Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

7

Click here to load reader

description

pengertian

Transcript of Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Page 1: Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia Pancasila sebagai sesuatu yang ada, maka dapat dikaji secara filsafat (ingat objek material filsafat adalah segala yang ada), dan untuk mengetahui bahwa Pancasila sebagai system filsafat, maka perlu dijabarkan tentang syarat-syarat filsafat terhadap Pancasila tersebut, jika syarat-syarat system filsafat cocok pada Pancasila, maka Pancasila merupakan system filsafat, tetapi jika tidak maka bukan system filsafat. Sebaimana suatu logam dikatakan emas bila syarat-syarat emas terdapat pada logam tersebut. Penjabaran filsafat terhadap Pamcasila : 1) Objek filsafat : yang pertama objek material adalah segala yang ada dan mungkin ada. Objek yang demikian ini dapat digolongkan ke dalam tiga hal, yaitu ada Tuhan, ada manusia, dan ada alam semesta. Pancasila adalah suatu yang ada, sebagai dasar negara rumusannya jelas yaitu : 1. Ke-Tuhanan Y.M.E. 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin dalam permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dari rumusan ini maka objek yang didapat adalah: Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil. Dan dari kelima objek itu dapat dipersempit lagi ke dalam tiga saja, yaitu Tuhan, manusia dan alam semesta untuk mewakili objek satu, rakyat, dan adil, sebab hal-hal yang bersatu, rakyat dan keadilan itu berada pada alam semesta itu sendiri. Dengan demikian dari segi objek material Pancasila dapt diterima.

Buku Ajar PENDIDIKAN PANCASILA 25 Kedua, objek formal filsafat adalah hakikat dari segala sesuatu yang ada itu sendiri. Apakah Pancasila juga kajian hakikat? Kalau menilik dari kelima objek kelima sila Pancasila itu, semuanya tersusun atas kata dasar dengan tambahan awalan ke/per dan akhiran an. Menurut ilmu bahasa, jika suatu kata dasar diberi awalan ke atau per dan akhiran an, maka akan menjadi abstrak (bersifat abstrak) benda kata dasar tersebut, lebih dari itu menunjukkan sifat hakikat dari bendanya. Misalnya kemanusiaan, maknanya adalah hakikat abstrak dari manusia itu sendiri, yang mutlak, tetap dan tidak berubah. Demikian juga dalam sila-sila Pancasila yang lainnya, yaitu Ke-Tuhanan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Khusus untuk persatuan, awalan per menunjukkan suatu proses menuju ke awalan ke yang nantinya diharapkan menjadi kesatuan juga. Dengan analisis penjabaran ini, maka Pancasila memenuhi syarat juga dalam hal objek formalnya. 2) Metode filsafat : metode filsafat adalah kontemplasi atau perenungan atau berfikir untuk menemukan hakikat. Jadi di sini bukan berfikirnya, tetapi cara menemukan hakikat, atau metode menemukan hakikat. Secara umum ada dua dan tiga dengan metode campuran, yaitu metode analisa, metode sintesa serta metode analisa dan sintesa (analiticosyntetik). Demikian juga Pancasila, ia temuikan dengan cara-cara tertentu dengan metode analisa dan sintesa, nilai-nilainya digali dari buminya Indonesia. 3) Sistem filsafat : setiap ilmu maupun filsafat dalam dirinya merupakan suatu system, artinya merupakan suatu kebulatan dan keutuhan tersendiri, terpisah dengan system lainnya. Misalnya psykhologi merupakan kebulatan tersendiri terpisah dan berbeda dengan anthropologi, demikian seterusnya ilmu-ilmu dan filsafat yang lain. Pancasila sebagai suatu Dasar Negara adalah merupakan suatu kebulatan.

