularkan melalui makanan. Dari mikroorganisme-mikroorganisme yang paling penting adalah bakteri pembenbentuk asam laktat, bakteri pembentuk asam asetat dan beberapa jenis khamir penghasil alkohol.

Ragi tape adalah bahan yang dapart digunakan dalam pembuatan tape, baik dari singkong dan beras ketan. Menurut Dwijoseputro dalam Tarigan (1988) ragi tape merupakan populasi campuran yang tediri dari spesies-spesies genus Aspergilius, Saccharomyces, Candida, Hansenulla, dan bakteri Acetobacter. Genus tersebut hidup bersama-sama secara sinergis. Aspergillus menyederhanakan tepung menjadi glukosa serta memproduksi enzim glukoamilase yang akan memecah pati dengan mengeluarkan unit-unit glukosa, sedangkan Saccharomyces, Candida dan Hansenulla dapat menguraikan gula menjadi alkohol dan bermacam-macam zat organik lain sementara itu Acetobacter dapat merombak alkohol menjadi asam. Beberapa jenis jamur juga terdapat dalam ragi tape, antara lain Chlamydomucor oryzae, Mucor sp, dan Rhizopus sp.

Menurut Wanto dan Arif Subagyo dalam Maimuna, S (2004) Khamir merupakan fungi bersel tunggal sederhana, kebanyakan bersifat saprofitik dan biasanya terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang mengandung karbohidrat. Khamir dapat diisolasi dari tanah yang berasal dari kebun anggur, kebun buahbuahan dan biasanya khamir berada di dalam cairan yang mengandung gula, seperti cairan buah, madu, sirup, dan sebagainnya. Bentuk sel khamir biasanya bulat, oval, dan biasanya tidak mempunyai flagella. Pada umumnya khamir berkembang biak dengan bertunas, membelah diri dan pembentukan spora. Sel-sel khamir mempunyai lapisan dinding luar yang terdiri dari polisakarida kompleks dan di dalamnya terletak membran sel. Khamir dapat tumbuh dalam media cair dan padat. Pembelahan sel terjadi secara aseksual dengan pembentukan tunas, suatu proses yang merupakan sifat khas dari khamir (Buckle et.all., 1985).

Jenis khamir yang biasanya dipakai dalam indutri fermentasi alkohol adalah jenis Saccharomyces cereviseae. Saccharomyces cereviseae adalah jenis khamir utama yang berperan dalam produksi minuman beralkohol seperti bir, anggur, dan juga digunakan untuk fermentasi adonan dalam perusahaan roti dan fermentasi tape. Kultur yang dipilih harus dapat tumbuh dengan baik dan mempunyai toleransi yang tinggi terhadap alkohol serta mampu menghasilkan alkohol dalam jumlah banyak (Irianto, 2006).

alan.dwi.wibowo.docs Page 3

Page 4: Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri

Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri – TIP UNLAM 2011

Metode PraktikumPraktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat dengan langkah sebagai berikut:

1. Produksi Tapea. Ubi Kayu disortasi dan dikupas dan dipotong menjadi dua/tiga bagian.b. Dikukus selama 20 menit dalam sahu 100oCc. Dinginkan dengan kipas hingga suhu kamard. Diinokulasikan dengan ragi tape 1% kemudian lakukan dengan 3 perlakuan yaitu:

a. Kondisi AnAerob : tertutup dengan daun jati/pisang yang kemudian dan ditutup rapat dengan pisang.

b. Kondisi Aerob : terbuka dengan diselimuti daun jati / pisang yang dibiarkan terbuka tanpa ditutup plastik rapat-rapat.

c. Kondisi Fakultatif : tertutup oleh daun jati / pisang yang kemudian ditutup dengan plastik yang diberi lubang kecil-kecil pada pastik tersebut.

e. Di fermentasi dalam suhu kamar selama 24-36 jam (2-3 hari)

2. Ekstraksi Alkohol (Skoog, 1985)a. Tape diperas sampai diperoleh larutan sebanyak 50 ml.b. Masukkan dalam labu penyuling 250 ml.c. Dinetralkan dengan NaOH 3 N.d. Disuling dengan alat destilasi dan ditampung sebanyak 50 ml.

