alhidayahkudus.sch.id · Paket Unit Pembelajaran Kesetimbangan Benda Tegar dan Elastisitas iii KATA...

168

Transcript of alhidayahkudus.sch.id · Paket Unit Pembelajaran Kesetimbangan Benda Tegar dan Elastisitas iii KATA...

  • Paket Unit Pembelajaran PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)

    MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)

    BERBASIS ZONASI

    MATA PELAJARAN FISIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

    Kesetimbangan Benda

    Tegar dan Elastisitas

    Penulis:

    Wandy Praginda, S.Pd, M.Si

    Penyunting:

    Dede Saepudin, M.Si, M.Pd

    Ratu Ismira Fathiyah, S.Pd

    Desainer Grafis dan Ilustrator:

    TIM Desain Grafis

    Copyright © 2019

    Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus

    Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

    Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial

    tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

  • Paket Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar dan Elastisitas

    iii

    KATA SAMBUTAN

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Saya menyambut baik terbitnya Paket Unit Pembelajaran dalam rangka

    pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

    melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi.

    Peningkatan Kompetensi Pembelajaran merupakan salah satu upaya

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan

    Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dalam meningkatkan kualitas

    pembelajaran yang berfokus pada upaya mencerdaskan peserta didik melalui

    pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir tingkat tinggi. Program

    berbasis zonasi ini dilakukan mengingat luasnya wilayah Indonesia dan

    kualitas pendidikan yang belum merata, sehingga peningkatan pendidikan

    dapat berjalan secara masif, merata, dan tepat sasaran.

    Paket unit pembelajaran ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan

    Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada

    keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills (HOTS).

    Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir kompleks dalam

    menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi,

    menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental

    yang paling dasar.

    Sasaran Program PKB melalui PKP berbasis zonasi ini adalah seluruh guru di

    wilayah NKRI yang tergabung dalam komunitas guru sesuai bidang tugas yang

    diampu di wilayahnya masing-masing. Komunitas guru dimaksud meliputi

    kelompok kerja guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan

    Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK).

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    iv

    Semoga Paket Unit Pembelajaran ini dapat digunakan dengan baik

    sebagaimana mestinya sehingga dapat menginspirasi guru dalam

    mengembangkan materi dan melaksanakan proses pembelajaran yang

    berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi yang bermuara pada

    meningkatnya kualitas lulusan peserta didik.

    Untuk itu, kami ucapkan terima kasih atas kerja keras dan kerja cerdas para

    penulis dan semua pihak terkait yang dapat mewujudkan Paket Unit

    Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai upaya yang kita

    lakukan.

    Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Jakarta, Juli 2019

    Direktur Jenderal Guru

    dan Tenaga Kependidikan,

    Dr. Supriano, M.Ed. NIP. 196208161991031001

  • Paket Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar dan Elastisitas

    v

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., Tuhan YME, karena atas izin

    dan karunia-Nya Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan

    Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan Kompetensi

    Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi ini dapat diselesaikan. Paket Unit

    Pembelajaran ini disusun berdasarkan analisis Standar Kompetensi Lulusan,

    Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian serta analisis Ujian Nasional

    (UN).

    Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa peserta didik masih lemah dalam

    keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) seperti

    menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Hasil tersebut ternyata selaras

    dengan capaian PISA (Programme for International Student Assessment)

    maupun TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study). Oleh

    karena itu, perserta didik harus dibiasakan dengan pembelajaran dan soal-

    soal yang berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi agar

    meningkat kemampuan berpikir kritisnya.

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan

    Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), berupaya meningkatkan kualitas

    pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas lulusan peserta didik

    dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui

    Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi. Program ini

    dikembangkan dengan menekankan pembelajaran yang berorientasi pada

    keterampilan berpikir tingkat tinggi.

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    vi

    Untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan pemerataan mutu pendidikan,

    maka pelaksanaan Program PKP dilakukan dengan mempertimbangkan aspek

    kewilayahan (Zonasi). Melalui zonasi ini, pengelolaan komunitas guru seperti

    Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMA/SMK dan SLB, dan

    Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) dilaksanakan dengan

    memperhatikan keragaman mutu pendidikan.

    Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

    seluruh tim penyusun yang berasal dari Pusat Pengembangan dan

    Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga

    Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

    bidang Kelautan dan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPPPTK

    KPTK), Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), dan Perguruan Tinggi

    serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam mewujudkan penyelesaian

    Paket Unit Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai upaya yang

    kita lakukan.

    Wassalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

    Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus,

    Ir. Sri Renani Pantjastuti, M.P.A. NIP. 196007091985032001

  • Paket Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar dan Elastisitas

    vii

    DAFTAR ISI

    Hal

    KATA SAMBUTAN __________________________________ III

    KATA PENGANTAR __________________________________ V

    DAFTAR ISI ______________________________________ VII

    PENGANTAR PAKET UNIT PEMBELAJARAN ________________ 1

    UNIT PEMBELAJARAN 1 KESETIMBANGAN BENDA TEGAR ____ 3

    UNIT PEMBELAJARAN 2 ELASTISITAS __________________ 89

    PENUTUP _______________________________________ 153

    DAFTAR PUSTAKA _________________________________ 155

    LAMPIRAN ______________________________________ 156

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    viii

  • Paket Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar dan Elastisitas

    1

    PENGANTAR PAKET UNIT PEMBELAJARAN

    Paket unit ini disusun sebagai kumpulan sumber bahan ajar alternatif

    bagi guru yang tersusun atas Unit Kesetimbangan Benda Tegar dan Unit

    Elastisitas. Melalui bahan bacaan pada paket unit tersebut diharapkan

    guru mendapatkan tambahan pengetahuan dan keterampilan untuk

    mengajarkan materi tersebut ke peserta didiknya sesuai target

    kompetensi dasar (KD), terutama dalam memfasilitasi kemampuan

    bernalar peserta didik. Selain itu, unit-unit ini juga aplikatif bagi guru

    dan peserta didik agar dapat menerapkan dasar-dasar pengetahuan

    elastisitas dan benda tegar dalam kehidupan sehari-hari.

    Paket unit Kesetimbangan Benda Tegar dan Elastisitas terdiri dari

    komponenen penting dalam setiap unitnya yaitu kompetensi dasar,

    perumusan indikator pencapaian kompetensi, aplikasi di dunia nyata,

    soal-soal tes UN/USBN, aktivitas pembelajaran, lembar kerja peserta

    didik (LKPD), bahan bacaan, pengembangan penilaian, kesimpulan dan

    umpan balik. Komponen-komponen di dalam setiap unit tersebut

    disesuaikan dengan topik kesetimbangan benda tegar dan elastisitas

    masing-masing dengan tujuan agar dapat dilihat kesesuaian dengan

    strategi pembelajaran yang digunakan.

    LKPD pada setiap unit dikembangkan agar guru dapat memfasilitasi

    peserta didik untuk melatihkan kemampuan bernalar dan

    berketerampilan proses sain dengan mendayagunakan media yang

    sudah menjadi standar kelengkapan sekolah. LKPD tersebut disajikan

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    2

    melalui serangkaian aktivitas pembelajaran dengan menggunakan

    pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang di rekomendasikan

    dalam Kurikulum 2013.

    Keberhasilan Saudara dalam memahami paket ini, dapat direfleksi

    melalui instrumen pada umpan balik setelah melalui serangkaian proses

    penelaahan yang akan dimatangkan selanjutnya melalui serangkaian

    implementasi di kelas masing-masing.

  • Unit Pembelajaran PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)

    MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)

    BERBASIS ZONASI

    MATA PELAJARAN FISIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

    Kesetimbangan Benda

    Tegar

    Penulis:

    Wandy Praginda, S.Pd, M.Si

    Penyunting:

    Dede Saepudin, M.Si, M.Pd

    Desainer Grafis dan Ilustrator:

    TIM Desain Grafis

    Copyright © 2019

    Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus

    Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

    Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial

    tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    5

    DAFTAR ISI

    Hal

    DAFTAR ISI ___________________________________ 5

    DAFTAR GAMBAR _______________________________ 6

    DAFTAR TABEL ________________________________ 8

    PENDAHULUAN ________________________________ 9

    KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK _________ 11

    A. Target Kompetensi _________________________________________________________ 11

    B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 11

    APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 13

    A. Kesetimbangan Benda Tegar dalam Keseharian ________________________ 13

    B. Tumpuan dan Beban Konstruksi _________________________________________ 18

    SOAL-SOAL UN/USBN __________________________ 21

    A. Soal UN ______________________________________________________________________ 21

    BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 25

    A. Aktivitas Pembelajaran ____________________________________________________ 25

    Aktivitas 1 _________________________________________________________________________ 28

    Aktivitas 2 _________________________________________________________________________ 29

    Aktivitas 3 _________________________________________________________________________ 29

    Aktivitas 4 _________________________________________________________________________ 30

    Aktivitas 5 _________________________________________________________________________ 31

    B. Lembar Kerja Peserta Didik _______________________________________________ 32

    Lembar Kerja Peserta Didik 1 ____________________________________________________ 32

    Lembar Kerja Peserta Didik 2 ____________________________________________________ 33

    Lembar Kerja Peserta Didik 3 ____________________________________________________ 34

    Lembar Kerja Peserta Didik 4 ____________________________________________________ 35

    Lembar Kerja Peserta Didik 5 ____________________________________________________ 37

    C. Bahan Bacaan ______________________________________________________________ 39

    PENGEMBANGAN PENILAIAN ____________________ 65

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    6

    A. Pembahasan Soal-soal _____________________________________________________ 65

    B. Pengembangan Soal HOTS _________________________________________________ 70

    C. Refleksi Pembelajaran _____________________________________________________ 81

    KESIMPULAN _________________________________ 83

    UMPAN BALIK ________________________________ 85

    DAFTAR GAMBAR

    Hal

    Gambar 1. Peta konsep KD 3.1 pada lingkup materi Benda tegar____________ 10

    Gambar 2. Benda tegar pada pemikul Cobek _________________________________ 13

    Gambar 3. Benda tegar pada ayunan ___________________________________________ 14

    Gambar 4. Benda tegar pada layar LCD gantung______________________________ 14

    Gambar 5. Diagram gaya LCD gantung ________________________________________ 14

    Gambar 6. Benda tegar pada tiang Lampu Lalu Lintas _______________________ 15

    Gambar 7. Jembatan Kantilever ________________________________________________ 16

    Gambar 8. Jembatan Lengkung _________________________________________________ 17

    Gambar 9. Jembatan Gantung __________________________________________________ 17

    Gambar 10. Tumpuan Rol _______________________________________________________ 18

    Gambar 11. Tumpuan Sendi ____________________________________________________ 19

    Gambar 12. Tumpuan Jepit _____________________________________________________ 19

    Gambar 13. Beban Titik _________________________________________________________ 19

    Gambar 14. Beban Merata ______________________________________________________ 20

