Panduan Pembuatan Proposal PA Tahun 2010

download Panduan Pembuatan Proposal PA Tahun 2010

of 25

Transcript of Panduan Pembuatan Proposal PA Tahun 2010

Pedoman Penulisan, Pengajuan dan Penilaian Proposal Proyek AkhirTahun Akademik 2009/2010

Program Studi D4 Teknik Telekomunikasi Nir-Kawat

Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung

Januari 2010 1

Pendahuluan

Pedoman pembuatan proposal ini disusun untuk memenuhi tuntutan peningkatan kualitas proposal Proyek Akhir yang sedang dicanangkan di Jurusan Teknik Elektro khususnya, dan Politeknik Negeri Bandung umumnya. Proposal yang berkualitas akan berdampak pada hasil Proyek Akhir yang berkualitas, bermanfaat dan bernilai ekonomis tinggi yang sekaligus juga meningkatkan kemampuan praktis mahasiswa dan menjadikannya tenaga siap pakai yang sangat dibutuhkan di dunia industri. Proposal yang berkualitas menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam menuangkan ide dan topik permasalahannya secara ilmiah. Kemampuan mahasiswa dalam hal ini tak lepas dari kemampuan dosen membimbing, membina dan mengarahkannya. Penyusunan pedoman pembuatan proposal ini didasari atas beberapa pertimbangan: Pedoman pembuatan proposal dan pelaksanaan Proyek Akhir yang ada sudah cukup usang [1][2][3], Kualitas proposal Proyek Akhir belum meningkat, Keharusan Dosen untuk meneliti, Kurangnya pengetahuan Mahasiswa dan Dosen tentang penulisan proposal yang baik, Ketidaksamaan persepsi tentang penulisan proposal dikalangan Mahasiswa dan Dosen pembimbing, Tuntutan akan peningkatan atmosfer akademis dalam bentuk kerjasama yang sinergis antara Mahasiswa dan Dosen. Perbaikan pedoman ini dititikberatkan pada aspek: tinjauan pustaka dan penelusuran ilmiah/studi literatur dari suatu ide, penilaian dan seleksi proposal yang objektif oleh dosen, calon pembimbing, format, yang mengacu kepada format proposal penelitian dari Dikti.

2

Diagram Alir Pengajuan Proposal Proyek AkhirMulai

Penentuan Topik dan Pembimbing

Diskusi dgn calon Pembimbing

Ada Kesepakatan?

T

YPenulisan Proposal Perbaikan

Persyaratan Terpenuhi ?

T

YPerbaikan Proposal

Penilaian Proposal oleh Panitia PA

Dosen Prodi Y TC setuju?

T

YSelesai

Gambar 1: Diagram alir pengajuan proposal proyek akhir

3

2

Pemilihan Topik dan Pembimbing

Untuk melatih mahasiswa Program Studi Teknik Telekomunikasi khususnya program D4 dalam hal pemecahan suatu masalah industri telekomunikasi dan rancang bangun suatu peralatan telekomunikasi, serta mewujudkan hasil analisa pemecahan masalah dan perancangannya, mahasiswa diwajibkan melakukan dan menyusun laporan Proyek Akhir. Dengan tugas tersebut diharapkan mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari sebelumnya. Diharapkan pula, mahasiswa mampu mengidentifikasi persoalan, melakukan implementasi, menentukan spesifikasi, menentukan rencana kerja, biaya, serta mampu mengukur, menganalisa dan mencari kesalahan (trouble shooting) hasil rancangan yang di implementasikannya. 2.1 Pemilihan Topik

Pemilihan topik adalah langkah awal yang menentukan kualitas proyek akhir. Topik yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan waktu penyusunan dan penyelesaian proyek akhir yang tersedia, biaya, relevansi dengan kurikulum yang berlaku serta perkembangan teknologi. Pada tahap ini, mahasiswa diharapkan banyak berkonsultasi dengan para dosen. Dengan adanya hubungan antara dosen dan mahasiswa dalam penentuan topik proyek akhir, akan memudahkan para dosen untuk mengarahkan mahasiswa memilih dan menentukan topik proyek akhir; sedangkan bagi mahasiswa akan mendapatkan kemudahan dalam menentukan topik proyek akhirnya. Topik proyek akhir yang dipilih dapat merupakan satu tahap perancangan dari beberapa tahap yang ada. Dengan demikian penyusunan proyek akhir dapat merupakan proyek yang berkesinambungan dan akan menghasilkan proyek akhir yang kualitasnya semakin tahun semakin baik. Topik proyek akhir juga dapat merupakan bagian dari penggarapan suatu sistem. Hal ini memungkinkan suatu proyek dapat dikerjakan oleh lebih dari satu mahasiswa. Satu kelompok penyusunan proyek akhir dapat terdiri dari mahasiswa yang berbeda program studi maupun jurusan. Sistem kelompok ini, diharapkan dapat menumbuhkan kelompok bidang studi dengan disiplin ilmu yang berbeda. 2.1.1 Syarat-syarat Topik Proyek Akhir Topik proyek akhir hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Belum pernah dijadikan topik proyek akhir baik pada program studi yang sama maupun program studi yang lain. 2. Topik proyek akhir dapat merupakan modifikasi atau penyempurnaan dari topik proyek akhir yang pernah dibuat. 3. Aktual (tidak basi) 4. Tidak menyimpang dari kurikulum 5. Memenuhi faktor-faktor:

Waktu yang tersedia Biaya yang tersedia

4

2.1.2 Proses Pemilihan Topik Proyek Akhir

Sumber pembelajaran yang tersedia Dosen pembimbing yang bersedia

Topik proyek akhir dapat berasal dari mahasiswa atau dosen. Prosedur pemilihan topik adalah sebagai berikut: Mulai

Cari Topik Proyek Akhir

Konsultasi dengan pembimbing

Konsultasi dengan Calon Pembimbing lain

T

Pembimbing Setuju ? Y Ajukan Proposal Ke Panitia PA

Disetujui Y Bimbingan dengan aturan yang

T

Selesai Gambar 2: Proses pemilihan topik proyek akhir dan pelaksanaanya 2.1.3 Batasan Topik Topik harus dicari yang sifatnya: Terkait pada program studi masing-masing, Berdasarkan penelusuran ilmiah,5