Page 2: Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Memang terdiri dari lima, tetapi sila-sila tersebut saling ada hubungannya satu dengan lainnya secara keseluruhan, tidak ada satupun sila yang terpisah dengan yang lainnya. Oleh karena itu dapat diistilahkan “Eka Pancasila”, lima sila dalam satu kesatuan yang utuh. Setiap sila mengandung, dibatasi dan disifati oleh keempat sila lainnya. Sila-sila yang di depan mendasari dan menjiwai sila-sila yang di belakang, sedang silasila yang di belakang merupakan pengkhususan atau bentuk realisasi dari silasila yang di depan, dan dari segi keluasannya sila-sila yang di belakang lebih sempit dari sila-sila yang di muka. Dilihat dari pemahaman ini, maka sila pertama ke-Tuhanan Y.M.E., adalah dasar yang paling umum bagi semua sila yang di belakang, mendasari, dan menjiwai semua sila, sedang semua sila yang kelima merupakan sila yang terkhusus dan merupakan tujuan dari semua sila yang di depan, oleh karena itu rumusannya (redaksinya) berbunyi “… untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Buku Ajar PENDIDIKAN PANCASILA 26 4) Sifat universal filsafat : Berlaku umum adalah sifat dari pengetahuan ilmiah, dan universal adalah sifat dari kajian filsafat. Pengertian umum itu bertingkat, dari umum penjumlah yang kecil (kolektif) dari sekumpulan jumlah tertentu sampai jumlah yang lebih besar dan luas lagi hingga kepada umum seumumumumnya (universal). Bagaimana jika diterapkan pada Pancasila? Misalnya kajian tentang hakikat manusia, sebagaimana terdapat dalam sila ke dua Pancasila. Hakikat manusia adlah unsur-unsur dasar yang mutlak pada manusia adalah sama bagi seluruh jenis makhluk yang namanya manusia, yang berada di manapun dan waktu kapanpun, jadi pengertian ini (universal) tidak terbatas pada ruang dan waktu, di mana dan kapanpun manusia itu berada. Sila keadilan demikian juga, bahwa yang namanya “adil” itu sama hakikatnya maknanya di manapun dan kapanpun, demikian juga berlaku pada sila-sila yang lainnya. Dengan uraian yang merupakan penjabaran dari syarat-syarat filsafat yang ternyata cocok diterapkan kepada Pancasila, ini menunjukkan dan mengukuhkan bahwa Pancasila benar-benar suatu system filsafat. Yaitu Sistem Filsafat Bangsa Indonesia, nama Indonesia ini ditambahkan karena objek materialnya seperti telah diutarakan di muka adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Yaitu digali dari buminya Indonesia, dari nenek moyang kita sejak lama, dari khasanah kehidupannya, dari kebiasaannya, adaptistiadatnya,

kebudayaannya, serta kepercayaan dan agama-agamanya.

Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Selama manusia hidup sebenarnya tidak seorang pun dapat menghindar dari kegiatan

berfisafat. Jikalau berpendapat dalam hidup ini materialah yang essensial dan mutlak, maka

orang tersebut berfilsafat materialisme. Jikalau berpandang bahwa kebenaran pengetahuan itu

sumber rasio maka orang tersebut berfilsafat rasinalisme. Jikalau berpandang bahwa kenikmatan,

kesenangan dan kepuasan lahiriah dalam hidup ini yang penting, maka

berfilsafat hedonisme. Jikalau berpandang dalam hidup masyarakat maupun Negara yang penting

adalah kebebasan individu yang bebas, maka berpandangan individualisme, liberalisme.

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai unsur, masing-masing unsure

mempunyai fungsi sendiri-sendiri, mempunyai tujuan yang sama, saling keterkaitan (interrelasi)

dan ketergantungan (interdependensi), sehingga merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh.

Page 3: Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Filsafat berasal dari bahasa yunani, yaitu philein (cinta) dan sophos (kebenaran, hikmah atau

bijaksanaan). Jadi kata filsafat berarti cinta kebenaran atau cinta kebijaksanaan.

Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang terdiri dari

lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu tujuan yang sama untuk

mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia. Pancasila sebagai sistem

filsafat atau sebagai dasar negara kita merupakan sumber dari segala sumber hukum yang

berlaku di negara kita. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia dapat

mempersatukan kita, serta memberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan

lahir dan bathin dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya. Filsafat Pancasila adalah

filsafat yang mempunyai obyek Pancasila, yaitu obyek Pancasila yang benar dan sah

sebagaimana tercantum didalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4.

Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan dengan cara deduktif

dan induktif.

Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya

secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif.

Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat,

merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu.

Inti sila-sila Pancasila meliputi:

Tuhan, yaitu sebagai kausa prima

Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial

Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri

Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong

Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

Fungsi Filsafat Pancasila:

Memberi jawaban atas pertanyaan yang bersifat fundamental/mendasar dalam kehidupan

bernegara, Misalnya : susunan politik, sistem politik, bentuk negara, susunan perekonomian dan

dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini harus dapat dikembangkan oleh filsafat.

Mencari kebenaran yang bersifat substansi tentang hakikat negara, ide, negara atau tujuan

negara. (Kelima sila pancasila merupakan kesatuan yang utuh, tidak terpisahkan)

Berusaha menempatkan dan menjadi bernegara. (sehingga fungsi filsafat akan terlihat jelas kalau

negara itu sudah terbentuk keteraturan kehidupan bernegara).

B. Bukti Pancasila sebagai sistem filsafat

Pancasila merupakan suatu kesatuan yang utuh, sistem lazimnya memiliki ciri-ciri suatu

kesatuan bagian-bagian, bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri, saling

berhubungan dan ketergantungan, keseluruhannya dimaksud untuk mencapai suatu tujuan

tertentu (tujuan sistem), dan terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks. Pancasila menjadi

landasan dan falsafah dasar negara telah membuktikan dirinya sebagai wadah yang dapat

menyatukan bangsa. Dengan Pancasila bangsa Indonesia diikat oleh kesadaran sebagai satu

bangsa dan satu negara. Pancasila memberikan ciri khas dalam kehidupan bangsa dan negara

Indonesia.

1. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila Bersifat Organis.

Page 4: Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Secara filosofis inti dan isi sila-sila Pancasila bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia

yaitu sebagai monopluralis yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat yaitu jasmani dan rohani,

sifat kodrat sebagai mahluk individu sosial serta memiliki kedudukan kodrat sebagai pribadi

yang berdiri sendiri dan sebagai mahluk ciptaan Tuhan YME. Hal ini terjadi karena

manusia (Rakyat Indonesia) sebagai pendukung utama inti dari isi pancasila.Unsur hakikat

manusia merupakan kesatuan yang bersifat organis dan harmonis.

Sila-sila Pancasila merupakan penjelasan dari hakikat manusia monopluralis yang merupakan

kesatuan organis maka memiliki kesatuan yang organis pula.

2. Susunan sila-sila Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan berbentuk Piramidal.

Pengertian matematis piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkis sila-

sila Pancasila merupakan rangkaian tingkat dalam urutan luas (kuantitas) dan juga dalam isi

sifatnya (kualitas). Sedangkan makna hierarkhis adalah susunan pancasila sudah dikemas

sedemikian rupa sehingga urutannya tidak akan berubah.Pancasila merupakan suatu keseluruhan

yang bulat dan memenuhi sebagian sistem filsafat.

Kesatuan sila-sila pancasila memiliki susunan hierarkhis piramidal maka sila Ketuhanan yang

Maha Esa adalah ketuhan yang berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan serta berkeadilan

sosial sehingga di dalam setiap sila senantiasa terkandung sila-sila lainnya.

Rumusan Pancasila yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal :

Sila pertama : meliputi dan menjiwai sila-sila kedua, ketiga, keempat dan kelima.

Sila kedua : diliputi dan dijiwai sila pertama, meliputi dan menjiwai sila ketiga, keempat dan

kelima.

Sila ketiga : diliputi dan dijiwai sila pertama dan kedua, meliputi dan menjiwai sila keempat dan

kelima.

Sila keempat : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga, meliputi dan menjiwai sila

kelima.

Sila kelima : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat.

3. Susunan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi.

Hakikatnya sila-sila Pancasila tidak berdiri sendiri, akan tetapi pada setiap sila terkandung

keempat sila lainya. Dengan kata lain setiap sila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila

lainnya.

Rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi :

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan

Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa,berperisatuan

Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila Persatuan Indonesia, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa,berkemanusiaan yang adil dan

beradab,berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,

adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan

Indonesia dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Page 5: Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa,

berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan berkerakyatan yang

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

Ini merupakan bukti bahwa sila-sila Pancasila merupakan kesatuan atau sebagai Sistem

Filsafat.

EPISTOMOLOGI

1. Pengertian epistomologi

Epistemologi atau Teori Pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat

dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-

dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan

yang dimiliki oleh setiap manusia.

2. Pengertian Logika

Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan

akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa

3. Pengertian Metodologi

Metodologi berasal dari bahasa Yunani “metodos” dan "logos". Kata "metodos" terdiri

dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang

berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.

"Logos" artinya ilmu. Metodologi adalah ilmu-ilmu/cara yang digunakan untuk memperoleh

kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan

kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji

AKSIOLOGI

Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana

manusia menggunakan ilmunya.

1. Pengertian Etika

Etika, berasal dari dua kata bahasa Yunani yaitu ethos dan ethikos. Ethos berarti sifat,

watak, kebiasaan atau tempat yang biasa. Sedangkan ethikos berarti susila, keadaban,

atau kelakuan yang berbuat baik.[4] Etika sering disebut sebagai filsafat moral karena

di dalamnya membicarakan tentang sifat dan kelakuan berbuat baik, membahas tentang

adab dan susila.

2. Pengertian Estetika

Estetika adalah cabang filsafat yang membahas tentang seni dan keindahan.

Istilah ini berasal dari kata aisthesis, yang berarti pemahaman intelektual atau

pengamatan intelektual atau pengamatan spiritual. Adapun art (seni) berasal dari

bahasa latin yaitu ars, yang berarti seni, keterampilan, ilmu, kecakapan.

FILSAFAT KHUSUS

KEILMUAN

1. Pengertian Filsafat Ilmu

Page 6: Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Filsafat ilmu adalah merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan

mengenai hakikat ilmu

FILSAFAT ILMU KHUSUS

1. Pengertian Filsafat Fisika

Fisika (Bahasa Yunani: φυσικός (physikos), "alamiah", dan φύσις (physis), "Alam")

adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari

gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu.

2. Pengertian Interdisipliner

Interdisipliner (interdisciplinary) adalah interaksi intensif antar satu atau lebih disiplin,

baik yang langsung berhubungan maupun yang tidak, melalui program-

program pengajaran dan penelitian, dengan tujuan melakukan integrasi konsep,

metode, dan analisis.

3. Pengertian Filsafat Matematika

Matematika (dari bahasa Yunani: μαθηματικά - mathēmatiká) adalah studi besaran,

struktur, ruang, dan perubahan.

4. Pengertian Filsafat Ilmu Sosial

Ilmu sosial (Inggris:social science) atau ilmu pengetahuan sosial (Inggris:social studies)

adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan

dengan manusia dan lingkungan sosialnya.

5. Pengertian Filsafat Biologi

Biologi atau ilmu hayat adalah ilmu yang mempelajari aspek fisik kehidupan.

Istilah "biologi" dipinjam dari bahasa Belanda, biologie, yang juga diturunkan dari

gabungan kata bahasa Yunani, βίος, bios ("hidup") dan λόγος,logos ("lambang", "ilmu").

Istilah "ilmu hayat" dipinjam dari bahasa Arab, juga berarti "ilmu kehidupan.

6. Pengertian Filsafat Linguistik

Linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya

7. Pengertian Filsafat Psikologi

Psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan

"-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan

dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.

BIDANG KEHIDUPAN

1. Filsafat Politik

Secara etimologis, politik berasal dari kata Yunani polis yang berarti kota atau negara kota. Kemudian arti itu berkem

bang menjadi polites yang berarti warganegara, politeia yang berarti semua yang berhubungan dengan negara, politi

ka yang berarti pemerintahan negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan.

Page 7: Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

2. Filsafat Ekonomi

Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu οἶκος (oikos) yang berarti

"keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos) yang berarti "peraturan, aturan, hukum".

Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen

rumah tangga.