Panas_Bumi_NTT

download Panas_Bumi_NTT

of 23

Transcript of Panas_Bumi_NTT

(sebuah idealisme)

NTT, Juli 2010

1. Pengantar; 2. 3. 4. 5. Latar Belakang; Kondisi Industri Mineral; Kondisi Energi; Permasalahan;

6. Saran.

2

Banyak sumber energi panas bumi yang tidak termanfaatkan secara optimal di kawasan Indonesia bagian timur. Padahal energi merupakan kebutuhan dasar bagi kemajuan ekonomi dan kesejahteraan. Terdapat dua alasan kenapa energi panas bumi tidak termanfaatkan selama ini: Kebutuhan energi sangat kecil sementara investasi panas bumi cukup besar; Kurangnya komitmen Pemerintah dalam hal keberpihakan kepada pengembangan ekonomi yang mengandalkan sumber daya alam lokal. Apabila kedua kendala dihilangkan maka pengembangan ekonomi lokal khususnya NTT dapat terwujud. NTT memiliki sumber daya energi dan tambang sangat potensial. Apabila kedua sumber daya ini disinergikan akan menjadi kekuatan industri di daerah (Gambar 1); Perlu dicatat bahwa negeri termasuk NTT yang memiliki sumber daya alam lebih berpeluang meningkatkan nilai tambahnya. Vertikal Integrated Resource-Based Industry seharusnya lebih mudah diwujudkan; Tulisan ini merupakan suatu ide atau wacana untuk memajukan pembangunan ekonomi NTT dengan mengandalkan sumber daya alam setempat.R. Sukhyar, adalah Kepala Badan Geologi

1. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat memerlukan dukungan investasi untuk pembangunan perekonomian daerahnya. Namun kendala ini sangat sulit diwujudkan mengingat masih kurangnya pasokan energi dan lemahnya infrastruktur energi di daerah ini; 2. Disisi lain NTT memiliki sumber daya mineral potensial. Bijih Mangan merupakan ikon NTT, yang selama ini diekspor dalam bentuk bahan mentah ke luar negeri; 3. Dengan diberlakukannya Undang-undang Pertambangan No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, dimana bijih mineral dilarang untuk dieskpor, maka terbuka luas peluang untuk memproses dan mengolahnya di daerah; 4. NTT juga memiliki sumber daya panas bumi yang sangat potensial yang belum dimanfaatkan. Oleh sebab itu sinergitas kedua sumber daya alam tersebut mineral dan energi panas bumi harus diwujudkan untuk memajukan perekonomian NTT.4

1. Pengusahaan di Provinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari izin KP (IUP) untuk penambangan Mineral Logam (Mangan-Mn) dan Mineral Bukan Logam (Gambar 2-5); 2. Izin pengusahaan pertambangan Mineral logam terutama Mangan terdapat di daerah: Labuhan Bajo, Kendidi, Laratama, Haharu, Lalindi, Melolu, Anaraja, Lembata, Biangono, Maikawada, Atambua, Baun, dan Ombok (Gambar 6); 3. Izin pengusahaan pertambangan Mineral Bukan Logam berada di daerah Kuwus, Aimere, Riung, Boawae, Ngada Bawa, Nangaroro, Nangapanda, Aesesa, Wolowaru, Paga, Wewewa Barat, Wewewa Timur, Katikutana, Nggaha Oriangu, Pinu Pahar, Karera, Nagawutung, Nabatukan, Omesuri, Pantar Barat, Alor Barat Laut, Biboki Anleu, Biboki Utara, Momafo, Soe, Kupang Tengah, dan Rote;5

4. Belum diketahui pasti berapa besar sumber daya dan cadangan Mangan di NTT. Keterdapatan Mangan diketahui di Kabupaten Manggarai dan Timor Barat dan wilayah kerja pertambangannya (gambar 1 dan 2); 5. Bijih Mangan merupakan andalan NTT saat ini. Penambangan Mangan telah 5 tahun beroperasi telah lama beroperasi mengambil bijih Mangan untuk ekspor ke China dan Korea Selatan; 6. Unsur Mangan (Mn) dalam bijih diperlukan sebagai unsur utama dalam baterai dan campuran logam serta kebutuhan lainnya. Bijih Mangan diolah saat ini di negeri tujuan ekspor yaitu di China dan Korea; 7. Perburuan mineral Mangan oleh berlangsung saat ini untuk diekspor; investor masih terus

8. Sebagai Informasi tambahan, sebagai pertambangan mineral, juga terdapat wilayah Kerja Migas di Provinsi Nusa Tenggara Timur berada di Blok West Timor yang diusahakan oleh perusahaan ENI West Timor Ltd, mulai 27 Mei 2008.6

