PAJAK - ikk.fema.ipb.ac.idikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/materi/mkk/chapter5.pdfPajak Penghasilan...
Transcript of PAJAK - ikk.fema.ipb.ac.idikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/materi/mkk/chapter5.pdfPajak Penghasilan...
.
PAJAK yang dibayarkan
digunakan untuk kegiatan Penyelenggaraan Negara,
dan Membiayai pembangunan
seperti pembangunan gedung-gedung sekolah,
Sarana Kesehatan (rumah sakit), sarana umum,
pembangunan jalan raya, pertahanan dan keamanan
negara, sarana penerangan, dll
Sie
Paj
ak
IPB
201
0
KEWAJIBAN PAJAK SUBYEKTIF OP
MULAI BERAKHIR
Saat dilahirkan Saat meninggal
Saat berada di Indonesia Saat meninggalkan
atau bertempat tinggal di Indonesia untuk
Indonesia selama-lamanya.
1. orang pribadi;
2. warisan yang belum
terbagi sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak;
3. badan; dan
4. bentuk usaha tetap.
Wajib Pajak adalah orang
pribadi atau badan yang
telah memenuhi kewajiban
subyektif (berdasarkan pada
subyeknya, dalam arti
memperhatikan keadaan diri
Wajib Pajak) dan obyektif
(berdasarkan pada obyeknya,
tanpa memperhatikan
keadaan diri
Wajib Pajak).
Cara Pemungutan Pajak
Official Assesment (Penetapan oleh Pejabat Pajak) PBB
Self Assesment (Dihitung oleh Wajib Pajak sendiri) PPh ps 21
Withholding (Pemotongan dan /atau Pemungutan) PPh ps 22/23
DEPARTEMEN IKK - IPB
Pajak juga dapat dibedakan berdasarkan otoritas wilayah yang memungut pajak
a. Pajak Daerah
Pajak yang ditetapkan oleh masing-masing Daerah, berlaku hanya di Daerah di mana diterbitkannya Peraturan Perpajakan Daerah, dan digunakan untuk membiayai belanja masing-masing Daerah tersebut. Contohnya: Pajak Pembangunan I di DKI Jakarta, Pajak Reklame.
b. Pajak Pusat
Ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, dan berlaku bagi Wajib Pajak di Negara tersebut. Yang berlaku di Indonesia, misalnya: Pajak Penghasilan sebagaimana ditetapkan dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000.
DEPARTEMEN IKK - IPB
Perpajakan yang Berlaku
Pajak Penghasilan
Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Bumi dan Bangunan
Bea Materai
DEPARTEMEN IKK - IPB
Pajak Penghasilan (PPh)
Pajak yang dikenakan berkaitan dengan penghasilan yang diterima selama satu tahun pajak
Subyek PPh: orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan atau yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia
DEPARTEMEN IKK - IPB
PAJAK PENGHASILAN
A D A L A H
PAJAK YANG DIKENAKAN
• TERHADAP SUBJEK PAJAK
• ATAS PENGHASILAN YANG
• DITERIMA ATAU DIPEROLEHNYA
• DALAM TAHUN PAJAK
ORANG PRIBADI
WAJIB PAJAK
BADAN
1 orang
1 keluarga dianggap sebagai
satu kesatuan ekonomis
• sekumpulan orang dan atau modal
• yang merupakan kesatuan
• baik yang melakukan usaha
maupun tidak melakukan usaha
Kewajiban NPWP = PPh
UNDANG
UNDANG
SUBJEK PAJAK
WAJIB PAJAK
NON - USAHA
NON - PEK. BEBAS
USAHA / KEGIATAN
PEK. BEBAS
OP
> PTKP
Ya
• Orang Pribadi
• Badan
NPWP
Tidak termasuk:
Badan perwakilan negara asing
Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat
Organisasi internasional
Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional
DEPARTEMEN IKK - IPB
Obyek Pajak Penghasilan
Penghasilan yaitu setiap kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh WP, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan WP yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk: gaji, upah, tunjangan, honor, bonus, gratifikasi, hadiah, laba usaha, keuntungan, deviden, bunga, royalti, dll.
DEPARTEMEN IKK - IPB
Tidak termasuk obyek pajak:
Bantuan atau sumbangan zakat
Harta hibahan dari keluarga sedarah
Warisan
Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau penyertaan modal
Imbalan dalam bentuk natura dan atau kenikmatan
Pembayaran dari perusahaan asuransi
Dll.