    Gambar 15. Beban Momen _____________________________________________________ 20

    Gambar 16. Gerak umum benda dengan lintasan lurus ______________________ 41

    Gambar 17. Gerak benda dengan lintasan parabola __________________________ 41

    Gambar 18. Gerak Menggelinding ______________________________________________ 42

    Gambar 19. Gerak lurus sebuah balok _________________________________________ 42

    Gambar 20. Posisi partikel dalam sistem koordinat __________________________ 43

    file:///D:/2019/LayOut%20Modul%20Dikmen/Hasil%20LayOut%20-%20Copy/Paket%20Kesetimbangan%20benda%20tegar%20dan%20elastisitas/SMA_Fisika_Unit%2001_Kesetimbangan%20Benda%20Tegar.docx%23_Toc13406279file:///D:/2019/LayOut%20Modul%20Dikmen/Hasil%20LayOut%20-%20Copy/Paket%20Kesetimbangan%20benda%20tegar%20dan%20elastisitas/SMA_Fisika_Unit%2001_Kesetimbangan%20Benda%20Tegar.docx%23_Toc13406280file:///D:/2019/LayOut%20Modul%20Dikmen/Hasil%20LayOut%20-%20Copy/Paket%20Kesetimbangan%20benda%20tegar%20dan%20elastisitas/SMA_Fisika_Unit%2001_Kesetimbangan%20Benda%20Tegar.docx%23_Toc13406281file:///D:/2019/LayOut%20Modul%20Dikmen/Hasil%20LayOut%20-%20Copy/Paket%20Kesetimbangan%20benda%20tegar%20dan%20elastisitas/SMA_Fisika_Unit%2001_Kesetimbangan%20Benda%20Tegar.docx%23_Toc13406284file:///D:/2019/LayOut%20Modul%20Dikmen/Hasil%20LayOut%20-%20Copy/Paket%20Kesetimbangan%20benda%20tegar%20dan%20elastisitas/SMA_Fisika_Unit%2001_Kesetimbangan%20Benda%20Tegar.docx%23_Toc13406286

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    7

    Gambar 21. Susuanan partikel benda __________________________________________ 45

    Gambar 22. Arah gaya gravitasi dari partikel penyusun benda _____________ 46

    Gambar 23. Batang kayu homogen ____________________________________________ 48

    Gambar 24. Gaya pada balok diam _____________________________________________ 49

    Gambar 25. Resultan gaya bernilai nol pada benda diam ____________________ 51

    Gambar 26. Batang Berotasi ____________________________________________________ 52

    Gambar 27. Benda berada pada ujung jungkat jungkit _______________________ 53

    Gambar 28. Diagram gaya dan torsi pada papan jungkat-jungkit ___________ 54

    Gambar 29. Sebuah bola digantung pada seutas tali _________________________ 56

    Gambar 30. Diagram gaya pada kelereng di dalam mangkuk _______________ 57

    Gambar 31. Balok dalam berbagai posisi ______________________________________ 57

    Gambar 32. Titik berat & titik tumpu berbagai posisi balok (gerak ke kanan)

    _______________________________________________________________________________ 58

    Gambar 33. Titik berat & titik tumpu berbagai posisi balok (gerak ke kiri) 59

    Gambar 34. Balok dalam keseimbangan labil _________________________________ 60

    Gambar 35. Keseimbangan labil sebuah bola _________________________________ 60

    Gambar 36. Bola dalam keseimbangan netral ________________________________ 61

    Gambar 37. Silinder drum dalam keseimbangan netral ______________________ 61

    file:///D:/2019/LayOut%20Modul%20Dikmen/Hasil%20LayOut%20-%20Copy/Paket%20Kesetimbangan%20benda%20tegar%20dan%20elastisitas/SMA_Fisika_Unit%2001_Kesetimbangan%20Benda%20Tegar.docx%23_Toc13406290file:///D:/2019/LayOut%20Modul%20Dikmen/Hasil%20LayOut%20-%20Copy/Paket%20Kesetimbangan%20benda%20tegar%20dan%20elastisitas/SMA_Fisika_Unit%2001_Kesetimbangan%20Benda%20Tegar.docx%23_Toc13406291file:///D:/2019/LayOut%20Modul%20Dikmen/Hasil%20LayOut%20-%20Copy/Paket%20Kesetimbangan%20benda%20tegar%20dan%20elastisitas/SMA_Fisika_Unit%2001_Kesetimbangan%20Benda%20Tegar.docx%23_Toc13406293file:///D:/2019/LayOut%20Modul%20Dikmen/Hasil%20LayOut%20-%20Copy/Paket%20Kesetimbangan%20benda%20tegar%20dan%20elastisitas/SMA_Fisika_Unit%2001_Kesetimbangan%20Benda%20Tegar.docx%23_Toc13406295file:///D:/2019/LayOut%20Modul%20Dikmen/Hasil%20LayOut%20-%20Copy/Paket%20Kesetimbangan%20benda%20tegar%20dan%20elastisitas/SMA_Fisika_Unit%2001_Kesetimbangan%20Benda%20Tegar.docx%23_Toc13406299file:///D:/2019/LayOut%20Modul%20Dikmen/Hasil%20LayOut%20-%20Copy/Paket%20Kesetimbangan%20benda%20tegar%20dan%20elastisitas/SMA_Fisika_Unit%2001_Kesetimbangan%20Benda%20Tegar.docx%23_Toc13406300file:///D:/2019/LayOut%20Modul%20Dikmen/Hasil%20LayOut%20-%20Copy/Paket%20Kesetimbangan%20benda%20tegar%20dan%20elastisitas/SMA_Fisika_Unit%2001_Kesetimbangan%20Benda%20Tegar.docx%23_Toc13406301file:///D:/2019/LayOut%20Modul%20Dikmen/Hasil%20LayOut%20-%20Copy/Paket%20Kesetimbangan%20benda%20tegar%20dan%20elastisitas/SMA_Fisika_Unit%2001_Kesetimbangan%20Benda%20Tegar.docx%23_Toc13406301file:///D:/2019/LayOut%20Modul%20Dikmen/Hasil%20LayOut%20-%20Copy/Paket%20Kesetimbangan%20benda%20tegar%20dan%20elastisitas/SMA_Fisika_Unit%2001_Kesetimbangan%20Benda%20Tegar.docx%23_Toc13406302file:///D:/2019/LayOut%20Modul%20Dikmen/Hasil%20LayOut%20-%20Copy/Paket%20Kesetimbangan%20benda%20tegar%20dan%20elastisitas/SMA_Fisika_Unit%2001_Kesetimbangan%20Benda%20Tegar.docx%23_Toc13406303file:///D:/2019/LayOut%20Modul%20Dikmen/Hasil%20LayOut%20-%20Copy/Paket%20Kesetimbangan%20benda%20tegar%20dan%20elastisitas/SMA_Fisika_Unit%2001_Kesetimbangan%20Benda%20Tegar.docx%23_Toc13406304file:///D:/2019/LayOut%20Modul%20Dikmen/Hasil%20LayOut%20-%20Copy/Paket%20Kesetimbangan%20benda%20tegar%20dan%20elastisitas/SMA_Fisika_Unit%2001_Kesetimbangan%20Benda%20Tegar.docx%23_Toc13406305file:///D:/2019/LayOut%20Modul%20Dikmen/Hasil%20LayOut%20-%20Copy/Paket%20Kesetimbangan%20benda%20tegar%20dan%20elastisitas/SMA_Fisika_Unit%2001_Kesetimbangan%20Benda%20Tegar.docx%23_Toc13406306

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    8

    DAFTAR TABEL

    Hal

    Tabel 1. KD 3.1 dan Target Kompetensi ________________________________________ 11

    Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) _____________________________ 12

    Tabel 3. Soal Ujian Nasional tahun 2016, 2017 dan 2018 ____________________ 21

    Tabel 4. Silabus Pembelajaran __________________________________________________ 26

    Tabel 5. Pembahasan & Analisis Butir Soal UN 2016, 2017, 2018 ___________ 65

    Tabel 6. Format Lembar Persepsi Pemahaman Unit __________________________ 85

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    9

    PENDAHULUAN

    Unit disusun sebagai aternatif sumber bahan ajar bagi guru untuk memahami

    materi kesetimbangan benda tegar. Melalui bahan bacaan yang terdapat pada

    Unit ini, guru dapat memiliki dasar pengetahuan untuk mengajarkan materi

    tersebut ke peserta didiknya yang disesuaikan dengan indikator pencapaian

    kompetensi (IPK), terutama dalam memfasilitasi kemampuan bernalar

    peserta didik. Selain itu, materi ini juga aplikatif bagi guru dan peserta didik

    agar dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

    Dalam upaya memudahkan guru mempelajari materi dan cara

    mengajarkannya, di dalam unit ini dimuat kompetensi dasar, target

    kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, aplikasi di dunia nyata,

    soal-soal tes UN di tiga tahun terakhir dan soal PISA sebagai acuan dalam

    menyusun soal sejenis, deskripsi alternatif aktivitas pembelajaran, lembar

    kegiatan peserta didik (LKPD) untuk memfasilitasi pembelajaran, bahan

    bacaan yang dapat dipelajari oleh guru dan peserta didik, serta deskripsi

    prosedur mengembangkan soal HOTS. Komponen-komponen di dalam Unit ini

    disesuaikan dengan topik benda tegardengan tujuan agar memberikan

    kemudahan dalam membelajarkan kepada peserta didik termasuk dalam

    melakukan percobaan dan mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi.

    Unit kesetimbangan benda tegar dilengkapi pula dengan lima LKPD, yaitu 1)

    Menentukan titik berat atau pusat gravitasi benda ; 2) Menentukan titik berat atau

    pusat gravitasi benda; 3) Menghitung besar momen gaya (torsi) pada suatu kasus;

    4) Menguraikan syarat kesetimbangan benda tegar; dan 5) Menyelidiki

    penjumlahan gaya pada sistem kesetimbangan.

    LKPD dikembangkan agar guru mudah memfasilitasi peserta didik untuk

    melatihkan kemampuan berinkuiri dengan mendayagunakan alat bahan

    sederhana dan KIT Mekanika yang sudah menjadi standar kelengkapan

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    10

    sekolah. LKPD tersebut disajikan melalui serangkaian aktivitas pembelajaran

    dengan menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran Problem

    Based Learning

    Materi kesetimbangan benda tegar yang disusun pada bahan bacaan terdiri

    atas topik titik berat, syarat kesetimbangan benda tegar, dan jenis-jenis

    kesetabilan. Topik-topik tersebut merupakan bagian dari lingkup materi

    Benda tegar yang memiliki keterkaitan konsep dengan topik gaya, momen

    inersia dan momentum sudut

    Gambar 1. Peta konsep KD 3.1 pada lingkup materi Benda tegar

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    11

    KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK

    A. Target Kompetensi

    Unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar kelas XI.

    Kompetensi dasar tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa target

    kompetensi. Target kompetensi menjadi acuan penguasaan kompetensi oleh

    peserta didik. Target kompetensi pada kompetensi dasar ini dapat dilihat

    pada Tabel 1.

