Panduan Pendidikan Anti KKN

22
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan atas hasil rilis Transparancy International (TI) menunjukkan bahwa dari tahun 1995-2008 posisi Indonesia berada pada kisaran 6 besar negara terkorup di dunia. Sementara itu menurut survei yang dilakukan oleh Pacific Economic and Risk Consultancy (PERC), menunjukkan bahwa pada tahun 2004-2006 Indonesia menempati urutan pertama, sedang pada tahun 2007 menempati urutan kedua dan tahun 2008 menempati urutan ketiga, sebagai negara terkorup di Asia. Berbagai perangkat hukum dan kelembagaan telah dibuat dalam rangka pemberantasan korupsi di Indonesia, diantaranya adalah: Undang Undang No. 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; Ketatapan MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN; Undang Uundang No. 8 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; Undang Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi, dan Undang Undang No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Selain itu pemerintah Indonesia juga telah mengesahkan instrumen internasional yakni United Nations Convention Against Corruption dalam bentuk Undang Undang No. 7 Tahun 2006 sebagai pengesahan atas Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi. Beberapa pelaku tindak pidana korupsi kini juga sedang diperiksa dan diadili, disamping banyak pula yang sudah dijatuhi hukuman, baik dari kalangan pejabat negara, anggota legislatif, pengusaha, maupun dari kalangan oknum penegak hukum sendiri. Namun hal tersebut ternyata belum dapat menjamin penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Masih diperlukan upaya-upaya lain yang lebih mendasar dalam rangka membentuk karakter dan kepribadian bangsa yang Anti KKN.

description

must to fix

Transcript of Panduan Pendidikan Anti KKN

Page 1: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan atas hasil rilis Transparancy International (TI)

menunjukkan bahwa dari tahun 1995-2008 posisi Indonesia berada pada

kisaran 6 besar negara terkorup di dunia. Sementara itu menurut survei yang

dilakukan oleh Pacific Economic and Risk Consultancy (PERC), menunjukkan

bahwa pada tahun 2004-2006 Indonesia menempati urutan pertama, sedang

pada tahun 2007 menempati urutan kedua dan tahun 2008 menempati urutan

ketiga, sebagai negara terkorup di Asia.

Berbagai perangkat hukum dan kelembagaan telah dibuat dalam rangka

pemberantasan korupsi di Indonesia, diantaranya adalah: Undang Undang No.

3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; Ketatapan MPR

No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas

KKN; Undang Uundang No. 8 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara

yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; Undang Undang

No. 31 Tahun 1999 jo. Undang Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak

Pidana Korupsi, dan Undang Undang No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Selain itu pemerintah Indonesia juga

telah mengesahkan instrumen internasional yakni United Nations Convention

Against Corruption dalam bentuk Undang Undang No. 7 Tahun 2006 sebagai

pengesahan atas Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi.

Beberapa pelaku tindak pidana korupsi kini juga sedang diperiksa dan diadili,

disamping banyak pula yang sudah dijatuhi hukuman, baik dari kalangan

pejabat negara, anggota legislatif, pengusaha, maupun dari kalangan oknum

penegak hukum sendiri. Namun hal tersebut ternyata belum dapat menjamin

penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan

nepotisme. Masih diperlukan upaya-upaya lain yang lebih mendasar dalam

rangka membentuk karakter dan kepribadian bangsa yang Anti KKN.

Page 2: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 2

Belajar dari pengalaman negara lain yang relatif berhasil memberantas

korupsi, selain aspek penegakan hukum, yang tidak kalah pentingnya adalah

aspek pencegahan dalam bentuk pendidikan. Korupsi, kolusi, dan nepotisme

(KKN) adalah salah satu patologi sosial yang dalam jangka panjang bukan saja

merugikan secara ekonomis, namun juga dapat menghancurkan kehidupan

masyarakat, bangsa, dan negara, baik dari segi sosial, budaya, politik, dan

spiritual. Oleh karena itu, untuk melakukan pemberantasan KKN di Indonesia

tidak cukup dengan penegakan hukum semata, tetapi harus disertai dengan

upaya yang lebih sistematis dan edukatif yang berorientasi pada penanaman

kembali nilai, sikap, dan perilaku terpuji yang bisa menghindarkan diri dari

perilaku KKN. Untuk itu perlu dilakukan upaya yang serius dan sistemtis yang

dapat menggerakkan semua elemen pendidikan untuk menciptakan semangat

dan atmosfer Pendidikan Anti KKN.

Pilihan strategi untuk menanamkan nilai, pola pikir, sikap, dan perilaku

Anti KKN melalui pendidikan didasari atas pemikiran bahwa sekolah adalah

proses pembudayaan, sebagai lingkungan kedua bagi anak yang dapat menjadi

tempat pembangunan karakter dan watak. Karena itu jika sekolah dapat

memberikan semangat dan atmosfer yang sengaja diciptakan untuk mendukung

internalisasi nilai, sikap, dan perilkau Anti KKN, diyakini akan dapat

memberikan sumbangan yang amat berarti bagi upaya menciptakan generasi

anak bangsa yang tangguh dan berperilaku Anti KKN. Hal ini seseuai dengan

Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

mengamanatkan bahwa salah satu fungsi dari pendidikan adalah untuk

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat.

Strategi Pendidikan Anti KKN di Sekolah dilakukan dengan cara

mengintegrasikan beberapa nilai dan perilaku Anti KKN ke dalam: (1)

pengembangan materi, metode, media, dan sumber belajar pada setiap mata

pelajaran, terutama mata pelajaran yang relevan; (2) pengembangan berbagai

bentuk kegiatan kesiswaan; (3) pembiasaan perilaku di kalangan warga

sekolah. Melalui ketiga strategi tersebut diharapkan akan dapat menciptakan

Page 3: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 3

atmosifr dan budaya sekolah yang menudukung tumbuh dan berkembangnya

pola pikir, sikap, dan perilaku Anti KKN di kalangan warga sekolah.

B. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dalam Pendidikan Anti KKN di Sekolah

adalah untuk:

1. Menanamkan nilai dan sikap hidup Anti KKN kepada warga sekolah.

2. Menumbuhkan kebiasaan perilaku Anti KKN kepada warga sekolah.

3. Mengembangkan kreativitas warga sekolah dalam memasyarakatkan dan

membudayakan perilaku Anti KKN.

C. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang ingin dicapai dari Pendidikan Anti KKN di Sekolah adalah:

1. Tertanamnya nilai dan sikap hidup Anti KKN di kalangan warga sekolah.

2. Tumbuhnya kebiasaan perilaku Anti KKN di kalangan warga sekolah.

3. Berkembangnya kreativitas warga sekolah dalam memasyarakatkan dan

membudayakan perilaku Anti KKN.

Page 4: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 4

BAB II

PRINSIP DAN PENDEKATAN

A. Prinsip

Pendidikan Anti KKN di Sekolah dilaksanakan berdasarkan prinsip-

prinsip sebagai berikut:

1. Berorientasi pada Pendidikan Nilai dan Perilaku

Pendidikan Anti KKN di Sekolah pada prinsipnya adalah pendidikan nilai

dan perilaku yang lebih menekankan pada aktifitas yang dapat mendorong

proses internalisasi nilai, pembentukan sikap, dan pembiasaan perilaku.

Dengan demikian orientasi Pendidikan Anti KKN di Sekolah bukan pada

penguasaan pengetahuan tentang konsep KKN secara teoritik atau pun

normatif. Pendidikan Anti KKN di Sekolah adalah pendidikan watak dan

karakter yang bertujuan untuk membentuk pribadi-pribadi yang mempunyai

perilaku terpuji yang dapat menjauhkan dari perilaku KKN.

2. Berjenjang dan Berkesinambungan

Pendidikan Anti KKN di Sekolah dilaksanakan mulai dari jenjang

pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah

Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Kejuruan

(SMA/MA/SMK). Penanaman nilai-nilai dan perilaku Anti KKN pada

jenjang SD/MI akan terus berlanjut secara berkesinambungan pada jenjang

SMP/MTs, kemudian terus berlanjut pada jenjang SMA/MA/SMK. Dengan

demikian akan terjadi strategi, pendalaman dan perluasan yang berbeda

pada setiap jenjang pendidikan terhadap suatu nilai dan perilaku Anti KKN

tertentu. Hal ini berati meskipun nilai dan perilaku Anti KKN yang hendak

ditanamkan pada setiap jenjang sama, tetapi strategi, kedalaman dan

keluasannya berbeda antara jenjang pendidikan yang ada, disamping

memang tidak dapat dihindari adanya pengulangan pada setiap jenjang.

Page 5: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 5

3. Sistematis, Terpadu, dan Terstruktur

Pendidikan Anti KKN di Sekolah adalah bagian dari pembelajaran yang

dilaksanakan secara terencana dan tertata yang melibatkan semua unsur

sekolah, baik siswa, guru, kepala sekolah, maupun warga sekolah lainnya.

Disamping itu juga dikembangkan melalui berbagai kegiatan pembelajaran

secara terpadu, baik pembelajaran di kelas, dalam kegiatan-kegiatan

kesiswaan di luar kelas, maupun pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan

pembiasaan perilaku.

B. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam Pendidikan Anti KKN di Sekolah

adalah:

1. Integratif dalam Mata Pelajaran

Pendidikan Anti KKN di Sekolah dilaksanakan dengan mengintegrasikan

ke dalam mata pelajaran. Pendekatan ini dipilih berdasarkan beberapa

pertimbangan, yaitu:

a. Pada prinsipnya dalam setiap mata pelajaran sudah mengandung

muatan nilai dan perilaku Anti KKN dengan kadar tertentu yang

berbeda, sehingga tinggal memberikan pendalaman dan perluasan.

b. Pada prinsipnya dalam setiap proses pembelajaran dapat dirancang

dengan menggunakan metode, media, dan sumber belajar yang

mengandung muatan nilai dan perilaku Anti KKN tertentu.

c. Pendekatan integratif tidak akan mengganggu proses pembelajaran di

kelas, bahkan akan membuat proses pembelajaran semakin aktif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan.

d. Pendekatan integrasi tidak akan menambah beban materi dan waktu

belajar siswa dan guru yang selama ini sudah cukup padat.

Page 6: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 6

Pada tahap awal dipilih tiga mata pelajaran yang paling relevan dengan

Nilai dan Perilaku Anti KKN, yaitu mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), dan Bahasa Indonesia

(BI).

2. Integratif dalam Pengembangan Kegiatan Kesiswaan

Pendidikan Anti KKN di Sekolah juga dilaksanakan dengan

mengintegrasikan ke dalam pengembangan kegiatan-kegiatan kesiswaan,

seperti melalui Majalah Dinding, Koperasi Siswa, Peringatan Hari-hari

Besar Nasional dan Keagamaan, Pramuka, Olahraga, dan sebagainya.

