Panduan Intensif

11
BAB I DEFINISI Pelayanan Rawat Intensif merupakan pelayanan yang terintegrasi dan komprehensif yang dilakukan oleh semua praktisi kesehatan yang merawat pasien sakit kritis untuk mencapai hasil yang optimal. Istilah-istilah: ICU/ICCU (Intensive Care Unit/Intensive Cardiovascular Care Unit ): ruang perawatan intensif untuk pasien dewasa. PICU (Pediatric Intensive Care Unit): ruang perawatan intensif untuk pasien anak usia < 18 tahun. NICU (Neonatal Intensive Care Unit): ruang perawatan intensif untuk neonatus (bayi baru lahir sampai usia 28 hari). I. Perawatan Neonatal Normal (Level 1) Perawatan dilakukan langsung oleh ibu di kamar perawatan setelah melahirkan, diawasi oleh perawat dan dokter, tetapi tetap membutuhkan perawatan dan nasihat medis yang minimal. II. Perawatan Neonatal Khusus (Level 2) Perawatan yang diberikan mencakup observasi, penatalaksanaan, dan pemantauan yang lebih sederhana dari perawatan intensif, tetapi melebihi perawatan rutin normal. III. Unit Perawatan Neonatal Intensif (Level 3) Perawatan yang diberikan di unit perawatan neonatal intensif adalah untuk neonatus dengan sakit yang parah serta membutuhkan staf medis dan keperawatan yang terampil di bidang intensif. 1

description

asd

Transcript of Panduan Intensif

Page 1: Panduan Intensif

BAB I

DEFINISI

Pelayanan Rawat Intensif merupakan pelayanan yang terintegrasi dan

komprehensif yang dilakukan oleh semua praktisi kesehatan yang merawat pasien sakit

kritis untuk mencapai hasil yang optimal.

Istilah-istilah:

ICU/ICCU (Intensive Care Unit/Intensive Cardiovascular Care Unit): ruang perawatan

intensif untuk pasien dewasa.

PICU (Pediatric Intensive Care Unit): ruang perawatan intensif untuk pasien anak usia <

18 tahun.

NICU (Neonatal Intensive Care Unit): ruang perawatan intensif untuk neonatus (bayi baru

lahir sampai usia 28 hari).

I. Perawatan Neonatal Normal (Level 1)

Perawatan dilakukan langsung oleh ibu di kamar perawatan setelah melahirkan,

diawasi oleh perawat dan dokter, tetapi tetap membutuhkan perawatan dan nasihat

medis yang minimal.

II. Perawatan Neonatal Khusus (Level 2)

Perawatan yang diberikan mencakup observasi, penatalaksanaan, dan pemantauan

yang lebih sederhana dari perawatan intensif, tetapi melebihi perawatan rutin normal.

III. Unit Perawatan Neonatal Intensif (Level 3)

Perawatan yang diberikan di unit perawatan neonatal intensif adalah untuk neonatus

dengan sakit yang parah serta membutuhkan staf medis dan keperawatan yang

terampil di bidang intensif.

1

Page 2: Panduan Intensif

BAB II

RUANG LINGKUP

Pelayanan di ruang intensif (ICU/ICCU/PICU/NICU) memberikan pelayanan

antara lain pemantauan yang canggih dan terapi intensif. Pelayanan Rawat Intensif

merupakan pelayanan yang terintegrasi dan komprehensif, terdiri dari pelayanan medis,

pelayanan penunjang medis dan pelayanan keperawatan, yang tidak dapat berdiri sendiri

sehingga harus dikoordinasi dan diintegrasikan oleh semua pihak yang merawat pasien

sehingga tercapai hasil yang optimal. Berbagai jenis praktisi kesehatan yang dapat

melaksanakan kegiatan tersebut termasuk dokter, perawat, ahli farmasi, ahli terapi

rehabilitasi, ahli gizi, dan praktisi kesehatan lainnya. Pelayanan di ruang rawat intensif

tetap menjadi tanggung jawab DPJP kolaborasi dengan dokter penanggung jawab ruang

rawat intensif.

Diperlukannya mekanisme untuk membuat prioritas pada sarana yang terbatas

ini apabila kebutuhannya ternyata melebihi jumlah tempat tidur yang tersedia di ICU.