3. Uji analisa kadar Alkohol (Skoog, 1985)a. Hasil sulingan dimasukkan kedalam piknometer 25 ml yang dilengkapi dengan

termometer (timbang terlebih dahulu berat kosongnya).b. Piknometer dimasukkan ke dalam air pendingin sehingga suhu cairan damlam

piknometer mencapai suhu 20oC (konstan).c. Permukaan luar piknometer dikeringkan dengan kertas tissue dan ditimbang

beratnya.d. Perhitungan berat jenis dihitung sebagai berikut:

(berat piknometer + destilat) – berat piknometer kosong(berat piknometer + aquadest) – berat piknometer kosong

e. Dengan mengetahui berat jenisnya kadar alkohol pada suhu 20oC dapat dicari dari daftar Specific Gravity.

alan.dwi.wibowo.docs Page 4

Page 5: Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri

Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri – TIP UNLAM 2011

Berikut adalah Tabel konversi berat jenis – kadar alkohol (pada suhu 20oC)

(Sumber : Less, 1975)

Lakukan analisa hasil pengukuran kadar alkohol dari masing-masing variasi percobaan, selanjutnya dilakukan pembahasan secara mendetail tentang apa yang telah terjadi, serta narasikan cara pandang kegiatan fermentasi alkohol dalam kegiatan industri baik industri pangan maupun nonpangan.

Catatan dalam pembahasan:1. Dibahas aspek analisa perekonomian untuk produksi tape pada umumnya dan produksi

alkohol pada khususnya. Gunakan analisis BEP, ROI dan tools lainnya untuk mengukur analisis ekonomi dalam industri pembuatan tape dan alkohol.

2. Lakukan analisa yang mendalam dari sisi teknis produksi dan pasar di masyarakat terhadap kajian komoditas tape dan alkohol.

3. Narasikan hal-hal lain yang sifatnya mendukung dalam pembahasan praktikum ini.

alan.dwi.wibowo.docs Page 5

Berat Jenis Larutan Etanol

Kadar Etanol (% v/v)

Berat Jenis Larutan Etanol

Kadar Etanol (% v/v)

Berat Jenis Larutan Etanol

Kadar Etanol (% v/v)

1,000 0,00 0,9978 1,48 0,9956 2,980,9999 0,07 0,9977 1,54 0,9955 3,050,9998 0,13 0,9976 1,61 0,9954 3,120,9997 0,20 0,9975 1,68 0,9953 3,190,9996 0,26 0,9974 1,75 0,9952 3,260,9995 0,33 0,9973 1,81 0,9951 3,330,9994 0,40 0,9972 1,88 0,9950 3,400,9993 0,46 0,9971 1,95 0,9949 3,470,9992 0,53 0,9970 2,02 0,9948 3,540,9991 0,60 0,9969 2,09 0,9947 3,610,9990 0,66 0,9968 2,15 0,9946 3,680,9989 0,73 0,9967 2,22 0,9945 3,760,9988 0,80 0,9966 2,29 0,9944 3,830,9987 0,87 0,9965 2,37 0,9943 3,900,9986 0,93 0,9964 2,43 0,9942 3,970,9985 1,00 0,9963 2,50 0,9941 4,040,9984 1,07 0,9962 2,57 0,9940 4,110,9983 1,14 0,9961 2,64 0,9939 4,180,9982 1,20 0,9960 2,70 0,9938 4,260,9981 1,27 0,9959 2,77 0,9937 4,330,9980 1,34 0,9958 2,84 0,9936 4,400,9979 1,41 0,9957 2,91 0,9935 4,48

Page 6: Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri

Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri – TIP UNLAM 2011

Panduan Praktikum Mikrobiologi industri

PRODUKSI KECAP MANIS

Tujuan PraktikumTujuan dari pelaksanaan praktikum Matakuliah Mikrobiologi Industri dengan judul Fermentasi

1. Mahasiswa memahami mekanisme / proses terjadinya fermentasi yang berlangsung pada pembuatan kecap manis

2. Mahasiswa memahami cara pembuatan kecap manis3. Mahasiswa mengetahui analisa kelayakan pengembangan industri kecap

Tinjauan PustakaKebutuhan akan rasa untuk setiap makanan adalah mutlak agar makanan sebagai sumber asupan gizi terasa enak saat dikonsumsi oleh manusia. Untuk itu usaha untuk meningkatkan rasa dari setiap makanan menjadi pokok pemikiran sehingga gizi yang dibutuhkan manusia tercukupi agar manusia mampu melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Teknologi fermentasi memberikan alternatif untuk melakukan pengayaan rasa khususnya sebagai bahan penambah rasa, salah satu jenis penambah rasa yang sangat populer dikalangan masyarakat dewasa ini adalah kecap.

KecapKecap adalah sari kedelai yang telah difermentasikan dengan atau tanpa penambahan gula kelapa dan bumbu (Santosa, 1995). Menurut Lies Suprapti (2005) kecap merupakan produk olahan / awetan kedelai dengan tekstur cair (asin) atau kental (manis), berwarana coklat kehitam-hitaman dan digunakan sebagai bahan penyedap masakan.

