Panca Sila

40
http://menuez- muaniz.blogspot.com/2012/04/pancasila- sebagai-paradigma-kehidupan.html niesa_choirun Minggu, 15 April 2012 PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah  Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No.7 bersama-sama batang tubuh UUD 1945. Sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia, Pancasila mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik. Karena hal tersebut Pancasila tidak lagi diletakkan sebagai dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia melainkan direduksi, dibatasi dan dimanipulasi demi kepentingan politik penguasa pada saat itu. Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahwa Pancasila sebagai sistem nilai acuan, kerangka-acuan berpikir, pola-acuan  berpikir; atau jelasn ya sebagaisistem nilai yang dijadikan kerangka landasan , kerangka cara, dan sekaligus kerangka arah/tujuan bagi „yang menyandangnya. Yang menyandangnya itu di antaranya: (a) bidang politik, (b) bidang ekonomi, (c) bidang sosial budaya, (d) bidang hukum, (e) bidang kehidupan antar umat beragama, Memahami asal mula Pancasila.

description

xx

Transcript of Panca Sila

Page 1: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 1/40

http://menuez-

muaniz.blogspot.com/2012/04/pancasila-

sebagai-paradigma-kehidupan.html

niesa_choirun 

Minggu, 15 April 2012

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT,

BERBANGSA, DAN BERNEGARA

BAB I 

PENDAHULUAN 

1.1. Latar Belakang Masalah 

Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan

oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,

diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No.7 bersama-sama batang tubuh UUD

1945. Sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia, Pancasila mengalami berbagai macam

interpretasi dan manipulasi politik. Karena hal tersebut Pancasila tidak lagi diletakkan sebagai

dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia melainkan direduksi, dibatasi

dan dimanipulasi demi kepentingan politik penguasa pada saat itu. Pancasila sebagai paradigma

dimaksudkan bahwa Pancasila sebagai sistem nilai acuan, kerangka-acuan berpikir, pola-acuan

 berpikir; atau jelasnya sebagaisistem nilai yang dijadikan kerangka landasan, kerangka cara, dan

sekaligus kerangka arah/tujuan bagi „yang menyandangnya. Yang menyandangnya itu di

antaranya: (a) bidang politik, (b) bidang ekonomi, (c) bidang sosial budaya, (d) bidang hukum,

(e) bidang kehidupan antar umat beragama, Memahami asal mula Pancasila.

Page 2: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 2/40

Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Kehidupan Bernegara (LPPKB) telah berhasil

menyusun Pedoman Umum Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Bernegara, namun masih

 perlu dirumuskan ke dalam Paradigma yang secara operasional dapat digunakan sebagai

 pedoman dan model baik dalam merumuskan kebijakan publik maupun sebagai acuan kritik,

untuk menentukan mana yang sesuai atau yang tidak sesuai dengan Pancasila.

1.2 Rumusan Masalah 

1. Apa yang dimaksud Paradigma secara luas?

1.  Apa yang dimaksud Pancasila sebagai paradigma pembangunan?

2.  Apa yang dimaksud Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Politik?

3.  Bagaimanakah peran Pancasila Sebagai Pembangunan Ekonomi?

6.  Bagaimanakah peran Pancasila Sebagai Pembangunan Sosial Budaya?

7.  Bagaimanakah Paradigma Kehidupan Bangsa Indonesia?

1

1.3  Tujuan Masalah 

1.  Untuk mengetahui pengrtian Paradigma secara luas

2.  Untuk mengetahui Pancasila sebagai paradigma pembangunan

3.  Untuk mengetahui Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Politik 

4.  Untuk mengetahui Pancasila Sebagai Pembangunan Ekonomi

5.  Untuk mengetahui Pancasila Sebagai Pembangunan Sosial Budaya

6.  Untuk mengetahui Paradigma Kehidupan Bangsa Indonesia

Page 3: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 3/40

 

2

BAB II 

PEMBAHASAN 

2.1  Pengertian Paradigma dalam arti luas 

Paradigma secara sederhana dapat diartikan sebagai kerangka pikir untuk melihat suatu

 permasalahan. Pengertian paradigma berkembang dari definisi paradigma pengetahuan yang

dikembangkan oleh Thomas Kuhn dalam rangka menjelaskan cara kerja dan mengembangkan

ilmu pengetahuan khususnya ilmu-ilmu alam. Paradigma pengetahuan merupakan perspektif 

intelektual yang dalam kondisi normal memberikan pedoman kerja terhadap ilmuwan yang

membentuk „masyarakat ilmiah‟ dalam disiplin tertentu. 

 Robert Winslow menambahkan pengertian paradigma ilmiah sebagai gambaran intelektual yang

daripadanya dapat ditentukan suatu subjek kajian. Perspektif intelektual inilah yang kemudian

Page 4: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 4/40

akan membentuk ilmu pengetahuan normal (normal science) yang mendasari pembentukan

kerangka teoritis terhadap kajian-kajian ilmiah.

George Ritzer  memberikan pengertian paradigma sebagai gambaran fundamental

mengenai subjek ilmu pengetahuan. Paradigma memberikan batasan mengenai apa yang harus

dikaji, pertanyaan yang harus diajukan, bagaimana harus dijawab dan aturan-aturan yang harus

diikuti dalam memahami jawaban yang diperoleh.

Paradigma ialah unit konsensus yang amat luas dalam ilmu pengetahuan dan dipakai

untuk melakukan pemilahan masyarakat ilmu pengetahuan (sub-masyarakat) yang satu dengan

masyarakat pengetahuan yang lain. Paradigma membantu para ilmuwan dan teoritisi intelektual

untuk memandu, mengintegrasikan dan menafsirkan karya mereka agar terhindar dari penciptaan

informasi yang acak dan tidak beraturan.

Menurut Kuhn, tidak ada sejarah kehidupan yang dapat diinterpretasikan tanpa sekurang-

kurangnya beberapa bentuk teori dan keyakinan metodologik implicit yang berkaitan satu sama

lain yang memungkinkan untuk melakukan seleksi, evaluasi dan bersikap kritis. Meskipun

terlihat terlalu bernuansa akademis, sebenarnya paradigma tidak menjadi bahan kaji atau

dominasi para kaum intelektual untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, paradigma juga

mungkin diterapkan pada ranah-ranah kehidupan sosial yang lain. Sebenarnya Kuhn

mendapatkan gagasannya mengenai paradigma tersebut dari dunia sejarah dan sastra yang

kemudian diterapkannya ke dalam domain ilmu-ilmu alam yang pada waktu itu dianggap sebagai

satu-satunya ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah. Sedangkan cabang ilmu pengetahuan yang

sekarang telah dianggap sebagai ilmu, dulunya hanya dianggap sebagai seni saja misalnya

sejarah, sastra, dan politik.

3

2.2  Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan 

Untuk mencapai tujuan hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara Indonesia

melaksanakan pembangunan nasional. Hal ini sebagai perwujudan praksis dalam meningkatkan

harkat dan martabatnya. Secara filosofis hakikat kedudukan Pancasila sebagai paradigma

 pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan

nasional kita harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai pada sila-sila Pancasila.

Page 5: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 5/40

Hal ini sesuai dengan kenyataan objektif bahwa Pancasila adalah dasar negara Indonesia,

sedangkan negara merupakan organisasi atau persekutuan hidup manusia maka tidak berlebihan

apabila pancasila menjadi landasan dan tolok ukur penyelenggaraan bernegara termasuk dalam

melaksanakan pembangunan.

 Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar hakikat manusia. Hakikat

manusia menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Kodrat manusia yang monopluralis

tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain:

a. susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga

 b. sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosial

c. kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk tuhan.

Berdasarkan itu, pembangunan nasional diarahkan sebagai upaya meningkatkan harkat

dan martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga,pribadi, sosial, dan aspek ketuhanan.

Secara singkat, pembangunan nasional sebagai upaya peningkatan manusia secara totalitas.

Pembangunan sosial harus mampu mengembangkan harkat dan martabat manusia secara

keseluruhan. Oleh karena itu, pembangunan dilaksanakan di berbagai bidang yang mencakup

seluruh aspek kehidupan manusia. Pembangunan, meliputi bidang politik, ekonomi, sosial

 budaya, dan pertahanan keamanan.

2.3 

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Politik  

Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku

 politik bukan sekadar objek politik. Pancasila bertolak dari kodrat manusia maka pembangunan

 politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia.

Sistem politik Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subjek harus mampu

menempatkan kekuasaan tertinggi pada rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan

untuk rakyat. Sistem politik Indonesia yang sesuai pancasila sebagai paradigma adalah sistem

 politik demokrasi bukan otoriter. Berdasar hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan

atas asas kerakyatan (sila IV Pancasila).

