Pamong praja 1

25
VI. KEPEMIMPINAN PAMONG PRAJA A. Pengertian & Penggunaan Istilah Pamong Praja 1. Pengertian Pamong Praja Asal kata "pamong" berasal dari bahasa Jawa "among" atau “emong”. Dari kata among atau emong kemudian menjadi pangamong atau pangemong artinya orang yang mengasuh atau orang yang membimbing atau orang yang mendidik. Adapun istilah “praja" berasai dari bahasa Jawa kuno yang diartikan kerajaan atau negara, misalnya Praja Ngamarto artinya Kerajaan Ngamarto atau Pendowo .

Transcript of Pamong praja 1

Page 1: Pamong praja 1

VI. KEPEMIMPINAN PAMONG PRAJAA. Pengertian & Penggunaan Istilah Pamong Praja

1. Pengertian Pamong Praja

Asal kata "pamong" berasal dari bahasa Jawa "among" atau “emong”.

Dari kata among atau emong kemudian menjadi pangamong atau pangemong artinya orang yang mengasuh atau orang yang membimbing atau orang yang mendidik.

Adapun istilah “praja" berasai dari bahasa Jawa kuno yang diartikan kerajaan atau negara, misalnya Praja Ngamarto artinya Kerajaan Ngamarto atau Pendowo .

Page 2: Pamong praja 1

Kata pamong praja diartikan sbg :

a. pembimbing kerajaan, b. pengasuh negara, c. pendidik negara.

Dalam sejarah tercatat bahwa kata among merupakan metode terkenal sebagai pendidikan Nasional Taman Siswo yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantoro di Yogyakarta tanggal 3 Juli 1992.

Page 3: Pamong praja 1

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pamong Praja berarti pegawai - Negeri yang mengurus pemerintahan Negara. Dalam Kamus Indonesia-Inggris diterjemahkan Pamong Praja sebagai Civil Service. Jadi Pamong Praja dapat diartikan sebagai pengasuh pemerintahan, atau abdi mayarakat.

Page 4: Pamong praja 1

Dari istilah dan makna pamong praja di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pamong praja meliputi :

a. Pembimbing kerajaan artinya pembimbing masyarakat kerajaan;

b. Pengasuh negara artinya pengasuh masyarakat negara;

c. Pendidik negara artinya pendidik masyarakat negara.

Page 5: Pamong praja 1

Pada masa kini Pamong Praia menurut Sadu Wasistiono pada Temu Akbar Alumni Pendidikan Pamong Praja Propinsi Jawa Barat pada tanggal 29 Maret 1999 dengan judul Redefinisi, Reposisi dan Refungsianalisasi Korps Pamong Praia (Wasistiono, 1999). Ditawarkannya definisi Pamong Praja dengan paradigma baru, yaitu sebagai berikut :

Pamong Praja adalah Aparatur (pusat maupun Daerah) yang dididik secara khusus untuk menjalankan tugas-

lugas pemerintahan dengan kompetensi dasar Koordinasi, Kolaborasi dan Konsensus (3K) dalam rangka memberikan pelayanan umum serta menjaga keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 6: Pamong praja 1

Korps Pamong Praja juga harus melakukan reposisi, dalam arti menata ulang kedudukan dan hubungannya dengan pemerintah serta partai yang berkuasa, sejalan dengan kebijakan pemerintah nasional sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1999 yang diperbaiki dengan Peraturan Pemerintah Nornor 12 Tahun1999 Tentang Netralitas Pegawai Negeri Sipil. Selain itu, Korps Pamong Praja harus melakukan refungsionalisasi, yaitu menata lagi fungsi-fungsi yang selama ini dijalankan oleh pamong praja.

Page 7: Pamong praja 1

Perlu diakui secara jujur hahwa selama ini fungsi-fungsi yang dijalankan oleh Korps Pamong Praja belum tampak secara jelas, bercampur aduk karena adanya pengembangan karier secara lintas keahlian. Pada akhimya pengetahuan dan kemahiran yang dimiliki Korps Pamong Praja menjadi tidak jelas juga, sehingga sulit untuk dikategorikan sebagai sebuah profesi yang utuh dan mandiri.