Terapan, bukan ilmu dasar, Bermanfaat bagi mayarakat dan/atau bagi proses pembelajaran, Mempunyai nilai jual dan/atau ekonomi tinggi, Teknologi dan permasalahannya sedang trend saat ini, Inovatif, Kreatif, Memiliki kebaruan (min satu dari unsur dibawah ini): Metoda/teknik/solusi baru, dapat dipatenkan, Modifikasi baru dari yang sudah ada, Proses baru, Aplikasi baru, Substitusi baru (pembuatan alat/komponen/produk yang telah ada tapi dengan harga lebih murah). Relevan dengan waktu efektif Proyek Akhir yang tersedia. Relevan dengan biaya yang dimiliki oleh mahasiswa. Kelanjutan dari Proyek Akhir sebelumnya ataupun tidak.

Topik yang tidak boleh: Perakitan suatu alat yang skema dan pcbnya sudah ada, Penjiplakan karya orang lain. Topik dapat diusulkan oleh Mahasiswa ataupun Dosen Pembimbingnya. 2.1.4 Ide

Topik bisa didapatkan dari sesuatu yang tercetus begitu saja dari benak kita atau dari hasil pengamatan permasalahan yang ada disekitar kita. Bila ini terjadi maka kita baru mendapatkan apa yang disebut dengan ide. Ide tidak dapat langsung dituangkan dalam proposal. Ide harus dikaji dulu aspek kebaruannya melalui studi literatur yang mendalam, seperti dijelaskan berikut ini: Tahapan yang salah: Tahapan yang benar: Ide Proposal Ide studi literatur topik proposal studi literatur topik proposal

2.1.5

Studi literatur Tentukan bidang spesifik yang diinginkan (sesuai dengan latar belakang pendidikan). Lakukan studi literatur: Amati perkembangan yang ada pada bidang tsb: solusi, metoda, teknik, trend teknologi, kelebihan, kelemahan, dll Bila ternyata bidang tersebut masih terlalu luas, turun lagi ke yang lebih spesifik dan begitu seterusnya sampai didapat bidang yang sesuai dengan kemampuan kita.

6

Bila studi literatur dilakukan secara intensif, teliti dan sabar maka kita akan menemukan adanya permasalahan spesifik pada komunitas bidang ilmu tsb yang sampai saat ini belum terpecahkan secara optimal. Analisalah permasalahan tsb dan kerahkan segenap kemampuan kita untuk berkontribusi dan dapat menemukan solusinya dengan cara yang unik (yang belum pernah dilakukan orang lain). Buktikan sekali lagi bahwa solusi permasalahan tsb belum pernah ada dengan studi literatur lagi lebih mendalam. Bila bukan merupakan suatu solusi unik (biasanya bagi mereka yg telah mencoba melakukan studi literatur intensif akan merasa, apapun ide kita pasti sudah ada yang melakukan!), jangan putus asa karena ide dapat pula berupa perbaikan atau modifikasi terhadap suatu solusi/konsep/teknik/ metoda dari yang sudah ada. Bila pada akhirnya kita menemukan sebuah solusi/metoda/teknik yang unik ataupun suatu perbaikan dan modifikasi maka pada saat itu dapat dikatakan kita sudah memiliki topik yang tepat dan berkualitas untuk diusulkan. Keuntungan dari mencari topik dengan cara ini adalah bahwa kita tidak perlu lagi mencari justifikasi terhadap manfaatnya (outcomes) ataupun aplikasinya karena secara otomatis bila suatu permasalahan telah menjadi sorotan komunitas saintifik biasanya masalah tersebut bernilai ekonomis dan bermanfaat tinggi. Sarana studi literatur (biasa): Majalah, jurnal dan prosiding ilmiah, perpustakaan, produk komersial terkini, media lain yang terkait, dll. Sedangkan sarana studi literatur yang paling efektif, efisien dan murah saat ini adalah internet!!!. Bila suatu ide tercetus, maka cobalah sarana internet untuk studi literatur. Gunakan mesin pencari kata (Google, Yahoo, Altavista, dsb). Masukkan kata kunci ide tersebut dalam bahasa indonesia tapi sebaiknya bahasa inggris. Maka akan kita dapatkan banyak sekali situs yang kita cari. Disinilah kemampuan bahasa inggris (baca) anda sangat diperlukan. Saat ini semakin banyak situs yang menyediakan artikel ilmiah dijurnal ataupun prosiding secara on-line dan bahkan dapat didownload untuk dapat diprint-out. Banyak juga praktisi-praktisi di bidang kita yang menyajikan hasil-hasilnya dan temuannya secara sukarela serta menyediakan paper-papernya secara gratis. 2.2 Pemilihan Calon Pembimbing

Calon pembimbing dipilih oleh mahasiswa atau ditunjuk oleh Panitia Proyek Akhir. Pemilihan pembimbing oleh mahasiswa diharapkan dapat memperlancar pelaksanaan Proyek Akhir. Penunjukan pembimbing oleh Panitia Proyek Akhir hanya dilakukan jika mahasiswa menghadapi kesulitan dalam penentuan pembimbing dengan memperhatikan unsur keahlian dan kesanggupan. Diharapkan pula calon pembimbing mempunyai minat pada topik yang akan dibahas pada Proyek Akhir. Diharapkan sebelum mengajukan proposal, mahasiswa melakukan diskusi dengan calon pembimbingnya untuk menentukan topik. Topik dapat diusulkan oleh mahasiswa ataupun dosen pembimbingnya. Seorang dosen sah sebagai7

pembimbing bila dosen tersebut menyatakan kesediaannya untuk membimbing mahasiswa yang bersangkutan dengan menandatangani form pernyataan kesediaan membimbing. 3 Penulisan Proposal Proyek Akhir Penulisan proposal Proyek Akhir adalah tahap menuangkan topik kedalam bentuk tulisan ilmiah. Penulisan proposal Proyek Akhir sebenarnya hanyalah tahap menceritakan kembali latar belakang munculnya topik secara ilmiah dan sistematis kedalam bentuk proposal. Penulisan ini dapat dilakukan oleh mahasiswa dengan dibantu dan diperiksa oleh calon pembimbingnya. 3.1 Isi proposal Proyek Akhir