Pendekatan ini dipilih berdasarkan pertimbangan, yaitu:

a. Kegiatan kesiswaan menuntut adanya pelaksanaan yang didasarkan

atas nilai dan perilaku tertentu yang sangat relevan dengan nilai dan

perilaku Anti KKN. Jika kegiatan kesiswaan dapat dirancang dengan

baik dengan muatan nilai dan perilaku Anti KKN akan dapat dapat

menjadi wahana Pendidikan Anti KKN yang sangat efektif.

b. Kegiatan kesiswaan akan memberikan pengalaman secara langsung

kepada siswa untuk melakukan penghayatan dan pengamalan terhadap

nilai, sikap, dan perilaku hidup sehari-hari. Sementara itu pengalaman

adalah proses belajar yang paling baik, sehingga melalui kegiatan

kesiswaan yang dirancang dengan muatan nilai dan perilaku Anti

KKN proses internalisasi nilai dan tumbuhnya perilaku Anti KKN

akan dapat terjadi secara lebih efektif.

c. Kegiatan kesiswaan akan memberikan pengalaman kepada siswa

untuk belajar dengan berbagai sumber, selain guru dan pihak lain dari

luar sekolah terutama dengan belajar melalui teman sejawat sesama

siswa. Belajar melalui teman sejawat sesama siswa diyakini lebih

efektif, karena terjadi dalam suasana kesetaraan dan keleluasaan.

Pandangan tentang nilai tertentu dan keputusan sikap yang diambil

Page 7: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 7

secara leluasa dalam suasana kesetaraan tanpa tekanan akan tertanam

lebih kuat dan mendalam.

3. Integratif dalam Pembiasaan Perilaku

Pendidikan Anti KKN di Sekolah dilakukan pula melalui pembiasaan

perilaku yang dapat dikemas dalam berbagai kegiatan dan/atau penciptaan

kebiasaan perilaku tertentu. Pembiasaan perilaku ini memerlukan

kreativitas dari warga sekolah untuk membuat atmosfir yang bisa

mendorong tumbuhnya budaya Anti KKN di sekolah. Untuk itu diperlukan

keteladanan, kebersamaan, dan komitmen dari semua warga sekolah.

Pendekatan ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu:

a. Pembiasaan perilaku akan dapat menciptakan lingkungan sosial

sekolah yang kondusif dalam mempengaruhi perkembangan psikhis,

pola pikir, kebiasaan, dn tumbuhnya budaya tertentu. Dengan

demikian pembiasaan perilaku Anti KKN di sekolah akan

menciptakan lingkungan sosial sekolah yang kondusif dalam

mempengaruhi perkembangan psikhis, pola pikir, kebiasaan, dan

tumbuhnya budaya perilaku Anti KKN.

b. Pembiasaan perilaku akan melibatkan semua unsur sekolah secara

keseluruhan dan simultan, sehingga dapat menumbuhkan rasa

tanggung jawab bersama kepada semua warga sekolah terhadap

pelaksanaan Pendidikan Anti KKN.

c. Pembiasaan perilaku akan mendukung proses internalisasi nilai dan

tumbuhnya perilaku Anti KKN berjalan secara lebih efektif.

Pembiasaan akan menciptakan otomatisasi perilaku, sehingga nilai

dan sikap Anti KKN dapat lebih melekat pada karakter dan pribadi

waga sekolah.

Page 8: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 8

BAB III

STRATEGI INTEGRASI DAN PENGEMBANGAN

A. Integrasi dalam Mata Pelajaran

Pada prinsipnya pengintegrasian nilai-niali dan perilaku Anti KKN bisa

dilakukan ke semua mata pelajaran. Namun pada tahap awal pengintegrasian

dilakukan kepada tiga mata pelajaran yang dipandang paling relevan, yaitu

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, dan

Bahasa Indonesia. Jika dipandang efektif, ke depan model pengintegrasian ini

dapat dijadikan acuan untuk mengintegrasikan pada seluruh mata pelajaran.

1. Identifikasi Nilai dan Perilaku Anti KKN

Indentifikasi nilai dan perilaku Anti KKN dilakukan untuk memberikan

penegasan mengenai nilai dan perilaku Anti KKN yang seperti apa yang

akan ditanamkan melalui matapelajaran di sekolah, sehingga dapat

memberikan kejelasan orientasi dan arah pengintegrasian ke dalam mata

pelajaran yang dimaksud.

Nilai dan perilaku Anti KKN yang diintegrasikan dalam mata pelajaran

dapat diidentifikasi sebagai berikut:

No Nilai dan Perilaku

Anti KKN Ciri-ciri

1 Mengenal perilaku

KKN yang harus

dihindari.

a. Mengenal ciri-ciri perilaku KKN yang

perlu dihindari.

b. Mengenal ciri-ciri perilaku anti KKN

yang perlu dikembangkan.

c. Menunjukkan contoh kasus perilaku KKN

yang diketahui di rumah, di sekolah, dan

di masyarakat.

d. Menunjukkan contoh kasus perilaku yang

tidak mengandung unsur KKN yang

pernah dilakukan siswa.

Page 9: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 9

No Nilai dan Perilaku

Anti KKN Ciri-ciri

2 Berlaku jujur,

disiplin,

bertanggung jawab,

dan adil dalam

kehidupan sehari-

hari.

a. Berani mengemukakan seuatu sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya.

b. Terbiasa melakukan sesuatu secara tepat

waktu.

c. Terbiasa menyelesaikan sesuatu pekerjaan

sesuai dengan tugas tanggung jawabnya.

d. Terbiasa berlaku tidak memihak kepada

siapa pun dalam melakukan suatu

tindakan.

3 Hanya mau

menerima sesuatu

pemberian sesuai

dengan yang

menjadi haknya.

a. Menolak sesuatu pemberian yang tidak

sesuai dengan haknya.

b. Tidak mau mengambil sesuatu yang

bukan haknya.

4 Menghormati dan

memenuhi hak

orang lain.

a. Memberikan sesuatu kepada orang lain

sesuai dengan haknya.

b. Tidak pernah memberikan kepada orang

lain sesuatu yang bukan menjadi haknya.

