PANDUAN PRAKTIK KLINIS RSMRM.docx

4
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) ATRITIS REUMATOID 1. Pengertian ( Definisi) Penyakit inflamasi sistemik kronik yang terutama mengenai sendi diartrodial. Termasuk penyakit autoimun dengan etiologi yang tidak diketahui. 2. Anamnesis 3. Pemeriksaan Fisik 4. Kriteria Diagnosis Kriteria ACR (1987) 1. Kaku pagi, sekurangnya 1 jam 2. Atritis pada sendi sekurangnya 3 sendi 3. Atritis pada sendi pergelangan tangan, metacorkophalanx (MCP) dan poximal Interphalanx (PIP) 4. Atritis yang sistematis. 5. nodul Reumatoid. 6. Faktor Reumatoid serum positif. 7. gambaran radiologik yang

Transcript of PANDUAN PRAKTIK KLINIS RSMRM.docx

Page 1: PANDUAN PRAKTIK KLINIS RSMRM.docx

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

ATRITIS REUMATOID

1. Pengertian ( Definisi) Penyakit inflamasi sistemik kronik yang terutama mengenai sendi diartrodial. Termasuk penyakit autoimun dengan etiologi yang tidak diketahui.

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis Kriteria ACR (1987)

1. Kaku pagi, sekurangnya 1 jam 2. Atritis pada sendi sekurangnya 3 sendi3. Atritis pada sendi pergelangan tangan,

metacorkophalanx (MCP) dan poximal Interphalanx (PIP)

4. Atritis yang sistematis.5. nodul Reumatoid.6. Faktor Reumatoid serum positif.7. gambaran radiologik yang spesifik.untuk diagnosis AR, diperlukan 4 dari 7 kriteria tersebut diatas, untuk Kriteria 1-4 harus minimal diderita selama 6 minggu.

5. Diagnosis Kerja ATRITIS REUMATOID

6. Diagnosis Banding Spondiloartropati seronegatif, sindrom Sjogren.

Page 2: PANDUAN PRAKTIK KLINIS RSMRM.docx

7. Pemeriksaan Penunjang LED, CRP Faktor reumatoid serum.hasil positif

dijumpai pada sebagian besar kasus (85%), sedangkan hasil negatif tidak menyingkirkan adanya AR

Analisis cairan sendi. Dapat terlihat peningkatan jumlah leukosit di atas. 2.000 /mm3. analisis ini sekaligus digunakan untuk menyingkirkan adanya artropati kristal.

Radiologi tangan dan kaki. Gambaran ini berupa pembengkakan jaringan lunak, diikuti oleh osteoporosis juxta-articular dan erosi pada bare area tulang. Keadaan lanjut terlihat penyempitan celah sendi, osteoporosis difus,

Biopsi sinovium/nodul reumatoid8. Tata Laksana

Terapi Konservatif Penyuluhan Prorteksi sendi, terutama pada

stadium akut Obat anti inflamasi non-steroid Obat remitif (DMARD), misalnya

klorokuin dengan dosis 1x250 mg/hari, metroteksat dosis 7,5-20 mg sekali seminggu, salazopirin dosis 3-4 x 500 mg/hari, garam emas per oral dosis 3-9 mg/hari, atau subkutan dosis awal 10 g, dilanjutkan seminggu kemudian dengan dosis 15 mg/minggu, dan naikkan menjadi 50 mg/minggu selam 20 minggu, selanjutnya diturunkan selama 4 minggu samai dosis kumulatif 2g.

Glukokortikoid, dosis seminimal mungin dan sesingkat mungkin, untuk mengatasi keadaan akut atau kekambuhan

Bila terdapat peradangan yang terbatas hanya pada 1-2 sendi dapat diberikan injeksi steroid intraartikular sepertiTriamcinolon acetonide 10 mg tau metilprednisolon 20-40 mg

Fisioterapi, terapi okupasi, bila perlu dapat diberikan ortosis.

Operasi untuk memperbaiki

Page 3: PANDUAN PRAKTIK KLINIS RSMRM.docx

deformitas.

9. Edukasi(Hospital Health Promotion)

10. Prognosis Advitam : dubia adbonam

Ad Sanationam : dubia adbonam

Ad Fungsionam : dubia adbonam

11. Tingkat Evidens I

12. Tingkat Rekomendasi A

13. Penelaah Kritis 1. SMF Penyakit Dalam2. SMF Paru3. Tim HTA Rumah Sakit

14. Indikator Perbaikan Klinis dan laboratorium

15. Kepustakaan 1. PAPDI2. PDPI3.