Dalam keadaan penggunaan tempat tidur yang tinggi, pasien yang memerlukan terapi

intensif (prioritas 1) didahulukan dirawat di ICU, dibandingkan pasien yang memerlukan

pemantauan intensif (prioritas 2) dan pasien sakit kritis atau terminal dengan prognosis

yang jelek untuk sembuh (prioritas 3). Penilaian objektif hendaknya dilakukan oleh dokter.

Pasien Prioritas 1: Pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif

seperti dukungan/bantuan ventilasi, infus obat-obat vasoaktif kontinu, dan lain-lain.

Pasien Prioritas 2: Pasien memerlukan pelayanan pemantauan canggih dari ICU.

Pasien Prioritas 3: Pasien sakit kritis dan tidak stabil dimana status kesehatan

sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya, baik masing-masing

atau kombinasinya, sangat mengurangi kemungkinan kesembuhan dan atau mendapat

manfaat dari terapi di ICU. Pasien mungkin mendapat terapi intensif untuk mengatasi

penyakit akut, tetapi usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau

resusitasi kardiopulmoner.

BAB III

2

Page 3: Panduan Intensif

TATA LAKSANA

1. Ketentuan kebutuhan pasien dalam perawatan intensif ditentukan oleh Dokter

penanggung jawab pelayanan (DPJP) dalam 24 jam sejak pasien masuk rawat

inap, meliputi : rencana pelayanan, pengobatan dan tindakan yang dibutuhkan

pasien.

2. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana mereka akan diberitahu oleh

dokter penanggung jawab pasien (DPJP) tentang hasil pengobatan,

perawatan,serta hal-hal lain yang tidak terduga yang terjadi selama masa

perawatan.

3. Pasien yang akan masuk ke ruang rawat intensif hendaknya sesuai dengan

kriteria masuk ruang rawat intensif (ICU/ICCU/PICU/NICU) mengingat kapasitas

jumlah tempat tidur yang terbatas.

4. Setiap pasien yang akan dirawat di ruang rawat intensif harus dengan

sepengetahuan DPJP dan dokter penanggung jawab ruang rawat intensif.

5. Kriteria masuk ruang rawat intensif (ICU/ICCU/PICU) dengan model Diagnosis

(Guidelines for ICU Admission, Discharge, and Triage; American College of

Critical Care Medicine, 1999) :

A. Sistem Kardiovaskular

1. Infark Miokard akut dengan komplikasi

2. Syok kardiogenik

3. Complex arrhytmia yang memerlukan pengawasan ketat dan

intervensi.

4. Gagal jantung akut dengan gagal napas dan atau memerlukan

bantuan hemodinamik

5. Hipertensi emergensi

6. Angina pektoris tidak stabil yang disertai aritmia, hemodinamik tidak

stabil, atau nyeri dada yang persisten.

7. Henti jantung

8. Tamponade jantung dengan hemodinamik yang tidak stabil.

9. Diseksi aneurisma aorta

10. Blok jantung total

B. Sistem Pulmonal

1. Gagal Napas akut yang memerlukan ventilator

2. Emboli paru dengan kondisi hemodinamik yang tidak stabil

3. Pasien di unit rawat intermediate yang menunjukkan gangguan

respirasi.

3

Page 4: Panduan Intensif

4. Hemoptisis masif

5. Gagal napas yang memerlukan intubasi segera

C. Gangguan Neurologi

1. Stroke akut yang disertai perubahan status mental

2. Koma: metabolik, toksik, anoksik

3. Perdarahan intrakranial yang potensial herniasi

4. Perdarahan subarakhnoid akut

5. Meningitis dengan perubahan status mental atau gangguan

pernapasan

6. Gangguan sistem saraf pusat/neuromuskular dengan fungsi

pulmonal/neurologik memburuk

7. Status epileptikus

8. Mati batang otak atau potensial mati batang otak yang perlu dirawat

sambil menunggu rencana status pendonor organ.

9. Vasospame

10. Cedera kepala berat

D. Overdosis Obat (Drug Ingestion & Drug Overdose)

1. Disertai hemodinamik yang tidak stabil

2. Disertai penurunan kesadaran yang signifikan dan proteksi jalan

napas yang tidak adekuat

3. Kejang yang tidak teratasi

E. Gangguan Gastrointestinal

1. Perdarahan gastrointestinal yang mengancam nyawa disertai

hipotensi, angina, perdarahan yang terus-menerus, atau disertai

komorbid lain.