Secara garis besar, proposal Proyek Akhir terdiri atas bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri atas sejumlah bagian, yang akan dibahas satu-per-satu. 3.1.1 Halaman Judul

Secara berurutan, halaman ini berisi : a. Judul proposal proyek akhir (ditulis dengan huruf kapital) Judul harus langsung mencerminkan isi. Maksimal 15 kata. Judul proposal ini sifatnya sementara. Judul proposal tidak otomatis menjadi judul laporan, bila diperlukan kata-katanya dapat berubah namun makna dan topiknya harus tetap dipertahankan. Perubahan judul laporan nantinya harus dengan persetujuan pembimbing. Permintaan untuk perbaikan judul dapat dilakukan oleh Reviewer. Maksud proposal proyek akhir, berupa tulisan: Proposal Proyek Akhir Program Studi D4 Teknik Telekomunikasi Nir-Kawat Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung c. Lambang Politeknik Negeri Bandung berbentuk bundar dengan diameter sekitar 5,5 cm. d. Keterangan tentang mahasiswa yang mengajukan proposal proyek akhir, nama lengkap mahasiswa, dan nomor mahasiswa. Contoh: diajukan oleh: Nenek Moyangku 06324101 e. Instansi yang dituju seperti berikut: Kepada PROGRAM STUDI D4 TEKNIK TELEKOMUNIKASI NIR-KAWAT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO8

b.

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG f. Waktu pengajuan yang terdiri atas bulan dan tahun. Contoh: Januari, 2010 3.1.2 Halaman Persetujuan Berisi data pengesahan oleh Pembimbing Utama dan Pembimbing Pendamping. Contoh seperti di bawah ini. Proposal Proyek Akhir Realisasi Sistem Kontrol On-Off Peralatan Rumah Tangga Melalui Jala-Jala Listrik dengan Pemanfaatan DTMF

diajukan oleh: Nenek Moyangku 06324101

telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama

Nama Pembimbing

tanggal .

Pembimbing Pendamping

Nama Pembimbing

tanggal .9

3.1.3 Abstrak Jangan ditulis Abstraksi!!!. Tidak lebih dari 200 kata. Keseluruhan kalimat harus berada dalam halaman paling depan (hal 1) tidak boleh dilanjutkan ke hal 2. Berisi minimal kalimat sebagai berikut: 1). Pada Proyek Akhir ini akan dilakukan/dibahas ........................... (atau kalimat lain sejenis) 2). Metoda/alat/sistem/realisasi yang ada selama ini biasanya berbasis ................................. (atau kalimat lain sejenis) 3). Diketahui metoda/alat/sistem/realisasi yang pernah digunakan/dicoba pada umumnya memiliki kelemahan .......................................................... (atau kalimat lain sejenis) 4). Disini akan dicoba metoda/alat/sistem/realisasi baru berbasiskan .................................. (atau kalimat lain sejenis) 5). Metoda/alat/sistem/realisasi ini memiliki keuntungan ................................ (atau kalimat lain sejenis) Kalau bisa menyajikan parameter/spesifikasi teknis secara tepat akan lebih baik. Ingat abstrak proposal tidak sama dengan abstrak laporan!. Jadi jangan gunakan abstrak proposal sebagai abstrak laporan nantinya!!!. Bagian utama proposal proyek akhir mencakup: latar belakang, tujuan proyek akhir, tinjauan pustaka, landasan teori, metodologi, cara dan jadwal pelaksanaan proyek akhir. 3.1.4 Latar Belakang Bagian ini berisi penjelasan ringkas tentang latar belakang masalah yang ada sehingga perlu dilakukan studi untuk mencari solusinya, diikuti dengan sub-bab: (Awas jangan terlalu bertele-tele, ngambang, muluk-muluk dan heboh. Sesuaikan dengan tingkat usulannya. Pilihlah kondisi/permasalahan yang sedang trend saat ini) 1. Perumusan masalah Sub-bab ini menjelaskan masalah yang akan ditelaah/dikaji dan alasan yang melatar-belakangi pengkajian. Sebagai sebuah karya ilmiah, tujuan pembuatan proyek akhir adalah mengkomunikasikan temuan-temuan ilmiah baru kepada masyarakat ilmiah. Dengan demikian yang pertama-tama harus dilakukan adalah menunjukkan bahwa hal-hal yang dikerjakan di dalam pembuatan proyek akhir tersebut layak untuk dikomunikasikan. Dengan kata lain, perumusan masalah menjelaskan alasan bahwa masalah yang dikemukakan dipandang menarik dan penting sehingga perlu ditelaah/dikaji. Ada beberapa paragraf pokok yang harus dipertimbangkan yaitu: a. Metoda/alat/sistem apa saja yang ada selama ini dan apa kelemahannya. Pada paragraf ini, harus diberikan hasil perbandingan atau hasil studi literatur singkat dan global tentang metoda/alat/sistem yang pernah ada sebelumnya (min 1 perbandingan) setidaknya dalam lingkup Politeknik Negeri Bandung (cari diperpustakaan!) yang pernah dibuat oleh10

angkatan terdahulu. Akan lebih baik lagi dalam lingkup nasional atau bahkan internasional (lewat internet). b. Apa usulan kita untuk mengatasi kelemahan tersebut, berikan argumentasinya dan keuntungan-keuntungannya. Kalau itu merupakan sesuatu yang baru tunjukkan dimana kebaruannya. Kalau tidak baru setidaknya merupakan suatu modifikasi dan tunjukkan modifikasinya dimana. 2. Keaslian proyek akhir Sub-bab ini berisi penjelasan yang menerangkan bahwa pembuatan proyek akhir yang dilakukan memang belum pernah dilakukan oleh orang lain atau sekiranya sudah ada yang semacam itu perlu dijelaskan perbedaan yang nyata dengan yang sebelumnya. 3. Manfaat proyek akhir Sub-bab ini berisi penjelasan tentang manfaat yang diperoleh setelah pembuatan proyek akhir berhasil dilakukan. Tidak perlu ada informasi yang menyatakan bahwa pembuatan proyek akhir ditujukan untuk memperoleh gelar Sarjana sain terapan (SST) ataupun manfaat untuk pribadi. 3.1.5 Tujuan Proyek Akhir