4

Pengembangan selanjutnya adalah sistem politik didasarkan pada asas-asas moral daripada

sila-sila pada pancasila. Oleh karena itu, secara berturut-turut sistem politik Indonesia

Page 6: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 6/40

dikembangkan atas moral ketuhanan, moral kemanusiaan, moral persatuan, moral kerakyatan,

dan moral keadilan.

Perilaku politik, baik dari warga negara maupun penyelenggara negara dikembangkan atas

dasar moral tersebut sehingga menghasilkan perilaku politik yang santun dan bermoral. Pancasila

sebagai paradigma pengembangan sosial politik diartikan bahwa Pancasila bersifat sosial-politik 

 bangsa dalam cita-cita bersama yang ingin diwujudkan dengan menggunakan nilai-nilai dalam

Pancasila. Pemahaman untuk implementasinya dapat dilihat secara berurutan-terbalik:

  Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik, budaya, agama, dan

ekonomi dalam kehidupan sehari-hari

  Mementingkan kepentingan rakyat (demokrasi) bilamana dalam pengambilan keputusan

Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan berdasarkan

konsep mempertahankan persatuan. Dalam pencapaian tujuan keadilan menggunakan

 pendekatan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Di era globalisasi informasi seperti sekarang ini, implementasi tersebut perlu direkonstruksi

kedalam pewujudan masyarakat-warga (civil society) yang mencakup masyarakat tradisional(berbagai asal etnik, agama, dan golongan), masyarakat industrial, dan masyarakat purna

industrial. Dengan demikian, nilai-nilai sosial politik yang dijadikan moral baru masyarakat

informasi adalah:

1. Nilai toleransi

2. Nilai transparansi hukum dan kelembagaan

3. Nilai kejujuran dan komitmen (tindakan sesuai dengan kata)

4. Bermoral berdasarkan konsensus (Fukuyama dalam Astrid: 2000:3)

Dapat disimpulkan bahwa pengembangan politik negara terutama dalam proses reformasi

dewasa ini harus mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila Pancasila

Page 7: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 7/40

sehingga, praktik-praktik yang menghalalkan segala cara dengan memfitnah, memprovokasi

menghasut rakyat yang tidak berdosa untuk diadu domba harus segera diakhiri.

5

2.4  Pancasila Sebagai Pembangunan Ekonomi 

Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka sistem dan

 pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila. Secara khusus, sistem

ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan (sila I Pancasila) dan kemanusiaan (

sila II Pancasila). Sistem ekonomi yang mendasarkan pada moralitas dam humanistis akan

menghasilkan sistem ekonomi yang berperikemanusiaan. Sistem ekonomi yang menghargai

hakikat manusia, baik selaku makhluk individu, sosial, makhluk pribadi maupun makhluk tuhan.

Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda dengan sistem ekonomi liberal yang

hanya

menguntungkan individu-individu tanpa perhatian pada manusia lain. Sistem ekonomi demikian

 juga berbeda dengan sistem ekonomi dalam sistem sosialis yang tidak mengakui kepemilikan

individu. Pancasila bertolak dari manusia sebagai totalitas dan manusia sebagai subjek. Oleh

karena itu, sistem ekonomi harus dikembangkan menjadi sistem dan pembangunan ekonomi

yang bertujuan pada kesejahteraan rakyat secara keseluruhan. Sistem ekonomi yang berdasar 

 pancasila adalah sistem ekonomi kerakyatan yang berasaskan kekeluargaan. Sistem ekonomi

Indonesia juga tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai moral kemanusiaan.

Pembangunan ekonomi harus mampu menghindarkan diri dari bentuk-bentuk persaingan

 bebas, monopoli dan bentuk lainnya yang hanya akan menimbulkan penindasan, ketidakadilan,

 penderitaan, dan kesengsaraan warga negara. Pancasila sebagai paradigma pengembangan

ekonomi lebih mengacu pada Sila Keempat Pancasila; sementara pengembangan ekonomi lebih

mengacu pada pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia. Dengan demikian subjudul ini

menunjuk pada pembangunan Ekonomi Kerakyatan atau pembangunan Demokrasi Ekonomi

atau pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia atau Sistem Ekonomi Pancasila.

Page 8: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 8/40

Dalam Ekonomi Kerakyatan, politik/kebijakan ekonomi harus untuk sebesarbesar 

kemakmuran/kesejahteraan rakyat yang harus mampu mewujudkan perekonomian nasional yang

lebih berkeadilan bagi seluruh warga masyarakat (tidak lagi yang seperti selama Orde Baru yang

telah berpihak pada ekonomi besar/konglomerat). Politik Ekonomi Kerakyatan yang lebih

memberikan kesempatan, dukungan, dan pengembangan ekonomi rakyat yang mencakup

koperasi, usaha kecil, dan usaha menengah sebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional.

Oleh sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan ini ialah koperasi. Ekonomi Kerakyatan

akan mampu mengembangkan program-program kongkrit pemerintah daerah di era otonomi

daerah yang lebih mandiri dan lebih mampu mewujudkan keadilan dan pemerataan

 pembangunan daerah.

6

Dengan demikian, Ekonomi Kerakyatan akan mampu memberdayakan daerah/rakyat

dalam berekonomi, sehingga lebih adil, demokratis, transparan, dan partisipatif. Dalam

Ekonomi Kerakyatan, Pemerintah Pusat (Negara) yang demokratis berperanan memaksakan

 pematuhan peraturan-peraturan yang bersifat melindungi warga atau meningkatkan kepastian

hukum.

2.5  Pancasila Sebagai Pembangunan Sosial Budaya 

Dalam pembangunan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya didasarkan atas

sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.

Pancasila mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai

makhlukyang berbudaya. Pancasila juga merupakan sumber normatif bagi peningkatan

humanisasi dalam bidang sosial budaya.

Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasila bertolak dari

hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana tertuang dalam sila

Kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, pembangunan sosial budaya harus mampu

meningkatkan harkat dan martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab.

Page 9: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 9/40

Pembangunan sosial budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab, kejam, brutal dan

 bersifat anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil dan beradab.

Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik, tetapi harus mampu meningkatkan

derajat kemanusiaannya. Manusia harus dapat mengembangkan dirinya dari tingkat homo

menjadi human. Berdasarkan sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya

dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam di

seluruh wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa.

Perlu ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai

kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga

 bangsa. Dengan demikian, pembangunan sosial budaya tidak menciptakan kesenjangan,

kecemburuan, diskriminasi, dan ketidakadilan sosial. Paradigma-baru dalam pembangunan

nasional berupa paradigma pembangunan berkelanjutan, yang dalam perencanaan dan

 pelaksanaannya perlu diselenggarakan dengan menghormati hak budaya komuniti-komuniti yang

terlibat, di samping hak negara untuk mengatur kehidupan berbangsa dan hak asasi individu

secara berimbang (Sila Kedua). Hak budaya komuniti dapat sebagai

 perantara/penghubung/penengah antara hak negara dan hak asasi individu. Paradigma ini dapat

mengatasi sistem perencanaan yang sentralistik dan yang mengabaikan kemajemukan

masyarakat dan keanekaragaman kebudayaan Indonesia.

7

Dengan demikian, era otonomi daerah tidak akan mengarah pada otonomi suku bangsa

tetapi justru akan memadukan pembangunan lokal/daerah dengan pembangunan regional dan

 pembangunan nasional (Sila Keempat), sehingga ia akan menjamin keseimbangan dan

kemerataan (Sila Kelima) dalam rangka memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa yang akan

sanggup menegakan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI (Sila Ketiga).

Apabila dicermati, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila itu memenuhi kriteria sebagai

 puncak-puncak kebudayaan, sebagai kerangka-acuan-bersama, bagi kebudayaan - kebudayaan di

daerah:

(1) Sila Pertama, menunjukan tidak satu pun sukubangsa ataupun golongan sosial dan

komuniti

setempat di Indonesia yang tidak mengenal kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

(2) Sila Kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap warganegara

Page 10: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 10/40

Indonesia tanpa membedakan asal-usul kesukubangsaan, kedaerahan, maupun

golongannya;

(3) Sila Ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad masyarakat

majemuk 

di kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai satu bangsa yang berdaulat;

(4) Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan

masyarakat

majemuk Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui musyawarah. Sila ini sangat

relevan

untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang mendahulukan kepentingan perorangan;

(5) Sila Kelima, betapa nilai-nilai keadilan sosial itu menjadi landasan yang

membangkitkan

semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan ikutserta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan,

 perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

2.6 

Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Hukum 

Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung jawab

tidak hanya oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan.

Atas dasar tersebut, sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikut sertakan seluruh

komponen bangsa. Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem

 pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata).

8

Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan

sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan

diselenggarakan secara total terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan

negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.

Page 11: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 11/40

Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban

warga negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri.

Sistem ini pada dasarnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila, di mana pemerintahan dari

rakyat (individu) memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam masalah pertahanan negara dan

 bela negara. Pancasila sebagai paradigma pembangunan pertahanan keamanan telah diterima

 bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang pertahanan Negara.

Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada

falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin keutuhan dan tetap tegaknya

 Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 

1945. Dengan ditetapkannya UUD 1945, NKRI telah memiliki sebuah konstitusi, yang di

dalamnya terdapat pengaturan tiga kelompok materi-muatan konstitusi, yaitu:

(1) Adanya perlindungan terhadap HAM,

(2) Adanya susunan ketatanegaraan

negara yang mendasar, dan

(3) Adanya pembagian dan pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang juga mendasar.

Sesuai dengan UUD 1945, yang di dalamnya terdapat rumusan Pancasila, Pembukaan UUD

1945 merupakan bagian dari UUD 1945 atau merupakan bagian dari hukum positif. Dalam

kedudukan yang demikian, ia mengandung segi positif dan segi negatif. Segi positifnya,

Pancasila dapat dipaksakan berlakunya (oleh negara); segi negatifnya, Pembukaan dapat diubah

oleh MPR sesuai dengan ketentuan Pasal 37 UUD 1945. Hukum tertulis seperti UUD termasuk 

 perubahannya, demikian juga UU dan peraturan perundang-undangan lainnya, harus mengacu

 pada dasar negara (sila - sila Pancasila dasar negara).

Dalam kaitannya dengan „Pancasila sebagai paradigma pengembangan hukum‟, hukum

(baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis) yang akan dibentuk tidak dapat dan tidak boleh

 bertentangan dengan sila-sila:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa,

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,

3. Persatuan Indonesia,

Page 12: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 12/40

9

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

 permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dengan demikian, substansi hukum yang dikembangkan harus merupakan perwujudan atau

 penjabaran sila-sila yang terkandung dalam Pancasila.

Artinya, substansi produk hukum merupakan karakter produk hukum responsif (untuk 

kepentingan rakyat dan merupakan perwujuan aspirasi rakyat). Pancasila Sebagai Paradigma

Pembangunan Kehidupan Umat Beragama Bangsa Indonesia sejak dulu dikenal sebagai bangsa

yang ramah dan santun, bahkan predikat ini menjadi cermin kepribadian bangsa kita di mata

dunia internasional.

Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan plural. Indonesia terdiri dari

 beberapa suku, etnis, bahasa dan agama namun terjalin kerja bersama guna meraih dan mengisi

kemerdekaan Republik Indonesia kita. Namun akhir-akhir ini keramahan kita mulai

dipertanyakan oleh banyak kalangan karena ada beberapa kasus kekerasana yang bernuansa

Agama. Ketika bicara peristiwa yang terjadi di Indonesia hampir pasti semuanya melibatkan

umat muslim, hal ini karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Masyarakat muslim

di Indonesia memang terdapat beberapa aliran yang tidak terkoordinir, sehingga apapun yang

diperbuat oleh umat Islam menurut sebagian umat non muslim mereka seakan-seakan

merefresentasikan umat muslim.

Paradigma toleransi antar umat beragama guna terciptanya kerukunan umat beragama perspektif 

Piagam Madinah pada intinya adalah seperti berikut:

1. Semua umat Islam, meskipun terdiri dari banyak suku merupakan satu

komunitas (ummatan wahidah).

2.  Hubungan antara sesama anggota komunitas Islam dan antara komunitas

Page 13: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 13/40

3.  Islam dan komunitas lain didasarkan atas prinsip-prinsi:

a. Bertentangga yang baik 

 b. Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama

c. Membela mereka yang teraniaya

d. Saling menasehati

e. Menghormati kebebasan beragama.

Lima prinsip tersebut mengisyaratkan:

10

1) Persamaan hak dan kewajiban antara sesama warga negara tanpa diskriminasi yang

didasarkan atas suku dan agama;

2) pemupukan semangat persahabatan dan saling berkonsultasi dalam menyelesaikan

masalah

 bersama serta saling membantu dalam menghadapi musuh bersama. Dalam “Analisis

dan

Interpretasi Sosiologis dari Agama” (Ronald Robertson, ed.) misalnya, mengatakan

 bahwa

hubungan agama dan politik muncul sebagai masalah, hanya pada bangsa-bangsa yang

memiliki heterogenitas di bidang agama.

Hal ini didasarkan pada postulat bahwa homogenitas agama merupakan kondisi kesetabilan

 politik. Sebab bila kepercayaan yang berlawanan bicara mengenai nilai-nilai tertinggi (ultimate

value) dan masuk ke arena politik, maka pertikaian akan mulai dan semakin jauh dari kompromi.

Dalam beberapa tahap dan kesempatan masyarakat Indonesia yang sejak semula bercirikan

majemuk banyak kita temukan upaya masyarakat yang mencoba untuk membina kerunan antar 

masayarakat. Lahirnya lembaga-lembaga kehidupan sosial budaya seperti “Pela” di Maluku,

“Mapalus” di Sulawesi Utara, “Rumah Bentang” di Kalimantan Tengah dan “Marga” di

Tapanuli, Sumatera Utara, merupakan bukti-bukti kerukunan umat beragama dalam masyarakat.

Ke depan, guna memperkokoh kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia yang saat ini

sedang diuji kiranya perlu membangun dialog horizontal dan dialog Vertikal. Dialog Horizontal

adalah interaksi antar manusia yang dilandasi dialog untuk mencapai saling pengertian,

Page 14: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 14/40

 pengakuan akan eksistensi manusia, dan pengakuan akan sifat dasar manusia yang indeterminis

dan interdependen. Identitas indeterminis adalah sikap dasar manusia yang menyebutkan bahwa

 posisi manusia berada pada kemanusiaannya. Artinya, posisi manusia yang bukan sebagai benda

mekanik, melainkan sebagai manusia yang berkal budi, yang kreatif, yang berbudaya.

11

BAB III 

PENUTUP 

3.1 Kesimpulan 

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai paradigma mempunyai

kaitan yang erat dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Karena Pancasila

mempunyai peran yang sangat penting dalam berbagai bidang seperti dalam bidang hukum,

ekonomi, sosial budaya, dan juga pembangunan

Pancasila sebagai paradigma bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ini dimaksudkan

untuk dipergunakan sebagai acuan setiap warganegara utamanya para penyelenggara negara dan

 pemerintahan dalam menentukan kebijakan, melaksanakan kegiatan dan mengadakan evaluasi

hasilnya serta dalam menghadapi berbagai dinamika perubahan. Paradigma Kehidupan Bangsa

Indonesia ini akan dikembangkan lebih lanjut dalam bentuk yang lebih rinci sehingga akan

memudahkan bagi imple- mentasinya.

Page 15: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 15/40

 

12

BAB IV 

DAFTAR RUJUKAN 

Pranowo, Ir. 2010. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi (Online),(http://www.gudangmateri.com/2010/09/pancasila-sebagai-paradigma-reformasi.html,)

diakses 14 Februari 2012

Suwono, Adji. 2010. Paradigma dalam Ilmu Pendidikan (Online),

(http://www.gudangmateri.com/2010/07/paradigma-dalam-ilmu-pendidikan.html) diakses 14

Februari 2012

Sanjaya Ade. 2010. Pancasila Sebagai Paradigma (Online),(http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/04/pancasila-sebagai-paradigma.html) diakses 15

Februari 2012

Suwahyono.2008.  Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan (Online),

(http://exalute.wordpress.com/2008/07/24/pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan/) diakses

15 Februari 2012

Kaelan M.S, Prof. DR. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta:Paradigma Press

Page 16: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 16/40

http://bukikgodang.blogspot.com/2012/05/pa

ncasila-sebagai-paradigma-dalam.html

berbagi ilmu 

Senin, 21 Mei 2012

Pancasila Sebagai Paradigma dalam Kehidupan Bermasyarakat

Bab I

Pendahuluan

1.  Latar belakang

Pancasila merupakan dasar yang fundamental bagi Negara Indonesia. Kehidupan NKRI ini

tergantung kepada seberapa besar penghargaan warga Negara terhadap Pancasila, baik dari segi

 pengkajian dan pegamalan Pancasila itu sendiri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai tertib hukum tertinggi keberadaan Pancasila tidak dapat diganggu gugat, karena

merubah dan mengamandemen Pancasila sama halnya dengan membubarkan NKRI yang

diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Memang fakta sejarah membuktikan berkali kali

konstitusi Negara ini diubah-ubah, dimulai dengan keluarnya peraturan pemerintah yang

mengganti sistem presidensil dengan system parlementer, hingga ditetapkannya konstitusi RIS

yang RI merupakan salah satu Negara bagian saja dari Negara Federal tersebut,sebagai akibat

ditandatanganinya perjanjian KMB. Seiring bergulirnya waktu konstitusi RIS pun akhirnya

diubah. Dengan diadakannya pemilu 1955, yang salah satu tujuannya adalah memilih anggota

konstituante. Dewan Konstituante diberi mandat untuk menyusun konstitusi baru bagi Negara,

namun rencana pembentukan dasar Negara baru itupun gagal, seiring dengan keluarnya dekrit

Page 17: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 17/40

 presiden 5 Juli 1959, yang menyatakan kembali ke UUD 1945.Suatu pembuktian bahwa rakyat

Indonesia membutuhkan Pancasila untuk merekat persatuan diantara mereka.