2. Gagal hati fulminan

3. Pankreatitis berat

4. Perforasi esofagus dengan atau tanpa mediastinitis

F. Endokrin

1. Ketoasidosis diabetik disertai hemodinamik tidak stabil, penurunan

kesadaran, insufisiensi pernapasan, atau asidosis berat.

2. Krisis tiroid atau koma miksedema dengan hemodinamik tidak stabil.

3. Status hiperosmolar dengan koma dan atau hemodinamik tidak stabil.

4. Gangguan endokrin lainnya seperti krisis adrenal yang disertai

hemodinamik tidak stabil.

5. Hiperkalsemia berat disertai penurunan kesadaran, yang memerlukan

pemantauan hemodinamik

4

Page 5: Panduan Intensif

6. Hipo- atau hipernatremia disertai kejang, penurunan kesadaran

7. Hipo- atau hipermagnesemia disertai gangguan hemodinamik atau

disritmia

8. Hipo- atau hiperkalemia disertai disritmia atau kelemahan otot

9. Hipofosfatemia disertai kelemahan otot

G. Pembedahan

1. Pasien post-operatif yang memerlukan pemantauan

hemodinamik/bantuan ventilasi/memerlukan perawatan intensif

H. Gangguan lainnya

1. Syok sepsis disertai hemodinamik tidak stabil

2. Pemantauan hemodinamik

3. Kondisi kinis yang memerlukan perawatan intensif dari perawat ICU

4. Trauma lingkungan (listrik, tenggelam, hipo/hipertermia)

6. Kriteria masuk ruang rawat intensif neonatus level 3:

a. Berat lahir kurang dari 1250 gram.

b. Masa kehamilan kurang dari 30 minggu. Beberapa bayi yang lahir antara

30-32 minggu juga dapat diterima pada Level 3.

c. Membutuhkan ventilasi tekanan positif.

d. Membutuhkan transfusi tukar.

e. Semua bayi yang dengan kondisi klinisnya sedemikian rupa sehingga

mereka tidak dapat dirawat di Level 2.

7. Kriteria masuk ruang rawat intensif neonatus level 3:

a. Berat badan lahir < 2500 gram

b. Prematuritas: masa kehamilan ≤ 36 minggu

c. Infeksi

d. Masalah pernapasan:

- Apnea atau sianotik episodik

- Setiap gangguan pernapasan yang menyebabkan kekhawatiran

- Tanda-tanda gangguan pernapasan bertahan selama > 1 jam.

e. Masalah Gastrointestinal:

- Kesulitan pemberian makanan yang cukup berat untuk dapat

menyebabkan kekhawatiran klinis

- Muntah berwarna cairan empedu atau tanda-tanda lain yang

menunjukkan tanda-tanda obstruksi usus.

f. Masalah Metabolik: Ketidakmampuan untuk mempertahankan konsentrasi

glukosa serum ≥ 2,6 mmol/L ( ≥ 46,8 mg/dL) meskipun makan yang

memadai.

5

Page 6: Panduan Intensif

g. Masalah Susunan Saraf Pusat: kejang, asfiksia sedang pada saat lahir.

h. Malformasi

i. Kardiovaskular: masalah yang membutuhkan pemantauan atau intervensi

yang tidak tersedia di kamar perawatan setalah melahirkan.

j. Lain-lain: Semua bayi yang menimbulkan kekhawatiran sehingga dokter atau

perawat yang bertugas merasa bahwa bayi membutuhkan observasi atau

perawatan di Level 2.

k. Masalah sosial/perawatan terminal: Bayi tersebut idealnya dirawat di bangsal

dengan orang tua atau di rumah. Pada keadaan tertentu, setelah

berkonsultasi dengan multidisiplin bidang, bayi-bayi dengan keadaan ini

disarankan untuk mendapatkan perawatan di Level 2.

l. Bayi dengan defisiensi G6PD

m. Bayi dari ibu pembawa hepatitis B

n. Bayi dengan cacat bawaan ringan (polydactily, hidrokel, dan lain-lain)

o. Bayi yang mendapat fototerapi

p. Bayi yang lahir dari ibu dengan komplikasi pada kehamilan seperti diabetes

mellitus, pireksia, pecah ketuban lama, pewarnaan mekonium ringan, tetapi

bebas dari segala manifestasi klinis penyakit.

8. Kriteria masuk ruang intensif di catat dalam berkas rekam medik oleh

DPJP/dokter penanggung jawab ruang intensif/dokter anestesi/dokter umum.