Tujuan yang dimaksud disini adalah yang bersifat spesifik atau target yang akan dicapai. Berikan tujuan yang ingin dicapai dalam usulan kita secara lebih nyata dan rinci. Apakah kita ingin melakukan perancangan terhadap usulan kita tersebut dengan spesifikasi tertentu, melakukan realisasi dengan target tertentu, melakukan evaluasi performansi suatu sistem, membuktikan suatu teori dari usulan kita atau hanya melakukan studi kasus saja. Jangan memberikan tujuan yang bersifat akademis ataupun manfaat untuk pribadi, seperti misalnya: sebagai syarat untuk lulus program D4, untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat, menambah pengalaman, memberi kontribusi pada masyarakat. Ingat point-point dalam tujuan merupakan janji penulis yang akan dipegang dan dibuktikan diakhir Proyek Akhir oleh Panitia, Reviewer dan Tim Penguji. Jadi berikanlah tujuan yang sesuai dengan kemampuan penulis, hati-hati jangan terlalu muluk-muluk sesuaikan dengan ilmu/pengetahuan/kemampuan yang sudah didapat karena bila terlalu muluk bisa-bisa tujuan ini tidak tercapai dan akan menjadi bumerang kepada penulis itu sendiri. Contoh berikut memberikan gambaran tentang ungkapan tujuan yang belum sempurna: Proyek akhir ini bertujuan mengamati pengaruh komputerisasi dalam bidang akademik di Universitas X. Ungkapan tersebut kurang tajam, karena pembaca masih dapat bertanya tentang beberapa hal, misalnya:

Aspek yang dipengaruhi (misalnya, efisiensi kerja pegawai, produktivitas unit kerja, atau pencapaian tujuan institusi) Maksud kata komputerisasi (apakah pengadaan komputer, digitalisasi dokumen, automasi proses, atau pengembangan sistem informasi)11

Ungkapan di depan dapat disempurnakan sebagai berikut: Proyek akhir ini bertujuan mengamati pengaruh penerapan sistem informasi akademis dalam produktivitas akademis dosen dan mahasiswa di Universitas X. Perhatikan bagaimana frasa yang digaris-bawah memberikan kejelasan tentang tujuan proyek akhir yang dimaksud. Secara prinsip pengembangan suatu perangkat lunak juga diperkenankan, tetapi ada pembatasan yang diatur melalui mekanisme tersendiri. Dalam konteks ini tujuan pengembangan harus dijelaskan untuk menunjukkan bahwa pengembangan perangkat lunak seperti itu memang perlu diimplementasikan untuk mendukung proses penyelesaian masalah 3.1.6 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka menguraikan hasil-hasil karya ilmiah yang pernah dilakukan oleh sejumlah ilmuwan/penulis yang karyanya mempunyai kaitan dengan Proyek Akhir yang akan dilakukan. Selain itu, bagian ini menjelaskan masalah-masalah yang belum terpecahkan atau belum terjawab. Pada bagian ini kita mencoba membandingkan dan mereferensi solusi/pemecahan masalah kita dengan solusi lain melalui studi literatur yang mendalam. Setelah melakukan perbandingan dengan referensi lain, tinjauan pustaka dilanjutkan dengan menceritakan solusi kita agak lebih detil. Berikan Gambaran Umum dan Prinsip kerja dari alat. 1). Gambaran umum. Berikan gambar sistem dimana alat yang akan kita buat akan diaplikasikan dan diintegrasikan (lebih baik menggunakan ilustrasi gambar sesungguhnya misalnya blok pesawat telpon digambarkan dengan bentuk telpon sesungguhnya, (gunakan VISIO). Kemudian berikan penjelasan singkat tentang sistem tersebut. 2). Prinsip kerja alat. Berikan gambar blok diagram alat, baru kemudian keterangan cara kerjanya secara global. Jangan terlalu detil. Jangan pernah mengusulkan suatu gagasan dan menganggap gagasan tersebut baru tanpa pernah menelusuri dan membuktikan kebaruannya melalui studi literatur yang mendalam!!!. Jangan segan atau malu menceritakan ide/gagasan kita sudah dikerjakan orang sebelumnya tapi cobalah dari situ ungkapkan apa yang belum dilakukan oleh mereka atau apa yang menjadi kekurangannya yang akan kita sempurnakan. Ingat mengutip/mereferensi pekerjaan orang lain sama sekali bukan plagiat!!! hal ini malah sangat dianjurkan dalam hal menjustifikasi kebaruan dan memposisikan ide kita terhadap ide-ide orang lain. Tinjauan pustaka juga dapat mereferensi pekerjaan kita sendiri dalam hal pengusulan dana baru untuk melanjutkan topik kita sebelumnya. Hal ini sangat baik dilakukan untuk menghindari salah anggapan bahwa topik ini sudah pernah diajukan sebelumnya. Tinjauan pustaka penting dalam hal meyakinkan penilai bahwa kita kompeten dibidangnya dan yang akan menjamin keberhasilan proyek akhir itu sendiri.12