Berbagai pelanggaran terhadap Pancasila muncul dalam kurun waktu setelah dekrit presiden

tersebut, dengan adanya istilah Nasakom, praktek penyalahgunaan wewenang, dan tindakan

komunisme yang jelas-jelas melanggar sila pertama dari Pancasila. Sekali lagi Pancasila

memperlihatkan kesaktiannya, dengan keluarnya SUPERSEMAR (Surat Perintah Sebelas Maret)

sebagai buntut dari aksi G30S/PKI.

Kekuasaan orde lama berakhir, dimulailah era baru yang dikenal dengan orde baru, 32 tahun

orde baru berkuasa dengan berbagai prestasi yang telah terukir. Namun jauh dibalik itu semua

terdapat pemerkosaan dari makna sila sila Pancasila, yang ditafsirkan sendiri oleh pihak 

 penguasa, nilai nilai luhur Pancasila diselewengkan sedemikian rupa dengan dalil menjunjung

tinggi Pancasila, namun sebenarnya menginjak-injak nilai-nilai Pancasila.

Kebobrokan yang disimpan rapat akan terungkap juga dan menguap kepermukaan.

Mengakibatkan sebuah gerakan masa yang dilatarbelakangi oleh krisis berkepanjangan dan

 praktek KKN.

Mahasiswa sebagai gerakan terdepan menuntut perubahan, memaksa penguasa orde baru

meletakkan jabatannya pada tanggal 21 Mei 1998, sebuah gerakan reformasi menuntut

 penyelenggaraan Negara yang sesuai dengan nilai Pancasila secara murni dan konsekuen.

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa keberadaan Pancasila tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan berbangsa dan bernegara di NKRI ini.

2.  Tujuan penulisan

Page 18: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 18/40

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : Mengetahui hakikat Pancasila sebagai paradigma

kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sekaligus sebagai pemenuhan tugas

 pada mata kuliah Pancasila

Bab II

Pembahasan

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT,

BERBANGSA DAN BERNEGARA

A.  Pengertian Paradigma

Paradigma adalah sumber, nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan

tujuan dari suatu perkembangan.

B.  Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan

Paradigma pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek 

 pembagunan nasional kita harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai sila-sila Pancasila.

1.  Pancasila sebagai Paradigma Pembanguna Iptek 

Pengembangan Iptek sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan kepada moral Ketuhanan

dan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Berdasarkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa Iptek tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan,

dibuktikan dan diciptakan, tetapi juga dipertimbangkan maksud dan akibatnya apakah merugikan

manusia dan sekitarnya.

Sila ke dua memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan iptek 

haruslah beradab.

Sila Persatuan Indonesia , Iptek diarahkan demi kepentingan umat manusia.

Page 19: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 19/40

Sila keempat mendasari pengembangan iptek secara demokratis, kebebasan untuk 

mengembangkan iptek, dan menghormati serta meghargai kebebasan orang lain.

Sila ke lima, Iptek haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan.

2.  Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan POLEKSUBUDHANKAM

a.  Pancasila sebagai paradigma pengembangan bidang politik 

Pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi harus mendasarkan pada

moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila Pancasila, sehingga praktek-praktek politik yang

menghalalkan segala cara harus segera diakhiri.

 b. 

Pancasila sebagai paradigma pengembangan ekonomi

Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja, melainkan demi

kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh bangsa. Ekonomi harus mendasarkan kepada

kemanusiaan yaitu demi kesejahteraan kemanusiaan, sehingga kita harus menghindari monopoli

dan hal lainnya yang menimbulkan penindasan.

c.  Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial budaya

 Nilai nilai sosial budaya yang dikembangkan adalah yang berdasarkan nilai nilai kemanusiaan,

nilai Ketuhanan serta nilai keberadaban.

d.  Pancasila sebagai paradigma pengembangan hankam

Dasar dasar kemanusiaan yang beradab basis moralitas pertahanan dan keamanan Negara, harus

mendasarkan pada tujuan demi terjaminnya harkat dan martabat manusia, bukan untuk 

kekuasaan.

e.  Pancasila sebagai paradigma pengembangan kehidupan beragama

Page 20: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 20/40

Pancasila telah memberikan dasar dasar nilai yang fundamental bagi umat bangsa Indonesia

untuk hidup secara damai dalam kehidupan beragama di Negara Indonesia ini. Manusia wajib

untuk beribadah kepada tuhan dalam wilayah Negara dimana mereka hidup.

C.  Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

Reformasi adalah menata kehidupan bangsa dan Negara dalam suatu sistem Negara di bawah

nilai-nilai Pancasila, bukan menghancurkan dan membubarkan bangsa dan Negara Indonesia

1)  Gerakan reformasi

Disebabkan oleh krisis berkepanjangan, serta praktek KKN

a) 

Gerakan reformasi dan ideology Pancasila

Syarat gerakan reformasi :

i.  Dilakukan karena adanya suatu penyimpangan.

ii.  Harus dengan suatu cita-cita yang jelas

iii.  Dilakukan dengan berdasar suatu kerangka struktural tertentu.

iv.  Dilakukan kearah dan keadaan yang lebih baik.

v.  Dilakukan dengan suatu dasar moral dan etika sebagai manusia yang berketuhanan yang

Maha Esa, serta terjaminnya persatuann dan kesatuan bangsa.

 b)  Pancasila sebagai dasar cita cita reformasi

Dapat diuraikan sebgai berikut :

i.  Reformasi yang sesuai sila pertama yaitu gerakan kearah perubahan harus mengarah kepada

suatu kondisi yang lebih baik bagi kehidupan manusia sebagai makhluk tuhan.

ii.  Berdasarkan sila kedua, reformasi harus dilakukan dengan dasar-dasar nilai manusia yang

 bermartabat.

Page 21: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 21/40

iii.  Berdasarkan sila ketiga, reformasi harus berdasarkan nilai persatuan, harus menjamin tetap

tegaknya NKRI

iv.  Jiwa reformasi harus berakar pada asas kerakyatan.

v.  Visi reformasi harus jelas, yaitu terwujudya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2)  Pancasila sebagai paradigma reformasi hukum

Dapat diuraikan sebgai berikut :

i.  Pancasila sebagi sumber nilai perubahan hukum

Reformasi hukum dewasa ini selain Pancasila sebagai paradigma pembaruan hukumnya, juga

diambilkan dari sumber norma dan sumber nilai, selama hal tersebut tidak bertentangan dengan

nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila.

ii.  Dasar yuridis reformasi hokum

Dasar yuridisnya adalah : Tap no.XX/MPRS/1966, yang menyatakan bahwa Pancasila sebagai

sumber hukum di Indonesia, yang berarti sebagai sumber produk serta proses penegakan hukum

di Indonesia.

iii.  Pancasila sebagai paradigma reformasi pelaksanaan hukum

Pelaksanaan hukum harus berdasarkan pada suatu nilai sebagai landasan operasionalnya.

Reformasi pada dasarnya untuk mengembalikan hakikat dan fungsi Negara pada tujuan semula

yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia.

3)  Pancasila sebagai paradigma reformasi politik 

Prinsip demokrasi dalam pancasila adalah bahwa kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat.

Rakyat adalah asal mula kekuasaan Negara, oleh karena itu paradigma ini harus menjadi dasar 

dalam reformasi politik.

  Reformasi atas system politik 

Page 22: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 22/40

Ditandai dengan adanya :

o  Perubahan susunan keanggotaan MPR 

o  Perubahan susunan kenggotaan DPR,DPRD I, DPRD II.

o  Reformasi partai politik 

  Reformasi atas kehidupan politik 

Reformasi kehidupan politik juga dilakukan dengan meletakan cita-cita kehidupan kenegaraan

dan kebangsaan dalam suatu kesatuan waktu yaitu nilai masa lalu, masa kini dan kehidupan masa

datang.

4)  Pancasila sebagai paradigma reformasi ekonomi

Langkah yang strategis dalam upaya melakukan reformasi yang berbasis pada ekonomi

kerakyatan yang berdasarkan nilai-nilai pancasila adalah sebagai berikut :

o  Keamanan pangan dan pengembalian kepercayaan.

o  Program rehabilitasi dan pemulihan ekonomi

o  Transformasi struktur 

D.  Aktualisasi Pancasila

Dapat dibedakan atas dua macam : aktualisasi objektif yaitu aktualisasi Pancasila dalam bebagai

kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan Negara. Aktualisasi subjektif adalah

aktualisasi Pancasila pada setiap individu.