9. Pengkajian awal pasien dilakukan pada seluruh pasien kritis, baik dewasa, anak

maupun neonatus secara konsisten di seluruh unit perawatan.

10. Pengkajian awal dilakukan pada saat hari pertama pasien baru masuk di ruang

perawatan intensif bila pasien baru masuk di rumah sakit, dan pengkajian ulang

dilakukan secara berkesinambungan sesuai kondisi pasien.

11. Pengkajian awal pasien maupun pengkajian ulang pasien wajib

didokumentasikan di dalam berkas rekam medik pasien.

12. Pengkajian awal rawat inap meliputi pengkajian medik, pengkajian penunjang

medik dan pengkajian keperawatan wajib diisi lengkap maksimal 24 jam setelah

pasien masuk rawat intensif.

13. Pengkajian awal pasien rawat intensif dilakukan sebagaimana tercantum dalam

Panduan Asesmen.

14. Pengisian catatan harian perkembangan pasien dilakukan setiap hari oleh

petugas kesehatan yang ditulis dalam formulir terintegrasi dengan menggunakan

metode SOAP.

6

Page 7: Panduan Intensif

15. Penanganan pasien yang dirawat di ruang intensif merupakan penanganan yang

komprehensif dan kolaborasi antara DPJP dan dokter penanggung jawab ruang

intensif.

15. Indikasi Keluar ruang rawat ICU/ICCU/PICU:

a. Status fisiologik pasien sudah stabil dan tidak lagi memerlukan pemantauan

dan perawatan intensif, tidak ada irama jantung yang potensial mengancam

nyawa.

b. Status fisiologik pasien sudah terganggu dan intervensi aktif sudah tidak

direncanakan, dipertimbangkan untuk dipindahkan ke ruang rawat

intermediate.

16. Kriteria keluar NICU:

a. Berat badan bayi harus meningkat; tidak harus mencapai berat badan tertentu

asalkan terdapat penambahan berat badan.

b. Reflex isap sudah baik

c. Bayi mampu menjaga suhu tubuhnya terutama di suhu lingkungan rumah

d. Orang tua harus mau dan senang untuk membawa puang bayi mereka dan

mampu menunjukkan bahwa mereka memiliki keterampilan mengasuh yang

baik.

e. Harus ada komunitas yang cukup memadai untuk menindaklanjuti layanan

yang tersedia. Seperti menghubungi dokter umum melalui telepon untuk

membahas tindak lanjut penatalaksanaan.

17. Indikasi keluar perawatan intensif dicatat pada berkas rekam medik oleh

DPJP/dokter penanggung jawab ruang intensif/dokter umum.

18. Untuk pasien yang akan meninggal diatur dalam Panduan Penanganan Pasien

yang akan Meninggal Dunia (End of Life Care).

19. Setiap dokter atau praktisi kesehatan lain yang bertanggung jawab atas

perawatan pasien wajib memperkenalkan diri sebelum merawat pasien.

20. Bila pasien memerlukan konsultasi / penanganan oleh spesialis lain maka

dilakukan prosedur permintaan konsul ; demikian juga bila pasien memerlukan

pemeriksaan diagnostik yang tidak tersedia di rumah sakit Awal Bros Makassar

maka pasien akan dirujuk untuk pemeriksaan tersebut

7

Page 8: Panduan Intensif

BAB IV

DOKUMENTASI

1. Formulir Edukasi

Berisi tentang kegiatan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait penyakit,

rencana pengobatan dan perawatan, administrasi, tata tertib dan lain-lain

2. Form Permintaan Konsultasi ke dokter penanggung jawab ruang intensif dan dokter

spesialis lain bila diperlukan.

3. Catatan keperawatan

Segala tindakan keperawatan dan perkembangan pasien ditulis disini disertai

evaluasi tiap waktu yang dicantumkan dalam asuhan keperawatan.

4. Formulir Observasi Pasien Intensif

Berisi catatan terintegrasi dari semua petugas kesehatan yang memberikan asuhan

keperawatan kepada pasien yang dirawat di ruang intensif baik dokter jaga, DPJP,

dokter spesialis konsulen, perawat, ahli gizi, farmasi maupun petugas rehabilitasi

medik; catatan perkembangan pasien, data observasi pasien selama di ruang

intensif, daftar pengobatan dan balans cairan.

8