DEPARTEMEN IKK - IPB
Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain yang diterima atau diperoleh
Pemotong PPh ps 21:
1. Pemberi kerja
2. Bendaharawan pemerintah
3. Dana pensiun, jamsostek, PT Taspen
4. Perusahaan, badan dan bentuk usaha tetap
5. Yayasan, lembaga, kepanitiaan, asosiasi
DEPARTEMEN IKK - IPB
Penerima Penghasilan yang dipotong PPh pasal 21
PEgawai tetap
Tenaga lepas
Penerima pensiun
Penerima honorarium
Penerima upah
Tenaga ahli
DEPARTEMEN IKK - IPB
Tarif dan Penerapannya
Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif
s/d Rp 50 juta 5%
Diatas Rp 50 juta – Rp 250 juta 15%
Diatas Rp 250 juta – Rp 500 juta 25%
Diatas Rp 500 juta 30%
Tarif Deviden 10%
Tidak memiliki NPWP (Untuk PPh Pasal 21) 20% lebih tinggi dari yang
seharusnya
Tidak mempunyai NPWP untuk yang dipungut
/potong(Untuk PPh Pasal 23)
100% lebih tinggi dari yang
seharusnya
Pembayaran Fiskal untuk yang punya NPWP Gratis
DEPARTEMEN IKK - IPB
Penghitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP): Pegawai tetap:
Penghasilan bruto – biaya jabatan (5% daripenghasilan atau maks Rp 6.000.000 per tahun) – iuran pensiun – iuran jaminan hari tua –penghasilan tidak kena pajak (PTKP)
Penerima pensiun:
Penghasilan bruto – biaya pensiun (5% dari brutoatau maks Rp 432.000 per tahun) – PTKP
Pegawai tidak tetap, pemagang, calon pegawai:
Penghasilan bruto – PTKP
DEPARTEMEN IKK - IPB
Ketentuan lain Penerima honorarium: tarif x penghasilan bruto
Tenaga ahli: 15% x perkiraan penghasilan neto (50% daripenghasilan bruto)
Penerima upah harian:
> 1/10 UMP or UMK s/d < UMP or UMK
5% dari penghasilan bruto – 1/10 UMP/UMK> UMP/UMK 5% x (penghasilan bruto – PTKP)
Penerima pesangon dll:
diatas Rp 25 jt – 50 jt: 5% dr penghasilan brutodiatas Rp 50 jt – 100 jt: 10%
diatas Rp 100 jt – 200 jt: 15%
diatas Rp 200 jt: 25% Pejabat negara, PNS, anggota polri/TNI yang menerima
honorarium dipotong 15%, kecuali untuk PNS gol IId kebawah, Peltu/Ajun Inspektur/Tk 1 ke bawah
DEPARTEMEN IKK - IPB
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Keterangan Setahun
Diri Wajib Pajak Orang Pribadi Rp. 15.840.000,-
Tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin Rp. 1.320.000,-
Tambahan untuk seorang istri yang
penghasilannya digabung dengan penghasilan
suami.
Rp. 15.840.000,-
Tambahan untuk setiap anggota keturunan
sedarah semenda dalam garis keturunan lurus
serta anak angkat yang diatnggung
sepenuhnya , maksimal 3 orang untuk setiap
keluarga
Rp. 1.320.000,-
DEPARTEMEN IKK - IPB
Jenis SPT Tahunan
1770 S(sederhana)
17711770
ORANG PRIBADI BADAN
WP yg menerima :
ph hanya dari 1 pemberi
kerja,
dikenakan PPh Final,
dikenakan PPh tersendiri,
bukan Objek
WP yg
melakukan usaha
/ pekerjaan bebas
WP Badan
WP OP YG MENGGUNAKAN 1770 S
PENGHASILAN
PEKERJAAN
DARI SATU
PEMBERI KERJA
DIKENAKAN
PPh FINAL
DIKENAKAN
PAJAK
TERSENDIRI
WP Sebagai Karyawan Hanya Pada Satu
Pemberi Kerja (Badan / Orang Pribadi)
• Bunga Deposito, Tabungan, Diskonto
SBI
• Bunga/diskonto Obligasi di Bursa Efek
• Penjualan Saham di Bursa Efek
• Hadiah Undian
• Dll
(akan disampaikan kemudian)
• Penghasilan Istri dari 1 pemberi kerja
• Penghasilan anak dari pekerjaan
BUKAN
OBJEK
• Bantuan/sumbangan/hibah
• Warisan
• Bagian laba anggota CV tidak atas
saham, persekutuan, perkumpulan,
firma, kongsi
• Klaim asuransi kesehatan, kecelakaan,
jiwa, dwiguna, beasiswa
1
2
3
4
Contoh Penghitungan PPh ps 21
Seorang WP kawin dan memiliki 3 orang anak. Ia seorang dokter dengan penghasilan bruto Rp 300.000.000 per tahun. Berapa pajak yang dibayar?