Bagaimana cara mereferensi/mengutip pustaka? Kutiplah pernyataan yang sangat mendukung argumentasi kita pada literatur yang ditemukan. Kemudian dibelakang pernyataan tersebut beri tanda [ir] dengan ir adalah Indeks Referensi sesuai dengan yang ada pada Daftar Pustaka. Catatan: cara pemberian indeks bermacam-macam tergantung standarnya (lihat bahasan Daftar Pustaka). Untuk tanda [] ini mengacu ke standar IEEE. Ingat harus ada kaitan (link) antara pernyataan yg diberi tanda [] dengan yang ada dalam Daftar Pustaka. Begitu pula sebaliknya apa yang ada pada Daftar Pustaka harus ada kutipannya dalam kalimat di proposal. 3.1.7 Landasan Teori Landasan teori mencakup teori-teori yang dipakai oleh mahasiswa sebagai arahan dalam menyelesaikan masalah yang dibuat pada proyek akhir. Dalam hal ini, landasan teori dapat berupa suatu uraian yang bersifat kualitatif, suatu model matematis, ataupun bentuk-bentuk representatif yang lain. Seperti halnya Tinjauan Pustaka, landasan teori akan lebih meyakinkan (dapat memberikan kesan bahwa proyek akhir dilakukan atas dasar teori yang kuat) bila dirangkai menurut sebuah alur logika yang baik. 3.1.8 Metodologi (Pola Penyelesaian Masalah)

Ceritakan

pola tahapan/langkah yang akan ditempuh dari awal sampai mendapatkan hasil. yang ini pembeberannya ada di tinjauan pustaka.

Jangan rancu dengan solusi/metode/teknik dari permasalahan yang dipilih3.1.9 Jadwal Sesuaikan dengan topik dan pekerjaan/target yang hendak dicapai seperti yang tertera dalam pendahuluan. Pembuatan tabel harus diusahakan berdiri (tidak tidur), lihat contoh! Ini untuk menghemat jumlah halaman. 3.1.10 Biaya Jangan terlalu global dan juga terlalu detil. Semakin kecil biayanya semakin baik. Beberkan dulu semua kebutuhan yang ada berikut harganya. Bila ada yang sudah tersedia hendaknya diberikan catatan. Bagian Akhir dalam proposal proyek akhir berisi daftar pustaka dan lampiran. Namun, lampiran bisa saja tidak ada. 3.1.11 Daftar Pustaka

13

Daftar Pustaka berisi seluruh literatur (baik buku, tesis, artikel pada majalah, surat kabar, dan proceeding, ataupun sumber di Internet) yang diacu pada penulisan proposal proyek akhir. Daftar pustaka disusun urut naik (ascending) didasarkan nama belakang penulis pertama. Banyak cara dan gaya (style) dalam membuat referensi misalnya: MLA (Modern Language Association): biasanya digunakan untuk bidang seni dan bisnis. APA (American Psychological Association): biasanya digunakan di bidang sosial sains. ASR, CBE, dan lain-lain. Untuk bidang elektroteknik kita dapat mengacu pada standard IEEE seperti contoh berikut: [1] E. Mozef, S. Weber, J. Jaber, and E. Tisserand. Parallel architecture dedicated to connected component analysis, IAPR-IEEE 13th International Conference on Pattern Recognition, IEEE Computer Society Press, Vienna, Austria, August 96, pp. 699-703. Ingat: setiap pustaka yang ada dalam daftar harus dikutip dalam teks proposal!!! 3.1.12 Lampiran Lampiran bisa saja tidak ada. Lampiran dapat berupa keterangan atau informasi tambahan (misalnya data sheet) yang dimaksudkan untuk melengkapi proposal proyek akhir. 3.2 Format proposal 3.2.1 Cover Untuk proposal yang akan diajukan tidak perlu menggunakan cover plastik dan tidak perlu dijilid untuk menghemat biaya, yang penting rapi dan sopan!. Cover plastik dan jilid hanya dibutuhkan bila proposal telah selesai diperiksa dan dikoreksi. 3.2.2 Jumlah halaman

Minimum 8 halaman maksimum 20 halaman. 3.2.3 Jumlah copy

Untuk kepentingan penilaian panitia/reviewer, minimal 1 copy dan file softcopynya di email ke panitia. 3.2.4 Format penulisan

Lihat contoh. Perhatian!, contoh proposal yang diberikan hanya sekedar untuk memberikan contoh yang baik dan cara berargumentasi singkat dan padat. Jangan dijiplak!.

14

44.1

Pengajuan proposal Jumlah penulis

Maksimum 2 orang. Harus dibuat sedemikian rupa sehingga walaupun topiknya sama namun memiliki tugas yang berbeda. Pembagiannya harus dipertimbangkan sedemikian rupa sehingga masing-masing mahasiswa dapat melakukan sidang dan demo terpisah tanpa tergantung dari hasil yang lain. 4.2 Softcopy

Softcopy dari proposal Proyek Akhir harus dikumpulkan dalam bentuk CD, setelah memperoleh penilaian dari panitia/reviewer dan judul Proyek Akhir dinyatakan diterima oleh rapat dosen Program Studi Teknik Telekomunikasi. Untuk menghemat CD, semua proposal dari satu kelas mahasiswa dapat digabung dalam 1 CD asal nama file cukup jelas membedakan proposal satu dengan lainnya. Nama file adalah sebagai berikut: PA2010_Nama(16 karakter maksimum)_NIM.doc. Mahasiswa diminta memasukkan data proposalnya kedalam bentuk tabel Microsoft Excel dengan nama file yang sama dengan proposalnya sebagai berikut: PA2008_Nama(16 karakter maksimum)_NIM.xls. Adapun format tabelnya adalah sebagai berikut: No Nama NIM Kelas Judul Pembimbin g Keterangan

4.3

Batas pengumpulan Tanggal : 05 Februari 2010 Jam : 14.00 WIB Tempat : Panitia Proyek Akhir D4/Sekretariat Program Studi Teknik Telekomunikasi Nir-Kawat (Bp. Rachmat) Susunan Panitia Proyek Akhir 1. Asep Barnas Simanjuntak, BSEE, MT 2. Suharjono, Ir., MT 3. Enceng Sulaemen, MT 4. Malayusfi, BSEE 5. Badu Pardosi 6. Rachmat 7. Aan

4.4

Nip. 131 461 966 Nip. 132 004 403 Nip. 132 102 808 Nip. 131 411 802 Nip. 131 879 915 Nip. 131 862 711 Nip. 131 879 654

4.5 Komitmen Buatlah proposal sesuai dengan ketentuan dan contoh yang sudah diberikan (font, paragraf, spasi sesuaikan dengan contoh). Pelanggaran ketentuan ini akan langsung berakibat penolakan pada level Panitia.