    Tabel 1. KD 3.1 dan Target Kompetensi Kompetensi Dasar Target Kompetensi

    3.1 Menerapkan konsep torsi,

    momen inersia, titik berat,

    dan momentum sudut pada

    benda tegar (statis dan

    dinamis) dalam kehidupan

    sehari-hari misalnya dalam

    olahraga

    1) Menerapkan konsep torsi pada benda

    tegar dalam kehidupan sehari-hari

    2) Menerapkan konsep momen inersia pada

    benda tegar dalam kehidupan sehari-hari

    3) Menerapkan konsep titik berat pada

    benda tegar dalam kehidupan sehari-hari

    4) Menerapkan konsep momentum sudut

    pada benda tegar dalam kehidupan

    sehari-hari

    4.1 Membuat karya yang

    menerapkan konsep titik

    berat dan kesetimbangan

    benda tegar

    1) Mengembangkan karya hasil penerapan

    konsep titik berat dan kesetimbangan

    benda tegar

    2) Menyajikan karya hasil penerapan konsep

    titik berat dan kesetimbangan benda

    tegar

    B. Indikator Pencapaian Kompetensi

    Kompetensi dasar dikembagkan menjadi beberapa indikator pencapaian

    kompetensi. Indikator ini menjadi acuan bagi guru untuk mengukur

    pencapaian kompetensi dasar. Kompetensi Dasar 3.1 dan 4.1. di kelas XI

    dikembangkan menjadi tujuh indikator untuk ranah pengetahuan dan lima

    indikator untuk ranah keterampilan.

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    12

    Dalam rangka memudahkan guru menentukan indikator yang sesuai dengan

    tuntutan kompetensi dasar, indikator dibagi menjadi ke dalam tiga katagori,

    yaitu indikator pendukung, indikator kunci, dan indikator pengayaan. Berikut

    ini rincian indikator yang dikembangkan pada Kompetensi Dasar 3.1 dan 4.1.

    di kelas XI.

    Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

    KD 3.1 Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan momentum

    sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-

    hari misalnya dalam olahraga

    IPK

    Pe

    ng

    eta

    hu

    an

    Pendukung

    3.1.1 Menjabarkan konsep torsi

    3.1.2 Mengklasifikasikan jenis-jenis kesetabilan

    Kunci

    3.1.3 Menentukan pusat massa benda dan titik berat atau pusat gravitasi

    benda

    3.1.4 Menerapkan syarat-syarat kesetimbangan benda tegar

    3.1.5 Memecahkan konsep titik berat dan kesetimbangan benda tegar

    dalam kasus-kasus kehidupan

    Pengayaan

    3.1.6 Menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada benda tegar pada

    kondisi benda setimbang

    3.1.7 Menyimpulkan keadaan sistem benda tegar setelah dikenai

    berbagai gaya

    3.1.8 Menguji hipotesis terhadap rumusan masalah kesetimbangan

    benda tegar

    KD 4.1 Membuat karya yang menerapkan konsep titik berat dan

    kesetimbangan benda tegar

    IPK

    Ke

    tera

    mp

    ila

    n

    Pendukung

    4.2.1 Mendesain karya hasil penerapan konsep titik berat dan

    kesetimbangan benda tegar

    Kunci

    4.2.2 Membuat karya hasil penerapan konsep titik berat dan

    kesetimbangan benda tegar

    4.2.3 Memaparkarkan karya dalam sebuah pameran kelas sederhana

    Pengayaan

    4.2.4 Menguji karya hasil penerapan konsep titik berat dan

    kesetimbangan benda tegar

    4.2.5 Mengembangkan desain penerapan konsep titik berat dan

    kesetimbangan benda tegar

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    13

    APLIKASI DI DUNIA NYATA

    A. Kesetimbangan Benda Tegar dalam Keseharian

    Kesetimbangan adalah keadaan sistem atau benda tidak ada gaya atau tidak

    ada torsi yang bekerja atau resultannya bernilai nol. Benda tegar didefinisikan

    sebagai benda yang tidak mengalami perubahan bila diberi gaya luar dan torsi

    (τ). Syarat kesetimbangan untuk benda yang dianggap sebagai partikel adalah

    resultan gaya atau torsi yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol (τ

    = 0) dan benda dalam keadaan diam. Pada benda setimbang berlaku ∑Fx dan

    ∑y = 0, serta ∑τ = 0.

    (a) Pemikul Cobek (b) Daigram gaya pada pemikul

    Gambar 2. Benda tegar pada pemikul Cobek Sumber: http://berbagi-ilmu13.blogspot.com

    Sebagai contoh penerapan konsep kesetimbangan benda tegar, pada seorang

    pemikul penjual Cobek.

    Aplikasi kesetimbangan benda tegar dapat diterapkan pada ayunan yang diam

    (tidak sedang berayun).

    http://berbagi-ilmu13.blogspot.com/http://4.bp.blogspot.com/-_nDMXyO3UVM/U1UU38eVMwI/AAAAAAAAAI4/QOlggj_eND4/s1600/3.gif

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    14

    (a) Ayunan yang diam (b). Diagram gaya pada ayunan

    Gambar 3. Benda tegar pada ayunan Sumber: http://berbagi-ilmu13.blogspot.com

    dari gambar tersebut dapat digambar sketsa ayunan beserta torsi dan gaya

    yang bekerja di ayunan.

    (a) Layar LCD gantung (b) Sfesifikasi layar LCD gantung

    Gambar 4. Benda tegar pada layar LCD gantung Sumber: http://berbagi-ilmu13.blogspot.com

    Gambar 5. Diagram gaya LCD gantung

    Sumber: http://berbagi-ilmu13.blogspot.com

    Seperti permasalahan yang akan kami bahas tentang lampu lalu lintas ini,

    ia termasuk dalam benda tegar karena pengaruh gaya dan torsi sama dengan

    nol. Hal itu dapat di buktikan dari gambar berikut ini.

    http://berbagi-ilmu13.blogspot.com/http://berbagi-ilmu13.blogspot.com/http://berbagi-ilmu13.blogspot.com/http://1.bp.blogspot.com/-K-KhXIT7XM0/U1UUxeUXNxI/AAAAAAAAAIo/x6aD3K00-wk/s1600/2.gifhttps://images-blogger-opensocial.googleusercontent.com/gadgets/proxy?url=http://3.bp.blogspot.com/-aNDuHJ6PaHk/U1UUroDxrTI/AAAAAAAAAIQ/D09WuQIBOAc/s1600/2.2.gif&container=blogger&gadget=a&rewriteMime=image/*http://2.bp.blogspot.com/-l_-__ZjH-cM/U1UVEljTjNI/AAAAAAAAAJQ/PzMHkI-H0UQ/s1600/4.gifhttp://4.bp.blogspot.com/-8vF0BpVgYkA/U1UU7ShIf9I/AAAAAAAAAJI/oITKIuehWgQ/s1600/4.4.gif

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    15

    (a) Sfesifikasi pemasangan Lampu laulintas. (b) Diagram gaya penopang lampu lalulintas

    Gambar 6. Benda tegar pada tiang Lampu Lalu Lintas Sumber: http://berbagi-ilmu13.blogspot.com

    Yakni gaya berat dari W1 dan Wo disamakan oleh gaya dari fs dan gaya T

    (tegang tali). Gaya W1 dan Wo yang arahnya ke bawah searah jarum jam

    disamakan oleh gaya fs dan gaya T yang arahnya ke atas berlawanan jarum

    jam.

    Kesetimbangan statis banyak diaplikasikan dalam bidang teknik, khususnya

    yang berhubungan dengan desain struktur jembatan. Saudara mungkin sering

    melewati jembatan untuk menyeberangi sungai atau jalan. Menurut Saudara,

    bagaimanakah kesetimbangan statis suatu jembatan jika dijelaskan secara

    Fisika?

    Suatu jembatan sederhana dapat dibuat dari batang pohon atau lempengan

    batu yang disangga di kedua ujungnya. Sebuah jembatan, walaupun hanya

    berupa jembatan sederhana, harus cukup kuat menahan berat jembatan itu

    sendiri, kendaraan, dan orang yang menggunakannya. Jembatan juga harus

    tahan terhadap pengaruh kondisi lingkungan. Seiring dengan perkembangan

    jaman dan kemajuan teknologi, dibuatlah jembatan-jembatan yang desain dan

    konstruksinya lebih panjang dan indah, serta terbuat dari material yang lebih

    kuat dan ringan, seperti baja. Secara umum, terdapat tiga jenis konstruksi

    jembatan. Marilah pelajari pembahasan kesetimbangan gaya-gaya yang

    bekerja pada setiap jenis jembatan berikut.

    http://berbagi-ilmu13.blogspot.com/http://3.bp.blogspot.com/-I5aJO5sag6E/U1UVGrzNcGI/AAAAAAAAAJg/p8eIX2k7Bdw/s1600/5.jpg

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    16

    Gambar 7. Jembatan Kantilever

    Sumber: http://berbagi-ilmu13.blogspot.com

    Jembatan kantilever adalah jembatan panjang yang mirip dengan jembatan

    sederhana yang terbuat dari batang pohon atau lempengan batu, tetapi

    penyangganya berada di tengah. Pada bagian-bagiannya terdapat kerangka

    keras dan kaku (terbuat dari besi atau baja). Bagian-bagian kerangka pada

    jembatan kantilever ini meneruskan beban yang ditanggungnya ke ujung

    penyangga jembatan melalui kombinasi antara tegangan dan regangan.

    Tegangan timbul akibat adanya pasangan gaya yang arahnya menuju satu

    sama lain, sedangkan regangan ditimbulkan oleh pasangan gaya yang arahnya

    saling berlawanan.

    Kombinasi antara pasangan gaya yang berupa regangan dan tegangan,

    menyebabkan setiap bagian jembatan yang berbentuk segitiga membagi berat

    beban jembatan secara sama rata sehingga meningkatkan perbandingan

    antara kekuatan terhadap berat jembatan. Pada umumnya, jembatan

    kantilever digunakan sebagai penghubung jalan yang jaraknya tidak terlalu

    jauh, karena jembatan jenis ini hanya cocok untuk rentang jarak 200 m sampai

    dengan 400 m.

    http://berbagi-ilmu13.blogspot.com/

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    17

    Gambar 8. Jembatan Lengkung

    Sumber: http://berbagi-ilmu13.blogspot.com

    Jembatan lengkung adalah jembatan yang konstruksinya berbentuk busur

    setengah lingkaran dan memiliki struktur ringan dan terbuka. Rentang

    maksimum yang dapat dicapai oleh jembatan ini adalah sekitar 900 m. Pada

    jembatan lengkung ini, berat jembatan serta beban yang ditanggung oleh

    jembatan (dari kendaraan dan orang yang melaluinya) merupakan gaya-gaya

    yang saling berpasangan membentuk tekanan. Oleh karena itu, selain

    menggunakan baja, jembatan jenis ini dapat menggunakan batuan-batuan

    sebagai material pembangunnya. Desain busur jembatan menghasilkan

    sebuah gaya yang mengarah ke dalam dan ke luar pada dasar lengkungan

    busur.

    Gambar 9. Jembatan Gantung

    Sumber: http://berbagi-ilmu13.blogspot.com

    Jembatan gantung adalah jenis konstruksi jembatan yang menggunakan kabel-

    kabel baja sebagai penggantungnya, dan terentang di antara menara-menara.

    Setiap ujung kabel-kabel penggantung tersebut ditanamkan pada jangkar yang

    tertanam di pinggiran pantai. Jembatan gantung menyangga bebannya dengan

    cara menyalurkan beban tersebut (dalam bentuk tekanan oleh gaya-gaya)

    melalui kabel-kabel baja menuju menara penyangga. Kemudian, gaya tekan

    tersebut diteruskan oleh menara penyangga ke tanah. Jembatan gantung ini

    http://berbagi-ilmu13.blogspot.com/http://berbagi-ilmu13.blogspot.com/

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    18

    memiliki perbandingan antara kekuatan terhadap berat jembatan yang paling

    besar, jika dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya. Oleh karena itu,

    jembatan gantung dapat dibuat lebih panjang, seperti Jembatan Akashi-Kaikyo

    di Jepang yang memiliki panjang rentang antar menara 1780 m.