5 Mampu

menganalisis sebab

dan akibat dari

perilaku KKN

dalam kehidupan

bermasyarakat dan

bernegara.

a. Mampu mengidentifikasi sebab-sebab

yang mendorong timbulnya perilaku KKN

dalam kehidupan bermasyarakat dan

bernegara.

b. Mampu mengidentifikasi akibat yang

ditimbulkan dari perilaku KKN dalam

kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

c. Mampu mengemukakan alasan perlunya

menghindari perilaku KKN dalam

kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

6 Memiliki

kebanggaan

berperilaku Anti

KKN.

a. Bangga terhadap perilaku Anti KKN.

b. Anti terhadap perilaku KKN.

7 Mengajak teman,

saudara, atau orang

lain untuk

berperilaku Anti

KKN.

a. Menyebarluaskan gagasan dan keinginan

untuk menghindari perilaku KKN.

b. Menunjukkan komitmen untuk menolak

perilaku KKN.

c. Menjadi teladan perilaku Anti KKN.

Page 10: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 10

2. Identifikasi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

Pada priusipnya identifkasi SK dan KD dapat dilakukan terhadap semua

mata pelajaran. Pada tahap awal Identifikasi dilakukan untuk menemukan

sejumlah SK dan KD yang ada dalam mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia yang

mengandung muatan Nilai dan Perilaku Anti KKN. Identifikasi SK dan KD

ketiga mata pelajaran ini dilakukan terhadap semua jenjang sekolah, yaitu

SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK. Identifikasi ini akan

menghasilkan sejumlah SK dan KD tertentu yang mengandung muatan

nilai dan perilaku Anti KKN tertentu. Hasilnya ada niilai dan perilaku Anti

KKN tertentu yang terkandung dalam sejumlah SK dan KD tertentu pada

ketiga mata pelajaran tersebut di semua jenjang sekolah dan ada yang

hanya terkandung dalam sejumlah SK dan KD pada satu atau dua mata

pelajaran di salah satu atau dua jenjang sekolah. Contoh hasil identifikasi

dan integrasi dari ketiga mata pelajaran tersebut selengkapnya terdapat

dalam lampiran Panduan ini.

3. Strategi Integrasi

Pada prinsipnya strategi integrasi bisa dilakukan melalui pengembangan

materi, metode, media, dan sumber belajar. Integrasi melalui

pengembangan materi terutama dilakukan terhadap mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kewargenagaraan yang memang

sebagian materinya mengandung muatan nilai dan perilaku Anti KKN.

Sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia pengintegrasian lebih

diutamakan melalui pengembangan metode, media, dan sumber belajar.

Integrasi melalui pengembangan metode, media, dan sumber belajar juga

harus dilakukan untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan

Kewarganegaraan.

Integrasi melalui pengembangan materi dilakukan dengan memberikan

penonjolan, penajaman, pendalaman, atau perluasan materi pembelajaran

yang terkait dengan nilai dan perilaku Anti KKN tertentu sesuai dengan

Page 11: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 11

tingkat perkembangan intelektual siswa yang ada pada setiap jenjang

sekolah. Dengan demikian suatu nilai dan perilaku Anti KKN tertentu akan

dikembangkan secara berbeda pada jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan

SMA/MA/SMK. Meskipun dikembangkan secara berbeda, namun tetap

berkesinambungan dan berkelanjutan.

Integrasi melalui pengembangan metode dilakukan dengan memilih dan

menggunakan metode pembelajaran yang bisa mendorong terjadinya

internalisasi nilai dan tumbuhnya sikap dan perilaku Anti KKN, seperti

jujur, disiplin, adil, tanggung jawab, dan sebagainya. Beberapa metode

seperti diskusi, bermain peran, demonstrasi, simulasi, curah pendapat, dan

sebagainya perlu didesain dengan skenario yang dapat mendorong

terjadinya proses internalisasi nilai dan tumbuhnya sikap dan perilaku Anti

KKN tertentu.

Integrasi melalui media dan sumber belajar dengan memilih penggunaan

media dan sumber belajar yang mengandung muatan nilai dan perilaku Anti

KKN tertentu dilakukan baik untuk materi pembelajaran yang secara

langsung mengandung muatan nilai dan perilaku Anti KKN dimaksud

maupun tidak. Beberapa media dan sumber belajar tersebut diantaranya

adalah gambar, foto, video, berita media massa, puisi, sajak, cerpen, prosa,

pantun, dan sejenisnya yang berkaitan dengan KKN.

B. Pengembangan Kegiatan Kesiswaan

Pengembangan Pendidikan Anti KKN dalam kegiatan kesiswaan

dimaksudkan untuk mendorong terjadinya internasilasi nilai dan tumbuhnya

sikap dan perilaku Anti KKN melalui aktivitas dan pengalaman nyata siswa.

Pada prinsipnya semua kegiatan kesiswaan secara instrinsik mengandung

muatan nilai dan perilaku Anti KKN dengan kadar yang berbeda. Namun jika

tidak dikembangkan secara sengaja dan terencana tidak akan dapat tumbuh dan

berkembang secara efektif. Kegiatan kesiswaan yang dimaksud baik kegiatan

kesiswaan yang selama ini sudah ada dan dilaksanakan maupun yang baru

akan diadakan dan dilaksanakan, baik yang dilaksanakan secara rutin maupun

Page 12: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 12

insidental. Beberapa kegiatan kesiswaan tersebut diantaranya adalah: (a)

Kepengurusan OSIS; (b) Pramuka; (c) Kopsis; (d) PMR; (e) Majalah Dinding

atau Majalah Sekolah/Siswa; (f) Peringatan Hari-hari Besar Nasional dan

Keagamaan; (g) Pentas Seni; (h) Pertandingan Olahraga, dan sebagainya.