E.  Tridharma Perguruan Tinggi

Meliputi :

o  Pendidikan tinggi

Tugas pendidikan tinggi adalah :

  Menyiapkan peserta didik yang memiliki kemampuan akademik 

Page 23: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 23/40

  Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan

o  Penelitian

Penelitian adalah suatu kegiatan telaah yang taat kaidah, bersifat objektif dalam upaya untuk 

menemukan kebenaran dan atau menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan

kesenian.(pasal 3 ayat 3 PP.60 Th. 1999.

Intelektual yang melakukan penelitian haruslah bermoral Ketuhanan dan kemanusiaan.

o  Pengabdian kepada masyarakat

Pasal 3 ayat (1) PP.60 Th. 1999 bahwa yang dimaksud dengan pengabdian kepada masyarakat

adalah suatu kegiatan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam upaya memberikan

sumbangan demi kemajuan masyarakat.

F.  Budaya Akademik 

Ciri masyarakat ilmiah sebagai budaya akademik : kritis, kreatif, objektif, analitis, konstruktif,

dinamis, dialogis, menerima kritik, menghargai prestasi ilmiah/ akademik, bebas dari prasangka,

menghargai waktu, memiliki dan menjunjung tinggi tradisi ilmiah, berorientasi kemasa depan,

kesejawatan/ kemitraan,

G.  Kampus Sebagai Morakl force Pengembangan Hukum dan HAM

Sikap masyarakat kampus tidak boleh tercemar oleh kepentingan kepentigan polotik penguasa

sehingga benar-benar luhur dan mulia, dasar pijakan kebenaran masyarakat kampus adalah

kebenaran yang bersumber pada hati nurani serta sikap moral yang luhur yang bersumber pada

Ketuhanan dan kemanusiaan.

Dalam penegakan HAM mahasiswa sebagai kekuatan moral harus bersifat objektif dan benar 

 benar berdasarkan kebenaran moral demi harkat dan martabat manusia.

Bab III

Page 24: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 24/40

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :

I.  Pancasila menjadi dasar atau paradigma kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan

 bernegara di Indonesia.

II.  Setiap perubahan yang dilakukan di NKRI harus sesuai dengan nilai nilai yang terkandung

dalam sila sila Pancasila.

III.  Mahasiswa sebagai manusia yang terpelajar harus terlepas dari intervensi politik penguasa, dan

harus bertindak sesuai dengan hati nurani yang selaras dengan nilai nilai Pancasila.

Page 25: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 25/40

Daftar Pustaka

Kaelan, 2010, Pendidkan Pancasila, Paradigma Offset, Yogyakarta.

Undang Undang Dasar Republik Indonesia dan perubahannya

Soekarno, Di Bawah Bendera Refolusi

Pembelajaran Tata Negara SMA

Page 26: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 26/40

 

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

KEHIDUPAN DALAMBERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN

BERNEGARA 

03.19 |

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT,

BERBANGSA, DAN BERNEGARA

A.  Pengertian Paradigma 

Awalnya istilah Paradigma berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan terutama yang

kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Tokoh yang mengembangkan istilah tersebut dalam

dunia ilmu pengetahuan adalah Thomas S. Khun dalam bukunya yang berjudul The Structure of 

Scientific Revolution (1970: 49). Inti sari paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dasar danasumsi teoritis yang umum dan dijadikan sumber hukum, metode serta penerapan dalam ilmu

 pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri dan karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.

Dengan adanya kajian paradigma ilmu pengetahuan sosial kemudian dikembangkanlah

metode baru yang berdasar pada hakikat dan sifat paradigma ilmu, yaitu manusia yang disebut

metode kualitatif. Kemudian berkembanglah istilah ilmiah tersebut dalam bidang manusia serta

ilmu pengetahuan lain misalnya politik, hukum, ekonomi, budaya, serta bidang-bidang lainya.

Dalam kehidupan sehari hari paradigma berkembang menjadi terminologi yang mengandung arti

sebagai sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas, tolak ukur, parameter serta

arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan, dan proses dalam bidang tertentu termasuk 

 bidang pembangunan, reformasi, maupun pendidikan. Dengan demikian paradigma menempati

 posisi dan fungsi yang strategis dalam proses kegiatan. Perencanaan, pelaksanaan dan hasil-

hasilnya dapat diukur dengan paradigma tertentu yang diyakini kebenaranya.

Page 27: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 27/40

 

B.  Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan 

Pembangunan Nasional dilaksanakan dalam rangka mencapai masyarakat adil dan

makmur. Pembangunan nasional merupakan perwujudan nyata dalam meningkatkan harkat dan

martabat manusia indonesia sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan tujuan negara yang

tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 dengan rincian sebagai berikut:

  Tujuan negara hukum formal, adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah

Indonesia

  Tujuan negara hukum material dalam hal ini merupakan tujuan khusus atau nasional, adalah

memajukan kesejahteraan umum,dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

  Tujuan Internasional, adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Yang perwujudanya terletak pada tatanan

 pergaulan masyarakat internasional.

Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi

 bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional kita harus berdasar pada hakikat nilai sila-sila

Pancasila yang didasari oleh ontologis manusia sebagai subjek pendukung pokok negara. Dan initerlihat dari kenyataan obyektif bahwa pancasila dasar negara dan negara adalah organisasi

(persekutuan hidup) manusia. Dalam mewujudkan tujuan negara melalui pembangunan nasional

yang merupakan tujuan seluruh warganya maka dikembalikanlah pada dasar hakikat manusia

“monopluralis” yang unsurnya meliputi : kodrat manusia yaitu rokhani (jiwa) dan raga, sifat

kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dan kedudukan kodrat manusia

sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk TuhanYME. Kedudukan Pancasila

sebagai paradigma pembangunan nasional harus mmperlihatkan konsep berikut ini :

  Pancasila harus menjadi kerangka kognitif dalam identifikasi diri sebagai bangsa

  Pancasila sebagai landasan pembangunan nasional

  Pancasila merupakan arah pembangunan nasioanl

  Pancasila merupakan etos pembangunan nasional

  Pancasila merupakan moral pembangunan

Page 28: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 28/40

 

Masyarakat Indonesia yang sedang mengalami perkembangan yang amat pesat karena

dampak pembangunan nasional maupun rangsangan globalisasi, memerlukan pedoman bersama

dalam menanggapi tantangan demi keutuhan bangsa. Oleh sebab itu pembangunan nasional

harus dapat memperlihatkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

  Hormat terhadap keyakinan religius setiap orang

  Hormat terhadap martabat manusia sebagai pribadi atau subjek (manusia seutuhnya)

Sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia maka pembangunan nasional

harus meliputi aspek jiwa, seperti akal, rasa dan kehendak, raga (jasmani), pribadi, sosial dan

aspek ketuhanan yang terkristalisasi dalam nilai-nilai pancasila. Selanjutnya dijabarkan dalam

 berbagai bidang pembangunan antara lain politik, ekonomi, hukum, pendidikan, sosial budaya,

ilmu pengetahuan dan teknologi, serta bidang kehidupan agama. Sehingga dapat disimpulkan

 bahwa hakikatnya Pancasila sebagai paradigma pembangunan mengandung arti atas segala aspek 

 pembangunan yang harus mencerminkan nilai-nilai pancasila.

1.  Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Iptek  

Pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) merupakan salah satu

syarat menuju terwujudnya kehidupan masyarakat bangsa yang maju dan modern.

Pengembangan dan penguasaan iptek menjadi sangat penting, manakala dikaitkan dengankehidupan global yang ditandai dengan persaingan. Namun demikian pengembangan iptek bukan

semata-mata untuk mengejar kemajuan meterial melainkan harus memperlihatkan aspek-aspek 

spiritual. Artinya, pengembangan iptek harus diarahkan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan

 batin. Dengan pemikiran diatas dapat kita ketahui adanya tujuan essensial daripada iptek, yaitu

demi kesejahteraan umat manusia, sehingga pada hakikatnya iptek itu tidak bebas nilai,

melainkan terikat oleh nilai.

Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila silanya harus merupakan sumber nilai, kerangka

 pikir serta asas moralitas bagi pembangunan iptek. Sebagai bangsa yang memiliki pandangan

hidup pancasila, maka tidak berlebihan apabila pengembangan iptek harus didasarkan atas

 paradigma pancasila. Apabila kita melihat sila demi sila menunjukkan sistem etika dalam

 pembangunan iptek.

Page 29: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 29/40

  Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengkomplementasikan ilmu pengetahuan, mencipta,

 perimbangan antara rasional dan irasional, antara akal, rasa dan kehendak. Sila ini menempatkan

manusia di alam semesta bukan merupakan pusatnya melainkan sebagai bagian yang sistematik 

dari alam yang diolahnya (T. Jacob, 1986), dapat disimpulkan berdasarkan sila ini iptek selalu

mempertimbangkan dari apa yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan, adakah kerugian bagi

manusia.

  Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, menekankan bahwa iptek haruslah bersifat beradab dan

 bermoral, sehingga terwujud hakikat tujuan iptek yaitu, demi kesejahteraan umat manusia.

Bukan untuk kesombongan dan keserakahan manusia melainkan harus diabdikan demi

 peningkatan harkat dan martabat manusia.

  Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa indonesia bahwa rasa

nasionalime bangsa indonesia akibat dari adanya kemajuan iptek, dengan iptek persatuan dan

kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan persahabatan antar daerah

diberbagai daerah terjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan iptek. Oleh sebab itu iptek 

harus dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan selanjutnya

dapat dikembangkan dalam hubungan manusia indonesia dengan masyarakat internasional.

  Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,

mendasari pengembangan iptek secara demokratis. Disini ilmuwan tidak hanya ditempatkan

untuk memiliki kebebasan dalam pengembangan iptek, namun juga harus ada saling

menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan bersikap terbuka untuk menerima

kritikan, atau dikaji ulang dan menerima perbandingan dengan penemuan teori lainya.

  Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, iptek didasarkan pada keseimbangan keadilan

dalam kehidupan kemanusiaan, yaitu keseimbangan keadilan dalam hubunganya dengan dirinya

sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat

 bangsa dan negara, serta manusia dengan alam lingkunganya (T. Jacob, 1986).

Jadi dapat disimpulkan bahwa sila-sila pancasila harus merupakan sumber nilai, kerangka pikir 

serta basis moralitas bagi pengembangan iptek.

2.  Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan POLEKSOSBUD HANKAM 

Page 30: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 30/40

Dalam bidang kenegaraan penjabaran pembangunan dituangkan dalam GBHN yang

dirinci dalam bidang-bidang operasional serta target pencapainya, bidang tersebut meliputi

POLEKSOSBUD HANKAM. Dalam mewujudkan tujuan seluruh warga harus kembali berdasar 

 pada hakikat manusia yaitu monopluralis, yang artinya meliputi berbagai unsur yaitu rokhani-

 jasmani, individu-makhluk sosial, serta manusia sebagai pribadi-makhluk Tuhan YME. Maka

hakikat manusia merupakan sumber nilai bagi pengembangan POLEKSOSBUD HANKAM,

guna membangun martabat manusia itu sendiri.

a.  Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Bidang Politik  

Politik sangat berperan penting dalam peningkatan harkat dan martabat manusia, karena

sistem politik negara harus berdasarkan hak dasar kemanusiaan, atau yang lebih dikenal dengan

hak asasi manusia. Sehingga sistem politik negara pancasila mampu memberikan dasar-dasar 

moral, diharapakan supaya para elit politik dan penyelenggaranya memiliki budi pekerti yang

luhur, dan berpegang pada cita-cita moral rakyat yang luhur. Sebagai warga negara indonesia

manusia harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku politik, bukan sekedar objek politik yang

diharapkan kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan

untuk rakyat. Karena Pancasila sebagai paradigma dalam berpolitik, maka sistem politik di

indonesia berasaskan demokrasi, bukan otoriter.

Berdasar pada hal diatas, pengembangan politik di indonesia harus berlandaskan atas moral

ketuhanan, moral kemanusiaan, moral persatuan, moral kerakyatan, dan moral keadilan, apabila

 pelaku politik baik warga negara maupun penyelenggaranya berkembang atas dasar moral

tersebut maka akan menghasilkan perilaku politik yang santun dan bermoral yang baik.

b.  Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi 

Sesuai dengan Paradigma Pancasila dalam pembangunan ekonomi, maka sistem dan

 pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila. Secara khusus, sistem

ekonomi harus mandasarkan pada moralitas ketuhanan, dan kemanusiaan. Hal ini untuk 

menghindari adanya pengembangan ekonomi yang cenderung mengarah pada persaingan bebas,

yaitu yang terkuat dialah yang akan menang, seperti yang pernah terjadi pada abad ke-18, yaitu

tumbuhnya perekonomian kapitalis. Dengan adanya kejadian pada abad ke-18 tersebut, maka

eropa pada awal abad ke-19 bereaksi untuk merubah perkembangan ekonomi tersebut menjadi

sosialisme komunisme, yang berjuang untuk nasib rakyat proletar yang sebelumnya ditindas oleh

kaum kapitalis.

Page 31: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 31/40

Ekonomi yang humanistik mendasarkan pada tujuan demi mensejahterakan rakyat luas,

sistem ekonomi ini di kembangkan oleh mubyarto, yang tidak hanya mengejar pertumbuhan saja

melainkan demi kemanusiaan dan kesejahteraan seluruh bangsa. Tujuan ekonomi adalah

memenuhi kebutuhan manusia, agar manusia menjadi lebih sejahtera, oleh sebab itu kita harus

menghindarkan diri dari persaingan bebas, monopoli dan yang lainnya yang berakibat pada

 penderitaan manusia dan penindasan atas manusia satu dengan lainnya.

c.  Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Sosial Budaya 

Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang Pancasila berdasar pada

hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana tertuang dalam sila

kemanusiaan yang adil dan beradab, yang diharapkan menghasilkan manusia yang berbudaya

dan beradab.

Dalam rangka melakukan reformasi disegala bidang, hendaknya indonesia berdasar pada

sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh bangsa indonesia itu sendiri

yaitu nilai pancasila yang merupakan sumber normatif bagi peningkatan humanisasi khususnya

dalam bidang sosial budaya. Sebagai kerangka kesadaran pancasila dapat merupakan dorongan

untuk ;

1.  Universalisasi, yaitu melepaskan simbol-simbol dari keterkaitan struktur 

2.  Transendentalisasi, yaitu meningkatkan derajat kemerdekaan manusia dan kebebasan spiritual

(koentowijoyo,1986)

Dengan demikian proses humanisasi universal akan dehumanisasi serta aktualisasi nilai hanya

demi kepentingan kelompok sosial tertentu yang diharapkan mampu menciptakan sistem sosial

 budaya yang beradab.

Berdasar sila Persatuan Indonesia pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar 

 penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam di seluruh wilayah

nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa. Pengakuan serta penghargaan

terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai kelompok bangsa sangat diperlukan sehingga

mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga bangsa, dengan demikian pembangunan

sosial budaya tidak akan menciptakan kesenjangan, kecemburuan, diskriminasi, dan

ketidakadilan sosial.

Page 32: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 32/40

d.  Pancasila sebagai Paradigma Hankam 

Salah satu tujuan bernegara adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah

Indonesia, hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung jawab tidak hanya terletak 

 pada penyelenggara negara semata, akan tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan. Atas

dasar tersebut sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikut sertakan seluruh komponen

 bangsa. Sistem partahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan dan keamanan

rakyat semesta (sishankamrata).

Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab merupakan basis moralitas pertahanan dan keamanan

negara. Maka dari itu pertahanan dan keamanan negara harus mendasarkan pada tujuan demi

terjaminya harkat dan martabat manusia, terutama secara rinci terjaminya hak-hak asasi manusia.

Dengan adanya tujuan tersebut maka pertahanan keamanan negara harus dikembangkan

 berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, guna mencapai tujuan yaitu demi

tercapainya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan YME (sila II), Pancasila juga

harus mendasarkan pada tujuan demi kepentingan warga sebagai warga negara (Sila III),

 pertahanan keamanan harus mampu menjamin hak-hak dasar, persamaan derajat serta kebebasan

kemanusiaan (sila IV) dan akhirnya pertahanan keamanan haruslah diperuntukkan demi

terwujudnya keadilan keadilan dalam hidup masyarakat atau terwujudnya suatu keadilan sosial,

dan diharapkan negara benar-benar meletakkan pada fungsi yang sebenarnya sebagai negara

hukum dan bukannya suatu negara yang berdasarkan atas kekuasaan sehingga mengakibatkan

suatu pelanggaran terhadap hak asasi manusia.

e.  Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Kehidupan Beragama 

Tidak dapat dipungkiri bahwa bangsa Indonesia mengalami adanya suatu kemunduran, yaitu

kehidupan beragama yang tidak berkemanusiaan. hal ini dapat kita lihat adanya suatu kenyataan

 banyak terjadinya konflik sosial pada masalah-masalah SARA, terutama pada masalah agama,

sebagai contoh tragedi di Ambon, Poso, Medan, Mataram, Kupang, dan masih banyak lagi

daerah yang lain yang terlihat semakin melemahnya toleransi dalam kehidupan beragama

sehingga menyimpang dari asas kemanusiaan yang adil dan beradab.

Pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai yang fundamental bagi umat bangsa untuk dapat

hidup secara damai dalam kehidupan beragama di negara Indonesia tercinta ini. Sebagai

makhluk Tuhan YME manusia wajib untuk beribadah kepada Tuhan YME dimanapun mereka

hidup. Akan tetapi Tuhan menghendaki kehidupan manusia yang penuh kedamaian dengan hidup

Page 33: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 33/40

 berdampingan, saling menghormati, meskipun Tuhan menciptakan adanya perbedaan,

 berbangsa-bangsa, bergolong-golong, berkelompok, baik sosial, politik, budaya maupun etnis

tidak lain untuk kehidupan yang damai berdasar pada kemanusiaan.

Dalam Pokok Pikiran IV, negara menegaskan bahwa, Negara berdasar atas Ketuhanan Yang

Maha Esa atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, hal ini berarti bahwa kehidupan dalam

negara berdasar pada nilai-nilai ketuhanan, dengan memberikan kebebasan atas kehidupan

 beragama atau dengan menjamin atas demokrasi dibidang agama. Setiap agama memiliki dasar-

dasar ajaran yang sesuai dengan keyakinan masing-masing dengan mendasarkan pergaulan

kehidupan dalam beragama atas nilai-nilai kemanusiaan yang beradab dan berdasar bahwa

 pemeluk agama adalah bagian dari umat manusia di dunia. Maka sudah seharusnya negara

Indonesia mengembangkan kehidupan beragama ke arah terciptanya kehidupan bersama yang

 penuh toleransi, saling menghargai berdasar pada nilai kemanusiaan yang beradab.

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

KEHIDUPAN DALAM

BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DANBERNEGARA 

03.19 |

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT,

BERBANGSA, DAN BERNEGARA

A.  Pengertian Paradigma 

Awalnya istilah Paradigma berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan terutama yang

kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Tokoh yang mengembangkan istilah tersebut dalam

dunia ilmu pengetahuan adalah Thomas S. Khun dalam bukunya yang berjudul The Structure of 

Page 34: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 34/40

Scientific Revolution (1970: 49). Inti sari paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dasar dan

asumsi teoritis yang umum dan dijadikan sumber hukum, metode serta penerapan dalam ilmu

 pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri dan karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.

Dengan adanya kajian paradigma ilmu pengetahuan sosial kemudian dikembangkanlah

metode baru yang berdasar pada hakikat dan sifat paradigma ilmu, yaitu manusia yang disebut

metode kualitatif. Kemudian berkembanglah istilah ilmiah tersebut dalam bidang manusia serta

ilmu pengetahuan lain misalnya politik, hukum, ekonomi, budaya, serta bidang-bidang lainya.

Dalam kehidupan sehari hari paradigma berkembang menjadi terminologi yang mengandung arti

sebagai sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas, tolak ukur, parameter serta

arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan, dan proses dalam bidang tertentu termasuk 

 bidang pembangunan, reformasi, maupun pendidikan. Dengan demikian paradigma menempati

 posisi dan fungsi yang strategis dalam proses kegiatan. Perencanaan, pelaksanaan dan hasil-

hasilnya dapat diukur dengan paradigma tertentu yang diyakini kebenaranya.

B.  Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan 

Pembangunan Nasional dilaksanakan dalam rangka mencapai masyarakat adil dan

makmur. Pembangunan nasional merupakan perwujudan nyata dalam meningkatkan harkat dan

martabat manusia indonesia sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan tujuan negara yang

tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 dengan rincian sebagai berikut:

  Tujuan negara hukum formal, adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah

Indonesia

  Tujuan negara hukum material dalam hal ini merupakan tujuan khusus atau nasional, adalah

memajukan kesejahteraan umum,dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

  Tujuan Internasional, adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Yang perwujudanya terletak pada tatanan

 pergaulan masyarakat internasional.

Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi

 bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional kita harus berdasar pada hakikat nilai sila-sila

Page 35: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 35/40

Pancasila yang didasari oleh ontologis manusia sebagai subjek pendukung pokok negara. Dan ini

terlihat dari kenyataan obyektif bahwa pancasila dasar negara dan negara adalah organisasi

(persekutuan hidup) manusia. Dalam mewujudkan tujuan negara melalui pembangunan nasional

yang merupakan tujuan seluruh warganya maka dikembalikanlah pada dasar hakikat manusia

“monopluralis” yang unsurnya meliputi : kodrat manusia yaitu rokhani (jiwa) dan raga, sifat

kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dan kedudukan kodrat manusia

sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk TuhanYME. Kedudukan Pancasila

sebagai paradigma pembangunan nasional harus mmperlihatkan konsep berikut ini :

  Pancasila harus menjadi kerangka kognitif dalam identifikasi diri sebagai bangsa

  Pancasila sebagai landasan pembangunan nasional

  Pancasila merupakan arah pembangunan nasioanl

  Pancasila merupakan etos pembangunan nasional

  Pancasila merupakan moral pembangunan

Masyarakat Indonesia yang sedang mengalami perkembangan yang amat pesat karena

dampak pembangunan nasional maupun rangsangan globalisasi, memerlukan pedoman bersama

dalam menanggapi tantangan demi keutuhan bangsa. Oleh sebab itu pembangunan nasional

harus dapat memperlihatkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

  Hormat terhadap keyakinan religius setiap orang

  Hormat terhadap martabat manusia sebagai pribadi atau subjek (manusia seutuhnya)

Sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia maka pembangunan nasional

harus meliputi aspek jiwa, seperti akal, rasa dan kehendak, raga (jasmani), pribadi, sosial dan

aspek ketuhanan yang terkristalisasi dalam nilai-nilai pancasila. Selanjutnya dijabarkan dalam

 berbagai bidang pembangunan antara lain politik, ekonomi, hukum, pendidikan, sosial budaya,

ilmu pengetahuan dan teknologi, serta bidang kehidupan agama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hakikatnya Pancasila sebagai paradigma pembangunan mengandung arti atas segala aspek 

 pembangunan yang harus mencerminkan nilai-nilai pancasila.

1.  Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Iptek  

Pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) merupakan salah satu

syarat menuju terwujudnya kehidupan masyarakat bangsa yang maju dan modern.

Page 36: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 36/40

Pengembangan dan penguasaan iptek menjadi sangat penting, manakala dikaitkan dengan

kehidupan global yang ditandai dengan persaingan. Namun demikian pengembangan iptek bukan

semata-mata untuk mengejar kemajuan meterial melainkan harus memperlihatkan aspek-aspek 

spiritual. Artinya, pengembangan iptek harus diarahkan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan

 batin. Dengan pemikiran diatas dapat kita ketahui adanya tujuan essensial daripada iptek, yaitu

demi kesejahteraan umat manusia, sehingga pada hakikatnya iptek itu tidak bebas nilai,

melainkan terikat oleh nilai.

Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila silanya harus merupakan sumber nilai, kerangka

 pikir serta asas moralitas bagi pembangunan iptek. Sebagai bangsa yang memiliki pandangan

hidup pancasila, maka tidak berlebihan apabila pengembangan iptek harus didasarkan atas

 paradigma pancasila. Apabila kita melihat sila demi sila menunjukkan sistem etika dalam

 pembangunan iptek.

  Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengkomplementasikan ilmu pengetahuan, mencipta,

 perimbangan antara rasional dan irasional, antara akal, rasa dan kehendak. Sila ini menempatkan

manusia di alam semesta bukan merupakan pusatnya melainkan sebagai bagian yang sistematik 

dari alam yang diolahnya (T. Jacob, 1986), dapat disimpulkan berdasarkan sila ini iptek selalu

mempertimbangkan dari apa yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan, adakah kerugian bagi

manusia.

  Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, menekankan bahwa iptek haruslah bersifat beradab dan

 bermoral, sehingga terwujud hakikat tujuan iptek yaitu, demi kesejahteraan umat manusia.

Bukan untuk kesombongan dan keserakahan manusia melainkan harus diabdikan demi

 peningkatan harkat dan martabat manusia.

  Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa indonesia bahwa rasa

nasionalime bangsa indonesia akibat dari adanya kemajuan iptek, dengan iptek persatuan dan

kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan persahabatan antar daerah

diberbagai daerah terjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan iptek. Oleh sebab itu iptek 

harus dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan selanjutnya

dapat dikembangkan dalam hubungan manusia indonesia dengan masyarakat internasional.

  Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,

mendasari pengembangan iptek secara demokratis. Disini ilmuwan tidak hanya ditempatkan

untuk memiliki kebebasan dalam pengembangan iptek, namun juga harus ada saling

Page 37: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 37/40

menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan bersikap terbuka untuk menerima

kritikan, atau dikaji ulang dan menerima perbandingan dengan penemuan teori lainya.

  Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, iptek didasarkan pada keseimbangan keadilan

dalam kehidupan kemanusiaan, yaitu keseimbangan keadilan dalam hubunganya dengan dirinya

sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat

 bangsa dan negara, serta manusia dengan alam lingkunganya (T. Jacob, 1986).