    Dalam benda tegar, ukuran benda tidak diabaikan. Sehingga gaya-gaya yang

    bekerja pada benda hanya mungkin menyebabkan gerak translasi dan rotasi

    terhadap suatu poros. Pada benda tegar di kenal titik berat. Salah satu contoh

    aplikasi titik berat adalah tim acrobat yang membentuk piramid, lalu berjalan

    di atas tali yang terhubung dengan ketinggian 20 m.

    B. Tumpuan dan Beban Konstruksi

    Terdapat tiga jenis tumpuan atau peletakan yang biasa digunakan dalam suatu

    konstruksi yaitu tumpuan sendi, tumpuan roll, tumpuan jepit.

    1) Tumpuan Roll

    • Dapat memberikan reaksi berupa gaya

    vertikal (Ry = Fy)

    • Tidak dapat menerima gaya horizontal (Fx).

    • Tidak dapat menerima momen

    • Jika diberi gaya horisontal, akan

    bergerak menggelinding karena sifat

    roll.

    2) Tumpuan Sendi (engsel)

    • Mampu menerima 2 reaksi gaya :

    a) gaya vertikal (Fy)

    b) gaya horisontal (Fx)

    • Tidak dapat menerima momen (M).

    Gambar 10. Tumpuan Rol

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    19

    • Jika diberi beban momen,

    karena sifat sendi, maka akan

    berputar.

    3) Tumpuan Jepit

    • Dapat menerima semua

    reaksi:

    a) gaya vertikal (Fy)

    b) gaya horizontal (Fx)

    c) momen (M)

    • Dijepit berarti dianggap

    tidak ada gerakan sama sekali.

    Beban (muatan) merupakan aksi/ gaya/ beban yang mengenai struktur.

    Beban dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan cara bekerja dari

    beban tersebut.

    1) Beban titik/beban terpusat.

    Beban yang mengenai struktur hanya pada satu titik tertentu secara

    terpusat.

    Gambar 13. Beban Titik

    2) Beban terdistribusi merata.

    Beban yang mengenai struktur tidak terpusat tetapi terdistribusi, baik

    terdistribusi merata ataupun tidak merata. Sebagai contoh beban angin, air

    dan tekanan.

    Gambar 11. Tumpuan Sendi

    Gambar 12. Tumpuan Jepit

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    20

    (a) Diagram gaya Papan rak buku (b) Papan rak buku di dinding

    (a) Bak mobil truk pengangkut beban (b) Diagram gaya bak mobil truk terbebani

    Gambar 14. Beban Merata

    3) Beban momen.

    Beban momen dapat berupa

    adanya beban titik pada

    konstruksi menimbulkan

    momen atau momen yang

    memang diterima oleh

    konstruksi seperti momen

    punter (torsi) pada poros

    transmisi.

    Gambar 15. Beban Momen

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    21

    SOAL-SOAL UN/USBN

    Soal-soal disajikan agar dapat dijadikan sebagai sarana berlatih bagi peserta

    didik untuk menyelesaikannya. Selain itu, soal-soal ini juga dapat menjadi

    acuan ketika Saudara akan mengembangkan soal yang setipe pada materi

    kesetimbangan benda tegar.

    A. Soal UN

    Berikut ini contoh soal-soal UN materi benda tegar pada kompetensi dasar 3.1

    Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan momentum sudut

    pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari misalnya

    dalam olahraga. 4.1 Membuat karya yang menerapkan konsep titik berat dan

    benda tegar(Permendikbud Nomor 37, 2018).

    Tabel 3. Soal Ujian Nasional tahun 2016, 2017 dan 2018

    Nomor/

    Tahun Soal

    9/2016 Perhatikan gambar!

    Batang AB yang panjangnya 1,2 m dan massanya

    diabaikan dipengaruhi tiga gaya FA = FB = FC = 20 N

    dan FB = 10 N. Jika AP : AC: AB = 1: 2: 4, besar momen

    gaya yang bekerja terhadap titik P adalah ….

    A. 12 N.m

    B. 15 N.m

    C. 20 N.m

    D. 25 N.m

    E. 40 N.m

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    22

    8/2018 Lima gaya bekerja pada bujur sangkar dengan sisi 10 cm seperti ditunjukkan

    pada gambar berikut.

    Resultan momen gaya dengan poros di titik

    perpotongan diagonal bujursangkar adalah ....

    A. 0,15 Nm.

    B. 0,25 Nm.

    C. 0,75 Nm.

    D. 1,15 Nm.

    E. 1,25 Nm.

    10/2018 Perhatikan gambar berikut ini!

    Sebuah batang bermassa 1,5 kg yang salah

    satu ujungnya dipasang engsel tegak lurus

    dinding dan sebuah lampion digantungkan

    pada jarak tertentu dari engsel. Besar gaya

    tegangan tali, agar batang berada dalam

    keseimbangan adalah ....

    A. 3,0 N

    B. 15,0 N

    C. 25,0 N

    D. 26,7 N

    E. 37,5 N

    10/2016 Perhatikan gambar berikut ini!

    Letak koordinat titik berat bidang berbentuk

    huruf H adalah ….

    A. ( 3 ; 4 )

    B. ( 3,5 ; 2,5 )

    C. ( 3,5 ; 4 )

    D. ( 4 ; 3 )

    E. ( 4 ; 4 )

    11/2018 Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini:

    1) Mengulang prosedur menentukan garis pada kertas karton dari titik

    gantung yang berbeda, dan menSaudarai perpotongan dua garis sebagai

    titik berat kertas karton.

    2) Mengikatkan ujung-ujung benang pada jarum dan beban dan

    menancapkan jarum pada kertas karton.

    3) Menarik garis sepanjang titik-titik pada kertas karton.

    4) MenSaudarai titik sepanjang benang pada kertas karton

    5) Menggantung kertas karton dengan memegang pangkal jarum.

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    23

    Untuk menentukan letak titik berat sebuah kertas karton yang tidak

    beraturan, di antara urutan langkah yang benar adalah ....

    A. 1, 2, 3, 4, 5

    B. 2, 5, 4, 3, 1

    C. 3, 1, 5, 4, 2

    D. 4, 3, 2, 1, 5

    E. 5, 3, 1, 4, 2

    14/2016 Perhatikan gambar empat partikel yang dihubungkan dengan batang

    penghubung berikut!

    Massa m1 = m2 = 4 kg dan m3 = m4 = 2 kg, panjang a = 1 meter dan b = 2

    meter serta massa batang penghubung diabaikan, momen inersia sistem

    partikel terhadap sumbu Y adalah ….

    A. 24 kg.m2

    B. 32 kg.m2

    C. 34 kg.m2

    D. 56 kg.m2

    E. 60 kg.m2

    15/2017 Perhatikan tabel data posisi benda-benda berikut !

    Benda Massa (gram) Koordinat (m)

    A 500 (4,0)

    B 200 (0,4)

    C 250 (0,2)

    Benda A, B, dan C dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa pada

    bidang x-y. Besar momen inersia sistem jika diputar pada poros sejajar sumbu

    y melalui benda A adalah ….

    A. 11.√2 kg.m2

    B. 13 kg.m2

    C. 12,5 kg.m2

    D. 7,2 kg.m2

    E. 2,5 kg.m2

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    24

    14/2017 Seorang penari berdiri di atas lantai es licin dan berputar di tempatnya

    seperti pada gambar.

    Mula-mula penari tersebut berputar

    dengan menyilangkan kedua tangan di

    dadanya (gambar A). Kemudian penari

    tersebut kembali berputar sambil

    merentangkan kedua tangannya (gambar

    B). Pernyataan pada tabel di bawah ini

    yang benar berkaitan dengan kedua

    keadaan penari di atas adalah ….

    Momen inersia (I) Momentum Sudut (L)

    A. IA = IB LA < LB

    B. IA > IB LA = LB

    C. IA > IB LA > LB

    D. IA < IB LA < LB

    E. IA < IB LA = LB

    8/2018 Sebuah silinder pejal (I = MR2) bermassa 8 kg menggelinding tanpa slip pada

    suatu bidang datar dengan kecepatan 15 m/s. Energi kinetik total silinder

    adalah ....

    A. 1800 J

    B. 1350 J

    C. 900 J

    D. 450 J

    E. 225 J

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    25

    BAHAN PEMBELAJARAN

    Bahan pembelajaran yang diuraikan di sini merupakan contoh panduan

    pembelajaran yang dapat dimplementasikan oleh Saudara ketika akan

    membelajarkan materi kesetimbangan benda tegar. Bahan pembelajaran

    dikembangkan dengan prinsip berpusat pada peserta didik dan berusaha

    memfasilitasi kemampuan berpikir tingkat tinggi. Bahan pembelajaran ini

    berisikan rincian aktivitas pembelajaran, lembar kegiatan peserta didik yang

    digunakan, dan bahan bacaannya

    A. Aktivitas Pembelajaran

    Aktivitas pembelajaran berisi rincian alternatif kegiatan pembelajaran yang

    dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai kompetensi pada materi

    kesetimbangan benda tegar. Sebelum menguraikan aktivitas pembelajaran,

    terlebih dahulu disusun desain aktivitas pembelajaran yang dapat dilihat pada

    Tabel 4.

    Pada Unit ini topik-topik yang dibelajarkan dibatasi hanya pada topik titik

    berat dan kesetimbangan benda tegar. Untuk topik momen inersia dan

    momentum sudut dapat Saudara kembangkan seperti unit ini. Adapun

    aktivitas pembelajaran untuk mencapai masing-masing indikator yang telah

    ditetapkan, dapat dicapai dalam tiga kali pertemuan. Aktivitas pembelajaran

    akan diuraikan lebih rinci menjadi dua skenario pembelajaran. Pengembangan

    skenario pembelajaran mengacu pada kriteria yang ditetapkan pada Standar

    Proses (Permendikbud nomor 22 tahun 2016).