15

5

Penilaian Proposal

Dilakukan oleh calon pembimbing/reviewer berdasarkan pengajuan mahasiswa. Panitia dapat bukti penilaian dari pembimbing yang sah secara tertulis berupa persetujuan calon pembimbing untuk justifikasi jika diperlukan. Penilaian didasarkan atas mutu ide, tingkat kreatifitas, teknologi yang dipakai, manfaat, tingkat kesulitan realisasi, waktu yang dibutuhkan, biaya, dan lain-lain. Apabila terdapat keragu-raguan maka akan diputuskan oleh rapat staf dosen Program Studi Teknik Telekomunikasi, yang diadakan khusus untuk itu oleh Panitia proyek akhir.

6

Daftar Pustaka [1] Buku Pedoman Pelaksanaan Proyek Akhir, Program Studi Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik ITB, 1994. [2] Sutrisno, Asep BS, Teddy H, Pedoman Pelaksanaan Proyek Akhir, Program Studi Teknik Telekomunikasi, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik ITB, 1998. [3] Pedoman Pelaksanaan Tugas Akhir/Proyek Akhir D3-Politeknik, Politeknik Negeri Bandung, 1999.

16

REALISASI SISTEM KONTROL ON-OFF PERALATAN RUMAH TANGGA MELALUI JALA-JALA LISTRIK DENGAN PEMANFAATAN DTMF

Proposal Proyek Akhir Program Studi D4 Teknik Telekomunikasi Nir-Kawat Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung

diajukan oleh: Nenek Moyangku 06324101

kepada PROGRAM STUDI D4 TEKNIK TELEKOMUNIKASI NIR-KAWAT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Januari, 2010

Proposal Proyek Akhir Realisasi Sistem Kontrol On-Off Peralatan Rumah Tangga Melalui Jala-Jala Listrik dengan Pemanfaatan DTMF

diajukan oleh: Nenek Moyangku 06324101

telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama

Nama Pembimbing

tanggal .

Pembimbing Pendamping

Nama Pembimbing

tanggal .

Abstrak Power-Line Communication (PLC) memungkinkan kita menggunakan sarana jala-jala listrik untuk mengirim dan menerima data. Peran PLC sangat dibutuhkan di masyarakat, ini terlihat dari banyaknya aplikasi yang muncul mulai dari pengiriman data sederhana sampai pada pemanfaatannya untuk LAN dan Internet. Bagian tersulit dari PLC adalah bagaimana mengatasi derau yang terdapat pada media ini. Banyak teknik yang diusulkan untuk mengatasi masalah derau ini mulai dari yang paling sederhana, menggunakan modulasi ASK sampai pada penggunaan Spread-Spektrum. Teknik Spread-Spektrum sangat baik untuk mengatasi derau pada jala-jala listrik, namun sayang teknik ini masih sulit untuk direalisir. Pada Proyek Akhir ini akan direalisasi sebuah pengontrol on-off peralatan listrik rumah tangga yang sederhana namun diharapkan tahan terhadap derau dengan pemanfaatan DTMF (Dual Tone Multi Frequency). Topik ini merupakan suatu pengembangan dari topik terdahulu yang menggunakan teknik pengiriman dan penerimaan tone. Disamping itu pada Proyek Akhir ini, akan dilakukan pengukuran jarak maksimal komunikasi dan pengidentifikasian kendala-kendala penyebab gagalnya komunikasi.

1.

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Komunikasi data melalui jaringan listrik atau biasa disebut dengan PLC (Power Line Communication) sudah dikenal sejak lama [7]. Penggunaan jaringan listrik sebagai media komunikasi didasari beberapa pertimbangan yaitu 1) media komunikasi selain Radio Frekuensi dapat juga menggunakan kabel konduktor (kawat) sebagai sarananya dan 2) jaringan listrik selalu terdapat pada setiap bangunan modern. Penggunaan jaringan listrik sebagai media komunikasi ini memberikan beberapa keuntungan ekonomis yang sangat berarti seperti misalnya 1) tidak diperlukan biaya kabel tambahan, 2) tidak diperlukan biaya instalasi (tenaga instalator dan perbaikan infrastruktur), 3) waktu yang diperlukan sampai sistem beroperasi dapat lebih cepat, dan 4) tersedia dimana saja. Karena sifatnya yang dapat sebagai media komunikasi dan bagian dari suatu infrastruktur maka banyak aplikasi yang bisa diterapkan misalnya 1) Sistem pengontrol onoff peralatan listrik, 2) Sistem pencatat lama pemakaian daya pada suatu ruangan, 3) Sistem kontrol kebakaran, 4) Sistem pengambilan data secara waktu-nyata, 5) Interphone, sampai pada 6) LAN, dan 7) Internet. 1.2 Perumusan Masalah Jala-jala listrik sifatnya terbuka sehingga derau akan sangat mudah masuk baik dari internal maupun dari eksternal sistem. Untuk dapat menggunakannya sebagai media komunikasi maka derau tersebut harus diminimisasi dengan prinsip pendeteksian informasi yang dalam hal ini adalah kode pada frequency-domain (bukan time-domain). Dengan berasumsi bahwa DTMF generator dan decoder yang biasa digunakan pada jaringan telkom telah terbukti handal dalam mengidentifikasi tone (kode) maka solusi ini tentunya dapat pula diterapkan pada jala-jala listrik tentunya dengan beberapa penyesuaian yang diperlukan. 1.3 Keaslian Proyek Akhir