Di Indonesia, kecap sudah banyak dikenal oleh masyarakat secara luas. Dengan adanya perkembangan teknologi sekarang ini kecap tidak hanya dibuat dari kedelai, tetapi juga dibuat dari bungkil kacang, tempe oncom, ikan, air kelapa, bekicot dan bahan-bahan lainnya (Astawan, 1991). Di negara Cina (RRC) sebagai negara asal pembuatan kecap, banyak memproduksi kecap manis “Tamari” yaitu kecap kedelai yang dibuat dengan penambahan tepung terigu dalam jumlah kecil atau tanpa penambahan terigu pada fermentasi. Sementara itu di Jepang dikenal tiga jenis kecap, yaitu Tamarin, Usukuchi dan Koikuch. Fungsi kecap adalah sebagai penyedap makanan dan bumbu dalam berbagai masakan, misalnya dalam pembuatan mie goreng, nasi goreng, tumis dan lain-lain. yang setiap hari dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Indonesia, bahkan penggunaannya sudah meluas sampai kepedalaman.

Kacang KedelaiKacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik

alan.dwi.wibowo.docs Page 6

Page 7: Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri

Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri – TIP UNLAM 2011

untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut.

Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai. Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering.

Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai. Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas, penggiling, dan cetakan.

Tabel 1. Komposisi Kacang Kedelai per 100 Gram Bahan

(Sumber : BPPT)

Tabel 2. Perbandingan Antara Kadar Protein Kedelai dengan Beberapa Bahan Lain

(Sumber : BPPT)

Jika kacang kedelai tersebut diolah menjadi kecap berdasarkan beberapa penelitan secara empiris kandungan gizi kecap manis kedelai dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

alan.dwi.wibowo.docs Page 7

Page 8: Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri

Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri – TIP UNLAM 2011

Tabel 3. Kandungan Gizi Kecap Manis Kedelai per 100 gram

Pembuatan kecap pada umumnya atau secara tradisional dibuat dengan cara fermentasi. Seiring dengan kemajuan teknologi pangan, ditemukan cara baru pembuatan kecap yaitu dengan cara kimia (hidolisa). Pembuatan kecap secara fermentasi dan pembuatan kecap secara kimia (hidrolisa) dapat dijelaskan sebagai berikut :

Secara FermentasiPada mulanya yang dimaksud dengan fermentasi adalah pemecahan gula menjadi alkohol dan CO2. Proses yang fermentasi tidak selalu menggunakan subtrat gula dan menghasilkan alkohol serta CO2, tetapi protein dan lemak juga dapat dipecah oleh mikroba dan enzim tertentu yang menghasilkan CO2 dan zat lainnya. Jadi pengertian fermentasi adalah proses pemecahan senyawa-senyawa organik baik berupa karbohidrat, protein maupun lemak oleh adanya daya fermentasi mikroba (Winarno, 1984). Pembuatan kecap secara fermentasi, salah satunya menurut Hieronymus Budi Santoso adalah pembuatan kecap manis dari kacang kedelai.

Secara Kimia (hidrolisis)Dengan adanya kemajuan teknologi pangan, kecap dapat juga dibuat dengan hidrolisa yaitu menggunakan enzim bromelin yang terdapat pada buah nanas. Enzim bromelin yang merupakan enzim protease yang mampu menguraikan protein menjadi beberapa komponen seperi peptida, pepton dan asam amino yang saling berinteraksi menciptakan rasa yang khas (Astawan, 1989).

Pada praktikum kali ini akan dilaksanakan pembuatan kecap manis yang terbuat dari kacang kedelai dengan menerapkan prinsip teknologi fermentasi menggunakan bantuan ragi.

alan.dwi.wibowo.docs Page 8

Page 9: Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri

Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri – TIP UNLAM 2011

Prosedur Pelaksana Praktikum

Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan kecap adalah sebgai berikut:Bahan

1) Kedelai (putih atau hitam) 1 kg2) Jamur tempe 3 gram3) atau daun usar 1 lembar4) Daun salam 2 lembar5) Sereh 1 batang pendek6) Daun jeruk 1 lembar7) Laos ¼ potong8) Pokak 1 sendok teh9) Gula merah 6 kg10) Air (untuk melarutkan gula merah) 1 ½ liter11) Garam dapur 800 gram untuk 4 liter air

Alat1) Panci2) Tampah (nyiru)3) Kain saring4) Sendok pengaduk5) Botol yang sudah disterilkan

Prosedur pembuatan kecap secara fermentasi adalah sebagai berikut:1. Cuci kedelai dan rendam dalam 3 liter air selama satu malam. Kemudian rebus sampai kulit

kedelai menjadi lunak, lalu tiriskan di atas tampah dan dinginkan;2. Beri jamur tempe pada kedelai yang didinginkan. Aduk hingga rata dan simpan pada suhu

ruang (250~300C) selama 3~5 hari;3. Setelah kedelai ditumbuhi jamur yang berwarna putih merata, tambahkan larutan garam.