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    26

    Desain Aktivitas Pembelajaran

    Tabel 4. Silabus Pembelajaran

    No Indikator Pencapaian

    Kompetensi Materi/

    Submateri

    Aktivitas pembelaj

    aran

    Bentuk dan Jenis Penilaian

    Media

    1. Menjabarkan konsep torsi Torsi • Diskusi • Penilaian pengetahuan: Tes tulis, Pilihan Ganda

    • Sikap • Penilaian

    produk • Observasi

    kegiatan praktik

    • Observasi keterampilan presentasi

    • Alat dan Bahan Praktik

    • Kertas plano/ karton/ papan tulis kecil, spidol

    • Tayangan video dan bahan tayang aplikasi gerak pada makhluk hidup

    2. Mengklasifikasikan jenis-jenis kesetabilan

    jenis kesetabilan

    • Diskusi

    3. Menentukan pusat massa benda dan titik berat atau pusat gravitasi benda

    Pusat massa benda dan titik berat atau pusat gravitasi

    • Praktik

    4. Menerapkan syarat-syarat kesetimbangan benda tegar

    Syarat-syarat kesetimbangan benda tegar

    • Praktik

    5. Memecahkan konsep titik berat dan kesetimbangan benda tegar dalam kasus-kasus kehidupan

    Persamaan Torsi

    • Praktik

    6. Menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada benda tegar pada kondisi benda setimbang

    Gaya-gaya yang bekerja pada benda tegar

    • Diskusi

    7. Menyimpulkan keadaan sistem benda tegar setelah dikenai berbagai gaya

    8. Menguji hipotesis terhadap rumusan masalah kesetimbangan benda tegar

    • Diskusi

    9. Mendesain karya hasil penerapan konsep titik berat dan kesetimbangan benda tegar

    Desain karya • Diskusi

    10. Membuat karya hasil penerapan konsep titik berat dan kesetimbangan benda tegar

    Produk karya • Praktik

    11 Memaparkarkan karya dalam sebuah pameran kelas sederhana

    Pemaparan hasil

    • Diskusi

    12 Menguji hipotesis terhadap rumusan masalah kesetimbangan benda tegar

    Laporan • Praktik

    13 Mengembangkan desain penerapan konsep titik berat dan kesetimbangan benda tegar

    Desain karya • Diskusi

    Alokasi Waktu

    Pembelajaran Benda tegar minimal diselesaikan dalam 3 kali pertemuan.

    a) Pertemuan ke-1 (3 JP) : 3 x 45 menit

    b) Pertemuan ke-2 (2 JP) : 2 x 45 menit

    c) Pertemuan ke-2 (2 JP) : 2 x 45 menit

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    27

    Media pembelajaran

    Media yang digunakan guru dalam pembelajaran topik kesetimbangan benda tegar

    adalah papan tulis, komputer dan LCD proyektor digunakan sebagai sarana

    komunikasi antara guru dan peserta didik. Alat peraga praktik yang digunakan untuk

    kegiatan demonstrasi dan praktikum adalah sebagai berikut.

    1) Selotip 2) Neraca 3) Botol air mineral

    4) Cutter 5) Super glue 6) Bahan Layar (Kertas HVS, Kain, Kresek, Mika) 7) Gunting

    8) Double tape

    9) Bahan rangka layar (Stick es krim, Tusuk Sate, Sumpit)

    10) Plastisin 11) Kipas Angin 12) Beban (Beban gantung, Koin, gundu)

    Alur Pembelajaran

    Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan

    sintak 1) Orientasi Masalah; 2) Mengorganisasikan peserta didik; 3) Membimbing

    penyelidikan; 4) Mengembangkan dan menyajikan karya; dan 5) Menganalisis dan

    mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kegiatan Pembelajaran terdiri dari dua

    pertemuan. Pertemuan pembelajaran ke-1 ini akan mencapai aktivitas 1 sampai

    aktivitas 3. Pertemuan ke-1 menggunakan tahapan pembelajaran 1) Orientasi

    Masalah; 2) Mengorganisasikan peserta didik; 3) Membimbing penyelidikan.

    Pertemuan ke-2 masih melanjutkan tahapan 3. Pertemuan ke-3 akan mencapai

    aktivitas empat dan lima dengan tahapan pembelajaran 4) Mengembangkan dan

    menyajikan karya; dan 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

    masalah.

    Pembelajaran dipandu menggunakan lima LKPD. Sebelum pembelajaran dimulai,

    guru perlu memastikan media dan LKPD yang akan digunakan sudah tersedia dan

    mencukupi untuk semua peserta didik. Berikut ini rincian aktivitas pembelajaran.

    Berikut ini rincian aktivitas pembelajaran untuk mesing-masing pertemuan.

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    28

    Aktivitas 1

    a) Orientasi Masalah

    Pada tahap ini, guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas yang akan

    dilakukan agar peserta didik tahu apa tujuan utama pembelajaran, apa permasalahan

    yang akan dibahas, dan bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal

    ini untuk memberi konsep dasar kepada peserta didik. Guru harus mampu

    memotivasi peserta didik agar terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih.

    Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 3.1.1, dan 3.1.2 dengan estimasi

    waktu aktivitas pembelajaran selama 15 Menit.

    Aktivitas Pembelajaran

    Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan menjelaskan segala

    keperluan yang dibutuhkan dalam mempelajari

    kesetimbangan benda tegar.

    2. Guru menyajikan masalah yang harus diselesaikan atau

    dipecahkan oleh peserta didik dari video berikut ini.

    https://www.youtube.com/watch?v=iT1w1fQFmvk

    Pertanyaan arahan:

    o Apa yang kalian amati dari video perahu tersebut?

    o Apa yang harus kalian lakukan agar perahu pada video

    tersebut tetap stabil di atas permukaan air laut (tidak

    miring)?

    o Layar perahu seperti apa yang dapat menyeimbangkan

    perahu, namun dapat menjadikan perahu bergerak

    kencang?

    3. Guru memotivasi peserta didik dalam kelompok melalui

    tayangan video berikut ini:

    https://www.youtube.com/watch?v=Omg025_P-1c

    untuk menuliskan dan menanyakan permasalahan hal-hal yang

    belum dipahami dari masalah yang disajikan serta guru

    mempersilahkan peserta didik dalam kelompok lain untuk

    memberikan tanggapan, bila diperlukan guru memberikan

    bantuan komentar secara klasikal.

    1. Tujuan utama pengajaran

    lebih kepada belajar

    bagaimana menyelidiki

    masalah-masalah penting

    dalam kehidupan mengenai

    penerapan konsep titik berat

    dan kesetimbangan benda

    tegar

    2. Peserta didik dalam

    kelompok mengamati

    tayangan audiovisual tentang

    perahu layar yang dapat

    menggerakan perahu tanpa

    menggunakan mesin

    pendorong.

    3. Peserta didik memperhatikan

    dan mengamati penjelasan

    yang diberikan guru yang

    terkait dengan permasalahan

    yang melibatkan konsep titik

    berat dan kesetimbangan

    benda tegar

    https://www.youtube.com/watch?v=iT1w1fQFmvkhttps://www.youtube.com/watch?v=Omg025_P-1c

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    29

    Aktivitas 2

    b) Mengorganisasikan Peserta Didik

    Pada tahap ini, guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan

    tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang telah diorientasi, misalnya

    membantu peserta didik membentuk kelompok kecil, membantu peserta didik

    membaca masalah yang ditemukan pada tahap sebelumnya, kemudian mencoba

    untuk membuat hipotesis atas masalah yang ditemukan tersebut. Aktivitas

    pembelajaran ini akan mencapai indikator 3.1.5 dan 4.2.1 dengan estimasi waktu

    aktivitas pembelajaran selama 15 Menit.

    Aktivitas Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

    1. Guru membagi peserta didik

    menjadi beberapa kelompok,

    misalkan terdiri 4-5 orang.

    2. Membantu siswa mendefinisikan

    dan mengorganisasikan tugas

    belajar yang berhubungan dengan

    masalah Perahu Layar.

    3. Guru bersama peserta didik mencoba

    memahami masalah, dan

    mengidentifikasi langkah langkah

    yang perlu dilakukan untuk

    memecahkan masalah tersebut.

    1. Peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok

    masing-masing serta meminta peserta didik dalam

    kelompok untuk bekerja sama untuk menyelesaikan

    masalah.

    2. Peserta didik dalam kelompok melakukan

    brainstorming dengan cara berbagi information, dan

    klarifikasi informasi tentang permasalahan yang

    terdapat dalam:

    https://www.youtube.com/watch?v=C8Qd41Q1oCo

    3. Merumuskan hipotesis mengenai masalah pada

    perahu layar tersebut yang dapat meluncur tanpa

    mesin pendorong

    Aktivitas 3

    c) Membimbing Penyelidikan

    Pada tahap ini, guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi

    sebanyak-banyaknya, melaksanakan eksperimen, menciptakan dan membagikan ide

    mereka sendiri untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah baik secara

    individu maupun kelompok. Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator

    https://www.youtube.com/watch?v=C8Qd41Q1oCo

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    30

    3.1.3, 3.1.4, 4.2.2, dan 4.2.4; dengan estimasi waktu aktivitas pembelajaran selama

    120 Menit.

    Aktivitas Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

    1. Mendorong siswa untuk mengumpulkan

    informasi yang sesuai, melaksanakan

    eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan

    pemecahan masalah.

    2. Guru menyediakan fasilitas untuk membantu

    peserta didik menjalankan rencana mereka

    memecahkan masalah.

    3. Guru berkeliling mencermati peserta didik

    dalam kelompok dan menemukan berbagai

    kesulitan yang di alami peserta didik dan

    memberikan kesempatan untuk

    mempertanyakan hal-hal yang belum dipahami

    4. Guru memberikan bantuan kepada peserta didik

    dalam kelompok untuk masalah-masalah yang

    dianggap sulit oleh peserta didik

    5. Guru mengarahkan peserta didik dalam

    kelompok untuk menyelesaikan permasahan

    dengan cermat dan teliti

    1. Peserta didik masing-masing kelompok dalam

    kelompok membahas dan berdiskusi tentang

    permasalahan berdasarkan petunjuk LKPD 1, 2 3,

    4 dan 5, yaitu untuk:

    a. Mengenal konsep titik berat

    b. Menentukan Torsi

    c. Menyelidiki Syarat Kesetimbangan

    d. Menyelidiki gaya-gaya pada sistem setimbang

    e. Menyelidiki prinsip kerja kesetimbangan

    dalam perahu layar

    2. Peserta didik melakukan eksplorasi seperti dalam

    LKPD, dimana mereka juga diharapkan

    mengaitkan dengan kehidupan nyata

    o peserta didik mendiskusikan pemecahan

    masalah dengan menggunakan konsep momen

    gaya, kesetimbangan benda tegar, titik berat,

    dan Hukum Archimedes dari berbagai bahan

    bacaan (buku, majalah, atau internet)

    Aktivitas 4

    d) Mengembangkan dan Menyajikan Karya

    Pada tahap ini guru membantu peserta didik dalam menganalisis data yang telah

    terkumpul pada tahap sebelumnya, sesuaikah data dengan masalah yang telah

    dirumuskan, kemudian dikelompokkan berdasarkan kategorinya. Peserta didik

    memberi argumen terhadap jawaban pemecahan masalah. Karya bisa dibuat dalam

    bentuk laporan, video, atau model. Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai

    indikator 3.1.6, 3.1.7, 3.18 dan 4.2.5 dengan estimasi waktu aktivitas pembelajaran

    selama 60 menit.