1. Identifikasi Nilai dan Perilaku Anti KKN

Nilai dan perilaku Anti KKN yang ditanamkan melalui pengembangan

kegiatan kesiswaan dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Menunjukkan sikap obyektif, berorientasi pada kualitas kepribadian dan

kemampuan profesional dalam memilih calon pengurus atau pemimpin.

b. Melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan fungsi dan tanggung

jawab penuh keikhlasan dan rasa pengabdian.

c. Menunjukkan sikap terbuka dalam merencanakan dan melaksanakan

kegiatan bersama.

d. Menunjukkan sikap terbuka dalam mengelola anggaran keuangan

kegiatan.

e. Memiliki motivasi dan kreatifitas yang tinggi dalam mengemukakan

gagasan Anti KKN.

f. Memiliki keberanian yang kuat untuk ikut serta melakukan

pemberantasan tindak KKN.

g. Memiliki wawasan dan pola pikir yang mantap dan luas mengenai

perilaku Anti KKN.

h. Menunjukkan penghayatan dan apresiasi yang mendalam mengenai

perilaku Anti KKN.

i. Memiliki berbagai sikap terpuji yang dapat menghindarkan diri perilaku

KKN.

j. Memiliki perasaan dan kesan yang kuat untuk menghindar dari perilaku

KKN.

2. Strategi Pengembangan

Pengembangan pendidikan Anti KKN melalui kegiatan kesiswaan

dilakukan dengan strategi sebagai berikut:

Page 13: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 13

a. Melaksanaan pemilihan kepengurusan organisasi kesiswaan (OSIS,

Pramuka, PMR, Kopsis, dll) dan panitia kegiatan dilaksanakan secara

demokratis dan obyektif sesuai dengan ketentuan peraturan dengan

mengutamakan kemampuan dan kualitas siswa tanpa dipengaruhi oleh

unsur-unsur subyektif yang mengarah kepada KKN. Untuk itu perlu

ditetapkan dan diumumkan secara terbuka syarat-syarat yang

menonjolkan kualitas kepribadian dan kemampun profesional dari

calon. Perlu dikembangkan pula sistem dan tata cara pemilihan secara

terbuka disertai dengan penyampaian alasan yang obyektif dan rasional.

b. Memastikan bahwa setiap anggota pengurus organisasi kesiswaan

(OSIS, Pramuka, PMR, Kopsis, dll) dan kepanitiaan kegiatan

melaksanakan tugas pekerjaan masing-masing sesuai dengan fungsi dan

tanggung jawab masing-masing dengan penuh dedikasi keikhlasan dan

rasa pengabdian. Untuk itu setiap pengurus atau kepanitiaan perlu

menuliskan setiap jenis pekerjaan yang telah dilakukan dalam jurnal

kegiatan individual pengurus atau panitia yang sewaktu-waktu dapat

dicek oleh siapa pun.

c. Semua hasil keputusan rapat, setiap rencana, proses pelaksanaan, dan

hasil kegiatan kesiswaan diumumkan secara tertulis di dalam Papan

Informasi Kegiatan Siswa secara terbuka. Untuk itu setiap proses dan

hasil keputusan rapat ditulis dalam berita acara yang ditandatangani dan

disahkan oleh pengurus atau panitia kegiatan.

d. Setiap kegiatan kesiswaan harus disertai dengan rencana anggaran

kegiatan secara rinci, dan setiap selesai pelaksanaan kegiatan sesegera

mungkin atau secepatnya ditulis laporan keuangan sesuai dengan apa

adanya memuat rincian segala jenis penerimaan dan pengeluaran secara

lengkap disertai dengan bukti-bukti yang sah. Rencana dan realisasi

anggaran sebagaimana tertuang dalam laporan keuangan kegiatan

tersebut diumumkan di Papan Informasi Kegiatan Siswa disertai dengan

foto copy semua bukti penerimaan dan pengeluarannya.

Page 14: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 14

e. Menyediakan rubrik Anti KKN sebagai rubrik tetap di samping rubrik-

rubrik lainnya dalam Majalah Dinding Siswa. Rubrik ini diisi secara

bergiliran oleh setiap kelas. Pengisian rubrik Anti KKN ini bisa

dilombakan dan diberikan penghargaan dan/atau hadiah yang menarik

bagi para pemenangnya. Penilaian dalam lomba dilakukan secara

obyektif dan transparan. Hasil penilaian secara rinci dimumkan dalam

rubrik itu pula. Lomba bisa dilakukan dalam kurun waktu tertentu

untuk beberapa edisi secara bersambung. Rubrik Anti KKN bisa diisi

dengan kisah nyata, karikatur, puisi, sajak, cerpen, cerita bergambar,

opini atau ulasan dan sebagainya. Jika sekolah juga menerbitkan

Majalah Siswa/Sekolah rubrik Anti KKN ini juga harus dijadikan

rubrik tetap.

f. Pada peringatan hari-hari besar nasional dan keagamaan bisa dilakukan

berbagai lomba yang mengandung muatan Anti KKN. Seperti lomba

pidato Anti KKN, pembuatan dan pembacaan Puisi Anti KKN, menulis

cerpen Anti KKN, membuat poster Anti KKN, membuat cergam Anti

KKN, membuat karikatur Anti KKN, lomba cipta lagu Anti KKN, dan

sebagainya. Hasil berbagai lomba tersebut, terutama poster, puisi,

karitakur, cergam, sajak atau yang lainnya dapat dipasang secara

permanen di sudut-sudut sekolah, sehingga dapat menumbuhkan rasa

kebanggaan melestarikan memori Anti KKN pada diri siswa.