Tempatkan dalam suatu wadah dan biarkan selama 3-4 minggu pada suhu kamar (25 0~300C). Batas maksimum proses penggaraman adalah dua bulan;

4. Segera tuangkan air bersih, masak hingga mendidih lalu saring;5. Masukkan kembali hasil saringan, tambah gula dan bumbu-bumbu. Bumbu ini (kecuali daun

salam, daun jeruk dan sereh) disangrai terlebih dahulu kemudian digiling halus dan campur hingga rata.

Penambahan gula merah untuk:1) Kecap manis : tiap 1 liter hasil saringan membutuhkan 2 kg gula merah2) Kecap asin : tiap 1 liter hasil saringan membutuhkan 2 ½ ons gula merah

6. Setelah semua bumbu dicampurkan ke dalam hasil saringan, masak sambil terus diaduk-aduk. Perebusan dihentikan apabila sudah mendidih dantidak berbentuk buih lagi;

alan.dwi.wibowo.docs Page 9

Page 10: Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri

Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri – TIP UNLAM 2011

7. Setelah adonan tersebut masak, saring dengan kain saring. Hasil saringan yang diperoleh merupakan kecap yang siap untuk dibotolkan.

Catatan :1) Pemberian jamur harus sesuai jumlahnya dengan banyaknya kedelai, agar tidak

menimbulkan kegagalan jamur yang tumbuh.2) Setelah direbus dan ditiriskan, kedelai harus didinginkan dengan sempurna. Bila tidak, jamur

yang ditebarkan diatasnya akan mati.3) Bahan baku untuk pembuatan kecap, selain dari kacang kedelai dapat juga dari biji kecipir,

dengan proses pembuatan yang sama.

Diagram Alir Pembuatan Kecap digambarkan sebagai berikut:

Lakukan Pembahasan seperti pada ACARA PERTAMA.

alan.dwi.wibowo.docs Page 10

Page 11: Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri

Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri – TIP UNLAM 2011

(PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM):: SPECIMEN ::

LAPORAN PRAKTIKUMMIKROBIOLOGI INDUSTRI

ACARA IFERMENTASI ALKOHOL

Oleh:ALAN DWI WIBOWO

E1F103001

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT2011

alan.dwi.wibowo.docs Page 11

Page 12: Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri

Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri – TIP UNLAM 2011

BAB IPENDAHULUAN

(setiap pergantian bab pindah halaman)

a. Latar BelakangHasil panen ubi kayu/singkong (cassava) sangat berlimpah di Indonesia, berikut disajikan

pada Tabel 1. data hasil panen ubi kayu untuk wilayah Kalimantan selatan pada tahun 2005-2008.

Tabel 1. Hasil Penen Ubi Kayu Propinsi Kalimantan SelatanNo Tahun Produksi (ribu ton/thn)1 2005 115,542 2006 130,783 2007 131,674 2008 150,89

(Sumber : Badan Pusat Statistik Kalsel)Untuk menghindari rusaknya sebagian hasil panen yang tidak terjual maka perlu dilakukan

sebuah rekayasa agar ubi kayu tetap dapat bernilai jual. Oleh karena itu banyak dibuat dekstrin atau tepung tapioka.

Bentuk narasi, deskripsikan mengapa praktikum ini dilakukan / sebab dilakukannya praktikum ini (esensinya apa?) Disarankan memberikan data sekunder informasi awal yang mendukung latar belakang, sumber dapat diambil dari buku (masuk dalam daftar pustaka -dapus), jurnal, dsb. b. Tujuan PraktikumPraktikum ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui proses pembuatan dekstrin dari bahan tepung tapioka dan tepung ubi (pembuatan manual).