    Aktivitas Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

    1. Membantu siswa dalam

    1. Peserta didik untuk mendiskusikan cara yang digunakan untuk menemukan semua kemungkinan pemecahan masalah terkait masalah yang diberikan

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    31

    merencanakan dan membuat prototip perahu layar sederhana

    2. Guru memfasilitasi siswa menguji coba perahu layar yang dibuat agar terkumpul data hasil ujicoba

    3. Guru mendorong peserta didik untuk merumuskan hasil pemecahan masalah dalam sebuah laporan

    dalam bentuk prototip perahu layar yang dibuat secara berkelompok sesuai prinsip titik berat dan kesetimbangan benda tegar o iur pendapat untuk menyelesaikan masalah serta memilih cara yang

    terbaik. o membuat desain sesuai dengan solusi terbaik yang dipilih o mengidentifikasi alat dan bahan yang diperlukan o membuat purwarupa perahu layar dan sesuai dengan desain

    2. Peserta didik dalam kelompok masing-masing dengan bimbingan guru untuk dapat mengaitkan, merumuskan, dan menyimpulkan tentang hasil pemecahan masalah yang telah diperoleh o menguji fungsi prototip perahu layar sesuai dengan persyaratan yang

    diberikan o mendiskusikan kesesuaian hasil uji coba dengan persyaratan yang

    diharapkan dan melakukan perbaikan atau penyempurnaan. 3. Peserta didik dalam kelompok menyusun laporan hasil diskusi penyelesaian

    masalah yang diberikan

    Aktivitas 5

    e) Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah

    Pada tahap ini, guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi pemikiran dan

    aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya. Guru dan peserta

    didik menganalisis dan mengevaluasi terhadap pemecahan masalah yang

    dipresentasikan setiap kelompok. Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai

    indikator 3.16, 3.1.7, 4.2.3 dengan estimasi waktu aktivitas pembelajaran selama 40

    menit.

    Aktivitas Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

    1. Guru mendorong peserta

    didik untuk saling berbagi hasil

    pemecahannya dan

    mengkonfirmasi

    kebenarannya/ meminta

    kelompok presentasi hasil

    kerja.

    2. Mengevaluasi hasil belajar

    tentang materi titik berat dan

    kesetimbangan benda tegar

    1. Beberapa perwakilan kelompok menyajikan secara tertulis dan

    lisan hasil pembelajaran atau apa yang telah dipelajari pada

    tingkat kelas atau tingkat kelompok mulai dari apa yang telah

    dipahami berkaitan dengan konsep titik berat, kesetimbangan

    benda tegar dan perahu layar yang telah dibuat, melalui

    pameran kelas sederhana

    2. Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan dan

    menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk

    mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi

    informasi ataupun tanggapan lainnya

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    32

    B. Lembar Kerja Peserta Didik

    Berikut ini tujuh buah lembar kegiatan peserta didik (LKPD) yang digunakan dalam

    aktivitas pembelajaran dengan tujuan sebagai berikut.

    1) LKPD 1. : Menentukan titik berat atau pusat gravitasi benda

    2) LKPD 2 : Menghitung besar momen gaya (torsi) pada suatu kasus

    3) LKPD 3 : Menguraikan syarat kesetimbangan benda tegar

    4) LKPD 4 : Menyelidiki penjumlahan gaya pada sistem kesetimbangan

    5) LKPD 5 : Menyelidiki penerapan titik berat dan kesetimbangan benda tegar

    pada perahu layar.

    Lembar Kerja Peserta Didik 1

    Titik Berat

    Tujuan

    Menghitung titik berat dari suatu bangun benda

    Alat dan bahan

    • Benang/Tali • Paku • Pensil

    • Penggaris • Alat penggantung

    • Tiga buah segitiga dengan setiap ukuran berbeda

    • Kertas karton dengan warna berbeda

    • Tiga buah persegi panjang dengan setiap ukuran berbeda

    Langkah Percobaan

    1. Ambil sebuah salah satu bahan untuk dilubangi di setiap ujungnya

    2. Masukkan benang pada salah satu ujung kemudian ikatkan.

    3. Gantungkan bahan yang telah diikat pada penggantung, kemudian tSaudarai garis

    tengahnya dengan pensil

    4. ukur garis yang telah terbentuk dengan penggaris.

    5. Lakukan langkah tadi 1-4 pada ujung lainnya

    6. Setelah terbentuk titik potong oleh garis-garis tersebut, ukurlah panjang dari alas ke titik

    potong. Itulah titik berat benda

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    33

    7. Lakukan cara di atas pada bahan lainnya.

    Bahan : ......

    Alas Tinggi Titik berat

    1

    2

    3

    Lembar Kerja Peserta Didik 2

    TORSI

    Tujuan : Menghitung besar momen gaya (torsi) pada suatu kasus.

    Alat dan Bahan

    • Kertas milimeter block ukuran A3

    • Katrol licin (2 buah)

    • Tali

    • Penggaris

    • Beban (2 buah beban 50 gr dan 1 buah beban 55 gr)

    Langkah Percobaan

    Penggaris (batang homogen) bermassa 20 gr dan mempunyai panjang 30 cm digantung

    dengan dua buah tali pada ujung kanan dan kirinya. Masing-masing tali dihubungkan pada

    sebuah katrol licin dan diberi beban sebesar 50 gr. Pada sisi kanan penggaris sejauh 10 cm

    dari ujungnya dililitkan sebuah tali yang diberi beban sebesar 55 gr. Penggaris itu

    mempunyai gaya berat W. Gaya-gaya yang bekerja pada penggaris tersebut akan mempunyai

    Torsi = 0 saat berada dalam posisi setimbang. Keadaan ini dilukis pada kertas millimeter blok

    dengan skala 0.1 N = 1 cm.

    Tugas

    1. Gambarkan desain percobaan berdasarkan teori di atas (Gambar 1)!

    2. Uraikan vektor T 1 dan T 2 ke sumbu x dan sumbu y sesuai gambar !

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    34

    Analisis Data

    Tabel Pengamatan

    No. ∑ F x ∑ F y

    F 1.

    F 2.

    F 3.

    F 4.

    Anggap A sebagai poros diam, maka :

    Tabel Pengamatan

    No. F R τ = F x R

    F 1.

    F 2.

    F n.

    Kesimpulan

    • Berdasarkan data dari Tabel 1, nilai ∑ F x = ....... N

    • Berdasarkan data dari Tabel 1, nilai ∑ F y = ........N

    • Berdasarkan data dari Tabel 2, nilai ∑ τ = ........N

    • Pada saat keadaan benda setimbang (diam), gaya-gaya yang bekerja pada benda

    tersebut mempunyai resultan ............... Gaya-gaya tersebut akan saling

    meniadakan. Inilah teori kesetimbangan.

    Lembar Kerja Peserta Didik 3

    Syarat Kesetimbangan

    MASALAH

    Jika benda mengalami setimbang translasi dan setimbang rotasi, apakah benda tersebut

    mengalami kesetimbangan?

    HIPOTESIS

    Rumuskan suatu hipotesis untuk menjawab permasalahan di atas dan dapat diuji

    menggunakan seperangkat alat percobaan kesetimbangan benda tegar.

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    35

    PROSEDUR PERCOBAAN

    1. Rangkai alat dan bahan seperti

    2. Pasang beban 50 gram pada sisi kanan dan kiri tali

    3. Hubungkan tali terhadap katrol licin

    4. Gantungkan beban seberat 50 gram di tengah tali

    5. Gambarkan diagram sistem

    6. Catat gaya-gaya yang bekerja pada tabel data hasil

    percobaan

    No. ∑ F x ∑ F y

    F 1.

    F 2.

    F 3.

    F 4.

    Σ

    Lembar Kerja Peserta Didik 4

    Kesetimbangan

    Tujuan

    Menyelidiki penjumlahan gaya pada sistem kesetimbangan

    Alat dan bahan

    • Meja praktik, atau meja gaya

    • Puli berpenjepit (pulley on clamps), 3 buah

    • Kertas HVS atau kertas grafik mm

    • Tali benang (cord on reel)

    • Beban 50g (load 50 g), 16 buah

    • Busur derajat plastik

    • Neraca pegas (Spring 3 N), 3 buah

    • Ring plat atau kancing baju

    Metode percobaan

    Salah satu sarat benda dalam keadaan kesetimbangan, jika jumlah gaya yang bekerja pada

    benda sama dengan nol. Dalam bentuk persamaan umum dan dalam koordinat kartesian

    adalah sebagai berikut;

    • Dalam bentuk umum ,0= F

    Gambar Diagram Sistem

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    36

    • Dalam koordinat kartesius 0,0 == yx FF

    Pengamatan dan data percobaan

    Susun semua peralatan sesuai Gambar di bawah.

    Susunan percobaan penjumlahan gaya

    Mula-mula tetapkan beban w1 dan w2 masing-masing w1 = 100 g dan w2 =150 g.

    kemudian pasang beban w3 hingga kedudukan kancing setimbang berada di tengah-

    tengah kertas yang telah disediakan di bawah rentangan tali.

    Gambar kedudukan benang pada kertas dengan menggunakan mistar mengikuti

    bentangan ketiga tali. Sesudah itu, pada kertas yang telah digarisi, tarik garis

    horizontal dan vertikal maksudnya membuat garis sumbu koordinat pada kertas

    yang telah digambar tadi melalui titik pusat.

    W1

    W2

    W3

    A2

    A3

    A1

    X

    Y

    Ilustrasi grafis data pengamatan dari model penjumlahan gaya

    Ukur masing-masing sudut dari ketiga bentangan tali terhadap salah satu sumbu,

    misal sudut-sudut tersebut A1, A2, dan A3. Hitung masing-masing gaya dari sistem

    kesetimbangan ini dan masukkan dalam Tabel-1. Ingat daerah sumbu-x positif

    sebelah kanan sumbu dan daerah negatif sebelah kiri sumbu-x, demikian juga untuk

    sumbu-y.

    Tabel-1: Hasil data pengamatan penjumlahan gaya yang terjadi pada objek kancing.

    Beban Fx Fy

    w1 ….. ….

    w2 …. ….

    w3 …. ….

    ∑Fx = …. ∑Fy = ….

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    37

    Pertanyaan

    1) Perhatikan pada Tabel-1. Apakah hasil angka hasil perhitungan untuk ∑Fx sama

    besar dengan hasil yang diperoleh ∑Fy. Jika jauh berbeda apa pendapatmu, dan

    jika sama besar, apa pula pendapatmu?

    2) Berapa besar tegangan pada masing-masing tali?

    3) Adakah pengaruh gaya gesek puli terhadap tegangan tali?

    4) Bagaimanakah cara menghitung gaya gesek statis yang ditimbulkan oleh puli

    untuk sistem kesetimbangan di atas?

    Bahan diskusi

    Sebatang pohon dapat tetap tegak ditempatnya meskipun terdapat berbagai cabang dan

    ranting ke segala arah. Apakah pohon tersebut dalam keadaan tegak kesetimbangan stabil?

    Lembar Kerja Peserta Didik 5

    Perahu Layar

    I. Tujuan : Membuat dan menyelidiki penerapan titik berat dan

    kesetimbangan benda tegar pada sebuah prototif perahu layar

    II. Alat dan Bahan :

    • Artikel dan prototip perahu layar

    III. Langkah Percobaan

    1. Bacalah artikel berikut ini.

    2. Susunlah rumusan masalah berdasarkan artikel tersebut

    3. Rumuskan hypotesis untuk rumusan masalah yang telah ditentukan

    4. Lakukan penyelidikan dengan menggunakan media prototipe Perahu

    Layar (media dapat dirancang diluar jam pelajaran).

    5. Susunlah laporan hasil penyelidikan kelompok

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    38

    Artikel : Membuat Perahu Layar Bagaimana kita dapat menggunakan konsep titik berat dan kesetimbangan benda

    tegar dalam merancang dan membuat sebuah perahu layar?

    Pendahuluan

    Indonesia memiliki potensi besar menjadi poros maritim dunia. Poros maritim

    merupakan sebuah gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin konektifitas

    antar pulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan

    transportasi laut serta fokus pada keamanan maritim.