Page 8: Pamong praja 1

Syarat untuk menjadi sebuah profesi yang utuh dan mandiri adalah: 1. Disiapkan melalui pendidikan

khusus;2. Mengembangkan pekerjaan dan

kariernya melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat khusus berkaitan dengan pendidikannya;

3. Tergabung dalam sebuah organisasi profesi;

4. Terikat pada kode etik.

Page 9: Pamong praja 1

Pada akhimya telah diperoleh sebuah pengertian bahwa Pamong Praja merupakan sebuah profesi umum (general profession). Konsekuensi logisnya profesi umum tersebut dapat masuk ke mana-mana (fidak spesifik) dan dapat dimasuki oieh siapapun yang berminat dan memenuhi syarat yang bersifat sangat longgar.

Page 10: Pamong praja 1

B. Penggunaan istilah "Pamong Praja".

1. lnstitusi dan korps Pangreh Praja - istilah pada zaman penjajahan Belanda - disebut dengan Binnenfanas Besfuvr (BB), terdiri dari para pejabat departemen dalam negeri yang ditempatkan di daerah yang bertugas memelihara ketentraman dan ketertiban serta menyelenggarakan kesejahteraan umum. Tugas korps Pangreh Praja mencakup bidang yang sangat luas. Pada masa itu, korps Pangreh Praja merupakan alat pemerintahan asing (Koesoemahatrnadja, 1979-44).

2. Pada masa sesudah kemerdekaan, istilah Pangreh Praja diganti menjadi Pamong Praja dengan alasan bahwa kedudukan dan tugas Pangreh Praja dalam Negara yang merdeka berbeda dengan pada masa penjajahan. Presiden R1 pada tahun 1953 mengatakan bahwa pengertian pamong lebih dalam artinya dari pada pengertian pemimpin ataupun pengasuh. Prinsip pokok dalam mengemong adaJah TUT WURI HANDAYANI, mengikuti di belakang tetapi tetap mempengaruhi (dalam The Liang Gie, 1988:170);

Menurut Wajong (1972:13), bahwa dinas pemerintahan umum dengan Pamong Prajanya merupakan organisasi tua, dimulai dari kedatangan Belanda pada tahun 1596. Adapun sejarah penggunaan istilah pamong antara lain :

Page 11: Pamong praja 1

3. Dalam statuta 1PDN ditetapkan bahwa IPDN merupakan komponen Kementrian Dalam Negeri yang menyelenggarakan pendidikan kedinasan Kader Pamong Praja.

4. Istilah Pamong Praja menurut Samadikoen (dalam The Liang Gie, 1988:171), tugas Pamong Praja dalam rangka dekosentrasi pada awal kemerdekaan dapat diringkas menjadi tiga macam, yaitu:a. Sebagai instansi penengah (arbiter), di antara

kepentingan-kepentingan yang saling bertentangan dan bermusuhan;

b. Sebagai instansi penghubung di antara lingkungan hukum tata Negara yang berlain-lainan;

c. Sebagai pemelihara dari penegak ketentraman dan keamanan umum dan dalam hubungan ini memiliki hubungan yang erat sekali dengan jawatan kepolisian.

Page 12: Pamong praja 1

Konsep kepamongprajaan sebagai kualitas berkembang sepanjang sejarah dan oleh sebab itu mengandung arti:

a. Sebagai nomina (nama) beberapa institusi di lingkungan Departemen Dalam Negeri, yaitu sebutan bagi pejabat pusat di daerah pada zaman dahulu sampai sekitar tahun enam-puluhan (korps Pangreh, kemudian Pamong Praja), sesudah itu dijadikan sebutan sebagai unit kerja penegak hukum di lingkungan pemerintah daerah, yaitu Polisi Pamong Praja.

b. Sebagai fungsi objektif di lingkungan Pemerintahan Dalam Negeri, yang menjembatani tiap komponen dengan komponen lain, dan hadir antara komponen sebuah system. Pemerintahan terdiri dari beberapa kualitas ini sekaligus fungsi utama yang harus dipenuhi agar kinerja pemerintahan berkualitas yaitu conducting, coordinating, dan "all weather serving."