2. Mengetahui tingkat kadar dekstrin pada hasil pembuatan menggunakan uji iodine.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

a. Ubi Kayu / CassavaUbi kayu merupakan bla bla bla …… (Sunyoto, 2007)

b. FermentasiFermentasi adalah dari bla bla bla …. (Sukirman, 2004)

c. Ekstraksi Alkohold. Uji Kadar Alkohole. Analisa Ekonomi

Catatan:1. Disampaikan secara sistematis sesuai dengan materi yang dipraktikumkan

alan.dwi.wibowo.docs Page 12

Page 13: Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri

Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri – TIP UNLAM 2011

2. Dapat diambil dari :a. Buku referensib. Jurnalc. Skripsid. Tesise. E-bookf. Internet

3. Gunakan bahasa sendiri, ada kalimat penghubung antara satu sumber dan sumber yang lain.4. Penulisan (Nama, tahun) dengan peletakan di akhir cuplikan, jika diawal ditulis sebagai

berikut :Menurut Sunyoto (2007), tape adalah … atauFermentasi adalah (Sunyoto, 2007):

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM

a. Alat dan BahanDalam praktikum pembuatan dekstrin digunakan alat dan bahan sebagai berikut:Alat a. Oven 1 buahb. Gelas kimia 2 buahc. Dst…Bahan a. Tepung Tapioka 100 grb. Iodine 4N 2 mlc. Dst…

b. Lokasi dan Waktu PraktikumPraktikum pembuatan dekstrin dilakukan di laboratorium ….. Universitas Lambung Mangkurat …. Pada tanggal ….

c. Metode Pelaksanaan Praktikum dibuat dalam bentuk diagram alir… metode analisis Ex. Pengujian dengan iodine disampaikan secara naratif dan langkah poin per poin atau diagram alir, dituliskan pula sumber referensinya.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil Praktikum1. Bentuk berupa penyajian data hasil perhitungan atau hasil pengamatan2. Jika perlu disajikan gambar hasil pengamatan / hasil praktikum3. Jika tabulasi yang disajikan berdasarkan perhitungan dan analisa maka ditampilkan satu

contoh perhitungannya.

b. Pembahasan1. Bentuk naratif kalimat pasif (di…)2. Jelaskan sesuai alur praktikum

alan.dwi.wibowo.docs Page 13

Page 14: Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri

Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri – TIP UNLAM 2011

3. Sampaikan :a. Masalah yang dihadapi dan solusinyab. Analisisc. Pendapat pembandingd. Pandangan dari sisi pandang dunia industri

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

a. KesimpulanDari hasil praktikum dapat ditarik kesimpulan:

1. Pembuatan dekstrin …2. Uji iodine memberikan ….

Catatan: Menjawab tujuan praktikum yang telah ditetapkan

b. SaranDisampaikan secara naratif saran yang membangun untuk acara praktikum di masa yang akan datang

DAFTAR PUSTAKA

Catatan:1. Sesuai dengan yang tercantum dalam laporan dan sesuai abjad peletakannya.2. Jika ada nama yang samaAnonim1, 2008 atau Anonim, 2008a.Anonim2, 2009 atau Anonim, 2009b.3. Minimal 5 referensi3 buku referensi2 internet4. Tata cara penulisan:

Buku referensi:Chaplin, M. 2007. Water Structure and Science. London South Bank University. London. United

Kingdom.-atau-Fox, P.F. 1991. Food Ezymology. Elsivier Science Publishers. London

Jurnal:Ohta, Y dan Wada, A. 1966. Thermostable Protease from Thermophilic Bacterial, I Thermostability,

Physical Properties, and Amino Acid Composition. Journal of Biological Chemistry. Vol 241. p 5919-5925.

Skripsi/Tesis:Rau, Y. R. 2007. Analisis Kelayakan Pasar, Teknis, dan Finansial Produksi Nasi dan Tahu Instan Freeze Drying. Skripsi FTP UGM. Yogyakarta.

alan.dwi.wibowo.docs Page 14

Page 15: Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri

Panduan Praktikum Mikrobiologi Industri – TIP UNLAM 2011

Internet:http://www.bps.go.id/foodcropsstatistic-cassava.htm diakses tanggal 3 Desember 2007.

Artikel dari internet ditulis seperti buku referensi tapi dibubuhkan tanggal akses dan alamat situs.

5. Semua referensi yang ada di dalam laporan harus dicantumkan di dapus.

Catatan :Yang dimasukkan dalam lampiran:

a. Data pendukungb. Cara perhitunganc. Dokumentasi

1. font : Times New Roman 12 pt atau: Arial 10 pt

2. Margin : Atas : 4 cm Bawah : 3 cm Kiri : 4 cm Kanan : 3 cm

3. Tanpa Header dan Footer4. Ukuran kertas A45. Tidak harus berwarna6. Spasi 1,57. Gunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar8. Istilah asing di cetak miring9. Langsung jilid biasa (pakai mika) warna krem, tidak ada laporan akhir.10. Dikumpulkan saat pertemuan berikutnya, sebagai prasyarat masuk ruang praktikum.

alan.dwi.wibowo.docs Page 15