Keharusan pengolahan di dalam negeri (UU No.4 tahun 2009) membuka kesempatan besar industri berbasis Mangan dikembangkan di NTT. Pendekatan kepada investor dari negara tujuan ekspor bijih Mangan merupakan salah satu kesempatan. Saat ini perusahaan Hyundai Korea tengah mengkaji keekonomian membangun pabrik Mangan di Kupang; NTT berpeluang untuk membangun industri vertikal terintegrasi berbasis Mangan (Vertical Integrated Industry), mulai dari penambangan hingga produk hilir berbasis Mn. Bijih Mangan diolah menjadi konsentrat (ingot) FeMn dan juga produk turunan berbasis Mn seperti Mn Chemicals; Kebutuhan energi diperkirakan sebesar 40 MW untuk mengolah bijih Mangan menjadi ingot Mn untuk setiap 5000 ton ingot yang dihasilkan. Disamping itu energi juga dibutuhkan untuk penambangan bijih Mangan. Energi juga dibutuhkan untuk memproses ingot menjadi turunan lainnya berbagai bentuk kimia berbasis Mn;tambang, diolah menjadi logam timah dan kemudian diproses menjadi berbagai produk turunannya, yaitu beragam logam bermacam komposisi, dan turunan jenis bentuk logam timah (bentuk jarum, bola-bola kecil dan balok), dan juga turunan dalam beragam jenis produk Tin Chemicals antara lain timah klorida dan sulfat;

*) Sebagai informasi saat ini telah berhasil dibangun industri berbasis Timah. Bijih timah hasil7

NTT memiliki potensi panas bumi sebesar 1.266 MW tersebar di 19 lokasi. Sejumlah 16 lokasi berada di pulau Flores (Gambar 7); Saat ini telah dilakukan eksplorasi pada dua lokasi panas bumi yaitu Mataloko dan Ulumbu. Potensi Ulumbu sebesar 200 MW, diantaranya cadangan terbukti sebesar 12,5 MW. Mataloko memiliki potensi 63 MW, dengan cadangan terbukti baru sebesar 2,5 MW. Sebesar 1,5 MW telah dibangkitkan menjadi tenaga listrik oleh PLN, diluar Flores terdapat WKP Atedai; Satu lokasi yaitu Sokoria, telah ditenderkan dan IUP telah ditetapkan, namun hanya untuk sekala kecil sebesar 2x2,5 MW. Potensi yang dimiliki sebesar 170 MW. Pemanfaatan langsung Panasbumi sebagai energi untuk mengembangkan produk pertanian unggulan di Flores adalah cengkeh, kopi, kakao, kelapa, jambu mete dan kemiri, perlu dikembangkan.

8

Sistem kelistrikan Provinsi Nusa Tenggara Timur terdiri atas beberapa sistem terisolasi (Gambar 8); Beban puncak tahun 2009 di Provinsi Nusa Tenggara Timur mencapai 89,33 MW; Penjualan tenaga listrik sampai dengan tahun 2009 mencapai 381,78 GWh: Rumah tangga 223.88 GWh (58,64%) Bisnis 98,7 GWh (25,85%) Industri 4,31 GWh (1,13%) Publik 54,89 GWh (14,38%)

Rasio elektrifikasi sampai dengan tahun 2009 adalah 87,95%. Kondisi jaringan listrik di wilayah Flores sangat minim; Berdasarkan data dari PLN, Kupang hingga saat ini interkoneksi transmisi listrik 70 kV hanya menghubungkan gardu induk di PLTU NTT 1 di Ropa, Gardu 9 induk Maumere dan Gardu induk Ende.

Rencana PLTU di NTT dan Kupang akan menghambat pemanfaatan energi panas bumi, kecuali PLTU ini untuk mempercepat pemenuhan listrik dalam jangka waktu pendek; Tarik menarik kepentingan antar Kabupaten, dimana masingmasing ingin lokasi pengolahan Mn ada di wilayahnya (pulau Flores atau Timor Barat); Dibutuhkan investasi besar untuk membangun pengembangan panasbumi untuk pembangkitan listrik (PLTP). Untuk membangun 100 MW PLTU dibutuhkan 300 juta US dolar, belum lagi investasi pengolahan Mn.