Page 13: Pamong praja 1

c. Sebagai lembaga di lingkungan Departemen Dalam Negeri. Kualitas lembaga diharapkan profesional agar kinerjanya dapat lebih baik dan berkualitas tinggi.

d. Sebagai kekuatan visioner yang mengatasi waktu dan tempat, yaitu membaca tanda-tanda zaman, bersikap dalam ketidak-pastian, dan mengantisipasi sejauh mungkin masa depan, sehingga proses kesebangsaan dari kebhinekaan menuju ketunggal-ikaan terus-menerus berjalan. Berdasarkan kekuatan itu, kepamong-prajaan mengemban misi suci (mission sacre) bangsa dan negara, yaitu mengelola keunikan tiap masyarakat menjadi kekuatan mata-rantai nusantara, mengurangi kesenjangan vertikal dan horizontal antar masyarakat secepatnya dan memproses kesebangsaan guna mewujudkan Bhineka Tunggal Ika. Misi itu diselenggarakan melalui strategi pemerintahan yaitu redistribusi nilai -nilai yang dihasilkan oleh subkultur ekonomi melalui pelayanan kepada subkultur pelanggan, baik pelayanan civil sebagai kewajiban Negara maupun pelayanan publik sebagai kewenangan pemerintah.

Page 14: Pamong praja 1

e. Sebagai pioner pertama, buah pemikiran besar, roh zaman, yang berkualitas sebagai kenegerawanan, maka kepamongprajaan berarti kemampuan membuat sejarah (history making), sehingga buah pemikiran besar pamong praja Indonesia - yaitu mereka yang memiliki kualitas kepamongprajaan yang dapat mempengaruhi perjalanan sejarah Indonesia di tengah-tengah dunia beratus-ratus tahun kemudian.

Kepamong-prajaan pada puncak kualitasnya yaitu kenegarawanan, bukanlah hanya milik Kementrian Dalam

Negeri akan tetapi milik dunia.

Page 15: Pamong praja 1

C. Makna Strategis Pamong Praja Pamong Praja tidak boleh diombang-ambingkan oleh pergolakan politik di daerah, karena instansi ini ialah membina atau mendukung dari ideologi Negara, alat dari Pancasila.

D. Standar Pamong PrajaPamudji datam Pidato Ilmiah pada Hari Wisuda APDN Malang dan Peresmian IIP Tanggal 25 Mei 1967 di Malang Berjudul “ Membina Dinas Pamong Praja Ke Arah Dinas Karier Datam Administrasi Negara “, menyatakan bahwa kepamongprajaan itu adalah "kualitas kinerja yang secara objektif dibutuhkan,": profesi berkualitas generalist, dan pertu dilembagakan menjadi dinas karier.

Page 16: Pamong praja 1

Pamong praja adalah aparatur pemerintah harus mempunyai standar yang dapat diandalkan, guna menunjang pelaksanaan pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah. Adapun standar Kepamongprajaan Dalam Statuta IPDN dijelaskan bahwa standar pamong praja adalah :

1. Pamong praja sebagai kader pemerintahan sipil di lingkungan Kementrian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.

2. Pamong praja sebagai kader pemerintahan sipil diperlukan pada setiap jenjang administratif pemerintahan. Strukturya mengerucut. Di tingkat Desa/Kelurahan diperlukan ribuan orang Pamong Desa/Pamong Kelurahan, dan dipuncaknya Pamong Bangsa/Negara, yaitu Presiden.