g. Pada saat-saat tertentu, baik pada saat peringatan hari besar nasional

atau hari besar keagamaan maupun setiap saat bisa dilakukan dialog,

ceramah, diskusi, seminar, atau kegiatan sejenis bertemakan Anti KKN

dengan mengundang nara sumber yang berkompeten dari luar sekolah,

seperti Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, Pengacara, Ulama, mantan

Narapidana KKN, Mahasiswa, atau sumber-sumber lain yang bisa

memberikan pencerahan, tambahan wawasan, memotivasi semangat,

dan mendorong tumbuhnya perilaku Anti KKN.

h. Pada akhir atau awal tahun pelajaran dilaksanakan Pentas Seni Siswa

dengan menampilkan kreatifitas dan apresiasi siswa di berbagai

Page 15: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 15

bidang seperti drama, pantomim, puisi, lagu, dan sebagainya yang

mengandung nilai dan perilaku anti KKN. Selain itu juga bisa

dilaksanakan pameran hasil karya siswa dengan menampilkan produk

unggulan dari sekolah .Pelaksanaan pameran hasil karya dapat

dirancang dengan memberikan muatan nilai dan prilaku anti KKN.

i. Berbagai kegiatan dan kejuaraan olah raga perlu ditekankan pada

internalisasi nilai dan penumbuhan sikap yang mendukung perilaku

Anti KKN, seperti kerja keras, disiplin, sportifitas, taat aturan, anti

kecurangan, beroirentasi pada prestasi, sabar, jujur, dan sebagainya.

Sosialisasi pemberian pemahaman kepada siswa tentang lebih

pentingnya beberapa sikap dan perilaku tersebut dibanding hanya

sekedar mengejar kemenangan dalam pertandingan perlu selalu

dilakukan. Karena itu penilaian terhadap kegiatan dan kejuaraan

olahraga siswa yang selama ini hanya berdasarkan pada hasil

kemenangan dalam pertandingan perlu diubah dengan penilaian yang

berdasarkan kriteria beberapa sikap dan perilaku di atas. Dengan

demikian yang meraih juara bukan lagi mesti yang menang dalam

pertandingan, tetapi bisa yang terbaik, kerja keras, yang paling disiplin

dan taat aturan, paling jujur, paling sportif, dan sebagainya.

j. Penanaman nilai dan perilaku Anti KKN juga bisa dilakukan melalui

kegiatan kunjungan lapangan untuk mengetahui secara faktual

peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan KKN, seperti menyaksikan

sidang peradilan kasus KKN, menyaksikan Sidang Pleno DPRD yang

membahas tentang RAPBD, kunjungan ke LP, yang terdapat

narapidana KKN dan sebagainya. Kegiatan ini akan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk melihat, mendengar, dan mungkin ikut

merasakan sendiri berbagai peristiwa yang berkaitan dengan KKN

sehingga dapat memberikan kesan yang lebih mendalam.

Disamping berbagai kegiatan di atas masih banyak berbagai kegiatan

kesiswaan lainnya yang dapat dikembangkan dengan desain yang bisa

menjadi strategi bagi Pendidikan Anti KKN di sekolah. Pilihan bentiuk dan

Page 16: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 16

strategi kegiatan kesiswaan ini tergantung dari kondisi riil dan potensi yang

dimiliki oleh masing-masing sekolah.

C. Pembiasaan Perilaku

Pengembangan pendidikan Anti KKN melalui pembiasaan perilaku di

sekolah dimaksudkan untuk menciptakan atmosfir dan menumbuhkan budaya

Anti KKN di lingkungan sekolah. Melalui pembiasaan perilaku akan terjadi

pengulangan perilaku secara terus menerus dalam kurun waktu yang lama,

sehingga perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang tersebut lambat laun

secara pasti akan memibiasa dan membudaya dalam kehidupan sehari-hari.

1. Identifikasi Nilai dan Perilaku Anti KKN

Nilai dan perilaku Anti KKN yang ditanamkan melalui pembiasaan

perilaku dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Memiliki semangat dan komitmen Anti KKN yang kuat.

b. Berperilaku terbuka, tanggung jawab dan menjunjung tinggi

kepentingan umum.

c. Berperilaku jujur pada diri sendiri dan orang lain dalam melakukan

transaksi.

d. Berperilaku hanya mau menerima sesuatu yang memang menjadi hak

atau miliknya atau tidak mau mengambil sesuatu yang bukan miliknya.

2. Strategi Pembiasaan

a. Penyampaian Komitmen Anti Korupsi dalam Upacara

Proses pembiasaan perilaku Anti KKN memerlukan adanya komitmen

yang kuat dan tahan lama. Hal ini berarti perlu membangun komitmen

secara terus menerus dengan berkelanjutan. Upaya membangun

komitmen ini bisa dilakukan dengan cara membacakan naskah

“Komitmen Anti KKN” pada setiap kegiatan upacara, baik upacara

setiap hari Senin, upacara setiap tanggal 17, maupun upacara pada

hari-hari besar nasional. Pembacaan naskah “Komitmen Anti Korupsi”

bisa dilakukan oleh salah satu siswa untuk kemudian ditirukan oleh

Page 17: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 17

semua peserta upacara. Caontoh naskah “Komitmen Anti KKN”

sebagaimana terlampir. Dengan pembacaan naskah komitmen ini akan

dapat menciptakan kondisi yang mendorong terjadinya pembiasaan

terhadap perilaku Anti KKN.

b. Pengadaan Kas Sosial Kelas

Pembiasaan perilaku Anti KKN juga dapat dilakukan melalui

pengadaan Kas Sosial Kelas. Kebiasaan mengelola keuangan Kas

Sosial Kelas secara jujur, transparan, dan penuh tanggung jawab akan

dapat membentuk pembiasan terhadap perilaku tersebut. Lebih dari itu

dengan Kas Sosial Kelas dapat membiasakan siswa untuk

menjunjmung tinggi dan lebih mengutamakan kepentingan umum

daripada kepentingan pribadi.

c. Pengembangan Kantin Kejujuran

Kejujuran adalah salah satu sikap utama yang mempunyai sumbangan

besar terhadap perilaku Anti KKN. Dengan demikian, pembiasaan

perilaku Anti KKN berarti juga pembiasaan terhadap sikap kejujuran.