    Perahu atau kapal adalah salah satu moda transportasi yang banyak digunakan

    terutama di negara kita yang merupakan kepulauan. Dalam membuat sebuah perahu

    baik dalam ukuran kecil maupun besar, terdapat konsep fisika yang sangat penting

    agar perahu tersebut dalam berfungsi dengan baik antara lain kesetimbangan benda

    tegar dan hukum Archimedes. Penggunaan kedua konsep ini dengan baik akan

    menentukan apakah perahu tersebut dapat mengantar sejumlah muatan tertentu ke

    lokasi yang diinginkan dengan selamat atau justru sebaliknya.

    Sumber:

    http://www.seputarkapal.com

    Sumber: https://images-na.ssl-images-

    amazon.com Kalian sekarang berperan sebagai insinyur perkapalan yang bekerja di sebuah

    perusahaan pembuat kapal ternama. Kalian akan berperan sebagai tim yang bekerja

    di sebuah perusahaan konstruksi alat transportasi air. Seorang klien meminta Kalian

    untuk menyempurnakan hasil rancangan perahu yang sebelumnya sudah dimiliki

    oleh klien tersebut. Kalian beserta tim harus menentukan tugas agar proyek tersebut

    terselesaikan sesuai jadwal. Alat yang tersedia di perusahaan adalah sebagai berikut:

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    39

    1) Selotip 2) Neraca 3) Botol air mineral 4) Cutter 5) Super glue 6) Bahan Layar (Kertas HVS, Kain, Kresek,

    Mika) 7) Gunting

    8) Double tape

    9) Bahan rangka layar (Stick es krim, Tusuk Sate, Sumpit)

    10) Plastisin 11) Kipas Angin

    12) Beban (Beban gantung, Koin, gundu)

    Standar perahu layar yang diharapkan:

    - Klien sudah memiliki badan perahu tetapi belum bisa digunakan untuk berlayar.

    - Skala model perahu dengan perahu sebenarnya

    - Perahu tersebut menggunakan layar sebagai penggeraknya

    - Perahu harus dapat berlayar dari titik A ke titik B dalam lintasan lurus sejauh 100

    cm dengan cepat

    - Beban minimum yang harus di angkut sebesar 10 gram

    - Tentukan beban maksimal yang dapat diangkut kapal agar tidak melebihi beban

    dan tenggelam. (tunjukan hasil perhitungannya)

    C. Bahan Bacaan

    Benda dapat melakukan gerak rotasi dan gerak lurus. Benda yang melakukan gerak

    rotasi disebabkan oleh adanya Torsi atau Momen Gaya. Selisih antara torsi yang

    dikerjakan pada benda dengan torsi yang menghambat disebut torsi total, jadi yang

    membuat benda berotasi adalah torsi total. Torsi yang menghambat disebabkan oleh

    adanya gaya gesekan. Lebih tepatnya torsi yang menghambat adalah hasil kali gaya

    gesekan dengan panjang lengan gaya. Konsep gaya total dan torsi total perlu

    dipahami dengan baik sehingga bisa membantu Saudara memahami pokok bahasan

    keseimbangan benda tegar. Benda tegar atau benda kaku hanya bentuk ideal yang

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    40

    Saudara gunakan untuk menggambarkan suatu benda. Suatu benda disebut sebagai

    benda tegar jika jarak antara setiap bagian benda itu selalu tetap.

    Dalam hal ini, setiap benda bisa Saudara anggap tersusun dari partikel-partikel atau

    titik-titik, di mana jarak antara setiap titik yang tersebar di seluruh bagian benda

    selalu tetap. Pada benda tegar tidak pernah benar-benar tegar, melainkan tetap

    mengalami deformasi akibat beban yang diterima tetapi umumnya deformasi kecil,

    sehingga tidak mempengaruhi kondisi keseimbangan atau gerakan struktur yang

    ditinjau dapat diabaikan. Selain itu, pada kenyataannya, setiap benda bisa berubah

    bentuk (menjadi tidak tegar), jika pada benda itu dikenai gaya atau torsi. Misalnya

    beton yang digunakan untuk membangun jembatan bisa bengkok, bahkan patah jika

    dikenai gaya berat yang besar (ada kendaraan raksasa yang lewat di atasnya). Dalam

    hal ini benda-benda itu mengalami perubahan bentuk.

    Jika bentuk benda berubah, maka jarak antara setiap bagian pada benda itu tentu saja

    berubah atau benda menjadi tidak tegar lagi. Untuk menghindari hal ini, maka

    Saudara perlu mempelajari faktor-faktor apa saja yang dibutuhkan agar sebuah

    benda tetap dianggap benda tegar.

    Para ahli teknik biasanya memperhitungkan benda tegar dirangkai dengan

    memperhitungkan faktor elastisitas bahan, besarnya gaya dan torsi maksimum agar

    benda tetap tegar. Berikut ini diuraikan beberapa konsep penting yang berkaitan

    dengan kesetimbangan benda tegar.

    Pusat Massa Konsep pusat massa berkaitan erat dengan titik berat atau pusat gravitasi yang akan

    Saudara pelajari. Dalam pokok bahasan gerak lurus (GLB, GLBB, gerak jatuh bebas

    dengan kecepatan horizontal nol, dan gerak vertikal), gerak parabola dan gerak

    melingkar, setiap benda Saudara anggap sebagai partikel; lebih tepatnya partikel

    http://www.gurumuda.com/gerak-lurus-beraturan-glb/

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    41

    tunggal. Ketika sebuah benda bergerak, mobil misalnya, bagian depan, bagian

    samping dan bagian belakang mobil itu mempunyai kecepatan yang sama. Apabila

    Saudara menganggap mobil terdiri dari banyak titik yang tersebar di seluruh bagian

    mobil itu, maka ketika bergerak, setiap titik yang tersebar di seluruh mobil itu punya

    kecepatan yang sama. Karenanya tidak ada salahnya jika Saudara menganggap mobil

    seperti satu titik, karena gerakan satu titik bisa menggambarkan gerakan

    keseluruhan mobil.

    Jika suatu benda melakukan gerak rotasi, benda tidak bisa kita anggap sebagai

    partikel karena kasusnya sudah berbeda. Dalam gerak rotasi, benda tegar dianggap

    terdiri dari banyak partikel. Jarak antara setiap partikel yang menyusun benda tegar

    selalu sama dan tidak bisa dianggap sebagai partikel karena gerakan satu partikel

    tidak bisa mewakili keseluruhan gerakan benda. Dalam hal ini, kecepatan linier setiap

    bagian benda yang melakukan gerak rotasi berbeda-beda.

    Pada benda berotasi atau benda bergerak umum terdapat satu bagian (bisa Saudara

    sebut sebagai partikel atau titik) yang bergerak seperti sebuah partikel tunggal dalam

    gerak translasi. Titik ini dikenal dengan julukan Pusat Massa. Untuk memudahkan

    pemahaman, pelajari contoh berikut ini.

    Gambar 16. Gerak umum benda dengan lintasan lurus

    Gerak umum pertama, merupakan suatu jenis gerakan di

    mana benda tidak melakukan gerak translasi murni. Dengan

    kata lain, tidak semua bagian benda bergerak melalui

    lintasan yang sama. Pada gambar 16 tongkat melakukan

    gerak rotasi sepanjang arah horisontal (ke kanan). Ketika

    berotasi, posisi tongkat selalu berubah-ubah. Walaupun

    Gambar 17. Gerak benda dengan lintasan parabola

    http://kk.mercubuana.ac.id/elearning/files_modul/11001-6-282864329717.doc#6406917

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    42

    demikian, terdapat satu bagian tongkat yang bergerak sepanjang lintasan lurus yang

    diberi garis putus-putus. Bagian tongkat itu kita tandai dengan titik hitam. Bagian

    tongkat yang diberi tanda titik hitam itu adalah pusat massa tongkat.

    Gerak umum kedua dapat dilihat pada sebuah kapak yang dilemparkan ke atas

    seperti pada Gambar 17. Semua bagian dari kapak tersebut akan melakukan gerak

    translasi dan rotasi bersamaan, kecuali pusat massanya yang akan melakukan gerak

    parabola karena bertindak sebagai satu partikel. Bagian kapak yang diberi titik hitam

    itu adalah pusat massa. Dalam hal ini lintasan pusat massa kapak berbentuk

    parabola, mirip seperti lintasan benda (benda dianggap sebagai partikel tunggal)

    yang melakukan gerak parabola.

    Gambar 18 merupakan sebuah benda yang sedang menggelinding (ke kanan).

    Sepanjang gerakannya, benda tidak tergelincir atau tidak selip. Perhatikan titik A dan

    B. Ketika benda menggelinding ke kanan, posisi titik A dan B selalu berubah. Arah

    lintasannya berupa garis putus-putus. Dalam hal ini titik B (pusat massa) melakukan

    gerak lurus, sedangkan titik A melakukan gerak rotasi.

    Gambar 18. Gerak Menggelinding

    Contoh berikut adalah sebuah balok yang melakukan gerak lurus, lihat Gambar 19.

    Titik hitam mewakili pusat massa balok dengan anggapan bahwa balok tersebut tidak

    beraturan. Namun jika bentuk balok beraturan, pusat massanya terletak tepat di

    tengah balok itu dan hanya ada satu titik pusat massa.

    Gambar 19. Gerak lurus sebuah balok

    A

    A

    B B B

    A

    A

    A

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    43

    Ketika balok melakukan gerak lurus, pusat massa balok juga melakukan gerak lurus.

    Lintasan balok ditSaudarai dengan garis putus-putus. Jadi tidak ada salahnya jika

    setiap benda yang melakukan gerak translasi dianggap sebagai partikel atau titik.

    Partikel atau titik itu bisa menggambarkan pusat massa benda. Dengan kata lain,

    ketika Saudara mengSaudaraikan setiap benda seperti partikel, kita menganggap

    massa benda seolah-olah terkonsentrasi pada pusat massanya. Untuk kasus seperti

    ini, analisis kita hanya terbatas pada titik dimana pusat massa benda berada.

    Penentuan Posisi Pusat Massa

    Benda yang sedang Saudara tinjau diasumsikan sebagai benda tegar. Penjelasan

    mengenai partikel bertujuan sebagai pengantar untuk memahami konsep pusat

    massa benda, sekaligus melihat kembali hubungan antara pusat massa dengan

    konsep partikel dalam menggambarkan benda yang melakukan gerakan translasi.

    Bentuk benda dalam kehidupan Saudara beraneka ragam. Ada benda yang bentuknya

    beraturan, ada juga benda yang bentuknya tidak beraturan. Untuk memudahkan

    pemahaman persamaan pusat massa, Saudara dapat memulai dengan bentuk benda

    tegar paling sederhana. Saudara harus membuat benda tegar yang hanya terdiri dari

    dua partikel. Sebut saja kedua partikel ini sebagai sistem benda tegar. Untuk lebih

    mempermudah, gunakan bantuan sistem koordinat, (lihat Gambar 20).

    Keterangan: m1 : massa partikel 1 m2 : massa partikel 2 M=m1+m2: Massa total kedua partikel. Pusat massa terletak di

    antara kedua partikel itu.