Page 17: Pamong praja 1

3. Pamong praja generalis yang mengetahui dan mengenal sedikit demi sedikit tentang semakin banyak hal. Dalam hubungan ini, kepamongprajaan lebih sebagai seni (art) dan kreativitas ketimbang tekhnik dan spesialisasi. Kualitas ini tidak dapat dipenuhi oleh perguruan tinggi umum yang cenderung spesialistik.

4. Pamong praja adalah dinas karier. Kesinambungan, konsistensi, keselarasan, keseimbangan dan keserasian program memberikan tenaga yang bebas dari pengaruh rezim politik lima tahunan seperti yang terjadi selama ini. Hubungan antara pamong praja dengan politisi harus bersifat transformasional, bukan transaksional. Selama ini masing-masing unsur struktur supra (trias politika) asik bertransaksi antara mereka, sehingga stuktur infra terlupakan. Pamong praja sendiri harus selektif, bukan elektif.

5. Pamong praja memerlukan kecerdasan. Kecerdasan tidak dapat terbentuk melalui diklat jangka pendek, doktrin, instruksional, dan rekrutmen berdasarkan spoil system, bersifat insidental, tetapi melalui pendidikan formal berijazah dan pengalaman yang luas.

Page 18: Pamong praja 1

6. Pamong praja adalah tenaga pemikir dan perancang pemerintahan. Kemampuan berpikir teoritik dan konseptual tidak dapat terbentuk rnelalui pendidikan profesional berprogram diploma atau spesialis. Pendidikan seperti itu ditujukan pada profesi dan job tertentu yang ditawarkan pasar. Sebaliknya profesi dan job pamong praja bersifat publik, sudah tersedia. Oleh sebab itu, kualitas pamong praja dibentuk melalui program pendidikan akademik.

7. Pamong praja perlu dibekali dengan llmu Pemerintahan sebagai pedoman dalam menjalankan tugas-tugasnya.

8. Pamong praja adalah profesional. Seorang profesional mengabdi pada profesi (pekerjaan), bukan pada orang. Pengabdian tersebut bersumber pada pertimbangan- pertimbangan ilmiah (teoritik), dan karena ilmu yang menjadi andalan adalah Kybernologi, maka pertimbangan-pertimbangan itu demi perlindungan kemanusiaan dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.

Page 19: Pamong praja 1

9. Pamong praja adalah kepala, manajer, pemirnpin, koordinator, conductor (dirigen), penyelamat, dan pengelola sisa. Pemerintahan dapat dipandang sebagai organisasi, usaha, dan komunitas, yang terdiri dari komponen yang berbeda-beda dengan kondisi yang berlain-lainan. Gerakan komponen-komponen itu harus harmoni satu dengan yang lain agar bersama-sama menghasilkan kinerja optimal. Oleh sebab itu, pamong praja harus memiliki kekepalaan, manajemen, dan kepemimpinan.

10.Pamomg praja sebagai kenegarawanan. Kualitas tertinggi kepamongprajaan adalah kenegarawanan. Seorang negarawan menghasilkan pikiran-pikiran besar (magnanimous), memandang sejauh mungkin ke depan, berwatak impartial, dan non partisan. Berperan menjalankan misi pemerintahan Indonesia yaitu mengelola keunikan tiap mayarakat menjadi keuatan mata rantai nusantara, rnengurangi kesenjangan vertical antar lapisan masyarakat dan mengurangi kesenjangan horizontal antar daerah secepatnya, sehingga " the people who get the pain are the people who share the gain," dan memproses kesebangsaan guna mewujudkan Bhinneka Tunggat lka, adalah Departemen Da1am Negeri.

11.Kepamong-prajaan dibentuk melalui pendidikan kedinasan di bawah Kementrian Dalam Negeri yaitu lnstitut Pemerintahan Dalam Negeri (1PDN) rnelalui jenjang pendidikan D4, S1, S2 dan S3.

12.Kepamongprajaan adalah jiwa kerja korps yang berwawasan nusantara dan bersemangat kesebangsaan.