Penghasilan bruto = 300.000.000
Perkiraan penghasilan neto = 150.000.000
Pajak PPh yang dibayarkan =
15% x 150.000.000 = 22.500.000
DEPARTEMEN IKK - IPB
Contoh Penghitungan PPh ps 21
Seorang WP kawin dan memiliki 3 orang anak. Ia seorang PNS dengan penghasilan bruto Rp 200.000.000 per tahun. Iuran pensiun dan jaminan hari tua = 200.000 per bulan. Berapa pajak yang dibayar?
Penghasilan bruto = 200.000.000
Perkiraan penghasilan neto =
200.000.000 – 6.000.000 – 12x200.000 – (15.840.000 + 1.320.000 + 3x1.320.000) = 170.480.000
Pajak PPh yang dibayarkan =
5% x 50 jt + 15% x 120.480.000= 20.572.000
DEPARTEMEN IKK - IPB
Latihan
Bapak Budi, pegawai pada perusahaan PT XYZ, menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan Rp. 4.000.000,00. PT XYZ mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT XYZ menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Bapak Budi membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan. Di samping itu PT XYZ juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya.
PT XYZ membayar iuran pensiun untuk Bapak Budi ke dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp. 140.000,00, sedangkan Bapak Budi membayar iuran pensiun sebesar Rp.100.000,00.
Bagaimana perhitungan untuk mengetahui berapa besarnya pajak (penghasilan) yang harus dipotong PT XYZ untuk satu bulannya?
DEPARTEMEN IKK - IPB
Gaji sebulan 4.000.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 20.000
Premi Jaminan Kematian 12.000
Jumlah
Penghasilan Bruto4.032.000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan 201.600
2. Iuran Pensiun 100.000
3. Iuran Jaminan Hari Tua 80.000
Jumlah Pengurangan 381.600
Penghasilan Neto Sebulan 3.650.400
Penghasilan Neto Setahun 43.804.800
PTKP
- Diri WP Sendiri 15.840.000
- Status Kawin 1.320.000
Jumlah PTKP 17.160.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun 26.644.800
Pembulatan 26.644.000
PPh Pasal 21 Setahun 5% x
Rp26.644.0001.332.200
PPh Pasal 21 Sebulan Rp1.332.200 / 12 111.017
Pajak Penghasilan Pasal 22
Pajak penghasilan yang dipungut oleh:
1.Bendaharawan pemerintah berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang
2.Badan-badan tertentu berkenaan dengan kegiatan bidang impor atau usaha di bidang lain
DEPARTEMEN IKK - IPB
Pajak Penghasilan Pasal 23
Pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa atau hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong PPh pasal 21
Contohnya:
Deviden, bunga royalti: 15%
DEPARTEMEN IKK - IPB
Pajak penghasilan atas hadiah dan penghargaan Hadiah undian: 25%
Hadiah atau penghargaan perlombaan:
PPh ps 21 (WPOP dalam negeri)
PPh ps 26 (20%) untuk WP Luar Negeri
Penghargaan atas prestasi
Hadiah atas pekerjaan, jasa, dll
DEPARTEMEN IKK - IPB
Pajak Pertambahan Nilai: dikenakan atas: Penyerahan barang kena pajak di dalam daerah
pabean yang dilakukan pengusaha
Impor barang kena pajak
Penyerahan jasa kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan pengusaha
Pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean atau
Ekspor barang kena pajak oleh pengusaha kena pajak
DEPARTEMEN IKK - IPB
Barang yang tidak dikenakan PPN Barang hasil pertambangan
Barang kebutuhan pokok
Makanan dan minuman yang disajikan di resto, hotel, dll.
Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga
DEPARTEMEN IKK - IPB
Jasa yang tidak dikenakan PPN Jasa bidang pelayanan kesehatan medis Jasa bidang pelayanan sosial Jasa bidang pengiriman surat berperangko Jasa bidang perbankan, asuransi, sewa guna usaha Jasa bidang keagamaan Jasa bidang pendidikan Jasa bidang kesenian Jasa bidang penyiaran yang bukan bersifat komersial Jasa bidang angkutan umum Jasa bidang tenaga kerja Jasa bidang perhotelan Jasa yang disediakan oleh pemerintah
DEPARTEMEN IKK - IPB
Tarif PPN dan PPN-BM
Tarif PPN = 10%
Tarif PPnBM = 10 – 200%
DEPARTEMEN IKK - IPB
Contoh:
PKP A menjual tunai barang kena pajak kepada
PKP B dengan harga jual Rp 25jt. PPN yang
terhutang yang dipungut oleh PKP A adalah 10% x
Rp 25 jt atau Rp 2.5 jt
Contoh lain
PKP D mengimpor barang kena pajak X yang tergolong mewah dengan nilai impor Rp 50.000.000. Barang X tergolong mewah sehingga selain dikenakan PPN juga dikenakan PPnBM dengan tarif 20%. Penghitungan pajaknya:
1. Dasar peghitungan pajak = 50 jt
2. PPN = 10% x 50 jt = 5 jt
3. PPnBM = 20% x 50 jt = 10 jt
DEPARTEMEN IKK - IPB
Pajak Bumi dan Bangunan Pajak negara yang dikenakan terhadap bumi dan atau
bangunan berdasarkan UU no 12 tahun 1985 tentang PBB sebagaimana telah diubah dengan UU no 12 tahun 1994
Obyek:
1. Bumi = permukaan bumi (tanah & perairan) dan tubuh bumi yang ada di pedalaman serta laut wilayah Indonesia
2. Bangunan = konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan
Kecuali:
a. Digunakan untuk kepentingan pelayanan umum
b. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala atau sejenisnya
c. Merupakan hutan lindung, suaka alam, hutan wisata dll
d. Digunakan untuk perwakilan diplomatik
e. Digunakan oleh badan dan perwakilan organisasi internasional
DEPARTEMEN IKK - IPB
Dasar Pengenaan PBB
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), ditetapkan berdasarkan wilayah melalui Kepmen Keu dengan pertimbangan dari gubernur, dengan memperhatikan:
- Harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli secara wajar
- Perbandingan harga dengan obyek lain yang sejenis dan berdekatan, serta fungsinya sama dan telah diketahui harganya
- Nilai perolehan baru- Penentuan NJOP pengganti
DEPARTEMEN IKK - IPB
Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) Batas NJOP atas bumi dan/atau bangunan
yang tidak kena pajak
Besarnya berbeda menurut kab/kota setinggi-tingginya Rp 12 juta
Wajib pajak memperoleh pengurangan NJOPTKP sebanyak-banyaknya satu kali dalam satu tahun pajak
Tidak bisa digabung dengan obyek pajak lainnya
DEPARTEMEN IKK - IPB
Dasar Penghitungan PBB
Nilai jual kena pajak (NJKP):
Obyek pajak perkebunan : 40%
Obyek pajak kehutanan : 40%
Obyek pajak pertambangan : 20%
Obyek pajak pedesaan/pertanian:
NJOP > Rp 1M : 40%
NJOP < Rp 1M : 20%
Tarif PBB : 0.5%
DEPARTEMEN IKK - IPB
Artinya:
Jika NJKP = 40% x (NJOP – NJOPTKP), maka PBB =
0.5% x 40% x (NJOP – NJOPTKP)
0.2% x (NJOP – NJOPTKP)
Jika NJKP = 20% x (NJOP – NJOPTKP)
maka PBB =
0.5% x 20% x (NJOP – NJOPTKP)
0.1% x (NJOP – NJOPTKP)
DEPARTEMEN IKK - IPB
Contoh
Obyek Perumahan:
- Luas tanah: 1000 m2 dg nilai jual Rp 840.000/m2 (nilai jual tanah tersebut termasuk kelas A17 dengan nilai jual standar Rp 802.000/m2
- Luas bangunan: 400 m2 dengan nilai jual Rp 1 jt/m2 (masuk kelas A2 dengan harga standar Rp 968.000/m2)
DEPARTEMEN IKK - IPB
Penghitungan PBB:
NJOP bumi = 1000 m2 x Rp 802.000 = Rp 802.000.000
NJOP bangunan = 400 m2 x Rp 968.000 = Rp 387.200.000
NJOP total = Rp. 1.189.200.000 NJOPTKP = Rp 12.000.000 NJOP untuk penghitungan = Rp 1.177.200.000 NJKP = 40% x Rp 1.177.200.000 = Rp 470.880.000 PBB terhutang = 0.5% x Rp 470.880.000 = Rp
2.354.400
DEPARTEMEN IKK - IPB