    Gambar 20. Posisi partikel dalam sistem koordinat

    Kedua partikel berada pada sumbu x. Partikel 1 berjarak x1 dari sumbu y dan partikel

    2 berjarak x2 dari sumbu y. Pusat massa dapat Saudara singkat PM. Karena kedua

    partikel terletak pada sumbu x, maka pusat massa untuk kedua partikel itu bisa ditulis

    xPM. Persamaan pusat massa system dua partikel tersebut diberikan oleh:

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    44

    𝑥𝑃𝑀 =𝑚1𝑥1+𝑚2𝑥2

    𝑚1+𝑚2 =

    𝑚1𝑥1+𝑚2𝑥2

    𝑀

    Jika m1 = m2 = m, maka pusat massa tepat berada di tengah-tengah kedua partikel. Secara

    matematis, persamaannya menjadi:

    𝑥𝑃𝑀 =𝑚1𝑥1+𝑚2𝑥2

    𝑚+𝑚 =

    1

    2(𝑥1 + 𝑥2)

    Jika m1>m2 maka letak pusat massa lebih dekat dengan m1. Sebaliknya jika m2>m1

    maka letak pusat massa lebih dekat dengan m2. Persamaan di atas hanya berlaku

    untuk satu dimensi, di mana benda hanya berada pada salah satu sumbu koordinat

    (sumbu x). Apabila kedua partikel tersebar dalam 2 dimensi, maka Saudara bisa

    mengubah persamaan pusat massa untuk koordinat y.

    𝑦𝑃𝑀 =𝑚1𝑦1+𝑚2𝑦2

    𝑚1+𝑚2 =

    𝑚1𝑦1+𝑚2𝑦2

    𝑀

    Definisi persamaan di atas baru terbatas pada 2 partikel. Jika terdapat banyak

    partikel, maka kita bisa memperluas persamaannya. Untuk n partikel, di mana

    pertikel pertama bermassa m1 dan berposisi di (X1, Y1, Z1), pertikel ke-2 bermassa m2

    dan berposisi di (X2, Y2, Z2), dan seterusnya sampai partikel ke-n bermassa mn dan

    berposisi di (Xn, Yn, Zn), maka posisi pusat massa sistem n partikel tersebut adalah:

    Persamaan untuk koordinat x:

    𝑥𝑃𝑀 = 𝑚1𝑥1+𝑚2𝑥2+ …+𝑚𝑛𝑥𝑛

    𝑚1+𝑚2+ …+ 𝑚𝑛 =

    ∑ 𝑚𝑖𝑥𝑖

    ∑ 𝑚𝑖 =

    ∑ 𝑚𝑖𝑥𝑖

    𝑀

    Persamaan untuk koordinat y:

    𝑌𝑃𝑀 = 𝑚1𝑦1+𝑚2𝑦2+ …+𝑚𝑛𝑦𝑛

    𝑚1+𝑚2+ …+ 𝑚𝑛 =

    ∑ 𝑚𝑖𝑦𝑖

    ∑ 𝑚𝑖 =

    ∑ 𝑚𝑖𝑦𝑖

    𝑀

    Persamaan untuk koordinat z:

    𝑍𝑃𝑀 = 𝑚1𝑧1+𝑚2𝑧2+ …+𝑚𝑛𝑧𝑛

    𝑚1+𝑚2+ …+ 𝑚𝑛 =

    ∑ 𝑚𝑖𝑧𝑖

    ∑ 𝑚𝑖 =

    ∑ 𝑚𝑖𝑧𝑖

    𝑀

    Jika partikel-partikel terletak sebidang (bidang x-y), maka pusat massanya berada di

    (XPM, YPM). Sebaliknya, jika partikel-partikel terletak dalam ruang tiga dimensi (x-y-

    z), maka pusat massanya berada di (XPM,YPM, ZPM).

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    45

    Pada bentuk benda simetris, pusat massa dengan mudah dapat ditentukan. Pusat

    massa benda simetris tepat berada di tengah-tengah. Jika bentuk benda tidak simetris

    atau tidak beraturan, maka pusat massa benda bisa ditentukan menggunakan

    persamaan (persamaan untuk menentukan pusat massa benda ada di bahasan pusat

    massa), syaratnya adalah nilai percepatan gravitasi g pada tempat benda berada,

    harus sama.

    Titik Berat

    Kali ini Saudara akan mengkaji titik berat atau pusat gravitasi.

    Konsep titik berat ini hampir sama dengan pusat massa. Setiap

    benda dalam kehidupan bisa berubah bentuk (tidak selalu

    tegar/kaku), jika pada benda tersebut dikenai gaya yang besar.

    Setiap benda tegar dianggap terdiri dari banyak partikel atau titik.

    Partikel-partikel itu tersebar di seluruh bagian benda. Jarak

    antara setiap partikel yang tersebar di seluruh bagian benda selalu tetap. Pada gambar

    21, benda dianggap tersusun banyak partikel , yang ditandai dengan titik hitam.

    Salah satu gaya yang bekerja pada setiap benda yang terletak di permukaan bumi

    adalah gaya gravitasi. Gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda disebut gaya berat

    (W). Untuk benda yang mempunyai ukuran bukan titik (kalau titik tidak punya ukuran),

    gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut sebenarnya bukan hanya bekerja pada

    satu titik. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, setiap benda bisa Saudara anggap

    terdiri atas banyak partikel atau banyak titik. Gaya gravitasi sebenarnya bekerja pada

    tiap-tiap partikel yang menyusun benda itu. Perhatikan Gambar 22 berikut ini!

    Keterangan:

    w : gaya berat yaitu gaya

    gravitasi yang bekerja

    pada benda

    m : massa benda

    g : percepatan gravitasi

    W1 : berat partikel ke-1

    Gambar 21. Susuanan partikel benda

    http://www.gurumuda.com/titik-berat-alias-pusat-gravitasi/http://www.gurumuda.com/titik-berat-alias-pusat-gravitasi/

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    46

    W2 : berat partikel ke-2 Wn : berat partikel ke-n m1 : massa partikel ke-1

    m2 : massa partikel ke-2

    mn : massa partikel ke-n

    Pada Gambar 22.(a) partikel-partikel diwakili oleh titik-titik. Tanda panah

    menunjukkan arah gaya gravitasi yang bekerja pada tiap-tiap partikel. Seandainya

    benda kita bagi menjadi potongan-potongan yang sangat kecil, maka satu potongan

    kecil itu adalah satu partikel. Jika jumlah partikel sangat banyak, juga tidak tahu

    secara pasti jumlah partikel, maka untuk mempermudah, kita cukup menulis titik-titk

    (....) dan n. Simbol n melambangkan partikel yang terakhir. Pada Gambar 22.(a) juga

    disebutkan bahwa gaya gravitasi atau gaya berat pada partikel ke-1 adalah w1= m1..g,

    pada partikel ke-2 adalah w2= m2.g dan seterusnya.

    Apabila benda berada pada tempat di mana nilai percepatan gravitasi (g) sama, maka

    gaya berat sebanding dengan massanya. Arah gaya berat setiap partikel juga sejajar

    menuju ke permukaan bumi. Pada kasus seperti Gambar 22.(b), Saudara bisa

    menggantikan gaya berat pada masing-masing partikel dengan sebuah gaya berat

    tunggal (w = m.g) yang bekerja pada titik pusat massa benda. Jadi gaya berat ini

    mewakili semua gaya berat partikel. Titik dimana gaya berat bekerja (dalam hal ini

    pusat massa benda), disebut titik berat. Nama lain dari titik berat adalah pusat

    gravitasi.

    Jadi untuk percepatan gravitasi yang sama di setiap titik pada benda, pusat gravitasi

    sama dengan pusat massa. Semakin dekat dengan pusat bumi, semakin besar

    percepatan gravitasi, maka partikel penyusun balok yang berada lebih dekat dengan

    permukaan tanah memiliki g yang lebih besar. Sebaliknya, partikel yang berada di

    atas permukaan tanah memiliki g lebih kecil. Pada Gambar 22.(c), partikel 1 yang

    bermassa m1 memiliki g lebih besar, sedangkan partikel terakhir yang bermassa mn

    memiliki g yang lebih kecil. Huruf n merupakan simbol partikel terakhir. Jumlah

    partikel sangat banyak dan kita juga tidak tahu secara pasti berapa jumlah partikel,

    sehingga cukup disimbolkan dengan huruf n.

    Gambar 22. Arah gaya gravitasi dari partikel penyusun benda

  • Unit Pembelajaran

    Kesetimbangan Benda Tegar

    47

    Karena partikel yang bermassa m1 memiliki g lebih besar, maka gaya berat yang

    bekerja padanya lebih besar dibandingkan dengan partikel terakhir. Jika Saudara

    amati bagian balok, dari m1, hingga mn, tampak bahwa semakin ke atas, jarak bagian

    balok 2 itu dari permukaan tanah semakin jauh. Tentu saja hal ini mempengaruhi nilai

    g pada masing-masing partikel penyusun balok tersebut. Untuk massa setiap partikel

    sama, maka yang menentukan besar gaya berat adalah percepatan gravitasi (g).

    Semakin ke atas, gaya berat (W) setiap partikel semakin kecil. Untuk massa setiap

    partikel berbeda maka gaya berat bergantung pada massa dan gravitasi. Pada kasus

    percepatan gravitasi tidak sama, pusat gravitasi dan pusat massa tidak sama.

    Jika benda berada pada tempat yang memiliki nilai percepatan gravitasi (g) yang

    sama, maka gaya gravitasi bisa dianggap bekerja pada pusat massa benda itu. Untuk

    kasus seperti ini, titik berat benda berada pada pusat massa benda. Perlu diketahui

    bahwa penentuan titik berat benda juga perlu memperhatikan syarat-syarat

    keseimbangan. Untuk kasus di atas, titik berat benda harus terletak pada pusat massa

    benda, agar syarat 1 terpenuhi. Syarat 2 mengatakan bahwa sebuah benda berada

    dalam keseimbangan statis jika jumlah semua torsi atau momen gaya yang bekerja

    pada benda adalah nol. Ketika titik berat berada pada pusat massa, lengan gaya

    adalah nol. Karena lengan gaya nol, maka tidak ada torsi yang dihasilkan oleh gaya

    berat

    Titik berat benda untuk tempat yang memiliki percepatan gravitasi (g) yang berbeda.

    Pada pembahasan sebelumnya, titik berat benda diangggap terletak pada pusat

    massa benda tersebut. Hal ini hanya berlaku jika benda berada di tempat yang

    memiliki percepatan gravitasi (g) yang sama. Benda yang berukuran kecil bisa

    memenuhi kondisi ini, tetapi benda yang berukuran besar tidak.

    Bagaimanapun, percepatan gravitasi (g) ditentukan oleh jarak dari pusat bumi.

    Bagian benda yang lebih dekat dengan permukaan tanah (maksudnya lebih dekat

    dengan pusat bumi), memiliki g yang lebih besar dibandingkan dengan benda yang

    Torsi = Momen Gaya = Gaya x Lengan Gaya = Gaya berat x 0 = 0

  • Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    48

    jaraknya lebih jauh dari pusat bumi. Untuk memahami hal ini, amati ilustrasi pada

    Gambar 23 di bawah ini.

    (a) Batang kayu diletakan d iatas jari (b) Gaya-gaya yang bekerja pada batang kayu

    Gambar 23. Batang kayu homogen

    Sebuah batang kayu diletakkan di atas jari, tepat di tengah tengah batang kayu. Saudara

    dapat menganggap batang kayu tersusun da