Jadi dapat disimpulkan bahwa sila-sila pancasila harus merupakan sumber nilai, kerangka pikir 

serta basis moralitas bagi pengembangan iptek.

2.  Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan POLEKSOSBUD HANKAM 

Dalam bidang kenegaraan penjabaran pembangunan dituangkan dalam GBHN yang

dirinci dalam bidang-bidang operasional serta target pencapainya, bidang tersebut meliputi

POLEKSOSBUD HANKAM. Dalam mewujudkan tujuan seluruh warga harus kembali berdasar 

 pada hakikat manusia yaitu monopluralis, yang artinya meliputi berbagai unsur yaitu rokhani-

 jasmani, individu-makhluk sosial, serta manusia sebagai pribadi-makhluk Tuhan YME. Maka

hakikat manusia merupakan sumber nilai bagi pengembangan POLEKSOSBUD HANKAM,

guna membangun martabat manusia itu sendiri.

a.  Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Bidang Politik  

Politik sangat berperan penting dalam peningkatan harkat dan martabat manusia, karena

sistem politik negara harus berdasarkan hak dasar kemanusiaan, atau yang lebih dikenal dengan

hak asasi manusia. Sehingga sistem politik negara pancasila mampu memberikan dasar-dasar 

moral, diharapakan supaya para elit politik dan penyelenggaranya memiliki budi pekerti yang

luhur, dan berpegang pada cita-cita moral rakyat yang luhur. Sebagai warga negara indonesia

manusia harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku politik, bukan sekedar objek politik yang

diharapkan kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan

untuk rakyat. Karena Pancasila sebagai paradigma dalam berpolitik, maka sistem politik di

indonesia berasaskan demokrasi, bukan otoriter.

Berdasar pada hal diatas, pengembangan politik di indonesia harus berlandaskan atas moral

ketuhanan, moral kemanusiaan, moral persatuan, moral kerakyatan, dan moral keadilan, apabila

Page 38: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 38/40

 pelaku politik baik warga negara maupun penyelenggaranya berkembang atas dasar moral

tersebut maka akan menghasilkan perilaku politik yang santun dan bermoral yang baik.

b.  Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi 

Sesuai dengan Paradigma Pancasila dalam pembangunan ekonomi, maka sistem dan

 pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila. Secara khusus, sistem

ekonomi harus mandasarkan pada moralitas ketuhanan, dan kemanusiaan. Hal ini untuk 

menghindari adanya pengembangan ekonomi yang cenderung mengarah pada persaingan bebas,

yaitu yang terkuat dialah yang akan menang, seperti yang pernah terjadi pada abad ke-18, yaitu

tumbuhnya perekonomian kapitalis. Dengan adanya kejadian pada abad ke-18 tersebut, maka

eropa pada awal abad ke-19 bereaksi untuk merubah perkembangan ekonomi tersebut menjadi

sosialisme komunisme, yang berjuang untuk nasib rakyat proletar yang sebelumnya ditindas oleh

kaum kapitalis.

Ekonomi yang humanistik mendasarkan pada tujuan demi mensejahterakan rakyat luas,

sistem ekonomi ini di kembangkan oleh mubyarto, yang tidak hanya mengejar pertumbuhan saja

melainkan demi kemanusiaan dan kesejahteraan seluruh bangsa. Tujuan ekonomi adalah

memenuhi kebutuhan manusia, agar manusia menjadi lebih sejahtera, oleh sebab itu kita harus

menghindarkan diri dari persaingan bebas, monopoli dan yang lainnya yang berakibat pada

 penderitaan manusia dan penindasan atas manusia satu dengan lainnya.

c.  Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Sosial Budaya 

Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang Pancasila berdasar pada

hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana tertuang dalam sila

kemanusiaan yang adil dan beradab, yang diharapkan menghasilkan manusia yang berbudaya

dan beradab.

Dalam rangka melakukan reformasi disegala bidang, hendaknya indonesia berdasar pada

sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh bangsa indonesia itu sendiri

yaitu nilai pancasila yang merupakan sumber normatif bagi peningkatan humanisasi khususnya

dalam bidang sosial budaya. Sebagai kerangka kesadaran pancasila dapat merupakan dorongan

untuk ;

1.  Universalisasi, yaitu melepaskan simbol-simbol dari keterkaitan struktur 

Page 39: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 39/40

2.  Transendentalisasi, yaitu meningkatkan derajat kemerdekaan manusia dan kebebasan spiritual

(koentowijoyo,1986)

Dengan demikian proses humanisasi universal akan dehumanisasi serta aktualisasi nilai hanya

demi kepentingan kelompok sosial tertentu yang diharapkan mampu menciptakan sistem sosial

 budaya yang beradab.

Berdasar sila Persatuan Indonesia pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar 

 penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam di seluruh wilayah

nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa. Pengakuan serta penghargaan

terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai kelompok bangsa sangat diperlukan sehingga

mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga bangsa, dengan demikian pembangunan

sosial budaya tidak akan menciptakan kesenjangan, kecemburuan, diskriminasi, dan

ketidakadilan sosial.

d.  Pancasila sebagai Paradigma Hankam 

Salah satu tujuan bernegara adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah

Indonesia, hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung jawab tidak hanya terletak 

 pada penyelenggara negara semata, akan tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan. Atas

dasar tersebut sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikut sertakan seluruh komponen

 bangsa. Sistem partahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan dan keamanan

rakyat semesta (sishankamrata).

Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab merupakan basis moralitas pertahanan dan keamanan

negara. Maka dari itu pertahanan dan keamanan negara harus mendasarkan pada tujuan demi

terjaminya harkat dan martabat manusia, terutama secara rinci terjaminya hak-hak asasi manusia.

Dengan adanya tujuan tersebut maka pertahanan keamanan negara harus dikembangkan

 berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, guna mencapai tujuan yaitu demi

tercapainya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan YME (sila II), Pancasila juga

harus mendasarkan pada tujuan demi kepentingan warga sebagai warga negara (Sila III),

 pertahanan keamanan harus mampu menjamin hak-hak dasar, persamaan derajat serta kebebasan

kemanusiaan (sila IV) dan akhirnya pertahanan keamanan haruslah diperuntukkan demi

terwujudnya keadilan keadilan dalam hidup masyarakat atau terwujudnya suatu keadilan sosial,

dan diharapkan negara benar-benar meletakkan pada fungsi yang sebenarnya sebagai negara

Page 40: Panca Sila

7/16/2019 Panca Sila

http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 40/40

hukum dan bukannya suatu negara yang berdasarkan atas kekuasaan sehingga mengakibatkan

suatu pelanggaran terhadap hak asasi manusia.

e.  Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Kehidupan Beragama 

Tidak dapat dipungkiri bahwa bangsa Indonesia mengalami adanya suatu kemunduran, yaitu

kehidupan beragama yang tidak berkemanusiaan. hal ini dapat kita lihat adanya suatu kenyataan

 banyak terjadinya konflik sosial pada masalah-masalah SARA, terutama pada masalah agama,

sebagai contoh tragedi di Ambon, Poso, Medan, Mataram, Kupang, dan masih banyak lagi

daerah yang lain yang terlihat semakin melemahnya toleransi dalam kehidupan beragama

sehingga menyimpang dari asas kemanusiaan yang adil dan beradab.

Pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai yang fundamental bagi umat bangsa untuk dapat

hidup secara damai dalam kehidupan beragama di negara Indonesia tercinta ini. Sebagai

makhluk Tuhan YME manusia wajib untuk beribadah kepada Tuhan YME dimanapun mereka

hidup. Akan tetapi Tuhan menghendaki kehidupan manusia yang penuh kedamaian dengan hidup

 berdampingan, saling menghormati, meskipun Tuhan menciptakan adanya perbedaan,

 berbangsa-bangsa, bergolong-golong, berkelompok, baik sosial, politik, budaya maupun etnis

tidak lain untuk kehidupan yang damai berdasar pada kemanusiaan.

Dalam Pokok Pikiran IV, negara menegaskan bahwa, Negara berdasar atas Ketuhanan Yang

Maha Esa atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, hal ini berarti bahwa kehidupan dalam

negara berdasar pada nilai-nilai ketuhanan, dengan memberikan kebebasan atas kehidupan

 beragama atau dengan menjamin atas demokrasi dibidang agama. Setiap agama memiliki dasar-

dasar ajaran yang sesuai dengan keyakinan masing-masing dengan mendasarkan pergaulan

kehidupan dalam beragama atas nilai-nilai kemanusiaan yang beradab dan berdasar bahwa

 pemeluk agama adalah bagian dari umat manusia di dunia. Maka sudah seharusnya negara

Indonesia mengembangkan kehidupan beragama ke arah terciptanya kehidupan bersama yang

 penuh toleransi, saling menghargai berdasar pada nilai kemanusiaan yang beradab.