Pembiasaan sikap kejujuran ini salah satunya dapat dilakukan melalui

Kantin Kejujuran yang dikelola dengan semangat kejujuran yang

tinggi. Rancangan model Kantin Kejujuran ini dapat didesain sesuai

dengan kondisi sekolah masing-masing dengan tetap memperhatikan

perlunya ada mekanisme kontrol atau pengawasan. Mekanisme kontrol

atau pengawasan bisa dibuat, salah satunya dengan menyediakan buku

‘transasksi mandiri’ untuk mencatat segala jenis transaksi (barang yang

dibeli, jumlahnya, harganya, uang pembayarannya, uang

kembaliannya, dan sebagainya) secara mandiri oleh siswa yang

membeli.

d. Pengadaan Pos Kehilangan dan Benda Tak Bertuan

Salah satu perwujudan sikap jujur adalah tidak mau memiliki sesuatu

benda apa pun yang bukan miliknya, meskipun benda itu hasil temuan

dan ternyata tidak ada yang memiliki. Pembiasaan sikap ini sangat

Page 18: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 18

efektif dan relevan untuk dapat menghindari perilaku KKN. Salah satu

upaya untuk membiasakan sikap tersebut adalah dengan mengadakan

Pos Kehilangan dan Benda Tak Bertuan. Pos ini berfungsi sebagai

tempat penampungan benda-benda yang ditemukan oleh setiap warga

sekolah, baik yang ada pemiliknya maupun tidak ada pemiliknya.

Warga sekolah yang merasa kehilangan sesuatu setiap saat bisa datang

ke Pos tersebut untuk mencari apakah barang miliknya yang hilang ada

ditemukan orang lain dan diserahkan ke Pos tersebut. Tata cara dan

mekanisme kerja pada Pos Kehilangan dan Barang Tak Bertuan ini

bisa dirancang dengan semangat prasangka baik, namun harus disertai

dengan mekanisme klarifikasi dengan mencatat identitas diri dan

barang yang miliknya yang diambil, bagi seseorang yang mengaku

kehilangan barang harus menyebutkan ciri-ciri, warna, atau bentuk

barang yang dimaksud.

e. Salam dan Yel-yel Anti KKN

Pembiasaan perilaku Anti KKN harus disertai dengan penciptaan

atmosfir yang mendukung. Atmosfir Anti KKN bisa diciptakan melalui

pembiasaan “Salam” dan “Yel-yel” yang secara ekstrim dan eksplisit

menolak perilaku KKN. Salam Anti KKN bisa dikembangkan melalui

pembiasaan pemberian salam seperti “KKN... No!”, “Anti KKN...

Yes!” Setiap warga sekolah yang berjumpa di jalan atau tempat-tempat

lain, atau dalam pertemuan-pertemuan warga sekolah, atau bahkan

pada saat akan memulai dan mengakhiri pembelajaran di kelas, setelah

pemberian salam secara keagamaan dengan “Assalamu’alaikum –

Wa’alaikum Salam” atau setelah ucapan salam “Selamat

Pagi/Siang/Sore/Malam” dilanjutkan dengan pemberian salam dengan

ucapan: “KKN....” yang dijawab dengan “No...” sambil menaikkan

kepalan tangan ke atas; “Anti KKN...” yang dijawab dengan “Yes....”.

sambil menurunkan kepalan tangan ke bawah. Pemberian salam dan

jawabannya dilakukan dengan suara tegas penuh semangat.

Page 19: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 19

f. Pemasangan Poster atau Karikatur

Penciptaan atmosfir Anti KKN di sekolah juga dapat dilakukan dengan

pemasangan poster atau karikatur yang mengandung nilai dan perilaku

Anti KKN. Poster memuat slogan yang berupa kata-kata hikmat yang

bermakna dan menimbulkan kesan mendalam. Poster hendaknya

merupakan hasil karya siswa dan dipasang secara cantik di sudut-sudut

ruang atau gedung sekolah sehingga juga dapat menambah keindahan.

Begitu pula karikatur. Pengadaan karikatur Anti KKN bisa dilakukan

dengan mengadakan lomba di antara para siswa. Jika poster dan

karikatur Anti KKN karya siswa tersebut di pasang di sudut-sudut

ruang atau geduang sekolah akan menumbuhkan rasa bangga pada diri

siswa yang selanjutnya dapat memperkuat komitmen Anti KKN pada

dirinya.

Page 20: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 20

BAB IV

KRITERIA KEBERHASILAN DAN EVALUASI

A. Kriteria Keberhasilan

Disadarai oleh semua pihak, bahwa Pendidikan Anti KKN di Sekolah

yang dimaksudkan untuk membentuk siswa berperilaku perilaku terpuji sehingga

dapat menghindarkan diri dari perilaku KKN, memerlukan waktu yang panjang

serta komitmen dan dukungan dari semua pihak. Karena itu kriteria yang dapat

dijadikan panduan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan Pendidikan Anti

KKN di Sekolah adalah sebagai berikut:

1. Secara kuantitas terdapat sekolah dalam jumlah yang terus bertambah secara

signifikan dari waktu ke waktu yang melaksanakan Pendidikan Anti KKN.