Page 20: Pamong praja 1

E. Pamong Praja Masa Depan 1. Pemimpin Transformasional

Pada masa yang akan datang aktivitas kepamongprajaan di Indonesia sudah dipastikan akan mengalami perubahan-2 yg cepat sebagai konsekuensi logis dari adanya pembaruan pemerintahan dan reformasi Pamong Praja.

Beberapa karakteristik penting dari pemimpin transformasional diperlukan dalam dinamika perbaikan manajemen kualitas (Gaspersz, 1997:197), yaitu :

Page 21: Pamong praja 1

1. Memiliki visi yang kuat2. Memiliki peta tindakan (map for action)3. Memiliki kerangka untuk visi (frame for

the vision) 4. Memiliki kepercayaan diri (self

confidence)5. Berani mengambil resiko6. Memiliki gaya pribadi inspirasional7. Memiliki kemampuan merangsang

usaha-usaha individual 8. Memiliki kemampuan

mengidentifikasikan manfaat-manfaat

Page 22: Pamong praja 1

2. Pemimpin Visioner

Pamong Praja merupakan Leader (Pemimpin) maupun Headship (Kepala). Kepemimpinan dalam mewujudkan pemerintahan yang baik adalah kepemimpinan yang harus memenuhi syarat

berakhlak bersih dan tidak cacat moral (Thoha,

1997:112). visi mencakup upaya yang mampu melihat jangkauan ke depan yang berskala nasional maupun global. Ia

menanamkan "Kepemimpinan Visioner" atau dengan kata lain seorang pemimpin yang mampu melihat jangkauan ke depan secara "Glokal (bervisi global-action lokal).

Page 23: Pamong praja 1

Menurut Suradinata (Abdi Praja 1997:11), ada lima fenomena kualitas Pamong Praja, yaitu: 1. Memberikan pelayanan pada masyarakat baik dalam

lingkup aparatur maupun masyarakat umum.2. Pengembangan diri, tuntunan terhadap kemampuan

setiap Pamong Praja. Untuk itu, mereka harus terus belajar dan meningkatkan pendidikan dan pelatihan baik melalui penjenjangan maupun diklat teknis fungsional.

3. Pelaksanaan tugas, yaitu melaksanakan tugas tanggung jawabnya selaku aparatur pemerintah dalam negeri yang lebih mengutamakan tugas pokok.

4. Keteladanan. Sebagai seorang Pamong Praja, keteladanan merupakan aspek yang menentukan. Dalam Kepemimpinan Pancasila, keteladanan merupakan sikap konsisten dan konsekuen dalam menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

5. Lingkungan, mencakup faktor alam dan sosial yang antara lain terdiri dari etika, moral, budaya, serta jati diri bangsa Indonesia.

Page 24: Pamong praja 1

Merujuk pada uraian di atas maka dapatlah disusun Visi Pamong Praja Abad Ke-21, sebagai berikut :

1. Profesionalisme Korps Pamong Praja sudah lebih meningkat dengan karakteristik utama berupa pemberian pelayanan kepada masyarakat

2. Koordinasi menjadi alat utama guna meningkatkan efisiensi pemberi pelayanan kepada masyarakat

3. Selain mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang bersifat umum (generalis), Pamong Praja juga mempunyai keahlian khusus (spesialisasi) yang bisa diandalkan.

4. Memiliki semangat dan jiwa kewirausahaan guna meningkatkan kesejahteraan rnasyarakat

Page 25: Pamong praja 1

5. Memiliki kemampuan bernegosiasi yang telah menjadi satu keahlian Korps Pamong Praja yang dapat ditonjolkan

6. Menjalankan Kepemimpinan Transformasional yang bersifat mengayomi, adil dan jujur serta berakhlak yang baik tanpa ada cacat moral

7. Mengutamakan kualitas kerja dan kualitas pelayanan, baik pada instansi pemerintah maupun pelayanan prima kepada masyarakat

8. Mempunyai Strategic Vision dalam mengantisipasi perubahan pemerintahan maupun perubahan masyarakat yang semakin cepat dan mengalami pasang-surut.