Permasalahan utama pada PLC adalah tingginya derau akibat pemakaian peralatan listrik. Beberapa solusi telah diusulkan antara lain: 1) Penggunaan modulasi ASK dengan daya besar 25 watt [2], 2) Penggunaan modulasi FM [5], 3) Penggunaan modulasi FSK dengan chip khusus PLC [1][4], 4) Penggunaan tone generator dan decoder [6], dan 5) Penggunaan modulasi Spread-Spektrum [3]. Solusi yang terakhir ini menjadi trend saat ini karena kehandalannya terhadap derau menjanjikan solusi ini dapat menjadikan jaringan listrik sebagai sarana akses Internet dan komunikasi masa depan [9]. Ini dibuktikan dengan banyaknya perusahaan-perusahaan raksasa seperti: Intel, Motorola, Cisco, Compaq, AMD, 3COM, Texas Instruments, dan Panasonic tertarik untuk mewujudkan impian ini. Penggunaan Spread-Spektrum memang baik untuk PLC namun realisasinya sangat kompleks sehingga bukan menjadi tujuan dari topik yang penulis usulkan. Karena ditargetkan hanya untuk pemakaian di rumah-tangga dan kesederhanaan disainnya maka penulis tertarik pada solusi tone generator dan decoder seperti yang telah direalisir pada [6]. Oleh karena itu penulis mencoba untuk memodifikasi dan menyempurnakan teknik ini agar ketahanannya terhadap derau semakin tinggi yaitu dengan menggunakan prinsip DTMF (Dual Tone Multi Frequency).

20

1.4

Manfaat Proyek Akhir

Pada Proyek Akhir ini akan direalisasikan sebuah pengontrol on-off peralatan listrik rumah tangga yang sederhana namun diharapkan tahan terhadap derau dengan pemanfaatan DTMF (Dual Tone Multi Frequency). Power-Line Communication (PLC) memungkinkan kita menggunakan sarana jala-jala listrik untuk mengirim dan menerima data. 1.5 Tujuan Poyek Akhir Membuat alat pengirim dan penerima kode melalui jala-jala listrik secara sederhana namun handal dengan DTMF. Mengukur jarak maksimal komunikasi. Mengidentifikasi kendala-kendala penyebab gagalnya komunikasi. Tinjauan Pustaka Sistem Otomasi Rumah (Gambar 1) sudah diperkenalkan sejak tahun 1976 ditandai dengan munculnya sistem X10 dibuat oleh Pico Electronics Ltd Skotlandia [7]. Prinsip X10 adalah menginjeksikan sinyal burst dengan frekuensi 120 Khz selama 1 ms pada zero crossing point. Biner 0 dan 1 ditandai dengan ada tidaknya burst pada zero crossing point tersebut. Realisasinya menggunakan AT89C51 diperkenalkan pada [7]. X10 tidak cocok dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi data karena protokolnya sendiri tidak memungkinkan pengiriman dengan baudrate yang tinggi.

2.

Gambar 1: Ilustrasi sistem PLC

21

Kehandalan sistem PLC sangat tergantung dari teknik modulasi yang dipergunakan. Pada [5] dibahas sebuah sistem PLC menggunakan pasangan chip modulator-demodulator MC1376 dan MC3359 Motorola dengan modulasi FM. Beberapa realisasi PLC yang berhasil penulis temukan dalam literatur (Tugas/Proyek Akhir) dilingkungan Politeknik Negeri Bandung dan ITB angkatan tahun sebelumnya antara lain adalah realisasi: 1) Sistem PLC menggunakan chip XR2206 EXAR dan modulasi ASK [2]. Untuk mendapatkan jarak yang jauh maka sistem ini menggunakan daya yang cukup besar 25 Watt yang menjadikan kelemahan utama sistem ini karena derau yang ditimbulkan akan sangat mengganggu lingkungan sekitarnya. Sistem ini hanya cocok dipakai untuk pengiriman data sesaat misalnya untuk pencatatan meter listrik diakhir bulan. 2) Sistem PLC menggunakan chip LM2893 National Semiconductor untuk aplikasi kontrol beban [1]. Kecepatan transfer data maksimum yang telah dicapai adalah 1200 bps. Aplikasi lain yang sudah dikembangkan dengan chip yang sama dibahas pada [4]. Sistem ini menggunakan modulasi FSK dengan baudrate 4800 bps. Sayangnya aplikasi nyata dari kedua sistem ini belum tampak jelas. 3) Sistem PLC dengan teknik modulasi Spread Spectrum telah pula dibahas pada [3]. Teknik modulasi Spread Spectrum atau CDM (Code Division Multiplexing) dan OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) menjadi trend saat ini untuk mengatasi derau pada jaringan listrik [8]. Dengan teknik ini memungkinkan kita untuk membangun aplikasi LAN dan akses Internet melalui jaringan listrik. Namun sayangnya realisasi yang dibahas pada [3] tersebut belum berhasil dengan baik. Sistem PLC yang penulis akan realisasikan mencoba mencari solusi handal namun sederhana. Berbeda dengan realisasi menggunakan: chip XR2206 (Function generator) [2], chip MC1376 dan MC3359 (modulator-demodulator FM) [5], chip LM2893 (chip khusus PLC) [1][4] dan chip NE567 (tone decoder) [6], disini penulis mencoba memecahkan masalah derau pada jaringan listrik dengan menggunakan teknik DTMF. Secara umum, prinsip kerja dari sistem yang diusulkan adalah sebagai berikut: Sinyal DTMF dibangkitkan langsung oleh DTMF generator (Gambar 2). Pemilihan kode DTMF dimungkinkan dengan menggunakan key-pad, jadi jumlah kode yang mungkin adalah maksimum 16. Tone yang dihasilkan kemudian dikirimkan melalui jala-jala dengan perantara kopling AC. Disisi penerima, tone yang dikirim masuk melalui kopling AC juga. Tone yang telah bercampur dengan derau ini kemudian diekstrak kembali oleh DTMF decoder menjadi kode biner. Selanjutnya kode biner ini dibandingkan dengan kode identifikasi alat. Jika kode ini sama maka alat listrik yang tersambung akan hidup (On). Bila tidak akan tetap mati (Off). Sistem ini diharapkan dapat berfungsi dengan baik dan dapat mengontrol maksimum 16 perangkat listrik. 2.1 Landasan Teori

Sistem Otomasi Rumah dengan sebuah pengontrol on-off umumnya menggunakan sistem X10, dimana cara kerjanya adalah menginjeksikan sinyal burst dengan frekuensi 120 Khz selama 1 ms pada zero crossing point. Kontrol on-off ini dinyatakan sebagai biner 0 dan 1 yang ditandai dengan ada tidaknya burst pada zero crossing point tersebut. Prinsip lain yang lebih sederhana untuk aplikasi pengontrolan alat-alat rumah tangga melalui jaringan listrik adalah dengan menggunakan tone generator pada Tx dengan frekuensi sekitar 200 Khz dan tone decoder pada Rx menggunakan NE567 [6]. Prinsip ini cukup aman karena dalam implementasinya hanya menggunakan kabel Netral dan Ground.