10

1. Disaranan agar pabrik pengolahan sebaiknya berlokasi di pulau Flores (Kab. Manggarai), karena sumber energi panas bumi ada di pulai ini. Suplai bahan Mangan dapat berasal dari Flores dan Timor Barat; 2. Evaluasi cadangan bijih Mangan perlu dilakukan. Oleh sebab itu Pemerintah perlu membantu Pemda untuk melakukan konsolidasi data dan cadangan kepada pemegang KP/IUP; 3. Komitmen penuh Pemerintah sangat diperlukan. Pemerintah dan Provinsi NTT perlu memfasilitasi kabupaten untuk mempromosikan industri pengolahan Mangan di NTT. Sebagai sumber energi tiga wilayah kerja panas bumi yang saat ini ada yaitu Ulumbu, Sukoria dan Mataloko perlu dikembangkan. Untuk itu perlu fasilitasi Pemerintah melakukan perundingan antara perusahaan pengolahan tambang serta PLN. Paling tidak tiga lapangan ini bisa diperoleh listrik sebesar 125 MW. 4. Issue lain keikutsertaan kepemilikan pabrik pengolahan oleh beberapa kabupaten untuk menghindari tarik menarik kepentingan perlu diantisipasi.

Vertical Integrated Mn Resource Based IndustryPertambanganPenambanganSumber daya Mn Bijih Mn

PerindustrianPeleburanFe Mn (Ingot)

PengolahanMn Chemicals

Energi Panas Bumi

Gambar 1

Tabel 1. Data Sumber Daya Bahan Galian Mineral Logam di NTT No. Jenis Logam Kabupaten Manggarai Timor Tengah Utara 1 Mangan Timor Tengah Selatan Kupang Belu 2 3 Besi primer Pasir besi Ngada Manggarai Timur Manggarai Barat 4 Emas primer Manggarai Lembata 726,000 457,525 Kontak Metasomatik dengan kadar 58,76 67,28% Fe dan mineral ikutan mangan, timah Endapan pantai dan dengan kadar rata-rata Fe total 53,07 %, mineral ikutan Titan Sumber Daya (Ton) Bijih 2,274,664 Logam 960,096 Keterangan Kadar rata-rata Mn tot : 41,67%

134,320 500,000 300,000 3,000,000

71,390 1 1 9

Gambar 3

GAMBAR 4 PETA SEBARAN LOKASI SUMBER DAYA MINERAL BUKAN LOGAM PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Lokasi Pabrik Semen Kupang

Tabel 2. Data Sumber Daya Bahan Galian Mineral Bukan Logam di FloresSumber Daya (Ton) Alor Belu Ende 1 Batu gamping Kupang Lembata Nagekeo Ngada Rote Ndao 2 Gipsum Alor Ende 10.010.000.000 54.000.000 1.250.000 122.375.000 371.875.000 875,000,000 125,000,000 266.000.000 7.222.000 CaO 54,50%, MgO 0,48%, SiO2 0,32% CaO 53,68%, MgO 0,53%, SiO2 1,49%, HD 42,80% Dibuat kapur tohor oleh masyarakat setempat Kandungan CaO 53,24%, MgO 1,0%, Fe2O3 1,1% Kandungan CaO 53,45% Untuk berbagai kebutuhan industri Sebagai bahan campuran pembuatan semen Sebagai bahan keramik, kualitas baik Sebagai bahan keramik, kualitas baik Bahan baku semen Sebagai bahan keramik, kualitas baik SiO2 52,5%, Al2O3 17.59%, Fe2O3 9,58% Campuran bahan baku semen Untuk bahan baku semen CaO=30,02-54,02 MgO=0,64-0,76 %

No.

Jenis Bahan Galian

Kabupaten

Keterangan

100,00031.350.000 251.000.000 119.355.000 830.420.000 425,000 182,500,000

3

Kaolin

Alor Lambata Alor

4

Lempung

Rote Ndao Nagekeo

5

Pasir kuarsa

Alor

Gambar 5

Gambar 6

Gambar 7 LOKASI PRIORITAS PENGEMBANGAN ENERGI PANAS BUMI PULAU FLORES NUSA TENGGARA TIMUR

19

Gambar 8 ROADMAP INTERKONEKSI TRANSMISI 70 kV PULAU FLORES-NUSA TENGGARA TIMUR

20

AIR TANAH1) Wilayah Air Tanah Dataran Produktivitas akuifer umumnya sedang. sistem akuifer tertekan dijumpai pada kedalaman 30-60 m di bawah muka tanah setempat ; 2) Wilayah Air Tanah Perbukitan Bergelombang Produktifitas air tanah di wilayah ini umumnya sangat kecil dan secara ekonomis tidak dapat dieksploitasi atau disebut daerah air tanah langka; 3) Wilayah Air Tanah Gunung Api Kuarter Karena kondisi geologi dan topografi setempat, pada bagian tengah banyak dijumpai pemunculan mata air dengan debit beragam. Di P. Sumba banyak dijumpai mata air; 4) Wilayah Air Tanah Karst Dibentuk oleh batu gamping, menempati pebukitan yang memanjang dari barat hingga timur di P. Timor bagian Barat. Potensinya sedang tinggi.

21

Gambar 10

22

Situs DESDM www.esdm.go.id www.bgl.esdm.go.id23