Pendidikan Anti KKN adalah sebuah gerakan yang diharapkan menjangkau

seluruh sekolah di wilayah Jawa Timur. Hal ini tentu memerlukan partisipasi

yang semakin meluas secara kuantitas.

2. Secara kualitas terdapat pengembangan pola pelaksanaan Pendidikan Anti

KKN di Sekolah baik dalam hal pelibatan unsur dan komponen sekolah,

maupun perluasan integrasi menuju ke semua mata pelajaran yang ada serta

pengembangan strategi melalui kegiatan kesiswaan dan pembiasaan perilaku

sesuai dengan potensi dan kondisi sekolah, sehingga dapat ditemukan pola

pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah yang bervariasi.

3. Adanya dukungan kebijakan yang memadai dari Pemerintah Daerah, baik

Kabupaten/Kota maupun Propinsi. Dukungan kebijakan ini meliputi aspek

pemberian payung hukum (regulasi) baik dalam bentuk Peraturan Daerah,

Keputusan Gubernur/Bupati/Wali Kota, maupun dalam bentuk Program

Kerja dari Dinas Pendidikan. Dukungan kebijakan meliputi pula aspek

manajemen dan pendanaan dengan pemberian dana stimulan bagi sekolah-

sekolah yang melaksanakan Pendidikan Anti KKN.

4. Adanya keterlibatan dari pihak-pihak lain di luar sekolah dan lembaga

pendidikan dalam pelaksanaan Pendidikan Anti KKN, seperti dunia usaha,

Page 21: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 21

Ormas, dan instansi terkait. Keterlibatan tersebut dapat berupa pemberian

sponsor, penyediaan nara sumber, dukungan fasilitas, atau pun gagasan dan

pemikiran.

B. Evaluasi

Berdasarkan rumusan kriteria keberhasilan di atas, maka evaluasi

terhadap pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah dilakukan untuk:

1. Mengidentifikasi dan mengkompilasi jumlah sekolah yang melaksanakan

Pendidikan Anti KKN di setiap jenjang;

2. Menilai peningkatan jumlah sekolah yang melaksanakan Pendidikan Anti

KKN dari waktu ke waktu.

3. Mengidenfitikasi pola integrasi Pendidikan Anti KKN yang dilaksanakan di

setiap sekolah.

4. Menilai pengembangan pola integrasi Pendidikan Anti KKN yang

dilaksanakan di setiap sekolah.

5. Mengidentifikasi bentuk dukungan kebijakan dari masing-masing

Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah.

6. Menilai efektifitas dukungan kebijakan dari masing-masing Pemerintah

Daerah terhadap pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah.

7. Mengidentifikasi bentuk dukungan dari instansi terkait, dunia usaha, ormas,

dan pihak-pihak lain dalam pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah.

8. Menilai efektifitas dukungan dari instansi terkait, dunia usaha, ormas, dan

pihak-pihak lain terhadap pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah.

Untuk pelaksanaan evaluasi di atas selanjutnya perlu dirumuskan

instrumen evaluasi dalam bentuk angket, format observasi dan dokumentasi, dan

bentuk instrumen lainnya yang relevan. Pelaksnaan evaluasi dilakukan melalui

monitoring secara berkala dan berkesinambungan.

Page 22: Panduan Pendidikan Anti KKN

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 22

BAB V

PENUTUP

Panduan pelaksanaan ini disusun dengan harapan dapat dijadikan sebagai

acuan dasar dalam pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah. Implementasi

lebih lanjut dari Panduan ini sangat tergantung dari komitmen dan dukungan dari

semua pihak. Sekolah juga perlu mengembangkan lebih lanjut sesuai dengan potensi

dan kondisi nyata di setiap sekolah masing-masing sehingga dalam pelaksanaannya

akan ditemukan variasi pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah yang

kontekstual.

Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah harus betul-betul memegang

teguh prinsip bahwa Pendidikan Anti KKN adalah pendidikan yang berorientasi pada

nilai dan perilaku yang harus dilaksanakan secara berjenjang dan berkesinambungan

secara sistematis, terpadu, dan terstruktur. Pendekatan integratif ke dalam mata

pelajaran, pengembangan melalui kegiatan kesiswaan, dan pembiasaan perilaku

dalam implementasinya harus dikembangkan sendiri oleh masing-masing sekolah.

Keberhasilan pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah bisa diukur baik

secara kuantitatif maupun kualitatif dari keberadaan sekolah yang melaksanakannya.

Pengukuran juga dilakukan dari aspek dukungan kebijakan Pemerintah Daerah baik

dalam bentuk regulasi, program kerja, maupun penyediaan dana stimulan. Seberapa

jauh keterlibatan instansi terkait, dunia usaha, ormas, dan pihak-pihak lain juga

menjadi kriteria atau ukuran keberhasilan tersendiri.

Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah memang tidak bisa diserahkan

sepenuhnya kepada masing-masing sekolah yang bersangkutan. Untuk itu diperlukan

partisipasi semua pihak melalui pembinaan, pendampingan, dan pemantauan berkala

yang terprogram.

Demikian, semoga panduan ini disusun untuk dapat digunakan acuan bagi

sekolah dan pihak-pihak yang lain yang mempunyai keterkaitan dengan Pelaksanaan

Pendidikan Anti KKN di Sekolah. Panduan ini akan diperbaiki secara berkala sesuai

dengan tuntutan perkembangan keadaan dan kebijakan yang ada.