22

Pemilih tone (kode)

DTMF Generator

Kopling Jala-jala

Alat 1

DTMF Dekoder

Kopling Jala-jala

Alat 2

DTMF Dekoder

Kopling Jala-jala

Gambar 2: Blok diagram sistem PLC dengan memanfaatkan DTMF generator dan dekoder Seperti yang diketahui bahwa DTMF telah lama digunakan pada jaringan telekomunikasi dan terbukti sangat handal dalam mendekode kode yang dikirim oleh DTMF generator walaupun dalam kondisi jaringan telkom terganggu oleh derau suara. Hal ini dimungkinkan dengan penggunaan algoritma jenis FFT (Fast Fourier Transform) yang bekerja pada frequency-domain untuk pendeteksian kode tone yang dikirim.

3.

Metodologi (Pola Penyelesaian Masalah)

3.1 Studi Literatur Pada tahap ini, penulis mencoba mencari literatur yang terkait dengan penggunaan DTMF untuk PLC. Berdasakan itu, penulis mencoba menentukan spesifikasi teknis yang lebih rinci. 3.2 Perancangan Dengan spesifikasi yang telah ditentukan maka pada tahap ini, penulis mencoba merancang blok diagram umum dari sistem yang diusulkan kemudian barulah mencoba mencari skema rinci dari masing-masing blok diagram. 3.3 Realisasi Setelah mendapatkan skema rinci, penulis memulai menginventarisir kebutuhan komponen dengan membuat daftar komponen yang digunakan kemudian mengadakannya. Selanjutnya penulis mulai membuat lay-out PCB dan mencetaknya. Tahap ini diakhiri dengan perakitan dan penyolderan komponen-komponen kedalam PCB.

23

3.4 Pengukuran dan pengujian Setelah perakitan PCB selesai, penulis mencoba melakukan pengukuran dan pengujian dengan osiloscope dan spectrum analyser. Parameter-parameter penting dicoba untuk didata dan direkam. Bila terdapat penyimpangan maka diusahakan agar parameter tersebut dianalisa dan diperbaiki. 3.5 Analisa dan Evaluasi Tahap ini diperlukan untuk mengevaluasi kinerja dan kehandalan alat pada kondisi lapangan. Pada tahap ini penulis mencoba melakukan pengukuran jarak maksimum komunikasi serta mengidentifikasi kendala-kendala yang menjadi penyebab gagalnya komunikasi. 3.6 Perbaikan dan Penyempurnaan Bila terdapat beberapa kesalahan yang masih dapat diperbaiki, maka pada kesempatan ini penulis berusaha untuk memperbaikinya dan menyempurnakannya. 3.7 Propototipe Tahap ini diperlukan untuk merampungkan dan mengemas sistem kedalam bentuk yang lebih representatif.

4.Kegiatan

JadwalJadwal Pelaksanaan Proyek Akhir Bulan 1 1 2 3 4 Bulan 2 1 2 3 4 Bulan 3 1 2 3 4 Bulan 4 1 2 3 4 Bulan 5 1 2 3 4 Bulan 6 1 2 3 4

1 2 3 4 5 5 6

Studi Literatur Perancanga n Realisasi Pengujian Analisa Perbaikan Prototipe

5.

Biaya Biaya Rp. 400.000 Keterangan

No. Keperluan 1 Komponen utama -Mikrokontroler -DTMF Generator -DTMF Decoder -Keypad -Lain-lain 2 Komponen penunjang -Kotak -PCB

Rp. 350.000

24

3

-Lain-lain Laporan -Fotokopi -Tinta printer -Kertas -Lain-lain Total

Rp. 200.000

Rp. 950.000

6.[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]

Daftar Pustaka Beny Nugraha, Nana Kurnia, Power Lines Carrier System Sebagai Media Transmisi untuk Aplikasi Building Automation System, Laporan Proyek Akhir, Program Studi T. Telekomunikasi, Politeknik Negeri Bandung, 24 Agustus 2001. Kurniawan, Robi Septriansyah, Modem ASK dengan Carrier 100 Khz, 25 Watt untuk Jala-Jala Listrik, Laporan Proyek Akhir, Program Studi T. Telekomunikasi, Politeknik Negeri Bandung, 31 Agustus 2000. Ade R, Widya M, Komunikasi Data Melalui Jala-jala Listrik dengan Teknik Spread Spectrum, Laporan Proyek Akhir, Program Studi T. Telekomunikasi, Politeknik Negeri Bandung, Agustus 2003 Susila Hardiyantono, Perancangan dan Implementasi Sistem Tx-Rx pada Komunikasi Data melalui Jala-jala Listrik dengan Modulasi FSK, Laporan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi ITB, April 1994. Meiditomo Barnadib, Telekomunikator dan Telealarm melalui Jala jala PLN, Elektron 27, TH. VIII, 1984, pp. 2737-2750. Pengaturan Alat-alat Rumah Tangga melalui Jala-Jala Listrik, Elexiana 2, pp. 5-7 Cipta Nugraha, Sistem Otomasi Rumah dengan X-10. Berinternet via Kabel Listrik, Mungkinkah?, www.suarapembaruan.com/news/2001/12/23/Iptek/ipt02.html. Internet via Kabel Listrik Segera Jadi Kenyataan, www.komunikasi.org/berita/ a402.php3

25